Perancangan Sarana Berjualan Koran dan Tabloid di Pasar Anyar Tangerang

download Perancangan Sarana  Berjualan Koran dan Tabloid di Pasar Anyar Tangerang

of 115

description

Kios untuk sarana berjualan koran dan tabloid di pinggir jalan

Transcript of Perancangan Sarana Berjualan Koran dan Tabloid di Pasar Anyar Tangerang

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum kepada pembaca mengenai perancangan tempat koran dan tabloid yang ditujukan untuk kebutuhan para pedagang kaki lima khusus penjual koran dan tabloid. Pada bagian ini, terdapaat terminologi judul latar belakang perancangan, konsep awal, tujuan perancangan, serta batasan konsep dari perancangan tugas ini.

1.1 Terminologi JudulJudul yang digunakan adalah Perancangan Sarana Berjualan Koran dan Tabloid di Pasar Anyar, Tangerang yang memiliki arti kata masing-masing menurut Kamus Besar Indonesia tahun 1990, yaitu:Perancangan : Proses pembuatan suatu produk baik yang menghasilkan produk baru maupun mengembangkannya berdasarkan analisa dan data-data dengan tahapan-tahapan tertentu

Sarana: Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media

Berjualan: Mencari nafkah dengan menjual atau memperdagangkan sesuatu; berdagang

Koran: Lembaran kertas bertulisan kabar (berita) dsb, terbagi dalam kolom-kolom (8-9 kolom), terbit setiap hari atau secara periodic; surat kabar; harian

dan: Penghubung satuan bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara, yang termasuk tipe yang sama serta memiliki fungsi yang tidak berbeda

Tabloid: Surat kabar ukuran kecil (setengah dari ukuran surat kabar biasa) yang banyak memuat berita secara singkat, padat, dan bergambar, mudah dibaca umum; surat kabar sensasi; surat kabar kuning

Di:Kata depan untuk menandai tempatPasar : Tempat orang berjual beli

Anyar: Nama pasarTangerang: Nama Kota1.2 Latar Belakang Perancangan

Indonesia adalah negara yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Dengan banyaknya populasi manusia yang melebihi jumlah lapangan kerja, membuat banyaknya pengangguran khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Kurangnya lapangan pekerjaan membuat banyak orang beralih berdagang kaki lima untuk mendapatkan penghasilan yang halal. Barang yang dijual di kaki lima sangat bervariasi seperti pedagang makanan basah, makanan kering, dan produk-produk yang murah dan terjangkau. Pedagang non-makanan terdiri dari berbagai macam jenis seperti pedagang topi, sepatu, pakaian, kacamata, tas, koran, dll. Banyak temui pedagang kaki lima yang berjualan koran dan tabloid. Dari kasat mata, tampilan mereka dapat disebut kurang menarik. Dari cara mereka menyusun hingga menyimpannya. Tampilan merupakan komponen yang penting bagi para penjual produk karena dari penampilan tersebut dapat mengundang konsumen untuk lebih tertarik membeli. Namun pada kenyataannya, pada pedagang kaki lima meletakan koran dan tabloid secara bertumpukan hingga membentuk suatu lapisan kertas yang tersusun saling menindih secara dekat. Dengan penampilannya yang seperti itu membuat para konsumen sulit melihat cover yang terdapat pada bagian depan koran dan tabloid itu dikarenakan cover tersebut saling menindih satu dengan yang lainnya. Selain itu, koran adalah produk yang terbuat dari lembaran kertas tipis yang rentan terhadap air dan mudah robek. Pada saat datang hujan, koran tersebut harus segera disimpan atau diamankan dari sentuhan air karena akan mudah hancur. Selain itu, jika si penjual tidak menyimpannya dengan hati-hati, koran tersebut dapat robek.Dengan info yang didapat, perancang ingin membuat suatu tempat untuk menampilkan koran dan tabloid agar dapat lebih terlihat maksimal dan menarik namun tetap memberikan keleluasaan bagi penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi. Sehingga kenyamanan dapat tetap terjaga.1.3 Tujuan PerancanganTujuan perancangan produk ini adalah agar dapat memberikan kemudahan untuk pedagang koran dan tabloid di atas trotoar yang berada di pinggir jalan.Perancangan produk ini diharapkan dapat memberikan suatu kemudahan dan kenyamanan bagi user dan konsumen pada pedagang kaki lima dengan produk yang lebih tertata rapih, praktis, menarik dan komunikatif, sehingga produk ini akan dapat mengurangi permasalahan-permasalahan yang ada di atas trotoar di pinggir jalan.Tujuan konkret perancangan ini adalah menciptakan sebuah sarana berjualan koran dan tabloid yang dapat memudahkan user untuk mengambil dan menaruhnya kembali dan mempermudah konsumen untuk dapat melihat dengan jelas berbagai macam koran dan tabloid yang diperjual-belikan.Tujuan abstrak perancangan ialah untuk sarana berjualan koran dan tabloid dengan image komunikatif, fungsional, dan efektif sehingga konsumen akan lebih tertarik dan merasa nyaman dengan keberadaan pedagang tersebut. Sarana ini juga dapat menarik konsumen untuk datang mengunjungi gerobak yang memiliki penampilan menarik dibanding pedagang koran lainnya.1.4 Batasan Masalah PerancanganKonsep perancangan produk ini ditujukan untuk pedagang koran dengan umur berkisar antara 18-59 tahun yang berdagang di atas trotoar. Target user ini ialah pekerja yang mandiri, sabar, dan ulet dalam bekerja, agar produk ini dapat berfungsi dengan maksimal. Hal ini berhubungan dengan sistem kerja yang dapat memudahkan proses penyajian koran dan tabloid walaupun tetap mengutamakan fungsi trotoar sebagai sarana umum untuk pejalan kaki, sehingga para pengguna trotoar tetap dapat berjalan sesuai pada tempatnya namun pedagang koran dan tabloid tetap dapat mencari nafkah di daerah tersebut.1.5 Metode PerancanganPerancang menentukan jenis public space, jenis yang dilipih adalah PKL (Pedagang Kaki Lima) kemudian mempersempitnya menjadi pedagang koran yang menggunakan kios di Pasar Anyar Tangerang.

Metode perancangan yang digunakan dalam makalah ini yaitu metode data primer dan data sekunder. Dara primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan Data sekunder ialah data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu internet, majalah, dan buku.

Data-data primer yang diperoleh yaitu:

1) Survey dan wawancara kepada pedagang koran dan tabloid yang menggunakan gerobak dinamis di daerah Pasar Anyar untuk mengetahui kegiatan yang dialami selama berjualan koran dan tabloid, kondisi gerobak yang dipakai, kendala-kendala yang dihadapin saat berjualan.2) Survey juga dilakukan kepada beberapa pedagang koran dan tabloid yang memiliki tipe gerobak statis dan seperti warung rokok yang permanen.3) Survey lebih lanjut kepada para konsumen yang membeli koran dan tabloid di sekitar Pasar Anyar.4) Langkah-langkah saat memulai ingin berjualan dipagi hari dan menutup dagangan disaat malam hari.5) Cara menyusun koran dan tabloid yang ingin dijual6) Penyebaran angket kepada 40 responden untuk mengetahui kondisi kios koran yang berada di atas trotoar.Data-data sekunder yang diperoleh yaitu :

1) Data macam-macam koran2) Data macam-macam tabloid3) Data macam-macam jenis gerobak penjual koran dan tabloid4) Data macam-macam susunan koran5) Data stainless steel6) Data kayu7) Studi ergonomi8) Studi warna9) Studi pemakai10) Studi material

1.6 Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini secara terperinci akan dibahas melalui beberapa tahap, yang akan dijelaskan dalam beberapa bab, yaitu :1) Bab 1, berisi tentang : terminologi judul, latar belakang perancangan, konsep awal, tujuan perancangan, batasan masalah perancangan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.2) Bab 2, berisi tentang : data primer dan data sekunder, analisa permasalahan, alternative pemecahan masalah, quality function deployment 1 (QFD1)3) Bab 3, berisi tentang : kriteria desain, basic structure, quantified structure, quality function deplopment 2 (QFD 2), lifestyle, moodboard.4) Bab 4, berisi tentang : sketsa ide, alternatif desain, sketsa detail, studi ergonomi, studi material, studi warna, studi pemakai, dan studi biaya.5) Bab 5, berisi tentang: analisa hasil rancangan, final desain, spesifikasi, gambar teknik, kesimpulan, dan masalah yang belum terpecahkan.

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1 Data PrimerData primer didapatkan dengan survey ke beberapa pedagang kaki lima yang berjualan koran dan tabloid. Dari survey tersebut, didapatkan bahwa terdapatnya fasilitas trotoar untuk pejalan kaki namun para pejalan kaki tidak menggunakan fasilitas tersebut dikarenakan terhalang oleh para pedagang kaki lima khususnya pedagang koran dan tabloid. Maka disebarkan kuesioner kepada para pejalan kaki yang melewati daerah itu untuk mengetahui pendapat mereka tentang keberadaan kaki lima tersebut. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang pedagang hadapi saat para pedagang sedang berjualan.

2.1.1 Survey, Wawancara, Kuisioner

a. SurveySurvey dilakukan ke pedagang korang dan tabloid kaki lima di Pasar Anyar Tangerang. Bapak Wahidin yang berumur 50 tahun ini sudah berjualan koran selama 14 tahun. Setiap harinya berjualan koran dari jam 6 pagi hingga jam 7 malam dengan menggunakan gerobak yang dinamis. Survey yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui data-data yaitu cara ia membuka gerobak di pagi hari, menyusul satu-persatu koran yang ada untuk di display, cara iya berjualan, hingga cara ia menutup dagangannya di malam hari, sehingga didapatkan data gerobak yang lebih bermanfaat bagi konsumen.Survey ini dilakukan kepada pedagang koran yang menggunakan gerobak dinamis, statis, hingga yang berbentu seperti warung rokok.

Berikut hasil survey pada pedagang koran:

1. Hasil survey pada pedagang koran kaki lima menggunakan gerobak dinamis.

Gambar 2.1 Gerobak Dinamis(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Berjualan di atas trotoar

Jam kerja : 06.00 19.00

Dalam keadaan tertutup gerobak berukuran 170 x 50 x 150 (cm) Dalam keadaan terbuka gerobak berukuran 170 x 50 x 200 (cm) Ukuran tinggi trotoar 15cm dan lebar trotoar 150cm

Pendapatan : Rp 300.000,- Rp 500.000,- /hari

Semua koran dapat dikembalikan kecuali Koran Kompas dan Pos Kota

Gambar 2.2 Storage Gerobak Dinamis(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Tempat penyimpanan yang tidak terkunci dengan layak menggunakan straping band yang di ikat.

