PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP...

58
i PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DI SEKOLAH DENGAN YANG TIDAK DI TK 2 DAN 4 SARASWATI DENPASAR ETIKA KUMALA DEWI NPM : 10.8.03.81.41.1.5.012 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2014

Transcript of PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP...

Page 1: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

i

PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DI

SEKOLAH DENGAN YANG TIDAK DI TK 2 DAN 4 SARASWATI

DENPASAR

ETIKA KUMALA DEWI

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.012

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2014

Page 2: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

ii

PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DI

SEKOLAH DENGAN YANG TIDAK DI TK 2 DAN 4 SARASWATI

DENPASAR

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Oleh :

Etika Kumala Dewi

NPM : 10.8.03.81.41.1.5.012

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

drg. Yudha Rahina, M.Kes, Sert. KGI drg. I Nym. Panji Triadnya P., M.Kes

NPK : 826 693 189 NPK : 826 594 196

Page 3: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

iii

Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara

pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG

MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DI SEKOLAH DENGAN YANG TIDAK DI

TK 2 DAN 4 DENPASAR” yang telah dipertanggung jawabkan oleh calon

sarjana yang bersangkutan pada tanggal 15 Februari 2014.

Maka atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.

Denpasar, 15 Februari 2014

Tim Penguji Skripsi

FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar

Ketua,

drg. Yudha Rahina, M.Kes, Sert. KGI

NPK : 826 693 189

Anggota : Tanda Tangan

1. drg. Nym. Panji Triadnya P., M.Kes 1……………..

NPK : 826 594 196

2. drg. G.A. Yohanna Lily, M.Kes 2………………

NPK : 826 903 221

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

P.A. Mahendri Kusumawati., drg., M.Kes., FISID.

NIP 19590512 198903 2 001

Page 4: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Perbedaan BMI yang Menyikat Gigi Setiap Hari di Sekolah dengan

yang Tidak di TK 2 dan 4 Saraswati Denpasar.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG) pada Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Mahasaswati Denpasar.

Mengingat keterbatasan penulis maka penulis sangat menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini tidak mungkin berjalan lancer tanpa bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terimakasih kepada yang terhormat :

1. drg. Yudha Rahina, M.Kes, Sert. KGI selaku dosen pembimbing I, atas

segala upaya dan bantuan beliau yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam mewujudkan skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan dengan baik.

2. drg. Nym. Panji Triadnya P., M.Kes selaku dosen pembimbing II, atas

segala bimbingan dan petunjuk yang diberikan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

3. drg. Yohanna Lily, M.Kes selaku dosen penguji yang telah bersedia

menguji serta memberikan koreksi dan masukan kepada penulis.

4. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Page 5: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

v

5. Bapak/Ibu Kepala sekolah TK Saraswati 2 dan TK Saraswati 4 Denpasar

dan siswa-siswi yang telah memberikan kesempatan mengadakan

penelitian yang dilakukan penulis.

6. Ayah, Ibu dan keluarga yang selalu memberikan dorongan moril maupun

material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Lia Trisna, Uta Matahari dan Najwa yang selalu memberikan semangat,

perhatian dan doa.

8. Meissy, Lany, Rah, Danie, Tinyo Harum, Ankit Kumar, Aank, Kak Any,

Areda, Julia, dan teman-teman Cranter 2010 serta semua pihak yang tidak

bias penulis sebutkan satu persatu, atas dorongan dan bantuan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan,

untuk itu penulis mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kekurangan.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis

berharap semoga karya tulis ini berguna bagi pembacanya.

Denpasar, 15 Februari 2014

Penulis

Page 6: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

vi

PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DI

SEKOLAH DENGAN YANG TIDAK DI TK 2 DAN 4 SARASWATI

DENPASAR

Abstrak

Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya berat badan. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi

berat badan anak salah satunya adalah prilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut seperti menyikat gigi. Anak yang tidak menyikat gigi secara teratur akan

memiliki oral hygen yang tidak bagus, sehingga akan mudah terkena oleh

penyakit gigi dan mulut, salah satu contoh penyakit yang sering terjadi yaitu

karies, anak yang mengalami karies pada umumnya mempunyai berat badan yang

kurang dari pada anak bebas karies. Karies dapat menimbulkan rasa nyeri pada

gigi tersebut yang menyebabkan anak tidak ingin makan sehingga mengurangi

asupan nutrisi, perubahan kebiasaan makan seperti penghancuran makanan yang

tidak sempurna, dilanjutkan atrofi otot pengunyahan menyebabkan alat

pengunyahan akan memilih makanan sesuai dengan kekuatan kunyahnya sehingga

pada akhirnya menyebabkan malnutrisi, dan tidur anak terganggu akibat nyeri

yang dirasakan, hal ini berpengaruh terhadap menurunnya status gizi anak, dan

mempengaruhi BMI anak seiring dengan menurunnya status gizi anak. Tujuan

dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan BMI anak yang menyikat gigi

setiap hari di sekolah dengan yang tidak. Responden pada penelitian ini adalah

seluruh siswa di Tk 2 dan 4 Saraswati Denpasar. Jenis penelitian yang dilakukan

adalah analitik observasional dengan pendekatan crossectional, data diolah

menggunakan mann-whitney test Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

perbedaan rata rata BMI terhadap anak yang menyikat gigi setiap hari di sekolah

dengan yang tidak. Anak yang menyikat gigi setiap hari di sekolah memiliki body

massa index yang lebih ideal dengan anak yang tidak menyikat gigi setiap hari di

sekolah.

Kata kunci : Menyikat gigi, BMI.

Page 7: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

vii

DAFTAR ISI

Halama Judul .................................................................................................... i

Halaman Persetujuan Pembimbing .................................................................. ii

Halaman Persetujuan Penguji Dan Pengesahan Dekan ................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................. ... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. ... 4

1.3 Tujuan Penelitian................................................................ ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. ... 5

1.4.1 Bagi Masyarakat ....................................................... ... 5

1.4.2 Bagi Siswa Tk ........................................................... ... 5

1.4.3 Bagi Peneliti ............................................................. ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... ... 7

2.1 Perilaku Pemeliharaan kesehatan gigi ............................... ... 7

2.1.1. Menyikat gigi .......................................................... ... 8

2.1.2 Waktu menyikat gigi ................................................ ... 8

2.1.3 Frekuensi menyikat gigi ........................................... ... 9

2.1.4 Lamanya menyikat gigi ........................................... ... 9

2.1.5 Bentuk sikat gigi........................................................ ... 10

Page 8: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

viii

2.1.6 Metode menyikat gigi ............................................... ... 10

2.1.7 Hubungan Perilaku dengan Menyikat Gigi................... 13

2.2 Karies gigi.......................................................................... ... 13

2.2.1 Pengertian karies gigi .................................................. .. 13

2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Karies Gigi ........ 14

2.2.3 Proses Terjadinya Karies Gigi ..................................... .. 19

2.3 Pengaruh Serta Akibat Karies Gigi Terhadap Anak Prasekolah.... 20

2.4 BMI ................................................................................................ 23

2.4.1 Pengertian BMI…………………………………………..... 23

2.4.2 Hubungan Body mass index dengan menyikat gigi.............. 25

BAB III HIPOTESIS ................................................................................... 27

BAB IV METODE PENELITIAN............................................................... 29

4.1 Jenis Penelitian ......................................................................... ... 29

4.2 Identifikasi Variabel ................................................................. ... 29

4.3 Definisi Operasional ............................................................... .... 29

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... .... 30

4.5 Responden Penelitian ............................................................... .... 30

4.6 Instrument Penelitian ............................................................... ..... 30

4.7 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................ ..... 31

4.8 Jalannya Penelitian .................................................................. .... 31

4.9 Analisis Data ............................................................................ ..... 31

BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. ..... 32

5.1 Analisis Deskriptif .................................................................... ..... 32

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... ..... 32

Page 9: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

ix

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan BMI ................... ..... 32

5.2 Analisis Statistik .......................................................................... ..... 35

BAB VI PEMBAHASAN........................................................................... 36

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 39

7.1 Simpulan ....................................................................................... ... 39

7.2 Saran ............................................................................................. ... 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Kategori Indeks BMI ........................................................ ..... 30

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ......... ..... 32

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden TK 2 Saraswati berdasarkan BMI... 32

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden TK 4 Saraswati berdasarkan BMI ... 33

Page 11: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas

kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak

mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada

anak usia pra sekolah agar tercapai derajat kesehatan secara optimal. Adapun

upaya untuk menunjang kesehatan yang optimal maka upaya di bidang

kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI 2000).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan

manusia seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan

gigi pada akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan

produktivitas sumber daya manusia. Kesehatan gigi adalah penting karena

pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk

makan dan berbicara, gigi juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

normal anak. Pemeliharaan kesehatan gigi dan gusi masyarakat terutama pada

anak sekolah sangatlah penting. Oleh sebab itu, salah satu kebijaksanaannya

adalah dengan meningkatkan upaya promotif, preventif dan kuratif pada anak

usia sekolah (6-12 tahun) karena pada usia tersebut merupakan waktu dimana

akan tumbuhnya gigi tetap (Anggraini 2009).

