PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DEWA …... · pencarian sangkan paraning dumadi asal dan tujuan...

download PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DEWA …... · pencarian sangkan paraning dumadi asal dan tujuan hidup dengan 1 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2

If you can't read please download the document

Transcript of PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DEWA …... · pencarian sangkan paraning dumadi asal dan tujuan...

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    i

    PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

    PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR

    DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI BAGI

    ANAK-ANAK

    Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar Ahli Madya

    D3 Desain Komunikasi Visual

    Oleh : INDRA YULIANTO CATUR NUGROHO

    C. 9508037

    PROGRAM STUDI D III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

    2012

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    MOTTO

    If you say to thing, just do what you have said right now

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    PERSEMBAHAN

    Karya Tugas Akhir ini penulis persembahkan:

    Ayah dan ibuku tercinta.

    Terimakasih atas cinta dan tetes keringat pengorbanan kalian.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala hidayah,

    inayah dan segala pertolongan dan keridhaan-Nya, sehingga Tugas Akhir ini

    dapat diselesaikan dengan judul Tugas Akhir PERANCANGAN BUKU

    CERITA BERGAMBAR DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI BAGI

    ANAK-ANAK

    Adapun Tugas Akhir ini disusun guna mencapai gelar Ahli Madya

    Diploma III program studi D III Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan

    Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Tugas Akhir tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan lancar yang

    tidak terlepas dari bantuan spiritual maupun material dari semua pihak baik dari

    lingkungan keluarga, lingkup kampus Universitas Sebelas Maret maupun dari

    sang kekasih serta para sahabat. Maka ungkapan rasa terima kasih serta segala

    penghargaan yang pantas untuk disampaikan kepada :

    1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

    Rupa UNS.

    2. Drs. Ahmad Adib, M Hum, Ph.D, selaku Ketua Program Studi D III

    Desain Komunikasi Visual yang senantiasa membimbing dan

    mengarahkan hingga selesainya Tugas Akhir ini.

    3. Drs. Putut H. Pramono, M.Si sebagai Pembimbing I yang telah

    memberikan bimbingan dan dorongan yang begitu berharga.

    4. Agus Medi Prakosa, S.Sn selaku Pembimbing II dalam penyelesaian

    Tugas Akhir yang selalu memberikan masukan yang sangat penting.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    5. Laksono W, Joko dan staff Tata Usaha D3 Desain Komunikasi Visual.

    Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan Tugas Akhir ini masih ada

    banyak kekurangan maka penulis bersedia menerima kritik dan saran yang

    membangun dari berbagai pihak.

    Surakarta , 2 Januari 2012

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

    HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

    KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

    DAFTAR ISI ......................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

    C. Tujuan Perancangan ..................................................................... 3

    BAB II IDENTIFIKASI DATA

    A. Data Produk ................................................................................. 4

    B. Komparasi ................................................................................... 16

    C. Target .......................................................................................... 18

    BAB III KONSEP PERANCANGAN

    A. Konsep Karya ............................................................................. 20

    B. Konsep Perancangan .................................................................... 29

    C. Tehnik Pelaksanaan ..................................................................... 32

    D. Detail Teknis Pelaksanaan ........................................................... 45

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    E. Media Penunjang (Media Promosi) .............................................. 47

    BAB IV VISUALISASI KARYA

    A. Karakter Tokoh ............................................................................ 54

    B. Buku Cerita Bergambar ............................................................... 64

    C. Media Penunjang (Media Promosi) ............................................... 68

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................. 75

    B. Saran ............................................................................................ 76

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI BAGI

    ANAK-ANAK.

    Indra Yulianto Catur Nugroho 1 Drs. Putut H. Pramono, M.Si 2 Agus Medi Prakosa, S.Sn 3

    ABSTRAK

    2012. Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar Dewa Ruci Sebagai Media Edukasi Bagi Anak-Anak. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang buku cerita bergambar untuk menarik minat anak-anak terhadap cerita pewayangan yang hampir hilang di tengah-tengah masyarakat modern. Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak sekali generasi muda ataupun anak-anak yang tidak mengenal cerita-cerita pewayangan ataupun tokoh-tokoh pewayangan. Tetapi kebanyakan dari mereka sangat akrab dengan bacaan cergam, komik dan novel. Bahkan saat ini banyak anak-anak sangat mengidolakan tokoh-tokoh superhero luar negeri. Sementara dalam khazanah kebudayaan Jawa, seperti cerita pewayangan, ada banyak tokoh yang pantas diteladani, tetapi mereka tak mendapatkan cerita itu. Oleh karena itu, buku cerita bergambar Dewa Ruci yang kreatif dan komunikatif diharapkan dapat menjadi media edukasi bagi anak-anak untuk mengenal lebih jauh tentang pewayangan.

    1 Mahasiswa DIII Desain Komunikasi Visual dengan NIM C9508037 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    DESIGN ILLUSTRATED STORY BOOK DEWA RUCI AS AN EDUCATION MEDIA FOR THE CHILDREN

    Indra Yulianto Catur Nugroho 1

    Drs. Putut H. Pramono, M.Si 2 Agus Medi Prakosa, S.Sn 3

    ABSTRACT 2012. The introduction of this final project is entitled Design Illustrated Story Book Dewa Ruci as an Education Media for The Children. The problem studied by the writer is how to design a picture book to attract the children interest to the puppet stories that almost dissapeared in the middle of modern society. Along with the development of globalization era, there are many teenagers or children who no longer know about the puppet stories or puppet characters.Most of them are very familiar with the picture books, comics and novels. even now, there are many children idolized the figures of foreign superhero. Wherease in Javanese culture, such as puppet stories , the are many figures that can be followed as a good model, but unfortunately they do not get the story. Therefore, the writer expect this creative and communicative picture book of Dewa Ruci is able to become an education media for the children to know more about the puppet stories.

    1 DIII student of Visual Communication Design with NIM C9508037 2 Supervisor I 3 Supervisor II

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Wayang dikenal sejak zaman pra-sejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum

    Masehi. Perwujudan wayang saat ini tak lepas dari budaya masyarakat Indonesia

    zaman dahulu yang memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek

    moyang yang disebut hyang atau dahyang. Banyak peninggalan-peninggalan

    budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam bentuk arca atau

    gambar. Salah satunya berkembang menjadi kesenian wayang.

    Cerita wayang sejatinya banyak menampilkan ajaran moral, dimana

    manusia hidup diharapkan dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang

    buruk. Cerita yang mengandung etika nilai-nilai dalam wayang biasanya

    disampaikan secara simbolitas, tetapi lebih kepada perenungan sehingga

    ketajaman sesorang dalam merasakan isi pesan diperlukan, misalnya jangan

    membunuh, jangan berdusta, jangan berkhianat, tidak boleh marah, tidak boleh

    munafik dan lain sebagainya. Inilah salah satu ajaran wayang tentang bagaimana

    manusia harus bersikap.

    Dalam cerita lakon Dewa Ruci, secara filosofis melambangkan bagaimana

    manusia harus menjalani perjalanan batin guna menemukan identitas dirinya atau

    pencarian sangkan paraning dumadi asal dan tujuan hidup dengan

    menggambarkan perjalanan spiritual Bima yang berliku-liku, penuh hambatan dan

    1

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    tantangan, sampai akhirnya Bima berhasil bertemu dengan Dewa Sukmana Ruci

    atau biasanya disebut Dewa Ruci.

    Namun seiring dengan berkembangnya zaman, cerita-cerita pewayangan

    seakan-akan luntur di tengah-tengah masyarakat modern. Banyak sekali generasi

    muda ataupun anak-anak yang tidak mengenal cerita-cerita pewayangan ataupun

    tokoh-tokoh pewayangan. Tetapi kebanyakan dari mereka sangat akrab dengan

    bacaan cergam, komik dan novel. Bahkan saat ini banyak anak-anak sangat

    mengidolakan tokoh-tokoh superhero luar negeri. Sementara dalam khazanah

    kebudayaan Jawa, seperti cerita pewayangan, ada banyak tokoh yang pantas

    diteladani, tetapi mereka tak mendapatkan cerita itu.

    Dari sebab-sebab itulah maka perlu kita perkenalkan lagi kepada anak-anak

    cerita pewayangan yang hampir punah dengan cara yang lebih menarik dengan

    urutan yang mudah seperti buku cerita bergambar yang bersifat imajinatif

    sehingga mereka tertarik untuk mengenal lebih jauh tokoh-tokoh dalam cerita

    pewayangan.

    Dari semua rangkaian penyebab lunturnya kebudayaan wayang, maka

    penulis mengambil Tugas Akhir yang berjudul PERANCANGAN BUKU

    CERITA BERGAMBAR DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI

    BAGI ANAK-ANAK.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana cara untuk menarik minat anak-anak terhadap cerita pewayangan

    yang hampir hilang di tengah-tengah masyarakat modern?

    2. Bagaimana cara supaya anak-anak bisa belajar dan memahami cerita Dewa

    Ruci yang penuh dengan ajaran dalam hal budi pekerti?

    C. Tujuan Perancangan

    1. Menghasilkan buku cerita bergambar yang mengandung nilai-nilai budi dan

    luhur dengan cerita wayang Dewa Ruci.

    2. Sebagai media edukasi bagi anak-anak untuk mengenal lebih jauh tentang

    cerita pewayangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB II

    IDENTIFIKASI DATA

    A. Data Produk

    1. Cerita Bergambar

    Cerita bergambar adalah suatu bentuk seni yang menggunakan

    gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga

    membentuk jalinan cerita(Concept,20,2007). Biasanya cergam dicetak diatas

    kertas dan dilengkapi teks. Cergam merupakan media yang unik,

    menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif dan imajinatif,

    media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena

    memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami.

    Cergam merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang

    bisa dimanfaatkan oleh cergam antara lain adalah untuk pendidikan, untuk

    periklanan (advertising), maupun sebagai sarana hiburan. Tiap jenis cergam

    memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin

    disampaikan dapat dipahami dengan jelas.

    a. Cergam untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya

    dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti

    pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya hindari pemecahan

    masalah dengan kekerasan.

