Percobaan Ke 1

12
PENENTUAN JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT Pelaksanaan : Sabtu , 23 Maret 2013 Dosen/Asisten : Dra. Titrawani.M.Si Kelompok : VI ( enam ) Risky Ana Haloho (1103114086) Tresa Nia Pratiwi (1103113980) Sari Umayah (1103113967) Fitriyani Mariska (1103136544) Nur Aisyah Amin (1103113953) Maya Arumaisyah (1103120870) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

Transcript of Percobaan Ke 1

Page 1: Percobaan Ke 1

PENENTUAN JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT

Pelaksanaan : Sabtu , 23 Maret 2013

Dosen/Asisten : Dra. Titrawani.M.Si

Kelompok : VI ( enam )

Risky Ana Haloho (1103114086)Tresa Nia Pratiwi (1103113980)Sari Umayah (1103113967)Fitriyani Mariska (1103136544)Nur Aisyah Amin (1103113953)Maya Arumaisyah (1103120870)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013

Page 2: Percobaan Ke 1

PRAKTIKUM : I

PENENTUAN JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT

Tujuan

Praktikan dapat mempelajari dan memahami prinsip kerja bilik hitung improved

Neubauer yang digunakan dalam penghitungan jumlah eritrosit / leukosit.

Dasar Teori

Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair. Darah yang terdiri dari sel- sel

(dan pigmen- pigmen sel) yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat

seperti air ialah plasma sel- sel dan fragmen- fragmen sel merupakan unsur- unsur darah

yang disebut dengan unsur “jadi”, sel – sel ini cukup besar sehingga dapat diambil

dengan mikroskop biasa. Ada tiga tipe unsur “jadi” ialah sel-sel darah merah atau

eritrosit, sel-sel darah putih atau lukosit, dan keeping –keping darah atau trombosit

(Wattimena, 1990).

Darah merupakan cairan yang terdiri atas dua bagian yaitu selah darah dan

plasma. Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur

oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan. Plasma darah terdiri

atas : air (91 %), mineral (0,9 %), protein (8 %), dan sisanya diisi oleh bahan organik

yaitu : glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino. Selain itu

plasma juga berisi gas (COdarah 2), hormon, enzim dan antigen.

Untuk mengukur sel darah merah dapat dilakukan proses pengenceran 100kali,

diantaranya dilakukan dengan pipet pengenceran thoma, lalu jumlah darah dihitung

dibawah mikroskop. Selain sel darah merah berada dalam Hemositumeter. Larutan

pengencer yang digunakan misalnya NaCl 0,9 % stong, toison dan lain-lain (Wulangi,

1990).Sementara untuk sel darah putih dilakukan proses pengenceran 10kali, lalu

jumlahnya dihitung dibawah mikroskop.

Sel darah putih jumlahnya sedikit dan mempunyai inti. Fungsi sel darah putih

melindungi badan dari infeksi. Nanah merupakan sel darah yang mati dan juga

merupakan hasil kerusakan jaringan. Leukosit akan terlihat jelas apabila diwarnai

dengan hematoksilin dan eosin dibandingkan sel darah merah (Kimball, 1996).

Page 3: Percobaan Ke 1

Ada beberapa fungsi darah adalah membawa nutrien yang telah disiapkan oleh

saluran pencernaan menuju ke jaringan tubuh, membawa oksigen dari paru-paru ke

jaringan, membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru, membawa produk

buangan dari berbagai jaringan menuju ke ginjal untuk diekskresikan, membawa

hormon dari kelenjar endokrin ke organ-organ lain didalam tubuh, berperan penting

dalam pengendalian suhu tubuh dengan cara mengangkut panas dari struktur yang lebih

dalam menuju ke permukaan tubuh, ikut berperan dalam mempertahankan

keseimbangan air, berperan dalam sistem buffer, seperti bicarbonat di dalam darah

membantu mempertahankan pH yang konstan pada jaringan dan cairan tubuh,

pembekuan darah pada luka mencegah terjadinya kehilangan darah yang berlebihan

pada waktu luka, serta mengandung faktor-faktor penting untuk pertahanan tubuh

terhadap penyakit (Evelyn, 2005).

