PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman...

244
1 PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN LIRIK LAGU PETERPAN DALAM ALBUM ALEXANDRIA DENGAN LIRIK LAGU UNGU DALAM ALBUM MELAYANG SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA SKRIPSI Oleh FAUZI RAHMAN 0701055047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2011

Transcript of PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman...

Page 1: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

1

PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN

LIRIK LAGU PETERPAN DALAM ALBUM ALEXANDRIA

DENGAN LIRIK LAGU UNGU DALAM ALBUM MELAYANG

SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI SMA

SKRIPSI

Oleh

FAUZI RAHMAN

0701055047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2011

Page 2: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra
Page 3: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra
Page 4: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

LEMBAR PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:

KEDUA ORANGTUAKU, BAPAK BADRUDIN DAN IBU SUMIATI, SERTA ADIK

LAKI-LAKI KU SATU-SATUNYA, LUTHFI MAWARDI.

TERIMAKASIH ATAS SEGALA PENGORBANAN BAIK MORIL DAN MATERIL

YANG TANPA PAMRIH, SERTA SELALU MEMBERIKAN SEMANGAT, DOA,

DAN KASIH SAYANG YANG TULUS, YANG SELALU MENEMANI SAAT

SUSAH DAN SENANG KETIKA PENULIS MENYUSUN SKRIPSI INI.

TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN DAN PARA SAHABAT DI UHAMKA,

KHUSUSNYA DI FKIP PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA,

SERTA TEMAN-TEMAN DAN SAHABAT DEKAT LAINNYA DI LUAR

UHAMKA.

TERIMAKASIH TELAH MEYAKINKAN BAHWA SUARA-SUARA ITU MASIH

ADA, BAHKAN DI SAAT BERNAFAS PUN SEDIKIT SULIT.

Page 5: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

MOTTO

BAHWA SESUNGGUHNYA SETELAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN,

SESUNGGUHNYA SETELAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN.

(QS ALAM NASYRAH : 5-6)

INSPIRASI AKAN SELALU BERNYANYI, KARENA INSPIRASI TIDAK

PERNAH MENJELASKAN.

(KAHLIL GIBRAN)

BERJALANLAH WALAU HABIS TERANG,

TAK PERLU DENGAR KATA MEREKA, TERUSLAH BERJALAN.

(NAZRIEL IRHAM)

WAKTU AKAN MEMBERI KITA KESEMPATAN DAN PELUANG UNTUK

MENDAPATKAN APA YANG KITA INGINKAN. BUKANKAH JAMAN DULU

SEMUA ORANG MENGATAKAN BUMI ITU DATAR, SAMPAI AKHIRNYA

WAKTU PULA YANG MEMBERIKAN KESEMPATAN UNTUK KITA

MENYADARI BAHWA BUMI ITU BULAT.

Page 6: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

ABSTRAK

FAUZI RAHMAN – 0701055047. Perbandingan Gaya Bahasa dan Bahasa

Kiasan Lirik Lagu Peterpan dalam Album Alexandria dengan Lirik Lagu

Ungu dalam Album Melayang, Serta Aplikasinya dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMA. Skripsi. Jakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. 2011.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan

penggunaan gaya bahasa dan bahasa kiasan yang digunakan di dalam lirik lagu

grup musik Peterpan dalam album Alexandria dengan grup musik Ungu dalam

album Melayang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif,

yang dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2011, dan tidak terikat

oleh tempat.

Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah bahwa dari grup musik

Peterpan album Alexandria diperoleh data berupa 107 penggunaan gaya bahasa

dan 58 penggunaan kiasan. Sedangkan dari grup musik Ungu album Melayang

diperoleh data berupa 75 penggunaan gaya bahasa dan 50 penggunaan kiasan.

Sehingga diperoleh jumlah keseluruhan dari kedua grup musik tersebut dari 20

lirik lagu yaitu total 182 penggunaan gaya bahasa dan 108 penggunaan bahasa

kiasan. Untuk Total 182 penggunaan gaya bahasa dari grup musik Peterpan dan

Ungu, antara lain terdiri dari, 13 atau 7,14% penggunaan gaya bahasa repetisi

(Peterpan:10, Ungu:3), 6 atau 3,29% gaya bahasa inversi (Peterpan:4, Ungu:2),

28 atau 15,38% gaya bahasa aliterasi (Peterpan:11, Ungu:17), 87 atau 47,80%

gaya bahasa asonansi (Peterpan:51, Ungu:36), 10 atau 5,49% gaya bahasa

pararelisme (Peterpan:7, Ungu:3), 20 atau 10,98% gaya bahasa simploke

(Peterpan:12, Ungu:8), 8 atau 4,39% gaya bahasa pleonasme (Peterpan:5,

Ungu:3), dan 10 atau 5,49% penggunaan gaya bahasa asindeton (Peterpan:7,

Ungu:3). Sedangkan Untuk total 108 penggunaan bahasa kiasan dari grup musik

Peterpan dan Ungu, antara lain terdiri dari 2 atau 1,85% penggunaan kiasan

perbandingan (simile) (Peterpan:2, Ungu:0), 30 atau 27,77% kiasan metafora

(Peterpan:19, Ungu:11), 2 atau 1,85% kiasan alegori (Peterpan:2 Ungu:0), 14

atau 12,96% kiasan personifikasi (Peterpan:9, Ungu:5), 2 atau 1,85% kiasan

depersonifikasi (Peterpan:1, Ungu:1), 27 atau 25% kiasan hiperbola

(Peterpan:10, Ungu:17), 21 atau 19,44% kiasan ironi (Peterpan:8, Ungu:13), dan

10 atau 9,25% penggunaan kiasan litotes (Peterpan:7, Ungu:3).

Page 7: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul, “Perbandingan Gaya Bahasa dan Bahasa

Kiasan Lirik Lagu Peterpan dalam Album Alexandria dengan Lirik Lagu

Ungu dalam Album Melayang Serta Aplikasinya dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMA”. Shalawat beserta salam tidak lupa selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman

kegelapan menuju zaman yang yang penuh berkah ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S1), di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Prof. DR. Hamka.

Penulis merasa bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa

terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Ade Hikmat, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dari segi materi dan penulisan, memberikan arahan, serta selalu

sabar dalam membimbing penulis.

2. Drs. Dede Hasanudin, M.Hum. selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dari segi teknis penulisan, memberikan masukan

materi, memberikan arahan, serta selalu sabar dalam membimbing penulis.

Page 8: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

3. Dr. Hj. Nani Solihati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak memberikan motivasi dan

arahan kepada penulis.

4. Dr. H. Sukardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan UHAMKA berserta staf yang telah membantu dalam

kelancaran penelitian.

5. Bapak/ Ibu Dosen FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah memberikan berbagai macam informasi dan pengetahuan selama

perkuliahan.

Doa penulis semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut, mendapat

pahala yang berlipat dari Allah SWT, amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, sumbang saran dan kritik yang membangun, penulis terima dengan

tangan terbuka. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan

pengetahuan pendidikan bahasa Indonesia.

Jakarta, 8 September 2011

Penulis

Page 9: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………….… i

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………….… ii

ABSTRAK ………………………………………………………………. v

PRAKATA ………………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL ……………………………………….……………… xi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1

1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………. 7

1.3 Pembatasan Masalah …………………………………………... 8

1.4 Perumusan Masalah ……………………………………………. 9

1.5 Kegunaan Penelitian …………………………………………... 9

BAB II KAJIAN TEORETIS

2.1 Deskripsi Teori ………………………………………………… 11

2.1.1 Hakikat Gaya Bahasa ...………………………………… 11

2.1.2 Hakikat Bahasa Kiasan …………………………………. 20

2.1.3 Hakikat Lirik Lagu ….…………………………………... 29

2.1.4 Aplikasi Pembelajaran Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan

dalam Kurikulum SMA ………………………................. 35

2.2 Penelitian yang Relevan ……………………………………….. 38

2.3 Kerangka Berpikir ……………………………………………… 39

Page 10: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 41

3.2 Metode Penelitian ……………………………………………… 41

3.3 Objek Penelitian ……………………………………………….. 41

3.4 Fokus Penelitian ……………………………………………….. 41

3.5 Instrumen Penelirian …………………………………………... 42

3.6 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 46

3.7 Teknik Analisis Data …………………………………………... 47

BAB VI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskpripsi Data ……………………………………………….. 49

4.2 Analisis Data …………………………………………………... 50

4.2.1 Analisis Gaya Bahasa dan Bahasa

Kiasan Lirik Lagu Peterpan …………………………..... 51

4.2.1.1 Pembahasan Hasil Analisis Gaya Bahasa dan

Bahasa Kiasan Lirik Lagu Peterpan Album

Alexandria ……………………………………… 91

4.2.2 Analisis Gaya Bahasa dan Bahasa

Kiasan Lirik Lagu Ungu ……………………………….. 94

4.2.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Gaya Bahasa

dan Bahasa Kiasan Lirik Lagu Ungu Album

Melayang ……………………………………… 129

4.2.3 Perbandingan Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan antara

Lirik Lagu Peterpan dengan Lirik Lagu Ungu ……… 132

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………... 139

4.4 Aplikasi Pengajaran di SMA …………………………………... 141

4.5 Keterbatasan/Kelemahan Penelitian …………………………... 143

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 144

5.2 Implikasi Penelitian ……………………………………………. 146

Page 11: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

5.3 Saran ………………………………………………………….. 147

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 148

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 150

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. 231

Page 12: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1 Analisis Gaya Bahasa Lirik Lagu ……………………......... 155, 177

Tabel. 2 Analisis Bahasa Kiasan Lirik Lagu ……………………......... 165, 187

Tabel. 3 Hasil Analisis Gaya Bahasa Seluruh Lagu ………………....... 175, 197

Tabel. 4 Hasil Analisis Bahasa Kiasan Seluruh Lagu ………………... 176, 198

Tabel. 5 Pembanding Gaya Bahasa ……………………………........... 199

Tabel. 6 Pembanding Bahasa Kiasan ……………………………......... 200

Page 13: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Program Pengajaran …………………...…………. 151

Lampiran 2. Tabel Hasil Analisis ……………………………………….. 155

Lampiran 3. Lirik lagu Peterpan album Alexandria …………...………... 201

Lampiran 4. Lirik lagu Ungu album Melayang ……………….………… 212

Lampiran 5. Profil Peterpan ……………………………………………… 223

Lampiran 6. Profil Ungu ………………………………………………… 227

Page 14: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, dan kegunaan

penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

berbahasa. Berbagai macam kegiatan manusia baik itu di sekolah, kantor, halaman

rumah, dan sebagainya tidak akan bisa memisahkan kegiatan berbahasa baik yang

bersifat verbal maupun nonverbal. Bahkan seseorang yang baru terbangun dari

tidur, kemudian ia melihat hari, tanggal, dan bulan pada sebuah kalender pun

sudah termasuk kegiatan berbahasa. Hal tersebut terjadi karena manusia

menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan bahasa itu sendiri telah banyak

memberikan manfaat dalam kehidupan.

Secara umum, fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi.

Bahasa sebagai alat komunikasi telah memberikan banyak pengetahuan bagi

manusia dalam berbagai bidang. Hal itu terjadi karena segala macam bidang ilmu

yang dipelajari umat manusia, semua menggunakan bahasa sebagai pengantarnya.

Tidak mungkin suatu ilmu akan dapat tersosialisasikan tanpa menggunakan

bahasa.

Page 15: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Salah satu dari hakikat bahasa adalah bahwa bahasa itu bersifat dinamis.

Dinamis, dalam konteks hakikat bahasa menurut Chaer dan Agustina adalah

bahwa “bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang

sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada semua tataran

linguistik”.1 Oleh karena itu, bahasa akan mengalami perkembangan secara terus-

menerus sesuai dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan manusia sebagai

pemakai bahasa. Selain bahasa, kebudayaan pun dapat berkembang sewaktu-

waktu. Dengan kata lain, bahasa dan budaya secara bersama-sama dapat

berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin maju.

Segala perkembangan bahasa, baik berbentuk perubahan makna,

penambahan maupun penggantian, tetap dianggap sebagai perkembangan dalam

bahasa. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Samsuri yang menyebutkan bahwa

”semua hasil proses perkembangan bahasa, baik penambahan, pengurangan

maupun penggantian dalam bidang apapun pada bahasa seperti bentuk dan makna

yang berupa leksikal atau gramatikal dapat kita tandai sebagai perubahan

kebahasaan”.2 Oleh karena itu, sebagai makhluk yang berakal, berpendidikan,

berpengetahuan, dan berbudaya, manusia mampu menggali berbagai macam

kreativitas serta inovasinya sehingga mampu menciptakan suatu maha karya yang

bagus dan disenangi banyak orang.

Secara lazim mungkin kita menggunakan dialog baik secara lisan maupun

tertulis untuk berinteraksi dengan orang lain. Akan tetapi, dalam kegiatan

1 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 1995, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: Rineka

Cipta, hlm. 17.

2 Samsuri, 1987, Analisis Bahasa, Jakarta: Erlangga, hlm. 63-64.

Page 16: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

berinteraksi ada berbagai macam variasi yang dapat digunakan manusia ketika

mereka melakukan kegiatan berbahasa dalam hidup bermasyarakat. Bukan hanya

berbentuk dialog, namun seiring perkembangan zaman ada juga dalam bentuk

nyanyian sebuah lagu, musikalisasi puisi, syair, pantun, dan sebagainya. Hal

tersebut bisa dikatakan kegiatan berbahasa karena adanya suatu interaksi, yaitu

interaksi antara si pembaca dengan pendengar. Interaksi tersebut terjadi karena

adanya pesan dari si pembaca atau penyanyi, kepada pendengar sebagai penerima

pesan. Sesuai dengan yang dikemukakan Chaer bahwa “kegiatan berbahasa adalah

kegiatan mengekspresikan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan

makna-makna lambang tersebut, kepada lawan bicaranya (dalam komunikasi

lisan, atau pembacanya (dalam komunikasi tulis).”3

Kemampuan manusia menggali kreativitas dalam mengolah bahasa

menyebabkan banyak sekali tercipta karya-karya yang bernilai tinggi dan disukai

oleh banyak masyarakat. Dari karya-karya ciptaan anak manusia tersebut, banyak

karya yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Akan tetapi, Dengan

bervariasinya tingkat imajinasi manusia, maka bervariasi pula ciptaan-ciptaan

manusia apabila dituangkan dalam bentuk kata, sehingga antara satu karya dengan

karya lainnya akan memiliki ciri tersendiri, salah satunya adalah dari segi

pemilihan kata (diksi). Dewasa ini, salah satu kreativitas manusia yang sangat

menonjol, bervariasi, dan tentu saja menggunakan bahasa sebagai mediumnya

adalah dalam bidang seni suara, yang pada umumnya masyarakat menyebutnya

dengan istilah lagu.

3 Abdul Chaer, 2002, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 2.

Page 17: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Dalam membuat lagu, ada dua hal penting yang sangat menunjang dan

harus diperhatikan yaitu lirik sebagai bahasa dan musik sebagai pengiringnya.

Lirik merupakan sebuah karya seni yang memiliki nilai rasa. Lirik lagu dapat

membuat seseorang tergetar hatinya ketika mendengar apabila mengandung nilai

estetika yang tinggi. Keindahan ini sengaja diciptakan oleh seorang komposer

untuk memikat hati para penggemarnya. Keindahan tersebut penyebabnya adalah

dengan memperhatikan gaya bahasa, pengiasan bahasa, diksi, dan irama yang

digunakan. Semua itu dapat mengungkapkan kepuitisan dari seorang komposer

yang memiliki imajinasi dan pemikiran sebagai pencipta lagu. Hal ini sesuai

dengan pendapat Keraf yang mengatakan bahwa “cara pengungkapan pikiran

adalah melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian

penulis”.4

Peterpan dan Ungu adalah dua dari sekian banyak grup band yang ada di

negara ini. Kedua grup musik tersebut merupakan grup yang memiliki popularitas

yang tinggi dan bisa dikatakan berada di atas rata-rata dari grup band lainnya.

Peterpan dan Ungu banyak digemari oleh berbagai macam kalangan, dimulai dari

anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Hal itu terjadi karena kedua grup musik

tersebut selalu menggunakan pemilihan kata yang baik dan indah sehingga

memiliki nilai estetik yang tinggi. Akan tetapi, penulis melihat terdapat ciri khas

masing-masing dalam gaya bahasa yang digunakan dalam lirik-lirik lagu dari

kedua grup band tersebut, khususnya dalam album Alexandria untuk grup musik

4 Gorys Keraf, 1994, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 113.

Page 18: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Peterpan, maupun album Melayang untuk grup musik Ungu. Hal inilah yang akan

menjadi fokus peneliti selanjutnya.

Alasan mengapa penulis memilih judul ini adalah, (1) karena objek kajian

berupa lirik-lirik lagu, digunakan untuk dianalisis tentang gaya bahasa dan bahasa

kiasannya, maka penelitian ini dilakukan karena menggunakan bahasa sebagai

media utamanya, (2) Peneliti membandingkan gaya bahasa dan bahasa kiasan

pada lirik lagu kedua grup musik tersebut, karena antara satu grup dengan yang

lainnya memiliki perbedaan tersendiri dalam memakai gaya bahasa maupun

kiasan dalam lirik lagu yang diciptakan. Hal itulah yang menjadi keingintahuan

dasar peneliti untuk mencari tahu gaya bahasa maupun bahasa kiasan seperti apa

yang digunakan oleh grup musik Peterpan maupun grup musik Ungu dalam

menciptakan lirik lagunya. (3) Kenyataan di lapangan bahwa masih banyak siswa

yang kurang termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia karena materi yang

kurang menarik perhatiannya. Maka diharapkan dengan mengaplikasikan hal-hal

yang mereka senangi seperti halnya lirik-lirik lagu dalam pembelajaran, akan

memacu motivasi dan menarik perhatian siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia.

(4) Dipilih Grup musik Peterpan dan Ungu dalam penelitian ini karena kedua

grup musik tersebut merupakan grup musik Indonesia yang memiliki prestasi

yang tidak perlu diragukan lagi dalam belantika musik di Indonesia. Oleh karena

itu, lagu-lagu yang dihasilkan oleh kedua grup musik tersebut selalu banyak

digemari oleh seluruh kalangan masyarakat baik dari anak-anak, para remaja yang

sebagian besar adalah para siswa SMA, bahkan pada kalangan orang tua. (5)

Page 19: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Terdapat komunikasi antara komposer atau penulis lirik lagu dengan pembaca

maupun pendengar, yang terkandung di dalam lirik lagu kedua grup musik ini.

Lagu Peterpan dan Ungu adalah lagu untuk orang dewasa yang setiap

liriknya dituangkan dalam bentuk kata-kata yang indah. Karena merupakan lagu

dewasa, maka lagu-lagu kedua grup musik tersebut sebagian besar mengisahkan

tentang cerita cinta kepada sesama manusia. Itulah yang menyebabkan mengapa

lagu Peterpan dan Ungu banyak digandrungi oleh remaja, selain memang

pemilihan katanya juga indah. Peterpan dan Ungu merupakan dua grup musik

besar. Sehingga dengan mudah kita bisa melihat dan mendengarkan lagu-lagunya

dimanapun, baik itu di televisi, radio, internet, di toko-toko kaset, di telepon

genggam, bahkan di jalanan ketika para pengamen menyanyikannya.

Dengan mengaplikasikan lirik-lirik lagu dari grup musik Peterpan dan

Ungu ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diharapkan dapat memunculkan

motivasi bagi siswa. Realita menunjukkan bahwa siswa masih kurang termotivasi

apabila proses pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung, ini terjadi karena

dalam diri siswa telah tertanam sisi negatif tentang bahasa Indonesia, bahwa

bahasa Indonesia itu adalah pelajaran yang membosankan dan menjenuhkan.

Maka dari itu, diperlukan variasi dalam merancang suatu model dan media dalam

kegiatan pembelajaran, salah satunya adalah mengaplikasikan lirik-lirik lagu ke

dalam kegiatan inti pembelajaran. Variasi-variasi semacam itulah yang diharapkan

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan membentuk siswa yang terampil

berbahasa. Selain itu, guru pun dituntut untuk menggunakan model pembelajaran

dan menggunakan media pembelajaran yang diharapkan bisa memacu motivasi

Page 20: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

siswa dalam kegiatan belajar. Dengan kata lain, antara guru dan siswa sama-sama

dituntut untuk melancarkan proses pembelajaran di kelas, sehingga proses

interaksi antara guru-murid lebih berjalan lancar dan menyenangkan.

Manfaat praktis dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbandingan penggunaan gaya bahasa dan bahasa kiasan yang digunakan di

dalam lirik lagu grup musik Peterpan dalam album Alexandria dan grup musik

Ungu dalam album Melayang. Selain itu, dengan penelitian ini juga diharapkan

dapat memberikan variasi serta motivasi terhadap siswa SMA dalam kegiatan

belajar di sekolah. Variasi dalam merancang suatu model atau strategi

pembelajaran semacam inilah yang dibutuhkan seorang guru sebagai fasilitator

untuk memfasilitasi siswanya untuk membantu menyempurnakan proses

pembelajaran di kelas, sehingga antara guru dan siswa terdapat suatu hubungan

harmonis, dekat, dan sinkron atau nyambung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis di atas, maka

penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut.

1) Apakah jenis gaya bahasa yang terdapat pada lirik lagu Peterpan

dalam album Alexandria dan Ungu dalam album Melayang?

2) Apakah Jenis bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu Peterpan

dalam album Alexandria dan Ungu dalam album Melayang?

3) Jenis gaya bahasa dan bahasa kiasan apa yang dominan muncul dalam

lirik lagu Peterpan dan Ungu?

Page 21: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

4) Apakah makna yang terkandung dalam gaya bahasa maupun dalam

bahasa kiasan yang terdapat dalam lirik-lirik lagu Peterpan maupun

Ungu?

5) Perbedaan apa yang terdapat dalam gaya bahasa dan bahasa kiasan

yang digunakan antara lirik lagu Peterpan maupun Ungu?

6) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara gaya bahasa dan

bahasa kiasan yang digunakan dalam lirik lagu Peterpan maupun

Ungu?

7) Bagaimana aplikasi teori tentang gaya bahasa dan bahasa kiasan

terhadap lirik lagu Peterpan dan Ungu?

8) Dengan metode dan model pembelajaran yang digunakan, bagaimana

cara untuk menarik perhatian para siswa SMA dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas?

9) Bagaimana perbandingan gaya bahasa dan bahasa kiasan antara lirik

lagu Peterpan album Alexandria dengan lirik lagu Ungu album

Melayang?

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan penulis, maka penelitian ini

akan dibatasi pada perbandingan penggunaan gaya bahasa dan bahasa kiasan yang

terdapat dalam lirik-lirik lagu grup musik Peterpan dan grup musik Ungu, serta

aplikasinya dalam proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA.

Page 22: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

ditentukan penulis, maka masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah,

“Bagaimana perbandingan gaya bahasa dan bahasa kiasan pada lirik lagu

Peterpan dalam album Alexandria dengan lirik lagu Ungu dalam album

Melayang, serta aplikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA?”

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan berguna bagi

siswa, guru, kurikulum, dan bagi sekolah. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Bagi Siswa

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat membuat siswa

merasakan kenyamanan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia di SMA. Penelitian ini juga dilakukan untuk

membuang tabiat bahwa menurut sebagain besar siswa, pelajaran Bahasa

Indonesia itu membosankan.

2) Bagi Guru

Banyak cara dan strategi yang dapat digunakan guru untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Namun dengan dilakukannya penelitian ini,

diharapkan dapat berguna untuk membuat variasi dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah sehingga dapat memacu motivasi siswa untuk belajar

bahasa Indonesia.

Page 23: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

3) Bagi Kurikulum

Kegunaan penelitian ini adalah agar kurikulum yang merupakan landasan

yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah, dapat

dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya dengan berbagai macam cara yang

baik dan variatif.

4) Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa kontribusi

dalam pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia.

Page 24: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

BAB II

KAJIAN TEORETIS

Dalam bab ini, penulis mendeskripsikan teori menurut para ahli tentang

hakikat gaya bahasa, hakikat bahasa kiasan, hakikat lirik lagu, dan aplikasi dalam

pembelajaran di SMA. Setelah itu, penulis menerangkan penelitian yang relevan

dan mengemukakan landasan berpikir dari penulis sendiri.

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Hakikat Gaya Bahasa

Untuk membuat suatu karya yang baik dan dapat diterima masyarakat luas,

para penulis ataupun para pencipta lirik lagu atau seorang komposer banyak

menggunakan berbagai macam gaya bahasa, selain untuk memperindah karyanya,

juga untuk mengungkapkan isi pemikiran dan jiwa si penulis sendiri di dalam

karyanya. Sesuai dengan yang diungkapkan Keraf bahwa “gaya bahasa adalah

cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang menunjukkan jiwa

serta kepribadian penulisnya”.5 Hal itu dilakukan agar hasil karyanya baik itu

sebuah lagu atau pun puisi memiliki nilai rasa dan seni yang tinggi sehingga

banyak diminati masyarakat. Dengan begitu, baik itu dari penulis maupun

pendengar atau pembacanya mendapatkan kepuasan tersendiri. Penulis merasa

puas karena hasil imajinasinya dan juga curahan hati dan pikirannya banyak

5 Gorys Keraf, 1994, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 113.

Page 25: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

disukai masyarakat. Begitu pun dengan pendengar atau pembaca, merasakan

kepuasan karena telah menikmati suatu karya yang indah. Dengan begitu, maka

antara penulis dan pembaca atau pendengar terjadi timbal balik.

Dijelaskan pula oleh Semi bahwa “gaya bahasa adalah upaya yang

dilakukan seseorang menurut pilihannya untuk menimbulkan efek tertentu

terhadap tuturannya bagi pembaca atau pendengar”6. Maka dari itu, dengan

menggunakan gaya bahasa dalam suatu karya, diharapkan para pembaca maupun

pendengar khususnya dapat merasakan semacam nilai estetik yang terkandung di

dalam sebuah karya.

Tarigan mengungkapkan suatu definisi bahwa “gaya bahasa merupakan

bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk

meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca”.7 Selanjutnya,

dijelaskan oleh Pradopo bahwa “gaya bahasa merupakan cara penggunaan bahasa

secara khusus untuk mencipatkan efek tertentu. Dalam karya sastra, efek ini

adalah efek estetik yang turut menyebabkan karya sastra bernilai seni”.8 Pendapat

seperti ini dikemukakan juga oleh Hartoko dan Rahmanto dalam Pradopo yang

menyatakan bahwa ”gaya bahasa adalah cara khas yang dipakai seseorang untuk

mengungkapkan diri (gaya pribadi)”.9 Dengan begitu dapat dikatakan juga bahwa

gaya bahasa ini merupakan cara atau ekspresi yang ingin diungkapkan dari diri si

6 M. Atar Semi, 1993, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, hlm. 53.

7 Henry Guntur Tarigan, 2009, Pengajaran Gaya Bahasa, Bandung: Angkasa, hlm. 4.

8 Rachmat Djoko Pradopo, 2009, Pengkajian Puisi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

hlm. 264.

9 Ibid.

Page 26: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

pengarang yang disampaikan dengan menggunakan bahasa dalam karya-karya

yang diciptakannya.

Selain itu, masih mengenai definisi tentang gaya bahasa, Dale dalam

Tarigan menjelaskan bahwa:

gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan

efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda

atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Secara

singkat, penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta

menimbulkan konotasi tertentu.10

Wibowo juga mengungkapkan bahwa “gaya bahasa adalah cara

mengungkapkan diri sendiri melalui bahasa, sehingga berbeda dengan yang lain,

yakni dibaca pembacanya karena disajikan menarik”.11

Pendapat Wibowo tersebut

juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kridalaksana dalam Pradopo bahwa

“gaya bahasa itu merupakan keseluruhan ciri-ciri khusus sekelompok penulis

sastra”.12

Jadi, gaya bahasa memang pemikiran pribadi pengarang karena

pendapat dan gagasannya merefleksikan pengarang dalam menulis karya.

Berbicara tentang gaya bahasa, gaya bahasa ini merupakan sebuah alat

yang digunakan untuk menyampaikan pikiran atau perasaan penulis. Seperti yang

diungkapkan oleh Slametmuljana dalam Pradopo bahwa “gaya bahasa ialah

10 Henry Guntur Tarigan, Loc. Cit.

11

Wahyu Wibowo, 2001, Manajemen Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 36.

12 Rachmat Djoko Pradopo, Loc. Cit.

Page 27: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati

penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca”.13

Dari beberapa pendapat para ahli yang melengkapi satu sama lain tersebut,

akhirnya penulis dapat menyimpulkan definisi tentang gaya bahasa, yaitu suatu

susunan kata-kata yang diciptakan dengan menggunakan ekspresi, perasaan,

gagasan, maupun pemikiran pribadi penulis, yang dapat menghidupkan kata-kata

tersebut serta memberikan nilai rasa dan keindahan di dalamnya, sehingga dapat

menimbulkan suatu pengaruh tertentu bagi pembaca ataupun pendengar yang

menikmati karyanya.

Penggunaan bahasa juga memiliki beberapa tujuan, seperti yang

diungkapkan oleh Perine dalam Djojosuroto bahwa “tujuan gaya bahasa antara

lain (1) agar menghasilkan kesenangan yang bersifat imajinatif, (2) agar

menghasilkan makna tambahan, (3) agar dapat menambah intensitas dan

menambah konkrit sikap dan perasaan penyair, (5) agar makna yang diungkapkan

lebih padat”.14

Setelah berbagai macam definisi dan teori mengenai gaya bahasa yang

telah dijelaskan dari para ahli, selanjutnya dalam gaya bahasa itu sendiri memiliki

bermacam-macam jenis. Seperti yang dikemukakan oleh Semi tentang macam-

macam gaya bahasa yang dapat digunakan yaitu “inversi, repetisi, koreksi,

13 Ibid., hlm. 93.

14

Kinayati Djojosuroto, 2006, Pengajaran Puisi (Analisis dan Pemahaman), Bandung: Nuansa,

hlm. 17.

Page 28: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

klimaks, anti klimaks, antithesis, pertanyaan retoris, alusio, pararelisme, sarkasme,

simbolik, pleonasme, paradoks, proterito, asindeton, dan polisindeton”15

.

Pembagian mengenai gaya bahasa juga diungkapkan oleh Rachmat Djoko

Pradopo bahwa gaya bahasa meliputi “tautologi, pleonasme, enumerasi,

pararelisme (persejajaran), retorik retisense, hiperbola, paradoks, dan kiasmus.”16

Bisa dilihat jenis gaya bahasa baik menurut Atar Semi maupun Pradopo ada

beberapa persamaan yang saling melengkapi antara satu dengan yang lain.

Selain itu, Tarigan juga mengungkapkan tentang jenis-jenis gaya bahasa

yang terdiri dari “gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya

bahasa pertautan, dan gaya bahasa pengulangan”.17

Tentunya masih banyak pendapat para ahli yang menerangkan tentang

definisi gaya bahasa maupun jenis-jenis gaya bahasa. Bisa dilihat bahwa antara

pendapat satu dengan lainnya terdapat persamaan dan juga perbedaan yang saling

melengkapi satu sama lain. Seperti yang dijelaskan di awal, bahwa manusia

memiliki tingkat imajinasi dan kemampuan berpikir yang bermacam-macam, yang

menjadikan manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu yang paling

besar mempunyai ciri ataupun karakteristik tersendiri yang dapat membedakan

antara satu individu dengan individu yang lainnya. Hal itu lah yang menyebabkan

terjadinya perbedaan-perbedaan yang tentu saja semakin memperkaya ilmu

pengetahuan.

15

M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 53-56.

16

Rachmat Djoko Pradopo, Op. Cit., hlm. 95.

17 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 5.

Page 29: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Dari berbagai pendapat para ahli yang telah diuraikan, kemudian penulis

menentukan jenis-jenis gaya bahasa yang dianggap sangat menunjang untuk

digunakan sebagai bahan penelitian. Jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan

penulis dari pendapat para ahli diambil delapan jenis, gaya bahasa tersebut adalah

meliputi, (1) repetisi, (2) inversi, (3) Aliterasi, (4) Asonansi, (5) pararelisme, (6)

simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton. Berikut akan diterangkan satu

persatu tentang gaya bahasa yang penulis gunakan tersebut.

1) Repetisi

Repetisi merupakan pengulangan kata secara beberapa kali untuk

menguatkan tekanan. Semi menjelaskan “repetisi adalah pengulangan

kata yang sudah disebut atau menggantinya dengan sinonimnya

dengan maksud memberi tekanan dan mengeraskan arti”18

. Jadi, jelas

bahwa repetisi adalah gaya bahasa yang menggunakan pengulangan

kata-kata yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh:

- semua yang membebaniku, sungguh membebaniku, sungguh

membebaniku, sungguh membebaniku

- aku menunggumu, menunggumu, menunggumu, mati

didepanku, didepanku, didepanku.

2) Inversi

18 M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 53.

Page 30: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Inversi merupakan gaya bahasa yang penggunaannya memutar

balikkan subjek dengan predikat. Sehingga menimbulkan ciri khas

tersendiri ketika dibacakan atau diperdengarkan. Semi menjelaskan

bahwa “inversi adalah penggunaan atau pemakaian kalimat dengan

jalan membalikkan subjek dan predikat: artinya predikat didahulukan

dari subjek”.19

Hal ini dilakukan untuk memberi efek tertentu kepada

pembaca. Contoh:

- lemah tetap menari langkahku

3) Aliterasi

Aliterasi adalah jenis gaya bahasa yang berwujud pemakaian kata-kata

yang memiliki permulaan kata maupun konsonan yang sama.

Perulangan pada konsonan tersebut dimaksudkan untuk memberikan

keindahan pada suatu kalimat ketika dibacakan atau dinyanyikan.

Tarigan mengungkapkan bahwa “aliterasi adalahsejenis gaya bahasa

yang memanfaatkan purwakanti maupun pemakaian kata-kata yang

permulaannya sama bunyinya”.20

- Bayangkan ku melayang, seluruh nafasku terbang, bayangkan

ku menghilang

19 Ibid.

20

Henry Guntur Tarigan. Op. Cit., hlm. 175.

Page 31: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

4) Asonansi

Kebalikan dari aliterasi, gaya bahasa asonansi diartikan sebagai

perulangan vocal yang sama dalam susunan kata-kata. Asonansi

merupakan gaya bahasa yang berwujud pengulangan vocal yang sama.

Tarigan mengungkapkan bahwa “asonansi adalah jenis gaya bahasa

yang berwujud perulangan vocal yang sama. Biasanya digunakan

dalam prosa untuk memperoleh penekanan atau menyelamatkan

keindahan”.21

- Ku harus lepaskanmu, melupakan senyummu

- Tersenyum meluhatmu termenung meliatku

5) Pararelisme

Gaya bahasa pararelisme atau penegasan pengucapan digunakan untuk

mempertegas suatu pernyataan sebagai keseriusan. Seperti yang

diungkapkan Semi bahwa pararelisme adalah “pengulangan

pengucapan kalimat dengan maksud menegaskan kembali atau untuk

memberi efek semangat dan kesungguhan.”22

Contoh:

- aku ingin engkau selalu, hadir dan temani aku, disetiap

langkah yang meyakiniku, kau tercipta untukku.

21 Ibid., hlm. 176

22

M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 55.

Page 32: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

6) Simploke

Simploke adalah jenis gaya bahasa yang menunjukan kata ulang di

dalam kalimatnya, baik itu di awal maupun di akhir. Seperti yang

diungkapkan Tarigan bahwa “simploke adalah gaya bahasa berupa

pengulangan kata di awal dan diakhir pada beberapa baris atau kalimat

berturut-turut.”23

. Pengulangan yang terjadi pada simploke bukan

merupakan penekanan seperti repetisi maupun pararelisme untuk

menyatakan suatu kesungguhan, tetapi hanya sebagai permainan kata

agar terkesan lebih menarik. Contoh:

- Mengapa hidup begitu sepi Apakah hidup seperti ini

Mengapa ku selalu sendiri Apakah hidupku tak berarti

7) Pleonasme

Pleonasme merupakan penggunaan kata yang berlebihan, maksud dari

berlebihan disini adalah kata yang dituliskan sebenarnya sudah cukup

jelas, namun kembali ditambahkan kata selanjutnya dengan maksud

agar dapat lebih menguatkan makna. Pradopo menjelaskan bahwa

“pleonasme merupakan sarana retorika yang menyatakan keadaan

secara dua kali, tetapi kata yang selanjutnya sebenarnya telah tersimpul

dalam kata pertama”.24

Contoh:

- Lihat ke langit luas

23 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 196.

24

Rachmat Djoko Pradopo, Op. Cit., hlm. 95.

Page 33: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

8) Asindeton

Asindeton merupakan salah satu jenis gaya bahasa yang menuliskan

suatu susunan kata tidak menggunakan kata-kata penghubung, kadang

hanya dipisahkan oleh tanda koma. Menurut Semi, asindeton adalah

“gaya bahasa yang menyebutkan urutan kata tanpa menggunakan kata

sambung untuk menunjukkan keseluruhan kata-kata itu.”25

Dengan

kata lain, gaya bahasa asindeton ini dalam penerapannya tidak

menggunakan kata-kata seperti „dan‟, „dengan‟,‟serta‟,dll.. Contoh:

- ini bukan maumu, ini bukan inginmu

2.1.2 Hakikat Bahasa Kiasan

Selain gaya bahasa, untuk menambahkan unsur kepuitisan dan keindahan

yang lain maka digunakan juga bahasa kiasan. Bahasa kiasan ini digunakan

dalam sebuah sajak, syair, maupun lirik, agar menjadi sangat menarik dan

menimbulkan kejelasan ketika dibacakan atau diperdengarkan, serta memberikan

kejelasan gambaran angan yang dideskripsikan melalui kata-kata yang

diungkapkan penulis maupun seorang komposer atau pencipta lagu.

Banyak pendapat yang menjelaskan bahwa bahasa kiasan itu sama dengan

gaya bahasa. Selain itu, ada pendapat juga yang menjelaskan bahwa bahasa

kiasan merupakan bagian dari gaya bahasa. Seperti pendapat dari Semi yang

menjelaskan bahwa ”kiasan atau perlambangan itu merupakan bagian dari gaya

25 M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 56.

Page 34: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

bahasa. Gaya bahasa itu lebih luas dari kiasan, perumpamaan maupun

perlambangan.”26

Selain pendapat tersebut, ada juga yang berpendapat bahwa gaya bahasa

itu berbeda dengan bahasa kiasan seperti misalnya Pradopo, yang memisahkan

antara gaya bahasa dan bahasa kiasan dalam bukunya yang berjudul Pengkajian

Puisi. Beberapa pendapat yang berbeda tersebut tidak bisa disalahkan begitu saja,

mengingat yang mengeluarkan pendapat adalah para ahli yang telah teruji dalam

bidang ini. Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana memahami berbagai

macam teori yang ada untuk digunakan, karena bagaimanapun juga antara satu

pendapat dengan pendapat yang lain sifatnya saling melengkapi.

