Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

31
Perbandingan Pendidikan Korea dan Jepang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara tentu memiliki sistem pendidikan. Melalui sistem pendidikan itu suatu negara dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke generasi. Studi perbandingan sistem pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan negara tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada sistem pendidikan negara tersebut. Untuk itulah pada kesempatan kali ini penulis menguraikan perbandingan pendidikan terhadap negara Jepang dan Korea Selatan. dikarenakan kedua Negara ini memiliki kemajuan yang begitu pesat dalam penguasaan sektor teknologi. Kemajuan ini tentunya tidak terlepas dari kemajuan pendidikannya. Makalah perbandingan pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan ini bertujuan untuk mengambil manfaat dan mencoba merekonstruksi pendidikan agar dapat disesuakan apabila diterapkan di Indonesia. Sebagai tambahan pengetahuan dan lebih jauhnya untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi. B. Rumusan Masalah

description

Makalah

Transcript of Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

Page 1: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

Perbandingan Pendidikan Korea dan Jepang

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

                        Setiap negara tentu memiliki sistem pendidikan. Melalui sistem pendidikan itu

suatu negara dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur, serta keunggulan-

keunggulan mereka dari generasi ke generasi.

                        Studi perbandingan sistem pendidikan merupakan salah satu cara untuk

mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan negara tertentu,

terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada sistem pendidikan negara

tersebut. Untuk itulah pada kesempatan kali ini penulis menguraikan perbandingan pendidikan

terhadap negara Jepang dan Korea Selatan. dikarenakan kedua Negara ini memiliki kemajuan

yang begitu pesat dalam penguasaan sektor teknologi. Kemajuan ini tentunya tidak terlepas dari

kemajuan pendidikannya.

                        Makalah perbandingan pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan ini

bertujuan untuk mengambil manfaat dan mencoba merekonstruksi pendidikan agar dapat

disesuakan apabila diterapkan di Indonesia. Sebagai tambahan pengetahuan dan lebih jauhnya

untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi. 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah sistem pendidikan di Jepang?

2.      Bagaimanakah sistem pendidikan di Korea Selatan?

3.      Bagaimanakah perbandingan pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui sistem pendidikan di Jepang

2.      Mengetahui sistem pendidikan di Korea Selatan

3.      Mengetahui perbandingan pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan

Page 2: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

BAB II

PENDIDIKAN DI JEPANG

A.      Gambaran Umum Negara Jepang

     Negara yang beribukota di Tokyo ini secara astronomis terletak diantara 30oLU-46oLU dan

diantara 128oBT-149oBT. Terletak diwilayah Asia Timur yang terpisah dari daratan Asia. Luas

totalnya adalah 377.815 KM persegi. Kepulauan ini terdiri dari empat pulau utama, honshu,

hokkaido, kyushu, dan shikoku (berurut dari besar sampai kecil), sejumlah gugusan pulau, dan

sekitar 3.900 pulau yang lebih kecil lagi. Jepang mengenal empat musim yaitu musim panas

(natsu) Juni, Juli, Agustus. Musim gugur (aki) September, Oktober, dan november. Musim

dingin (fuyu) Desember, Januari, dan Februari. Musim semi (haru) bulan Maret, April, dan bulan

Mei.[1]

     Batas-batas negara ini adalah sebelah utara : Berbatasan dengan Pulau Sakhalin dan Laut

Okhosk. Sebelah timur : Berbatasan dengan Samudera Pasifik. Sebelah selatan : Berbatasan

dengan Laut Cina Timur dan Samudera pasifik. Sebelah barat : Berbatasan dengan Laut Jepang

(Laut Timur) danselat Korea.

     Berdasarkan data dari kementerian dalam negeri, jumlah keseluruhan penduduk Jepang

(belum termasuk warga asing) sekarang mencapai 127,076,183 jiwa. Meningkat sebanyak

10,005 jiwa dibandingkan tahun 2008. Sekitar 76% rakyat Jepang hidup di kota-kota besar. Dari

populasi kota ini, hampir 60% memadati empat kawasan metropolitan terbesar Jepang, yang

mencakup 16 prefektur yang berpusat pada Tokyo, Osaka, Nagoya, dan Kita Kyushu.

     Jepang termasuk negara industri terbesar di dunia. Oleh karena itu, banyak orang Jepang yang

bekerja sebagai karyawan. Para karyawan perusahaan banyak menghabiskan waktu di kantor,

dan seringkali banyak yang menempuh jarak yang jauh dari rumah ke tempat kerjanya.

Meskipun perindustrian sudah sangat maju, masyarakat Jepang tidak meninggalkan mata

pencaharian primer seperti pertanian dan perikanan. Selain itu ada juga banyak bisnis kecil

seperti usaha milik keluarga, sanggar seni, restoran kecil, serta toko di lingkungan perumahan.

     Di Jepang, kebebasan agama dijamin bagi semua orang berdasarkan Undang-Undang Dasar.

Pasal 20 menyatakan bahwa “tidak satupun organisasi agama dapat menerima hak istimewa dari

negara, dan tidak satupun dapat mempunyai wewenang politik apapun. Tidak seorangpun dapat

dipaksa mengambil bagian dalam kegiatan, perayaan, upacara, atau praktek agama. Negara dan

Page 3: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

instansinya harus membatasi diri tidak melakukan pendidikan agama dan kegiatan agama

apapun.”