Sel darah putih penting untuk pertahanan tubuh. Sel darah putih kurang dari

6000/ mm3 disebut dengan Leucopenia, sedangkan bila melebihi dari normal disebut

dengan Leukositosis. Leukositosis dapat dibagi 2 yaitu: leukositosis fisiologis dan

leukositosis phatologis (Wulangi, 1990).

Keping darah merah adalah fragmen-fragmen sel yang dihasilkan oleh sel-sel

besar dalam sum-sum tulang belakang. Keeping-keping darah berbentuk cakra dan jauh

lebih kecil dari sel darah merah (Kimball, 1996).

Alat dan Bahan

Darah mencit

Alat bedah (gunting,pinset, dan lain-lain)

Alkohol dan kapas

Pipet pencampur 1-101 (pengenceran 100kali untuk eritrosit)

Pipet pencampur 1-11 (pengenceran 10kali untuk leukosit)

Bilik hitung Improved Neubauer

Mikroskop

Jarum suntik ukuran 1ml dan 2,5 ml

Larutan Hayem

Larutan Turk

Page 4: Percobaan Ke 1

Cara Kerja

Penentuan Jumlah Leukosit

Tubuh mencit dilemahkan dengan alkohol 70% dan kapas untuk mempercepat

proses pelemahan

Setelah itu tubuh mencit dibedah dengan menggunakan alat bedah

Darah mencit dikeluarkan melalui intra cardiac dengan menggunakan jarum

suntik yang telah disiapkan

Darah yang berhasil dikeluarkan dengan jarum suntik dimasukkan ke dalam

gelas ukur yang sebelumnya sudah diberi sedikit EDTA yang berfungsi

menghambat pembekuan darah mencit

Darah mencit di hisap dari cawan petri sampai menunjukkan angka ... pada

mikropipet

Kemudian larutan Turk yang dituangkan terlebih dahulu ke dalam tabung

dihisap sampai menunjukkan angka .....

Pipet karet dari mikropipet dilepaskan dari mikropipet kemudian kedua ujung

mikropipet ditutup dengan kedua jari

Mikropipet tersebut dikocok secara perlahan kurang lebih selama 2menit

Ujung mikropipet diletakkan ke Improved Neubauer dan kemudian ditetesi

darah.

Improved Neubauer tersebut diletakkan di bawah permukaan mikroskop (dengan

perbesaran lemah, dicari bilik hitung Improved Neubauer, lalu dilanjutkan

dengan perbesaran kuat)

Dilakukan penghitungan terhadap jumlah leukosit yang terdapat di dalam bujur

sangkar (dalam hal ini ditentukan 5bujur sangkar)

Adapun cara penghitungan jumlah leukosit dalam 1ml darah yakni:

Ni = ni × p × 2

Dimana Ni = jumlah leukosit dalam 1ml darah

ni = jumlah leukosit dalam 5 bujur sangkar yang dihitung

p = pengenceran 10kali

Page 5: Percobaan Ke 1

Penentuan Jumlah Eritrosit

Cara untuk menghitung jumlah eritrosit pada prinsipnya sama seperti

penghitungan jumlah leukosit, hanya terdapat perbedaan :

Pengenceran darah 100 kali

Cairan pengencernya Larutan Hayem

Jumlah eritrosit dapat dihitung dengan rumus:

Ne = ne x p x 50

Dimana Ne = jumlah leukosit dalam 1ml darah

ne = jumlah leukosit dalam 5 bujur sangkar yang dihitung

p = pengenceran 100kali

Hasil dan Pembahasan

Jumlah Leukosit:

Ni = ni x p x 2

Ni = 104 x 10 x 2

= 2080 butir/m3

Keterangan: Ni = jumlah leukosit dalam 1 ml darah

ni = jumlah leukosit dalam 5 segi empat yag di hitung

P = pengenceran 10x

Jumlah Eritrosit

Ne = ne x p x 50

Ne = 250 x 100 x 50 = 1.250.000 butir/m3

Keterangan: Ne = jumlah eritrosit dalam 1 ml darah

ne = jumlah eritrosit dalam 5 segi empat yang di hitung

p = pengenceran 100kali

Page 6: Percobaan Ke 1

Pembahasan

Darah terdiri dari komponen cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang

dibawa dalam plasma yaitu sel sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit yaitu sel

yang mengangkut oksigen, leukosit yaitu sel yang berperan sebagai kekebalan dan

pertahanan tubuh dan trombosit yang berperan dalam homeostatis. Eritrosit berperan

sebagai media transport. Sedangkan leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh

sehinggga memilki sifat menembus jaringan tanpa merusak jaringan tersebu.