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan

gigi terutama pada kelompok pra sekolah perlu mendapat perhatian khusus

sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan

Page 12: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

2

gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi

pada usia dewasa nanti.

Selain itu apabila anak menderita kerusakan gigi, anak akan merasa sakit

sehingga anak malas makan dan beraktifitas. Akibatnya kebutuhan makanan

untuk pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terpenuhi (Anwar 2002).

Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan gigi anak-anak

perlu diperhatikan. Disamping faktor makanan, menggosok gigi juga

merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam rangka tindakan

pencegahan karies gigi. Walaupun kegiatan menggosok gigi merupakan

kegiatan yang sudah umum namun masih ada kekeliruan baik dalam

pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya (Besford 1996).

Selain menggosok gigi dengan pasta gigi atau bahan tradisional lain,

mungkin perlu menambahkan dengan bahan lain seperti xylitol hingga obat

kumur untuk meningkatkan ketahanan gigi. Upaya lain untuk merawat

kesehatan gigi dan mulut adalah membiasakan diri menyikat gigi secara benar

dan teratur (Anwar 2012).

Berdasarkan teori Blum yang dikutip oleh Anitasari dkk. (2005) status

kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh empat

faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya),

perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, perilaku

memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi

dan mulut secara langsung. Perilaku dapat juga mempengaruhi faktor

lingkungan dan pelayanan kesehatan. Dalam penelitian ini, perilaku merujuk

terhadap kebiasaan menyikat gigi.

Page 13: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

3

Beberapa penelitian meneliti hubungan antara tingkat keparahan karies

dan berat badan anak. Penelitian yang dilakukan di negara maju belakangan

ini menunjukkan hubungan yang tidak konsisten antara karies gigi dan

adipositas tubuh. Larsson et al, dan Alm et al (2006 cit. Sitinjak 2013)

melaporkan bahwa karies gigi berkorelasi positif dengan BMI sementara

penelitian yang dilaporkan dari tahun 1984 sampai tahun 2004 menunjukkan

hubungan yang meyakinkan antara obesitas dengan gigi.

Body Mass Index (BMI) yang rendah dengan mudah dapat menjelaskan

adanya kesulitan fungsi pengunyahan yang dapat mencegah makan secara

normal pada beberapa kasus. Di sisi lain, hubungan kesehatan mulut yang

buruk dengan obesitas akan cenderung dikaitkan dengan kualitas diet. Hal ini

terbukti dari literatur ilmiah bahwa kesehatan umum memiliki dampak besar

pada kesehatan mulut dan sebaliknya (Thippeswamy dkk. 2009).

Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2007

menyebutkan bahwa persentase penduduk yang berperilaku benar menggosok

gigi masih sangat rendah yaitu 7,3%. Hal ini juga berakibat terhadap tingginya

indeks DMFT nasional di Indonesia. WHO telah menyatakan bahwa setiap

manusia memiliki hak atas pelayanan yang memadai serta mendapatkan gizi

yang cukup dan sehat. Namun kesenjangan sosial, perubahan gaya hidup,

proses industrialisasi dan faktor lainnya dapat memiliki pengaruh negatif pada

hal yang mendasar (Narang dkk. 2012 ).

WHO menekankan kebutuhan untuk melakukan tindakan pendekatan yang

berhubungan dengan kesehatan umum dan kesehatan mulut, begitu pula

pengenalan terhadap faktor resiko (Cinar dan Murtomaa 2011).

Page 14: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

4

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan

antara Body Mass Index (BMI) dengan frekuensi menyikat gigi. Penelitian ini

dilakukan pada siswa-siswi TK 2 dan 4 Saraswati Denpasar oleh karena

peneliti menganggap bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut sedini

mungkin sangat penting untuk dilakukan. Sehingga data yang diperoleh dapat

membantu perencanaan program pemeliharaan dan perawatan kesehatan gigi

dan mulut bagi anak-anak ke depannya di TK 2 dan 4 Saraswati Denpasar.

Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

bagaimanakah perbedaan BMI anak yang menyikat gigi setiap hari di sekolah

dengan yang tidak di TK 2 dan 4 Saraswati Denpasar.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah

penelitian ini adalah apakah ada perbedaan BMI antara anak yang menyikat

gigi setiap hari di sekolah dengan yang tidak di TK 2 dan TK 4 Saraswati

Denpasar.

Page 15: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

5

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan BMI anak yang

menyikat gigi setiap hari di sekolah dengan yang tidak di TK 2 dan 4

Saraswati denpasar.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai

pentingnya menjaga kesehatan gigi sehingga dapat menyebarkan informasi

mengenai pentingnya kesehatan gigi pada masyarakat luas. Selain itu, dapat

memberikan masukan kepada orang tua mengenai gambaran keadaan gigi

dan mulut anak mereka sehingga lebih memperhatikan kebersihan gigi dan

mulut anak. Serta sebagai bahan informasi untuk perkembangan Ilmu

Kedokteran Gigi Anak dalam menghindari faktor risiko terjadinya berbagai

penyakit gigi dan mulut pada anak yang dapat mempengaruhi tumbuh

kembang anak.

1.4.2 Bagi Siswa TK

Dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

siswa mengenai, cara menggosok gigi yang benar dan waktu menggosok

gigi sehingga mereka dapat menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik.

Page 16: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

6

1.4.3 Bagi Peneliti

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian

khususnya mengenai hubungan antara kebiasaan menggosok gigi serta

pengaruhnya terhadap berat massa indeks pada anak. Hasil penelitian ini

juga dapat dijadikan sebagai informasi dan data tambahan dalam penelitian

kedokteran gigi dan bisa dikembangkan lagi oleh peneliti selanjutnya dalam

ruang lingkup yang sama.

Page 17: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status

kesehatan gigi dan mulut, secara langsung perilaku dapat mempengaruhi

faktor lingkungan maupun pelayanan kesehatan (Warni 2009).

Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang

berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya.

Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi adalah gigi dan

semua jaringan yang ada di dalam mulut termasuk gusi (Budiharto 2010).

Sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk merespons

atau bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang

disertai emosi positif atau negatif. Sikap tentang kesehatan gigi atau gusi

merupakan hasil dari proses sosialisasi. Seseorang bereaksi sesuai dengan

rangsangan yang berupa objek kesehatan gigi yaitu konsep gigi atau gusi

sehat dan sakit serta upaya pemeliharaannya melalui proses sosialisasi.

Kesehatan gigi individu atau masyarakat merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap kesehatan individu atau masyarakat tersebut. Perilaku

kesehatan gigi positif misalnya, kebiasaan menyikat gigi sebaliknya perilaku

kesehatan gigi negatif misalnya, tidak menyikat gigi secara teratur maka

kondisi kesehatan gigi dan mulut akan menurun dengan dampak antara lain

mudah berlubang (Warni 2009).

Page 18: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

8

2.1.1 Menyikat gigi

Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran

plak secara mekanis. Saat ini telah banyak tersedia sikat gigi dengan berbagai

ukuran, bentuk, tekstur dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari

bulu sikat. Salah satu penyebab banyaknya bentuk sikat gigi yang tersedia di

pasaran adalah karena adanya variasi waktu menyikat gigi, gerakan menyikat

gigi, tekanannya, bentuk dan jumlah gigi yang ada pada setiap orang (Pintauli

dan Hamada 2008).