Gambar 2.3 Storage Gerobak Dinamis(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Isi tempat penyimpanan pada gerobak

Gambar 2.4 Gerobak Dinamis(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Pedagang mengangkat gerobak untuk dinaikan ke atas trotoar

Gambar 2.5 Kondisi Jalan(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Karena dimensi gerobak yang cukup besar membuat trotoar tidak berfungsi dengan baik Pejalan kaki berjalan tidak di atas trotoar, melainkan di jalan aspal

Gambar 2.6 Isi Gerobak(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Karena kondisi tempat penyimpanan yang kurang memadai, terdapat barang-barang di luar barang dagangan yang ditaruh di dalam gerobak seperti helm, buku kuitansi, dll

Gambar 2.7 Pemasangan Gerobak(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Gerobak dibuka penutupnya dan disanggah oleh 2 batang kayu

Gambar 2.8 Pemasangan Tabloid(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Memasang tabloid satu-persatu menggunakan penjepit kertas yang digantung di paku yang menancap di badan gerobak

Gambar 2.9 Penyusunan Koran(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Menyusun koran dengan melipat koran menjadi ukuran sekitar A4 lalu menyelipkannya diantara tumpukan koran yang lainnya membuat tampilan koran tidak maksimal dan komunikatif

Gambar 2.10 Aktifitas Pengunjung(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Pengunjung membuka koran yang diperjualkan untuk melihat berita sekilas namun wilayah yang ada terlalu sempit membuat pengunjung tidak nyaman

Gambar 2.11 Penyusunan Koran(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013)- Pengunjung merasa kesulitan untuk melihat-lihat koran karena koran saling bertumpukan sehingga pengunjung harus mengangkat koran yang berada di atasnya untuk melihat cover koran yang ada di bawahnya

Gambar 2.12 Penyusunan Koran(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Pengunjung menaruh kembali koran yang telah mereka ambil ke antara tumpukan koran namun tidak sesuai urutan yang ada

2. Hasil survey pada pedagang koran kaki lima menggunakan kios statis.

Gambar 2.13 Kios Statis(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Kios statis ini berada di depan toko yang menutup sebagian pintu toko

Jam kerja : 05.00 20.00

Ukuran kios : 120 x 70 x 170 (cm) Pendapatan : Rp 100.000,-/hari Semua koran dapat dikembalikan kecuali Koran Kompas dan Pos Kota

Gambar 2.14 Display Kios Statis(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Menggunakan plastik untuk sampul tabloid bertujuan dapat terhindar dari air

Gambar 2.15 Display Kios Statis(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Tampilan susunan koran dan tabloid yang lebih rapih pada kios statis namun kurang lengkap

Gambar 2.16 Storage Kios Statis(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Tempat penyimpanan dikunci dengan menggunakan gembok

3. Hasil survey pada pedagang koran kaki lima menggunakan kios seperti warung rokok.

Gambar 2.17 Kios Berbentuk Warung(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Kios berbentuk mirip seperti warung rokok yang berada di atas trotoar di daerah Taman Cibodas, Tangerang

Jam kerja : 07.00 21.00

Ukuran kios : 200 x 200 x 180 (cm)

Pendapatan : Rp 300.000,- Rp 600.000,-/hari

Semua koran dapat dikembalikan kecuali Koran Kompas dan Pos Kota

Gambar 2.18 Kios Berbentuk Warung(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Barang yang diperjualkan lengkap, namun masih belum komunikatif karena masih banyak koran yang menumpuk karena kekurangan lahan display

Gambar 2.19 Isi Kios Warung(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013) Di dalam kios terdapat ruangan yang cukup besar untuk tempat pedagang beristirahat Terdapat dispenser

Dapat sebagai tempat penyimpanan koran dan tabloid pada saat tutup4. Hasil survey pada agen koran, tabloid dan majalah.

Gambar 2.20 Agen Koran(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013)

Jam kerja : 04.00 22.00

Pengecer biasa membeli 2 100 koran/hari

Semua koran dapat dikembalikan walaupun dalam keadaan basah/robek

Gambar 2.21 Agen Koran(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013)

Kesimpulan SurveyHasil dari survey, pedagang koran kaki lima terdiri dari berbagai macam jenis kios seperti kios yang dinamis yang sering disebut gerobak menggunakan roda, kios statis yang menetap di tempat tersebut, dan ada yang berbentuk seperti warung rokok yang menetap dan terdapat ruangan untuk tempat beristirahat sang penjual. Untuk membuka dan menutup kios, para pedagang rata-rata membutuhkan waktu sekitar 15 30 menit. Dalam satu hari, pedagang dapat menghasilkan berkisar antara Rp 100.000,- Rp 600.000,-. Pendapatan yang didapat tidak menentu, semua itu tergantung dari kelengkapan produk yang tersedia dan hari berjualan. Pedagang koran biasanya mendapat kuntungan yang besar di hari sabtu dan minggu. Dengan adanya kerja sama dengan Koran Kompas, pedagang dapat menghasilkan untung yang lebih besar. Caranya yaitu pedagang diminta untuk membayar Rp 70.000,-/bulan untuk dapat dengan bebas mengambil Koran Kompas dari agen dibandingkan membeli eceran dengan modal Rp 2.200,-/buah. Jika mereka dapat menjual minimal 3 buah koran dalam satu hari saja, merka sudah dapat mengambil untuk lebih.Dari berbagai macam koran dan tabloid yang ada, terdapat beberapa macam ukuran koran dan tabloid. Seperti pada koran berita, biasanya memiliki ukuran 330,5mm x 550mm dan pada tabloid biasanya memiliki ukuran 290mm x 420mm.Dalam proses penjualan, koran dan tabloid disusun secara berbeda. Seperti pada koran, mereka biasa menyusun dengan cara menumpukkan antara koran yang satu dengan yang lainnya. Namun untuk menampilkan tabloid, mereka biasanya menggantung tabloid dengan cara dijepit menggunakan penjepit kertas lalu digantung di paku yang ditancapkan di badan kios tersebut. Apabila datang hujan, ada beberapa yang menutupnya dengan plastik, dan ada pula yang melepaskan tabloid tersebut beserta koran-korannya dan dimasukan ke dalam kios dan kemudian kios tersebut ditutup.Dalam proses penutupan kios, semua koran dan tabloid dimasukan ke dalam kios dengan cara melepaskan satu-persatu dari paku, kemudian melepas sanggahan lalu menutupnya dengan beberapa sistem pengunci, diantaranya yaitu menggunakan gembok hingga ada yang hanya menggunakan straping band.

b. WawancaraWawancara dilakukan ke beberapa penjual koran dan tabloid di pinggir jalan khususnya berjualan di atas trotoar, diantaranya : 1) Pedagang koran dan tabloid di Cimone2) Pedagang koran dan tabloid di Taman Cibodas3) Pedagang koran dan tabloid di Pondok Makmur4) Pedagang koran dan tabloid di Kebon Jahe5) Agen koran, majalah, komik, dan tabloid di jalan Daan MogotKesimpulan hasil wawancara :

1) Banyak koran yang mereka beli. Berapa koran yang paling laku adalah Koran Kompas, Pos Kota, dan Superball2) Koran Kompas memberikan tawaran untuk bekerja sama yaitu dengan membayar Rp 70.000,-/bulan namun setelah itu dapat mengambil Koran Kompas dengan jumlah terserah pedagang selama satu bulan berlangsung.3) Koran dan tabloid adalah bahan yang mudah rusak, oleh karena itu terkadang produk ini basah dan robek karena satu dan lain hal. Hal ini merupakan salah satu faktor produk tidak laku terjual.4) Terkadang, koran dan tabloid yang diperjualkan tidak laku semua dalam satu hari. Karena produk ini diproduksi setiap hari, maka dari pihak penerbit dan agen koran tidak menerima semua pengembalian koran yang tidak laku. Apabila hari ini sudah tidak laku, koran tersebut akan menjadi sampah. Cara pedagang untuk mengantisipasinya yaitu dengan cara mengumpulkan koran yang ada lalu dijual kembali ke pembeli kertas berkas untuk dikilokan.5) Jenis kios berbeda-beda. Ada yang berbentuk kios dinamis yaitu memiliki roda yang sering disebut dengan gerobak, kios statis yaitu menaruh kios tersebut di tempat secara permanen, dan ada yang berbentuk seperti warung sehingga pedagang dapat beristirahat di dalam apabila terjadi hujan.6) Puncak ramainya pengunjung yaitu diantara jam 07.00 10.00 siang dan biasanya paling ramai pada hari sabtu dan minggu. Pada saat seperti ini, banyak pengunjung yang bersempit-sempitan untuk melihat-lihat. Ini terjadi karena dimensi kios yang kurang memadai untuk didatangi oleh banyak pengunjung.7) Pada saat hujan, ada pedagang yang hanya menutupnya dengan menggunakan plastik, dan ada juga yang harus melepaskan dan memaskan koran dan tabloid satu-persatu ke dalam kios lalu kemudian baru dapat di tutup.c. Kuisioner

Dari hasil survey dan wawancara, maka didapatkan pedagang koran dan tabloid yang membutuhkan kios yang lebih efisien yaitu pedagang koran dan tabloid di atas trotoar khususnya kaki lima karena penjual yang seperti itu mengganggu aktifitas pejalan kaki. Maka kuisioner dibagikan kepada 40 responden khusus para pengunjung pedagang koran dan tabloid kaki lima yang berjualan di atas trotoar. Mayoritas pedagang koran dan tabloid adalah laki-laki. Berikut persentase hasil kuisioner yang di dapat, yaitu:1) Apa yang Anda sering beli?

Gambar 2.22 Pie Charts Yang Sering Dibeli(sumber: Data Pribadi, 2013)2) Seberapa sering Anda membeli koran?

Gambar 2.23 Pie Charts Rutinitas Membeli Koran/Tabloid(sumber: Data Pribadi, 2013)3) Koran apa yang paling sering Anda beli?

Gambar 2.24 Pie Charts Jenis Produk Yang Sering Dibeli(sumber: Data Pribadi, 2013)4) Apakah Anda merasa kesulitan pada saat memilih barang yang ingin Anda beli? (seperti koran yang menumpuk sehingga susah untuk mencari yang Anda inginkan)

Gambar 2.25 Pie Charts Yang Merasa Kesulitan Mencari Koran Karena Menumpuk(sumber: Data Pribadi, 2013)5) Apakah Anda merasa terganggu dengan keberadaan pedagang koran di pinggir jalan? (menutupi jalur trotoar)

Gambar 2.26 Pie Charts Yang Merasa Terganggu Dengan Keberadaan Pedagang Koran/Tabloid Di Trotoar(sumber: Data Pribadi, 2013)6) Apakah tampilan kios koran sudah menarik?

Gambar 2.27 Pie Charts Yang Merasa Tampilan Gerobak Sudah Menarik(sumber: Data Pribadi, 2013)7) Adakah kemungkinan Anda untuk menghampiri kios koran/tabloid jika penampilannya lebih menarik?

