PERCOBAAN 1

35
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM ELEKTROMETRI I. NOMOR PERCOBAAN : I II. NAMA PERCOBAAN : Identifikasi Asam Lemah dengan Titrasi Potensiometri III. TUJUAN PERCOBAAN : Untuk mengidentifikasi sampel asam lemah dengan menentukan tetapan ionisasi dan masa molekul relative dari sampel. IV. DASAR TEORI Asam lemah monoprotik (HA) di dalam larutan selalu berada dalam kesetimbangan dengan ion-ionnya (H 3 O + dan A - ) HA + H 2 O H 3 O + + A - Dengan tetapan disosiasi (Ka) Ka = atau jika dinyatakan dalam –log Ka = pKa pKa = pH + log

description

bundel elektrometri

Transcript of PERCOBAAN 1

Page 1: PERCOBAAN 1

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM ELEKTROMETRI

I. NOMOR PERCOBAAN : I

II. NAMA PERCOBAAN : Identifikasi Asam Lemah dengan Titrasi

Potensiometri

III. TUJUAN PERCOBAAN :

Untuk mengidentifikasi sampel asam lemah dengan menentukan tetapan

ionisasi dan masa molekul relative dari sampel.

IV. DASAR TEORI

Asam lemah monoprotik (HA) di dalam larutan selalu berada dalam

kesetimbangan dengan ion-ionnya (H3O+ dan A-)

HA + H2O H3O+ + A-

Dengan tetapan disosiasi (Ka)

Ka =

atau jika dinyatakan dalam –log Ka = pKa

pKa = pH + log

Nilai Ka atau pKa sangat karakteristik untuk asam-asam lemah sehingga dapat

digunakan untuk mengidentifikasi sebuah asam lemah. Persamaan (3) menunjukkan

bahwa pKa akan sama dengan pH larutan jika [HA] = [A -]. Keadaan ini terpenuhi

pada titik tengah titrasi penetralan asam lemah oleh basa kuat (volume titran =

Page 2: PERCOBAAN 1

volume titran pada titik ekivalen), sehingga nilai pKa dari asam lemah yang dititrasi

dapat ditentukan dari pH larutan pada titik tengah titrasi tersebut.

Disosiasi asam lemah poliprotik di dalam larutan melibatkan beberapa

kesetimbangan. Oleh karena itu aam lemah poliprotik memiliki beberapa tetapan

disosiasi (Ka1, Ka2,….dst) yang juga sangat karakteristik untuk asam tersebut, asam

diprotic memiliki dua nilai tetapan disosiasi: Ka1 dan Ka2. Nilai Ka1 dari asam dapat

ditentukan dengan cara yang sama seperti di atas, sementara nilai Ka2 dapat dihitung

dengan persamaan berikut:

pKa = 2pHekv – pKa1

dimana pHekv adalah pH larutan pada titik ekivalen pertama. Dengan mengetahui pH

larutan pada titik tengah titrasi proton pertama dari pH larutan titik ekivalen pertama

maka nilai Ka1 dan Ka2 dapat ditentukan.

Nilai pH larutan yang diperlukan untuk menetapkan nilai-nilai tetapan

disosiasi asam lemah tersebut dapat ditentukan secra langsung dari kurva titrasi asam-

basa. Kurva titrasi asam-basa berbentuk sigmoid dan dapay dibuat dengan mudah

melalui titrasi potendiometri.

Titrasi potensiometri mencakup pengukuran potensial sel (yang terdiri dari

sebuah elektroda selektif dan sebuah elektroda pembanding) sebagai fungsi volume

titran,karena selama titrasi asam-basa konsentrasi ion hydrogen berubah sebagai

fungsi volume titran maka pada titrasi potensiometri yang akan dilakukan, elektroda

selektif yang digunakan adalah elektroda selektif ion hydrogen. Elektroda selektif ion

hydrogen yang umum digunakan adalah elektroda gelas. Potensial elektroda gelas

merupakan fungsi linear dari pH, sehingga potensial sel yang diukur juga merupakan

fungsi linear dari pH larutan.

