BAB IV KOREA SELATAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN ASEAN Profil … · 4.1 Profil Singkat Korea Selatan...

27
BAB IV KOREA SELATAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN ASEAN 4.1 Profil Singkat Korea Selatan Korea Selatan (Lintang Selatan. 33˚ - 43˚; Bujur Timur. 124˚ - 132˚) secara geografis membentang sepanjang 100.460 km dan bersebelahan darat dengan Korea Utara serta dengan wilayah Rusia dan China dari arah ke utara, serta berhadapan dengan Jepang dari arah selatan. Semenanjung yang terletak di Timur laut Asia ini dibatasi oleh sungai Amnok atau sungai Yalu di sebelah barat laut yang memisahkan antara Korea dengan China, sedangkan dibagian timur laut, terdapat juga sungai Duman atau sungai Tumen yang memisahkan Korea dengan China dan juga Rusia. Semenanjung ini juga diapit oleh laut Kuning di sebelah barat serta laut Timur di sebelah timur. Terdapat juga pulau-pulau penting seperti pulau Jeju, pulau Ulleung dan pulau Dokdo. Semenanjung Korea terdiri dari 70% pegunungan yang tingginya lebih dari 1.000 mdpl dan 30% adalah daratan. Gambar 2. Peta Korea Selatan (Sumber: Buku Fakta tentang Korea)

Transcript of BAB IV KOREA SELATAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN ASEAN Profil … · 4.1 Profil Singkat Korea Selatan...

BAB IV

KOREA SELATAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN ASEAN

4.1 Profil Singkat Korea Selatan

Korea Selatan (Lintang Selatan. 33˚ - 43˚; Bujur Timur. 124˚ - 132˚) secara geografis

membentang sepanjang 100.460 km dan bersebelahan darat dengan Korea Utara serta dengan

wilayah Rusia dan China dari arah ke utara, serta berhadapan dengan Jepang dari arah selatan.

Semenanjung yang terletak di Timur laut Asia ini dibatasi oleh sungai Amnok atau sungai Yalu di

sebelah barat laut yang memisahkan antara Korea dengan China, sedangkan dibagian timur laut,

terdapat juga sungai Duman atau sungai Tumen yang memisahkan Korea dengan China dan juga

Rusia. Semenanjung ini juga diapit oleh laut Kuning di sebelah barat serta laut Timur di sebelah

timur. Terdapat juga pulau-pulau penting seperti pulau Jeju, pulau Ulleung dan pulau Dokdo.

Semenanjung Korea terdiri dari 70% pegunungan yang tingginya lebih dari 1.000 mdpl dan 30%

adalah daratan.

Gambar 2. Peta Korea Selatan

(Sumber: Buku Fakta tentang Korea)

Jumlah penduduknya sebesar 50.61 jt (Worldbank, 2015) yang tersebar diberbagai kota-

kota besar seperti Seoul, Busan, Incheon, Daegu, Daejeon, Gwangju, dan Suwon dengan

tingkat kepadatan penduduk 512 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk Korea mengalami

peningkatan per tahun rata-rata sejumlah 3 persen sepanjang dekade 1960-an, tetapi jumlah ini

menurun hingga 2 persen pada dekade selanjutnya. Pada tahun 2014, tingkat pertumbuhan

penduduk berada pada titik 0,14 persen dan diperkirakan akan terus menurun hingga 0,02 persen

pada tahun 2020. Jumlah orang asing yang tinggal di Korea pada tahun 2016 melebihi 2 juta orang.

Berdasarkan laporan tahunan dari Kementrian kehakiman Korea Selatan mengenai orang asing

dan migrasi di Korea Selatan, pada tahun 2016 sebanyak 2.490.441 jiwa dimana jumlah ini

meningkat 2 kali lipat bila dibandingkan dengan 10 tahun lalu. Jumlah ini terdiri dari warga China

dengan jumlah 1.016.670 jiwa, disusul oleh warga Vietnam dengan 149.000 jiwa serta Amerika

Serikat dengan Jumlah 142.000 jiwa.

Korea memiliki keberagaman agama seperti Buddha yang dikenalkan di Korea pada 372

Masehi dengan filosofi disiplin tinggi yang menekankan keselamatan pribadi melalui kelahiran

kembali dalam siklus reinkarnasi yang tak berakhir. Lalu Konfusiusme yang didirikan oleh

Konghucu (Confucius) pada abad ke-6 Sebelum Masehi. Konfusianisme lebih condong kepada

etika moral dibandingkan kepercayaan agama. Selain itu, Kristen yang masuk pada tahun 1884

oleh Horace N. Allen, seorang dokter medis berkebangsaan Amerika dan misionaris Presbyterian

dan kemudian disusul oleh misionaris asing lain yang memberi kontribusi kepada masyarakat

Korea dengan memberikan layanan medis dan pendidikan sebagai cara untuk menyebarkan

keyakinan mereka. Kemuadian Islam dimana pembukaan layanan Islam Korea diadakan pada

September 1955, diikuti dengan pemilihan pertama Imam Korea. Komunitas Islam Korea atau

Korean Islamic Society meluas dan diatur kembali menjadi Federasi Muslim Korea atau Korean

Muslim Federation ditahun 1967, dan mesjid pusat didirikan di Seoul pada tahun 1976. Tradisi-

tradisi keagamaan yang ada di Korea yang beragam ini kemudian dijadikan sebagai kekayaan

budaya.

Gambar 3.

Profil Negara Korea Selatan

(Sumber : Kemenlu, 2015)

Korea Selatan adalah negara Republik yang terbagi dalam 3 sistem pemerintahan yaitu

eksekutif yang dipegang oleh Presiden dalam kurung waktu 5 tahun dengan dibantu oleh perdana

menteri yang ditunjuk secara langsung oleh presiden lewat persetujuan dari majelis nasional.

Presiden memiliki peran yang sangat penting dalam penyelengaraan negara. Presiden berperan

sebagai kepala negara yang menjadi lambang dan juga mewakili seluruh bangsa termaksut dalam

sistem pemerintahan yang berlaku dan juga hubungan Korea Selatan dengan negara lain. Selain

itu adalah tugas khusus untuk mengupayakan penyatuan kembali Korea secara damai. Selain itu,

presiden yang merupakan penyelenggara pemerintahan utama. Presiden memiliki kekuasaan

penuh untuk memberikan arahan pada kabinet dan beragam badan-badan penasehat serta lembaga-

lembaga eksekutif. Sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata, Presiden memiliki

kewenangan yang besar dalam penyusunan kebijakan militer, termasuk juga kekuasaan untuk

menyatakan perang. Presiden adalah diplomat dan pembuat kebijakan luar negeri dan juga

pembuat kebijakan utama dan perundang-undangan yang penting.

Gambar 4.

Struktur Pemerintahan Korea Selatan

(Sumber: Buku Korea Dulu & Sekarang, 2013)

Lembaga legislatif yang dijabat selama 4 tahun oleh dewan perwakilan yang berjumlah

300 anggota majelis nasional serta pengadilan konstitusional adalah lembaga tertinggi dari

yudikatif yang terdiri dari 9 hakim yang menjabat selama 6 tahun. Lembaga Yudikatif Korea

terdiri dari Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Wilayah, Pengadilan Hak Paten,

Pengadilan Keluarga dan Pengadilan. Hakim-hakim ini dipilih oleh presiden dengan persetujuan

dewan perwakilan. Terdapat juga 17 pemerintah lokal regional serta 227 pemerintah lokal tingkat

dasar dimana kepala pemerintah lokal dan anggota dewan lokal masing-masing dipilih untuk masa

jabatan 4 tahun.

