PERAN QORYAH THAYIBAH DALAM MENINGKATKAN...

18
PERAN QORYAH THAYIBAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 2013/2014 (STUDI KASUS ‘AISYIYAH DESA BERO CABANG TRUCUK KLATEN) Oleh: INTAN KHOIRUNIKA NIM: G000100130 NIRM: 10/X/02.2.2/T/4441 NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I.) FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of PERAN QORYAH THAYIBAH DALAM MENINGKATKAN...

PERAN QORYAH THAYIBAH DALAM MENINGKATKAN

PENDIDIKAN MASYARAKAT 2013/2014 (STUDI KASUS ‘AISYIYAH

DESA BERO CABANG TRUCUK KLATEN)

Oleh:

INTAN KHOIRUNIKA NIM: G000100130

NIRM: 10/X/02.2.2/T/4441

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I.)

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ABSTRAK

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Pentingnya pendidikan menjadikan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi bangsa dan negara. Pendidikan terdiri dari tiga macam, pendidikan formal, nonformal dan informal. Salah satunya pendidikan nonformal dan informal yang diadakan dalam kegiatan Qaryah Thayibah desa Bero. Qaryah Thayibah adalah salah satu program utama dari ‘Aisyiyah Cabang Trucuk Klaten yang memusatkan perhatiannya kepada pendidikan.

Permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah apa bentuk peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Bero Cabang ‘Aisyiyah Trucuk Klaten beserta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Qaryah Tahyibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan bentuk peran Qaryah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat beserta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi.

Metode penelitian ini menggunakan metode penulisan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa bentuk peran pengurus Qayah Thayibah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat desa Bero Cabang ‘Aisyiyah Trucuk Klaten berupa pendidikan masyarakat nonformal dan masyarakat informal. Dalam pendidikan masyarakat nonformal Qaryah Thayibah ada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dinamakan KB ‘Aisyiyah Bero, merupakan salah satu kegiatan untuk melayani kebutuhan anggota dan umat Islam. Adapun pendidikan masyarakat informal Qaryah Thayibah Bero mendirikan pengajian rutin setiap malam minggu dan malam rabu, pelatihan ketrampilan, kegiatan pertanian dan perikanan, serta kegiatan kesehatan yaitu Posyandu Lansia.

Faktor pendukung dalam meningkatkan pendidikan masyarakat adalah aktifnya pengurus, adanya dana yang mencukupi, dan adanya minat dari penduduk desa Bero. Adapun faktor penghambat dalam meningkatkan pendidikan masyarakat ini adalah belum adanya sosialisasi konsep Qaryah Thayibah yang benar, belum adanya monitoring, dan minimnya tenaga penggerak kegiatan Qaryah Thayibah.

Kata Kunci: Qaryah Thayibah Bero Cabang ‘Aisyiyah Trucuk, Pendidikan Masyarakat dan Anggota Qaryah Thayibah

1

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan

kebutuhan bagi semua manusia yang

sangat penting untuk kelangsungan

hidupnya. Tanpa pendidikan,

manusia sulit dari mana, untuk apa,

dan hendak kemana manusia pergi.

Ki Hajar Dewantara memandang,

“pendidikan umumnya berarti daya

upaya untuk memajukan budi pekerti

(karakter, kekuatan batin), pikiran

(intelect), dan jasmani anak-anak

selaras dengan alam dan

masyarakat.1

Qaryah Thayyibah adalah

desa binaan. Program Qaryah

Thayyibah berperan sebagai basis

terbentuknya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya. Cabang ‘Aisyiyah

Trucuk Klaten dalam usahanya

terhadap pendidikan di masyarakat

1Ki Hajar Dewantara dalam

Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 3.

banyak menghadapi hambatan di

antaranya yaitu:

1. Kurangnya minat masyarakat desa

dalam program pengajian rutin

yang kurang interaktif diadakan

oleh ‘Aisyiyah.

2. Kurang adanya partisipasi

generasi muda dalam menjalankan

program-program dari ‘Aisyiyah.

Pendidikan dibagi 3 macam,

yaitu: Pendidikan Formal,

Nonformal, dan Informal. Pendidikan

formal adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformal adalah jalur

pendidikan di luar pendidikan formal

yang dapat dilaksanakan secara

terstruktur dan berjenjang.

Pendidikan informal adalah jalur

pendidikan keluarga dan lingkungan

2

yang berbentuk kegiatan belajar

secara mandiri. Berbagai macam

pendidikan tersebut juga bisa

dilakukan dalam organisasi seperti

‘Aisyiyah.

