Ajaran sesat

31
Ajaran sesat Ajaran sesat, Heresi menurut Oxford English Dictionary , adalah "pandangan atau doktrin teologis atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan, atau sistem keagamaan manapun, yang dianggap ortodoks atau ajaran yang benar. Dalam pengertian ini, ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin dalam filsafat, politik, ilmu, seni, dll., yang berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa." Etimologi[sunting | sunting sumber ] Kata "heresy" berasal dari bahasa Yunani αιρεσις, hairesis (dari αιρεομαι, haireomai, "memilih"), yang berarti pilihan keyakinan atau faksi dari pemeluk yang melawan. Kata ini banyak dipergunakan oleh Ireneus dalam risalatnya Contra Haereses (Melawan Penyesat). Ia menggambarkan posisinya sendiri sebagai yang ortodoks (dari ortho- "lurus" + doxa "pemikiran") dan posisinya akhirnya berkembang menjadi posisi Gereja Kristen perdana, dari mana kata-kata ortodoks itu berasal. Jadi, ada anggapan bahwa "ajaran sesat" tidak mempunyai arti yang sepenuhnya obyektif. Kategori ini hanya ada sebagai kebalikan dari posisi suatu sekte yang sebelumnya telah didefinisikan sebagai "ortodoks". Jadi, setiap pandangan yang non konformis di dalam bidang apapun juga dapat dianggap "sesat" oleh yang lainnya di dalam bidang tersebut yang yakin bahwa pandangan mereka adalah yang "benar" (ortodoks). Para penyesat biasanya tidak menganggap keyakinan mereka sesat. Menyebut sebuah ajaran itu "sesat" adalah suatu penghakiman yang tidak bebas nilai, karena hal itu dilakukan dari dalam suatu sistem kepercayaan yang mapan. Misalnya, orang Katolik Roma menganggap ajaran Protestan sesat, sementara orang non-Katolik menganggap ajaran Katolik sebagai "Kemurtadan Besar ." Agar sebuah ajarah sesat bisa ada, pertama-tama harus ada suatu sistem dogma yang berwibawa yang ditetapkan sebagai dogma yang ortodoks, seperti misalnya yang diusulkan oleh Gereja Katolik Roma . Istilah ortodoks digunakan di Gereja Ortodoks Timur , sejumlah Gereja Protestan , dalam Islam , sebagian denominasi Yahudi , dan dalam tingkat yang lebih rendah dalam agama -agama lain. Pandangan varian dari Marxisme-Leninisme yang ortodoks digambarkan sebagai "golongan kanan" atau "penyimpangan kiri". Gereja Scientology menggunakan istilah "squirelling" ("membajing") untuk merujuk kepada perubahan-perubahan yang tidak sah terhadap ajaran atau metodenya.

Transcript of Ajaran sesat

Ajaran sesat

Ajaran sesat,HeresimenurutOxford English Dictionary, adalah "pandangan ataudoktrinteologis atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan, atau sistem keagamaan manapun, yang dianggap ortodoks atau ajaran yang benar. Dalam pengertian ini, ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin dalam filsafat, politik, ilmu, seni, dll., yang berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa."Etimologi[sunting|sunting sumber]Kata "heresy" berasal daribahasa Yunani,hairesis(dari ,haireomai, "memilih"), yang berartipilihankeyakinan ataufaksidari pemeluk yang melawan. Kata ini banyak dipergunakan olehIreneusdalam risalatnyaContra Haereses(Melawan Penyesat). Ia menggambarkan posisinya sendiri sebagai yang ortodoks (dariortho-"lurus" +doxa"pemikiran") dan posisinya akhirnya berkembang menjadi posisi Gereja Kristen perdana, dari mana kata-kata ortodoks itu berasal.Jadi, ada anggapan bahwa "ajaran sesat" tidak mempunyai arti yang sepenuhnya obyektif. Kategori ini hanya ada sebagai kebalikan dari posisi suatusekteyang sebelumnya telah didefinisikan sebagai "ortodoks". Jadi, setiap pandangan yangnon konformisdi dalam bidang apapun juga dapat dianggap "sesat" oleh yang lainnya di dalam bidang tersebut yang yakin bahwa pandangan mereka adalah yang "benar" (ortodoks).Para penyesat biasanya tidak menganggap keyakinan mereka sesat. Menyebut sebuah ajaran itu "sesat" adalah suatu penghakiman yang tidak bebas nilai, karena hal itu dilakukan dari dalam suatusistem kepercayaanyang mapan. Misalnya, orang Katolik Roma menganggap ajaran Protestan sesat, sementara orang non-Katolik menganggap ajaran Katolik sebagai "Kemurtadan Besar."Agar sebuah ajarah sesat bisa ada, pertama-tama harus ada suatu sistem dogma yang berwibawa yang ditetapkan sebagai dogma yang ortodoks, seperti misalnya yang diusulkan olehGereja Katolik Roma. Istilahortodoksdigunakan diGereja Ortodoks Timur, sejumlah GerejaProtestan, dalamIslam, sebagiandenominasi Yahudi, dan dalam tingkat yang lebih rendah dalamagama-agama lain. Pandangan varian dariMarxisme-Leninismeyang ortodoks digambarkan sebagai "golongan kanan" atau "penyimpangan kiri".Gereja Scientologymenggunakan istilah "squirelling" ("membajing") untuk merujuk kepada perubahan-perubahan yang tidak sah terhadap ajaran atau metodenya.

Tarekat Naqsyabandiyah

Tarekat NaqshbandiyahatauNaqsyabandiyahmerupakan salah satutarekatyang luas penyebarannya, umumnya di wilayahAsia,Bosnia-Herzegovina, dan wilayahDagestan, Russia.Tarekat ini mengutamakan pada pemahaman hakikat dan tasauf yang mengandung unsur-unsur pemahaman rohani yang spesifik, seperti tentang rasa atau "zok". Didalam pemahaman yang meng"isbat"kan zat ketuhanan dan "isbat" akan sifat "maanawiyah" yang maktub didalam "roh" anak anak adam mahupun pengakuan didalam "fanabillah" mahupun berkekalan dlam "bakabillah" yang melibatkan zikir zikir hati(hudurun kalbu).Bermula di Bukhara pada akhirabad ke-14, Naqsyabandiyah mulai menyebar ke daerah-daerah tetangga dunia Muslim dalam waktu seratus tahun. Perluasannya mendapat dorongan baru dengan munculnya cabang Mujaddidiyah, dinamai menurut namaSyekh Ahmad Sirhindi Mujaddidi Alf-i Tsani("Pembaru Milenium kedua"). Pada akhirabad ke-18, nama ini hampir sinonim dengan tarekat tersebut di seluruhAsia Selatan, wilayahUtsmaniyah, dan sebagian besarAsia Tengah. Ciri yang menonjol dari Tarekat Naqsyabandiyah adalah diikutinya syari'at secara ketat, keseriusan dalam beribadah menyebabkan penolakan terhadapmusikdantari[rujukan?], serta lebih mengutamakan berdzikir dalam hati, dan kecenderungannya semakin kuat ke arah keterlibatan dalampolitik(meskipun tidak konsisten).[rujukan?]KataNaqsyabandiyah/Naqsyabandi/Naqshbandi berasal dariBahasa Arabiaitu Murakab Bina-i dua kalimahNaqshdanBandyang bererti suatu ukiran yang terpateri, atau mungkin juga dariBahasa Persia, atau diambil dari nama pendirinya yaituBaha-ud-Din Naqshband Bukhari. Sebagian orang menerjemahkan kata tersebut sebagai "pembuat gambar", "pembuat hiasan". Sebagian lagi menerjemahkannya sebagai "Jalan Rantai", atau "Rantai Emas". Perlu dicatat pula bahwa dalam Tarekat Naqsyabandiyah, silsilah spiritualnya kepada Nabi Muhammad adalah melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, sementara kebanyakan tarekat-tarekat lain silsilahnya melalui khalifah

