PERAN QORYAH THAYIBAH DALAM MENINGKATKAN...
Transcript of PERAN QORYAH THAYIBAH DALAM MENINGKATKAN...
PERAN QORYAH THAYIBAH DALAM MENINGKATKAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT 2013/2014 (STUDI KASUS ‘AISYIYAH
DESA BERO CABANG TRUCUK KLATEN)
Oleh:
INTAN KHOIRUNIKA NIM: G000100130
NIRM: 10/X/02.2.2/T/4441
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I.)
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAK
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Pentingnya pendidikan menjadikan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi bangsa dan negara. Pendidikan terdiri dari tiga macam, pendidikan formal, nonformal dan informal. Salah satunya pendidikan nonformal dan informal yang diadakan dalam kegiatan Qaryah Thayibah desa Bero. Qaryah Thayibah adalah salah satu program utama dari ‘Aisyiyah Cabang Trucuk Klaten yang memusatkan perhatiannya kepada pendidikan.
Permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah apa bentuk peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Bero Cabang ‘Aisyiyah Trucuk Klaten beserta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Qaryah Tahyibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan bentuk peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat beserta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi.
Metode penelitian ini menggunakan metode penulisan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa bentuk peran pengurus Qayah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat desa Bero Cabang ‘Aisyiyah Trucuk Klaten berupa pendidikan masyarakat nonformal dan masyarakat informal. Dalam pendidikan masyarakat nonformal Qaryah Thayibah ada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dinamakan KB ‘Aisyiyah Bero, merupakan salah satu kegiatan untuk melayani kebutuhan anggota dan umat Islam. Adapun pendidikan masyarakat informal Qaryah Thayibah Bero mendirikan pengajian rutin setiap malam minggu dan malam rabu, pelatihan ketrampilan, kegiatan pertanian dan perikanan, serta kegiatan kesehatan yaitu Posyandu Lansia.
Faktor pendukung dalam meningkatkan pendidikan masyarakat adalah aktifnya pengurus, adanya dana yang mencukupi, dan adanya minat dari penduduk desa Bero. Adapun faktor penghambat dalam meningkatkan pendidikan masyarakat ini adalah belum adanya sosialisasi konsep Qaryah Thayibah yang benar, belum adanya monitoring, dan minimnya tenaga penggerak kegiatan Qaryah Thayibah.
Kata Kunci: Qaryah Thayibah Bero Cabang ‘Aisyiyah Trucuk, Pendidikan Masyarakat dan Anggota Qaryah Thayibah
1
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan
kebutuhan bagi semua manusia yang
sangat penting untuk kelangsungan
hidupnya. Tanpa pendidikan,
manusia sulit dari mana, untuk apa,
dan hendak kemana manusia pergi.
Ki Hajar Dewantara memandang,
“pendidikan umumnya berarti daya
upaya untuk memajukan budi pekerti
(karakter, kekuatan batin), pikiran
(intelect), dan jasmani anak-anak
selaras dengan alam dan
masyarakat.1
Qaryah Thayyibah adalah
desa binaan. Program Qaryah
Thayyibah berperan sebagai basis
terbentuknya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Cabang ‘Aisyiyah
Trucuk Klaten dalam usahanya
terhadap pendidikan di masyarakat
1Ki Hajar Dewantara dalam
Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 3.
banyak menghadapi hambatan di
antaranya yaitu:
1. Kurangnya minat masyarakat desa
dalam program pengajian rutin
yang kurang interaktif diadakan
oleh ‘Aisyiyah.
2. Kurang adanya partisipasi
generasi muda dalam menjalankan
program-program dari ‘Aisyiyah.
Pendidikan dibagi 3 macam,
yaitu: Pendidikan Formal,
Nonformal, dan Informal. Pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan
2
yang berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri. Berbagai macam
pendidikan tersebut juga bisa
dilakukan dalam organisasi seperti
‘Aisyiyah.
‘Aisyiyah juga memiliki tiga
macam pendidikan yaitu Formal,
Nonformal, dan Informal. Dalam
Qaryah Thayyibah (desa binaan) ini
juga mencakup 2 pendidikan
tersebut. Adanya TK atau
BA‘Aisyiyah, PAUD, Pengajian,
kursus, kajian, dll. Pendidikan dalam
satu desa tersebut memiliki model
pemberdayaan dengan cara yang
berbeda.