2.1.2 Waktu Menyikat Gigi

Telah terbukti bahwa asam plak gigi akan turun dari pH normal sampai

mencapai pH 5 dalam waktu 3-5 menit sesudah makan makanan yang

mengandung karbohidrat, pH saliva sudah menjadi normal (pH 6-7) 25 menit

setelah makan atau minum. Menyikat gigi dapat mempercepat proses

kenaikan pH 5 menjadi normal (pH 6-7) sehingga dapat mencegah proses

pembentukan karies (Angelina 2005).

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari prosedur penyikatan gigi,

salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah frekuensi penyikatan gigi.

Anak yang melakukan penyikatan gigi secara teratur dalam sehari dengan

frekuensi dua kali sehari atau lebih dan dibantu oleh orang tua, lebih rendah

terkena resiko karies (Chemiawan, Riyanti dan Tjahyaningrum 2004).

Page 19: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

9

2.1.3 Frekuensi Menyikat Gigi

Umumnya, dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat

giginya segera setelah makan. American Dental Association (ADA)

memodifikasi pernyataan ini dengan menyatakan bahwa pasien harus

menyikat gigi secara teratur minimal 2 dua kali sehari yaitu pagi hari setelah

sarapan dan sebelum tidur malam. Waktu menyikat gigi pada setiap orang

tidak sama, tergantung pada beberapa faktor seperti kecenderungan seseorang

terhadap plak dan debris, keterampilan menyikat gigi dan kemampuan

salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan debris. Menyikat gigi dua

kali sehari cukup baik pada jaringan periodonsium yang sehat tetapi pada

jaringan periodonsium yang tidak sehat dianjurkan menyikat gigi tiga kali

sehari (Pintauli dan Harmada 2008).

2.1.4 Lamanya menyikat gigi

Biasanya rata-rata lama menyikat gigi adalah kira kira 1 menit. Lamanya

seseorang menyikat gigi dianjurkan minimal 5 menit. Tetapi umumnya orang

menyikat gigi maksimum selama 2-3 menit. Penentuan waktu ini tidak sama

pada setiap orang terutama pada orang yang sangat memerlukan program

control plak. Bila menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang singkat maka

hasilnya tidak begitu baik daripada bila menyikat gigi dilakukan dalam waktu

yang lebih lama, mengingat banyaknya permukaan gigi yang harus

dibersihkan (Panjaitan 1995).

Page 20: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

10

2.1.5 Bentuk Sikat Gigi

Terdapat berbagai variasi mengenai sikat gigi. Ada bentuk sikat gigi yang

permukaan bulu sikatnya berbentuk lurus cembung dan cekung sehingga

dapat mencapai daerah tertentu dalam lengkung rahang. Oleh sebab itu,

dianjurkan pemakaian sikat gigi yang serabutnya lurus dan sama panjang.

Sikat gigi manual yang baik harus memenuhi persyaratan antara lain

permukaan bulu sikatnya adalah (panjang: 1-11/4 inci ( 2,5-3,0 cm) dan lebar

: 5/16-3/8 inci (8,0-9,5 mm)); bulu sikatnya tersusun (baris : 2-4 baris

rumpun dan rumpun; 5-12 rumpun perbaris); serta permukaan bulu sikatnya

terpotong rata (Natamiharja, Lina dan Sulistya 1998). Setiap kali sesudah

dipakai sikat gigi harus dibersihkan di bawah air mengalir supaya tidak ada

sisa-sisa makanan atau pasta gigi yang tertinggal, setelah bersih sikat gigi

diletakkan dalam posisi berdiri supaya lekas kering dengan tujuan agar sikat

gigi tidak lembab dan basah. Sikat gigi perlu diganti 2-3 bulan setelah

pemakaian, oleh karena bulu sikat gigi sudah tidak dapat berkerja dengan

baik dan dapat melukai gusi (Ariningrum 2000).

2.1.6 Metode Menyikat Gigi

Dalam hal menyikat gigi, teknik apapun yang dipergunakan harus

diperhatikan cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak struktur gigi.

Bermacam macam cara menyikat gigi telah dikemukakan dan

diklasifikasikan sesuai dengan macam gerakan yang ditimbulkan oleh sikat-

sikatnya. Ada bermacam-macam metode penyikatan gigi yaitu metode

vertical, horizontal, metode roll, metode bass, metode charter, metode fones

Page 21: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

11

atau teknik sirkuler dan metode stillman. Kombinasi pemakaian beberapa

metode menyikat gigi ini tergantung pada beberapa hal, yaitu besar dan

bentuk rahang, susunan dan inklinasi gigi-geligi, derajat retraksi gusi,

hilangnya gigi geleigi dan keterampilan tangan dalam menggunakan sikat

gigi (Kid dan Bechal 1991). Metode Vertikal : dilakukan untuk menyikat

bagian depan gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke

atas dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang dilakukan

sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka. Sedangkan pada metode horizontal

semua permukaan gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Kedua

metode tersebut cukup sederhana, tetapi tidak begitu baik untuk

dipergunakan karena dapat mengakibatkan resesi gingival dan abrasi gigi.

1) Metode Roll : ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke

akar gigi dan arah bulu sikat pada margin gingival, sehingga sebagian

bulu sikat menekan gusi. Ujung bulun sikat digerakkan perlahan lahan

seehingga kepala kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan

melalui permukaan gigi. Permukaan atas mahkota juga disikat. Gerakan

ini diulangi 8-12 kali pada setiap daerah sistematis. Cara pemijatan ini

terutama bertujuan untuk pemijatan gusi dan untuk pembersih daerah

interdental.

2) Metode Charter: ujung bulu sikat diletakkan pada permukaan gigi

(oklusal), membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan

ke atas. Sikat gigi digetarkan membentuk lingkaran kecil, tetapi ujung

bulu sikat harus berkontak denga tepi gusi. Setiap bagian dapat

dibersihkan 2-3 gigi. Metode ini merupakan cara yang baik untuk

Page 22: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

12

pemeliharaan jaringan pendukung gigi, walaupun agak sukar untuk

dilakukan.

3) Metode Bass : bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45

derajat dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga

menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian saku gusi dapat dibersihkan

dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi digerakkan dengan getaran kecil-

kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 15 detik. Teknik ini

hampir sama dengan teknik Roll, hanya berbeda pada cara pergerakan

sikat giginya dan cara penyikatan permukaan belakang gigi depan. Untuk

permukaan belakang gigi depan, sikat gigi dipegang secara vertical.

4) Metode fones adalah tehnik sirkular : bulu sikat ditempelkan tegak lurus

pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat gigi

digerakkan membentuk lingkaran-lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi

rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2 gigi

tidak mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan belakang gigi,

gerakan yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil.

5) Metode Stillman dimodifikasi : dianjurkan untuk pembersihan pada

daerah dengan resesi gingiva yang parah disertai tersingkapnya akar gigi,

guna menghindari dekstruksi yang lebih parah pada jaringan akibat abrasi

sikat gigi. Jenis sikat gigi yang dianjurkan adalah sikat gigi dengan

kekerasan bulu sikat sedang sampai keras, yang terdiri dari dua atau tiga

baris rumpun bulu sikat.

Page 23: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

13

2.1.7 Hubungan Perilaku Dengan Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Notoatmodjo (1999 cit. Fankari 2004) menjelaskan bahwa penyebab

timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya

adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut.

Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang

dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya

pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa.

2.2 Karies Gigi

2.2.1 Pengertian Karies Gigi

Karies gigi berasal dari bahasa latin yang artinya lubang gigi dan ditandai

oleh rusaknya email dan dentin secara progresif yang disebabkan oleh

aktivitas metabolisme plak bakteri. Karies gigi timbul karena empat faktor

yaitu host yang meliputi gigi dan saliva, mikroorganisme, substrat serta

waktu atau lamanya proses interaksi antar faktor tersebut (Junaidi 2004).

Selanjutnya menurut Suwargiani (2008), karies gigi adalah suatu proses

kronis regresif dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih

dalam dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki

kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi

demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat

yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu.

Karies gigi merupakan penyakit yang banyak menyerang anak anak

maupun dewasa baik pada gigi susu maupun gigi permanen. Anak usia 6

Page 24: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

14

sampai 14 tahun merupakan kelompok usia yang kritis dan mempunyai sifat

khusus yaitu transisi pergantian gigi susu menjadi gigi permanen. Suatu hasil

survei status karies gigi Pelita III dan IV di Indonesia menyatakan bahwa

kelompok usia 6 sampai 14 tahun mempunyai prevalensi karies gigi yang

cukup tinggi yaitu 60 sampai 80% (Ilyas 2000).