     Agama yang terbesar di Jepang dewasa ini ialah agama Budha, yang pada akhir tahun 1985

mempunyai 92 juta pemeluk. Agama Kristen juga bergiat, pada tahun 1985 di jepang terdapat

1,7 juta orang Kristen (Katolik dan Protestan). Di antara agama-agama lain, orang muslim

berjumlah sekitar 155.000, termasuk orang bukan Jepang yang bermukim sementara di negeri

ini. Agama asli Jepang ialah Shinto, yang berakar pada kepercayaan animis orang Jepang kuno.

Shinto berkembang menjadi agama masyarakat dengan tempat pemujaan setempat untuk dewa-

dewa rumah tangga, dan pada dewa-dewa pelindung setempat. Pahlawan dan pemimpin-

pemimpin masyarakat yang terkemuka didewakan dari generasi ke generasi, dan arwah nenek

moyang juga di sembah.[2]

     Hakko Ichiu (Delapan Penjuru Dunia Di Bawah Satu Atap) merupakan ideologi yang sangat

diyakini oleh bangsa Jepang. Menurut ideologi ini, Jepang ditakdirkan untuk menguasai dunia.

Ideologi Hakko Ichiu ditanamkan melalui pendidikan di sekolah-sekolah dan pertama kali

dimulai melalui proses sosialisasi di kalangan guru. Para guru inilah yang ditugasi untuk

menanamkan dan menyebarkan ideologi ini. Proses pelatihan untuk pemahaman Hakko Ichiu ini

dilakukan di setiap kabupaten dan berlangsung sekitar 3 bulan secara bergiliran hingga merata.

[3]

B.       Sistem Pendidikan

1.      Tujuan Pendidikan

          Tujuan pendidikan di Jepang adalah mengembangkan kepribadian secara penuh dengan

berupaya keras membangun manusia yang sehat pikiran dan badan, yang mencintai kebenaran

dan keadilan, menghormati perseorangan, menghargai kerja, mempunyai rasa tanggungjawab

yang dalam dan memiliki semangat independen sebagai pembangun negara dan masyarakat yang

damai.[4]

2.      Sistem Pembelajaran

                       Sistem administrasi pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu:

pusat, perfektual (antara Provinsi dan Kabupaten), municipal(antara Kabupaten dan Kecamatan),

dan sekolah. Sistem administrasi tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi,

desentralisasi, Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), dan partisipasi

masyarakat. Di samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua

Page 4: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

yang mendukung pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan

antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan masyarakat

yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan sistem tersebut menjadi

relatif efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang

yang relatif tinggi.[5]

                       Tahun ajaran jepang mulai pada bulan April. Ada liburan musim panas  selama

beberapa minggu, dan liburan dua minggu waktu tahun baru. Tahun ajaran berakhir pada bulan

maret, kemudian sekolah libur selama dua minggu sebelum mulai tahun ajaran baru selanjutnya.

Siswa biasanya bersekolah lima atau enam hari dalam satu minggu. Pengajaran memakai metode

konvensional ataupun teknik-teknik modern, misalnya pengajaran dengan media komputer.

Pelajaran di kelas berlangsung dari pukul 08. 30 hingga sekitar pukul 15.00 atau 15.30 pada hari

kerja. Bila ada pelajaran pada hari sabtu, maka biasanya berakhir pada tengah hari. Banyak siswa

mengikuti bimbingan belajar di juku, ikut serta dalam kegiatan olahraga atau kegiatan

ekstrakurikuler lainnya pada sore hari.

3.      Jenjang dan Lama Pendidikan

                                    Jenjang pendidikan di Jepang pada dasarnya adalah Sekolah Dasar (SD) 6

(enam) tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 (tiga) tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA)

3 (tiga) tahun, Universitas 4 (empat) tahun, dan Lembaga Pendidikan Tinggi 2 (dua)

tahun. Wajib belajar adalah dari SD sampai SMP. Untuk masuk SMA dan Universitas pada

dasarnya harus mengikuti ujian masuk. Selain sekolah tersebut, ada sekolah kejuruan atau

sekolah khusus yang menampung lulusan SD atau SMP. Sekolah ini mengajarkan keterampilan

khusus. Di samping beberapa jenjang pendidikan tersebut, di Jepang juga terdapat program

pendidikan prasekolah, baik dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK) maupun Play Group (PG).

Jika dilihat dari pengelola sekolah, dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu Sekolah

Negeri adalah sekolah yang dikelola pemerintah, Sekolah provinsi adalah sekolah yang dikelola

pemerintah daerah, Sekolah Swasta adalah sekolah yang dikelola badan hukum.[6]

Tabel Jenjang Pendidikan di Jepang:[7]

Page 5: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

Usia Kelas Lembaga pendidikan

3

Prasekolah4

5

6 1

Sekolah dasar (小学校 shōgakkō)

Wajib Belajar

7 2

8 3

9 4

10 5

11 6

12 7Sekolah menengah pertama  (中学校

chūgakkō)13 8

14 9

15 10Sekolah menengah atas (高等学校 kōtōgakkō)

disingkat kōkō (高校)

Sekolah

teknik/politeknik

(高等専門学校

kōtō senmongakkō

)

disingkat kōsen 

(高専)