Gambar 2.28 Pie Charts Kemungkinan Konsumen Menghampiri Gerobak Koran/Tabloid Jika Menarik(sumber: Data Pribadi, 2013)Kesimpulan hasil kuesioner :

1) Yang paling sering dibeli adalah koran berita2) Mayoritas pedagang koran berdagang di atas trotoar3) Para pejalan kaki merasa terganggu dengan adanya pedagang kaki lima yang menghabiskan wilayah pejalan kaki4) Para pengunjung menilai bahwa penampilan gerobak/kios tidak menarik, melainkan seadanya saja.5) Para pengunjung merasa kesulitan untuk melihat-lihat koran karena harus memilah satu-persatu koran yang saling menumpuk yang membuat pengunjung merasakan kesulitan untuk melihat cover dari koran tersebut6) Para pengunjung akan mau menghampiri kios koran apabila penampilan kios tersebut lebih menarik dan yang lebih penting menyediakan produk yang lengkap2.1.2. Analisa PenulisTabel 2.1 Analisa Penulis

Permasalahan AktivitasProduk yang digunakanPermasalahan ProdukUrgensi Masalah

Proses mengangkat gerobak Mengangkat/ mendorong secara manual menggunakan kedua tanganMembutuhkan tenaga lebih untuk proses pengangkatan/ mendorong gerobak2

Sistem penguncian

Menggunakan straping bandTidak layak karena mudah dibuka3

Storage Ruangan sisa pada sisi dalam gerobakTempat yang tersedia kurang maksimal dan kurang efektif2

Cara penyusunan koranKoran dilipat seukuran kertas A5 disusun bertumpukkanPengunjung harus mengangkat satu-persatu koran yg berada di atasnya untuk melihat cover koran4

Membuka kiosKoran harus dipasang satu-persatu Membutuhkan waktu 15 menit untuk mempersiapkan display4

Menutup kiosKoran harus dilepaskan satu-persatuMembutuhkan waktu 15 menit untuk melepaskan display4

Ketika hujanBarang display harus dilepaskan satu-persatuMembutuhkan waktu 15 menit untuk melepaskan display lalu kemudian kios ditutup agar tidak terkena air hujan4

Sumber: Data pribadi, 2013Keterangan:

1 = sangat tidak penting2 = agak penting3 = penting

4 = sangat penting2.2 Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka dan website.

2.2.1 Pengertian Koran

Koran dari bahasa Belanda: Krant atau surat kabar adalah sejenis media massa yang memberitakan kejadian-kejadian sehari-hari dalam kehidupan manusia. Koran biasanya ditujukan sebagai kegiatan komersil dari penerbit koran yang bersangkutan. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam sebuah koran dihasilkan oleh para penulis berita yang disebut sebagai wartawan. Wartawan tersebut bertugas untuk menulis kejadian-kejadian menarik yang terjadi di tengah masyarakat. Di dalam sebuah koran, biasanya terdapat banyak wartawan yang disebarkan ke berbagai daerah untuk mengumpulkan dan menulis berita yang menarik yang nantinya akan menjadi isi dari koran tersebut. Wartawan tersebut bertugas secara resmi atas nama koran yang bersangkutan dan mendapatkan bayaran atau gaji dari koran tempat dia mempublikasikan berita atau tulisannya.

Sebagai sebuah institusi komersil, koran mendapatkan penghasilannya dari iklan-iklan yang dipasang di koran tersebut. Iklan-iklan tersebut tersebar di berbagai halaman, disisipkan diantara tulisan-tulisan, atau disediakan halaman-halaman tersendiri yang khusus menampung iklan-iklan. Pemasang iklan membayar sejumlah tarif tertentu kepada penerbit koran.

Koran biasanya terbit setiap hari, namun ada juga yang terbit secara mingguan. Koran bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi di daerahnya atau daerah lain atau negara lain. Tanpa koran, masyarakat tidak akan mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi di luar jangkauan pergaulannya. Jadi, koran adalah sarana bagi masyarakat untuk meluaskan pandangannya tanpa harus hadir secara langsung untuk menggali informasi dari kejadian yang bersangkutan.2.2.1.1 Macam-macam KoranKoran adalah lembaran berita yang memiliki ukuran kertas yang besar, yaitu 330,5mm x 550mm. Surat kabar ini tidak hanya ada satu macam nama, melainkan banyak macam nama koran, diantaranya yaitu:1) Jurnal Nasional

2) Koran Tempo

3) Kabar Banten

4) Superball

5) Indopos

6) Bola

7) Tangerang Ekspress

8) Lampu Hijau

9) Banten Rakyat

10) Rakyat Merdeka

11) Kompas

12) Radar Banten

13) Top Skor

14) Koran Jakarta

15) Koransindo

16) Non Stop

17) Pikiran Rakyat

18) Satelit19) Pulsa

2.2.2 Pengertian Tabloid

Tabloid adalah surat kabar yang memiliki ukuran lebih kecil dari koran yang banyak memuat berita secara singkat, padat, dan bergambar, mudah dibaca umum. Tabloid juga dapat disebut sebagai surat kabar sensasi, surat kabar kuning, 2 tulisan dalam bentuk ringkas dan padat yang berisikan tentang kritikkan yang terfokus pada hal-hal yang tidak serius.2.2.2.1 Macam-macam TabloidTabloid adalah lembaran berita yang memiliki ukuran kertas yang lebih kecil dibandingkan dengan kertas koran, yaitu 290mm x 420mm. Surat kabar ini tidak hanya ada satu macam nama, melainkan banyak macam nama tabloid, diantaranya yaitu:

1) Mantra2) Motor

3) Genie

4) Otomotif

5) Bintang

2.2.2.2 Quantity Function Deployment 1 (Kios Koran)

Tabel 2.2 Quantity Function Deployment (Kios Koran)Gerobak Dinamis

Kios Statis

Warung

Dimensi lapak223

Perawatan321

Kapasitas 123

Kelengkapan223

Mengganggu pejalan kaki133

Kesulitan untuk membuka/menutup133

Kesulitan memilih produk133

Kerapihan231

Estetik132

Kapasitas233

Jumlah162625

(Sumber: Data Pribadi, 2013)Keterangan :

1 = kurang

2 = cukup

3 = baik

2.2.3 Data Macam-macam Susunan KoranDengan banyaknya penjual koran dan tabloid, maka banyak pula macam-macam cara yang mereka lakukan untuk mengatur susunak koran agar dapat terlihat dengan mudah dan rapih, diantaranya yaitu :

1) Horizontal

Gambar 2.29 Susunan Koran Horizontal(sumber: www.google.com, 27 September 2013, 00:28)a) Tampilan cover koran terlihat jelas

b) Membutuhkan tempat yang besar

2) Menumpuk

Gambar 2.30 Susunan Koran Menumpuk(sumber: www.google.com, 27 September 2013, 00:26)a) Kapasitasnya banyak

b) Kemampuan penglihatan terbatas

c) Tidak membutuhkan tempat yang terlalu besar3) Berdiri

Gambar 2.31 Susunan Koran Berdiri(sumber: www.google.com, 27 September 2013, 00:25)a) Tampilan depan terlihat jelas

b) Efisien

c) Kapasitasnya banyak

4) Horizontal menyusun ke depan

Gambar 2.32 Susunan Koran Horizontal Menyusun ke Depan(sumber: www.google.com, 27 Sempember 2013, 00:25)a) Rapih

b) Tampilan cover tidak terlihat jelas karena tertutup dengan koran yang berada di depannya

c) Kapasitas sedikit

d) Efisien5) Miring ke belakang

Gambar 2.33 Susunan Koran Miring ke Belakang(sumber: www.google.com, 27 September 2013, 00:24)a) Cover terlihat jelas

b) Kapasitas banyak

c) Tidak membutuhkan banyak tempat

2.2.3.1 Quality Function Deployment (Susunan Koran)Tabel 2.3 Tabel Quality Function Deployment (Susunan Koran)

Kerapihan3552551

Dimensi1544223

Efisien5144341

Kapasitas1541333

Tampilan cover5141531

Total15172110181714

Sumber: Data Pribadi, 2013Keterangan :1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik

2.2.4 Data Warna

Warna memiliki makna dan pengaruh yang besar terhadap psikologis manusia, kesan suhu dan jarak. Berikut ini adalah pengertian-pengertian warna secara psikologi:

Tabel 2.4 Tabel Definisi WarnaNoJenis WarnaKeterangan

1.Merah

Mengekspresikan kecepatan, kekuatan, bahaya, dan juga cinta

Menarik perhatian

Membuat orang merasa hangat

Meningkatkan harapan, percaya diri

Sentuhan perlindungan dan ketakutan

2.Kuning

Melambangkan kesenangan, sinar matahari, optimistis, kesehatan, kekayaan

Melambangkan kehangatan, karena dianggap sebagai warna refleksi matahari

Menstimulasi sistem nervous, mengaktifkan komunikasi, membawa kita untuk berangan-angan (imajinatif)

Mempengaruhi dalam meningkatkan konsentrasi

3.Hijau

Dipercaya sebagai warna keberuntungan

Mempresentasikan pertumbuhan, kesehatan, harmoni

Menyegarkan

Melambangkan alam, kehidupan dan fertilitas

4.Biru

Mempresentasikan kebajikan, kepercayaan dan loyalitas

Berhubungan dengan sesuatu yang positif dan menyenangkan

Dapat pula dipresentasikan sebagai kesedihan dan depresi

Melambangkan kesetiaan, ketenangan, sensitive dan bisa diandalkan

5.Merah Muda

cinta, kasih sayang, kelembutan dan feminim

menyiratkan kelembutan

6Hitam

Menunjukkan sesuatu yang elegant, kuat dan sophisticated

Melambangkan duka dan murung

7Abu-abu

Stabil, serius dan bisa diandalkan

Warna yang kuat dan praktikal

Berkesan netral

8Orange

Lincah

Memberi stimulasi

Cheerful

Warna yang disukai anak-anak remaja

Exotic

Bersahabat

9Coklat

Natural

Menyenangkan

Melambangkan daya tahan

Warna yang maskulin untuk pria

10Putih

Bersih

Netral

Lambang pernikahan

Steril

Kedamaian

Kepolosan

Kebaikan

Kejujuran

11Ungu

Megah

Anggun

Spiritual

Ambisi

Kebangsawanan

Menambah daya khayal

Cenderung disukai wanita

Mistis

(Sumber: www.colorchart.com, 12 Februari 2012. 18:01)2.2.5 Data Material

2.2.5.1 Stainless Steel

Stainless ialah baja tahan karat, terdiri dari besi, krom, mangan, silicon, karbon dan seringkali nikel dan molibdenum dalam jumlah yang cukup banyak.

Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini semakin lama semakin menebal seperti yang kita kenal sebagai karat.

Stainless steel mempunyai permukaan yang licin, tahan terhadap air, mudah dibersihkan dan dikeringkan. Bahan stainless steel banyak dipilih oleh para user di dapur dikarenakan sifatnya yang kuat dan higienis. Stailess steel juga adalah bahan yang ramah lingkungan karena 100% dapat didaur ulang menjadi baja stainless steel yang juga banyak digunakan orang.

Kategori stainless steel tidak halnya seperti baja lain yang didasarkan pada persentase karbon tetapi didasarkan pada struktur metalurginya. Lima golongan utama stainless steel antara lain:

1) Austenitic Stainless Steel

Austenitic stainless steel mengandung 16% Crom dan 6% nikel (grade standart untuk 304), sampai ke grade super Autenitic stainless steel seperti 304L dengan kadar krom dan nikel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%. Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur serta korosi. Aistenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah disebabkan unsur nikel membuat stainless steel tidak menjadi rapuh pada temperatur rendah.

2) Ferritic Stainless Steel

Kadar krom bervariasi antara 10,5 18% seperti grade 430 dan 409. Ketahanan korosi tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di pabrikasi/machining. Tetapi kekurangan ini telah diperbaiki pada grade 434 dan 444 dan secara khusus pada grade 3Cr12.

3) Martensitic Stainless Steel

Jenis ini memiliki unsur utama Chrom dan kadar karbon relatif tinggi misal grade 410 dan 416. Grade 431 memiliki chrom sampai 16% tetapi microstrukturnya masih martensitic disebabkan hanya memiliki nikel 2%. Stainless steel lain meisalnya 17 4H/630 memiliki tensile strange tertinggi dibanding yang lain. Kelebihan dari grade ini, jika dibutuhkan kekuatan yang lebih tinggi maka dapat dihardening.

