PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA...

125
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE DISKUSI DAN CERAMAH TERHDAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK GRAFIKA YAYASAN LEKTUR LEBAK BULUS Skrpisi Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh HENDRI PRADIYANTO NIM: 107013000864 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA...

Page 1: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DENGAN METODE DISKUSI DAN CERAMAH

TERHDAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK GRAFIKA

YAYASAN LEKTUR LEBAK BULUS

Skrpisi Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.)

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

HENDRI PRADIYANTO

NIM: 107013000864

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa
Page 3: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa
Page 4: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa
Page 5: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

i

ABSTRAK

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN

METODE DISKUSI DAN CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS XI SMK GRAFIKA YAYASAN LEKTUR LEBAK BULUS

Nama : Hendri Pradiyanto

NIM : 107013000864

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Skripsi ini bertujuan mengetahui apakah terdapat tingkat perbedaaan hasil

belajar bahasa Indonesia siswa yang diajarkan dengan metode diskusi dan

ceramah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi-

eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMK Grafika

Yayasan Lektur Lebak Bulus. Teknik penentuan sampel mengikuti pola cluster

random sampling dengan jumlah 57 siswa yang terbagi dalam kelompok

eksperimen (yang dalam pembelajarannya menggunakan metode diskusi) dan

kelompok kontrol (yang dalam pembelajarannya menggunakan metode diskusi).

Instrument penelitian berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal

yang sudah diuji validitas, homogenitas, daya beda soal, dan indeks kesukarnnya.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, dan

berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh thitung 0,54 dan ttabel 1,67 pada taraf

signifikansi 5% yang berarti thitung < ttabel (0,54 < 1,67).

Berdasarkan hasil analisis data, temuan, dan pembahasan diperoleh nilai

rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 84, 66, median 85, 925, modus 87,

dan standar deviasi 7,85. Sedangkan pada kelas control rata-rata 81,259, median

sebesar 81, 0625, modus 80, 75, dan standar deviasi 6, 892. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaaan hasil belajar yang signifkan antara

siswa yang diajarkan dengan metode diskusi dan ceramah.

Kata kunci : Metode diskusi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Page 6: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Robbil Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, Tuhan semesta alam atas rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga

selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya yang meniti jalan perjuangannya hingga akhir.

Penulis menyadari sepenuhnya banyak sekali kesulitan dan hambatan yang

dihadapi baik dari faktor materi, pengumpulan bahan-bahan, motivasi dalam diri

penulis, serta hambatan-hambatan lainnya. Namun berkat izin dan pertolongan

Allah, kesungguhan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya

penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’I, M.A, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra Mahmudah Fitriyah, M.Pd. dan Hindun, M.Pd. selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan, serta seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Drs. H. Cecep Suhendi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu

sabar dan teliti dalam mengoreksi dan membimbing penulis dalam

membuat skripsi ini.

4. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. Turyono, M.Pd. selaku kepala SMK Grafika Yayasan Lektur serta

segenap guru dan karyawan sekolah yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

Page 7: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

iii

6. Paling istimewa untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta yang kasih

sayangnya terus mengalir penuh keihlasan dalam membesarkan,

mendidik, serta tak bosan-bosannya memberikan dukungan moril,

materil, semangat dan doa untuk penulis.

7. Kakaku tercinta Masruri, Nursoleh, Rokhiman, Siti Nur Elis, dan Nunung

sulastri, yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk terus

berusaha dan berdoa. Adik dan ponakanku tercinta. Marzuki Rahmat dan

Bima Bagusan Jaya, Fatih Faiz Binasrillah, Rafi Nizar Adicandra, Refka

Azmi Imtihana, serta Haidar Aji Pratama. Karena merekalah penulis

terpacu untuk terus semangat dan berusaha menyelesaikan skripsi ini.

8. Imam Syafi’i, M.Eng., Masroni, M.Ag.,Anang Rachmad, S.Pd., dan

Zamroni, S.Pd.I. (Guru MAN Babakan Lebaksiu Tegal) yang dengan

sabar dan ikhlas membuka hatinya untuk penulis mengadu semua

permasalahan (share) dalam hidup penulis.

9. Sahabat-sahabat Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat. M.Z. Dhofier, S.

Pd. Fatkhul Muin, Kamal Fuadi, S.Pd. Zaenal Muttaqin, M. Aqib Malik,

M S. Rizqi, Abdul Latif, Ikbal Kaukabuddin, Atfiyanah, Tatu Mulyanah,

Aenul Yaqin, dan seluruh sahabat-sahabat IMT Ciputat yang tidak bisa

saya sebutkan namanya satu persatu. Karena kalianlah penulis merasa

berada dalam satu keluarga selama di Ciputat.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia yang selalu memberikan canda dan tawa dalam

setiap langkah penulis selama di kampus.

Penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT, agar seluruh

pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis, akan mendapatkan balasan

yang setimpal disisiNya, jazakumullah akhsanal jaza.

Jakarta, November 2011

Penulis,

Hendri Pradiyanto

Page 8: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7

D. perumusan Masalah ..................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. METODE DISKUSI ................................................................... 10

1. Pengertian Metode Diskusi ................................................... 10

2. Jenis-jenis Metode diskusi .................................................... 11

a. Whole Group ................................................................... 12

b. Diskusi Kelompok ........................................................... 12

c. Buzz Group ..................................................................... 12

d. Panel ................................................................................ 13

e. Syndicate Group .............................................................. 13

f. Simposium ...................................................................... 14

g. Informal Debate .............................................................. 14

h. Fish Bowl ........................................................................ 14

i. The open Discussion Group ............................................ 15

j. Brainstorming .................................................................. 15

3. Kebaikan dan Kekurangan Metode Diskusi .......................... 17

Page 9: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

v

a. Kebaikan ......................................................................... 17

b. Kelemahan....................................................................... 17

B. METODE CERAMAH ............................................................... 35

1. Pengertian Metode Ceramah ................................................. 18

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah ........................ 20

a. Kelebihan ........................................................................ 20

b. Kelemahan....................................................................... 21

C. HASIL BELAJAR ...................................................................... 23

1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 23

2. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar.............................................. 25

a. Segi Kognitif ................................................................... 26

b. Segi Afektif ..................................................................... 28

c. Segi Psikomotorik ........................................................... 29

3. Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar .......... 31

a. Faktor Internal Siswa ...................................................... 33

b. Faktor Eksternal Siswa .................................................... 33

c. Faktor Pendekatan Belajar .............................................. 34

D. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ............................. 35

1. Hakikat dan Ciri pembelajaran.............................................. 35

2. Prinsip-prinsip Pembelajarn .................................................. 36

3. Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia ...................... 39

4. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................... 43

5. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................ 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 46

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 46

B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 46

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 47

D. Instrumen Penelitian.................................................................... 47

1. Uji Validitas ............................................................................ 47

2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 48

3. Pengujian Taraf Kesukaran ..................................................... 49

Page 10: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

vi

4. Daya Pembeda Soal................................................................. 50

E. Teknik pengumpulan data ........................................................... 52

F. Teknik Analisa Data .................................................................... 52

1. Uji Normalitas ........................................................................ 52

2. Uji Homogenitas ...................................................................... 54

G. Uji Hipotesis ............................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 56

A. Gambaram Umum SMK Grafika ................................................ 56

1. Latar belakang sekolah .......................................................... 56

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Grafika .................................... 60

3. Struktur Organisasi ............................................................... 62

4. Kurikulum ............................................................................. 62

5. Keadaan Guru, siswa, dan Karyawan ................................... 63

6. Keadaan Sarana dan Prasarana.............................................. 64

7. Kegiatan Ekstrakulikuler ....................................................... 65

B. Deskripsi Data ............................................................................. 66

1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen .............................................. 67

2. Hasil Belajar Kelas kontrol ..................................................... 71

C. Teknik Analisis Data ................................................................... 76

1.Uji Normalitas ............................................................................. 76

2.Uji Homogenitas ......................................................................... 77

D. Analisis Data Uji Hipotesis ......................................................... 78

E. Hopotesis Penelitian .................................................................... 79

F. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 83

A. Simpulan ..................................................................................... 83

B. Saran ............................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar pada intinya adalah proses memeroleh berbagai pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotrik), dan sikap (afektif). Proses belajar ini

dapat terjadi di sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai salah satu lembaga

yang menyelenggarakan pendidikan formal, sekolah mempunyai peranan

penting dalam mendewasakan peserta didik agar menjadi masyarakat yang

berguna. Untuk tujuan tersebut, sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar dan kurikulum sebagai wadah dan bahan mentahnya.

Dalam proses belajar mengajar, guru memegang peranan yang sangat

penting, tetapi tidak bisa dipisahkan peranan siswa dalam pencapaian tujuan

pendidikan, khususnya dalam hal penerimaan materi pelajaran. Agar

pembelajaran lebih efektif guru dituntut untuk menguasai manajemen kelas

atau sering juga disebut pengelolaan kelas. Di dalam kelas guru tidak hanya

bertugas menyampaikan materi saja, tetapi juga harus mampu mewujudkan

suasana belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, beban yang diemban

sekolah, dalam hal ini guru sangat berat. Karena guru yang berada pada baris

depan dalam membentuk pribadi siswa. Guru juga yang menentukan berhasil

atau tidaknya siswa dilihat dari hasil belajar.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

pada semua jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah

Page 12: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

2

Menengah Pertama (SMP/MTS), Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) bahkan

sampai Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran Bahasa

Indonesia itu memang penting kedudukannya. Diajarkannya Bahasa Indonesia

dalam semua jenjang pendidikan ternyata tidak membuat prestasi siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan data dari Kemendiknas, sebagian besar kasus ketidaklulusan

siswa dalam Ujian Nasional (UN) SMA, SMK, dan MA tahun 2010

disebabkan rendahnya nilai pelajaran Bahasa Indonesia. Kemendiknas

menemukan, rata-rata mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi masalah bagi

siswa SMA, SMK, dan MA di semua jurusan. “Banyak siswa yang tidak lulus

UN dan harus mengulang karena salah satu mata pelajaran tidak memenuhi

syarat, terutama bahasa Indonesia,” kata Nuh (26/4).

Rendahnya nilai (angka) bahasa Indonesia sesungguhnya bukan hanya

terjadi pada UN tahun 2010. UN tahun 2009 yang lalu, nilai bahasa Indonesia

juga rendah. Suyatno, Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

(Uhamka) menegaskan hal itu dalam orasi ilmiahnya saat dikukuhkan sebagai

guru besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa, Kamis (20/8/09).

Dalam orasinya yang berjudul “Bahasa Indonesia sebagai Sarana

Pengembangan Guru Profesional”, Suyatno menampilkan data yang ironis itu.

Data laporan hasil Ujian Nasional SMP Negeri dan Swasta tahun 2008/2009

secara nasional menunjukkan, dari 3.441.815 peserta UN, peserta yang

rentang nilainya 7,00 sampai 7,99 hanya 32,86 persen atau 1.131.121 orang.

Adapun yang mendapat nilai 10 hanya 834 orang(0,02 persen).

Page 13: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

3

Untuk tingkat SMA/MA, hasil UN tahun 2008/2009 menunjukkan, dari

621.840 peserta jurusan IPA, tidak ada satu pun yang mendapat nilai 10.

Peserta yang rentang nilainya 7,00 hingga 7,99 ada 252.460 orang (40,6

persen). Di jurusan IPS, dari 854.206 peserta UN, tidak seorang pun yang

mendapat nilai 10. Siswa yang mendapat nilai antara 7,00 hingga 7,99 justru

lebih kecil lagi, yaitu hanya 240.815 peserta atau sekitar 28,2 persen. Di

jurusan bahasa (yang mestinya nilai bahasa Indonesia harus lebih baik), dari

43.688 peserta UN, peserta yang mendapat nilai antara 7,00 hingga 7,99 hanya

13.445orang atau sekitar 30,7 persen. Yang agak menyenangkan, di jurusan

bahasa ini, ada 6 orang siswa (atau sekitar 0,01 persen) yang mendapat nilai

sempurna (nilai 10). 1

Seolah mengulang hasil Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas atau

Madrasah Aliyah (UN SMA atau MA), UN Sekolah Menengah Pertama atau

Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS) Tahun ajaran 2010-2011 kembali menjadi

masalah siswa, terutama pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Data Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memperlihatkan

nilai akhir mata pelajaran (mapel) itu memiliki nilai minumum 0,8. Hasil ini

sebanding dengan mapel Matematika. Sementara untuk nilai bahasa Inggris

dan ilmu pengetahun alam (IPA) masing-masing bernilai minimum 0,9 dan

1,0.

"Memang Bahasa Indonesia termasuk yang rendah. Ini akan menjadi

1 Y. Priyono. Menyoal hasil UN Bahasa Indonesia. http://www.borneotribune.com/citizen-

jurnalism/menyoal-hasil-un-bahasa-indonesia.html. Kamis, 12 Mei 2011. pukul 20.30.

Page 14: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

4

pokok bahasan berikutnya," ujar Menteri pendidikan nasional (mendiknas)

Mohammad Nuh kepada para wartawan, di Jakarta, Rabu (1/6).

Sebelumnya, untuk tingkat SMA atau MA, ada kurang lebih 1.786 siswa

ketidaklulusan Ujian Nasional (UN) 2011, akibat mata pelajaran (mapel)

bahasa dan sastra Indonesia kurang dari 4. Jumlah itu merupakan jumlah yang

terbanyak kedua setelah mata pelajaran (mapel) Matematika2.

Dari data di atas menunjukkan rendahnya kemampuan bahasa Indonesia

siswa. Rendahnya nilai kemampuan bahasa Indonesia siswa setidaknya

disebabkan karena dua faktor. Pertama, faktor siswa, yang cenderung lebih

menyepelekan pelajaran bahasa Indonesia karena kebanyakan siswa

menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang mudah

berbeda dengan Matematika, Fisika, Kimia, dan pelajaran lainnya. Kedua

faktor guru, sistem pengelolaan kelas termasuk di dalamnya strategi

pembelajaran yang kurang tepat menjadi salah satu faktor rendahnya nilai

bahasa Indonesia.

Strategi merupakan suatu rencana tentang cara-cara penggunaan dan

pemanfaatan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan aktivitas dan

efesiensi dalam pembelajaran. Pada umumnya kegiatan belajar mengajar di

Indonesia selama ini masih bercorak tradisonal, pengajaran yang dimaksud

2 Arif Hulwan, UN Bahasa Indonesia Kembali Jadi Momok.

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/06/01/230703/293/14/UN-Bahasa-Indonesia-Kembali-

Jadi-Momok. Kamis, 28 Juli 2011.

Page 15: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

5

adalah bentuk pengajaran klasikal yang umumnya masih berpusat pada guru

yakni dengan menggunakan metode ceramah.

Metode ceramah merupakan bentuk penyajian informasi secara lisan,

baik yang formal dan berlangsung selama 45 menit, maupun yang informal

hanya berlangsung selama lima menit. Walaupun terdapat kelemahan-

kelemahan yang mencolok dalam metode ceramah seperti tidak memberi

siswa kesempatan untuk mempraktikkan perilaku yang relevan (selain

mencatat), ceramah masih dapat bermanfaat bagi siswa berapapun usianya.

Ceramah memungkinkan si guru untuk menyampaikan topik dengan perasaan;

dapat lewat cara penyampaiannya, dapat dengan intonasi tertentu, dengan

tekanan suaranya, ataupun dengan gerak-gerik tangannya. Topik yang

sederhana dapat dibuat menarik, atau sebaliknya, yang menarik dapat

membosankan.

Berbeda dengan metode ceramah, metode diskusi tidak lagi diarahkan

oleh guru, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan ide-ide mereka

sendiri. Melalui metode diskusi pula dapat mengubah pola perilaku afektif

siswa secara konkret. Dalam hal sikap atau nilai, perubahan sukar sekali

dilakukan jika siswa tidak diberi kesempatan untuk menyatakan perasaannya.

terlepas dari kelebihannya, metode diskusi membutuhkan banyak waktu,

dalam membahas suatu topik atau pokok permasalahan. 3

Dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan metode ceramah dan

metode diskusi di atas, penulis tertarik untuk mengetahui manakah di antara

3 W. James Popham dan Eva L. Baker, Bagaimana Mengajar secara Sistematis, (Yogyakarta:

Kanisius, 1994), Cet. VI. h. 96.

Page 16: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

6

kedua metode tersebut yang lebih efektif untuk dipergunakan dalam

pengajaran Bahasa Indonesia terhadap siswa menengah kejuruan.

