Perbandingan Administrasi Negara Indonesia Dengan Korea Selatan

26
 1 PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA DENGAN KOREA SELATAN A. Indonesia 1. Secara Kronologis Sistem pemerintahan di Indonesia terus mengalami perubahan dan  perkembangan sejak awal dimerdekakannya negara Indonesia ini. Namun Indonesia sebagai rechstaat atau negara hukum tetap dipertahankan dan rakyat  baik, itu hanya “formalitas” atau tidak tetap menjadi pemegang kedaulatannya.Berikut ini periode-periode pada perjalanan sistem  pemerintahan negara Indonesia berdasar konstitusi yang digunakan : a. Periode 18 Agustus 1945    27 Desember 1945 Undang-undang Dasar 1945 merupakan konstitusi pertama bagi negara negara republik Indonesia. Walaupun dalam segi stabilitas keamaan belum baik, karena masih ada pengaruh NICA dan sekutunya untuk merebut NKRI kembali. Tapi, pemerintahan bisa dijalankan walau “jatuh-  bangun” oleh masalah-masalah yang ada, belum lagi inflasi dan blokade ekonomi oleh pihak Belanda saat itu. Berdasar  pasal II Aturan Peralihan, kekuasaan presiden sangat luar biasa, yaitu meliputi: Kekuasaan presiden sendiri yaitu kekuasaan eksekutif, Menjalankan kekuasaan MPR, Menjalankan kekuasaan DPR, dan Menjalankan kekuasaan DPA. Dari semua wewenang yang dapat diambil oleh presiden terlihat kalau hal itu seakan-akan menunjukan kekuasaan presiden sebagai penguasa tertinggi tunggal. Akibatnya, meski menurut UUD 1945 bangsa Indonesia menganut sistem  presidensial. Dalam kenyataannya, kita menganut sistem yang terpusat secara mutlak dan bersifat revolusioner atau revolutionary and absolutely centralized govermental system)  Namun, pada tanggal 14 November 1945 terjadi perubahan dengan keluarnya maklumat presiden. Isi maklumat tersebut adalah bahwa tanggung jawab pemerintah ada di tangan para menteri. Pengalihan tangung jawab pemerintahan ini menunjukan adanya penggantian sistem pemerintahan, sebab dengan itu presiden tidak lagi berfungsi sebagai kepala pemerintahan, melainkan hanya sebagai kepala negara.

description

mendeskripsikan tentang perbandingan Adm negara berkembang (Indonesia) dengan salah satu negara maju di Wilayah Asia, yaitu Korea Selatan, meliputi sistem pelayanan publik dan sistem pemerintahan kedua negara.

Transcript of Perbandingan Administrasi Negara Indonesia Dengan Korea Selatan

  • 1

    PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA DENGAN KOREA

    SELATAN

    A. Indonesia

    1. Secara Kronologis

    Sistem pemerintahan di Indonesia terus mengalami perubahan dan

    perkembangan sejak awal dimerdekakannya negara Indonesia ini. Namun

    Indonesia sebagai rechstaat atau negara hukum tetap dipertahankan dan rakyat

    baik, itu hanya formalitas atau tidak tetap menjadi pemegang

    kedaulatannya.Berikut ini periode-periode pada perjalanan sistem

    pemerintahan negara Indonesia berdasar konstitusi yang digunakan :

    a. Periode 18 Agustus 1945 27 Desember 1945

    Undang-undang Dasar 1945 merupakan konstitusi pertama bagi

    negara negara republik Indonesia. Walaupun dalam segi stabilitas

    keamaan belum baik, karena masih ada pengaruh NICA dan sekutunya

    untuk merebut NKRI kembali. Tapi, pemerintahan bisa dijalankan

    walau jatuh-bangun oleh masalah-masalah yang ada, belum lagi

    inflasi dan blokade ekonomi oleh pihak Belanda saat itu. Berdasar

    pasal II Aturan Peralihan, kekuasaan presiden sangat luar biasa, yaitu

    meliputi: Kekuasaan presiden sendiri yaitu kekuasaan eksekutif,

    Menjalankan kekuasaan MPR, Menjalankan kekuasaan DPR, dan

    Menjalankan kekuasaan DPA. Dari semua wewenang yang dapat

    diambil oleh presiden terlihat kalau hal itu seakan-akan menunjukan

    kekuasaan presiden sebagai penguasa tertinggi tunggal. Akibatnya,

    meski menurut UUD 1945 bangsa Indonesia menganut sistem

    presidensial. Dalam kenyataannya, kita menganut sistem yang terpusat

    secara mutlak dan bersifat revolusioner atau revolutionary and

    absolutely centralized govermental system)

    Namun, pada tanggal 14 November 1945 terjadi perubahan dengan

    keluarnya maklumat presiden. Isi maklumat tersebut adalah bahwa

    tanggung jawab pemerintah ada di tangan para menteri. Pengalihan

    tangung jawab pemerintahan ini menunjukan adanya penggantian

    sistem pemerintahan, sebab dengan itu presiden tidak lagi berfungsi

    sebagai kepala pemerintahan, melainkan hanya sebagai kepala negara.

  • 2

    Jabatan kepala pemerintahan dijabat oleh perdana menteri, yang

    bersama para menteri-menteri mempertanggungjawabkan pelaksanaan

    pemerintahan kepada parlemen.

    b. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950

    Lama Periode : 27 Desember 1949 15 Agustus 1950

    Bentuk Negara : Serikat ( Federasi )

    Bentuk Pemerintahan : Republik

    Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu ( Quasi Parlementer )

    Konstitusi : Konstitusi RIS

    Secara umum pada periode ini berlaku konstitusi RIS sehinga

    bentuk negara Indonesia adalah serikat dan mempunyai sistem

    pemerintahan republik parlementer. Hal ini tak lepas dari pengaruh

    budaya politik bangsa Belanda yang juga menganut sistem

    parlementer. Pelaksana kedaulatan rakyat adalah DPR dan senat.

    Pemerintah dilaksanakan oleh para menteri yang dipimpin oleh

    perdana menteri dan bertanggung jawab pada parlemen.