PENDIRI TARIQAT NAQSHBANDIYAHShah Naqshband Rahmatullah alaih telah berkata: Pada suatu hari aku dan sahabatku sedang bermuraqabah, lalu pintu langit terbuka dan gambaran Musyahadah hadir kepadaku lalu aku mendengar satu suara berkata, Tidakkah cukup bagimu untuk meninggalkan mereka yang lain dan hadir ke Hadhrat Kami secara berseorangan?Suara itu menakutkan daku hingga menyebabkan daku lari keluar dari rumah. Daku berlari ke sebuah sungai dan terjun ke dalamnya. Daku membasuh pakaianku lalu mendirikan Solat dua rakaat dalam keadaan yang tidak pernah daku alami, dengan merasakan seolah-olah daku sedang bersalat dalam kehadiranNya. Segala-galanya terbuka dalam hatiku secara Kashaf. Seluruh alam lenyap dan daku tidak menyedari sesuatu yang lain melainkan bersalat dalam kehadiranNya.Aku telah ditanya pada permulaan penarikan tersebut, Mengapa kau ingin memasuki jalan ini?Aku menjawab, Supaya apa sahaja yang aku katakan dan kehendaki akan terjadi. Aku dijawab, Itu tidak akan berlaku. Apa sahaja yang Kami katakan dan apa sahaja yang Kami kehendaki itulah yang akan terjadi. Dan aku pun berkata, Aku tidak dapat menerimanya, aku mesti diizinkan untuk mengatakan dan melakukan apa sahaja yang aku kehendaki, ataupun aku tidak mahu jalan ini. Lalu daku menerima jawapan, Tidak! Apa sahaja yang Kami mahu ianya diperkatakan dan apa sahaja yang Kami mahu ianya dilakukan itulah yang mesti dikatakan dan dilakukan. Dan daku sekali lagi berkata, Apa sahaja yang ku katakan dan apa sahaja yang ku lakukan adalah apa yang mesti berlaku. Lalu daku ditinggalkan keseorangan selama lima belas hari sehingga daku mengalami kesedihan dan tekanan yang hebat, kemudian daku mendengar satu suara, Wahai Bahauddin, apa sahaja yang kau mahukan, Kami akan berikan. Daku amat gembira lalu berkata, Aku mahu diberikan suatu jalan Tariqat yang akan menerajui sesiapa jua yang menempuhnya terus ke Hadhrat Yang Maha Suci. Dan daku telah mengalami Musyahadah yang hebat dan mendengar suara berkata, Dikau telah diberikan apa yang telah dikau minta. Beliau telah menerima limpahan Keruhanian dan prinsip dasar Tariqat Naqshbandiyah dari Hadhrat Khwajah Abdul Khaliq Al-Ghujduwani Rahmatullah alaih yang terdiri dari lapan perkara iaitu:Yad Kard,Baz Gasyt,Nigah Dasyat,Yad Dasyat,Hosh Dar Dam,Nazar Bar Qadam,Safar Dar Watan,Khalwat Dar Anjuman.Hadhrat Shah Naqshband Rahmatullah alaih telah menambah tiga lagi prinsip menjadikannya sebelas iaitu:Wuquf Qalbi,Wuquf AdadidanWuquf Zamani.Hadhrat Shah Naqshband Rahmatullah alaih telah berkata,Jalan Tariqat kami adalah sangat luarbiasa dan merupakan Urwatil Wutsqa (Pegangan Kukuh), dengan berpegang teguh secara sempurna dan menuruti Sunnah Baginda Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dan Para Sahabat Radhiyallahu Anhum Ajmain. Mereka telah membawa daku ke jalan ini dengan Kekurniaan. Dari awal hingga ke akhir daku hanya menyaksikan Kekurniaan Allah bukan kerana amalan. Menerusi jalan Tariqat kami, dengan amal yang sedikit, pintu-pintu Rahmat akan terbuka dengan menuruti jejak langkah Sunnah Baginda Rasulullah Sallahllu Alaihi Wasallam. Hadhrat Shah Naqshband Rahmatullah alaih mempunyai dua orang Khalifah besar iaitu Hadhrat Khwajah Alauddin Attar Rahmatullah alaih dan Hadhrat Khwajah Muhammad Parsa Rahmatullah alaih, pengarang kitab Risalah Qudsiyyah.Dia adalah ibarat lautan ilmu yang tak bertepi dan dianugerahkan dengan mutiara-mutiara hikmah dari Ilmu Laduni. Dia menyucikan hati-hati manusia dengan lautan amal kebaikan. Dia menghilangkan haus sekelian Ruh dengan air dari pancuran Ruhaniahnya.Dia amat dikenali oleh sekelian penduduk di langit dan di bumi. Dia ibarat bintang yang bergemerlapan yang dihiasi dengan mahkota petunjuk. Dia menyucikan Ruh-Ruh manusia tanpa pengecualian menerusi napasnya yang suci. Dia memikul cahaya Kenabian dan pemelihara Syariat Muhammadiyah serta rahsia-rahsia MUHAMMADUR RASULULLAH.Cahaya petunjuknya menerangi segala kegelapan kejahilan Raja-raja dan orang awam sehingga mereka pun datang berdiri di pintu rumahnya. Cahaya petunjuknya juga meliputi seluruh Timur dan Barat, Utara dan Selatan. Dia adalah Ghauts, Sultanul Auliya dan rantai bagi sekelian permata Ruhani.Semoga Allah Merahmatinya Dan Mengurniakan Limpahan Fakalan Kepada Kita. Amin.KEKHUSUSAN THORIQOH NAQSYABANDIYAH[sunting|sunting sumber]HADHRAT Imam Rabbani Mujaddid Alf Tsani Syeikh Ahmad Faruqi Sirhindi Rahmatullah alaih yang merupakan salah seorang dari Para Masyaikh Akabirin THORIQOH NAQSYABANDIYAH telah berkata di dalam surat-suratnya yang terhimpun di dalam Maktubat Imam Rabbani, Ketahuilah bahawa thoriqoh yang paling Aqrab dan Asbaq dan Aufaq dan Autsaq dan Aslam dan Ahkam dan Asdaq dan Aula dan Ala dan Ajal dan Arfa dan Akmal dan Ajmal adalah Tariqah Aliyah Naqshbandiyah, semoga Allah Taala mensucikan roh-roh ahlinya dan mensucikan rahsia-rahsia Para Masyaikhnya. Mereka mencapai darjat yang tinggi dengan berpegang dan menuruti Sunnah Baginda Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dan menjauhkan dari perkara Bidaah serta menempuh jalan Para Sahabat Radhiyallahu Anhum. Mereka berjaya mencapai kehadiran limpahan Allah secara berterusan dan syuhud serta mencapai maqam kesempurnaan dan mendahului mereka yang lain. Adapun Hadhrat Imam Rabbani Mujaddid Alf Tsani Rahmatullah alaih telah menerangkan kelebihan dan keunggulan THORIQOH NAQSYABANDIYAH dengan beberapa lafaz yang ringkas dan padat adalah menerusi pengalaman keruhaniannya. Ia merupakan seorang pembaharu agama (Mujaddid/Reformer) pada abad ke 11 Hijrah. Sebelum beliau menerima Silsilah THORIQOH NAQSYABANDIYAH beliau telah menempuh beberapa jalan Tariqat seperti Chishtiyah, Qadiriyah, Suhrawardiyah, Kubrawiyah dan beberapa Tariqat yang lain dengan cemerlang serta memperolehi Khilafah dan Sanad Ijazah. Ia telah menerima Tariqat Silsilah Aliyah Khwajahganiyah Naqshbandiyah dari gurunya Hadhrat Khwajah Muhammad Baqi Billah Rahmatullah alaih.Beliau telah berpendapat bahawa dari kesemua jalan Tariqat, yang paling mudah dan paling berfaedah adalah THORIQOH NAQSYABANDIYAH dan telah memilihnya serta telah menunjukkan jalan ini kepada para penuntut kebenaran.Allahumma Ajzahu Anna Jaza An Hasanan Kafiyan Muwaffiyan Li Faidhanihil Faidhi Fil AfaqTerjemahan: Wahai Allah, kurniakanlah kepada kami kurnia yang baik, cukup lagi mencukupkan dengan limpahan faidhznya yang tersebar di Alam Maya. Hadhrat Shah Bahauddin Naqshband Bukhari Rahmatullah alaih telah bersujud selama lima belas hari di hadapan Allah Subhanahu Wa Taala dengan penuh hina dan rendah diri, berdoa memohon kepada Allah Subhanahu Wa Taala agar ditemukan dengan jalan Tariqat yang mudah dan senang bagi seseorang hamba bagi mencapai Zat Maha Esa. Allah Subhanahu Wa Taala telah mengkabulkan doanya dan menganugerahkan Tariqat yang khas ini yang masyhur dengan nisbat Naqshband atau digelar Naqshbandiyah.Naqsh bererti lukisan, ukiran, peta atau tanda dan Band pula bererti terpahat, terlekat, tertampal atau terpateri. Naqshband pada maknanya bererti Ukiran yang terpahat dan maksudnya adalah mengukirkan kalimah Allah Subhanahu Wa Taala di hati sanubari sehingga ianya benar-benar terpahat di dalam pandangan mata hati yakni pandangan Basirah. Adalah dikatakan bahawa Hadhrat Shah Naqshband tekun mengukirkan Kalimah Allah di dalam hatinya sehingga ukiran kalimah tersebut telah terpahat di hatinya. Amalan zikir seumpama ini masih diamalkan dalam sebilangan besar Tariqat Naqshbandiyah iaitu dengan menggambarkan Kalimah Allah dituliskan pada hati sanubari dengan tinta emas atau perak dan membayangkan hati itu sedang menyebut Allah Allah sehingga lafaz Allah itu benar-benar terpahat di lubuk hati.Silsilah Aliyah Naqshbandiyah ini dinisbatkan kepada Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu Anhu yang mana telah disepakati oleh sekalian Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah sebagai sebaik-baik manusia sesudah Para Nabi Alaihimus Solatu Wassalam. Asas Tariqat ini adalah seikhlas hati menuruti Sunnah Nabawiyah dan menjauhkan diri dari segala jenis Bidaah merupakan syarat yang lazim.Tariqat ini mengutamakan Jazbah Suluk yang mana dengan berkat Tawajjuh seorang Syeikh yang sempurna akan terhasillah kepada seseorang penuntut itu beberapa Ahwal dan Kaifiat yang dengannya Zauq dan Shauq penuntut itu bertambah, merasakan kelazatan khas zikir dan ibadat serta memperolehi ketenangan dan ketenteraman hati. Seseorang yang mengalami tarikan Jazbah disebut sebagai Majzub.Dalam THORIQOH NAQSYABANDIYAH ini, penghasilan Faidhz dan peningkatan darjat adalah berdasarkan persahabatan dengan Syeikh dan Tawajjuh Syeikh. Bersahabat dengan Syeikh hendaklah dilakukan sebagaimana Para Sahabat berdamping dengan Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Murid hendaklah bersahabat dengan Syeikh dengan penuh hormat. Sekadar mana kuatnya persahabatan dengan Syeikh, maka dengan kadar itulah cepatnya seseorang itu akan berjalan menaiki tangga peningkatan kesempurnaan Ruhaniah. Kaedah penghasilan Faidhz dalam Tariqat ini adalah sepertimana Para Sahabat menghadiri majlis Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.Dengan hanya duduk bersama-sama menghadiri majlis Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang berkat dengan hati yang benar dan ikhlas serta penuh cinta biarpun hanya sekali, orang yang hadir itu akan mencapai kesempurnaan iman pada maqam yang tertinggi. Begitulah keadaannya apabila seseorang itu hadir dan berkhidmat dalam majlis Hadharat Naqshbandiyah, dengan hati yang benar dan ikhlas, orang yang hadir itu akan dapat merasakan maqam Syuhud dan Irfan yang hanya akan diperolehi setelah begitu lama menuruti jalan-jalan Tariqat yang lain.Kerana itulah Para Akabirin THORIQOH NAQSYABANDIYAH Rahimahumullah mengatakan bahawa, Tariqat kami pada Ain hakikatnya merupakan Tariqat Para Sahabat.Dan dikatakan juga, Dar Tariqah Ma Mahrumi Nest Wa Har Keh Mahrum Ast Dar Tariqah Ma Na Khwahad Aamad. Yang bermaksud, Dalam Tariqat kami sesiapa pun tidak diharamkan dan barangsiapa yang telah diharamkan dalam Tariqat kami pasti tidak akan dapat datang. Yakni barangsiapa yang menuruti THORIQOH kami, dia takkan diharamkan dari menurutinya dan barangsiapa yang Taqdir Allah semenjak azali lagi telah diharamkan dari menuruti jalan ini, mereka itu sekali-kali takkan dapat menurutinya.Di dalam THORIQOH NAQSYABANDIYAH, Dawam Hudhur dan Agahi (sentiasa berjaga-jaga) menduduki maqam yang suci yang mana di sisi Para Sahabat Ridhwanullah Alaihim Ajmain dikenali sebagai Ihsan dan menurut istilah Para Sufiyah ianya disebut Musyahadah, Syuhud, Yad Dasyat atau Ainul Yaqin. Ianya merupakan hakikat:Bahawa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Nya.Semoga Allah Mengurniakan Kita Taufiq.PERKEMBANGAN THORIQOH NAQSYABANDIYAH[sunting|sunting sumber]ADAPUN gelaran nama THORIQOH NAQSYABANDIYAH ini mula masyhur di zaman Hadhrat Shah Bahauddin Naqshband Rahmatullah alaih. Menurut Hadhrat Syeikh Najmuddin Amin Al-Kurdi Rahmatullah alaih di dalam kitabnya Tanwirul Qulub bahawa nama Tariqat Naqshbandiyah ini berbeza-beza menurut zaman.Di