Dalam penelitian ini, penulis memisahkan antara bahasa kiasan dengan

gaya bahasa. Hal ini dilakukan karena penulis melihat memang ada perbedaan

tersendiri antara gaya bahasa dengan bahasa kiasan. Perbedaan yang penulis

ketahui adalah bahwa gaya bahasa merupakan suatu susunan kata-kata yang

diciptakan dengan menggunakan ekspresi, perasaan, gagasan atau pemikiran

penulis sehingga memberikan nilai estetis dalam suatu karya. Sedangkan bahasa

kiasan adalah sebuah perlambangan, perumpamaan, ataupun menjelaskan suatu

hal dengan hal lainnya. Hal ini dilakukan penulis agar karyanya terasa lebih

hidup dan jelas dalam mengambarkan suatu hal.

Mengenai bahasa kiasan, diungkapkan oleh Pradopo bahwa “bahasa kiasan

adalah mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya

26 Ibid., hlm. 53.

Page 35: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup.”27

Pendapat itu sejalan

dengan yang diungkapkan oleh Altenbernd dalam Pradopo bahwa “bahasa kiasan

itu mempunyai sesuatu hal (sifat) yang umum, yaitu bahasa-bahasa kiasan

tersebut mempertalikan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan sesuatu

yang lain.”28

Chaer menjelaskan bahwa “semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun

kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual,

atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan.”29

Itulah yang menyebabkan

mengapa banyak yang berpendapat bahwa bentuk bahasa kiasan memiliki makna

yang agak sulit diinterpretasikan, contohnya adalah puisi. Bahasa kiasan ini

dibentuk dengan memperhatikan adanya persamaan sifat, keadaan bentuk, warna,

tempat, dan waktu antara dua benda yang dibandingkan. Semi menjelaskan

bahwa “bahasa kiasan adalah memberi makna lain dari suatu ungkapan, atau

memisalkan seseorang untuk mengatakan sesuatu yang lain.”30

Selain itu, Suprapto berpendapat bahwa “kiasan adalah perumpamaan arti

kata yang bukan sebenarnya”.31

Tentunya bisa dilihat pengertian ataupun definisi

tentang bahasa kiasan menurut para ahli tersebut memiliki penjelasan yang relatif

sama tentang bahasa kiasan. Persamaan dari berbagai pendapat tersebut, secara

umum menjelaskan bahwa bahasa kiasan merupakan pengiasan serta

27 Rachmat Djoko Pradopo, Op.Cit., hlm. 62.

28

Ibid.

29 Abdul Chaer, 2002, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, hlm 77.

30

M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 50.

31 Suprapto, 1991, Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia, Surabaya: INDAH

Surabaya, hlm. 42.

Page 36: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

perumpamaan akan suatu hal yang ingin disampaikan oleh penulis ataupun

pengarang, diungkapkan dengan cara disamakan dengan hal lainnya.

Luxemburg diterjemahkan oleh Hartoko menjelaskan bahwa “bahasa

kiasan sering dipandang sebagai ciri khas bagi jenis sastra yang biasa disebut

puisi”.32

Meskipun tidak semua puisi menggunakan bahasa-bahasa kiasan, tetapi

dalam banyak sajak, kiasan itu penting bagi susunan makna baik itu untuk puisi,

maupun sesuatu yang menyerupai puisi seperti contohnya lirik lagu. Semi

mengungkapkan bahwa “lirik diartikan juga sebagai puisi yang dinyanyikan.”33

Oleh karena itu, kiasan yang identik dengan puisi dapat disimpulkan juga dekat

dengan lirik lagu yang digunakan para komposer atau pencipta lagu untuk

menciptakan sebuah lirik lagu yang indah dan dapat disenangi pendengarnya.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, akhirnya penulis menyimpulkan

bahwa bahasa kiasan adalah suatu perumpamaan maupun perlambangan akan

suatu hal dengan hal yang lainnya, akan tetapi masih memiliki persamaan sifat

maupun keadaannya, sehingga menimbulkan kesan lebih hidup.

Setelah menerangkan beberapa pendapat ahli mengenai definisi bahasa

kiasan, selanjutnya akan dijelaskan mengenai jenis-jenis bahasa kiasan. Bahasa

kiasan ini memiliki berbagai macam jenis yang dapat digunakan untuk membuat

suatu puisi, syair, ataupun lirik. Semi menjelaskan pembagian tentang bahasa

kiasan bahwa “ada dua macam kiasan yaitu kiasan langsung dan tak langsung.

32 . J. V. Luxemburg, et.al. , diterjemahkan Dick Hartoko, 1992, Pengantar Ilmu Sastra, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, hlm. 187.

33 M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 106.

Page 37: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Kiasan tak langsung meliputi perlambangan atau metafora, alegori, personifikasi,

hiperbola, litotes, eufumisme, sinekdokse pars prototo, sinekdose totem proparte,

dan ironi”.34

Jenis bahasa kiasan yang dijelaskan oleh Atar Semi tersebut

termasuk yang paling lengkap dikemukakan. Selain itu, jenis-jenis bahasa kiasan

yang dijelaskan tersebut sering juga disebut sebagai majas dalam bahasa

Indonesia. Selanjutnya, Tarigan menambahkan depersonifikasi selain adanya

personifikasi. Ia berpendapat bahwa “depersonifikasi atau pembendaan adalah

kebalikan dari personifikasi”.35

Luxemburg, diterjemahkan oleh Hartoko menjelaskan bahwa “bahasa

kiasan dibagi menjadi dua kategori pokok yaitu metafora dan perumpamaan,

selain itu ada juga metonimia dan sinekdoke.”36

Selanjutnya, oleh Pradopo juga

diterangkan tentang jenis-jenis bahasa kiasan yang antara lain adalah

“perbandingan (simile), metafora, perumpamaan epos (epic simile), personifikasi,

metonimi, sinekdoki, dan alegori”.37

Demikianlah bermacam-macam jenis bahasa kiasan yang diungkapkan

oleh para ahli. Dari bermacam-macam bahasa kiasan tersebut terlihat memiliki

beberapa persamaan dan juga perbedaan. Tapi pada dasarnya, variasi tentang

bahasa kiasan tersebut dari pendapat satu ke pendapat lainnya cenderung memiliki

banyak persamaan. Perbedaan rumusan tentang variasi bahasa kiasan tentu saja

karena berbagai faktor diantaranya adalah perbedaan daya pikir mengenai sesuatu

34 Ibid., hlm. 50-53.

35

Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 21. 36

J. V. Luxemburg, et.al., Loc. Cit.

37

Rachmat Djoko Pradopo, Loc. Cit.

Page 38: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar diri pribadi para ahli

tersebut.

Dari berbagai pendapat para ahli yang telah diuraikan, penulis menentukan

jenis-jenis bahasa kiasan yang dianggap dapat menunjang dan selanjutnya

digunakan sebagai bahan penelitian. Sama halnya dengan penggunaan gaya

bahasa yang akan digunakan dalam penelitian ini, jenis-jenis bahasa kiasan yang

digunakan penulis juga mengambil delapan jenis. Delapan bahasa kiasan tersebut

meliputi, (1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5)

depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi dan (8) litotes. Berikut akan diterangkan

satu persatu tentang bahasa kiasan yang digunakan tersebut.

1) Perbandingan (Simile)

Bahasa kiasan perbandingan atau simile, merupakan bahasa kiasan

yang menyamakan sesuatu dengan suatu hal yang lain dengan

menggunakan kata-kata yang pembanding yang bersifat tak langsung

misalnya, bagaikan, bak, seperti, laksana, dll.. Tarigan menjelaskan

“perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya

berlainan dan sengaja dianggap sama”.38

Contoh:

- Hatiku hampa sepertinya luka menghampirinya

2) Metafora

Hampir sama dengan kiasan perbandingan, metafora adalah kiasan

yang fungsinya juga membandingkan. Hanya saja, kiasan metafora ini

38 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 10.

Page 39: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

digunakan secara langsung dan tidak menggunakan kata-kata

penghubung seperti halnya yang digunakan oleh perbandingan.

Akhmadi menjelaskan bahwa “metafora adalah kiasan yang digunakan

untuk menyatakan sesuatu hal atau peristiwa dengan menggunakan

suatu perbandingan langsung”.39

Contoh:

- Bayangkan ku melayang, seluruh nafasku terbang

3) Alegori

Alegori sebenarnya adalah metafora yang diteruskan ataupun

pengiasan secara beruntun. Sesuai dengan pendapat Semi yang

menjelaskan bahwa “alegori adalah pemakaian beberapa kiasan secara

beruntun. Semua sifat yang ada pada benda itu dikiaskan.”40

Dengan

begitu, kiasan ini bisa disebut sebagai cerita kiasan atau lukisan kiasan

yang berkesinambungan. Itulah sebabnya mengapa disebut metafora

yang diteruskan. Contoh:

- Yang terindah meski terlupakan, dan selalu terangi dunia

mereka-reka, hanya aku dan bintang

4) Personifikasi

Bahasa kiasan ini mempersamakan benda mati dengan tingkah laku

yang bisa dilakukan manusia. Benda-benda tersebut dibuat seakan-

akan bisa berpikir, berbuat, dan sebagainya. Semi menjelaskan tentang

personifikasi, “yaitu mengungkapkan atau mengutarakan sesuatu

39 Mukhsin Akhmadi, 1990, Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia, Malang: Yayasan Asah

Asih Asuh, hlm. 180.

40

M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 51.

Page 40: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

benda dengan membandingkannya dengan tingkah dan kebiasaan

manusia”.41

Contoh:

- Dan rasakan semua bintang memanggil tawamu terbang ke

atas

5) Depersonifikasi

Kebalikan dari personifikasi, depersonifikasi adalah pembendaan yang

menyebabkan manusia seperti tidak memiliki pikiran dan tak bisa

melakukan suatu perbuatan apapun seakan-akan manusia menyerupai

benda mati. Tarigan menjelaskan bahwa “depersonifikasi atau

pembendaan, adalah kebalikan dari personifikasi atau penginsanan”.42

Contoh:

- Menatap indahnya senyuman di wajahmu, membuatku terdiam

dan terpaku.

6) Hiperbola

Hiperbola merupakan suatu perbandingan ataupun perlambangan yang

berlebih-lebihan atau dibesar-besarkan, padahal kenyataannya tidak

sejauh dengan yang diungkapkan. Pradopo menjelaskan definisi

tentang hiperbola, “yaitu sarana yang melebih-lebihkan suatu hal atau

41 Ibid.

42

Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 21

Page 41: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

keadaan. Maksudnya di sini untuk menyangatkan, untuk intensitas, dan

ekspresivitas”.43

Contoh:

- Kau hancurkan hatiku

7) Ironi

Kiasan ini merupakan kiasan yang mengejek, menyindir, ataupun

bersifat mengingatkan, akan tetapi dengan pengungkapan secara

berlawanan namun tetap membuat orang yang menjadi sasaran tuturan

merasa tersinggung. Semi menjelaskan pengertian bahwa “ironi adalah

sebuah pengucapan, akan tetapi yang diucapkan mengandung arti

kebalikannya”.44

Contoh:

- Tak usah kau tanyakan lagi, simpan untukmu sendiri

- Apa yang kau lakukan dibelakangku, mengapa tak kau

tunjukkan dihadapanku

8) Litotes

Litotes merupakan kiasan yang didalam pengungkapannya

menyeatakan sesuatu yang positif dengan bentuk negatif atau bentuk

yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya. Moeliono menyatakan

bahwa “litotes mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan

43 Rachmat Djoko Pradopo, Op. Cit., hlm. 98.

44

M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 53.

Page 42: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

yang sebenarnya.”45

Dengan kata lain, litotes ini bisa digunakan untuk

merendahkan suatu keadaan yang mungkin saja keadaan yang

sebenarnya tidak seperti itu.

- Kukatakan dengan indah, dengan terbuka, hatiku hampa

- Mungkin ku salah megartikannya

2.1.3 Hakikat Lirik Lagu

Lirik lagu merupakan suatu karya yang menggunakan bahasa tulis yang

biasanya berupa rangkaian kata dengan diksi yang indah, juga menggunakan gaya

bahasa dan bahasa kiasan sama saja halnya dengan puisi. Artinya, lirik lagu sama

saja dengan puisi apabila dilihat di atas kertas. Seperti pendapat yang

dikemukakan oleh Semi, “Lirik diartikan juga sebagai puisi yang dinyanyikan,

karena itu ia disusun dengan susunan yang sederhana dan mengungkapkan sesuatu

yang sederhana pula”.46

Selain itu, Suprapto juga menjelaskan tentang lirik yaitu, “karya sastra

yang berisi curahan pribadi, bersifat subjektif, didasarkan pada rasa kasih sayang,

rindu dendam, suka dan benci, kepastian dan kesangsian, kegembiraan, kesedihan,

dan sebagainya”.47

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa lirik

termasuk juga ke dalam karya sastra.

Keindahan yang dimiliki dari lagu tentu tidak dapat terlepas dari unsur

lirik sebagai bahasa, dan musik sebagai iramanya. Sebuah lagu menjadi lebih

45 Anton M Moeliono, 1984, Diksi atau Pilihan Kata (suatu spesifikasi di dalam kosakata),

Jakarta: PPPGB (naskah), hlm. 58.

46 M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 106.

47

Suprapto, Op. Cit., hlm. 46.

Page 43: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

indah dan dinikmati para pendengar karena musik yang mengiringinya. Sehingga

antara lirik yang menggunakan bahasa, dengan musik sebagai iramanya sudah

menjadi satu kesatuan yang utuh. Seorang penyanyi baru bisa dikatakan menyanyi

dengan sungguh-sungguh hanya apabila ada musik yang mengiringi nyanyiannya.

Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Soemarjo bahwa “Unsur

musik atau irama digunakan untuk mengiringi bahasa yang disusun sebagai lirik

lagu. Lirik lagu yang baik dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan

komponis kepada para pendengarnya”.48

Irama atau ritme (rhythm) dan lirik lagu sama-sama memberikan nilai

estetis apabila dipadukan dan menjadi satu kesatuan. Selain hal ini akan

menimbulkan daya pukau bagi para pendengarnya, juga dapat mempertajam

makna yang tersirat dari sebuah lagu yang dinyanyikan. Mengenai irama, Semi

menjelaskan bahwa “irama adalah suatu gerak yang teratur, suatu rentetan bunyi

berulang dan menimbulkan variasi-variasi bunyi yang menciptakan gerak yang

hidup”.49

Sejalan dengan pendapat tersebut, Pradopo berpendapat bahwa “irama

adalah pergantian berturut-turut secara teratur”.50

Jadi dapat disimpulkan bahwa

irama adalah suatu rentetan dan gerakan bunyi yang teratur dan bervariasi

sehingga menciptakan suatu karya menjadi lebih menarik.

Selain itu, satu hal yang tak kalah penting adalah bunyi. Unsur yang sangat

menentukan keindahan irama dalam mengiringi sebuah lirik lagu adalah

kemerduan dari bunyi. Tanpa adanya bunyi yang merdu maka tidak akan tercipta

48 Sumarjo, L. E., 1978, Komponis, Pemain, Publik, Jakarta: Pustaka Jaya, hlm. 35.

49

M. Atar Semi, Op. Cit., hlm. 120.

50 Rachmat Djoko Pradopo, Op. Cit., hlm. 40.

Page 44: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

suatu lagu yang harmonis maupun puisi yang nyaman didengar. Dengan kata lain,

bunyi sangat erat hubungannya dengan unsur irama (rhythm) dan liriknya. Bunyi

juga sangat berperan dalam memberikan sugesti dan memperdalam makna kepada

para pendengar dan juga penikmatnya ketika sebuah lagu dilantunkan.Seperti

yang dikemukakan oleh Pradopo bahwa:

bunyi bersifat estetik untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif

bagi sebuah puisi. Bunyi erat kaitannya dengan anasir-anasir musik seperti

lagu, melodi, irama, dan sebagainya. Bunyi juga memiliki tugas yang lebih

penting lagi, yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, dan

menimbulkan bayangan angan yang jelas, menimbulkan suasana yang

khusus, dan sebagainya.51

Ketika kita mendengarkan suatu alunan lagu yang diiringi musik dengan

rentetan yang indah, kita dapat merasakan betapa besar pengaruh bunyi bagi

keindahan sebuah lagu. Seperti yang dikemukakan Wellek dan Werren bahwa

“karya sastra terutama puisi lirik, sisi vokalnya dapat merupakan faktor yang

paling penting dalam keseluruhannya”.52

Dari situlah pendengar bisa tersugesti

lebih dalam ketika mendengarkan sebuah lagu. Oleh karena itu, unsur kemerduan

bunyi juga sangat penting, selain menambah nilai estetis, juga dapat menimbulkan

angan dan suasana yang khusus.

Selanjutnya, salah satu yang menentukan keindahan dalam sebuah lirik

lagu adalah diksi (pemilihan kata). Mengenai diksi, Keraf menjelaskan bahwa

diksi mencakup “(1) pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan, (2) Kemampuan membedakan secara tepat nuansa-

51 Ibid., hlm. 22.

52

Renne Wellek dan Austin Werren, 1993, Teori Kesusastraan, Jakarta: Gramedia, hlm. 179

Page 45: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

nuansa makna yang disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang

sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki masyarakat”.53

Oleh karena itu,

sama halnya dengan irama, lirik, dan bunyi, diksi dalam lirik lagu juga sangat

penting peranannya. Kita bisa melihat sendiri bagaimana seorang komposer atau

pencipta lagu mampu mengolah kata-kata dengan diksi yang baik dan indah. Para

komposer tersebut memiliki ciri khas masing-masing dalam menggunakan diksi

dalam lagu-lagu yang diciptakan guna menarik perhatian para pendengar

karyanya. Contoh diksi yang digunakan dalam lirik lagu grup musik Peterpan dan

Ungu berikut.

Lihat ke langit luas

Dan semua musim terus berganti

Tetap bermain awan

Merangkai mimpi dengan khayalku

Selalu bermimpi dengan hariku

Pernah kau lihat bintang

Bersinar putih penuh harapan

Tangan halusnya terbuka

Coba temani, dekati aku

Selalu terangi gelap malamku

Dan rasakan semua bintang

53 Gorys Keraf, Op. Cit., hlm. 24.

Page 46: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Memanggil tawamu terbang ke atas

Tinggalkan semua, hanya kita dan bintang

Yang terindah meski terlupakan

Dan selalu terangi dunia mereka-reka

hanya aku dan bintang

Peterpan, Aku dan Bintang, 2005

Menatap indahnya senyuman di wajahmu

Membuatku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau peluk mesra tubuhku

Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan Kepada dirimu

Aku ingin engkau selalu Hadir dan temani aku

Di setiap langkah yang meyakiniku

Kau tercipta untukku

Meski waktu akan selalu Memanggil seluruh ragaku

Ku ingin kau tahu ku selalu milikmu

Yang mencintaimu sepanjang hidupku

Ungu, Tercipta Untukku, 2005

Page 47: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Bisa dilihat perbedaan diksi antara lirik lagu Peterpan berjudul Aku dan

Bintang dengan lirik lagu Ungu berjudul Tercipta Untukku tersebut. Apabila

dibaca secara sekilas, lirik lagu Peterpan menggunakan kata-kata yang tidak biasa

kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mudah untuk

menginterpretasikan maknanya kecuali apabila kita menginterpretasikannya lebih

dalam. Berbeda dengan lirik lagu Ungu, dibaca sekilas pun masyarakat pasti

sudah bisa menginterpretasikan maknanya karena bahasa yang digunakan biasa

kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, sudah jelas bahwa

setiap penulis lagu atau komposer menulis lirik lagu dengan ciri khas sesuai

dengan tingkat imajinasi yang dimilikinya, sehingga antara satu komposer

dengan komposer yang lainnya memiliki karakteristik tertentu pada karyanya

masing-masing.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa lirik lagu

adalah serangkaian kata-kata yang disusun dan digunakan oleh seorang pencipta

lagu untuk mengungkapkan ekspresi dan pikirannya dengan cara dituangkan

kedalam tulisan yang menyerupai sebuah puisi, namun diiringi dengan irama dan

melodi sehingga lebih memberikan nilai seni dan nilai estetik yang tinggi.

2.1.4 Aplikasi Pembelajaran Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan dalam

Kurikulum SMA

Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa merupakan suatu alat yang tidak bisa

terlepas dari kegiatan manusia. Bahasa yang secara umum merupakan alat untuk

berkomunikasi adalah alat yang paling efektif untuk menyampaikan sesuatu

kepada orang lain. Oleh karena itu, agar penggunaan bahasa dapat berjalan dengan

Page 48: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

baik maka diperlukan pengajaran mengenai bahasa itu sendiri. Sesuai dengan

pendapat Imran bahwa “belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri

seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman”.54

Sehingga

dapat disimpulkan bahwa keberhasilan yang didapat dalam belajar maka akan

seterusnya melekat dalam diri seseorang. Mengenai keberhasilan proses belajar,

Dimyati dan Mudjiono berpendapat bahwa “belajar merupakan tindakan dan

perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh

siswa sendiri. Siswa merupakan penentu terjadinya atau tidak proses belajar”.55

Suatu proses pengajaran akan berjalan dengan lancar apabila memenuhi

beberapa komponen diantaranya adalah, tujuan pembelajaran, media pengajaran,

evaluasi pengajaran, dan biaya pengajaran. Semua hal itu merupakan tuntutan

yang harus dipenuhi oleh guru sebagai tenaga pendidik, dibantu oleh siswa

sebagai objek pembelajaran.

Di negara ini, kurikulum terus mengalami perkembangan menuju kearah

perbaikan. Kurikulum yang sekarang diterapkan di Indonesia adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). “Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan

satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial

budaya masyarakat setempat, dan karakteristik dari peserta didik”.56

Menurut Mulyasa, secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah:

54 Ali Imran, 1996, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, hlm. 3.

55 Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 7

56

E. Mulyasa, 2006, KTSP, Bandung: Rosda, hlm. 25.

Page 49: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan

memberidayakan sumber daya yang tersedia.

2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai.57

Lebih lanjut lagi, dikemukakan bahwa sebenarnya kurikulum disusun

sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan

peningkatan iman dan takwa, akhlak, potensi, kecerdasan, kemandirian, dan minat

peserta didik. Hal-hal tersebutlah yang sesungguhnya harus dimiliki oleh setiap

peserta didik dalam mengenyam pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu, untuk dapat mensukseskan tujuan pembelajaran, guru

harus bisa kreatif dalam merancang suatu proses kegiatan belajar agar

menciptakan suasana belajar yang kondusif. Ada berbagai macam cara yang dapat

dilakukan guru untuk merancang kegiatan belajar menjadi lebih menarik perhatian

siswa. Hal ini menjadikan peranan seorang guru sebagai pemimpin proses belajar

mengajar di kelas sangat menentukan ketentuan kurikulum yang menganjurkan

agar siswa berperan lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Salah satu usaha yang bisa ditempuh guru yaitu

dengan cara memilih metode mengajar dengan materi yang disajikan semenarik

mungkin, namun sesuai dengan kebutuhan standar kompetensi dan kompetensi

dasarnya, serta sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

57 Ibid., hlm. 22.

Page 50: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Berikut ini penulis akan menyajikan aplikasi pengajaran bahasa Indonesia

sesuai dengan judul Perbandingan Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan Lirik Lagu

antara Grup Musik Peterpan dalam Album Alexandria dengan Grup Musik Ungu

dalam Album Melayang, serta aplikasinya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di

SMA sebagai berikut.

1) Sebelum materi pengajaran tentang gaya bahasa dan bahasa kiasan

dimulai, terlebih dahulu guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

2) Guru menjelaskan pengertian tentang gaya bahasa maupun bahasa

kiasan.

3) Guru menerangkan tentang jenis-jenis gaya bahasa dan jenis-jenis

bahasa kiasan berserta cara menggunakannya untuk menganalisis lirik-

lirik lagu.

4) Guru menjelaskan tentang lirik lagu dari grup musik Peterpan dan

Ungu lalu menjelaskan cara menganalisis lirik lagu tersebut dengan

jenis-jenis gaya bahasa dan bahasa kiasan.

5) Guru memberikan siswa latihan dengan menggunakan lirik lagu, untuk

dianalisis perbedaan gaya bahasa dan bahasa kiasan yang digunakan.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan judul skripsi “Analisis Gaya Bahasa Pada

Lirik Lagu-Lagu Karya Opick Serta Aplikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia di SMA”. Penyusunnya adalah Lulis Setiawati pada tahun 2010,

Page 51: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA). Dengan hasil

kesimpulan sebagai berikut.

1) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat terdiri dari 5 gaya bahasa

klimaks,1 gaya bahasa antiklimaks, 8 gaya bahasa antithesis, dan 16

gaya bahasa repetisi.

2) Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna terdiri dari 85 gaya

bahasa retoris, yang terdiri dari 18 gaya bahasa aliterasi, 11 gaya

bahasa asonansi, 4 gaya bahasa litotes, 9 gaya bahasa tautology, 2

gaya bahasa pleonasme, 4 gaya bahasa pertanyaan retoris, 34 gaya

bahasa hiperbola, 3 gaya bahasa paradoks. 46 bahasa kiasan terdiri

dari 8 gaya bahasa simile, 9 gaya bahasa metafora, 25 gaya bahasa

personifikasi, 4 gaya bahasa sinekdoke pars prototo.58

2.3 Kerangka Berpikir

Gaya bahasa adalah suatu susunan kata-kata yang diciptakan dengan

menggunakan ekspresi, perasaan, gagasan atau pemikiran penulis, yang dapat

menghidupkan kata-kata tersebut serta memberikan nilai rasa dan keindahan di

dalamnya. Oleh karena itu, gaya bahasa yang digunakan dalam puisi, lirik,

maupun karya sastra lainnya dapat menimbulkan suatu pengaruh bagi pembaca

ataupun pendengarnya.

Jenis-jenis gaya bahasa sangat banyak sekali macamnya. Jika jenis gaya

bahasa dirinci terlalu dalam maka akan sulit dipahami siswa. Oleh karena itu,

58 Lulis Setiawati, 2010, Analisis Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu-Lagu Opick Serta Aplikasinya

dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA, Skripsi, Jakarta, UHAMKA.

Page 52: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

gaya bahasa yang digunakan penulis dari pendapat para ahli akan diambil delapan

jenis, gaya bahasa tersebut adalah meliputi, (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi,

(4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton.

Selain gaya bahasa, ada juga istilah bahasa kiasan. bahasa kiasan adalah

suatu perumpamaan maupun perlambangan akan suatu hal dengan hal yang

lainnya, akan tetapi masih memiliki persamaan sifat maupun keadaannya,

sehingga menimbulkan kesan lebih hidup. Sama halnya seperti gaya bahasa,

bahasa kiasan juga memiliki banyak jenis, dan akan sulit dipahami siswa jiwa

dirinci terlalu dalam. Oleh karena itu, penulis membatasi pada delapan jenis

bahasa yang akan digunakan. Kedelapan Bahasa kiasan tersebut adalah meliputi,

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5)

depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Lirik lagu adalah serangkaian kata-kata yang disusun dan digunakan oleh

seorang pencipta lagu untuk mengungkapkan ekspresi dan pikirannya dengan cara

dituangkan kedalam tulisan yang menyerupai sebuah puisi. Perbedaan antara lirik

lagu dengan puisi adalah, lirik lagu menggunakan irama dan diiringi dengan

melodi ataupun musik. Dengan kata lain, Lagu adalah puisi yang dinyanyikan.

Lirik lagu ini tidak bisa terlepas dari Irama sebagai pengiringnya karena sudah

menjadi satu kesatuan.

Untuk menghindari gaya pengajaran yang menjenuhkan bagi siswa, maka

upaya meningkatkan motivasi belajar dengan variasi model pembelajaran

menggunakan lirik lagu digunakan penulis sebagai bahan belajar. Selain itu, lagu

Page 53: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

pada dasarnya memang disukai oleh kalangan remaja yang pada dasarnya

merupakan siswa SMA. Penulis berharap bahwa penggunaan bahan belajar

dengan lirik lagu pop yang memang tak lazim digunakan dalam kegiatan belajar

di sekolah, dapat memunculkan motivasi siswa.

Page 54: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan

gaya bahasa dan bahasa kiasan pada lirik lagu Peterpan dalam album Alexandria

dengan lirik lagu Ungu dalam album Melayang, serta aplikasinya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di SMA

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Penelitian

ini dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2011 dan tidak terikat

oleh tempat.

3.3 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang dijadikan objek penulis adalah lirik lagu grup

musik Peterpan dalam album Alexandria, dan lirik lagu dari grup musik Ungu

dalam album Melayang.

3.4 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada penggunaan gaya bahasa

serta bahasa kiasan yang terkandung di dalam lirik lagu grup musik Peterpan

dalam album Alexandria dengan grup musik Ungu dalam Album Melayang, yang

Page 55: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

kemudian akan dibandingkan hasilnya. Lirik lagu grup musik Peterpan dalam

album Alexandria yang akan dipakai dalam penelitian ini terdiri dari 10 judul lagu

antara lain: Tak Bisa Kah, Jauh Mimpiku, Membebaniku, Menunggu Pagi,

Kukatakan Dengan Indah, Sahabat, Aku dan Bintang, Mungkin Nanti, Di

Belakangku, dan Langit Tak Mendengar. Sedangkan Lirik lagu grup musik Ungu

dalam album Melayang terdiri dari 12 lagu antara lain adalah: Melayang, Seperti

yang dulu, Demi waktu, Berikan aku cinta, Berjanjilah, Dari satu hati, Aku bukan

pilihan hatimu, Tak perlu, Ungu (tak (terulang), Tercipta untukku, Ciuman

pertama, dan Sejauh mungkin. Untuk lirik lagu Ungu yang berjumlah 12 lagu,

penulis mengambil 10 lagu yang dipilih secara acak agar jumlah lagu kedua grup

musik seimbang ketika dibandingkan. 10 lagu tersebut diantaranya adalah:

Melayang, Seperti Yang Dulu, Demi Waktu, Berikan Aku Cinta, Berjanjilah, Dari

Satu Hati, Aku Bukan Pilihan Hatimu, Tak Perlu, Tercipta Untukku, dan Sejauh

Mungkin.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,

Proses mengolah dan menganalisis data dalam penelitian ini dibantu dengan

beberapa tabel yang dapat digunakan antara lain yaitu tabel Analisis gaya bahasa,

tabel analisis bahasa kiasan, dan tabel pembanding penggunaan gaya bahasa dan

penggunaan bahasa kiasan antara lirik lagu Peterpan dengan lirik lagu Ungu.

Page 56: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Tabel. 1 Analisis Gaya Bahasa Lirik Lagu

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6)

simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait

Lirik

Lagu

Gaya Bahasa

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah

Tabel. 2 Analisis Bahasa Kiasan Lirik Lagu

Keterangan: (1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi,

(5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes

Bait

Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah

Page 57: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Tabel. 3 Hasil Analisis Gaya Bahasa Seluruh Lagu

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6)

simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

No

Judul

Lagu

Gaya Bahasa

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah/

Persentase

Tabel. 4 Hasil Analisis Bahasa Kiasan Seluruh Lagu

Keterangan: (1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi,

(5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes

No

Judul

Lagu

Gaya Bahasa

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah/

Persentase

Page 58: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Tabel. 5 Pembanding Gaya Bahasa

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6)

simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Grup Musik/

Album

Gaya Bahasa Jumlah

(Persentase) 1 2 3 4 5 6 7 8

Peterpan /

Alexandria

Ungu /

Melayang

Jumlah

(Persentase)

Tabel.6 Pembanding Bahasa Kiasan

Keterangan: (1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi,

(5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes

Grup Musik/

Album

Bahasa Kiasan Jumlah

(Persentase) 1 2 3 4 5 6 7 8

Peterpan /

Alexandria

Ungu /

Melayang

Jumlah

(Persentase)

Page 59: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Membaca seluruh lirik lagu grup musik Peterpan pada album

Alexandria dan grup musik Ungu dalam album Melayang.

2) Menandai gaya bahasa dan juga bahasa kiasan yang terdapat pada lirik

lagu grup musik Peterpan dan Ungu.

3) Menentukan jumlah lirik lagu yang akan dianalisis dari grup musik

Peterpan dan grup musik Ungu, masing-masing sepuluh judul lagu.

4) Membandingkan hasil analisis lirik lagu yang diperoleh dari grup

musik Peterpan maupun grup musik Ungu.

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, kemudian data tersebut yang berupa lirik lagu

dari grup musik Peterpan dan grup musik Ungu dianalisis dengan cara sebagai

berikut.

1) Dibaca terlebih dahulu seluruh lirik lagu yang terdapat dalam album

Alexandria dan Melayang.

2) Seluruh lirik lagu dalam album Alexandria dari grup musik Peterpan

dianalisis berdasarkan teori gaya bahasa dan bahasa kiasan yang

terkandung di dalamnya.

3) Penulis membahas hasil analisis yang telah dilakukan dari setiap lirik

lagu.

Page 60: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

4) Data yang telah dianalisis kemudian dimasukkan ke dalam tabel

analisis.

5) Setelah seluruh lirik lagu grup musik Peterpan selesai di analisis,

selanjutnya proses analisis dilakukan terhadap lirik lagu grup musik

Ungu album Melayang dengan kriteria analisis yang kurang lebih

sama.

6) Data yang merupakan hasil analisis dan hasil interpretasi mengenai

penggunaan gaya bahasa dan kiasan dari lirik lagu kedua grup musik

tersebut berdasarkan teori gaya bahasa dan bahasa kiasan kemudian

dibandingkan hasilnya dan dimasukkan ke dalam tabel pembanding

guna mengetahui karakteristik penggunaan gaya bahasa maupun kiasan

dari masing-masing grup musik.

7) Penulis menghitung persentase data berdasarkan rumus metode

deskriptif kualitatif. Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian

adalah sebagai berikut.

100% N

n

Keterangan:

% = Persentase

n = Jumlah gaya bahasa/bahasa kiasan yang digunakan

N = Jumlah gaya bahasa/bahasa kiasan secara keseluruhan

Page 61: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

8) Diambil kesimpulan dari hasil analisis data dan juga hasil

perbandingan data yang telah didapat.

Page 62: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lirik lagu dari grup musik

Peterpan yang diambil dari album Alexandria yang berjumlah 10 lagu, serta lirik

lagu dari grup musik Ungu dalam album Melayang yang berjumlah 12 lagu.

Untuk 12 lirik lagu dari grup musik Ungu diambil 10 lagu. Hal ini dilakukan

dengan maksud agar jumlah judul lirik lagu dari kedua grup musik sama ketika

dibandingkan. Lirik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Lirik lagu grup musik Peterpan dalam album Alexandria:

1) Tak Bisa Kah

2) Jauh Mimpiku

3) Membebaniku

4) Menunggu Pagi

5) Kukatakan dengan Indah

6) Sahabat

7) Aku dan Bintang

8) Mungkin Nanti

9) Dibelakangku

10) Langit tak Mendengar

Page 63: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Lirik lagu grup musik Ungu dalam album Melayang:

1) Melayang

2) Seperti yang Dulu

3) Demi Waktu

4) Berikan Aku Cinta

5) Berjanjilah

6) Dari Satu Hati

7) Aku Bukan Pilihan Hatimu

8) Tak Perlu

9) Tercipta Untukku

10) Sejauh Mungkin

4.2 Analisis Data

Data yang dianalisis dan dibandingkan berupa 10 judul lirik lagu ciptaan

grup musik Peterpan dalam album Alexandria, dengan 10 judul lirik lagu ciptaan

grup musik Ungu dalam album Melayang. Semua data yang berupa lirik lagu

tersebut dianalisis dari segi gaya bahasa dan dari segi bahasa kiasannya, sesuai

dengan teori yang mendukung tentang kedua aspek tersebut. Setelah mendapatkan

hasil analisis dari lirik-lirik lagu yang dijadikan objek penelitian, kemudian lirik

lagu yang telah dianalisis dan diketahui dari segi penggunaan gaya bahasa dan

bahasa kiasannya tersebut dalam lirik lagu antara grup musik Peterpan dan Ungu

akan dibandingkan baik dari segi jumlah penggunaan gaya bahasa serta bahasa

kiasannya, maupun persentase dari jumlah kedua aspek tersebut.

Page 64: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

4.2.1 Analisis Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan Lirik Lagu Peterpan

1) Tak Bisa kah

Hatiku bimbang namun tetap pikirkanmu

Selalu selalu dalam hatiku (Repetisi)

Ku melangkah sejauh apapun itu (Asonansi)

Selalu kau di dalam hatiku (Inversi)

Ku berjalan berjalan memutar waktu (Repetisi)

Berharap temukan sisa hatimu (Asonansi)

Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau di dalam hatiku (Simploke)

Tak bisakah kau menungguku

Hingga nanti tetap menunggu (Simploke)

Tak bisakah kau menuntunku

Menemani dalam hidupku (Pleonasme)

Ku berjalan berjalan memutar waktu (Repetisi)

Berharap temukan sisa hatimu (Asonansi)

Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau didalam hatiku (Simploke)

Dara kau mencari hidupku

Kemana kau tahu isi hatiku (Asonansi)

Tunggu sejenak aku di situ (Asonansi)

Jalanku, jalan menemukanmu (Asindeton)

Penggunaan gaya bahasa repetisi terdapat pada bait ke-1 baris ke-2, bait

ke-2 baris ke-1, dan bait ke-4 baris ke-1. Dalam bait ke-1 baris ke-2 pada lirik

“selalu selalu dalam hatiku” merupakan repetisi karena kata “selalu” diucapkan

dua kali dengan maksud untuk lebih menguatkan tekanan bahwa orang yang

berkata tersebut bersungguh-sungguh dalam memikirkan seseorang didalam

hatinya. Dalam bait ke-2 baris ke-1 pada lirik “ku berjalan berjalan memutar

waktu” terdapat gaya bahasa repetisi karena kata “berjalan” diucapkan dua kali

juga dengan maksud meyakinkan pendengarnya. Pada bait ke-4 baris ke-1 tetap

sama pada lirik “ku berjalan berjalan memutar waktu”, dengan penjelasan yang

Page 65: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

sama seperti pada bait ke-2. Sedangkan untuk penggunaan gaya bahasa inversi

terdapat pada bait ke-1 baris ke-4 dalam lirik “selalu kau didalam hatiku”. Disebut

inversi karena lirik “selalu kau di dalam hatiku” membalikkan antara “kau”

sebagai objek dengan “selalu” yang seharusnya berada setelah kata “kau” (kau

selalu di dalam hatiku). Selain gaya bahasa inversi, terdapat juga 3 penggunaan

gaya bahasa simploke pada bait ke-1, ke-3, dan ke-4. Pada bait ke-2 dan ke-4

dapat dilihat pada baris ke-3 dan ke-4 nya yaitu lirik “mengertilah ku ingin

engkau begitu, mengerti kau di dalam hatiku”. lirik tersebut mengandung gaya

bahasa simploke karena menunjukkan kata ulang di dalam kalimatnya yaitu kata

“mengerti”. Begitupun halnya pada bait ke-3 yang berbunyi “tak bisakah kau

menungguku, hingga nanti tetap menunggu, tak bisakah kau menuntunku,

menemani jalan hidupku”, disebut mengandung gaya bahasa simploke karena

menunjukkan pengulangan yaitu “tak bisakah” dan “menunggu” secara berturut-

turut dalam beberapa baris pada bait ke-3. Gaya bahasa asonansi terdapat pada

bait ke-1 baris ke-3, bait ke-2 baris ke-2, bait ke-3 baris ke-4, dan bait ke-5 baris

ke-2 dan ke-3. Salah satu contoh liriknya adalah “berharap temukan sisa hatimu”,

disebut bergaya bahasa asonansi karena terdapat pengulangan vokal “a”.