    Pada masa ini terdapat lembaga negara sebagai berikut:

    a) Dewan Menteri

    b) DPR

    c) Presiden

    d) DPK

    e) MA, Lembaga Pengadilan Federal Tertinggi

    f) Senat, Lembaga Perwakilan Negara-Bagian di Negara RIS

    Dalam melaksanakan tugasnya, presiden dibantu oleh para dewan

    menteri . para dewan menteri terdiri atas menteri-menteri yang

    diwajibkan memimpin salah satu departemen. Akan tetapi, menteri-

    menteri yang tidak memangku suatu departemen pun dapat diangkat.

    Tanggung jawab pemerintahan sepenuhnya berada di tangan perdana

    menteri dan para menteri kabinet.

    Dalam menjalankan kewajuban ini, presiden tidak dapat diganggu

    gugat, presiden tidak dapat salah dan disalahkan. Penanggung jawab

    seluruh kebijakan pemerintah adalah para menteri, baik bersama-sama

  • 3

    untuk seluruhnya atau masing-masing untuk bagiannyasendiri. Jadi,

    kabinet bertanggung jawab kepada parlemen. Konsekuensinya, kabinet

    dapat dijatuhkan oleh parlemen jika kebijakanny a tidak disetujui

    parlemen.

    c. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959

    Lama Periode : 15 Agustus 1950 5 Juli 1959

    Bentuk Negara : Kesatuan

    Bentuk Pemerintahan : Republik

    Sistem Pemerintahan : Parlementer

    Konstitusi : UUDS 1950

    Presiden dan Wapres : Soekarno dan Mohammad Hatta

    UUDS 1950 merupakan konstitusi yang berlaku di negara Republik

    Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit

    Presiden 5 Juli 1959. Berbeda dengan konstitusi RIS, UUDS 1950

    hanya mengenal 5 lembaga negara, yakni :

    a) Menteri-menteri

    b) Presiden

    c) DPR

    d) MA

    e) DPK ( Dewan Pengawas Keuangan )

    Pemilihan umum 1955 berhasil memilih konstituante secara

    demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru

    hingga berlarut-larut. Lahirnya Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi

    oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru

    sebagai pengganti UUDS 1950.

    d. Sistem Pemerintahan Periode 1959 1966 ( Orde Lama )

    Lama Periode : 5 Juli 1959 22 Febuari 1966

    Bentuk Negara : Kesatuan

    Bentuk Pemerintahan : Republik

    Sistem Pemerintahan : Presidensial

    Konstitusi : UUD 1945

    Periode ini dimulai sejak keluarnya dekrit 5 Juli 1959 yang penuh

    kontroversi, namun di dukung mayoritas rakyat, ABRI dan parpol

  • 4

    tertentu karena mengembalikan Indonesia kepada UUD para founding

    father, yaitu UUD 1945. Pada periode ini sistem pemerintahan RI

    diselenggarakan atas asas demokrasi terpimpin dan sistem presidensial.

    Pada aktualisasinya, bukannya semakin menuju ke UUD 1945,

    presiden malah semakin menampakkan kediktatorannya melalui

    penyimpangan-penyimpangan yang sangat kontradiktif dengan kaidah

    UUD 1945. Berbagai penyimpangan UUD 1945 diantaranya :

    a) Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan

    MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara.

    b) MPRS menetapkan Soekarno ebagai presiden seumur hidup.

    c) Pemberontakan G 30 S PKI.

    e. Sistem Pemerintahan Periode 1966 1998 ( Orde Baru )

    Lama Periode : 22 Febuari 1966 21 Mei 1998

    Bentuk Negara : Kesatuan

    Bentuk Pemerintahan : Republik

    Sistem Pemerintahan : Presidensial

    Konstitusi : UUD 1945

    Dari berbagai sudut pandang dan objek benchmarking, tampak bahwa

    pelaksanaan sistem pemerintahan presidensial di masa ORBA

    memiliki kemiripan dengan pelaksanaan sistem pemerintahan di masa

    Demokrasi terpimpin atau Orde Lama. Yakni: Pembatasan hak-hak

    politik rakyat, pemusatan kekuasaan di tangan presiden, pembentukan

    lembaga ekstra-konstitusional. Walau perekonomian kualitasnya dapat

    ditingkatkan, tapi karena gagalnya character-building menyebabkan

    KKN merajalela.

    f. Sistem Pemerintahan Periode 1998 Sekarang

    Lama Periode : 21 Mei 1998 sekarang

    Bentuk Negara : Kesatuan

    Bentuk Pemerintahan : Republik

    Sistem Pemerintahan : Presidensial

    Konstitusi : UUD 1945

  • 5

    Periode ini diawali dengan pernyataan pengumuman pengunduran diri

    presiden Soeharto dan selanjutnya BJ Habibie menjabat sebagai

    presiden. Secara umum, sistem pemerintahan yang digunakan adalah

    presidensial. Pada periode ini terlihat perkembangan yang cukup

    signifikan ke arah lebih baik dalam berbagai bidang. Hukum semakin

    dipertegas dan jelas, sehingga kemungkinan multitafsir dapat dicegah

    dan oknum yang ingin memanifulasi hukum dapat dideteksi.

    Pada periode ini, pemilu dapat dijalankan dengan baik sebagai realisasi

    demokrasi di Indonesia. Pemimpin-pemimpinnya pun sangat sedikit

    yang menampilkan jiwa diktator dan hedonis. Perubahan yang terjadi

    setelah amandemen UUD 1945 pada masa Reformasi, yaitu :

    a) Indonesia adalah negara hukum

    Indonesia adalah negara hukum ( pasal 1 ayat 3).

    b) Sistem konstitusional pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi

    atau basic law

    Sistem konstitusional pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi

    atau basic law ( pasal 2 ayat 1, pasal 3 ayat 3, pasal 4 ayat 1).

    c) Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR

    Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR ( pasal 1 ayat 2, pasal 5

    ayat 1).

    d) Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi

    menurut UUD 1945

    Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi

    menurut UUD 1945 ( pasal 3 ayat 2, pasal 4 ayat 1 dan 2).

    e) Presiden tidak bertangung jawab kepada DPR

    Presiden tidak bertangung jawab kepada DPR ( pasal 4-16 tentang

    presiden).

    f) Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak

    bertanggung jawab pada DPR

    Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak

    bertanggung jawab pada DPR (pasal 17).

    g) Kekuasaan kepala negara terbatas

    Kekuasaan kepala negara terbatas ( pasal 3 ayat 3, pasal 7A, pasal

    20A ayat 2 dan 3).