16 11

17 12

18

Universitas (大学 daigaku) (strata 1: 4 tahun)

Akademi (短期大学 tanki daigaku) (strata 1: 2

tahun)

19

20

21

Secara lebih rinci, jenjang pendidikan di Jepang adalah sebagai berikut:[8]

a.    Pendidikan Prasekolah

        Taman kanak-kanak menerima  murid berusia 3 sampai 5 tahun, untuk lama pendidikan 1

sampai 3 tahun. Anak berusia 3 tahun diterima dan mengikuti pendidikan selama 3 tahun,

sedangkan anak usia 4 tahun berarti menempuh pendidikan pra sekolah selam 2 tahun, begitu

seterusnya. Bagi pendaftar usia 5 tahun berarti menempuh pendidikan hanya selama satu tahun.

Lebih dari 50% TK di jepang di kelola oleh swasta, sisanya oleh pemerintah kota dan hanya

sebagian kecil yang merupakan TK Negeri.

Page 6: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

        Selain TK, ada pula lembaga untuk anak-anak yang di sebut Hoiku-jo(pusat perawatan

siang hari). Meskipun termasuk lembaga kesejahteraan sosial, Hoiku-jo juga berfungsi sebagai

tempat pendidikan prasekolah. Yang masuk ke Hoiku-jo adalah bayi hingga anak usia 5 tahun

yang memerlukan perawatan siang hari karena kedua orang tuanya bekerja atau memiliki

kesibukan lainnya. Mereka yang berusia 3 tahun ke atas biasanya mendapat pendidikan sama

seperti di TK. Kebanyakan pusat penitipan anak seperti ini di kelola oleh pemerintah Daerah.

b.    Pendidikan Wajib

        Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6-15 tahun, tiap anak di  wajibkan di SD pada usia 6

hingga 12 tahun, lalu di SLTP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat cuma-cuma

atau tanpa bayar bagi semua anak. Anak-anak dari keluarga yang tidak mampu mendapat

bantuan khusus dari pemerintah pusat dan daerah untuk biaya makan siang di sekolah, piknik,

kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan lain-lain. Seorang anak yang telah tamat sekolah

dasar di wajibkan meneruskan pendidikannya ke sekolah menengah pertama. Sekolah wajib

ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menengah pertama,

setelah itu diteruskan ke sekolah menengah atas.

c.    Pendidikan Menengah Atas

        Terdapat tiga jenis sekolah menengah atas (SMA), yaitu: full-time, part-time (terutama

malam hari), dan tertulis. Sekolah menengah yang full time berlangsung selama 3 tahun,

sedangkan kedua jenis sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa

mendapat pendidikan menengah atas full-time. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam

beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik,

perdagangan, perikanan, home economic, perawatan dan lain-lain. Untuk masuk ke salah satu

jenis sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari

SMP tempat ia lulus sebelumnya.

        Hampir semua SMP dan SMA serta Universitas swasta menentukan penerimaan siswa

melalui ujian masuk, dan setiap sekolah menyelenggakan ujian masuk sendiri. Siswa yang ingin

masuk sekolah yang bersangkutan harus mengikuti ujian. Karena ujian masuk sangat sulit, siswa

kerap mengikuti les tambahan (bimbingan belajar) di juku atau yobiko pada akhir pekan atau

pada sore/malam hari biasa, selain pelajaran sekolahnya.

d.   Pendidikan Tinggi

Page 7: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

        Pendidikan tinggi di Jepang berada di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah

pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Terdapat tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu:

universitas, junior college (akademi), dan technical college (akademi teknik). Di universitas

terdapat pendidikan sarjana (S-1) dan pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung

selama 4 tahun, menghasilkan sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas kedokteran

dan kedokteran gigi yang berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi dalam dua

kategori, yakni Master’s degree(S-2) ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat S-1dan Doctor’s

degree (S-3) ditempuh selama 5 tahun.

Junior college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para lulusan

SMA. Kredit yang diperlukan di junior college dapat dihitung sebagai bagian dari kredit untuk

memperoleh gelar Bachelor’s degree (S-1). Lulusan sekolah menengah (setingkat SMP) dapat

masuk ketechnical college (akademi teknik). Pendidikan di lembaga ini berlangsung selama 5

tahun (full time) untuk mencetak tenaga teknisi.

4.      Kurikulum

Guru di jepang wajib melaksanakan kurikulum yang sudah ditentukan oleh pemerintah

pusat. Kurikulum meliputi pendidikan moral, event-event khusus (seperti upacara, darma wisata,

pertandingan olah raga, dan memberikan bimbingan tentang kesehatan, keselamatan dan lain-

lain), serta mata pelajaran biasa.[9]

Pembuatan kurikulum pendidikan Jepang diawasi oleh The Board of Educationyang

terdapat pada tingkat perfectur dan munipal.  Karena kedua lembaga ini masih terkait erat

dengan MEXT, maka pengembangan kurikulum Jepang masih sangat kental sifat

sentralistiknya.  Namun rekomendasi yang dikeluarkan oleh Central Council for

Education (chuuou shingi kyouiku kai) pada tahun 1997 memungkinkan sekolah berperan lebih

banyak dalam pengembangan kurikulum di masa mendatang.