zaman Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu Anhu sehingga ke zaman Hadhrat Syeikh Taifur Bin Isa Bin Abu Yazid Bustami Rahmatullah alaih dinamakan sebagai Shiddiqiyyah dan amalan khususnya adalah Zikir Khafi.Di zaman Hadhrat Syeikh Taifur bin Isa bin Abu Yazid Bustami Rahmatullah alaih sehingga ke zaman Hadhrat Khwajah Khwajahgan Abdul Khaliq Ghujduwani Rahmatullah alaih Tariqat ini dinamakan Taifuriyah dan tema khusus yang ditampilkan adalah Cinta dan Marifat.Kemudian di zaman Hadhrat Khwajah Khwajahgan Abdul Khaliq Ghujduwani Rahmatullah alaih sehingga ke zaman Hadhrat Imam At-Tariqah Khwajah Shah Muhammad Bahauddin Naqshband Bukhari Rahmatullah alaih Tariqat ini dinamakan sebagai Khwajahganiyah. Pada zaman tersebut Tariqat ini telah diperkuatkan dengan lapan prinsip asas Tariqat iaitu Yad Kard, Baz Gasyt, Nigah Dasyat, Yad Dasyat, Hosh Dar Dam, Nazar Bar Qadam, Safar Dar Watan dan Khalwat Dar Anjuman.Kemudian pada zaman Hadhrat Imam At-Tariqah Khwajah Shah Muhammad Bahauddin Naqshband Bukhari Rahmatullah alaih sehingga ke zaman Hadhrat Khwajah Ubaidullah Ahrar Rahmatullah alaih, Tariqat ini mulai masyhur dengan nama Naqshbandiyah. Hadhrat Imam At-Tariqah Khwajah Shah Muhammad Bahauddin Naqshband Rahmatullah alaih telah menambah tiga asas sebagai penambahan dari Hadhrat Khwajah Khwajahgan Abdul Khaliq Ghujduwani Rahmatullah alaih iaitu Wuquf Qalbi, Wuquf Adadi dan Wuquf Zamani.Pada zaman Hadhrat Khwajah Ubaidullah Ahrar Rahmatullah alaih sehingga ke zaman Hadhrat Mujaddid Alf Tsani Syeikh Ahmad Faruqi Sirhindi Rahmatullah alaih Tariqat ini dikenali dengan nama Ahrariyah sehinggalah ke zaman Hadhrat Khwajah Muhammad Baqi Billah Rahmatullah alaih.Bermula dari zaman Hadhrat Mujaddid Alf Tsani Syeikh Ahmad Faruqi Sirhindi Rahmatullah alaih Tariqat ini mula dikenali sebagai Mujaddidiyah dan ilmu tentang Lataif Fauqaniyah dan Daerah Muraqabah pun diperkenalkan. Semenjak itu Tariqat ini mulai dikenali dengan nama Naqshbandiyah Mujaddidiyah sehinggalah ke zaman Hadhrat Mirza Mazhar Jan Janan Syahid Rahmatullah alaih.Kemudian Tariqat ini dikenali dengan nama Mazhariyah sehingga ke zaman Hadhrat Qutub Al-Auliya Shah Abdullah Ghulam Ali Dehlawi Rahmatullah alaih.Pada zaman Hadhrat Qutub Al-Auliya Shah Abdullah Ghulam Ali Dehlawi Rahmatullah alaih, seorang Syeikh dari Baghdad yang bernama Hadhrat Syeikh Dhziauddin Muhammad Khalid Uthmani Kurdi Al-Baghdadi Rahmatullah alaih telah datang ke Delhi sekembalinya beliau dari Makkah untuk berbaiah dengan Hadhrat Qutub Al-Auliya Shah Abdullah Ghulam Ali Dehlawi Rahmatullah alaih setelah beliau menerima isyarah dari Ruhaniah Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam untuk mengambil Tariqat Aliyah Naqshbandiyah Mujaddidiyah ini dan beliau telah membawanya ke negara Timur Tengah.Hadhrat Syeikh Dhziauddin Muhammad Khalid Uthmani Kurdi Al-Baghdadi Rahmatullah alaih mula memperkenalkan amalan Suluk iaitu Khalwat Saghirah dan Tariqat ini mula dikenali sebagai Naqshbandiyah Khalidiyah di Timur Tengah khususnya di Makkah dan tersebar di kalangan jemaah Haji dari rantau Nusantara dan tersebarlah ia di serata Tanah Melayu dan Indonesia. Walaubagaimanapun di Tanah Hindi, Tariqat ini masih dikenali sebagai Tariqat Naqshbandiyah Mujaddidiyah.Adapun Para Masyaikh Mutaakhirin yang datang sesudah itu sering menambahkan nama nisbat mereka sendiri untuk membezakan Silsilah antara satu dengan yang lain seperti Naqshbandiyah Khalidiyah dan Naqshbandiyah Mujaddidiyah. Silsilah Naqshbandiyah ini telah berkembang biak dari Barat hingga ke Timur. Meskipun Silsilah ini telah dikenali dengan beberapa nama yang berbeza, namun ikatan keruhanian dari rantaian emas yang telah dipelopori oleh Hadhrat Khalifah Rasulullah Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu Anhu akan tetap berjalan sehingga ke Hari Qiyamat menerusi keberkatan yang telah Allah Subhanahu Wa Taala kurniakan kepada sekelian Para Masyaikh yang ditugaskan menyambung Silsilah ini.Dalam perjalanan mencapai kebenaran yang hakiki, terdapat dua kaedah jalan yang biasa diperkenalkan oleh Para Masyaikh Tariqat, iaitu sama ada sesebuah Tariqat itu menuruti Tariqat Nafsani ataupun Tariqat Ruhani.Tariqat Nafsani mengambil jalan pendekatan dengan mentarbiyahkan Nafs dan menundukkan keakuan diri. Nafs atau keakuan diri ini adalah sifat Ego yang ada dalam diri seseorang. Nafs dididik bagi menyelamatkan Ruh dan jalan Tariqat Nafsani ini amat sukar dan berat kerana Salik perlu melakukan segala yang berlawanan dengan kehendak Nafs. Ianya merupakan suatu perang Jihad dalam diri seseorang Mukmin. Tariqat Ruhani adalah lebih mudah yang mana pada mula-mula sekali Ruh akan disucikan tanpa menghiraukan tentang keadaan Nafs. Setelah Ruh disucikan dan telah mengenali hakikat dirinya yang sebenar, maka Nafs atau Egonya dengan secara terpaksa mahupun tidak, perlu menuruti dan mentaati Ruh.Kebanyakan jalan Tariqat yang terdahulu menggunakan pendekatan Tariqat Nafsani, namun berbeza dengan Para Masyaikh Silsilah Aliyah Naqshbandiyah, mereka menggunakan pendekatan Tariqat Ruhani iaitu dengan mentarbiyah dan mensucikan Ruh Para Murid mereka terlebih dahulu, seterusnya barulah mensucikan Nafs.Semoga Allah Subhanahu Wa Taala memimpin kita ke jalan Tariqat yang Haq, yang akan membawa kita atas landasan Siratul Mustaqim sepertimana yang telah dikurniakanNya nikmat tersebut kepada Para Nabi, Para Siddiqin, Para Syuhada dan Para Salihin. Mudah-mudahan dengan menuruti Tariqat yang Haq itu dapat menjadikan kita insan yang bertaqwa, beriman dan menyerah diri kepada Allah Subhanahu Wa Taala.Seorang Penyair Sufi pernah berkata,Al Ajzu An Darakil Idraki Idraku,Wal Waqfu Fi Turuqil Akhyari Isyraku.Seseorang yang berasa lemah dari mendapat kefahaman adalah seorang yang mengerti; Dan berhenti dalam menjalani perjalanan orang-orang yang berkebaikan adalah suatu Syirik.Apa maksudnya???ALLAH HUWA ALLAH HAQQ ALLAH HAYYRiwayat Thoriqoh[sunting|sunting sumber]THORIQOH merupakan intipati pelajaran Ilmu Tasawwuf yang mana dengannya seseorang itu dapat menyucikan dirinya dari segala sifat-sifat yang keji dan menggantikannya dengan sifat-sifat Akhlaq yang terpuji. Ia juga merupakan Batin bagi Syariat yang mana dengannya seseorang itu dapat memahami hakikat amalan-amalan Salih di dalam Agama Islam.Ilmu Tariqat juga merupakan suatu jalan yang khusus untuk menuju Marifat dan Haqiqat Allah Subhanahu Wa Taala. Ia termasuk dalam Ilmu Mukasyafah dan merupakan Ilmu Batin, Ilmu Keruhanian dan Ilmu Mengenal Diri. Ilmu Keruhanian ini adalah bersumber dari Hadhrat Allah Subhanahu Wa Taala yang diwahyukan kepada Hadhrat Jibrail Alaihissalam dan diwahyukan kepada sekelian Nabi dan Rasul khususnya Para Ulul Azmi dan yang paling khusus dan sempurna adalah kepada Hadhrat Baginda Nabi Besar, Penghulu Sekelian Makhluk, Pemimpin dan Penutup Sekelian Nabi dan Rasul, Baginda Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Alihi Wa Ashabihi Wasallam.Kemudian ilmu ini dikurniakan secara khusus oleh Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam kepada dua orang Sahabatnya yang unggul iaitu Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq dan Hadhrat Sayyidina Ali Ibni Abi Talib Radhiyallahu Anhuma. Melalui mereka berdualah berkembangnya sekelian Silsilah Tariqat yang muktabar di atas muka bumi sehingga ke hari ini.Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam juga mengurniakan Ilmu Keruhanian yang khas kepada Hadhrat Salman Al-Farisi Radhiyallahu Anhu.Di zaman Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, seorang Tabiin yang bernama Hadhrat Uwais Al-Qarani Radhiyallahu Anhu juga telah menerima limpahan Ilmu Keruhanian dari Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam meskipun dia berada dalam jarak yang jauh dan tidak pernah sampai ke Makkah dan Madinah bertemu Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, sedangkan beliau hidup pada suatu zaman yang sama dengan Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.Pada tahun 657 Masihi Hadhrat Uwais Al-Qarani Radhiyallahu Anhu Wa Rahmatullah Alaih telah membangunkan suatu jalan Tariqat yang mencapai ketinggian yang terkenal dengan Nisbat Uwaisiyah yang mana seseorang itu boleh menerima limpahan Keruhanian dari Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan sekelian Para Masyaikh Akabirin meskipun pada jarak dan masa yang jauh.Di dalam kitab Awariful Maarif ada dinyatakan bahawa di zaman Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq dan Hadhrat Sayyidina Ali Ibni Abi Talib Radhiyallahu Anhuma telah menghidupkan perhimpunan jemaah-jemaahdimanaupacara Baiah dilakukan dan majlis-majlis zikir pun turut diadakan.Tariqat menurut pengertian bahasa bererti jalan, aliran, cara, garis, kedudukan tokoh terkemuka, keyakinan, mazhab, sistem kepercayaan dan agama. Berasaskan tiga huruf iaitu huruf Ta, Ra dan Qaf. Ada Masyaikh yang menyatakan bahawa huruf Ta bererti Taubat, Ra bererti Redha dan Qaf bererti Qanaah. Lafaz jamak bagi Tariqat ialah Taraiq atau Turuq yang bererti tenunan dari bulu yang berukuran 4 hingga 8 hasta dan dipertautkan sehelai demi sehelai. Tariqat juga bererti garisan pada sesuatu seperti garis-garis yang terdapat pada telur dan menurut Al-Laits Rahmatullah alaih, Tariqat ialah tiap garis di atas tanah, atau pada jenis-jenis pakaian.Ijazah seorang Syekh dalam silsilah tarekat[sunting|sunting sumber]Dalam tasawuf, seperti dalam setiap disiplin Islam yang serius seperti fiqh, tajwid, dan hadis, seorang murid harus memiliki master atau 'syekh' dari siapa mengambil pengetahuan, orang yang dirinya telah diambil dari master, dan begitu pada, dalam rantai master terus kembali kepada Nabi (sallallahu `alaihi wa sallam) yang adalah sumber segala pengetahuan Islam. Dalam tradisi Sufi, ini berarti tidak hanya bahwa Syekh ini telah bertemu dan mengambil tarekat dari master, tetapi bahwa guru selama hidupnya telah secara eksplisit dan diverifikasi diinvestasikan murid - baik secara tertulis atau di depan sejumlah saksi - untuk mengajarkan jalan spiritual sebagai master berwenang (murshid ma'dhun) untuk generasi murid penerus.Silsila tersebut transmisi dari garis lurus dari master adalah salah satu kriteria yang membedakan jalan sufi yang benar 'berhubungan' (tarekat muttasila), dari jalan 'diputus' tidak otentik atau, (tarekat munqati'a). Pemimpin jalan yang diputus bisa mengklaim sebagai syekh berdasarkan izin yang diberikan oleh Syeikh dalam keadaan diverifikasi pribadi atau lainnya, atau oleh seorang tokoh yang telah meningal dunia ini, seperti salah satu dari orang soleh atau Nabi sendiri (sallallahu `alaihi wa sallam), atau dalam mimpi, dan sebagainya. Praktek ini hanya "menghangatkan hati" (biha yusta'nasu) tetapi tidak memenuhi kondisi tasawuf yang seorang Syekh harus memiliki otorisasiijazahyang jelas menghubungkan dia dengan Nabi (sallallahu `alaihi wa sallam), salah satu yang bisa diverifikasi oleh orang lain daripada dirinya sendiri. Banyak kebohongan diberitahu oleh orang-orang, dan tanpa otorisasi atau ijazah yang bisa diverifikasi oleh publik, tarekat akan dikompromikan oleh mereka.