  • 6

    2. Secara Silang Budaya

    a. Sistem Organisasi

    Negara Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial, Namun

    dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan

    parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia.

    Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan

    yang berjalan di Indonesia adalah sistem pemerintahan yang

    merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan

    presidensial dengan sistem pemerintahan parlementer. Menurut UUD

    1945, sistem pemerintahan di Indonesia setidaknya mengandung 7 hal

    pokok, yakni :

    a) Indonesia adalah negara hukum ( rechtsstaat ).

    b) Sistem Konstitusional.

    c) Kekuasaan negara yang tertinggi ada di tangan MPR.

    d) Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang

    tertinggi di bawah majelis.

    e) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

    f) Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak

    bertanggung jawab kepada DPR.

    g) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

    Sistem organisasinya terdiri dari lembaga-lembaga yang mengatur

    serta mengurus urusan negara. Lembaga-lembaga tersebut diantaranya

    MPR, Presidem, dan Wakil Presiden, DPR, DPD, KPU, Bank Sentral,

    BPK, dan sebagainya.

  • 7

    Lembaga-lembaga tersebut dapat dilihat dari bagan berikut ini :

    b. Sistem Administrasi Kepegawaian

    Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan daerah

    berimplikasi pada perubahan UU Nomor 8 Tahun 1974 menjadi UU

    No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Perubahannya

    yang paling mendasar adalah tentang manajemen kepegawaian yang

    lebih berorientasi kepada profesionalisme SDM aparatur (PNS), yang

    bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara jujur, adil,

    dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan

    pembangunan, tidak partisan dan netral, keluar dari pengaruh semua

    golongan dan partai politik dan tidak diskriminatif dalam memberikan

    pelayanan kepada masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pelayanan

    masyarakat dengan persyaratan yang demikian, sumber daya manusia

    aparatur dituntut memiliki profesionalisme, memiliki wawasan global,

    dan mampu berperan sebagai unsur perekat Negara Kesatuan Republik

    Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 sebagai

    penganti UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

    tersebut membawa perubahan mendasar guna mewujudkan sumber

    daya aparatur yang profesional yaitu dengan pembinaan karir Pegawai

    Negeri Sipil yang dilaksanakan atas dasar perpaduan antara sistem

  • 8

    prestasi kerja dan karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja

    yang pada hakekatnya dalam rangka peningkatan pelayanan publik.

    Berdasarkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 dan

    Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok

    kepegawaian dinyatakan bahwa pegawai negeri terdiri dari:

    1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

    2. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)

    3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dari:

    1) Pegawai Negeri Sipil Pusat

    a. Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan bekerja pada

    Departemen, Lembaga Non Departemen, Kesekretariatan

    Lembaga tertinggi/Tinggi Negara, dan kepaniteraan

    pengadilan.

    b. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang bekerja pada perusahaan

    jawatan.

    c. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan atau

    dipekerjakan pada daerah otonom.

    d. Pegawai Negeri Pusat Pusat yang berdasarkan suatu peraturan

    perundang-undangan diperbantukan atau dipekerjakan pada

    badan lain, seperti perusahaan umum, yayasan, dan lain-lain.

    e. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menyelenggarakan tugas

    negara lain, seperti hakim pada pengadilan negeri, pengadilan

    tinggi, dan lain-lain.

    2) Pegawai Negeri Sipil Daerah

    Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di daerah otonom seperti

    daerah provinsi/kabupaten/kota dan gajinya dibebankan pada

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan

    dipekerjakan pada pemerintah daerah maupun dipekerjakan di luar

    instansi induknya.

  • 9

    Daftar Golongan dan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Indonesia

    Golongan Pangkat

    I/a Juru Muda

    I/b Juru Muda Tingkat I

    I/c Juru

    I/d Juru Tingkat I

    II/a Pengatur Muda

    II/b Pengatur Muda Tingkat I

    II/c Pengatur

    II/d Pengatur Tingkat I

    III/a Penata Muda

    III/b Penata Muda Tingkat I

    III/c Penata

    III/d Penata Tingkat I

    IV/a Pembina

    IV/b Pembina Tingkat I

    IV/c Pembina Utama Muda

    IV/d Pembina Utama Madya

    IV/e Pembina Utama

    Jabatan kepemerintahan berstatus Pegawai Negeri Sipil :

    1) Jabatan Struktural

    Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan

    tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai

    Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi

    negara.

    Jabatan struktural di Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah:

    o Sekretaris Jenderal

    o Direktur Jenderal

    o Kepala Biro

    o Staf Ahli

    Jabatan struktural di Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah:

  • 10

    o Sekretaris daerah

    o Kepala dinas/badan/kantor,

    o Kepala bagian

    o Kepala bidang

    o Kepala seksi

    o Camat

    o Sekretaris camat

    o Lurah

    o Sekretaris lurah

    2) Jabatan Fungsional

    Jabatan yang tidak secara tegas disebutkan dalam struktur

    organisasi pemerintah, tetapi dari sudut pandang fungsinya

    diperlukan oleh organisasi pemerintah. Pangkat Pegawai Negeri

    Sipil dalam jabatan fungsional berorientasi pada prestasi kerja,

    sehingga tujuan untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil sebagai

    aparatur negara yang berdaya guna dan berhasil guna dalam

    melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dapat

    dicapai.

