EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK DESA TERHADAP …
Transcript of EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK DESA TERHADAP …
EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK DESA TERHADAP
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA SUNGAI
SAYANG KECAMATAN SADU KABUPATEN
TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S1) dalam Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah
Oleh
EKI JANRIZAL
NIM: SIP. 130037
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
i
ii
iii
iv
MOTTO
رة ٱلدار ٱلله ف يما ءاتىك وٱبتغ ه ٱلخ يبك م ويا ول تىس وص ه ٱلد وأحس
ول تبغ ٱلله كما أحسه ب ٱلل إ ن ٱلرض ف ي ٱلفساد إ ليك ل يهح
يه د فس ٧٧ ٱلمهDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan”. (QS. Qashash: 77).1
1Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1981), 506.
v
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap Efektivitas BUMDes Terhadap
Perekonomian Masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung
Jabung Timur”. Sebagai tujuan antaranya adalah Untuk mengetahui tata kelola
BUMDes terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang
Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk mengetahui faktor
penghambat dalam tata kelola BUMDes terhadap perekonomian masyarakat di Desa
Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk mengetahui
faktor pendukung dalam tata kelola BUMDes terhadap perekonomian masyarakat di Desa
Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penentuan subjek penelitian
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data dilakukan dengan
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi
keterpercayaan hasil penelitian diperoleh dengan teknik triangulasi guna
memenuhi kriteria kredibilitas, keteralihan, ketergantungan dan obyektifitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: BUMDes dalam memberdayakan masyarakat desa sungai sayang
memiliki tiga program unit usaha yaitu Unit Usaha Pertanian. Pengadaan Alat
Konveksi. Dari ketiga program tersebut baru satu yang telah terealisasi yaitu Unit
Usaha Simpan Pinjam. Sedangkan untuk yang dua masih dalam tahap
perencanaan yaitu pengadaan alat konveksi dan unit usaha pertanian. Dalam
memberdayakan masyarakat desa sungai sayang ,program pemberdayaan
masyarakat melalui unit usaha simpan pinjam yang paling dominan untuk saat ini,
yang dimana dengan adanya unit usaha simpan pinjam diharapkan dapat
memberdayakan masyarakat dengan memberikan bantuan pinjaman modal untuk
membuka usaha maupun mengembangkan usaha kepada warga masyarakat desa
sungai sayang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mendatangi
dan mewawancarai pengurus pengelola BUMDes sungai sayang dan beberapa
warga masyarakat yang menerima pinjaman dari unit usaha simpan pinjam
BUMDes sungai sayang mengenai efektivitas pemberdayaan ekonomi masyarakat
desa dengan kendala dari, kepemimpinan, kerjasama, skala jangakauan usaha,
emansipasi lokal, tradisi berdesa, dukungan supra Desa pemerintah Desa sungai
sayang telah melakukan upaya tata kelola yang lebih terarah agar kendala yang
ada dapat diatasi melalui, Menyalurkan Peatihan Tenaga Kerja di Depsos,
Menanamkan Investasi.
Kata Kunci: Efektivitas Bumdes, Perekonomian Masyarakat
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini kepada: Ibundaku termulya Risnayati
Ayahku terhormat Zainal,
yang tampil sebagai pemimpin keluarga yang mendidik dan mengarahkan anak-
anaknya agar menjalankan pilar-pilar kehidupan dengan baik, dan selalu rukun
dalam berkeluarga agar saling membantu dan menjaga satu sama lainnya.
Teman-teman yang membantu penyelesaian skripsi ini, Insya Allah semoga tidak
gampang putus asa, belajar ikhlas menerima setiap realitas yang menghampiri
setiap perjalanan hidup ini. Insya Allah kami tawakal atas segala keputusan yang
ditetapkan Allah Subhanahu Wata‟ala., untuk kami semua. Amin, ya robbal
„alamin.
vii
KATA PENGANTAR
Ahamdulillahi robbil‟alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis Skripsi ini dapat
diselesaikan dengan judul: “Efektivitas BUMDes Terhadap Perekonomian Masyarakat
di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.” dan
kemudian sholawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun manusia kejalan yang benar jalan menuju kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Skripsi ini diberi judul “Efektivitas BUMDes Terhadap Perekonomian
Masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur” Merupakan suatu kajian terhadap penggunaan BUMDes inilah yang
dikemukakan dalam skripsi ini.
Kemudian dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi As‟ari, MA. Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. AA. Miftah, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI, Ph.D Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag,
M.HIU dan Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag, M.HI selaku wakil Dekan I,II dan III di
lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi
4. Ibu Mustiah RH, S.Ag,M.Sy dan Ibu Tri Endah Karya Lestiani, S.IP.M.IP
Selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi
5. Bapak Rasito, SH., M.Hum dan Bapak Juharmen, S.HI.,M.Si selaku
pembimbing I dan II skripsi ini
6. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas
Syariah UIN STS Jambi
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
8. Bapak Kepala Desa Sungai Sayang yang telah banyak memberikan informasi
kepada peneliti
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU ................................................................................................. i
NOTA DINAS .................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................... iii
PENGESAHAN
iv
MOTTO .................................................................................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalahan ............................................................................... 4
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 5
E. Kerangka Teori ....................................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 13
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 17
B. Pendekatan Penelitian .................................................................... 17
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 18
D. Unit Analisis .................................................................................. 18
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 19
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 21
G. Jadwal Penelitian .......................................................................... 23
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Desa Sungai Sayang ......................................................... 24
B. Visi dan Misi BUMDES ............................................................... 26
C. Geografi ......................................................................................... 26
D. Keadaan Sosial ............................................................................. 31
x
E. Keadaan Ekonomi .......................................................................... 32
F. Sarana Pemerintahan Desa ............................................................ 33
G. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa ....................................... 35
H. Potensi dan Masalah ...................................................................... 36
BAB IV PROGRAM BUMDES
A. Program Pemberdayaan BUMDesa Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Desa Sungai Sayang ................................... 48
B. Tata Kelola BUMDes terhadap peningkatan perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang ............................................... 49
C. Faktor penghambat dalam tata kelola BUMDes di Desa Sungai
Sayang ........................................................................................... 56
D. Upaya Pemerintah Desa Sungai Sayang dalam tata kelola
BUMDes ....................................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 64
B. Saran-Saran ................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
lAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Tabel 1 Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 07/1
30
Tabel 2: Keadaan Guru Sekolah Dasar Negeri 07/1
34
Tabel 3: Keadaan Siswa di Sekolah dasar Negeri 07/1
35
Tabel 4: Keadaan Prasarana di Sekolah dasar Negeri 07/1
36
Tabel 5 : Keadaan Sarana Sekolah dasar Negeri 07/1
37
Tabel 6 : Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 058 Rambutan Masam
40
Tabel 7 :Keadaan Guru Sekolah Dasar Negeri 058 Rambutan Masam
44
Tabel 8: Keadaan Siswa di Sekolah dasar Negeri 058 Rambutan Masam
45
Tabel 9: Keadaan Prasarana di Sekolah dasar Negeri 058 Rambutan Masam 46
Tabel 10 : Keadaan Sarana Sekolah dasar Negeri 058 Rambutan Masam
47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Desa sebagai bagian wilayah dari sebuah kabupaten, memiliki otonomi asli.
Walaupun dalam batasan otonomi asli, desa dapat membangun kemampuan sumber daya
ekonomi dan keuangannya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.2 Dengan mengelola sumber daya lokal berupa
sumber daya manusia (penduduk), sumber daya modal (uang), sumber daya alam (tanah,
air, hutan), dan sumber daya sosial. Pemerintahan desa dilaksanakan oleh kepala desa
sebagai Badan Eksekutif dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai Badan
Legislatif.3 Pemerintahan desa inilah yang selanjutnya mengayomi masyarakat serta
mengurus kepentingan desa dalam bidang pemerintahan, dan pembangunan.
Seyogyanya desa memiliki Alokasi Dana Desa (ADD) yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten, namun diperlukan juga
suatu badan yang mengurus kekayaan asli desa demi terjadinya keseimbangan dana
pembangunan. Untuk itulah perlu suatu lembaga yang dapat mengelola potensi desa
dengan maksimal maka didirikanlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang seluruh
modalnya berasal dari kekayaan desa seperti industri berbasis masyarakat, pertanian,
pertambangan, perkebunan, perdagangan, pariwisata, dan lain-lain.4
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola
oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa
dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. BUMDes sebagai salah satu
lembaga ekonomi yang beroperasi di pedesaan harus memiliki perbedaan dengan
lembaga ekonomi pada umumnya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja
BUMDes mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
kesejahteraan warga desa. Disamping itu, agar tidak berkembang sistem usaha kapitalistis
di pedesaan yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-nilai kehidupan
bermasyarakat.
2 Badan Ramdan dkk, Perencanaan desa Bacaan Khusus Untuk Kaum Perempuan dan
Masyarakat Miskin, (Jakarta: Inisiatif, 2014), hlm. 6. 3 Kadek Diah Candra Kartika, “Efektivitas Pengelolaan Dana Pada Badan Usaha Milik
Desa Kerta Danu Mandara Di Desa Songan A”, Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja, 2017, hlm. 2 4 Djuni Pristianto, Panduan Penyususnan RPJM desa, (Jakarta: Yayasan Penabulu, 2015),
hlm. 13.
2
Tujuan pendirian BUMDes antara lain dalam rangka peningkatan Pendapatan
Asli Desa. Berangkat dari cara pandang ini, jika pendapatan asli desa dapat diperoleh
dari BUMDes, maka kondisi itu akan mendorong setiap pemerintah desa memberikan
dukungan dalam merespon pendirian BUMDes.5 Saat ini belum banyak BUMDes yang
berkembang dengan baik. Penyebab utamanya antara lain adalah tidak dikelolanya
BUMDes secara profesional. Undang-undang desa sudah membuka pintu untuk
menggerakkan perekonomian di desa. Akan tetapi harus kita sadari bahwa desa
memerlukan peningkatan keahlian dan ketrampilan dalam mengurus Badan Usaha Milik
Desa dapat kita lihat data peserta aktif dan tidak aktif di Desa Sungai Sayang.
Tabel 1. data BUMDes 2019
No Nama Aktif Non Aktif
1 Sawiati √
2 Zainal √
3 Halim √
4 Sunarno √
5 Salihin √
6 Masni √
7 Saman √
8 Hamdi √ 9 Suherpen √
10 Masitah √
11 Andi Malata √
12 Hadijah √
13 Sugeng √
14 Tanjeng √
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2019
Pengelolaan dana BUMDes yaitu dikelola sendiri untuk mencapai tujuan dari
pendirian BUMDes itu sendiri yaitu mensejahterakan masyarakat. Jenis usaha yang ada
pada Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini adalah
berupa usaha dagang, Rumah Tangga Sasaran (RTS), dan kredit umum. Karena BUMDes
diperuntukkan bagi masyarakat yang penghasilannya tergolong sangat rendah, maka
BUMDes juga menyediakan jasa simpan pinjam agar dapat lebih memudahkan masyarat
dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari serta memenuhi kebutuhannya.6 Namun dari
5Hanny Purnamasari, “Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa)
Berbasis Ekonomi Kerakyatan Di Desa Warungbambu Kecamatan Karawang Timur Kabupaten
Karawang”, Fisip Universitas Singaperbangsa Karawang Program Studi Ilmu Pemerintahan, 2016,
hlm. 2 6Heru Darmawan, Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun
2014, (Jakarta: 2014), hlm. 15.
3
adanya bantuan tersebut, tidak menjamin bahwa BUMDes akan selalu berjalan sesuai
dengan yang direncanakan. Setiap usaha yang dijalankan baik usaha perdagangan ataupun
usaha jasa, tentunya akan mengalami suatu masalah atau kendala dalam menjalankannya.
BUMDes salah satunya, walaupun tujuan didirikannya BUMDes ini adalah untuk
membantu masyarakat, namun tidak menutup kemungkinan BUMDes tersebut
mendapatkan masalah.
Seperti masalah yang terjadi pada BUMDes Desa Sungai Sayang, di mana
berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis, penulis menemukan
adanya masalah yang dialami pada BUMDes tersebut, yaitu pada usaha dagang. Masalah
yang dialami yaitu adanya kemacetan pada usaha ini sehingga usaha dagang pada
BUMDes ini harus ditutup. Kemacetan pada usaha dagang tersebut disebabkan karena
kurang efektifnya kinerja para karyawan yang ada pada BUMDes, karena karyawan yang
bekerja pada BUMDes tersebut tidak hanya bekerja disana, melainkan memiliki
pekerjaan lain, sehingga pekerjaan pada usaha dagang di BUMDes tersebut menjadi
terabaikan. Penyebab lainnya usaha ini tidak berlanjut karena karyawan yang bekerja
pada BUMDes tersebut tidak menetap, artinya karwayan tersebut hanya bekerja dalam
waktu yang singkat sehingga sering terjadi pergantian karyawan yang mengakibatkan
tidak efektifnya usaha dagang pada BUMDes.7
Faktor-faktor lain yang menyebabkan BUMDes tersebut tidak dapat beroperasi
dengan baik yaitu letak BUMDes tersebut yang jauh dari perbankan yang juga merupakan
suatu hambatan, karena dengan adanya omset yang besar pada BUMDes tersebut seperti
yang dijelaskan di atas, seharusnya laporan keuangan pada BUMdes tersebut dibuat agar
lebih jelas bagaimana pengelolaan dana yang terjadi pada BUMDes tersebut. Minimnya
kesadaran dari masyarakat untuk memberikan masukan kepada pengurus BUMDes dalam
membuat laporan pertanggungjawaban dan keuangan BUMDes, sehingga dana yang ada
pada BUMDes tersebut dapat dipertanggungjawabkan, dikarenakan selama ini pelaporan
yang dilakukan belum sesuai dengan penggunaanya.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
menyusun skripsi dengan judul: “Efektivitas BUMDes Terhadap Perekonomian
Masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur”.
B. Rumusan Masalah
7 Observasi BUMDes Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, 05 Agustus 2018.
4
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan sebelumnya,
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tata kelola BUMDes terhadap peningkatan perekonomian masyarakat
di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
2. Apa saja faktor penghambat dalam tata kelola BUMDes terhadap perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur?