    4

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    b. Cergam sebagai media periklanan. Maskot suatu produk dapat dijadikan

    tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan produk

    atau brand tersebut. Sementara pembaca membaca cergam, pesan-pesan

    promosi produk dapat tersampaikan.

    c. Cergam sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum dibaca

    oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun. Cergam

    dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan,

    persahabatan, dan pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis

    dan menggugah hati pembaca.

    Cergam merupakan media unik dan imajinatif, juga memiliki

    kelebihan tersendiri yang merupakan gabungan dari unsur-unsur :

    a. Warna

    Warna dalam cergam dapat mengungkap subjek secara objektif,

    pembaca dapat lebih menyadari bentuk fisik suatu objek yang berwarna

    daripada hitam putih.

    b. Efek Visual

    Merupakan kesan yang digambarkan untuk menekankan

    penggambaran emosi, karakter, suasana, dan gerak dari tokoh dalam

    cergam.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    c. Narasi

    Biasanya digunakan untuk menerangkan tentang waktu, tempat,

    dan situasi.

    d. Tokoh

    Tokoh adalah para pemeran yang terdapat dalam suatu cerita. dalam

    cergam, tokoh akan menjadi pusat perhatian pembaca karena cerita akan

    bergulir di seputar tokoh. Ada beberapa macam tokoh :

    1) Protagonis :

    Tokoh yang menjadi sentral cerita. Ada dua macam protagonis,

    yaitu protagonis pemeran utama dan protagonis pemeran pembantu.

    Hal ini disebabkan karena seperti halnya manusia dalam kehidupan

    nyata, seorang tokoh digambarkan memiliki interaksi dengan orang

    lain. Protagonis pembantu biasanya adalah teman dari pemeran

    utama.

    2) Antagonis :

    Merupakan tokoh yang menjadi rival atau tandingan dari

    pemeran utama. Tokoh antagonis biasanya menimbulkan konflik

    bagi pemeran utama dan atau pemeran pembantu, yang kadang kala

    menjadi sumber cerita.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    3) Figuran :

    Digunakan untuk menyebut tokoh-tokoh yang tidak berperan

    besar. Misalnya orang-orang di sekitar tokoh utama ada ditengah

    kota. Figuran tidak memberikan sumbangan besar bagi cerita, namun

    tetap ada untuk mendukung suasana atau jalan cerita.

    e. Efek

    Ada dua macam efek, yaitu efek tulisan dan efek gambar .

    1) Efek tulisan yaitu efek yang ditampilkan dalam bentuk tulisan,

    menyatakan bunyi-bunyi tertentu. Menggunakan berbagai macam

    jenis huruf untuk menyesuaikan tulisan dengan bunyi yang diwakili.

    2) Efek gambar yaitu efek yang diaplikasikan dalam gambar untuk

    penyampaian cerita dalam cerita. Efek ini dapat dikenakan pada

    tokoh atau pada latar belakang. Walaupun gambar sama, efek yang

    berbeda dapat menghasilkan suasana yang berbeda.

    f. Latar Belakang

    Latar belakang berkaitan erat dengan tema cerita. Latar belakang

    harus mampu menggambarkan suasana atau keadaan disekitar tokoh

    sekaligus mendukung cerita.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    2. Buku Cerita Bergambar untuk Anak-anak.

    Pada dasarnya, sebuah buku cerita bergambar menggabungkan antara

    kata-kata dan gambar-gambar yang membentuk suatu cerita. Teks dan gambar

    bekerja sama menerangkan jalannya cerita. Gambar-gambar mampu

    menyampaikan isi cerita atau merubah keseluruhan isi buku. Jadi jika dilihat

    sekilas buku bergambar hanyalah terdiri dari kata-kata dan gambar, namun

    jika dilihat secara keseluruhan buku bergambar merupakan sebuah karya seni.

    Buku cerita bergambar merupakan sebuah format (bentuk/desain)

    bukanlah sebuah genre atau aliran, walaupun beberapa orang masih

    menggunakan istilah genre untuk mendeskripsikan buku cerita bergambar

    secara keseluruhan. Tidak seperti novel yang memiliki berbagai macam genre,

    buku cerita bergambar hanya memiliki beberapa genre. Berikut ini adalah

    beberapa genre mendasar sebuah buku cerita bergambar :

    a. Cerita Binatang

    Adalah cerita realis yang bertokoh utamakan hewan/ binatang atau

    benda-benda mati. Hewan-hewan diceritakan bisa berbicara, berjalan,

    berpakaian dan berkelakuan layaknya manusia. Biasanya menyertakan

    kemampuan/hal-hal magis baik itu dalam porsi sedikit atau bahkan tidak

    ada, karena hewan atau benda mati digambarkan memiliki karakteristik

    manusia yang membawakan kemampuan luar biasa. Tema cerita bisa

    nyata maupun fiksi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    b. Cerita Realistis

    Menampilkan tokoh-tokoh simpatis yang menimbulkan rasa empati

    dari anak-anak. Topik yang diangkat sebagian besar berkesan suram dan

    bertema kekerasan dan kematian.

    1) Magic Realism

    Adalah gabungan dari realita dan imajinasi. Kesan petualangan

    seakan dimasukan dalam kegiatan sehari-hari, segalanya mungkin

    terjadi, suatu permainan bisa menjadi nyata atau sebuah perahu yang

    membawa seorang anak ke suatu pulau impian.

    2) Traditional Literature

    Meliputi dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, cerita tentang

    monster, cerita pembentukan, mother goose, dan fable. Cerita ini

    menampilkan pola-pola bercerita,kaya akan bahasa dan elemen-

    elemen fantasi. Tema cerita bisa fiksi dan nyata.

    3) Informational (Nonfiksi)

    Buku cerita bergambar ini merupakan alternatif dari ensiklopedi atau

    sumber-sumber referensi lainnya. Ilustrasi atau foto yang

    ditampilkan umumnya menarik perhatian dan menampilkan warna-

    warna cerah. Ketepatan waktu dan judul memegang peranan penting.

    Yang membedakan buku ini dengan buku lain adalah catatan

    sumber, bibliografi, index dan table isi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    3. Cerita Wayang Dewa Ruci

    Cerita ini sangat digemari di kalangan kasepuhan karena mengandung

    perenungan mendalam tentang asal dan tujuan hidup manusia (sangkan

    paraning dumadi) dan menjawab kerinduan hidup dalam perjalanan rohani

    orang jawa untuk bersatu dengan Tuhan (manunggaling kawulo Gusti; curiga

    manjing warangko). Begitu disenangi dan diulang-ulang sebagai bahan

    perenungan, maka kisah ini memiliki variasi-variasi bahkan menyimpang dari

    lakon awalnya, tergantung siapa yang menyalin kisah ini, siapa dalang yang

    memainkan lakon dalam pertunjukan wayang.

    Alur cerita Dewa Ruci dipengaruhi oleh kisah Markandeya dari India.

    Dikisahkan Markandeya mengarungi kedalam samudera dan berjumpa dengan

    anak kecil. Anak kecil itu bernama Narayana, jelmaan dari Dewa Wisnu.

    Narayana meminta Markandeya masuk dalam tubuhnya untuk menyaksikan

    seluruh isi alam semesta. Dalam kisah ini tokoh Bima tidak ada. Dari berbagai

    kisah Dewa Ruci yang bervariatif itu dapat ditemukan benang merahnya.

    Menurut Prof.Drs.Suwaji Bostoni dalam bukunnya Dewa Ruci (1992),

    alkisah Bima atas perintah gurunya (Durna) mencari Banyu Perwitasari

    atau air kehidupan. Dalam perjalanan mencari air kehidupan, Bima menuju

    gunung Candradimuka. Di hutan lereng gunung Candradimuka, Bima

    dihadang oleh dua raksasa Rukmuka (berarti kamukten atau kebahagiaan

    duniawi) dan Rukmokala (yang berarti kamulyan atau kekayaan). Bima

    mampu mengalahkan ke dua raksasa itu. Untuk memperoleh inti sari

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    pengetahuan sejati (Perwitasari), Bima harus melalui samadi. Bima tidak bisa

    mencapai titik penyatuan mata batin dalam samadi kalau tidak membunuh

    pikiran tentang kamukten dan kamulyan.

    Kisah selanjutnya, Bima tahu bahwa air kehidupan tidak terletak di

    hutan yang ada di gunung Candradimuka, tetapi di dasar samudera. Maka

    perjalanan dilanjutkan ke dasar samudra. Dalam samudra bertarung dengan

    ular (simbol kejahatan/ keburukan) dan Bima berhasil membunuhnya. Untuk

    memperoleh air kehidupan tidak cukup dengan membuang kamukten dan

    kamulyan tetapi harus juga berani mengampuni kepada orang-orang yang

    bersalah dan membunuh kejahatan yang ada dalam dirinya (masuk samudra

    pengampunan dan membunuh kejahatan).

    Setelah melampaui berbagai rintangan, akhirnya Bima ketemu Dewa

    Ruci, yang persis dengan dirinya namun dalam ukuran kecil. Bima masuk ke

    badan Dewaruci melalui telinga kanan dan di dalam diri Dewa Ruci, Bima

    melihat seluruh isi semesta alam. Bima dengan samadi secara benar yaitu

    dengan menutup mata, mengatur nafas, konsentrasi dengan pikiran dan

    perasaan yang bersih (cipta hening). Dalam bersamadi, Bima menerima

    wahyu sejati yaitu manunggaling kawula gusti atau kesatuan manusia dengan

    Tuhan. Dalam jati diri terdalam, manusia bersatu dengan Tuhan.

    Kemanunggalan ini yang menjadikan manusia mampu melihat hidup yang

    sejati. Dalam istilah kejawen: Mati sakjroning urip, urip sakjroning mati.