Esel = K – 0.0059 pH

Pada pengukuran ini, pH larutan langsung dapat dibaca pada alat pH meter,

umtuk keperluan tersebut pH meter harus dikalibrasi terebih dahulu dengan

menggunakan dua buah larutan buffer yang memiliki nilai pH yang diketahui dengan

pasti. Melalui proses kalibrasi, pH meter akan menetukan nilai K dan slope (0.059 V

Page 3: PERCOBAAN 1

pada 250 oC) secara otomatis sehingga pada pengukuran, potensial yang terbaca

langsung diubah menjadi nilai pH larutan.

Untuk memperkuat kesimpulan pada identifikasi asam lemah perlu diketahui

massa molekul relative (Mr) dari asam lemah tersebut. Massa molekul relative dari

asam lemah dapat dihitung dari volume titran pada titik ekivalen titrasi jika berat

asam yang dititrasi diketahui dengan tepat. Untuk keperluan ini perlu ditentukan titik

ekivalen titrasi secra teliti. Selain dari kurva titrasi normal yang berbentuk sigmoid,

titik ekivalen titrasi dapat juga ditentukan dari turunan pertama dan turunan kedua

kurva titrasi tersebut. Penentuan titik ekivalen titrasi dari kurva turunan ini umumnya

lebih mudah dan lebih teliti dari penentuan titik ekivalen dari kurva sigmoid.

(Tim Penyusun Kimia Analisa:Penuntun praktikum Elektrometri 2012)

Metode potensiometri dapat menentukan harga pH suatu larutan dalam sel

elektrokimia. Penentuan ini merupakan penerapan potensiometri secra langsung. Oleh

karena penentuan pH menggunakan emf sel Galvani yang cendrung mengukur

keaktifan ion hidrogen. Kesetimbangan konsentrasi io hidrogen, maka pengertian

penetapan pH diambil sebagai pH = -log aH+, akan tetapi penggunaan penegrtian pH

akan mendapatka kesulitan secra eksperimental, karena tak mungkin untuk mengukur

keaktifan spesies ion hidrogen tanpa arti ganda.

Dalam penentuan pH larutan secra potensiometri lebih disukai mendefinisikan

pH dari emf sel pengukuran itu. Sehingga penetapannya (pH) menggunakan elektroda

pembanding, jembatan garam yang dicelupkan ke dalam larutan yang ada ditetapkan,

elektroda hidrogen. Persamaan yang digunakan untuk menghitung pH larutan adal;ah

sebagai berikut:

Esel = Eref – 0.059 pH

Untuk harga ketelitian pH, perlu dimasukkan potensial junction (Ej) sehingga rumus

di atas menjadi:

Esel = Eref – 0.059pH + Ej

Bila Eref + Ej disebut K, maka rumus pH larutan dengan metode potensiometri akan

menjadi:

Page 4: PERCOBAAN 1

Esel = k – 0.059 pH

Atau untuk mencari pH dari persamaan diatas, maka kita dapat memodifikasi

persamaan diatas menjadi:

pH =

(Underwood.1990.Dasar Kimia Analisa:234)

Titrasi potensiometri merupakan penentuan spesi analit dalam suatu larutan

(air sebagai pelarut) dengan cara titrasi, dapat menggunakan potensial elektroda

indicator untuk menentukan titik ekivalennya. Cara titrasi ini ternyata memberikan

hasil yang berbeda dengan cara pengukuran potensiometri secara langsung.

Pada penentuan larutan 0.1 M asam asetat dan 0.1 M asam klorida (HCl)

dengan menggunakan elektroda yang peka terhadap perubahan pH akan memberikan

harga pH yang berbeda. Perbedaan hasil pengukuran ini disebabkan asam asetat

adalah asam lemah sehingga mengurai sebagian. Sebaliknya bila digunakan cara

titrasi potensiometri untuk menentukan pH kedua asam tersebut volume yang sama

ternyata membutuhkan jumlah larutan basa standar yang sama untuk menetralisasi.