‘Aisyiyah juga memiliki tiga

macam pendidikan yaitu Formal,

Nonformal, dan Informal. Dalam

Qaryah Thayyibah (desa binaan) ini

juga mencakup 2 pendidikan

tersebut. Adanya TK atau

BA‘Aisyiyah, PAUD, Pengajian,

kursus, kajian, dll. Pendidikan dalam

satu desa tersebut memiliki model

pemberdayaan dengan cara yang

berbeda.

Peran Qaryah Thayibah Dalam

Meningkatkan Pendidikan

Masyarakat

Rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bentuk peran

Qaryah Thayibah dalam

meningkatkan pendidikan

masyarakat Bero Cabang Trucuk

Klaten, dan factor pendukung dan

penghambatnya. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mndiskripsikan

bentuk peran Qaryah Thayibah

dalam meningkatkan pendidikan,

dan untuk mengetahui faktor

pendukung dan penghambatnya.

Tinjauan pustaka yang

dijadikan rujukan diantaranya

sebagaimana yang telah dilakukan

oleh:

1. Penelitian yang dilakukan

oleh Fitrotul Ammah (UMS

2013) dengan judul “Peran

Ranting ‘Aisyiyah

MakamHaji Kecamatan

Kartasura Kabupaten

Sukoharjo Periode 2010-

2015 dalam Meningkatkan

Pendidikan Islam di

Masyarakat MakamHaji

tahun 2012/2013”,

5

3

menyimpulkan bahwa

bentuk peran yang

dilakukan Ranting ‘Aisyiyah

MakamHaji berupa

pendidikan Islam formal,

non formal, dan pendidikan

Islam Informal. Dalam

pendidikan Islam formal

Ranting ‘Aisyiyah

Makamhaji mendirikan amal

usaha TK ABA Makamhaji

2 dan Free School Intan

Permata. Pendidikan Islam

non formal Ranting

‘Aisyiyah Makamhaji

mendirikan amal usaha Play

Group Intan Permata, TPAB

Intan Permata, TPQ Intan

Permata. Pendidikan Islam

informal Ranting ‘Aisyiyah

Makamhaji mendirikan amal

usaha pembinaan keluarga

sakinah, pengajian setiap

tanggal 9 dan pengajian di

setiap masing-masing sub

Ranting ‘Aisyiyah

Makamhaji.

2. Penelitian yang dilakukan

oleh Jacky Rudianto (UMS

2010) dengan judul “Peran

Muhammadiyah dalam

Pengembangan Pendidikan

Islam di Masyarakat

(Pendekatan Sosiologis di

desa Playen Playen Gunung

Kidul)”, menyimpulkan

bahwa keberadaan

Muhammadiyah di Desa

Playen mempunyai peranan

penting terhadap

pelaksanaan pendidikan

Islam, yaitu untuk

berdakwah amar ma’ruf

nahi munkar dan mengajak

masyarakat untuk kembali

kepada ajaran Islam yaitu al-

4

Qur’an dan al-Hadits yang

ditempuh melalui kegiatan

dari masing-masing majelis

yang ada di

Muhammadiyah, seperti

majelis tabligh, dikdasmen,

ekonomi, wakaf, dan

kaderisasi.

3. Penelitian yang dilakukan

Andriana Pertiwi (UMS

2013) dengan judul “Peran

Takmir Masjid dalam

Mningkatkan Pendidikan

Nonformal di Masjid Al-

Kautsar Gumpang

Kartasura Sukoharjo”,

menyimpulkan bahwa peran

takmir masjid dalam

meningkatkan pendidikan

nonformal di masjid Al-

Kautsar Gumpang sudah

cukup baik, dengan adanya

kegiatan pendidikan

nonformal. Ini dapat terlihat

dengan adanya pengajian-

pengajian, kajian tahsin al-

Qur’an, peringatan hari

besar Islam dan Taman

Pendidikan al-Qur’an

(TPA).

4. Penelitian yang dilakukan

Syarifuddin (UMS 2012)

dengan judul “Peranan

Ranting ‘Aisyiyah dalam

Pendidikan Islam

Masyarakat di

Karangasem”,

menyimpulkan bahwa

ranting ‘Aisyiyah

Karangasem mempunyai

peranan penting dalam

pelaksanaan pendidikan

Islam, yaitu sebagai pemberi

pedoman, penjaga dan

sebagai pengontrol. Ketika

peranan tersebut diwujudkan

5

melalui tiga jalur pendidikan

yaitu formal dan nonformal

serta informal.