4) Duplex Stainless Steel

Material dengan kombinasi 2 fasa yaitu austenitic dan ferritic. Fasa austenite dalam duplex membuat material ini tangguh dan ulet, sedangkan fasa ferit memberikan sifat ketahanan korosi namun ketangguhan rendah. Duplex mudah dipabrikasi/las, lebih baik dari ferritic tapi tidak lebih dari material austenitic. Biasa digunakan untuk pemipaan.

5) Precipitation Hardening steel

Jenis stainless steel yang keras dan kuat akibat dari dibentuknya suatu endapan dalam struktur mikro logam. Sehingga gerakan formasi menjadi terhambat dan memperkuat stainless steel. Pembentukan ini disebabkan oleh penambahan unsur Tembaha (Cu), Titanium (Ti), Niobium (Nb) dan Alumunium. Proses penguatan umumnya karena pada saat dilakukan pengerjaan dingin (cold work).

2.2.5.2 Aluminium

Gambar 2.34 Aluminium

(Sumber : www.google.com, 4 Oktober 2013, 00:11)

Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam.Dilihat dari segi kuantitas dan kualitas, kegunaan aluminium dapat mengatasi kegunaan logam lain kecuali besi. Karena itu aluminium sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.Aluminium murni mempunyai kekuatan tegangan yang rendah, tetapi mempunyai kemampuan untuk membentuk alloy bersama dengan banyak unsur seperti tembaga, seng, magnesium, mangan dan silikon. Pada saat ini hampir semua bahan yang dianggap aluminium adalah sebenarnya sejenis alloy aluminium bukan aluminium murni.Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara lain :1) Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain.2) Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok.3) Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang listrik.4) Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti Duralium (campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan pesawat.Kegunaan aluminium antara lain yaitu :1) Pengangkutan (kendaraan, kapal terbang, kendaraan landasan, kapal laut)2) Pembungkus (tin aluminium, keranjang aluminium) 3) Perawatan air 4) Barangan pengguna tahan lama (perkakas, peralatan dapur)5) Tali penghantaran listrik (berat pengalir aluminium adalah setengah dari berat tembaga dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah)6) Jendela7) Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa digunakan dalam cat. Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat alas, terutama kayu cat.2.2.5.3 Plastik

Gambar 2.35 Plastik(Sumber : www.google.com, 23 November 2013, 04:41)Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi, jika tidak banyak bersambung silang. Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan di atas panas penggunaannya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi.Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alam yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka malleable, memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menolerans panas, keras, reliency dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl, chloride, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau monomer. Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan bergantung dari tulang-belakgan (biasanya digantung sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup pendant telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, shellac) sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, nitrocellulose) dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).Beberapa macam plastik yang memiliki kelebihan food grade:

1) ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) atau Poly-ABSDapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Acrylonitrile butadiene styrene (akrilonitril butadiene stirena, ABS) termasuk kelompok engineering thermoplastic yang berisi 3 monomer pembentuk. Akrilonitril bersifat tahan terhadap bahan kimia dan stabil terhadap panas. Butadiene memberi perbaikan terhadap sifat ketahanan pukul dan sifat liat (toughness). Sedangkan stirena menjamin kekakuan (rigidity) dan mudah diproses. Beberapa grade ABS ada juga yang mempunyai karakteristik yang bervariasi, dari kilap tinggi sampai rendah dan dari yang mempunyai impact resistance tinggi sampai rendah. Berbagai sifat lebih lanjut juga dapat diperoleh dengan penambahan aditif sehingga diperoleh grade ABS yang bersifat menghambat nyala api, transparan, tahan panas tinggi, tahan terhadap sinar ultraviolet.Beberapa sifat dari ABS:

d) Tahan bahan kimia dan biaya proses rendah

e) Ringan dan kokoh

f) Liat, keras, kaku, dan dapat direkatkan

g) Tahan korosi karena dapat dielektroplating (elektroplating merupakan suatu proses yang digunakan untuk memanipulasi sifat suatu substrat dengan cara melapisinya dengan logam lain.)

h) Dapat didesain menjadi berbagai bentuk. Untuk memberi kilap permukaan yang baik ABS dapat diproses dengan tehnik cetak injeksi, ekstrusi, thermoforming, cetak tiup, roto molding dan cetak kompresi. ABS bersifat higroskopis, oleh karena itu harus dikeringkan dulu sebelum proses pelelehan.

i) ABS dengan grade tahan nyala api digunakan untuk cabinet TV, kotak penutup video, dll. Grade tahan pukul pada suhu rendah dan tahan fluorocarbon dapat digunakan untuk pintu dan badan kulkas. Penggunaan lain : komponen AC, kotak kamera, dudukan kipas angin, dan meja.

2) Polypropylene (PP)

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Polypropylene merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari proses polimerisasi gas propilena. Propilena mempunyai specific gravity (ukuran kerapatan relatif terhadap kerapatan zat yang dijadikan acuan) rendah dibandingkan dengan jenis plastik lain. Sebagai perbandingan terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.5 Tabel Perbandingan Berat Jenis

ResinSpecific Gravity

PP0,85-0,90

LDPE0,91-0,93

HDPE0,93-0,96

Poli-ABS1,05-1,08

ABS0,99-1,10

PVC1,15-1,65

Asetil Selulosa1,23-1,34

Nylon1,09-1,14

Poly Karbonat1,20

Poli Asetat1,38

Perbandinagan specific gravity dari berbagai material plastik. Karakteristik jenis ini adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Polypropylene mempunyai titik leleh yang cukup tinggi. Polypropylene mempunyai ketahanan terhadap bahan kimia (chemical resistance) yang tinggi, tetapi memiliki ketahanan pukul (impact strength) cukup rendah.

Jenis PP (polypropylene) adalah bahan yang baik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.2.2.5.4 Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Sebagai bahan alami, material kayu ialah material yang ramah lingkungan. Penggunaannya amat beragam karena sifatnya yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, furnitur, lantai, dan masih banyak lagi.Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda. Beberapa sifat fisik umum dari kayu yaitu:1) Berat dan Berat jenis

Berat sauatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongg sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat jenis kayu berbanding lurus dengan berat jenis nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara berat jenis minimum 0,2 (kayu balsa) samoai berat jenis 1,28 (kayu nani). Pada umumnya, makin tinggi berat jenis kayu, semakin berat dan semakin kuat pula.

2) Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif di dalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.3) Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda4) Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasar teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contohnya: giam, kulim, dll), kayu bertekstur sedang (contohnya: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contohnya: kempas, meranti dll)

5) Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).

6) Kesan Raba

Kesan raba ialah kesan yang diperoleh saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba pada tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.7) Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan pola-pola tertentu yang mempunyai nilai dekoratif.

8) Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepas air. Makin lembab udara di sekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara di sekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC=Equilibrium Moisture Content)9) Daya hantar panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

10) Daya hantar listrik

Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar ini dipengaruhi oleh kadar kayu. Pada kadar air 0%, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali. Sebaliknya, apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya sama dengan daya hantar air.

Lapisan terluar kayu membutuhkan finishing. Selain untuk memberikan nilai estetika yang lebih baik pada furniture juga untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur dan ketahanan kayu terhadap benturan dan keadaan cuaca. Ada beberapa pilihan material untuk finishing tergantung pada selera dan tipe permukaan kayu. Cara pengaplikasiannyapun bisa berbeda-beda. Adapula kayu yang tidak difinishing, disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya ialah faktor biaya.

Jenis kayu dengan kekerasan yang tinggi berarti lebih keras akan tetapi belum tentu lebih sulit diproses dengan mesin. Yang akan menjadi masalah adalah ketika proses pengamplasan. Kayu dengan kekerasan tinggi akan lebih cepat menghabiskan permukaan amplas dan pengurangan harus dengan ketebalan yang relatif kecil untuk mengurangi beban mesin. Kemudahan mengerjakan kayu dengan kekerasan tinggi adalah pada waktu finishing terutama finishing yang menggunakan warna solid. Kayu dengan kekerasan tinggi tidak menyerap terlalu banyak material finishing sehingga dalam beberapa lapis sudah bisa menutup permukaan serat kayu.Berikut ialah jenis-jenis kayu:

1) Kayu Jati

Gambar 2.36 Serat Kayu Jati(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:24)

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak didalam kayu itu sendiri.Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi. Penentuan kualitas kayu jati yang dapat pula dipertimbangkan dari finishingnya. Selain melindungi kayu dari luar, finishing pada kayu memberikan esetetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kayu. Beberapa jenis finishing kayu:

a) Finishing Natural Transparan (Coklat Terang Kekuningan)

b) Finishing Melamin Natural Terang (Coklat Terang Kekuningan)

c) Finishing Melamin Natural Gelap (Coklat Gelap Kehitaman)

d) Finishing Cat

2) Kayu Merbau

Gambar 2.37 Serat Kayu Merbau(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:24)Kayu merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin berwarna gelap/tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus-putus

3) Kayu Mahoni

Gambar 2.38 Serat Kayu Mahoni(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:24)Kayu mahoni bertekstur cukup halus, seratnya indah dan berwarna merah muda sampai merah tua. Banyak digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan. 4) Kayu Bangkirai

Gambar 2.39 Serat Kayu Bangkirai(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:27)Kayu ini termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Sifat kerasnya juga disertai tingkat ketegasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak pada permukaannya. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak dan pinhole ini dapat ditutupi dengan woodfiller. Secara structural, pinhole tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk diluar bangunan/eksterior.

5) Kayu Kamper

Gambar 2.40 Serat Kayu Kamper(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:27)Kayu kamper ialah kayu yang menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi bahan pilihan untuk membuat pintu dan jendela. Karena tidak sekeras bangkirai, retak jarang ditemui. Juga kecendrungan berubah bentuk besar sehingga tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain yang lebar. 6) Meranti merah

Gambar 2.41 Serat Kayu Meranti Merah(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:27)Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras. Warnanya merah tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. Selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai diluar ruangan. 7) Kayu Sonokeling

Gambar 2.42 Serat Kayu Sonokeling(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:27)Kayu Sonokeling memiliki serat kayu yang sangat indah, berwarna ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan cokelat kemerahan. Kayu Sonokeling selain indah juga kuat dan awet sehingga dapat digunakan sebagai material konstruksi bangunan.

8) Kayu Sungkai

Gambar 2.43 Serat Kayu Sungkai(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:27)Kayu sungkai bertekstur cukup halus. Seratnya indah dan berwarna kuning pucat. Kayu sungkai sering digunakan sebagai bahan elemen dekoratif. Termasuk kayu dengna Kelas Awet III dan Kelas Kuat II,III.

9) Kayu Kelapa

Gambar 2.44 Serat Kayu Kelapa(sumber: http://www.sari-jati.com/kayu.html, 27 September 2013, 00:27)Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber dan bergaris pendek-pendek. Tidak ada alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak ada pula mata kayu karena pohon kelapa tidak memiliki ranting/cabang.