Peran Qaryah Thayibah Dalam
Meningkatkan Pendidikan
Masyarakat
Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bentuk peran
Qaryah Thayibah dalam
meningkatkan pendidikan
masyarakat Bero Cabang Trucuk
Klaten, dan factor pendukung dan
penghambatnya. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mndiskripsikan
bentuk peran Qaryah Thayibah
dalam meningkatkan pendidikan,
dan untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambatnya.
Tinjauan pustaka yang
dijadikan rujukan diantaranya
sebagaimana yang telah dilakukan
oleh:
1. Penelitian yang dilakukan
oleh Fitrotul Ammah (UMS
2013) dengan judul “Peran
Ranting ‘Aisyiyah
MakamHaji Kecamatan
Kartasura Kabupaten
Sukoharjo Periode 2010-
2015 dalam Meningkatkan
Pendidikan Islam di
Masyarakat MakamHaji
tahun 2012/2013”,
5
3
menyimpulkan bahwa
bentuk peran yang
dilakukan Ranting ‘Aisyiyah
MakamHaji berupa
pendidikan Islam formal,
non formal, dan pendidikan
Islam Informal. Dalam
pendidikan Islam formal
Ranting ‘Aisyiyah
Makamhaji mendirikan amal
usaha TK ABA Makamhaji
2 dan Free School Intan
Permata. Pendidikan Islam
non formal Ranting
‘Aisyiyah Makamhaji
mendirikan amal usaha Play
Group Intan Permata, TPAB
Intan Permata, TPQ Intan
Permata. Pendidikan Islam
informal Ranting ‘Aisyiyah
Makamhaji mendirikan amal
usaha pembinaan keluarga
sakinah, pengajian setiap
tanggal 9 dan pengajian di
setiap masing-masing sub
Ranting ‘Aisyiyah
Makamhaji.
2. Penelitian yang dilakukan
oleh Jacky Rudianto (UMS
2010) dengan judul “Peran
Muhammadiyah dalam
Pengembangan Pendidikan
Islam di Masyarakat
(Pendekatan Sosiologis di
desa Playen Playen Gunung
Kidul)”, menyimpulkan
bahwa keberadaan
Muhammadiyah di Desa
Playen mempunyai peranan
penting terhadap
pelaksanaan pendidikan
Islam, yaitu untuk
berdakwah amar ma’ruf
nahi munkar dan mengajak
masyarakat untuk kembali
kepada ajaran Islam yaitu al-
4
Qur’an dan al-Hadits yang
ditempuh melalui kegiatan
dari masing-masing majelis
yang ada di
Muhammadiyah, seperti
majelis tabligh, dikdasmen,
ekonomi, wakaf, dan
kaderisasi.
3. Penelitian yang dilakukan
Andriana Pertiwi (UMS
2013) dengan judul “Peran
Takmir Masjid dalam
Mningkatkan Pendidikan
Nonformal di Masjid Al-
Kautsar Gumpang
Kartasura Sukoharjo”,
menyimpulkan bahwa peran
takmir masjid dalam
meningkatkan pendidikan
nonformal di masjid Al-
Kautsar Gumpang sudah
cukup baik, dengan adanya
kegiatan pendidikan
nonformal. Ini dapat terlihat
dengan adanya pengajian-
pengajian, kajian tahsin al-
Qur’an, peringatan hari
besar Islam dan Taman
Pendidikan al-Qur’an
(TPA).
4. Penelitian yang dilakukan
Syarifuddin (UMS 2012)
dengan judul “Peranan
Ranting ‘Aisyiyah dalam
Pendidikan Islam
Masyarakat di
Karangasem”,
menyimpulkan bahwa
ranting ‘Aisyiyah
Karangasem mempunyai
peranan penting dalam
pelaksanaan pendidikan
Islam, yaitu sebagai pemberi
pedoman, penjaga dan
sebagai pengontrol. Ketika
peranan tersebut diwujudkan
5
melalui tiga jalur pendidikan
yaitu formal dan nonformal
serta informal.