Kelebihan lain cara analisi dengan titrasi potensiometri adalah penentuan titik

akhir titrasi yang lebih akurat dibandingkan dengan cara titrasi lain.Disamping itu

titrasi biasa sulit dikerjakan untuk larutan yang berwarna dan larrutan yang keruh.

Sedangkan dengan cara titrasi potensiometri masalah larutan berwarna atau keruh

tidak menjadi masalah.

(Muhammad Mulia.1995.Potensiometri:hal 340)

Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan

volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan

titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara

berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik terhadap

volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu

potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika tersangkut elektroda gelas,

Page 5: PERCOBAAN 1

maka akan digunakan pH meter khusus.  Karena pH meter ini telah menjadi demikian

biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan apabila

penggunaannya tidak diwajibkan

Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri   yaitu

reaksi pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi redoks.

Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan

membebaskan ion terhidrasi dari larutan.  Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg,

sehingga berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi terjadi pada

titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas. Tetapan

ionisasi   harus kurang dari 10-8. Sedangkan reaksi redoks dengan elektroda Pt atau

elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7,

Co(NO3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi

secara katoda dalam larutan encer.

(http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/titrasi-potensiometri)

Page 6: PERCOBAAN 1

V. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Labu takar 250 ml

2. Pipet ukur 25 ml dan 50 ml

3. Buret 25 ml atau 50 ml

4. pH meter

5. Elektroda gelas dan elektroda pembanding

6. Pengaduk magnetic

7. Batang magnet

B. Bahan

1. Larutan baku NaOH 0.1 M

2. Larutan buffer baku pH 4 dan pH 7

3. Senyawa asam mono atau diprotik

Page 7: PERCOBAAN 1

V. PROSEDUR PERCOBAAN

Timbang dengan teliti 0,25-0,3 gr sampel asam lemah murni ke dalam gelas piala 250

mL. Kemudian tambahkan 175 mL air bebas mineral, tutup dengan kaca arloji dan

panaskan pada 40oC. Aduk larutan hingga sampel asam larut sempurna. Dinginkan dan

pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 250 ml kemudian encerkan hingga

tanda batas.

Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer baku pH 7 dan pH4 atau dengan buffer baku

pH 7 dan pH 9.

Pipet 50 mL larutan sampel ini ke dalam gelas piala 150 mL dan tempatkan di atas

alat pengaduk magnetic. Celupkan elektroda galas dan elektroda pembanding ke

dalam larutan ini.

Ukur pH sambil mengaduk larutan. Kemudian tambahkan 0,5 mL larutan NaOH 0,1

M dan catat pH larutan. Ulangi pengukuran pH pada setiap penambahan 0,5 mL

larutan basa. Hentikan pengukuran bila pH larutan antara 10 sampai 12. Pipet sekali

Page 8: PERCOBAAN 1

lagi larutan sampel asam dan ulangi pekerjaan ini. Namun sekarang gunakan porsi

yang lebih besar untuk pekerjaan ini. Namun sekarang gunakan porsi yang lebih besar

untuk menghemat waktu.

Dari data yang anda peroleh buat kurva antara volume titran dan pH larutan.

Gambarkan juga kurva titrasi turunan pertama dan turunan kedua dari data yang anda

peroleh.

Tentukan pH larutan pada titik tengah titrasi untuk menentukan nilai pKa asam yang

anda titrasi. Identifikasi asam yang anda titrasi dengan membandingkan nilai pKa

pada massa molekul relative yang anda peroleh dengan data literatur.

Page 9: PERCOBAAN 1

VII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Jelaskan prinsip terbentuknya potensial pada elektroda gelas !