Dalam presentasi menyampaikan makalah, penulis bersama teman-teman

pada saat perkuliahan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia disimpulkan

bahwa metode diskusi lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah

dalam pengajaran bahasa Indonesia khususnya siswa Sekolah Menengah Atas

baik SMA/MA/SMK, pertimbangannya adalah karena siswa SMA/MA/SMK

telah dapat berfikir dewasa dan kritis dalam menyikapi berbagai masalalah.

Akan tetapi bagi penulis jawaban tersebut kurang memuaskan, karena

belum ada pembuktian sendiri, sehingga penulis berminat untuk mencari

jawabannya secara langsung dengan melakukan penelitian pada salah satu

Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Jakarta. Akhirnya penulis

memutuskan memilih SMK Grafika Yayasan Lektur Lebak Bulus Jakarta

Selatan sebagai objek penelitian.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis merumuskan dalam sebuah judul

skripsi yaitu: “Perbandingan pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode

diskusi dan ceramah terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMK Grafika

Yayasan Lektur Lebak Bulus ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dapat

teridentifikasi sebagai berikut:

1. Proses Pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI yang menggunakan

metode diskusi dan ceramah

Page 17: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

7

2. Hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa yang menggunakan

metode diskusi dan ceramah

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

4. Perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode diskusi dan

ceramah

5. Tingkat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode diskusi

dan ceramah

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebi terarah dan operasional,

penulis membatasi masalah kepada:

1. Perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan metode diskusi

dengan metode ceramah pada kelas XI SMK Grafika Yayasan Lektur.

2. Seberapa besar tingkat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia siswa

yang diajarkan dengan metode diskusi dan ceramah

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan

dengan metode diskusi dan ceramah?

2. Seberapa besar tingkat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan

dengan metode dan ceramah?

Page 18: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini mempunyai

beberapa tujuan antara lain:

1. mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode diskusi dan

ceramah

2. mengetahui seberapa besar tingkat perbedaan hasil belajar antara siswa

yang diajarkan dengan metode diskusi dan ceramah

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara

teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak, sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini

menjadi sumbangan gagasan dan tawaran solusi terhadap pelaksanaan

metode pembelajaran di sekolah.

2. Manfaat praktis kepada berbagai pihak antara lain

a. Guru,

sebagai bahan rujukan dan pedoman dalam pelaksanaan metode

diskusi

b. Siswa,

mengambangkan cara berfikir ilmiah dan sifat demokratis dalam

belajar

c. Penulis,

pengalaman langsung dalam menerapkan metode diskusi dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia

Page 19: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

9

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika

penulisan yang terdiri dari beberapa bab, dan bab-bab tersebut memiliki

beberapa sub-bab yaitu:

Bab I. Pendahuluan, terdiri dari: Latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teori, terdiri atas: Diskusi (pengertian, jenis, serta

kebaikan dan kelemahan), Ceramah (Pengertian serta kebaikan dan

kelemahan), Hasil belajar (pengertian, sasaran evaluasi hasil belajar, dan

faktor yang mempengaruhi belajar), dan pembelajaran Bahasa Indonesia

Bab III. Metodelogi penelitian, terdiri atas: tempat dan waktu penelitian,

metode penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan pengajuan

hipotesis.

Bab IV. Hasil dan pembahasan, terdiri dari atas: latar belakang sekolah,

deskripsi data, teknik analisis data (uji normalitas dan uji homogenitas),

analisis data uji hipotesis, hipotesis penelitian, dan pembahasan hasil

penelitianan.

Bab V. Simpulan dan saran.

Page 20: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. METODE DISKUSI

1. Pengertian Metode Diskusi

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar-mengajar yang dilakukan

oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua

atau lebih individu yang terlibat, saling tukar pengalaman, informasi,

memecahkan masalah, dapat juga terjadi semuanya aktif tidak ada yang pasif

sebagai pendengar saja.4

Menurut E. Mulyasa dalam bukunya menjadi guru yang professional

berpendapat bahwa diskusi dapat diartikan sebagai percakapan responsif yang

dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan problematis yang diarahkan untuk

memecahkan masalah. Hal tersebut sejalan dengan pengertian yang

dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa diskusi

adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.

Dalam diskusi selalu ada pokok permasalahan yang perlu dipecahkan.5

berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diskusi adalah

salah satu bentuk komunikasi dua arah, di mana terjadi proses tukar pikiran

atau ide, baik antara siswa dan siswa ataupun siswa dan guru untuk

memecahakan suatu masalah.

4. Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), Cet. Ketujuh, h. 5

5 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional ; Menciptakan Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan,

(Bandung: Rosda Karya, 2006), h. 116.

Page 21: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

11

Metode diskusi merupakan metode yang biasanya dipergunakan dalam

pembelajaran orang dewasa, karena mereka dapat berpartisipasi aktif untuk

menyumbangkan pemikiran, gagasan dalam kegiatan diskusi. Kalau dalam

metode ceramah hanya terjadi komunikasi satu arah, maka metode diskusi

terjadi banyak arah. Dengan demikian, metode diskusi adalah mengemukakan

pendapat dan gagasan dalam musyawarah untuk mencapai mufakat. Bisanya

siswa dihadapkan pada suatu atau sejumlah persoalan atau masalah yang

mungkin disodorkan guru. Mahasiswa dapat pula menentukan sendiri topik

yang perlu dipecahkan bersama. Tujuan diskusi pada umunnya adalah mencari

pemecahan masalah, dari sinilah muncul bermacam-macam jawaban yang

perlu dipilih satu atau dua jawaban yang logis dan tepat guna dari bermacam-

macam jawaban yang lain untuk mencapai mufakat atau persetujuan.6

2. Jenis-jenis Metode Diskusi

Selama ini, dalam pembelajaran orang dewasa, dikenal banyak macam

metode diskusi dan seorang guru atau fasilitator dapat memilih salah satu atau

gabungan dari berbagi teknik ini sehingga mampu memberikan berbagai

variasi bagi siswa dalam belajar sehingga tidak menimbulkan kebosanan.

Adapun macam-macam diskusi adalah sebagai berikut:

6 Sudiyono, Triyo Supriyanto, dan Moh Padli, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan

Tinggi, (Malang: UIN Malang Press,2006), h. 125.

Page 22: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

12

a. Whole group

Whole group merupakan bentuk diskusi kelas di mana para pesertanya

duduk setengah lingkaran. Dalam diskusi ini guru bertindak sebagai

pemimpin, dan topik yang akan dibahas telah direncanakan sebelumnya.7

b. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil yang

terdiri dari empat sampai enam orang peserta, dan diskusi kelompok besar

yang terdiri dari tujuh sampai lima belas orang. Dalam diskusi tersebut

dibahas tentang suatu topik tertentu dan dipimpin oleh seorang ketua dan

seorang sekretaris. Para anggota diskusi diberi kesempatan berbicara atau

mengemukakan pendapat dalam pemecahan masalah. Sementara itu, Kang

dan Song mendefinisikan diskusi kelompok sebagai pertemuan atau

percakapan antara dua orang atau lebih yang membahas topik tertentu

yang menjadi pusat perhatian bersama.8

c. Buzz grup

Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi

kelompok-kelompok kecil yang terdiri tiga sampai empat orang peserta.

Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar

pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan

di tengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud

7 M, Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.

40 8 Suprijanto. Pendidikan Orang Dewasa; dari Teori Hingga Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), Cet. Kedua, h. 97.

Page 23: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

13

memperjelas dan mempertajam kerangka bahan pelajaran atau sebagai

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

d. Panel

Yang dimaksud panel di sini adalah suatu bentuk diskusi yang terdiri

dari tiga sampai enam orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik

tertentu dan duduk dalam semi melingkar yang dipimpin oleh moderator.

Panel ini secara fisik dapat berhadapan langsung dengan audien atau dapat

juga secara tidak langsung. Sebagai contoh diskusi panel yang terdiri dari

para ahli ini para audien tidak turut bicara, namun dalam forum tertentu

para audien diperkenankan untuk memberikan tanggapannya.9

e. Syndicate group

Adalah suatu kelompok besar dibagi menjadi kelompok kecil dengan

anggota tidak lebih dari lima orang. Masing-masing kelompok kecil

tersebut melakukan diskusi tertentu, dan tugas ini bersifat sementara.

Fasilitator dalam hal ini guru memberikan penjelasan secara umum dan

garis besar permasalahan, kemudian tiap-tiap kelompok kecil (syndicate)

diberi tugas mempelajari suatu parkrik tertentu yang berbeda dengan

kelompok kecil lainya. Jika memungkinkan seorang guru menyediakan

referensi. Setelah kelompok bekerja sendiri-sendiri, kemudian masing-

masing kelompok menyajikan hasil diskusinya dalam sidang pleno untuk

dibahas lebih lanjut.10

9 M, Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Opcit, h. 41.

10 Sudiyono, Triyo Supriyatno, dan Moh. Padli, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan

Tinggi, Opcit, h. 128.

Page 24: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

14

f. Simposium

Dalam simposium biasanya terdiri dari pembawa makalah,

moderator, dan notulis, serta beberapa peserta symposium. Pembawa

makalah diberi kesempatan untuk menyampaikan makalahnya di muka

peserta secara singkat (antara sepuluh sampai lima belas menit).

Selanjutnya diikuti oleh penyanggah dan tanggapan para audien. Bahasan

diskusi kemudian disimpulkan dalam bentuk rumusan hasil simposium.

g. Informal debate

Biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi dua tim yang agak

seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk

diperdebatkan. Fasilitator memberikan persoalan yang sama kepada kedua

kelompok tersebut, dan memberikan tugas yang bertentangan, yaitu satu

kelompok yang “pro” dan satu kelompok yang kontra.

h. Fish bowl

Bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan dipimpin

oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan. Tempat duduk diatur

setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi yang kosong menghadap

peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok

diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah

mangkok. Selama diskusi, kelompok pendengar yang ingin

menyumbangkan pendapatnya dapat duduk di kursi yang kosong yang

telah disediakan. Apabila ketua diskusi mempersilahkannya bicara, maka

Page 25: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

15

dia boleh bicara dan kemudian meninggalkan kursi tersebut setalah selesai

bicara.

i. The open discussion group

Kegiatan dalam bentuk diskusi ini akan dapat mendorong siswa agar

lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam

mengemukakan pendapat, mendengarkan dengan baik, dan

memperhatikan suatu pokok pembicaraan dengan tekun. Jumlah kelompok

yang baik terdiri antara tiga sampai sembilan orang peserta. Dengan

diskusi ini dapat membantu para siswa belajar mengemukakan pendapat

secara jelas, memecahkan masalah, memahami apa yang dikemukakan

oleh orang lain dan dapat menilai kembali pendapatnya.

j. Brainstorming

Bentuk diskusi ini akan menjadi baik bila jumlah anggotanya terdiri

delapan samapi dua belas orang peserta. Setiap anggota kelompok

diharapkan dapat menyumbangkan ide dalam pemecahan masalah. Hasil

belajar yang diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain,

menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan ide-ide

yang ditemukan atau dianggap benar.11

Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan di atas, Engkoswara, Dalam

bukunya Dasar-dasar Metodologi Pengajaran hanya membagi jenis diskusi

menjadi lima, tiga di antaranya telah disebutkan sebelumnya yakni

11

M, Basyirudin Usman, Metodologi pembelajaran agama islam, Opcit, h. 42-43

Page 26: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

16

simposium, diskusi panel, dan buzz group. Adapun yang belum dijelaskan

yaitu:

a. Diskusi kelas

Guru mengajukan persoalan kepada seluruh kelas, kemudian ditanggapi

oleh anak-anak. Buru berfungsi sebagai pengatur, pendorong, dan pengarah

pembicaraan. Pimpinan diskusi dapat juga dilakukan oleh anak. Diskusi

semacam ini tampaknya agak formal karena itu ada kalanya disebut juga

sebagai diskusi formal. Pembicaraan diatur oleh ketua diskusi. Siapa saja yang

mau berbicara kadang-kadang harus mencatatkan diri, baru kemudian

diperkenakan bicara. Segala pembicaraan dicatat oleh penulis dan pada akhir

diskusi diajukan beberapa kesimpulan untuk ditanggapi anggotanya.

b. Diskusi Kuliah

Seorang pembicara, guru atau seorang anak berbicara di muka kelas

mengemukakan persoalannya sekitar 20 atau 30 menit. Setelah itu diadakan

pertanyaan-pertanyaan. Diskusi terbatas pada satu persoalan yang

dikemukakan pembicara, sehingga melalui diskusi semacam itu persoalan

diharapkan dibicarakan dan dipelajari secara mendalam.

Pembagian jenis-jenis diskusi itu pada dasarnya sama, yang membedakan

dari kedua penjelasan itu adalah teknik penyajian materi dan jumlah

pembagaian siswa dalam setiap kelompok diskusi.12

12

Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara. 1988), Cet. Kedua.

h. 52

Page 27: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

17

3. Kebaikan dan Kekurangan Metode Diskusi

Diskusi sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk mecapai

tujuan pendidikan tentunya tidak terlepas dari kelemhahan dan

kelebihannnya.

a. Kebaikan

1) Suasana kelas hidup dan dinamis

2) Mempertinggi partisipasi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya

baik secara individu atau kelompok

3) Merangsang siswa untuk mencari jalan pemecahan masalah yang

dihadapi bersama, dengan jalan bermusayawarah dan urun rembuk

bersama-sama.

4) Melatih sikap kretaif dan dinamis dalam berpikir

5) Menumbuhkan sikap toleransi dalam berpendapat maupun bersikap

6) Hasil diskusi dapat disimpulkan dan mudah dipahami

7) Memperluas cakrawala dan wawasan berpikir peserta diskusi

b. Kelemahan

1) Kemungkinan siswa yang tidak ikut aktif dijadikan kesempatan

untuk bermain-main, dan menggangu temannya yang lain

2) Apabila suasana kelas tidak dapat dikuasai, kemungkinan

penggunaam waktu tidak efektif, dan dapat berakibat tujuan

pengajaran tidak tercapai

Page 28: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

18

3) Sulit memprediksi arah penyelesaian diskusi. Hal ini terjadi jika

proses jalannya diskusi hanya merupakan ajang perbedaan

pendapat yang tidak ada ujung penyelesainnya.

4) Siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan pendapat secara

sistematis. Terutama bagi siswa yang memeiliki sifat pemalu dan

rasa takut mengeluarkan pendapat

5) Kesulitan mencari tema diskusi yang aktual, hangat, dan menarik

untuk didiskusikan. 13

B. METODE CERAMAH

1. Pengertian Metode Ceramah

Metode ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau

metode dosen, metode ini lebih banyak dipergunakan di kalangan dosen,

karena dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah

dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa yang

mengikuti perkuliahan. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan

fakta. 14

Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu

pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau

khalayak ramai. 15

Adapun menurut Slameto ceramah ialah pidato yang

13

Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 45. 14

Martinis Yamin, Strategi Pembelajarn Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Gaung Persada Press,

2005) , Cet. Ketiga, h. 65. 15

Ibid. h. 41.

Page 29: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

19

disampaikan oleh seorang guru di depan sekelompok siswa atau kelas. 16

Pengertian senada disampaikan oleh H. Sudiyono dkk., bahwa metode

ceramah merupakan metode yang memberikan penjelasan atau memberi

deskripsi lisan secara sepihak (oleh seorang fasilitator) tentang suatu materi

pembelajaran tertentu.17

Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa

diskusi adalah metode penyampaian informasi atau pengetahuan (bahan

pelajaran) yang dilakukan oleh guru secara lisan di hadapan murid atau

peserta didik.

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode

tradisonal, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan anatara guru dengan anak didik dalam proses belajar

mengajar . meski metode ini banyak menuntut keaktifan guru daripada anak

didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam

kegiatan pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisonal,

seperti dipedesaan yang kekurangan fasilitas.

Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik

kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan

keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta

masalah secara lisan.18

16

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: Bumi Aksara,

1991), h. 100. 17

Sudiyono, dkk., Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi , Opcit, h. 120. 18

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar , (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), h. 97.

