PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA …eprints.ums.ac.id/24742/12/02._Naskah_publikasi.pdfsiswa...

14
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN (Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi NURUL HASANAH A420090115 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012/2013

Transcript of PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA …eprints.ums.ac.id/24742/12/02._Naskah_publikasi.pdfsiswa...

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI

MATERI GERAK TUMBUHAN

(Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG

Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Biologi

NURUL HASANAH

A420090115

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012/2013

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI

MATERI GERAK TUMBUHAN

(Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG

Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)

Nurul Hasanah, A420090115, Program Studi Pendidikan Biologi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu P endidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2013, 87 halaman

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan hasil

belajar siswa antara metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian

ini merupakan penelitian True Eksperimental, bentuk Postest- Only Design.

Populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang. Sampel

menggunakan tiga kelas yang diambil dari populasi, dua kelas sebagai kelas

eksperimen dan satu kelas sebagai kontrol. Kelas VIII C sebagai kelas eksperimen

I (belajar dengan metode Artikulasi), kelas VIII F sebagai kelas eksperimen II

(belajar dengan metode Cooperative Script) dan kelas VIII E sebagai kelas

kontrol. Teknik penentuan sampel menggunakan cluster random sampling. Teknik

pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan tes tertulis. Analisis data

dalam penelitian ini menggunakan uji validitas, derajat kesukaran soal, daya beda,

reliabilitas dan untuk pengujian hipotesis dengan anova satu jalan (One Way

Anova). Hasil pengujian hipotesis menggunakan α=5% menunjukkan Fhitung

(13,442) lebih besar dari Ftabel (3,09). Ftabel diperoleh dari nilai tabel F apada taraf

signifikan 5% dengan (df=2, 102) yaitu sebesar 3,09 maka H0 ditolak, yang berarti

dari uji hipotesis anova satu jalan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara ketiga kelompok pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh

menunjukkan bahwa rerata nilai hasil postest siswa menggunakan metode

pembelajaran Cooperative Script lebih tinggi (78,86) dibanding dengan metode

pembelajaran Artikulasi (73) dan kontrol (66). Disimpulkan bahwa penggunaan

metode pembelajaran Cooperative Script lebih efektif digunakan dalam

pembelajaran materi gerak tumbuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang

tahun ajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Cooperative Script, Metode Pembelajaran

Artikulasi, Hasil Belajar

A. PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara berkembang yang mempunyai berbagai

masalah yang harus dicari solusinya. Masalah ini sudah sangat komplek, yang

begitu memprihatinkan terutama masalah dalam bidang pendidikan. Kualitas

pendidikan di negeri ini masih berada dalam taraf yang kurang begitu baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari masih rendahnya nilai standar kelulusan yang

ditetapkan pemerintah pada ujian akhir sekolah (UAS), jika dibandingkan

negara-negara lain. Pada tahun 2010 batas nilai minimum adalah 4,5

sedangkan di Negara tetangga sudah lebih tinggi, misalkan Malaysia 6,0 dan

Singapura 8,0 (Soejoto, 2009). Nilai standar tesebut mempengaruhi kualitas

sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan dari proses belajar. Proses

belajar mengajar diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia

tersebut, sehingga pendidikan dapat berperan sebagai pembentuk sumber

daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan di Indonesia sangat tergantung dari Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK). Kualitas Sumber Daya Manusia yang dihasilkan harus

mampu mengikuti perkembangan dari IPTEK tersebut. Dalam hal ini peran

guru sangatlah penting dalam memberikan pengarahan kepada peserta didik

saat proses belajar mengajar. Peran utama guru mempersiapkan dan

menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga dapat tercapai tujuan dari

pembelajaran itu. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat

dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini harus disesuaikan

dengan situasi dan kondisi kelas selain itu juga harus disesuaikan dengan

tujuan dari pembelajaran.

Metode pembelajaran Cooperative Script dan Artikulasi adalah dua

diantara pembelajaran aktif. Kedua pembelajaran ini modelnya hampir sama,

langkah pertamanya guru meminta siswa untuk berpasangan. Kemudian akhir

dari pelajaran siswa diminta saling mewawancarai setiap pasangannya

mengenai materi yang telah disampaikan guru. Dalam hal ini guru dapat

mengetahui sampai mana pemahaman siswa tentang suatu materi. Pada

Cooperative Script guru tidak menjelaskan materi tapi hanya memberikan

wacana untuk dibaca siswa, sedangkan dalam Artikulasi guru menjelaskan

terlebih dahulu materinya.

