Percobaan III Mils Simplisia Mikroskopi

22
Pemeriksaan Simplisia Secara Mikroskopi 1 PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI A. TUJUAN Tujuan pada percobaan kali ini adalah untuk mengidentifikasi simplisisa dengan memggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa. B. BAHAN 1 KLASIFIKASI TANAMAN a. Kumis Kucing (Orthosiphon folium) Regnum : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Orthosiphon Spesies : Orthosiphon stamineus Benth. b. Mengkudu (Morindae Citrifoliae) Regnum : Plantae Devisio : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Rubiales Familia : Rubiaceae Genus : Morinda Species : Morinda citrifolia L. RAMLAH SRY AGHSARY AMIR, S.Si., M.Si., Apt. F1F1 12 071

Transcript of Percobaan III Mils Simplisia Mikroskopi

Pemeriksaan Simplisia Secara Mikroskopi 9

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

A. TUJUANTujuan pada percobaan kali ini adalah untuk mengidentifikasi simplisisa dengan memggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.B. BAHAN1 KLASIFIKASI TANAMANa. Kumis Kucing (Orthosiphon folium)Regnum: PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: DicotyledonaeOrdo: LamialesFamili: LamiaceaeGenus: OrthosiphonSpesies: Orthosiphon stamineus Benth.b. Mengkudu (Morindae Citrifoliae)Regnum: PlantaeDevisio: SpermatophytaClass: DicotyledoneaeOrdo: RubialesFamilia: RubiaceaeGenus: MorindaSpecies: Morinda citrifolia L.c. Pinang (Areca catechu)Regnum: PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: MonocotyledonaeOrdo: ArecalesFamili: ArecaceaeGenus: ArecaSpesies: Areca catechud. Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)Regnum: PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: DicotyledonaeOrdo: ScrophularialesFamili: AcanthaceaeGenus: AndrographisSpesies: Andrographis paniculata Neese. Jahe (Zingiberis Officinalis)Regnum: PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: MonocotyledonaeOrdo: ZingiberalesFamili: ZingiberaceaeGenus: ZingiberSpesies: Zingiber officinale2 DESKRIPSI TANAMANa. Kumis Kucing (Orthosiphon folium)Daun tunggal, bertangkai, letak berseling berhadapan, warna hijau, rapuh; bentuk bundar telur, lonjong, belah ketupat memanjang atau bentuk lidah tombak, ujung lancip atau tumpul; panjang 2 cm sampai 12 cm, lebar 1 cm sampai 8 cm. tangkai daum persegi, warna agak ungu, panjang kurang lebih 1 cm. helai daun: Tepi bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan menggulung ke bawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing, permukaan licin, pada tepi daun dan tulang daun terdapat rambut pendek, terutama pada permukaan bawah. Tulang daun menyirip halus, tulang cabang sedikit, warna hijau atau ungu.b. Mengkudu (Morindae Citrifoliae)Tumbuhan berhabitus semak atau perdu, berbunga sepanjang tahun, tinggi sampai 8 m, batang berwarna keabu-abuan atau kuning kecoklatan, terdapat retakan yang dangkal dan bergelombang, memiliki ranting yang bersegi empat. Helaian daun tunggal, letak berhadapan, berbentuk elips sampai lanset dengan panjang 10-30 cm dan lebar 5-17 cm. Tangkai helaian daun memiliki panjang 0,5-2,5 cm, daun penumpu tipe interpetiolaris dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, kebanyakan berbentuk segitiga. Bunga tersusun dalam karangan bunga majemuk bongkol, panjang ibu tangkai bunga 1-4 cm. Bunga berkelamin ganda (hermafroditus). Perhiasan bunga tanpa daun-daun kelopak bunga, kelopak mereduksi menjadi rambut-rambut (papus) yang terletak pada pangkal sebelah dalam tabung mahkota bunga; mahkota bunga berbentuk tabung, memiliki panjang sampai 1,5 cm dan berwarna hijau, putih atau hijau keputihan; benang sari 5 buah, berlekatan dengan mahkota bunga; kepala putik bercabang 2. Buah sinkarp, berbentuk piramid atau segitiga, permukaan tidak beraturan, setiap sinkarp buah terdiri atas buah drupa yang berbiji dua, dengan ukuran 3-10 cm x 2-3 cm, berwarna putih kekuningan. Biji berwarna hitam dengan albumen keras dan ruang udara terpisah.c. Pinang (Areca catechu)Biji, keras, utuh atau berupa irisan. Biji utuh berbentuk kerucut pendek dengan ujung membulat, jarang berbentuk hampir setengah bulatan, bagian pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15 mm sampai 30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda; pada pangkal biji sering terdapat bagian-bagian dari kulit buah, warna putih. Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan-lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang berwarna agak keputih-putihan.

d. Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)Batang tidak berambut, tebal 2 mm sampai 6 mm, jelas persegi empat, batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang bethadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk lidah tombak, panjang 2 cm sampai 7 cm, lebar 1 cm sampai 3 cm, rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun rata. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Kelopak bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm, berambut. Daun mahkota berwarna putih sampai keunguan. Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, panjang lebih kurang 2 cm, lebar lebih kurang 4 mm, kadang-kadang pecah secara membujur menjadi 4 keping. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan, permukaan dalam berwarna putih atau putih kelabu. Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3 mm, lebar lebih kurang 2 mm; permukaan luar berwarna coklat muda bertonjol-tonjol. Pada penampang melintang biji terlihat endosperm berwarna kuning kecoklatan; lembaga berwarna putih kekuningan.e. Jahe (Zingiberis Officinalis)Tema berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. tangkaidaun berambut, panjang 2-4 mm. bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit 2,75-3 kali lebarnya, sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm, lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hampir tidak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5 buah sampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hamper tidak berambut, pangjang sisik 3 cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.3 DESKRIPSI SIMPLISIAa. Kumis Kucing (Orthosiphon folium)Sepihan daun dan tangkai baik bersama maupun terpisah, warna hijau kecoklatan, tidak berbau, rasa agak pahit, rapuh, bentuk bulat telur, lonjong, belah ketupat memanjang atau bentuk lidah tombak, ujung lancip atau tumpul, panjang 2-12cm, lebar 1-8 cm. tangkai daun persegi, warna agak ungu, panjang kurang lebih 1 cm. helai daun dengan tepi bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan menggulung kebawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing. Tulang daun menyirip halus dan bercabang sedikitb. Mengkudu (Morindae Citrifoliae Fructus)Bentuk berupa irisan buah, warna cokelat, bau khas, rasa sedikit pahit, dengan ketebalan 1 cm, diameter 3-5 cm, dengan tonjolan-tonjolan biji.c. Pinang (Areca catechu)Biji pinang merupakan biji yang keras, utuh atau berupa irisan. Biji utuh berupa kerucut pendek dengan ujung membulat, jarang, berbentuk setengah bulatan, bagian pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Pada pangkal biji sering terdapat bagian dari kulit buah warna putih. Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan-lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang berwarna agak keputih-putihan. Biji pinang mempunyai bau lemah, rasa kelat dan agak pahit.d. Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)Bentuk berupa campuran daun, batang, bunga dan buah kering, warna hijau tidak berbau, berasa sangat pahit; batang tidak berambut, tebal 2-6 mm, persegi empat batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang bentuk lanset sampai bentuk lidah tombak, rapuh tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun rata.Permukaan alas berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, kadang-kadang pecah secara membujur. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua dan hijau kecoklatan, permukaan dalam berwarna putih atau putih kelabu biji agak keras, permukaan luar berwarna coklat muda dengan tonjolan.e. Jahe (Zingiberis Officinalis Rhizoma)Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan, bau khas, rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6,5 mm. bagian luar berwarna cokelat kekuningan, beralur memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar berwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan.