Page 30: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

20

Teknik ceramah memang dapat digunakan untuk menyampaikan

informasi, terutama kepada mereka yang termotivasi. Artinya, seseorang

yang termotivasi untuk mendapatkan informasi tertentu. Di dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, teknik ceramah ini dapat digunakan untuk

melatih keterampilan mendengar (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat

intisari dari ceramah yang didengarnya, kemudian mencertikan kembali

dengan bahasanya ssendiri. Teknik ceramah dapat juga dirangkaikan dengan

teknik yang lain, misalnya teknik tanya jawab, jika memang telah

direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang

baru didengarnya.19

2. Kelebihan dan Kelamahan Metode Ceramah

Sebagaimana metode-metode pengajaran yang lain, metode ceramah pun

tidak terlepas dari kelebihan dan kelemahan.

a. Kelebihan

1) Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan sebanyak-

banyaknya.

2) Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan

pengelompokan murid seperti pada metode yang lain.

3) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah

murid cukup banyak.

19

Solchan, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.,(Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h.

3.17

Page 31: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

21

4) Guru sebagai penceramah berhasil baik, maka dapat menimbulkan

semangat, dan kreasi yang konstruktif.

5) Fleksibel, dalam arti bahwa jika waktu sedikit bahan dapat

dipersingkat, diambil yang penting-penting saja, jika waktu banyak

dapat disampaikan sebanyak-banyaknya dan mendalam.

b. Kelamahan

1) Guru sulit mengetahui pemahaman anak didik terhadap bahan-bahan

yang diberikan

2) Kadang-kadang guru cenderung ingin menyampaikan bahan yang

sebanyak-banyaknya hingga menjadi bersifat pemompaan.

3) Anak didik cenderung menjadi lebih pasif dan ada kemungkinan

kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, berhubung guru dalam

menyampaikan bahan pelajaran dengan lisan

4) Jika guru tidak memperhatikan segi psikologis dari anak didik,

ceramah dapat bersifat melantur dan membosankan. Sebaliknya kalau

guru berlebih-lebihan berusaha untuk menimbulkan inti dan isi

ceramah menjadi kabur.20

Mengingat adanya berbagai kelemahan yang ada dalam metode ceramah,

maka perencanaan yang matang sangat diperlukan. Untuk itu hal-hal yang

dapat membantu daya ingat peserta didik dalam belajar perlu mendapat

perhatian yang cukup dari seorang guru. Dalam hal ini, Bligh memberikan

beberapa saran yang cukup baik untuk di simak dan dipertimbangkan yang

20

Abu Ahmad dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2005)

Cet. II. h. 56.

Page 32: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

22

berupa faktor-faktor yang dapat membantu daya ingat peserta didik dalam

belajar, yaitu:

1. Membuat pembelajaran bermakna

Pembelajaran yang bermakna mempunyai pengaruh yang sangat besar

bagi peserta didik dalam belajar. Kata bermakna di sini dapat berarti

sejauh mana informasi yang disampaikan oleh guru atau dosen sesuai

dengan informasi yang dimiliki peserta didik, atau sejauh mana informasi

tersebut memenuhi harapan mereka.

2. Keseluruhan atau parsial

Pembicaraan tentang keseluruhan atau parsial ini terus menjadi bahan

diskusi bagi para pendidik dan ahli psikologi. Yang dimaksud dengan

keseluruhan semua topik materi dalam satu waktu tertentu diberikan

dalam satu waktu. Sementara parsial adalah materi diberikan sepotong-

potong. Jadi sejumlah materi yang akan diberikan dalam jangka waktu

tertentu, seperti jam pelajaran, diberikan sedikit demi sedikit dan disellingi

dengan waktu jeda.

3. Pengaturan materi dengan baik

Materi atau pelajaran yang disampaikan dengan urutan yang logis, akan

lebih mudah dipahami oleh peserta didik dibandingkan dengan materi

yang tidak teratur. Beberapa bentuk penyusunan materi dengan metode

ceramah anatara lain adalah bentuk hirarki dan mata rantai.

Page 33: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

23

4. Reharsing the material (mengingat-ingat materi)

Para ahli psikologi percaya bahwa mengingat kembali materi yang baru

saja diberikan oleh pengajar adalah faktor penting dalam membantu daya

ingat peserta didik. Cara seperti ini dalam dilakukan dengan menyatakan

kembali dalam hati atau mengulang materi dengan teman-teman.

5. Pengulangan oleh guru atau dosen

Mengulang-ulang penjelasan terhadap suatu materi dapat membantu

peserta didik dalam mengingat pelajaran. Pengulangan ini dilakukan

dengan porsi yang tidak berlebihan dengan maksud memberi penekanan

terhadap materi yang dianggap materi.21

C. HASIL BELAJAR

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar” . pengertian hasil (product)

menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkannya berubahnya input secara fungsional. Hasil

produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan

mengubah bahan (raw material) menjadi barang jadi (finished good). Hal

yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil

penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-

proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat

21

Zaini Hisyam, bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajran Aktif,

(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008) , h. 94-96.

Page 34: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

24

perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegaiatan belajar mengajar,

setelah mengalami belajar, peserta didik berubah perilakunya disbanding

sebelumnya. Hubungan itu digambarkan oleh Grounlound sebagai berikut:

Belajar adalah proses dalam individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Perubahan ini

diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu

yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.

Belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan tersebut

disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar,

tidak pada orang laindan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang

berbeda. Perbedaan penampilan itu disebabkan karena setiap individu

mempunyai karakteristik individual yang khas, seperti minat, intelegensi,

perhatian, bakat, dan sebagainya.

Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat

peserta didik belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran

merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan

pengajaran (goal directed). Dalam konteks demikian maka hasil belajar

merupakan perolehan dari proses belajar peserta didik sesuai dengan tujuan

pengajaran (ends are being attained).22

22

Ahmad Qurtubi, Pengantar teori evaluasi pendidikan, (Tanggerang: Bintang Harapan

Sejahtera. 2009), h. 49.

Page 35: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

25

2. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar

Dalam sejarah pengukuran dan penilaian pendidikan tercatat, bahwa

pada kurun waktu tahun empat puluhan, beberapa orang pakar pendidikan di

Amerika Serikat yaitu Benjamin S. Bloom, M. D. Englehart, E. Furst, W. H.

Hill, Daniel R. Kratwohl dan didukung pula oleh Ralph A. Tylor,

mengembangkan suatu metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang

disebut taxonomy. Ide untuk membuat taksonomi itu muncul setelah lebih

kurang lima tahun mereka berkumpul dan mendiskusikan pengelompokan

tujuan pendidikan, yang pada akhirnya melahirkan sebuah karya Bloom dan

kawan-kawannya itu, dengan judul Taxonomy of educational objectives.

Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan berpendapat bahwa taksonomi

(pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu pada tiga

jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik

yaitu; ranah proses berfikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap

(affective domain), dan ranah keterampilan (psychomotor domain).23

Mengingat ranah-ranah yang terkandung dalam suatu tujuan pendidikan

merupakan sasaran evaluasi hasil belajar, maka kita perlu mengenal secara

terperinci. Pengenalan terhadap ranah tersebut akan sangat membantu pada

saat memilih dan menyusun instrumen evaluasi hasil belajar. Adapun ranah-

ranah tersebut sebagai berikut:

23

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2009), h. 49.

Page 36: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

26

a. Segi Kognitif

Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau

pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta

pengembanagan keterampilan intelektual (Jaralinek dan Foster).

Taksonomi atau penggolongan tujuan ranah kognitif oleh Bloom,

mengemukakan adanya 6 (enam) kelas atau tingkat yaitu:

1) Pengetahuan (knowledge)

Merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa

pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan

tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti

mempelajari. Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih

salah satu dari dua atau lebih jawaban.

2) Pemahaman (comprehension)

Merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa

kemampuan memahami atau mengerti tentang pelajaran yang

dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran

lainnya. Dalam pemahaman siswa diminta untuk membuktikan

bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-

fakta atau konsep.

3) Penerepan (aplikasi)

Penerapan merupakan kemamapuan menggunakan generalisasi

atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret atau

situasi baru. Dalam penerapan, siswa dituntut untuk memiliki

Page 37: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

27

kemampuan untuk menyeleksi generalisasi atau abstraksi tertentu

(konsep, dalil, hukum, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk

diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara

benar.

4) Analisis

Analisis merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke

bagaian-bagian yang menjadi dasar unsur pokok. Untuk analisis,

siswa diminta untuk menganalisis hubungan atau situasi yang

kompleks atau konsep-konsep dasar.

5) Sintesis

Sintesis merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur

pokok ke dalam struktur yang baru. Dalam sintesis, siswa diminta

untuk melakukan generalisasi.

6) Evaluasi

Evaluasi merupakan kemampuan meniliai isi pelajaran untuk

suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi siswa diminta

untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah

dimiliki untuk menilai suatu kasus 24

24

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) , Cet. Ketiga,

h. 203-205

Page 38: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

28

b. Segi Afektif

Segi afektif dapat diuraikan menjadi lima taraf, yaitu:

1) Memperhatikan (Receiving/attending)

Taraf pertama ini berkaitan dengan kepekaan pelajar terhadap

rangsangan fenomena yang datang dari luar. Taraf ini dibagi lagi

ke dalam tiga kategori, yaitu kesadaran akan fenomena, kesedian

menerima fenomena, dan perhatian yang terkontrol atau terseleksi

terhadap fenomena.

2) Merespons (Responding)

Pada taraf ini pelajar tidak lagi sekedar memperhatikan fenomena.

Ia sudah memiliki motivasi yang yang cukup, sehingga tidak saja

mau memperhatikan, tetapi juga bereaksi terhadap rangsangan.

Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan

dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Menghayati nilai (Valuing)

Pada taraf ini tampak bahwa pelajar sudah menghayati dan

menerima nilai. Perilakunya dalam situasi tertentu sudah cukup

konsisten, sehingga sudah dipandang sebagai orang yang sudah

mengahayati nilai.

4) Mengorganisasikan

Pada taraf ini pelajar mengembangkan nilai-nilai ke dalam satu

sistem organisasi, dan menentukan hubungan satu nilai dengan

nilai yang lain, sehingga menjadi satu sistem nilai. Termasuk

Page 39: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

29

dalam proses organisasi ini adalah memantapkan dan

memprioritaskan nilai-nilai yang telah dimilikinya. Nilai itu

terdapat dalam berbagai situasi dan pelajaran, terutama sejarah

dan agama.

5) Menginternalisasikan nilai

Pada taksonomi afektif tertinggi ini, nilai-nilai yang dimiliki

pelajar telah mendarah daging serta memengaruhi pola

kepribadian dan tingkah laku. Dengan demikian, ia sudah dapat

digolongkan sebagai orang yang memegang nilai.

c. Segi Psikomotorik

Segi psikomotorik dapat diuraikan ke dalam taraf-taraf di bawah ini:

1) Persepsi

Taraf pertama dalam melakukan kegiatan yang bersifat motorik

ialah menyadri objek, sifat, atau hubungan melalui alat indra.

Taraf ini mencakup kemampuan menafsirkan rangsangan, peka

terhadap rangsangan, dan mendiskriminasikan rangsangan. Taraf

ini merupakan bagian utama dalam rangkaian situasi yang

menimbulkan kegiatan motorik.

2) Kesiapan (set)

Pada taraf ini terdapat kesiapan untuk melakukan tindakan atau

untuk beraksi terhadap sesuatu kejadian menurut cara tertentu.

Kesiapan mencakup tiga aspek, yaitu intelektual, fisis, dan

emosional. Karena pada taraf ini terlihat tindakan seseorang

Page 40: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

30

bahwa ia sedang berkonsentrasi dan menyiapkan diri secara fisis

maupun mental.

3) Gerakan terbimbing (respon terbimbing)

Taraf ini merupakan permulaan pengembangan keterampilan

motorik. Yang ditekankan ialah kemampuan yang merupakan

bagian dari keterampilan yang lebih kompleks. Respon terbimbing

adalah perbuatan individu yang dapat diamati, yang terjadi dengan

bimbingan individu lain yang memberi contoh.

4) Gerakan terbiasa (respon mekanistis)

Pada taraf ini pelajar sudah yakin akan kemampuannya dan sedikit

banyak terampil melakukan suatu perbuatan. Di dalamnya sudah

terbentuk kebiasaan untuk memberi respon sesuai dengan jenis-

jenis perangsang dan situasi yang dihadapi. Jadi pelajar sudah

berpegang pada pola.

5) Gerakan (respon) kompleks

Pada taraf ini pelajar dapat melakukan perbuatan motorik yang

kompleks, karena pola gerakan yang dituntut memang sudah

kompleks. Perbuatan itu dapat dilakukan secara lancar, luwes,

supel, gesit, atau lincah, dengan menggunakan tenaga dan waktu

yang sedikit.

Taraf yang disebut terakhir ini masih bias dikembangkan dengan

keterampilan menyesuaikan diri dan bervariasi. Lebih tinggi dari itu

Page 41: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

31

muncul kreativitas untuk berinisiatif dan mencipatakan sesuatu yang

baru.25

3. Faktor yang Memengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Belajar sebagai suatu proses sudah barang tentu harus ada yang

diproses (masukan atau input) dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau

output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu

dengan pendekatan analisis system. Dengan pendekatan sistem ini sekaligus

kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses

dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistem, kegiatan belajar dapat

digambarkan sebagai berikut:

25

Munzier Suparta dan Hery Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Opcit, h. 52.

TEACHING – LEARNING

PROCESS

INSTRUMENTAL INPUT

ENVIRONMENTAL INPUT

OUTPUT RAW INPUT

Page 42: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

32

Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)

merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman

belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching-learning process).

Di dalam proses bejaja-mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor

lingkungan (environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang

sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) guna

menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (output). Berbagai faktor

tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.

Di dalam proses belajar-mengajar di sekolah, maka yang dimaksud

masukan mentah atau raw input adalah siswa, sebagai raw input siswa

memiliki karakteristik tertentu , baik fisiolgis maupun psikologis. Mengenai

faktor fisiologis ialah bagaimana kondisi fisik, panca indera, dan

sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah: minat, tingkat

kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif, dan sebagainya.

Sedangkan yang termasuk instrumental input atau faktor-faktor yang

sengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah; kurikulum atau bahan

pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta

manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Di dalam

keseluruhan sistem, maka instrumental input merupakan faktor yang sangat

penting pula dan paling menentukan dalam pencapaian hasil atau output

yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang menentukan

Page 43: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

33

bagaimana proses belajar-mengajar itu akan terjadi di dalam dan diri si

pelajar.26

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yakni; faktor internal (faktor dari dalam

siswa), faktor eksternal (faktor dari luar siswa), dan faktor pendekatan

belajar (approach to learning).

a). Faktor internal siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendri meliputi dua aspek,

yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2) aspek psikologis

(yang bersifat rahaniah)

Pertama, Aspek fisiologis. Aspek fisiologis meliputi Kondisi umum

jasmani dan tonus (tegangan otat) yang menandai tingkat kebugaran organ-

organ tubuh dan sendi-sendi, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

siswa dalam mengikuti pelajaran.

Kedua, Aspek psikologis. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis

yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran

siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya

dipandang esensial itu adalah sebagai berikut; tingkat kecerdasan atau

intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.

b) Faktor Eksternal Siswa

Seperti faktor internal siswa, fator eksternal siswa juga terdiri atas dua

macam yakni faktor lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

26

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rosda Karya, 2010), Cet. Keduapuluh

Empat, h. 106.

Page 44: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

34

Faktor lingkungan sosial meliputi para guru, para staf administrasi,

teman-teman sekelas, masyarakat dan tetangga, serta teman-teman

sepermainan. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

Faktor lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

cuaca dan waktu belajar yanag digunakan siswa.

c) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang

digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efesiensi dalam proses

pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat

langkah operasional yang direkayasa sedemikan rupa untuk memecahkan

masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. 27

Sedangkan menurut Wasty Soemanto, banyak sekali faktor yang

mempengaruhi belajar. Namun, dari sekian banyak faktor yang

mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu, faktor

stimulasi belajar, faktor metode belajar, dan faktor-faktor individual.

Pertama, faktor stimulasi belajar. Yang dimaksud dengan stimulasi

belajar di sini yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu itu

untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Yang termasuk faktor-

faktor stimulasi belajar yaitu panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan

27

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2007) , h. 144

Page 45: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

35

pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringanya tugas, dan suasana

lingkungan eksternal.

Kedua, faktor metode belajar. Metode mengajar yang dilakukan oleh

guru sangat mempengaruhi metode balajar yang dipakai oleh si pelajar.

Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan

perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor metode belajar

menyangkut hal berikut: kegiatan berlatih atau praktik, overlearning dan

drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil belajar, belajar dengan

keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra,

bimbingan dalam belajar, dan kondisi insentif.