Beberapa hal berikut harus diperhatikan ketika sekolah menyusun kurikulumnya :

a.    Mengacu kepada standar kurikulum nasional

b.    Mengutamakan keharmonisan pertumbuhan jasmani dan rohani siswa

c.    Menyesuaikan dengan lingkungan sekitar

d.   Memperhatikan step perkembangan siswa

e.    Memperhatikan karakteristik course pendidikan/jurusan pada level SMA.

Secara garis besar penyusunan kurikulum sekolah adalah sebagai berikut :

Page 8: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

a.       Menetapkan tujuan sekolah

b.      Mempelajari standar kurikulum, dan korelasinya dengan tujuan sekolah

c.       menyusun course wajib dan pilihan untuk SMP dan SMA

d.      Mengalokasikan hari efektif sekolah dan jam belajar.[10]

5.      Tenaga Pendidik

          William K.C menjelaskan bahwa perekrutan guru di Jepang dipertimbangkan berdasarkan

kualitas, kompetensi, keahlian, profesionalisme dan komitmen mereka dalam pelaksanaan

pembelajaran nantinya. Pendidik di Jepang memiliki dedikasi yang tinggi, bersikap profesional

dan adil, berusaha menanamkan pendidikan “seutuhnya”, dan tidak merasa takut kehilangan

jabatanya karena ketegasanya. Salah satu bentuk kepedulian dan kepribadian yang matang

seorang pendidik terhadap siswanya adalah, melakukan komunikasi baik dengan orangtua

dengan cara berkunjung ke rumah tiap siswa untuk bertemu dengan orangtua sekurang-

kurangnya sekali setahun. Guna mencoba memahami dan melihat kondisi-kondisi siswanya di

tempat tiggalnya.[11]

          Gaji guru di Jepang yang dikutip dari link “salary

sedunia”http://www.educationworld.net/salaries_jp.html  

GradeTeachers

Yen (a month)

Head-Teachers

Yen (a month)

Principal

Yen(a month)

2 156,500 292,500 422,400

4 184,200 320,900 439,800

6 202,500 348,600 456,200

8 217,900 369,500 471,500

10 237,600 389,000 485,600

12 262,000 406,100 500,100

14 288,200 422,200 512,100

16 315,700 437,300

18 342,700 451,000

20 362,900 463,800

22 381,400 474,100

24 397,600 482,200

Page 9: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

26 411,200 488,400

28 422,400

30 432,300

32 441,300

34 449,700

36 455,900

          Data tersebut adalah gaji guru SD dan SMP, sedangkan gaji guru SMA sedikit lebih

tinggi. Grade menggambarkan periode kerja. Seorang guru muda akan memperoleh 156,500 yen

per bulan, dengan kurs hari ini (setara dengan 156,500xRp75.295=Rp 11,783,667).

          Rata-rata guru di Jepang mulai bekerja pada usia 22-23 tahun, setamat Universitas. Hasil

survey MEXT (Kementerian Pendidikan Jepang) menunjukkan bahwa rata-rata guru di Jepang

berumur 42 tahun, dengan kata lain mereka telah bekerja selama 20 tahun. Selama 20 tahun

bekerja seorang guru sekolah publik akan memperoleh gaji sebesar 362,900 yen atau setara

dengan Rp 27,324,555 per bulan.

          Selain medapatkan gaji bulanan, para guru juga memperoleh extra salary(adjusment

allowance) sebesar 4% gaji bulanan, dan juga akan mendapatkan bonus 2 kali dalam setahun

yaitu bulan Juni dan Desember sebesar 4.65% gaji bulanan. Sehingga guru yang bekerja selama

20 tahun akan menerima total penghasilan per bulan sebesar 362,900 plus (362,900×4%) =

377,416 yen. Dan akan menerima gaji per tahun sebesar 362,900×12 plus (362,900×4%x12) plus

(363,900×4.65%x2)= 4,562,741.7 yen. Kalau dibuat ke rupiah, ya silahkan hitung sendiri.

          Gaji guru di sekolah negeri dibayar oleh pemerintahan di tingkat prefektur (provinsi)

sebesar 50% dan pemerintah pusat 50%. Prosentasi ini bisa berubah jika kondisi prefektur tidak

begitu kaya.

          Selain gaji, bonus dan extra gaji seperti di atas, terdapat pula beberapa tambahan gaji yang

tidak berlaku nasional, misalnya : regional allowance, supporting family allowance, commuting

allowance, head teacher allowance and head teacher instructor allowance, club activities

instructor allowance.[12]

6.         Pendidikan Islam

          Tahun 1994, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang, baik dengan status

beasiswa pemerintah Jepang, beasiswa pemerintah Indonesia, maupun biaya sendiri, untuk

Page 10: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

jenjang S-1, S-2, S-3, dan lain-lain, mencapai 1.178 orang. Dibandingkan dengan negara lain

dalam periode yang sama, mekipun angka ini tergolong kecil,  yang ditekankan dalam konteks

ini adalah bahwa pelajar dan mahasiswa Indonesia yang kebanyakan beragama Islam terus

berdatangan ke Jepang, lalu membentuk komunitas muslim tersendiri bersama dengan rekan-

rekan seagamanya dari belahan dunia yang lain. Studi keislaman di Jepang juga menunjukkan

peningkatan. Di Universitas Tokyo telah didirikan Islamic Area Studies Project di bawah

pimpinan Sato Tsugitaka. Masjid dan Islamic Center menjadi tempat rujukan kaum muslim yang

tinggal di Jepang untuk saling bertemu.[13]

Page 11: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

BAB III

PENDIDIKAN DI KOREA SELATAN

A.      Gambaran Umum Negara Korea Selatan

     Korea Selatan merupakan negara Republik yang dikepalai oleh seorang Presiden.