    Berikut ini adalah daftar Pegawai Negeri Sipil yang

    berstatus dalam jabatan fungsional sesuai peraturan perundang-

    undangan yang telah ditentukan:

    Peraturan Presiden

    Nomor

    Jabatan Fungsional

    20 Tahun 2006 Panitera

    22 Tahun 2006 Juru Sita dan Juru Sita Pengganti

    23 Tahun 2006 Pranata Hubungan Masyarakat

    24 Tahun 2006 Peneliti

    25 Tahun 2006 Perekayasa dan Teknisi Penelitian dan Perekayasaan

    26 Tahun 2006 Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu

    Tumbuhan, Pengawas Benih Tanaman, Pengawas Bibit

    Ternak, Medik Veteriner, Pengawas Perikanan, Pengendali

  • 11

    Hama dan Penyakit Ikan, dan Pengawas Benih Ikan

    27 Tahun 2006 Penyuluh Kehutanan

    28 Tahun 2006 Pengendali Ekosistem Hutan

    29 Tahun 2006 Pengendali Dampak Lingkungan

    30 Tahun 2006 Teknik Pengairan, Teknik Jalan dan Jembatan, Teknik Tata

    bangunan dan Perumahan, dan Teknik Penyehatan

    Lingkungan

    31 Tahun 2006 Surveyor Pemetaan

    32 Tahun 2006 Penyelidik Bumi

    33 Tahun 2006 Pranata Komputer

    34 Tahun 2006 Statistisi

    35 Tahun 2006 Pemeriksa Paten dan Pemeriksa Merek

    36 Tahun 2006 Perantara Hubungan Industrial

    37 Tahun 2006 Perancang Peraturan Perundang-undangan

    38 Tahun 2006 Perencana

    39 Tahun 2006 Analis Kepegawaian

    40 Tahun 2006 Arsiparis dan Pustakawan

    41 Tahun 2006 Agen

    42 Tahun 2006 Polisi Kehutanan

    43 Tahun 2006 Penyuluh Agama

    44 Tahun 2006 Pengawas Ketenagakerjaan

    45 Tahun 2006 Pengawas Farmasi dan Makanan

    46 Tahun 2006 Pemeriksa Pajak, Pemeriksa Bea dan Cukai, dan Penilai

    Pajak Bumi dan Bangunan

    47 Tahun 2006 Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata

    Laboratorium Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan,

    Entomolog Kesehatan, Sanitarian, Administrator Kesehatan,

    Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perawat Gigi, Nutrisionis,

    Bidan, Perawat, Radiografer, Perekam Medis, dan Teknisi

    Elektromedis

    48 Tahun 2006 Pranata Nuklir

    49 Tahun 2006 Pengamat Meteorologi dan Geofisika

    50 Tahun 2006 Pengawas Radiasi

  • 12

    51 Tahun 2006 Instruktur

    52 Tahun 2006 Widyaiswara

    53 Tahun 2006 Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan

    54 Tahun 2006 Pekerja Sosial

    55 Tahun 2006 Pengantar Kerja

    56 Tahun 2006 Penggerak Swadaya Masyarakat

    57 Tahun 2006 Penyuluh Keluarga Berencana

    58 Tahun 2006 Tenaga Kependidikan

    59 Tahun 2006 Dosen

    60 Tahun 2006 Auditor

    61 Tahun 2006 Pengamat Gunung Api

    62 Tahun 2006 Teknik Siaran, Andalan Siaran, dan Adikara Siaran

    63 Tahun 2006 Teknisi Penerbangan

    64 Tahun 2006 Penguji Mutu Barang dan Penera

    65 Tahun 2010 Pranata Laboratorium Pendidikan

    Jabatan kepemerintahan tidak berstatus Pegawai Negeri Sipil

    Jabatan dalam organisasi pemerintah di Indonesia berikut ini

    adalah pejabat yang bukan sebagai Pegawai Negeri Sipil ataupun

    berstatus pegawai negeri. Pejabat berikut ini dipilih berdasarkan

    pemilihan yang melibatkan suara rakyat. Kekuasaan mereka melebihi

    pejabat yang berstatus Pegawai Negeri Sipil, karena mereka

    merupakan aspirasi dan suara rakyat, karena jabatan ini memiliki

    wewenang atas pejabat yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Berikut

    adalah jabatan berdasarkan suara rakyat:

    Presiden dan Wakil Presiden

    Menteri (diangkat oleh presiden)

    Gubernur dan Wakil Gubernur

    Bupati dan Wakil Bupati

    Walikota dan Wakil Walikota

    DPD

    DPR

  • 13

    DPRD

    Kepala desa

    c. Sistem Administrasi Keuangan

    Perbandingan Sistem Administrasi Keuangan di Indonesia Pada

    Masa Orde Baru dengan Masa Reformasi

    Kategori Masa Orde Baru Masa Reformasi

    Sistem

    Penganggaran

    Anggaran Berimbang

    dimana anggaran

    diusahakan agar penerimaan

    dan pengeluaran seimbang

    Sistem penganggaran yang

    dipakai Anggaran Berbasis

    Kinerja.

    Siklus Anggaran Meliputi :

    1. Penyusunan RAPBN

    2. Pembahasan RUU APBN

    3. Pelaksanaan UU APBN

    4. Pengawasan UU APBN

    5. Pertanggung jawaban

    Anggaran Negara

    Meliputi :

    1. Penyusunan RAPBN

    2. Pembahasan RUU APBN

    3. Pelaksanaan UU APBN

    4. Pengawasan UU APBN

    5. Pertanggung jawaban

    Anggaran Negara

    Tahun Anggaran Tahun anggaran pada masa

    Orba dimulai 1 April 31 Maret

    Tahun anggaran pada masa

    Reformasi dimulai 1 Januari

    31 Desember.

    Sumber APBD Bersumber dari :

    1. Pendapatan Asli Daerah

    2. Dana Perimbangan

    3. Lain-lain pendapatan

    yang sah.