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi

Terjadinya karies gigi memerlukan host yang rentan untuk berkembangnya

lesi karies, mikroorganisme kariogenik yang terdapat dalam rongga mulut

dan lingkungan substrat makanan serta jangka waktu yang pendek.

Sedangkan, faktor individu manusia (umur, jenis kelamin, ras dan keturunan)

dan faktor di luar lingkungan mulut, faktor fisik dan karies gigi dalam mulut

(Ilyas 2000).

a. Faktor Di Dalam Mulut

1) Struktur gigi dan saliva

Gigi adalah alat yang digunakan untuk mengunyah makanan didalam

mulut. Struktur gigi merupakan salah satu faktor yang bisa melindungi

atau memudahkan terjadinya karies. Aneka makanan dan minuman masuk

ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan perlu dilumatkan dengan cara

dikunyah di dalam mulut. Proses pelumatan oleh gigi dibantu saliva.

Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies. Saliva berfungsi

sebagai pelicin, pelindung, penyangga, pembersih, anti pelarut dan anti

bakteri (Suwelo 1992).

Page 25: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

15

2) Mikroorganisme

Bakteri Streptococcus mutans mengeluarkan racun yang tidak dapat

dilihat oleh mata biasa. Bakteri tersebut berperan dalam proses awal karies

yaitu lebih dulu masuk lapisan luar email. Selanjutnya Laktobasilus

acidophilus mengambil alih peranan pada karies yang lebih merusak gigi.

Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak. Plak terdiri dari

mikroorganisme (70 %) dan bahan antar sel (30 %). Plak akan tumbuh bila

ada karbohidrat, sedang karies akan terjadi bila ada plak dan karbohidrat

(Suwelo 1992).

3) Substrat atau karbohidrat

Subtrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan

sehari-hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini berpengaruh

terhadap karies secara lokal di dalam mulut. Substrat yang menempel di

permukaaan gigi berbeda dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh

yang diperlukan untuk mendapatkan energi dan membangun tubuh. Pada

dasarnya nutrisi sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

gigi saat pembentukan matriks, email dan kalsifikasi. Nutrisi tersebut

adalah karbohidrat, lemak dan protein. Konsumsi karbohidrat sederhana

dalam waktu lama akan mempengarui pembentukan matriks email yang

nantinya akan menjadi karies. Frekuensi konsumsi gula sederhana yang

tinggi menentukan waktu terjadinya karies (Suwelo 1992).

Page 26: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

16

4) Waktu

Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi

substrat menempel di permukaan gigi. Kecepatan kerusakan gigi akan

jelas terlihat dengan timbulnya karies menyeluruh dalam waktu yang

singkat. Selain itu penyebab karies adalah lamanya substrat yang berada

dalam rongga mulut, yang tidak langsung ditelan. Secara umum, karies

dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam

waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies

untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,diperkirakan 6

sampai 48 bulan (Suwelo 1992).

b) Faktor Di Luar Mulut

Faktor yang berhubungan tidak langsung dalam proses karies gigi yang

berada di dalam mulut sebagai factor predisposisi dan penghambat, antara

lain :

1) Umur

Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah kariespun

akan bertambah. Hal ini jelas, karena faktor risiko terjadinya karies

akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi. Anak yang pengaruh faktor

risiko terjadinya karies kecil akan menunjukkan jumlah karies lebih

besar dibanding yang kuat pengaruhnya (Suwelo 1992).

2) Jenis kelamin

Prevalensi karies gigi tetap wanita lebih tinggi dibandingkan

dengan pria. Demikian pula pada anak-anak, prevalensi karies gigi

susu anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan anak

Page 27: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

17

laki-laki, karena gigi anak perempuan berada lebih lama dalam mulut.

Akibatnya gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan

factor resiko terjadinya karies (Suwelo 1992).

3) Ras

Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan,

tetapi keadan tulang rahang suatu ras mungkin berhubungan dengan

prosentase karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya

pada ras tertentu dengan rahang yang sempit, sehingga gigi-gigi pada

rahang sering tumbuh tidak teratur. Keadaan gigi yang tidak teratur

akan mempersulit pembersihan gigi dan akan mempertinggi prosentase

karies pada ras tertentu (Kidd dan Bechal 1992).

4) Keturunan

Dari suatu penelitian terdapat 12 pasang orang tua dengan keadaan

gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua

memiliki keadaan gigi yang cukup baik. Di samping itu, dari 46

pasang orang tua, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi

yang baik, 5 pasang dengan prosentase karies sedang dan 40 pasang

dengan prosentase keries yang tinggi. Tapi dengan tehnik pencegahan

karies yang demikian maju pada akhir-akhir ini,sebetulnya faktor

keturunan dalam prosentase terjadinya karies tersebut telah dapat

dikurangi (Kidd dan Bechal 1992).

5) Kultur sosial penduduk

Perilaku sosial dan kebiasaan akan menyebabkan perbedaan jumlah

karies. Di Selandia baru, prevalensi karies anak dengan sosial ekonomi

Page 28: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

18

rendah di daerah yang air minumnya difluoridasi lebih tinggi

dibandingkan dengan daerah yang air minumnya tidak difluoridasi.

Selain itu,perbedaan suku, budaya, lingkungan dan agama akan

menyebabkan keadaan karies yang berbeda pula (Suwelo 1992).

6) Tingkat sosial ekonomi

Latar belakang sosial ekonomi yaitu masalah budaya dan

pendapatan yang rendah dapat memungkinkan tingginya angka

kejadian karies gigi pada kelompok masyarakat tertentu. Hal ini

disebabkan karena masyarakat tersebut masih menggunakan cara

tradisional dalam membersihkan gigi yaitu dengan menggunakan tanah

liat. Selain itu,masyarakat tersebut tidak dapat melakukan pemeriksaan

ke dokter gigi karena mereka memiliki pendapatan yang rendah

(Suwelo 1992).

7) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi status kesehatan

seseorang, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan

semakin tinggi pula tingkat pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga

kesehatan (Suwelo 1992). Hasil penelitian Lukito (2003),

menunjukkan bahwa angka karies tertinggi diderita pada anak yang

tingkat pendidikan orang tuanya rendah yaitu sebesar 63,25%.

Selanjutnya, pada penelitian lain juga disebutkan bahwa angka

prevalensi karies pada penduduk yang tidak tamat sekolah dasar

sebesar 78% sedangkan pada penduduk yang tamat sekolah dasar

sebesar 67%.

Page 29: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

19

8) Kebiasaan sikat gigi

Penyakit karies gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah mikroorganisme yang ada dalam plak gigi. Cara yang

dapat digunakan untuk mengontrol plak tersebut adalah dengan

menyikat gigi (Suwelo 1992). Hasil penelitian menurut Evron (2003

cit. Romadhona 2009), menyatakan bahwa prevalensi karies gigi pada

anak yang memiliki sikap dan perilaku positif terhadap kebiasaan yang

baik untuk menyikat gigi sebesar 9%.

9) Kesadaran sikap dan perilaku individu terhadap

Kesehatan gigi fase perkembangan anak usia pra sekolah masih

sangat tergantung pada pemeliharaan, bantuan dan pengaruh dari ibu.

Peranan ibu sangat menentukan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak. Dalam bidang kesehatan, peranan seorang ibu

sangat menentukan. Jadi kesadaran, sikap, dan perilaku serta

pendidikan ibu sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut anak

(Suwelo 1992).

2.2.3 Proses Terjadinya Karies Gigi

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan

gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel

pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan

menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan

demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Schuurs 1993).

Page 30: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

20

Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin

melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang).

Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun

kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga

permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang

makroskopis dapat dilihat. Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat

hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin

sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap mikroorganisme

dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak tembus penglihatan,

di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan gejala degenerasi

cabang-cabang odontoblas). Setelah terjadi kavitasi, bakteri akan

menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat

lapisan tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit dimana dentin

partibular diserang), lapisan empat dan lapisan lima (Schuurs 1993).