AJARAN DASAR THORIQOHNAQSYABANDIYAH11 Dasar ajaran Tarekat Naqsyabandiyah.1). Huwasy Dardam , yaitu pemeliharaan keluar masuknya nafas, supaya hati tidak lupa kepada Allah SWT atau tetap hadirnya Allah SWT pada waktu masuk dan keluarnya nafas. Setiap murid atau salik menarikkan dan menghembuskan nafasnya, hendaklah selalu ingat atau hadir bersama Allah di dalam hati sanubarinya. Ingat kepada Allah setiap keluar masuknya nafas, berarti memudahkan jalan untuk dekat kepada Allah SWT, dan sebaliknya lalai atau lupa mengingat Allah, berarti menghambat jalan menuju kepada- Nya.2). Nazhar Barqadlam yaitu setiap murid atau salik dalam iktikaf/suluk bila berjalan harus menundukkan kepala, melihat ke arah kaki dan apabila dia duduk dia melihat pada kedua tangannya. Dia tidak boleh memperluas pandangannya ke kiri atau ke kanan, karena dikhawatirkan dapat membuat hatinya bimbang atau terhambat untuk berzikir atau mengingat Allah SWT. Nazhar Barqadlam ini lebih ditekankan lagi bagi pengamal tarikat yang baru suluk, karena yang bersangkutan belum mampu memelihara hatinya.3). Safar Darwathan yaitu perpindahan dari sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah, kepada sifat-sifat kemalaikatan yang bersih dan suci lagi utama. Karena itu wajiblah bagi si murid atau salik mengontrol hatinya, agar dalam hatinya tidak ada rasa cinta kepada makhluk.4). Khalwat Daranjaman yaitu setiap murid atau salik harus selalu menghadirkan hati kepada Allah SWT dalam segala keadaan, baik waktu sunyi maupun di tempat orang banyak. Dalam Tarikat Naqsyabandiyah ada dua bentuk khalwat :a. Berkhalwat lahir, yaitu orang yang melaksanakan suluk dengan mengasingkan diri di tempat yang sunyi dari masyarakat ramai.b. Khalwat batin, yaitu hati sanubari si murid atau salik senantiasa musyahadah, menyaksikan rahasia- rahasia kebesaran Allah walaupun berada di tengah- tengah orang ramai.5). Ya Dakrad yaitu selalu berkekalan zikir kepada Allah SWT, baik zikir ismus zat (menyebut Allah, Allah,.), zikir nafi isbat (menyebut la ilaha ilallah), sampai yang disebut dalam zikir itu hadir.6). Bar Kasyat yaitu orang yang berzikir nafi isbat setelah melepaskan nafasnya, kembali munajat kepada Allah dengan mengucapkan kalimat yang mulliaWahai Tuhan Allah, Engkaulah yang aku maksud (dalam perjalanan rohaniku ini) dan keridlaan-Mulah yang aku tuntut . Sehingga terasa dalam kalbunya rahasia tauhid yang hakiki, dan semua makhluk ini lenyap dari pemandangannya.7).Nakah Dasyat yaitu setiap murid atau salik harus memelihara hatinya dari kemasukan sesuatu yang dapat menggoda dan mengganggunya, walaupun hanya sebentar. Karena godaan yang mengganggu itu adalah masalah yang besar, yang tidak boleh terjadi dalam ajaran dasar tarikat ini.Syekh Abu Bakar Al Kattani berkata, Saya menjaga pintu hatiku selama 40 (empat puluh) tahun, aku tiada membukakannya selain kepada Allah SWT, sehingga menjadilah hatiku itu tidak mengenal seseorang pun selain daripada Allah SWT.Sebagian ulama tasawuf berkata Aku menjaga hatiku 10 (sepuluh) malam, maka dengan itu hatiku menjaga aku selama 20 (duapuluh) tahun.8).Bad Dasyat yaitu tawajuh atau pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah, menyaksikan keindahan, kebesaran, dan kemuliaan Allah SWT terhadap Nur Zat Ahadiyah (Cahaya Yang Maha Esa) tanpa disertai dengan kata- kata. Keadaan Bad Dasyat ini baru dapat dicapai oleh seorang murid atau salik, setelah dia mengalami fana dan baka yang sempurna. Adapun tiga ajaran dasar yang berasal dari Bahauddin Naqsyabandi adalah,9).Wuquf Zamani yaitu kontrol yang dilakukan oleh seorang murid atau salik tentang ingat atau tidaknya ia kepada Allah SWT setiap dua atau tiga jam. Jika ternyata dia berada dalam keadaan ingat kepada Allah SWT pada waktu tersebut, ia harus bersyukur dan jika ternyata tidak, ia harus meminta ampun kepada Allah SWT dan kembali mengingat- Nya.10).Wuquf Adadi yaitu memelihara bilangan ganjil dalam menyelesaikan zikir nafi isbat, sehingga setiap zikir nafi isbat tidak diakhiri dengan bilangan genap. Bilangan ganjil itu, dapat saja 3 (tiga) atau 5 (lima) sampai dengan 21 (duapuluh satu), dan seterusnya.11).Wuquf Qalbi yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Ubaidullah Al- Ahrar, Keadaan hati seorang murid atau salik yang selalu hadir bersama Allah SWT. Pikiran yang ada terlebih dahulu dihilangkan dari segala perasaan, kemudian dikumpulkan segenap tenaga dan panca indera untuk melakukan tawajuh dengan mata hati yang hakiki, untuk menyelami makrifat Tuhannya, sehingga tidak ada peluang sedikitpun dalam hati yang ditujukan kepada selain Allah SWT, dan terlepas dari pengertian zikir.