    Bersumber dari :

    1. Pendapatan Asli Daerah

    2. Dana Perimbangan

    3. Lain-lain pendapatan

    yang sah.

    d. Sistem Pemerintahan Daerah

    Praktek penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia

    saat ini didasarkan atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. UU ini

    mengatur hal-hal tentang pembentukan daerah dan kawasan khusus,

    pembagian urusan pemerintahan, penyelenggaraan pemerintahan,

    kepegawaian daerah, perda dan peraturan kepala daerah, perencanaan

    otonomi

  • 14

    Istilah Undang - Undang No. 32 Tahun 2004

    Pemerintah

    Pusat

    Presiden Republik Indonesia yang memegang

    kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

    sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

    Desentralisasi Penyerahan wewenang pemerintahan oleh

    pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur

    dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem

    NKRI

    Dekonsentrasi Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh

    pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil

    pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal wilayah

    tertentu

    Tugas

    pembantuan

    Penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau

    desa dari pemerintah provinsi kepada

    kabupatean/kota dan/atau desa serta dari pemerintah

    kabupatean/kota kepada desa untuk melaksanakan

    tugas tertentu

    Otonomi

    daerah

    Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

    mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

    dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan

    Daerah

    otonom

    Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas

    wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

    urusan pemerintaha dan kepentingan masyarakat

    setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

    aspirasi masyarakat dalam NKRI

    Pemerintah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat

  • 15

    B. KOREASELATAN

    1. Secara kronologis

    Korea Selatan adalah negara Republik. Sistem pemerintahan yang

    dianut adalah sistem pemerintahan Presidensial campuran. Seperti pada

    negara-negara demokrasi lainnya, Korea Selatan membagi pemerintahannya

    dalam tiga bagian, yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Lembaga eksekutif

    dipegang oleh presiden yang dipilih oleh rakyat secara langsung untuk masa

    jabatan 5 tahun dan hanya untuk satu periode saja (tidak dapat dipilih

    kembali). Presiden bertanggung jawab dalam menentukan semua kebijakan

    penting pemerintahan. Presiden melakukan fungsi eksekutif melalui kabinet

    daerah daerah sebagai unsur penyelenggara Pemda

    Pemerintahan

    daerah

    Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

    pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi

    dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi dan

    tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-

    luasnya dalam sistem prinsip NKRI

    Desa Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-

    batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

    mengurus kepentingan masyarakat setempat,

    berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang

    diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan

    Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Pemilihan

    anggota

    DPRD

    Dipilih secara demokratis melalui pemilihan umum.

    Pelaksanaan

    Otonomi

    Daerah

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menekankan

    bahwa Pemerintah Daerah berhak mengatur dan

    mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas

    otonomi dan tugas pembantuan.

  • 16

    yang dinamakan Dewan Negara (State Council). Berdasarkan UUD 1987,

    kedudukan Presiden selain sebagai Kepala Negara sekaligus juga sebagai

    Kepala Pemerintahan serta Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.

    Perdana menteri adalah pembantu eksekutif utama presiden. Presiden

    menunjuk perdana menteri dengan persetujuan legislatif atau Majelis

    Nasional, sedangkan Wakil Perdana Menteri ditunjuk / diangkat oleh Presiden

    dengan rekomendasi Perdana Menteri. Lembaga legislatif dipegang oleh

    Dewan Perwakilan yang menjabat selama 4 tahun. Presiden mengepalai

    Dewan Negara dan menunjuk anggotanya dengan rekomendasi dari perdana

    menteri. Dewan ini harus terdiri dari minimal 15 dan tidak lebih dari 30

    menteri pemerintahan, termasuk perdana menteri. Perdana menteri dan

    anggota Dewan Negara mempunyai hak untuk membimbing menteri

    administratif, membuat kebijakan utama nasional dan menyuarakan pendapat

    di rapat Majelis Nasional. Perdana Menteri mempunyai fungsi mewakili tugas-

    tugas Presiden bilamana berhalangan dan bertugas membantu Presiden serta

    mengarahkan para menteri kabinet sesuai petunjuk Presiden. Perdana Menteri

    juga dapat memberikan rekomendasi kepada Presiden dalam pengangkatan

    menteri dalam kabinet.

    Dalam hal sistem Perwakilan / Parlemen, Korea Selatan menerapkan

    sistem satu kamar (Unikameral) dalam sistem perwakilannya. Negara yang

    menggunakan sistem satu kamar seringkali adalah negara kesatuan yang kecil

    dan homogen dan menganggap sebuah majelis tinggi atau kamar kedua tidak

    perlu. Dukungan terhadap sistem satu kamar ini didasarkan pada pemikiran

    bahwa apabila majelis tingginya demokratis, hal itu semata-mata

    mencerminkan majelis rendah yang juga demokratis. Di korea selatan tidak

    dikenal adanya dua badan terpisah seperti adanya DPR atau tinggi dan Senat,

    ataupun majelis Tinggi atau Majelis rendah. Di dalam lembaga legislatif tidak

    ada yang dianggap tinggi atau rendah. Hanya ada satu dewan yang mewakili

    rakyat dalam parlemen di korea selatan. Majelis Nasional (MN) merupakan

    badan pemegang kekuasaan legislatif satu-satunya di Korea Selatan, sesuai

    dengan sistem satu kamar (unikameral) yang dijalankannya. Majelis Nasional

    dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 orang Wakil Ketua yang dipilih oleh para

    anggota Majelis Nasional. Sesuai dengan UUD 1987, anggota Majelis

    Nasional tidak boleh kurang dari 200 orang. Sejak terbentuknya Republik

  • 17

    Korea tahun 1948, Majelis Nasional yang sedang berjalan saat ini adalah yang

    ke-18 sebagai hasil Pemilu tanggal 9 April 2008 yang terdiri dari 299 kursi.

    Pemilu untuk memilih anggota Majelis Nasional diadakan setiap 4 tahun

    sekali di seluruh 266 daerah pemilihan (electoral district), ditambah dengan 46

    kursi tambahan (additional seat) yang dibagikan kepada partai politik dalam

    proporsi suara yang diperoleh. Dari 299 kursi parlemen tersebut, sebanyak 245

    kursi diperebutkan melalui pemilihan langsung (direct voting) di seluruh

    daerah pemilihan. Sedangkan 54 kursi yang tersisa diperebutkan melalui

    sistem perwakilan secara proporsional. Pemilih dapat memberikan dua suara,

    satu untuk calon dari daerah pemilihan mereka dan satu lagi untuk partai

    politik yang dipilihnya.