2.3 Pengaruh Serta Akibat Penyakit Gigi dan Mulut Terhadap Anak

Prasekolah

Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak-anak yang

sedang mengalami proses tumbuh kembang karena merupakan ujung sefalik

dari saluran pencernaan yang menjadi pintu masuk makanan yang

dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi maupun untuk perbaikan

jaringan dan pertumbuhan anak (Nurdadi 2000 cit. Junaidi 2004).

Selanjutnya menurut Setiawan (2003), salah satu alat cerna yang dimiliki

manusia adalah mulut beserta organ pelengkap yaitu gigi, lidah dan saliva.

Page 31: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

21

Gigi berperan untuk mencerna makanan seperti memotong, menggigit dan

mengunyah sehingga bentuk makanan menjadi lebih kecil dan halus.

Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktorinternal berupa

struktur fisik dan tingkat pertumbuhan sel otak semasa dalam kandungan.

Sedangkan faktor eksternal antara lain kualitas gizi yang diterima anak dan

status kesehatan yaitu ada tidaknya penyakit yang diderita seperti karies gigi,

sistem budaya yang digunakan dalam proses merawat serta tingkat ekonomi

dan sosial (Nurdadi 2000 cit. Junaidi 2004).

Karies gigi adalah suatu kerusakan deskruktif progresif dan mengenai

jaringan-jaringan gigi yang mengalami pengapuran, karies gigi merupakan

masalah mulut utama pada anak-anak. Rasa tidak nyaman timbul pada

orang yang menderita gigi karies menimbulkan dampak pada status gizi

anak. Berdasarkan penelitian di negara-negara berkembang seperti Asia

termasuk di Indonesia bahwa anak-anak umur 5 tahun ke atas 80-90%

mengalami kerusakan gigi, prosentasenya bertambah dengan meningkatnya

perpadatan penduduk dan tidak kurang dari 5% yang beresiko mengalami

kerusakan gigi. Hal ini juga diperjelas dengan penelitian yang dilakukan

pada tahun 2007 bertempat di jakarta oleh Zaura Rini menyebutkan 80%

orang Indonesia mengidap gigi berlubang. Penderita gigi karies ini akan

merasakan ngilu atau tidak nyaman bila lubangnya kemasukan makanan

yang agak keras atau pun terkena rangsangan dingin seperti es.

Karies gigi menjadi masalah kesehatan yang penting karena kelainan

pada gigi ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jika

dibiarkan berlanjut akan merupakan sumber fokal infeksi dalam mulut

Page 32: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

22

sehingga menyebabkan keluhan rasa sakit. Kondisi ini tentu saja akan

mengurangi frekuensi kehadiran anak ke sekolah dan dapat mengganggu

konsentrasi belajar dipengaruhi oleh asupan gizi sehingga dapat

mengakibatkan gangguan pertumbuhananak dan dapat berimplikasi pada

kualitas sumber daya anak.

Pada anak-anak, terutama pra sekolah, struktur giginya yaitu jenis gigi

sulung antara gigi susu dan gigi permanen sehingga rentan mengalami

karies gigi. Gigi susu berguna untuk memotong makanan, berbicara dan

pertumbuhan rahang yang baik. Morfologi gigi susu lebih memungkinkan

retensi sisa makanan yang dapat menyebabkan kondisi kebersihan mulut

anak menjadi tidak baik dibandingkan dengan orang dewasa. Gigi susu

yang mengalami karies akan menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan

rahang maupun posisi gigi tetap (Junaidi 2004).

Selanjutnya menurut Setiawan (2003), karies gigi dapat menimbulkan

gangguan fisiologis pada gigi seperti penghancuran makanan yang tidak

sempurna, menurunkan produksi saliva sehingga makanan tidak larut

dengan baik serta otot-otot pengunyahan yang terganggu fungsinya.

Seseorang dengan alat pengunyahan yang tidak baik akan memilih

makanan sesuai dengan kekuatan kunyahnya sehingga pada akhirnya dapat

mengakibatkan malnutrisi. Karies sangat sering terjadi pada gigi geraham,

terutama pada permukaan kunyah karena pada permukaan tersebut terdapat

paritparitkecil yang cukup dalam sehingga permukaan sikat gigi tidak dapat

menjangkaunya. Jika karies sudah meluas ke lapisan dentin maka akan

timbul rasa nyeri terutama jika terkena rangsangan dingin dan makan

Page 33: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

23

makanan manis. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pemilihan jenis dan

bentuk makanan yang akan dikonsumsi agar tidak menimbulkan rasa nyeri

ketika makan (Junaidi 2004). Nutrisi dan mastikasi (pengunyahan)

mempunyai hubungan timbal balik. Nutrisi yang baik diperlukan untuk

pertumbuhan yang normal termasuk pertumbuhan aparatus mastikasi.

Sebaliknya, mastikasi yang baik merupakan hal penting dalam penggunaan

makanan dan pencernaan (Hayati 1994). Kehilangan gigi akan menurunkan

efisiensi pengunyahan yang berakibat pada terganggunya sistem

pencernaan makanan sehingga dapat menganggu kesehatan tubuh karena

zat-zat gizi makanan tidak dapat diserap dengan sempurna oleh usus halus

(Junaidi 2004).

2. 4 Body Mass Index (BMI)

2.4.1 Pengertian BMI

Body Mass Index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang

menghubungkan atau membandingkan berat badan dengan tinggi badan.

Walaupun dinamakan “indeks”, BMI sebenarnya adalah rasio yang

dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat

tinggi badan (dalam meter).

Interpretasi BMI tergantung pada umur dan jenis kelamin anak, karena

anak lelaki dan perempuan memiliki lemak tubuh yang berbeda. Berbeda

dengan orang dewasa, BMI pada anak berubah sesuai umur dan sesuai

dengan peningkatan panjang dan berat badan. BMI digunakan untuk

Page 34: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

24

penilaian obesitas akan tetapi bukan merupakan indeks adipositas karena

tidak membedakan jaringan tanpa lemak (lean tissue) dan tulang dari

jaringan lemak. Untuk ketepatan dalam riset diperlukan dual x-ray

absorptiometry yang dapat menentukan secara tepat komposisi tubuh

(Narendra MB dkk. 2002).

The World Health Organization (WHO) pada tahun 1997, The National

Institute of Health (NIH) pada tahun 1998 dan The Expert Committee on

Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent Preventive Services telah

merekomendasikan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh

sebagai baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja di atas usia 2

tahun. BMI merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan

berdasarkan Indeks Quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan

kuadrat tinggi badan dalam meter (Narendra dkk. 2002).

Body Mass Index (BMI) dapat diperoleh dengan perhitungan rumus

sebagai berikut :

Keterangan:

BMI / body mass index (kg)

Tinggi badan (m)

Berat badan (kg)

BMI mempunyai keunggulan utama yakni dapat menggambarkan

lemak tubuh yang berlebihan, sederhana dan bisa digunakan dalam

penelitian populasi berskala besar. Pengukurannya hanya membutuhkan 2

hal yakni berat badan dan tinggi badan, yang keduanya dapat dilakukan

secara akurat oleh seseorang dengan sedikit latihan. Keterbatasannya

Page 35: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

25

adalah membutuhkan penilaian lain bila dipergunakan secara individual

(Utari 2007 ).

2.4.2 Hubungan Body mass index (BMI) dengan menyikat gigi

Menyikat gigi merupakan hal yang saangat penting untuk mencegah

terjadinya penyakit gigi dan mulut, secara umum faktor yang

mempengaruhi terjadinya penyakit gigi dan mulut yaitu kurangnya

kesadaran seseorang dalam menjaga dan memelihara kebersihan mulut

mereka. Kesulitan makan pada anak disebabkan oleh berbagai faktor yaitu

nutrisi, penyakit dan psikologis. Faktor penyakit antara lain adanya

kelainan pada gigi geligi dan rongga mulut seperti karies gigi, stomatitis

dan gingivitis. penyakit yang sering terjadi apabila seseorang kurang

memperhatikan kebersihan gigi dan mulut yaitu karies, disini kebersihan

rongga mulut sangat memegang peranan penting terhadap timbulnya karies,

selain itu komposisi dan frekuensi diet, status sosio ekonomi, kandungan

imunoglobulin dalam saliva untuk melawan bakteri, dan asupan fluoride.

Hubungan kesehatan mulut yang buruk dengan obesitas akan cenderung

dikaitkan dengan kualitas diet.