3. Apa saja faktor pendukung dalam tata kelola BUMDes terhadap perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang menyebabkan
pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat
sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya membahas tata kelola
BUMDes terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dari Desember tahun 2017 hingga 2018.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu
kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tata kelola BUMDes terhadap peningkatan perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
b. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam tata kelola BUMDes terhadap
perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam tata kelola BUMDes terhadap
perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian mengenai efektivitas BUMDes terhadap perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:
5
a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Desa Sungai Sayang Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Penelitian ini sebagai studi awal
yang dapat menjadikan suatu pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri
terhadap efektivitas BUMDes terhadap perekonomian masyarakat di Desa
Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
b. Menjadi bahan bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.
c. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu
(S1) di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin
Jambi.
d. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari‟ah khususnya
jurusan Ilmu Pemerintahan, dan dosen-dosen Fakultas Syari‟ah lainnya.
e. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan
praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Badan Usaha Milik Desa
Menurut Pasal 1 Angka (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Badan
Usaha Milik Desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk
sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.8 BUMDes menurut Undang-undang
nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa didirikan antara lain dalam rangka peningkatan
Pendapatan Asli Desa. Berangkat dari cara pandang ini, jika pendapatan asli desa
dapat diperoleh dari BUMDes, maka kondisi itu akan mendorong setiap Pemerintah
Desa memberikan “goodwill” dalam merespon pendirian BUMDes.9 Sebagai salah
satu lembaga ekonomi yang beroperasi dipedesaan, BUMDes harus memiliki
perbedaan dengan lembaga ekonomi pada umumnya. Ini dimaksudkan agar
keberadaan dan kinerja BUMDes mampu memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap peningkatan kesejahteraan warga desa.
Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi dipedesaan, BUMDes
harus memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi pada umumnya. Ini
dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja BUMDes mampu memberikan kontribusi
8 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, hlm. 16
9 Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 15
6
yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan warga desa. Disamping itu,
supaya tidak berkembang sistem usaha kapitalistis di pedesaan yang dapat
mengakibatkan terganggunya nilai-nilai kehidupan bermasyarakat. Terdapat 7 (tujuh)
ciri utama yang membedakan BUMDes dengan lembaga ekonomi komersial pada
umumnya yaitu: 10
a. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secarabersama;
b. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui
penyertaan modal (saham atau andil);
c. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya
lokal (local wisdom);
d. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil informasi pasar
e. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (village
policy);
f. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, danPemdes;
g. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD, anggota).
BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas
inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal
usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak
menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan pinjaman modal kepada
pihak luar, seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak
ketiga. Ini sesuai dengan peraturan per undang-undangan (UU 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Pasal 213 ayat 3). Penjelasan ini sangat penting
untuk mempersiapkan pendirian BUMDes, karena implikasinya akan bersentuhan
dengan pengaturannya dalam Peraturan Daerah (Perda) maupun Peraturan Desa
(Perdes).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan BUMDes adalah suatu badan yang didirikan atau dibentuk
secara bersama oleh masyarakat dan pemerintah desa dan pengelolaannya
dilakukan oleh pemerintah desa dan masayrakat dalam rangka memperolah
keuntungan bersama sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Desa.
2. Tujuan dan fungsi Badan Usaha MilikDesa
10
Muhammad Yasin, Anotasi Undang-Undang No. 6 tahun 2014 Tentang Desa, (Jakarta:
Pusat Telaah dan Informasi Regional PATTIRO, 2015), hlm. 85.
7
Empat tujuan utama pendirian BUMDes adalah:
a. Meningkatkan perekonomiandesa;
b. Meningkatkan pendapatan aslidesa;
c. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
d. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pedesaan.11
Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa adalah merupakan
perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara
kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntabel, dan sustainable.
Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan badan usaha
tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien, profesional dan mandiri Untuk
mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan
(produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan
jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes.12
Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat,
mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa yang paling dominan dalam
menggerakkan ekonomi desa. Lembaga ini juga dituntut mampu memberikan
pelayanan kepada non anggota (di luar desa) dengan menempatkan harga dan
pelayanan yang berlaku standar pasar. Artinya terdapat mekanisme
kelembagaan/tata aturan yang disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan
distorsi ekonomi di pedesaan disebabkan usaha yang dijalankan oleh BUMDes.
Dinyatakan di dalam undang-undang bahwa BUMDes dapat didirikan sesuai
dengan kebutuhan dan potensi desa. Apa yang dimaksud dengan ”kebutuhan dan
potensi desa” adalah:
1) Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhanpokok;
2) Tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal terutama
kekayaan desa dan terdapat permintaan dipasar;
3) Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai
aset penggerak perekonomian masyarakat;
4) Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat
yang dikelola secara parsial dan kurangterakomodasi.
11
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 30 12
RPDN, Buku Panduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (Pkdsp) Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya, hlm. 13
8
BUMDes merupakan wahana untuk menjalankan usaha didesa. Apa yang
dimaksud dengan “usaha desa” adalah jenis usaha yang meliputi pelayanan
ekonomi desa antra lain:
a) Usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan usaha
sejenislainnya;
b) Penyaluran Sembilan bahan pokok ekonomi Desa;
c) Perdagangan hasi pertanian meliputi tanman pangan, perkebunan, peternakan
perikanan dan agrobisnis;
d) Industri dan kerajinan rakyat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa upaya
pengembangan dan pengelolaan BUMDes harus dilaksanakan dengan
langkah-langkah yang terencana serta terpadu antara satu dengan yang
lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan
pendirian BUMDes adalah sebagai suatu badan usaha yang dapat
memberdayakan berbagai potensi usaha masyarakat desa mendukung
pelaksanaan pembangunan di desa dan menjadi lokomotif ekonomi desa serta
pemerataan ekonomi pedesaan.
3. Dasar Hukum Badan Usaha MilikDesa
Pengaturan mengenai pendirian BUMDes diatur dalam beberapa peraturan
perundang-undangan yaitu sebagaiberikut:
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 87 sampai Pasal
90;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 132 sampai
Pasal 142; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa Pasal
88 dan Pasal89.
c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang pendirian, pengurusan dan
pengelolaan, dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
d. Prinsip pengelolaan Badan Usaha Milik Desa13
13
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 44
9
4. Prinsip Pengelolaan Badan Usaha MilikDesa
a. Pengelolaan BUMDes harus diljalankan dengan menggunakan prinsip
kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntable, dan
sustainable, dengan mekanisme member-base dan self help yang dijalankan
secara profesional, dan mandiri.14 Berkenaan dengan hal itu, untuk
membangun BUMDes diperlukan informasi yang akurat dan tepat tentang
karakteristik ke-lokal-an, termasuk ciri sosial-budaya masyarakatnya dan
peluang pasar dari produk (barang dan jasa) yang dihasilkan.
b. BUMDes sebagai badan usaha yang dibangun atas inisiatif masyarakat dan
menganut asas mandiri, harus mengutamakan perolehan modalnya berasal
dari masyarakat dan Pemdes. Meskipun demikian, tidak menutup
kemungkinan BUMDes dapat memperoleh modal dari pihak luar, seperti
dari Pemerintah Kabupaten atau pihak lain, bahkan dapat pula melakukan
pinjaman kepada pihak ke tiga, sesuai peraturan perundang-undangan.
Pengaturan lebih lanjut mengenai BUMDes tentunya akan diatur melalui
Peraturan Daerah (Perda).15
c. BUMDes didirikan dengan tujuan yang jelas. Tujuan tersebut, akan direalisir
diantaranya dengan cara memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha
produktif terutama bagi kelompok miskin di pedesaan, mengurangi praktek
ijon (rente) dan pelepasan uang, menciptakan pemerataan kesempatan
berusaha, dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Hal penting
lainnya adalah BUMDes harus mampu mendidik masyarakat membiasakan
menabung, dengan cara demikian akan dapat mendorong pembangunan
ekonomi masyarakat desa secara mandiri.16
d. Pengelolaan BUMDes, diprediksi akan tetap melibatkan pihak ketiga yang
tidak saja berdampak pada masyarakat desa itu sendiri, tetapi juga
masyarakat dalam cakupan yang lebih luas (kabupaten). Oleh sebab itu,
pendirian BUMDes yang diinisiasi oleh masyarakat harus tetap
14
Sutoro Eko, Desa Membangun Indonesia, (Yogykarta: Forum Pengembangan
Pembaharuan desa FPPD, 2014, hlm. 9. 15
Heru Darmawan, Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun
2014, hlm. 19. 16
Borni Kurniawan, desa Mandiri, desa Membangun, (Jakarta: Kementerian desa, pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 27.
10
mempertimbangkan keberadaan potensi ekonomi desa yang mendukung,
pembayaran pajak di desa, dan kepatuhan masyarakat desa terhadap
kewajibannya. Kesemua ini menuntut keterlibatan pemerintah kabupaten.
e. Diprediksi bahwa karakteristik masyarakat desa yang perlu mendapat
pelayanan utama BUMDes adalah: (a) masyarakat desa yang dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya berupa pangan, sandang dan papan,
sebagian besar memiliki matapencaharian disektor pertanian dan
melakukan kegiatan usaha ekonomi yang bersifat usaha informal; (b)
masyarakat desa yang penghasilannya tergolong sangat rendah, dan sulit
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk modal pengembangan usaha
selanjutnya; (c) masyarakat desa yang dalam hal tidak dapat mencukupi
kebutuhan hidupnya sendiri, sehingga banyak jatuh ke tangan pengusaha
yang memiliki modal lebih kuat; dan yang terpenting adalah (d) masyarakat
desa yang dalam kegiatan usahanya cenderung diperburuk oleh sistem
pemasaran yang memberikan kesempatan kepada pemilik modal untuk
dapat menekan harga, sehingga mereka cenderung memeras dan
menikmati sebagian besar dari hasil kerja masyarakat desa. Atas dasar
prediksi tersebut, maka karakter BUMDes sesuai dengan ciri-ciri utamanya,
prinsip yang mendasari, mekanisme dan sistem pengelolaanya.
Secara umum pendirian BUMDes dimaksudkan untuk:17
1) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (standar
pelayanan minimal), agar berkembang usaha masyarakat di desa.
2) Memberdayakan desa sebagai wilayah yang otonom berkenaan dengan
usaha-usaha produktif bagi upaya pengentasan kemiskinan,
pengangguran dan peningkatan PADes.
3) Meningkatkan kemandirian dan kapasitas desa serta masyarakat dalam
melakukan penguatan ekonomi di desa.18
5. Tilak Ukur Keberhasilan dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
17
Silahudin, Kewenangan Desa Dan Regulasi desa, (Jakarta: Kementerian desa,
pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 36. 18
Sondang P. Siagian, Administrasi Pembangunan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm.
100.
11
Tolak ukur keberhasilah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes diantaranya:19
a. Kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu
melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan
hidupusahanya.
b. Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi
yang dapat mendorong kemajuan usahaBUMDes.20
c. Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, danagama.
d. Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat
umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah
danterbuka.
e. Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis maupun administratif
f. Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh
masyarakat dalam wadah BUMDes.21
Terkait dengan implementasi Alokasi Dana Desa (ADD), maka proses
penguatan ekonomi desa melalui BUMDes diharapkan akan lebih berdaya. Hal ini
disebabkan adanya penopang yakni dana anggaran desa yang semakin besar.
Sehingga memungkinkan ketersediaan permodalan yang cukup untuk pendirian
BUMDes. Jika ini berlaku sejalan, maka akan terjadi peningkatan Desa yang
selanjutnya dapat digunakan untuk kegiatan pembangunan desa. Hal utama yang
penting dalam upaya penguatan ekonomi desa adalah memperkuat kerjasama
(cooperatif), membangun kebersamaan/menjalin kerekatan disemua lapisan
masyarakat desa. Sehingga itu menjadi daya dorong (steam engine) dalam upaya
pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan membuka akses pasar
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
19
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 11 20
Wahyudin Kessa, Perencanaan Pembangunan Desa, (Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 15 21
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 52
12
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Kadek Diah Candra Kartika,
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,
Indonesia, ditulis pada tahun 2017 dengan judul “Efektivitas Pengelolaan Dana Pada
Badan Usaha Milik Desa Kerta Danu Mandara di Desa Songan A”22
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan dana pada Badan Usaha Milik
Desa Kerta Danu Mandara di Desa Songan A. Apakah sudah efektif dan sesuai
dengan prinsip umum pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif di mana metode kualitatif adalah mengolah
data dengan lebih banyak mengumpulkan data dan menguraikannya secara
menyeluruh dan sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti, sehingga akan
diperoleh suatu hasil dari pengolahan data yang disebut hasil penelitian.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa pengelolaan dana yang dilakukan pada
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerta Danu Mandara dilakukan secara tidak
transparan dikarenakanpengelolaan dana hanya dilakukan oleh pengelola dan
pendamping BUMDes Kerta Danu Mandara. Selain itu terdapat kendala dalam usaha
dagang dan usaha Rumah Tangga Sasaran (RTS), namun dalam usaha kredit umum
tidak terdapat suatu kendala. Hal ini menyebabkan pengelolaan dana yang terjadi
pada BUMDes Kerta Danu Mandara hanya memenuhi 81% kategori, dan termasuk
ke dalam kriteria cukup efektif.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Hanny Purnamasari Fisip Universitas
Singaperbangsa Karawang Program Studi Ilmu Pemerintahan, ditulis pada tahun
2016, dengan judul “Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa)
Berbasis Ekonomi Kerakyatan Di Desa Warungbambu Kecamatan Karawang Timur
Kabupaten Karawang”,23
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keberadaan BUM Desa
sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Pembentukan dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), diharapkan Pemerintah Desa dapat
memahami tentang pembentukan dan pengelolaan BUM Desa, sehingga dapat
dijadikan sebagai penggerak perekonomian masyarakat desa dan diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, khususnya desa tertinggal atau desa
22
Kadek Diah Candra Kartika, “Efektivitas Pengelolaan Dana Pada Badan Usaha Milik
Desa Kerta Danu Mandara di Desa Songan A”, hlm. 1 23
Hanny Purnamasari, “Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Berbasis
Ekonomi Kerakyatan Skripsi, hlm. 3
13
yang tingkat perekonomiannya rendah. Desa Warung Bambu adalah salah satu desa
di wilayah Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang yang telah memiliki
BUM Desa namun selama ini belum mampu memberdayakan dan meningkatkan
perekonomian masyarakat desanya.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Samadi Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar Lampung, ditulis pada tahun 2017,
dengan judul “Peranan Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes ) Dalam Peningkatan
Ekonomi Masyarakat (Studi Pada Bumdes Desa Pekan Tebih Kecamatan Kepenuhan
Hulu Kabupaten Rokan Hulu )”,24
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat, khususnya masyarakat
pengguna dana BUMDes di Desa Pekan Tebih Kecamatan Kepenuhan Hulu
Kabupaten Rokan Hulu. Populasi penelitian adalah sebagian dari pengguna dana
BUMDes Desa Pekan Tebih tahun 2013 sebanyak 277 orang dan penentuan sampel
menggunakan metode Proposional sehingga sampel penelitiannya berjumlah 42
orang.
Dalam menganalisis data penelitian menggunakan metode deskriptif
kualitatif, hanya menguraikan hasil dari pertanyaan wawancara saat dilapangan.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh peningkatan perekonomian hanya terjadi
pada pengguna dana BUMDes dibidang perdagangan gorengan, perdagangan barang
pecah belah, perdagangan kelontong, pada perkebunan kelapa sawit dan bidang jasa.
Namun pada perkebunan karet belum terjadi peningkatan perekonomiannya.
Untuk itu penulis menyarankan kepada pengguna dana BUMDes harus
mempertahankan peningkatan perekonomianya dan mengembangkan hasil dari
usahanya, dan berhati-hati dalam menggunakan dana yang diperoleh. Bagi pihak
BUMDes harus kontroling dan sekaligus memberikan pandangan yang lebih baik
kepada pengguna dana BUMDes tersebut.
Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan
beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan proposal ini dengan hasil-hasil
penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam
membahas pokok permasalahan, yaitu variabel BUMDes. Sedangkan, perbedaan
24
Samadi, “Peranan Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes ) Dalam Peningkatan Ekonomi
Masyarakat (Studi Pada Bumdes Desa Pekan Tebih Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten
Rokan Hulu)”, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar Lampung,
2017, hlm. 1
14
antara proposal ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada pengaturan
BUMDes. Pada proposal ini kajian lebih difokuskan untuk menjelaskan secara
deskriptif mengenai efektivitas BUMDes terhadap perekonomian masyarakat di
Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
15
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang efektivitas BUMDes terhadap perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian, yaitu bulan
Desember 2017. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1. Pentingnya mengetahui pelaksanaan efektivitas BUMDes terhadap perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun proposal skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.25
Sehingga
memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka
mengetahui penelitian ini tentang efektivitas BUMDes terhadap perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
(sebagai lawanya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci.26
Merriam menambahkan. kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang akan
digunakan peneliti untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen)27
di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
C. Jenis dan Sumber Data
25
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22. 26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif \dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 9. 27
Sharan B. Merriam, Kualitative Research and Case Study Applications in Education,
(New York City, 1998), hlm. 3.
16
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer yang penulis ambil dari informasi di lapangan melalui observasi dan
wawancara di lokasi penelitian, adapun data primer penulis adalah Kepala Desa
satu orang, Kaur Umum satu orang dan perangkat desa empat orang.
2. Data sekunder yang penulis ambil adalah yang berhubungan dengan penelitian
ini.
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan
dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa
memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/
peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana,
dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa atau kejadian, di mana
dalam penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah penelitian ini tentang
efektivitas BUMDes terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang
Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.28
Unit analisis juga menjelaskan kapan
waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian tidak
secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam penelitian ini,
unit analisisnya adalah perangkat Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang
dilakukan tidak menggunakan popupasi dan sampel, namun hanya menggunakan
dokumen-dokumen dari Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dan informasi- informasi yang berasal dari aparat-aparatnya saja.
Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan informasi.
Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf
kelebihan artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan
28
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,
(2012), hlm. 62.
17
tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru.29
Informan adalah orang yang memberi
atau orang yang menjadi sumber data dalam penelitian (narasumber). Informan
adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh peneliti dan diperkirakan
orang yang menjadi informan ini menguasai dan memahami data, informasi, ataupun
fakta dari objek penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan
kewenangan dan keilmuan yang terkait dengan penelitian ini, mereka diantaranya:
1. Kepala desa.
2. Kaur umum satu orang.
3. Perangkat desa empat orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Martinis Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka
ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam aktiivitas mereka.”30 Penelitian
partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif (passive
participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati,
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam mengatur
BUMDes terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang. Observasi
yang dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan
pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:
a. Mencatat kesan umum subyek: cara kerja, kedisiplinan, keseriusan,
penampilan, pakaian, tingkah laku, cara berfikir
b. Interaksi sosial dan tempt lingkungan
c. Ekspresi saat wawancara
d. Bahasa tubuh saat wawancara
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,hlm.85. 30
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
(Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009), hlm. 79.
18
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur (semistructure interview) di mana pelaksanaannya
lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara
terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam skripsi ini, penulis
menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada subyek dengan
menggunakan dokumntasi catatan lapangan. Adapun pedoman wawancara yang
telah disusun sebagai berikut:
a. Latar belakang, lingkungan dan aktivitas dalam menganalisis BUMDes
terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang.
b. Kegiatan dan aktivitas pemerintah desa dalam mengatur BUMDes
terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang.
c. Berlangsungnya pemerintah desa dalam mengatur BUMDes terhadap
perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang.
d. Tata kelola BUMDes terhadap pengingkatan perekonomian masyarakat
di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
e. Apa saja faktor penghambat dalam tata kelola BUMDes terhadap
perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
f. Apa saja faktor pendukung dalam tata kelola BUMDes terhadap
perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
g. Kondisi sarana dan sumberdaya.
h. Hasil pencapaian dan harapan.
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari arsip dan dokumen baik yang berada di tata kelola BUMDes terhadap
perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang, yang ada hubungannya
19
dengan penelitian tersebut. Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan
cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi,
administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini
dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari
lembaga yang di teliti. Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data
mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti dalam tata kelola BUMDes
terhadap perekonomian masyarakat di Desa Sungai Sayang.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lainAktivitas analisis data
yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai
dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus,
menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi
yang tidak relevan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan
dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan
memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari
reduksi data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah
dipahami. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian
data juga dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori
dan sejenisnya. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai
dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil
wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan/Verifikasi
20
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan
akan penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara
catatan lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan
menarik kesimpulan tentang efektivitas BUMDes terhadap perekonomian
masyarakat di Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama lima bulan. Penelitian dilakukan dengan
pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil seminar
proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis mengadakan
pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam waktu yang berurutan.
Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum diajukan
kepada sidang munaqasah. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan dengan perbaikan
dan penggandaan laporan penelitian skripsi. Adapun jadwal kegiatan penelitian
skripsi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Tahun 2018
Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul x
2. Pembuat an Proposal x x
3. Perbaikan Proposal dan Seminar
x x
4. Surat Izin Riset x
5. Pengumpulan Data x x x x
6. Pengolahan dan Analisis Data
x x x x
21
7. Pembuatan Laporan x x x x x
8. Bimbingan dan Perbaikan x x
9. Agenda dan Ujian Skripsi x
10. Perbaikan dan Penjilidan x x
Catatan: Jadwal Berubah Sesuai Waktu.
22
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Desa Sungai Sayang
Sebelum Sungai sayang di beri nama,, para nelayan yang sering berlabuh di
alur sungai ini sering menyebutnya dengan sebutan Sungai Nil sedangkan sungai
jawi di sebut Teluk Palai serta pada pinggir pantainya terdapat Tanjung yang
dulunya disebut Tanjung Demak dan sekarang disebut yaitu “Tanjung Pokko”
hingga sampai ini.
Sungai Sayang di beri nama oleh para pendatang dari Pulau Sulawesi dengan
menggunakan Perahu layar yang bernama ‘’KM. Sayang’’ sehingga terdampar di
pinggir pantainya lalu di sebut lah nama sungai itu sesuai dengan sebutan nama
perahu layarnya yang dia gunakan lalu sungai ini di beri nama : Sungai-Sayang
sehingga sampai desa ini di bentuk dengan nama “Desa Sungai Sayang”.
Pemukiman penduduk desa pertama kali adalah para pendatang dari Pulau
Sulawesi (Suku Bugis) sekitar tahun 1960 an, tepatnya di muara Sungai Sayang.
Kelompok pendatang ini kemudian mendirikan pemukiman di sekitar sungai dan
beberapa saat kemudian diikuti dengan kelompok keluarga lain, baik yang langsung
dari Pulau Sulawesi maupun orang-orang Bugis yang telah berdomisili di Sungai
Jambat, Sungai Lokan, Nipah Panjang, Muara Sabak, Kota Jambi dan lainnya, serta
suku lain terutama suku Jawa, Kerinci, Batak, Melayu Jambi, dan lainnya.
Maksud kedatangan penduduk ke desa ini pertama kali adalah sebagai
nelayan yang memerlukan lokasi tempat berlabuh bagi kapal yang mereka gunakan
sebagai sarana menangkap ikan. Pada saat menetap ini untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga makan beras, kemudian mereka mulai mengolah lahan
untuk tanaman pangan (padi) dan selanjutnya menanam kelapa yang ternyata
hasilnya cukup baik dan berkembang sampai saat sekarang.
Perkembangan penduduk desa mengalami arus turun naik dari periode ke
periode seperti pada akhir tahun 1970an dan awal 1980an jumlah penduduk datang
cukup banyak, tetapi mulai tahun 1990an jumlah pendatang semakin sedikit dan
bahkan sebagian kembali ke Sulawesi. Penduduk yang meninggalkan desa sampai
saat masih memiliki lahan dan tidak diolah sehingga menjadi semak dan belukar
23
terutama pada parit 7 - 11. Pada lokasi ini masih ditemukan bekas lahan
persawahan yang sudah ditumbuhi semak dan belukar.
Sesuai perkembangan sistem administrasi pemerintahan di Indonesia,
sebutan desa sewaktu berdiri adalah kampung (termasuk ke dalam Marga Nipah)
yang dikepalai oleh seseorang yang disebut dengan Kepala Kampung atau lebih
popular disebut dengan panggilan datuk. Setelah diberlakukan UU No. 5 tahun 1979
tentang pemerintah desa, maka pada tahun 1980 sebutan kampung berubah
menjadi desa yang dikepalai oleh seseorang yang disebut dengan Kepala Desa,
namun sampai sekarang masih tetap populer dengan sebutan datuk. Sejak
berdirinya DESA sampai sekarang telah tercatat 9 orang pemimpin desa seperti
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 2. Perkembangan Kepemimpinan Desa Sungai Sayang31
No Nama Tahun Menjabat Sebutan
1 H. Pontek 1963 - 1970 Kepala Sungai
2 M. Aming 1970 - 1972 Mangku
3 Sulo Badde 1972 - 1974 Mangku
4 Abdul Rahman 1974 - 1979 Penghulu
5 Akil Ali 1979 - 1999 Kepala Desa
6 Zulkarnaen 1999 - 2007 Kepala Desa
7 Kalimuddin 2007 - 2012 Kepala Desa
8 Luther Julius Prayitno 2012 - 2014 Pjs.Kepala Desa
9 Noferiadin 2014 - 2020 Kepala Desa
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2018
Pemimpin pertama desa secara administratif pada tahun 1963 dengan kepala
Sungai yaitu Bpk H.PONTEK dengan masa jabatan 7 tahun dan dilanjutkan oleh 2
orang pemimpin dengan sebutan ( Mangku ) dan di lanjutkan oleh seorang
Penghulu,, setelah itu Pada tahun 1979 sesuai dengan perkembangan peraturan
tentang pemerintahan desa, ditunjuk seorang kepala desa yang memimpin desa
sampai tahun 1979, dan setelah itu di adakanlah pemilihan Kepala Desa untuk
31
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2018
24
menjadi Pemimpin Di Desa Sungai Sayang, Hingga ganti berganti sampe saat
sekarang ini.
B. Visi dan Misi BUMDES
1. Visi “Mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa Sungai Sayang melalui
pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan sosial, dengan Motto Mari
Bersama Membangun Desa
2. Misi
a. Meningkatkan perekonomian desa
b. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa
d. Mengelola dana program yang masuk ke desa bersifat dan bergulir terutama
dalam rangka memberantas kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi
pedesaan
C. Geografi
Tercatat Pada tahun ini 2018 (Januari) jumlah penduduk di Desa Sungai
Sayang adalah sebanyak 1356 orang (363 KK) yaitu sebanyak 684 laki-laki dan 672
perempuan. Penduduk berasal dari berbagai suku bangsa yang hidup
berdampingan secara damai dengan komposisi sebahagian besar (100%) beragama
Islam Seperti yang di Tabel 2.
Tabel 3. Struktur Penduduk Desa Sungai Sayang Berdasarkan Agama32
32
Dokumentasi Struktur Penduduk Desa Sungai Sayang Berdasarkan Agama, 2018
No Agama Jumlah
(KK)
Jumlah
(Jiwa)
Presentase
%
1 Islam 363 1356 100
2 Kristen 0 0 0,00
25
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2018
Mata pencaharian utama penduduk adalah petani dan nelayan yang
menunjukkan sebagai desa pertanian. mencapai ( 41,04%) merupakan petani
(kelapa dan padi sawah) dan sekitar 3,55% merupakan nelayan. Perkembangan
industri kopra dan angkutan (kapal) mendorong cukup besarnya (3,79%) penduduk
bekerja sebagai karyawan 2,14%, sedangkan sisanya sekitar 49,44% bekerja sebagai
pegawai negeri (guru dan pegawai kesehatan) dan pedagang, TNI, Polri dan tukang.
Sumber pendapatan lain masyarakat desa diluar sektor pertanian dan perikanan laut
adalah usaha rumah walet dan perdagangan dan Wisata.
Tabel 4. Struktur Penduduk Desa Sungai Sayang Berdasarkan Mata Pencaharian
Utama33
No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Proporsi %
1 PNS 18 1,48
2 ABRI 1 0,08
3 POLRI 1 0,08
4 Karyawan Swasta 26 2,14
5 Wiraswasta/Dagang 46 3,79
6 Tukang 8 0,65
7 Petani 526 41,04
8 Nelayan 43 3,55
9 Lainnya 687 47,15
Jumlah 1356 100 %
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2018
Tabel 5. Perubahan Populasi Penduduk Alamiah dan Akibat Migrasi Desa Sungai
Sayang34
33
Dokumentasi Struktur Penduduk Desa Sungai Sayang Berdasarkan Mata Pencaharian
Utama, 2018
3 Hindu 0 0 0,00
4 Budha 0 0 0,00
5 Lainnya 0 0 0,00
Jumlah 363 1356 100 %
26
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2018
Laju pertumbuhan penduduk relatif masih rendah, dan dapat dipahami
mengingat sejak beberapa tahun terakhir kesadaran masyarakat untuk mengikuti
program Keluarga Berencana cukup tinggi, Pasangan usia muda pada umumnya
cenderung memiliki jumlah anak sebanyak 2 orang. Namun, kalau dicermati sejak
beberapa tahun sebelumnya, misalnya dari data sejarah desa diperoleh bahwa desa
ini mulai dihuni pada tahun 1960 an. Diperkirakan pada waktu itu hanya ada 10
kepala keluarga, tetapi setelah tahun 2007 diperoleh data bahwa jumlah penduduk
sebanyak 1211 orang. Dengan perkiraan kasar saja dapat dikatakan bahwa selama
±47 tahun terakhir jumlah penduduk telah bertambah sebanyak 1211 orang. Angka
pertambahan yang demikian besar ini dapat dipahami bahwa jumlah anak pasangan
subur di desa ini adalah sebesar 7–9 orang. Keadaan lain yang perlu
dipertimbangkan adalah migrasi penduduk pada waktu sebelumnya sangat besar,
dengan tujuan migrasi tidak hanya menjadi nelayan tetapi juga membuka lahan
perkebunan kelapa, persawahan, dan lainnya. Proses pergerakan penduduk ini
tidak hanya dilakukan oleh Suku Bugis, tetapi juga oleh Suku Jawa, Kerinci dan
lainnya.