Korea selatan begitu mengutamakan pendidikan karena menurut mereka, sumber daya

manusia adalah adalah faktor yang penting dalam mengatasi permasalahan kekurangan kapita serta

pengelolaan sumber daya yang ada. Faktor ini merupakan salah satu penyebab peningkatan

ekonomi yang cepat di Korea karena sistem pendidikan yang menghasilkan berbagai ahli di

bidangnya khususnya di bidang teknik. Hasil yang baik juga ditunjukan oleh pelajar Korea Selatan

dalam pencapain akademis yang tinggi terutama dalam pelajaran membaca, matematika serta sains

lewat hasil yang dikeluarkan oleh lembaga Program Penilaian Pelajar Internasional OECD (PISA).

Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga mendukung pada kegiatan penelitian serta

pengembangan baik yang berskala besar seperti seperti sumber daya hijau, biosains, kesejahteraan,

dan suku cadang mesin (Lembaga Informasi dan Budaya Korea, 2015). Selain itu Korea Selatan

menjadai pusat dari teknologi informasi serta komunikasi. Korea Selatan adalah negara yang

pertama di dunia yang memakai teknologi CDMA, WiBro dan berhasil membangun jaringan

nasional berbasis teknologi pada tahun 2011. Selain itu juga jaringan komunikasi nasional 4G

Long Term Evolution (LTE) bahkan memudahkan dalam e-government yang mendapat peringkat

1 dari 193 negara di dunia.

4.1.1 Perekonomian Korea Selatan

Tahun 1960-an sampai tahun 1990-an menjadi waktu tumbuhnya perekonomian 23

negara Asia Timur. Namun yang mencuri perhatian adalah 8 negara yaitu Jepang, Taiwan, Korea

Selatan, Indonesia, Taiwan, Hongkong, Singapura dan Malaysia dengan pertumbuhan Produk

Domestik Bruto per kapitanya lebih dari 4% per tahunnya. Negara-negara ini dikelompokan dalam

High Performing East Asian Economies/HPAEs yang menurut World Bank, negara-negara ini

berpijak pada landasan yang tepat yaitu: kebijakan pembangunan yang tangguh secara

fundamental dan konsisten dalam penerapannya, kinerja mikroekonomi yang yang cukup baik dan

stabil yang mampu menarik arus modal untuk masuk, kebijakan restrukturisasi dan deregularisasi

sistem keuangan, peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia dan pertumbuhan

penduduk yang menurun dibandingkan negara berkembang lainnya di dunia.

Krisis yang melanda pada tahun 1998 membuat Korea Selatan membuat banyaknya

perusahaan yang bangkrut. Dalam melihat hal ini, pemerintah Korea bersikap tanggap dalam

memperbaiki faktor manufakturnya dengan empat langkah strategis yaitu reformasi sektor

keuangan lewat rekstrukturisasi utang-utang mereka dimana ini tidak lepas dari tingkat kredibilitas

bangsa Korea yang tinggi dimata dunia yang terkenal dengan pekerja keras serta kedisiplinan yang

tinggi. Hasilnya mereka berhasil mendapatkan modal untuk usaha dan kembali berproduksi serta

berinvestasi. Hal lain yang dibuat adalah reformasi korporasi dimana sumber modal yang ada

kemudian diawasi pengunaannya, kemudian diikuti reformasi tenaga kerja termasuk kebijakan

ketenagakerjaan. Adanya forum diantara pengusaha, buruh dan pemerintah menjadi tempat

perundingan dalam mencari jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi. Langkah terakhir yang

dijalankan adalah reformasi dibidang pemerintahan yaitu tata kelola lewat pemberantasan korupsi

dan menurunkan biaya produksi. Korea selatan menunjukan kekuatannya dalam memulihkan

ekonomi mereka lewat penciptaan struktur yang kuat serta didukung adanya kebijakan yang

berfokus pada perbaikan iklim investasi dalam memelihara stabilitas pertumbuhan mereka (Arifin

2008, 65–66).

Tabel 4.1

GDP Tahun 2015-2017

(Sumber: Knoena, 2016)

Korea Selatan menjadi salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya cepat untuk saat

ini. Korea berada pada peringkat ke 11 berdasarkan GDP. Pertumbuhan ekonominya pun bisa

dikatakan stabil. Pada tahun 2011 Korea Selatan mengalami penurunan sebesar 1.4% namun

meningkat kembali pada Tahun 2014 sebesar 3.3% dengan pencapaian sebesar US$ 1.410.40

miliar, kemudian diperkirakan akan ada peningkatan sebesar 3 % sampai pada tahun 2020.

4.1.2 Hallyu dan pengaruhnya di Kawasan ASIA

Secara harafiah, Hallyu berarti “gelombang Korea” atau yang dalam bahasa Inggris

“Korean Wave”. Hallyu merupakan sebuah fenomena yang mendapat perhatian dunia dimana

fenomena ini kemudian menarik respon yang positif serta merubah citra Korea dimata dunia

berdampak pada pariwisata Korea Selatan. Hallyu sering kali digunakan untuk mengambarkan

kesuksesan dari budaya korea di luar negeri. Istilah ini pertama kali dipakai oleh Jurnalis Beijing

Youth Daily di China pada tahun 1999 ketika melihat pemberitaan dari K-Drama dan K-pop yang

begitu mendominasi surat kabar di China saat itu. Hallyu yang dimulai dari negara-negara Asia

Timur kemudian meluas sampai Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Serikat dan Eropa.

Gelombang Korea semakin merambah ke aspek lainnya seperti budaya tradisional Korea,

makanan, literatur dan bahasa yang menarik semakin banyak peminat yang ingin mengenal lebih

dalam akan Korea bahkan menjadi suatu kajian akademik seperti studi kajian di beberapa

university di kawasan Asia Timur (Chartika Sari and Jamaan, 2012).

Kesuksesan dari penyebaran Hallyu ini merupakan kerja sama yang baik dari pemerintah

yang menjalankan penyebaran serta pengawasan dengan para konglomerat yang mensponsori

kegiatan-kegiatan seperti pembuatan film dan K-drama. Kementrian Kebudayaan, Olahraga dan

Pariwisata Korea Selatan mengeluarkan juga kebijakan High Speed Internet Service Program.

Kebijakan ini merupakan bentuk pemanfaatan internet melalui sosial media untuk menyebarkan

konten-konten kebudayaan. Melalui Korean Broadcasting System (KBS) menjadi jaringan televisi

utama di dunia yang menyiarkan konten yang berisi kebudayaan Korea di negara-negara di dunia.

Selain itu adalah penyediaan situs live streaming untuk para penggemar Hallyu yang berada di luar

Korea Selatan bisa menikmati program televisi Korea Selatan melalui internet. Cara lain yang

dipakai adalah memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan lewat penyelenggaraan festival

internasional.