Penyakit karies gigi dapat menyebabkan kehilangan gigi sehingga

terjadi gangguan dalam proses pengunyahan makanan, estetika dan

pergerakan gigi yang dapat menimbulkan penumpukan sisa makanan

(Junaidi 2004). Karies gigi yang terjadi pada anak akan mengakibatkan

munculnya rasa sakit sehingga anak menjadi malas makan dan juga dapat

menyebabkan tulang di sekitar gigi menjadi terinfeksi. Apabila terjadi

Page 36: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

26

kerusakan pada tahap yang berat atau sudah terjadi abses, maka gigi dapat

tanggal. Anak yang kehilangan beberapa giginya tidak dapat makan dengan

baik kecuali makanan yang lunak.

Menurut Depkes (2002), karies gigi merupakan penyakit yang dapat

menimbulkan gangguan fungsi kunyah sehingga dapat menyebabkan

terganggunya penyerapan dan pencernaan makanan. Oleh karena itu, karies

gigi pada akhirnya dapat menggangu kondisi gizi anak sehingga terjadi

keadaan kurang gizi yang berpengaruh terhadap BMI anak.

Hubungan antara BMI dan menyikat gigi adalah semakin baik

seseorang menjaga kebersihan gigi dan mulut mereka maka semakin baik

pula kualitas hidup yang dimiliki. Hal ini terbukti dari literatur ilmiah

bahwa kesehatan umum memiliki dampak besar pada kesehatan mulut dan

sebaliknya (Thippeswamy dkk. 2011).

Page 37: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

27

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep

3.2 Hipotesis

Perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status

kesehatan gigi dan mulut secara langsung, perilaku dapat mempengaruhi faktor

lingkungan maupun pelayanan kesehatan (Warni 2009).

Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran

plak secara mekanis. Saat ini telah banyak tersedia sikat gigi dengan berbagai

ukuran, bentuk, tekstur dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari bulu

sikat. Salah satu penyebab banyaknya bentuk sikat gigi yang tersedia adalah

adanya variasi waktu menyikat gigi, gerakan menyikat gigi, tekanannya, bentuk

dan jumlah gigi yang ada pada setiap orang (Pintauli dan Hamada 2008).

Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak anak yang sedang

mengalami proses tumbuh kembang, karena merupakan ujung sefalik dari saluran

pencernaan yang menjadi pintu masuk makanan yang dibutuhkan tubuh untuk

Menyikat gigi setiap

hari di sekolah

Tidak menyikat gigi

setiap hari di sekolah

BMI

Kebiasaan

menyikat

gigi

Page 38: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

28

menghasilkan energi maupun untuk perbaikan jaringan dan pertumbuhan anak

(Riyanti 2005).

Menurut Budiharto (1990), anak yang menderita sakit gigi akan menghindari

makanan sehingga asupan makanan akan berkurang dan menyebabkan anak lebih

peka terhadap malnutrisi. Willerhausen (2007) menyatakan bahwa hubungan

alami antara Body Mass Index (BMI) dan kesehatan mulut agak rumit. Body

Mass Index (BMI) yang rendah dengan mudah dapat menjelaskan adanya

kesulitan fungsi pengunyahan yang dapat mencegah makan secara normal pada

beberapa kasus. Di sisi lain, hubungan kesehatan mulut yang buruk dengan

obesitas akan cenderung dikaitkan dengan kualitas diet. Hal ini terbukti dari

literatur ilmiah bahwa kesehatan umum memiliki dampak besar pada kesehatan

mulut dan sebaliknya (Thippeswamy dkk. 2011).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis bahwa ada

perbedaan BMI anak yang menyikat gigi setiap hari di sekolah dengan anak yang

tidak menyikat gigi setiap hari di sekolah TK 2 dan 4 Saraswati Denpasar.

Page 39: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

29

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian analitik observasional

dengan pendekatan crossectional. Karena hanya menganalisis suatu keadaan

dalam suatu saat tertentu untuk mencari perbedaan BMI pada anak yang

menyikat gigi setiap hari di sekolah dengan yang tidak menyikat gigi setiap

hari di sekolah.

4.2 Identifikasi Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu :

1. Variabel Bebas : kebiasaan menyikat gigi di sekolah

2. Variabel Terikat : BMI

4.3 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. BMI: Body Mass Index (Indeks Massa Tubuh) merupakan sebuah

pengukuran yang membandingkan berat badan dengan tinggi badan.

2. Kebiasaan Menyikat Gigi: adalah suatu proses penyingkiran plak secara

mekanis dengan menggunakan sikat gigi yang dilakukan secara terus

menerus yaitu minimal 2 kali sekali dan sudah menjadi bagian dalam

kehidupan masyarakat.

Page 40: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

30

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Saraswati 2 dan TK Saraswati 4 Denpasar

pada tanggal 12-14 Agustus 2013.

4.5 Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang hadir pada saat

dilakukan penelitian yaitu dengan menggunakan tehnik Nonrandom.

4.6 Instrumen Penelitian

Timbangan berat badan, meteran tinggi badan, indeks BMI

4.7 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ballpoint, pensil, penghapus, form formulir penelitian, timbangan berat

badan Deluxe BR901 dan meteran tinggi badan merk onmed.

4.8 Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Peneliti memperkenalkan diri, menginformasikan tujuan dilakukannya

penelitian.

b. Mempersiapkan alat dan bahan serta instrument penelitian.

c. Menjelaskan kepada seluruh responden mengenai penelitian yang akan

dilakukan.

d. Mengukur berat badan dengan menggunakana timbangan berat badan

merk Deluxe BR901 dan mengukur tinggi badan dengan menggunakan

meteran tinggi badan merk Onmed pada responden yang menyikat gigi

setiap hari di sekolah, yaitu di TK 2 Saraswati setelah program menyikat

Page 41: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

31

gigi setiap hari di sekolah dilakukan dan juga pada TK yang tidak

menyikat gigi setiap hari di sekolah yaitu di TK 4 Saraswati, yang

keseluruhannya berjumlah 530 orang siswa/siswi, kemudian dihitung

BMInya.

e. Mencatat hasil pengamatan.

f. Mengumpulkan seluruh data yang didapat dan menganalisi data tersebut.

4.9 Analisis Data

Pada penelitian ini data diolah dengan menggunakan mann whitney Test

untuk menguji apakah ada perbedaan BMI anak anak yang menyikat gigi

setiap hari di sekolah dengan yang tidak.

Penyajian Data : Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk Tabel untuk

mengetahui gambaran dari perbedaan BMI siswa yang menyikat gigi setiap

hari di sekolah dengan yang tidak menyikat gigi setiap hari di sekolah.

Page 42: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

32

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Deskriptif

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis diskriptif yang

bertujuan untuk memberikan gambaran (deskripsi) mengenai data karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin dan karakteristik responden berdasarkan

BMI di TK 2 dan TK 4 Denpasar.

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 260 49,1%

Perempuan 270 50,9%

JUMLAH 530 100%

Karakteristik jenis kelamin pada responden di Tk 2 dan 4 Saraswati

Denpasar dari tabel di atas menunjukkan paling banyak responden berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 50,9 % atau sebanyak 270 responden.

Sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 49,1 % atau sebanyak

260 responden.