Ketiga, Faktor individual. Faktor individual sangat besar pengaruhnya

terhadap belajar seseorang. Adapun yang termasuk faktor individual yaitu:

kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin,

pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani,

kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.28

D. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

1. Hakikat dan Ciri Pembelajaran

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian ekstrim

yang berperan terhadap rangkaian kejadian intern yang berlangsung dialami

siswa. Sementara Gagne, mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan

28

Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006) Cet. Kelima. h. 113.

Page 46: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

36

peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan

membuatnya berhasil guna. Dalam pengertian lainnya, Winkel

mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi-

kondisi ekstrem sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa

dan tidak menghambatnya.

Pengertian pembelajaran yang lain dikemukakan oleh Miarso,

menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang

dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali.

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan di

atas, maka dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut:

a. Merupakan upaya sadar dan disengaja.

b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar.

c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan

d. Pelaksanaannya terkendali, baik isi, waktu , proses, maupun hasilnya.29

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Sesuai dengan hakikat pembelajaran yang telah disebutkan di atas, ada

sejumlah prinsip yang harus diperhatikan ketika mengelola kegiatan

pembelajaran, di antaranya sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa

Prinsip ini mengandung makna bahwa dalam proses pembelajaran siswa

menempati posisi sentral sebagai subjek belajar. Keberhasilan proses

29

Evaline Siregara dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2010), h. 14.

Page 47: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

37

pembalajaran tidak diukur dari sejauh mana materi pembelajaran telah

disampaikan guru akan tetapi sejuah mana siswa telah berhasil

menguasai materi pembelajaran.

b. Belajar dengan melakukan

Prinsip ini mengandung makna bahwa belajar adalah berbuat (learning

by doing) dan bukan hanya mendengarkan, mencatat sambil duduk di

bangku. Dengan kata lain, belajar adalah proses beraktivitas. Siswa

bukan hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi dengan cara

menghafal, akan tetapi memperoleh informasi secara mandiri dan

kreatif melalui aktivitas mencari dan menemukan.

c. Mengembangkan kemampuan sosial

Manusia adalah makhluk sosial. Sejak lahir sampai akhir hayat tidak

mungkin hidup sendiri. Ia membutuhkan komunikasi dan bantuan orang

lain. Berdasarkan kenyataan tersebut maka proses pembelajaran bukan

hanya mengembangkan kemampuan intelektual akan tetapi kemampuan

sosial.

d. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah manusia.

Rasa keingintahuan adalah fitrah yang dimiliki manusia dan tidak

dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Perkembangan

kebudayaan manusia yang menakjubkan seperti sekarang ini, didorong

oleh fitrah dan keingintahuan manusia. Oleh karena itu, proses

pembelajaran harus mampu melatih kepekaan dan keingintahuan setiap

individu terhadap segala sesuatu yang terjadi.

Page 48: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

38

e. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah

Kehidupan manusia tidak terlepas dari masalah yang harus diselesaikan.

Pengetahuan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran harus dapat

dijadikan sebagai alat untuk memecahkan masalah.

f. Mengembangkan kreativiitas siswa

Salah satu tujuan kurikulum adalah untuk membentuk manusia yang

kreatif dan inovatif. Selain untuk mengembangkan kemampuan sisi

akademik, proses pembelajaran juga dapat mendorong kreativitas siswa.

g. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi

Dalam kehidupan globalisasi sekarang ini teknologi sudah menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Ketergantungan manusia terhadap hasil-hasil teknologi begitu tinggi,

dari mulai teknologi sederhana sampai penggunaan alat-alat transportasi

dan komunikasi yang modern. Semua ini harus menjadi pertimbangan

dalam pengelolaan pendidikan. Pendidikan dituntut membekali setiap

individu agar mampu memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Pengenalan

dan kemampuan memanfaatkan hasil-hasil teknologi harus menjadi

bagian dalam proses pembelajaran.

h. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik

Salah satu kelemahan pendidikan saat ini adalah kelemahan dalam

menciptakan lulusan yang memiliki kesadaran terhadap aturan dan

norma kemasyarakatan. Kurikulum pada zaman sekarang setiap guru

Page 49: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

39

mata pelajaran memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan

manusia yang sadar dan penuh tanggung jawab sebagai warga negara.

i. Belajar sepanjang hidup

Kehidupan manusia selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Apa yang dipelajari dewasa ini belum tentu

relevan dengan keadaan pada masa yang akan datang. Maka dari itu,

proses belajar mestinya tidak terbatas pada pendidikan formal waktu

sekolah saja. Akan tetapi, setiap manusia harus terus belajar untuk

mengikuti perkembangan zaman, agar mampu beradaptasi dalam setiap

perubahan. Oleh karena itu, proses belajar sepanjang hayat harus terus

diciptakan.30

3. Karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia

Menurut Mulyana Istilah karakteristik dalam terminologi dapat

ditafsirkan sebagai ciri-ciri atau kekhasan yang tampak dalam cara kerja

atau aturan tentang bagaimana ilmu itu dioperasikan. Ciri-ciri itu kemudian

mewujud menjadi kekhasan sebuah kajian yang pada akhirnya kita pahami

sebagai sifat.

Sebagai sebuah ilmu, pengajaran bahasa Indonesia memiliki kekhasan

sendiri. Pengajaran bahasa Indonesia memiliki dua dimensi, yaitu dimensi

kebahasaan sebagai objek kajian dan dimensi pengajaran sebagai cara atau

alat untuk menerapkan teori. Adapun karakteristik pembelajaran bahasa

Indonesia sebagai berikut.

30

Yusi Rosdiana dan Lis setiawati, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Bahasa

Indonesia , (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1.27.

Page 50: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

40

a. Bersifat komunikatif

Salah satu doktrin yang selalu didengung-dengungkan dalam

pengajaran bahasa, yaitu belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa

dirancang untuk menciptakan kompetensi komunikatif bagi para

pembelajar. Kompetensi komunikatif merupakan bekal utama bagi para

siswa untuk menjalankan aktivitas komunikasinya di lingkungan sosial

masyarakat. Selain itu, kompetensi kominikatif pun merupakan

landasan bagi siswa untuk beroleh ilmu pengetahuan, memaknai

pengalaman dan mengembangkan norma kedewasaan yang berlaku di

lingkungan sosialnya.

b. Bersifat kontekstual

Pembelajaran bahasa Indonesia bersifat kontekstual artinya

pembelajaran harus berhubungan dengan kebutuhan pembelajar dan

kebermaknaan bagi anak. Tujuan kehidupan mereka berangkat dari

pengalaman awal mereka. Dengan demikian, konteks sangat penting

dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penyampaian materi

pembelajaran bahasa Indonesia harus menciptakan kondisi lingkungan

belajar yang realistik. Hal ini penting agar relevansi antara materi yang

dipelajari siswa di kelas dan kenyataan yang mereka hadapi di

lingkungan masyarakat tidak bias. Seyogianya, materi yang mereka

pelajari di kelas harus dapat memberikan manfaat terhadap lingkungan

kehidupannya di masyarakat.

c. Bersifat sistematis (Berurutan)

Page 51: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

41

Salah satu sifat bahasa adalah sistematis, yaitu bahasa tersusun atas

beberapa sistem satuan terkecil (bunyi) hingga sistem satuan yang

terbesar (kalimat). Sistem tersebut berurutan dan berewujud dalam

suatu pola. Hal ini memberikan implikasi bahwa dalam pengajaran

bahasa, materi yang diberikan harus berurutan. Dalam menyampaikan

materi bahasa mengenal adanya prinsip dasar, yaitu dari dekat ke jauh,

mudah ke sukar, dan konkret ke abstrak.

d. Menantang pembelajar memecahkan masalah nyata

Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan mampu menerapkan prinsip

kebermaknaan kepada para pembelajar. Karena dengan kebermaknaan

para pembelajar akan mampu memahami konsep materi dengan

sempurna. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia

diharapkan mampu memfasilitasi para pembelajar untuk berlatih

memecahkan masalah-masalah nyata dalam kehidupan. Untuk

mencapai hal tersebut sudah seyogianya para pembelajar dibawa pada

konflik pengetahuan dan penyusunan konsep baru untuk menafsirkan

hal yang belum pasti sehingga mereka dapat memaknai setiap peristiwa

yang terjadi.

e. Membawa pembelajar kepada pembelajaran aktif

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu merangsang

minat dan motivasi siswa untuk giat berlatih dan bertanggung jawab

terhadap keberhasilan proses belajar. Guru harus mampu merangsang

sikap siswa agar terlibat secara penuh terhadap aktivitas belajar, melalui

Page 52: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

42

kegiatan belajar yang aktif. Pembelajar dapat berpikir kritis dan

menyusun makna dari sesuatu yang dipelajari untuk merefleksikan

secara kritis pula dalam kehidupannya.

f. Penyusunan bahan dilakukan guru sesuai dengan minat dan keperluan

pembelajar

Dalam konteks belajar mengajar, guru merupakan sosok penting yang

turut serta menentukan ketercapaian tujuan belajar. Guru adalah kreator

yang harus mampu menangkap dan memahami kebutuhan pembelajar.

Aktivitas yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar harus

didasarkan pada analisis kebutuhan pembelajar. Bahan-bahan yang

diberikan dalam pembelajatran harus benar-benar didasarkan pada

kebutuhan dan minat pembelajar. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengaitkan antar pengembangan dan pengetahuan pembelajar.31

4. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan sosial

dan intelektual peserta didik dan merupakan penunjang dalam mempelajari

semua pelajaran. Pembelajaran bahasa dapat diharapakan membantu

peserta didik mengenal diri budayanya, dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat,

menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang

ada dalam dirinya.

31

Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2008), h. 7.3.

Page 53: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

43

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada peningkatan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

yang baik dan benar, secara lisan dan tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya sastra.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi,

kedudukan, dan fungsi bahasa pelajaran bahasa Indonesia Pendidikan

Menengah Umum (PMU) ke dalam tiga kelompok mata pelajaran yaitu:

a. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan :

membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa

kebangsaaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan atau

kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni, dan

budaya.

b. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan:

mengembangkan logika, kemampuan berfikir, dan analisis peserta

didik. Tujuan ini dicapai melalui muatan atau kegiatan bahasa,

matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial

(IPS), keterampilan atau kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi

(TIK), serta muatan lokal yang relevan

c. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan: membentuk karakter

peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman

budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan atau kegiatan bahasa, seni,

dan budaya, keterampilan, dan mutan lokal yang relevan.

Page 54: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

44

Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia

diarahkan untuk membakali PMU dengan kemampuan minimal dalam hal:

penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif

terhadap bahasa Indonesia. Secara spesifik, tujuan pembelajaran bahasa

Indonesia tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa Persatuan dan bahasa Negara

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan berbahasa

6. Mengahargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.32

5. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari pada jenjang pendidikan,

bahasa Indonesia memiliki beraneka ragam fungsi. Secara umum, fungsi

32

M. Umar muslim, KTSP dan Pembelejaran Bahasa Indonesia, http://www.scribd.com. Kamis,

28 Juli 2011.

Page 55: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

45

pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

fungsi intrinsik dan fungsi instrumentatif.

Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi secara intrinsik, yaitu

pembelajaran difungsikan sebagai proses pembinaan dan pengembangan

bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk berbagai keperluan.

Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi sebagai sebuah proses untuk

membina dan mengembangkan bahasa Indonesia agar tercapai kondisi

kebahasaan yang bersifat mantap, dinamis, dan terbuka.

Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi secara instrumentatif, yaitu

bahwa pembelajaran bahasa digunakan sebagai instrumen untuk

mengembangkan sistem nilai ilmu pengetahuan dan sistem nilai norma

kedewasaan yang berlaku di masyarakat. Pembelajaran bahasa Indonesia

dijadikan sebagai sebuah sarana untuk mentransfer segala bentuk

pengetahuan dan nilai-nilai positif yang berlaku di masyarakat. Fungsi

instrumentatif bermakna juga bahwa bahasa Indonesia adalah sarana untuk

menumbuh kembangkan sikap toleransi, saling menghargai, dan sikap

tanggung jawab.33

33

Ma’mur saadie, dkk, Startegi Pembalajaran Bahasa indonesia, Opcit. h. 7.6.

Page 56: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Grafika Yayasan Lektur Lebak Bulus

Jakarta Selatan. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini kurang lebih

selama satu bulan setengah atau selama empat kali pertemuan mulai dari 11

Juli sampai dengan 23 Agutus 2011 tahun pelajaran 2011-2012.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

quasi-eksperimen. Penelitian ini membandingkan dua kelompok yang diberi

perlakuan dengan metode diskusi (kelas eksperimen) dan metode ceramah

(kelas kontrol), kemudian membandingkan hasil belajar dari dua kelompok

yang diberi perlakuan tersebut dengan tujuan mengetahui perbedaan hasil

belajar yang siswa dapatkan setelah diadakan perlakuan

Desain Penelitian

Kelas Treatment Tes

Eksperimen Metode diskusi Hasil Belajar (X)

Kontrol Metode konvensional (ceramah) Hasil Belajar (Y)

Page 57: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

47

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK

Grafika Yayasan Lektur, dengan jumlah kurang lebih 120 siswa. Peneliti

mengambil 50% dari populasi yang ada maka didapat 57 siswa. Peneliti

mengambil sampel dengan cara cluster random sampling (CSR) dan didapat

kelas XI A dan XIB, di mana kelas XI A kelas yang dalam pembelajarannya

menggunakan metode diskusi sedangkan XI B kelas yang dalam

pembelajarannya menggunakann metode ceramah.

D. Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Item

Validitas item dari suatu item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki

oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai

suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item

tersebut. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi

atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir-butir item yang

bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor

totalnya, atau dengan bahasa statistik; ada korelasi positif yang signifikan

antara skor item dengan skor totalnya.34

34

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Opcit. h. 182-184.

Page 58: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

48

Adapun untuk mengetahui validitas item dari suatu soal kita bisa

menggunakan rumus:

rpbi =

q

p

SD

MM

t

tp dengan SDt =

2

22

)(

)(

N

X

N

X tt

rpbi = koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan

korelasi antara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini

dianggap sebagai koefisien validitas item

Mp = Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir

item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul

Mt = skor rata-rata dari skor total

SDt = Deviasi standar total (Deviasi Standar dari skor total).

p = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang

sedang diuji validtas itemnya

q = proporsi testee yang menjawabsalah terhadap butir item yang

sedang diuji validitas itemnya

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tepat. Pengertian realibilitas tes, berhubungan dengan

masalah ketepatan hasil tes.

Page 59: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

49

Uji reliabilitas tes bentuk pilihan ganda dengan rumus KR-20:35

r11 =

2

2

1 S

pqS

k

k

Keterangan:

r11 = reliabilitas menggunakan persamaan KR-20

p = proporsi peserta tes menjawab benar

q = proporsi peserta tes menjawab salah (q = 1 – p)

pq = jumlah perkalian antara p dan q

k = banyaknya soal yang valid

S = standar deviasi atau simpangan baku merupakan akar varian

yang dapat dicari dengan persamaan: S = N

x 2

N = jumlah peserta tes

x2 = jumlah deviasi dari rerata kuadrat

3. Pengujian Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

usaha memcahkannya. Sebalikknya, soal yang terlalu sukar akan

menyebabakan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat

untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

35

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi pendidkan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),Edisi

Revisi. Cet. 11. h. 101.

Page 60: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

50

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai

dengan 0,1. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal

dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlau sukar.

Sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah.

Indeks kesukaran butir-butir soal ditentukan dengan rumus:36

P = JS

B

Keterangan:

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh peserta tes

P = Indeks kesukaran

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

36

Ibid. h. 208.

- Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

Page 61: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

51

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi, disingkat D (d besar). Seperti halnya indeks kesukaran, indeks

diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar 0,00 samapai 1,00. Soal yang baik

adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai, begitu

juga sebaliknya.

Daya pembeda tiap butir soal ditentukan dengan rumus:37

DP = JB

BB

JA

BA

Keterangan:

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar.

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar.

JA = banyaknya peserta kelompok atas.

JB = banyaknya peserta kelompok bawah.

DP = daya pembeda.