Presiden Korea Selatan saat ini adalah Lee Myung-bak dan Kepala Pemerintahannya PM Han

Seung – Soo, dengan ibukota Seoul. Negara Korea Selatan terdiri dari 9 propinsi (Kyonggi-do,

Kangwon-do, Chungchongbuk-do, Chungchongnam-do, Kyongsangbuk-do, Chollabuk-do,

Kyongsangnam-do, Chollanam-do, Cheju-do), dan 6 Kota Metropolitan setingkat Propinsi

(Incheon, Seoul,  Taejon, Pusan, Ulsan, Taegu), dengan luas wilayah kira-kira 99,480 km2. (45%

dari luas Semenanjung Korea).

     Sebagian besar penduduk Korea Selatan yang berjumlah + 49,232,844 dari tingkat

pertumbuhan penduduk 0.371% hanya 4% Tingkat Pengangguran dari 24.22 juta Jumlah

Angkatan Kerja/Tahun. Dapat disampaikan bahwa parlemen Korea Selatan adalah Dewan

Nasional (National Assembly atau Kukhoe) mempunyai 299 kursi – anggota dipilih tiap 4 tahun

sekali. Terdiri dari 243 kursi elektorat, 56 kursi representasi proporsional.

     Keadaan perekonomian Korea Selatan sangat maju dengan GDP: $969.9 triliun dan tingkat

pertumbuhan ekonomi sebesar $20,045 dengan tingkat Inflasi 2.5% dengan andalan Komoditas

Utama Ekspornya antara lain Semikonduktor, peralatan komunikasi nirkabel, kendaraan

bermotor, komputer, besi, kapal, petrokimia, kapal laut, tekstil, pakaian jadi, dan hasil laut

dengan tingkat income perkapitanya yang mencapai $20,045 dan daya beli sebesar $19,751.[14]     Ideologi yang dipakai di Korea Selatan adalah Demokrasi dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1.         Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.

2.         Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara,

kebebasan beragama dan kebebasan pers.

3.         Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat

hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.

4.         Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu,

pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah.

Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu,

sejauh mungkin dibatasi.

Page 12: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

5.         Suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu

berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar

individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur

dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-

bakatnya.[15]

B.       Sistem Pendidikan

1.      Tujuan Pendidikan

                       Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948 adalah

menyusun undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan

Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan

penghargaan terhadap kedaulatan Nasional (menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara,

mengemban cita-cita persaudaraan yang universal mengembangkan kemampuan untuk hidup

mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia) dan

menanamkan sifat patriotisme.[16]

2.      Sistem Pembelajaran

                       Di SMP masing-masing kelas mempunyai seorang wali kelas yang akan

memperhatikan kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran

mempunyai guru yang berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari Bahasa Korea, Sosial

Moral, Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Science, Olahraga, Kesenian dan Keterampilan. Jam

belajar dimulai dari jam 9 sampai jam 3 sore.[17]

                       Para siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam

pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam. Pemerintah mengatakan,

tujuannya adalah agar siswa mampu masuk ke perguruan tinggi yang baik, setelah melewati

kompetisi yang tinggi. Akibatnya, banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran

lain di luar jam sekolah. Setelah program sekolah memperkuat pendidikan dan pembelajaran

bahasa Inggris, sehingga ada permintaan yang tinggi bagi mereka, dan bagi siswa, ini mungkin,

satu sarana sosial mereka dan cara untuk bertemu teman-teman lain. Ini berarti rata-rata remaja

Korea tidak pulang ke rumah sampai tengah malam, dan makan siang hingga makan malam-pun

sampai disajikan di sekolah. Metode pembelajaran dengan waktu "gila-gilaan" seperti ini

sebenarnya sudah mulai menuai kritik dari para pengamat pendidikan di Korea sendiri.[18]

3.      Lama dan Jenjang Pendidikan

Page 13: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

                       Sekolah menengah atas di Korea biasanya dibagi menjadi dua jenis, sekolah

umum dan kejuruan. Ada juga beberapa sekolah yang disebut sekolah komprehensif, yaitu

sekolah umum dan kejuruan digabung. Sekolah-sekolah khusus pun ada, misalnya sekolah

menengah khusus seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dll.[19]

          Secara umum sistem pendidikan di korea Selatan terdiri dari empat jenjang pendidikan

formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi.

Keempat jenjang pendidikan ini adalah:grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA),

dan grade 13-16 (pendidikan tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3).

          Visualisasi grade pendidikan yang dimaksud adalah:

a.    Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun,

dengan jumlah lulusan SD mencapai 99,8%, dan putus sekolah SD 0,2%.

b.    SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.

c.    Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan

sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik.

Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan

sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (Junior College) atau

universitas (Senior College).

d.   Pendidikan tinggi/akademik (Junior College) atau universitas program S1 (senior college), pada

grade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/doktor.