Tabel 4.2

Wisatawan Asing yang mengujungi Korea

(Sumber Tourism Statistics (KTO), 2015)

Kepentingan dari Korea selatan lewat penyebaran Hallyu di Kawasan ASEAN adalah

melihat jumlah penduduk ASEAN yang besar yaitu 630 juta jiwa menjadi pasar yang potensial

bagi Korea Selatan. Penyebaran Hallyu berdampak pada peningkatan setiap tahun wisatawan dari

negara anggota ASEAN ke Korea Selatan karena biaya yang lebih murah dibandingkan untuk

pergi ke negara-negara Eropa. Menurut data yang di peroleh dari Tourism Statistics (Korea

Tourism Organization/KTO, 2015), wisatawan asing terutama dari negara-negara anggota

ASEAN yang datang ke Korea terus meningkat jumlahnya sejak tahun 2002 sampai pada tahun

2015 yang mencapai jumlah 1.608 orang. Begitu juga dengan negara-negara lain seperti China,

Jepang, Amerika dan Eropa seperti yang telah ditunjukan tabel diatas.

Para penggemar Hallyu berusaha untuk mengikuti mode rambut, fashion, make-up serta

menggunakan aksesoris yang berkaitan dengan Korea sehingga produk Korea begitu laris

dipasaran. Hallyu berhasil menarik minat banyak pemuda dan membuka pasar merek sendiri yang

semakin merambah ke aspek lainnya seperti budaya tradisional Korea, makanan, literatur dan

bahasa yang terus menarik peminat yang ingin mengenal lebih dalam akan Korea karena faktor

kebudayaan yang simple dan mudah diterima oleh berbagai kalangan dimana nilai-nilai tersebut

dikemas dalam bentuk modern. Korea International Trade Association melaporkan bahwa Hallyu

memberi kontribusi pada kenaikan PDB Korea Selatan sebanyak 0.2 persen atau sebesar 1.87

juta dolar.

4.1.3 Hallyu sebagai Diplomasi Budaya Korea Selatan

Menurut Milton Cummings (Cummings Jr, 2008), diplomasi budaya merupakan

pertukaran ide, informasi, kesenian dan berbagai aspek dari kebudayaan antar negara dan

rakyatnya untuk menumbuhkan suatu kesepahaman bersama. Pemikirannya memberikan suatu

pemahaman bahwa diplomasi budaya merupakan berbagai aktivitas budaya yang dilakukan oleh

setiap negara dalam merepresentasikan budayanya untuk mempengaruhi atau menginspirasi

masyarakat internasional yang memiliki keberagaman pandangan politik. Diplomasi budaya

merupakan bagian dari diplomasi publik seperti yang dilakukan oleh Korea Selatan lewat film,

drama televisi dan industri media yang lain seperti musik pop Korea.

Korea Selatan dulunya lebih dikenal oleh masyarakat dunia sebagai negeri gingseng,

sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi negara yang menghasilkan kebudayaan yang

mendunia. Korea selatan berhasil mengekspor komuditas baru ke seluruh dunia dengan budaya

mereka. Dengan sadar Korea Selatan menjadikan kebudayaan sebagai sarana untuk menanamkan

nilai-nilai positif dari negara-negara lain terhadap mereka sehingga rasa ketertarikan akan

kebudayaan serta hal lain yang berkaitan tersebut meningkat. Korea Selatan bisa dikatakan berhasil

membentuk citra baik terutama terhadap negara-negara yang dulunya memiliki masalah dengan

Korea Selatan seperti China dan Jepang. Pemerintah Korea Selatan melalui Kementrian Budaya

dan Pariwisata pada tahun 2000 menunjuk bintang-bintang Hallyu saat itu seperti Lee Byung Hun

dan Choi Ji Woo untuk menjadi duta budaya mereka untuk negara-negara yang mempunyai

ketegangan politik atau masa lalu yang kelam dengan Korea Selatan seperti Jepang dan China.

Efek dari Hallyu memudahkan Korea Selatan untuk menjalani kepentingannya di negara lain

akibat dari nilai positif yang berhasil ditumbuhkan dimata masyarakat.

Hasil survey dari Minsitry of Internal Affairs and Communications of Japan terhadap

masyarakat mengenai penyebaran kebudayaan Korea Selatan di Jepang menujukan 57.1%

responden merasakan perubahan pandangan yang positif terhadap Korea Selatan masuknya Hallyu

ke Jepang (Chartika Sari and Jamaan, 2012, p. 8). Hasil yang didapat dari penyebaran Hallyu

adalah terjadi peningkatan wisatawan Jepang ke Korea Selatan bertujuan untuk berlibur di Korea

Selatan, 43.4% diantaranya adalah wisatawan Jepang. Sedangkan popularitas Hallyu di Taiwan

berdampak terhadap peningkatan penjualan produk-produk Korea Selatan karena masyarakat

Taiwan khususnya kalangan remaja ingin menggunakan produk perawatan kulit yang sama

dengan yang digunakan oleh grup idola K-Pop. Terjadi peningkatan jumlah wisatawan China yang

datang ke Korea Selatan untuk melakukan operasi plastik. Kawasan Asia Tenggara telah banyak

dipengaruhi Hallyu. Para penggemar bintang-bintang Hallyu di sana mulai mengikuti fashion,

mode rambut, make-up hingga melakukan operasi plastik agar mirip dengan idolanya serta

aksesosir yang berkaitan dengan Korea.

Hallyu juga berhasil mempengaruhi sektor yang lain seperti ekonomi dimana pemerintah

Korea menggunakan Hallyu untuk menjadi alat mempromosikan produk mereka untuk

mendapatkan keuntungan. Pergerakan positif dari Hallyu ini membawa dampak besar dikarenakan

munculnya permintaan pasar yang besar akan barang-barang dari Korea Selatan dikarenakan rasa

keingintahuan masyarakat yang besar akan Korea Selatan. Produsen-produsen berhasil

menggunakan artis-artis Korea yang terkenal untuk mempromosikan produk mereka baik produk

telepon genggam, kosmetik sampai pada mobil sehingga berhasil mendongkrak penjualan diikuti

pula dengan mutu dari produk-produk yang baik dan berkualitas.

Kesuksesan Korea Selatan dalam menjalankan soft diplomacy membuahkan hasil yang

baik. Kepercayaan dan nilai positif yang diberikan oleh negara lain terhadap Korea Selatan

membuka peluang untuk melanjutkan kerja sama pada sektor lain seperti sektor ekonomi, politik

dan keamanan, serta sosial-budaya (Yudhantara, 2011, p. 183). Salah satu contoh negara

berkembang di Asia Tenggara yang menjalin hubungan kerja sama dan perluasan kerja sama akibat

dari Hallyu dengan Korea Selatan adalah Indonesia.

Hubungan Korea Selatan dengan Indonesia dimulai ketika Jendral Suharto mengambil

inisiatif untuk mengambil strategi diplomasi anti komunis dengan memberikan kesempatan kepada

Korea Selatan untuk membuka hubungan diplomatik lewat kantor perwakilan tingkat konsulat

jendral di Jakarta pada tahun 1966 kemudian disusul oleh Indonesia pada tahun 1988 dengan

membuka konsulat jendral RI di Seoul dan kemudian status tersebut ditingkatkan menjadi

kedutaan besar (Chŏn and Yuwanto, 2014, p. 4). Hubungan ini terus berjalan baik hingga sekarang,

ditambah lagi dengan adanya penandatanganan the Joint Declaration on Strategic Partnership to

Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century pada tanggal 4-5 Desember 2006 di

Jakarta pada saat kunjungan Presiden Roh Moohyun. Joint Declaration ini meliputi kerja sama

politik dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi serta pada bidang sosial dan budaya

dengan harapan bahwa hubungan kerja sama kedua negara berkembang tidak hanya pada segi

kuantitas tetapi juga kualitas.