    Inilah perjalanan rohani untuk masuk dalam samudera menanging kalbu.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    4. Buku cerita bergambar Dewa Ruci

    Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi

    satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari

    sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Buku).

    Buku juga bisa kita sebut dengan jendela dunia. Dengan membaca

    buku kita akan menyelami berbagai dunia orang lain yang akan memberikan

    kita kebijaksanaan yang lebih mendalam dalam menghadapi hidup.

    Dalam cerita Dewa Ruci, banyak sekali kebijaksanaan yang dapat

    diambil. Dewa Ruci adalah cerita pewayangan yang penuh dengan ajaran

    moral dan etika dalam menjalani hidup. Bima sangat taat menjalani ilmu dan

    patuh kepada sang Guru Durna. Bima tidak pernah takut dengan bahaya yang

    akan dihadapinya. Dengan ketekunannya pun Bima mampu meraih apa yang

    diharapkannya. Cerita Dewa Ruci juga sangat digemari di kalangan kasepuhan

    karena mengandung permenungan mendalam tentang asal dan tujuan hidup

    manusia.

    Berdasarkan tinjauan secara umum pada buku cerita bergambar dan

    tinjauan umum pada cerita pewayangan Dewa Ruci , maka Perancangan Buku

    Cerita Bergambar Dewa Ruci memiliki karakteristik sebagai berikut :

    a. Tema Cerita

    Buku cerita bergambar ini mengangkat tema tentang kebudayaan

    Indonesia khususnya cerita pewayangan yang hampir punah . Cerita yang

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kertashttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gambar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    sejatinya banyak menampilkan ajaran moral, dimana manusia hidup

    diharapkan dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.

    Gaya perancangan buku cerita bergambar ini adalah dengan

    penyampaian yang runtun dari pengenalan karakter tokoh-tokoh dalam

    cerita Dewa Ruci. Alur cerita yang digunakan adalah alur maju dengan

    urutan awal, tengah, akhir.

    b. Fungsi Buku Cerita Bergambar

    Fungsi buku cerita bergambar dalam perancangan ini adalah sebagai

    media edukasi bagi anak-anak untuk mengenal lebih jauh tentang cerita

    pewayangan serta sebagai media hiburan bagi pembacanya.

    c. Format Buku Cerita Bergambar

    Format buku cerita bergambar Dewa Ruci adalah buku cerita

    berukuran 20 cm x 20 cm dengan isi 32 halaman. Tampilan sampul depan

    dan sampul belakang buku berwarna, dan dengan isi halaman berwarna

    juga agar lebih menarik.

    d. Visualisasi Buku Cerita Bergambar

    1) Teknik Gambar

    Teknik gambar disini menggunakan teknik digital drawing yaitu

    menggunakan perangkat keras graphic tablet. Graphic tablet adalah

    perangkat komputer yang memperbolehkan pemakainya untuk

    menggambar dengan tangan dan memasukkan gambar atau sketsa

    langsung ke komputer, layaknya menggambar di atas kertas

    menggunakan pensil.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gambar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    2) Tipografi

    Tipografi atau jenis huruf yang digunakan dalam halaman

    sampul meliputi judul, credits (keterangan tentang writer/ penulis,

    penciler/ pembuat sketsa, inker/ peninta, dan sebagainya) dan indicia

    (keterangan tentang penerbit, waktu terbit, pemegang hak cipta dan

    sebagainya), sedangkan dalam hal isi digunakan untuk keperluan

    lettering/ penulisan teks yang meliputi kalimat dialog, narasi, dan

    sebagainya.

    3) Gaya Gambar

    Gaya gambar dalam pembuatan buku cergam Dewa Ruci

    menggunakan jenis gambar kartun semi realis.

    4) Desain Karakter

    Desain karakter disesuaikan dengan tema dan ditambah

    imajinasi penulis sendiri untuk penguat dalam pembuatan karakter.

    5) Desain Properti

    Desain properti yang digunakan adalah berupa kostum,

    aksesoris dan sebagainya. Desain akan disesuaikan karakter masing

    masing tokoh.

    6) Desain Lingkungan

    Desain lingkungan disesuaikan dengan tema dan nuansa zaman

    pra-modern.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    7) Layout

    Layout atau tata letak dan cara membaca buku cerita bergambar

    ini sesuai dengan cara membaca yang lazim dengan buku di

    Indonesia, dari kiri ke kanan, halaman dimulai dari lembaran

    pertama setelah sampul depan dan berakhir pada lembaran sebelum

    sampul belakang.

    Panel yang digunakan di dalam buku cerita bergambar ini

    adalah multipanel (lebih dari satu panel) dan sedikit narasi untuk

    menonjolkan ilustrasi yang menarik.

    Jenis sudut pandang yang digunakan dalam buku cerita

    bergambar ini adalah sudut pandang mata burung (tampak atas),

    sudut pandang mata manusia (normal).

    8) Pesan buku cerita bergambar

    Cergam begitu melekat kepada anak-anak dan remaja yang haus

    akan keinginan bermain dan berfantasi. Sementara dipihak lain,

    cergam juga mendapat citra sebagai penghambat pelajaran/ anak-

    anak, karena dianggap membuat malas, membuang-buang waktu dan

    mengurangi minat baca buku pelajaran sekolah.

    Lepas dari permasalahan nilai baik dan buruknya penilaian

    cerita bergambar, buku cerita bergambar Dewa Ruci mengandung

    pesan moral tentang sifat dan perilaku sebuah kehidupan seseorang

    dalam menyikapi atau menghormati orang tua dan gurunya, makna

    tentang sebuah kehidupan bahwa manusia berasal dari Tuhan dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    harus kembali kepada Tuhan, dan kematian tidak lain merupakan

    jalan menuju kehidupan yang sebenarnya/ sejati dan untuk

    mencapai tujuan tersebut maka manusia harus berbuat kebaikan.

    B. Komparasi

    Komparasi adalah orang atau lembaga yang menjadi saingan kita dalam

    bidang yang sama. Buku cerita bergambar yang menjadi komparasi , referensi

    bagi penulis dalam Perancangan Buku Cerita Bergambar Dewa Ruci adalah :

    1. Buku Cerita rakyat Pangeran Samber Nyawa

    Buku Cerita Rakyat Pangeran Samber Nyawa

    a. Spesifikasi buku :

    1) Tema buku : Kebudayaan dan petualangan

    2) Jumlah halaman : 34 Halaman

    3) Tahun terbit : Juni 2011

    4) Halaman isi : Berwarna

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    5) Dimensi : 19 cm x 26 cm

    6) Penulis : Yuliardi Soekardi

    7) Penerbit : Gramedia

    b. Alasan menjadikan buku Cerita Rakyat Pangeran Samber Nyawa

    sebagai kompetitor Perancangan Buku Cerita Bergambar Dewa Ruci

    adalah :

    1) Begitu banyak hikmah dalam buku Cerita Rakyat Pangeran Samber

    Nyawa. Memiliki nilai budaya yang dikemas dalam bentuk yang

    menarik dan ringkas, namun tidak menghilangkan nilai esensialnya.

    2) Menggunakan gaya gambar kartun semi realis yang sangat menarik.

    2. Buku Cerita Bergambar Super Hathaman

    Buku Cerita Bergambar Hathaman

    a. Spesifikasi buku :

    1) Tema buku : Petulangan

    2) Jumlah halaman : 28 Halaman

    3) Tahun terbit : Juni 2010

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    4) Halaman isi : Berwarna

    5) Dimensi : 20 cm x 20 cm

    6) Penulis : Kaushik Viswanath

    7) Penerbit : Gramedia

    b. Alasan menjadikan buku buku cerita bergambar Super Hathaman

    sebagai kompetitor Perancangan Buku Cerita Bergambar Dewa Ruci

    adalah :

    1) Bercerita tentang orang yang ingin terbang ke angkasa dan berjalan di

    atas air. Atas nasihat seorang petapa tua, dia pergi ke Tibet untuk

    memperoleh mendapatkan kekuatan super. Super Hathaman memiliki

    sedikit kesamaan dengan cerita wayang Dewa Ruci yang menjalani

    perintah gurunya demi mendapatkan apa yang diinginkan.

    2) Menggunakan gaya gambar yang imajinatif dan sangat menarik.

    C. Target

    1. Target Market

    a. Segmentasi Geografis

    Segmentasi geografis adalah kota-kota besar di Indonesia, Jakarta,

    Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, dan Medan.

    b. Segmentasi Demografis

    1) Agama : Semua agama

    2) Umur : 8-12 tahun

    3) Jenis kelamin : Anak laki-laki dan perempuan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    4) Pendidikan : Kelas 3 - 6 Sekolah Dasar

    5) Kelas sosial : Menengah sampai dengan menengah ke

    atas

    6) Psikologis : Anak-anak yang cerdas, pintar, nakal dan

    menyukai tantangan

    2. Target Audience

    a. Motivasi : Orangtua yang ingin memperkenalkan budaya kepada

    anaknya khususnya cerita-cerita pewayangan.

    b. Selera : Orangtua yang menyukai hal yang unik, kreatif dan

    mengandung unsur kebudayaan.

    c. Kebiasaan : Orangtua yang memandu anaknya dalam

    mengenalkan cerita kebudayaan ataupun pewayangan.

    d. Gaya hidup : Orang tua kalangan menengah sampai dengan

    menengah ke atas yang senang mengoleksi buku

    edukasi yang unik dan menarik minat mereka.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB III

    KONSEP PERANCANGAN

    A. Konsep Karya Dalam perancangan sebuah buku cerita bergambar, sangat dibutuhkan

    konsep yang matang sebagai sebuah acuan untuk berkarya sehingga dalam

    penyusunannya tertata dan tidak melenceng dari karya yang akan dibuat, dan

    konsep karya tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan Tema

    Tema merupakan ide dasar cerita bergambar. Sebelum cerita

    bergambar tersusun menjadi sebuah naskah, gagasan tertuang dalam suatu

    tema. Penulis mengangkat tema pewayangan yang sejatinya banyak

    menampilkan ajaran moral, dimana manusia hidup diharapkan dapat

    mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Cerita yang mengandung

    etika nilai-nilai dalam wayang biasanya disampaikan secara tegas misalnya

    jangan membunuh, jangan berdusta, jangan berkhianat, tidak boleh marah,

    tidak boleh munafik dan lain sebagainya. Inilah salah satu ajaran wayang

    tentang bagaimana manusia harus bersikap.