Klasifikasi daya pembeda:

37

Ibid. h.213 s.d. 214

D : 0,00 – 0,20 : Jelek (poor)

D : 0,20 – 0,40 : Cukup (satisfactory)

D : 0,40 – 0,70 : Baik (good)

D : 0,70 – 1,00 : Baik sekali (excellent)

Page 62: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

52

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Dokumentasi. Cara pengumpumpulan data ini dengan mengambil data

siswa yang terdapat di SMK Grafika Yayasan Lektur Lebak Bulus.

Data yang dimaksud berupa daftar absensi siswa dan hasil belajar siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tes. Pengumpulan data melalui tes dalam penelitian ini menggunakan

tes tertulis jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal yang telah diuji

validitas, homogenitas, daya beda soal, dan indeks kesukarannya.

3. Observasi. Dalam tahap ini penulis melakukan observasi terhadap kelas-

kelas yang akan dijadikan kelompok kontrol maupun ekperimen.

Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia terkait dengan

metode pembelajaran yang sering digunakan.

F. Teknik Analisis data

1. Uji Normalitas

Menguji normalitas data kerapkali disertakan dalam suatu analisis

statistika inferensial untuk satu arah atau lebih kelompok sampel. Normalitas

sebaran data menjadi sebuah asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan

jenis statistik apa yang dipakai dalam penganalisisan.

Page 63: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

53

Asumsi normalitas senantiasa disertakan dalam penelitian pendidikan

karena erat kaitannya dengan sifat atau objek penelitian pendidikan, yaitu

berkenaan dengan kemampuan seseorang dalam kelompoknya. Galton,

seorang ahli dalam teori pembelajaran, mengatakan bahwa apabila sejumlah

anak atau orang dikumpulkan dalam suatu kelas kemudian diukur

kemampuaannya (kepandaian, kebiasaan, keterampilan), hasil pengkurannya

yang berupa skor kemampuan akan berdistribusi menyerupai kurva

normalitas.38

Tes normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan rumus kai kuadrat (chi square) dengan cara:

a. Data dikelompokkan ke dalam daftar distribusi frekuensi absolute

dan tentukan batas intervalnya.

b. Tentukan nilai Z, di mana Z = 𝑋−𝑋

𝑠

c. Hitunglah peluang untuk tiap Z (bila Z positf, Maka F(z)= 0,5+ Ztabel,

bila negatif maka F(z) = 1-(0,5+ Ztabel )

d. Hitunglah selisih luas kelas interval

e. Tentukan Fe untuk tiap kelas interval sebagai hasil kali peluang tiap

kelas dengan n (ukuran sampel)

f. Gunakan rumus Chi-kuadrat, apabila X2

hitung < X2

tabel maka sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal

X2

tabel = (𝜎 = 5%,𝑑𝑏)

38

Subana, Moersetyo, Sudrajat, Opcit, h. 123.

Page 64: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

54

2. Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya yaitu mengetes

homogenitas. Adapun prosedur perhitungan uji homogenitas sebagai

berikut

a. Rumuskan hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang homogen

Ha : sampel berasal dari populasi yang tidak homogen

b. Buat Kriteria pengujian

Tolak Ho jika Fhitung > F tabel

c. Hitung variansi dari tiap kelompok (kelompok eksperimen dam

kelompok control) dengan rumus

)1(

)( 22

nn

fxfxn ii

d. Gunakan rumus Fisher

F = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

e. Tenukan Db

f. Bandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

g. Penarikan kesimpulan

Page 65: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

55

G. Uji hipotesis

Hipotesis diuji dengan rumus t-tes untuk dua sampel kecil yang tidak ada

hubungannya yang satu dengan yang lain, yaitu dengan rumus:

thitung < ttable : Ho diterima

thitung > ttable : Ho ditolak

Ho : Tidak Terdapat perbedaan mean yang signifikan pengaruh

penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia

kelas XI daripada metode ceramah

Ha : Terdapat perbedaan mean yang signifikan pengaruh penggunaan

metode diskusi terhadap hasil belajar siswa kelas XI daripada metode

ceramah

X 1: Kelas yang menggunakan metode ceramah

X2 : Kelas yang menggunakan metode diskusi

Page 66: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Grafika

1. Latar Belakang Sekolah

Lembaga pendidikan Grafika yang bernama “Pusat Latihan

Grafika” itu didirikan dan dibiayai sepenuhnya oleh yayasan Lektur, dan

diprakarsai serta disetujui oleh Bapak Menteri Pendidikan, Pengajaran,

dan Kebudayaan, pada waktu itu Bapak Mr. M. Yamin.

Gedung Pusat Latihan (PLG) dibangun di Jalan Melawai Raya no.

4 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dan sekarang sudah menjadi kompleks

pertokoan “Melawai Plaza”, semenjak pindah ke Jalan Pasar Jumat, Lebak

Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

Pusat Latihan Grafika merupakan suatu lembaga swasta, namun

semenjak pendiriannya senantiasa memperoleh perhatian besar dari

Departemen Pendidikandan Kebudayaan yang diwujudkan dengan

pemberian bantuan beberapa orang guru. Ijazah yang dikeluarkan oleh

PLG mempunyai efek dan secara resmi diakui setara dengan ijazah

Sekolah Teknik Negeri.

Dalam sejarah dan perkembangan industri grafika di negeri kita ini,

tercatat perkembangan jumlah perusahaan grafika yang cukup

menggembirakan dari tahun ke tahun, sehingga tidak dapat dihindarkan

peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja yang bertanggung jawab serta

Page 67: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

57

memiliki keterampilan yang diperlukan guna melayani berbagai mesin dan

peralatan yang kian hari bertambah modern dan canggih.

Dengan memperhatikan akan perkembangan dan pertumbuhan

industri grafika, maka mulai ajaran 1968, dengan persetujuan Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan, PLG „terpaksa‟ ditingkatkan menjadi

Sekolah Teknik Menengah Grafika (STM Grafika).

Dengan peningkatan status menjadi STM grafika, juga penerimaan

siswa/siswi tidak lagi lulusan sekolah dasar, tetapi harus lulusan Sekolah

Menengah Pertama (SMP).

Perubahan ini sangat besar artinya bagi pendidikan tenaga kerja

grafika untuk kepentingan perkembangan industri grafika, mengingat para

lulusan mencapai usia yang lebih tinggi dan dapat dipercayakan untuk

menangani mesin-mesin dan alat perlengkapan dengan penuh tanggung

jawab. Kemudian dalam perkembangannya STM Grafika Lektur ini,

terhitung mulai 1 Januari 1976 oleh Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan memperoleh status STM bersubsidi.

Langkah-langkah pembaruan dalam bidang pendidikan yang

dilancarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, berdampak

pula bagi lembaga pendidikan Grafika Yayasan Lektur suatu keharusan

akan penyesuaian, sehingga sejalan dengan rencana pemerintah. Sejak

tahun 1977 kurikulum baru dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

mulai diterapkan. Mulai tahun 1979 kurikulum baru itu diikuti sepenuhnya

oleh STM Grafika Yayasan Lektur. Nama sekolah pun diganti dan

Page 68: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

58

disesuaikan menjadi SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI GRAFIKA

YAYASAN LEKTUR (bersubsidi).

Sekolah Grafika Yayasan Lektur, senantiasa diusahakan untuk

dapat mempertahankan mutu dan nama baik. Para siswa lulusan, baik PLG

dahulu maupun STM atau SMT umumnya segera mendapatkan lapangan

kerja di perusahaan-perusahaan grafika di berbagai daerah. Belum ada

terdengar keluhan-keluhan terhadap siswa lulusan sekolah Grafika

Yayasan Lektur.

Adapun hasil-hasil yang cukup baik itu, dapat dicapai, karena ada

dua faktor yaitu :

1. Perhatian dan ketekunan para guru dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan mata diklat masing-masing.

2. Latihan yang cukup luas dan terarah yang diberkan kepada para

siswa.

Sampai tahun 1990 STM Grafika Yayasan Lektur hanya memiliki

peralatan atau mesin cetak letter press ( cetak tinggi ). Untuk

keperluan sarana praktek foto reproduksi dan cetak offset, Yayasan

Lektur mohon bantuan Percetakan Negara Republik Indonesia

(PNRI), Balai Pustaka, percetakan AKA, dan Pertamina tempat

latihan para siswa.

Atas kemurahan dan kebaikan hati para direksi atau pimpinan

perusahaan-perusahaan Grafika yang bersangkutan, pada tempatnyalah

pula disampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas

Page 69: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

59

segala bantuannya. Barulah pada akhir tahun 1977 sekolah Grafika

Yayasan Lektur dapat membeli dua buah mesin cetak offset baru dan

membangun bagian reproduksi yang agak modern waktu itu.

Pada tahun 1982 atau 1983 proyek rehabilitasi Sekolah Menengah

Grafika Jakarta memberi bantuan satu mesin cetak offset solna 154, satu

mesin susun huruf foto comugrafik dan satu mesin camera vertikal.

Dalam pengamatan semenjak 5 sampai 10 tahun belakangan ini

kita cacat bahwa kemajuan teknologi grafika bergerak cepat sekali,

sehingga peralatan dan mesin-mesin yang ada sekarang ini, hakikatnya

sudah sangat ketinggalan sekali, terutama dalam bidang-bidang susunan

huruf. Lebih-lebih lagi dengan sudah masuknya peralatan komputer dalam

berbagai bentuk dan kecanggihan yang dipakai dalam industri grafika.

Begitu pula denga bidang reproduksi dan disebut orang sekarang ini

bersama-sama dengan peralatan susunan huruf sebagai bidang “ pra

cetak”.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa berbagai kemajuan teknologi,

juga dalam mesin-mesin serta peralatan cetak misalnya sudah menjadi

kenyataan sehari-hari untuk mana dunia pendidikan grafika tidak dapat

menutup mata. Tidaklah mungkin bagi suatu sekolah untuk tidak

mengidentifikasi segi-segi kemajuan teknologi grafika yang tidak dapat

ditahan-tahan munculnya sebagaimana kita tidak dapat menahan terbitnya

matahari.

Page 70: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

60

Pembina atau perintis sekolah grafika ini yang telah diberikan

kepada pertumbuhan sekolah semasa hidupnya:

1. Bapak Oemar Siswosoebroto, ketua badan pengurus Yayasan Lektur

wafat dalam usia 81 tahun pada tanggal 27 Juli 1983

2. Ibu Sri Oemijati Soewajid Poetro, anggota badan pengurus dan

pendiri Sekolah Grafika Yayasan Lektur, wafat pada usia 86 pada

tanggal 31 Oktober 1989

3. Bapak H.G. Sirie, ketua badan pengurus Yayasan Lektur wafat pada

usia 73 tahun pada tanggal 18 Agustus 1992.

4. Bapak P.H. Ajawaila, ketua satu badan pengurus Yayasan Lektur,

wafat dalam usia 81 tahun pada tanggal 6 Oktober 2004

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Grafika Yayasan Lektur

Visi dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika Yayasan

Lektur yaitu mampu berdaya saing dalam menghadapi era globalisasi,

serta mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Sedangkan misi dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika

Yayasan Lektur, yaitu :

a. Mengembangkan system pendidikan kejuruan grafika yang adaptif,

fleksibel dan berwawasan global berdasarkan iman dan taqwa serta

berbudi pekerti luhur.

b. Mengintegrasikan pendidikan menengah kejuruan grafika yang

berwawasanmutu dan keunggulan profesi serta berorientasi masa

depan

Page 71: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

61

c. Mewujudkan pelayanan prima dalam upaya pemberdayaan sekolah dan

masyarakat

d. Mengembangkan iklim belajar berakar pada norma dan nilai budaya

bangsa Indonesia serta mengembangkan meteri pembelajaran sesuai

kebutuhan dunia usaha/dunia industry dan perkembangan IPTEK

e. Menghasilkan lulusan yang berkarakter baik, cerdas, trampil, dan

professional dalam bidang kejuruan grafika serta dapat

mengembangkan diri secara berkesinambungan

Tujuan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika Yayasan

Lektur, yaitu:

a. Turut serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan

sejahtera, khususnya melalui bidang pendidikan

b. Untuk mendidik dan melatih calon-calon tenaga kerja yang dibutuhkan

oleh dunia industri grafika serta untuk memberikan layanan dan

fasilitas pendidikan bagi masyarakat

Page 72: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

62

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi SMK Grafika Yayasan Lektur

4. Kurikulum

SMK Grafika mengalami beberapa perubahan kurikulum. Sejak tahun 1977

kurikulum baru dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mulai

diterapkan. Kurikulum yang dipergunakan pada Sekolah Menengah Kejuruan

Badan Pengurus Yayasan Lektur

Kepala sekolah

KA. Prog Persiapan

Wali kelas

Siswa

Tata Usaha

Pembina OSIS

Komite sekolah Pengawas sekolah

Wakasek

UR.

PSDM

Wakasek

UR. Hub.

Industri

Wakasek

UR.

Kesiswaan

Wakasek

UR.

Kurikulum

Asisten

kep. Sek. UR.PDE

Asisten kep.

Sek. SA.

Prasaranaa

KA. Prog Produksi

Guru

perpus

Page 73: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

63

(SMK) Grafika Yayasan Lektur adalah kurikulum yang dikeluarkan oleh

Departemen Pendidikan Nasional, yaitu Kurilum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Semua Pelajaran yang di berikan kepada siswa di sesuaikan dengan

kurikulum yang berlaku.

5. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan

a. Keadan guru

Guru atau tenaga pendidik adalah salah satu faktor pendidikan yang

tidak dapat ditinggalkan, maka kemampuan profesionalitas serta kualitas

perlu diperhatikan. Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika

Yayasan Lektur jumlah tenaga pendidik seluruhnya 48 orang. Adapun data

tenaga pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika Yayasan

Lektur dapat di lihat pada tabel lampiran 1.

b. Keadaan karyawan

Mengenai karyawan yang bekerja di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Grafika Yayasan Lektur terdiri dari 22 orang. Keberadaan karyawan

sangat membantu dalam menyelesaikan hal-hal yang berkenaan dengan

tugas operasional dan administrasi yang diperlukan oleh siswa. Adapun

data karyawan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika Yayasan

Lektur dapat dilihat pada tabel lampiran 1.

c. Keadaan siswa

Mengenai keadaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Grafika Yayasan Lektur terdiri dari tiga jenjang kelas dengan jumlah kelas

X 200 siswa, kelas XI 178 siswa, kelas XII 156 siswa. Jenjang Kelas X

Page 74: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

64

terdiri dari X-A, X-B, X-C, X-D, X-E. Jenjang kelas XI dan XII terbagi

menjadi dua konsentrasi kejuruan yaitu persiapan Grafika dan produksi

grafika.

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keberadaan sarana dan prasarana adalah sangat diperlukan dalam proses

pembelajaran di sekolah. Sarana dan prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Grafika Yayasan Lektur dapat dikatakan baik dan memadai. Adapun

data tentang sarana dan prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Grafika Yayasan Lektur sebagai berikut

a. Ruangan kelas yang terdiri dari 10 kelas

b. Masjid/musholla yang langsung dikelola kepala sekolah dan satu orang

sebagai penanggung jawab

c. Perpustakaan dikelola oleh petugas perpus Ibu Ny. Sri Rohaeni, SE.

d. Lapangan olah raga, di SMK Grafika terdapat lapangan olahraga meliputi:

lapangan basket, lapangan sepak bola/futsal, lapangan voli dan tenis meja

e. Ala-alat kesenian berupa alat-alat marawis dan ruang band beserta alatnya

f. Alat ketrampilan. Ketrampilan ini berupa ketrampilan sablon yang wajib

diikuti oleh seluruh siswa yang dibina oleh guru mata pelajaran desain

grafis

g. Laboratorium. Laboratorium fisika, kimia, komputer, elektro, bahasa

h. Ruang aula yang bisa menampung 300 orang

i. Ruangan OSIS yang berrfungsi sebagai tempat siswa-siswa belajar

berorganisasi

Page 75: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

65

j. Ruang UKS

k. Kantin dan koperasi

7. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu siswa dalam mengembangkan

bakat dan minatnya pada bidang tertentu. Adapun kegiatan ekstrakurikuler

yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika Yayasan Lektur

adalah:

a. Palang Merah Remaja

b. Pengajian siswa/lembaga dakwah siswa (rohis). Rohis ini mempunyai

kegiatan mengaji setelah shalat Jumat yang di bina oleh guru agama Islam

c. Buletin/majalah siswa yang bernama Alfabet

d. Seni musik dan marawis

e. Seni lukis/kaligrafi

f. Olah raga (sepak bola, basket, voly, tenis meja) yang semuanya

dibina/dilatih oleh guru olah raga. Selain itu, ada olah raga bela diri (silat)

g. Sablon

Page 76: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

66

B. Deskripsi Data

Proses penelitian ini dilakukan selama empat kali pertemuan. Materi

Bahasa Indoneisa yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi dengan

pokok bahasan kedua, ketiga, dan keempat dalam kompetensi dasar yakni

menyimak untuk memahami perintah yang diungkapkan, kalimat perintah

kerja tertulis, dan membaca untuk memahami kata, bentuk kata, dan

ungkapan. Pada proses pembelajaran kedua kelompok mendapatkan

perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen dengan pembelajaran

menggunakan metode diskusi, sedangkan kelas kontrol dengan metode

konvensional atau ceramah. Oleh karena itu, adanya perubahan yang terjadi

setelah perlakuan (kelas eksperimen) disebabkan karena adanya perlakuan

dalam pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan metode diskusi,

sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah.