Peranan (role) merupakan

proses dinamis kedudukan (status).

Apabila seseorang melaksanakan hak

dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan

suatu peranan. Perbedaan antara

kedudukan dengan peranan adalah

untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Keduanya tidak dapat dipisah-

pisahkan karena yang satu tergantung

pada yang lain dan sebaliknya.2

Qaryah Thayibah adalah suatu

perkampungan atau desa di mana

masyarakatnya menjalankan ajaran

Islam secara kaffah baik dalam

hablun minallah maupun hablun

minannas dalam segala aspek

kehidupannya yang meliputi bidang

2Soekanto, Sosiologi Suatu

Pengantar, Edisi Baru (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.212-213. http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html, diakses 22 Januari 2014

aqidah, akhlak, ibadah, dan

mu’amalah duniawiyah.3

pendidikan masyarakat adalah

suatu proses belajar-mengajar yang

bertujuan untuk mangarahkan dan

mengembangkan berbagai tujuan

hidup masyarakat, kualitas hidup

masyarakat ditentukan dalam

pendidikannya. Pendidikan

masyarakat itu mementingkan

pengaruh seseorang di dalam

masyarakat maupun lingkungannya,

masyarakat sebagai penyelenggara

pendidikan dan tersedia berbagai

sumber belajar. Pendidikan

masyarakat merupakan suatu sarana

pendidikan berupa pendidikan

nonformal, dan informal, yang

memberikan pendidikan secara

3PP ‘Aisyiyah, Tanfidz Keputusan

Tanwir I ‘Aisyiyah (Yogyakarta: PP ‘Aisyiyah, 2007), hlm.59

6

sengaja dan berencana kepada

seluruh anggota masyarakat.4

Ada 2 macam pendidikan

dalam masyarakat, yaitu jenis

pendidikan nonformal, dan jenis

pendidikan informal. Pendidikan

nonformal terdiri dari pendidikan

usia dini (PAUD), lembaga kursus,

lembaga pelatihan, kelompok belajar

dan satuan pendidikan sejenis,

sebagai jalur pendidikan diluar

pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang. Sedangkan pendidikan

informal terdiri dari pendidikan

keluarga dan lingkungan sekitar,

tidak terorganisasi secara struktural.

Pendidikan informal dapat

berlangsung beberapa tempat yaitu

pendidikan keluarga, di tempat

kerja,dan pergaulan sehari-hari.

4Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2006), hlm.46.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research)

dengan pendekatan kualitatif. Yaitu

penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subyek penelitian.5

Peneliti menggunakan metode

penulisan kualitatif karena

menginginkan informasi lebih

mendalam tentang peran Qaryah

Thayyibah dalam pendidikan

masyarakat desa. Esensi dari

penelitian kualitatif adalah

memahami hingga inti fenomena

yang diteliti, sehingga memahami

atau understanding menjadi tujuan

dari penelitian kualitatif.6

Subyek penelitian dalam

penelitian ini meliputi Pimpinan

5Moleong, Metodologi Pendidikan

Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), hlm.4. 6Herdiansyah, Metodologi Penelitian

Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hlm.10.

7

Cabang, pengurus Qaryah Thayibah,

Anggota Qaryah Thayibah dan

semua pihak yang terkait. Sedangkan

objek penelitian ini adalah Peran

Qaryah Thayyibah dalam pendidikan

masyarakat.

Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan

metode wawancara untuk

mengetahui data dari sumber yang

diwawancarai, metode observasi

untuk mengamati bagaimana

kegiatan itu berjalan, dan metode

dokumentasi untuk memperkuat hasil

dari wawancara dan observasi.

Untuk menganalisis dari data

yang sudah terkumpul menggunakan

model interaktif terdiri atas empat

tahapan yang harus dilakukan, yaitu

pengumpulan data, reduksi data,

display data, dan penarikan

kesimpulan.7

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Peran Qaryah Thayibah

dalam Meningkatkan

Pendidikan Masyarakat

1. Pendidikan Masyarakat

Nonformal

Bentuk dari pendidikan

nonformal yang ada di

Qaryah Thayibah adalah

Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) yang bernama “KB

‘Aisyiyah Bero”. Kelompok

Belajar ‘Aisyiyah Bero

didirikan dengan harapan

anak harus memperoleh

pendidikan maksimal pada

usia tiga tahun dan

memandang dari segi

7Miles dan Huberman dalam

Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hlm.164.