    Penulis mengangkat tema petualangan yang mengambil salah satu

    tokoh sebagai penekan/ tokoh utama sesuai dalam cerita Dewa Ruci yaitu

    Bima. Dalam kisah ini Bima digambarkan sebagai tokoh yang pantang

    menyerah, kuat, pemberani dan memiliki ambisi yang besar.

    20

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    2. Menentukan Judul Buku Cerita Bergambar

    Di dalam sebuah judul terdapat dua elemen yang mendasari dalam

    menyusun judul buku. Judul utama harus pendek dan mudah diingat

    sementara sub-judul pada dasarnya memberitahu pembaca tentang manfaat

    dari membaca buku. Buku cerita bergambar adalah sebuah buku yang

    ditujukan kepada anak-anak, maka dari itu dalam pemilihan judul harus

    semenarik mungkin karena dalam sebuah buku pada saat pertama kali dilihat

    bukan hanya pada sampulnya saja akan tetapi juga pada judul yang terdapat di

    buku ini .

    Kata-kata yang tepat untuk menarik perhatian anak-anak adalah kata-

    kata yang bersifat tantangan dan sesuatu hal yang baru. Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima adalah suatu judul yang cocok untuk judul buku

    cerita bergambar karena Petualangan Sang Bima sangat efektif untuk

    mengajak anak-anak membaca buku tersebut yang penuh dengan tantangan

    tersebut dan Dewa Ruci adalah judul asli dari cerita pewayangan.

    3. Menentukan Gambar Gaya Ilustrasi

    Gaya gambar ilustrasi yang di angkat oleh penulis adalah sebuah

    karakter yang sangat sederhana dan bentuk proporsi yang realis serta menarik

    pembaca. Menggunakan gaya garis yang tebal dengan tujuan memudahkan

    anak-anak dalam mengenal bentuk. Ilustrasi seperti di dalam sebuah cergam

    tentang negeri dongeng yang semi realis merupakan sebuah karakter yang

    sangat menyenangkan bahkan sangat digemari oleh anak-anak. Akan tetapi

    dalam pemilihan ilustrasi ini walaupun modern tapi tetap menunjukan sebuah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    kebanggaan terhadap kebudayaannya dengan menunjukan ciri khas pada

    kostum yang dikenakan oleh karakter. Penulis terinspirasi dari beberapa

    gambar tokoh karakter yang sekarang di dalam pemunculannya sekarang baru

    berkembang di dunia termasuk di Indonesia.

    Gambar 1 : Gaya Ilustrasi

    Pirate treasure, karya Dean Spencer

    Gambar 1 : Gaya Ilustrasi

    Swamp background for I-phone game, karya Dean Spencer

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    4. Layout

    a. Layout halaman

    Tata letak dan cara membaca buku cerita bergambar ini sesuai

    dengan cara membaca yang lazim dengan buku di Indonesia, dari ke kiri

    ke kanan, halaman dimulai dari lembaran pertama setelah sampul depan

    dan berakhir pada lembaran sebelum sampul belakang. Halaman isi setelah

    sampul yaitu pengenalan karakter tokoh-tokoh, kemudian dilanjutkan

    dengan isi cerita sampai halaman sebelum sampul belakang.

    b. Layout panel

    Panel yang digunakan di dalam buku cerita bergambar ini adalah

    multi panel dan sedikit cerita untuk menonjolkan ilustrasi yang menarik.

    Jenis sudut pandang yang digunakan dalam buku cerita bergambar ini

    adalah sudut pandang mata burung (tampak atas), sudut pandang mata

    manusia (normal).

    5. Menentukan Jumlah Halaman

    Jumlah halaman untuk perancangan buku cerita bergambar Dewa

    Ruci adalah satu (1) halaman untuk sampul dalam, dua (2) halaman untuk

    pengenalan karakter , dan dua puluh sembilan (29) halaman untuk isi cerita

    bergambar dengan tampilan sampul depan dan sampul berwarna, dan dengan

    isi halaman berwarna juga agar lebih menarik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    6. Menentukan Storyline

    Storyline atau pembatasan cerita untuk buku cerita bergambar Dewa

    Ruci adalah sebagai berikut :

    Bima termenung di tepi sungai sendiri. Dia merenungkan

    hidupnya yang jauh dari kebahagiaan. Mengetahui Bima yang sedang

    gundah, Durna mendekati Bima yang duduk di tepi sungai. Bima

    menceritakan apa yang diresahkan sekarang ini. Lalu Durna menyuruh

    Bima untuk mencari Air Kehidupan yang ada di puncak gunung

    Candradimuka. Tanpa rasa ragu, Bima langsung berangkat menuruti

    perintah gurunya.

    Setelah Sengkuni tahu bahwa Bima disuruh mencari sesuatu di

    puncak Gunung Candradimuka, dia langsung menemui Durna.

    Sengkuni marah-marah karena Durna tidak mematuhi apa yang

    diperintahkan oleh Duryudana, yaitu untuk menjerumuskan Bima.

    Durna lalu menjelaskan bahwa perintah Duryudana sudah

    dilaksanakan, dia telah menjerumuskan Bima kedalah hutan yang

    angker dan banyak binatang buas. Dan Air Kehidupan itu sebenarnya

    tidak ada. Itu hanya tipu daya sang Durna agar Bima percaya dan

    benar-benar yakin. Sengkuni pun akhirnya mengerti dan berharap agar

    Bima benar-benar celaka.

    Dengan tekad yang kuat dan kepatuhannya terhadap Durna, Bima

    pun sampai di puncak gunung Candradimuka. Bima juga berhasil

    mengalahkan dua raksasa yang menyerangnya. Dua raksasa itu adalah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    Batara Indra dan Batara Bayu. Lalu Batara Indra menyuruh Bima

    untuk kembali karena sebenarnya Air Kehidupan itu sebenarnya tidak

    ada di gunung Candradimuka.

    Bima pun kembali ke negeri Astina dan menemui Durna. Bima

    melaporkan bahwa dia tidak bisa menemukan Air Kehidupan di

    puncak gunung Candradimuka. Melihat Bima yang masih sehat, Durna

    tidak kehabisan akal untuk menjerumuskan Bima. Durna lalu

    menyuruh Bima untuk mencari Air Kehidupan di dasar Samudra

    Selatan. Tanpa sedikitpun keraguan, Bima langsung berangkat

    melaksanakan perintah Durna, meskipun Dewi Kunti (ibu Bima) sudah

    melarangnya, namun Bima tetap melanjutkan perjalanannya menuju

    Samudra Selatan.

    Setelah sampai di samudra selatan, Bima langsung masuk ke

    dalam samudra, berkat kesaktiannya, Bima bisa melawan ombak yang

    sangat besar. Tiba-tiba datang seekor ular besar lalu melilit tubuh

    Bima. Setelah Bima melawan ular itu dengan kuku saktinya, ular itu

    langsung lemah tak berdaya. Bima pun sampai ke dasar samudra dan

    bertemu dengan orang yang mirip dengan dirinya, yaitu Dewa Ruci.

    Dewa Ruci menceritakan apa yang sebenarnya Bima cari selama ini.

    Setelah panjang lebar bercerita, Bima disuruh oleh Dewa Ruci untuk

    masuk ke dalam tubuhnya. Setelah masuk kedalam tubuh Dewa Ruci,

    Bima merasakan dapat melihat alam semesta yang sangat indah.

    Akhirnya Bima menemukan apa itu Air Kehidupan. Air Kehidupan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    adalah intisari dari niat berbuat baik, berbudi luhur, jujur dan berbuat

    baik terhadap sesamanya. Setelah mengetahui arti dari Air Kehidupan,

    Bima lalu kembali ke negeri Astina untuk menemui ibu dan gurunya

    yang sudah resah menunggu lalu melanjutkan tugas-tugasnya kembali.

    7. Cerita per halaman

    Membuat deskripsi cerita tiap halaman berdasarkan storyline yang

    telah dibuat. Adapun cerita per halan buku cerita bergambar Petualangan

    Bima Suci adalah sebagai berikut :

    Halaman 1 : Sampul isi

    Halaman 2 : Pengenalan karakter

    Halaman 3 : Pengenalan karakter

    Halaman 4 : Suasana sungai Negeri Astina yang jernih dan banyak

    pepohonan

    Halaman 5 : Bima merenung sendiri di tepi sungai. Durna

    mengamati Bima dari bawah pohon

    Halaman 6 : Durna mendekati Bima dan menyuruhnya untuk pergi

    ke gunung Candradimuka

    Halaman 7 : Bima menyusuri sungai berangkat ke gunung

    Candradimuka

    Halaman 8 : Sengkuni mengintai Durna di balik pohon lalu marah-

    marah kepada Durna

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    Halaman 9 : Durna menjelaskan maksudnya menyuruh Bima ke

    gunung Candradimuka uasana hutan di lereng gunung

    Candradimuka

    Halaman 10 : Suasana hutan di lereng gunung Candradimuka

    Halaman 11 : Bima merobohkan pepohonan di hutan

    Halaman 12 : Bima dihadang oleh dua Rakasasa yaitu Rukmuka dan

    Rukmakala

    Halaman 13 : Bima berusaha melawan Rukmuka dan Rukmakala

    yang menghadangnya. Lalu Bima menusuk Rukmuka

    dan Rukmakala dengan kuku Pancanaka

    Halaman 14 : Rukmuka dan Rukmakala mati lalu berubah menjadi

    Batara Indra dan Batara Bayu

    Halaman 15 : Bima bertanya kepada Batara Indra dan Batara

    Bayu. Bima menjelaskan tujuannya ke Gunung

    Candradimuka, lalu Batara Indra dan Batara Bayu

    menyuruh Bima untuk kembali ke Astina

    Halaman 16 : Bima berjalan kembali ke Astina

    Halaman 17 : Bima menemui Durna untuk menanyakan dimana

    sebenarnya Air Kehidupan itu Durna menyuruh Bima

    untuk pergi ke Samudra Selatan

    Halaman 18 : Bima meminta ijin kepada ibunya, Dewi Kunti untuk

    pergi mencari Air Kehidupan ke Samudra Selatan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Halaman 19 : Dewi Kunti dan Durna berdoa kepada Tuhan semoga