Kedua pembelajaran di atas menekankan pada suatu konsep yang harus

di pahami siswa. Biologi termasuk dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

menekankan pada konsep. Biologi berkaitan juga dengan cara mencari tahu

dan memahami alam secara sistematis, misal pada materi gerak tumbuhan.

Siswa akan lebih mudah memahami konsep bila mereka aktif mencari

informasi dan aktif menyampaikan pendapatnya. Pemilihan pembelajaran

yang digunakan diharapkan mampu membuat siswa mempelajari konsep

biologi dengan lebih mudah, sehingga hasil belajar siswa dapat maksimal.

B. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mojogedang, tepatnya di

kelas VIII C dan VIII F dengan jumlah siswa masing-masing 35.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada hari selasa dan rabu.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini jika ditinjau dari bidang ilmu merupakan penelitian

eksperimen pendidikan. Penelitian ini dilakukan dalam rangka

memberikan perlakuan dalam suatu kelas untuk membandingkan antara

dua metode pembelajaran yang berbeda pada materi gerak tumbuhan untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Pada kelas VIII C (kelas eksperimen I)

dengan menggunakan metode pembelajaran Artikulasi dan kelas VIII F

(kelas eksperimen II) dengan metode Cooperative Script. Penelitian ini

menggunakan bentuk desain eksperimen True Experimental, bentuk

Postest- Only Design.

3. Populasi, Sampel, dan Sampling

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Mojogedang tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari tujuh

kelas.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yang didapat

dari populasi di atas yaitu siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2

Mojogedang dengan jumlah siswa masing-masing 35.

c. Sampling

Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik cluster

random sampling. Dari tujuh kelas yang ada di kelas VIII SMP Negeri

2 Mojogedang dipilih dua kelas yang digunakan dalam penelitian.

4. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Independent)

Variable bebas pada penelitian ini adalah metode pembelajaran

Cooperative Script dan Artikulasi.

b. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar pada materi

gerak tumbuhan siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2

Mojogedang tahun pelajaran 2012/2013.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah data atau informasi

dari sekolah tentang siswa maupun profil tentang sekolah. Mulai dari nama

siswa, nomor induk siswa, kegiatan siswa, serta hal-hal lain yang

mendukung seperti foto.

b. Observasi

Observasi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung. Dari

aspek kognitif dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa, sedangkan

dari aspek afektif dapat dilihat dari perilaku siswa di kelas saat proses

pembelajaran. Instrument yang digunakan bisa dengan lembar pengamatan

atau catatan lapangan yang berupa catatan tertulis tentang apa yang

didengar, dilihat, dan dialami siswa.

c. Tes

Tes digunakan dalam pengumpulan data dari peningkatan hasil

belajar. Jenis tes yang digunakan adalah post test yaitu test yang

diadakan setelah tindakan.

6. Teknik Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Prasyarat

Uji prasyarat ini menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji normalitas

Uji normalitas berasal dari populasi yang digunakan untuk

mengetahui apakah sampel yang diambil berdistribusi normal atau

tidak, terhadap nilai postes, nilai kognitif hasil belajar siswa pada

taraf signifikan 5%. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan Kolmogorov-smirnov.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka

data distribusi tidak normal.

Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka

data distribusi normal (Widiyanto, 2010).

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan setelah diketahui nilai

normalitasnya. Uji homogenitas digunakan mengetahui tingkat

kesamaan varians antar dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I

(pembelajaran dengan menggunakan strategi cooperative script) dan

kelompok eksperimen II (pembelajaran dengan strategi artikulasi).

Dasar pengambilan keputusan:

Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka

dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi

data adalah tidak sama.

Jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka

dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi

data adalah sama (Widiyanto, 2010).

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

perbandingan yang signifikan antara yang diberi perlakuan dengan

metode cooperative script dan metode artikulasi. Uji hipotesis

menggunakan analisis varian (annova).

Hipotesis statistik

H0= Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran

Cooperative Script dan Artikulasi.

H1= Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran

Cooperative Script dan Artikulasi.

Keputusan uji

Jika H0 > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika H0< 0,05 maka H0

ditolak atau H1 diterima.

7. Teknik Analisis Data

a. Validitas

Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data

valid. Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat

kevalidan suatu instrumen. Instrument evaluasi dipersyaratkan valid

agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi juga valid.

Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 ( 𝑌)

N X2 − ( X2) N Y2 − ( Y2)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

N = banyaknya item

X = jumlah skor tiap item

Y = jumlah skor total item

X = skor rata-rata dari X

Y = skor rata-rata dari Y

Kriteria uji validitas:

Jika rxy > rtabel, maka soal tersebut valid

Jika rxy < rtabel, maka soal tersebut tidak valid

b. Derajat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menghitung

indeks kesukaran. Indeks kesukaran dapat menunjukkan sulit atau

mudahnya soal untuk dikerjakan. Soal yang baik adalah soal yang

mempunyai tingkat kesukaran yang sedang artinya tidak terlalu

mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran

soal menurut Suharsimi Arikunto (2006) digunakan rumus:

sJ

B P

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran :

P : 0,00 - 0,30 : sukar

P : 0,30 - 0,70 : sedang

P : 0,70 - 1,00 : mudah

c. Daya Beda

Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika

mampu membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang

kurang pandai. Soal dengan daya beda yang tinggi dapat menunjukkan

siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari siswa yang

kurang pandai. Suharsimi Arikunto (2006) mengemukakan bahwa

untuk mengetahui daya pembeda butir soal digunakan dengan rumus :

BA PP B

B

A

A

J

B

J

B D

Keterangan :

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA :banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

D : daya pembeda

Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah

sebagai berikut:

D : 0,00 - 0,20 = jelek

D : 0,20 - 0,40 = cukup

D : 0,40 - 0,70 = baik

D : 0,70 - 1,00 = sangat baik

D : negatif, semuanya tidak baik (sangat jelek)

d. Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan

mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang. Untuk

mengukur reliabilitas instrumen yang berupa tes pilihan ganda

dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-

R 20) sebagai berikut:

2

2

111 S

pqS

n

nr

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar

q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Kriteria reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah sebagai

berikut :

0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)

Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan tiga kelas yaitu kelas VIII C, kelas

VIII F dan kelas VIII E, dimana kelas VIII C merupakan kelas eksperimen

I dengan metode pembelajaran Artikulasi, sedangkan kelas VIII F

merupakan kelas eksperimen II dengan metode Cooperative Script dan

kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Sebelum soal post test diujikan pada

kelas perlakuan dan kelas kontrol, soal terlebih dahulu dilakukan uji

validitas, uji tingkat kesukaran, uji daya beda dan uji reliabilitas. Setelah

didapat soal yang valid dan reliabel maka soal diberikan pada siswa.

Nilai hasil dari ujian akhir (post test) siswa pada kelas perlakuan

dan kelas kontrol selanjutnya dilakukan analisis parametrik yang

sebelumnya telah diuji prasyarat normalitas. Uji normalitas dilakukan

untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dari uji

didapat data yang memiliki distribusi normal semua. Dilanjutkan dengan

uji homogenitas, uji ini untuk mengetahui varian dari beberapa populasi

sama atau tidak. Hasil dari uji homogenitas ini adalah data berasal dari

beberapa populasi yang sama atau homogen. Setelah didapat data yang

berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan uji hipotesis dengan

anova satu jalan (One Way Anova). Uji ini dilakukan untuk melihat

variasi-variasi yang muncul dari adanya beberapa perlakuan dalam

penelitian.

Setelah dilakukan uji hipotesis dapat diketahui bahwa hasil belajar

biologi pada materi gerak tumbuhan pada kelas eksperimen I dengan

metode pembelajaran Artikulasi, kelas eksperimen II dengan metode

pembelajaran Cooperative Script dan kelas kontrol ada perbedaan yang

signifikan. Adanya perbedaan tersebut dapat dilihat pada uji lanjut anova

Pos Hoc Test. Dari uji lanjut anova Pos Hoc Test dengan taraf signifikansi

5%, hasil belajar biologi pada pembelajaran Artikulasi dan Cooperative

Script didapat harga 0,02. Sehingga nilai ini lebih kecil dari nilai

signifikansi, 0,02 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.

Ditolaknya H0 berarti H1 diterima, sehingga didapat kesimpulan bahwa

hasil belajar biologi siswa pada materi gerak tumbuhan antara kelas

eksperimen I (pembelajaran dengan Artikulasi) dan kelas eksperimen II

(pembelajaran dengan Cooperative Script) ada perbedaan yang signifikan.

Demikian juga jika dibandingkan kelas kontrol dengan kelas eksperimen I

dan kelas kontrol dengan kelas eksperimen II. Ada perbedaan yang

signifikan dari perbandingan keduanya. Hal ini sesuai dengan hipotesis

awal bahwa ada perbedaan dari setiap perlakuan.

Adanya perbedaan yang signifikan antara metode Artikulasi

dengan Cooperative Script adalah dikarenakan adanya kelebihan dan

kekurangan dari setiap metode tersebut. Efektif tidaknya suatu metode

pembelajaran tidak ditentukan oleh kecanggihan metode tersebut, namun

pada prinsipnya tidak ada satu metode pembelajaran yang terbaik. Metode

pembelajaran yang terbaik adalah yang relevan dengan tujuan yang hendak

dicapai. Dalam penelitian ini setiap kelas perlakuan diberikan materi yang

sama namun dengan metode pembelajaran yang berbeda.