Page 43: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

33

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan BMI

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden TK 2 Saraswati Berdasarkan BMI

Kategori TK

Saraswati 2

Persentase Rata-Rata BMI

(kg/m2)

Severely

UnderBobot:

<16,5

137 39,04% 15,0

UnderBobot:

16,5- 18,5

95 27,07% 17,4

Normal Bobot:

18,5 – 25

107 30,48%

20,6

OverBobot:

25 – 30

11 3,13% 26,8

Kelas Gemuk I:

30-35

1 0,28% 30,8

Kelas Gemuk II:

35-40

0 0 0

Kelas Gemuk III:

>40

0 0 0

Jumlah 531 100%

Karakteristik BMI pada responden di Tk Sarsaswati 2 Denpasar dari tabel

di atas menunjukkan paling banyak responden berkategori Severely UnderBobot

yaitu sebanyak 39,04% responden atau sebanyak 137 responden dengan rata-rata

BMI sebesar 15,0 kg/m2, disusul kategori normal sebanyak 30,48% atau

sebanyak 107 responden dengan rata-rata BMI sebesar 20,6 kg/m2, kemudian

disusul kategori Under Bobot yaitu sebanyak 27,07% atau sebanyak 95 responden

dengan rata-rata BMI sebesar 17,4 kg/m2 kemudian disusul dengan kategori

OverBobot yaitu sebanyak 3,13% responden atau sebanyak 11 responden dengan

rata-rata BMI sebesar 26,8 kg/m2, disusul dengan kategori Kelas I Gemuk yaitu

Page 44: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

34

sebanyak 0,28% atau 1 responden dengan rata-raa BMI sebesar 30,8 kg/m2,

sedangkan Kelas Gemuk II dan III adalah nihil.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden TK 4 Saraswati Berdasarkan BMI

Kategori TK

Saraswati 4

Persentase Rata-Rata BMI

(kg/m2)

Severely

UnderBobot:

<16,5

41 22,90% 15,0

Under Bobot:

16,5- 18,5

97 54,19% 17,4

Normal Bobot:

18,5 – 25

35 19,56%

20,6

OverBobot:

25 – 30

6 3,35% 26,8

Kelas Gemuk I:

30-35

0 0 0

Kelas Gemuk II:

35-40

0 0 0

Kelas Gemuk III:

>40

0 0 0

Jumlah 179 100%

Karakteristik BMI pada responden di Tk Sarsaswati 4 Denpasar dari tabel

di atas menunjukkan paling banyak responden berkategori UnderBobot yaitu

sebanyak 22,90% responnden atau sebanyak 97 responden dengan rata-rata BMI

sebesar 17,4 kg/m2, disusul kategori Severely UnderBobot sebanyak 22,90% atau

sebanyak 41 responden dengan rata-rata BMI sebesar 15,0 kg/m2, kemudian

disusul kategori Normal yaitu sebanyak 19,56% atau sebanyak 35 responden

dengan rata-rata BMI sebesar 20,6 kg/m2 kemudian disusul dengan kategori

Page 45: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

35

OverBobot 3,35% responden atau sebanyak 6 responden dengan rata-rata BMI

sebesar 26,8 kg/m2, sedangkan Kelas Gemuk I, II dan III adalah nihil.

5.2 Analisis Statistik

Dari penelitian yang dilakukan pada seluruh siswa TK maka diperoleh

hasil sebagai berikut :

Uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov

Statistic Df Sig

BMI ,112 530 ,000

Setelah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil

dengan nilai sig 0,00 distribusi data normal apabila p value > = 0.05, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa distribusi data adalah tidak normal.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan BMI anak-anak yang menyikat

gigi setiap hari di sekolah dengan yang tidak, data diuji dengan menggunakan

Mann-Whitney Test dan diperoleh hasil sebagai berikut.

Mann-Whitney Test

BMI N Mean Rank Sig

TK 4 Saraswati 179 220,89 ,000

TK 2 Saraswati 351 288,25

Total 530

Berdasarkan output di atas diperoleh bahwa nilai signifikansi mean-whitney =

0,000 yang < dari alpha 0,05 yang menandakan bahwa H1 diterima, yang berarti

bahwa terdapat perbedaan rata - rata BMI antara kedua sampel.

Page 46: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

36

BAB VI

PEMBAHASAN

Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak anak yang

sedang mengalami proses tumbuh kembang karena merupakan ujung sefalik dari

saluran pencernaan yang menjadi pintu masuk makanan yang dibutuhkan tubuh

untuk menghasilkan energy maupun untuk perbaikan jaringan dan pertumbuhan

anak (Riyanti 2005). Selanjutnya, menurut Setiawan (2003), salah satu alat cerna

yang dimiliki manusia adalah mulut beserta organ pelengkap yaitu gigi, lidah dan

saliva. Gigi berperan untuk mencerna makanan seperti memotong, menggigit dan

mengunyah sehingga bentuk makanan menjadi lebih kecil dan halus.

Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor internal berupa

struktur fisik dan tingkat pertumbuhan sel otak semasa dalam kandungan.

Sedangkan faktor eksternal antara lain kualitas gizi yang diterima anak dan status

kesehatan yaitu ada tidaknya penyakit yang diderita seperti karies gigi, sistem

budaya yang digunakan dalam proses merawat serta tingkat ekonomi dan sosial

(Nurdadi 2000 cit. Junaidi 2004).

Pada masa kanak-kanak merupakan waktu yang sangat tepat untuk

menerapkan dan mengajarkan anak-anak tentang cara serta pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menyikat gigi karena pada masa

kanak-kanak adalah salah satu kelompok usia yang kritis untuk terkena penyakit

gigi dan mulut seperti karies gigi pada saat anak-anak mengalami transisi

pergantian gigi susu ke gigi permanen (Riyanti 2005).

Page 47: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

37

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran siswa sekolah

adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan

promotif, preventif seperti kunjungan rutin ke dokter gigi, perilaku merawat gigi,

mengkonsumsi makanan yang baik dan bergizi serta kuratif yang berdasarkan atas

permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini secara langsung

menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan gigi

puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat (Direktorat Kesehatan Gigi

Depkes RI 2000).

Notoatmodjo cited Fankari (2004) menjelaskan bahwa penyebab

timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya

adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal

tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi

dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga

kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak mengenai

kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Dengan demikian, diperlukan kesadaran

untuk menjaga kesehatan gigi anak sekolah.

Pada penelitian ini diketahui bahwa siswa siswi TK Saraswati 2 yang

menyikat gigi setiap hari di sekolah memiliki BMI lebih ideal dari pada anak yang

tidak menyikat gigi setiap hari. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa

sebagian besar responden yang berstatus BMI kategori kurus adalah responden

yang tidak menyikat gigi setiap hari di sekolah. Berdasarkan hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara BMI siswa-siswi TK

Saraswati 2 dan 4 Denpasar. Anak yang menyikat gigi setiap hari di sekolah

secara teratur tentunya akan memiliki oral hygiene yang lebih baik dari pada anak

Page 48: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

38

yang tidak menyikat gigi secara teratur, sehingga apabila anak memiliki oral

hygen yang baik maka akan mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut yaitu

seperti halnya karies gigi yang seringkali terjadi pada anak anak.

Anak yang tidak menyikat gigi secara teratur akan memiliki oral hygiene

yang tidak bagus, sehingga akan mudah terkena oleh penyakit gigi dan mulut,

salah satu contoh penyakit yang sering terjadi yaitu karies, anak yang mengalami

karies pada umumnya mempunyai berat badan yang kurang dari pada anak yang

bebas karies. Karies dapat menimbulkan rasa nyeri pada gigi tersebut yang

menyebabkan anak tidak ingin makan sehingga mengurangi asupan nutrisi,

perubahan kebiasaan makan seperti penghancuran makanan yang tidak sempurna,

dilanjutkan atrofi otot pengunyahan menyebabkan alat pengunyahan akan

memilih makanan sesuai dengan kekuatan kunyahnya sehingga pada akhirnya

menyebabkan malnutrisi, dan tidur anak terganggu akibat nyeri yang dirasakan,

hal ini berpengaruh terhadap menurunnya status gizi anak, dan menyebabkan

penurunan berat badan anak seiring dengan menurunnya status gizi anak.

Willerhausen B. dkk (2007), ini terbukti dari literatur ilmiah bahwa kesehatan

umum memiliki dampak besar pada kesehatan mulut dan sebaliknya

(Thippeswamy dkk. 2011).

Page 49: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

39

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Anak yang menyikat gigi setiap hari di sekolah memiliki Body Massa Index yang

lebih ideal atau lebih banyak memiliki BMI dengan kategori Normal dengan anak

yang tidak menyikat gigi setiap hari di sekolah.

7.2 Saran

Tindakan preventif tentunya akan jauh lebih baik dari tindakan kuratif,

maka sebaiknya pada murid TK diberikan materi kesehatan khususnya kesehatan

gigi yang bisa dimasukkan pada pelajaran pendidikan jasmani dan materi tersebut

mencakup pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut, frekuensi dan waktu

menyikat gigi serta cara menyikat gigi. Semakin dini mereka mengetahui apa

yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut maka diharapkan

dapat mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut.

Page 50: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

1

DAFTAR PUSTAKA

Angela, A. 2005, „Pencegahan primer pada anak beresiko karies tinggi‟ , Dental

Jurnal, vol. 38, no 2, hlm. 132-133.

Anitasari, S., Rahayu, N.E. 2005, „Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan

tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di Kecamatan

Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur‟ ,Dental Journal,

vol.38, no 2,hlm.88.