2. Gambarkan kurva titrasi asam-basa turunan pertama !

3. Tuliaskan nilai Ka literatur asam benzoat, asam borat, asam maleat dan

asam malonat. Hitung Mr asam-basa tersebut

Jawab :

1. Prinsip terbentuknya potensial pada elektroda gelas adalah potensial

elektroda gelas timbul dari perpindahan H+ melewati gelas. Gelas terdiri

dari suatu jaringan silikat yang bermuatan negative dan mengandung

kation-kation kecil. Beda potensial juga di timbulkan pada bidang betas

antara lapisan gelas kering dan lapisan-lapisan sel dalam dan luar.

Potensial elektroda ditimbulkan oleh kecenderungan ion-ion natrium

dan hydrogen berpindah kea rah aktivitas yang lebih stabil.

2. Gambar kurva titrasi asam-basa turunan pertama

Page 10: PERCOBAAN 1

3. Nilai Ka dari

a. Asam benzoat : 6,3 . 10-5

b. Asam borat : 5,77. 10-11

c. Asam maleat : 6,7 . 10-6

d. Asam malonat ; 1,5 . 10-3

Nilai Mr dari

a. Asam benzoat : 112 g/mol

b. Asam borat : 61,82 g/mol

c. Asam maleat : 116,1g/mol

d. Asam malonat ; 104 g/mol

Page 11: PERCOBAAN 1

VIII. DATA HASIL PENGAMATAN

- CH3COOH

V NaOH pH

0 5,33

0,5 9,77

1 9,82

1,5 9,96

2 10,00

2,5 10,10

3 10,23

3,5 10,25

4 10,32

4,5 10,34

5 10,39

Page 12: PERCOBAAN 1

5,5 10,41

6 10,53

6,5 10,64

7 10,99

7,5 11,00

8 11,20

8,5 11,33

9 11,49

9,5 11,64

10 11,82

10,5 11,96

11 12,08

- H3BO4

V NaOH Ph

0 7,44

0,5 8,60

1 8,72

1,5 9,74

2 10,21

2,5 10,56

3 10,63

3,5 10,65

4 10,75

4,5 10,80

5 10,98

5,5 11,20

Page 13: PERCOBAAN 1

6 11,35

6,5 11,50

7 11,82

7,5 12,10

IX. REAKSI DAN PERHITUNGAN

Reaksi

- H2C2O4 + NaOH Na2C2O4 + H2O

- H3BO4 + 3 NaOH Na3BO4 + 3 H2O

- CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

- HCl + NaOH NaCl + H2O

- H3PO4 + H2O H3O+ + H2PO4-

- H2PO4- + H2O H3O+ + HPO4

2-

- HPO42- + H2O H3O+ + PO4

3-

- H2O + CO2 H2CO3-

Perhitungan

- H3BO4 ( asam borat )

Page 14: PERCOBAAN 1

BE : BM

111,11 : 77,8

1,42 : 1

- CH3COOH

Page 15: PERCOBAAN 1

BE : BM

75,75 : 60

1,26 : 1

Grafik CH3COOH

Page 16: PERCOBAAN 1

Grafik H3BO4

Page 17: PERCOBAAN 1

X. PEMBAHASAN

Dalam percobaan kita kali ini yakni mengenai identifikasi asam lemah dengan

tirasi potensiometri. Dengan pertcobaan ini para praktikan di harapkan mampu untuk

mengidentifikasi sampel asam lemah dengan menentukan tetapan ionisasi dan massa

molekul relative dari sampel.

Titrasi potensiometri itu sendiri memiliki arti sebagai suatu metoda analisa

yang di dasarkan pada hubungan antara potensial dengan konsentrasi larutan dalam

suatu sel kimia atau dapat juga di definisikan sebagai titrasi berdasarkan pengukuran

potensial zat yang terdiri dari elektroda selektif dan elektroda pembanding.

Terdapat dua jenis elektroda, yakni elektroda pembanding dan elektroda

indicator. Elektroda pembanding memiliki pengertian sebagai suatu elektroda yang

harga potensial setengah selnya diketahui, konstan dan tidak peka terhadap larutan

yang di analisis. Sedangkan elektroda indicator merupakan suatu elektroda yng harga

potensialnya bergantung pada konsentrasi larutan yang di analisis. Titrasi

potensiometri melibatkan pengukuran perbedaan potensial antara elektroda indicator

dan elektroda pembanding selama titrasi.