Sehingga pada akhir pembelajaran kedua kelompok diberikan post tes yang

digunakan untuk mengetahui kelompok yang memiliki hasil belajar bahasa

Indonesia yang lebih tinggi.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

hasil belajar bahasa Indonesia yang terdiri dari 20 butir soal berbentuk pilihan

ganda. Instrumen tersebut telah diujicobakan dan telah dianalisis

karakteristiknya, meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran butir soal, dan

daya pembeda butir soal.

Page 77: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

67

Setelah adanya uji coba instrumen tentang soal yang akan digunakan

dalam penenlitian ini, maka didapat hasil belajar siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol sebagai berikut.

1. Hasil belajar kelas eksperimen (kelas A )

No Siswa Nilai (X1)

1 A 75

2 B 70

3 C 75

4 D 90

5 E 70

6 F 90

7 G 85

8 H 90

9 I 90

10 J 95

11 K 70

12 L 85

13 M 80

14 N 75

15 O 80

16 P 90

17 Q 75

Page 78: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

68

18 R 70

19 S 85

20 T 80

21 U 75

22 V 85

23 W 85

24 Q 85

25 Y 85

26 Z 95

27 AA 85

28 BB 95

29 CC 80

30 DD 90

a. Tabel distribusi frekuensi

Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah

= 95 -70

= 25

Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,477)

= 1 + 4.87

= 5,87

Page 79: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

69

Panjang kelas = B

J

=256

4,16

Tabel I

Gambaran Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Eksperimen

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang

didapat pada kelas ekperimen yakni kelas yang menggunakan metode

diskusi adalah 95 dan terendah adalah 70. Terdapat 3 siswa yang

memperoleh nilai tertinggi, sedangkan yang memperoleh nilai terendah

sebanyak 4 siswa.

Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa nilai yang paling

banyak diperoleh oleh siswa kelompok eksperimen terletak pada interval 85 –

NO Interval Nilai Frekuensi Titik

tengah

Frekunsi

relative

(%)

Frekuensi

komulatif

1 70 – 74 4 72 13.333 4

2 75 – 79 5 77 16.667 9

3 80 – 84 4 82 13.333 13

4 85 – 89 8 87 26.667 20

5 90 – 94 6 92 20 27

6 95 – 99 3 97 10 30

30

100

Page 80: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

70

89 yaitu 8 siswa atau 26,667 %. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata

sebanyak 56,667 %, yaitu siswa pada kelompok interval 85 – 89, 90 – 94, 95

- 99. Sedangkan, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak

43,33 %, yaitu siswa pada kelompok interval 70 – 74 , 75 – 79 dan 80 – 84.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 84,66 median

sebesar 85,925 modus sebesar 87, standar deviasi 7,85. Untuk perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Distribusi frekuensi hasil belajar

bahasa Indonesia kelompok eksperimen tersebut dapat pula disajikan dalam

grafik berikut

Histogram dan poligon kelas eksperimen (Kelas A)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5

nilia

FREKUENSI

Page 81: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

71

2. Hasil belajar kelas kontrol (kelas B)

NO SISWA NILAI (X1)

1 A 80

2 B 75

3 C 75

4 D 70

5 E 85

6 F 80

7 G 90

8 H 65

9 I 80

10 J 80

11 K 90

12 L 80

13 M 70

14 N 80

15 O 75

16 P 75

17 Q 80

18 R 70

19 S 80

20 T 75

Page 82: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

72

21 U 85

22 V 75

23 W 75

24 X 95

25 Y 85

26 Z 85

27 AA 85

a. Table distribusi frekuensi

Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah

= 95-65

= 30

Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 27

= 1 + 3,3 (1,4313)

= 1 + 4.72

= 5,72 = 6

Panjang kelas =B

J

=30

6

= 5

Page 83: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

73

Tabel II

Gambaran hasil belajar kelas kontrol

No Interval Nilai Frekuensi

Nilai

Tengah

Frekuensi

Relatif

frekuensi

Komulatif

1 65 – 69 1 67 3.703704 1

2 70 – 74 3 72 11.11111 4

3 75 – 79 7 77 25.92593 11

4 80 – 84 8 82 29.62963 19

5 85 – 89 5 87 18.51852 24

6 90 – 94 2 92 7.407407 26

7 95 – 99 1 97 3.703704 27

27

100

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai

tertinggi yang didapat pada kelas kontrol yakni kelas yang menggunakan

metode ceramah adalah 95 dan terendah adalah 65.

Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa nilai yang paling

banyak diperoleh oleh siswa kelompok eksperimen terletak pada interval 80 –

84 yaitu sebesar 29,62963 %. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata

sebanyak 8 siswa 29,629631 %, yaitu siswa pada kelompok interval 85 – 89,

90 – 94, 95 - 99. Sedangkan, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata

sebanyak 70,37369 %, yaitu siswa pada kelompok interval 65 – 69 , 70 – 74,

75 – 80, dan 81-84. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata

Page 84: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

74

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5

frekuensi

nilai

sebesar 81,259 median sebesar 81,0625 modus sebesar 80,75, standar deviasi

6, 892. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Distribusi frekuensi hasil belajar bahasa Indonesia kelompok eksperimen

tersebut dapat pula disajikan dalam histogram dan poligon berikut

Histogram dan poligon kelas Kontrol (Kelas B)

Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar bahasa Indonesia siswa

kelompok eksperimen dan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelompok

kontrol di atas, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas

perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia antara kelompok eksperimen

(kelompok yang dalam pembelajarannya menggunakan metode diskusi)

dengan kelompok kontrol (kelompok yang dalam pembelajarannya

menggunakan metode konvensional atau ceramah), dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 85: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

75

Perbandingan Hasil Belajar Bahasa indonesia Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Hasil Belajar

Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol

Nilai terendah 70 65

Nilai tertinggi 95 95

Jumlah 2540 2194

Mean 84,66 81,28

Median 85,75 81,0625

Modus 87 80,75

Varians 61,609 47,507

Standar deviasi 7,85 6,89

Page 86: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

76

C. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan

adalah uji chisquare.

Dari hasil perhitungan uji normalitas data, untuk kelas eksperimen

diperoleh nilai Xhitung atau Xh sebesar 3,88 dan pada tabel harga Xtabel atau Xt

untuk n = 30 pada taraf signifikan 05,0 adalah 5.99. Karena Xh Xt

)99,588,3( maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal.

Sedangkan untuk kelas kontrol (lampiran) diperoleh nilai Xhitung atau Xh

sebesar 0,606 dan pada tabel harga kritis Lt untuk n = 27 pada taraf signifikan

05,0 adalah 7,81. karena Xh Xt )81,7,606,0( maka sampel pada kelas

kontrol berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas tes hasil belajar bahasa indonesia siswa disajikan

pada tabel dibawah ini:

Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok

Jumlah

sampel

Xhitung

Xtabel

(0,05)

Keterangan

Eksperimen 30 3,88 5,99 Normal

Kontrol 27 0,606 7,81 Normal

Page 87: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

77

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua

populasi, uji homogenitas dilakukan dengan uji fisher.

Dari hasil perhitungan (lampiran), diperoleh nilai varians kelas

eksperimen adalah 1196,92 dan varians kelas kontrol adalah 1367,89.

sehingga diperoleh nilai Fhit = 1,14. Dengan taraf signifikan 05,0 untuk

dkpembilang = 27 dan dkpenyebut = 30 didapat nilai Ftabel = 1,93. Karena Fhitung <

Ftabel (1,02 < 1,93) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel berasal dari varians yang sama/homogen.

Hasil uji homogenitas tes akhir hasil belajar matematika siswa kedua

kelas tersebut disajikan pada tabel di bawah ini:

Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan

Kontrol

Kelompok Varians Fhitung

Ftabel

(0,05)

Keterangan

Eksperimen 1196,92

1,14 1,93 Homogen

Kontrol 1367,89

Page 88: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

78

D. Analisis data uji hipotesis

No (X1) X12

NO X2 X22

1 75 5625 1 80 6400

2 70 4900 2 75 5625

3 75 5625 3 75 5625

4 90 8100 4 70 4900

5 70 4900 5 85 7225

6 90 8100 6 80 6400

7 85 7225 7 90 8100

8 90 8100 8 65 4225

9 90 8100 9 80 6400

10 95 9025 10 80 6400

11 70 4900 11 90 8100

12 85 7225 12 80 6400

13 80 6400 13 70 4900

14 75 5625 14 80 6400

15 80 6400 15 75 5625

16 90 8100 16 75 5625

17 75 5625 17 80 6400

18 70 4900 18 70 4900

19 85 7225 19 80 6400

20 80 6400 20 75 5625

Page 89: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

79

21 75 5625 21 85 7225

22 85 7225 22 75 5625

23 85 7225 23 75 5625

24 85 7225 24 90 8100

25 85 7225 25 85 7225

26 95 9025 26 85 7225

27 85 7225 27 85 7225

28 95 9025

29 80 6400

30 90 8100

JUMLAH 2480 206800

2135 169925

S 7,85

S 6,90

S2 61.609

S2 47.507

Mean 84,66

Mean 81,25

E. Hipotesis Penelitian

Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data, diketahui

bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen. Langkah selanjutnya

adalah melakukan pengujian hipotesis statistik dengan uji t. Pengujian

dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia

siswa pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan

metode diskusi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar

Page 90: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

80

bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah.

Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : µX1 > µX2

Ha : µX1 < µX2

thitung < ttable : Ho diterima

thitung > ttable : Ho ditolak

Ha :Terdapat perbedaan mean yang siginifikan pengaruh penggunaan

metode diskusi terhadap hasil belajar bahasa indonesia kelas XI

daripada metode ceramah

Ho :Tidak terdapat perbedaan mean yang signifikan pengaruh penggunaan

metode diskusi terhadap hasil belajar siswa kelas XI daripada metode

ceramah

X 1: Kelas yang menggunakan metode ceramah

X2 : Kelas yang menggunakan metode diskusi

Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji t, dengan kriteria

pengujian yaitu, jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Sedangkan, jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, pada taraf

kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan hasil

perhitungan, diperoleh thitung sebesar 0,54 dan ttabel sebesar 1,67 (lampiran).

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttabel (0,54 < 1,67).

Dengan demikian, H0 diterima dan Ha ditolak, atau dengan kata lain tidak

terdapat perbedaan rata-rata atau mean yang signifikan hasil belajar bahasa

Indonesia siswa anatar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Page 91: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

81

Meskipun terdapat perbedaan rata-rata namun perbedaan tersebut tidak

signifikan, karena keduanya masih dalam mean atau rata-rata yang sama

yakni angka delapan.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil

bahwa thitung berada daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0 diterima.

Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ho) yang menyatakan bahwa rata-rata

hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan metode diskusi lebih

tinggi dibandingkan dengan yang diberi pembelajaran dengan metode

ceramah atau konvensional ditolak pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti

tidak terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran yang menggunakan

metode diskusi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.

Meskipun terdapat perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen

(dengan metode diskusi) dan kelas kontrol (dengan metode ceramah) namun

jika dilihat dari aspek hasil belajar tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.

Hal ini wajar saja, karena faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

tidak seratus persen murni karena pengaruh penggunaan metode pembelajaran,

namun dipengaruhi pula oleh berbagai faktor lain seperti kondisi kelas,

kesiapan siswa, dan sebagainya. Namun, setidaknya dengan menggunakan

metode diskusi siswa lebih mampu mengungkapkan gagasan atau buah

pikirnya di depan teman-temannya. Hal ini sangat penting karena dengan

Page 92: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

82

adanya keberanian itu nantinya siswa akan lebih mudah berinteraksi dalam hal

ini berdiskusi bukan hanya di kelas namun di lingkungan sekitar rumah.

Kondisi seperti ini tidak terjadi pada kelas kelompok kontrol (kelas IX

B). Antusias belajar mereka terlihat biasa-biasa saja. Dalam pengertian ada

respon yang berbeda. Hal ini disebabkan karena banyaknya guru yang

menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Page 93: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

83

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dengan melihat deskripsi data hasil

pengujian hipotesis maka simpulannya sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan

metode diskusi dan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah.

Perbedaan tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata, median, modus, dan

standar deviasi. Nilai rata-rata kelas ekperimen adalah 84,66, median 85,

925, modus 87, dan standar deviasi 7,85. Sedangkan pada kelas kontrol

nilai rata-rata 81,259, median 81, 0625, modus 80,75 dan standar deviasi

6, 892.

2. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan tingkat perbedaan hasil belajar

antara siswa yang diajarkan dengan metode diskusi dan siswa yang

diajarkan dengan metode ceramah adalah sebesar 0,30. Dengan

menggunakan rumus uji-t didapat thitung 0,54 dan ttabel 1,67 (0,54 < 1, 67).

Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaaan hasil belajar yang

signifikan anatara siswa yang diajarkan degan metode diskusi dan siswa

yang diajarkan dengan metode ceramah.

Page 94: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

84

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti dapat

memberi saran sebagai berikut:

1. Hendaknya dijelaskan bahwa peran siswa dalam proses pembelajaran.

Bahwasanya siswa dituntut agar selalu aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran. Sedangkan guru hanya memberikan fasilitas dalam proses

belajar tersebut.

2. Sebaiknya siswa diarahkan pada pemahaman bahwa bahasa Indonesia

merupakan pelajaran yang sangat penting yang berguna bagi kehidupan

sehari–hari, sehingga tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat

tercapai.

3. Sebaiknya guru dalam memilih strategi pembelajaran harus lebih kreatif

Karena pada hakikatnya, antara metode yang satu dengan yang lain

saling mempengaruhi.

Page 95: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

85

DAFTAR PUSTAKA

- Ahmad, Abu dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung:

Pustaka Setia, Cet. II, 2005.

- Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi pendidkan, Jakarta: Bumi Aksara,

Edisi Revisi. Cet. 11, 2010.

- Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,

Cet. Ketiga, 2006.

- Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

- E. Mulyasa, Menjadi guru professional: Menciptakan Pembelajaran Aktif

dan Menyenangkan, Bandung: Rosda Karya, 2006.

- Engkoswara, Dasar-dasar metodologi pengajaran, Jakarta: Bina Aksara,

Cet. Kedua, 1988.

- Hisyam, Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi

Pembelajran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.

- Hulwan, Arif, UN Bahasa Indonesia Kembali Jadi Momok,

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/06/01/230703/293/14/UN-

Bahasa-Indonesia-Kembali-Jadi-Momok, Kamis, 28 Juli 2011.

- Muslim, M. Umar, KTSP dan Pembelejaran Bahasa Indonesia,

http://www.scribd.com. Kamis, 28 Juli 2011.

- Popham, W. James dan Eva L. Baker, Bagaimana mengajar secara

sistematis, Yogyakarta: Kanisius, Cet. VI, 1994.

- Priyono Y, Menyoal Hasil UN Bahasa Indonesia,

http://www.borneotribune.com/citizen-jurnalism/menyoal-hasil-un-bahasa-

indonesia.html. Kamis, 12 Mei 2011.

- Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, Cet.

Keduapuluh Empat, 2010.

- Qurtubi, Ahmad. Pengantar teori evaluasi pendidikan, Tanggerang: Bintang

Harapan Sejahtera. 2009.

- Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 7, 2008.

Page 96: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

86

- Rosdiana, Yusi dan Lis setiawati, Pengembangan kurikulum dan

pembelajaran bahasa Indonesia , Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

- Saadie, Ma’mur, dkk., Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008.

- Siregara, Evalina dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor:

Ghalia Indonesia, 2010.

- Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta:

Bumi Aksara, 1991.