Struktur umur penduduk membentuk suatu pola tertentu di mana proporsi
terbesar adalah kelompok penduduk usia kerja yang mencapai 64,73%. Komposisi
34
Dokumentasi Perubahan Populasi Penduduk Alamiah dan Akibat Migrasi Desa Sungai
Sayang, 2018
No Uraian Jumlah (jiwa)
1 Populasi awal 1356
2 Pertambahan alamiah 16
Lahir 21
Mati 5
3 Pertambahan migrant 17
Masuk 36
Keluar 19
4 Pertumbuhan (%) 2,72 %
27
penduduk berdasarkan umur pada kelompok umur muda mengindikasikan bahwa
tingkat kelahiran tinggi diikuti dengan tingkat kematian anak yang juga tinggi. Pada
kelompok umur tua yang tidak produktif, mengindikasikan tingginya angka kematian
atau migrasi penduduk dari dan ke luar desa. Indikasi lain adalah menunjukkan
suatu fenomena bahwa walaupun aksesibilitas terhadap desa masih sangat terbatas,
tetapi mobilitas penduduk ke luar dan masuk desa relatif sangat tinggi. Angka beban
ketergantung penduduk desa relatif rendah, yang mengindikasikan bahwa setiap
penduduk usia kerja hanya menanggung 35,24% orang penduduk non-usia kerja
(anak-anak + orang tua).
Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Sungai Sayang Berdasarkan Struktur Umur35
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2018
Aksessibilitas dan Transportasi
Aksesibilitas terhadap desa sampai saat ini masih sangat terbatas dan sudah
dilewati kendaraan roda 4 tetapi jalan sedikit parah, untuk lebih mempercepat
perjalanan kebanyakan masyarakat menggunakan kendaraan roda dua (sepeda
motor). Perjalanan dari Desa Sungai Sayang ke Provinsi Jambi memakan waktu lebih
kurang ± 4,00 Jam (jalan darat). Lebih detail mengenai aksesibilitas desa dapat
dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 7. Jarak dan Waktu Tempuh Aksesibilitas Desa Sungai Sayang Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur36
35
Dokumentasi Jarak dan Waktu Tempuh Aksesibilitas Desa Sungai Sayang Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2018 36
Dokumentasi Jarak dan Waktu Tempuh Aksesibilitas Desa Sungai Sayang Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2018
No Kelompok Umur Jumlah (orang) Proporsi %
1 0-5 tahun 194 16,01
2 6-12 tahun 161 13,29
3 13-50 tahun 880 60,69
4 51-60 tahun 49 4,04
5 60 tahun 72 5,94
Jumlah 1356 100 %
28
No. Jarak Desa dari Jarak
(km)
Waktu
Jam Biaya Rp Alat Transportasi
1 Pasar Terdekat 37 1,00 35,000 Ojek Motor
2 Kecamatan (Sadu)
Jalur Darat 37 1,00 35,000 Ojek Motor
Jalur Laut 42 3,30 450,000 Pompong
3 Kabupaten (Ma.
Sabak) 112 3,00 300,000 Ojek Motor
4 Propinsi 175 4,00 450,000 Ojek Motor
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2018
Untuk mencapai Desa Sungai Sayang ini dapat ditempuh baik melalui jalan
darat maupun jalur laut (perairan). Untuk pengunjung yang berasal dari Jambi,
perjalanan darat terdekat adalah melalui jalan (Kelurahan Nibung Putih). Dari sini
perjalanan dilanjutkan ke Nipah Panjang (Parit 3 Sungai Jeruk), dan di teruskan
perjalanan melalui Desa Simpang Datuk menuju ke Desa Sungai Lokan (Pusat Kec.
Sadu). Selanjutnya dari Sungai Lokan melanjutkan perjalanan darat sampai ke Desa
Sungai Jambat, yaitu melalui Desa Sungai Jambat,. dan dari desa Sungai Jambat
hanya dapat dilakukan dengan kendaran roda dua. Namun Jarak tempuh ±10 KM
untuk mencapai Desa Sungai Sayang.
Angkutan darat untuk umum yang ada di sini berupa ojek dengan ongkos
mencapai Rp 350.000,-(Dari Desa Sungai Sayang menuju ke Sabak/Pusat Kabupaten)
Untuk perjalanan secara berombongan akan lebih nyaman dilakukan melalui jalur
perairan (laut). Jalur perairan dapat dilakukan melalui kapal laut (Pompong).
Perjalanan dengan kapal dapat dimulai baik dari Kelurahan (Nipah Panjang), Desa
Simpang Datuk, maupun dari Sungai Lokan. Adapun Rute speed boat dari Nipah
Panjang biasanya melalui Sungai Sadu dan memerlukan waktu ± 2 jam. Ongkos
charter speed boat dari Kelurahan Nipah Panjang ± Rp.500,000,- dan untuk Per
orang biasanya sekitar Rp.75,000,-. Jika menggunakan kapal, perjalanan dimulai dari
Pelabuhan Nipah Panjang, biasanya melalui Selat Berhala dan Tanjung Jabung.
Perjalanan dengan kapal membutuhkan waktu ± 3.jam untuk menuju Desa Sungai
Sayang.
Kapal umum untuk rute Sungai Sayang ini sampai sekarang belum ada,
biasanya yang ada cuman speed boat dari Nipah Panjang yang ongkosnya
Rp.65,000,- per orang. Setibanya sampai di Desa Sungai Lokan, lalu naik Ojek menuju
29
ke Sungai Sayang. Namun Saat ini perbaikan jalan darat, dari Sungai lokan ke Sungai
Sayang. Namun jarak tempuh jalan darat dari Kelurahan Sungai lokan menuju Desa
Sungai Sayang hanya mencapai ± 37 KM , maka perjalanan dari Kelurahan Sungai
Lokan dapat ditempuh dalam waktu 40 menit.
D. Keadaan Sosial
Desa Sungai Sayang merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
berbagai suku, mulanya desa ini dihuni oleh para pendatang dari Pulau Sulawesi
(Suku Bugis) sekitar tahun 1960an, tepatnya di muara Sungai Sayang .yang kemudian
mendirikan pemukiman di sekitar sungai dan beberapa saat kemudian diikuti
dengan kelompok keluarga lain, baik yang langsung dari Pulau Sulawesi maupun
orang-orang Bugis yang telah berdomisili di Sungai Jambat, Sungai Lokan, Nipah
Panjang, Muara Sabak, Kota Jambi dan lainnya, serta suku lain terutama suku Bugis,
Jawa, Kerinci, Batak, Melayu Jambi, dan keturunan Tiong Hua/Kong Hu Chu.
Maksud kedatangan penduduk ke desa ini pertama kali adalah sebagai
nelayan yang memerlukan lokasi tempat berlabuh bagi kapal yang mereka gunakan
sebagai sarana menangkap ikan. Pada saat menetap ini untuk memenuhi kebutuhan
hidup keluarga makan beras, kemudian mereka mulai mengolah lahan untuk
tanaman pangan (padi) dan selanjutnya menanam kelapa yang ternyata hasilnya
cukup baik dan berkembang sampai saat sekarang. Perkembangan penduduk desa
mengalami arus turun naik dari periode ke periode seperti pada akhir tahun 1970an
dan awal 1980an jumlah penduduk datang cukup banyak, tetapi mulai tahun 2000an
jumlah pendatang semakin sedikit dan bahkan sebagian kembali ke Sulawesi
maupun jambi.
E. Keadaan Ekonomi
Kehidupan masyarakat desa Sungai Sayang yang didukung oleh sumberdaya
laut dan daratan mengakibatkan terdapat 2 kelompok besar sumber mata
pencaharian utama masyarakat desa yaitu Nelayan (3,35%) dan Petani (41,04%
kelapa & padi) serta sisanya bergerak dibidang jasa & perdagangan dan lain
sebagainya. Sampai bulan Januari 2018 penduduk desa Sungai Sayang tercatat 1356
orang/jiwa dengan jumlah laki-laki 684 dan 672 perempuan.
Namun kita ketahhui terdapat data di Januari 2018 ini Pemanfaatan
sumberdaya laut oleh masyarakat belum tergarap secara optimal ditandai dengan
30
penggunaan alat tangkap yang belum maksimal (tidak memiliki alat pendeteksi
ikan) dan minimnya prasarana pendukung nelayan lokal untuk turun melaut seperti
pabrik es dan pos/tempat pengisian bahan bakar perahu bermotor (BBM/solar).
Namun demikian potensi daratan luas yang dimiliki desa sangat menjanjikan bagi
pengembangan kehidupan masyarakat desa untuk dapat hidup dengan sejahtera
akan tetapi belum tergarap dengan baik dan masih banyak dijumpai lahan-lahan
produktif yang dibiarkan “menganggur”,
Penggunaan Lahan Desa Sungai Sayang Jika kondisi yang ada di desa Sungai
Sayang saat ini diperbaiki dengan berbagai upaya konkrit dan komprehensif maka
dengan kontribusi tenaga kerja lokal yang cukup tersedia dalam kelompok penduduk
usia kerja yang mencapai 64.73% dari jumlah penduduk yang ada diyakini mampu
mewujudkan desa Sungai Sayang untuk dapat berkembang menjadi desa “Manuju
Desa Sungai Sayang yang Sejahtera dan Mandiri” sesuai mandat Otonomi Daerah
yang digulirkan.
F. Kondisi Pemerintahan Desa
1. Pembagian Wilayah Desa
Desa Sungai Sayang terletak di Pesisir Pantai Timur Provinsi Jambi, secara
geografis desa ini berada pada Muara Sungai Sayang dengan koordinat geografis
11027 dan 104231. Secara Administratif desa Sungai Sayang, berada di
Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Desa Sungai
Sayang terdiri dari 8 RT dan 3 Dusun. Desa ini memiliki luas wilayah 195,5 KM²
yang berbatasan langsung dengan :
a. Sebelah Utara : Desa Sungai Jambat
b. Sebelah Selatan : Desa Remau Baku Tuo
c. Sebelah Barat : Taman Nasional Berbak
d. Sebelah Timur : Laut Berhala/ Laut Cina Selatan
Sebagai desa yang terletak di pesisir laut Cina Selatan mengakibatkan desa ini
memiliki potensi pantai laut yang berpasir menjadikan Desa Sungai Sayang layak
menjadi salah satu desa
wisata alam yang memiliki pantai dengan cukup luas sekitar ± 7 KM² dan memiliki
karakteristik spesifik dan menarik. Kawasan Pemukiman Desa Sungai sayang
meliputi luas lebih kurang 92 Ha (2%) dari luas total desa. Umumnya masyarakat
31
desa membangun model rumah panggung yang menggunakan bahan utama berupa
kayu. Distribusi penduduk desa Sungai Sayang terbagi dalam 3 Dusun yaitu :
1. Dusun I (Subur Jaya)
2. Dusun II (Suka Maju)
3. Dusun III (Karya Bakti – Sungai Jawi)
Kawasan pemukiman pusat meliputi 3 Dusun dan 19 RT/Kepala Parit
merupakan konsentrasi kegiatan penduduk untuk desa ini. Kawasan pemukiman
pusat atau disebut juga oleh masyarakat dengan lokasi merupakan kawasan
pemukiman penduduk yang berlokasi di pusat desa, dilalui oleh jalan utama desa
yang menghubungkan desa ini dengan Desa Sungai Jambat di Utara dengan Desa
Remau Baku Tuo di Selatan.
Kawasan Pemukiman Dusun 1 dan Dusun 2 merupakan kelompok
pemukiman penduduk yang berlokasi di kawasan pusat desa. Penduduk yang
bermukim di sini pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan dan
Berkebun/Petani. Rumah penduduk di lokasi ini umumnya dibangun berjejer di
pinggir Sungai Sayang dengan posisi menghadap atau membelakangi ke arah sungai.
Kawasan Pemukiman Dusun 1 dan Dusun 2 ini meliputi wilayah Dusun
pemberdayaan Masyarakat
Beberapa penduduk di kawasan pemukiman ini membuka toko kebutuhan
nelayan dan warung. Di Kawasan ini juga terdapat Sebuah Masjid sumur umum (bor)
dan bangunan SDN No.71/X. Puskesmas,,gedung walet
Penggunaan dan Status Kepemilikan Lahan
Desa Sungai sayang memiliki luas daratan ± 4.700 Ha yang sebagian besar
(53,1%) masih merupakan semak belukar. Kebun kelapa monokultur merupakan ciri
pertanian yang utama. Komposisi penggunaan dan luas masing-masing penggunaan
lahan di Desa Sungai Sayang tertera pada Tabel 6.
Tabel 8. Komposisi Penggunaan Lahan Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu37
No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase %
1 Pemukiman 92 2
2 Kebun Kelapa lokal dan Sawit 1221 26
37
Dokumentasi Komposisi Penggunaan Lahan Desa Sungai Sayang Kecamatan Sadu, 2018
32
3 Sawah 112 2,4
4 Belukar 2498 53,1
5 Rawa 675 14,3
6 Mangrove 27 0,1
7 Badan Air/Sungai 102 2,2
Jumlah 4700 Ha 100 %
Dokumentasi Desa Sungai Sayang 2018
Kepemilikan lahan di Sungai Sayang masih belum merata dalam artian bahwa
tidak semua masyarakat desa memiliki lahan yang cukup untuk usaha
pengembangan pertanian pangan maupun perkebunan ditambah lagi dengan
kepemilikan lahan yang cukup luas oleh beberapa orang di desa. Status kepemilikan
lahan di desa kebanyakan berdasarkan warisan keluarga dan sedikit sekali yang
merupakan hasil jual-beli, namun demikian dalam beberapa tahun terakhir seiring
dengan menurunnya hasil tangkapan laut dan semakin meningkatnya harga bahan
bakar minyak (BBM) maka beberapa masyarakat nelayan telah banyak yang
membeli lahan untuk pengembangan perkebunan rakyat (kelapa lokal dan sawit
G. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
Desa Sungai Sayang menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa
dengan Pola Minimal, selengkapnya sebagai berikut
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN
DESA SUNGAI SAYANG38
38
Dokumentasi Sruktur Organisasi Pemerintahan Desa Sungai Sayang, 2018
33
H. Potensi dan Masalah
1. Potensi
Berdasarkan Kondisi keruangan Desa dengan luas wilayah daratan 4700
Km2 Desa Sungai Sayang banyak memiliki Potensi Sumber Daya Alam Daratan
dan Lautan, yang dapat dipergunakan baik untuk pengembangan pemukiman,
pertanian dan perkebunan serta perikanan dan wisata yang dapat menjadi daya
dukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dari sector pertanian dan
perkebunan terdapat 28,4% atau 497 penduduk yang berprofesi sebagai petani
dengan luas lahan garapan 1333 ha atau 28,4% sementara daya dukung lahan
produktif yang belum tergarap sangat memungkinkan untuk melakukan
pengembangan disektor pertanian dan perkebunan karena daya dukung lahan
produktif yang belum tergarap masih sangat luas yakni mencapai (69,4%) atau
3265 ha.
Sebagai desa yang terletak di pesisir laut Cina Selatan mengakibatkan desa
ini memiliki pantai laut yang berpasir dengan garis pantai sepanjang ±10 km
menjadikan desa ini layak menjadi salah satu desa tujuan wisata di karnakan
Desa Sungai Sayang termasuk salah satu daerah Taman Nasional Berbak dan
juga mempunyai Pantai yang cukup luas dan memiliki karakteristik spesifik dan
menarik ditambah lagi dengan adanya budaya Syukuran Sungai atau sebutan
orang-orang bugis (cera sungai) yang di adakan 1X(satu) dalam 3 tahun.