Adapun yang perlu kita identifikasi dalam percobaan ini yakni asam lemah.

hanyaAsam lemsh itu sendiri memiliki definisi sebagai suatu asam yang terion

sebagian di dalam air. Asam juga di bagi menjadi tiga macam, antara lain asam

monoprotik yang merupakan asam yang hanya dapat memberikan satu ion hydrogen

(proton) permolekul asamnya, selanjutnya yakni asam diprotik yang dapat diartikan

sebagai asam yang dapat memberikan dua proton- proton permolekul

asamnya.Sedangkan jenis yang ketiga yakni asam poliprotik yang dapat di

Idefinisikan sebagai asam yang dapat memberikan lebih dari dua ion hydrogen atau

dapat di sebut juga dengan proton permolekul asamnya.

Pada percobaan ini, sebelum dilakukan pengukuran terhadap sampel terlebih

dahulu kita harus mengkalibrasi alat. Tujuan di lakukannya kalibrasi alat ini yakni

untuk menstandarisasi alat atau untuk meminimalisir kesalahan dalam

pengukuran.Kita lakukan kalibrasi alat pada larutan buffer dengan pH 7 dan pH 4.

Page 18: PERCOBAAN 1

Larutan buffer ini berfungsi untuk mempertahankan pH agar tidak mudah berubah

dengan penambahan asam atau basa. Dalam percobaan ini kita menggunakan larutan

KCl sebagai larutan buffer. Sedangkan larutan buffer itu sendiri merupakan larutan

yang terbentuk dari garam ( asam lemah dan basa lemah).

Adapun bahan – bahan yang kita gunakan dalam percobaan ini antara lain

asam asetat dan asam borat yang di sini berfungsi sebagai sampel, larutan natrium

hidroksida yang berfungsi sebagai larutan standar sekunder, dimana larutan standar

sekunder memiliki definisi sebagai larutan standar yang konsentrasinya belum di

ketahui secara pasti sehingga perlu di lakukan standarisasi.

Larutan standar itu di bagi menjadi dua, yakni larutan standar primer dan

larutan standar sekunder. Larutan standar primer memiliki arti sebagai larutan yang

konsentrasinya telah diketahui secara pasti sehingga tidak perlu dilakukan

standarisasi lagi. Sedangkan larutan standar sekunder memiliki arti seperti yang telah

di jelaskan di atas sebelumnya. Adapun larutan terdapat dua jenis, yakni larutan

elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik sedangkan larutan non elektrolit merupakan larutan yang

tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Metode titrasi potensiometri ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya antara lain yakni biaya murah, pemakaiannya mudah, penyisipan

elektroda tidak mengubah komposisi larutan uji, bermanfaat untuk menetapkan

kesetimbangan, kadang- kadang bermanfaan untuk pemantauan yang kontinu dan

beberapa elektroda indikatornya mempelihatkan kestabilan. Sedangkan kekurangan

yang dimiliki titrasi potensiometri ini antara lain, pada aktivitas analit muncul dalam

bentuk logaritma sehingga perubahannya lebih besar sepuluh kali lipat daripada

perubahan tegangan, selain itu adanya efek-efek matrik disebabkn perbedaan pada

perhitungannya sehingga perlu di tambah beberapa jumlah zat terlarut. Dalam

percobaan ini kita menggunakan metoda analisa kuantitatif, yang merupakan metoda

analisa berdasarkan perhitungan.

Page 19: PERCOBAAN 1

XI. KESIMPULAN

1.Titrasi potensiometri merupakan suatu metoda analisa berdasarkan pada hubungan

antara potensial dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia.

2.Kalibrasi berfungsi untuk menstandarisasi alat atau untuk meminimalisir

kesalahan pada pengukuran.

3.Asam lemah merupakan suatu asam yang terion sebagian dalam air.