Pada bidang ekonomi, Indonesia dengan Korea telah membentuk Joint Task Force on

Economic Cooperation (HTF-EC) sejak tahun 2007 yang kemudian digiatkan kembali menjadi

Working Level Task Force Meeting (WLTFM) yang diselengarakan 2 kali dalam setahun dengan

tujuan untuk mengakomodasi perkembangan dalam kerja sama ekonomi dari kedua negara. Kerja

sama ekonomi ini jelas memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian kedua negara.

Contohnya pada tahun 2013, nilai investasi dari Korea Selatan mencapai USD 2,2 miliar. Investasi

ini berfokus pada beberapa sektor seperti industri elektronik, telekomunikasi, otomotif,

perbankkan, dll.

Tabel 4.3

Ekspor dari Korea ke Indonesia tahun1998 -2017

(Sumber:Korea International Trade Association)

Tabel ini menunjukan bahwa sejak tahun 1999 yaitu tahun dimana Hallyu muncul

memberikan dampak besar bagi jumlah export ke Indonesia yang meningkat. Kerja sama ekonomi

Korea Selatan dengan Indonesia merupakan kerja sama yang menguntungkan bagi kedua negara

sebab Indonesia yang merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam sekitar 80% komoditas

tersebut dikirim ke Korea Selatan seperti gas alam, batu bara, minyak tanah, tembaga, dll.

Sedangkan komoditas barang-barang Korea yang masuk ke Indonesia adalah suku cadang

elektronik, bahan sampingan baju, barang produk penghalusan besi dan lainnya dimana jumlah

ekspor tersebut meningkat seiring dengan merebaknya Hallyu yang memberikan dampak positif

bagi perekonomian dan juga hubungan Korea Selatan dengan negara lain. Kerja sama tersebut

didasari atas kebutuhan masing-masing negara dimana Indonesia memerlukan modal atau

investasi, teknologi yang baik untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut bisa

didapat melalui kerja sama dengan Korea Selatan yang merupakan negara yang terus berinovasi

dalam memajukan teknologi serta informasi sedangkan Korea Selatan sendiri memerlukan sumber

daya alam, tenaga kerja dan juga pasar yang besar dan itu semua bisa di peroleh lewat kerja sama

dengan Indonesia.

Penekanan kerja sama pada bidang-bidang seperti ekonomi, investasi dan juga

perdagangan terus begitu menjadi fokus utama dalam pertemuan-pertemuan kedua negara. Seperti

dalam Joint commission meeting (JMC) yang terselengara pada 18 Desember 2015 dimana kedua

menteri bertemu dan saling meyakinkan satu dengan lain bahwa perlu adanya kerja sama yang erat

dengan berdasarkan saling percaya pada berbagai bidang seperi perdagangan, investasi, pariwisata

dan people to people contact. Ini merupakan hal yang penting sebab Korea Selatan sendiri

merupakan mitra dagang terbesar ke 6 bagi Indonesia (2016) serta merupakan negara penyumbang

investasi terbesar ke 9. Korea Selatan juga menujukan bahwa mereka adalah mitra bagi Indonesia

yang strategis dengan upaya untuk merealisasikan penanaman modal asing mereka di Indonesia

yang kemudian mengantarkan mereka menempati urutan ke 3 dibawah Singapura dan Jepang pada

periode 2012-2016.

Investasi dari Korea ke Indonesia sebenarnya sudah berjalan cukup lama yaitu dimulai

pada tahun 1966 sejak dibukannya Kantor Konsulat Korea Selatan di Jakarta. Semenjak itu

mulailah masuk perusahaan-perusahaan dari Korea seperti Korea Development Company

(KODECO) Samsung, Hyundai Engineering & Construction yang masuk pada akhir 1970-an

sampai 1980-an. Kemudian terjadi peningkatan penanaman modal dari Korea pada bidang

manufaktur seperti garmer, sepatu, tekstil, rambut palsu, mainan dan juga elektronik sehingga

hasilnya muncullah 73 perusahaan yang berafiliasi dengan Korean Garment Association (KOGA).

Pada tahun 1990 LG pun tak mau ketinggalan dan kemudian disusul oleh Samsung Electronics

pada tahun 1992. Perusahan besar Korea lain juga mulai masuk dengan mebawa modal yang besar

seperti PoscoSteel (Pabrik baja tingkat global), Hankook Tyre, Lotte Mart (Perusahaan ritel

raksasa)(Chŏn and Yuwanto, 2014, pp. 40–41). Sampai saat ini, dengan adanya kemudahan

investasi lansung konstruksi, membuat investor-investor asal Korea Selatan berkeinginan untuk

melaksanakan investasi langsung baik dalam bidang kelistrikkan, pelabuhan, konstruksi jalan,

keuangan dan perbankan.

Pengaruh dari Hallyu jelas memberi dampak kepada Indonesia sehingga membuka diri

ke Korea untuk melakukan penanaman modal di Indonesia. Data dari Badan Penanaman Modal

Indonesia yang berada di Jakarta menunjukan bahwa Korea Selatan sampai pada tahun 2015 telah

merealisasi penanaman modal di Indonesia dalam jumlah USD 1,2 miliar dan ini menunjukan

pertumbuhan sebesar 7,6% dari periode sebelumnya. Investasi yang masuk dari Korea Selatan ke

Indonesia sendiri sejak tahun 2010 sampai tahun 2015 mencapai USD 8 miliar dengan menunjukan

komitmen yang besar dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 86%.

Tahun 2015, nilai perdagangan kedua negara pada periode Januari - Oktober sebesar USD

14.237,91 Juta sedangkan pada tahun 2016, total perdagangan di antara kedua negara pada periode

Januari-Maret sebesar USD 3,59 miliar, turun 18,66% bila dibandingan dengan periode yang sama

pada tahun 2015. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea surplus bagi Indonesia sebesar

USD 563,8 juta atau naik 58,45% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015

yaitu sebesar USD 355,8 juta. Pada periode Januari – Maret 2016, produk ekspor non migas

Indonesia ke Korea Selatan adalah Scrap logam dan kayu dan article yang mengalami peningkatan

sebesar 222,8% dan 31,4%. Hasil ini membuktikan bahwa kerja sama ekonomi di antara kedua

negara adalah sangat penting dan menjadi hasil yang baik dari upaya meningkatkan kepercayaan

satu dengan yang lain.

Pengaruh diplomasi budaya Korea Selatan yang memberikan dampak positif terhadap

images Korea Selatan dimata dunia terutama di negara berkembang seperti Indonesia bukan hanya

diaspek ekonomi tetapi juga dalam hal hard politic seperti bagaimana pada bidang keamanan.

Korea Selatan pernah mengirim aktor terkenal mereka Hyun Bin sebagai duta militer untuk

berkunjung ke Indonesia selama 3 hari dengan salah satu tujuan untuk menghadiri upacara jadi

TNI. Selain itu, Korea selatan melihat ini sebagai peluang untuk mempromosikan industri

persenjataan Korea Selatan di Indonesia.