10) Kayu MDF

Gambar 2.45 Kayu MDF(sumber: http://www.germes-online.com, 27 September 2013, 00:29)MDF terbuat dariserbuk kayu halusdan bahan kimia resin yang direkatkan dan dipadatkan dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Kayu yang dipakai biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan ataupun bamboo. Ini membuat MDF lebih ramah lingkungan. Bentuknya berupa papan atau lembaran yang siap dipotong sesuai dengan kebutuhan. Versi yang lebih padat dan lebih kuat dikenal dengan HDF (High Density Fibreboard). MDF sangat fleksibel sehingga mudah dibentuk. Ukuran dan kekuatannya pun konsisten. Namun karena memakai bahan kimia resin, MDF lebih berat dari Plywood dan particle board. Di pasaran MDF memiliki jenis finishing yang sangat berfariasi dari cat kayu, venner, PVC, HPL ataupun paper laminate. Warna dan motifnya pun dapat dibuat sangat beragam.2.2.5.4.1 Quality Function Deployment (Kayu)

Tabel 2.6 Quality Function Deployment (Kayu)

Kayu JatiKayu MerbauKayu MahoniKayu BangkiraiKayu KamperMeranti MerahKayu SonokelingKayu SungkaiKayu KelapaKayu MDF

Kekuatan5425445333

Keindahan5452525524

Tahan rayap5435435444

Berat1333332532

Total16151315161217171217

Sumber: Data Pribadi, 2013Keterangan :

1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik2.2.5.5 Acrylic

Gambar 2.46 Acrylic(Sumber : www.google.com, 4 Oktober 2013, 00:31)Acrylic atau Akrilik adalah semacam plastik yang menyerupai kaca, namun memiliki sifat yang membuatnya lebih unggul daripada kaca.Acrylic digunakan untuk membuat berbagai produk. Hal ini dipilih karena berbagai alasan. Acrylic lebih kuat dari kaca, sehingga lebih tahan dan tidak pecah sehingga lebih lebih aman. Keuntungan lain darinya adalah acrylic jauh lebih ringan dari pada kaca. Hal ini membuat bekerja dengan acrylic lebih mudah. Sebuah properti yang unik dari acrylic adalah kemampuan untuk dibentuk. Juga tidak ada lapisan atau serat dalam struktur acrylic.Ada beberapa kesalahpahaman tentang acrylic, yaitu bahwa acrylic berubah warna kuning karena usia, rapuh dan retak dari waktu ke waktu. Ini mungkin benar untuk plastik yang murah. Namun tidak demikian dengan acrylic. Jika diperhatikan, acrylic tetap baru tanpa melihat usia. Perubahan warna sering terjadi pada produk acrylic pabrikan yang umumnya menggunakan campuran bahan lain. Bila acrylic sheet yang digunakan memiliki kualitas bahan yang baik maka kejernihannnya tetap terjaga walaupun untuk waktu yang lama. Beberapa orang khawatir bahwa acrylic mudah tergores, tetapi tidak seperti kaca, goresan pada acrylic mudah di poles dan di hilangkan.Selain itu, acrylic meneruskan hampir semua cahaya 92% dibandingkan kaca. Untuk semua kelebihannya, ada dua kelemahan acrylic, yaitu lebih mahal dari kaca, dan jika terkena api langsung akan meleleh dan terbakar.

2.2.5.6 Quality Function Deployment (Material)Tabel 2.6 Quality Function Deployment (Material)VariabelKayuAcrylicBesiPlastik

Kekuatan1252

Kebersihan2543

Berat3334

Biaya5311

Estetika3535

Kemudahan dibentuk5245

Terhadap cuaca2453

Total21242523

Sumber: Data Pribadi, 2013Keterangan :

1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik2.2.6 Sistem PenguncianDengan adanya banyak macam bentuk gerobak yang ditemui, maka dapat ditemukan beberapa macam sistem penguncian, diantaranya yaitu :1) Penguncian Brangkas I

Gambar 2.47 Penguncian Brangkas 1(sumber: www.google.com, 27 September 2013, 00:04)Menggunakan anak kunci untuk menambah safety2) Penguncian Brangkas II

Gambar 2.48 Penguncian Brangkas 1I(sumber: www.google.com, 9 Oktober 2013, 3:52)Menggunakan sistem yang rumit dan mahal. Ini dikarenakan barang yang ada di dalamnya sangat berharga, oleh karena itu dibuat sistem penguncian yang paling aman dibandingkan cara penguncian yang lainnya.3) Penguncian Helm

Gambar 2.49 Penguncian Helm(sumber: www.google.com, 27 September 2013, 00:04)Penguncian ini biasa digunakan pada helm. Cara kerjanya sederhana, namun dapat mengunci dengan kuat. Caranya hanya dengan memasukan ujung yang satu ke lubang yang sudah disediakan, dan dapat dilepas dengan cara menekan tombol dibagian atas.

4) Penguncian Safety Belt

Gambar 2.50 Penguncian Safety Belt(sumber: www.google.com, 27 September 2013, 00:12)Penguncian ini biasa digunakan pada mobil untuk mengunci safety belt. Cara kerjanya sederhana, namun dapat mengunci dengan kuat. Caranya hanya dengan memasukan ujung yang satu ke lubang yang sudah disediakan, dan dapat dilepas dengan cara menekan tombol berwarna merah.

5) Penguncian Rantang

Gambar 2.51 Penguncian Rantang(sumber: www.google.com, 27 September 2013, 00:04)

Penguncian ini tidak menggunakan anak kunci namun dapat mengunci dengan baik dan memiliki sistem yang cukup sederhana. Pada satu sisi terdapat permukaan yang timbul untuk sebagai sangkutan pengunci yang setelah disangkutkan, pengunci diturunkan ke bawah agar dapat mengunci dengan baik.

2.2.7 Data Engsel

Engsel adalah alat bantu kerajinan yang terbuat dari satu macam bahan (biasanya logam murni, atau plastik atau campuran), dengan bentuk dan ukuran yang beragam.Macam-macam Engsel:1) Engsel Poros TetapEngsel ini digunakan pada pembuatan box atau peti. Terbuat dari kuningan, baja dan plastik yang berbentuk tipis, dengan ukuran 20 mm s/d 150 mm.2) Engsel Bubut (Barrel Hinges)

Gambar 2.52 Engsel Bubut(sumber: www.google.com, 16 Oktober 2013, 20:49)Engsel bubut adalah engsel yang berbentuk seperti tabung besi yang berlubah di bagian tengahnya seperti silinder untuk menempatkan poros (pivot) sebagai inti gerakan putaran engsel. Engsel bubut pemasangannya harus dilas bila dipergunakan pada pintu besi atau bila dipergunakan pada pintu kayu biasanya telah tersedia plat dengan lubang sekrup untuk mengencangkannya pada kusen atau pintu.3) Engsel Kupu-Kupu

Gambar 2.53 Engsel Kupu-kupu(sumber: www.google.com, 16 Oktober 2013, 19:56)Engsel ini memiliki bentuk seperti kupu-kupu, oleh karena itu engsel ini disebut juga engsel kupu-kupu. Engsel ini memiliki bentuk yang tipis dan ada yang terbuat dari logam besi maupun kuningan. Dalam segi bentuk engsel ini hampir sama seperti engsel poros tetap. Engsel ini biasanya dipakai untuk beban yang tidak terlalu berat misalnya untuk jendela, lemari, loker, peti dan sebagainya. Pemasangan engsel ini dibenamkan rata dengan permukaan benda diperkuat dengan sekrup. Engsel ini mempunyai beberapa ukuran mulai dari 1,5inch, 2inch, 2,5inch, 3inch, dan 4inch.4) Engsel Panel

Gambar 2.54 Engsel Panel(sumber: www.google.com, 16 Oktober 2013, 19:58)Engsel ini bentuknya seperti engsel kupu-kupu namun lebih tebal dan lebih kokoh sehingga engsel ini dapat dipakai untuk beban yang lebih berat dibandingkan dengan engsel kupu-kupu. Engsel ini dapat digunakan untuk pintu panel (pintu yang terbuat dari kayu) oleh karena itu engsel ini sering disebut Engsel Panel. Untuk jendela yang bebannya berat diharuskan memakai engsel ini sehingga engsel tersebut tidak cepat rusak. Engsel ini mempunyai beberapa ukuran, yaitu 3inch. 4inch, 5inch, dan 6inch. Untuk jendela biasanya memakai ukuran 3inch.

5) Engsel Gudang

Gambar 2.55 Engsel Gudang(sumber: www.google.com, 16 Oktober 2013, 20:57)Engsel ini biasanya digunakan pada pintu kayu gudang atau garasi. Engsel ini mempunyai bentuk yang panjang dan mengerucut. Untuk beban pintu yang lebih berat engsel ini harus dipasang berjejer sesuai dengan beratnya daun pintu.6) Engsel Rentang (Engsel berbentuk T)Engsel ini disebut T karena dalam tampilan bentuknya menyerupai huruf T. Penerapannya biasa digunakan untuk menyambungkan pintu garasi, pintu gerbang dan pintu gudang. Engsel ini terbuat dari plat baja, dengan ukuran beragam berkisar 50 mm s/d 300 mm.7) Engsel Pasak Lepas (Loose pin)Bentuk global engsel ini hampir sama dengan engsel poros tetap. Akan tetapi pasak atau poros dari engsel ini dapat dilepas. Penerapan engsel ini biasanya digunakan pada daun pintu atau jendela. Namun tidak menutup kemungkinan engsel digunakan pada benda lain dengan tetap memperhatikan bentuk dan ukuran keduanya.8) Engsel Piano (Piano or Continuous Hinger)

Gambar 2.56 Engsel Piano(sumber: www.google.com, 16 Oktober 2013, 20:22)Engsel ini dinamai demikian karena tadinya hanya digunakan untuk pemasangan daun tutup piano saja, akan tetapi sekarang banyak digunakan pada bufet, kabinet, tempat tidur dan jendela. Engsel ini biasanya dijual gulungan, 1 gulung memiliki panjang sekitar 3m. untuk pemakaian engsel ini bisa dipotong sesuai dengan panjang daun pintu atau daun jendela.9) Engsel Kait dan Engsel RentangBentuk global engsel ini hampir sama dengan engsel rentang. Akan tetapi pada batang engsel ini terdapat kait. Engsel ini digunakan untuk menggantungkan pintu-pintu yang berat, misalnya pada pintu gerbang, pintu gudang dan pintu gerbong kereta api.10) Engsel poros mencuat / Engsel Koboi

Gambar 2.57 Engsel Poros Mencuat(sumber: www.google.com, 16 Oktober 201, 20:45)Engsel ini digunakan apabila sebuah pintu harus bisa berputar ke kiri dan ke kanan serta dapat menutup sendiri.11) Engsel RataEngsel ini merupakan penerapan dari engsel pintu. Engsel ini biasanya digunakan pada pintu yang berukuran besar dan berat, sehingga ukuran engsel ini besar dan tebal. Engsel ini memiliki ukuran 4x3 inchi.12) Engsel Rentang HiasEngsel ini memiliki desain yang berbeda-beda, serta dapat digunakan sebagai dekorasi pada pembuatan peti, lemari pakaian, dan sebagainya.13) Engsel H

Gambar 2.58 Engsel H(sumber: www.google.com, 16 Oktober 2013, 20:09)Disebut Engsel H karena bentuknya menyerupai huruf H. engsel ini berfungsi untuk pintu yang bebannya tidak terlalu berat. Dengan menggunakan engsel ini, maka pintu dapat dilepas dan dipasang kembali dengan mudah. 14) Engsel HLDalam segi bentuk engsel ini merupakan pengembangan dari engsel H dan fungsinya masih sama dengan engsel H.15) Pewter Hinges