Mengenal Tariqat Naqsabandiyah

Pengertian dan Dasar Hukum Tarekat

Tarekat atau thoriqot menurut bahasa artinya jalan, cara, garis, kedudukan, keyainan dan agama. Dalam kamus Modern Dictionary Arabic-English oleh Eliash Anton dan Edward Elias edisi IX terbitan Kairo 1954, menyatakan bahwa tarekat adalah way (cara atau jalan), method and system of believe (metode dan satu sistem kepercayaan) .

Dalam Al Quran, kata thariqat disebut sebanyak 9 kali, yakni pada surat An-Nisaa 168 dan 169; Thoha 63, 77 dan 104; Al Ahqof 30; Al Mukminin 17; serta Al Jinn 11 dan 16.

Dalam pembahasan masalah dasar hukum Tasawuf/Tariqat ini, sebenarnya dapat dilihat melalui beberapa segi yang terdapat di dalamnya, sehingga dari sini akan dapat diketahui secara jelas tentang kedudukan hukumnya di dalam Islam.

Menurut penyelidikan para Ulama ahli Tasawuf, sebenarnya dasar hukum Tasawuf/Tariqat dapat dilihat dari segi-segi yang antara lain adalah sebagai berikut :

1. Dari segi eksistensi

Amalan tersebut yang bertujuan hendak mencapai pelaksanaan syariat secara tertib dan teratur serta teguh di atas norma-norma yang semestinya dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Taala:

Dan bahawasanya jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam) sesungguhnya Kami akan memberikan kepada mereka minuman yang menyegarkan (rezeki yang banyak). (Al-Jin : 16)

Ayat ini oleh para Ulama ahli Tasawuf dijadikan pegangan hukum dasar melaksanakan amalan-amalan yang diajarkan. Meskipun masih ada sebagian orang yang menentang dijadikannya ayat itu sebagai dasar hukum tersebut (Tarekat).

Menurut tinjauan Ulama Tasawuf ayat di atas secara formal (bunyi lafadznya) maupun material (isi yang tersirat di dalamnya) adalah jelas merupakan tempat sumber hukum diperbolehkannya melaksanakan amalan-amalan kerohanian. Karena dengan mengamalkan Tasawuf/Tariqat akan dapat diperoleh tujuan melaksanakan syariat Islam yang sebenar-benarnya sesuai dengan yang apa dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya.

2. Dari segi materi pokok

Dari segi materi pokok amalan Tasawuf/Tariqat secara umum berupa wirid (dzikrullah), baik yang dilakukan secara Mulazamah yaitu secara terus-menerus, ataupun yang dilakukan secara Mukhalafah maksudnya terus menerus menghindarkan diri dari segala sesuatu yang dapat membawa akibat lupa kepada Allah.

Hal ini sesuai dengan firman Allah Taala, yakni:

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al-Ahzab : 41-42)

Melihat maksud ayat ini, maka jelas bahawa Allah telah memerintahkan kepada sekalian orang yang beriman untuk tetap sentiasa berdzikir dan bertasbih dengan menyebut nama Allah baik dilakukan pada waktu pagi atau petang, siang atau malam.

Dari sini maka tugas ummat Islamlah yang diberi hak dan wewenang untuk menciptakan syarat, rukun, dan kaifiyah-kaifiyah dzikrullah asalkan tidak menyimpang dari tuntutan syara secara prinsipil. Itulah sebabnya maka para Ulama Tasawuf sama menciptakan dzikrullah dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu serta bentuk kaifiyah yang bermacam-macam. Misalnya tentang waktunya, jumlahnya, cara membacanya dan sebagainya.

3. Dari segi sasaran pokok

Dari segi sasaran pokok yang hendak dicapai dalam mengamalkan Tasawuf/Tariqat yakni terwujudnya rasa cinta antara hamba dengan Allah lantaran ketekunan dan keikhlasan dalam menjalankan syariat-Nya. Para ulama berpendirian bahwa iman dapat dipelajari melalui ilmu ushuluddin dan ilmu kalam, dan Islam dapat dipelajari melalui ilmu fiqih. Sedangkan ihsan, cara mendapatkannya adalah dengan ilmu tasawuf dan tarekat .

Iman, Islam dan ihsan, ketiganya berkaitan erat dalam mencapai sasaran pokok yakni mengenal Allah. Hal ini menuntut terwujudnya perbuatan nyata dalam hidup ini, sebagai bukti kepatuhan melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang dengan penuh ikhlas karena Allah. Manakala keadaan semacam ini sudah sampai pada puncaknya, maka akan tercapailah hakikat tujuan hidup yang sebenarnya.

Sejarah Tarekat Naqsabandiyah

Pendiri tarekat Naqsyabandiyah adalah Syekh Bahauddin Syah Naqsyabandi, lahir tahun 717 H di Qashrul Arifan, 4 mil dari Bukhara. Dia mengambil tarekat dari Syekh Muhammad Baba As Samasi, kemudian dari Sayid Amir Kulal.

Adapun silsilah tarekat Naqsyabandiyah secara lengkapnya adalah sebagai berikut :

1.Rasulullah SAW

2.Abu Bakar Ash Shiddiq

3.Salman Al Farisi

4.Qasim bi Muhammad

5.Imam Jafar Shadiq

6.Abu Yazid Busthami

7.Abu Hasan Ali bin Jafar al Kharqani

8.Abu Ali Al Fadhal bin Muhammad Al Thusi Al Farmadi

9.Abu Yakub Yusuf Al Hamdani bin Ayyub bin Yusuf bin Husin

10.Abdul Khaliq Al Fajduwani bin Imam Abdul Jamil

11.Arif Al Riyukuri

12.Mahmud Al Anjiru Al Faghnawi

13.Ali Al Ramituni atau Syekh Azizan

14.Muhammad Baba As Samasi

15.Amir Kulal bin Sayid Hamzah

16.Bahauddin Naqsyabandi

Menurut sebagian ulama, perbedaan antara tarekat Naqsyabandiyah dengan tarekat yang lain, Qadiriyah misalnya, adalah dari sanad yang menerima setelah Rasulullah. Tarekat Naqsyabandiyah berasal dari ajaran yang disampaikan Nabi kepada Abu Bakar, sedangkan Qadiriyah berasal dari ajaran Nabi kepada Ali bin Abi Thalib, hingga sampai pada Abdul Qadir Al Jailani .