- Solchan, dkk., Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008.

- Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta, Cet. Kelima,

2006.

- Subanam, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat. Statistik Pendidikan, Bandung:

Pustaka Setia, 2000.

- Sudiyono, Triyo Supriyanto, dan Moh Padli, Strategi Pembelajaran

Partisipatori di Perguruan Tinggi, Malang: UIN Malang Press, 2006.

- Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta; Raja Grafindo

Persada, 2009.

- Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, Cet.

Kesembilan, 2010.

- Suprijanto, Pendidikan orang dewasa; dari Teori Hingga Aplikasi, Jakarta:

Bumi Aksara, Cet. Kedua, 2008.

- Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2007.

- Usman, M, Basyarudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Pers, 2002.

- Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciputat:

Gaung Persada Press, Cet. Ketiga, 2005.

- Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan

Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995.

Page 97: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 98: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Langkah-Langkah Perhitungan Validitas

Test Pilihan Ganda

Contoh mencari validitas item soal nomor 1 :

Menentukan nilai p = siswaseluruh Jumlah

1nomor soalbenar menjawab yang siswabanyak

= 31

9

= 0,297

Menentukan nilai q = 1 – p

= 1- 0,297

= 0,71

Menentukan nilai Mp = rata-rata skor siswa yang menjawab benar soal

nomor 1

9

20

1820191820151520

= 9

165

= 18,33

Menentukan nilai Mt = rata-rata skor total

= 31

556

= 17,93

Menentukan nilai SDt = standar deviasi dari skor total

=

22

N

X

N

X

=

2

2

31

556

31

082.10

= 1,88

Page 99: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Menentukan nilai rpbi = koefisien korelasi poin biserial

= q

p

SDt

MtMp

= 0,124

Mencari rtabel, dengan dk = n -2 = 31 – 2 = 29 dan tingkat signifikansi sebesar

5%,diperoleh nilai rtabel = 0,367

Langkah selanjutnya adalah,konsultasikan nilai rpbi = 0,124 dengan nilai rtabel =

0,367,karena rpbi <rtabel (0,124<0,367) maka soal nomor 1 tidak valid.

Untuk nomor 2 dan seterusnya perhitungannya sama dengan perhitungan validitas

pada soal nomor 1.

Page 100: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Langkah-langkah Perhitungan Reliabilitas

Test Pilihan Ganda

Contoh perhitungan Reliabilitas item soal nomor 2

Menentukan nilai p = siswaseluruh Jumlah

nomor2 soalbenar menjawab yang siswabanyak

= 31

20

= 0,645

Menentukan nilai q = 1- p

= 1 - 0,645

= 0,355

Menentukan nilai p q = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

= 0,229

Menentukan nilai S = standar deviasi dari tes

=

22

N

X

N

X

=

2

2

31

502

31

8320

= 2,48

Menentukan nilai k = banyaknya item soal yaitu 20

Menentukan nilai r11 =

2

2

1 S

pqS

k

k

=

2

2

48.2

8306.32,348.2

120

20

= 0,567

Berdasarkan kriteria reliabilitas, nilai r11 = 0,567 berada diantara kisaran

nilai 0,50 – 1,00 maka test bentuk pilihan ganda tersebut memiliki reliabilitas

sedang

Page 101: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Langkah-Langkah Perhitungan Tingkat Kesukaran

Soal Pilihan Ganda

Contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk soal nomor 1 adalah sebagai berikut :

Menentukan nilai B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan

benar

Jumlah siswa (JS) = 30

Menentukan IK = Indeks/Tingkat Kesukaran

IK = JS

B

= 31

9

= 0,290

Berdasarkan klasisifikasi indeks kesukaran, nilai IK = 0,290 berada diantara

kisaran 0,00 – 0,30 : (soal sukar), maka soal nomor 1 memiliki tingkat

kesukaran soal ”sukar ”

Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama

dengan perhitungan tingkat kesukaran pada soal nomor 1

Page 102: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Langkah-Langkah Perhitungan DayaPembeda

Soal Pilihan Ganda

Menentukan nilai BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab

soal dengan benar

Menentukan nilai BB = banyaknya kelompok bawah yang

menjawab

soal dengan benar

Menentukan nilai JA = banyaknya peserta test kelompok atas

Menentukan nilai JB = banyaknya peserta test kelompok bawah

Misal, untuk soal nomor 1 perhitungan daya pembedanya sebagai berikut :

BA = 15, BB = 11, JA = 15, JB = 15

Menentukan DP = JB

BB

JA

BA

= 15

4

16

5

= 0,046

Berdasarkan klarifikasi daya pembeda, nilai DP = 0,046 berada pada kisaran

nilai 0,00 < DP 0,20 : (jelek), maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya

pembeda yang ”Jelek”.

Untuk nomor 2 dan seterusnya perhitungannya sama dengan perhitungan daya

pembeda pada soal nomor 1.

.

Page 103: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

UJI NORMALITAS

a. Uji normalitas kelompok eksperimen

NO

interval

nilai

batas

kelas F z f (z)

luas tiap

interval

kelas Fe fo-fe (fo-fe)2 (fo-fe)2/fe

1 70 - 74 69.5 4 -1.93 0.0268 0.0717 2.151 1.849 3.418801 1.58940074

2 75 - 79 74.5 5 -1.29 0.0985 0.1437 4.311 0.689 0.474721 0.11011853

3 80 - 84 79.5 4 -0.65 0.2422 0.2498 7.494

-

3.494 12.208036 1.62904137

4 85 - 89 84.5 8 -0.02 0.492 0.2371 7.113 0.887 0.786769 0.11061001

5 90 - 94 89.5 6 0.61 0.7291 0.1653 4.959 1.041 1.083681 0.21852813

6 95 - 99 94.5 3 1.25 0.8944 0.0762 2.286 0.714 0.509796 0.22300787

7 99.5 1.89 0.9706 0 0 3.88070666

30

Dari proses penghitungan didapat thitung = 3,88

Sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% = 5,99

b. Uji normalitas kelompok kontrol

NO

interval

nilai

batas

kelas F z f (z)

luas tiap

interval

kelas Fe fo-fe (fo-fe)2 (fo-fe)2/fe

1 65 - 69 64,5 1 -2.32 0.0102 0.0344 0.9288 0.0712 0.0050694 0.005458053

2 70 - 74 69,5 3 -1.7 0.0446 0.1214 3.2778

-

0.2778 0.0771728 0.023544097

3 75 - 79 74,5 7 -0.97 0.166 0.2353 6.3531 0.6469 0.4184796 0.065870144

4 80 - 84 79,5 8 -0.25 0.4013 0.2795 7.5465 0.4535 0.2056622 0.027252667

5 85 - 89 84,5 5 0.47 0.6808 0.2022 5.4594

-

0.4594 0.2110484 0.038657794

6 90 - 94 89,5 2 1.195 0.883 0.0896 2.4192

-

0.4192 0.1757286 0.072639153

7 95 - 99 94,5 1 1.92 0.9726 0.0203 0.5481 0.4519 0.2042136 0.372584583

99,5 2.64 0.9959 0.606006491

27

Dari proses penghitungan didapat thitung = 0,606

Sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% = 7,81

Page 104: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Uji Homogenitas

Uji homogenitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

dilakukan dengan uji Fisher, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Ho : Data memiliki varians homogen

Ha : Data tidak memiliki varians homogen

1. Jumlah sampel

ne = 30

nk = 27

2. Derajat kebebasan

Db1 = ne-1 = 30 - 1 = 29

Db2 = nk-1 = 32 - 1 = 26

Rumus Uji Fisher Fhitung = terkecilvar

terbesarvar

ians

ians=

2

2

2

1

S

S dengan S

2=

)1(

)( 22

nn

fxfxn ii

3. Menentukan kriteria pengujian:

Jika F hitung < F tabel maka terima ho

Jika F hitung > F tabel maka terima ha

4. Menentukan F tabel

Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F(0,05:29,27) = 1,93

a. Uji homogenitas nilai test akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Diketahui : Varians Eksperimen : 1196,92

Varians Kontrol : 1367,89

F hitung: 92,1196

89,1367 1,14

F hitung = 1,14

F tabel = 1,93

Karena Fhitung < Ftable (1,14 < 1,93 ), maka Ho diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai tes akhir kelompok kontrol dan eksperimen memiliki

varians yang homogen.

Page 105: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Perhitungan Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Perumusan hipotesis

Ho : µ1 ≤ µ2

Ha : µ1 > µ2

Keterangan:

µ1 = Rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajarakan

dengan metode diskusi

µ2 = Rata-rata hasil belajar bahasa indonesia siswa yang diajarkan dengan

metode ceramah

b. Menentukan kriteria pengujian

Terima Ho, Jika thitung < ttabel, dalam hal lainnya Ha ditolak.

c. Menentukan uji statistik

Stotal =

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSn

=

22730

61.4712762.61130

= 55

86.123798.1786

= 997,54

= 7,415

t =

21

21

11

nnS

xx

total

Page 106: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

=

27

1

30

1415.7

25,8166.84

=703,0415.7

41.3

=217.6

41.3

= 0.56

Nilai thitung = 0.56

Untuk menentukan ttabel , dapat ditentukan dengan cara seagai berikut,

ttabel = t(1-α)(db).

Dengan db = (n1 + n2 – 2) = (30 + 27 – 2) = 55 dan taraf signifikan α = 0,05,

didapat (1 – (0,05)) = 0,95. Jadi ttabel = t(0,95)(64) adalah 1,67.

Maka ttabel = 1,67

d. Pengambilan kesimpulan

Karena thitung > ttabel (0.54 > 1,67), maka Ho diterima atau Ha ditolak. Kesimpulan yang

diambil adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan nilai tes akhir antara siswa

yang diajar dengan metode diskusi dengan siswa yang diajar dengan metode

konvensional atau ceramah.

Lampiran 19

Page 107: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

LAMPIRAN

UJI VALIDITAS

VALIDITAS BUTIR SOAL

No Nama Butir soal

Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 X X2

1 A 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 20 400

2 B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 20 400

3 C 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 15 225

4 D 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 15 225

5 E 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19 361

6 F 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14 196

7 G 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 256

8 H 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 15 225

9 I 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

10 J 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

11 K 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18 324

12 L 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 17 289

13 M 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19 361

14 N 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20 400

15 O 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19 361

16 P 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

17 Q 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 16 256

18 R 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15 225

19 S 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 18 324

20 T 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15 225

21 U 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 18 324

22 V 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 19 361

23 W 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 361

24 Q 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

25 Y 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

26 Z 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 18 324

27 AA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

28 BB 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

29 CC 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

30 DD 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

31 EE 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 17 289

jmlah 9 20 23 25 27 25 29 3 18 28 4 30 27 29 11 30 25 23 21 14 24 27 26 25 29 556 10082

P 0,290 0,645 0,742 0,806 0,870 0,806 0,935 0,096 0,580 0,903 0,129 0,967 0,870 0,935 0,354 0,967 0,806 0,742 0,674 0,451 0,774 0,870 0,838 0,806 0,935

q 0,71 0,355 0,258 0,194 0,13 0,194 0,065 0,904 0,42 0,097 0,871 0,033 0,13 0,065 0,646 0,033 0,194 0,258 0,326 0,549 0,226 0,13 0,162 0,194 0,065

pq 0,205 0,237 0,191 0,156 0,113 0,156 0,607 0,086 0,243 0,063 0,112 0,031 0,113 0,607 0,228 0,031 0,156 0,191 0,219 0,247 0,174 0,113 0,135 0,156 0,607

Mt 17,93

SDt 1,88

Mp 17,88 18,75 18,91 18,32 18,29 18,28 18,13 17,66 18,55 18,36 18,25 18 18,22 18,13 17,81 18 18,12 18,47 18,90 18,42 19,62 18,33 18,26 18,28 18,13

rpbi -16 0,587 0,883 0,421 0,493 0,379 0,402 -46 0,386 0,790 0,065 1,082 0,398 0,758 0,04 0,379 0,383 0,474 0,733 0,235 1,646 0,548 0,398 0,368 0,402

Ket Tv V V v v v v tv v V tv v v v tv v v v v tv v v v v v

Page 108: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

DAYA BEDA SOAL

No Nama Butir soal

Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 X

1 A 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 20

2 B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 20

3 C 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

4 D 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20

5 E 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

6 F 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20

7 G 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

8 H 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

9 I 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19

10 K 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

11 K 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19

12 L 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19

13 M 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 19

14 N 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19

15 O 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

16 P 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18

BA 5 13 14 16 16 14 16 1 9 15 2 16 15 16 4 16 14 15 10 8 15 16 16 14 16 311

17 A 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 18

18 B 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 18

25 C 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

26 D 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 18

20 E 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

21 F 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 17

22 G 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 17

23 H 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16

24 I 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 16

25 J 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 15

26 K 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 15

27 L 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 15

28 M 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15

29 N 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15

30 O 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14

BB 4 7 9 9 11 11 13 2 10 13 2 14 12 13 7 14 11 8 10 6 9 11 9 11 13 245

DP 0.046 0.346 0.275 0.4 0.267 0.142 0.133

-

0.07

-

0.1 0.07

-

0.008 0.067 0.138 0.133

-

0.22 0.067 0.142 0.404

-

0.042 0.1 0.338 0.267 0.4 0.1417 0.133 3.1042

J C C B C J J TT TT J TT J J J TT TT J B TT J C C B J J

Page 109: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

INDEKS KESUKARAN

Nama BUTIR SOAL

no Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 X X2

1 A 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 20 400

2 B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 20 400

3 C 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 15 225

4 D 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 15 225

5 E 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19 361

6 F 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14 196

7 G 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 256

8 H 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 15 225

9 I 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

10 J 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

11 K 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18 324

12 L 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 17 289

13 ,M 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19 361

14 N 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20 400

15 O 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 19 361

16 P 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

17 Q 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 16 256

18 R 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15 225

19 S 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 18 324

20 T 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15 225

21 U 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 18 324

22 V 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 19 361

23 W 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 361

24 X 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

25 Y 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

26 Z 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 18 324

27 AA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

28 BB 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

29 CC 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

30 DD 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

31 EE 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 17 289

Jmlah 9 20 23 25 27 25 29 3 18 28 4 30 27 29 11 30 25 23 21 14 24 27 26 25 29 556 10082

P 0,290 0,645 0,742 0,806 0,870 0,806 0,935 0,096 0,580 0,903 0,129 0,967 0,870 0,935 0,354 0,967 0,806 0,742 0,674 0,451 0,774 0,870 0,838 0,806 0,935

Criteria SS S M M M M M SS S M SS M M M S M M S S S S M M M M

Page 110: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

RELIABILITAS

Nama Butir soal yang Valid

NO Siswa 2 3 4 5 6 7 9 10 12 13 14 16 17 18 19 21 22 23 24 25 X X2

1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 18 324

2 B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 17 289

3 C 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 11 121

4 D 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 10 100

5 E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 361

6 F 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18 324

7 G 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 13 169

8 H 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 144

9 I 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

10 J 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

11 K 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 324

12 L 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

13 M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 324

14 N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 289

15 O 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 361

16 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

17 Q 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 15 225

18 R 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 14 196

19 S 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 196

20 T 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 14 196

21 U 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 14 196

22 V 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 169

23 W 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

24 X 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 289

25 Y 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 256

26 Z 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16 256

27 AA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

28 BB 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

29 CC 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

30 DD 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

31 EE 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 16 256

jmlah 20 23 25 25 25 25 19 28 30 27 29 30 25 23 21 24 27 25 25 29 502 8320

P 0.645 0.742 0.806 0.806 0.806 0.806 0.613 0.903 0.968 0.871 0.935 0.968 0.806 0.742 0.677 0.774 0.871 0.806 0.806 0.935

Q 0.355 0.258 0.194 0.194 0.194 0.194 0.387 0.097 0.032 0.129 0.065 0.032 0.194 0.258 0.323 0.226 0.129 0.194 0.194 0.065

Pq 0.229 0.191 0.156 0.156 0.156 0.156 0.237 0.087 0.031 0.112 0.060 0.031 0.156 0.191 0.219 0.175 0.112 0.156 0.156 0.060 2.830

SDt 2,48

R11 0,567

Page 111: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : XI/I

Pertemuan ke : 1 dan 2

Alokasi Waktu : 4 X 45 menit ( 2 kali pertemuan)

Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setera tingkat Madia

Kompetensi Dasar : Memahami perintah lisan baik yang diungkapkan maupun

yangtidak.