    Bima dapat menemukan Air Kehidupan

    Halaman 20 : Bima berangkat ke Samudra Selatan

    Halaman 21 : Bima sampai di Samudra Selatan lalu melompat ke

    dalam samudra

    Halaman 22 : Bima berenang menuju ke dasar Samudra. Lalu tiba-

    tiba Bima diikuti oleh seekor Ular Besar

    Halaman 23 : Bima dililit oleh seekor Ular Besar

    Halaman 24 : Bima berusaha melawan Ular Besar yang melilit

    tubuhnya

    Halaman 25 : Bima menusuk Ular Besar yang melilit tubuhnya

    dengan kuku Pancanaka

    Halaman 26 : Bima berhasil mengalahkan Ular Besar yang

    menyerangnya. Tiba-tiba ada sebuah cahaya di depan

    Bima

    Halaman 25 : Cahaya yang berada di depan Bima berubah menjadi

    sosok manusia kecil yang berkilauan, yaitu Dewa Ruci

    Halaman 26 : Dewa Ruci bertanya kepada Bima apa tujuannya di

    dasar Samudra Selatan. Kemudian Dewa Ruci

    menyuruh Bima untuk masuk ke dalam telinga Dewa

    Ruci

    Halaman 27 : Bima melayang-layang menyaksikan alam semesta

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    Halaman 28 : Bima berlutut kepada Dewa Ruci. Kemudian Dewa

    Ruci menyuruh Bima untuk pulang

    Halaman 29 : Bima berjalan pulang untuk menemui ibunya

    Halaman 30 : Bima merangkul ibu dan gurunya di tepi sungai

    B. Konsep Perancangan

    Tahap ini merupakan penyelesaian dari proses produksi, yaitu visualisasi

    dari gagasan cerita yang telah terbentuk naskah. Dalam cergam Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima ini cara pengerjaan gambar dari awal hingga akhir

    adalah sebagai berikut :

    1. Sketsa Kasar

    Proses pembuatan cergam yakni dimulai dengan membuat sketsa kasar

    sesuai storyline yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam membuat sketsa

    kasar, penulis menggunakan teknik digital drawing menggunakan perangkat

    lunak Adobe Photoshop CS 5 dan graphic tablet. Hal tersebut dimaksudkan

    untuk mempermudah dan mempercepat dalam proses pembuatan sketsa.

    Selain itu, sketsa dibutuhkan untuk menciptakan karakter dari anatomi

    tubuhnya hingga pakaian yang dikenakan yang menjadi ciri khas karakter

    tersebut.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    Laflame Illustration. www.felixlaflame.com

    2. Penintaan

    Penintaan adalah proses untuk menghaluskan gambar sketsa dengan

    cara menggambar ulang dengan mengambil garis dari sketsa yang sudah ada

    menggunakan brush atau kuas yang lebih tebal sehingga menjadi gambar yang

    gelap terangnya lebih jelas.

    Laflame Illustration. www.felixlaflame.com

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    3. Pewarnaan

    Keistimewaan yang ditonjolkan pada pewarnaan karakter yaitu dengan

    teknik digital painting di dalam komputer menggunakan brush dengan

    menonjolkan tebal dan tipis dalam brush tersebut yang dirubah-rubah sesuai

    dengan kebutuhan sehingga gelap terang visualisasi gambar terlihat nyata.

    Pemilihan warna yang digunakan juga adalah warna-warna cerah dan ceria

    sesuai dengan target karena pada umumnya anak-anak menyukai warna-warna

    yang ceria. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan digital adalah

    Adobe Photoshop CS 5.

    Laflame Illustration. www.felixlaflame.com

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    4. Lattering

    Lettering merupakan proses pembubuhan teks pada ilustrasi yang

    berfungsi sebagai keterangan tentang keadaan yang digambarkan dalam

    ilustrasi. Teks dapat berupa narasi maupun perkataan yang diucapkan oleh

    tokoh yang ada dalam ilustrasi sehingga lebih memberikan informasi kepada

    pembaca dalam memahami cerita dalam sebuah cergam. Penempatan teks

    disesuaikan dengan ruang kosong yang ada di dalam ilustrasi sehingga tidak

    menggangu ilustrasi yang ada.

    C. Teknik Pelaksanaan

    Setelah menentukan konsep perancangan cergam Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima kemudian langkah selanjutnya penting untuk

    menentukan teknik pelaksanaan pembuatan buku cerita bergambar ini. Teknik

    pelaksanaan pembuatannya adalah sebagai berikut ;

    1. Desain Karakter

    Desain karakter didalam cergam sangat penting. Dalam penciptaan

    desain karakter tokoh, penulis menciptakan karakter yang berbeda dari yang

    sudah ada sebelumnya, yaitu menggunakan gaya kartun semi realis. Alasan

    penulis menggunakan gaya gambar kartun semi realis adalah untuk mencapai

    ketujuan sasaran, karena kartun semi realis dapat masuk didalam kedua belah

    pihak yaitu anak-anak dan remaja dan karakter kartun semi realis akan

    membuat kesan ringan dan asik. Pesan yang akan disampaikan lebih menarik

    dan mudah dimengerti oleh sasaran.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    a. Karakter Tokoh

    Desain karakter yang penulis rancang dalam pembuatan tokoh-tokoh

    utama yang ada cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima adalah:

    1) Dewa Ruci

    Dewa Ruci mempunyai wujud dan bentuk sebagai dewa kerdil. Tokoh

    Dewa Ruci hanya dikenal dalam cerita pedalangan Jawa dan hanya

    ditampilkan saat Bima, putra Prabu Pandudewanata, raja negara Astina

    dengan permaisuri Dewi Kunti, mendapat perintah Resi Drona untuk

    mencari Tirta Amarta/ Air Kehidupan atau Prawitasari

    (Roeswardiyatmo, 55, 2007). Dengan kesaktiannya, Dewa Ruci dapat

    memasukkan tubuh Bima yang besarnya beberapa kali lipat dari

    tubuhnya, masuk ke dalam tubuhnya melalui lubang telinga, dimana di

    dalam tubuh Dewa Ruci, Bima dapat melihat segala persoalan hidup

    atas petunjuk Dewa Ruci. Dewa Ruci juga merupakan satu-satunya

    makhuk yang dapat membuat Bima, orang yang selama hidupnya tidak

    bisa berlutut kepada siapapun, mendadak berlutut dan bersujud

    menyembah kepadanya.

    Ciri fisik Dewa Ruci dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang

    Bima yaitu :

    a) Tinggi badan : 80 cm

    b) Warna kulit : Kuning keemasan dan bersinar

    c) Rambut : Panjang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    d) Wajah : Bulat, memiliki kumis, mata kecil, bibir tebal,

    hidung sedang

    e) Pakaian : Kain yang dibalutkan secara rapi

    f) Asesoris : Mahkota

    2) Bima

    Bima adalah Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang

    kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun

    sebenarnya hatinya lembut (Roeswardiyatmo, 3, 2007). Bima selalu

    berbicara apa adanya tidak direkayasa, tidak mengenal takut dan

    memperlakukan sama kepada siapa pun tanpa memandang tinggi

    rendahnya derajat. Bima tidak bisa berbahasa Jawa karma kepada siapa

    saja, kecuali dengan Dewa Ruci.Tubuhnya yang jangkung dan besar

    bagaikan bunga besar yang wangi luar dalamnya pertanda hatinya

    bersih ilmunya tinggi tapi tidak menyombongkan diri. Mudah

    tersinggung tapi cepat berbaik kembali, bahkan jika perlu mau

    mengalah asal untuk kedamaian dan keselamatan. Dalam menerapkan

    keadilan tidak pandang bulu walau sanak kadang jika bersalah harus

    dihukum dan tabu berbohong.

    Ciri fisik Bima dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima

    yaitu :

    a) Tinggi badan : 200 cm

    b) Bentuk badan : Kekar dan berotot

    c) Warna kulit : Coklat tua

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kuntihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    d) Rambut : Panjang

    e) Wajah : Pulat, memiliki kumis panjang dan ujung

    melingkar, mata besar, bibir tebal, hidung besar

    f) Pakaian : Kain berwarna merah

    g) Asesoris : Kalung

    3) Dewi Kunti

    Dewi Kunti adalah putri Prabu Kuntiboja dengan Dewi Bondasari. Dia

    adalah ibu dari semua Pandawa Lima (Roeswardiyatmo, 67, 2007).

    Setelah melahirkan Yudistira, Dewi Kunti ingin memiliki anak lagi

    yang berbadan tinggi besar, kuat, dan dapat berlari cepat seperti angin,

    kemudian datanglah Batara Bayu mengabulkan permintaannya. Dewi

    Kunti melahirkan anak yang sangat kuat dan diberi nama Bima.

    Dengan penuh kecintaan Dewi Kunti mengasuh dan mendidik anak-

    anaknya.

    Ciri fisik Dewi Kunti dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang

    Bima yaitu :

    a) Tinggi badan : 155 cm

    b) Warna kulit : Coklat terang

    c) Rambut : Panjang lurus

    d) Wajah : Oval, bibir kecil dan tebal, mata sedang, hidung

    sedang

    e) Pakaian : Kain berwarna orange muda dan merah tua

    f) Asesoris : Mahkota

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    4) Durna

    Karakter tokoh Durna

    Durna adalah sosok guru yang sangat dihormati di kalangan Pandawa

    maupun Kurawa (Roeswardiyatmo, 3, 2007). Ia juga ahli seni perang

    yang handal. Namun tafsir lain menyebutkan, Durna juga berperan

    banyak dalam melenyapkan salah satu keluarga Pandawa yaitu Bima.