8

kebutuhan masyarakat akan

pendidikan usia dini.

Peran yang dilakukan

pengurus Qaryah Thayibah

desa Bero untuk menjaga

kualitas dan kuantitas adalah,

dari segi kuantitas agar tidak

mengalami penurunan jumlah

murid, dilakukan peranan

pemberian layanan tumbuh

kembang anak secara holistik

(menyeluruh).

Peran lain yang

dijalankan yaitu dengan

meningkatkan kualitas

pengajar atau guru KB

‘Aisyiyah Bero dengan

mengikuti kuliah S1 PAUD,

dan mengikuti IGB guna

diberikan pengarahan bagi

guru-guru PAUD maupun

TK.

2. Pendidikan Masyarakat

Informal

a. Pengajian Rutin

Pengajian ini bertujuan

untuk melayani kebutuhan

umat dalam hal agama,

dengan alasan pemahaman

ke-Islaman dan

kemuhammadiyahan

kurang. peran yang

dilakukan Qaryah

Thayibah adalah dengan

mengembangkan ilmu

yang disampaikan,

memberikan buku materi

agar anggota dapat

mengulang materi yang

disampaikan dan diadakan

tanya jawab anggota

kepada pemateri. Selain

itu, menjaga kualitas

pengajaran dalam

penyampaian materi

9

dengan baik, dan

memfasilitasi kebutuhan

anggota.

b. Pelatihan Ketrampilan

Pelatihan ketrampilan ini

bertujuan untuk menambah

pendidikan anggota

Qaryah Thayibah dan

mengisi waktu luang

terutama bagi ibu rumah

tangga. Peran pengurus

dengan hasil yang didapat

dalam praktek tersebut,

dengan memberikan

kesempatan anggota untuk

memasarkan hasil

produksi. Selain itu yang

dilakukan pengurus

dengan mengadakan

pertemuan rutin setiap

bulan sekali.

Kegiatan pelatihan

ketrampilan ini masih

berjalan sampai sekarang

dan mengembangkan

produksi yang

dipraktekkan.

c. Pertanian dan Perikanan

Kegiatan pertanian dan

perikanan dilaksanakan

oleh bapak-bapak

Muhammadiyah yang

mengikuti Qaryah

Thayibah di desa Bero

tersebut. kegiatan ini

bertujuan untuk

meningkatkan kemandirian

bagi masyarakat atau

anggota yang

mengikutinya.

Peran pengurus untuk

menjadikan kegiatan ini

lebih berkembang adalah

dengan mengadakan

pertemuan rutin antara

anggota dan pengurus

10

untuk membahas kegiatan

yang akan dilakukan

selanjutnya.

d. Kesehatan (Posyandu

Lansia)

Posyandu Lansia

merupakan pengecekan

kesehatan bagi lansia yang

berada di desa tersebut.

Pengurus melakukan

perannya dengan

meningkatkan kualitas

pemateri dalam

penyuluhan dan yang

mempunyai bekal atau

latar belakang pendidikan

kesehatan. Selain peran

diatas, pengurus juga

meningkatkan pertemuan

pengurus demi kemajuan

penanganan kesehatan

terhadap lansia.

B. Faktor Pendukung dan Faktor

Penghambat

1. Faktor Pendukung

a. Aktifnya pengurus Qaryah

Thayibah desa Bero dalam

mengurusi pendidikan

masyarakat, hal ini

dibuktikan dengan

berkembangnya

pendidikan masyarakat

nonformal dan pendidikan

masyarakat informal di

Qaryah Thayibah desa

Bero.

b. Adanya pemberian atau

bantuan dana dari

‘Aisyiyah guna untuk

memajukan atau

mengembangkan kegiatan

Qaryah Thayibah di desa

Bero, dengan melengkapi

sarana pendukung yang

dibutuhkan oleh masing

11

masing bidang kegiatan,

untuk pengembangan

kegiatan tersebut dan

anggota bisa

memanfaatkan dana untuk

meningkatkan ekonomi.

c. Minat dari penduduk desa

Bero untuk lebih

mengembangkan ilmu

pengetahuan dan ilmu

agama menjadi faktor

pendukung Qaryah

Thayibah berdiri. Warga

masyarakat yang memiliki

kemampuan dan semangat

untuk memperdayakan diri

untuk pengembangan

kualitas hidupnya.