Sementara itu potensi kelautan sangat besar dan masih belum tergarap
dengan maksimal dikarenakan Pengunjung untuk menuju ke pantai belum bisa
di tempung dengan kendaraan roda dua, dan bagi anak-anak sekolah yang ingin
berkunjunng ke pantai hanya menggunakan perahu sampan untuk menikmati
pantai terdapat di sekitarnya, serta sebagian besar penduduk yang bergerak
disektor kelautan (nelayan) 3,35 % atau 43 orang masih menggunakan cara
tradisional. Walet merupakan potensi yang banyak terdapat didesa Sungai
Sayang dengan kualitas sarang terbaik, menjadikan pengembangan usaha
dibidang rumah wallet menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan dan
berpotensi untuk terus dapat dikembangankan.
Dari aspek pemerintahan, struktur pemerintahan desa telah memadai
untuk menjalankan roda pemerintahan dan pelayanan masyarakat didukung
34
dengan adanya kelembagaan baik formal dan informal. Sementara itu penduduk
usia kerja mencapai 70,29% dari populasi merupakan potensi yang dapat
menunjang pembangunan diberbagai sector dengan didukung oleh berbagai
potensi sebagaimana yang telah dikemukakan baik dari sumber daya lahan
pertanian/perkebunan, kelautan, perikanan dan pariwisata ditambah dengan
potensi pendukung pelaksanaan pembangunan prasarana baik tenaga ahli yang
ada di desa maupun tenaga potensial yang ditempatkan oleh pemerintah guna
melakukan pelayanan terhadap masyarakat.
2. Masalah
Permasalahan-permasalahan yang ada didesa Sungai Sayang
berdasarkan hasil penggalian gagasan yang dilakukan oleh masyarakat
menyangkut banyak hal. Penyelenggaraan pemerintahan desa Sungai Sayang
belum berjalan sesuai dengan prinsip good governance. Hal ini ditandai dengan
tidak berjalannya beberapa instrument penyelenggaraan pemerintahan yang
baik dan benar sehingga mampu memutar roda pemerintahan dan
pembangunan ditingkat desa sebagaimana mestinya, seperti kurang berjalannya
agenda kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan dan Pegembangan Desa
(Musrembangdes), kegiatan program pembangunan yang berjalan di desa tidak
diketahui sebelumnya oleh masyarakat desa, belum adanya standar pelayanan
dan kepengurusan administrasi desa yang maksimal dan lain sebagainya.
Sementara itu Pemerintahan Desa Sungai Sayang (BPD dan Kades beserta
perangkatnya) merasa sulit mengimplementasikan peran dan fungsi sesuai
aturan perundangundangan yang berlaku.
Hal ini disebabkan minimnya akses informasi terkait model
penyelenggaraan pemerintahan desa dan produk hukum yang menyangkut
desa. Proses sosialisasi produk hukum pusat maupun daerah juga masih terbatas
dilakukan oleh berbagai pihak bagi pemerintahan desa Sungai Sayang dan
masyarakat.
Pada tataran masyarakat, partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan cenderung menurun akibat beberapa faktor seperti menurunnya
daya hidup masyarakat desa, kurang terakomodirnya aspirasi masyarakat dalam
35
berbagai kegiatan pembangunan yang terkait peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan minimnya ruang partisipasi yang tersedia di desa.
Aksesibilitas terhadap desa sampai saat ini masih sangat terbatas dan
hanya dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua (sepeda motor). Jalan Rusak
parah dan karena Rusaknya jembatan ruas jalan antara Dusun I (satu) ke dusun
II (dua) Mengakibatkan hasil pendapatan baik di bidang pertanian maupun di
bidang nelayan menjadi murah hingga berdampak pada harga barang yang
dijual di desa setempat karna tempat penampung hasil panen baik di bidang
nelayan maupun di bidang pertanian sudah sekehendak hati si penampung
untuk memberi harga barang kepada hasil panen masyarakat . Sementara itu
Meskipun jarak antara pusat kecamatan sadu dari pemukiman Desa sungai
Sayang relatif dekat. Sarana Perhubungan jalan antar desa Sungai Sayang ke
pusat kecamatan yang ada diwilayah kecamatan sadu ini baik berupa jalan ke
kecamatan ataupun jalan lingkungan belum memadai dan sebagian besar
diantaranya telah rusak parah dan sulit dilalui oleh kendaraan roda 4.
Pemanfaatan sumberdaya laut oleh masyarakat belum tergarap secara
optimal ditandai dengan penggunaan alat tangkap yang masih konvensional
(tidak memiliki alat pendeteksi ikan) dan minimnya prasarana pendukung
nelayan lokal untuk turun melaut yang hanya menggunakan perahu sampan dan
hasil tangkapannya pun kadang membusuk berakibat lamanya berdayung
melalui alur sungai sayang ini serta tempat membeli es balok pun belum ada.
Namun demikian potensi daratan luas yang dimiliki desa sangat menjanjikan
bagi pengembangan kehidupan masyarakat desa untuk dapat hidup dengan
sejahtera akan tetapi belum tergarap dengan baik dan masih banyak dijumpai
semak belukar yang sangat luas hangga mencapai ± 53,1% terabaikan
“menganggur”,
Pemanfaatan lahan desa untuk menunjang perekonomian dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa belum optimal, baik tambak ikan
yang sangat baik untuk di tingkatkan lagi namun sekarang tinggal lokasinya saja
yang tertinggal, sebelumnya hasil panen tambak cukup memuaskan namun
menjadi kendala berakibatkan sering meluapnya air pasang yang sangat besar
sehingga pengelolah tambak ikan tidak sanggup untuk membendungnya lagi
36
akhirnya tinggal bekas tambaknya sekarang ini.. menyangkut Pengelolaan lahan
terkait usaha pertanian semusim (pangan) dan usaha perkebunan kelapa yang
baru masih banyak kendala yang masih mengakibatkan banyaknya hama babi
dalam upaya teknis budidaya dan pengembangannya (hama babi, suplay air
tawar dll).
Orientasi pemukiman (bangunan/rumah guru) yang sekian lamanya telah
rusak parah sehingga tidak layak lagi tinggali oleh majelis guru dan sebagian
besar mengontark di rumah masyarakat desa serta investasi/pembangunan
rumah walet oleh beberapa orang masyarakat desa Sungai Sayang maupun
orang luar desa telah mengakibatkan masalah baru bagi ketersediaan air minum
masyarakat desa dibeberapa pemukiman. Disamping itu masih terbatasnya
fasilitas publik yang dimiliki desa sehingga pelayanan umum bagi masyarakat
desa belum maksimal seperti . sarana air bersih, listrik/penerangan, , sarana
olah raga, fasilitas wisata, Kesehatan, fasilitas pendidikan & laboratorium yang
masih minim dll.
3. VISI dan MISI Desa Sungai Sayang
a. Visi” Menuju Desa Sungai sayang yang sejahtera mandiri, Kompetetif dalam
konteks Ekonomi Kerakyatan dengan pemberdayaan Petani dan Nelayan
sebagai usaha meningkat Taraf hidup Masyarakat Desa Sungai Sayang yang di
Dukung Oleh Sumber Daya manusia (SDM) dan derajat kesehatan masyarakat
b. MISI” Untuk mencapai Visi Misi yang Akan di Emban oleh Desa Sungai Sayang
adalah menyelenggarakan pembangunan yang berkembang dan
berkelanjutan dengan fokus sebagai berikut:
1) Mengadakan pembanguna Desa yang langsung untuk
berkepentinmgan masyarakat luas.
2) Memberikan bimbingan dan bantuan tekhnis kepada petani dan
nelayan yang profesional sejahtera dan mandiri.
3) Menujukan Supermasi Hukum yang mendukung dan mendorong
tumbuh kembangnya ekonomi kehidupan masyarakat yang lebih
baik dan berkualitas.
4) Melaksanakan penggalangan taraf hidup terhadap para petani dan
nelayan yang sejahtera dan mandiri
37
5) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Khususnya Desa
Sungai Sayang untuk mendukung Visi Misi Pemerintah Kabupaten
yaitu Menuju Tanjab Timur “ SAMUDRA”
Berdasarkan kondisi desa Sungai Sayang dan tantangan yang akan di
hadapi serta dengan memperhitungkan modal dasar yang di miliki oleh Desa
Sungai Sayang maka Visi pembangunan Desa Sungai Sayang priode tahun
2014 – 2020 adalah. Antara kelestarian fungsi alam lingkungan Desa (hutan,
lahan, lautan) dan kesejahteraan manfaat merupakan dua sisi mata uang agar
tetap bisa berdiri kedua-duanya harus tetap seimbang untuk mencapai visi
tersebut merupakan misi yang hendak di capai dalam pembangunan
pembaharuan. Misi Mengsukses Pembangunan Ekonomi Kerakyatan
Menselaraskan pembangunan ekonomi dengan kemampuan para pengusaha
di Desa dari sumber daya manusia dengan sumber daya alamnya yang mampu
menyerap tenaga kerja pada sektornya masing-masing (Tani, Nelayan,
Pedagang) akan sangat bermanfaat. Kerja sama dengan usaha mambentuk
lembaga atau koperasi yang mampu menampung hasil produksi tani, nelayan
kemudian memasarkan ke konsumen dengan nilai jual yang layak tentunya
akan meningkatkan hasil pendapatan produk. Mengsukses Pembangunan
Politik, Pemerintahan, Hukum, Serta Peranan Wanita Dan Kesehatan Jender
a) Stabilitas, ketertiban dan keamanan di desa menjadi hal yang amat
penting di ciptakan serta di pertahankan.
b) Penegakkan hukum dan kepastiannya menjadi hal yang penting untuk di
masyarakatkan agar penduduk desa tidak buta hukum dan main hakim
sendiri.
c) Demokrasi politik dan keterbukaan tetap harus menjadi acuan kita di
dalam sistem pemerintahan di desa kini dan di masa mendatang.
d) Kehidupan politik demokrasi hendaknya di bangun bukan hanya dengan
semangat asal beda tetapi juga di arahkan untuk mencapai kesepakatan-
kesepakatan yang di musyawarahkan.
e) Dengan kesadaran hukum dan juga kebersamaan dalam memperoleh
pekerjaan antara laki-laki dan wanita. Membuat wanita memiliki
38
kedudukan posisi yang sama, baik dalam rumah tangga maupun di luar
urusan rumah tangga.
f) Meningkatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat yang
maksimal sehingga biasa terlayani dengan sempurna dan di dukung oleh
fasilitas desa.
g) Persoalan tersebut tentu membutuhkan adanya prioritas penanganan
karena hal itu merupakan wujud persamaan hak bagi semua warga laki-
laki dan wanita untuk menjadi bangsa yang maju.
c. Mengsukses Pembangunan Pendidikan, Kesehatan, Sarana Prasarana,
Olah Raga Dan Budaya
1) Persoalan tersebut tentu membutuhkan adanya perioritas penanganan
karena hal itu merupakan wujud persamaan hak bagi semua warga
laki-laki dan wanita untuk menjadi bangsa yang maju
2) Pendidikan merupakan suatu hal yang paling utama karena tampa
pendidikan rohani dan jasmani akan timbul di masyarakat perdesaan
rusaknya sendi-sendi keharmonisan dan kerukunan sosial.
3) Sarana prasarana merupakan suatu hal yang paling Penting karena
kondisi desa masih banyak yang perlu untuk di pedulikan sebab
tampa adanya sarana prasarana maka desa semakin menjadi desa
tertinggal.
4) Pendidikan merupakan suluh penerangan bagi masyarakat umumnya
untuk maju dan mengejar ketinggalan yang di alami terutama di
desa, dengan pendidikan juga akan kita kenal kesehatan secara
leluasa dan dengan adanya pendidikan serta kesehatan yang
seimbang maka segala rencana dan usaha insya Allah akan berjalan
dengan sebagai mana mestinya.
5) Pendidikan olah raga mengajarkan masyarakat untuk lebih proaktif
di dalam pergaulan demi kesehatan dan keseimbangan di dalam
pergaulan sekitar lingkungan dan dengan kesehatan yang di miliki
maka mudah-mudahan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat di
pedesaan akan terlaksana serta menjadi budaya sebagai titik tolak
39
dari semua perencanaan, sehingga tidak akan menemukan kegagalan
apabila sebelum melaksanakan terlebih dulu di pikirkan matang-
matang, direnungkan bersama-sama secara musyawarah dan
memufakati semua keputusan dan berserah diri kepada yang kuasa
tuhan semesta alam.
d. Kebijakan Pembangunan
1) Arah Kebijakan Pembangunan Desa
Berdasarkan perjalanan pembangunan, fakta dan keadaan, serta
permasalahan, tantangan dan peluang yang dihadapi Pemerintah Desa
Sungai Sayang dan masyarakat dalam membangun Desa, dapat dirumuskan
untuk Enam tahun ke depan Arah Pembangunan Desa Sungai sayang 2014 -
2020, sebagai berikut:
a) Periode 2014 - 2016, diarahkan untuk persiapan dan perencanaan,
peningkatan Pembangunan, penguatan sistim pemerintahan desa dan
kelembagan, pembenahan keruangan Pendidikan, pelembagaan aturan
dan penyadaran hukum, perbaikan dan pembangunan sarana dan
prasarana
b) Periode 2016 - 2018, diarahkan untuk pemulihan kondisi sosial politik dan
budaya serta ekonomi masyarakat, peningkatan Pelayanan Kesehatan,
pemantapan penegakan hukum dan perbaikan infrastruktur sosial politik
dan ekonomi serta Perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana
desa
c) Periode 2018 - 2020, diarahkan untuk pemantapan landasan bagi pemuda
dalam bermain Olah Raga dan budaya serta peningkatan Sosialisasi
kemasyarakatan untuk, menuju kemandirian, kesejahteraan yang
berkelanjutan kedepan lebih baik.
2. Potensi dan Masalah
Secara umum berdasarkan kondisi kependudukan Desa Sungai Sayang
memiliki potensi yang cukup banyak untuk dapat dikembangkan/dioptimalkan
pemanfaatannya guna kepentingan masyarakat dan desa untuk dapat
menunjang pembangunan daerah dan nasional. Adapun potensi pendukung
dikelompokkan kedalam Potensi Sumber Daya Alam, Potensi Sumber Daya
40
Manusia dan kelembagaan serta Potensi Penunjang lainnya yang meliputi
Aksesibilitas yang ada didesa.