No. Kerjasama Tahun Jumlah (USD)

1 Kerja sama pembuatan

pesawat tempur KF-X IF-X

2009-2029 6-8 Miliar

2 Hibah Landing Vehicle

Truck (LVT)-7A1 dari

Korea Selatan untuk

Indonesia

2009 -

3 Perbaikan kapal selam KRI

Nanggala 402

2009 -

4 Pembelian KH-178 105mm 2010 -

5 Pembelian pesawat Korea T-50 Golden

Eagle

2011-2014 400

6 Pembelian pesawat Indonesia

CN-235

2008-2011 94 Juta

7 Pembuatan kapal tempur

jenis LPD KRI- Banda

Aceh

2004-2011 150 m

8 Pembelian Panser

Tarantula

2011-2013 70 m

9 Pembelian towed Howitzer

KH-179

2011 -

10 Kerjasama pembuatan

Kapal Selam

2011-2017 1.1 Miliar

Tabel.4.4

Kerja Sama pertahanan antara Korea – Indonesia

(Sumber :SIPRI Arms Transfers Database)

Korea menyadari bahwa Indonesia adalah mitra strategis di kawasan Asia Tenggara

sehingga terjalinlah kerja sama pada sektor militer. Pada kerja sama militer ini, frekuensi dari

pengadaan peralatan militer sampai pada armada laut, darat dan udara. Pada saat pertemuan Joint

commission meeting (JMC) yang terselengara pada 18 desember 2015, kedua negara juga

membahas tentang bidang keamanan tentang keinginan Indonesia untuk pembangunan kapal

selam ke-3 dapat dilakukan di Indonesia dengan skema joint section plus. Indonesia sampai saat

ini hanya memiliki 2 kapal selam yang merupakan buatan Jerman. Tentu sangat sulit bagi

Indonesia untuk bisa menjaga perairan Indonesia yang begitu luas yaitu 70% dari luas total wilayah

Indonesia. Kontrak pun sudah ditanda tangani Indonesia untuk membeli 3 kapal selam DSME-209

dengan harga berkisar USD 1.1 miliar dimana 2 diantaranya dikerjakan di Korea. Pesawat tempur

juga menjadi perhatian Indonesia dalam pengembangan alutsista sehingga mengandeng Korea

Selatan dalam pengembangan burung besi generasi 4,5 yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI

dalam program Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).

Selain Indonesia, negara anggota ASEAN lain yang mendapat pengaruh besar dari Hallyu

adalah Filipina. Negara dengan jumlah penduduk sebesar 101.6 juta jiwa ini pertama kali

diperkenalkan dengan Hallyu pada 2003 melalui K-drama “Endless Love 1: Autum in my Heart”

dimana berhasil mencuri perhatian banyak orang terutama kelas menengah di Filipina yang

kemudian tergila-gila untuk pergi mengunjungi Korea. Drama Korea pun semakin hari terus

digemari oleh kaum muda di Filipina karena menjadi bagian dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Selain itu, K-pop juga digemari karena akses yang mudah melalui internet untuk melihat penyanyi

dan grup yang menjadi idola mereka. Salah satu artis terkenal Korea, Lee Min-Hoo yang

mengunjungi Filipina, disambut dengan meriah oleh penggemarnya sebanyak 200.000 orang.

Efek dari Hallyu ini membawa gambaran positif bagi Korea yang kemudian membuat

Korea menjadi mudah untuk diterima oleh masyarakat Filipina. Kerja sama yang sudah terjalin

sejak tahun 1949 ini terus berkembang sampai sekarang. Filipina membuka Kantor kedutaan

mereka di Seoul pada tahun 1958 dan menandakan bahwa hubungan kedua negara ini erat dengan

kerja sama yang terjalin diberbagai bidang seperti ekonomi, politik, keamanan, serta sosial-

budaya. Kerja sama yang terjalin antara Korea dengan Filipina begitu penting mengingat bahwa

Filipina memiliki sumber daya tambang yang melimpah sedangkan Korea sendiri adalah negara

industri yang membutuhkan pasokan sumber daya. Volume perdagangan antar keduanya adalah

7,4 miliar dolar dan Korea juga menanamkan investasi pada industri perkapalan Filipina dengan

jumlah 1,7 miliar dolar. Selain ekonomi, kerja sama yang terjalin erat antara Filipina dengan Korea

selatan adalah kerja sama militer. Filipina merasa bahwa mereka sangat perlu untuk

memodernisasikan peralatan senjata dan meningkatkan posisi militer mereka. Korea dan Filipina

pun menandatangani MOU kerja sama dalam bidang keamanan pada 17 oktober 2013 yang mana

kerja sama ini menyangkut pada pertukaran pengalaman serta informasi terkain bidang militer,

pendidikan militer serta pelatihan, penelitian serta pengembangan dalam industri pertahanan,

logistik dan pemeliharaan, kerja sama militer yang terkait pada teknologi, dll. Selain itu, Filipina

juga membeli 12 pesawat jet baru dari Korea yaitu 12 FA-50 Golden Eagle dengan harga 402

miliar dolar. Korea Selatan juga mengharapkan agar hubuangan kerja sama di atara ke dua negara

terus berlanjut serta Filipina bisa mendukung Korea Selatan dalam upayanya menghentikan

ancaman Korea Utara demi menjaga kedamaian di kawasan.

Tabel 4.5

10 besar partner perdagangan negara Filipina dan Thailand tahun 2016

(Sumber Direction of Trade Statistics, 2016 (IMF))

Tabel di atas munjukan bahwa Korea selatan menempati posisi ke 7 dibawah Jerman

dalam hal Ekspor dengan Filipina dengan Total USD 2.152 juta sedangkan untuk Impor sendiri,

Korea menempati posisi ke 6 dibawah Singapura dengan jumlah USD 4.771 miliar pada tahun

2016. Sedangkan Korea tidak masuk dalam 10 besar dalam hubungan ekspor dari Thailand tetapi

menempati posisi ke 8 dalam hubungan impor di bawah Singapura yaitu dengan jumlah USD 7.013

miliar.

Thailand tidak lepas dari pengaruh Hallyu, di negara ini drama Korea menjadi program

reguler di tv bahkan sampai merambat pada dunia pendidikan dimana buku pelajaran musik untuk

sma menggunakan foto-foto artis ternama Korea seperti Super Junior, Big Bang, Rain,dll. Selain

itu, dibangun juga pusat kebudayaan Korea dimana masyarakat Thailand akan bisa mengenal lebih

dekat akan Korea baik dari sejarah, tempat wisata, makanan, musik, dll. Masyarakat juga dihibur

dengan kedatangan penyanyi Baek Ah-yeon, yang merupakan juara 3 dari kompetisi menyanyi

terkenal di Korea yaitu K-pop Star

Drama Korea yang mulai masuk pada tahun 2001 sangat mempengaruhi rasa ingin tahu

dari masyarakat Thailand sehingga mereka pun mengunjungi Korea terutama untuk melihat lokasi

syuting dari drama yang mereka nikmati. Selain itu juga membuat produk-produk Korea begitu

disenangi oleh kelas menengah ke atas di Bangkok, selain karena kecocokan budaya yang

dirasakan bila dibandingkan dengan budaya Barat, setiap drama atau film tetap menjaga identitas

dari Korea sendiri sehingga itu membuat kesan yang baik bagi Korea dimata penonton Thailand.