Peranan (role) merupakan
proses dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, dia menjalankan
suatu peranan. Perbedaan antara
kedudukan dengan peranan adalah
untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Keduanya tidak dapat dipisah-
pisahkan karena yang satu tergantung
pada yang lain dan sebaliknya.2
Qaryah Thayibah adalah suatu
perkampungan atau desa di mana
masyarakatnya menjalankan ajaran
Islam secara kaffah baik dalam
hablun minallah maupun hablun
minannas dalam segala aspek
kehidupannya yang meliputi bidang
2Soekanto, Sosiologi Suatu
Pengantar, Edisi Baru (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.212-213. http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html, diakses 22 Januari 2014
aqidah, akhlak, ibadah, dan
mu’amalah duniawiyah.3
pendidikan masyarakat adalah
suatu proses belajar-mengajar yang
bertujuan untuk mangarahkan dan
mengembangkan berbagai tujuan
hidup masyarakat, kualitas hidup
masyarakat ditentukan dalam
pendidikannya. Pendidikan
masyarakat itu mementingkan
pengaruh seseorang di dalam
masyarakat maupun lingkungannya,
masyarakat sebagai penyelenggara
pendidikan dan tersedia berbagai
sumber belajar. Pendidikan
masyarakat merupakan suatu sarana
pendidikan berupa pendidikan
nonformal, dan informal, yang
memberikan pendidikan secara
3PP ‘Aisyiyah, Tanfidz Keputusan
Tanwir I ‘Aisyiyah (Yogyakarta: PP ‘Aisyiyah, 2007), hlm.59
6
sengaja dan berencana kepada
seluruh anggota masyarakat.4
Ada 2 macam pendidikan
dalam masyarakat, yaitu jenis
pendidikan nonformal, dan jenis
pendidikan informal. Pendidikan
nonformal terdiri dari pendidikan
usia dini (PAUD), lembaga kursus,
lembaga pelatihan, kelompok belajar
dan satuan pendidikan sejenis,
sebagai jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Sedangkan pendidikan
informal terdiri dari pendidikan
keluarga dan lingkungan sekitar,
tidak terorganisasi secara struktural.
Pendidikan informal dapat
berlangsung beberapa tempat yaitu
pendidikan keluarga, di tempat
kerja,dan pergaulan sehari-hari.
4Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2006), hlm.46.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research)
dengan pendekatan kualitatif. Yaitu
penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian.5
Peneliti menggunakan metode
penulisan kualitatif karena
menginginkan informasi lebih
mendalam tentang peran Qaryah
Thayyibah dalam pendidikan
masyarakat desa. Esensi dari
penelitian kualitatif adalah
memahami hingga inti fenomena
yang diteliti, sehingga memahami
atau understanding menjadi tujuan
dari penelitian kualitatif.6
Subyek penelitian dalam
penelitian ini meliputi Pimpinan
5Moleong, Metodologi Pendidikan
Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hlm.4. 6Herdiansyah, Metodologi Penelitian
Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hlm.10.
7
Cabang, pengurus Qaryah Thayibah,
Anggota Qaryah Thayibah dan
semua pihak yang terkait. Sedangkan
objek penelitian ini adalah Peran
Qaryah Thayyibah dalam pendidikan
masyarakat.
Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
metode wawancara untuk
mengetahui data dari sumber yang
diwawancarai, metode observasi
untuk mengamati bagaimana
kegiatan itu berjalan, dan metode
dokumentasi untuk memperkuat hasil
dari wawancara dan observasi.
Untuk menganalisis dari data
yang sudah terkumpul menggunakan
model interaktif terdiri atas empat
tahapan yang harus dilakukan, yaitu
pengumpulan data, reduksi data,
display data, dan penarikan
kesimpulan.7
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Peran Qaryah Thayibah
dalam Meningkatkan
Pendidikan Masyarakat
1. Pendidikan Masyarakat
Nonformal
Bentuk dari pendidikan
nonformal yang ada di
Qaryah Thayibah adalah
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang bernama “KB
‘Aisyiyah Bero”. Kelompok
Belajar ‘Aisyiyah Bero
didirikan dengan harapan
anak harus memperoleh
pendidikan maksimal pada
usia tiga tahun dan
memandang dari segi
7Miles dan Huberman dalam
Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hlm.164.
8
kebutuhan masyarakat akan
pendidikan usia dini.