Potensi secara optimal dengan prinsip keberkelanjutan bahwa sanya
desa Sungai Sayang diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan
yang ada didesa yang meliputi kepastian hukum dan budaya hukum
dimasyarakat baik hukum adat maupun hukum positif sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, masalah migrasi dan kependudukan,
masalah aksesibilitas dan sarana penunjang (transportasi, Jalan dan
Jembatan yang meliputi jalan utama Serta jembatan yang menghubungkan
Dusun I (satu) ke Dusun II (dua) Desa Sungai Sayang dengan desa lainnya,
jalan jembatan yang menghubungkan antar dusun dan jalan lingkungan
jembatan serta jalan penunjang dan jembatan yang menjadi akses pertanian
dan perkebunan serta sumber daya kelautan). Masalah pemerintahan dan
kelembagaan, masalah pemanfaatan sumber daya alam yang meliputi
pertanian dan perkebunan serta kelautan yang belum dimanfaatakan secara
optimal, masalah pendidikan yang mencakup wajib belajar Sembilan tahun
termasuk kualitas pengajar yang masih sangat terbatas serta sarana Ruang
belajar yang belum memadai di karnakan fasilitas tempat belajar masih
dalam serba kekurangan , masalah kesehatan, Belum adanya mantri di desa
sehingga banyaknya masyarakat yang berobat ke desa tetangga, budaya
hidup sehat masyarakat yang rendah, kualitas tenaga kesehatan dan
penyuluh kesehatan serta parasarana yang belum memadai termasuk
pelayanan kesehatan dan air bersih, masalah social budaya, serta
permasalahan prasarana pendukung lainnya yang dapat menunjang kualitas
hidup masyarakat desa Sungai Sayang ke depan.
3. Manfaat Bumdes bagi Program Pembangunan Desa
a) Menegakkan supremasi hukum, kepastian hukum dan budaya hukum
b) Meningkatkan kapasitas kelembagaan Desa dan kualitas aparatur
Pemerintahan Desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa
dan pelayanan publik yang lebih berkualitas, profesional, transparan dan
akuntabel
41
c) Mempercepat pemulihan ekonomi desa melalui pengembangan wisata,
perbaikan infrastruktur dan akses sumber daya ekonomi,
d) Mewujudkan dan memperkuat basis ekonomi melalui penguatan jaringan
produksi dan distribusi, peningkatan peran serta koperasi, penggunaan
teknologi ramah lingkungan
e) Meningkatkan kemampuan penyediaan layanan kesehatan dan
pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun,
f) Meningkatkan pengendalian penduduk dan sumber daya tenaga kerja
dalan rangka peningkatan kualitas penduduk, perluasan kesempatan
kerja, kesempatan berusaha dan peningkatan produktivitas masyarakat
baik disektor pertanian/perkebunan maupun kelautan dan perikanan
serta pariwisata
g) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana desa dalam rangka
peningkatan pelayanan dan daya dukung desa
4. Strategi Capaian
Strategi diperlukan untuk memperjelas arah dan tujuan pembangunan
Desa Sungai Sayang dalam 5 tahun ke depan. Strategi disusun berdasarkan
faktor-faktor internal dan eksternal desa. Strategi sebagai pendekatan dasar
akan mampu mendongkrak perubahan pemerintahan secara bermakna.
Karena itu, pilihan strategi yang tepat dalam membangun Desa Sungai Sayang
menjadi sangat penting. Dalam kaitan ini, digunakan 2 (dua) pendekatan
implementasi sebagai “titik angkat” pembangunan Desa Sungai Sayang yang
akan dilaksanakan, yaitu:
1. Pendekatan partisipatif: Tewujudnya masyarakat Perdesaan ddengan
melakukan pembaharuan untuk menjadi desa yang mandiri dan sejahtera
melalui proses pemberdayaan, dengan mengedepankan prinsip
demokratisasi, kesetaraan dan keberpihakan pada masyarakat.
2. Pendekatan komprehensif, yaitu membentuk struktur ruang desa yang
strategis sesuai kebutuhan dan kondisi wilayah/kawasan, secara
berkeadilan, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kedua pendekatan tersebut diimplementasikan secara sinergis,
terintegrasi, bertahap dan berkesinambungan. Strategi merupakan alat
42
penghubung antara Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Pokok-Pokok Kebijakan
Pembangunan dalam satu paket dengan strategi di setiap bidang
pembangunan. Strategi di setiap bidang RPJM Desa Sungai Sayang
mencerminkan delapan bidang RPJM Desa Sungai Sayang. Strategi dilahirkan
dari pengamatan setiap bidang sehingga secara umum bersifat memayungi
strategi di setiap bidang pembangunan Desa Sungai Sayang. Strategi tersebut
meliputi :
a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, meningkatkan kualitas individu
aparat, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan peraturan, jujur dan
tegas untuk mendukung tercapainya kepastian, keharmonisan kehidupan
hukum di tengah-tengah masyarakat sehingga tercipta keadaan yang
aman, tertib dan tenteram.
b. Mengembangkan sistem manajemen, struktur organisasi, dan administrasi
pelayanan yang efisien, efektif, transparan, akuntabel dan profesional
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai good governance untuk
meningkatkan kualitas fungsi pelayanan pemerintah desa kepada
masyarakat.
c. Mengembangkan sistem manajemen keuangan yang mendukung
peningkatan potensi penerimaan desa, pengelolaan, dan pemanfaatan
keuangan desa yang digunakan sebesar-besarnya bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan aspek-aspek
tertib, efektif, efisien, transparan dan bertanggung jawab yang tercipta
melalui sistem pengawasan keuangan yang ketat.
d. Mendorong terciptanya pemerataan pendidikan dengan membuka
kesempatan sebesar-besarnya, terutama pada program pendidikan 9
tahun dengan memanfaatkan secara optimal sarana dan prasarana
fisik/non fisik, pendidikan, dengan menjalin kerjasama dengan
pemerintah Daerah dan swasta.
e. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan menyediakan dan
memanfaatkan secara optimal sarana dan prasarana kesehatan, agar
setidaknya mencapai standar minimum pelayanan kesehatan.
43
f. Mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kehidupan ekonomi
Desa Sungai Sayang dengan membangun infrastruktur ekonomi yang baik,
serta pemanfaatan sumberdaya baik perikanan /pertanian secara optimal
dan berkelanjutan
g. Dengan memperhatikan dampaknya pada kehidupan sosial dan
lingkungan hidup serta sebesar-besarnya bermanfaat dalam menciptakan
lapangan kerja.
h. Membangun komunikasi antar masyarakat Desa Sungai Sayang yang
bersifat heterogen dengan memperhatikan akar budaya masing-masing,
sehingga seminimal mungkin dapat menekan terjadinya konflik-konflik
horizontal.
i. Memantapkan arah dan tujuan pembangunan sosial dengan
mengoptimalkan peranan pemerintah, swasta dan dukungan masyarakat
untuk menghindari terjadinya penurunan moral pemerintah dan
masyarakat dengan mengoptimalkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
j. Mengoptimalkan kebijakan yang berkaitan dengan masalah
kependudukan dengan meningkatkan kualitas pelayanan penduduk serta
mengendalikan arus perpindahan penduduk ke Desa Sungai Sayang.
k. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana fisik
44
BAB IV
PROGRAM BUMDES
A. Program Pemberdayaan BUMDesa Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Desa Sungai Sayang.
Program ini merupakan kerjasama antara kantor staf presiden Republik
Indonesia dengan Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa & Kawasan (BP2DK).
Dalam program ini, BP2DK merupakan pelaksana untuk mengembangkan 222
model desa dan kawasan di 111 kabupaten di 33 provinsi di seluruh
Indonesia. Sedianya, program ini merupakan embrio bagi Pembangunan
Nasional Terpadu Berbasiskan Desa & Kawasan di Indonesia pada masa yang
akan datang.
Program Sistem Tata Kelola Pembangunan Desa & Kawasan sendiri
mendorong desa sebagai “Subjek” pembangunan, baik di wilayahnya, daerah,
maupun nasional. Program ini menitikberatkan kepada sinergi produktif dan
positif antara pemerintah desa serta pemerintah kabupaten dan pemerintah
nasional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi. Dalam pelaksanaannya, ada lima capaian yang menjadi fokus
utama program ini, yaitu:
1. Desa mampu merencanakan pembangunan desa dan kawasan berdasarkan
kesadaran tentang ruang wilayah dan potensi desa melalui peta dan basis data
terkait desa.
2. Desa mampu melayani dan membangun masyarakat desa yang berpedoman
kepada pembangunan berkelanjutan.
3. Desa mampu melakukan pembangunan dan pemerataan ekonomi desa dan
kawasan melalui pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) dan Badan Usaha Milik Antar Desa (BUMADes) yang profesional.
4. Terbangunnya sinergi positif dan produktif antara desa, kawasan perdesaan,
kabupaten, provinsi dan nasional berbasis pembangunan desa dan kawasan.
5. Pembangunan Sistem Informasi Desa & Kawasan sebagai alat untuk
mewujudkan Pembangunan Nasional Terpadu berbasiskan desa dan kawasan
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
45
Setelah kelima capaian ini terbentuk, desa-desa model ini akan menjadi
Pionir Desa Membangun di wilayahnya. Pionir ini diharapkan mampu menjadi
“akademi” bagi desa-desa lainnya untuk membangun sistem tata kelola desa dan
kawasan di wilayahnya masing-masing. Lebih lanjut, Pionir ini bisa mengajak desa-
desa yang bervisi dan berpotensi sama untuk mengembangkan kawasan
perekonomian berbasis desa.
Program Sistem Tata Kelola Pembangunan Desa & kawasan menargetkan
angka-angka tersebut berkembang pada tahun-tahun selanjutnya. Pada tahun
2018, diharapkan terbentuk minimal satu kawasan dalam satu provinsi. Sedangkan
capaian pada 2019, diharapkan sebuah desa model tersebut di setiap kabupaten di
seluruh Indonesia.
BP2DK sendiri berperan untuk memastikan seluruh proses berjalan dengan
optimal, baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, maupun desa. Dalam hal ini,
BP2DK berperan sebagai “Jembatan” yang mendorong sinergi dan kerjasama antara
desa dan pemerintahan supra-desa
B. Tata Kelola BUMDes Terhadap Peningkatan Perekonomian Masyarakat
di Desa Sungai Sayang.
Pemerintah Desa Sungai Sayang dalam mengembangkan BUMdes melalui
sektor ekonomi telah mengerahkan kemampuan yang ada untuk bisa menggeliatkan
sektor ini agar lebih maju dari daerah lain dan mampu mensejahterakan masyarakat.
Adapun kemampuan Pemerintah Desa Sungai Sayang adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat
Mata pencaharian atau pekerjaan masyarakat di Desa Sungai
Sayang sebagian besar memang sebagai petani. Meksipun ada juga yang
bekerja sebagai karyawan dan Pegawai Negeri (PN) bagi masyarakat Desa
Sungai Sayang. Wawancara dengan Bapak Noferiadin, kepala Desa
Sungai Sayang yang mengatakan:
Untuk sektor ekonomi, masyarakat Desa Sungai Sayang banyak
bergantung pada pekerjaan petani. Meskipun pekerjaan ini tidak selalu
berjalan lancar, namun masyarakat sangat senang menekuni pekerjaan
ini. Perkebunan sawit dan sawit jenis pekerjaan yang telah lama
ditekuni sejak lama. Untuk meningkatkan mengembangkan BUMDes
46
melalui sektor ekonomi, maka kami selalu melakukan pelatihan dan
mengarahkan petani untuk memanfaatkan BUMDes.39
Pengamatan penulis terhadap perkembangan sektor ekonomi dalam
pemanfaatan BUMdes bagi masyarakat Desa Sungai Sayang dimana
terlihat banyak masyarakat di daerah ini bergantung pada pekerjaan petani.
Petani dan pedagang adalah sektor ekonomi yang dilakukan masyarakat di
Desa Sungai Sayang.40
Berdasarkan wawancara dengan kepala Desa Sungai Sayang
dimana memang masyarakat di daerah ini banyak yang bekerja sebagai
petani dan pedagang. Pekerjaan kedua terbanyak yang ditekuni masyarakat
Desa Sungai Sayang adalah petani kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan
komoditi yang sangat strategis yang dimanfaatkan masyarakat untuk
dijadikan pekerjaan pokok.
Wawancara dengan Bapak Zainal, masyarakat di Desa Sungai
Sayang yang mengatakan:
Bagi masyarakat Desa Sungai Sayang memang pinag dan sawit
merupakan komoditi yang sangat strategis yang dimanfaatkan
masyarakat untuk dijadikan pekerjaan pokok. Sehingga tidak heran
banyak masyarakat di daerah ini menggantungkan hidup mereka dari
pekerjaan sebagai petani sawit dan pinang. Maka tidak heran untuk
suku tertentu seperti Melayu di Desa Sungai Sayang memanfaatkan
sektor pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
meskipun Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor ekonomi sangat
kurang.41
Pengamatan penulis terhadap masyarakat Desa Sungai Sayang
dimana memang perkebunan pinang dan sawit merupakan ladang
pekerjaan yang sangat penting dimanfaatkan masyarakat untuk dijadikan
pekerjaan pokok. Di daerah ini begitu banyak kebun pinang milik
masyarakat, dan kebun ini untuk waktu-waktu tertentu bisa dipanen untuk
menghasilkan pinang.42
39
Noferiadin, kepala Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 8 Januari 2019 40
Observasi, 8 Januari 2019 41
Zainal Masyarakat Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 8 Januari 2019 42
Observasi, 8 Januari 2019
47
BUMdes merupakan sektor yang tidak dapat dipisahkan dengan
kegiatan masyarakat sehari-hari. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa
adanya kegiatan di sektor ekonomi. Demikian halnya yang dihadapi atau
dilakukan oleh masyarakat Desa Sungai Sayang. Masyarakat di Desa
Sungai Sayang menekuni berbagai pekerjaan untuk menghidupkan
perekonomian di desa dam pemanfaatan BUMDes tersebut. Sebagian
besar masyarakat di Desa Sungai Sayang bekerja sebagai petani, pedagang
dan buruh. Mengenai kondisi ini maka wawancara dengan Bapak
Noferiadin, kepala Desa Sungai Sayang yang mengatakan:
Bahwa kondisi ekonomi masyarakat Desa Sungai Sayang belum cukup baik
hal ini dapat dilihat belum banyaknya masyarakat yang berkecukupan
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti memiliki rumah yang
memadai dan memenuhi standar kesehatan, mendapatkan pendidikan yang
layak dan kondisi sosial lainnya. Kondisi ini membuat pemerintah desa
melakukan sejumlah pemetaan kondisi ekonomi dan pemanfaatan BUMDes
yang perlu dilakukan mengembangkan Sumber Daya Manusia-nya seperti
pertanian, perkebunan, pengrajin, montir, dan pedagang.43
Pengamatan penulis terhadap masyarakat Desa Sungai Sayang
dimana belum banyaknya masyarakat yang berkecukupan dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti memiliki rumah yang
memadai dan memenuhi standar kesehatan, mendapatkan pendidikan yang
layak dan kondisi sosial lainnya.44
Kondisi ini merupakan cerminan dari
kondisi ekonomi masyarakat di Desa Sungai Sayang belum begitu
sejahtera. Untuk itu pemerintah desa melakukan pemetaan kondisi riil di
Desa Sungai Sayang telah mendapatkan gambaran sektor ekonomi yang
perlu dilakukan mengembangkan SDM-nya.