Ajaran Dasar dan Amalan Pokok

Ajaran dasar tarekat Naqsyabandiyah menurut Najmuddin Amin Al Kurdi dalam kitabnya Tanwirul Qulub, terdiri dari 11 kalimat berbahasa Persia. Delapan kalimat berasal dari Syekh Abdul Khaliq Al Ghajudwani dan 3 berasal dari Syekh Muhammad Bahauddin Naqsyabandi .

1.Huwasy dardam (menjaga diri dari kealpaan mengingat Allah ketika keluar masuknya napas).

2.Nazhar barqadam (orang yang sedang menjalani khalwat, ketika berjalan harus memandang ke bawah dan ketika duduk tidak boleh menengok kiri kanan, karena warna dan ukiran dapat melalaikan hati dari mngingat Allah).

3.Safar darwathan (berpindah dari sifat manusia yang rendah kepada sifat malaikat yang terpuji).

4.Khalwat dar anjaman (berkhalwat, mengasingkan diri).

5.Ya dakrad (berdzikir terus menerus).

6.Baz kasyat (sesudah menghela napas, orang yang berdzikir kembali munajat dengan kalimat yang mulia Illahi anta maqsudi wa ridlaka mathlubi).

7.Nakah dasyat (menjaga hatinya dari sesuatu yang melintas walau sekejap).

8.Bad dasyat (tawajjuh, menghadapkan diri pada Allah tanpa berkata-kata).

9.Wuquf zamani (orang yang berkhalwat memperhatikan keadaan dirinya setiap dua atau tiga jam sekali).

10.Wuquf adadi (memelihara bilangan ganjil pada dzikir).

11.Wuquf qalbi (kehadiran hati dalam setiap dzikir).

Amalan pokok dan mendasar bagi penganut tarekat Naqsyabandiyah adalah dzikrullah (mengingat Allah). Dzikir sendiri terbagi menjadi 3, yakni dzikir dengan lisan, dengan hati, dan dengan anggota badan.

Adapun tingkatan dzikir dalam tarekat ini ada tujuh , yaitu:

1. Mukasyafah

Dzikir dengan menyebut nama Allah dalam hati sebanyak 5.000 atau 6.000 kali setiap hari.

2. Lathaif

Setelah melaporkan pada Syekh tentang apa yang dialami ketika berdzikir, Syekh akan terus menaikkan jumlah dzikirnya menjadi 7.000, 8.000, demikian seterusnya sampai 11.000 kali.

Pembagian dzikir Lathaif:

a) Lathifatul Qalbi, dzikir sebanyak 5.000 kali ditempatkan di bawah tetek sebelah kiri, kurang lebih 2 jari dari rusuk.

b) Lathiful Roh, dzikir sebanyak 1.000 kali ditempatkan di bawah tetek sebelah kanan, kurang lebih 2 jari ke arah dada.

c) Lathifatul Sirri, dzikir sebanyak 1.000 kali ditempatkan di atas dada kiri, kurang lebih 2 jari ke kanan.

d) Lathifatul Khafi, dzikir sebanyak 1.000 kali ditempatkan di atas dada kanan, kurang lebih 2 jari ke arah dada.

e) Lathifatul Akhfa, dzikir sebanyak 1.000 kali di tengah-tengah dada.

f) Lathifatu Nafsin Nathiqah, dzikir sebanyak 1.000 kali di atas kening.

g) Lathifatu Kullil Jasad, dzikir sebanyak 1.000 kali di seluruh tubuh.

3. Nafi

Setelah 11.000 kali, kalimat dzikir diganti Laa ilaaha illallaah.

4. Wuqub Qalbi

5. Ahdian

6. Maiah

7. Tahlil

TORIQOH QODIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH

I.PENDAHULUAN1.1Latar belakangTorekat adalah jalan yang harus ditempuh oleh para orang sufi, dan digambarkan segabagai jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syar sedangkan anak jalan disebut thoriq, kata turunan ini menunjukkan bahwa menurut angapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri dari hukum ilahi, tempat berpijak bagi setiap muslim.Thiriqoh itu sendiri beragam macamnya yang tentunya berbeda pula ajarannya, nama-nama thiriqoh tersebut adalah thiriqoh qodiriyah wa naqsyabandiyah. Makalah ini akan membahas thoriqoh qodiriyah wa naqsabandiyah yang berada didesa kelutan, kecamatan nggrongot kabupaten nganjuk yang dipimpin oleh seorang mursyd yang bernama Dr. KH Kharissudin Aqib, M.Ag.

1.2Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil sebuah rumusan masalah antara lain:1. Apakah pengertian thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah itu?2. Apa saja ajaran yang ada di thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah itu?3. Bagaimana amalan yang ada di thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah itu?4. Bagaiman silsilah kemursyidan thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah itu ?1.3Tujuan pembahasanBerdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diambil sebuah tujuan sebagaiberikut:1. Mengetahui pengertia dari thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah itu2. mengetahui ajaran yang ada di thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah3. Mengetahui amalan-amalan yang ada di thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah4. Mengetahui silsilah kemursyidan thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah.

II.THORIQOH QODRIYAH DAN NAQSYABANDIYAH2.1Pengenalan thoriqoh qodiriyah dan naqsabandiyahMenurut harun nasution toriqoh adalah jalan yang harus ditempuh seseorang murid agar sedekat mungkin dengan tuhan dibawah bimbingan guru mursyid. Thoriqot mencoba memberi rasa aman dan kesejahteraan dikehidupan akirat kepada para pengikutnya, setelah merekan merasa bahwa kehidupan mereka didunia sudah mendekati akir.Ruh sebelum masuk ke tubuh memang suci, setelah bersatu dengan tubuh seringkali menjadi kotor karena digoda hawa nafsu. Maka agar dapat mendekatkan diri kepada tuhan yang maha suci ruh manusia terlebih dahulu harus disucikan.Tarekat adalah jalan yag harus ditempuh oleh para orang sufi, dan digambarkan senbagi jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syar sedangkan anak jalan disebut thoriq.Diantara berbagi macam tarekat yang ada terdapat tarekat yang bernama thoriqoh qodiriyah wa naqsabandiyah, tarekat ini merupakan gabungan dari tarekat qodiriyah dan tarekat naqsabandiyah. Pengabungan kedua tarekat ini memunculkan tarekat yang mandiri ddan berbeda dari keduanya tarekat induk.Jadi tarekat qodiriyah wa naqsabandiyah yang ada diindonesia adalah tarekat yang mandiri yang didalamnya terdapat unsure-unsur qodiriyah dan naqsabandiyah.2.2Amalan-amalan ahli thorigoh qidiriyah wa NaqsabandiyahDi PP Daru Ulil Albab kelutan, Ngronggot, nagjuk, jawa timurAmalan thoriqoh qodiriyah wa naqsabandiyah antar lain:1.Amalan harianSeoranag ahli thoriqoh setiap harinya harus melakukan amaliah-amaliah berikir: Sholat-sholat sunnah, dzikir karomat, dzikir hasanat, doa-doa dan kegiaan kemasarakatan. Sebagai perwujudan perdulinya terhadap pembinaan komunikasi yang harmonis dengan Allah dan sesamanya.a.Melaksanakan sholatDisamping melaksanakan sholat fardulimawaktu dengan disiplin dan kusyu, seorang ahli thoriqoh harus melaksakan sholat-sholat sunnah, kususnya sholat sunnah rowatib, tahjud, dhuha, walaupun hanya dua rokaat saja.b.Mengamalkan dzikirDzikir yang harus dikerjakan oleh oenganut ini adalah dzikir karamat waji dan dzikir hasanat sunnah.Dzikir karomat adalah dzikir yang tatacara pengamalannya telah ditetapkan oleh guru yang mengajarinyaSedangkan dzikir hasanat adalah amalan dzikir yang tatacaranya tidak ditentukan, terikat, oleh hitungan dan tempat dan waktunya.Adapun secara garis besar dapat dikatakan bahwa seorang pengamal thoriqoh ini setiap selesai sholatlimawaktu harus melakukan dzikir sebanyak 165 kali, dengan tatcar sebagai berikut:-membaca istiqfar 3x-Membaca sholawat 3x-Robhitoh mursyid (mengigat guru yang mengajarkan dzikri sebagai peryataan bathin bahwa dirinya mengikuti ajaran tersebut)Demikan juga harus melakuka dzikir ismu dzat (menyebut Alllah,Allah,Allah ) dalam hati sebanyak 500kali dalam sehari semalam. Amalan dzikir ismu dzat ini bisa dilakukan satu kali duduk, bisa juga dilaukan secara kredit setiap habis sholat fardu.Agar dzikir memberi hasil yang optimal dalam proses pembersihan jiwa, maka seseorang dzikir sebelum melakukan dzikir harus memperhatikan adap atau etika dzikir yaitu:-Harus suci dari hadast dan najis-Menghadap kiblat-Duduk aks tawarru-Dan rabithah2.Amalan MingguanIni kegiatan yang dilakukan seminggu sekali oleh pengikut thoriqoh ini adalah ber mujahadah bersama yang bisa disebut tawajjuj . yang berisi kegiatan sholat-sholat sunnah, istighosah, pengajian dan pembacaan rotib khotaman serta kegiatan kemasyarakatan.3.Amalan BulananKegiatan rutin yang dilaksanaka setiap satu bulan sekali adalah mujahadah bersama yang berisi pembacaan rotib istighosah, dan sholat sunnah manaqiban, fidaan, pengajian dan kegiatan masyarakat.4.Amalan TahunanInti kegiatan yang dilakukan setahu sekali adalah kholwat (intensifikasi ibadah dan pengamalan ajaran tarekat didalam ribat atau pesantren). Dengan niat ibadah taqorroban ilallah atau mendekatkan diri kepada Allah.5.adap dan etika