Tentu saja Hallyu meberikan pengaruh positif kepada kerja sama yang terjadi di antara

Thailand dengan Korea sejak 1 oktober 1958 dimana kerja sama tersebut terjalin dalam berbagai

bidang seperti ekonomi, politik dan juga sosial-budaya. Pada bidang ekonomi, kedua negara ini

telah menjalin kerja sama sejak 1961 sehingga terciptannya Join Trading Committe (JTC) dengan

tujuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam proses perdagangan serta promosi kerja sama

perdagangan dan investasi. Pada tahun 2008, Republik Korea adalah salah satu mitra dagang utama

Thailand dimana nilai perdagangan antara kedua negara terus berkembang dan mencapai 10,53

miliar dolar. Saat ini juga terdapat lebih dari 300 perusahaan Korea dan Korea-Thailand yang

melakukan bisnis mereka di Thailand. Pada tahun 2008, Dewan Investasi Thailand (BOI)

menyetujui hampir 8,15 miliar baht proyek investasi Korea di Thailand dan hampir setengah dari

proyek tersebut berada di industri elektronika dan listrik. Mobil produksi Korea seperti Hyundai

dan Kia juga di ekspor ke Thailand serta barang elektronik seperti smart phone samsung, televisi

dan AC juga diminati oleh masyarakat.

4.1.4 Korea dalam kerja sama ASEAN + 3 ( APT )

Kerja sama ASEAN dengan 3 mitra wicaranya yaitu Republik Korea, Jepang dan China

sudah terjalin sejak 1997. Walaupun situasi saat itu adalah waktu yang krusial bagi kawasan ASIA

karena krisis ekonomi yang melanda tidak menyurutkan keinginan untuk bekerja sama.

Berdasarkan pada Joint statement on East Cooperation, terjalinlah kerja sama meliputi

perdagangan, investasi, keuangan dan perbankan, transfer teknologi dll. Komitmen untuk

mempererat kerja sama lewat terbentuknya East Asian Vision Group (EAVG) yang anggotanya

adalah para intelektual dari negara-negara ASEAN serta China, Jepang dan Korea yang bertugas

untuk memberikan laporan serta rekomendasi untuk kerja sama yang lebih baik seperti

pembentukan Ease Asia Free Trade Area, fasilitas pendanaan kawasaan, KTT Asia Timur, dll.

Hasil yang baik dari pertemuan ASEAN+3 adalah disepakatinya Chiang Mai Initiative

Multilateralization (CMIM) pada 24 maret 2010 dengan tujuan untuk membantu likuiditas

keuangan dikawasan untuk menghindari krisis keuangan di kawasan. Kerja sama ini memberikan

kontribusi dalam menciptakan kondisi yang aman didalam kawasan. Ini menjadi tempat yang baik

untuk bertemunya para pemimpin terutama pemimpin dari Asia Timur untuk saling berinteraksi

membahas apa yang menjadi prioritas dalam kawasan dalam bidang ekonomi, politik dan

keamanan.

Bila dibandingkan dengan dua negara Asia Timur yaitu Jepang dan China, bisa dikatakan

Korea Selatan memiliki pengaruh terutama dalam kerja sama ini dengan berinisiatif untuk

membangun kerja sama sehingga terbentuklah East Asia Vision Group (EAVG) dan Juga East

Asia Study Group (EASG) yang mana menjadi sebuah konsep dan metode dalam kerja sama

sedangkan ASEAN berinisiatif dalam penyelengaraan pertemuan ASEAN+3. Kaloborasi ini

menjadikan ASEAN dan Korea memegang peranan kunci dari kerja sama ini.

Kerja sama ini penting karena negara-negara Asia Timur bergantung pada sumber daya

alam yang dimiliki oleh ASEAN yang menjadi pengerak dalam industri mereka selain mendukung

terjalinnya integrasi bilateral dengan ASEAN. Selain itu, Korea melihat bahwa lewat adanya kerja

sama dengan ASEAN dan 2 negara ASIA Timur lainnya, menjadi wadah yang baik untuk

memperkuat kerja sama lewat forum internasional dan juga sebagai upaya dalam penyelesaian isu-

isu yang menggangu stabilitas kawasan seperti pemasalahan Laut China Selatan, semenanjung

Korea, terorisme, serta perluasan sektor-sektor lain yang menjadi masalah seperti pendidikan,

peningkatan kesehatan publik sampai pada mengelolaan bencana. Pada sisi yang lain, Korea

Selatan menyadari bahwa kerja sama ini menjadi penting karena ekonomi dari ASEAN+3 yang

memiliki daya tahan yang baik dimana ekonomi dari kerja sama ini terus tumbuh meskipun dalam

ketidakpastian global yaitu sebesar 5,2% dengan inflasi yang terkendali ditambah lagi terus terjadi

pertumbuhan yang stabil dan kuat pada China dan Jepang dimana kedua negara ini memiliki

peranan penting dalam kerja sama ASEAN+3 dalam keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di

kawasan. Lewat permintaan domestik yang tinggi, negara-negara yang bekerja sama akan mampu

memperoleh keuntungan lewat integrasi perdagangan dan investasi yang terjadi di kawasan.

Masalah lain yang diangkat Korea dalam pertemuan negara-negara anggota ASEAN

dengan 3 negara di ASIA TIMUR ini adalah mengenai keamanan energi dimana kebutuhan akan

energi ditingkat regional serta global yang terus meningkat. Negara-negara ini pun membentuk

ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEN)+3 sebagai upaya untuk mengatasi isu-isu bersama

di pasaran minyak regional dengan mengesahkan program kegiatan seperti Energy Security

Forum, Natural Gas Forum, Oil Market Forum, dll. Korea pun mengajukan proposal mengenai

kerja sama Clean Development mechanisim (CDM) sebagai upaya pengurangan greenhouse gas

emission dan juga peningkatan akan sustainable development melalui capacity building yang mana

proposal tersebut diterima dengan baik dan kemudian ditinjaklanjuti. Korea juga mengajukan

proposal mengenai kerja sama civilian nuclear energy dimana proposal ini merujuk dari

ASEAN+3 Cooperation Work plan tahun 2007-2017 dimana kerja sama civilian nuclear energy

ini bertujuan untuk capacity building melalui pelatihan staf untuk civil nuclear development di

kawasan.

4.2 Kerjasama Korea Selatan dengan ASEAN

ASEAN dan Korea Selatan berinisiatif untuk berdialog terkait hubungan sektor pada

November 1989 dan kemudian hubungan tersebut terus meningkat sampai pada ditanda tanganinya

the Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership yang bertepatan pada 8 tahun

ASEAN-ROK Summit pada 30 November 2004 di Vietnam serta mengadopsi ASEAN-ROK plan

of Action ( POA ) untuk mengimplementasikan the Joint Declaration pada perayaan 9 tahun

ASEAN-ROK Summit pada 13 Desember 2005 di Kuala Lumpur.

Gambar 3

Volume perdagangan ASEAN-Korea

Sumber : ASEAN-KOREA CENTRE, 2015

Dalam bidang ekonomi, ketergantungan ekonomi melalui hubungan perdagangan serta

investasi di antara ASEAN dan Korea Selatan terus diperdalam. Ini terbukti dari arus total Foreign

direct investment ( FDI ) dari Korea Selatan ke ASEAN bertumbuh dengan total USD 1.5 milyar

pada tahun 2008 kemudian terus meningkat sampai mencapai USD 4.5 milyar pada tahun 2014

yang mengantarkan Korea selatan sebagai investor terbesar ke 6 bagi ASEAN. Selain itu dalam

bidang perdagangan diantar keduanya meningkat 15 kali lipat dari USD 8.2 miliar pada tahun 1989

sampai pada USD 138 miliar pada tahun 2004. ASEAN menjadi partner ke 2 terbesar bagi Korea

setelah China dalam bidang perdagangan semenjak 1989 sampai pada USD 138 miliar pada tahun

2004. Keduanya terus berusaha untuk mencapai target USD 150 miliar pada tahun 2015 dan terus

meningkat menjadi USD 200 miliar pada tahun 2020.