Selanjutnya penggunaan gaya bahasa asindeton pada bait ke-5 baris ke-4. Disebut

asindeton karena diantara “jalanku” dan “jalan” tidak menggunakan adalah,

merupakan, ataupun penghubung lain. Jadi, pada lirik lagu berjudul Tak Bisa Kah,

terdapat 3 gaya bahasa repetisi, 1 gaya bahasa inversi, 3 gaya bahasa

simploke, 5 gaya bahasa asonansi, 1 pleonasme, dan 1 gaya bahasa asindeton.

Page 66: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

Tak Bisa Kah

Hatiku bimbang namun tetap pikirkanmu

Selalu selalu dalam hatiku

Ku melangkah sejauh apapun itu (Hiperbola)

Selalu kau di dalam hatiku

Ku berjalan berjalan memutar waktu (Metafora)

Berharap temukan sisa hatimu (Hiperbola)

Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau di dalam hatiku

Tak bisakah kau menungguku

Hingga nanti tetap menunggu

Tak bisakah kau menuntunku

Menemani dalam hidupku

Ku berjalan berjalan memutar waktu (Metafora)

Berharap temukan sisa hatimu (Hiperbola)

Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau didalam hatiku

Dara kau mencari hidupku (Ironi)

Kemana kau tahu isi hatiku

Tunggu sejenak aku di situ

Jalanku, jalan menemukanmu

Untuk penggunaan kiasan hiperbola terdapat pada bait ke-1 baris ke-3,

bait ke-2 baris ke-2, dan bait ke-4 baris ke-2. Pada bait ke-1 baris ke-3 dalam lirik

“ku melangkah sejauh apapun itu”, merupakan hiperbola sebab pernyataan

“melangkah sejauh apapun itu” sedikit dilebih-lebihkan karena seseorang

melangkah tidak mungkin dapat sejauh-jauhnya. Namun penyair bermaksud

menyiratkan makna bahwa ia ingin berusaha lebih serius lagi dalam mengejar

pujaan hatinya. Kemudian dalam bait ke-2 dan ke-4 sama-sama dalam lirik

“berharap temukan sisa hatimu”, mengandung kiasan hiperbola karena

pernyataan “temukan sisa hatimu” merupakan hal yang dilebih-lebihkan karena

Page 67: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

tak mungkin seseorang memiliki hati yang terpisah-pisah sehingga bisa ditemukan

sisa-sisanya. Namun makna yang dimaksudkan penyair adalah berharap masih

bisa mendapatkan harapan dari seseorang yang dikasihinya.

Selanjutnya untuk pernggunaan kiasan metafora terdapat dalam bait ke-2

dan bait ke-4 baris ke-1 yang liriknya sama-sama berbunyi “ku berjalan berjalan

memutar waktu”. Disebut mengandung kiasan metafora karena dalam lirik

tersebut penyair ataupun komposer mengibaratkan bahwa ia sedang berjalan-jalan

mengitari waktu, dimana makna yang tersirat sebetulnya adalah hanya melewati

hari ke hari dan waktu ke waktu. Namun penyair mengibaratkan bahwa ia seperti

memutari waktu.

Penggunaan bahasa kiasan yang selanjutnya adalah kiasan ironi yang

terdapat pada bait ke-5 baris ke-1 sampai ke-2 dalam lirik “dara kau mencari

hidupku, kemana kau tahu isi hatiku”. Dalam lirik tersebut, mengandung kiasan

ironi karena penyair bermaksud menyindir seseorang gadis dengan lirik “kemana

kau tahu isi hatiku”. Dikatakan menyindir karena lirik tersebut menyiratkan

makna bahwa sebetulnya dara yang dimaksudkan si penyair itu hanya sekedar

mengenali diri si penulis dari luar saja, akan tetapi tidak mengetahui apa-apa

tentang isi hati si penyair.

Jadi, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul Tak Bisa Kah tersebut terdapat 6

penggunaan bahasa kiasan. Penggunaan kiasan tersebut antara lain terdiri

dari 3 kiasan hiperbola, 2 kiasan metafora, dan 1 kiasan ironi.

Page 68: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

68

2) Jauh Mimpiku

Pernah kusimpan jauh rasa ini

Berdua jalani cerita (Asonansi)

Kau ciptakan mimpiku (Aliterasi)

Jujurku hanya sesalkan diriku (Aliterasi)

Kau tinggalkan mimpiku (Aliterasi)

Dan itu hanya sesalkan diriku

Ku harus lepaskanmu (Asonansi)

Melupakan senyummu (Asonansi)

Semua tentangmu tentangku hanya harap (Asindeton)

Jauh ku jauh mimpiku dengan inginku (Asonansi)

Gaya bahasa asonansi terdapat pada bait ke-1 baris ke-2, bait ke 4 baris

ke-1 dan ke-2, dan bait ke-5 baris ke-2. Dalam bait ke-1 baris ke-2 pada lirik

“berdua jalani cerita”, disebut asonansi karena terjadi pengulangan vokal “a”.

Dalam bait ke-4 baris ke-1 dan ke-2 yaitu lirik “ku harus lepaskanmu” dan

“melupakan senyummu”, juga terdapat pengulangan yang terjadi pada vokal “u”.

Pengulangan vokal “u” juga terjadi pada bait ke-5 baris ke-2 yaitu lirik “jauh ku

jauh mimpiku dengan inginku”. Untuk gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait

ke-2 baris ke-1 dan ke-2, dan pada bait ke-3 baris ke-1. Ketiga aliterasi pada lirik

tersebut karena terjadi pengulangan konsonan “k” yaitu “kau ciptakan mimpiku”,

“jujurku hanya sesalkan diriku” dan “kau tinggalkan mimpiku”. Sedangkan

untuk gaya bahasa asindeton ada dalam bait ke-5 baris ke-1 pada lirik “semua

tentangmu tentangku hanya harap”, karena antara “tentangmu” dan “tentangku”

tidak ada kata penghubung. Jadi, pada lirik lagu di atas terdapat 4 gaya bahasa

asonansi, 3 gaya bahasa aliterasi, dan 1 gaya bahasa asindeton.

Page 69: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

69

Jauh Mimpiku

Pernah kusimpan jauh rasa ini

Berdua jalani cerita (Metafora)

Kau ciptakan mimpiku (Metafora)

Jujurku hanya sesalkan diriku (Litotes)

Kau tinggalkan mimpiku (Metafora)

Dan itu hanya sesalkan diriku

Ku harus lepaskanmu

Melupakan senyummu

Semua tentangmu tentangku hanya harap

Jauh ku jauh mimpiku dengan inginku (Litotes)

Untuk penggunaan bahasa kiasan metafora terdapat pada bait ke-1 baris

ke-2, bait ke-2 baris ke-1, dan bait ke-3 baris ke-1. Untuk bait ke-1 dalam baris

ke-2 yaitu pada lirik “berdua jalani cerita”, mengandung kiasan metafora karena

penyair mengibaratkan ia sedang menjalani sebuah cerita bersama pujaan hatinya,

makna sebenarnya yang ingin disampaikan penyair adalah mereka pernah selalu

berdua bersama-sama menjalani kehidupan dan hari-hari dalam suatu waktu.

Selanjutnya untuk bait ke-2 baris ke-1 dalam lirik “kau ciptakan mimpiku”,

disebut mengandung kiasan metafora karena penyair mengibaratkan seseorang

yang dikaguminya tersebut telah menciptakan mimpi-mimpi dan harapan-harapan

bagi diri si penyair. Dalam lirik tersebut, makna sebenarnya yang ingin

disampaikan oleh si penulis adalah seseorang yang dikaguminya telah

memberikan harapan ataupun memberikan sinyal positif untuk dapat menerima

cinta dari si penyair, dengan mengibaratkannya dengan pernyataan “kau ciptakan

mimpiku”. Kemudian untuk bait ke-3 baris ke-1dalam lirik “kau tinggalkan

Page 70: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

70

mimpiku”, yang masih berkaitan dengan pernyataan sebelumnya yaitu “kau

ciptakan mimpiku”, merupakan metafora karena penyair mengibaratkan setelah

pujaan hatinya itu menciptakan mimpi untuk si penyair, kemudian pujaan hatinya

tersebut meninggalkan mimpi tersebut. Dengan kata lain, perasaan penyair yang

sudah sangat dalam kemudian ditinggalkan oleh pujaan hatinya setelah ia

memberikan berbagai macam harapan-harapan yang tinggi.

Penggunaan bahasa kiasan selanjutnya adalah kiasan litotes yang terdapat

pada bait ke-2 baris ke-2, dan pada bait ke-5 baris ke-2. Pada bait ke-2 baris ke-2

disebut mengandung kiasan litotes karena dalam lirik “jujurku hanya sesalkan

diriku” penyair mengurangi ataupun melemahkan kekuatan pernyataan yang

diungkapkannya. Penulis melemahkan pernyataan sehingga tersirat bahwa

kejujuran yang diungkapkannya hanya menyesalkan dirinya sehingga terkesan

bahwa kejujuran hanya akan berakibat buruk, padahal kejujuran itu sendiri akan

membawa kebaikan pada si penyair. Selanjutnya untuk bait ke-5 baris ke-2 dalam

lirik “jauh ku jauh mimpiku dengan inginku”, merupakan litotes karena penyair

atau komposer merendahkan atau melemahkan pernyataannya. Dalam lirik

tersebut, komposer mengungkapkan atau menyiratkan bahwa harapannya jauh

dengan yang mampu dilakukannya sehingga ia merendahkan dirinya, padahal

belum tentu ia tidak mampu untuk melakukan apa yang diinginkannya.

Jadi kesimpulannya adalah bahwa di dalam lirik lagu Peterpan berjudul

Jauh Mimpiku tersebut terdapat 5 penggunaan bahasa kiasan. Lima kiasan

tersebut antara lain terdiri dari 3 kiasan metafora, dan 2 kiasan litotes.

Page 71: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

71

3) Membebaniku

Tertidur lagi

Masih menangis dalam sela waktu (Asonansi)

Dan tanganku ini masih memegang erat kepalaku (Asonansi, Pleonasme)

oh kepalaku (Repetisi)

Semua yang membebaniku

Sungguh membebaniku (Repetisi)

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

Lemah tetap menari langkahku (Inversi)

Mencoba tetap berdiri, ku menangis (Asindeton)

Masih tetap mencari jalanku

Memahami beban itu

Gaya bahasa asonansi dalam lirik lagu tersebut terdapat pada bait ke-1

baris ke-2 dan baris ke-3. Di dalam bait ke-1 baris ke-2 pada lirik yang berbunyi

“masih menangis dalam sela waktu” tersebut mengandung gaya bahasa asonansi

karena pada lirik tersebut terdapat pengulangan untuk vokal “a”. Sama halnya

dengan lirik pada bait ke-1 baris ke-3 yaitu “dan tanganku ini masih memegang

erat kepalaku”, terjadi pengulangan pada vokal “a” sehingga disebut asonansi.

Gaya bahasa pleonasme pada lirik lagu tersebut terdapat pada bait ke-1

baris ke-2 yaitu “dan tanganku ini masih memegang erat kepalaku”. Lirik tersebut

mengandung gaya bahasa pleonasme karena setelah kata “memegang”, si pencipta

lagu menambahkan kata “erat” untuk menguatkan makna. Sebetulnya “memegang

kepalaku” tanpa menambahkan kata “erat” diantaranya sudah cukup, akan tetapi

penulis lagu bermaksud ingin mempertegas maupun menguatkan lagi makna yang

akan disampaikan.

Page 72: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

72

Selain gaya bahasa pleonasme, dalam lirik lagu tersebut terdapat juga gaya

bahasa repetisi yang ada pada bait ke-1 baris ke-3-4, dan bait ke-2. Penggunaan

repetisi yang pertama pada bait ke-1 baris ke-3-4 terdapat pada lirik “dan

tanganku ini masih memegang erat kepalaku, oh kepalaku”. Pada lirik tersebut,

disebut repetisi karen kata “kepalaku” diucapkan dua kali dengan maksud

menegaskan makna. Sedangkan pada bait ke-2, sangat jelas terjadi pengulangan

kata beberapa kali pada kata “membebaniku”, dengan maksud menguatkan dan

menegaskan makna yaitu lirik “semua yang membebaniku, sungguh

membebaniku, sungguh membebaniku, sungguh membebaniku”.

Selanjutnya, pada lirik lagu tersebut terdapat gaya bahasa inversi pada bait

ke-3 baris ke-1 yaitu dalam lirik “lemah tetap menari langkahku”. Lirik tersebut

memiliki gaya bahasa inversi karena terjadi pertukaran antara kata “menari”

sebagai predikat, dengan kata “langkahku” sebagai objek. Seharusnya objek

diletakkan sebelum predikat, namun si penyair menukar posisinya semata-mata

agar terasa lebih menarik ketika diperdengarkan.

Gaya bahasa selanjutnya adalah asindeton yang terdapat pada bait ke-3

baris ke-2 dalam lirik “mencoba tetap berdiri, ku menangis”. Disebut asindeton

karena tidak ada kata penghubung antara kata “berdiri” dan “ku menangis”.

Jadi kesimpulannya yaitu, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul

Membebaniku tersebut terdapat 7 gaya bahasa. Tujuh gaya bahasa tersebut

antara lain terdiri dari 2 gaya bahasa asonansi, 1 gaya bahasa pleonasme, 2

gaya bahasa repetisi, 1 gaya bahasa inversi, dan 1 gaya bahasa asindeton.

Page 73: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

73

Membebaniku

Tertidur lagi

Masih menangis dalam sela waktu (Metafora)

Dan tanganku ini masih memegang erat kepalaku

oh kepalaku

Semua yang membebaniku

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

Lemah tetap menari, langkahku (Metafora)

Mencoba tetap berdiri, ku menangis (Metafora)

Masih tetap mencari jalanku (Metafora)

Memahami, beban itu

Pada bait ke-1 baris ke-2, dan bait ke-3 baris ke-1, ke-2, dan ke-3. Pada

bait ke-1 baris ke-2 dalam lirik “masih menangis dalam sela waktu”, merupakan

metafora karena penyair mengibaratkan ia menangis dalam sela-sela waktu,

dimana makna sebenarnya adalah dia selalu bersedih di setiap saat. Selanjutnya,

bait ke-3 baris ke-1 dalam lirik “lemah tetap menari langkahku”, maksudnya

adalah dia selalu berkarya yang disimbolkan dengan “menari”, meskipun dalam

keadaan lemah atau terpuruk. Pada bait ke-3 baris ke-3 lirik “mencoba tetap

berdiri, ku menangis”, maksudnya adalah si penyair terus mencoba tegar dan kuat

dalam menghadapi cobaan meskipun ia sedang dalam keadaan yang terpuruk.

Terakhir, pada bait ke-3 baris ke-3 dalam lirik “masih tetap mencari jalanku”

maksudnya adalah penyair atau komposer merasa masih tetap mencari jalan mana

yang akan dia tempuh dalam menjalani hidupnya. Jadi, pada lirik lagu yang

berjudul Membebaniku tersebut terdapat 4 bahasa kiasan yang seluruhnya

merupakan kiasan metafora.

Page 74: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

74

4) Menunggu Pagi

Apa yang terjadi dengan hatiku

Ku masih disini menunggu pagi

Seakan letih tak menggangguku (Simploke)

Ku masih terjaga menunggu pagi

Entah kapan malam berhenti

Teman, aku masih menunggu pagi

Malam begini, malam tetap begini (Asindeton)

Entah mengapa pagi enggan kembali (Asonansi) (Pararelisme)

Gaya bahasa simploke pada bait ke-1 yaitu “Apa yang terjadi dengan

hatiku, ku masih disini menunggu pagi, seakan letih tak menggangguku, ku

masih terjaga menunggu pagi”. Lirik tersebut menunjukkan pengulangan yaitu

“ku masih” dan “menunggu pagi” yang diucapkan secara berturut-turut dalam

beberapa baris. Dalam lirik tersebut, penyair mengungkapkan bahwa tidak bisa

menenangkan hatinya sehingga tidak bisa beristirahat, hanya bisa menunggu pagi

datang sambil tetap terjaga meski dalam keletihan.

Gaya bahasa selanjutnya adalah asindeton yang terdapat pada bait ke-3

baris ke-1dalam lirik “malam begini, malam tetap begini”. Disebut asindeton

karena tidak ada kata penghubung didalamnya diantara “malam begini” dengan

“malam tetap begini”, tetapi hanya memakai tanda koma ( , ) sebagai pemisah

kalimatnya. Pada lirik tersebut, penyair menggambarkan bahwa waktu yang ia

lalui tidak pernah ada perubahan, tetap terjadi seperti diungkapkan dalam lirik

“malam begini, malam tetap begini”.

Selain simploke dan asindeton, terdapat pula gaya bahasa asonansi pada

bait ke-3 baris ke-2 dalam lirik yang berbunyi “entah mengapa pagi enggan

Page 75: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

75

kembali”. Gaya bahasa asindeton dalam lirik tersebut dapat terjadi karena

didalamnya terdapat pengulangan untuk vokal “a”.

Selanjutnya adalah gaya bahasa pararelisme pada bait ke-3 yaitu pada lirik

“malam begini, malam tetap begini, entah mengapa pagi enggan kembali”.

Dalam lirik tersebut, terjadi pengulangan pada kata “malam” dan “begini”.

Pengulangan pengucapan pada kata-kata tersebut dimaksudkan untuk

menegaskan kembali dan memberi efek kesungguhan sebelum mengungkapkan

pernyataan yang paling utamanya. Dalam lirik tersebut, pernyataan yang

utamanya adalah pada lirik “entah mengapa pagi enggan kembali”. Dalam bait

ke-3 ini, penyair bermaksud menegaskan bahwa pagi yang enggan kembali yang

diungkapkan dalam lirik tersebut benar-benar dirasakan si penyair dengan

membuat pernyataan “malam begini, malam tetap begini” sebelum membuat

pernyataan “entah mengapa pagi enggan kembali”.

Kesimpulannya adalah bahwa di dalam lirik lagu Peterpan yang berjudul

Menunggu Pagi tersebut, terdapat 4 gaya bahasa didalam liriknya. Keempat

gaya bahasa tersebut antara lain terdiri dari 1 jenis gaya bahasa simploke, 1

gaya bahasa asindeton, 1 gaya bahasa asonansi, dan 1 gaya bahasa

pararelisme.

Page 76: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

76

Menunggu Pagi

Apa yang terjadi dengan hatiku

Ku masih di sini menunggu pagi (Metafora)

Seakan letih tak menggangguku (Personifikasi)

Ku masih terjaga menunggu pagi (Metafora)

Entah kapan malam berhenti

Teman, aku masih menunggu pagi (Metafora)

Malam begini, malam tetap begini

Entah mengapa pagi enggan kembali (Personifikasi)

Untuk kiasan metafora terdapat pada bait ke-1 baris ke-2 dan ke-4, dan

bait ke-2 baris ke-2, yang lirik-liriknya antara lain yaitu “ku masih di sini

menunggu pagi”, “ku masih terjaga menunggu pagi”, dan “aku masih

menunggu pagi”. Disebut terdapat kiasan metafora karena dalam lirik tersebut

terdapat ungkapan “menunggu pagi”, yang maksudnya adalah bahwa penyair

sedang menunggu waktu yang sedang berlangsung agar segera berlalu.

Selanjutnya adalah kiasan personifikasi yang terdapat pada bait ke-1 baris

ke-3, dan bait ke-3 baris ke-2. Pada bait ke-1 baris ke-3 dalam lirik “seakan letih

tak menggangguku”, merupakan personifikasi karena penyair membuat seakan-

akan keletihan itu hidup dan dapat mengganggu dirinya. Untuk bait ke-3 baris ke-

2 lirik “entah mengapa pagi enggan kembali” merupakan personifikasi karena

pagi dianggap seperti makhluk hidup yang enggan datang menghampiri.

Kesimpulannya, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul Menunggu Pagi

tersebut terdapat 5 penggunaan bahasa kiasan. Lima kiasan tersebut antara

lain terdiri dari 3 kiasan metafora, dan 2 kiasan personifikasi.

Page 77: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

77

5) Ku Katakan Dengan Indah

Ku katakan dengan indah (Asonansi)

Dengan terbuka hatiku hampa (Asonansi)

Sepertinya luka menghampirinya (Asonansi)

Kau beri rasa yang berbeda

Mungkin ku salah mengartikannya

Yang kurasa cinta

Tetapi hatiku selalu meninggikanmu Terlalu meninggikanmu (Pararelisme)

Selalu meninggikanmu

Kau hancurkan hatiku (Asonansi)

Hancurkan lagi (Pararelisme)

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu (Asonansi)

Kau terangi jiwaku (Asonansi)

Kau redupkan lagi (Pararelisme)

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu (Asonansi)

Membuatku terjatuh dan terjatuh lagi (Repetisi)

Membuatku merasakan yang telah terjadi (Asonansi) (Simploke)

Semua yang terbaik dan yang terlewati (Asonansi)

Semua yang terhenti tanpa kuakhiri (Simploke)

Untuk penggunaan gaya bahasa asonansi, terdapat pada bait ke-1 baris ke-

, ke-2, dan ke-3, bait ke-4 baris ke-1 dan ke-3, bait ke-5 baris ke-1 dan ke-3, dan

terakhir pada bait ke-6 baris ke-2 dan baris ke-3. Pada bait ke-1 baris ke-1 sampai

ke-3 merupakan gaya bahasa asonansi karena pada ketiga lirik tersebut yang

liriknya berbunyi “kukatakan dengan indah”, “dengan terbuka hatiku hampa”,

dan “sepertinya luka menghampirinya”, mengalami pengulangan untuk vokal “a”.

Hampir semua asonansi pada lirik lagu tersebut menggunakan pengulangan untuk

vokal “a”, kecuali pada bait ke-4 baris ke-3 dan bait ke-5 baris ke-3 yang liriknya

Page 78: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

78

sama-sama berbunyi “kau hancurkan hatiku tuk melihatmu”. Pada lirik tersebut

pengulangan vokal terjadi pada vokal “u”.

Selanjutnya, untuk penggunaan gaya bahasa pararelisme pada lirik lagu

yang berjudul Kukatakan dengan Indah tersebut terdapat pada bait ke-3, bait ke-4,

dan pada bait ke-5. Pada bait ke-3 dalam lirik “tetapi hatiku selalu

meninggikanmu, terlalu meninggikanmu, selalu meninggikanmu”, merupakan

pararelisme karena menggunakan pengulangan untuk memberikan kesan

kesungguhan dalam membuat pernyataan. Pada lirik tersebut, pernyataan utama

yang ingin disampaikan penyair adalah pada lirik “tetapi hatiku selalu

meninggikanmu”, sebelum menguatkan dan memberi kesan kesungguhan

pernyataan tersebut dengan pernyataan sesudahnya yaitu “terlalu meninggikanmu,

selalu meninggikanmu. Kemudian pada bait ke-4 dalam lirik “kau hancurkan

hatiku, hancurkan lagi, kau hancurkan hatiku tuk melihatmu”, juga merupakan

pararelisme karena sebelum menyampaikan pernyataan “kau hancurkan hatiku

tuk melihatmu” sebagai pernyataan utama, penyair membuat pengulangan untuk

kesan keseriusan dan kesungguhan dengan membuat pernyataan “kau hacurkan

hatiku, hancurkan lagi”. Sama halnya dengan penggunaan pararelisme pada bait

ke-4, dalam bait ke-5 lirik “kau terangi jiwaku, kau redupkan lagi, kau hancurkan

hatiku tuk melihatmu”, pernyataan utama yang ingin disampaikan penulis adalah

pada lirik “kau hancurkan hatiku tuk melihatmu”. Perbedaannya dengan

parerelisme pada bait ke-4 adalah pada pernyataan-pernyataan penguatnya yaitu

“kau terangi jiwaku, kau redupkan lagi”. Pada bait ke-5 tersebut, keseriusan

ataupun pengulangan sebagai pembuat kesan kesungguhan terdapat pada kata

Page 79: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

79

“kau” yang diulang oleh si penyair, berbeda dengan bait ke-4 yang lebih jelas

membuat pengulangan kata “hancurkan”, sebelum pernyataan utamanya.

Dalam lirik lagu Ku Katakan dengan Indah, terdapat juga penggunaan

gaya bahasa repetisi yaitu pada bait ke-6 dalam lirik “membuatku terjatuh dan

terjatuh lagi”. Dalam lirik tersebut, terdapat pengulangan pada kata “terjatuh”

meskipun diselingi dengan penghubung “dan”. Pengulangan pada kata tersebut

dimaksudkan untuk mengeraskan arti dan makna bahwa si penyair atau komposer

menyiratkan makna “terjatuh” tersebut memang benar-benar dirasakan.

Penggunaan gaya bahasa selanjutnya adalah simploke yang terdapat pada

bait ke-6 baris ke-1 sampai ke-2, dan pada baris ke-3 sampai ke-4. Pada baris ke-

1-2 dalam lirik “membuatku terjatuh dan terjatuh lagi, membuatku merasakan

yang telah terjadi”, merupakan simploke karena terjadi pengulangan kata di awal

dalam beberapa baris yaitu “membuatku”. Sedangkan untuk baris ke- 3-4 terjadi

pengulangan pada lirik “semua yang terbaik dan yang terlewati, semua yang

terhenti tanpa kuiakhiri”, yaitu pengulangan pada lirik “semua yang…”.

Pengulangan yang terjadi pada simploke bukan merupakan penekanan makna

seperti repetisi, maupun pararelisme untuk menyatakan suatu kesungguhan, tetapi

hanya sebagai permainan kata agar terkesan lebih menarik.

Kesimpulannya adalah, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul Ku Katakan

dengan Indah tersebut terdapat 15 pemakaian gaya bahasa. Lima belas gaya

bahasa tersebut antara lain terdiri dari 9 gaya bahasa asonansi, 3 gaya

bahasa pararelisme, 1 gaya bahasa repetisi, dan 2 gaya bahasa simploke.

Page 80: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

80

Ku Katakan dengan Indah

Ku katakan dengan indah (Litotes)

Dengan terbuka hatiku hampa Sepertinya luka menghampirinya (Perbandingan(Simile))

Kau beri rasa yg berbeda (Litotes)

Mungkin ku salah mengartikannya Yang kurasa cinta

Tetapi hatiku selalu meninggikanmu

Terlalu meninggikanmu (Ironi)

Selalu meninggikanmu

Kau hancurkan hatiku (Hiperbola)

Hancurkan lagi

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu (Hiperbola)

Kau terangi jiwaku (Ironi)

Kau redupkan lagi Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu (Hiperbola)

Membuatku terjatuh dan terjatuh lagi (Metafora)

Membuatku merasakan yang telah terjadi

Semua yang terbaik dan yang terlewati

Semua yang terhenti tanpa kuakhiri (Metafora)

Kiasan litotes terdapat pada bait ke-1 baris ke-1 sampai ke-2, dan bait ke-2

baris ke-1 sampai ke-2. Pada bait ke-1, kiasan litotes terdapat dalam lirik

“kukatakan dengan indah, dengan terbuka hatiku hampa”, karena pada lirik

tersebut penyair membuat pernyataan yang membuat seakan-akan penyair

merendahkan atau melemahkan dirinya sendiri yaitu dengan ungkapan“hatiku

hampa”. Maksud dari lirik pada bait tersebut adalah bahwa penyair

mengungkapkan perasaannya kepada seseorang dengan segala kepasrahannya

yang diungkapkan dengan pernyataan “dengan terbuka hatiku hampa”.

Sedangkan pada bait ke-2 baris ke-1 sampai ke-2 dalam lirik “kau beri rasa yang

Page 81: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

81

berbeda, mungkin ku salah mengartikannya”, mengandung kiasan litotes atau

melemahkan karena penyair membuat pernyataan yang merendahkan atau

melemahkan pernyataannya yaitu pada lirik “mungkin ku salah mengartikannya”.

Maksud dari lirik tersebut adalah bahwa penyair mengira bahwa dirinya salah

mengartikan perasaan dari seseorang yang dikaguminya, dia mengira bahwa orang

tersebut mengasihinya padahal kenyataannya tidak seperti itu.

Penggunaan kiasan selanjutnya adalah perbandingan (simile) yang

terdapat pada bait ke-1 baris ke-3 dalam lirik “sepertinya luka menghampirinya”.

Disebut mengandung kiasan perbandingan (simile) karena dalam lirik tersebut

penyair menggunakan kata “sepertinya” sehingga lirik tersebut menggunakan

perbandingan tidak langsung (simile). Karena masih termasuk ke dalam baris ke-1

dan ke-2, maka maksud dari lirik “sepertinya luka menghampirinya” adalah

bahwa penyair mengungkapkan perasaan kepada seseorang dengan kepasrahan

karena dia sudah tahu bahwa orang yang dikasihinya tersebut tidak akan

menerima perasaannya, sehingga ia sudah lebih dahulu merasakan kekecewaan.

Bahasa kiasan selanjutnya adalah ironi yang terdapat pada bait ke-3, dan

pada bait ke-5 baris ke-1 sampai ke-2. Pada bait ke-3 dalam lirik “tetapi hatiku

selalu meninggikanmu, terlalu meninggikanmu, selalu meninggikanmu”, termasuk

ironi karena dalam lirik tersebut terdapat sindiran terutama pada pernyataan

“terlalu meninggikanmu”. Dalam lirik tersebut, penyair menyindir seseorang

dengan maksud bahwa dia sudah terlalu memuji-muji seseorang yang sebetulnya

tidak terlalu pantas untuk dipuji. Sedangkan pada bait ke-5 baris ke-1 sampai ke-2

dalam lirik “kau terangi jiwaku, kau redupkan lagi” merupakan sindiran yang

Page 82: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

82

maksudnya adalah penyair menyindir seseorang karena telah memberikan

harapan, tetapi kemudian menghilangkan harapan tersebut.

Selanjutnya, kiasan yang terdapat dalam lirik lagu berjudul Ku Katakan

dengan Indah tersebut adalah kiasan hiperbola yang terdapat pada bait ke-4 baris

ke-1 sampai ke-2 dan pada baris ke-3, serta pada bait ke-5 baris ke-3. Hiperbola

yang terdapat pada bait ke-4 baris ke-1 sampai ke-2 terdapat dalam lirik “kau

hancurkan hatiku, hancurkan lagi”, karena lirik tersebut menggunakan pernyataan

yang berlebihan. Disebut berlebihan karena tidak mungkin sampai

menghancurkan hati. Sedangkan pada baris ke-3 dan pada bait ke-5 baris ke-3

yang liriknya sama yaitu “kau hancurkan hatiku tuk melihatmu”, merupakan

hiperbola karena tidak mungkin hanya karena melihat dapat menghancurkan hati.

Kiasan selanjutnya adalah metafora yang terdapat pada bait ke-6 baris ke-

1 dan ke-4. Pada baris ke-1 dalam lirik “membuatku terjatuh dan terjatuh lagi”,

merupakan metafora karena makna sebenarnya adalah bahwa penyair merasa

selalu terpuruk atau tersakiti hatinya dengan disimbolkan kata “terjatuh”. Dan

untuk baris ke-4 dalam lirik “semua yang terhenti tanpa ku akhiri”, merupakan

metafora karena makna sebenarnya yaitu bahwa penyair merasa apa yang

dialaminya berakhir tetapi dia tidak mengakhirinya atau menyelesaikannya.

Kesimpulannya, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul Ku Katakan dengan

Indah tersebut terdapat 10 penggunaan bahasa kiasan. Sepuluh kiasan

tersebut antara lain terdiri dari 2 kiasan litotes, 1 kiasan perbandingan

(simile), 2 kiasan ironi, 3 kiasan hiperbola, dan 2 kiasan metafora.

Page 83: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

83

6) Sahabat

Bayangkan ku melayang

Seluruh nafasku terbang (Aliterasi)

Bayangkan ku menghilang (Pararelisme)

Semua tanpamu teman

Bila nafasku lepas (Asonansi)

Semua langkah yang lelah (Asonansi) (Pararelisme)

Semua waktu yang hilang (Asonansi)

Tapi bayangmu tetap (Asonansi)

Ingatkanku semua wahai sahabat (Asonansi)

Kita untuk selamanya kita percaya (Inversi)

Kita tebarkan arah dan tak pernah lelah (Asonansi) (Simpkole)

Ingatkanku semua wahai sahabat (Asonansi)

Ingatkanku semua wahai sahabat (Asonansi)

Kita untuk slamanya, kita percaya (Inversi)

Kita bagai cerita wahai sahabat (Asonansi) (Simploke)

Ingatkanku semua wahai sahabat (Asonansi)

Penggunaan gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait ke-1 baris ke-1

sampai ke-3 pada lirik “bayangkan ku melayang, seluruh nafasku terbang,

bayangkan ku menghilang…”. disebut aliterasi karena didalamnya terdapat

pengulangan konsonan “ng” pada beberapa kata yaitu “bayangkan”, “melayang”,

“terbang”, dan “menghilang”.

Untuk penggunaan gaya bahasa pararelisme terdapat pada bait ke-1, dan

juga pada bait ke-2. Pada bait ke-1 dalam lirik “bayangkan ku melayang, seluruh

nafasku terbang, bayangkan ku menghilang, semua tanpamu teman”, disebut

pararelisme karena mengandung pengulangan kata “bayangkan”. Pengulangan

tersebut merupakan bentuk penegasan dan keseriusan sebelum komposer

mengungkapkan pernyataan utamanya “semua tanpamu teman”. Sedangkan untuk

Page 84: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

84

bait ke-2 yaitu lirik “bila nafasku lepas, semua langkah yang lelah, semua waktu

yang hilang, tapi bayangmu tetap”, terjadi pengulangan pada kata “semua”

sebelum komposer mengungkapkan pernyataan yang paling ingin disampaikannya

yaitu “tapi bayangmu tetap”.

Selanjutnya, untuk penggunaan asonansi pada lirik lagu tersebut terdapat

pada bait ke-2 baris ke1 ke-2, ke-3, ke-4, bait ke-3 baris ke-1, ke-3, ke-4, dan bait

ke-4 baris ke-1 dan ke-3. Seluruh asonansi pada lirik lagu tersebut secara

keseluruhan terjadi dikarenakan pengulangan untuk vokal “a”. contoh:

“ingatkanku semua wahai sahabat”, “tapi bayangmu tetap”, dll..

Penggunaan gaya bahasa inversi terdapat pada bait ke-3 baris ke-2, dan

pada bait ke-4 baris ke-2 yang sama-sama berbunyi “kita untuk selamanya kita

percaya”. Disebut inversi karena “kita percaya” sebagai objek seharusnya berada

didepan kalimat (“kita percaya kita untuk selamanya”) Akan tetapi, komposer

atau penyair bermaksud membuat kesan indah.

Selanjutnya, untuk penggunaan gaya bahasa simploke terdapat pada bait

ke-3 baris ke-2 sampai ke-3, dan bait ke-4 baris ke2 sampai ke-3. Pada kedua lirik

tersebut disebut simploke karena keduanya mengulang kata “kita” dalam beberapa

baris dan kalimat. Contoh: “kita untuk selamanya, kita percaya…”.

Jadi, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul Sahabat tersebut terdapat 17

pemakaian gaya bahasa. Tujuh belas gaya bahasa tersebut antara lain terdiri

dari 1 gaya bahasa aliterasi, 2 gaya bahasa pararelisme, 10 gaya bahasa

asonansi, 2 gaya bahasa inversi, dan 2 gaya bahasa simploke.

Page 85: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

85

Sahabat

Bayangkan ku melayang Seluruh nafasku terbang (Alegori)

Bayangkan ku menghilang

Semua tanpamu teman

Bila napasku lepas (Hiperbola)

Semua langkah yang lelah (Personifikasi)

Semua waktu yang hilang (Metafora)

Tapi bayangmu tetap (Metafora)

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Kita untuk selamanya, kita percaya

Kita tebarkan arah dan tak pernah lelah (Metafora)

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Kita untuk slamanya, kita percaya

Kita bagai cerita, wahai sahabat (Perbandingan (Simile))

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Penggunaan bahasa kiasan alegori terdapat pada bait ke-1 yaitu dalam lirik

“bayangkan ku melayang, seluruh nafasku terbang, bayangkan ku menghilang,

semua tanpamu teman”. Lirik tersebut merupakan alegori karena setiap lirik-

liriknya mulai dari baris pertama sampai ke-3 merupakan metafora yang terjadi

secara berturut-turut sebelum mengungkapkan pernyataan yang paling utama.

Dalam lirik tersebut, pernyataan yang paling utama adalah lirik “semua tanpamu

teman”. Makna dari lirik dalam bait tersebut adalah bahwa penyair berkata kepada

sahabatnya apabila sahabatnya tidak lagi bersamanya maka penyair akan merasa

sangat kehilangan. Kehilangan ini disimbolkan dengan beberapa ungkapan yaitu

“bayangkan ku melayang, seluruh nafasku terbang, bayangkan ku menghilang”.

Page 86: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

86

Penggunaan kiasan selanjutnya adalah hiperbola yang terdapat pada bait

ke-2 baris ke-1 dalam lirik “bila nafasku lepas”. Di sini penyair menggunakan

pernyataan yang berlebihan dengan mengibaratkan nafasnya sampai terlepas.

Secara logika, nafas seseorang dapat terlepas dari jasadnya hanya ketika orang

tersebut meninggal dunia.