2.3Pokok-pokok ajaran tarekat Qodriyah dan NaqsabandiyahSebagai suatu madhab dalam tasawuf tarekat Qidriyah dan naqsabandiyah memiliki ajaran yang diyakini kebenarannya, terutama dalam kehidupan kesutian. Ada beberapa ajaran yang diyakini paling efiktif dan efisien ebagai metode mendekatkan dir kepada Allah. Pada umumnya yang menjadi pokok ajaran tarejat adalah didasari oleh Al-Quran dan HadistAda beberapa pokok ajaran tarekat qodriyah dan naqsabandiyah yaitu:1.Kesempurnaan sulukAjaran yang sagat ditekankan dalam tarekat qidriyah dan naqsabandiyah karena suatu keyakinan bahwa kesempurnaan suluk adalah jika berada dalam tiga dimensi keimanan yaitu: islam, iman ihsan.Syariat adalah dimensi perundang-undagan dalam islam. Ia merupakan ketetntuan yang telah ditentukan oleh Allah, melalui rosulNya Muhammad Saw. Baik yang berupa perintah maupun larangan. Tarekat merupakan dimensi pelaksanaab syariat tersebut, sedangkan hakekat adalah demensi penghayatan pengamalan syariat itu, maka seseorang akan memperoleh manisnya iman yang dusebut marifat.Para sufi mengambarkanhakekat suluk sebagai upaya mencari mutiara yang ada didasar laut yang dalam.Sehingga katika hal itu (syariat,tarekat dan hakiki) menjadi mutlak penting karena berada dalam satu sistem. Syariat digambarkan sebagai kapal yang berungsi sebagai alat transportasi untuk sampai ketujuan.Tarekat sebagai lautan yang luas dan tempat adanya mutiara. Sedangkan hakekat adalah mutiara yang dicari-cari mutiara yang dicari oleh para sufi adalah marifat kepada Allah. Orang tidak akan mendapatkan mutiara kalau tidak mengunakan kapal.2.Adap kepada MursyidAdap kepada mursyid , merupakanajaran yang sangat prinsipdalam tarekat. Adap atau etika murid demagn mursyid diatur sedimikian rupa sehingga menyerupai adap para shabat kepada Rosullnya, hal ini diyakini karena muasyaroh (pergaulan) antar murid dengan mursyidnyamelestarikan sunnah yang dilakukan para nabi. Kedudukan murid menempati peran shabat sedangkan kedudukan mursyid menempati peran nabi dalam hal irsyad (bimbingan) dan talim (pengajaran). Seorang murid harus menghormati syehnya lahir bathin.3.DzikirTarekat qidriyah dan naqsabandiyah adalah termasuk torekah dzikir. Sehingga dzikir menjai ciri khas yang mesti ada di tarekat. Dalam suatu tarekat dzikir dilakukan secara terus menerus (istiqomah), hal ini dilakukan sebagai suatu latiha psikologis (riyadoh al-nafs) agar mengigat Allah disetiap waktu dan kesmpatan. Dzikir adalah makanan spiritual para sufi dan merupakan apresiasi cinta kepada Allah, sebab ornag yang mencintai sesuatu ia akan banyak menyebut namanya.Yang dimaksud dzikir dalam tarekat ini adalah aktivitas lidah (lisan) maupun hati (batin) sesuai yang telah dibaitkan oleh mursyid. Dalam ajaran tarekat ini terdapat dua dzikir yaitu dzikir naf isbat dan dzikir ismu dzat. Dzikir naf isbat adalah dzikir dengan menyebut nama lailahaillallah. Dzikir ini adalah inti dari ajaran tarejat qidiriyah yang dilafkan secara jahr. Sedangkan dzikir ismu dzat ialalah dzikir kepada Allah dengan menyebut Allah secara sirri. Dzikir ini juga disebut dzikir latifah dan merupakan dan merupakan cirri kha tarekat naqsabandiyah, kedua dzikir ini di biatkan sekaligus oleh seorang mursyid pada waktu pertama kali baiat.Dapatlah difahami bahwa tarekat adalah cara atau jalan bagaimana seseorang dapat sedekat mungkin dengan tuhan. Diawal munculnya, tarekat hanya sebuah metode bagimana seseorang dapat mendekatkan diri kepada allah dan masih belum terikat oleh aturan-aturan yang ketat. Tapi pada perkembagan berikutnya tarekat mengalami perkembagan menjadi subuah pranata kerohanian yang mempunyai elemen-elemen pokok yang mesti ada yaitu: mursyid, silsilah, baiat, an ajara-ajaranya.2.4Silsilah kemursyidan thoriqoh Al-Qidariyah wa Al-NaqsabandiyahDi PP. Darul Ulil Albab kelutan, ngronggot, naganjuk, jawa timurMursyid dari thoriqoh Al-Qodariyah wa Al Naqsanadiyah didesa kelutan kecamatan ngronggot adalah DR.K.H Kharisudin Aqib, M.Ag. beliau resmi menjadi mursyid pada tahun 2003, yang dilantik oleh mursyid thoriqoh di demak. Berikut lampiran kemursyidan KH DR. Kharisudin Aqib, M.Ag Adalah sebagai berikut:1.Allah2.Jibril As3.Nabi Muhammad Saw4Ali bin tholib4Abu bakar as-siddiq

5Husain ibn ali5Salman al farisi

6Ali zainal abidin6Qosim ibn muh abu bakar

7M. Al baqir7Imam jafar ai-shodiq

8Jafar as shodiq8Abu yazid al bastomi

9Musa al khadim9Abu hasan kharqoni

10Ali ibn musa al ridlo10Abu ali al farmadi

11Maruf al kharaqi11Yusuf al hamdani

12Sari al saqoti12Abd kholik gudzawani

13Abu qhosim janaidi13Arif riya al qori

14Abu bakaro al sibli14Muhammad al anjiri

15Abd wahid al tamimi15Ali rami tamimi

16Abu al fajar al turutsi16M baba sambasi

17Abd hasan al karakhi17Amir kulali

18Abu said mubarok al majzami18Bahaudin al naqsabandi

19Abd qidiral jailani19M alaudin al attari

20Abu aziz20Yaqib jarekhi

21M hattaq21Ubaidilah ahrari

22Syamsudin22M yazid

23Syarifudin23Darwis Muhammad baqibillah

24Nurrudin24A faruq al shirbindi

25Waliudin25Al maksum al syirbindi

26Hisyamuddin26Syaifuddin afif Muhammad

27Yahya27Nur Muhammad badawi

28Abu bakar28Syamsudin habibullah janjani

29Abd rokhim29Abd al dahlawi

30Usman30Abu saidal ahmadi

31Abd Fattah31Ahmad sid (w.1277/1860 madinah)

32M murod32M jan al maki(w.1266/1850 makkah)

33Syamsudin33Kholil hilmi

34.A. Khatib al syambasi35.Abd. Kharim al Bantani36.Ibrahim al brombongi37.Abd. Ahmad menur38.Muslikh Abd. Rahman39.Ahmad lutfi al hakim40.Karisuddin Aqib Al kelutan

Prinsip Dasar dan Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah (1)Kamis, 19 Januari 2012, 09:15 WIB

Komentar : 0

Blogspot.com

IlustrasiA+|Reset| A-REPUBLIKA.CO.ID, Menurut uraian KA Nizami dalam Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam Manifestasi (ed. Seyyed Hossein Nasr, 2003), sepanjang sejarahnya, Tarekat Naqsyabandiyah memiliki dua karakteristik menonjol yang menentukan peranan dan pengaruhnya.

Pertama, ketaatan yang ketat dan kuat pada hukum Islam (syariat) dan sunnah Nabi dan kedua, upaya tekun untuk memengaruhi kehidupan dan pemikiran golongan penguasa serta mendekatkan negara pada agama.

Tidak seperti kebanyakan tarekat sufi lainnya, menurut Nizami, Tarekat Naqsyabandiyah tidak menganut kebijakan isolasi diri dalam menghadapi pemerintahan yang tengah berkuasa.