C. HASIL PENGAMATAN

No.Nama SimplisiaHasil Pengamatan

1Daun kumis kucing (Orthoshipon staminues folium)Berkas pengangkut penebal spiral

Epidermis atas dengan sisik kelenjar

Epidermis bawah dengan rambut penutup

Epidermis bawah dengan stomata

Rambut penutup

2Sambiloto (Andrographidis paniculatae herbae) Fragmen epidermis Fragmen berkas pembuluh

Fragmen epidermis bawah dengan stomata

3Daun mengkudu (Morindae citrifiliae folium) Mesofil Lapisan epidermis

Hablur Ca oksalat Fragmen daun

Berkas pembuluh Stomata

4Biji pinang (Areca catechu semen) Fragmen berkas pembuluh Fragmen aleuron

Fragmen endosperm Fragmen perisperm

Fragmen sel batu Fragmen sel pinang

5Rimpang jahe (Zingiber officinale rhizome) Amilum Periderm

Serabut Berkas pengangkut

Jaringan gabus tangensial Pembuluh kayu

D. PEMBAHASANHaksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral atau pelikan.Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman, yang dimaksud dengan eksudat tanaman yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang merupakan bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan simplisia secara mikroskopi. Pemeriksaan simplisia secara mikroskopi adalah pemeriksaan simplisia menggunakan mikroskop, dimana pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri. Simplisia yang diamati yaitu Arecae semen, Orthosiphon folium, Morindae citrifoliae fructus, Andrographidis paniculatae herbae, dan Zingiberis Officinalis rhizome.Pemeriksaan simplisia secara mikroskopi dilakukan dengan cara meneteskan larutan kloralhidrat ke serbuk simplisia yang akan diamati. Tujuan penambahan larutan kloralhidrat yaitu untuk menghilangkan kandungan sel seperti amilum dan protein sehingga akan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop. Serbuk simplisia yang telah ditetesi dengan larutan kloralhidrat dipanaskan diatas lampu spritus tetapi tidak sampai mendidih. Apabila sampai mendidih maka akan merusak sel pada simplisia yang akan diamati.Untuk simplisia Arecae semen bagian-bagian yang dapat dilihat dengan mikroskop adalah serabut pinang, perisperm, berkas pembuluh, aleuron, endosperm, dan sel batu.Untuk simplisia Orthosiphon folium dapat diamati bagian-bagiannya yaitu berkas pengangkut penebal spiral, epidermis atas dengan sisik kelenjar, epidermis bawah dengan rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata, serta rambut penutup.Untuk simplisia Andrographidis paniculatae herbae yang dapat dilihat yaitu fragmen epidermis, fragmen berkas pembuluh, dan fragmen epidermis bawah dengan stomata.Untuk simplisia Morindae citrifoliae fructus yang dapat dilihat di bawah mikroskop yaitu mesofil, lapisan epidermis, hablur Ca oksalat, fragmen daun, berkas pembuluh, dan stomata.Dan untuk simplisia Zingiberis Officinalis rhizome yang dapat diamati yaitu, amilum, periderm, serabut, berkas pengangkut, jaringan gabus tangensial, serta. pembuluh kayu.

E. PENUTUP1. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu untuk simplisia Arecae semen cirri khas yang terlihat adalahh serabut pinang, perisperm, berkas pembuluh, aleuron, endosperm, dan sel batu. Untuk simplisia Orthosiphon folium yaitu berkas pengangkut penebal spiral, epidermis atas dengan sisik kelenjar, epidermis bawah dengan rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata, serta rambut penutup. Untuk simplisia Andrographidis paniculatae herbae yaitu fragmen epidermis, fragmen berkas pembuluh, dan fragmen epidermis bawah dengan stomata. Untuk simplisia Morindae citrifoliae fructus yaitu mesofil, lapisan epidermis, hablur Ca oksalat, fragmen daun, berkas pembuluh, dan stomata. Dan untuk simplisia Zingiberis Officinalis rhizome yaitu amilum, periderm, serabut, berkas pengangkut, jaringan gabus tangensial, serta. pembuluh kayu.

2. SARANSaran yang dapat diberikan yaitu saat proses praktikum diharapkan mahasiswa dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga kesalahan dalam proses praktikum dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKAAmin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Medika dan Terapi, Farmasi UMI, Makassar.

Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

RAMLAH SRY AGHSARY AMIR, S.Si., M.Si., Apt. F1F1 12 071