Mata pencaharian suatu masyarakat adalah hal yang sangat vital atau
penting sekali untuk dipersoalkan dalam konteks sebagai penduduk itu sendiri.
Sebab mata pencaharian berhubungan langsung dengan hajat hidup manusia.
Mata pencaharian yang beragam memberikan ilustrasi bahwa manusia
diciptakan Tuhan adalah tidak sama, termasuk dalam hal pekerjaan.
43
Noferiadin Kepala Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 8 Januari 2019 44
Observasi, 8 Januari 2019
48
2. Mengelola BUMDes
Selanjutnya mengenai pandangan pemerintah Desa Sungai Sayang
mengenai BUMDes terhadap peningkatan di bidang ekonomi selama ini maka,
berikut wawancara dengan Bapak Noferiadin, kepala Desa Sungai Sayang yang
mengatakan:
Semenjak petani pisang di serang oleh hama mulai dari tahun 2000
sampai sekarang sehingga perekonomian warga Desa Sungai Sayang
mengalami krisis karena para petani pada umumnya mengandalkan
perkebunan pisang tersebut. Namun hal ini para warga mengalihkan
mata pencahariannya antara lain pedagang keliling, petani palawija,
membuka persawahan untuk bercocok tanam padi dan pencari ikan di
samping itu juga berangsur membuka lahan perkebunan pinang dan
sawit secara pribadi.45
Pandangan pemerintah Desa Sungai Sayang mengenai perkembangan
ekonomi dengan beralihnya mata pencaharian seperti yang telah dikemukakan
di atas maka sedikit demi sedikit dapat memulihkan perekonomian yang
terpuruk selama ini bagi masyarakat di Desa Sungai Sayang apalagi semenjak
dibantu dengan BUMDes.
Pemerintah Desa bertanggung jawab dalam melakukan perkembangan
BUMDes terhadap peningkatan melalui sektor ekonomi, karena pemerintah
Desa memiliki akses dan pola koordinasi yang luas dengan pemerintah pusat.
Mengenai kemampuan pemerintah Desa Sungai Sayang dalam peningkatan
pengelolaan BUMDes terhadap peningkatan melalui sektor ekonomi. Seperti
yang tertuang dalam visi dan misi pemerintahan Desa Sungai Sayang pada BAB
III skripsi ini.46
Maka wawancara dengan Bapak Halim, masyarakat Desa Sungai Sayang
yang mengatakan:
Pemerintah Desa Sungai Sayang dengan bantuan Pemerintah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur melalui Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan
berupaya mencari insvestor di bidang kelapa sawit secara mitra dengan
memanfaatkan lahan tidur (lahan desa) yang tidak mampu diserap oleh
masyarakat seperti terjadinya bencana banjir. Upaya ini telah dilakukan
pemerintah Desa Sungai Sayang dan sekarang telah ada investor yang
45
Noferiadin Kepala Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 8 Januari 2019 46
Sumber Data: Dokumen Kantor Kepala Desa Sungai Sayang Tahun 2019
49
bersedia untuk memanfaatkan sejumlah lahan masyarakat tersebut,
meskipun tidak dalam skala besar dalam memanfaatkan lahan.47
Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa Pemerintah
Desa Sungai Sayang telah berupaya mencari insvestor di bidang kelapa sawit
secara mitra dengan memanfaatkan lahan tidur (lahan desa) yang tidak mampu
diserap oleh masyarakat seperti terjadinya bencana banjir. Upaya ini telah
dilakukan pemerintah Desa Sungai Sayang dan sekarang telah ada investor yang
bersedia untuk memanfaatkan sejumlah lahan masyarakat tersebut.
3. Bekerja Sama dengan Depnaker dan Depsos
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka segala jalur koordinasi
pemerintah Desa Sungai Sayang dengan pemerintah pusat dapat diaktifkan
secara berkesinambungan. Jalur yang telah ditempuh pemerintah Desa Sungai
Sayang dalam mengembangkan BUMDes melalui sektor ekonomi selama ini
adalah bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja (Depnaker) dan Dinas Sosial
(Depsos) menyalurkan tenaga kerja dari masyarakat Desa Sungai Sayang.
Wawancara dengan Bapak Kaur Umum, Arpen Efendi Desa Sungai Sayang yang
mengatakan:
Mengembangkan pengelolaan BUMDes melalui sektor ekonomi selama ini
yang dilakukan pemerintah Desa Sungai Sayang dengan cara menyalurkan
tenaga kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing masyarakat melalui
kerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja (Depnaker) dan Dinas Sosial
(Depsos).48
Berdasarkan wawancara dengan pemerintah Desa Sungai Sayang dapat
diketahui bahwa mengembangkan pengelolaan BUMDes melalui sektor
ekonomi selama ini yang dilakukan pemerintah Desa Sungai Sayang dengan cara
menyalurkan sesuai dengan bidangnya masing-masing masyarakat melalui kerja
sama dengan Dinas Tenaga Kerja (Depnaker) dan Dinas Sosial (Depsos).
4. Bekerja Sama Dengan Pemerintah Kabupaten Tanjab Timur
Bantuan Pemerintah Kabupaten Tanjab Timur melalui Dinas Pertanian
membantu pemerintah Desa Sungai Sayang dalam mengembangkan
47 Halim, Masyarakat Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 8 Januari 2019
48Arpen Efendi Kaur Umum Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 8 Januari
2019
50
pengelolaan BUMDes melalui sektor ekonomi dapat diketahui melalui
wawancara dengan Bapak Noferiadin, kepala Desa Sungai Sayang yang
mengatakan:
Bantuan Pemerintah Kabupaten Tanjab Timur melalui Dinas Pertanian
membantu pemerintah Desa Sungai Sayang dalam mengembangkan
pengelolaan BUMDes melalui sektor ekonomi yaitu dengan membuka
pelatihan tenaga kerja dan memberi bantuan pinjaman lunak, serta Kupem
(koperasi simpan pinjam) untuk digunakan membuka usaha sebagai modal
usaha. Dana pelatihan berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Tanjab
Timur.49
Wawancara dengan Hamdi, pemuda di Desa Sungai Sayang yang
mengatakan:
Memang Pemerintah Kabupaten Tanjab Timur melalui Dinas Pertanian
membuka pelatihan tenaga kerja kepada masyarakat di Desa Sungai
Sayang. Melalui pelatihan tenaga kerja, maka masyarakat di Desa Sungai
Sayang banyak yang memiliki pengetahuan cara bertani yang modern. 50
Pengamatan di Desa Sungai Sayang dalam pengelolaan BUMDes melalui
sektor ekonomi memang telah ada pelatihan tenaga kerja dan memberi bantuan
pinjaman lunak, serta Kupem (koperasi simpan pinjam).51
Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa bantuan
Pemerintah Kabupaten Tanjab Timur melalui Dinas Pertanian membantu
pemerintah Desa Sungai Sayang dalam mengembangkan pengelolaan BUMDes
melalui sektor ekonomi yaitu dengan membuka pelatihan tenaga kerja dan
memberi bantuan pinjaman lunak, untuk digunakan membuka usaha sebagai
modal usaha.
5. Membentuk Badan Koperasi
Bentuk implementasi upaya Pemerintah Desa Sungai Sayang dalam
mengembangkan pengelolaan BUMDes melalui sektor ekonomi memang
dilakukan dengan membentuk Badan Koperasi menghimpun para pedagang dan
49
Noferiadin Kepala Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari 2019 50
Hamdi Pemuda Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari 2019 51
Observasi,15 Januari 2019
51
petani agar semua pelaksanaan kegiatan perekonomian dapat terbantu dapat
membeli pupuk dengan modal subsidi.
Pengamatan penulis di Pemerintah Desa Sungai Sayang dimana memang
implementasi upaya Pemerintah Desa Sungai Sayang dalam mengembangkan
pengelolaan BUMDes melalui sektor ekonomi memang dilakukan dengan
membentuk Badan Koperasi dengan menghimpun para pedagang dan petani
agar semua pelaksanaan kegiatan perekonomian terfokus pada koperasi
bersama. Selanjunya bantuan koperasi yang telah ada yaitu memudahkan petani
membeli pupuk melalui modal subsidi.52
Wawancara dengan Bapak Sunarno, masyarakat Desa Sungai Sayang
yang mengatakan:
Tanggapan kami sebagai masyarakat mengenai kemampuan pemerintah
Desa Sungai Sayang dalam mengembangkan pengelolaan BUMDes melalui
sektor ekonomi masyarakat sangat senang sebab dengan adanya bantuan
tersebut maka masyarakat dapat menyalurkan semua kegiatan sesuai yang
diinginkannya selama ini.53
Wawancara dengan Bapak Salihin, salah seorang masyarakat Desa
Sungai Sayang yang mengatakan:
Memang Pemerintah Desa Sungai Sayang telah berusaha memperbaiki
sektor ekonomi masyarakat dengan membantu perekonomian mereka
seperti memberikan dana simpan pinjam dan memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk ikut dalam pelatihan tenaga kerja.54
Di samping itu pengamatan penulis di Desa Sungai Sayang dimana
bidang ekonomi lain yang nyata dikembangkan pengelolaan BUMDes nya di
Desa Sungai Sayang yaitu di bidang pertanian dan perkebunan seperti membuka
lahan persawahan dan menanam sayur mayur. Ini dimaksudkan untuk
menambah penghasilan petani.55
Dengan demikian masyarakat sangat berpikir positif menanggapi upaya
Pemerintah Desa Sungai Sayang dalam mengembangkan pengelolaan BUMDes
52
Observasi, 15 Januari 2019 53
Sunarno, Masyarakat Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari 2019
54
Salihin, Masyarakat Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari 2019 55
Observasi, 15 Januari 2019
52
melalui sektor ekonomi, karena masyarakat mendapat kesempatan untuk
mengembangkan diri secara profesional dalam pekerjaan dengan mengikuti
pelatihan.
C. Faktor Penghambat Dalam Tata Kelola BUMDes di Desa Sungai Sayang.
1. Kepemimpinan, Manajerial Tata kelola dan Komisaris (Pemerintah Desa)
Pemerintah Desa atau komisaris merupakan organ perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan anggaran
dasar serta memberikan nasehat kepada Direksi dan kepala unit usaha
dalam melaksanakan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan
memberikan saran atau pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.
Dalam melaksanakan kewajibannya, Komisaris mempunyai
kewenangan untuk meminta penjelasan dari pengurus mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan
melindungi Badan Usaha Milik Desa terhadap hal-hal yang dapat merusak
kelangsungan dan citra Badan Usaha Milik Desa. Badan Usaha Milik Desa
merupakan salah satu program Pemerintah Desa dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat Desa, oleh karena itu Pemerintah Desa ataupun
komisaris bertanggung jawab untuk memberikan dukungan terhadap
Badan Usaha Milik Desa dalam pengembangan ekonomi lokal atau
pemberdayaan masyarakat.
Badan Usaha Milik Desa Sungai Sayang Mandiri bisa dikatakan
tidak mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Desa dimana
Pemerintah Desa tidak memberikan kewenagan terhadap Badan Usaha
Milik Desa untuk mengembangkan usahanya dalam mengelolah lahan
perkebunan Desa. Selain itu pengelola Badan Usaha Milik Desa Sungai
Sayang Mandiri tidak memiliki inisiatif mengajukan permohonan
pengelolahan lahan perkebunan Desa untuk menggerakkan potensi
ekonomi lokal bagi peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi
masyarakat Desa dikarenakan keterbatasan kapasitas sumber daya manusia
yang dimiliki oleh pengelolah.
53
Kepemimpinan, manajerial dan tata kelola Badan Usaha Milik Desa
Sungai Sayang Mandiri tidak berjalan sebagaimana mestinya disebabkan
kurangnya kualitas dan kapasitas pengetahuan yang dimiliki seorang
derektur dalam mengurus Badan Usaha Milik Desa, serta
terbatasnyasumber daya manusia yang ada dan pengetahuan pengurus
dalam memahami makna kepemimpinan, manajerial dan tata kelola
disertai kurangnya menganut prinsip-prinsip pengelolaan dan pengalaman
dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa yang baik sehingga
menyebabkan kurang berkembangnya Badan Usaha Milik Desa Sungai
Sayang Mandiri.
2. Kerjasama Badan Usaha Milik Desa Sungai Sayang belum mampu
menjalin hubungan kerjasama dengan pihak manapun dikarenakan hanya
menjalankan satu unit usaha yaitu usaha. Badan Usaha Milik Desa Sungai
Sayang Mandiri belum bisa mengembangkan usaha yang lain di karenakan
minimnya modal yang dimiliki untuk membuat usaha-usaha yang lain
sehingga menyebabkan usaha milik Desa Sungai Sayang Mandiri kurang
berkembang dengan pesat.
Wawancara dengan Bapak Saman, masyarakat di Desa Sungai
Sayang yang mengatakan: “Banyaknya lahan yang dimiliki Desa Sungai
Sayang tidak dimanfaatkan memang menyebabkan belum adanya
kesempatan masyarakat untuk bisa berinterkasi dengan kalangan bisnis
yang profesional dan belajar dari sejumlah kalangan dalam kesempatan
kerja di sektor ekonomi.”56
3. Skala dan jangkauan usaha Badan Usaha Milik Desa Suangai Sayang
sampai saat sekarang ini hanya bergerak dalam usaha jasa keuangan yaitu
simpan pinjam. Badan Usaha Milik Desa Sungai Sayang belum mampu
memanfaatkan potensi Desa yang ada untuk mengembangkan Badan
Usaha Milik Desa dengan membuat usaha yang lain seperti menyediakan
jasa transportasi dan perkebunan. Badan Usaha Milik Desa Sungai Sayang
56
Saman, Masyarakat Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari 2019
54
Mandiri belum bisa mengembangkan usahanya dikarenakan minimnya
modal yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Desa.
Wawancara dengan Bapak Mazni, masyarakat di Desa Sungai
Sayang yang mengatakan:
Koperasi simpan pinjam yang ada di Desa Sungai Sayang belum
mampu memanfaatkan potensi desa yang ada untuk mengembangkan
badan usaha milik desa menjadi lebih baik, namun akan menjadi tidak
luar biasa disaat yang sama kami membutuhkan kesempatan untuk
mengembangkan sektor ekonomi melalui koperasi simoan pinjam
dengan menghasilkan beberapa kali produksi panen.57
4. Emansipasi Lokal Badan Usaha Milik Desa Sungai Sayang dibentuk
bukan berdasarkan keinginan masyarakat Desa seutuhnya, padahal dalam
pembentukan Badan Usaha Milik Desa itu ada hak masyarakat yang harus
diperhatikan terhadap jenis usaha apa yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masyarakat Desa itu sendiri sehingga emansipasi lokal dengan
semangat partisipasi dapat diwujudkan sesuai dengan harapan masyarakat
setempat.