Selanjutnya, kiasan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut adalah

personifikasi yang terdapat pada bait ke-2 baris ke-2 dalam lirik “semua langkah

yang lelah”. Disebut mengandung kiasan personifikasi atau penginsanan karena di

sini penyair membuat seakan-akan langkah dapat mengalami kelelahan. Padahal

yang dapat mengalami kelelahan adalah orang yang melangkah atau melakukan

kegiatan melangkah tersebut. Maksud dari penyair adalah bahwa kelelahan itu

tidak hanya lelah dalam arti penurunan kondisi fisik saja, akan tetapi kelelahan itu

juga dapat menjadi simbol dari kejenuhan, kesedihan, dan lain-lain. Sedangkan

maksud dari “langkah” di sini bukan hanya langkah dari kaki saja, akan tetapi

merupakan keseluruhan ataupun orang yang bersangkutan.

Penggunaan kiasan selajutnya adalah kiasan metafora yang terdapat pada

bait ke-2 baris ke-3 dan ke-4, dan pada bait ke-3 baris ke-3. Pada bait ke-2 baris

ke-3 dalam lirik “semua waktu yang hilang”, merupakan metafora karena makna

sebenarnya bukanlah waktu yang bisa menghilang, akan tetapi penyair

menyiratkan makna dari lirik tersebut adalah bahwa semua waktu yang telah

terbuang atau waktu-waktu ataupun hari-hari yang telah terlewati yang

disimbolkan dengan “hilang”. Selanjutnya pada baris ke-4 yang masih berkaitan

dengan lirik sebelumnya yaitu pada lirik “tapi bayangmu tetap”, merupakan

Page 87: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

87

metafora karena penyair menyimbolkan sahabatnya hanya dengan bayangannya

saja. Ungkapan “bayangmu” disini bukan hanya bayangan saja, akan tetapi secara

keseluruhan. Maksud lirik tersebut adalah penyair mengungkapkan bahwa

meskipun dalam kejenuhan, kelelahan, dan meskipun sudah banyak waktu yang

terlewati, namun sahabatnya akan tetap ada bersamanya. Selanjutnya, kiasan

metafora terdapat pada bait ke-3 baris ke-3 dalam lirik “kita tebarkan arah dan

tak pernah lelah”. Dalam lirik tersebut penyair membuat ungkapan “tebarkan

arah” yang maksudnya adalah menjalani kehidupan di tempat mereka tinggal.

Sehingga maksud dari lirik “kita terbarkan arah dan tak pernah lelah” adalah

bahwa penyair dan sahabatnya selalu menjalani kehidupan dimana mereka berada

dan tak pernah mengalami kejenuhan maupun kelelahan selama mereka selalu

bersama.

Penggunaan kiasan selanjutnya adalah kiasan perbandingan (simile) yang

terdapat pada bait ke-4 baris ke-3 dalam lirik “kita bagai cerita, wahai sahabat”.

Dalam lirik tersebut terdapat ungkapan “bagai cerita” sehingga dapat disebut

perbandingan (simile). Dalam lirik tersebut, penyair mengungkapkan kepada

sahabatnya bahwa kisah mereka berdua sudah seperti cerita ataupun kisah yang

bisa dijadikan sebagai contoh.

Kesimpulannya adalah bahwa di dalam lirik lagu Peterpan berjudul

Sahabat tersebut terdapat 7 penggunaan bahasa kiasan. Tujuah kiasan

tersebut antara lain terdiri dari 1 kiasan alegori, 1 kiasan hiperbola, 1 kiasan

personifikasi, 3 kiasan metafora, dan 1 kiasan perbandingan (simile).

Page 88: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

88

7) Aku dan Bintang

Lihat ke langit luas (Pleonasme)

Dan semua musim terus berganti

Tetap bermain awan (Asonansi)

Merangkai mimpi dengan khayalku

Selalu bermimpi dengan hariku (Simploke)

Pernah kau lihat bintang (Asonansi)

Bersinar putih penuh harapan (Aliterasi)

Tangan halusnya terbuka (Asonansi)

Coba temani, dekati aku (Asindeton)

Selalu terangi gelap malamku (Aliterasi)

Dan rasakan semua bintang (Asonansi)

Memanggil tawamu terbang ke atas (Aliterasi, Pleonasme)

Tinggalkan semua hanya kita dan bintang (Asonansi)

Yang terindah meski terlupakan (Aliterasi)

Dan selalu terangi dunia mereka-reka

hanya aku dan bintang (Asonansi)

Penggunaan gaya bahasa pleonasme terdapat pada bait ke-1 baris ke-1, dan

pada bait ke-3 baris ke-2. Pada bait ke-1 barik ke-1 pada lirik “lihat ke langit

luas”, mengandung gaya bahasa pleonasme karena semua orang tahu bahwa langit

itu luas, jadi tidak perlu ditambah kata “luas”, namun penyair atau komposer ingin

lebih menguatkan makna sehingga kata yang sudah cukup jelas kembali ditambah

kata yang bisa lebih menguatkan lagi maknanya. Untuk bait ke-3 baris ke-2 pada

lirik “memanggil tawamu terbang ke atas”, juga mengandung gaya bahasa

pleonasme karena kita semua tahu bahwa terbang pasti selalu ke atas, jadi tidak

perlu ditambah lagi kata “ke atas”.

Selanjutnya, untuk penggunaan gaya bahasa asonansi terdapat pada bait

ke-1 baris ke-3, bait ke-2 baris ke-1, ke-3- ke-4, dan ke-5, bait ke-3 baris ke-1 dan

Page 89: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

89

ke-3, dan bait ke-4 baris ke-3. 6 peristiwa asonansi pada lirik lagu tersebut

semuanya terjadi karena pengulangan vokal “a”. contoh: “tetap bermain awan”.

Untuk gaya bahasa simploke terdapat pada bait ke-1 baris ke-4 sampai ke-

5 yaitu lirik “merangkai mimpi dengan khayalku, selalu bermimpi dengan

hariku”. lirik tersebut disebut mengandung gaya bahasa simploke karena

mengulang kata “mimpi” dalam beberapa baris.

Untuk penggunaan gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait ke-2 baris ke-2

dan ke-5, dan bait ke-3 baris ke 2, dan bait ke-4 baris ke-1. Bait ke-2 baris ke-2

lirik “bersinar putih penuh harapan” adalah aliterasi karena terjadi pengulangan

konsonan “p”. Baris ke-5 pada lirik “selalu terangi gelap ,malamku”, terjadi

pengulangan konsonan “l”. untuk bait ke-3 baris ke-2 dan bait ke-4 baris ke-1

yaitu lirik “memanggil tawamu terbang ke atas” dan “yang terindah meski

terlupakan”, terjadi pengulangan untuk konsonan “t”.

Selanjutnya, untuk gaya bahasa asindeton terdapat pada bait ke-2 baris ke-

3 pada lirik “coba temani, dekati aku”. Lirik tersebut mengandung gaya bahasa

asindeton karena tidak memakai kata penghubung seperti dan, lalu, dll., tapi

hanya dipisahkan oleh tanda koma.

Jadi, dalam lirik lagu Peterpan berjudul Aku dan Bintang terdapat 14

penggunaan gaya bahasa. Empat belas gaya bahasa tersebut terdiri dari 2

gaya bahasa pleonasme, 6 gaya bahasa asonansi, 1 gaya bahasa simploke, 4

gaya bahasa aliterasi, dan 2 gaya bahasa asindeton.

Page 90: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

90

Aku dan Bintang

Lihat ke langit luas

Dan semua musim terus berganti

Tetap bermain awan (Hiperbola)

Merangkai mimpi dengan khayalku (Metafora)

Selalu bermimpi dengan hariku (Hiperbola)

Pernah kau lihat bintang

Bersinar putih penuh harapan

Tangan halusnya terbuka (Personifikasi)

Coba temani, dekati aku

Selalu terangi gelap malamku

Dan rasakan semua bintang (Personifikasi)

Memanggil tawamu terbang ke atas

Tinggalkan semua, hanya kita dan bintang

Yang terindah meski terlupakan

Dan selalu terangi dunia mereka-reka (Alegori)

hanya aku dan bintang

Kiasan hiperbola terdapat pada bait ke-1 baris ke-3 dan baris ke-5. Pada

baris ke-3 dalam lirik “tetap bermain awan”. Lirik tersebut merupakan hiperbola

karena menggunakan pengungkapan yang berlebihan, padahal tidak mungkin

seseorang bisa bermain-main dengan awan kecuali dalam khayalan. Sedangkan

pada baris ke-5 dalam lirik “selalu bermimpi dengan hariku”, disebut hiperbola

atau berlebihan karena seseorang tidak mungkin akan selalu bermimpi.

Kiasan selanjutnya adalah metafora yang terdapat pada bait ke-1 baris ke-

4 dalam lirik “merangkai mimpi dengan khayalku”. Disebut metafora karena

maksud dari lirik tersebut yang sebenarnya dari penyair adalah bahwa khayalan

atau imajinasi dapat melakukan apa saja, bahkan untuk merangkai mimpi. Selagi

masih dalam khayalan maka apapun bisa dilakukan.

Page 91: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

91

Penggunaan kiasan selanjutnya adalah personifikasi yang terdapat pada

bait ke-2, dan pada bait ke-3 baris ke-1 sampai ke-2. Pada bait ke-2 dalam lirik

“pernah kau lihat bintang bersinar putih penuh harapan, tangan halusnya

terbuka coba temani dekati aku, selalu terangi gelap malamku”, mengandung

kiasan personifikasi karena penyair membuat seakan akan bintang itu hidup dan

memiliki tangan halus yang bisa datang dan menemani. Selanjutnya pada bait ke-

3 dalam lirik “dan rasakan semua bintang, memanggil tawamu terbang ke atas

tinggalkan semua…”, juga mengandung kiasan personifikasi atau penginsanan

karena penyair membuat seakan-akan bintang dapat memanggil manusia.

Selanjutnya, bahasa kiasan yang terkandung dalam lirik lagu tersebut

adalah kiasan alegori yang terdapat pada bait ke-4 yaitu dalam lirik “yang

terindah meski terlupakan , dan selalu terangi dunia mereka-reka, hanya aku dan

bintang”. Merupakan alegori atau metafora yang beruntun karena dalam lirik-lirik

pada bait tersebut memang mengandung kiasan metafora secara beruntun yaitu

“yang terindah meski terlupakan, dan selalu terangi dunia mereka-reka…”. Lirik-

lirik tersebut diungkapkan sebelum pernyataan utamanya yaitu “hanya aku dan

bintang”. Maksud dari lirik-lirik tersebut adalah penyair menungkapkan bahwa

meskipun semua keindahan sudah berlalu, akan tetapi masih selalu terasa.

Jadi, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul Aku dan Bintang terdapat 6

penggunaan bahasa kiasan antara lain terdiri dari 2 kiasan hiperbola, 1

kiasan metafora, 2 kiasan personifikasi, dan 1 kiasan alegori.

Page 92: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

92

8) Mungkin Nanti

Saatnya ku berkata

Mungkin yang terakhir kalinya

Sudahlah lepaskan semua (Aliterasi)

Ku yakin inilah waktunya

Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi (Simploke)

Mungkin saja rasa itu telah pergi

Dan mungkin bila nanti kita akan bertemu lagi

Satu pinta ku jangan kau coba tanyakan kembali (Asonansi)

Rasa yang ku tinggal mati

Seperti hari kemarin saat semua di sini

Dan bila hatimu termenung

Bangun dari mimpi-mimpimu

Membuka hatimu yang dulu (Asonansi)

Cerita saat masalahku (Asonansi)

Tak usah kau tanyakan lagi (Asonansi)

Simpan untukmu sendiri Semua sesal yang kau cari (Asonansi) (Pararelisme)

Semua rasa yang kau beri

Penggunaan gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait ke-1 baris ke-3 yaitu

pada lirik “sudahlah lepaskan semua”. Pada lirik tersebut terdapat gaya bahasa

aliterasi karena terjadi pengulangan untuk konsonan “s”.

Selanjutnya untuk penggunaan gaya bahasa simploke terdapat pada bait

ke-2 baris ke-1 sampai ke-2 yaitu lirik “mungkin saja kau bukan yang dulu lagi,

mungkin saja rasa itu telah pergi”. Pada lirik tersebut mengandung gaya bahasa

simploke karena terjadi pengulangan kata dalam beberapa baris yaitu “mungkin

saja…”. Pengulangan tersebut dilakukan oleh si pencipta lagu atau komposer agar

lebih memberikan kesan lebih menarik ketika diperdengarkan.

Page 93: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

93

Penggunaan gaya bahasa selanjutnya adalah asonansi yang terdapat pada

bait ke-3 baris ke-2 sampai ke-3, bait ke-3 baris ke-3 dan baris ke-4, dan bait ke-5

baris ke-1 dan baris ke-3. Pada bait ke-3 baris ke-2 sampai ke-3 dalam lirik “satu

pintaku jangan kau coba tanyakan kembali rasa yang ku tinggal mati”,

merupakan asonansi karena terjadi pengulangan untuk vokal “a”. Untuk bait ke-3

baris ke-3 pada lirik “membuka hatimu yang dulu”, terjadi pengulangan untuk

vokal “u”. Selanjutnya, peristiwa asonansi yang terjadi pada lirik lagu Mungkin

Nanti disebabkan oleh pengulangan vokal “a” yaitu “cerita saat masalahku”, “tak

usah kau tanyakan lagi”, dan “semua sesal yang kau cari”.

Gaya bahasa selanjutnya adalah pararelisme yang terdapat dalam bait ke-

5 yaitu pada lirik “tak usah kau tanyakan lagi, simpan untukmu sendiri, semua

sesal yang kau cari, semua rasa yang kau beri”. Pada lirik tersebut, komposer

membuat pernyataan “tak usah kau tanyakan lagi” sebagai pernyataan utama

yang ingin disampaikan kepada pendengarnya. Setelah pernyataan tersebut

diungkapkan, komposer membuat pernyataan dan pengulangan yang dapat

memperkuat penekanan dan memberikan kesan keseriusan yaitu pada lirik

“simpan untukmu sendiri, semua sesal yang kau cari, semua rasa yang kau beri”.

Kesimpulannya, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul Mungkin Nanti

terdapat 8 penggunaan gaya bahasa. Delapan gaya bahasa tersebut antara

lain terdiri dari 1 gaya bahasa aliterasi, 1 gaya bahasa simploke, 5 gaya

bahasa asonansi, dan 1 gaya bahasa pararelisme.

Page 94: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

94

Mungkin Nanti

Saatnya ku berkata

Mungkin yang terakhir kalinya (Litotes)

Sudahlah lepaskan semua

Ku yakin inilah waktunya

Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi (Ironi)

Mungkin saja rasa itu telah pergi (Personifikasi)

Dan mungkin bila nanti kita akan bertemu lagi

Satu pinta ku jangan kau coba tanyakan kembali

Rasa yang ku tinggal mati (Hiperbola)

Seperti hari kemarin saat semua di sini

Dan bila hatimu termenung (Personifikasi)

Bangun dari mimpi-mimpimu

Membuka hatimu yang dulu (Metafora)

Cerita saat masalahku

Tak usah kau tanyakan lagi

Simpan untukmu sendiri (Ironi)

Semua sesal yang kau cari

Semua rasa yang kau beri

Penggunaan kiasan litotes dalam lirik tersebut terdapat pada bait ke-1 baris

ke-1 sampai ke-2 yaitu lirik “saatnya ku berkata mungkin yang terakhir

kalinya”. Lirik tersebut mengandung kiasan litotes karena penyair menggunakan

pengungkapan yang merendah atau melemahkan pernyataannya. Pada pernyataan

“mungkin yang terakhir kalinya”, penyair merendah padahal belum tentu apa yang

dia katakana itu benar, karena mungkin saja suatu hari nanti akan bertemu

kembali dengan orang yang dimaksudnya dan dapat berbicara lagi dengannya.

Kiasan selajutnya adalah ironi yang terdapat pada bait ke-2 baris ke-1, dan

pada bait ke-5. Pada bait ke-2 baris ke-1 dalam lirik “mungkin saja kau bukan

yang dulu lagi”, disebut mengandung kiasan ironi karena merupakan sindiran dari

Page 95: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

95

penyair kepada orang yang dimaksudnya. Maksud dari lirik tersebut adalah,

penyair mengungkapkan kepada seseorang bahwa mungkin saja suatu hari nanti

apabila bisa bertemu kembali, orang yang dimaksudkan tersebut sudah berubah

dan tidak seperti yang dikenal oleh si penyair. Kemudian pada bait ke-5 dalam

lirik “tak usah kau tanyakan lagi, simpan untukmu sendiri, semua sesal yang

kau cari, semua rasa yang kau beri”, juga mengandung kiasan ironi karena

terdapat sindiran terutama pada pernyataan “tak usah kau tanyakan lagi, simpan

untukmu sendiri…”. Maksud penyair dalam lirik-lirik pada bait ke-5 adalah bahwa

penyair memberikan pernyataan kepada seseorang agar orang tersebut tidak perlu

bertanya-tanya lagi, dan penyair membiarkan orang tersebut merasakan

penyesalannya sendiri.

Penggunaan bahasa kiasan yang selanjutnya adalah kiasan personifikasi

yang terdapat pada bait ke-2 baris ke-2, dan pada bait ke-3 baris ke-1. Untuk bait

ke-2 baris ke-2, kiasan personifikasi terdapat pada lirik “mungkin saja masa itu

telah pergi”. Lirik tersebut mengandung kiasan personifikasi atau penginsanan

karena penyair membuat seakan-akan “masa” atau dalam arti lain adalah “waktu”

dapat pergi dan meninggalkannya seperti halnya manusia. Maksud dari lirik

tersebut adalah penyair mengungkapkan kepada seseorang bahwa mungkin saja

masa-masa mereka sedang bersama, suatu hari nanti akan berbeda karena orang

tersebut sudah berubah atau sudah tidak seperti yang si penyair kenal. Kemudian

kiasan personifikasi yang terdapat pada bait ke-3 baris ke-1 yaitu terdapat dalam

lirik “dan bila hatimu termenung”. Merupakan personifikasi karena penyair

membuat seakan-akan hati dapat termenung seperti halnya manusia. Makna lirik

Page 96: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

96

tersebut sebenarnya adalah bahwa yang termenung bukanlah hatinya saja, akan

tetapi orang yang memiliki hati itulah yang termenung.

Kiasan selanjutnya adalah hiperbola yang terdapat pada bait ke-3 baris ke-

3 dalam lirik “rasa yang ku tinggal mati”. Lirik tersebut merupakan hiperbola

karena penyair berlebihan mengungkapkan pernyataannya. Maksud penyair

bukanlah meninggalkan rasa itu melalui kematian, akan tetapi hanya

meninggalkan rasa atau perasaan itu dalam-dalam, melupakan perasaan tersebut,

dan tidak lagi mengingat-ingatnya kembali.

Penggunaan kiasan yang selanjutnya adalah kiasan metafora yang terdapat

pada bait ke-4 baris ke-3, yaitu dalam lirik “membuka hatimu yang dulu”.

Peristiwa metafora atau perlambangan terdapat pada pernyataan “membuka

hatimu” yang maksudnya adalah tidak menutup-nutupi atau menyatakan segala

perasaan. Sehingga lirik “membuka hatimu yang dulu” maksudnya adalah bahwa

penyair berharap seseorang yang dimaksudkannya itu apabila sedang teringat akan

perasaannya yang pernah orang tersebut rasakan pada masa dulu, maka penyair

berharap orang tersebut tidak menutup-nutupi apabila teringat kembali kenangan

masa lalu mereka sewaktu masih bersama.

Kesimpulannya adalah bahwa di dalam lirik lagu Peterpan berjudul

Mungkin Nanti terdapat 7 penggunaan bahasa kiasan. Ketujuh kiasan

tersebut antara lain terdiri dari 1 kiasan litotes, 2 kiasan ironi, 2 kiasan

personifikasi, 1 kiasan hiperbola, dan 1 kiasan metafora.

Page 97: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

97

9) Di Belakangku

Kau peluk aku sebelum membunuhku (Asonansi)

Tersenyum melihatku, melamun melihatmu (Aliterasi, Asindeton)

Kau menungguku, menunggu ku terjatuh (Asonansi, Asindeton)

Setiap langkah tertuju

Setia dalam renungku (Aliterasi)

Aku menunggumu, menunggumu, menunggumu (Repetisi)

Mati di depanku di depanku, di depanku (Repetisi)

Apa yang kau lakukan dibelakangku (Asonansi)

Mengapa tak kau tunjukkan dihadapanku (Asonansi)

Apa yang kau lakukan dibelakangku (Asonansi)

Dibelakangku, dibelakangku, dibelakangku (Repetisi)

Gaya bahasa asonansi terdapat pada bait ke-1 baris ke 1, bait ke-2 baris

ke-1, dan bait ke-4 baris ke-1, ke-2, dan ke-3. Pada bait ke-1 baris ke-1 dan bait

ke-2 baris ke ke-1 dalam lirik “kau peluk aku sebelum membunuhku” dan “kau

menungguku, menunggu ku terjatuh”, mengandung gaya bahasa asonansi karena

terjadi pengulangan untuk vokal “u”. sedangkan pada bait ke-4 baris ke-1, ke-2,

dan ke-3 dalam lirik “apa yang kau lakukan di belakangku”, dan “mengapa tak

kau tunjukkan dihadapanku”, merupakan asonansi dengan pengulangan untuk

vokal “a”.

Selanjutnya, untuk penggunaan gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait

ke-1 baris ke-1, dan pada bait ke-2 baris ke-2 sampai ke-3. Pada bait ke-1 baris

ke-1 dalam lirik “tersenyum melihatku, melamun melihatmu”, mengandung gaya

bahasa aliterasi karena terdapat pengulangan untuk konsonan “m”. Sedangkan

untuk bait ke-2 pada baris ke-2 sampai ke-3 dalam lirik “setiap langkah tertuju,

setia dalam renungku”, merupakan aliterasi karena terjadi pengulangan pada awal

Page 98: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

98

kata yang juga merupakan konsonan yaitu untuk konsonan “s”. Meskipun lirik

tersebut berada dalam beberapa baris, akan tetapi masih dalam satu kesatuan

kalimat.

Untuk penggunaan gaya bahasa asindeton terdapat pada bait ke-1 baris ke-

2, dan bait ke-2 baris ke-1. Pada bait ke-1 baris ke-2 dalam lirik “tersenyum

melihatku, melamun melihatmu”, disebut asindeton karena tidak menggunakan

kata penghubung seperti dan, lalu, kemudian, dll., akan tetapi hanya dipisahkan

oleh tanda koma. Begitupun halnya yang terjadi dalam lirik pada bait ke-2 baris

ke-1 yaitu “kau menungguku, menunggu ku terjatuh”, tidak menggunakan

penghubung, hanya dipisahkan oleh tanda koma.

Penggunaan gaya bahasa selanjutnya adalah repetisi yang terdapat pada

bait ke-3 baris ke-1 dan ke-2, dan pada bait ke-4 baris ke-3 sampai ke-4. Pada bait

ke-3 baris ke-1 dan ke-2 dalam lirik “aku menunggumu, menunggumu,

menunggumu, mati di depanku, di depanku, di depanku”, merupakan repetisi

karena mengulang kata “menunggumu” dan “di depanku” sebagai penekanan

untuk mengeraskan arti. Begitupun halnya dengan bait ke-4 baris ke-3 sampai ke-

4 dalam lirik “apa yang kau lakukan di belakangku, di belakangku, di

belakangku, di belakangku”, terdapat pengulangan kata “di belakangku”.

Jadi, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul Di Belakangku tersebut

terdapat 12 penggunaan gaya bahasa. Dua belas gaya bahasa tersebut

antara lain terdiri dari 5 gaya bahasa asonansi, 2 gaya bahasa aliterasi, 2

gaya bahasa asindeton, dan 3 gaya bahasa repetisi.

Page 99: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

99

Di Belakangku

Kau peluk aku sebelum membunuhku (Ironi)

Tersenyum melihatku, melamun melihatmu

Kau menungguku, menunggu ku terjatuh (Ironi)

Setiap langkah tertuju

Setia dalam renungku

Aku menunggumu, menunggumu, menunggumu

Mati di depanku di depanku, di depanku

Apa yang kau lakukan dibelakangku

Mengapa tak kau tunjukkan dihadapanku (Ironi)

Apa yang kau lakukan dibelakangku

Dibelakangku, dibelakangku, dibelakangku

Pada bait ke-1 baris ke-1, bait ke-2 baris ke-1, dan bait ke-4 baris ke-1

sampai ke-2. Pada bait ke-1 dalam lirik “kau peluk aku sebelum membunuhku”,

disebut ironi karena penyair menyinggung seseorang dimana makna sebenarnya

yaitu penyair merasa diperhatikan lebih oleh seseorang sebelum akhirnya disakiti.

Selanjutnya, Pada bait ke-2 dalam lirik “kau menungguku, menunggu ku terjatuh”,

juga merupakan sindiran terhadap seseorang dari penyair yang bermaksud

mengungkapkan bahwa orang tersebut sebenarnya sedang menunggu penyair

“terjatuh” atau dengan kata lain terpuruk. Terakhir pada bait ke-4 yaitu dalam

lirik “apa yang kau lakukan di belakangku, mengapa tak kau tunjukkan

dihadapanku”, juga merupakan ironi atau sindiran dari penyair terhadap seeorang,

di mana penyair mengungkapkan bahwa penyair merasa curiga atas apa yang

selama ini diperbuat orang tersebut dan tidak penyair ketahui karena orang

tersebut tidak memberitahu si penyair. Jadi, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul

Di Belakangku mengandung 3 kiasan ironi.

Page 100: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

100

10) Langit tak Mendengar

Jalan hidup telah memilih

Menurunkan aku ke bumi (Asonansi)

Hari berganti dan berganti (Repetisi)

Aku diam tak memahami (Asonansi)

Mengapa hidup begitu sepi (Simploke)

Apakah hidup seperti ini (Simploke)

Mengapa ku selalu sendiri

Apakah hidupku tak berarti

Coba bertanya pada manusia tak ada jawabnya (Asonansi, Pleonasme)

Aku bertanya pada langit tua langit tak mendengar (Asonansi)

Gaya bahasa asonansi terdapat pada bait ke-1 baris ke-2 dan ke-4, dan

bait ke-3 baris ke-1 dan ke-2. Pada bait ke-1 untuk baris ke-2 dalam lirik

“menurunkan aku ke bumi” mengandung gaya bahasa asonansi karena terjadi

pengulangan untuk vokal “u”, sedangkan untuk baris ke-4 dalam lirik “aku diam

tak memahami”, terjadi pengulangan untuk vokal “a”. Selain itu, peristiwa

asonansi untuk vokal “a” terdapat pula pada bait ke-3 baris ke-1 dan ke-2 yaitu

lirik “coba bertanya pada manusia tak ada jawabnya” dan lirik “aku bertanya

pada langit tua langit tak mendengar”.

Selanjutnya, untuk penggunaan gaya bahasa repetisi terdapat pada bait ke-

1 baris ke-3 dalam lirik “hari berganti dan berganti”. Lirik tersebut disebut

repetisi karena penyair melakukan pengulangan untuk menguatkan makna pada

kata “berganti”. Pengulangan tersebut dilakukan dengan maksud menguatkan dan

meyakinkan pada para pendengar atau pembacanya bahwa hari memang benar-

benar akan selalu berganti dan berganti seiring berjalannya waktu.

Page 101: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

101

Untuk penggunaan gaya bahasa simploke, terdapat pada bait ke-2 yaitu

dalam lirik”mengapa hidup begitu sepi, apakah hidup seperti ini, mengapa ku

selalu sendiri, apakah hidupku tak berarti”. Disebut mengandung gaya bahasa

simploke karena dalam lirik tersebut terjadi pengulangan kata dalam beberapa

baris maupun kalimat untuk kata “mengapa” dan “apakah”. Pengulangan tersebut

dilakukan oleh seorang komposer atau penulis lagu untuk mendapatkan nilai

keindahan dan kesyahduan tersendiri ketika lirik tersebut diperdengarkan kepada

para pendengarnya.

Penggunaan gaya bahasa selanjutnya adalah gaya bahasa pleonasme yang

terdapat pada bait ke-3 baris ke-1 yaitu dalam lirik “coba bertanya pada manusia

tak ada jawabnya”. Peristiwa pleonasme dalam lirik tersebut terjadi ketika penyair

menggunakan pemubaziran kata saat mengungkapkan pernyataan “bertanya pada

manusia”. Secara logika, ketika seseorang memiliki pertanyaan dan ingin

menanyakannya, maka sudah pasti ia akan bertanya kepada kepada orang lainnya

dalam atau dengan kata lain kepada manusia lainnya, dan tidak masuk akal jika

seseorang bertanya kepada hewan, benda mati, ataupun tumbuhan. Namun

kembali penulis ingin menguatkan makna kepada para pendengarnya.

Kesimpulannya, di dalam lirik lagu Peterpan berjudul langit tak

Mendengar tersebut terdapat 8 penggunaan gaya bahasa. Delapan gaya

bahasa tersebut antara lain terdiri dari 4 gaya bahasa asonansi, 1 gaya

bahasa repetisi, 2 gaya bahasa simploke, dan 1 pleonasme.

Page 102: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

102

Langit tak Mendengar

Jalan hidup telah memilih

Menurunkan aku ke bumi (Personifikasi)

Hari berganti dan berganti Aku diam tak memahami (Litotes)

Mengapa hidup begitu sepi

Apakah hidup seperti ini

Mengapa ku selalu sendiri

Apakah hidupku tak berarti (Litotes)

Coba bertanya pada manusia tak ada jawabnya (Depersonifikasi)

Aku bertanya pada langit tua langit tak mendengar (Personifikasi)

Penggunaan kiasan personifikasi terdapat pada bait ke-1 baris ke-1 sampai

ke-2, dan pada bait ke-3 baris ke-2. Pada bait ke-1, penggunaan kiasan

personifikasi terdapat dalam lirik “jalan hidup telah memilih, menurunkan aku ke

bumi”, karena dalam lirik tersebut terdapat penginsanan pada kata “memilih” dan

“menurunkan”. Makna dalam lirik tersebut adalah, penyair mengungkapkan

bahwa jalan hidup yang ditentukan oleh yang maha kuasa telah menciptakan

dirinya untuk hidup dan tinggal di dunia ini. Maksud dari ungkapan “jalan hidup”

pada lirik tersebut tidak lain adalah takdir yang merupakan kodrat yang sudah

dimiliki oleh setiap manusia. Kemudian pada bait ke-3 baris ke-2, kiasan

personifikasi terdapat dalam lirik “aku bertanya pada langit tua langit tak

mendengar”. Lirik tersebut merupakan personifikasi atau penginsanan karena di

dalamnya penyair mengungkapkan bahwa ia telah bertanya kepada langit.

Meskipun ia tahu bahwa langit tidak dapat mendengar, namun penyair tetap

menganggap bahwa langit dapat mendengar apa yang dikatakannya.

Page 103: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

103

Kiasan selajutnya adalah litotes yang terdapat pada bait ke-1 baris ke-3

sampai ke-4, dan pada bait ke-2 baris ke-3 sampai ke-4. Pada bait ke-1 dalam lirik

“hari berganti dan berganti, aku diam tak memahami”, merupakan litotes karena

dalam lirik tersebut penyair merendah atau melemahkan pernyataan dengan

mengatakan “aku diam tak memahami”, padahal apa yang diungkapkan oleh

penyair itu belum tentu benar. Selajutnya pada bait ke-2 dalam lirik “mengapa ku

selalu sendiri, apakah hidupku tak berarti”, juga merupakan litotes atau

merendahkan dan melemahkan pernyataan karena pada lirik tersebut penyair

merendah dengan mengatakan “apakah hidupku tak berarti”. Disebut merendah

karena belum tentu apa yang diungkapkan oleh penyair itu benar, bisa saja

sebenarnya hidup si penyair itu berguna dan berarti bagi orang-orang di

sekitarnya.

Penggunaan bahasa kiasan selanjutnya adalah depersonifikasi yang

terdapat pada bait ke-3 baris ke-1 dalam lirik “coba bertanya pada manusia tak

ada jawabnya”. Lirik tersebut mengandung kiasan depersonifikasi ataupun

pembendaan yang merupakan lawan dari personifikasi (penginsanan), karena telah

membuat manusia seakan-akan tidak mampu menjawab pertanyaan yang

ditujukan kepadanya, dengan kata lain membuat manusia seperti benda yang tidak

bisa menjawab bila ditanya oleh seseorang, padahal manusia bisa menjawab

meskipun ia tidak selalu tahu jawaban yang benar.

Jadi, dalam lirik lagu Peterpan berjudul Langit tak Mendengar terdapat 5

penggunaan bahasa kiasan. Kelima kiasan tersebut antara lain terdiri dari 2

kiasan personifikasi, 2 kiasan litotes, dan 1 kiasan depersonifikasi.

Page 104: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

104

4.2.1.1 Pembahasan Hasil Analisis Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan

Lirik Lagu Peterpan Album Alexandria

Berdasarkan hasil analisis data mengenai penggunaan gaya bahasa dan

bahasa kiasan yang dilakukan peneliti pada 10 lirik lagu Peterpan dalam album

Alexandria, terdapat 107 penggunaan gaya bahasa dan 58 penggunaan bahasa

kiasan yang digunakan penyair atau komposer untuk memberi dan menambahkan

nilai keindahan disetiap liriknya. 107 penggunaan gaya bahasa tersebut antara lain

terdiri dari 10 atau 9,34% gaya bahasa repetisi, 4 atau 3,73% gaya bahasa inversi,

11 atau 10,28% gaya bahasa aliterasi, 51 atau 47,66% gaya bahasa asonansi, 7

atau 6,54% gaya bahasa pararelisme, 12 atau 11,21% gaya bahasa simploke, 5

atau 4,67% gaya bahasa pleonasme, dan 7 atau 6,54% gaya bahasa asindeton.

Sedangkan untuk 58 penggunaan bahasa kiasan antara lain terdiri dari 2 atau

3,44% kiasan perbandingan (simile), 19 atau 32,75% kiasan metafora, 2 atau

3,44% kiasan alegori, 9 atau 15,51% kiasan personifikasi, 1 atau 1,72% kiasan

depersonifikasi, 10 atau 17,24% kiasan hiperbola, 8 atau 13,79% kiasan ironi, dan

7 atau 12,06% kiasan litotes. Dalam lirik lagu Peterpan album Alexandria, gaya

bahasa yang sering muncul adalah asonansi yaitu 51 kali penggunaan atau

47,66%. Sedangkan untuk gaya bahasa yang jarang muncul adalah gaya bahasa

inversi yaitu hanya ada 4 penggunaan atau 3,73%. Kemudian untuk penggunaan

bahasa kiasan, yang paling sering muncul dalam lirik lagu Peterpan adalah kiasan

Metafora yaitu 19 kali penggunaan atau sekitar 32,75%. Sedangkan kiasan yang

paling jarang muncul adalah kiasan depersonifikasi yaitu hanya terdapat 1

penggunaan atau 1,72%. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 105: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

105

Tabel hasil analisis gaya bahasa seluruh lagu Peterpan

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

No Judul Lagu Gaya Bahasa

Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tak Bisa kah 3 1 - 5 - 3 1 1 14

2 Jauh Mimpiku - - 3 4 - - - 1 8

3 Membebaniku 2 1 - 2 - - 1 1 7

4 Menunggu Pagi - - - 1 1 1 - 1 4

5 Kukatakan dengan Indah 1 - - 9 3 2 - - 15

6 Sahabat - 2 1 10 2 2 - - 17

7 Aku dan Bintang - - 4 6 - 1 2 1 14

8 Mungkin Nanti - - 1 5 1 1 - - 8

9 Di Belakangku 3 - 2 5 - - - 2 12

10 Langit tak Mendengar 1 - - 4 - 2 1 - 8

Jumlah

(Persentase)

10

(9,34%)

4

(3,73%)

11

(10,28%)

51

(47,66%)

7

(6,54%)

12

(11,21%)

5

(4,67%)

7

(6,54%) 107

(100%)

Page 106: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

106

Tabel hasil analisis bahasa kiasan seluruh lagu Peterpan

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes

No Judul Lagu Bahasa Kiasan

Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tak Bisa kah - 2 - - - 3 1 - 6

2 Jauh Mimpiku - 3 - - - - - 2 5

3 Membebaniku - 4 - - - - - - 4

4 Menunggu Pagi - 3 - 2 - - - - 5

5 Kukatakan dengan Indah 1 2 - - - 3 2 2 10

6 Sahabat 1 3 1 1 - 1 - - 7

7 Aku dan Bintang - 1 1 2 - 2 - - 6

8 Mungkin Nanti - 1 - 2 - 1 2 1 7

9 Di Belakangku - - - - - - 3 - 3

10 Langit tak Mendengar - - - 2 1 - - 2 5

Jumlah

(Persentase)

2

(3,44%)

19

(32,75%)

2

(3,44%)

9

(15,51%)

1

(1,72%)

10

(17,24%)

8

(13,79%)

7

(12,06%) 58

(100%)

Page 107: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

107

4.2.2 Analisis Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan Lirik Lagu Ungu

1) Melayang

Disini dibatasanku

Mencoba menegakkan langkahku (Aliterasi)

Mencari rasa yang hilang bersamamu (Asonansi)

Dan kuberanikan diri berlari mengejar bayanganmu (Aliterasi)

Yang datang menghantui setiap malamku (Asonansi)

Terhempas tubuhku di memeluk tubuhmu

Terjerat mimpi-mimpi yang memasung langkahku

Kini ku terbang melayang mencoba kepakkan sayap (Aliterasi, Pleonasme)

Ku berharap ku akan temukan dirimu untukku (Aliterasi)

Terbang melayang menyusuri ruang cinta (Aliterasi, Pleonasme)

Ku berharap ku akan temukan dirimu untukku (Aliterasi)

Gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait ke-1 baris ke-2, bait ke-2 baris ke-

1, dan pada bait ke-3 baris ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4. Pada bait ke-1 baris ke-2,

penggunaan gaya bahasa aliterasi terdapat dalam lirik “mencoba menegakkan

langkahku”, karena terjadi pengulangan pada awalan “men” pada kata “mencoba”

dan “menegakkan”. Pada bait ke-2 baris ke-1, gaya bahasa aliterasi terdapat pada

lirik “dan ku beranikan diri berlari mengejar bayanganmu”, karena dalam lirik

tersebut terdapat pengulangan untuk konsonan “r”. kemudian pada bait ke-3 baris

ke-1 dalam lirik “kini ku terbang melayang mencoba kepakkan sayap”, disebut

memiliki gaya bahasa aliterasi karena terjadi pengulangan untuk konsonan “ng”

pada kata “terbang” dan “melayang”. Pengulangan konsonan “ng” pada kata yang

sama juga terjadi pada bait ke-3 baris ke-2, yaitu dalam lirik “terbang melayang

menyusuri ruang cinta”. Selanjutnya pada bait ke-3 baris ke-2 dalam lirik “ku

berharap ku akan temukan dirimu untukku”, juga terdapat gaya bahasa aliterasi

Page 108: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

108

karena terjadi pengulangan untuk konsonan “k”. pengulangan konsonan “k” juga

terjadi pada bait ke-3 baris ke-4 dengan lirik yang sama.