4.Salah satu kelebihan titrasi potensiometri ini yakni biayanya yang murah dan

pemakaiannya yang mudah.

5.Larutan buffer berfungsi untuk mempertahankan pH agar tidak mudah berubah

dengan penambahan asam atau basa.

6.Natrium hidroksida berfungsi sebagai larutan standar sekunder, yang merupakan

larutan belum diketahui konsentrasinya sehingga perlu dilakukan standarisasi lagi.

Page 20: PERCOBAAN 1

DAFTAR PUSTAKA

Mulia,muhammad.1995.Analisa Instrumental.Jakarta:Erlangga

Underwood.1990.Dasar Kimia Analisa.Jakarta:Erlangga

Tim Penyusun.2012.Penuntun Praktikum Elektromtri.Indralaya:Universitas Sriwijaya

Annisa.2009.Titrasi Potensiometri.

http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/titrasi-potensiometri

diakses tanggal 10 April 2012 pukul 19.00

Page 21: PERCOBAAN 1

LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN

 

Nama Pengiriman: Kalium klorida

 

BAHAYA KESEHATAN DATA

-------------------------------------------------- -----------------------------------

Toksisitas oral: Tidak memenuhi Kriteria toksisitas bawah OSHA

1910, 1200 Bahaya Komunikasi, Lampiran A bagian 3. & 6.

-------------------------------------------------- ------------------------------------

Dermal Toksisitas: Tidak beracun pada kulit

-------------------------------------------------- ------------------------------------

Mata: Tidak beracun untuk mata

-------------------------------------------------- ------------------------------------

Inhalasi: Tidak beracun jika terhirup

--------------------------------------------

----

Toksisitas kronis: Tidak ada

informasi aplikasi yang ditemukan

--------------------------------------------

----

Pengaruh Overexposure:

 

  Tertelan: 1. Memusuhi rasa

2. Mual dan Muntah

 

Kulit Hubungi: 1. Gangguan

2. Peradangan

3. Kecil ulserasi

  Kontak Mata: 1. Mekanikal iritasi

Page 22: PERCOBAAN 1

2. Penyiraman mata

3. Radang conjunctivas

 Inhalasi: 1. Sedikit iritasi hidung

2. Bersin

 

Akut sistemik Efek: Penelanan dalam jumlah besar

dapat menyebabkan GI

iritasi, membersihkan,

kelemahan, dan

peredaran darah gangguan.

  Kronis sistemik Efek: Tidak ada informasi aplikasi

ditemukan.

-------------------------------------------------- -----------------

DARURAT DAN TATA CARA PERTOLONGAN PERTAMA

-------------------------------------------------- -----------------

Kontak Mata:

1. Cuci mata yang terkena atau mata bawah perlahan-lahan air yang 15 menit atau

lebih aking yakin bahwa kelopak mata korban adalah diselenggarakan lebar dan dia

bergerak matanya perlahan di setiap arah.

2. Pastikan bahwa tidak ada partikel padat tetap dalam lipatan dari mata, jika mereka

lakukan, terus mencuci mata.

3. Jika rasa sakit terus berlanjut, merujuk korban ke dokter mata.

Kulit Hubungi:

1. Hapus korban dari sumber kontaminasi.

2. Hapus pakaian dari daerah yang terkena.

3. Cuci daerah yang terkena di bawah pancuran.

4. Bilas hati-hati.

5. Jika kulit meradang atau menyakitkan, merujuk korban ke dokter.

Page 23: PERCOBAAN 1

Inhalasi:

1. Membuat korban meniup hidung untuk menghilangkan debu, tetapi mencegah dia

dari sniffing.

2. Jika ada keraguan tentang kondisi korban mengirim atau mengawal dia ke rumah

sakit, pertama-udara kamar, atau rumah sakit.

Tertelan:

1. Membuat korban muntah dengan memiliki dia menempel jarinya ke bawah nya

tenggorokan atau menggelitik anak lidah dengan gagang sendok.