Peran yang dilakukan
pengurus Qaryah Thayibah
desa Bero untuk menjaga
kualitas dan kuantitas adalah,
dari segi kuantitas agar tidak
mengalami penurunan jumlah
murid, dilakukan peranan
pemberian layanan tumbuh
kembang anak secara holistik
(menyeluruh).
Peran lain yang
dijalankan yaitu dengan
meningkatkan kualitas
pengajar atau guru KB
‘Aisyiyah Bero dengan
mengikuti kuliah S1 PAUD,
dan mengikuti IGB guna
diberikan pengarahan bagi
guru-guru PAUD maupun
TK.
2. Pendidikan Masyarakat
Informal
a. Pengajian Rutin
Pengajian ini bertujuan
untuk melayani kebutuhan
umat dalam hal agama,
dengan alasan pemahaman
ke-Islaman dan
kemuhammadiyahan
kurang. peran yang
dilakukan Qaryah
Thayibah adalah dengan
mengembangkan ilmu
yang disampaikan,
memberikan buku materi
agar anggota dapat
mengulang materi yang
disampaikan dan diadakan
tanya jawab anggota
kepada pemateri. Selain
itu, menjaga kualitas
pengajaran dalam
penyampaian materi
9
dengan baik, dan
memfasilitasi kebutuhan
anggota.
b. Pelatihan Ketrampilan
Pelatihan ketrampilan ini
bertujuan untuk menambah
pendidikan anggota
Qaryah Thayibah dan
mengisi waktu luang
terutama bagi ibu rumah
tangga. Peran pengurus
dengan hasil yang didapat
dalam praktek tersebut,
dengan memberikan
kesempatan anggota untuk
memasarkan hasil
produksi. Selain itu yang
dilakukan pengurus
dengan mengadakan
pertemuan rutin setiap
bulan sekali.
Kegiatan pelatihan
ketrampilan ini masih
berjalan sampai sekarang
dan mengembangkan
produksi yang
dipraktekkan.
c. Pertanian dan Perikanan
Kegiatan pertanian dan
perikanan dilaksanakan
oleh bapak-bapak
Muhammadiyah yang
mengikuti Qaryah
Thayibah di desa Bero
tersebut. kegiatan ini
bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian
bagi masyarakat atau
anggota yang
mengikutinya.
Peran pengurus untuk
menjadikan kegiatan ini
lebih berkembang adalah
dengan mengadakan
pertemuan rutin antara
anggota dan pengurus
10
untuk membahas kegiatan
yang akan dilakukan
selanjutnya.
d. Kesehatan (Posyandu
Lansia)
Posyandu Lansia
merupakan pengecekan
kesehatan bagi lansia yang
berada di desa tersebut.
Pengurus melakukan
perannya dengan
meningkatkan kualitas
pemateri dalam
penyuluhan dan yang
mempunyai bekal atau
latar belakang pendidikan
kesehatan. Selain peran
diatas, pengurus juga
meningkatkan pertemuan
pengurus demi kemajuan
penanganan kesehatan
terhadap lansia.
B. Faktor Pendukung dan Faktor
Penghambat
1. Faktor Pendukung
a. Aktifnya pengurus Qaryah
Thayibah desa Bero dalam
mengurusi pendidikan
masyarakat, hal ini
dibuktikan dengan
berkembangnya
pendidikan masyarakat
nonformal dan pendidikan
masyarakat informal di
Qaryah Thayibah desa
Bero.
b. Adanya pemberian atau
bantuan dana dari
‘Aisyiyah guna untuk
memajukan atau
mengembangkan kegiatan
Qaryah Thayibah di desa
Bero, dengan melengkapi
sarana pendukung yang
dibutuhkan oleh masing
11
masing bidang kegiatan,
untuk pengembangan
kegiatan tersebut dan
anggota bisa
memanfaatkan dana untuk
meningkatkan ekonomi.
c. Minat dari penduduk desa
Bero untuk lebih
mengembangkan ilmu
pengetahuan dan ilmu
agama menjadi faktor
pendukung Qaryah
Thayibah berdiri. Warga
masyarakat yang memiliki
kemampuan dan semangat
untuk memperdayakan diri
untuk pengembangan
kualitas hidupnya.