Gaya bahasa selanjutnya adalah gaya bahasa asonansi yang terdapat pada

bait ke-1 baris ke-3, dan pada bait ke-2 baris ke-2. Pada bait ke-1 baris ke 3,

penggunaan gaya bahasa asonansi terdapat dalam lirik “mencari rasa yang hilang

bersamamu”. Disebut memiliki gaya bahasa asonansi karena dalam lirik tersebut

terjadi pengulangan untuk vokal “a”. Selanjutnya, pengulangan vokal “a” juga

ada pada bait ke-2 baris ke-2, lirik “yang datang menghantui setiap malamku”.

Kemudian, untuk penggunaan gaya bahasa pleonasme terdapat pada bait

ke-3 baris ke-1, dan ke-3. Pada bait ke-3 baris ke-1, penggunaan gaya bahasa

pleonasme terdapat dalam lirik “kini ku terbang melayang mencoba kepakkan

sayap”. Lirik tersebut memiliki gaya bahasa pleonasme ataupun pemubaziran kata

karena setelah kata “terbang”, penyair atau komposer menambahkan kata

“melayang”. Penambahan kata “terbang” setelah kata “melayang” merupakan

pemubaziran kata karena siapapun tahu bahwa segala sesuatau yang terbang itu

sudah pasti melayang, sehingga tidak perlu lagi menambahkan kata “melayang”.

Gaya bahasa pleonasme dengan kasus yang sama juga terjadi pada baris ke-3

dalam lirik “terbang melayang menyusuri ruang cinta”.

Jadi, dalam lirik lagu berjudul Melayang, terdapat 10 penggunaan gaya

bahasa. 10 penggunaan gaya bahasa tersebut antara lain terdiri dari 6 gaya

bahasa aliterasi, 2 gaya bahasa asonansi, dan 2 gaya bahasa pleonasme.

Page 109: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

109

Melayang

Disini dibatasanku

Mencoba menegakkan langkahku (Metafora)

Mencari rasa yang hilang bersamamu (Metafora)

Dan kuberanikan diri berlari mengejar bayanganmu (Hiperbola)

Yang datang menghantui setiap malamku Terhempas tubuhku di memeluk tubuhmu (Hiperbola)

Terjerat mimpi-mimpi yang memasung langkahku (Personifikasi)

Kini ku terbang melayang mencoba kepakkan sayap (Hiperbola)

Ku berharap ku akan temukan dirimu untuk ku

Terbang melayang menyusuri ruang cinta (Metafora)

Ku berharap ku akan temukan dirimu untukku

Untuk kiasan metafora terdapat pada bait ke-1 baris ke-2 dan baris ke-3,

dan pada bait ke-3 baris ke-3. Pada bait ke-1 baris ke-1 dalam lirik yang berbunyi

“mencoba menegakkan langkahku”, merupakan metafora karena terdapat

ungkapan “menegakkan langkahku”. Makna yang ingin disampaikan penyair

adalah bahwa penyair mencoba bersabar, mencoba tegar, dengan ungkapan

“menegakkan langkah” tersebut. Kemudian pada baris ke-3 yang masih

berhubungan dengan baris ke-2, dalam lirik “mencari rasa yang hilang

bersamamu”, memiliki kiasan metafora karena terdapat ungkapan “rasa yang

hilang”. Makna dari ungkapan “rasa yang hilang” yang dikemukakan penyair

adalah perasaan sayang atau cinta yang dahulu pernah ada tapi sudah tidak ada

lagi, dan penyair mencoba mencari kembali perasaan tersebut, dan mencoba tegar

serta sabar dalam mencari perasaan itu. Kiasan metafora selanjutnya terdapat

pada bait ke-3 baris ke-3 dalam lirik “terbang melayang menyusuri ruang cinta”.

Disebut metafora karena dalam lirik tersebut terdapat ungkapan “terbang

Page 110: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

110

melayang” dan “menyusuri ruang cinta”. Makna yang ingin disampaikan penyair

dalam lirik tersebut adalah bahwa penyair memiliki kebebasan dalam mencari

perasaan cinta yang telah hilang di dalam hatinya.

Selanjutnya, penggunaan kiasan dalam lirik lagu Melayang adalah kiasan

hiperbola yang terdapat pada bait ke-2 baris ke-1 sampai ke-2, dan baris ke-3,

serta pada bait ke-3 baris ke-1. Dalam bait ke-2 baris ke-1 dan 2 dalam lirik “dan

ku beranikan diri berlari mengejar bayanganmu yang datang menghantui setiap

malamku”, merupakan hiperbola karena pernyataan “bayanganmu yang datang

menghantui setiap malamku” merupakan pernyataan berlebihan. Pernyataan

berlebihan juga terdapat pada baris ke-3 dalam lirik “terhempas tubuhku di

memeluk tubuhmu”, karena “terhempas” saat hanya memeluk adalah hal yang

berlebihan. Kemudian pada bait ke-3 baris ke-1 dalam lirik “kini ku terbang

melayang mencoba kepakkan sayap”, juga merupakan hiperbola atau melebih-

lebihkan karena tidak mungkin ada orang yang memiliki sayap dan bisa terbang.

Kiasan selanjutnya adalah personifikasi yang terdapat pada bait ke-2 baris

ke-4 dalam lirik, “terjerat mimpi-mimpi yang memasung langkahku”. Disebut

personifikasi karena penyair menggambarkan bahwa mimpi dapat memasung

seperti halnya manusia.

Jadi, di dalam lirik lagu Ungu berjudul Melayang tersebut, terdapat 7

penggunaan bahasa kiasan. Tujuh penggunaan kiasan tersebut antara lain

terdiri dari 3 kiasan metafora, 3 kiasan hiperbola, dan 1 kiasan personifikasi.

Page 111: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

111

2) Seperti Yang Dulu

Tiada guna kau kembali mengisi ruang hati ini

Semuanya telah berlalu bersama lukaku (Asonansi)

Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu (Asonansi)

Takkan ada cinta seperti yang dulu

Tiada guna kau berjanji untuk setia menemani

Hatiku yang telah terluka karena dustamu (Aliterasi)

Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu (Asonansi)

Takkan ada cinta seperti yang dulu

Semua yang telah berakhir antara diriku dan dirimu (Simploke)

Takkan ada yang rindu seperti yang dulu

Seperti yang dulu (Repetisi)

Seperti yang dulu

Untuk penggunaan gaya bahasa asonansi dalam lirik lagu tersebut

terdapat pada bait ke-1 baris ke-2, bait ke-2 baris ke-1, dan bait ke-4 baris ke-1.

Pada bait ke-1 baris ke-2 dalam lirik “semuanya telah berlalu bersama lukaku”,

memiliki gaya bahasa asonansi karena terdapat pengulangan untuk vokal “a”.

Pengulangan untuk vokal “a” yang mengakibatkan terjadinya peristiwa asonansi

juga terdapat pada bait ke-1 baris ke-2, yang memiliki lirik sama dengan lirik

pada bait ke-4 baris ke-1 yaitu lirik “semua yang telah berakhir antara hatiku dan

hatimu”.

Penggunaan gaya bahasa yang selanjutnya adalah gaya bahasa aliterasi

yang terdapat pada bait ke-3 baris ke-2 yaitu dalam lirik “hatiku yang telah

terluka karena dustamu”. Lirik tersebut mengandung gaya bahasa aliterasi karena

penyair menggunakan pengulangan konsonan “t” di dalamnya beberapa kali.

Page 112: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

112

Selanjutnya, gaya bahasa yang digunakan dalam lirik lagu Ungu berjudul

Seperti yang Dulu tersebut adalah gaya bahasa simploke yang terdapat pada bait

ke-4 dari baris ke-1 sampai baris ke-4. Dalam bait tersebut, yang liriknya berbunyi

“semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu, takkan ada cinta seperti

yang dulu. Semua yang telah berakhir antara diriku dan dirimu, takkan ada

rindu seperti yang dulu.”, terdapat pengulangan yang dibuat oleh penyair atau si

penulis lagu yaitu pada pernyataan “semua yang telah berakhir” dan “takkan ada”

dalam beberapa baris atau pun kalimat, sehingga disebut mengandung gaya

bahasa simploke.

Penggunaan gaya bahasa dalam lirik lagu Seperti yang Dulu selanjutnya

adalah gaya bahasa repetisi yang terdapat pada bait ke-5 ataupun bait yang

terakhir yaitu dalam lirik “seperti yang dulu, seperti yang dulu”. Lirik tersebut

mengandung gaya bahasa repetisi karena penyair atau penulis lirik menggunakan

pengulangan terhadap lirik “seperti yang dulu” dua kali secara utuh dan penuh,

bahkan tanpa penambahan dan pengurangan sedikitpun didalamnya. Pengulangan

tersebut dilakukan oleh sang penyair dimaksudkan untuk memberikan tekanan dan

mengeraskan arti bagi para pembaca maupun pendengar, bahwa apa yang

dituliskan maupun dinyatakan si penyair merupakan suatu keseriusan.

Jadi, dalam lirik lagu Ungu yang berjudul Seperti yang Dulu tersebut,

terdapat 6 penggunaan gaya bahasa. 6 penggunaan gaya bahasa tersebut

antara lain terdiri dari 3 gaya bahasa asonansi, 1 gaya bahasa aliterasi, 1

gaya bahasa simploke, dan 1 gaya bahasa repetisi.

Page 113: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

113

Seperti yang Dulu

Tiada guna kau kembali mengisi ruang hati ini (Ironi)

Semuanya telah berlalu bersama lukaku

Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu (Ironi)

Takkan ada cinta seperti yang dulu

Tiada guna kau berjanji untuk setia menemani

Hatiku yang telah terluka karena dustamu (Personifikasi)

Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu (Ironi)

Takkan ada cinta seperti yang dulu Semua yang telah berakhir antara diriku dan dirimu (Ironi)

Takkan ada yang rindu seperti yang dulu

Seperti yang dulu

Seperti yang dulu

Untuk kiasan ironi terdapat pada bait ke-1 baris ke-1 sampai ke-2, bait ke-

2 baris ke-1 sampai ke-2, dan pada bait ke-3 baris ke-1 sampai ke-2 dan baris ke-3

sampai ke-4. Pada kiasan ironi bait ke-1 terdapat dalam lirik yang berbunyi

“tiada guna kau kembali mengisi ruang hati ini, semuanya telah berlalu bersama

lukaku”. Lirik tersebut memiliki kiasan ironi karena merupakan sindiran kepada

seseorang yang dimaksudkan oleh penyair, terlebih penyair menguatkan

sindirannya tersebut dengan mengeluarkan pernyataan “tiada guna”. Maksud

dalam lirik tersebut adalah bahwa penyair menyinggung atau menyindir kepada

seseorang yang mencoba mendekati penyair kembali, padahal sebelumnya pernah

melakukan suatu kesalahan yang berat terhadap si penyair sehingga percuma saja

orang tersebut mendekati lagi karena kesalahannya sulit untuk dimaafkan.

Kemudian, pada bait ke-2 yang liriknya sama dengan lirik pada bait ke-3 baris ke-

1 sampai ke-2 yaitu, “semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu,

Page 114: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

114

takkan ada cinta seperti yang dulu”, juga merupakan ironi atau sindiran, dimana

maksud si penyair hampir sama dengan lirik sebelumnya yaitu si penyair

mengungkapkan kepada seseorang bahwa hubungan yang sudah berakhir, tidak

akan bisa kembali bersatu seperti dahulu karena penyair merasa telah sangat sakit

hati oleh perbuatan-perbuatan seseorang yang dimaksud. Makna tersebut juga

berlaku untuk lirik yang terdapat pada bait ke-3 baris ke-3 sampai baris ke-4 yaitu

lirik yang berbunyi “semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu, takkan

ada rindu seperti yang dulu”. Lirik tersebut juga termasuk mengandung bahasa

kiasan ironi.

Selain bahasa kiasan ironi, dalam lirik lagu Seperti yang Dulu tersebut

juga terdapat kiasan personifikasi yang terdapat pada bait ke-3 baris ke-2 dalam

liriknya yang berbunyi, “hatiku yang telah terluka karena dustamu”. Lirik

tersebut mengandung kiasan personifikasi karena terdapat penginsanan terhadap

kata “dusta” atau dalam lirik ditulis “dustamu”. Dalam lirik tersebut, penyair

membuat “dusta” seakan-akan seperti bisa melakukan hal menyakiti atau

menyakiti hati penyair sebagaimana yang bisa dilakukan oleh manusia. Padahal

yang bisa menyakiti hati biasanya adalah manusia. Jadi, maksud lirik tersebut dari

penyair adalah bahwa karena seseorang yang dimaksud oleh penyair telah

berbohong atau berdusta, sehingga membuat hati si penyair menjadi tersakiti.

Jadi. di dalam lirik lagu Ungu yang berjudul Seperti yang Dulu, terdapat 5

penggunaan kiasan. Ke lima penggunaan kiasan tersebut antara lain terdiri

dari 4 kiasan ironi, dan 1 kiasan personifikasi.

Page 115: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

115

3) Demi Waktu

Ku yang tak pernah bisa lupakan dirinya (Asonansi)

Yang kini hadir di antara kita (Asonansi)

Namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu

Yang selama ini temani hidupku

Maafkan aku menduakan cintamu (Asonansi)

Berat rasa hatiku tinggalkan dirinya (Asonansi)

Dan demi waktu yang bergulir di sampingmu

Maafkanlah diriku sepenuh hatimu

Seandainya bila ku bisa memilih (Aliterasi)

Kalau saja waktu itu ku tak jumpa dirinya

Mungkin semua takkan seperti ini

Dirimu dan dirinya kini ada di hatiku (Aliterasi)

Membawa aku dalam kehancuran (Asonansi)

Gaya bahasa asonansi terdapat pada bait ke-1 baris ke-1 dan ke-1, bait ke-

2 baris ke-1 dan ke-2, dan bait ke-3 baris ke-4. Kecuali untuk bait ke-1 baris ke-2

yang menggunakan pengulangan untuk vokal “i” dalam lirik “yang kini hadir

diantara kita”, hampir keseluruhan penggunaan gaya bahasa asonansi dalam lirik

lagu tersebut dikarenakan pengulangan vokal “a”, seperti “ku yang tak pernah

bisa lupakan dirinya”,”maafkan aku menduakan cintamu”, dll.

Gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait ke-2 baris ke-5 dalam lirik

“seandainya bila ku bisa memilih”, karena mengulang konsonan “b”, dan bait ke-

3 baris ke-3 dalam lirik “dirimu dan dirinya kini ada dihatiku”, mengulang “d”.

Jadi kesimpulannya adalah, dalam lirik lagu berjudul Demi Waktu

terdapat 7 penggunaan gaya bahasa. Ke-7 penggunaan gaya bahasa tersebut

antara lain terdiri dari 5 gaya bahasa asonansi, dan 2 gaya bahasa aliterasi.

Page 116: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

116

Demi Waktu

Ku yang tak pernah bisa lupakan dirinya (Hiperbola)

Yang kini hadir di antara kita

Namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu (Metafora)

Yang selama ini temani hidupku

Maafkan aku menduakan cintamu (Metafora)

Berat rasa hatiku tinggalkan dirinya (Hiperbola)

Dan demi waktu yang bergulir di sampingmu (Personifikasi)

Maafkanlah diriku sepenuh hatimu

Seandainya bila ku bisa memilih

Kalau saja waktu itu ku tak jumpa dirinya

Mungkin semua takkan seperti ini

Dirimu dan dirinya kini ada di hatiku (Hiperbola)

Membawa aku dalam kehancuran

Untuk kiasan hiperbola dalam lirik lagu Demi Waktu, terdapat pada bait

ke-1 baris ke-1, bait ke-2 baris ke-2, dan pada bait ke-3 baris ke-3 sampai baris

ke-4. Pada bait ke-1 baris ke-1 dalam lirik yang berbunyi “ku yang tak pernah

bisa lupakan dirinya”, merupakan hiperbola karena lirik tersebut menggunakan

pernyataan yang dianggap berlebihan, dimana penyair menganggap bahwa dia

tidak bisa melupakan seseorang meskipun dia sudah memiliki kekasih lagi.

Padahal bisa saja dia lupa, karena manusia adalah tempatnya salah dan tempatnya

lupa dengan mudahnya dimanapun dan kapanpun. Selanjutnya, pada bait ke-2

baris ke-2 dalam lirik yang berbunyi “berat rasa hatiku tinggalkan dirinya”, juga

merupakan hiperbola atau dianggap menggunakan pernyataan yang berlebihan,

karena penyair menyatakan bahwa dia sangat berat hati meninggalkan seseorang

padahal ia juga telah memiliki kekasih lagi, dengan kata lain, pernyataan “berat

rasa hatiku…”, merupakan pernyataan yang berlebihan. Pernyataan berlebihan

Page 117: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

117

atau hiperbola yang terakhir terdapat pada bait ke-3 baris ke-3 sampai ke-4 dalam

lirik “dirimu dan dirinya kini ada di hatiku, membawa aku dalam kehancuran”.

Pernyataan “membawa aku dalam kehancuran” dianggap pernyataan yang sangat

berlebihan.

Kiasan selanjutnya adalah metafora yang terdapat pada bait ke-1 baris ke-

3 sampai ke-4, dan pada bait ke-2 baris ke-1. Pada bait ke-1 baris ke-3 sampai ke-

4 dalam lirik “namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu yang selama ini

temani hidupku”, merupakan metafora karena terdapat ungkapan “menepis

bayangmu”, dimana makna dari lirik tersebut adalah bahwa meskipun penyair

masih mencintai kekasihnya yang lain, tapi ia juga mencintai kekasihnya yang

sekarang. Selanjutnya, Pada bait ke-1 baris ke-3 dalam lirik “maafkan aku

menduakan cintamu”, merupakan metafora karena terdapat ungkapan

“menduakan cintamu” yang maknanya adalah memiliki dua kekasih. Jadi makna

dari lirik tersebut adalah bahwa penyair meminta maaf kepada salah satu

kekasihnya karena mencintai seseorang selain kekasihnya.

Kiasan yang terakhir adalah personifikasi yang terdapat pada bait ke-2

baris ke-3 dalam lirik “dan demi waktu yang bergulir di sampingmu”. Lirik

tersebut merupakan personifikasi karena meskipun memang berjalan , namun

“waktu” tetap dianggap diberi penginsanan, yang membuat “waktu” bisa bergulir.

Jadi, dalam lirik lagu Ungu berjudul Demi Waktu tersebut, ada 6

penggunaan bahasa kiasan. Enam kiasan tersebut antara lain terdiri dari 3

kiasan hiperbola, 2 kiasan metafora, dan 1 kiasan personifikasi.

Page 118: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

118

4) Berikan Aku Cinta

Terbelenggu cintamu

Terhempas ku di dalam pelukanmu (Inversi)

Bermandikan air surga

Membasuh jiwa

Menghempaskan seluruh dahaga

Dekaplah tubuhku kasih (Aliterasi, Aliterasi)

Bawalah aku melayang bersamamu (Asonansi)

Menyusuri ruang hati yang penuh kasih

Berhiaskan cinta abadi (Asonansi)

Berikan aku cinta suci yang terdalam dari hatimu (Pleonasme)

Berikan aku kasih putih yang tulus darimu (Simploke)

Selalu ku berharap semuanya abadi (Inversi)

Dua Penggunaan gaya bahasa inversi dalam lirik lagu tersebut terdapat

pada bait ke-1 baris ke-2, dan pada bait ke-4. Pada bait ke-1 baris ke-2 dalam lirik

yang berbunyi “terhempas ku di dalam pelukanmu”, mengandung gaya bahasa

inversi karena di dalamnya penyair atau penulis lirik membalikkan subjek dengan

predikat yaitu “terhempas ku…”, yang menurut struktur kalimat yang baik

seharusnya “ku terhempas” atau “aku terhempas”. Begitu pun pada bait ke-4 yang

liriknya berbunyi “selalu ku berharap semuanya abadi”, penyair atau komposer

meletakkan “ku” setelah kata “selalu” sehingga menjadi “selalu ku”. Hal tersebut

dilakukan penyair agar karyanya lebih menarik meski tidak sesuai struktur bahasa.

Gaya bahasa selanjutnya adalah dua gaya bahasa Aliterasi yang semuanya

terdapat pada bait ke-2 baris ke-1 dalam lirik yang berbunyi “dekaplah tubuhku

kasih”. Lirik tersebut memiliki gaya bahasa aliterasi karena terdapat pengulangan

untuk konsonan “k” dan konsonan “h”.

Page 119: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

119

Gaya bahasa yang digunakan selanjutnya adalah gaya bahasa asonansi

yang terdapat pada bait ke-2 baris ke-2, dan pada baris ke-3 sampai ke-4. Pada

baris ke-2 dalam lirik “bawalah aku melayang bersamamu”, merupakan asonansi

karena menggunakan pengulangan untuk vokal “a”. sedangkan pada baris ke-3

sampai ke-4 dalam lirik yang berbunyi “menyusuri ruang hati yang penuh kasih

berhiaskan cinta abadi”, pengulangan yang menyebabkan peristiwa asonansi

terdapat pada vokal “i”.

Gaya bahasa selanjutnya adalah gaya bahasa pleonasme yang terdapat

pada bait ke-3 baris ke-1 dalam lirik yang berbunyi “berikan aku cinta suci yang

terdalam dari hatimu”. Lirik tersebut memiliki gaya bahasa pleonasme karena

terjadi pemubaziran kata yang disebabkan penambahan kata “suci” setelah kata

“cinta” (cinta suci). Disebut pemubaziran karena semua orang tahu bahwa “cinta”

adalah sesuatu yang suci sehingga sebenarnya tidak perlu lagi ditambah kata

“suci” sesudahnya.

Selanjutnya, untuk gaya bahasa simploke terdapat pada bait ke-3 baris ke-1

sampai ke-2 dalam lirik “berikan aku cinta suci yang terdalam dari hatimu,

berikan aku kasih putih yang tulus darimu”. Disebut simploke, karena lirik

tersebut mengulang pernyataan “berikan aku” dalam beberapa baris dan kalimat.

Jadi, di dalam lirik lagu Ungu berjudul Berikan Aku Cinta tersebut,

terdapat 8 pemakaian gaya bahasa. Ke delapan gaya bahasa tersebut antara

lain terdiri dari 2 gaya bahasa inversi, 2 gaya bahasa aliterasi, 2 gaya bahasa

asonansi, 1 gaya bahasa pleonasme, dan 1 gaya bahasa simploke.

Page 120: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

120

Berikan Aku Cinta

Terbelenggu cintamu (Personifikasi)

Terhempasku di dalam pelukanmu (Hiperbola)

Bermandikan air surga (Metafora)

Membasuh jiwa

Menghempaskan seluruh dahaga

Dekaplah tubuhku kasih

Bawalah aku melayang bersamamu (Hiperbola)

Menyusuri ruang hati yang penuh kasih (Metafora)

Berhiaskan cinta abadi (Metafora)

Berikan aku cinta suci yang terdalam dari hatimu (Hiperbola)

Berikan aku kasih putih yang tulus darimu

Selalu ku berharap semuanya abadi (Hiperbola)

Untuk penggunaan kiasan personifikasi terdapat pada bait ke-1 baris ke-1

dalam lirik yang berbunyi, “terbelenggu cintamu”. Dalam lirik tersebut, kata

“cinta” yang maknanya merupakan benda abstrak diberikan penginsanan sehingga

disebut personifikasi, karena oleh penyair “cinta” seakan-akan bisa membelenggu

si penyair. Padahal yang bisa membelenggu seseorang secara logika hanyalah

manusia. Maksud dari lirik “terbelenggu cintamu” adalah bahwa penyair merasa

bahwa dirinya sudah merasa cocok dengan cintanya atau kekasihnya yang

sekarang. Kecocokan tersebut, oleh penyair disimbolkan dengan kata

“terbelenggu”.

Kiasan selanjutnya adalah hiperbola yang terdapat pada bait ke-1 baris

ke-2, bait ke-2 baris ke-2, bait ke-3 baris ke-1, dan pada bait ke-4. Pada bait ke-1

baris ke-2 dalam lirik yang berbunyi, “terhempasku di dalam pelukanmu”,

merupakan hiperbola karena penyair menggunakan pernyataan yang berlebihan

Page 121: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

121

terutama pada kata “terhempasku…” di dalam lirik tersebut. Maksud dari lirik

tersebut adalah penyair mengungkapkan bahwa ia telah terlanjur menyukai dan

selalu teringat kepada seseorang. Terlanjur menyukai disimbolkan dengan

“terhempas”, sedangkan selalu teringat kepada seseorang, oleh penyair

disimbolkan oleh “pelukanmu”. Selanjutnya, pada bait ke-2 baris ke-2 dalam lirik

yang berbunyi “bawalah aku melayang bersamamu”, juga merupakan hiperbola

karena lirik tersebut sangat berlebihan. Dalam lirik tersebut, penyair meminta

kepada kekasihnya untuk membawanya melayang. Padahal secara logika, tidak

mungkin seorang manusia bisa terbang melayang. Namun maksud dari penyair

dalam lirik tersebut adalah bahwa penyair ingin seseorang yang dikasihinya itu

membuatnya merasa bahagia. Kebahagiaan yang diungkapkan dalam lirik

tersebut, oleh penyair disimbolkan oleh ungkapan “melayang”. Pada bait ke-3

baris ke-1 dalam lirik yang berbunyi “berikan aku cinta suci yang terdalam dari

hatimu”, juga merupakan hiperbola karena dalam lirik tersebut terdapat

pernyataan “yang terdalam”, yang menguatkan lirik tersebut sebagai lirik yang

menggunakan pernyataan yang berlebihan. Selanjutnya, penggunaan kiasan

hiperbola yang terakhir dalam lirik lagu di atas terdapat pada bait ke-4 dalam lirik

yang berbunyi “selalu ku berharap semuanya abadi”. Lirik tersebut juga

merupakan hiperbola karena menggunakan pernyataan yang berlebihan. Dalam

lirik tersebut, penyair berharap semua kisah tentang dirinya dan kekasihnya itu

abadi, sementara kita tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, dan keabadian

hanyalah milik Allah swt..

Page 122: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

122

Penggunaan kiasan selanjutnya adalah bahasa kiasan metafora yang

terdapat pada bait ke-1 baris ke-3, dan pada bait ke-2 baris ke-3 dan baris ke-4.

Pada bait ke-1 baris ke-3 dalam lirik yang berbunyi, “bermandikan air surga”,

merupakan metafora karena dalam lirik tersebut penyair mengibaratkan bahwa

dirinya seperti sedang bermandikan air surga. Makna sebenarnya hanyalah bahwa

penyair menggambarkan tentang perasaan yang sangat berbahagia, yang

disimbolkan dengan “bermandikan air surga”, hal itu dikarenakan dimana orang

yang bisa mandi di air surga pasti akan sangat merasa bahagia. Lirik tersebut

adalah metafora (perbandingan langsung) dan bukan merupakan kiasan

perbandingan (simile) karena tidak menggunakan kata ibarat, bagai, bak, dll.

Kiasan metafora juga terdapat pada bait ke-2 baris ke-3 dalam lirik yang

berbunyi, “menyusuri ruang hati yang penuh kasih”. Lirik tersebut merupakan

metafora karena di dalamnya terdapat ungkapan “menyusuri ruang hati”, yang

menurut hemat penulis bahwa maksud dari lirik tersebut adalah menyimbolkan

penyair yang mencari cinta sejati yang setulus hati dan penuh dengan rasa kasih

sayang. Selanjutnya, untuk penggunaan kiasan metafora yang terakhir dalam lirik

lagu diatas masih terdapat pada bait ke-3, dalam baris ke-4 dengan liriknya yang

berbunyi “berhiaskan cinta abadi”. Lirik tersebut merupakan metafora karena

makna sebenarnya dari penulis adalah bahwa penulis ingin mendapatkan cinta

yang indah dan dapat bertahan sebagaimana perhiasan yang bisa mengindahkan.

Jadi, dalam lirik lagu Ungu berjudul Berikan Aku Cinta di atas, terdapat 8

penggunaan bahasa kiasan. Ke delapan kiasan tersebut antara lain terdiri

dari 1 kiasan personifikasi, 4 kiasan hiperbola, dan 3 kiasan metafora.

Page 123: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

123

5) Berjanjilah

Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi (Asonansi)

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku (Simploke)

Kau mungkin bukanlah sesuatu yang baru dalam hidupku

Dalam pencarian cintaku, wujudkan mimpi-mimpiku (Asindeton)

Karena dahulu engkau pernah menjadi kekasih hatiku (Asonansi)

Perhiasan dalam mimpiku, mewarnai seluruh hidupku (Asindeton)

Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi (Asonansi)

Berjanjilah kau setia bila kau masih mencintaku (Asonansi)

Berjanjilah kau setia untuk menyayangi aku lagi (Simploke)

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

Semoga rasa ini abadi untuk selamanya

Semoga cinta ini akan slalu ada (Simploke)

Berjanjilah

Berjanjilah (Repetisi)

Untuk penggunaan gaya bahasa asonansi terdapat pada bait ke-1 baris ke-

1, bait ke-2 baris ke-3, dan pada bait ke-3 baris ke-1 dan ke-2. Seluruh peristiwa

asonansi dalam lirik lagu Ungu yang berjudul Berjanjilah tersebut, disebabkan

oleh pengulangan untuk vokal “a” dalam setiap lirik-liriknya. Lirik-lirik tersebut

yaitu lirik “berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi”, “karena dahulu

engkau pernah menjadi kekasih hatiku”, dan “berjanjilah kau setia bila kau masih

mencintaku”.

Penggunaan gaya bahasa selanjutnya adalah gaya bahasa asindeton yang

terdapat pada bait ke-2, pada baris ke-2 dan ke-4. Pada baris ke-2 dalam lirik

“dalam pencarian cintaku, wujudkan mimpi-mimpiku”, memiliki gaya bahasa

asindeton karena antara lirik “dalam pencarian cintaku” dan lirik “wujudkan

Page 124: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

124

mimpi-mimpiku”, tidak menggunakan kata penghubung seperti dan, lalu,

kemudian, dll., hanya menggunakan tanda koma ( , ). Begitupun pada baris ke-4

dalam lirik “perhiasan dalam mimpiku, mewarnai seluruh mimpiku”.

Selanjutnya, untuk penggunaan gaya bahasa simploke terdapat pada bait

ke-1 baris ke 1 sampai ke-2, bait ke-3 baris ke-1 sampai ke-4, dan bait ke-4 baris

ke-1 sampai ke-2. Untuk peristiwa simploke pada bait ke-1 dalam lirik

“berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi, berjanjilah kau setia selama

kau masih disisiku”, dan bait ke-3lirik “berjanjilah kau setia bila kau jadi

kekasihku lagi, berjanjilah kau setia bila kau masih mencintaku, berjanjilah kau

setia untuk menyayangi aku lagi, berjanjilah kau setia selama kau masih

disisiku”, merupakan simploke karena pengulangan pernyataan “berjanjilah kau

setia” dalam beberapa baris atau beberapa kalimat. Sedangkan pada bait ke-4

dalam lirik “semoga rasa ini abadi untuk selamanya, semoga cinta ini akan slalu

ada”, merupakan simploke karena terjadi pengulangan untuk kata “semoga”.

Penggunaan gaya bahasa yang terakhir adalah repetisi yang terdapat pada

bait ke-5 dalam lirik “berjanjilah, berjanjilah”. Lirik tersebut merupakan repetisi

karena menggunakan pengulangan kata beberapa kali. Pengulangan tersebut oleh

penyair dimaksudkan untuk menguatkan tekanan dan mengeraskan arti.

Jadi, di dalam lirik lagu Ungu berjudul Berjanjilah tersebut, terdapat 10

pemakaian gaya bahasa. Ke sepuluh gaya bahasa tersebut antara lain terdiri

dari 4 gaya bahasa asonansi, 2 gaya bahasa asindeton, 3 gaya bahasa

simploke, dan 1 gaya bahasa repetisi .

Page 125: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

125

Berjanjilah

Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

Kau mungkin bukanlah sesuatu yang baru dalam hidupku

Dalam pencarian cintaku, wujudkan mimpi-mimpiku (Metafora)

Karena dahulu engkau pernah menjadi kekasih hatiku

Perhiasan dalam mimpiku, mewarnai seluruh hidupku (Metafora)

Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi

Berjanjilah kau setia bila kau masih mencintaku

Berjanjilah kau setia untuk menyayangi aku lagi

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

Semoga rasa ini abadi untuk selamanya (Hiperbola)

Semoga cinta ini akan slalu ada

Berjanjilah berjanjilah

Kiasan metafora terdapat pada bait ke-2 baris ke-2, dan baris ke-4. Pada

baris ke-2 dalam lirik “dalam pencarian cintaku, wujudkan mimpi-mimpiku”,

merupakan metafora karena terdapat ungkapakn “pencarian cinta” dalam arti

mencari seorang pendamping hidup. Selanjutnya pada bari ke-4 dalam lirik

“perhiasan dalam mimpiku, mewarnai seluruh hidupku”, juga merupakan

metafora karena terdapat ungkapan “perhiasan dalam mimpiku”.

Kemudian untuk kiasan hiperbola terdapat pada bait ke-4 baris ke-1 dalam

lirik “semoga rasa ini abadi untuk selamanya”. Lirik tersebut adalah hiperbola

karena terdapat pernyataan “abadi”, sementara di dunia ini tidak ada yang abadi.

Jadi, dalam lirik lagu di atas, ada 3 penggunaan kiasan. Tiga kiasan

tersebut antara lain terdiri dari 2 kiasan metafora, dan 1 kiasan hiperbola.

Page 126: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

126

6) Dari Satu Hati

Lelah ku menanti

Rasa yang ku harap kembali (Asonansi)

Takkan pernah terulang lagi (Asonansi)

Semua ini takkan terjalin lagi

Bila engkau mengerti

Apa yang telah ku lalui

Dari semua yang terjadi (Asonansi)

Memberiku keraguan tak terakhiri

Mampukah engkau merindukanku (Aliterasi)

Sedalam engkau melepaskan semua (Aliterasi)

Seindah aku memahamimu (Asonansi)

Sanggupkah engkau mencintai aku (Asonansi)

Penggunaan gaya bahasa asonansi dalam lirik lagu Dari Satu Hati terdapat

pada bait ke-1 baris ke-1 dan ke-2, bait ke-2 baris ke-3, dan pada bait ke-3 baris

ke-3 dan ke-4. Seluruh peristiwa asonansi dalam lirik lagu tersebut disebabkan

oleh pengulangan vokal “a”. Lirik-liriknya yaitu, “rasa yang ku harap kembali”,

“takkan pernah terulang lagi”. “dari semua yang terjadi”, “seindah aku

memahamimu”, dan “sanggupkah engkau mencintai aku”.

Sedangkan untuk gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait ke-4 baris ke-1

dan ke-2. Pada baris ke-1 dalam lirik “mampukah engkau merindukanku”, proses

aliterasi terjadi karena pengulangan konsonan “k”. Kemudian pada baris ke-2 lirik

“sedalam engkau melepaskan semua”, pengulangan terjadi pada konsonan “s”.

Jadi, dalam lirik lagu berjudul Dari Satu Hati tersebut, terdapat 7

penggunaan gaya bahasa. Ke tujuh penggunaan gaya bahasa tersebut antara

lain terdiri dari 5 gaya bahasa asonansi, dan 2 gaya bahasa aliterasi.

Page 127: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

127

Dari Satu Hati

Lelah ku menanti

Rasa yang ku harap kembali

Takkan pernah terulang lagi

Semua ini takkan terjalin lagi

Bila engkau mengerti (Ironi)

Apa yang telah ku lalui Dari semua yang terjadi

Memberiku keraguan tak terakhiri

Mampukah engkau merindukanku (Ironi)

Sedalam engkau melepaskan semua Seindah aku memahamimu (Ironi)

Sanggupkah engkau mencintai aku

Pada bait ke-2 baris ke-1 sampai ke-2, dan pada bait ke-3 baris ke-1

sampai ke-2 dan pada baris ke-3 sampai ke-4. Pada bait ke-2 baris ke-1 sampai ke-

2 dalam lirik yang berbunyi “bila engkau mengerti apa yang telah ku lalui”. Lirik

tersebut mengandung kiasan ironi karena penyair menyindir kepada seseorang

bahwa sebenarnya seseorang itu tidak mengerti dan tidak mengetahui apa-apa

tentang hal yang dialami penyair. Selanjutnya, pada bait ke-3 baris ke-1 sampai

baris ke-2 dalam lirik yang berbunyi “mampukah engkau merindukanku sedalam

engkau melepaskan semua”, mengandung ironi karena makna dari lirik tersebut

adalah, penyair menyindir kepada seseorang bahwa orang tersebut tidak

merindukan si penyair karena orang tersebut sudah melupakannya. Terakhir pada

baris ke-3 sampai ke-4 dalam lirik “seindah aku memahamimu, sanggupkah

engkau mencintai aku”, penyair menyindir bahwa orang yang dimaksud tidak

akan mencintai penyair, sebagaimana penyair mencintainya. Jadi, dalam lirik lagu

Ungu di atas, terdapat 3 penggunaan bahasa kiasan ironi.

Page 128: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

128

7) Aku Bukan Pilihan Hatimu

Jika memang diriku

Bukanlah menjadi pilihan hatimu

Mungkin sudah takdirnya

Kau dan aku takkan mesti bersatu (Aliterasi)

Harus selalu kau tahu (Asonansi)

Ku mencintamu di sepanjang waktuku

Harus selalu kau tahu (Asonansi)

Semua abadi untuk selamanya (Asonansi)

Karena ku yakin cinta dalam hatiku

Hanya milikmu sampai akhir hidupku

Karena ku yakin di setiap hembus nafasku (Simploke)

Hanya dirimu satu yang selalu ku rindu (Asonansi)

Gaya bahasa aliterasi terdapat pada bait ke-1 baris ke-4 dalam lirik “kau

dan aku takkan mesti bersatu”. disebut aliterasi karena mengulang konsonan “t”.

Untuk gaya bahasa asonansi terdapat pada bait ke-2 baris ke-1 sampai ke-

2, baris ke-3, dan baris ke-4, dan pada bait ke-3 baris ke-4. Kecuali untuk bait ke-

2 baris ke-4 yang menggunakan pengulangan vokal “a”, proses asonansi

disebabkan pengulangan untuk vokal “u”, contoh “harus selalu kau tahu”.