ASEAN dan Korea Selatan berinisiatif untuk berdialog terkait hubungan sektor pada

November 1989 dan kemudian hubungan tersebut terus meningkat sampai pada ditanda tanganinya

the Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership yang bertepatan pada 8 tahun

ASEAN-ROK Summit pada 30 November 2004 di Vietnam serta mengadopsi ASEAN-ROK plan

of Action ( POA ) untuk mengimplementasikan the Joint Declaration pada 9 tahun ASEAN-ROK

Summit pada 13 Desember 2005 di Kuala Lumpur.

Tahun Kegiatan

1989 Dialog kemitraan sektoral ASEAN – KOREA SELATAN

1991 Dialog kemitraan penuh ASEAN-KOREA SELATAN

1997 Summit pertama ASEAN-KOREA SELATAN

Summit pertama ASEAN+3

Visi ASEAN 2020

2004 Deklarasi bersama tentang kerjasama kemitraan komprehensif antara ASEAN dan

Korea Selatan

2007 Berlakunya Free Trade Area diantara ASEAN-KOREA pada perdagangan barang

2009 Perayaan 20 tahun dialog kemitraan ASEAN-KOREA (Jeju, Korea )

Peresmian ASEAN-Korea Centre

Berlakunya Free Trade Area diantara ASEAN-KOREA pada jasa dan investasi

2010 Deklarasi bersama dan rencana aksi ASEAN-KOREA dalam kemitraan strategis

untuk Perdamaian dan Kemakmuran

2012 Pembentukan misi dari Korea Selatan untuk ASEAN

2014 Perayaan 25 tahun dialog kemitraan ASEAN-KOREA (Busan, Korea)

2015 Rencana Aksi ASEAN-KOREA untuk mengimplementasikan dalam kemitraan

strategis untuk Perdamaian dan Kemakmuran (2006-2020)

2017 Tahun pertukaraan kebudaya ASEAN-KOREA

Tabel 4.6

Kronologi Kerja sama Korea Selatan dengan ASEAN

(Sumber : ASEAN-KOREA CENTRE, 2015)

4.3. ASEAN-KOREA CENTRE SEBAGAI INTERGOVERNMENTAL ORGANIZATION

Dalam usaha untuk memfasilitasi kerja sama yang lebih erat serta saling pengertian satu

sama lain, maka Korea Selatan menetapkan misi tersebut di Jakarta pada bulan September 2012

dan menetapkan itu sebagai duta besar pertama untuk ASEAN pada bulan oktober 2012 selain itu,

pada bulan Maret 2013, ASEAN-KOREA CENTRE didirikan Seoul sebagai pusat yang

memegang peran penting dalam memainkan peran dalam peningkatan volume perdagangan,

akselerasi aliran investasi, meningkatkan turisme serta memperkaca pertukaran budaya diantara

ASEAN dan Korea Selatan.

Untuk mencapai visi tersebut maka ASEAN-KOREA CENTRE berusaha untuk melayani

sebagai channel untuk perdagangan, investasi, turisme dan pertukaran budaya diantara ASEAN

dan Korea sebagai jalan untuk meningkatkan keuntungan satu dengan yang lain dan juga

komplementer untuk menguatkan kerja sama ekonomi serta sosial budaya.

Ada pun ASEAN-KOREA CENTRE mendapat mandat untuk :

a. Meningkatkan volume perdagangan

b. Akselerasi arus investasi

c. Mengairahkan pariwisata

d. Memperkaya pertukaran budaya di antara negara anggota ASEAN dan Korea dan juga

pertukaran diantara orang-orang.

Tugas yang dipikul ini dijalankan dengan mengimplementasikan lewat berbagai program

kerja dan aktivitas yang bertujuan menguatkan kerjasama serta memperdalam persahabatan di

antara negara anggota ASEAN dengan Korea. ASEAN-KOREAN CENTRE sendiri memandu

hubungan kerjasama ini berdasarkan nilai berbagi, penghormatan terhadap keberagaman serta

hubungan timbal balik yang saling percaya.

ASEAN-KOREAN CENTRE memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :

A. Meningkatkan kerjasama antara ASEAN-Korea

1) Lewat menguatkan kerja sama timbal balik diantara ASEAN dan Korea dengan

mengembangkan ikatan ekonomi dan sosial-budaya.

2) Memperdalam saling ketergantungan, melengkapi dan keuntungan yang timbal balik lewat

kerja sama ASEAN-Korea.

3) Berperan sebagai jembatan diantara pemerintah dan sektor privat.

B. Mempromosikan pemahaman yang timbal balik melalui pertukaran budaya dan kontak

orang ke orang.

1) Meningkatkan kesadaran publik terhadap ASEAN di Korea dan sebaliknya, dan juga

hubungan ASEAN-Korea, dan promosi kesadaran dan pengertian antar budaya.

2) Menguatkan pertalian arus budaya dan turisme diantara ASEAN-Korea

C. Mendukung usaha integrasi ASEAN

1) Lewat penyediaan dukungan dalam membatasi gap di ASEAN.

2) Memastikan bahwa program cukup menjawab kebutuhan regional dan untuk

membangun program-program yang dibuat untuk kebutuhan sub regional

Secara umum, susunan organisasi dari ASEAN-KOREA CENTRE adalah sebagai

berikut :

1) Dewan yang merupakan badan pembuat keputasan tertinggi di pusat yang terdiri dari 11

direktur merupakan perwakilan dari setiap anggota yang bertugas untuk mengambil

keputusan dalam menjalankan program yang berpusat di ASEAN-KOREA CENTRE,

menyetujui program kerja kedepan serta anggaran untuk pengoperasian kegiatan tersebut,

menyetujui laporan tahunan dari kerja yang dilakukan serta menunuju sekretaris umum.

2) Dewan Eksekutif yang merupakan badan pengawas serta penasehat dari sekretariat yang

terdiri dari 11 perwakilan dari masing-masing anggota yang bertugas untuk memastikan

DEWAN

DEWAN EKSEKUTIF

SEKRETARIAT

Unit Perencanaan dan Urusan Umum

Unit Perdagangan dan Investasi

Unit Kebudayaan dan Pariwisata

dan Unit Informasi dan Data

Unit Perencanaan dan Urusan Umum, Unit Perdagangan dan

Investasi, Unit Kebudayaan dan Pariwisata, dan Unit Informasi dan

Data

kegiatan di pusat berjalan efektif serta mengawasi dan member nasihat kepada sekretaris

umum bila diperlukan.

3) Sekretariat mempunyai sekretaris umum dan anggota yang merupakan warga negara dari

negara anggota dan bertanggung jawab pada dewan dan dewan eksekutif dalam masa

jabatannya selama 3 tahun dalam melaksanakan program kerja tahunan serta mengangkat

unit yang disetujui untuk melaksanakan fungsi dan tugas untuk di jalankan. Sekretaris

umum ASEAN-KOREA CENTRE saat ini adalah Mr. Kim Young-Sun. Badan

Administrasi Pusat yang terdiri dari Sekretaris Umum dan empat unit: Unit Perencanaan

dan Urusan Umum, Unit Perdagangan dan Investasi, Unit Kebudayaan dan Pariwisata, dan

Unit Informasi dan Data. Setiap anggotanya adalah merupakan delegasi resmi pemerintah

negara-negara anggota.