Untuk mengetahui jumlah eritrosit dalam darah dilakukan penghitungan eritrosit

dengan menggunakan hemasitometer. Penambahan larutan Hayem adalah untuk

melisiskan sel darah putih untuk memudahkan perhitungan darah merah. Setelah

tercampur merata, kemudian sel darah dihitung di bawah mikroskop dengan Neubauer.

Metode yang digunakan adalah metode kamar hitung. Perhitungan hanya dilakukan

pada 5 kamar yang kemudian diambil nilai rata-ratanya. Jumlah butir darah yang berada

dalam kamar hitung hanya mewakili sebagian dari banyaknya butir darah dalam 0,5 mm

darah seluruhnya. Sehingga diperlukan perhitungan lebih lanjut dengan mengalikan

faktor pengenceran dan jumlah darah, didapatkan hasil akhir sebanyak 1.250.000

butir/mm3. Hasil yang diperoleh lebih kecil dari pada literatur, yaitu pada keadaan

normal jumlah eritrosit pada mamalia sekitar 5juta – 6juta sel/cc. Hal ini bisa

diakibatkan oleh beberapa faktor seperti jumlah pengenceran tidak merata atau

kesalahan praktikan itu sendiri.

Untuk mengetahui jumlah leukosit dalam darah dilakukan juga melalui

hemasitometer. Namun di gunakan larutan Turk yang berfungsi sebagai pengencer

leukosit dan memberi warna pada inti dari granula leukosit dimana larutan ini memecah

eritrosit dan trombosit tetapi tidak memecah leukosit. Setelah tercampur merata sel

darah putih dihitung dibawah mikroskop dengan kamar bilik hitung. Perhitungan hanya

dilakukan pada 5 kamar yang kemudian diambil nilai rata-ratanya. Setelah dilakukan

penghitungan didapatkan hasil sebanyak 2080 butir/mm3. Hal ini bebrbeda dengan

literature yang menyatakan bahwa jumlah normal leukosit pada mamalia adalah rata-

rata 4000-11000 sel/cc. Ada beberapa faktor perbedaan ini yaitu kesalahan praktikan

dan pengenceran yang tidak merata.

Page 7: Percobaan Ke 1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

Alat yang digunakan untuk penghitungan jumlah eritsosit dan leukosit

adalah Hemositometer.

Jumlah eritrosit pada mancit adalh 1.250.000 butir / mm3 dan jumlah

leukosit adalah 2080 butir /mm3.

Sel darah merah mencit tidak berinti dan berbentuk bikonkaf , sel darah

putih mencit berinti dan bersifat motil.

Terjadi perbedaan hasil antara hasil pengamatan terhadap jumlah sel drah

pada literature. Hal ini dapt dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti

kesalahan praktikan ataupun tidak meratanya proses pengenceran itu

sendiri.

Pada sel darah merah digunakan larutan Hayem adalah untuk melisiskan

sel darah putih untuk memudahkan perhitungan darah merah.

Pada sel darah putih digunakan larutan Turk yang berfungsi sebagai

pengencer leukosit dan memberi warna pada init dari granula leukosit

dimana larutan ini memecah eritrosit dan trombosit tetapi tidak memecah

leukosit.

Page 8: Percobaan Ke 1

DAFTAR PUSTAKA

Dahelmi. 1991. Fisiologi Hewan. Unand : Padang.

Evelyn, C Pearce. 2005. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gamedia : Jakarta.

Kartolo, W. S. 1990. Prinsi- Prisip Fisiologi Hewan. Erlangga :Jakarta

Kimball, J.W. 1996. Biologi. Erlangga : Jakarta.

Wattimena,JR dan Elin Yuilinah S. 1990. Fisiologi Manusia II Sistem Transport dan

Metabolisme. ITB : Bandung.

Wulangi, S. K. 1990. Fisiologi Peredaran. ITB : Bandung.