Gambar 2.59 Pewter Hinges(sumber: www.google.com, 16 Oktober 2013, 21:07)Engsel ini terbuat dari kuningan dan biasanya digunakan pada kabinet/lemari kaca atau dalam bahasa Inggris disebut Pewter cabinet.16) Engsel Kabinet DekoratifEngsel ini merupakan pengembangan dari pewter hinges tapi fungsinya lebih ditonjolkan pada nilai dekoratif.17) Engsel Sendok

Gambar 2.60 Engsel Sendok(sumber: www.google.com, 16 Oktober 2013, 20:23)Dalam segi bentuk engsel ini hampir menyerupai sendok, sehingga dinamakan engsel sendok. Engsel ini biasanya diterapkan pada daun pintu, lemari, peti, dan kabinet. Engsel ini mempunyai 2 model, yaitu:a) Engsel BengkokDigunakan untuk pintu dalam, artinya permukaan pintu ketika tertutup akan sama rata dengan isi tebal dinding samping cabinet sehingga sisi tebal dinding cabinet akan terlihat. Untuk posisi ini perlu menggunakan tipe engsel sendok dengan bukaan 110( - 125(.b) Engsel Lurus

Sesuai untuk pintu luar. Pada hasil akhir pemasangan hanya bagian pintu yang tampak dari luar. Sisi tebal dinding samping tertutup oleh daun pintu. Proses pemasangan hampir sama, jarak lubang dan titik sekrup pada pintu tidak berubah. Yang berbeda adalah ukuran pintu.2.2.8 LED (Light-Emitting Diode) LED adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. LED mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan lampu pijar konvensional. LED tidak memiliki filamen yang terbakar, sehingga usia pakai LED jauh lebih panjang daripada lampu pijar, LED tidak memerlukan gas untuk menghasilkan cahaya. Selain itu bentuk dari LED yang sederhana, kecil dan kompak memudahkan penempatannya. Dalam hal efisiensi, LED juga memiliki keunggulan. Pada lampu pijar konvensional, proses produksi cahaya menghasilkan panas yang tinggi karena filamen lampu harus dipanaskan. LED hanya sedikit menghasilkan panas, sehingga porsi terbesar dari energi listrik yang ada digunakan untuk menghasilkan cahaya dan membuatnya jauh lebih efisien.RGB (Red Green Blue) LED atau LED yang bisa mengeluarkan warna yang dipancarkan lebih dari satu warna sehingga memungkinkan aplikasi LED yang semakin luas, khususnya menambah keindahan dalam dunia desain interior dan eksterior. Dalam terminologi teknik pencahayaan, LED dapat dikatakan memiliki tingkat efisiensi luminus (cahaya) atau efikasi yang tinggi, karena perbandingan banyaknya energi cahaya yang dikeluarkan LED dengan besarnya daya listrik yang dikonsumsinya cukup tinggi jika dibandingkan dengan lampu pijar.2.2.9 Data Ergonomi

Gambar 2.61 Ergonomi Ukuran Perputaran Badan(sumber: The Measure of Man and Woman, 2013)

Gambar 2.62 Ergonomi Ukuran Tinggi P50 Pria(sumber: The Measure of Man and Woman, 2013)

Gambar 2.63 Ergonomi Ukuran Jangkauan Tangan P50 Pria(sumber: The Measure of Man and Woman, 2013)

Gambar 2.64 Ergonomi Ukuran Derajat Jangkauan Penglihatan(sumber: The Measure of Man and Woman, 2013)

Gambar 2.65 Ergonomi Ukuran Jangkauan Tangan(sumber: The Measure of Man and Woman, 2013)

Gambar 2.66 Grafik Jangkauan

(sumber: National Institute for Occupational Safety and Health)

Gambar 2.67 Ergonomi Rentang Pergerakan Kepala dan Mata Dalam Bidan Vertikal(sumber: The Measure of Man and Woman, 2013)

Gambar 2.68 Ergonomi Kapasitas Penglihatan(sumber: The Measure of Man and Woman, 2013)

Gambar 2.69 Genggaman Tangan(sumber: Hand Measurement of Men, Women and Children, 2013)

2.2.10 Analisa Penulis

Banyak data yang berhubungan dengan perancangan ulang sarana berjualan koran dan tabloid ini. Dari data yang telah di dapat, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Aluminium adalah material yang lebih murah dibandingkan dengan stainless steel. Material ini ringan dan tahan terhadap korosi jika terkena hujan.2) Kayu memiliki berbagai macam jenis. Namun yang baik untuk diaplikasikan ke dalam perancangan alat ini adalah kayu bangkirai karena selain kuat dan awet, kayu ini tahan terhadap cuaca oleh karena itu sering dipakai untuk konstruksi bahan bangunan.3) Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengoperasikan produk ini, namun penulis menetapkan cara yang paling mudah untuk dioperasionalkan yaitu penggunaan engsel untuk membuka tutup gerobak, dan sistem kunci untuk penguncian berobak.2.3 Analisa Permasalahan2.3.1 Tabel Analisa MasalahTabel 2.8 Tabel Analisa MasalahNo.MasalahPemecahan Masalah

1.Menaikan gerobak ke atas trotoar

- Berat

- Membutuhkan tenaga yang lebih

- Membuat gerobak yang statis

2.Sistem penguncian

- Sistem penguncian tidak layak

- Menggunakan straping band- Sistem kunci rantang

3.Pejalan Kaki

- Pedagang koran berjualan di atas trotoar

- Gerobak kaki lima mengambil lahan pejalan kaki

- Pejalan kaki berjalan di samping trotoar

- Merancang kios koran yang memiliki dimensi lebih slim namun memanjang

4.Isi gerobak

- Merangkap menjadi tempat penyimpanan

- Berantakan

- Terdapat barang-barang diluar dari barang dagangan

- Merancang kios yang memiliki storage yang memadai

5.Membuka gerobak

- Menggunakan kayu sebagai penyanggah

- Merancang kios yang mudah dalam pengoperasiannya

6.Memasang produk

- Menggunakan jepitan kertas untuk menjepit dan menggantung di paku- Merancang gerobak yang dapat menampilkan tabloid tanpa harus memasang dan melepas pada saat buka atau menutup dagangan

7.Menyusun koran

- Menyusun koran dengan menyelipkan dan menumpukkan antara koran yang satu dengan yang lainnya- Menampilkan barang dagangan yang mudah untuk dilihat dan mudah untuk diambil dan diletakkan

8.Pembeli melihat-lihat koran

- Tempat yang sempit membuat pembeli sulit untuk melihat-lihat- Memberikan kenyamanan dengan memperlebar kios agar dapat memberikan keleluasaan untuk para pendatang

9.Pembeli merapihkan koran

- Pembeli merapihkan kembali koran yang terlah mereka ambil ke dalam tumpukan koran namun tidak kembali ke tempat semula- Mempermudah pembeli untuk menaruh kembali koran tanpa mengacak susunan yang sudah ada

10.Koran yang menumpuk

- Karena terlalu banyak koran yang disediakan dan tempat yang ada kurang luas, maka koran dibiarkan menumpuk sehingga pembeli sulit untuk melihat-lihat- Memberikan tampilan yang lebih menarik dan rapih agar pembeli dapat melihat-lihat dengan mudah

11.Tempat penyimpanan

- Tempat penyimpanan yang sangat kotor dan berantakan- Menyediakan tempat penyimpanan yang lebih layak dan memadai untuk sebagai tempat penyimpanan

12.Tempat duduk

- Tempat duduk hanya dapat diduduki oleh 2 orang yang sangat sederhana menggunakan potongan kayu sisa yang kurang kokoh- Menyediakan fasilitas tempat beristirahat yang lebih nyaman dan kokoh

Sumber: Data Pribadi, 2013Dari data yang didapat, penulis menemukan beberapa masalah dari cara pedagang tersebut membuka gerobak, berjualan, hingga menutup gerobak, diantaranya yaitu:

1) Proses mendorong gerobak untuk naik ke atas trotoar yang membutuhkan tenaga lebih

2) Ukuran gerobak yang besar mengambil wilayah pejalan kaki.

3) Keberadaan pedagang koran membuat trotoar tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

4) Proses memasang koran yang menghabiskan banyak waktu dan tidak praktis.

5) Susunan koran yang ditampilkan tidak komunikatif karena saling menumpuk antara satu dengan yang lainnya.6) Tempat penyimpanan yang kurang layak karena dikunci hanya dengan menggunakan straping band yang diikat.2.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Dari data yang didapat, penulis menemukan beberapa solusi pemecahan masalah, diantaranya yaitu:

1) Membuat gerobak yang lebih efisien agar tidak mengambil wilayah pejalan kaki.

2) Meminimalis dimensi yang dibutuhkan pedagang koran agar membuat trotoar berfungsi sebagaimana mestinya.

3) Membuat gerobak yang lebih ringan agar dapat dengan mudah mendorong gerobak untuk naik ke atas trotoar.

4) Mendesain gerobak yang dapat ditutup tanpa harus melepaskan koran satu-persatu agar lebih efisien.

5) Menampilkan Susunan koran yang lebih komunikatif.

6) Memberikan sistem penguncian yang lebih layak.

BAB III

KONSEP DESAIN

3.1 Kriteria Desain

Pada suatu proses perancangan produk, kriteria desain sangat penting dan dibutuhkan. Kriteria desain merupakan gambaran awal terhadap sebuah perancangan produk ini yang bersumber dari hasil survey, observasi langsung dan data-data yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Data-data tersebut menjadi tolak ukur perancangan produk ini. Dengan adanya tolak ukur ini, diharapkan dapat menjadi batasan dan acuan dalam perancangan alat pencetak bakso ini sehingga alat ini dapat memenuhi dan menjawab permasalahan yang ada.

Kriteria perancangan alat ini:

1) What

Bentuka) Kios ini di desain dengan bentuk yang modern dan minimalis yaitu memiliki bentuk lebih menonjolkan shape.

b) Sistem pengunciannya menggunakan sistem penguncian yang manual dan menggunakan gembok.

c) Terdapat storage di bagian bawah kios untuk menaruh barang-barang pribadi, kursi lipat dan koran-koran bekas.

Fungsi

a) Menampilkan produk yang lebih komunikatif, yaitu yang dapat menampilkan produk dagangan yang dapat dengan mudah dilihat oleh para pengunjung kios tersebut.b) Efisien dalam pengoperasian, yaitu tidak perlu melakukan pemasangan atau pelepasaan koran dan tabloid pada saat ingin membuka dan menutup kios, hingga pada saat hujan datang.

c) Meminimalis wilayah yang dipergunakan, sehingga tidak mengganggu para pejalan kaki yang ingin melewati jalan tersebut.Dimensi

a) Tinggi kios yaitu 180cm

b) Panjang kios pada saat tertutup 150cm, dan pada saat terbuka 300cm

c) Lebar kios pada saat tertutup 55cm, dan pada saat terbuka 27,5cm

d) Ukuran koran standar 330,5mm x 550mm

e) Ukuran tabloid standar 290mm x 420mmf) Ukuran tempat display setengahnya dari ukuran panjang koran, yaitu panjang : 332mm, lebar : 275mm, tebal 100mmWarna

Menggunakan warna dari salah satu merk koran yang ternama. Warna-warna yang sesuai yaitu:

a) Biru : warna ini dipergunakan sebagian banyak merek koran, salah satunya adalah koran KOMPAS.

b) Hitam : elegant, kuat. Karena kertas koran berwarna abu-abu, akan lebih mudah di lihat apabila latar kios berwarna hitam.c) Putih : bersih, netral. Menimbulkan efek kesan yang lebih berwarna bila diselingi warna putih antara biru dan hitam.