    Pengadilan konstitusional menjadi lembaga tertinggi pemegang

    kekuasaan yudikatif yang terdiri atas 9 hakim yang direkomendasikan oleh

    presiden dan dewan perwakilan. Hakim akan menjabat selama enam tahun dan

    usianya tidak boleh melebihi 65 tahun pada saat terpilih. Pengadilan Agung

    (Supreme Court) di Korea terdiri dari 14 Jaksa (termasuk kepala jaksa). Di

    bawah Pengadilan Agung adalah 5 pengadilan tinggi yang berlokasi di

    Kwangju, Busan, Daegu, Daejeon dan Seoul. Pengadilan wilayah, terletak di

    kota-kota besar, mempunyai hak hukum atas kasus sipil dan kriminal pertama.

    Pengadilan konstitusi bertugas mengkaji hukum konstitusi (bila diminta oleh

    pengadilan), hal tentang impeachment dan pembubaran partai politik.

    Sedangkan Mahkamah Agung (MA) merupakan lembaga peradilan tertinggi.

    MA dipimpin oleh seorang Ketua (Chief Justice of the Supreme Court) yang

    diangkat oleh Presiden dengan persetujuan MN. Masa jabatan Ketua MA

    adalah 6 tahun dan tidak dapat dipilih kembali. Para Hakim Agung juga

    diangkat oleh Presiden atas usul Ketua MA dan dengan persetujuan MN. Para

    Hakim Agung mempunyai masa jabatan 6 tahun dan dapat dipilih kembali.

    2. Secara Silang Budaya

    a. Sistem Organisasi

    Dalam sistem administrasi keorganisasian atau yang dapat dikatakan

    dalam hal pemerintahan, Korea Selatan telah unggul karena

    menerapkan sistem pemerintahan berbasis teknologi di semua aspek

    pemerintahannya baik itu di bidang pendidikan, keuangan, pertahanan,

  • 18

    hingga kesejahteraan masyarakat, layanan e-Government Korea

    Selatan yang mendukung kecepatan proses administrasi

    antardepartemen sehingga semua masyarakat dapat memproses

    berbagai permintaan layanan yang diinginkan hanya dengan

    memeriksa semua jaringan tanpa mengharuskan masyarakat

    mengajukan dokumen-dokumen yang diperlukan. Pemerintah Korea

    Selatan juga memiliki sistem yang mengintegrasikan semua sistem

    kedalam dua pusat data, dan menyajikan layanan-layanan administrasi

    yang anti gangguan yang dioperasikan oleh tenaga kerja dengan

    keahlian yang unggul untuk menjamin keteraksesan semua layanan e-

    Government tanpa pernah terputus. Kehandalan dan keamanan

    informasi yang maju menjamin kemampuan monitor yang real time

    terhadap kesalahan sistem dan keamanan, sistem disaster recovery, dan

    sistem cadangan real time. Tidak hanya itu, pemerintah Korea Selatan

    juga memfasilitasi rakyatnya untuk ikut serta dalam pembuatan

    kebijakan publik, atau menyampaikan kritik dan saran mereka tentang

    pengelolaan administratif serta pembuatan kebijakan secara online

    hanya dengan mengunjungi situs yang sudah disediakan, yakni e-

    people window. Situs inilah yang akan menampung dan menerima

    segala saran atau masukan serta kritikan dari masyarakat untuk

    pemerintah. Selain itu terdapat pula Single Window for Business

    Support, meyediakan sebuah informasi yang luas dan layanan untuk

    mendukung semua aktivitas bisnis perusahaan seperti layanan

    informasi sipil, informasi kebijakan, dan layanan-layanan lainnya.

    Korea Selatan juga memiliki system yang bernama On-Nara Business

    Process Systems (BPS) adalah sebuah sistem manajemen bisnis baru

    yang mampu meningkatkan efisiensi dan transparansi administrasi

    sebab sistem menangani, merekam dan mengelola dengan mekanisme

    terstandarisasi pada semua prosedur online bisnis pemerintah. Pada

    sistem ini semua proses yang dilakukan oleh pemerintah

    diklasifikasikan berdasarkan; fungsi dan tujuan, kemajuan proses dan

    kinerja yang secara sistematis dirunut hingga ke unit kerja yang paling

    dasar. Pembuatan dokumen dan prosedur-prosedur bisnis distandarisasi

  • 19

    dan proses pembuatan keputusan direkam untuk menjamin

    akuntabilitas dan transparansi administrasi publik.

    b. Sistem Administrasi Kepegawaian

    Sejak reformasi bergulir tahun 1998, segera dirasakan adanya

    perubahan yang signifikan. Seleksi dan rekrutmen PNS dilakukan

    secara sentralistis oleh MOPAS (Ministry of Public Administration and

    Security) untuk menjamin adanya standar nasional yang berat.

    Pendidikan tidak lagi menjadi syarat penempatan seorang pelamar

    dalam tingkat jabatan tertentu, namun yang menentukan posisi

    seseorang adalah kelulusan pada ujian tingkat tertentu. Contoh konkrit

    adalah mantan Presiden Kim Dae-jung yang merupakan pengacara

    hebat meskipun tidak memiliki dasar pendidikan formal bidang

    hukum. Kenaikan ke jenjang pangkat yang lebih tinggi juga ditempuh

    melalui ujian yang sangat berat, dan tidak dikenal kenaikan pangkat

    secara otomatis (berkala 4 tahunan) seperti di Indonesia. Dengan

    demikian, prinsip competency-based benar-benar telah diterapkan

    dalam sistem birokrasi di Korea Selatan. Untuk menghindari

    kecenderungan kolusi, maka sistem rotasi/mutasi lebih dipercepat

    untuk jabatan tertentu. Dalam hal ini, rata-rata perpindahan antar

    jabatan di Korea adalah 14 bulan, sementara di Indonesia belum ada

    standar ideal, sehingga banyak kasus seseorang menduduki jabatan

    terlalu lama (lebih dari 10 tahun), namun ada kalanya terlalu pendek

    (dibawah 1 tahun).