Materi gerak tumbuhan merupakan materi yang berhubungan

dengan lingkungan alam sekitar sehingga akan mudah dipelajari jika

menggunakan metode Cooperative Script jika dibandingkan dengan

Artikulasi. Materi ini butuh pemahaman yang cukup lama agar dapat

dipahami. Nilai kelas eksperimen II (Cooperative Script) lebih tinggi jika

dibandingkan dengan kelas eksperimen I (Artikulasi) maupun dengan

kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen II dengan

metode Cooperative Script siswa lebih cepat memahami materi karena

sebelum guru menjelaskan siswa telah membaca materi terlebih dahulu.

Ada siswa yang hanya dengan membaca saja sudah paham materi, namun

ada juga siswa yang harus diterangkan berulang-ulang. Kelebihan dari

metode ini adalah siswa diharuskan membaca materi terlebih dahulu agar

saat guru menjelaskan siswa yang sudah paham menjadi lebih paham dan

siswa yang kurang paham menjadi paham. Siswa tambah paham lagi

dengan dibuatnya kelompok berpasangan setelah siswa diminta

merangkum materi yang telah dibaca. Pasangan dari setiap kelompok

membacakan hasil rangkuman, pasangan yang mendengarkan mengoreksi

rangkumannya. Adapun keunggulan dari metode Cooperative Script ini

menurut Arnadi (2009) antara lain: melatih pendengaran dan ketelitian

setiap siswa dan melatih siswa mengungkapkan kesalahan orang lain

dengan lisan.

Nilai tertinggi pada kelas eksperimen I (Artikulasi) yaitu 90 dan

nilai terendah 55 dengan rata-rata yaitu 73. Untuk hasil kelas eksperimen

II (Cooperative Script) nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah 65

dengan rata-rata yaitu 78,85. Sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi

yaitu 90 dan terendah 45.

Dengan tingginya nilai rata-rata kelas eksperimen II yang

menggunakan metode pembelajaran Cooperative Script, maka dapat

dikatakan bahwa penggunaan metode Cooperative Script pada materi

gerak tumbuhan lebih efektif bila dibandingkan dengan Artikulasi. Hal ini

sama dengan menurut Nurdiansah (2008) dalam penelitiannya “Penerapan

metode pembelajaran kooperatif model Cooperative Script terhadap

kemampuan berpikir kritis dan ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas

VIII-A SMP Negeri 21 Malang” ada peningkatan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis dari siswa.

Pada dasarnya metode Cooperative Script bertujuan untuk melatih

siswa untuk berfikir kritis dan menyimpulkan materi pembelajaran.

Sebagaimana menurut Aprudin (2012) Cooperative Script adalah model

belajar dimana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara

lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Jadi

model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi

ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar

kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk

membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide atau gagasan-

gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa

diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam

meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing.

Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak

tumbuhan.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa dengan metode Cooperative Script lebih tinggi

dibandingkan dengan metode Artikulasi maupun dengan kelas kontrol.

E. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Arnadi, Heru. 2009. Metode Skrip Kooperatif.

http://heruarnadi.0fees.net/2009/09/metode-skrip-kooperatif-

cooperative-script/ (Diakses pada hari Sabtu, 24 Nopember 2012).

Aprudin. 2012. Model Pembelajaran Cooperative Script.

http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-cooperative-

script.html (Diakses pada hari Sabtu, 24 Nopember 2012)

Nurdiansah, Dia. 2008. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model

cooperative script terhadap kemampuan berpikir kritis dan

ketuntasan hasil belajar pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 21

Malang. Universitas Negeri Malang. http://library.um.ac.id/free-

contents/index.php/pub/detail/penerapan-metode-pembelajaran-

kooperatif-model-cooperative-script-terhadap-kemampuan-berpikir-

kritis-dan-ketuntasan-hasil-belajar-pada-siswa-kelas-viii-a-smp-

negeri-21-malang-dia-nurdiansah-36721.html (Diakses pada hari

Sabtu, 24 Nopember 2012).

Soejoto, Ady. 2009. Dukungan Dunia Industri dan Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Terhadap Mutu Kompetensi Produktif di daerah Jawa

Timur. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol. 8 Tahun ke-2.

Suprijono, 2012. Cooperative Learning. Yogyakkarta: Pustaka Pelajar.

Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan

Penelitian. Surakarta: Laboratorium FKIP UMS.