Jika dilihat dari hubungan kerja sama yang terjalin di antara ASEAN dengan Korea,

konsep “Spillover” muncul dari kacamata Neo-fungsionalisme bisa dipakai untuk membahas

ASEAN-KOREA CENTRE. “Spillover” dilihat sebagia proses dimana kerja sama politik

dilaksanakan dengan tujuan spesifik yang kemudian membuat terbentuknya tujuan-tujuan baru

untuk memastikan tercapainya tujuan-tujuan lama. Konsep ini dipakai untuk menggambarkan

sebuah integrasi lebih lanjut yang terjalin dan didefinisikan sebagai kekuatan pendorong dan

logika inheren dari sebuah integrasi melalui peningkatan dalam sebuah ketergantungan ekonomi

(Wiener and Diez, 2004, pp. 63–64). Menjadi suatu hal luar biasa dimana dari setiap kegiatan yang

dilaksanakan oleh ASEAN-KOREA CENTRE berdasarkan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

setiap negara anggota ASEAN maupun Korea sendiri.

Konsep ini menjelaskan bahwa sebuah kerja sama yang terjalin diantara satu negara

dengan negara lain membuat terjadinya kesepakatan pada bidang yang lain. Contoh kongkrit dari

konsep ini adalah Uni Eropa yang berawal dari European Coal and Steel Community lalu kini

berkembang menjadi masyarakat Eropa yang terintegrasi dalam berbagai bidang. Kerja sama yang

berhasil di bidang itu lambat laun akan membawa kerangka kerja sama sebuah regionalisme

meluas (spillover) pada agenda politik sebagai isu sensitif sebuah kerja sama. Diawali dengan kerja

sama non-politik, misalnya dengan agenda ekonomi, sosial, ataupun kebudayaan. Kesepakatan

dengan cara kompromi meningkatkan kepentingan bersama tekanan integratif yang diberikan oleh

pemerintah dan non-pemerintah kemudian disebut spillover politik menjelaskan ASEAN-KOREA

CENTRE yang terbentuk berlandaskan persetujuan bersama negara-negara anggota ASEAN serta

Korea Selatan untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang tentu saja memberikan manfaat secara

timbal-balik bagi negara-negara tersebut yang kemudian di wujudnyatakan dalam pertemuan-

pertemuan ataupun kegiatan-kegiatan secara berkala. Terbentuknya ASEAN-KOREA CENTRE

sebagai pengerat identitas ASEAN yang bermanfaat untuk memperoleh kepentingan bersama

dengan Korea.

Jelas bahwa ASEAN-KOREA CENTRE terbentuk melalui kesepakan dari negara-

negara anggota untuk mewujudkan tujuan internasional mereka yang merupakan perwujudan dari

tujuan nasional mereka masing-masing. Ini membuktikan bahwa suatu negara tidak dapat hidup

sendiri atau membutuhkan negara lain. Korea Selatan membutuhkan sumber daya yang melimpah

dari negara-negara anggota ASEAN, sebaliknya negara-negara lain membutuhkan Korea sebagai

sumber investasi, pertukaraan teknologi maupun turisme.

Merujuk pada teori organisasi internasional dari Clive Archer, ASEAN-KOREA

CENTRE memiliki 3 fungsi yaitu :

1. Negara-negara anggota ASEAN sendiri menggunakan ASEAN-KOREA CENTRE

sebagai instrument untuk berdiplomasi dengan negara yang lain dalam hal ini Korea

Selatan karena pada dasarnya ASEAN-KOREA CENTRE terbentuk berkaitan dengan

kepentingan negara mereka yang bersangkutan dengan kepentingan negara ini.

2. Sebagai tempat forum untuk berkomunikasi untuk bekerjasama, persetujuan bahkan

pertentangan dimana arena tersebut bersifat netral. Arena ini menjadi tempat untuk

mengedepankan kepentingan, menunjukan sudut pandang terhadap sesuatu didepan

forum dengan komitmen ASEAN-KOREA CENTRE untuk menjadi kunci dalam

mempromosikan perdagangan, investasi, turisme, pertukaran budaya, hubungan

orang-orang dan membangkitkan kesadaran terhadap ASEAN di Korea.

3. ASEAN-KOREA CENTRE berperan sebagai aktor yang tidak terpengaruh dari luar

ketika membuat sebuah kebijakan terutama dalam memajukan kerja sama dengan

memiliki kapasitas sebagai aktor yang ditentukan oleh rekomendasi, resolusi dan

mandat pada saat dibentuknya organisasi tersebut.

Menyambung dari fungsi ASEAN-KOREA CENTRE diatas, ASEAN-KOREA

CENTRE terbentuk sebagai hasil dari keinginan untuk mengadakan kerja sama yang lebih

terorganisir dari negara-negara anggota ASEAN dengan Korea Selatan lewat strukrut organisasi

yang jelas dan juga sebagai upaya untuk mencapai peningkatan kerja sama diantara ASEAN

dengan Korea, mempromosikan saling pengertian melalui pertukaran budaya dan people-to-people

contact dan juga mendukung secara penuh dalam integrasi ASEAN.

Banyak usaha yang dilakukan oleh ASEAN-KOREA CENTRE sebagai upaya untuk

mencapai kepentingan bersama diantara ASEAN-Korea Selatan seperti Investment and Business

Environment Seminar dengan tujuan untuk mengenalkan kepada pebisnis Korea, investasi dan

peluang bisnis di ASEAN, ASEAN Culture and Tourism Fair dimana negara-negara ASEAN dan

Korea mempromosikan pertukaran budaya dan saling pengertian lewat pertunujukan budaya pada

masyarakat Korea serta pengenalan akan ASEAN kepada anak-anak, generasi muda dan

masyarakat umum lewat ASEAN Awareness Program.

Banyak kegiatan yang dilakukan oleh ASEAN-KOREA CENTRE namun kegiatan

tersebut tidak hanya sebatas pada negara-negara ASEAN dan Korea tetapi ASEAN-KOREA

CENTRE juga memperluas hubungan dengan pihak luar seperti ASEAN Secretariat sebagai upaya

dalam meningkatkan hubungan diantara ASEAN dengan KOREA serta untuk berkontribusi dalam

upaya integrasi dan memperkecil gap diantara negara ASEAN. Tidak hanya bekerja sama dengan

ASEAN Secretariat tetapi juga bekerja sama dengan ASEAN-JAPAN CENTRE dan ASEAN-

CHINA CENTRE untuk berbagi cara yang baik dalam membangun kerja sama, upaya peningkatan

program yang akan dijalankan kedepan dan memperluas kerja sama untuk memperbesar kerangka

kerja ASEAN+3. Selain itu, dalam upaya memaksimalkan dampak dan kualitas dari program yang

dijalankan oleh ASEAN-KOREA CENTRE, termaksut kegiatan ASEAN Connectivity Forum dan

ASEAN-Korea Youth Network Program terjalinlah kerja sama dengan pihak lain seperti Asian

Infractructure Investment Bank, Asian Development Bank, AfoCo, dll. Semua ini adalah upaya dari

ASEAN-KOREA CENTRE dalam melaksanakan visi mereka untuk menjadi pemain utama dalam

pembangunan dan kerja sama diantara ASEAN dan Korea.