Material

a) Pada bagian luar kios menggunakan aluminium karena mudah dibentuk dan ringan.

b) Pada bagian kerangka dalamnya menggunakan besi hollow.c) Pada bagian tempat display koran menggunakan acrylic agar terlihat modern dan dapat dengan mudah melihat macam-macam tampilan koran karena warnanya yang transparan.

d) Menggunakan engsel sebagai pembuka dan penutup kios.

e) Menggunakan sistem kunci yang tidak menggunakan gembok namun lebih modern.2) Who

Pengguna

a) Para pedagang kaki lima yang berdagang koranb) Usia sekitar 18-59 tahunErgonomi

1) Ukuran kios dengan ketebalan aluminium 1mm pada saat tertutup:

1500mm x 550mm x 1700mm

2) Ukuran kios dengan ketebalan aluminium 1mm pada saat terbuka:

3000mm x 275mm x 1700mm3) Ukuran tempat penyimpanan dengan ketebalan aluminium 1mm:

1500mm x 299mm x 400mm

4) Ukuran tempat koran dari acrylic dengan ketebalan acrylic 2mm, kemiringan 15(:

340mm x 150mm x 270mm

5) Ukuran tempat koran dari besi dengan ketebalan besi 1mm dengan beberapa kemiringan yaitu 5(, 10(, 15(:340mm x 100mm x 270mm

6) Ukuran tempat koran menggunakan kawat besi dengan ketebalan 6mm:

456mm x 6mm x 130mm

7) Ukuran kaki kios dengan ketebalan besi 4mm

1500mm x 250mm x 100mm

8) Ukuran genggaman tangan dengan ketebalan material 1mm

72mm x 25mm x 35mm3) When

Para pedagang koran biasanya berjualan sejak dini hari hingga malam, yaitu dari pukul 05.00 hingga pukul 20.00

4) Where

Koran adalah produk yang banyak dicari oleh orang. Oleh karena itu, koran dapat dengan mudah ditemukan. Beberapa contohnya yaitu di pinggir jalan, di ujung jalan, pemberhentian lampu merah dan di atas trotoar. Namun, dari studi yang penulis lakukan, produk ini khusus di tempat yang sudah legal, yaitu mendapatkan izin untuk berjualan salah satunya di Pasar Anyar Tangerang, tepatnya di ujung jalan yang berada di atas trotoar.5) WhyKarena luas trotoar tidak besar, maka dibutuhkan kios yang dapat mengatasi sempitnya wilayah tersebut agar fasilitas trotoar tersebut dapat aktis dengan sebagaimana harusnya. Oleh karena itu, dirancanglah produk ini menjadi produk yang slim, agar tidak mengganggu aktifitas pejalan kaki, namun dapat tetap berjualan di daerah tersebut,6) HowOperasional

a) Sarana berjualan koran ini dapat di buka dan tutup. Pada saat ingin berjualan, kios ini dapat dibuka dan koran sudah tertata rapih tanpa harus memasang satu-persatu. Hal ini juga terjadi sebaliknya pada saat ingin menutup kios, koran dan tabloid tidak perlu harus di lepas satu-persatu karena dapat langsung di tutup.

b) Mudah dalam melakukan pemilihan, dan pengambilan koran karena koran tidak disusun ke atas, namun satu jenis koran diberi satu tempat yang mudah dijangkau dan mudah terlihat.Konstruksi

a) Pada bagian penutup kios menggunakan engsel panel yang khusus dipergunakan untuk benda yang berat, karena engsel panel dapat menopang beban yang berat dibandingkan dengan engsel pintu biasa.

b) Pada bagian tempat penyimpanan menggunakan drawer slide agar dapat dengan mudah ditarik dan didorong.

c) Pada bagian kaki kios menggunakan dynabolts agar dapat dengan kuat mengunci ke beton yang ada di atas trotoar tersebut.

d) Untuk menyambungkan antara acrylic tempat koran dengan besi hollow menggunakan mur dan baut.

e) Untuk menyambungkan antara besi tempat koran dengan besi hollow menggunakan plat besi yang dikunci menggunakan paku rivet.3.2 Struktur Produk

Struktur sarana berjualan koran dan tabloid secara umum belum memiliki sistem yang baik untuk digunakan oleh kalangan sendiri seperti pedagang kaki lima. Pada sarana yang dirancang ini memiliki sistem dimana dapat menciptakan pengoperasian dan pelaksanaan dalam berjualan yang lebih efisien, komunikatif, dan fungsional.Sarana untuk berjualan koran dilambangkan dengan symbol sebagai berikut:

1) Kios

Gambar 3.1 Simbol Kios

(sumber: data pribadi, 2013)2) Tempat koran

Gambar 3.2 Simbol Tempat Koran

(sumber: data pribadi, 2013)3) Tempat penyimpanan

Gambar 3.3 Simbol Tempat Penyimpanan

(sumber: data pribadi, 2013)4) Penguncian

Gambar 3.4 Simbol Penguncian

(sumber: data pribadi, 2013)5) Bangku

Gambar 3.5 Simbol Bangku

(sumber: data pribadi, 2013)3.2.1 Basic Structure

Gambar 3.6 Basic Structure(sumber: data pribadi, 2013)3.2.2 Quantified Structure

Gambar 3.7 Quantified Structure 1(sumber: data pribadi, 2013) Tempat penyimpanan diletakkan di tengah akan mengganggu tampilan koran yang akan dijual. Tempat penguncian jaraknya terlalu jauh dan letaknya terlalu rendah.

Gambar 3.8 Quantified Structure 2(sumber: data pribadi, 2013) tempat menyimpanan diletakkan di bagian atas kiri mengganggu pandangan para konsumen Tempat penguncian jaraknya terlalu jauh dan letaknya terlalu rendah.

Gambar 3.9 Quantified Structure 3(sumber: data pribadi, 2013) Tempat penguncian berada di kanan bawah mengurangi estetika kios.

Gambar 3.10 Quantified Structure 4(sumber: data pribadi, 2013) Penguncian diletakan di pojok kanan atas tidak dapat menyeimbangi penguncian jika hanya satu sisi

Gambar 3.11 Quantified Structure 5(sumber: data pribadi, 2013) Tempat penyimpanan berada di bawah sehingga tidak mengganggu kegiatan yang akan dilakukan selama berjualan Sistem penguncian berada di tengah untuk menyeimbangkan penguncian agar kuat, terkunci dengan rapat dan mudah dijangkau tangan. Tempat koran berada di atas membuat konsumen dapat dengan mudah melihat tampilannya.

Gambar 3.12 Quantified Structure 6(sumber: data pribadi, 2013) Tempat penguncian berada di pojok kiri atas membuat susah dalam penjangkauan. Tempat koran berada di tengah kiri.

Gambar 3.13 Quantified Structure 7(sumber: data pribadi, 2013) Tempat penyimpanan berada di kanan atas mengganggu penglihatan konsumen dalam melihat-lihat koran.

Gambar 3.14 Quantified Structure 8(sumber: data pribadi, 2013) Tempat penyimpanan berada di kanan bawah dan kursi lipat berada di kiri bawah menghabiskan tempat dan mengganggu estetika,

3.3 Lifestyle

Gambar 3.15 Lifestyle(sumber: data pribadi, 2013)Koran adalah produk yang banyak diminati oleh berbagai kalangan. Seperti yang kita ketahui bahwa koran adalah sumber informasi yang penting untuk perkembangan kehidupan. Oleh karena itu, koran banyak diperjual-belikan dimana-mana. Hampir di setiap wilayah terdapat penjual koran. Berjualan koran tidaklah sesuatu yang memiliki untung yang besar. Oleh sebab itu, koran sering kita temui di pinggir jalan dan pemberhentian lampu merah. Dari studi yang dilakukan, lifestyle dari kios koran ini adalah mereka yang kalangan bawah seperti mereka yang tidur di kolong jembatan, pindahan dari desa yang ingin mengadu nasib di Jakarta, dan para pengangguran yang akhirnya beralih berjualan kaki lima.

3.4 Tema (moodboard)

Gambar 3.16 Moodboard(sumber: data pribadi, 2013)Zaman semakin maju, semakin banyaknya perkembangan teknologi dan gaya hidup. Banyak orang yang menginginkan segalanya praktis dan simple. Begitu pula dengan desain yang akan dirancang ini. Produk ini didesain dengan bentuk yang slim, streamline, dan minimalis. Ini bertujuan agar produk ini dapat mengikuti trend zaman yang ada dan indah di lihat oleh mata.

BAB IV

PROSES PERANCANGAN4.1 Sketsa IdeDibawah ini terdapat beberapa contoh sketsa desain untuk perancangan sarana berjualan koran dan tabloid. Sketsa desain adalah awal pencarian bentuk dari produk ini. Kriteria-kriteria ini diperoleh setelah melakukan studi-studi terkait.

Gambar 4.1 Sketsa 1(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 4.2 Sketsa 2(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 4.3 Sketsa 3(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 4.4 Sketsa 4(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 4.5 Sketsa 5(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 4.6 Sketsa 6(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 4.7 Sketsa 7(sumber: data pribadi, 2013)Gambar-gambar sketsa ide diatas adalah sebagian dari sketsa perancangan produk ini. Sketsa ide yang terpilih adalah gambar sketsa ide 7. Selanjutnya sketsa terpilih dibuat beberapa alternatifnya.4.2 Alternatif Desain

Dibawah ini terdapat beberapa contoh dari alternatif desain yang dibuat sehubungan dengan perancangan ini. Perbedaan dari tiap desain adalah motif material maupun varian warna yang dipakai.