    Bahkan di mata kebanyakan orang, sosok Durna sering dianggap

    memiliki watak licik dan culas. Tapi bagi mereka yang sangat

    memahami karakter pewayangan, Durna juga merupakan pribadi yang

    sarat dengan keteladanan.

    Ciri fisik Durna dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima

    yaitu :

    a) Tinggi badan : 170 cm

    b) Warna kulit : Coklat tua

    c) Rambut : Panjang

    d) Wajah : Kulit keriput, memiliki kumis, mata dekat, bibir

    lebar menurun, hidung sedikit panjang

    e) Pakaian : Kain berwarna orange tua

    f) Asesoris : Mahkota dan tongkat

    5) Sengkuni

    Sengkuni adalah tokoh wayang Mahabarata Jawa yang menjabat

    sebagai Patih di Negara Astina, sebuah negara yang diperintah oleh

    Kurawa (Roeswardiyatmo, 3, 2007).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    Dia dikenal juga sebagai pemomong atau penasihat, terutama tentang

    hal-hal pemerintahan bagi para Kurawa dalam memerintah Astina.

    Badannya kurus, mukanya pucat kebiru-biruan seperti pecandu. Cara

    bicaranya lembek terkesan menjengkelkan. Suka berbuat licik, senang

    menipu, munafik, senang memfitnah, senang menghasut, senang

    mencelakakan orang lain, dan iri hati.

    Ciri fisik Sengkuni dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang

    Bima yaitu :

    a) Tinggi badan : 150 cm

    b) Warna kulit : Coklat tua

    c) Rambut : Panjang

    d) Wajah : Bulat, sedikit keriput, bibir tebal tidak simetris/

    seimbang, hidung kecil, mata turun

    e) Pakaian : Kain berwarna merah tua

    f) Asesoris : Mahkota

    6) Batara Indra

    Batara Indra adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh orang-orang

    bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja

    surga, pemimpin para dewa, dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai

    dengan karakter yang dimilikinya. Menurut mitologi Hindu, Beliau

    adalah dewa yang memimpin delapan Wasu, yaitu delapan dewa yang

    menguasai aspek-aspek alam (http://wikipedia.org/wiki/Batara_Indra).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Mitologi_Hinduhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wasu&action=edit&redlink=1http://wikipedia.org/wiki/Batara_Indra

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    Ciri fisik Batara Indra dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang

    Bima yaitu :

    a) Tinggi badan : 160 cm

    b) Warna kulit : Ungu tua

    c) Rambut : Pendek

    d) Wajah : Bulat, memiliki kumis sedang, bibir tebal, hidung

    kecil, mata sedang

    e) Pakaian : Kain berwarna ungu muda

    f) Asesoris : Mahkota tinggi

    7) Batara Bayu

    Batara Bayu adalah dewa penguasa angin yang bertempat tinggal di

    Khayangan. Batara bayu ditugaskan untuk mengatur dan menguasai

    angin. Pada zaman Treta Yuga, Batara Bayu menjadi guru Hanoman

    agar kera tersebut menjadi sakti. Pada zaman Dwapara Yuga,

    Batara Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Ciri dari murid

    ataupun keturunan dewa ini adalah mempunyai "Kuku Pancanaka"

    (http://wikipedia.org/wiki/Batara_Bayu).

    Ciri fisik Batara Bayu dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang

    Bima yaitu :

    a) Tinggi badan : 150 cm

    b) Warna kulit : Biru muda

    c) Rambut : Panjang

    http://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hanomanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dwapara_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bima_%28tokoh_Mahabharata%29http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_%28tokoh_Mahabharata%29http://id.wikipedia.org/wiki/Pancanakahttp://wikipedia.org/wiki/Batara_Bayu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    d) Wajah : Bulat, memiliki kumis dan jenggot tipis, bibir

    kecil dan tebal, hidung kecil, mata sedang

    e) Pakaian : Kain berwarna ungu

    f) Asesoris : Mahkota tinggi

    8) Rukmuka

    Rukmuka adalah raksasa yang menguji Bima saat mencari Tirta

    Amarta/ air kehidupan atau Prawitasari. Saat Rukmuka berhasil

    dikalahkan oleh Bima, ternyata Rukmuka adalah penjelmaan dari

    Batara Indra yang sedang diuji oleh Batara Guru.

    Ciri fisik Rukmuka dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang

    Bima yaitu :

    a) Tinggi badan : 200 cm

    b) Bentuk badan : Perut besar, kaki pendek, tapak tangan dan kaki

    lebar

    c) Warna kulit : Ungu

    d) Rambut : Panjang ikal

    e) Wajah : Betuk tidak teratur, bibir lebar, gigi bertaring,

    hidung terangkat ke atas, mata besar dan lancip

    f) Pakaian : Kain berwarna abu-abu

    9) Rukmakala

    Karakter tokoh Rukmakala

    Sama seperti Rukmuka, Rukmakala adalah raksasa yang menguji Bima

    saat mencari Tirta Amarta/ air kehidupan atau Prawitasari. Saat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    Rukmakala berhasil dikalahkan oleh Bima, ternyata dia adalah

    penjelmaan dari Batara Bayu yang sedang diuji oleh Batara Guru.

    Ciri fisik Rukmakala dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang

    Bima yaitu :

    a) Tinggi badan : 200 cm

    b) Bentuk badan : Perut besar, pundak terangkat, tapak tangan dan

    kaki lebar

    c) Warna kulit : Merah tua

    d) Rambut : Panjang

    e) Wajah : Betuk tidak teratur, bibir lebar, gigi bertaring,

    hidung terangkat ke atas, mata besar dan lancip

    f) Pakaian : Kain berwarna abu-abu

    10) Ular

    Di dalam cerita Dewa Ruci, Ular adalah lambang dari kejahatan/

    keburukan. Ular penjaga samudra selatan menguji perjalanan Bima

    dalam mencari Tirta Amarta/ Air Kehidupan atau Prawitasari.

    Ciri fisik Ular dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima

    yaitu :

    a) Panjang : 500 cm

    b) Warna kulit : Hitam dan kuning

    c) Wajah : Bentuk panjang ke depan, bibir lebar, gigi

    bertaring, hidung terangkat ke atas, mata bulat

    kecil

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    2. Desain Logo Judul

    Logo merupakan suatu lambang atau tanda dari sebuah produk yang

    berupa tulisan, gambar maupun kombinasi antara tulisan dan gambar. Dalam

    logo cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima penulis menggunakan

    kombinasi gambar pita dan jenis huruf yang masih diolah lagi. Teks judul

    Dewa Ruci dan Petualangan Sang Bima menggunakan jenis huruf Aka Posse

    yang mempunyai karakter tebal dan runcing mencerminkan kekuatan dan

    pantang menyerah, yaitu sesuatu keinginan Bima untuk mendapatkan Air

    Kehidupan dengan melewati rintangan dan cobaan yang sangat berat.

    Sedangkan gambar pita dengan beberapa lekukan menyimbulkan perjalanan

    yang berliku-liku atau rintangan yang harus dilalui dengan tekad dan niat yang

    tulus.

    a. Tipografi

    Tipografi yang digunakan untuk judul cergam Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima adalah Aka Posse. Alasan penulis memakai huruf

    tersebut karena jenis huruf Aka Posse sudah memiliki karakteristik simple

    dan klasik yang sesuai dengan tema cerita pewayangan Dewa Ruci.

    Berikut adalah contoh jenis huruf Aka Posse :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    b. Warna

    Pemilihan warna disesuaikan dengan tema cergam Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima yakni coklat dan kuning. Alasan pemilihan

    warna coklat tua pada garis dan jenis huruf karena memiliki arti kekuatan,

    energi, kehangatan, cinta sehingga mewakili karakter tokoh Bima.

    Sedangkan warna kuning keemasan melambangkan keagungan dan

    keluhuran. Selain itu warna kuning juga cocok untuk anak-anak karena

    memiliki sifat periang dan semangat.

    Berikut beberapa artian warna yang diwakilinya dari sisi positif :

    1) Coklat Tua

    Warna coklat tua melambangkan kekuatan, kehangatan, energi, cinta.

    2) Kuning Keemasan

    Warna kuning keemasan melambangkan keagungan dan keluhuran.

    3) Putih

    Warna putih melambangkan ketulusan, kejujuran, kesucian dan

    kemurnian.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    43

    c. Graphic Standart Manual Logo

    1) Grid

    2) Konfigurasi

    3) Warna

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    44

    4) Skala

    3. Karakter desain lingkungan

    Rancangan ini meliputi latar belakang dalam cergam yang disesuaikan

    dengan tema cerita yaitu petualangan. Desain lingkungan yang digunakan

    adalah zaman pra-modern, yaitu dengan suasana hutan, sungai, pegunungan,

    pantai dan dasar samudra.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    45

    D. Detail Teknis Pelaksanaan

    1. Desain Sampul Cergam

    a. Ukuran cergam adalah 20 x 20 cm.

    b. Jenis font yang digunakan adalah SF Wonder Comic.

    c. Format sampul dengan posisi square/ persegi dan berwarna.

    d. Ilustrasi karakter Bima dengan latar belakang laut dan pegunungan.

    e. Teknik visualisasi dengan menggunakan teknik digital drawing yang

    dikerjakan menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS dan

    perangkat pendukung yaitu graphic tablet.

    f. Realisasi dicetak dengan menggunakan separasi berwarna.

    g. Bahan sampul depan dan belakang menggunakan kertas Art Paper 260 gr

    dengan laminasi doff/ gelap.

    h. Halaman isi menggunakan kertas Art Paper 150 gr.