[20]

4.      Kurikulum

                        Sampai saat ini, kurikulum di Korea Selatan sudah mengalami revisi sebanyak

lima kali sampai versi keenam. Tujuan dari kurikulum versi keenam ini  adalah untuk

menghasilkan output yang: 1) sehat, 2) independen; 3) kreatif; dan 4) orang yang bermoral.

                        Prinsip-prinsip untuk penyusunan versi keenam adalah: 1) desentralisasi

pengambilan keputusan tentang kurikulum tersebut; 2) keragaman struktur kurikulum; 3)

kecukupan isi kurikulum; 4) efisiensi dalam pengelolaan kurikulum.

                        Kurikulum    mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan

pemanfaatan teknologi, yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu  perencanaan

pengajaran, diagnosis murid, membimbing siswa belajar dengan berbagai program, test dan

menilai hasil belajar    tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari sekolah, guru dan komite

Page 14: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

sekolah diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan

potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum ini disebut dengan KTSP.

                        Reformasi kurikulum pendidikan di Korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an

dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun

yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2)

Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai

hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan

adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi, ke sekolah menengah di

daerahnya.

Kurikulum pendidikan di Korea Selatan tidak menekankan sisi keyakinan atau keagamaan.[21]

5.      Tenaga Pendidik

                                    Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (grade 13-14)

untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah. Dengan biaya

ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapat sertifikat

yaitu: sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolah menengah. Sertifikat ini diberikan

oleh kepala sekolah dengan kategori guru magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan onjob

training) dan lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujian

kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang engineering, perikanan, perdagangan, dan

pertanian. Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2)

dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di Senior College harus berkualifikasi

doktor (S3).[22] Guru digilir bertugas di sekolah yang berbeda-beda setiap 5 tahun. Sistem ini

lahir untuk memberikan setiap guru kesempatan yang adil di bekerja di sebuah sekolah yang baik

atau buruk.[23]

6.      Pendidikan Islam

                       Pada tahun 1962, pemerintah Malaysia menawarkan hibah sebesar US$ 33.000

untuk sebuah masjid yang akan dibangun di Seoul. Namun, rencana itu gagal karena inflasi.

Tidak sampai 1970-an, ketika hubungan ekonomi Korea Selatan dengan banyak negara Timur

Tengah menonjol, menunjukkan bahwa minat terhadap Islam mulai bangkit kembali.

Beberapa warga Korea yang bekerja di Arab Saudi masuk Islam, ketika mereka menyelesaikan

Page 15: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

masa tugas kerja mereka dan kembali ke Korea, mereka didukung sejumlah Muslim penduduk

asli. Masjid Pusat Seoul akhirnya dibangun di Seoul lingkungan Itaewon pada tahun 1976. Saat

ini ada juga masjid di Busan, Anyang, Gwangju, Jeonju dan Daegu. Menurut Lee Hee-Soo (Yi

Hui-su), Presiden Korea Islam Institute, ada sekitar 40.000 Muslim yang terdaftar di Korea

Selatan, dan sekitar 10.000 diperkirakan penganut yang sangat aktif.

                       Korea Muslim Federation (KMF) mengatakan akan membuka sekolah dasar Islam

pertama bernama SD Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz pada Maret 2009 dengan tujuan

membantu Muslim di Korea belajar tentang agama mereka melalui kurikulum sekolah resmi.

Rencana sedang dilakukan untuk membuka sebuah pusat budaya, sekolah menengah dan bahkan

universitas. Abdullah Al-Aifan, Duta Besar Arab Saudi di Seoul, menyerahkan $500.000 untuk

KMF atas nama pemerintah Arab Saudi.

                       Jauh sebelum dibentuknya sekolah formal berupa SD, sebuah madrasah bernama

Madrasah Sultan Bin Abdul Aziz, telah berfungsi sejak tahun 1990 dan di situlah anak-anak

diberi kesempatan untuk belajar bahasa Arab, budaya Islam, dan Inggris.[24]

Page 16: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

BAB IV

RPERBANDINGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA, 

JEPANG, DAN KOREA SELATAN

A.      Hasil Wawancara

     Sebagai informasi awal, kelompok VIII melakukan proses wawancara bersama responden

dengan cara memanfaatkan jejaring sosial (Facebook). Pemakalah memberikan setidaknya 12

pertanyaan (kuisioner) kepada responden. Kedua responden adalah teman dari salah satu

pemakalah kelompok VIII.

1.      Hasil Wawancara Mengenai Perkuliahan di Jepang

          Responden pertama adalah seorang mahasiswa yang

berkuliah di Tomakomai College of Technology. Ia bernama Wiwit

Anggun Setiawan yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk

melanjutkan studi di Jepang. Warga Indonesia yang kini tinggal

di Nishikioka 433 Tomakomaishi Hokkaido Japan ini, mengaku

beasiswa tersebut didapatkannya dari hasil rajin belajar. Lalu

kemudian ia mendaftar beasiswa dan ia pun memperolehnya.

Jurusan yang diambilnya adalah teknik elektro dan beberapa mata

kuliah yang diambil diantaranya adalah matematika,

elektrodinamika dan electric circuit.   “Dalam perkuliahan yang

saya ikuti perkuliahan berpusat pada dosen”, ujar laki-laki yang lahir di Cilacap pada tanggal 19

Agustus 1991 ini.