Anwar, F.D. 2012 hubungan antara kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian

karies gigi pada siswa SD Negri 4 Pasa Gadang di wilayah kerja puskesmas

pemacungan [Homepage of repository.unand.ac.id], [Online]. Available :

http://repository.unand.ac.id/17916/1/HUBUNGAN%20ANTARA%20KEBIA

SAAN%20MENGGOSOK%20GIGI%20DENGAN%20KEJADIAN%20KARI

ES%20GIGI%20PADA%20SISWA%20SD%20NEGERI%2004%20PASA%2

0GADANG%20DI%20WILAYAH%20KERJA%20PUSKESMAS%20PEMAN

CUNGAN.pdf [ 18 Juli 2013 ].

Ariningrum, R. 2000, „Beberapa cara menjaga kebersihan gigi dan mulut. Cermin

Dunia Kedokteran „, no 126, hlm 45-50.

Besford,J. 1996, Mengenal Gigi Anda, Petunjuk Bagi Orang Tua, Penerjemah:

Lilian Yuwono, Arcan, Jakarta.

Budiharto. 2010, Pengantar ilmu perilaku kesehatan dan pendidikan kesehatan

gigi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Chemiawan, E., Riyanti E., dan Tjahyaningrum SN. 2004, 8 Oktober-last update,

Prevalensi nursing mouth caries pada anak 15-60 bulan berdasarkan

frekuensi penyikatan gigi di posyandu Desa Cileunyi Wetan Kecamatan

Cileunyi Kabupaten Bandung [Homepage of unpad.ac.id], [Online].

Available:

http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/PREVAL

Page 51: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

2

ENSI%20NURSING%20MOUTH%20CARIES%20PADA%20ANAK%20

USIA%2015.pdf [21 Juli 2013].

Cinar, AB., dan Murtomaa, H. 2011, Interrelation between obesity, oral health and

life-style factors among Turkish school children. Clin Oral Invest vol 15:

177-184.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Indonesia Sehat 2010.: Direktorat Kesehatan Gigi. Jakarta.

Devi, N. 2012, „Gizi anak sekolah‟, Kompas (Jakarta, ) 12 januari, hlm. 7-10.

Fankari. 2004. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Stimulasi dan Demonstrasi

Terhadap Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah

Dasar. Karya Tulis Ilmiah DIV. Perawat Pendidikan UGM.

Ilyas., Yaslis. 2000. Studi Status Karies Gigi Penduduk Indonesia. Makara.

Nomor 4Seri A: 1-10.

Junaidi. 2004, Hubungan Keparahan Karies Gigi Dengan Asupan Zat Gizi dan

Status Gizi Anak Sekolah Dasar Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.

Tesis. Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Kidd., EAM., dan Bechal, SJ. 1992. Dasar-Dasar Karies, Penyakit dan

Penanggulangannya, Penerjemah : Narlan Sumawinata & Safrida

Faruk,EGC.,Jakarta.

Kumar, S., Dagli, RJ., Dhanni, C., dan Duraiswamy, P. 2009, „Relationship of

body mass index with periodontal health status of green marble mine

laborers in Kesariyaji, India. Braz Oral Res vol. 23, no 4, hlm 365-9.

Narang, R., Saha, S., Jagannath, GV., Sahana, S., Kuman, M., dan Mohd, S. 2012,

„Nutritional status and caries experience among 12 to 15 years old school

going children of Lucnow‟, J Int Med Res ; vol 5, no 1 hlm 30-5.

Narendra, MB., Sularyo, TS., Soetjiningsih., Suyitno, H., Ranuh, G., dan

Wiradisuria, S. 2009. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Ed.ke-1, Sagung

Seto., Jakarta.

Natamiharja, L., Sulistya, J. 1998, „Pemilihan dan pemakaian pasta gigi di

Kelurahan Sudirejo Kecamatan Medan Kota, „Majalah Kedokteran Gigi USU

vol. 5, no 7, hlm. 1-2.

Page 52: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

3

Notoadmodjo, S. 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,

Jakarta.

Panjaitan, M. 1995, Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Medan: USU

Press, Medan.

Pintauli, S. dan Harmada, T., 2008,„Menuju gigi dan mulut sehat, pencegahan dan

pemeliharaan‟, USU Press, Medan, 22 Januari.

Riyanti, E. 2005. Pengenalan dan Perawatan Kesehetan Gigi Anak Sejak Dini

[Homepageofunpad.ac.id],[Online].Available:http://resources.unpad.ac.id/un

padcontent/upload/publikasi_dosen/Pengenalan%20dan%20Perawatan%20K

esehatan%20Gigi%20Anak%20Sejak%20Dini.pdf [14 Maret 2014].

Schuurs, A.H.B. 1993. Patologi Gigi Geligi. UGM Press. Yogyakarta

Setiawan, B. 2000, Pengaruh Sudut Tonjol Gigi Artifisial Posterior Terhadap

Perubahan Partikel Makanan, Tesis. Universitas Gadyjah Mada,

Yogyakarta.

Sitinjak, C. 2013, 3 september-last update, Hubungan Body Mass Index (Bmi)

Dengan Pengalaman Karies Gigi Pada Murid Kelas 3 Dan 4 Sd St.Thomas 2

Medan [Homepage of repository.usu.ac.id], [Online]. Available

http://repository.

Suwargiani., Anne A. 2008, „Indeks def-t dan DMF-T Masyarakat Desa

Cipondohdan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten

Karawang. Makalah.Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Padjadjaran.

Suwelo., Ismu, S. 1992. Karies Gigi Pada Anak Dengan Berbagai Faktor, EGC

Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Tarigan, R. 1990, Karies gigi. Jakarta: Penerbit Hipokrates, hlm. 23-24.

Thippeswamy, HM., Kumar, N., Acharya, S., dan Pentapati, KC. 2011,

„Relationship between body mass index and dental caries among adolescent

children in South India‟, West Indian Med J, vol. 60, no.5, hlm. 581-6.

usu.ac.id/123456789/37289 [20 Juli 2013].

Utari, A. 2007, Hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat kesegaran jasmani

pada anak usia 12-14 tahun. Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 53: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

4

Warni, L. 2009, Hubungan perilaku murid SD kelas Vdan VI pada kesehatan gigi

dan mulut terhadap status karies gigi di wilayah Kecamatan Deli Tua

Kabupaten Deli Serdang tahun 2009, Tesis, Universitas Sumatra Utara

Medan.

Willerhausen, B., Blettner, M., Kasaj A., dan Hohenfellner, K. 2007, „Association

between body mass index and dental health in 1.290 children of elementary

scholls in German city’ ,Clin Oral Invest ; vol 11, hlm. 195-200.

Page 54: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

1

Foto 1.1 Mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan siswa pada saat

melakukan penelitian.

Foto 1.2 Mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan siswa pada saat

melakukan penelitian.

Page 55: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

2

Foto 1.3 Siswa Tk 4 Saraswati Denpasar menyimak informasi tentang penelitian.

Page 56: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

3

Foto 1.4 Siswa Tk 2 Saraswati Denpasar pada saat menyikat gigi di sekolah.

Page 57: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

4

Uji Normalitas

Case Processing Summary

530 100,0% 0 ,0% 530 100,0%BMI

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Descriptives

17,4495 ,17503

17,1056

17,7933

17,1338

16,6386

16,238

4,02959

9,51

70,80

61,29

3,86

4,956 ,106

57,727 ,212

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Confidence

Interval for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Range

Interquartile Range

Skewness

Kurtosis

BMI

Statis tic Std. Error

Tests of Normality

,112 530 ,000 ,741 530 ,000BMI

Statis tic df Sig. Statis tic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Lill iefors Significance Correctiona.

Page 58: PERBEDAAN BMI ANAK YANG MENYIKAT GIGI SETIAP …unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/SKRIPSI4.pdf · pembuatan skripsi dengan judul : “PERBEDAAN BMI ANAK YANG ... menurunnya

5

Uji Hipotesis NPar Tests

Mann-Whitney Test

Test Statisticsa

23430,000

39540,000

-4,789

,000

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

BMI

Grouping Variable: TKa.

Ranks

179 220,89 39540,00 351 288,25 101175,00 530

TK Saraswati 4 Saraswati 2 Total

BMI N Mean Rank Sum of Ranks