    2. Perancangan Visual Halaman Cergam

    a. Jumlah halaman

    1) Satu (1) halaman sampul dalam.

    2) Satu (1) halaman credit dan indicia.

    3) Satu (1) halaman sampul dalam.

    4) Satu (2) halaman pengenalan tokoh.

    5) Dua puluh sembilan (29) halaman isi.

    b. Ukuran cergam 20 x 20 cm

    c. Format cergam square/ persegi

    d. Berwarna

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    46

    e. Arah baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah.

    f. Tipografi

    1) Jenis huruf dalam penulisan judul Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima

    menggunkan jenis huruf Aka Posse

    Contoh jenis huruf Aka Posse:

    2) Jenis huruf pada teks narasi di dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan

    Sang Bima menggunakan jenis huruf SF Wonder Comic

    Contoh jenis huruf SF Wonder Comic:

    3) Jenis huruf teks dialog di dalam cergam Dewa Ruci, Petualangan

    Sang Bima menggunakan jenis huruf Blamboot Custom

    Contoh jenis huruf Blamboot Custom :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    47

    g. Teknik Visualisasi

    1) Sketsa kasar menggunakan teknik digital drawing yang dikerjakan

    dengan menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS dan alat

    graphic tablet.

    2) Sketsa kemudian ditebalakan atau diperjelas lagi menggunakan brush

    Adobe Photoshop yang lebih tebal.

    3) Finishing berupa pewarnaan, layout dan penulisan teks juga dilakukan

    dengan proses digital menggunakan program Adobe Photoshop CS5.

    h. Realisasi dicetak dengan menggunakan separasi berwarna.

    i. Media atau gambar menggunakan bahan kertas Art paper 150 gr.

    j. Finishing dengan jilid balut biasa/ soft cover.

    E. Media Penunjang (Media Promosi)

    Sebuah cerita bergambar yang berhasil haruslah melalui proses kreatif

    yang baik dimana tema, gambar, penyajian dan pesan moral yang ada pada

    cergam dapat disampaikan secara jelas kepada para pembaca. Maka dari itu untuk

    keberhasilan akan promosi cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima yang di

    targetkan kepada anak-anak, penulis membuat media penunjang promosi cergam

    yang diharapkan akan mampu menunjang promosi cergam Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima adapun media tersebut meliputi :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    48

    1. Media promosi :

    a. Poster

    1) Alasan pemilihan media:

    Media ini memuat unsur visual verbal dan non verbal yang berfungsi

    sebagai pelengkap utama sebuah cergam dengan tetap mengacu pada isi

    pesan yang disampaikan. Penekanan unsur visual yang lebih dominan

    adalah sebagai point of view/ sudut pandang utama dalam sebuah poster

    cergam. Poster memiliki kelebihan sebagai media promosi yang efektif,

    antara lain visualisasi yang mampu menarik perhatian khalayak umum.

    Penekanan pada unsur visual non verbal sebagai point of view dapat

    menyampaiakan pesan secara langsung.

    2) Bentuk desain:

    Poster dibuat dengan format portrait dengan ukuran 29,7 cm x 42 cm,

    dengan memadukan komposisi dari logo, karakter Bima, headline/ kepala

    berita, sinopsis cergam beserta background/ latar belakang.

    3) Penempatan :

    Poster akan dipajang di toko-toko buku dan sekolah-sekolah yang

    kemungkinan besar orang bisa melihat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    49

    b. X-Banner

    1) Alasan pemilihan media :

    Media ini adalah sebagai media promosi yang efektif untuk dipajang di

    dalam sebuah toko buku, X-Banner memiliki kelebihan sebagai media

    promosi yang efektif antara lain visualisasi yang menarik dan informasi

    mengenai produk, mampu menarik perhatian pengunjung toko buku.

    Penekanan pada unsur visual non verbal sebagai point of fiew dapat

    menyampaiakan pesan secara langsung.

    2) Bentuk desain :

    X-Banner dibuat dengan ukuran 60 cm x 160 cm dengan visualisasi logo,

    karakter Bima, headline, sinopsis cergam beserta background.

    3) Penempatan :

    Selain ditempatkan di toko-toko buku, X-Banner juga dapat digunakan

    pada event yang berkaitan dengan pameran buku.

    2. Merchandise/ Souvenir

    a. Stiker

    1) Alasan pemilihan media:

    Media ini merupakan sarana komunikasi yang relatif murah, konsumen

    cenderung menempelkan stiker tersebut ke bagian yang memungkinkan

    untuk dilihat orang lain. Kelebihan media ini adalah selain murah juga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    50

    fleksibel karena dapat ditempel di mana saja, sehingga mampu

    terpublikasi secara luas dan mampu meningkatkan kedekatan pembaca

    kepada cergam.

    2) Bentuk desain :

    Stiker dibuat dengan ukuran 3,8 cm x 12 cm dengan visualisasi logo

    cergam.

    3) Penempatan :

    Karena stiker ini, bentuknya relatif kecil dan juga murah harganya

    nantinya bisa dibagi-bagikan secara gratis atau sebagai bonus dari

    pembelian buku cerita bergambar.

    b. Bookmark

    1) Alasan pemilihan media :

    Kelebihan bookmark/ pembatas buku adalah murah, efektif, tidak

    banyak memakan tempat dan digunakan sebagai pembatas halaman buku

    cergam, novel atau majalah. Sehingga konsumen selalu ingat cergam

    Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima ketika sedang membuka sebuah

    buku cergam, novel atau majalah.

    2) Bentuk desain :

    Bookmark dibuat dengan dua halaman muka bolak-balik yaitu tampak

    depan dan tampak belakang dengan ukuran 5,5cm x 14,5cm. Untuk

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    51

    tampak depan bookmark dibuat dengan visualisasi logo judul dan

    ilustrasi karakter Bima. Untuk tampak belakang dibuat dengan format

    vertikal dengan visualisasi logo judul dan kalender.

    3) Penempatan :

    Karena bookmark bentuknya relatif kecil dan juga murah, maka

    bookmark akan diberikan secara gratis atau sebagai bonus bagi setiap

    pembeli cergam tersebut.

    c. Mug

    1) Alasan pemilihan media :

    Mug/ cangkir menjadi media promosi yang efektif karena setiap orang

    dapat menggunakannya untuk minum. Mug adalah wadah yang biasanya

    terbuat dari keramik dan digunakan untuk minum. Namun karena

    desainnya yang bermacam macam, maka tak jarang orang menjadikan

    mug sebagai koleksi atau pajangan. Oleh karena itu, maka saat itu juga

    mereka akan melihat pesan ataupun iklan yang disampaikan.

    2) Bentuk desain :

    Kelebihan media mug adalah dapat dijadikan sebagai koleksi bagi

    konsumen penggemar cergam. Fungsinya sebagai tempat minuman.

    Dengan visualisasi logo dan karakter Bima cergam maka diharapkan

    konsumen bisa selalu melihat dan ingat dengan cergam Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    52

    3) Penempatan :

    Mug dapat dibagi-bagikan sebagai souvernir, ataupun dapat dijual atau

    sebagai hadiah dalam event yang berhubungan dengan buku.

    d. Tote Bag (Tas)

    1) Alasan pemilihan media :

    Kelebihan tote bag adalah dapat dijadikan sebagai aksesoris sehari-hari

    untuk anak-anak. Fungsinya untuk membawa barang atau buku ke

    sekolah, diharapkan bisa mengenalkan orang lain yang melihat dan

    menjadi daya tarik orang untuk lebih mengenal cergam Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima.

    2) Bentuk desain :

    Tampak depan visualisasi media ini dengan menggunakan logo cergam,

    dan ilustrasi karakter Bima. Diharapkan konsumen akan selalu ingat

    dengan cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima.

    3) Penempatan :

    Diberikan untuk setiap pembelian yang terbatas atau dijual sebagai

    pelengkap atau kenang-kenangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    53

    d. Kaos

    1) Alasan pemilihan media :

    Media ini merupakan media pelengkap dari cergam Dewa Ruci,

    Petualangan Sang Bima. Kelebihan media ini adalah dapat dijadikan

    sebagai koleksi bagi konsumen penggemar cergam. Fungsinya sebagai

    pakaian yang selalu dipakai konsumen jika berpergian ke mana-mana,

    diharapkan bisa mengenalkan orang lain yang melihat dan menjadi daya

    tarik orang untuk lebih mengenal cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang

    Bima.

    2) Bentuk desain :

    Tampak depan visualisasi media ini dengan menggunakan logo cergam

    dan ilustrasi karakter Bima. Diharapkan konsumen akan selalu ingat

    dengan cergam Dewa Ruci, Petualangan Sang Bima.