2. Setelah itu memberinya susu sebanyak atau air sebagai dia inginkan.

-------------------------------------------------- ----------------

REAKTIVITAS DATA

-------------------------------------------------- ----------------

Stabilitas: Kondisi stabil untuk Hindari:

-------------------------------------------------- ----------------

Ketidaksesuaian: (Bahan untuk Hindari)

Brom trifluorida (BrF3)

-------------------------------------------------- ----------------

Dapatkah Polimerisasi Berbahaya Terjadi: Tidak ada

-------------------------------------------------- ----------------

Berbahaya Deomposition Produk dan Ketentuan:

Tidak ada informasi yang berlaku ditemukan

-------------------------------------------------- ----------------

TUMPAHAN ATAU LEAK PROSEDUR

-------------------------------------------------- ----------------

Respon untuk Tumpahan Kecil: Tidak ada persyaratan khusus

-------------------------------------------------- ----------------

Respon untuk Tumpahan Besar: Tidak ada persyaratan khusus

Page 24: PERCOBAAN 1

-------------------------------------------------- ----------------

Bahaya yang harus Dihindari: Tidak diketahui

-------------------------------------------------- ----------------

Dilaporkan Jumlah: Periksa Negara Anda untuk kebutuhan

-------------------------------------------------- ----------------

Limbah Klasifikasi: Beberapa negara telah menetapkan batas maksimum

Klorida dalam limbah buangan.

-------------------------------------------------- ----------------

Pembuangan Metode: Pengenceran adalah satu-satunya metode praktis untuk

memenuhi

persyaratan.

-------------------------------------------------- ----------------

KHUSUS PERLINDUNGAN INFORMASI

-------------------------------------------------- ----------------

Pernapasan Perlindungan: Tidak ada peralatan khusus

-------------------------------------------------- ----------------

Untuk Tangan, tubuh: Pakailah pakaian tahan

Pakai Sarung

-------------------------------------------------- ----------------

Untuk Mata: Kenakan faceshield (8 minimal inci)

-------------------------------------------------- ----------------

Ventilasi: Tidak ada diperlukan

-------------------------------------------------- ----------------

Tindakan pencegahan lain: Transportasi dalam peralatan kering.

Penyimpanan harus di lokasi kering.

-------------------------------------------------- ----------------

Pelabelan INFORMASI

Page 25: PERCOBAAN 1

-------------------------------------------------- ----------------

DOT Nama Pengiriman: Kalium klorida

DOT Label: tidak dilakukan

PBB Nomor: Tidak dipakai

-------------------------------------------------- ----------------

Isi lain Label Produk: Tidak berlaku

-------------------------------------------------- ----------------

PERINGATAN:

Tidak ada

-------------------------------------------------- ----------------

TANGGUNG JAWAB PENGGUNA

Tanggung jawab untuk menyediakan tempat kerja yang aman tetap dengan pengguna.

Pengguna harus mempertimbangkan bahaya kesehatan dan informasi keselamatan

tercantum di sini sebagai panduan dan harus mengambil tindakan pencegahan yang

diperlukan dalam operasi individu untuk menginstruksikan karyawan dan

mengembangkan prosedur kerja praktek untuk lingkungan kerja yang aman.

Sangkalan Tanggung Jawab

Informasi yang terkandung adalah, untuk yang terbaik dari pengetahuan kita dan

keyakinan, akurat. Namun, karena kondisi penanganan dan penggunaan berada di luar

kendali kami, kami tidak membuat jaminan hasil, dan berasumsi tidak bertanggung

jawab atas kerusakan yang ditimbulkan oleh penggunaan ini

material. Ini adalah tanggung jawab pengguna untuk mematuhi semua yang berlaku

federal, negara bagian dan lokal hukum dan peraturan.

Tidak ada yang terkandung di sini dapat ditafsirkan sebagai rekomendasi untuk

digunakan dalam melanggar paten atau hukum yang berlaku atau peraturan.

Page 26: PERCOBAAN 1