Gaya bahasa selanjutnya adalah simploke pada bait ke-4 baris ke-1 sampai

ke-4. Disebut simploke karena terdapat pengulangan pada pernyataan “karena ku

yakin" pada lirik “karena ku yakin cinta dalam hatiku” dan “karena ku yakin di

setiap hembius nafasku”, dalam beberapa baris dan kalimat.

Jadi, dalam lirik lagu Aku Bukan Pilihan Hatimu, ada 6 penggunaan gaya

bahasa. Ke enam penggunaan gaya bahasa tersebut terdiri dari 1 gaya

bahasa aliterasi, 4 gaya bahasa asonansi, dan 1 gaya bahasa simploke.

Page 129: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

129

Aku Bukan Pilihan Hatimu

Jika memang diriku

Bukanlah menjadi pilihan hatimu (Litotes)

Mungkin sudah takdirnya

Kau dan aku takkan mesti bersatu

Harus selalu kau tahu (Hiperbola)

Ku mencintamu sepanjang waktuku

Harus selalu kau tahu

Semua abadi untuk selamanya (Hiperbola)

Karena ku yakin cinta dalam hatiku (Hiperbola)

Hanya milikmu sampai akhir hidupku

Karena ku yakin di setiap hembus nafasku

Hanya dirimu satu yang selalu ku rindu (Hiperbola)

Untuk penggunaan kiasan litotes terdapat pada bait ke-1 baris ke-1 sampai

baris ke-4, dalam lirik yang berbunyi “jika memang diriku bukanlah menjadi

pilihan hatimu, mungkin sudah takdirnya kau dan aku takkan mesti bersatu”.

Lirik tersebut merupakan lirik yang mengandung kiasan litotes atau melemahkan

pernyataan, karena pada lirik tersebut penyair mengungkapkan bahwa dirinya

merasa tidak akan bisa bersatu dan berdampingan bersama seseorang sebagai

pasangan kekasih. Penyair juga mengungkapkan bahwa, mungkin tidak bisa

bersatunya mereka karena sudah takdir. Hal tersebut merupakan pernyataan yang

dilemahkan atau dengan kata lain merendah dari diri si penyair. Padahal mungkin

saja kenyataan yang sebenarnya tidak semenyedihkan apa yang diungkapkan oleh

penyair pada lirik tersebut, karena itulah lirik tersebut mengandung kiasan litotes.

Kiasan selanjutnya adalah kiasan hiperbola yang terdapat pada bait ke-2

baris ke-1 sampai ke-2 dan baris ke-3 sampai ke-4, dan pada bait ke-3 baris ke-1

Page 130: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

130

sampai ke-2 dan baris ke-3 sampai ke-4. Pada bait ke-2 baris ke-1 sampai ke-2

dalam lirik yang berbunyi “harus selalu kau tahu ku mencintamu sepanjang

waktuku”, merupakan hiperbola karena terdapat pernyataan “mencintamu

sepanjang waktuku” yang dianggap pernyataan terlalu berlebihan. Selanjutnya

pada bait ke-2 baris ke-3 sampai ke-4 dalam lirik yang berbunyi “harus selalu kau

tahu semua abadi untuk selamanya”, juga merupakan hiperbola karena terdapat

pernyataan “semua abadi untuk selamanya”. Padahal kita tahu bahwa tidak ada

yang abadi di dunia ini. Dalam lirik tersebut, maksud penyair adalah

mengungkapkan kepada seseorang bahwa orang tersebut harus mengetahui bahwa

si penyair akan setia menyayangi orang yang dikasihinya itu. Kemudian pada bait

ke-3 baris ke-1 sampai ke-2 dalam lirik yang berbunyi “karena ku yakin cinta

dalam hatiku hanya milikmu sampai akhir hidupku”, juga merupakan hiperbola

karena terdapat pernyataan “hanya milikmu sampai akhir hidupku”, yang

merupakan pernyataan yang sedikit berlebihan. Penggunaan kiasan hiperbola

yang terakhir terdapat pada bait ke-3 baris ke-3 sampai ke-4 dalam lirik yang

berbunyi “karena ku yakin di setiap hembus nafasku, hanya dirimu satu yang

selalu ku rindu”. Dalam lirik tersebut, penyair mengungkapkan kepada seseorang

bahwa disetiap hembus nafasnya, dia hanya merindukan kekasihnya. Pernyataan

tersebut adalah pernyataan yang sangan berlebihan atau hiperbola.

Jadi kesimpulannya adalah bahwa, dalam lirik lagu yang berjudul Aku

Bukan Pilihan Hatimu di atas, terdapat 5 penggunaan bahasa kiasan. Lima

kiasan tersebut antara lain terdiri dari 1 kiasan Litotes, dan 4 kiasan

Hiperbola.

Page 131: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

131

8) Tak Perlu

Telah berulang kali ku katakan semua ini

Semuanya telah terjadi (Aliterasi)

Mungkin kau belum mengerti

Maafkan aku lagi yang kini telah melukai

Semuanya telah terjadi (Aliterasi)

Kau takkan pernah mengerti

Sampai hari ini aku yang menghianati (Simploke)

Namun sampai kini kau belum juga mengerti

Kau tak perlu abadikan cintamu untukku

Dalam hatiku takkan ada cinta sejati (Asonansi)

Sungguh tak perlu abadikan citamu untukku (Simploke)

Agar kau tahu takkan pernah datang padamu (Asonansi)

Bebaskan aku dari belenggu cintamu (Repetisi)

Dari belenggu cinta

Untuk penggunaan gaya bahasa aliterasi dalam lirik lagu Tak Perlu

tersebut, terdapat pada bait ke-1 baris ke-2, dan pada bait ke-2 baris ke-2. Ke dua

penggunaan gaya bahasa aliterasi tersebut antara bait ke-1 dan bait ke-2 memiliki

lirik yang sama yaitu lirik yang berbunyi “semuanya telah terjadi”. Lirik tersebut

merupakan aliterasi karena di dalamnya terdapat pengulangan yang hampir sama

pada awalan kata “telah” dan kata “terjadi”. Selain itu, bisa disebut juga terjadi

pengulangan untuk konsonan “t” pada ke-2 kata tersebut.

Penggunaan gaya bahasa selanjutnya adalah gaya bahasa simploke yang

terdapat pada bait ke-3, dan pada bait ke-4 baris ke-1 sampai ke-4. Pada bait ke-3

dalam lirik yang berbunyi “sampai hari ini aku yang mengkhianati, namun

sampai kini kau belum juga mengerti”. Di dalam lirik tersebut, setelah kata

“sampai” pada lirik pertama, penyair mengulang kata tersebut pada lirik

Page 132: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

132

selanjutnya sehingga disebut simploke karena mengulang suatu kata dalam

beberapa baris atau kalimat. Selanjutnya pada bait ke-4 dalam lirik “kau tak perlu

abadikan cintamu untukku dalam hatiku takkan ada cinta sejati, sungguh tak

perlu abadikan cintamu untukku agar kau tahu takkan pernah datang padamu”,

disebut simploke karena dalam lirik tersebut terdapat pengulangan untuk

pernyataan “tak perlu” dan kata “takkan” untuk menyatakan suatu kesungguhan.

Selanjutnya, gaya bahasa yang digunakan dalam lirik lagu Tak Perlu

adalah asonansi yang terdapat pada bait ke-4 baris ke-2 dalam lirik “dalam hatiku

takkan ada cinta sejati”, dan baris ke-4 dalam lirik “agar kau tahu takkan pernah

datang padamu”. Lirik-lirik tersebut memiliki gaya bahasa asonansi karena

terdapat pengulangan vokal “a” di dalamnya.

Gaya bahasa yang terakhir adalah gaya bahasa repetisi yang terdapat pada

bait ke-5. Pada bait tersebut dalam lirik yang berbunyi “bebaskan aku dari

belenggu cintamu, dari belenggu cinta”, mengandung gaya bahasa repetisi

karena terjadi pengulangan untuk pernyataan “dari belenggu cinta”. Pengulangan

pernyataan tersebut dilakukan oleh penyair atau penulis lirik dimaksudkan untuk

memberikan tekanan dan menguatkan makna sehingga memberikan kesan

keseriusan.

Jadi, kesimpulannya adalah bahwa di dalam lirik lagu Ungu berjudul Tak

Perlu tersebut, terdapat 7 pemakaian gaya bahasa. Ke tujuh gaya bahasa

tersebut antara lain terdiri dari 2 gaya bahasa aliterasi, 2 gaya simploke, 2

gaya bahasa asonansi, dan 1 gaya bahasa repetisi.

Page 133: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

133

Tak Perlu

Telah berulang kali ku katakan semua ini

Semuanya telah terjadi (Ironi)

Mungkin kau belum mengerti

Maafkan aku lagi yang kini tlah melukai

Semuanya telah terjadi (Ironi)

Kau takkan pernah mengerti

Sampai hari ini aku yang menghianati

Namun sampai kini kau belum juga mengerti (Ironi)

Kau tak perlu abadikan cintamu untukku

Dalam hatiku tak akan ada cinta sejati (Ironi)

Sungguh tak perlu abadikan citamu untukku

Agar kau tahu takkan pernah datang padamu (Ironi)

Bebaskan aku dari belenggu cintamu

Dari belenggu cinta (Metafora)

Untuk penggunaan kiasan ironi dalam lirik lagu di atas terdapat pada, bait

ke-1 baris ke-1 sampai ke-3, bait ke-2 baris ke-1 sampai ke-3, bait ke-3 baris ke-1

sampai ke-2, dan pada bait ke-4 baris ke-1 sampai ke-2 dan baris ke-3 sampai

baris ke-4. Pada bait ke-1 dalam lirik yang berbunyi, “telah berulang kali ku

katakan semua ini, semuanya telah terjadi, mungkin kau belum mengerti”,

mengandung kiasan ironi karena lirik tersebut merupakan sindiran, dimana

penyair mengungkapkan bahwa dia sudah berkali-kali menjelaskan kepada

seseorang namun orang tersebut tidak memahaminya. Pada bait ke-2 baris ke-1

sampai ke-3 dalam lirik yang berbunyi, “maafkan aku lagi yang kini tlah melukai,

semuanya telah terjadi, kau takkan pernah mengerti”, dan pada bait ke-3 dalam

lirik “sampai hari ini aku yang mengkhianati, namun sampaui kini kau belum

juga mengerti”, juga merupakan sindiran yang ditujukan penyair kepada

Page 134: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

134

seseorang, dimana penyair ingin mengungkapkan bahwa dia sudah tidak pantas

lagi untuk kekasihnya, bahkan dia sudah tidak menyayangi kekasihnya lagi karena

merasa sudah melakukan kesalahan dan mengkhianatinya, namun kekasihnya

tersebut belum juga mengerti bahwa penyair sudah tidak menyayangi kekasihnya

lagi dan berharap kekasihnya itu meninggalkan dia, namun tidak juga dimengerti

oleh kekasihnya. Kemudian pada bait ke-4 baris ke-1 sampai ke-2 dalam lirik

“kau tak perlu abadikan cintamu untukku, dalam hatiku takkan ada cinta sejati”

dan baris ke-3 sampai ke-4 dalam lirik “sungguh tak perlu abadikan cintamu

untukku agar kau tahu takkan pernah datang padamu”, juga merupakan sindirian

yang ditujukan penyair kepada seseorang. Maksud dari lirik tersebut adalah bahwa

penyair berharap orang yang dimaksud tidak perlu berharap dan tidak perlu lagi

mencintai, karena penyair merasa sudah tidak mencintainya lagi.

Selanjutnya, untuk penggunaan bahasa kiasan metafora dalam lirik lagu

Tak Perlu, terdapat pada bait ke-5 dalam lirik yang berbunyi, “bebaskan aku dari

belenggun cintamu, dari belenggu cinta”. Lirik tersebut mengandung kiasan

metafora karena di dalamnya terdapat ungkapan “belenggu cinta”. Maksud dari

ungkapan dalam lirik tersebut adalah bahwa penyair meminta kepada orang yang

dimaksud agar melupakannya dan tidak berharap lagi karena itu sangat

membebani. Beban tersebut oleh penyair disimbolkan dengan “belenggu”.

Jadi, dalam lirik lagu yang berjudul Tak Perlu di atas, terdapat 6

penggunaan bahasa kiasan. Enam kiasan tersebut antara lain terdiri dari 5

kiasan Ironi, dan 1 kiasan Metafora.

Page 135: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

135

9) Tercipta Untukku

Menatap indahnya senyuman di wajahmu (Asonansi)

Membuatku terdiam dan terpaku (Aliterasi)

Mengerti akan hadirnya cinta terindah (Asonansi)

Saat kau peluk mesra tubuhku

Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan

Kepada dirimu (Asonansi)

Aku ingin engkau selalu hadir dan temani aku

Disetiap langkah yang meyakiniku (Pararelisme, Asonansi)

Kau tercipta untukku sepanjang hidupku

Meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku

Ku ingin kau tahu ku selalu milikmu (Asonansi,

Yang mencintaimu sepanjang hidupku Pararelisme)

Penggunaan gaya bahasa asonansi dalam lirik lagu berjudul Tercipta

Untukku tersebut, terdapat pada bait ke-1 baris ke-1 dan ke-2, pada bait ke-2, bait

ke-3 baris ke-1 sampai ke-3, dan pada bait ke-4 baris ke-1 sampai ke-3. Pada bait

ke-1 baris ke-1 dalam lirik yang berbunyi “menatap indahnya senyuman di

wajahmu”, merupakan asoansi karena di dalam liriknya terdapat pengulangan

vokal “a”. Pengulangan untuk vokal “a” juga terdapat pada bait ke-2 dalam lirik

yang berbunyi “banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan kepada dirimu”.

Selanjutnya, pada bait ke-3 baris ke-1 sampai ke-3 dalam lirik yang berbunyi “aku

ingin engkau selalu hadir dan temani aku, disetiap langkah yang meyakiniku, kau

tercipta untukku” juga merupakan asonansoi, karena lirik tersebut tejadi

pengulangan vokal “u”. Pengulangan vokal “u” juga terjadi pada bait ke-4 baris

ke-1 sampai ke-3, lirik “meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragamu,

ku ingin kau tahu ku selalu milikmu, yang mencintaimu sepanjang hidupku”.

Page 136: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

136

Penggunaan gaya bahasa selanjutnya adalah aliterasi yang terdapat pada

bait ke-1 baris ke-2 dalam lirik yang berbunyi “membuatku terdiam dan terpaku”.

Lirik tersebut mengandung gaya bahasa aliterasi karena di dalamnya terdapat

pengulangan awalan “ter” pada kata “terdiam” dan kata “terpaku”. Selain itu, bisa

juga disebabkan oleh pengulangan untuk konsonan “t”.

Selanjutnya, gaya bahasa yang digunakan dalam lirik lagu berjudul

Tercipta Untukku adalah gaya bahasa pararelisme, yang terdapat pada bait ke-3

baris ke-1 sampai ke-3, dan pada bait ke-4 baris ke-1 sampai ke-3. Pada bait ke-3

dalam lirik “aku ingin engkau selalu hadir dan temani aku, disetiap langkah yang

meyakiniku, kau tercipta untukku sepanjang hidupku”. Disebut pararelisme

karena pada lirik tersebut, penyair memberikan pernyataan-pernyataan penguat

sebelum mengungkapkan pernyataan utamanya yaitu lirik “kau tercipta untukku

sepanjang hidupku”. Hal serupa juga terjadi pada bait ke-4 dalam lirik “meski

waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku, ku ingin kau tahu ku selalu

milikmu, yang mencintaimu sepanjang hidupku”. Lirik tersebut, menggunakan

pernyataan penegas dan penguat sebelum mengungkapkan pernyataan utamanya

yaitu lirik”yang mencintaimu sepanjang hidupku”, sehingga disebut pararelisme.

Jadi, kesimpulannya adalah bahwa di dalam lirik lagu Ungu berjudul

Tercipta Untukku tersebut, terdapat 8 penggunaan gaya bahasa. Ke delapan

penggunaan gaya bahasa tersebut antara lain terdiri dari 5 gaya bahasa

asonansi, 1 gaya bahasa aliterasi, dan 2 gaya bahasa pararelisme.

Page 137: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

137

Tercipta Untukku

Menatap indahnya senyuman di wajahmu

Membuatku terdiam dan terpaku (Depersonifikasi)

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau peluk mesra tubuhku

Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan

Kepada dirimu (Litotes)

Aku ingin engkau selalu hadir dan temani aku

Disetiap langkah yang meyakiniku

Kau tercipta untukku sepanjang hidupku (Hiperbola)

Meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku (Personifikasi)

Ku ingin kau tahu ku selalu milikmu

Yang mencintaimu sepanjang hidupku (Hiperbola)

Untuk penggunaan bahasa kiasan depersonifikasi dalam lirik lagu di atas

terdapat pada bait ke-1 baris ke-1 sampai ke-2 dalam lirik yang berbunyi,

“menatap indahnya senyuman di wajahmu membuatku terdiam dan terpaku”.

Lirik tersebut memiliki kiasan depersonifikasi atau pembendaan terhadap hal-hal

yang hidup (manusia), karena dalam lirik tersebut penyair membuat seakan-akan

dirinya itu seperti “terpaku” ketika melihat senyuman seseorang yang menurutnya

indah. Jadi, kebalikan dari personifikasi yang merupakan penginasanan terhadap

benda mati, depersonifikasi adalah pembendaan terhadap manusia yang seakan-

akan menyerupai benda mati.

Kiasan selanjutnya adalah litotes yang terdapat pada bait ke-2 dalam lirik

yang berbunyi “banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan kepada dirimu”.

Lirik tersebut mengandung kiasan litotes karena penyair melemahkan

pernyataannya. Pada lirik tersebut, penyair mengungkapkan bahwa dirinya tidak

Page 138: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

138

mampu untuk mengungkapkan kata-kata yang ingin dia ungkapkan kepada

seseorang. Hal tersebut merupakan pelemahan atau merendahkan terhadap

pernyataan yang diungkapkan, karena mungkin bisa saja hal yang diungkapkan

penyair sebenarnya tidak seperti itu.

Penggunaan kiasan selanjutnya adalah hiperbola yang terdapat pada bait

ke-3 baris ke-3, dan pada bait ke-4 baris ke-2 sampai ke-3. Lirik-liriknya adalah,

“kau tercipta untukku sepanjang hidupku”, dan lirik “ku ingin kau tahu ku selalu

milikmu yang mencintaimu sepanjang hidupku”. Lirik-lirik tersebuit merupakan

hiperbola karena dianggap mengungkapkan hal yang berlebihan terutama pada

pernyataan “sepanjang hidupku”.

Selanjutnya, penggunaan bahasa kiasan yang terakhir adalah kiasan

personifikasi yang terdapat pada bait ke-4 baris ke-1 dalam lirik yang berbunyi

“meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku”. Dalam lirik tersebut,

terdapat pernyataan “waktu akan mampu memanggil”, dimana “waktu” dibuat

seakan-akan seperti manusia yang bisa memanggil seseorang sehingga disebut

personifikasi (penginsanan). Makna dari pernyataan “waktu akan mampu

memanggil selruruh ragaku”, adalah ajal yang menjemput.

Jadi, dalam lirik lagu Ungu yang berjudul Tercipta Untukku di atas,

terdapat 5 penggunaan bahasa kiasan. Lima kiasan tersebut antara lain

terdiri dari 1 kiasan depersonifikasi, 1 kiasan litotes, 2 kiasan hiperbola, dan 1

kiasan personifikasi.

Page 139: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

139

10) Sejauh Mungkin

Lelah hati yang tak kau lihat

Andai saja dapat kau rasa kan (Asonansi)

Letihnya jiwaku karena sifatmu

Indah cinta yang kau berikan (Asonansi)

Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa

Baiknya kupergi tinggalkan dirimu

Sejauh mungkin untuk melupakan (Asonansi)

Dirimu yang selalu tak pedulikan ku

Yang mencintaimu, yang menyayangimu (Asindeton)

Bila saat nanti aku jauh (Asonansi)

Ku harap kau mengerti (Pararelisme)

Ku harap kau sadari

Penggunaan gaya bahasa yang paling banyak adalah gaya bahasa asonansi

yang terdapat pada bait ke-1 baris ke-1 sampai ke-3, bait ke-2 baris ke-1 sampai

ke-2, bait ke-3 baris ke-1 sampai ke-4, dan pada bait ke-4 baris ke-1. Peristiwa

asonansi yang pertama terdapat pada bait ke-1 yang liriknya berbunyi “lelah hati

yang tak kau lihat, andai saja dapat kau rasakan letihnya jiwaku karena sifatmu”.

Lirik pada bait ke-1 tersebut merupakan asonansi karena di dalamnya terdapat

pengulangan vokal “a”. Pengulangan vokal “a” juga terjadi pada bait ke-2 dan

pada bait ke-4 baris ke-1. Pada bait ke-2 liriknya berbunyi, “indah cinta yang kau

berikan kini tiada lagi lagi ku dapatkan teduhnya jiwa”. Sedangkan pada bait ke-4

baris ke-1 liriknya berbunyi “bila saat nanti aku jauh”. Selain pengulangan untuk

vokal “a”, dalam lirik lagu berjudul Sejauh Mungkin tersebut juga terdapat

pengulangan untuk vokal “u” yang ada pada bait ke-3 dalam lirik yang berbunyi,

Page 140: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

140

“baiknya ku pergi tinggalkan dirimu sejauh mungkin untuk melupakan dirimu

yang selalu tak pedulikanku yang mencintaimu, yang menyayangimu”.

Selain gaya bahasa asonansi, dalam lirik lagu Sejauh Mungkin juga

terdapat gaya bahasa asindeton yang ada pada bait ke-3 baris ke-4 dalam lirik

yang berbunyi, “yang mencintaimu, yang menyayangimu”. Lirik tersebut

merupakan asindeton karena yang memisahkan antara pernyataan “yang

mencintaimu” dan pernyataan “yang menyayangimu” adalah tanda koma ( , ), dan

tidak menggunakan kata penghubung seperti dan, juga, dll..

Penggunaan gaya bahasa selanjutnya pada lirik lagu Sejauh Mungkin

adalah gaya bahasa pararelisme yang terdapat pada bait ke-4 baris ke-1 sampai

baris ke-3, yaitu lirik yang berbunyi “bila saat nanti aku jauh, ku harap kau

mengerti, ku harap kau sadari”. Lirik tersebut memiliki gaya bahasa pararelisme

karena setelah penyair atau penulis lirik mengungkapkan pernyataan yang paling

utama yaitu pada lirik “bila saat nanti aku jauh”, penyair memperkuat pernyataan

tersebut dengan pernyataan selanjutnya yaitu “ku harap kau mengerti, ku harap

kau sadari”. Selain alasan tersebut, disebut pararelisme juga karena di dalam

pernyataan-pernyataan penguatnya terdapat pengulangan pengucapan pada kata

“ku harap kau….” beberapa kali setelah pernyataan utamanya.

Jadi, di dalam lirik lagu ungu yang berjudul Sejauh Mungkin tersebut, ada 6

penggunaan gaya bahasa. Ke enam penggunaan gaya bahasa tersebut antara

lain terdiri dari 4 penggunaan gaya bahasa asonansi, 1 gaya bahasa

asindeton, dan 1 gaya bahasa pararelisme.

Page 141: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

141

Sejauh Mungkin

Lelah hati yang tak kau lihat

andai saja dapat kau rasa kan (Ironi)

Letihnya jiwaku karena sifatmu

Indah cinta yang kau berikan

kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa

Baiknya kupergi tinggalkan dirimu

Sejauh mungkin untuk melupakan (Litotes)

Dirimu yang slalu tak pedulikan ku

Yang mencintaimu, yang menyayangimu

Bila saat nanti aku jauh

Ku harap kau mengerti

Ku harap kau sadari

Untuk kiasan ironi, terdapat pada bait ke-1 dalam lirik “lelah hati yang tak

kau lihat, andai saja dapat kau rasakan letihnya jiwaku karena sifatmu”. Lirik

tersebut merupakan ironi atau sindiran yang diungkapkan penyair kepada

seseorang yang sama sekali tidak mengerti bahwa orang itu sudah membuat

hatinya merasa lelah dan letih.

Selanjutnya, untuk kiasan litotes terdapat pada bait ke-3 dalam lirik

“baiknya ku pergi tinggalkan dirimu sejauh mungkin untuk melupakan dirimu

yang slalu tak pedulikanku yang mencintaimu, yang menyayangimu”. Lirik

tersebut merupakan litotes atau merendah, dimana penyair mengungkapkan bahwa

dirinya lebih baik pergi atau menjauhi seseorang yang tidak mempedulikannya,

padahal penyair sangat menyayanginya.

Jadi, dalam lirik lagu di atas, ada 2 penggunaan bahasa kiasan. Kedua

kiasan tersebut antara lain terdiri dari 1 kiasn ironi, dan 1 kiasan litotes.

Page 142: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

142

5.2.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan

Lirik Lagu Ungu Album Melayang

Berdasarkan hasil analisis data mengenai penggunaan gaya bahasa dan

bahasa kiasan yang dilakukan peneliti pada 10 lirik lagu Ungu dalam album

Melayang, terdapat 75 penggunaan gaya bahasa dan 50 penggunaan bahasa

kiasan . 75 penggunaan gaya bahasa tersebut antara lain terdiri dari 3 atau 4%

gaya bahasa repetisi, 2 atau 2,66% gaya bahasa inversi, 17 atau 22,66% gaya

bahasa aliterasi, 36 atau 48% gaya bahasa asonansi, 3 atau 4% gaya bahasa

pararelisme, 8 atau 10,66% gaya bahasa simploke, 3 atau 4% gaya bahasa

pleonasme, dan 3 atau 4% gaya bahasa asindeton. Sedangkan untuk 50

penggunaan bahasa kiasan antara lain terdiri dari 0 atau 0% (tidak ada

penggunaan) kiasan perbandingan (simile) , 11 atau 22% kiasan metafora, 0 atau

0% kiasan alegori, 5 atau 10% kiasan personifikasi, 1 atau 2% kiasan

depersonifikasi, 17 atau 34% kiasan hiperbola, 13 atau 26% kiasan ironi, dan 3

atau 6% kiasan litotes. Dalam lirik lagu Ungu Album Melayang, gaya bahasa

yang sering muncul adalah asonansi yaitu 36 kali penggunaan atau 48%.

Sedangkan untuk gaya bahasa yang jarang muncul adalah gaya bahasa inversi

yaitu hanya ada 2 penggunaan atau 2,66%. Kemudian untuk penggunaan bahasa

kiasan, yang paling sering muncul dalam lirik lagu Ungu adalah kiasan Hiperbola

yaitu 17 kali penggunaan atau 34%. Sedangkan kiasan yang paling jarang muncul

adalah depersonifikasi yaitu 1 penggunaan atau hanya 2%. Untuk kiasan yang

tidak ada penggunaannya dalam lirik lagu Ungu adalah kiasan perbandingan

(simile) dan kiasan alegori (0%). Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 143: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

143

Tabel hasil analisis gaya bahasa seluruh lagu Ungu

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

No Judul Lagu Gaya Bahasa

Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Melayang - - 6 2 - - 2 - 10

2 Seperti yang Dulu 1 - 1 3 - 1 - - 6

3 Demi Waktu - - 2 5 - - - - 7

4 Berikan Aku Cinta - 2 2 2 - 1 1 - 8

5 Berjanjilah 1 - - 4 - 3 - 2 10

6 Dari Satu Hati - - 2 5 - - - - 7

7 Aku Bukan Pilihan Hatimu - - 1 4 - 1 - - 6

8 Tak Perlu 1 - 2 2 - 2 - - 7

9 Tercipta Untukku - - 1 5 2 - - - 8

10 Sejauh Mungkin - - - 4 1 - - 1 6

Jumlah

(Persentase)

3

(4%)

2

(2,66%)

17

(22,66%)

36

(48%)

3

(4%)

8

(10,66%)

3

(4%)

3

(4%) 75

(100%)

Page 144: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

144

Tabel hasil analisis bahasa kiasan seluruh lagu Ungu

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes

No Judul Lagu Bahasa Kiasan

Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Melayang - 3 - 1 - 3 - - 7

2 Seperti yang Dulu - - - 1 - - 4 - 5

3 Demi Waktu - 2 - 1 - 3 - - 6

4 Berikan Aku Cinta - 3 - 1 - 4 - - 8

5 Berjanjilah - 2 - - - 1 - - 3

6 Dari Satu Hati - - - - - - 3 - 3

7 Aku Bukan Pilihan Hatimu - - - - - 4 - 1 5

8 Tak Perlu - 1 - - - - 5 - 6

9 Tercipta Untukku - - - 1 1 2 - 1 5

10 Sejauh Mungkin - - - - - - 1 1 2

Jumlah

(Persentase)

-

(0%)

11

(22%)

-

(0%)

5

(10%)

1

(2%)

17

(34%)

13

(26%)

3

(6%) 50

(100%)

Page 145: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

145

5.2.3 Perbandingan Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan antara Lirik Lagu

Peterpan dengan Lirik Lagu Ungu

Berdasarkan hasil analisis penggunaan gaya bahasa dan penggunaan

bahasa kiasan pada 10 lirik lagu Peterpan dalam album Alexandria dan 10 lirik

lagu Ungu dalam album Melayang, diperoleh jumlah keseluruhan dari total 20

lirik lagu dari kedua grup musik tersebut yaitu berjumlah 182 penggunaan gaya

bahasa, dan total 108 penggunaan bahasa kiasan. Total 182 penggunaan gaya

bahasa dari kedua grup musik tersebut antara lain terdiri dari, 13 atau 7,14% gaya

bahasa repetisi, 6 atau 3,29% gaya bahasa inversi, 28 atau 15,38% gaya bahasa

aliterasi, 87 atau 47,80% gaya bahasa asonansi, 10 atau 5,49% gaya bahasa

pararelisme, 20 atau 10,98% gaya bahasa simploke, 8 atau 4,39% gaya bahasa

pleonasme, dan 10 atau 5,49% penggunaan gaya bahasa asindeton. Sedangkan

untuk total 108 penggunaan bahasa kiasan dari grup musik Peterpan dan Ungu

antara lain terdiri dari, 2 atau 1,85% penggunaan kiasan perbandingan (simile), 30

atau 27,77% kiasan metafora, 2 atau 1,85% kiasan alegori, 14 atau 12,96% kiasan

personifikasi, 2 atau 1,85% kiasan depersonifikasi, 27 atau 25% kiasan hiperbola,

21 atau 19,44% kiasan ironi, dan 10 atau 9,25% penggunaan kiasan litotes.

Dengan melihat hasil analisis yang telah didapat, maka bisa dilihat bahwa

grup musik Peterpan cenderung lebih banyak menggunakan gaya bahasa dan

bahasa kiasan di dalam liriknya dibandingkan dengan grup musik Ungu. Hal

tersebut terjadi karena dari 182 total keseluruhan penggunaan gaya bahasa, 107

diantaranya atau sekitar 58,79% terdapat pada 10 lirik lagu Peterpan., sedangkan

grup musik Ungu hanya terdapat 75 atau sekitar 41,21% penggunaan gaya bahasa

Page 146: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

146

dalam 10 lirik lagunya. Kemudian dari 108 total keseluruhan bahasa kiasan, 58

atau sekitar 53,71% penggunaannya terdapat pada 10 lirik lagu Peterpan, dan

hanya 50 atau sekitar 46,29% penggunaan yang ada pada 10 lirik lagu Ungu. Dari

hasil tersebut, maka terbukti bahwa grup musik Peterpan lebih banyak

menggunakan gaya bahasa maupun bahasa kiasan dalam lirik-lirik lagunya

dibandingkan dengan grup musik Ungu. Selanjutnya, perbandingan dari setiap

penggunaan gaya bahasa dan bahasa kiasan akan dirinci sebagai berikut.

1. 182 penggunaan gaya bahasa, merupakan data yang diperoleh dari grup

musik Peterpan dan grup musik Ungu yang terdiri dari:

1) 13 penggunaan gaya bahasa repetisi (7,14%) yang terdiri dari:

a) 10 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 3 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan gaya bahasa ini.

2) 6 penggunaan gaya bahasa inversi (3,29%) yang terdiri dari:

a) 4 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 2 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan gaya bahasa ini.

3) 28 penggunaan gaya bahasa aliterasi (15,38%) yang terdiri dari:

a) 11 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 17 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Ungu lebih banyak menggunakan gaya bahasa ini.

Page 147: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

147

4) 87 penggunaan gaya bahasa asonansi (47,80%) yang terdiri dari:

a) 51 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 36 penggunaan dari grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan gaya bahasa ini.

5) 10 penggunaan gaya bahasa pararelisme (5,49%) yang terdiri dari:

a) 7 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 3 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan gaya bahasa ini.

6) 20 penggunaan gaya bahasa simploke (10,98%) yang terdiri dari:

a) 12 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 8 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan gaya bahasa ini.

7) 8 penggunaan gaya bahasa pleonasme (4,39%) yang terdiri dari:

a) 5 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 3 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan gaya bahasa ini.

8) 10 penggunaan gaya bahasa asindeton (5,49%) yang terdiri dari:

a) 7 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 3 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan gaya bahasa ini.

Page 148: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

148

2. 108 penggunaan bahasa kiasan, merupakan data yang diperoleh dari

grup musik Peterpan dan grup musik Ungu yang terdiri dari:

1) 2 penggunaan kiasan perbandingan (simile) (1,85%) yang terdiri dari:

a) 2 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan, dan

b) tidak ada penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, hanya grup musik Peterpan yang menggunakan kiasan ini.

2) 30 penggunaan kiasan metafora (27,77%) yang terdiri dari:

a) 19 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 11 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan kiasan ini.

3) 2 penggunaan kiasan alegori (1,85%) yang terdiri dari:

a) 2 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan, dan

b) tidak ada penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, hanya grup musk Peterpan yang menggunakan kiasan ini.

4) 14 penggunaan kiasan personifikasi (12, 96%) yang terdiri dari:

a) 9 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 5 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan kiasan ini

5) 2 penggunaan kiasan depersonifikasi (1,85%) yang terdiri dari:

a) 1 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

Page 149: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

149

b) 1 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, antara Peterpan dan Ungu sama-sama memiliki 1 kiasan ini.

6) 27 Penggunaan kiasan hiperbola (25%) yang terdiri dari:

a) 10 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 17 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Ungu lebih banyak menggunakan kiasan ini.

7) 21 penggunaan kiasan ironi (19,44%) yang terdiri dari:

a) 8 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 13 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Ungu lebih banyak menggunakan kiasan ini.

8) 10 penggunaan kiasan litotes (9,25%) yang terdiri dari:

a) 7 penggunaan dari lirik lagu grup musik Peterpan

b) 3 penggunaan dari lirik lagu grup musik Ungu.

Jadi, grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan kiasan ini.

Dapat dilihat dari rincian tersebut bahwa hampir seluruh penggunaan gaya

bahasa dan bahasa kiasan lebih banyak didapat dari lirik lagu Peterpan, kecuali

untuk gaya bahasa aliterasi, kiasan hiperbola dan kiasan ironi yang lebih banyak

terdapat dalam lirik lagu Ungu. Selanjutnya, perbandingan penggunaan gaya

bahasa dan bahasa kiasan pada lirik lagu antara grup musik Peterpan dengan grup

musik Ungu dapat dilihat dalam tabel pembanding berikut.

Page 150: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

150

Tabel 3. Pembanding Gaya Bahasa

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

NO GRUP MUSIK /

ALBUM

GAYA BAHASA JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Peterpan / Alexandria

10

(5,49%)

4

(2,19%)

11

(6,04%)

51

(28,02%)

7

(3,84%)

12

(6,59%)

5

(2,74%)

7

(3,84%)

107

(58,79%)

2 Ungu / Melayang

3

(1,65%)

2

(1,1%)

17

(9,34%)

36

(19,78%)

3

(1,65%)

8

(4,39%)

3

(1,65%)

3

(1,65%)

75

(41,21%)

Jumlah

(Persentase)

13

(7,14%)

6

(3,29%)

28

(15,38%)

87

(47,80%)

10

(5,49%)

20

(10,98%)

8

(4,39%)

10

(5,49%)

182

(100%)

Page 151: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

151

Tabel 4. Pembanding Bahasa Kiasan

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

NO GRUP MUSIK /

ALBUM

BAHASA KIASAN JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Peterpan / Alexandria

2

(1,85%)

19

(17,59%)

2

(1,85%)

9

(8,33%)

1

(0,92%)

10

(9,26%)

8

(7,4%)

7

(6,48%)

58

(53,71%)

2 Ungu / Melayang

-

(0%)

11

(10,18%)

-

(0%)

5

(4,63%)

1

(0,92%)

17

(15,74%)

13

(12,04%)

3

(2,77%)

50

(46,29%)

Jumlah

(Persentase)

2

(1,85%)

30

(27,77%)

2

(1,85%)

14

(12,96%)

2

(1,85%)

27

(25%)

21

(19,44%)

10

(9,25%)

108

(100%)

Page 152: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

152

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil analisis yang telah dilakukan mengenai perbandingan

penggunaan gaya bahasa dan bahasa kiasan antara lirik lagu Peterpan dalam

album Alexandria dengan lirik lagu Ungu dalam album Melayang, didapat 107

penggunaan gaya bahasa serta 58 penggunaan kiasan dari lirik lagu Peterpan, dan

75 penggunaan gaya bahasa serta 50 penggunaan kiasan dari lirik lagu Ungu.

Dari data tersebut terlihat selisih penggunaan gaya bahasa dan kiasan dari kedua

grup musik.

Dari lirik lagu grup musik Peterpan, 107 penggunaan gaya bahasa tersebut

antara lain terdiri dari, 10 gaya bahasa repetisi, 4 gaya bahasa inversi, 11 gaya

bahasa aliterasi, 51 gaya bahasa asonansi, 7 gaya bahasa pararelisme, 12 gaya

bahasa simploke, 5 gaya bahasa pleonasme, dan 7 gaya bahasa asindeton.

Sedangkan untuk 57 penggunaan bahasa kiasan antara lain terdiri dari, 2 kiasan

perbandingan (simile), 19 kiasan metafora, 2 kiasan alegori, 9 kiasan

personifikasi, 1 kiasan depersonifikasi, 10 kiasan hiperbola, 8 kiasan ironi, dan 7

kiasan litotes.

Kemudian dari lirik lagu grup musik Ungu, 75 penggunaan gaya bahasa

yang didapat antara lain terdiri dari, 3 gaya bahasa repetisi, 2 gaya bahasa inversi,

17 gaya bahasa aliterasi, 36 gaya bahasa asonansi, 3 gaya bahasa pararelisme, 8

gaya bahasa simploke, 3 gaya bahasa pleonasme, dan 3 gaya bahasa asindeton.