2. Faktor Penghambat
a. Belum dipahaminya
konsep Qaryah Thayibah
secara benar, dan belum
adanya sosialisasi konsep
Qaryah Thayibah di
kalangan masyarakat
khususnya warga
Muhammadiyah.
b. Belum berfungsinya
monitoring dan evaluasi
dari pimpinan ‘Aisyiyah
Daerah untuk memantau
pelaksanaan kegiatan.
c. Minimnya tenaga
penggerak kegiatan
Qaryah Thayibah untuk
mensosialisasikan tentang
Qaryah Thayibah secara
menyeluruh kepada
anggota ‘Aisyiyah.
Dari faktor pendukung dan
faktor penghambat maka
pengurus dapat memanfaatkan
faktor pendukung yang ada
dengan memperhatikan baik
dan buruknya dalam kegiatan.
Adanya kedua faktor tersebut
12
diharapkan dapat lebih
memperbaiki Qaryah Thayibah
desa Bero dengan tepat.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis
mendeskripsikan tentang peran
Qaryah Thayibah dalam
meningkatkan pendidikan
masyarakat desa, Berdasarkan
penelitian dan analisis data yang
peneliti lakukan, akhirnya dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
Peranan merupakan suatu
konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
Dan peranan juga dapat dikatakan
sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial
masyarakat. Dengan teori tersebut
Qaryah Thayibah dapat
melakukan perannya menurut
teori teori yang ada.
Peran pengurus Qaryah
Thayibah dalam meningkatkan
pendidikan masyarakat mencakup
dua pendidikan, yaitu: pendidikan
masyarakat nonformal dan
pendidikan masyarakat informal.
Bentuk dari pendidikan
masyarakat nonformal di Qaryah
Thayibah desa Bero ini memiliki
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang dinamakan “KB
‘Aisyiyah Bero”.
Peran pendidikan
masyarakat informal Qaryah
Thayibah bero merupakan wadah
pendidikan bagi masyarakat untuk
lebih mendalami ilmu agama
maupun ilmu pengetahuan umum.
Qaryah Thayibah Bero
mendirikan beberapa kegiatan
yaitu, pengajian rutin anggota
13
Qaryah Thayibah, pelatihan
ketrampilan, pertanian dan
perikanan, dan kesehatan
(posyandu Lansia).
Pengajian Qaryah Thayibah
diadakan seminggu dua kali,
setiap malam minggu dan malam
rabu. Kegiatan lain diadakan
setiap sebulan sekali dan
memberikan manfaat positif bagi
anggota yang mengikutinya.
Kegiatan tersebut mengalami
perkembangan yang cukup baik
dan stabil. Dengan upaya yang
dirancang pengurus, dan peran
yang cukup baik dari pengurus
bisa meningkatkan kualitas
kegiatan untuk kedepannya.
B. Saran-Saran
1. Kepada Pengurus Qaryah
Thayibah desa Bero, untuk
selalu membina, memberi
pengarahan untuk
meningkatkan kegiatan yang
bervariatif dan memberikan
informasi secara detail kepada
anggota. Dan hendaknya
membuat buku monitoring
yang lebih baik untuk
mengetahui perkembangan
yang dicapai.
2. Kepada Anggota Qaryah
Thayibah desa Bero, sebaiknya
lebih giat mengikuti kegiatan
yang diadakan agar bisa
mendalami dan menjadikan
pelajaran di kehidupan sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu, & Uhbiyati Nur, 2001, Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
5Arikunto, Suharsimi. 2010.
Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
14
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi
Pendidikan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasana Dedy. 2011. Pendidikan
Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PP ‘Aisyiyah. 2010. Dinamika dan
Pengembangan Organisasi. Yogyakarta: Surya Sarana Grafika.
PP ‘Aisyiyah. 2010. Tanfidz
Keputusan Tanwir I ‘Aisyiyah. Yogyakarta: PP ‘Aisyiyah.
PP ‘Aisyiyah. 2012. Panduan Teknis
Pelaksanaan Program Qaryah Thayibah. Yogyakarta: PP ‘Aisyiyah
Syamsul, dkk. 2011. Study
Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPID.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010.
Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruz Media.
http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html, (diunduh tanggal 22 Januari 2014)
UU Sisdiknas, http://spi.um.ac.id/
(diunduh tanggal 21 Januari 2013), jam 15:30.
http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian
-tiga-jenis-pendidikan/, (diunduh pada tanggal 11 januari 2014), jam 20.15.