Gambar 4.8 Alternatif Desain 1(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 4.9 Alternatif Desain 2(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 4.10 Alternatif Desain 3(sumber: data pribadi, 2013)4.3 Sketsa Detail

Berikut ialah detail dari sketsa yang terpilih :1) Tempat koran dari acrylic

Gambar 4.11 Tempat Koran Acrylic(sumber: data pribadi, 2013)2) Tempat koran dari besi

Gambar 4.12 Tempat Koran Besi(sumber: data pribadi, 2013)3) Tempat koran menggunakan kawat

Gambar 4.13 Kawat Tempat Tabloid(sumber: data pribadi, 2013)4) Lemari penyimpanan

Gambar 4.14 Tempat Penyimpanan(sumber: data pribadi, 2013)5) Kaki kios

Gambar 4.15 Kaki Kios(sumber: data pribadi, 2013)6) Body kios

Gambar 4.16 Body Kios(sumber: data pribadi, 2013)4.4 Studi Ergonomi

Dari data ergonomi, didapatkan penggunaan ukuran ergonomi yang paling pas untuk perancangan sarana berjualan koran dan tabloid. Ukuran yang diambil yaitu P50 pria. Diantaranya yaitu:

1) Tinggi badan: 175,5cm2) Lebar bahu: 46,5cm

3) Jarak jangkauan tangan: 72,6cm

4) Tangan ditekuk sejajar: 48cm

5) Bentangan tangan (kanan-kiri): 163,6cm

6) Penglihatan: 50( ke atas dank ke bawah

7) Jangkauan tangan:

Posisi standing standing vertikal: 203cm

Posisi standing standing horizontal: 76cm

Posisi standing, leg braced vertikal: 203cm

Posisi standing, leg braced horizontal: 102cm

Dari data ergonomi, didapatkan penggunaan ukuran ergonomi yang paling pas untuk perancangan sarana berjualan koran dan tabloid. Diantaranya yaitu:9) Ukuran kios dengan ketebalan aluminium 1mm pada saat tertutup: 1500mm x 550mm x 1700mm10) Ukuran kios dengan ketebalan aluminium 1mm pada saat terbuka:

3000mm x 275mm x 1700mm11) Ukuran tempat penyimpanan dengan ketebalan aluminium 1mm:

1500mm x 299mm x 400mm12) Ukuran tempat koran dari acrylic dengan ketebalan acrylic 2mm, kemiringan 15(:340mm x 150mm x 270mm

13) Ukuran tempat koran dari besi dengan ketebalan besi 1mm dengan beberapa kemiringan yaitu 5(, 10(, 15(:340mm x 100mm x 270mm14) Ukuran tempat koran menggunakan kawat besi dengan ketebalan 6mm:

456mm x 6mm x 130mm

15) Ukuran kaki kios dengan ketebalan besi 4mm1500mm x 250mm x 100mm

16) Ukuran genggaman tangan dengan ketebalan material 1mm72mm x 25mm x 35mm4.5 Studi Material

Dari data material, didapatkan penggunaan material yang paling tepat untuk perancangan sarana berjualan koran dan tabloid.. Diantaranya yaitu :

1) Untuk body kios menggunakan aluminium. Kelebihannya yaitu:

tahan karat

ringan

mudah dibersihkan tahan terhadap cuaca2) Untuk tempat koran yang berada di paling atas menggunakan acrylic. Kelebihannya yaitu: tidak menguning walau sudah bertahun-tahun lebih ringan dibandingkan dengan kaca

dapat dipoles jika tergores

tidak mudah pecah

transparan mudah dilekuk3) Untuk tempat koran yang berada sejajar hingga kebawah menggunakan besi plat. Kelebihannya yaitu: murah dalam proses pembuatannya

murah bahan bakunya

kuat4) Untuk kawat tempat tabloid yang berada di bagian kanan dan kiri menggunakan kawar besi. Kelebihannya: kuat

jauh lebih murah dibandingkan menggunakan kawat aluminium

5) Untuk tiang kerangka kios menggunakan besi hollow dengan memiliki kelebihan: murah

produk ini dapat dengan mudah dicari di toko-toko4.6 Studi Warna

Warna yang ingin ditampilkan pada perancangan produk sistem ini adalah warna yang mengesankan modern dan sesuai dengan warna logo yang banyak dipakai oleh berbagai macam perusahaan koran yaitu warna navy blue seperti Kompas, Superindo, Suara Pembaruan. Berdasarkan studi warna yang telah dilakukan, perancang memilih warna navy blue untuk keseluruhan body kios karena memberi kesan sejuk, dan tidak menyakiti mata. Sedangkan warna lampu LED dipilih warna putih karena warna tersebut memberikan kesan lebih terang dan senada dengan warna navy blue.4.7 Studi Pemakai

Produk ini adalah kios yang memang tidak murah, karena menggunakan material yang tahan karat dan kuat. Oleh karena harganya yang tidak murah, produk ini diproduksi oleh kalangan menengah atas namun mereka hanya sebagai sponsor yang nantinya dipakai oleh kalangan bawah. Ini bertujuan agar kalangan menengah atas mendapatkan keuntungan tersendiri dari hasil memberikan sponsor ini. Pemakai yang sebenarnya adalah kalangan bawah yang kebanyakan pengangguran sehingga mereka berjualan kaki lima yang tidak terlalu membutuhkan modal yang besar.4.8 Studi KonstruksiTabel 2.9 Tabel Studi KonstruksiNo.KonstruksiGambarAplikasi

1.Drower slides

2. Engsel Panel

3.Dynabolt

4.Paku rivet

5.Besi hollow

Sumber: Data Pribadi, 2013Sistem konstruksi kios koran ini mengutamakan efefisiensi dan kenyamanan dalam proses melakukan aktifitas transaksi jual beli koran dan akses berjalan para pejalan kaki yang melewati trotoar tersebut. Berdasarkan studi konstruksi yang telah dilakukan, maka sistem konstruksi yang diaplikasikan pada perancangan kali ini adalah kios koran ditanamkan ke balok semen yang menutupi lubang got menggunakan dynabolts. Untuk membuka dan menutup kios menggunakan sistem engsel yang dapat dengan mudah digerakan memutar/mengayun ke kanan dan ke kiri. Pada bagian tempat penyimpanannya didesain seperti laci yang menggunakan drower slide sehingga dapat dengan mudah ditarik tanpa membutuhkan tenaga yang lebih. Pada bagian tempat koran diberikan penyangga besi plat yang ditekuk sesuai derajat yang diinginkan yaitu 5(, 10(, dan 15( untuk memudahkan pembeli untuk melihat tampilan korantersebut. Sebagai penyambung antara tempat koran dengan besi menggunakan paku rivet, sedangkan acrylic dengan besi hollow menggunakan mur dan baut.4.9 Studi Lingkungan

Lingkungan pada perancangan sarana berjualan koran dan tabloid ini merajuk pada kondisi dan situasi trotoar. Trotoar pada umumnya dipergunakan sebagai fasilitas pejalan kaki yang memiliki kesan tertib lingkungan. Di tengah masyarakat yang sibuk akan aktifitas yang mereka lakukan setiap harinya, trotoar memberikan kenyamanan tersendiri bagi masyarakat yang sering berjalan kaki, dimana masyarakat dapat tetap berjalan leluasa di pinggir jalan tanpa harus mengganggu para kendaraan yang ingin lewat. Kenyamanan dan ruang publik cukup diutamakan bagi pengguna trotoar karena trotoar adalah tempat yang sayang sering dipergunakan oleh pejalan kaki. Dimensi yang efisien dan mudah dalam pengoperasian sangat dibutuhkan oleh pedagang kios koran untuk memuaskan pengunjung dan tetap menjaga kenyamanan para pejalan kaki, dimana mereka tidak terganggu oleh keberadaan kios yang selama ini cukup mengganggu ruang jalan masyarakat. Dimensi dan desain yang ada dirancang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat dengan mudah melihat tampilan koran yang ada dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat sekitar yang ingin berjalan. Produk yang efisien ini dikhususkan untuk diletakkan di atas trotoar yang berada di pinggi jalan Pasar Anyar Tangerang yaitu sebuah kios koran.

4.10 Studi FinishingKios koran ini dirancang dengan mengangkat tema streamline, slim dan minimalis. Perancangan seperti ini pada umumnya menggunakan warna-warna yang netral dan tidak mencolok mata. Karena produk ini diletakan di outdoor, oleh sebab itu aluminium ini diberi lapisan warna agar tidak silau apabila terpantul oleh sinar matahari. Kios tersebut dapat diberikan warna yang sedikit doff untuk mengurangi pantulan sinar tersebut.4.11 Studi Biaya

Dalam proses pembuatan produk ini, membutuhkan biaya yang agak mahal. Berikut ini adalah perincian kasar dari biaya yang dibutuhkan: Aluminium ketebalan 1mm = 3 lembar x Rp 223.600,- = Rp 670.800,- Besi hollow = Rp 130.000,- Plat besi ketebalan 1mm x 122 x 244 = 3 lembar x Rp 245.000,- = Rp 735.000,- Acrylic ketebalan 2mm = 92 x 183cm = 237.500-

Besi 4mm = Rp 55.000,- Gembok + engsel + drower slide + mur dan baut + paku rivet + dynabolt = Rp 70.000,-

BAB V

ANALISA HASIL RANCANGAN

5.1 Final Desain

5.1.1 Rendering Product

Gambar 5.1 Rendering Product(sumber: data pribadi, 2013)

Gambar 5.2 Rendering Lingkungan(sumber: data pribadi, 2013)

5.1.2 Mock Up (Terlampir)5.2 Gambar Teknik

Dari desain yang terpilih, maka dapat digambarkan melalui gambar teknik. Diantaranya yaitu gambar tampak, gambar isometri, exploded view, dan terakhir gambar komponen. Beriku ini adalah gambarnya:

5.3 KesimpulanMendesain kios koran dan tabloid ini diperlukan banyak penelitian seperti dari survei lapangan, buku-buku referensi dan internet. Dengan dilakukannya penelitian yang dalam, maka penulis menemukan permasalahan yang terdapat pada penjual koran. Target utama dari perancangan produk ini ditujukan kepada para pedagang/penjual koran dan tabloid yang berjualan di atas trotoar secara permanen tidak berpindah-pindah. Masalah yang didapat yaitu banyak penjual koran yang mengambil alih fungsi trotoar yang disediakan oleh pemerintah dari sebagai fasilitas untuk pejalan kaki menjadi tempat berjualan koran. Jika masalah ini tidak diatasi, maka pejalan kaki akan kehilangan haknya sebagai masyarakat yang mendapatkan fasilitas layak dari pemerintah. Sehingga dengan adanya kios koran dan tabloid ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang ada.

Jika masih ada kekurangan dalam produk ini harap dimaklumi karena tiap perancangan alat pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Terima kasih.

5.3.1SWOT Analysis

Berikut sifat produk ini :

STRENGTH (kekuatan)Kekuatan dari produk ini adalah slim, komunikatif, dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan dan membereskan koran pada saat ingin membuka dan menutup kios karena memiliki ukuran yang terbilang tipis, menggunakan material yang tahan terhadap cuaca dan menampilkan produk dengan maksimal. Kelebihan yang lainnya juga memiliki bentuk yang simple dengan didukung warna yang mencerminkan salah satu merk koran ternama yang akan menjadi salah satu sponsor. Bentuk kios ini tidak memiliki banyak lekukkan karena ingin memperlihatkan bentuk yang simple, modern dan tidak mengambil banyak lahan trotoar. Cara pengoperasiannya sangat mudah karena hanya perlu membuka gembok dan ditarik sepert membukak pintu tanpa harus menyusun satu-persatu koran yang ada.

WEAKNESS (kelemahan)

Kelemahan dari produk ini yaitu harus adanya penguncian sejajar dengan engsel agar pada saat ada angin, kios ini tidak membuka tutup sendiri. Karena banyaknya komponen besi, seperti besi hollow, plat besi membuat produk ini memiliki beban yang berat.OPPORTUNITY (keuntungan)

Keuntungan dari produk ini yaitu tidak membutuhkan wilayah yang besar, karena bentuknya yang slim membuat produk ini menjadi produk keunggulan yang membuat para pejalan kaki dapat lebih nyaman pada saat ingin melewati lokasi tersebut. Karena susunanya yang rapih, penguncung dapat dengan mudah melihat produk-produk yang diperjualkan. Salah satu hal yang penting yaitu pada saat jika terjadi hujan, pedagang koran tidak perlu melepaskan koran sat