          Alumni SMAN 1 Purworejo tahun 2010 ini menambahkan, “Perkuliahan di Japan hampir

sama dengan sistem perkuliahan di Indonesia, tapi bedanya di sini ketika kuliah siswanya dilatih

keras untuk menjungjung tinggi kejujuran. Di Japan gak ada yang

namanya nyontek, ngepek dll, kalo lainnya mungkin sama aja”.

          Pendidikan agama tidak termasuk dalam kurikulum. Sistem evaluasi yang dilakukan

berupa UTS, dan UAS. Tetapi tidak ada soal pilihan ganda, semuanya berbentuk essai.

Kemudian ketika pemakalah bertanya mengenai etos belajar siswa/mahasiswa di Jepang, ia pun

menjawab dengan santai, “Mereka kebanyakan rajin-rajin, tapi yang males-malesan juga ada,

hehe”. Pertanyaan pamungkas dari pemakalah adalah mengenai hal yang dapat diadopsi dari

sistem pendidikan di Jepang yang sesuai jika diterapkan di Indonesia, Wiwit dengan tegas

Page 17: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

menyatakan, “Kejujurannya, kalo udah dilatih kejujuran, pastinya bakal lebih maju. Junjung

tinggi kejujuran!”.

2.      Hasil Wawancara Mengenai Perkuliahan di Korea Selatan

          Responden kedua bernama Riris Nur Hamidah yang

merupakan mahasiswi Universitas Indonesia yang melakukan

pertukaran pelajar ke Korea Selatan. Penuturannya ketika

pemakalah bertanya mengenai riwayat perjuangan hingga dapat

melanjutkan studi ke Korea Selatan, Riris menyatakan bahwa

tidak ada yang spesial ketika ternyata Ia dapat melanjutkan

studi di Korea Selatan. Ia pun mengakui bahwa tidak pernah

mendapat juara 1 dari SD sampai SMA, hanya pelajar yang

biasa-biasa saja. Alumni SMAN 1 Purworejo 2010 ini

menambahkan, “Tapi saya berjuang untuk dapat masuk UI,

walaupun jurusan yang saya dapat di UI bukanlah jurusan yang

terbilang favorit, dan bukan minat awal saya, pilihan ke-3 dari

3. Tapi karena saya sudah memilih jadi saya harus serius belajar. Tapi dijurusan saya juga saya

bukan yang paling pintar atau mendapat IP paling bagus, IP saya rata-rata. Tapi saya tetap

berusaha, saya pernah apply program pertukaran pelajar sebelumnya dan gagal tapi saya tidak

menyerah, saya coba lagi dan lolos”.

          Riris melakukan pertukaran pelajar di Kookmin University, dan tinggal diKookmin

University Dormitory D 681-1, Jeongneung-3 dong, Seongbuk-gu, Seoul, Korea. Di Kookmin

University tersebut Ia mengambil program pendidikan Korean History. Dengan sistem

perkuliahan yang hampir sama dengan sistem perkuliahan di Indonesia (UI), dosen di Korea

biasanya menyempatkan waktu untuk mengakrabkan diri dengan mahasiswanya dengan

mengajak keluar, makan atau hanya jalan-jalan di luar jam belajar mengajar walaupun tidak

sering, mungkin 1 atau 2 bulan sekali.

          Mata kuliah yang sudah dan sedang Riris ambil adalah kelas bahasaKorea dan geumgang

cultural and history. Untuk kelas yang Riris ambil, proses perkuliahan berpusat pada dosen dan

mahasiswa. Dosen mengajar kemudian ada waktunya (biasanya sehabis UTS) mahasiswa yang

presentasi perkelompok. “Tapi lebih condong ke dosen”, tambah mahasiswi yang lahir

diKebumen 13 Mei 1992 ini. Di Korea tidak terdapat pelajaran agama dalam kurikulum.

Page 18: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

Mengenai sistem evaluasi atau ujian di Korea Selatan dilakukan dengan ujian tertulis dan

presentasi. Ketika pemakalah bertanya mengenai etos belajar mahasiswa di Korea Selatan,

mahasiswi alumni SDN 2 Tunggalroso  dan SMPN 1 Prembun ini menjawab, “Mereka datang

kelas tepat waktu dan keluar kelas tepat waktu, selain itu sama seperti mahasiswa lainnya,

tergantung masing-masing individu, ada yang rajin, banyak juga yang malas”.

          Akhir dari poin-poin pertanyaan, pemakalah bertanya mengenai hal yang dapat diadopsi

dari sistem pendidikan di Korea Selatan yang sesuai jika diterapkan di Indonesia, dengan lugas

mahasiswi yang berasal dari Tunggalroso, Prembun, Kebumen ini mengatakan, “Tepat waktu!”.

Pesan bagi para praktisi pendidikan agar pendidikan Indonesia bisa lebih berkembang adalah,

“Gunakan waktu semaksimal mungkin, minimalisir keterlambatan pada mahasiswa walaupun itu

hanya 1 menit, coba lebih mengakrabkan diri dengan mahasiswa”. Dan terakhir, pesannya untuk

kita semua adalah, “Untuk berhasil tidak perlu harus menjadi yang paling baik, tapi jadilah yang

terbaik dan teruslah berusaha”.