Indikator:

1. Dipahami penegrtian, ciri-ciri, dan jenis kalimat perintah

2. Dirumuskan kembali isi perintah (secara lisan, maupun tulisan)

3. Disebutkan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isi perintah secara

lisan/tertulis

4. Dikonfirmasikan kebenaran rencana kegiatan yang telah direncanakan

sesuai dengan rencana pemberi perintah

5. Dilaksanakan perintah sesuai dengan isi perintah.

I. Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat memahami pengertian, ciri-ciri, dan jenis kalimat perintah

2. Siswa dapat merumuskan kembali isi perintah (secara lisan, maupun

tulisan)

3. Siswa dapat menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isi

perintah secara lisan atau tertulis

4. Siswa dapat mengonfirmasikan kebenaran rencana kegiatan yang telah

direncanakan sesuai dengan rencana pemberi perintah

5. Siswa dapat melaksanakan perintah sesuai dengan isi perintah.

II. Meteri Ajar:

- Pengertian, ciri-ciri, dan jenis kalimat perintah

- Teknik merespon kalimat perintah

III. Metode pembelajaran:

- Diskusi

Page 112: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

- Tanya jawab

- Penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:

Pertemuan Pertama

A. Kegiatan Awal :

- Salam dan Absensi

- Appersepsi

B. Kegiatan Inti :

- Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dalam

pertemuan ini

- Guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan diskusi dengan

kelompoknya masing-masing.

C. Kegiatan Akhir :

Siswa bersama-sama menyimpulkan inti KBM

Pertemuan Kedua

A. Kegiatan Awal:

Siswa mengulang kembali pelajaran yang lalu dengan mengungkapkan

secara ringkas

B. Kegiatan Inti :

- Siswa mendengarkan informasi dari teman yang mendapat perintah guru.

- Siswa menyampaikan isi informasi yang mengandung perintah kepada

temannya secara bergiliran.

- Siswa mengonfirmasikan isi perintah yang diterima dari temannya kepada

guru

- Siswa merencanakan apa yang akan dilakukan berdasarkan isi perintah.

C. Kegiatan Akhir :

Siswa bersama-sama menyimpulkan inti KBM, kemudian mengerjakan

evaluasi

V. Alat / Bahan / Sumber Belajar:

- Modul Bahasa Indonesia Kelas XI karya Drs. Wahyu Prastowo

- Modul bahasa Indonesia karya Drs. Nanang C. Anwar, M. Pd

Page 113: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

VI. Penilaian:

Jenis : Proses dan tes tertulis

Bentuk : pengamatan dan Essay

VII. Butri soal dan Kunci jawaban

Terlampir

VIII. Penskoran

Penilaian Proses bentuk pengamatan (TERLAMPIR)

Tes tertulis : Essay

Pedoman penilaian:

No. Soal Bobot

1. 20 2. 20 3. 20 4. 20 5. 20

Skor Nilai 100

Nilai Akhir

No Penilaian Proses Nilai

1

No Essay Nilai

1

Nilai Akhir : N1+N2

N

Jakarta, 8 Juli 2011

Guru Pend. Bahasa Indonesia Mahasiswa PBSI

Dra. Supadmi Hendri Pradiyanto

Mengetahui

Kepala SMK Grafika Yayasan Lektur

Drs. Turyono, M.Pd.

Page 114: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Soal

1. Sebutkan jenis kalimat perintah (minimal tiga) disertai dengan contoh!

2. Buatlah dua buah contoh perintah berisi permohonan!

3. Berdasarkan kalimat di bawah ini, ubahlah kalimat perintah

a. Andi tidak pernah menghormati ibunya sehingga hidupnya sengsara

b. Ia tidak pernah membaca buku pelajarannya

4. Bagaimana cara merumuskan kembali isi kalimat perintah

5. Bagaimana cara mengonfirmasi kembali isi kalimat perintah

Jawaban

1. a. Kalimat perintah biasa. Contoh. Bangunlah, hari sudah siang!

b. kalimat perintah harapan contoh : saya minta kamu dapat membuang sampah

pada tempatnya

c. kalimat perintah larangan. Contoh. Jangan kau main petasan!

2. contoh kalimat perintah berisi permohonan.

- saya mohon teman-teman semua mengerti keadaan Andi yang sedang sedih.

- saya minta kalian semua membaca buku setelah pulang dari sekolah.

3. a. Andi, hormatilah ibumu agar hidupmu tidak sengsara

b. bacalah buku pelajaranmu!

4. a. merumuskan/menulis kembali isi perintah

b. dismapaiakn agar mudah diingat

c. isi perintah ditulis dalam bentuk bagan/kerangka/tabel kegiatan

5. a. mendaftar pekerjaan yang akan dilakukan, kemudian membacakannya dihadapan

untuk ditanggapi

b. pemberi perintah diminta untuk mengevaluasi dengan menanyakan langkah kerja

yang telah dan akan dilakukan

c. memberikan daftra pekerjaan dan program kerja kemudian meminta kepada

pemberi perintah untuk memberi tanda

Page 115: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : XI / 1

Pertemuan ke : 3 dan 4

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia tingkat media

Kompetensi Dasar : Memahami perintah kerja tertulis.

Indikator :

1. Diidentifikasi perintah kerja tertulis dalam bentuk surat

2. Dibedakan bentuk-bentuk perintah kerja tertulis

3. Dipahami bagian-bagian dari perintah kerja tertulis dalam bentuk surat

4. Dirumuskan perintah kerja tertulis

5. Dibuat surat perintah kerja tertulis dalam bentuk surat

I. Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat mengidentifikasi perintah kerja tertulis dalam bentuk surat

2. Siswa dapat membedakan bentuk-bentuk perintah kerja tertulis

3. Siswa dapat memahami bagian-bagian dari perintah kerja tertulis dalam bentuk

surat

4. Siswa dapat merumuskan perintah kerja tertulis

5. Siswa dapat membuat surat perintah kerja tertulis

II. Meteri Ajar:

1. Teks perintah kerja tertulis (surat edaran, pengumuman, memo, disposisi)

2. Bagian-bagian surat perintah kerja tertulis

3. Menggali informasi mengenai peraturan atau budaya kerja yang berlaku di tempat

kerja

III. Metode Pembelajaran

1. Diskusi

2. Tanya Jawab

3. Latihan dan Penugasan

Page 116: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:

Pertemuan Ketiga

A. Kegiatan Awal :

1. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang pelajaran lalu

2. Siswa diberi motivasi dengan cara diberikan contoh-contoh surat yang berisi

perintah kerja

3. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang diberikan oleh guru

B. Kegiatan Inti :

1. Siswa menggali informasi yang berkaiatan dengan budaya kerja yang berlaku

di tempat kerja melalui diskusi dengan teman kelompoknya

2. Siswa disajikan surat lalu diminta merumuskan inti perintah kerja berdasarkan

catatan yang dibuat pada waktu membaca informasi dari perintah kerja tertulis

melalui diskusi dengan teman kelompoknya

C. Kegiatan Akhir :

Siswa dapat membuat simpulan isi materi yang diajarkan guru.

Pertemuan Keempat

A. Kegiatan Awal :

Siswa mengulang pelajaran lalu dengan menyampaikan secara ringkas

B. Kegiatan Inti :

1. Siswa disajikan surat untuk ditindaklanjuti dengan merencanakan isi perintah

berdasarkan catatan yang dibuat pada waktu membaca informasi dari perintah

kerja tertulis.

2. Siswa membuat bagan/prosedur kerja berdasarkan perintah kerja tertulis.

3. Siswa menginformasikan rencana kegiatan yang akan dilakukan (lisan/tulis)

kepada pemberi perintah

C. Kegiatan Akhir :

1. Siswa bersama-sama menyimpulkan isi materi yang diajarkan guru.

V. Alat / Bahan / Sumber Belajar:

- Contoh-contoh surat perintah kerja

- Modul Bahasa Indonesia Kelas XI karya Drs. Wahyu Prastowo

- Modul bahasa Indonesia karya Drs. Nanang C. Anwar, M. Pd

Page 117: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

VI. Penilaian

Jenis : Proses dan tes tertulis

Bentuk : pengamatan dan Tugas

VII. Butir soal dan kunci jawaban

Terlampir

VIII. Penskoran

Penilaian proses (terlampir)

Pedoman penilaian tugas:

Sangat baik : 100

Baik : 80

Cukup : 60

Kurang : 50

Nilai Akhir

No Penilaian Proses Nilai

1

No Tugas Nilai

1

Nilai Akhir : N1+N2

N

Jakarta, 15 Juli 2011

Guru Pend. Bahasa Indonesia Mahasiswa PBSI

Dra. Supadmi Hendri Pradiyanto

Mengetahui

Kepala SMK Grafika Yayasan Lektur

Drs. Turyono, M.Pd.

Page 118: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semeseter : XI/I

Pertemuan ke : 5 & 6

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat media

Kompetensi Dasar : Memahami makan kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat

dalam konteks bekerja

Indikator:

1. Dikelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat berdasarkan kelas kata

dan makn kata

2. Didaftar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks

bacaan

3. Dipahami makna kata yang terdapat dalam teks

I. Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat mengelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat

berdasarkan kelas kata dan makna kata

2. Siswa dapat mendafatar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan

antonim dalam teks bacaan

3. Siswa dapat memahami kata yang terdapat dalam teks

II. Materi Ajar:

- Hubungan anatar makana kata, bentuk kata, dan pemakaian kata

- Makna leksikal dan makna gramatikal

- Relasi makna (sinonim dan antonim, ungkapan, idiomatik, dan bentuk

kata)

Page 119: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

III. Metode Pembelajaran:

- Diskusi

- Tanya jawab

- Penugasan

IV. Langakah-langkah Pembelajaran;

- Pertemuan Kelima

A. Kegiatan Awal

- Pemberian salam, absensi, dan appersepsi

B. Kegiatan Inti

- Guru memberikan penjelasan tentang penggolongan kata beserta

conothnya

- Siswa diberi contoh wacana dan mendiskusikan dengan temannya

- Siswa ditumtut umtuk memahami wacana dan mengelompokan

kata berdasarkan kelas kata

C. Kegiatan Akhir

Siswa menyampaikan dan mengonfirmasikan hasilnya kepada guru

- Pertemuan Keenam

A. Kegiatan Awal

- Siswa dipandu gurru mengulang pelajaran lalu dengan aktif

menjawab pertanyaan yang disampaikan guru

B. Kegiatan Inti

- Pemakalah (kelompok) menjelaskan tenteng pengertian sinonim,

antonim, ungkapan, dan hiponim disertai dengan contohnya masing-

masing

- siswa diminta untuk memberikan contoh yang berbeda dari yang

telah dismapaikan guru

C. Kegiatan Akhir

Menyimpulkan materi pelajaran secara bersama-sama

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar:

- Modul Bahasa Indonesia Kelas XI Karya Drs. Wahyu Prastowo

- Modul Bahasa Indonesia Kelas XI karya Drs. Nanang C. Anwar, M.Pd.

Page 120: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

VI. Penilaian

Jenis : Proses dan tulis

Bentuk : Pengamatan dan Tugas

VII. Butir Soal dan Kunci Jawaban

terlampir

VIII. Penskoran

Penilaian proses (terlampir)

Pedoman penilaian tugas (diskusi) dan pembuatan dialog

Sangat baik : 100 Baik : 80 Cukup : 60 Kurang : 50

Nilai Akhir

No Penilaian Proses Nilai

1

No tugas / diskusi Nilai

1

Nilai Akhir : N1+N2

N

Jakarta, 22 Juli 2011

Guru Pend. Bahasa Indonesia Mahasiswa PBSI

Dra. Supadmi Hendri Pradiyanto

Mengetahui

Kepala SMK Grafika Yayasan Lektur

Drs. Turyono, M.Pd.

Page 121: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Soal dan Jawaban

1. apa yang anda ketahui tentang kata, frasa, kalusa?

2. Dari bentuknya, kata dapat dibedakan menjadi empat macam. Sebutkan dan

berikan contohnya masing-masing?

3. Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan di bawah ini!

a. Makan garam

b. Buah tangan

c. Kambing hitam

4. Jelaskan pengertian dan berikan contoh dari

a. Makna konotasi

b. Makna denotasi

c. Idiomatik (ungkapan)

d. Sinonim

e. Antonim

Jawaban

1. Kata : Satuan terkecil dari tatarana bahasa yang bermakna

Frasa : Kumpulan dari beberapa kata yang tidak memiliki fungsi predikatif

Klausa : Kumpulan adari bebrapa kata yang telah atau sudah memiliki predikat

atau fungsi predikatif

2. Kata benda : Meja, kursi, dan pensil

Kata kerja : Makan, Minum, dan belajar

Kata sifat : pintar, bodoh, dan malas

Kata tugas : di, ke, dan dari.

3. Bapak sudah makan garam dalm menjalani kehidupan ini

Ayah membawa buah tangan setelah pulang dari jakarta

Andi menjadi kambing hitam dalam permasalahn ini

4. Makna konotasi : Makna yang bukan sebenarnya “dalam setiap musim pemilu,

para politikus berlomba memperebutkan kursi pemerintahan”

Makna denotasi : Makna yang sebenarnya “ ayah membeli kursi baru kemarin di

toko cendana”

Idiomatik : makna leksikal yang dibangun dari beberapa kata yang tidak

dapat dijelaskan lagi lewat makna kata-kata pembentukannya.

“kaki tangan : Orang kepercayaan”

Sinonim : kata atau kelompok kata yang maknanya hampir sama atau

mirip “ Pintar = Pandai”

Antonim : Pasangan kata yang maknanya berbeda „Pintar X Bodoh”

Page 122: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

LEMBAR UJI REFERNSI

NO Referensi pembimbing

1 Y. Priyono. Menyoal hasil UN Bahasa Indonesia,

http://www.borneotribune.com/citizen-jurnalism/menyoal-hasil-un-

bahasa-indonesia.html.

2 Arif Hulwan, UN Bahasa Indonesia Kembali Jadi Momok,

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/06/01/230703/293/14/UN-

Bahasa-Indonesia-Kembali-Jadi-Momok

3 W. James Popham dan Eva L. Baker, Bagaimana Mengajar Secara

Sistematis, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), Cet. VI. h. 96.

4 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 2008),

Cet 7. h. 5

5 E. Mulyasa, Menjadi guru profesional ; menciptakan pembelajaran

aktif dan menyenangkan, (Bandung: Rosda Karya, 2006). h. 116.

6 Sudiyono, Triyo Supriyanto, dan Moh Padli. . Strategi Pembelajaran

Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang: UIN Malang

Press,2006), h. 125

7 M, Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam.

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 40

8 Suprijanto, Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Kedua, h. 97

9 Engkoswar, Dasar-dasar metodologi pengajaran, (Jakarta: Bina

Aksara. 1988), Cet. Kedu,. h. 52

10 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan

Bahasa Arab, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 45

11 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,

(Ciputat: Gaung Persada Press, 2005) .Cet. Ketiga. h. 65

12 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 100.

13 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar

Page 123: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 97.

14 Solchan, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008), h. 3.17

15 Abu Ahmad dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar,

(Bandung : Pustaka Setia, 2005), Cet. II, h. 56.

16 Zaini Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi

Pembelajran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 94-

96.

17 Ahmad Qurtubi, Pengantar teori evaluasi pendidikan, (Tanggerang:

Bintang Harapan Sejahtera. 2009), H. 49.

18 Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta; Raja

Grafindo Persada, 2009), H. 49

19 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. Ketiga, H. 203-205

20 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya,

2010), Cet. Keduapuluh empat. H. 106-107

21 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

2007), h. 144-155.

22 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rieneka Cipta,

2006), Cet. Kelim, h. 113-121

23 Evaline Siregara dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 14

24 Yusi Rosdiana dan Lis setiawati, Pengembangan kurikulum dan

pembelajaran bahasa Indonesia , (Jakarta: Universitas Terbuka,

2007) , h. 1.27-1.30

25 Ma’mur Saadie, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 7.3-7.4

26 M. Umar muslim, KTSP dan Pembelejaran Bahasa Indonesia,

http://www.scribd.com. Kamis, 28 Juli 2011

27 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010)

Page 124: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa

Cet. Ke 9, h. 107.

28 Subanam, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat. Statistik Pendidikan,

(Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 29.

29 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi pendidkan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2010), Edisi Revisi. Cet. 11.

Jakarta, 3 November 2011

Pembimbing

Drs. H. Cecep Suhendi, M.Pd.

Page 125: PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3080/1/HENDRI... · Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa