Perbandingan

7
4.5 Analisis Perbandingan Antar Mesin 4.6.1 Pengujian rasa produk untuk ketiga mesin n=5 0 1 2 3 4 5 0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0.4000 0.4500 Grafik Peluang Hipergeometrik n= 5 Mesin 1 Rumus Pendekatan Data Percobaan Cacat Peluang 0 1 2 3 4 5 0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0.4000 Grafik Peluang Hipergeometrik n = 5 Mesin 2 Rumus Pendekatan Binomial Percobaan Cacat Peluang 0 1 2 3 4 5 0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000 10.0000 12.0000 14.0000 16.0000 Grafik Frekuensi Hipergeometrik n=5 Mesin 3 Rumus Pendekatan Binomial Percobaan Cacat Frekuensi

description

Praktikum TP

Transcript of Perbandingan

4.5 Analisis Perbandingan Antar Mesin4.6.1 Pengujian rasa produk untuk ketiga mesin n=5

Perbandingan antara tiga mesin yang dilakukan untuk pengujian rasa produk. Mesin 1 dengan nilai N = 138 dan k = 26. Untuk mesin 2 dengan nilai N = 202 dan k = 82. Mesin 3 dengan N = 185 dan k = 130. Pada grafik mesin 1, hasil perhitungan antara metode teoritis dan pendekatan relatif sama karena nilai = 0,0362. Selanjutnya pada mesin 2, hasil perhitungan antara metode teoritis dan pendekatan juga relatif sama karena nilai Pada mesin 3, hasil perhitungan metode teoritis dengan pendekatan juga relatif sama karena nilai = 0,027. Bila ketiga grafik tersebut dibandingkan, maka ketiga grafik tersebut menunjukkan grafik yang baik karena nilai 0,1, tetapi grafik kedua lebih baik karena nilai paling kecil yaitu 0,0247 diantara grafik yang lainnya. Nilai yang makin kecil maka makin kecil perbedaannya sehingga grafik kedua menunjukkan hasil pendekatan yang lebih baik.

4.6.2 Pengujian berat total produk untuk ketiga mesin n=5

Pengujian berat total produk untuk n=5 menggunakan tiga buah mesin yang berbeda, yaitu Mesin 1, 2, dan 3. Pada Mesin 1 jumlah N = 138 dan k = 26, pada Mesin 2 jumlah N = 202 dan k = 82, pada Mesin 3 jumlah N = 185 dan k = 130. dari ketiga grafik terlihat bahwa metode pendekatan dengan teoritis memiliki hasil yang relative mendekati sama. Namun yang membedakan adalah nilai p, nilai didapatkan dengan menggunakan rumus p = k/N. Jadi Nilai p pada Mesin 1, 2, dan 3 masing-masing adalah 0,188; 0,405; 0,702 Nilai p yang mendekati 0,5 menjadi syarat bila perhitungan probabilitas distribusi Binomial dapat didekati dengan distribusi Normal. Dari data yang ada, nilai p pada Mesin 2 dan 3 adalah yang paling mendekati 0,5, maka dapat dilihat pada grafik, perbedaan hasil peluang antara metode teoritis dan percobaan dengan metode pendekatan lebih kecil dibandingan perbedaan hasil peluang antara metode teoritis dan percobaan dengan metode pendekatan pada Mesin 1 yang memiliki nilai p=0,188. Jadi, mesin yang paling baik digunakan adalah Mesin 2 yang memiliki nilai p paling mendekati 0,405 dengan selisih 0,1.

4.6.3 Pengujian rasa produk untuk ketiga mesin n=15

Mesin 1 memiliki N=138; k=26, mesin 2 memiliki N=202; k=82, Mesin 3 memiliki N=185; k=130. ada tiga mesin yang sudah dilakukan pengecekan hipergeometrik dengan metode rumus (teoritis), pendekatan, dan percobaan. Berdasarkan hasil perhitungan, antara metode teoritis dengan metode pendekatan, umumnya menghasilkan hasil yang bedanya sedikit.Nilai masing masing mesin yaitu 0,108 pada mesin 1, 0,074 pada mesin 2, dan 0,081 pada mesin 3. Mesin yang memiliki nilai 0,1 dari ketiga mesin tersebut adalah mesin 2 dengan nilai 0,074, dan mesin 3 dengan nilai 0,081. Maka dapat dikatakan bahwa mesin 2 adalah yang paling baik karena memiliki nilai yang paling kecil, sedangkan mesin 1 adalah yang paling tidak baik karena memiliki nilai tidak 0,1 dan termasuk yang paling besar dibanding mesin yang lain. Semakin kecil nilai nya maka makin kecil perbedaannya antara rumus teoritis dan pendekatan4.6.4 Pengujian berat total produk untuk ketiga mesin n=15

Berdasarkan kalkulasi peluang pengujian berat dari ketiga mesin. N pada mesin 1 = 138, k pada mesin 1 = 26 dan p pada mesin 1 = 0,108. N pada mesin 2 = 202, k pada mesin 2 = 82 dan p pada mesin 2 = 0,074. N pada mesin 3 = 185, k pada mesin 3 = 130 dan p pada mesin 3 = 0,081. Dari ketiga grafik terlihat bahwa perbandingan hasil metode teoritis dan pendekatan relatif sama. Nilai p didapatkan dengan rumus k/N dari setiap mesin masing-masing yang telah diketahui di skanario. maka Nilai p pada mesin 1, 2, dan 3 masing-masing adalah 0,108 , 0,074 , 0,081. Nilai p menjadi syarat bila perhitungan probabilitas distribusi binomial dapat didekatkan dengan distribusi Normal. Nilai p yang mendekati 0,5 dan ukuran sampel (n) yang makin besar membuat perbedaan yang dihasilkan semakin kecil. Nilai p yang mendekati 0,5 terdapat pada mesin 1, dimana p bernilai 0,108 sehingga hasil perbedaan antara metode teoritis dan pendekatan lebih kecil. Jadi mesin yang paling baik digunakan adalah mesin 1 karena memiliki selisih 0,392.