    3) Penempatan :

    Di berikan untuk setiap pembelian yang terbatas atau dijual sebagai

    pelengkap atau kenang-kenangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB IV

    VISUALISASI

    A. Karakter Tokoh 1. Dewa Ruci

    Ciri fisik Dewa Ruci :

    a. Tinggi badan : 80 cm

    b. Warna kulit : Kuning keemasan dan bersinar

    c. Rambut : Panjang

    d. Wajah : Bulat, memiliki kumis, mata kecil, bibir tebal, hidung

    sedang

    e. Pakaian : Kain yang dibalutkan secara rapi

    f. Asesoris : Mahkota

    54

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    55

    2. Bima

    Ciri fisik Bima :

    a. Tinggi badan : 200 cm

    b. Bentuk badan : Kekar dan berotot

    c. Warna kulit : Coklat tua

    d. Rambut : Panjang

    e. Wajah : Bulat, memiliki kumis panjang dan ujung melingkar,

    mata besar, bibir tebal, hidung besar

    f. Pakaian : Kain berwarna merah

    g. Asesoris : Kalung

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    56

    3. Dewi Kunti

    Ciri fisik Dewi Kunti :

    a. Tinggi badan : 155 cm

    b. Warna kulit : Coklat terang

    c. Rambut : Panjang lurus

    d. Wajah : Oval, bibir kecil dan tebal, mata sedang, hidung sedang

    e. Pakaian : Kain berwarna orange muda dan merah tua

    f. Asesoris : Mahkota

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    57

    4. Durna

    Ciri fisik Durna :

    a. Tinggi badan : 170 cm

    b. Warna kulit : Coklat tua

    c. Rambut : Panjang

    d. Wajah : Oval, sedikit keriput, memiliki kumis, mata dekat, bibir

    lebar menurun, hidung sedikit panjang

    e. Pakaian : Kain berwarna orange tua

    f. Asesoris : Mahkota dan tongkat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    58

    5. Sengkuni

    Ciri fisik Sengkuni :

    a. Tinggi badan : 150 cm

    b. Warna kulit : Coklat tua

    c. Rambut : Panjang

    d. Wajah : Bulat, sedikit keriput, bibir tebal tidak simetris/ seimbang,

    hidung kecil, mata turun

    e. Pakaian : Kain berwarna merah tua

    f. Asesoris : Mahkota

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    59

    6. Batara Indra

    Ciri fisik Batara Indra :

    a. Tinggi badan : 160 cm

    b. Warna kulit : Ungu tua

    c. Rambut : Pendek

    d. Wajah : Bulat, memiliki kumis sedang, bibir tebal, hidung kecil,

    mata sedang

    e. Pakaian : Kain berwarna ungu muda

    f. Asesoris : Mahkota tinggi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    60

    7. Batara Bayu

    Ciri fisik Batara Bayu :

    a. Tinggi badan : 150 cm

    b. Warna kulit : Biru muda

    c. Rambut : Panjang

    d. Wajah : Bulat, memiliki kumis dan jenggot tipis, bibir kecil dan

    tebal, hidung kecil, mata sedang

    e. Pakaian : Kain berwarna ungu membentuk sayap

    f. Asesoris : Mahkota tinggi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    61

    8. Rukmuka

    Ciri fisik Rukmuka :

    a. Tinggi badan : 200 cm

    b. Bentuk badan : Perut besar, kaki pendek, tapak tangan dan kaki lebar

    c. Warna kulit : Ungu

    d. Rambut : Panjang ikal

    e. Wajah : Betuk tidak teratur, bibir lebar, gigi bertaring, hidung

    terangkat ke atas, mata besar dan lancip

    f. Pakaian : Kain berwarna abu-abu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    62

    9. Rukmakala

    Ciri fisik Rukmakala :

    a. Tinggi badan : 200 cm

    b. Bentuk badan : Perut besar, pundak terangkat, tapak tangan dan kaki

    lebar

    c. Warna kulit : Merah tua

    d. Rambut : Panjang

    e. Wajah : Bentuk tidak teratur, bibir lebar, gigi bertaring, hidung

    terangkat ke atas, mata besar

    f. Pakaian : Kain berwarna abu-abu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    63

    10. Ular Besar

    Ciri fisik Ular :

    a. Panjang : 500 cm

    b. Warna kulit : Hitam dan kuning

    c. Wajah : Bentuk panjang ke depan, bibir lebar, gigi bertaring,

    hidung terangkat ke atas, mata bulat kecil

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    64

    B. Buku Cerita Bergambar

    1. Sampul Depan

    a. Ukuran : 20 cm x 20 cm

    b. Ilustrasi : Karakter Bima

    c. Typogrfi : Aka Posse, SF Wonder Comic

    d. Proses : Adobe Photoshop CS 5

    e. Teknik : Cetak digital printing

    Skala 1 : 2

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    65

    2. Sampul Belakang

    a. Ukuran : 20 cm x 20 cm

    b. Ilustrasi : Karakter Bima

    c. Tipografi : Aka Posse, SF Wonder Comic

    d. Proses : Adobe photoshop CS 5

    e. Teknik : Cetak digital printing

    Skala 1 : 2

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    66

    3. Isi Cergam

    a. Ukuran : 20 cm x 20 cm

    b. Tipografi : SF Wonder Comic, Blamboot Custom

    c. Proses : Adobe photoshop CS 5

    d. Teknik : Cetak digital printing

    Halaman 4

    Skala 1 : 2

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    67

    Halaman 6

    Skala 1 : 2

    Visualisasi halaman buku cerita bergambar berisi 32 halaman, untuk

    semua visualisasi halaman cergam terdapat pada halaman lampiran.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    68

    C. Media Penunjang (Media Promosi)

    1. Media Promosi

    a. Poster

    1) Ukuran : 29,7 cm x 59,4 cm

    2) Ilustrasi : Karakter Bima

    3) Tipografi : Aka Posse, SF Wonder Comic

    4) Proses : Adobe Photoshop CS 5

    5) Bahan : Art Paper

    6) Teknik pembuatan : Cetak digital printing

    7) Penempatan : Di toko-toko buku dan sekolah-sekolah

    Visualisasi

    Skala 1 : 3

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    69

    b. X-Banner

    1) Ukuran : 160 cm x 60 cm

    2) Ilustrasi : Karakter Bima

    3) Tipografi : Aka posse, SF wonder comic

    4) Proses : Adobe Photoshop CS

    5) Bahan : Paper Flexi Synthetic

    6) Teknik pembuatan : Cetak digital printing

    7) Penempatan : Di toko-toko buku dan stan pameran

    Visualisasi

    Skala 1 : 15

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    70

    2. Marchendise/ Souvenir

    a. Stiker

    1) Ukuran : 3,8 cm x 14 cm

    3) Tipografi : AkaPosse

    4) Proses : Adobe Photoshop CS 5

    5) Bahan : Sticker Paper

    6) Teknik Pembuatan : Cetak digital printing

    7) Distribusi : Sebagai bonus untuk pembeli cergam

    Visualisasi

    Skala 1 : 1

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    71

    b. Book Mark

    1) Ukuran : 5 cm x 17cm

    2) Ilustrasi : Karakter Bima

    3) Tipografi : Aka Posse, Arial

    4) Proses : Adobe Photoshop CS 5

    5) Bahan : Art Paper 260 gr

    6) Teknik Pembuatan : Cetak digital printing

    7) Distribusi : Sebagai bonus untuk pembeli cergam

    Visualisasi

    Tampak depan Tampak belakang

    Skala 1 : 2

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    72

    c. Mug

    1) Ukuran : Standar mug

    2) Ilustrasi : Karakter Bima

    3) Tipografi : Aka Posse

    4) Proses : Adobe Photoshop CS 5

    5) Bahan : Keramik

    6) Teknik Pembuatan : Cetak hotpress

    7) Distribusi : Dijual untuk koleksi pengemar komik

    Visualisasi

    Skala 1 : 2

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    73

    d. Tote Bag

    1) Ukuran : small (kecil)

    2) Ilustrasi : Karakter Bima

    3) Tipografi : Aka Posse

    4) Proses : Adobe Photoshop CS 5

    5) Bahan : Kain Blaco

    6) Teknik Pembuatan : Cetak hotpress

    7) Distribusi : Dijual untuk koleksi pengemar cergam

    Visualisasi

    Skala 1 : 7

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    74

    e. Kaos

    1) Ukuran : small (kecil)

    2) Ilustrasi : Karakter Bima

    3) Tipografi : Aka Posse

    4) Proses : Adobe Photoshop CS 5

    5) Bahan : Katun

    6) Teknik Pembuatan : Cetak hotpress

    7) Distribusi : Dijual untuk koleksi pengemar cergam

    Visualisasi

    Skala 1 : 6

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Pesatnya dunia teknologi informasi global membuat pengaruh budaya luar

    semakin mudah masuk dan berkembang di Indonesia, salah satu hal yang berperan

    masuknya budaya-budaya luar adalah membanjirnya komik-komik dan buku

    cergam produksi luar negeri dengan masing-masing budaya yang mereka bawa,

    hal itu membuat semakin tersingkirnya budaya lokal yang kian hari semakin di

    tinggalkan dan tidak di kenal generasi penerus bangsa khususnya dalam dunia

    pewayangan.

    Sebagai orang yang cinta akan budaya dalam negeri hal itu sedikit banyak

    menggugah penulis untuk membuat media edukasi untuk anak berupa buku cerita

    bergambar dengan kisah Dewa Ruci. Dengan konsep yang ringan namun

    mempunyai pesan moral yang baik, diharapkan buku cerita bergambar ini mampu

    menarik perhatian anak-anak dan remaja untuk semakin mengenal budaya yang

    kita miliki khususnya dalam dunia legenda sejarah atau cerita rakyat yang sarat

    akan pesan-pesan moral. Dengan diproduksinya cergam Dewa Ruci ini maka

    penulis berusaha ikut berperan untuk tetap melestarikan budaya dan sebagai upaya

    mengenalkan cerita pewayangan kepada anak-anak.

    75

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    76

    B. Saran

    Beberapa saran yang dapat diberikan untuk para komikus atau illustrator dan

    desainer lokal, sebaiknya dalam berkarya lebih mengutamakan budaya-budaya

    yang bersifat lokal sehingga para penikmat cergam yang sebagain besar adalah

    anak-anak dan remaja lebih akrab dengan budaya yang kita miliki, untuk

    mencapai hal tersebut maka langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain :

    1. Perlunya buku cerita bergambar yang menyampaikan pesan dari budaya yang

    kita miliki.

    2. Perlunya pengembangan sebuah cergam sejarah atau budaya untuk menambah

    pengetahuan terhadap anak-anak dan remaja khususnya dalam hal sejarah

    kebudayaan.

    3. Perlunya konsep yang lebih kreatif dalam perancangan buku cergam sehingga

    mampu menyampaikan pesan dengan baik dan mampu menarik konsumen/

    pembaca cergam.

    4. Penulis berharap pada pembuatan buku cergam selanjutnya agar lebih matang

    dalam konsep dan lebih baik dalam pengerjaan proses produksinya.

    ABSTRAK LEPAS.pdfABSTRAK LEPAS.pdfABSTRAK LEPAS.pdfABSTRACT