Sedangkan untuk 50 penggunaan kiasan antara lain terdiri dari, 0 (tidak ada

penggunaan) kiasan perbandingan (simile) , 11kiasan metafora, 0 kiasan alegori,

Page 153: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

153

5 kiasan personifikasi, 1 kiasan depersonifikasi, 17 kiasan hiperbola, 13 kiasan

ironi, dan 3 kiasan litotes.

Dari data penggunaan gaya bahasa dan kiasan dari lirik lagu Peterpan

dengan lirik lagu Ungu, diperoleh jumlah keseluruhan dari total 20 lirik lagu dari

kedua grup musik tersebut yaitu berjumlah 182 penggunaan gaya bahasa, dan

total 108 penggunaan bahasa kiasan. Total 182 penggunaan gaya bahasa dari

kedua grup musik tersebut antara lain terdiri dari, 13 atau 7,14% gaya bahasa

repetisi, 6 atau 3,29% gaya bahasa inversi, 28 atau 15,38% gaya bahasa aliterasi,

87 atau 47,80% gaya bahasa asonansi, 10 atau 5,49% gaya bahasa pararelisme,

20 atau 10,98% gaya bahasa simploke, 8 atau 4,39% gaya bahasa pleonasme, dan

10 atau 5,49% penggunaan gaya bahasa asindeton. Sedangkan untuk total 108

penggunaan bahasa kiasan dari grup musik Peterpan dan Ungu antara lain terdiri

dari, 2 atau 1,85% penggunaan kiasan perbandingan (simile), 30 atau 27,77%

kiasan metafora, 2 atau 1,85% kiasan alegori, 14 atau 12,96% kiasan

personifikasi, 2 atau 1,85% kiasan depersonifikasi, 27 atau 25% kiasan hiperbola,

21 atau 19,44% kiasan ironi, dan 10 atau 9,25% penggunaan kiasan litotes.

Berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh, maka dapat diketahui

bahwa grup musik Peterpan lebih banyak menggunakan gaya bahasa serta bahasa

kiasan dalam lirik lagunya dibandingkan dengan grup musik Ungu. Selain itu,

terdapat persamaan pada penggunaan gaya bahasa yang sering muncul, yaitu

sama-sama sering menggunakan gaya bahasa asonansi atau pengulangan

terhadap vokal dalam setiap lirik kedua grup musik tersebut. Selain persamaan,

Page 154: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

154

terdapat juga perbedaan yang terjadi pada penggunaan bahasa kiasan. Untuk

grup musik Peterpan, kiasan yang sering muncul adalah kiasan metafora atau

menyatakan suatu hal atau peristiwa dengan menggunakan perbandingan dengan

hal lainnya secara langsung. Sedangkan untuk grup musik Ungu, kiasan yang

paling sering muncul adalah kiasan hiperbola atau menyatakan sesuatu hal atau

peristiwa secara berlebihan atau dibesar-besarkan.

4.4 Aplikasi Pengajaran di SMA

Dalam sebuah karya sastra, baik itu dalam bentuk cerpen, puisi, ataupun

lirik, gaya bahasa dan kiasan merupakan unsur penting yang tidak bisa

ditinggalkan. Tanpa menggunakan gaya bahasa maupun kiasan, sebuah karya

sastra akan terasa hambar dan tidak menarik untuk dibaca, maupun

diperdengarkan kepada orang banyak. Oleh karena itu, pengajaran mengenai gaya

bahasa perlu dilakukan agar siswa lebih kreatif dalam mengolah kata-kata,

terutama untuk menghasilkan sebuah karya sastra yang bernilai estetik.

Untuk dapat menyukseskan tujuan pembelajaran dalam mengajarkan gaya

bahasa dan kiasan, guru harus bisa kreatif dalam merancang suatu proses kegiatan

belajar agar menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Ada

berbagai macam cara yang dapat dilakukan guru untuk merancang kegiatan

belajar agar menjadi lebih menarik perhatian siswa. Salah satu usaha yang bisa

ditempuh guru yaitu dengan cara memilih metode mengajar dengan materi yang

disajikan semenarik mungkin, namun sesuai dengan kebutuhan standar

kompetensi dan kompetensi dasarnya, serta sesuai dengan tingkat kemampuan

siswa.

Page 155: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

155

Berikut ini penulis akan menyajikan aplikasi pengajaran dalam pelajaran

bahasa dan sastra Indonesia, sesuai dengan judul Perbandingan Gaya Bahasa dan

Bahasa Kiasan Lirik Lagu antara Grup Musik Peterpan dalam Album Alexandria

dengan Grup Musik Ungu dalam Album Melayang, serta aplikasinya dalam

Pengajaran Bahasa Indonesia di SMA, sebagai berikut.

6) Sebelum materi pengajaran tentang gaya bahasa dan bahasa kiasan

dimulai, terlebih dahulu guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

7) Guru menjelaskan pengertian tentang gaya bahasa maupun bahasa

kiasan.

8) Guru menerangkan tentang jenis-jenis gaya bahasa dan jenis-jenis

bahasa kiasan berserta contoh-contohnya.

9) Guru menjelaskan tentang lirik lagu dari grup musik Peterpan dan

Ungu lalu menjelaskan cara menganalisis lirik lagu tersebut dengan

jenis-jenis gaya bahasa dan bahasa kiasan.

10) Guru memberikan siswa latihan dengan menggunakan lirik lagu

Peterpan dan Ungu, untuk dianalisis gaya bahasa dan bahasa kiasan

yang digunakan, serta membandingkannya.

11) Siswa membuat karangan berupa puisi yang bertema bebas dengan

menggunakan gaya bahasa dan kiasan.

12) Siswa membaca hasil karangannya di depan kelas.

Page 156: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

156

4.5 Keterbatasan/Kelemahan Penelitian

Penelitian ini telah selesai dilaksanakan. Namun demikian, dalam

penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang menyebabkan penelitian ini

tidak sempurna. Keterbatasan-keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai

berikut.

1) Objek yang diambil dalam penelitian ini dibatasi hanya pada lirik lagu

Peterpan dalam album Alexandria dan lirik lagu Ungu dalam album

Melayang.

2) Terdapat perbedaan jumlah lirik lagu, dimana pada lirik lagu Peterpan

album Alexandria ada 10 lirik lagu, sedangkan pada lirik lagu Ungu

album Melayang ada 12 lirik lagu, sehingga peneliti mengurangi 2 lirik

lagu dari grup musik Ungu agar jumlah lirik sama-sama 10 antara

kedua grup musik ketika dibandingkan penggunaan gaya bahasa dan

kiasannya.

3) Keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan pengetahuan dari peneliti.

4) Hasil penelitian ini merupakan hasil interpretasi dari peneliti

sepenuhnya, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya

perbedaan hasil apabila analisis dilakukan oleh peneliti lain.

5) Kemungkinan para komposer atau pencitpta lirik lagu tidak

mengetahui maupun tidak menyadari tentang penggunaan gaya bahasa

dan bahasa kiasan yang terdapat dalam lirik-lirik lagu ciptaan mereka.

Page 157: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

157

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti tentang perbandingan

gaya bahasa dan bahasa kiasan antara lirik lagu Peterpan dalam album

Alexandria dengan lirik lagu Ungu dalam album Melayang, maka peneliti

membuat kesimpulan sebagai berikut.

1. Dari 20 lirik lagu kedua grup musik tersebut, terdapat total keseluruhan

yaitu 182 penggunaan gaya bahasa, dan total 108 penggunaan kiasan.

Total 182 penggunaan gaya bahasa dari grup musik Peterpan dan Ungu,

antara lain terdiri dari, 13 atau 7,14% penggunaan gaya bahasa repetisi

(Peterpan:10, Ungu:3), 6 atau 3,29% gaya bahasa inversi (Peterpan:4,

Ungu:2), 28 atau 15,38% gaya bahasa aliterasi (Peterpan:11, Ungu:17),

87 atau 47,80% gaya bahasa asonansi (Peterpan:51, Ungu:36), 10 atau

5,49% gaya bahasa pararelisme (Peterpan:7, Ungu:3), 20 atau 10,98%

gaya bahasa simploke (Peterpan:12, Ungu:8), 8 atau 4,39% gaya bahasa

pleonasme (Peterpan:5, Ungu:3), dan 10 atau 5,49% penggunaan gaya

bahasa asindeton (Peterpan:7, Ungu:3). Selanjutnya, untuk total 108

penggunaan bahasa kiasan dari grup musik Peterpan dan Ungu, antara lain

terdiri dari 2 atau 1,85% penggunaan kiasan perbandingan (simile)

Page 158: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

158

(Peterpan:2, Ungu:0), 30 atau 27,77% kiasan metafora (Peterpan:19,

Ungu:11), 2 atau 1,85% kiasan alegori (Peterpan:2 Ungu:0), 14 atau

12,96% kiasan personifikasi (Peterpan:9, Ungu:5), 2 atau 1,85% kiasan

depersonifikasi (Peterpan:1, Ungu:1), 27 atau 25% kiasan hiperbola

(Peterpan:10, Ungu:17), 21 atau 19,44% kiasan ironi (Peterpan:8,

Ungu:13), dan 10 atau 9,25% penggunaan kiasan litotes (Peterpan:7,

Ungu:3).

2. Dari total 182 penggunaan gaya bahasa dan 108 penggunaan kiasan dari

kedua grup musik tersebut, dalam lirik lagu dari Grup musik Peterpan,

terdapat lebih banyak penggunaan gaya bahasa dan kiasan bila

dibandingkan dengan lirik lagu dari grup musik Ungu. Dalam lirik lagu

Peterpan, terdapat 107 penggunaan gaya bahasa atau sekitar 58,79%, dan

58 penggunaan kiasan atau sekitar 53,71%. Sedangkan dalam lirik lagu

Ungu, hanya terdapat 75 penggunaan gaya bahasa atau sekitar 41,21%,

dan 50 penggunaan kiasan atau 46,29%.

3. Dalam penggunaan gaya bahasa, lirik lagu dari grup musik Peterpan

maupun Ungu sama-sama banyak menggunakan gaya bahasa asonansi

atau pengulangan terhadap vokal yang sama dalam setiap lirik lagu yang

diciptakan oleh kedua grup musik tersebut. Kemudian, untuk penggunaan

bahasa kiasan, dalam lirik lagu grup musik Peterpan kiasan yang sering

muncul adalah metafora atau menyatakan suatu hal maupun peristiwa

dengan menggunakan perbandingan dengan hal lainnya secara langsung.

Sedangkan untuk grup musik Ungu, kiasan yang paling sering muncul

Page 159: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

159

adalah hiperbola atau menyatakan hal maupun peristiwa secara berlebihan

atau dibesar-besarkan. Hal tersebutlah yang menyebabkan mengapa lirik

lagu dari grup musik Peterpan lebih sulit diinterpretasikan maknanya bila

dibandingkan dengan lirik lagu dari grup musik Ungu yang lebih mudah

diinterpretasikan maknanya. Kiasan metafora yang pada dasarnya

membandingkan sesuatu hal dengan hal lain, bisa berbeda pemahaman

maknanya jika dalam menginterpretasikan maknanya adalah dua orang

yang berbeda atau lebih.

5.2 Implikasi Penelitian

Implikasi dari penelitian terhadap pembelajaran gaya bahasa dan kiasan

yaitu sebagai berikut.

1. Menjadikan guru lebih inovatif dan kreatif dalam mengajarkan gaya

bahasa dan kiasan kepada siswa.

2. Memperkaya media pembelajaran dalam materi gaya bahasa maupun

kiasan, sehingga contoh-contoh penggunaannya tidak hanya terpaku pada

contoh lama yang sudah lazim, sudah sering didengar, dan sudah banyak

diketahui oleh siswa.

3. Siswa SMA yang pada dasarnya merupakan remaja, akan merasa senang

dalam kegiatan belajar, sehingga lebih termotivasi serta lebih aktif

mempelajari materi tentang gaya bahasa maupun bahasa kiasan, dengan

contoh lirik-lirik lagu yang mereka sukai.

Page 160: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

160

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian yang telah diuraikan

penulis, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Peserta didik diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, misalnya

dalam hal menulis dengan menggunakan gaya bahasa maupun bahasa

kiasan, baik dalam bentuk menulis puisi, cerpen, maupun menulis puisi

lirik, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis

kesusastraan.

2. Agar pembelajaran mengenai gaya bahasa dan kiasan tidak

menjenuhkan bagi siswa, maka guru harus menggunakan media-media

yang disenangi oleh siswa seperti halnya lirik lagu, hal ini dilakukan

agar guru tidak hanya terpaku pada media puisi maupun cerpen saja.

3. Pihak sekolah agar lebih memperhatikan sarana dan prasarana seperti

buku, LCD, OHP, laboratorium bahasa, dan perpustakaan agar guru

dapat memaksimalkan media maupun metode belajar yang lebih

inovatif. Hal tersebut semata-mata agar siswa sebagai peserta didik

merasa lebih bersemangat dan merasakan kenyamanan saat belajar.

Demikian kesimpulan, implikasi penelitian, dan saran yang penulis

kemukakan, semoga dapat memberikan kontribusi dan menjadi bahan referensi

dalam meningkatkan kemampuan peserta didik.

Page 161: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

161

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, Mukhsin. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang:

Yayasan Asah Asih Asuh.

Chaer, Abdul, dan Agustina, Leone. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djojosuroto, Kinayati. 2006. Pengajaran Puisi (Analisis dan Pemahaman).

Bandung: Nuansa.

E., Sumarjo L. 1978. Komponis, Pemain, Publik. Jakarta: Pustaka Jaya.

Imran, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Jakarta

Keraf, Gorys. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

__________ . 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah

Luxemburg, J. V. et.al. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. (diterjemahkan Dick

Hartoko). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moeliono, Anton M. 1984. Diksi atau Pilihan Kata (suatu spesifikasi di dalam kosakata).

Jakarta: PPPGB (naskah)

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda.

Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta: UHAMKA Press

Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Samsuri. 1987. Analisis Bahasa, Jakarta: Erlangga

Semi, M. Atar. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Page 162: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

162

Setiawati, Lulis, 2010, Analisis Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu-Lagu Opick Serta

Aplikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA,

Skripsi, Jakarta: UHAMKA

Suprapto. 1991. Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia.

Surabaya: INDAH Surabaya.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Wellek, Renne dan Werren, Austin. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Page 163: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

163

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 164: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

164

RENCANA PROGRAM PENGAJARAN

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/ Semester : X/I

Waktu : 2 x 45 menit

Aspek : Mendengarkan

1. Standar Kompetensi

Memahami puisi yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung

2. Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui rekaman.

3. Indikator

3.1 Mampu mengidentifikasi (gaya bahasa, kiasan) di dalam puisi

3.2 Menanggapi unsur-unsur puisi yang ditemukan

3.3 Mengartikan kata-kata berkonotasi dan makna lambang

4. Tujuan Pembelajaran

4.1 Siswa mampu mengidentifikasi (gaya bahasa, kiasan) di dalam puisi

4.2 Menanggapi unsur-unsur puisi yang ditemukan

4.3 Mengartikan kata-kata berkonotasi dan makna lambang

LAMPIRAN 1

Page 165: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

165

5. Materi Pembelajaran

5.1 Gaya Bahasa

Gaya bahasa menurut Tarigan adalah bentuk retorik, yaitu penggunaan

kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau

mempengaruhi penyimak dan pembaca.

Beberapa jenis gaya bahasa yang akan digunakan dalam pembelajaran kali

ini adalah : Repetisi, Inversi, Aliterasi, Asonansi, Pararelisme, Simploke,

Pleonasme, dan Asindeton.

5.2 Bahasa Kiasan

Kiasan menurut Pradopo adalah mengiaskan atau mempersamakan sesuatu

hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan

hidup.

Jenis-jenis kiasan yang akan digunakan dalam pembelajaran kali ini

adalah: Perbandingan (Simile), Metafora, Alegori, Personifikasi,

Depersonifikasi, Hiperbola, Ironi, dan Litotes.

6. Kegiatan Belajar Mengajar

6.1 Pendekatan

a. Pendekatan Proses

b. Pendekatan Kompetensi

6.2 Langkah-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Waktu Metode

1 Kegiatan Awal:

1) Guru mengondisikan kelas

2) Apersepsi

3) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran

4) Guru menerangkan langkah-langkah

pembelajaran

10 menit Tanya Jawab

Page 166: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

166

2 Kegiatan Inti:

1) Guru menjelaskan pengertian tentang gaya

bahasa maupun bahasa kiasan.

2) Guru menerangkan tentang jenis-jenis gaya

bahasa dan jenis-jenis bahasa kiasan

berserta contoh-contohnya.

3) Guru menjelaskan tentang lirik lagu dari

grup musik Peterpan dan Ungu lalu

menjelaskan cara menganalisis lirik lagu

tersebut dengan jenis-jenis gaya bahasa dan

bahasa kiasan.

4) Guru memberikan siswa latihan dengan

menggunakan lirik lagu Peterpan dan

Ungu, untuk dianalisis gaya bahasa dan

bahasa kiasan yang digunakan, serta

membandingkannya.

5) Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan

siswa.

6) Guru memberikan siswa kesempatan untuk

bertanya

70 menit

Ceramah

Membangun

diri

Latihan

Penilaian

Tanya Jawab

3 Kegiatan Akhir:

Guru dan siswa melakukan refleksi

Guru dan siswa melakukan evaluasi

Guru memberikan tugas kepada siswa

10 menit

Refleksi

Penugasan

7. Alat dan Sumber Pembelajaran

7.1 Alat Pembelajaran

LCD Proyektor-Video Klip, LKS

7.2 Sumber Pembelajaran

Adi Abdul Somad dkk., 2008, Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia,

Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

8. Penilaian

7.1 Penilaian Proses : Tidak ada

7.2 Penilaian Akhir : Ada

7.3 Tes : Tes tulis, tes unjuk kerja

Page 167: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

167

9. Tugas

Contoh lirik lagu:

MEMBEBANIKU

Tertidur lagi

Masih menangis dalam sela waktu (Asonansi) (Metafora)

Dan tanganku ini masih memegang erat kepalaku (Asonansi, Pleonasme)

oh kepalaku (Repetisi)

Semua yang membebaniku

Sungguh membebaniku (Repetisi)

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

Lemah tetap menari, langkahku (Inversi) (Metafora)

Mencoba tetap berdiri, ku menangis (Asindeton) (Metafora)

Masih tetap mencari jalanku (Metafora)

Memahami beban itu

Penggunaan gaya bahasa dan kiasan dalam lirik lagu berjudul

Membebaniku:

1) Gaya bahasa:

a. Asonansi : 2 penggunaan

b. Pleonasme: 1 penggunaan

c. Repetisi : 2 penggunaan

d. Inversi : 1 penggunaan

e. Asindeton : 1 penggunaan

2) Kiasan:

a. Metafora : 4 penggunaan

Jakarta, September 2011

Guru

Fauzi Rahman

Page 168: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

168

Tabel 1.1 Analisis gaya bahasa lirik lagu Tak Bisa Kah

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Hatiku bimbang namun tetap pikirkanmu

Selalu slalu dalam hatiku

Ku melangkah sejauh apapun itu

Selalu kau didalam hatiku

3 √

2

Ku berjalan berjalan memutar waktu

Berharap temukan sisa hatimu

Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau didalam hatiku

3 √

3

Tak bisakah kau menungguku

Hingga nanti tetap menunggu

Tak bisakah kau menuntunku

Menemani dalam hidupku

2

4

Ku berjalan berjalan memutar waktu

Berharap temukan sisa hatimu

Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau didalam hatiku

3 √

5

Dara kau mencari hidupku

Kemana kau tahu isi hatiku

Tunggu sejenak aku di situ

Jalanku, jalan menemukanmu

3 √

JUMLAH 3 1 - 5 - 3 1 1 14

LAMPIRAN 2

Page 169: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

169

Tabel 1.2 Analisis gaya bahasa lirik lagu Jauh Mimpiku

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pernah kusimpan jauh rasa ini

Berdua jalani cerita

1 √

2 Kau ciptakan mimpiku

Jujurku hanya sesalkan diriku

2 √

3 Kau tinggalkan mimpiku

Dan itu hanya sesalkan diriku

1

4 Ku harus lepaskanmu

Melupakan senyummu

2 √

5 Semua tentangmu, tentangku hanya harap

Jauh ku jauh mimpiku dengan inginku

2 √

JUMLAH - - 3 4 - - - 1 8

Page 170: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

170

Tabel 1.3 Analisis gaya bahasa lirik lagu Membebaniku

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Tertidur lagi

Masih menangis dalam sela waktu

Dan tanganku ini masih memegang erat kepalaku

oh kepalaku

4 √

√ √ √

2

Semua yang membebaniku

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

1

3

Lemah tetap menari langkahku

Mencoba tetap berdiri, ku menangis

Masih tetap mencari jalanku

Memahami, beban itu

2 √

JUMLAH 2 1 - 2 - - 1 1 7

Page 171: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

171

Tabel 1.4 Analisis gaya bahasa lirik lagu Menunggu Pagi

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Apa yang terjadi

Dengan hatiku

Ku masih disini menunggu pagi

Seakan letih tak menggangguku

Ku masih terjaga menunggu pagi

1

2 Entah kapan malam berhenti

Teman, aku masih menunggu pagi

-

3 Malam begini, malam tetap begini

Entah mengapa pagi enggan kembali

√ 3

JUMLAH - - - 1 1 1 - 1 4

Page 172: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

172

Tabel 1.5 Analisis gaya bahasa lirik lagu Kukatakan dengan Indah

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Kukatakan dengan indah

Dengan terbuka hatiku hampa

Sepertinya luka menghampirinya

3 √

2

Kau beri rasa yg berbeda

Mungkin ku salah mengartikannya

Yang kurasa cinta

-

3

Tetapi hatiku

Selalu meninggikanmu Terlalu meninggikanmu

Selalu meninggikanmu

1

4 Kau hancurkan hatiku

Hancurkan lagi

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu

3

5

Kau terangi jiwaku

Kau redupkan lagi

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu

3

6

Membuatku terjatuh dan terjatuh lagi

Membuatku merasakan yang telah terjadi

Semua yang terbaik dan yang terlewati

Semua yang terhenti tanpa kuakhiri

√ √

5 √

√ √

JUMLAH 1 - - 9 3 2 - - 15

Page 173: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

173

Tabel 1.6 Analisis gaya bahasa lirik lagu Sahabat

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Bayangkan ku melayang

Seluruh nafasku terbang

Bayangkan ku menghilang

Semua tanpamu teman

2

2

Bila nafasku lepas

Semua langkah yang lelah

Semua waktu yang hilang

Tapi bayangmu tetap

5 √

3

Ingatkanku semua wahai sahabat

Kita untuk selamanya kita percaya

Kita tebarkan arah dan tak pernah lelah

Ingatkanku semua wahai sahabat

5 √

4

Ingatkanku semua wahai sahabat Kita untuk slamanya, kita percaya

Kita bagai cerita wahai sahabat

Ingatkanku semua wahai sahabat

5 √

JUMLAH - 2 1 10 2 2 - - 17

Page 174: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

174

Tabel 1.7 Analisis gaya bahasa lirik lagu Aku dan Bintang

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Lihat ke langit luas

Dan semua musim terus berganti

Tetap bermain awan

Merangkai mimpi dengan khayalku

Selalu bermimpi dengan hariku

3

2

Pernah kau lihat bintang

Bersinar putih penuh harapan

Tangan halusnya terbuka

Coba temani, dekati aku

Selalu terangi gelap malamku

5

3

Dan rasakan semua bintang

Memanggil tawamu terbang ke atas

Tinggalkan semua hanya kita dan bintang

4 √ √

4

Yang terindah meski terlupakan

Dan selalu terangi dunia mereka-reka

hanya aku dan bintang

2

JUMLAH - - 4 6 - 1 2 1 14

Page 175: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

175

Tabel 1.8 Analisis gaya bahasa lirik lagu Mungkin Nanti

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Saatnya ku berkata

Mungkin yang terakhir kalinya

Sudahlah lepaskan semua

Ku yakin inilah waktunya

1

2 Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi

Mungkin saja rasa itu telah pergi

1

3

Dan mungkin bila nanti kita akan bertemu lagi

Satu pinta ku jangan kau coba tanyakan kembali

Rasa yang ku tinggal mati

Seperti hari kemarin saat semua di sini

1

4

Dan bila hatimu termenung

Bangun dari mimpi-mimpimu

Membuka hatimu yang dulu

Cerita saat masalahku

2

5

Tak usah kau tanyakan lagi

Simpan untukmu sendiri Semua sesal yang kau cari

Semua rasa yang kau beri

3

JUMLAH - - 1 5 1 1 - - 8

Page 176: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

176

Tabel 1.9 Analisis gaya bahasa lirik lagu Di Belakangku

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kau peluk aku sebelum membunuhku

Tersenyum melihatku, melamun melihatmu

√ 3

√ √

2

Kau menungguku, menunggu ku terjatuh

Setiap langkah tertuju

Setia dalam renungku

√ √

3 √

3 Aku menunggumu, menunggumu, menunggumu

Mati di depanku di depanku, di depanku

√ 2

4

Apa yang kau lakukan dibelakangku

Mengapa tak kau tunjukkan dihadapanku

Apa yang kau lakukan dibelakangku

Dibelakangku, dibelakangku, dibelakangku

4 √

√ √

JUMLAH 3 - 2 5 - - - 2 12

Page 177: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

177

Tabel 1.10 Analisis gaya bahasa lirik lagu Langit tak Mendengar

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Jalan hidup telah memilih

Menurunkan aku ke bumi

Hari berganti dan berganti

Aku diam tak memahami

3 √

2

Mengapa hidup begitu sepi

Apakah hidup seperti ini

Mengapa ku selalu sendiri

Apakah hidupku tak berarti

2 √

3 Coba bertanya pada manusia tak ada jawabnya

Aku bertanya pada langit tua langit tak mendengar

√ √ 3

JUMLAH 1 - - 4 - 2 1 - 8

Page 178: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

178

Tabel 2.1 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Tak Bisa Kah

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Hatiku bimbang namun tetap pikirkanmu

Selalu selalu dalam hatiku

Ku melangkah sejauh apapun itu Selalu kau di dalam hatiku

1

2

Ku berjalan berjalan memutar waktu

Berharap temukan sisa hatimu Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau di dalam hatiku

2 √

3

Tak bisakah kau menungguku

Hingga nanti tetap menunggu

Tak bisakah kau menuntunku

Menemani dalam hidupku

-

4

Ku berjalan berjalan memutar waktu

Berharap temukan sisa hatimu Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau didalam hatiku

2 √

5

Dara kau mencari hidupku

Kemana kau tahu isi hatiku

Tunggu sejenak aku di situ

Jalanku, jalan menemukanmu

1

JUMLAH - 2 - - - 3 1 - 6

Page 179: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

179

Tabel 2.2 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Jauh Mimpiku

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pernah kusimpan jauh rasa ini

Berdua jalani cerita

1

2 Kau ciptakan mimpiku

Jujurku hanya sesalkan diriku

√ 2

3 Kau tinggalkan mimpiku

Dan itu hanya sesalkan diriku

√ 1

4 Ku harus lepaskanmu

Melupakan senyummu

-

5 Semua tentangmu tentangku hanya harap

Jauh ku jauh mimpiku dengan inginku

1

JUMLAH - 3 - - - - - 2 5

Page 180: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

180

Tabel 2.3 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Membebaniku

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Tertidur lagi

Masih menangis dalam sela waktu

Dan tanganku ini masih memegang erat kepalaku

oh kepalaku

1 √

2

Semua yang membebaniku

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

--

3

Lemah tetap menari, langkahku

Mencoba tetap berdiri, ku menangis

Masih tetap mencari jalanku

Memahami, beban itu

3 √

JUMLAH - 4 - - - - - - 4

Page 181: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

181

Tabel 2.4 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Menunggu Pagi

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Apa yang terjadi dengan hatiku

Ku masih di sini menunggu pagi

Seakan letih tak menggangguku

Ku masih terjaga menunggu pagi

3 √

2 Entah kapan malam berhenti

Teman, aku masih menunggu pagi

1

3 Malam begini, malam tetap begini

Entah mengapa pagi enggan kembali

1

JUMLAH - 3 - 2 - - - - 5

Page 182: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

182

Tabel 2.5 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Kukatakan dengan Indah

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Ku katakan dengan indah

Dengan terbuka hatiku hampa

Sepertinya luka menghampirinya

2

2 Kau beri rasa yg berbeda

Mungkin ku salah mengartikannya Yang kurasa cinta

1

3 Tetapi hatiku selalu meninggikanmu

Terlalu meninggikanmu

Selalu meninggikanmu

1

4 Kau hancurkan hatiku

Hancurkan lagi

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu

2

5 Kau terangi jiwaku

Kau redupkan lagi

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu

2

6

Membuatku terjatuh dan terjatuh lagi Membuatku merasakan yang telah terjadi

Semua yang terbaik dan yang terlewati

Semua yang terhenti tanpa kuakhiri

2

JUMLAH 1 2 - - - 3 2 2 10

Page 183: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

183

Tabel 2.6 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Sahabat

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Bayangkan ku melayang

Seluruh nafasku terbang

Bayangkan ku menghilang

Semua tanpamu teman

1

2

Bila napasku lepas

Semua langkah yang lelah

Semua waktu yang hilang

Tapi bayangmu tetap

4 √

3

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Kita untuk selamanya, kita percaya

Kita tebarkan arah dan tak pernah lelah Ingatkanku semua, wahai sahabat

1

4

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Kita untuk slamanya, kita percaya

Kita bagai cerita, wahai sahabat Ingatkanku semua, wahai sahabat

1

JUMLAH 1 3 1 1 - 1 - - 7

Page 184: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

184

Tabel 2.7 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Aku dan Bintang

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Lihat ke langit luas

Dan semua musim terus berganti

Tetap bermain awan

Merangkai mimpi dengan khayalku

Selalu bermimpi dengan hariku

3

2

Pernah kau lihat bintang

Bersinar putih penuh harapan

Tangan halusnya terbuka

Coba temani, dekati aku

Selalu terangi gelap malamku

1

3 Dan rasakan semua bintang

Memanggil tawamu terbang ke atas

Tinggalkan semua, hanya kita dan bintang

1

4 Yang terindah meski terlupakan

Dan selalu terangi dunia mereka-reka

hanya aku dan bintang

1

JUMLAH - 1 1 2 - 2 - - 6

Page 185: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

185

Tabel 2.8 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Mungkin Nanti

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Saatnya ku berkata

Mungkin yang terakhir kalinya Sudahlah lepaskan semua

Ku yakin inilah waktunya

1

2 Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi

Mungkin saja rasa itu telah pergi

√ 2

3

Dan mungkin bila nanti kita akan bertemu lagi

Satu pinta ku jangan kau coba tanyakan kembali

Rasa yang ku tinggal mati Seperti hari kemarin saat semua di sini

1

4

Dan bila hatimu termenung Bangun dari mimpi-mimpimu

Membuka hatimu yang dulu Cerita saat masalahku

2

5

Tak usah kau tanyakan lagi

Simpan untukmu sendiri

Semua sesal yang kau cari

Semua rasa yang kau beri

1

JUMLAH - 1 - 2 - 1 2 1 7

Page 186: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

186

Tabel 2.9 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Di Belakangku

Keterangan:

(1)Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kau peluk aku sebelum membunuhku

Tersenyum melihatku, melamun melihatmu

√ 1

2

Kau menungguku, menunggu ku terjatuh

Setiap langkah tertuju

Setia dalam renungku

1

3 Aku menunggumu, menunggumu, menunggumu

Mati di depanku di depanku, di depanku

-

4

Apa yang kau lakukan dibelakangku

Mengapa tak kau tunjukkan dihadapank

Apa yang kau lakukan dibelakangku

Dibelakangku, dibelakangku, dibelakangku

1

JUMLAH - - - - - - 3 - 3

Page 187: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

187

Tabel 2.10 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Langit tak Mendengar

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Jalan hidup telah memilih

Menurunkan aku ke bumi

Hari berganti dan berganti

Aku diam tak memahami

2

2

Mengapa hidup begitu sepi

Apakah hidup seperti ini

Mengapa ku selalu sendiri

Apakah hidupku tak berarti

1

3 Coba bertanya pada manusia tak ada jawabnya

Aku bertanya pada langit tua langit tak mendengar

√ 2

JUMLAH - - - 2 1 - - 2 5

Page 188: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

188

Tabel 3. Hasil analisis gaya bahasa seluruh lagu Peterpan

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

No Judul Lagu Gaya Bahasa

Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tak Bisa kah 3 1 - 5 - 3 1 1 14

2 Jauh Mimpiku - - 3 4 - - - 1 8

3 Membebaniku 2 1 - 2 - - 1 1 7

4 Menunggu Pagi - - - 1 1 1 - 1 4

5 Kukatakan dengan Indah 1 - - 9 3 2 - - 15

6 Sahabat - 2 1 10 2 2 - - 17

7 Aku dan Bintang - - 4 6 - 1 2 1 14

8 Mungkin Nanti - - 1 5 1 1 - - 8

9 Di Belakangku 3 - 2 5 - - - 2 12

10 Langit tak Mendengar 1 - - 4 - 2 1 - 8

Jumlah (Persentase) 10

(9,34%)

4

(3,73%)

11

(10,28%)

51

(47,66%)

7

(6,54%)

12

(11,21%)

5

(4,67%)

7

(6,54%) 107

(100%)

Page 189: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

189

Tabel 4. Hasil analisis bahasa kiasan seluruh lagu Peterpan

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes

No Judul Lagu Bahasa Kiasan

Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tak Bisa kah - 2 - - - 3 1 - 6

2 Jauh Mimpiku - 3 - - - - - 2 5

3 Membebaniku - 4 - - - - - - 4

4 Menunggu Pagi - 3 - 2 - - - - 5

5 Kukatakan dengan Indah 1 2 - - - 3 2 2 10

6 Sahabat 1 3 1 1 - 1 - - 7

7 Aku dan Bintang - 1 1 2 - 2 - - 6

8 Mungkin Nanti - 1 - 2 - 1 2 1 7

9 Di Belakangku - - - - - - 3 - 3

10 Langit tak Mendengar - - - 2 1 - - 2 5

Jumlah (Persentase) 2

(3,44%)

19

(32,75%)

2

(3,44%)

9

(15,51%)

1

(1,72%)

10

(17,24%)

8

(13,79%)

7

(12,06%) 58

(100%)

Page 190: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

190

Tabel 1.1 Analisis gaya bahasa lirik lagu Melayang

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Disini dibatasanku

Mencoba menegakkan langkahku

Mencari rasa yang hilang bersamamu

2 √

2

Dan kuberanikan diri berlari mengejar bayanganmu

Yang datang menghantui setiap malamku

Terhempas tubuhku di memeluk tubuhmu

Terjerat mimpi-mimpi yang memasung langkahku

2 √

3

Kini ku terbang melayang mencoba kepakkan sayap

Ku berharap ku akan temukan dirimu untukku

Terbang melayang menyusuri ruang cinta

Ku berharap ku akan temukan dirimu untukku

√ √

6 √

√ √

JUMLAH - - 6 2 - - 2 - 10

Page 191: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

191

Tabel 1.2 Analisis gaya bahasa lirik lagu Seperti yang Dulu

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Tiada guna kau kembali mengisi ruang hati ini

Semuanya telah berlalu bersama lukaku

1

2 Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu

Takkan ada cinta seperti yang dulu

√ 1

3 Tiada guna kau berjanji untuk setia menemani

Hatiku yang telah terluka karena dustamu

1

4

Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu

Takkan ada cinta seperti yang dulu

Semua yang telah berakhir antara diriku dan dirimu

Takkan ada yang rindu seperti yang dulu

1

5 Seperti yang dulu

Seperti yang dulu √

1

JUMLAH 1 - 1 3 - 1 - - 6

Page 192: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

192

Tabel 1.3 Analisis gaya bahasa lirik lagu Demi Waktu

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Ku yang tak pernah bisa lupakan dirinya

Yang kini hadir di antara kita

Namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu

Yang selama ini temani hidupku

2 √

2

Maafkan aku menduakan cintamu

Berat rasa hatiku tinggalkan dirinya

Dan demi waktu yang bergulir di sampingmu

Maafkanlah diriku sepenuh hatimu

Seandainya bila ku bisa memilih

3

3

Kalau saja waktu itu ku tak jumpa dirinya

Mungkin semua takkan seperti ini

Dirimu dan dirinya kini ada di hatiku

Membawa aku dalam kehancuran

2

JUMLAH - - 2 5 - - - - 7

Page 193: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

193

Tabel 1.4 Analisis gaya bahasa lirik lagu Berikan Aku Cinta

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Terbelenggu cintamu

Terhempas ku di dalam pelukanmu

Bermandikan air surga

Membasuh jiwa

Menghempaskan seluruh dahaga

1

2

Dekaplah tubuhku kasih

Bawalah aku melayang bersamamu

Menyusuri ruang hati yang penuh kasih

Berhiaskan cinta abadi

√√

4 √

3 Berikan aku cinta suci yang terdalam dari hatimu

Berikan aku kasih putih yang tulus darimu

√ 2

4 Selalu ku berharap semuanya abadi √ 1

JUMLAH - 2 2 2 - 1 1 - 8

Page 194: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

194

Tabel 1.5 Analisis gaya bahasa lirik lagu Berjanjilah

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

√ √

2

2

Kau mungkin bukanlah sesuatu yang baru dalam hidupku

Dalam pencarian cintaku, wujudkan mimpi-mimpiku

Karena dahulu engkau pernah menjadi kekasih hatiku

Perhiasan dalam mimpiku, mewarnai seluruh hidupku

3 √

3

Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi

Berjanjilah kau setia bila kau masih mencintaku

Berjanjilah kau setia untuk menyayangi aku lagi

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

3 √

4 Semoga rasa ini abadi untuk selamanya

Semoga cinta ini akan slalu ada

1

5 Berjanjilah

Berjanjilah √

1

JUMLAH 1 - - 4 - 3 - 2 10

Page 195: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

195

Tabel 1.6 Analisis gaya bahasa lirik lagu Dari Satu Hati

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Lelah ku menanti

Rasa yang ku harap kembali

Takkan pernah terulang lagi

Semua ini takkan terjalin lagi

2 √

2

Bila engkau mengerti

Apa yang telah ku lalui

Dari semua yang terjadi

Memberiku keraguan tak terakhiri

1

3

Mampukah engkau merindukanku

Sedalam engkau melepaskan semua

Seindah aku memahamimu

Sanggupkah engkau mencintai aku

4 √

JUMLAH - - 2 5 - - - - 7

Page 196: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

196

Tabel 1.7 Analisis gaya bahasa lirik lagu Aku Bukan Pilihan Hatimu

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Jika memang diriku

Bukanlah menjadi pilihan hatimu

Mungkin sudah takdirnya

Kau dan aku takkan mesti bersatu

1

2

Harus selalu kau tahu

Ku mencintamu di sepanjang waktuku

Harus selalu kau tahu

Semua abadi untuk selamanya

3

3

Karena ku yakin cinta dalam hatiku

Hanya milikmu sampai akhir hidupku

Karena ku yakin di setiap hembus nafasku

Hanya dirimu satu yang selalu ku rindu

2

JUMLAH - - 1 4 - 1 - - 6

Page 197: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

197

Tabel 1.8 Analisis gaya bahasa lirik lagu Tak Perlu

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Telah berulang kali ku katakan semua ini