Wawancara dengan Bapak Arpen Efendi, Kaur Umum
Pemerintahan Desa Sungai Sayang yang mengatakan:
Pemerintah Desa Sungai Sayang memang masih kesulitan dalam
mengembangkan Emansipasi lokal melalui sektor ekonomi karena
sulitnya mencari (Inspektur) untuk menanamkan modal di Desa Sungai
Sayang. Padahal banyak lahan tidur yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan sektor ekonomi.58
Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa Pemerintah
Desa Sungai Sayang memang masih kesulitan dalam mengembangkan
emansipasi lokal melalui sektor ekonomi karena sulitnya mencari
Inspektur untuk menanamkan modal di Desa Sungai Sayang.
57
Masni, Masyarakat Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari 2019
58
Arpen Efendi, Kaur Umum Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari
2019
55
Badan Usaha Milik Desa yang lahir dari emansipasi lokal ataupun
pembentukannya yang dilakukan melalui musyawarah Desa akan
mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Desa sehingga Badan
Usaha Milik Desa Sungai Sayang bisa berjalan secara optimal dalam
meningkatkan perekonomian Desa dan masyarakat Desa.
5. Tradisi berdesa, Tradisi berdesa mampu memiliki kekuasaan dan
berpemerintahan, yang di dalamnya mengandung otoritas (kewenangan)
dan akuntabilitas untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat. Ketika mandat dari rakyat koheren dengan otoritas dan
akuntabilitas, maka legitimasi dan kepercayaan akan menguat. Sehingga
Desa mampu menjalankan fungsi proteksi dan distribusi pelayanan dasar
kepada masyarakat. Di Desa Sungai Sayang, tradisi berdesa saat sekarang
ini bisa dikatakan tidak adanya tradisi berdesa lagi, yang mana dapat
dilihat di Desa Pematang Sayang tidak adanya lagi asas gotongroyong,
kerjasama dan kekerabatan yang terjadi di Desa Sungai Sayang.
Tradisi berdesa di Desa Sungai Sayang menghilang dikarekan setiap
pembangunan yang diselenggarakan di Desa Pematang Sayang dijadikan
suatu proyek untuk mengambil keuntungan oleh para penmangku
kepentingan yang ada di Desa Sungai Sayang. Tidak adanya tradisi
berdesa di Desa Sungai Sayang membuat sulitnya untuk memajukan
Badan Usaha Milik Desa Sungai Sayang Mandiri. Tradisi berdesa
merupakan hal yang bisa membuat suatu Badan Usaha Milik Desa
berkembang dengan baik. Karena dalam tradisi berdesa kepercayaan
warga Desa terhadap kepemimpinan kepala Desa serta perangkat Desa dan
Badan Usaha Milik Desa cukup tinggi. Kontrol masyarakat terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan juga
cukup kuat, sehingga kepala Desa dan perangkat Desa serta pengelola
Badan Usaha Milik Desa lainnya menjunjung tinggi amanah tersebut.
6. Dukungan supra Desa Sungai Sayang Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan Pemerintah Desa wajib mendorong perkembangan Badan
Usaha Milik Desa dengan memberikan hibah dan akses permodalan,
56
melakukan pendampingan teknis dan pemasaran dan memprioritaskan
Badan Usaha Milik Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di
Desa.“Badan Usaha Milik DesaSayang Mandiri bisa dibilang tidak
mendapatkan dukungan yang penuh dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah Desa Dimana tidak maksimalnya bantuan yang
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten kepada Badan Usaha Milik Desa
Sungai Sayang Mandiri dalam hal proses pemberian bantuan dana yang
dilakukan secara bertahap membuat BadanUsaha Milik Desa Sungai
Sayang sulit berkembang dikarenakan minimnya modal yang dimiliki oleh
Badan Usaha Milik Desa.
D. Upaya Pemerintah Desa Sungai Sayang dalam tata kelola BUMDes
Menghadapi sejumlah kendala mengembangkan BUMDes melalui sektor
ekonomi Pemerintah Desa Sungai Sayang tidak berhenti berupaya, namun
sebaliknya, pemerintah telah melakukan upaya tata kelola yang lebih terarah agar
kendala yang ada dapat diatasi:
1. Menyalurkan Pelatihan Tenaga Kerja di Depsos
Pemerintah Desa Sungai Sayang menghadapi kendala dalam
mengembangkan BUMDes melalui sektor ekonomi dengan berupaya
mendorong para warga untuk dapat bangkit kembali untuk turun di bidang
pertanian dan perkebunan dan memperhatikan kondisi alam.
Pekerjaan masyarakat di Desa Sungai Sayang sebagian besar
memang sebagai petani. Wawancara dengan Bapak Noferiadin, kepala
Desa Sungai Sayang yang mengatakan:
Untuk meningkatkan mengembangkan BUMDes melalui sektor
ekonomi, maka kami selalu melakukan pelatihan tenaga kerja seperti
di bidang perbengkelan bagi laki-laki untuk disediakan bagi setiap RT.
Sedangkan bagi yang berbakat maka Pemerintah Desa Sungai Sayang
melakukan kerja sama dengan Dinas Sosial seperti pelatihan bagi para
perempuan sebagian keterampilan menjahit. Pelatihan ini dikirim
sebanyak 5 orang dalam 1 tahun untuk satu desa. Ini dimaksudkan
untuk memberikan penghidupan yang layak dari penghasilan
tambahan dari menjahit, di samping pekerjaan pokok sebagai petani.59
59
Noferiadin Kepala Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari 2019
57
Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa untuk
meningkatkan mengembangkan BUMDes melalui sektor ekonomi, maka
pemerintah desa selalu melakukan pelatihan tenaga kerja seperti di bidang
perbengkelan bagi laki-laki. Sedangkan bagi yang berbakat maka
Pemerintah Desa Sungai Sayang melakukan kerja sama dengan Dinas
Sosial seperti pelatihan jahit-menjahit. Ini dimaksudkan untuk
memberikan penghidupan yang layak dari penghasilan tambahan dari
menjahit, di samping pekerjaan pokok sebagai petani.
Pengamatan penulis terhadap perkembangan sektor ekonomi bagi
masyarakat Desa Sungai Sayang dimana terlihat banyak masyarakat di
daerah ini bergantung pada pekerjaan petani. Petani dan pedagang adalah
sektor ekonomi yang dilakukan masyarakat di Desa Sungai Sayang.60
Upaya yang dilakukan Pemerintah Desa Sungai Sayang menghadapi
kendala dalam mengembangkan BUMDes melalui sektor ekonomi dengan
upaya pengentasan kemiskinan. Kemiskinan yang melanda sebagian masyarakat
Indonesia dewasa ini tekah membuat perkembangan dan kemajuan sektor
pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya menjadi terhambat. Untuk itu,
Pemerintah Desa Sungai Sayang setempat yang telah dicanangkan diharapkan
mampu menumbuh-kembangkan kondisi ekonomi yang lebih baik bagi
masyarakat Desa Sungai Sayang. Wawancara dengan Ibu Sawiati, masyarakat
Desa Sungai Sayang sebagai berikut:
Melalui program BUMDes Pemerintah Desa Sungai Sayang seperti pelatihan
keterampilan di Departemen Sosial diharapkan pengentasan kemiskinan
dapat dilakukan secara merata ke semua lapisan masyarakat miskin. Untuk
itu, keberadaan unit jahit-menjahit sangat membantu masyarakat dalam
mengembangkan SDM mereka dari aspek ekonomi, karena masyarakat
dilatih untuk memiliki keterampilan individu.61
Wawancara dengan Ibu Sawiati, ketua PKK Desa Sungai Sayang dapat
diketahui bahwa melalui program Pemerintah Desa Sungai Sayang seperti
pendidikan keterampilan sangat membantu masyarakat dalam mengembangkan
60
Observasi, 15 Januari 2019 61
Sawiati Ketua PKK, Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15 Januari 2019
58
sumber daya manusia mereka. Dengan demikian, untuk mengembangkan
BUMDes dari sektor ekonomi telah mengalami perubahan ke arah positif,
dimana masyarakat telah mampu membuka usaha sendiri dari keterampilan
menjahit.
2. Menanamkan Investasi
Bagi Pemerintah Desa Sungai Sayang untuk menghadapi kendala dalam
mengembangkan BUMDes melalui sektor ekonomi, upaya lain yang dilakukan
adalah bekerja sama dengan pihak swasta dalam penanam investasi di Desa
Sungai Sayang.
Wawancara dengan Bapak Baso Jumardi, Kader Pembangunan
Desa Sungai Sayang yang mengatakan:
Ada beberapa pihak swasta dalam bidang perkebunan yang kami
datangi untuk menanamkan investasi di Desa Sungai Sayang dan
hasilnya telah ada yang bersedia karena melihat kondisi alam Desa
Sungai Sayang yang sangat subur untuk dijadikan perkebunan kelapa
sawit.62
Langkah yang dilakukan Pemerintah Desa Sungai Sayang dengan
melakukan sejumlah tawaran kepada pihak swasta dalam bidang perkebunan
untuk menanamkan investasi di Desa Sungai Sayang, sedangkan melalui bantuan
Pemerintah Kabupaten Tanjab Timur telah dilakukan dalam upaya sebelumnya.
62
Baso Jumardi, Kader Pembangunan Desa Sungai Sayang, Wawancara dengan Penulis 15
Januari 2019
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian peneliti di Desa Sungai Sayang dapat peneliti simpulkan
sebagai berikut:
1. Tata Kelola BUMDes terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di
Desa Sungai Sayang BUMDes dalam memberdayakan masyarakat desa
sungai sayang memiliki tiga program unit usaha yaitu Unit Usaha
Pertanian. Pengadaan Alat Konveksi. Dari ketiga program tersebut baru
satu yang telah terealisasi yaitu Unit Usaha Simpan Pinjam. Sedangkan
untuk yang dua masih dalam tahap perencanaan yaitu pengadaan alat
konveksi dan unit usaha pertanian. Dalam memberdayakan masyarakat
desa sungai sayang ,program pemberdayaan masyarakat melalui unit usaha
simpan pinjam yang paling dominan untuk saat ini, yang dimana dengan
adanya unit usaha simpan pinjam diharapkan dapat memberdayakan
masyarakat dengan memberikan bantuan pinjaman modal untuk membuka
usaha maupun mengembangkan usaha kepada warga masyarakat desa
sungai sayang.
2. Faktor penghambat dalam tata kelola BUMDes di Desa Sungai Sayang.
Kepemimpinan, Manajerial Tata kelola dan Komisaris (Pemerintah Desa)
Kerjasama Badan Usaha Milik Desa Sungai Sayang belum mampu
menjalin hubungan kerjasama dengan pihak manapun dikarenakan hanya
menjalankan satu unit usaha yaitu usaha, Skala dan jangkauan usaha
Badan Usaha Milik Desa Suangai Sayang sampai saat sekarang ini hanya
bergerak dalam usaha jasa keuangan yaitu simpan pinjam.
3. Upaya Pemerintah Desa Sungai Sayang dalam tata kelola BUMDes.
Menyalurkan Pelatihan Tenaga Kerja di Depsos, Menanamkan Investasi
60
B. Saran-Saran
Sebelum mengakhiri tulian ini tak luput peneliti menyampaikan
beberapa saran yang dirasakan berguna dan bermanfaat sebagai masukan dan
demi penggunaan BUMDes dalam meningkatkan pendapatan Desa yang akan
datang, adapun saran dari peneliti sebagai berikut:
1. Kepada kepala Desa untuk terus berupaya meningkatkan penggunaan
BUMDes dalam meningkatkan pendapatan BUMDes tepat sasaran.
2. Kepada kepala Desa untuk selalu melakukan kerja sama yang baik dengan
Dinas-dinas terkait selalu ditingkatkan agar dalam menghadapi masalah-
masalah bisa terselesaikan dengan tuntas, meskipun masih menghadapi
keterbatasan fasilitas.
3. Kepada pihak Desa Sungai Sayang untuk selalu memaksimalkan fungsi
BUMDes bagi kelancaran proses BUMDes dan pelatihan bagi setiap
keluarga dan masyarakat demi tercapainya tujuan yang telah dicita-
citakan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia,
2015.
Badan Ramdan dkk, aBCD Perencanaan desa Bacaan Khusus Untuk Kaum
Perempuan dan Masyarakat Miskin, (Jakarta: Inisiatif, 2014.
Borni Kurniawan, desa Mandiri, desa Membangun, Jakarta: Kementerian desa,
pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia,
2015.
Djuni Pristianto, Panduan Penyususnan RPJM desa, Jakarta: Yayasan Penabulu,
2015.
Hanny Purnamasari, “Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bum
Desa) Berbasis Ekonomi Kerakyatan Di Desa Warungbambu Kecamatan
Karawang Timur Kabupaten Karawang”, Fisip Universitas
Singaperbangsa Karawang Program Studi Ilmu Pemerintahan, 2016.
Heru Darmawan, Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
tahun 2014, Jakarta: 2014.
Kadek Diah Candra Kartika, “Efektivitas Pengelolaan Dana Pada Badan Usaha
Milik Desa Kerta Danu Mandara Di Desa Songan A”, Jurusan Akuntansi
Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2017.
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif, (Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009.
Muhammad Yasin, Anotasi Undang-Undang No. 6 tahun 2014 Tentang desa,
Jakarta: Pusat Telaah dan Informasi Regional PATTIRO, 2015.
RPDN, Buku Panduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes), Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika
Sistem Pembangunan (Pkdsp) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Sutoro Eko, Desa Membangun Indonesia, Yogykarta: Forum Pengembangan
Pembaharuan desa FPPD, 2014.
62
Silahudin, Kewenangan Desa Dan Regulasi desa, Jakarta: Kementerian desa,
pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia,
2015.
Sondang P. Siagian, Administrasi Pembangunan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Samadi, “Peranan Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes) Dalam Peningkatan
Ekonomi Masyarakat (Studi Pada Bumdes Desa Pekan Tebih Kecamatan
Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu)”, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sharan B. Merriam, Rualitative Research and Case Study Applications in
Education, New York City, 1998.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS
Jambi, 2012.
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
Wahyudin Kessa, Perencanaan Pembangunan Desa, Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia,
2015.
63
Data Resfonden
No Nama Keterangan
1 Noferiadin Kepala Desa Sungai Sayang
2 Arpen Efendi Kaur Umum Desa Sungai Sayang
3 Baso Jumardi Kader Pembangunan Desa Sungai Sayang
4 Sawiati Ketua PKK
5 Zainal Masyarakat Desa Sungai Sayang
6 Halim Masyarakat Desa Sungai Sayang
7 Sunarno Masyarakat Desa Sungai Sayang
8 Salihin Masyarakat Desa Sungai Sayang
9 Masni Masyarakat Desa Sungai Sayang
10 Saman Masyarakat Desa Sungai Sayang
11 Hamdi Pemuuda Desa Sungai Sayang
64
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Eki Janrizal
Nim : SIP 130037
Tempat & Tanggal Lahir : Kuala Dendang 17 Januari 1995
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Nungcik RT.02 Kelurahan Sungai Lokan Kec.
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi : Sekarang
MAN 6 Tanjung Jabung Timur : 2013
SMP 7 Muaro Jambi : 2010
SDN 219/IV Kota Jambi : 2007