Sebaliknya, tarekat ini gigih melancarkan ikhtiar dalam berbagai kekuatan politik agar dapat mengubah pandangan mereka. "Raja adalah jiwa dan masyarakat adalah tubuh. Jika sang Raja tersesat, rakyat akan ikut tersesat," demikian kutipan pesan yang pernah dikatakan Syeikh Ahmad Sirhindi, dan diterapkan dalam berbagai ikhtiar tersebut.Berbicara tentang kebijakan dan ikhtiar Tarekat Naqsyabandiyah tidak terpisahkan dari berbagai ritual ibadah yang mewarnai denyut nadinya. Pada zaman Abu Bakar as-Siddiq hingga zaman Syekh Abu Yazid al-Bistami, saat tarekat ini dikenal dengan nama Shiddiqiyah, amalan khususnya adalahdzikir khafi(dzikir dalam hati).

Ketika dikenal dengan nama Taifuriyah, tarekat ini mengedepankan tema khusus yakni cinta dan makrifat. Periode setelahnya, Khwajahganiyah, Tarekat Naqsyabandiyah diperkuat dengan delapan prinsip asas, yakniyad kard(ingat; senantiasa menyebut nama Allah),baz gasyt(kembali; mengembalikan segalanya pada Allah), dannigah dasy(waspada; selalu menjaga pikiran dan perasaan).

Prinsip asas selanjutnya adalahyad dasy(mengingat kembali; bahwa segala sesuatu berasal dari Allah),hush dar dam(sadar sewaktu bernafas; menyadari keberadaan Allah dalam setiap hela nafas),nazar bar qadam(menjaga langkah),safar dar watan(melakukan perjalanan di daerah sendiri/batin), dankhalwat dar anjuman(sunyi sepi di tengah keramaian; selalu menyibukkan diri dengan ibadah).

Ritual dan Teknik Spiritual Tarekat Naqsyabandiyah (2)Dzikir dan WiridTeknik dasar Naqsyabandiyah, seperti kebanyakan tarekat lainnya, adalah dzikir yaitu berulang-ulang menyebut nama Tuhan ataupun menyatakan kalimat la ilaha illallah. Tujuan latihan itu ialah untuk mencapai kesadaran akan Tuhan yang lebih langsung dan permanen. Pertama sekali, Tarekat Naqsyabandiyah membedakan dirinya dengan aliran lain dalam hal dzikir yang lazimnya adalah dzikir diam (khafi, "tersembunyi", atau qalbi, " dalam hati"), sebagai lawan dari dzikir keras (jahri) yang lebih disukai tarekat-tarekat lain. Kedua, jumlah hitungan dzikir yang mesti diamalkan lebih banyak padaTarekat Naqsyabandiyahdaripada kebanyakan tarekat lain.

Dzikir dapat dilakukan baik secara berjama'ah maupun sendiri-sendiri. Banyak penganutNaqsyabandiyahlebih sering melakukan dzikir secara sendiri-sendiri, tetapi mereka yang tinggal dekat seseorang syaikh cenderung ikut serta secara teratur dalam pertemuan-pertemuan di mana dilakukan dzikir berjama'ah. Di banyak tempat pertemuan semacam itu dilakukan dua kali seminggu, pada malam Jum'at dan malam Selasa; di tempat lain dilaksanakan tengah hari sekali seminggu atau dalam selang waktu yang lebih lama lagi.

Secara keseluruhan,ajaran tarekatNaqsyabandiyah terdiri dari 17 tingkat mata pelajaran. Ke-17 tingkat mata pelajaran tersebut adalah;

1.Dzikir Ismu Dzat: "mengingat yang Haqiqi"Pengucapan asma Allah berulang-ulang dalam hati, ribuan kali (dihitung dengan tasbih), sambil memusatkan perhatian kepada Allah semata.

2.Dzikir Latha'if: "mengingat Asma Allah pada tujuh titik halus pada tubuh"Seseorang yang berdzikir memusatkan kesadarannya (dan membayangkan nama Allah itu bergetar dan memancarkan panas) berturut-turut pada tujuh titik halus pada tubuh. Titik-titik ini, lathifah (jamak latha'if), adalah;- qalb (hati), terletak selebar dua jari di bawah puting susu kiri-ruh (jiwa), selebar dua jari di bawah puting susu kanan-sirr (nurani terdalam), selebar dua jari di atas puting susu kiri-khafi (kedalaman tersembunyi), dua jari di atas puting susu kanan-akhfa (kedalaman paling tersembunyi), di tengah dada-nafs nathiqah (akal budi), di otak belahan pertama-kullu jasad, luasnya meliputi seluruh tubuh, bila seseorang telah mencapai tingkat dzikir yang sesuai dengan lathifah terakhir ini, seluruh tubuh akan bergetar dalam Asma Allah.

3.Dzikir Nafi Itsbat: "mengingat keesaan"Bacaan perlahan disertai dengan pengaturan nafas, kalimatLa Ilaha Illallah, yang dibayangkan seperti menggambar jalan (garis) melalui tubuh. BunyiLapermulaan digambar dari daerah pusar terus ke hati sampai ke ubun-ubun. BunyiIlahaturun ke kanan dan berhenti pada ujung bahu kanan. Di situ, kata berikutnya,Illadimulai dengan turun melewati bidang dada, sampai ke jantung, dan ke arah jantung inilah kataAllahdi hujamkan dengan sekuat tenaga. Orang membayangkan jantung itu mendenyutkan nama Allah dan membara, memusnahkan segala kotoran.

4.Dzikir Wuquf: "diam dengan semata-mata mengingat Allah"Mengingat Dzat Allah yang bersifat dengan segala sifat sempurna dan suci, atau jauh dari segala sifat kekurangan. Dzikir Wuquf ini dirangkaikan setelah selesai melaksanakan dzikir Ismu Dzat atau dzikir Latha'if, atau dzikir Nafi Itsbat. Pelaksanaan dzikir Wuquf ini sebelum menutup dzikir-dzikir tersebut.

5.Dzikir Muraqabah Ithla'Seseorang berdzikir dan ingat kepada Allah SWT bahwa Ia mengetahui keadaan-keadaannya dan melihat perbuatan-perbuatannya, serta mendengar perkataan-perkataannya.

6.Dzikir Muraqabah Ahadiyatul AfalBerkekalannya seorang hamba menghadap serta memandang Allah SWT yang memiliki sifat sempurna serta bersih dari segala kekurangan, serta Maha Berkehendak.

7.Dzikir Muraqabah MaiyahBerkekalannya seorang hamba yangbertawajjuhserta memandang kepada Allah SWT yang mengintai di mana saja hamba itu berada.

8.Dzikir Muraqabah AqrabiyahKeadaan mengingat betapa dekatnya Allah dengan hamba-Nya.

9.Dzikir Muraqabah AhadiyatuzzatiMengingat sifat Allah yang esa dan menjadi tempat bergantungnya segala sesuatu.

10. Dzikir Muraqabah Zatissyarfi wal BahtiBerkaitan dengan sumber timbulnya kesempurnaan kenabian, kerasulan dan ulul azmi, yakni dari Allah semata.

11.Maqam MusyahadahKondisi di mana seseorang berdzikir seolah-olah dalam tahap berpandang-pandangan dengan Allah.

12.Maqam MukasyafahKondisi di mana seolah terbuka rahasia ketuhanan bagi seseorang yang berdzikir. Bila berdzikir pada maqam ini dilaksanakan dengan baik, sempurna, dan ikhlas, maka seorang hamba akan memperoleh hakikat kasyaf dan rahasia-Nya.

13.Maqam MuqabalahDalam tahap berhadap-hadapan dengan wajah Allah yang wajibul wujud.

14.Maqam MukafahahTahap ruhaniah seseorang yang berdzikir berkasih sayang dengan Allah. Dalam maqam ini, kecintaan pada selain Allah telah hilang sama sekali.

15.Maqam Fana' FillahKondisi di mana rasa keinsanan seseorang melebur ke dalam rasa ketuhanan, serta secara fana melebur dalam keabadian Allah.

16.Maqam Baqa' BillahPencapaian tahap dzikir, di mana kehadiran hati seorang hamba hanya bersama Allah semata.

17.Tahlil LisanMelaksanakan dzikir Nafi Itsbat yang diucapkan secara kedengaran, atau jahar. Dzikir Tahlil Lisan ini dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditetapkan oleh syaikh mursyid.

Pembacaan tidaklah berhenti pada dzikir; pembacaan aurad (Indonesia: wirid), meskipun tidak wajib, sangatlah dianjurkan. Aurad merupakan doa-doa pendek atau formula-formula untuk memuja Tuhan dan atau memuji Nabi Muhammad Saw., dan membacanya dalam hitungan sekian kali pada jam-jam yang sudah ditentukan dipercayai akan memperoleh keajaiban, atau paling tidak secara psikologis akan mendatangkan manfaat. Seorang murid dapat saja diberikan wirid khusus untuk dirinya sendiri oleh syaikhnya, untuk diamalkan secara rahasia (diam-diam) dan tidak boleh diberitahukan kepada orang lain; atau seseorang dapat memakai kumpulan aurad yang sudah diterbitkan.Naqsyabandiyahtidak mempunyai kumpulan aurad yang unik. Kumpulan-kumpulan yang dibuat kalangan lain bebas saja dipakai; dan kaum Naqsyabandiyah di tempat yang lain dan pada masa yang berbeda memakai aurad yang berbeda-beda. Penganut Naqsyabandiyah di Turki, umpamanya, sering memakai Al-Aurad Al-Fathiyyah, dihimpun oleh Syaikh Ali Hamadani, seorang sufi yang tidak memiliki persamaan sama sekali dengan kaum Naqsyabandiyah.