Semuanya telah terjadi

Mungkin kau belum mengerti

1 √

2

Maafkan aku lagi yang kini telah melukai

Semuanya telah terjadi

Kau takkan pernah mengerti

1 √

3 Sampai hari ini aku yang menghianati

Namun sampai kini kau belum juga mengerti

1

4

Kau tak perlu abadikan cintamu untukku

Dalam hatiku takkan ada cinta sejati

Sungguh tak perlu abadikan citamu untukku

Agar kau tahu takkan pernah datang padamu

3 √

5 Bebaskan aku dari belenggu cintamu

Dari belenggu cinta √

1

JUMLAH 1 - 2 2 - 2 - - 7

Page 198: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

198

Tabel 1.9 Analisis gaya bahasa lirik lagu Tercipta Untukku

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Menatap indahnya senyuman di wajahmu

Membuatku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau peluk mesra tubuhku

3 √

2 Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan

Kepada dirimu

1

3

Aku ingin engkau selalu hadir dan temani aku

Disetiap langkah yang meyakiniku

Kau tercipta untukku sepanjang hidupku

√ √

2

4

Meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku

Ku ingin kau tahu ku selalu milikmu

Yang mencintaimu sepanjang hidupku

√ √

2

JUMLAH - - 1 5 2 - - - 8

Page 199: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

199

Tabel 1.10 Analisis gaya bahasa lirik lagu Sejauh Mungkin

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Lelah hati yang tak kau lihat

Andai saja dapat kau rasa kan

Letihnya jiwaku karena sifatmu

1

2 Indah cinta yang kau berikan

Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa

1

3

Baiknya kupergi tinggalkan dirimu

Sejauh mungkin untuk melupakan

Dirimu yang selalu tak pedulikan ku

Yang mencintaimu, yang menyayangimu

2

4

Bila saat nanti aku jauh

Ku harap kau mengerti

Ku harap kau sadari

2

JUMLAH - - - 4 1 - - 1 6

Page 200: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

200

Tabel 2.1 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Melayang

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Gaya Bahasa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Disini dibatasanku

Mencoba menegakkan langkahku

Mencari rasa yang hilang bersamamu

2 √

2

Dan kuberanikan diri berlari mengejar bayanganmu

Yang datang menghantui setiap malamku

Terhempas tubuhku di memeluk tubuhmu

Terjerat mimpi-mimpi yang memasung langkahku

3

3

Kini ku terbang melayang mencoba kepakkan sayap

Ku berharap ku akan temukan dirimu untuk ku

Terbang melayang menyusuri ruang cinta

Ku berharap ku akan temukan dirimu untukku

2

JUMLAH - 3 - 1 - 3 - - 7

Page 201: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

201

Tabel 2.2 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Seperti yang Dulu

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Tiada guna kau kembali mengisi ruang hati ini

Semuanya telah berlalu bersama lukaku

1

2 Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu

Takkan ada cinta seperti yang dulu

1

3 Tiada guna kau berjanji untuk setia menemani

Hatiku yang telah terluka karena dustamu

1

4

Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu

Takkan ada cinta seperti yang dulu

Semua yang telah berakhir antara diriku dan dirimu

Takkan ada yang rindu seperti yang dulu

2

5 Seperti yang dulu

Seperti yang dulu

-

JUMLAH - - - 1 - - 4 - 5

Page 202: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

202

Tabel 2.3 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Demi Waktu

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Ku yang tak pernah bisa lupakan dirinya

Yang kini hadir di antara kita

Namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu

Yang selama ini temani hidupku

2

2

Maafkan aku menduakan cintamu

Berat rasa hatiku tinggalkan dirinya

Dan demi waktu yang bergulir di sampingmu

Maafkanlah diriku sepenuh hatimu

Seandainya bila ku bisa memilih

3

3

Kalau saja waktu itu ku tak jumpa dirinya

Mungkin semua takkan seperti ini

Dirimu dan dirinya kini ada di hatiku

Membawa aku dalam kehancuran

1

JUMLAH - 2 - 1 - 3 - - 6

Page 203: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

203

Tabel 2.4 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Berikan Aku Cinta

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Terbelenggu cintamu

Terhempasku di dalam pelukanmu

Bermandikan air surga

Membasuh jiwa

Menghempaskan seluruh dahaga

3

2

Dekaplah tubuhku kasih

Bawalah aku melayang bersamamu

Menyusuri ruang hati yang penuh kasih

Berhiaskan cinta abadi

3 √

3 Berikan aku cinta suci yang terdalam dari hatimu

Berikan aku kasih putih yang tulus darimu

√ 1

4 Selalu ku berharap semuanya abadi √ 1

JUMLAH - 3 - 1 - 4 - - 8

Page 204: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

204

Tabel 2.5 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Berjanjilah

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

-

2

Kau mungkin bukanlah sesuatu yang baru dalam hidupku

Dalam pencarian cintaku, wujudkan mimpi-mimpiku

Karena dahulu engkau pernah menjadi kekasih hatiku

Perhiasan dalam mimpiku, mewarnai seluruh hidupku

2 √

3

Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi

Berjanjilah kau setia bila kau masih mencintaku

Berjanjilah kau setia untuk menyayangi aku lagi

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

-

4 Semoga rasa ini abadi untuk selamanya

Semoga cinta ini akan slalu ada

√ 1

5 Berjanjilah berjanjilah -

JUMLAH - 2 - - - 1 - - 3

Page 205: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

205

Tabel 2.6 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Dari Satu Hati

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Lelah ku menanti

Rasa yang ku harap kembali

Takkan pernah terulang lagi

Semua ini takkan terjalin lagi

-

2

Bila engkau mengerti

Apa yang telah ku lalui

Dari semua yang terjadi

Memberiku keraguan tak terakhiri

1

3

Mampukah engkau merindukanku

Sedalam engkau melepaskan semua

Seindah aku memahamimu

Sanggupkah engkau mencintai aku

2

JUMLAH - - - - - - 3 - 3

Page 206: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

206

Tabel 2.7 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Aku Bukan Pilihan Hatimu

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Jika memang diriku

Bukanlah menjadi pilihan hatimu

Mungkin sudah takdirnya

Kau dan aku takkan mesti bersatu

√ 1

2

Harus selalu kau tahu

Ku mencintamu sepanjang waktuku

Harus selalu kau tahu

Semua abadi untuk selamanya

2

3

Karena ku yakin cinta dalam hatiku

Hanya milikmu sampai akhir hidupku

Karena ku yakin di setiap hembus nafasku

Hanya dirimu satu yang selalu ku rindu

2

JUMLAH - - - - - 4 - 1 5

Page 207: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

207

Tabel 2.8 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Tak Perlu

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Telah berulang kali ku katakan semua ini

Semuanya telah terjadi

Mungkin kau belum mengerti

1

2

Maafkan aku lagi yang kini tlah melukai

Semuanya telah terjadi

Kau takkan pernah mengerti

1

3 Sampai hari ini aku yang menghianati

Namun sampai kini kau belum juga mengerti

1

4

Kau tak perlu abadikan cintamu untukku

Dalam hatiku tak akan ada cinta sejati

Sungguh tak perlu abadikan citamu untukku

Agar kau tahu takkan pernah datang padamu

2

5 Bebaskan aku dari belenggu cintamu

Dari belenggu cinta

1

JUMLAH - 1 - - - - 5 - 6

Page 208: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

208

Tabel 2.9 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Tercipta Untukku

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Menatap indahnya senyuman di wajahmu

Membuatku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau peluk mesra tubuhku

1

2 Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan

Kepada dirimu

√ 1

3

Aku ingin engkau selalu hadir dan temani aku

Disetiap langkah yang meyakiniku

Kau tercipta untukku sepanjang hidupku

1

4 Meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku

Ku ingin kau tahu ku selalu milikmu

Yang mencintaimu sepanjang hidupku

2 √

JUMLAH - - - 1 1 2 - 1 5

Page 209: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

209

Tabel 2.10 Analisis bahasa kiasan lirik lagu Sejauh Mungkin

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

Bait Lirik

Lagu

Bahasa Kiasan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1

Lelah hati yang tak kau lihat

Andai saja dapat kau rasa kan

Letihnya jiwaku karena sifatmu

1

2 Indah cinta yang kau berikan

Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa

-

3

Baiknya kupergi tinggalkan dirimu

Sejauh mungkin untuk melupakan

Dirimu yang slalu tak pedulikan ku

Yang mencintaimu, yang menyayangimu

√ 1

4

Bila saat nanti aku jauh

Ku harap kau mengerti

Ku harap kau sadari

-

JUMLAH - - - - - - 1 1 2

Page 210: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

210

Tabel 3. Hasil analisis gaya bahasa seluruh lagu Ungu

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

No Judul Lagu Gaya Bahasa

Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Melayang - - 6 2 - - 2 - 10

2 Seperti yang Dulu 1 - 1 3 - 1 - - 6

3 Demi Waktu - - 2 5 - - - - 7

4 Berikan Aku Cinta - 2 2 2 - 1 1 - 8

5 Berjanjilah 1 - - 4 - 3 - 2 10

6 Dari Satu Hati - - 2 5 - - - - 7

7 Aku Bukan Pilihan Hatimu - - 1 4 - 1 - - 6

8 Tak Perlu 1 - 2 2 - 2 - - 7

9 Tercipta Untukku - - 1 5 2 - - - 8

10 Sejauh Mungkin - - - 4 1 - - 1 6

Jumlah

(Persentase)

3

(4%)

2

(2,66%)

17

(22,66%)

36

(48%)

3

(4%)

8

(10,66%)

3

(4%)

3

(4%) 75

(100%)

Page 211: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

211

Tabel 4. Hasil analisis bahasa kiasan seluruh lagu Ungu

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes

No Judul Lagu Bahasa Kiasan

Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Melayang - 3 - 1 - 3 - - 7

2 Seperti yang Dulu - - - 1 - - 4 - 5

3 Demi Waktu - 2 - 1 - 3 - - 6

4 Berikan Aku Cinta - 3 - 1 - 4 - - 8

5 Berjanjilah - 2 - - - 1 - - 3

6 Dari Satu Hati - - - - - - 3 - 3

7 Aku Bukan Pilihan Hatimu - - - - - 4 - 1 5

8 Tak Perlu - 1 - - - - 5 - 6

9 Tercipta Untukku - - - 1 1 2 - 1 5

10 Sejauh Mungkin - - - - - - 1 1 2

Jumlah

(Persentase)

-

(0%)

11

(22%)

-

(0%)

5

(10%)

1

(2%)

17

(34%)

13

(26%)

3

(6%) 50

(100%)

Page 212: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

212

Tabel 5. Pembanding Gaya Bahasa

Keterangan: (1) repetisi, (2) inversi, (3) aliterasi, (4) asonansi, (5) pararelisme, (6) simploke, (7) pleonasme, dan (8) asindeton

NO GRUP MUSIK /

ALBUM

GAYA BAHASA JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Peterpan / Alexandria

10

(5,49%)

4

(2,19%)

11

(6,04%)

51

(28,02%)

7

(3,84%)

12

(6,59%)

5

(2,74%)

7

(3,84%)

107

(58,79%)

2 Ungu / Melayang

3

(1,65%)

2

(1,1%)

17

(9,34%)

36

(19,78%)

3

(1,65%)

8

(4,39%)

3

(1,65%)

3

(1,65%)

75

(41,21%)

Jumlah

(Persentase)

13

(7,14%)

6

(3,29%)

28

(15,38%)

87

(47,80%)

10

(5,49%)

20

(10,98%)

8

(4,39%)

10

(5,49%)

182

(100%)

Page 213: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

213

Tabel 6. Pembanding Bahasa Kiasan

Keterangan:

(1) Perbandingan (simile), (2) metafora, (3) alegori, (4) personifikasi, (5) depersonifikasi, (6) hiperbola, (7) ironi, dan (8) litotes.

NO GRUP MUSIK /

ALBUM

BAHASA KIASAN JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Peterpan / Alexandria

2

(1,85%)

19

(17,59%)

2

(1,85%)

9

(8,33%)

1

(0,92%)

10

(9,26%)

8

(7,4%)

7

(6,48%)

58

(53,71%)

2 Ungu / Melayang

-

(0%)

11

(10,18%)

-

(0%)

5

(4,63%)

1

(0,92%)

17

(15,74%)

13

(12,04%)

3

(2,77%)

50

(46,29%)

Jumlah

(Persentase)

2

(1,85%)

30

(27,77%)

2

(1,85%)

14

(12,96%)

2

(1,85%)

27

(25%)

21

(19,44%)

10

(9,25%)

108

(100%)

Page 214: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

201

LIRIK LAGU

PETERPAN

LAMPIRAN 3

Page 215: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

202

TAK BISA KAH

Hatiku bimbang namun tetap pikirkanmu

Selalu slalu dalam hatiku

Ku melangkah sejauh apapun itu

Selalu kau didalam hatiku

Ku berjalan berjalan memutar waktu

Berharap temukan sisa hatimu

Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau didalam hatiku

Tak bisakah kau menungguku

Hingga nanti tetap menunggu

Tak bisakah kau menuntunku

Menemani dalam hidupku

Ku berjalan berjalan memutar waktu

Berharap temukan sisa hatimu

Mengertilah kuingin engkau begitu

Mengerti kau didalam hatiku

Dara kau mencari hidupku

Kemana kau tahu isi hatiku

Tunggu sejenak aku di situ

Jalanku, jalan menemukanmu

Page 216: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

203

JAUH MIMPIKU

Pernah kusimpan jauh rasa ini

Berdua jalani cerita

Kau ciptakan mimpiku

Jujurku hanya sesalkan diriku

Kau tinggalkan mimpiku

Dan itu hanya sesalkan diriku

Ku harus lepaskanmu

Melupakan senyummu

Semua tentangmu tentangku hanya harap

Jauh ku jauh mimpiku dengan inginku

Page 217: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

204

MEMBEBANIKU

Tertidur lagi

Masih menangis dalam sela waktu

Dan tanganku ini masih memegang erat kepalaku

oh kepalaku

Semua yang membebaniku

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

Sungguh membebaniku

Lemah tetap menari, langkahku

Mencoba tetap berdiri, ku menangis

Masih tetap mencari jalanku

Memahami, beban itu

Page 218: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

205

MENUNGGU PAGI

Apa yang terjadi dengan hatiku

Ku masih disini menunggu pagi

Seakan letih tak menggangguku

Ku masih terjaga menunggu pagi

Entah kapan malam berhenti

Teman, aku masih menunggu pagi

Malam begini, malam tetap begini

Entah mengapa pagi enggan kembali

Page 219: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

206

KUKATAKAN DENGAN INDAH

Kukatakan dengan indah

Dengan terbuka hatiku hampa

Sepertinya luka menghampirinya

Kau beri rasa yg berbeda

Mungkin ku salah mengartikannya

Yang kurasa cinta

Tetapi hatiku

Selalu meninggikanmu

Terlalu meninggikanmu

Selalu meninggikanmu

Kau hancurkan hatiku

Hancurkan lagi

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu

Kau terangi jiwaku

Kau redupkan lagi

Kau hancurkan hatiku tuk melihatmu

Membuatku terjatuh dan terjatuh lagi

Membuatku merasakan yang telah terjadi

Semua yang terbaik dan yang terlewati

Semua yang terhenti tanpa kuakhiri

Page 220: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

207

SAHABAT

Bayangkan ku melayang

Seluruh nafasku terbang

Bayangkan ku menghilang

Semua tanpamu teman

Bila napasku lepas

Semua langkah yang lelah

Semua waktu yang hilang

Tapi bayangmu tetap

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Kita untuk selamanya, kita percaya

Kita tebarkan arah dan tak pernah lelah

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Kita untuk slamanya, kita percaya

Kita bagai cerita, wahai sahabat

Ingatkanku semua, wahai sahabat

Page 221: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

208

AKU DAN BINTANG

Lihat ke langit luas

Dan semua musim terus berganti

Tetap bermain awan

Merangkai mimpi dengan khayalku

Selalu bermimpi dengan hariku

Pernah kau lihat bintang

Bersinar putih penuh harapan

Tangan halusnya terbuka

Coba temani, dekati aku

Selalu terangi gelap malamku

Dan rasakan semua bintang

Memanggil tawamu terbang ke atas

Tinggalkan semua, hanya kita dan bintang

Yang terindah meski terlupakan

Dan selalu terangi dunia mereka-reka

hanya aku dan bintang

Page 222: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

209

MUNGKIN NANTI

Saatnya ku berkata

Mungkin yang terakhir kalinya

Sudahlah Lepaskan semua

Ku yakin inilah waktunya

Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi

Mungkin saja masa itu telah pergi

Dan mungkin bila nanti kita akan bertemu lagi

Satu pinta ku jangan kau coba tanya kan kembali

Rasa yang ku tinggal mati

Seperti hari kemarin

Saat semua di sini

Dan bila hatimu termenung

Bangun dari mimpi-mimpimu

Membuka hatimu yang dulu

Cerita saat masalahku

Tak usah kau tanyakan lagi

Simpan untukmu sendiri

Semua sesal yang kau cari

Semua rasa yang kau beri

Page 223: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

210

DI BELAKANGKU

Kau peluk aku sebelum membunuhku

Tersenyum melihatku, melamun melihatmu

Kau menungguku, menunggu ku terjatuh

Setiap langkah tertuju

Setia dalam renungku

Aku menunggumu, menunggumu, menunggumu

Mati di depanku di depanku, di depanku

Apa yang kau lakukan dibelakangku

Mengapa tak kau tunjukkan dihadapanku

Apa yang kau lakukan dibelakangku

Dibelakangku, dibelakangku, dibelakangku

Page 224: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

211

LANGIT TAK MENDENGAR

Jalan hidup telah memilih

Menurunkan aku ke bumi

Hari berganti dan berganti

Aku diam tak memahami

Mengapa hidup begitu sepi

Apakah hidup seperti ini

Mengapa ku selalu sendiri

Apakah hidupku tak berarti

Coba bertanya pada manusia tak ada jawabnya

Aku bertanya pada langit tua langit tak mendengar

Page 225: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

212

LIRIK LAGU

UNGU

LAMPIRAN 4

Page 226: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

213

MELAYANG

Disini dibatasanku

Mencoba menegakkan langkahku

Mencari rasa yang hilang bersamamu

Dan kuberanikan diri berlari mengejar bayanganmu

Yang datang menghantui setiap malamku

Terhempas tubuhku di memeluk tubuhmu

Terjerat mimpi mimpi yang memasung langkahku

Kini ku terbang melayang mencoba kepakkan sayap

Ku berharap kuakan temukan dirimu untuk ku

Terbang melayang menyusuri ruang cinta

Ku berharap ku akan temukan dirimu untukku

Page 227: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

214

SEPERTI YANG DULU

Tiada guna kau kembali mengisi ruang hati ini

Semuanya telah berlalu bersama lukaku

Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu

Takkan ada cinta seperti yang dulu

Tiada guna kau berjanji untuk setia menemani

Hatiku yang telah terluka karena dustamu

Semua yang telah berakhir antara hatiku dan hatimu

Takkan ada cinta seperti yang dulu

Semua yang telah berakhir antara diriku dan dirimu

Takkan ada yang rindu seperti yang dulu

Seperti yang dulu

Seperti yang dulu

Page 228: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

215

DEMI WAKTU

Ku yang tak pernah bisa lupakan dirinya

Yang kini hadir di antara kita

Namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu

Yang selama ini temani hidupku

Maafkan aku menduakan cintamu

Berat rasa hatiku tinggalkan dirinya

Dan demi waktu yang bergulir di sampingmu

Maafkanlah diriku sepenuh hatimu

Seandainya bila ku bisa memilih

Kalau saja waktu itu ku tak jumpa dirinya

Mungkin semua takkan seperti ini

Dirimu dan dirinya kini ada di hatiku

Membawa aku dalam kehancuran

Page 229: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

216

BERIKAN AKU CINTA

Terbelenggu cintamu

Terhempasku di dalam pelukanmu

Bermandikan air surga

Membasuh jiwa

Menghempaskan seluruh dahaga

Dekaplah tubuhku kasih

Bawalah aku melayang bersamamu

Menyusuri ruang hati yang penuh kasih

Berhiaskan cinta abadi

Berikan aku cinta suci yang terdalam dari hatimu

Berikan aku kasih putih yang tulus darimu

Selalu ku berharap semuanya abadi

Page 230: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

217

BERJANJILAH

Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

Kau mungkin bukanlah sesuatu yang baru dalam hidupku

Dalam pencarian cintaku, wujudkan mimpi-mimpiku

Karena dahulu engkau pernah menjadi kekasih hatiku

Perhiasan dalam mimpiku, mewarnai seluruh hidupku

Berjanjilah kau setia bila kau jadi kekasihku lagi

Berjanjilah kau setia bila kau masih mencintaku

Berjanjilah kau setia untuk menyayangi aku lagi

Berjanjilah kau setia selama kau masih disisiku

Semoga rasa ini abadi untuk selamanya

Semoga cinta ini akan slalu ada

Berjanjilah berjanjilah

Page 231: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

218

DARI SATU HATI

Lelah ku menanti

Rasa yang ku harap kembali

Takkan pernah terulang lagi

Semua ini takkan terjalin lagi

Bila engkau mengerti

Apa yang telah ku lalui

Dari semua yang terjadi

Memberiku keraguan tak terakhiri

Mampukah engkau merindukanku

Sedalam engkau melepaskan semua

Seindah aku memahamimu

Sanggupkah engkau mencintai aku

Page 232: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

219

AKU BUKAN PILIHAN HATIMU

Jika memang diriku

Bukanlah menjadi pilihan hatimu

Mungkin sudah takdirnya

Kau dan aku takkan mesti bersatu

Harus selalu kau tahu

Ku mencintamu sepanjang waktuku

Harus selalu kau tahu

Semua abadi untuk selamanya

Karena ku yakin cinta dalam hatiku

Hanya milikmu sampai akhir hidupku

Karena ku yakin di setiap hembus nafasku

Hanya dirimu satu yang selalu ku rindu

Page 233: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

220

TAK PERLU

Telah berulang kali ku katakan semua ini

Semuanya telah terjadi

Mungkin kau belum mengerti

Maafkan aku lagi yang kini tlah melukai

Semuanya telah terjadi

Kau takkan pernah mengerti

Sampai hari ini aku yang menghianati

Namun sampai kini kau belum juga mengerti

Kau tak perlu abadikan cintamu untukku

Dalam hatiku tak akan ada cinta sejati

Sungguh tak perlu abadikan citamu untukku

Agar kau tahu takkan pernah datang padamu

Bebaskan aku dari belenggu cintamu

Dari belenggu cinta

Page 234: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

221

TERCIPTA UNTUKKU

Menatap indahnya senyuman di wajahmu

Membuatku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau peluk mesra tubuhku

Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan

Kepada dirimu

Aku ingin engkau selalu hadir dan temani aku

Disetiap langkah yang meyakiniku

Kau tercipta untukku sepanjang hidupku

Meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku

Ku ingin kau tahu ku selalu milikmu

Yang mencintaimu sepanjang hidupku

Page 235: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

222

SEJAUH MUNGKIN

Lelah hati yang tak kau lihat

andai saja dapat kau rasa kan

Letihnya jiwaku karena sifatmu

Indah cinta yang kau berikan

kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa

Baiknya kupergi tinggalkan dirimu

Sejauh mungkin untuk melupakan

Dirimu yang slalu tak pedulikan ku

Yang mencintaimu, yang menyayangimu

Bila saat nanti aku jauh

Ku harap kau mengerti

Ku harap kau sadari

Page 236: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

223

PROFIL PETERPAN

Peterpan adalah sebuah band beraliran

poprock dari Bandung, Indonesia yang sekarang

anggotanya tinggal 4. Band ini dibentuk pada

tahun 1997 dan terkenal berkat lagu-lagunya

"Ada Apa Denganmu", "Topeng", dan

"Kukatakan Dengan Indah". Pada awalnya kelompok Peterpan terdiri dari Ariel, Uki,

Loekman, Reza, Andika, dan Indra.

Pada tahun 1997, Andhika (kibor) membentuk band Topi dengan mengajak adik

kelasnya di SMU 2 Bandung, Uki (gitar), serta teman mainnya, Abel (bas) dan Ari (drum).

Uki pun mengajak teman SMP-nya Ariel yang mengisi posisi vokal. Dengan formasi

seperti itulah, mereka mulai manggung dan memainkan musik beraliran Brits alternatif.

Kemudian Ari mengundurkan diri dan Topi pun bubar tanpa sebab yang pasti.

Andika mengumpulkan kembali personel Topi di tahun 2000. Namun kali ini,

posisi drum dipegang oleh Reza. Untuk memberi warna musik yang lebih dewasa dan

lebih kaya melody, maka diajaklah Loekman, teman kakak Indra, yang akhirnya jadi lead

guitar (gitar utama). Setelah terbentuk dengan formasi enam orang, mereka pun

mengambil nama Peterpan. Tanggal 1 September 2000 secara resmi Peterpan

terbentuk.

Perjalanan profesional Peterpan dimulai tahun 2001 dengan merambah dari

kafe ke kafe di Bandung. Mereka bermain di café O'Hara dan Sapu Lidi dengan

membawakan lagu-lagu top 40, serta alternative rock seperti Nirvana, Pearl Jam, Cold

LAMPIRAN 5

Page 237: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

224

play, U2, Creed, dll.. Saat di Kafe Sapu Lidi-lah potensi mereka terlihat oleh Kang Noey

(basis Java Jive) yang sedang mencari band untuk mengisi album kompilasi. Dari tiga lagu

yang dikirim untuk demo, "Sahabat", "Mimpi Yang Sempurna", dan "Taman Langit",

terpilih lagu "Mimpi Yang Sempurna" untuk dimasukan ke album kompilasi Kisah 2002

Malam yang dirilis Juli 2002. Tak disangka lagu tersebut menjadi jagoan album ini dan

mendongkrak penjualan sampai di atas 150.000 kopi.

Perusahaan rekaman Musica Studios pun tak melewatkan potensi Peterpan.

Musica mempercepat pengajuan kontrak untuk debut album Peterpan. Akhirnya debut

album Peterpan bertajuk Taman Langit dirilis bulan Juni 2003. Tak dinyana, album itu

mampu terjual di atas angka 650.000 kopi. Atas prestasi tersebut, mereka menerima

Multi Platinum untuk album Taman Langit.

Tak hanya jumlah penjualan, Peterpan juga sukses mencetak rekor konser

maraton di enam provinsi dalam tempo 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004. Konser

bertajuk "LA Lights Peterpan 24 Jam Breaking Record" itu dimulai di Medan, Sumatra

Utara sekitar pukul 07.55 sampai 08.40 WIB. Dari sana, mereka lalu melanjutkan di

Padang, Sumatra Barat sekitar pukul 10.45 hingga 11.30 WIB. Pada jam 12.55 hingga

13.40 WIB, Peterpan konser di Pekanbaru, Riau, terus Lampung pada jam 16.25 sampai

17.10 WIB. Ariel lantas membuka konser di Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 19.45

dan berakhir pada 20.30 WIB. Konser Peterpan ditutup di Surabaya sekitar pukul 22.15

sampai 23.00 WIB. Atas prestasinya ini, mereka berhak dicatat dalam Museum Rekor

Indonesia (MURI).

Page 238: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

225

Pada Agustus 2004, Peterpan merilis album ke-2 bertajuk Bintang di Surga.

Album itu telah terjual 350.000 kopi dalam waktu 2 minggu setelah rilis dan pada awal

Januari 2005 telah mencapai 1,7 juta kopi. Pada Februari 2005, penjualan album ini

mencapai 2 juta kopi. Dan menurut catatan, album ini mampu terjual sebanyak 3 juta

kopi.

Di awal tahun 2005, Peterpan meraih penghargaan sebagai artis favorit

Indonesia di MTV Asia Aid pada tanggal 9 Februari 2005 di Bangkok. Dalam Anugerah

Musik Indonesia (AMI) 2005, Peterpan menempati urutan teratas nominasi dengan

memperoleh 11 nominasi. Empat di antaranya dicetak lewat lagu "Ada Apa Denganmu".

Dari 11 nominasi itu, Peterpan mendapat 7 penghargaan, antara lain untuk "band

terbaik", "album terbaik", "grafis desain album terbaik" dan "karya produksi terbaik",

karena album Bintang di Surga. Pada ajang SCTV Music Awards 2005, Peterpan

mendapat penghargaan di kategori "Album Pop Group Ngetop"' dan "Lagu Paling

Ngetop".

Di tahun 2005, Peterpan kembali merilis 2 album yaitu : VCD Untuk Sahabat

Peterpan yang berisi Orginal VCD Karaoke termasuk video klip serta dokumentasi saat

mereka melakukan pemecahan rekor konser selama 24 jam di 6 kota, dan album jalur

suara film Alexandria.

Pada tanggal 4 November 2006, Andika dan Indra, resmi keluar dari anggota

band. Perpecahan ini dipicu adanya perbedaan prinsip kreativitas. Kedua mantan

personil ini pada akhirnya membentuk kelompok bernama The Titans.

Page 239: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

226

Pasca keluarnya Andika dan Indra, posisi mereka ditempati oleh dua pemusik

tambahan, yaitu Lucky dan David. Dengan formasi tambahan ini, Peterpan merilis, Hari

yang Cerah. Acara launching album ini juga dibuat lain karena dilakukan di dua negara.

Di RUUMS Kuala Lumpur pada 25 Mei 2007 setelah itu di Bandung di Monumen

Pahlawan Gazebo dan disiarkan secara live di 6 stasiun televisi.

Album ini diklaim sebagai album terakhir mereka dengan nama "Peterpan". Ariel

mengklaim bahwa pada akhirnya mereka akan melepaskan nama Peterpan dan

menggunakan nama lainnya.

Meski tanpa formasi utuh seperti dulu, Peterpan masih mampu memperlihatkan

'taring'nya. Di bulan September 2007, mereka mendapat kehormatan untuk mengikuti

acara "Song Festival" di Korea Selatan. Sebelumnnya, Peterpan juga masih mampu

mengantongi penghargaan sebagai Best Favorite Artis Indonesia MTV Asia Award 2006

dan Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award 2006. Terakhir sampai saat ini,

Peterpan tetap berkarya dan mengeluarkan album bertajuk “Sebuah Nama Sebuah

Cerita” dan beberapa single lainnya.

Dikutip dari: http://id.wikipedia.org/wiki/peterpan

Page 240: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

227

PROFIL UNGU

Ungu adalah grup musik Indonesia yang

beranggotakan Pasha (penyanyi), Makki (bass),

Enda (gitar), Oncy (gitar), dan Rowman (drum).

Sampai tahun 2007 mereka telah menghasilkan 4

album dan 2 album mini.

Ungu terbentuk tahun 1996. Motor pembentuknya adalah Ekky (gitar) dan

saat itu vokalisnya adalah Michael, sedangkan drum dipegang oleh Pasha Van

derr Krabb. Tahun 1997, saat Ungu hendak manggung, Pasha Van derr Krabb

'menghilang' dan posisinya digantikan oleh Rowman. Enda yang sebelumnya

adalah roadies-nya Ekky juga ikut bergabung dengan Ungu.

Tahun 2000, Ungu mulai mempersiapkan album pertama mereka, yang

akhirnya dirilis 6 Juli 2002 bertajuk Laguku. Sebelumnya, Ungu ikut mengisi 2

lagu di album kompilasi Klik bersama Lakuna, Borneo, Piknik, dan Energy. Ke

dua lagu tersebut adalah "Hasrat" dan "Bunga". Single pertama album ini,

"Bayang Semu" menjadi lagu tema sinetron ABG (RCTI). Meski terbilang sukses,

album ini baru mendapat Platinum Award setelah hampir 2 tahun album ini dirilis.

Saat hendak masuk dapur rekaman untuk album kedua, Ekky memutuskan

keluar. Oncy yang saat itu baru keluar dari Funky Kopral dipilih untuk

menggantikan Ekky. Album kedua Ungu Tempat Terindah dirilis Desember 2003.

Album ini menjagokan "Karena Dia Kamu" sebagai single pertama dan "Suara

LAMPIRAN 6

Page 241: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

228

Hati" dipilih sebagai single kedua. Baru empat bulan dirilis, penjualannya telah

mencapai 80.000 (delapan puluh ribu) kopi. Jumlah yang cukup signifikan jika

dibandingkan dengan album pertama yang 'mendapatkan platinum (150.000 kopi)

dalam hitungan waktu satu setengah tahun.

Pada tahun 2005, Ungu menjadi salah satu artis yang berkolaborasi dengan

Chrisye di album terbaru Chrisye, "Senyawa".

Album Melayang dirilis Desember 2005. Di albumnya yang ketiga dengan

single "Demi Waktu", Ungu mendapat double platinum. Dengan hits Demi Waktu

mengantarkan Ungu jadi MTV Exclusive Artis di bulan Desember 2005. Gaung

"Demi Waktu" merambah negeri Jiran, Malaysia. Empat perusahaan label berebut

untuk mendapatkan hak edar di sana. SRC, perusahaan yang menaungi Siti

Nurhaliza akhirnya keluar sebagai pemenang.

Ungu mengeluarkan sebuah mini album untuk menyambut Ramadhan

1427 H bertajuk SurgaMu yang dirilis September 2006. Hanya dalam tempo

sepuluh hari sejak rilis mini album SurgaMu, telah terjual sebanyak 150 ribu

keping. Bahkan Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi penghargaan 'Inspiring'

atas album religi SurgaMu. Sayangnya, saat hendak menerima penghargaan di

istana Wapres, Ungu yang mengenakan setelah jas yang dipadu celana jeans

ditolak masuk ke dalam istana, dengan alasan pakaian yang tidak sesuai dengan

protokoler istana.

Page 242: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

229

Dalam Penghargaan MTV Indonesia 2006, Ungu masuk dalam 3 nominasi,

yaitu Most Favorite Group/Band/Duo, Best Director "Demi Waktu" Abimael

Gandy, dan Video of the Year "Demi Waktu".

Ungu dengan dukungan "A Mild Live Productions" dan "Trinity Optima

Production" membuat buku biografi. Buku yang diberi judul "A Mild Live Ungu

Book Magazine" itu diluncurkan pada Kamis, 10 Mei 2007, di Jakarta. Dicetak

sebanyak 40 ribu eksemplar, buku tersebut memuat biografi masing-masing

personil, diskografi Ungu, foto-foto, dan bahkan chord lagu-lagu Ungu.

Ungu juga sering terlibat dalam pembuatan album soundtrack. Ungu

pernah menyumbangkan lagu untuk film Buruan Cium Gue yang dilarang edar.

Ungu pun menyumbangkan 3 buah lagu untuk film Coklat Stroberi yakni dua lagu

baru, "Disini Untukmu" dan "Sahabatku", serta mengikutkan lagu "Berjanjilah"

dari album ketiga mereka Melayang.

Dalam ajang "SCTV Music Awards 2007" di Balai Sidang Jakarta (JHCC),

Ungu mendapat 4 kemenangan. Album SurgaMu yang diproduseri

Trinity/Prosound membawa Ungu menjadi penerima penghargaan 'Album Religi',

'Lagu Paling Ngetop' dan 'Video Klip Paling Ngetop' untuk lagu "Andai Kutahu".

Sedangkan Melayang dengan lagu andalan "Tercipta Untukmu" memenangkan

kategori 'Album Pop Rock Duo/Grup'.

Ungu kembali merilis album reguler keempatnya bertajuk Untukmu

Selamanya. Album ini di-launching di empat negara sekaligus, yaitu 9 Agustus

Page 243: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

230

2007 di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 Agustus 2007 di Singapura, 12 Agustus

2007 Hongkong dan puncaknya 15 Agustus 2007 di Jakarta, Indonesia. Lagu

andalan dalam album ini antara lain, "Kekasih Gelapku", "Cinta dalam Hati",

"Apalah Arti Cinta" dan "Ijinkan Aku".

Menyambut Ramadhan 1428 H, Ungu merilis album religi lagi yang

berbentuk mini album bertajuk Para Pencari-Mu. Dalam album ini Ungu

berkolaborasi dengan ustad Jeffry Al Buchori. Album ini hanya berisi lima lagu,

yaitu "Para PencariMu", "Sembah Sujudku", "Surga Hati", "Sesungguhnya", dan

"Tuhanku". Sebelum mini album ini dirilis, tiga dari lima lagu telah terpilih

sebagai soundtrack sinetron religi yang tayang selama Bulan Ramadhan.

Ungu kembali meraih penghargaan untuk kategori 'Band Ngetop' di ajang SCTV

Music Awards 2007, yang berlangsung di JCC Senayan Jakarta, Jumat, 24 Agustus 2007.

Dalam ajang itu, Ungu berhasil menyisihkan grup band lainnya, seperti Ada Band,

Peterpan, Radja, dan pendatang baru yang mendadak populer, Kangen Band. Pada

tahun 2007, Ungu bersama Samsons dan Naff dijuluki 'The Rising Star' band, oleh

penyelenggara konser musik akbar Soundrenaline, A Mild Live Productions dan Deteksi

Productions, juga oleh raksasa label rekaman Musica Studio.

Dikutip dari: http://id.wikipedia.org/wiki/ungu_(grup_musik)

Page 244: PERBANDINGAN GAYA BAHASA DAN BAHASA KIASAN · PDF filefauzi rahman 0701055047 ... teman-teman seperjuangan dan para sahabat di uhamka, khususnya di fkip pendidikan bahasa dan sastra

231

PROFIL PENULIS

Penulis bernama lengkap Fauzi Rahman,

lahir di Bogor pada tanggal 20 Juli 1989. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saat

ini penulis berkediaman di Desa Nagrak

Gunungputri Kabupaten Bogor, bersama kedua

orang tuanya yaitu bapak Badrudin dan ibu Sumiati,

beserta satu orang adik laki-lakinya yang bernama Luthfi Mawardi.

Riwayat pendidikan penulis yaitu pernah bersekolah di SD Negeri Nagrak

05 pada tahun 1995-2001, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 03

Gunungputri tahun 2001-2004, dan selanjutnya di SMA Negeri 1 Cileungsi pada

tahun 2004-2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

(UHAMKA), program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun

2007. Selama pendidikan di UHAMKA, selain sebagai mahasiswa, penulis juga

merangkap sebagai ketua tingkat mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2007, dari semester 1 sampai dengan semester 4.