    Perubahan yang signifikan lainnya adalah sistem evaluasi yang

    menggunakan metode 360 derajat. Dengan metode ini, bukan hanya

    pimpinan yang mengevaluasi bawahan, namun dapat terjadi

    sebaliknya. Kriteria yang digunakan tidak lagi yang bersifat sangat

    subyektif dan sulit terukur seperti kesetiaan, kejujuran, prakarsa,

    kerjasama, dan sebagainya, melainkan kompetensi (competency),

    perilaku (attitude), dan kinerja (performance). Konsekuensi dari sistem

    evaluasi seperti ini, remunerasi yang diterima seorang pegawai akan

    sangat berbeda dengan pegawai lainnya, tergantung dari unjuk kerja

    atau prestasi nyata yang dihasilkan. Hal ini sekaligus memacu

  • 20

    persaingan dan hasrat untuk terus berkembang (need for achievement)

    antar pegawai.

    c. Sistem Administrasi Keuangan

    Korea Selatan muncul sebagai kekuatan ekonomi utama dan masuk

    dalam jajaran 11 negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

    Pertumbuhan ekonomi yang cepat sejak wala tahun 1960-an

    dikarenakan faktor pemilihan strategi industrialisasi yang berorientasi

    pada pertumbuhan, industri, dan ekspor. Pemerintah Korea Selatan

    juga meluncurkan empat langkah strategis meliputi reformasi sektor

    keuangan (restrukturisasi dan privatisasi lembaga keuangan), reformasi

    korporasi, reformasi di bidang tenaga kerja (kebijakan ketenagakerjaan

    antara pengusaha, pemerintah, dan buruh), dan reformasi di bidang

    pertahanan (menjaga stabilitas dalam negeri) (Soekro, 2008:65).

    Pilihan terpenting yang dimiliki Korea Selatan kemudian adalah

    penekanan pada mobilisasi secara efisien dan pengandalan pada

    sumber daya domestik, serta penekanan kebijakan eksternal pada

    promosi perdagangan luar negeri. Orientasi pertumbuhan Korea

    Selatan dilandasi oleh kebutuhan mendesak untuk menyaingi Korea

    Utara pada tahun 1960-an, dan juga untuk memotong lingkaran setan

    penangguran dan kemiskinan melalui upaya moderenisasi. Kemiskinan

    sumber daya alam Korea Selatan mengharuskannya untuk lebih

    berorientasi pada industri yang sesuai dengan kebutuhan negara

    berkembang untuk secara terus menerus mentransformasi struktur

    produksinya. Kebijakan ekonomi Korea Selatan ini dirancang dalam

    suatu konteks ekonomi global sehingga dapat memperkuat posisi daya

    saing internasional. Sejak krisis keuangan melanda Asia pada 1997,

    Korea Selatan telah mengalami kemajuan berarti dalam mereformasi

    sektor ekonomi dan keuangan, meski sejumlah pekerjaan rumah

    masih tetap perlu digarap, khususnya di sektor publik, BUMN, dan

    pasar tenaga kerja. Ekonomi Korea telah tumbuh kembali dengan kuat

    ditandai dengan ekspor yang besar rata-rata meningkat 10% per-tahun.

    d. Sistem Administrasi Pemerintahan Daerah

  • 21

    Dari segi administrasi daerah, Korea Selatan dibagi ke dalam 9

    propinsi dan 7 kota dengan status setara provinsi. Kesembilan provinsi

    tersebut adalah Gyeonggi, Gangwon, Chungcheong Utara dan Selatan,

    Gyeongsang Utara dan Selatan Jeolla Utara dan Selatan serta Jeju.

    Ketujuh kota tersebut adalah Incheon, Kwangju, Busan, Daegu,

    Daejeon, Seoul dan Ulsan. Gubernur provinsi dan walikota dipilih oleh

    rakyat setiap 4 tahun sekali. Dengan adanya UU otonomi daerah

    tanggal 6 april 1988, pemerintahan Korea selatan tidak terpusat,

    dimana hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

    memiliki masing-masing pembagian tugas administrasi. Korea selatan

    menerapkan sistem distrik. Secara singkat, dalam sistem distrik,

    sebuah daerah pemilihan hanya bisa memiliki seorang wakil terpilih.

    artinya, dalam sistem distrik, akan terjadi situasi di mana calon yang

    mendapatkan suara terbanyak akan mewakili daerah pemilihan

    tersebut, dan hanya dia yang mewakili daerah pemilihan tersebut,

    meskipun selisih suara dengan peringkat dua hanya satu suara.

    Perbandingan Administrasi Negara Indonesia dan Korea Selatan

    No. Istilah Pembanding Indonesia Korea Selatan

    1. Sistem Administrasi

    Organisasi

    Sistem pemerintahan yang

    dianut presidensial, namun

    dalam prakteknya sistem

    pemerintahan yang berjalan di

    Indonesia adalah sistem

    pemerintahan yang merupakan

    perpaduan antara sistem

    pemerintahan presidensial

    dengan sistem pemerintahan

    parlementer. Sistem

    organisasinya terdiri dari

    lembaga-lembaga yang

    mengatur serta mengurus

    urusan negara. Lembaga-

    Sistem pemerintahannya

    Presidensial Campuran. Masa

    jabatan presiden 5 tahun dan

    hanya untuk satu periode.

    Perdana menteri adalah

    pembantu eksekutif utama

    presiden. Presiden menunjuk

    perdana menteri dengan

    persetujuan legislatif atau

    Majelis Nasional, sedangkan

    Wakil Perdana Menteri

    ditunjuk / diangkat oleh

    Presiden dengan rekomendasi

    Perdana Menteri. Lembaga

  • 22

    lembaga tersebut diantaranya

    MPR, Presidem, dan Wakil

    Presiden, DPR, DPD, KPU,

    Bank Sentral, BPK, dan

    sebagainya.

    legislatif dipegang oleh

    Dewan Perwakilan yang

    menjabat selama 4 tahun.

    Presiden mengepalai Dewan

    Negara dan menunjuk

    anggotanya dengan

    rekomendasi dari perdana

    menteri. Dewan ini harus

    terdiri dari minimal 15 dan

    tidak lebih dari 30 menteri

    pemerintahan, termasuk

    perdana menteri. Perdana

    menteri dan anggota Dewan

    Negara mempunyai hak untuk

    membimbing menteri

    administratif, membuat

    kebijakan utama nasional dan

    menyuarakan pendapat di

    rapat Majelis Nasional.

    Perdana Menteri mempunyai

    fungsi mewakili tugas-tugas

    Presiden bilamana

    berhalangan dan bertugas

    membantu Presiden serta

    mengarahkan para menteri

    kabinet sesuai petunjuk

    Presiden. Perdana Menteri

    juga dapat memberikan

    rekomendasi kepada Presiden

    dalam pengangkatan menteri

    dalam kabinet.

    2. Sistem Administrasi

    Kepegawaian

    Dalam hal rekrutmen PNS di

    Indonesia masih berjalan

    Di Korea Selatan, baik di

    lingkungan Pemerintah Pusat,

  • 23

    kurang transparan, kurang

    akuntabel, dan kurang

    profesional. Hal ini ditandai

    dengan masih adanya indikasi

    KKN dalam penerimaan PNS

    di Pemerintah Pusat

    (Departemen, Kementrian,

    Lembaga Negara) dan

    Pemerintah Daerah (Propinsi

    dan Kabupaten/Kota).

    Saran :

    a. Perlunya Pemerintah

    Indonesia, dalam hal

    ini Badan

    Kepegawaian Negara,

    melakukan studi

    banding/kunjungan

    kerja ke Korea Selatan

    untuk mempelajari apa

    yang telah dilakukan

    oleh Pemerintah Korea

    Selatan dalam

    menyelenggarakan

    sistem rekrutmen PNS.

    b. Perlunya Badan

    Kepegawaian

    Negara/BKN

    mengundang Civil

    Service Commission

    Korea Selatan ke

    Indonesia untuk

    melakukan diskusi,

    Propinsi dan Kota

    Metropolitan,penyelenggaraan

    rekrutmen PNS dilaksanakan

    secara transparan, akuntabel,

    profesional dan obyektif.

    Sistem meritokrasi dalam

    manajemen kepegawaian di

    lingkungan Pemerintah Korea

    Selatan sangat dijunjung

    tinggi dimana siapa yang

    berprestasi, bermutu dan

    berkualitas,maka pasti/niscaya

    akan lulus menjadi PNS.

    Unsur koneksi, jaringan, dan

    uang/materi tidak akan

    berpengaruh apapun dalam

    rekrutmen PNS di Korea

    Selatan tanpa adanya unsur

    prestasi, mutu dan kualitas

    pegawai.

  • 24

    dialog, tukar informasi,

    dan sharing knowledge

    mengenai reformasi

    sistem rekrutmen PNS

    di Korea Selatan dan

    Indonesia.

    c. Perlunya komitmen,

    keberanian, dan

    keteladanan

    kepemimpinan di

    Indonesia, khususnya

    kepemimpinan para

    kepala daerah, baik

    gubernur, bupati,

    walikota agar mampu

    menerapkan

    punishment kepada

    setiap oknum PNS

    yang melakukan KKN

    dalam rekrutmen PNS

    sebagaimana yang

    dilakukan oleh para

    pemimpin daerah di

    Korea Selatan.

    3. Sistem Administrasi

    Keuangan

    Ekonomi Indonesia saat ini

    telah cukup stabil. Sistem

    penganggaran yang dipakai

    Anggaran Berbasis Kinerja,

    dimana hal ini Meliputi :

    1. Penyusunan RAPBN

    2. Pembahasan RUU APBN

    3. Pelaksanaan UU APBN

    Korea Selatan mengadopsi

    sistem kedekatan antara sektor

    pemerintahan dan bisnis yang

    termasuk juga kredit yang

    terarah, pembatasan impor,

    dan pensponsoran industri-

    industri khusus. Pemerintah

    Korea Selatan mendorong

  • 25

    4. Pengawasan UU APBN

    5. Pertanggung jawaban

    Anggaran Negara.

    Bersumber dari :

    1. Pendapatan Asli Daerah

    2. Dana Perimbangan

    3. Lain-lain pendapatan yang

    sah.

    impor bahan-bahan baku

    mentah dan teknologi dengan

    mengorbankan barang

    konsumtif serta mendorong

    masyarakat untuk menabung

    dan melakukan investasi.

    Korea Selatan memiliki

    ekonomi pasar dan menempat

    urutan kelima belas

    berdasarkan PDB. Sebagai

    salah satu dari empat Macan

    Asia Timur, Korea Selatan

    telah mencapai rekor ekspor

    impor yang memukau, nilai

    ekspornya merupakan terbesar

    kedelapan di dunia.

    Sementara, nilai impornya

    terbesar kesebelas

    4. Sistem Pemerintahan

    Daerah

    Undang - Undang yang

    mengatur mengenai praktek

    penyelenggaraan pemerintahan

    daerah yaitu Undang-Undang

    No. 32 Tahun 2004. Undang-

    Undang ini mengatur hal-hal

    tentang pembentukan daerah

    dan kawasan khusus,

    pembagian urusan

    pemerintahan,penyelenggaraan

    pemerintahan, kepegawaian

    daerah, perda dan peraturan

    kepala daerah, perencanaan

    pembangunan daerah,

    keuangan daerah, kerja sama

    Dengan adanya Undang -

    Undang otonomi daerah

    tanggal 6 april 1988,

    pemerintahan Korea selatan

    tidak terpusat, dimana

    hubungan antara pemerintah

    pusat dan pemerintah daerah

    memiliki masing-masing

    pembagian tugas administrasi.

    Korea selatan menerapkan

    sistem distrik. Selain itu, dari

    segi administrasi daerah,

    Korea Selatan dibagi ke

    dalam 9 propinsi dan 7 kota

    dengan status setara provinsi.

  • 26

    dan penyelesaian perselisihan,

    kawasan perkotaan, desa,

    pembinaan dan pengawasan,

    pertimbangan dalam kebijakan

    otonomi daerah. Selain itu

    dalam praktek

    penyelenggaraan pemerintahan

    daerah, dikenal tiga prinsip,

    yaitu prinsip Desentralisasi,

    Dekonsentrasi, dan Tugas

    Perbantuan (Medebewind).