B.       Rekonstruksi Pendidikan

     Secara garis besar, sistem pendidikan di Indonesia, Jepang, maupun Korea Selatan hampir

sama.   Tetapi yang membedakan adalah karakter yang dimiliki oleh setiap siswa seperti

kejujuran dan tepat waktu. Kedua hal tersebut patut ditanamkan di Indonesia, karena sebaik

apapun kurikulum pendidikan di suatu negara, tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak

didukung oleh kesadaran pribadi pelaku pendidikan untuk menciptakan kultur yang mendukung

kelancaran pendidikan itu sendiri.

Page 19: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

DAFTAR PUSTAKA

[1] Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Gama Media, 2003), hal. 169-167.

[2] Muhammad Satria Ajk, “Gambaran Umum Jepang”, diakses pada hari Selasa, 7 Mei pukul 21.00

WIB pada situs http://remodonline.blogspot.com/2011/10/gambaran-umum-jepang.html

[3] Bintang Nusa, “Ideologi negara Jepang”, diakses pada hari Selasa, 7 Mei pukul 21.00 WIBpada

situs http://bintangnusa.blogspot.com/2012/08/ideologi-negara-jepang.html

[4]Masrofi, “Sistem Pendidikan di Jepang”, diakses pada hari Selasa, 7 Mei pukul 21.00 WIBpada

situs http://masrofi.blogspot.com/2012/04/sistem-pendidikan-di-jepang.html

                [5] Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-

Negara Islam dan Barat,  (Yogyakarta: Gama Media, 2003), hal. 175-176.

                [6] Ibrahim, “ Perbandingan Pendidikan”, diakses pada hari Selasa 07 Mei 2013 pukul 12.00 WIB pada

situs http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/04/perbandingan-pendidikan-sistem.html

                [7] Wikipedia, “Pendidikan di Jepang”, diakses pada hari Rabu 08 Mei 2013 pukul 09.30 WIB pada

situs http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Jepang                 [8] Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan....., hal. 176 – 179.

                [9] William K. Chummings, Pendidikan dan Kualitas Manusia di Jepang, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1984), hal 155.

                [10] Vicke, “Kurikulum Jepang”, diakses pada hari Rabu 08 Mei 2013 pukul 14.15 WIB pada

situs http://vicke.blogdetik.com/2009/10/31/kurikulum-jepang/ 

                [11] Elsa, “Pendidikan Komparatif~~Perbandingan Sistem Pendidikan Jepang Dengan Indonesia” diakses

pada hari Minggu 12 Mei 2013 pukul 11.44 WIB pada

situs http://study-elearning.blogspot.com/2011/12/pendidikan-komparatifperbandingan.html

                [12] Murni Ramli, “Gaji Guru di Jepang”, diakses pada tanggal 08 Mei 2013 pukul 13.44 WIB pada

situs http://murniramli.wordpress.com/2007/02/15/gaji-guru-di-jepang/  

                [13] Abd. Rachman. Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan...., hal.190-191.

                [14] DPR RI, “Laporan Kunjungan Delegasi Komisi I DPR-RI ke Negara Korea Selatan Tanggal 26 Juni-

21 Juli 2009”, diakses pada hari Selasa 7 Mei pukul 21.00 WIB pada

situs http://www.dpr.go.id/complorgans/commission/commission1/visit/

K1_kunjungan_Kunker_Komisi_I_DPR_RI_ke_Korea_Selatan.doc 

[15] Yuli, “Ideologi Korea Selatan”, diakses pada hari Selasa, 7 Mei pukul 21.00 WIB pada

situs http://yulikorsel.wordpress.com/2008/03/05/ideologi-korea-selatan/

Page 20: Perbandingan Pendidikan Korea Dan Jepang

                [16]Ali Muhatadi, “Studi Komparatif Sistem Pendidikan di Jerman, dan Korea Selatan”,diakses pada hari

Selasa, 7 Mei pukul 21.00 WIB pada situs

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/12.%20Studi%20komparatif%20sistem%20pddkn%20di

%20Jerman%20dan%20korea%20selatan.pdf

[17] http://kyucicitcuit.blogspot.com/2011/11/sistem-pendidikan-di-korea-selatan.html. Diunduh pada tanggal 8

maret 2013

[18] http://infobimo.blogspot.com/2012/10/fakta-seputar-sekolah-di-korea-selatan.html. Diunduh pada tanggal 8

maret 2013

[19]http://lukitaelva1.blogspot.com/2013/02/sistem-pendidikan-korea-selatan_6176.html . Diunduh pada tanggal 8

maret 2013

[20] http://dwyaza.weebly.com/perbandingan-kurikulum.html. Diunduh pada tanggal 8 maret 2013

[21]Dyah Titik Febriana dkk., http://sinaukimiablog.wordpress.com/2012/12/02/kurikulum-indonesia-dan-korea-

selatan-dalam-mata-pelajaran-kimia/. Diunduh pada tanggal 8 maret 2013

[22] http://infobimo.blogspot.com/2012/10/fakta-seputar-sekolah-di-korea-selatan.html. Diunduh pada tanggal 8

maret 2013

[23] http://infobimo.blogspot.com/2012/10/fakta-seputar-sekolah-di-korea-selatan.html. Diunduh pada tanggal 8

maret 2013

                [24]http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Korea

Diposkan oleh Tita Prawesti di 01.08