2. Faktor Penghambat

a. Belum dipahaminya

konsep Qaryah Thayibah

secara benar, dan belum

adanya sosialisasi konsep

Qaryah Thayibah di

kalangan masyarakat

khususnya warga

Muhammadiyah.

b. Belum berfungsinya

monitoring dan evaluasi

dari pimpinan ‘Aisyiyah

Daerah untuk memantau

pelaksanaan kegiatan.

c. Minimnya tenaga

penggerak kegiatan

Qaryah Thayibah untuk

mensosialisasikan tentang

Qaryah Thayibah secara

menyeluruh kepada

anggota ‘Aisyiyah.

Dari faktor pendukung dan

faktor penghambat maka

pengurus dapat memanfaatkan

faktor pendukung yang ada

dengan memperhatikan baik

dan buruknya dalam kegiatan.

Adanya kedua faktor tersebut

12

diharapkan dapat lebih

memperbaiki Qaryah Thayibah

desa Bero dengan tepat.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis

mendeskripsikan tentang peran

Qaryah Thayibah dalam

meningkatkan pendidikan

masyarakat desa, Berdasarkan

penelitian dan analisis data yang

peneliti lakukan, akhirnya dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

Peranan merupakan suatu

konsep tentang apa yang dapat

dilakukan oleh individu dalam

masyarakat sebagai organisasi.

Dan peranan juga dapat dikatakan

sebagai perilaku individu yang

penting bagi struktur sosial

masyarakat. Dengan teori tersebut

Qaryah Thayibah dapat

melakukan perannya menurut

teori teori yang ada.

Peran pengurus Qaryah

Thayibah dalam meningkatkan

pendidikan masyarakat mencakup

dua pendidikan, yaitu: pendidikan

masyarakat nonformal dan

pendidikan masyarakat informal.

Bentuk dari pendidikan

masyarakat nonformal di Qaryah

Thayibah desa Bero ini memiliki

Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) yang dinamakan “KB

‘Aisyiyah Bero”.

Peran pendidikan

masyarakat informal Qaryah

Thayibah bero merupakan wadah

pendidikan bagi masyarakat untuk

lebih mendalami ilmu agama

maupun ilmu pengetahuan umum.

Qaryah Thayibah Bero

mendirikan beberapa kegiatan

yaitu, pengajian rutin anggota

13

Qaryah Thayibah, pelatihan

ketrampilan, pertanian dan

perikanan, dan kesehatan

(posyandu Lansia).

Pengajian Qaryah Thayibah

diadakan seminggu dua kali,

setiap malam minggu dan malam

rabu. Kegiatan lain diadakan

setiap sebulan sekali dan

memberikan manfaat positif bagi

anggota yang mengikutinya.

Kegiatan tersebut mengalami

perkembangan yang cukup baik

dan stabil. Dengan upaya yang

dirancang pengurus, dan peran

yang cukup baik dari pengurus

bisa meningkatkan kualitas

kegiatan untuk kedepannya.

B. Saran-Saran

1. Kepada Pengurus Qaryah

Thayibah desa Bero, untuk

selalu membina, memberi

pengarahan untuk

meningkatkan kegiatan yang

bervariatif dan memberikan

informasi secara detail kepada

anggota. Dan hendaknya

membuat buku monitoring

yang lebih baik untuk

mengetahui perkembangan

yang dicapai.

2. Kepada Anggota Qaryah

Thayibah desa Bero, sebaiknya

lebih giat mengikuti kegiatan

yang diadakan agar bisa

mendalami dan menjadikan

pelajaran di kehidupan sehari-

hari.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, & Uhbiyati Nur, 2001, Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

5Arikunto, Suharsimi. 2010.

Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

14

Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi

Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi

Pendidikan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasana Dedy. 2011. Pendidikan

Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

PP ‘Aisyiyah. 2010. Dinamika dan

Pengembangan Organisasi. Yogyakarta: Surya Sarana Grafika.

PP ‘Aisyiyah. 2010. Tanfidz

Keputusan Tanwir I ‘Aisyiyah. Yogyakarta: PP ‘Aisyiyah.

PP ‘Aisyiyah. 2012. Panduan Teknis

Pelaksanaan Program Qaryah Thayibah. Yogyakarta: PP ‘Aisyiyah

Syamsul, dkk. 2011. Study

Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPID.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010.

Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar

Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruz Media.

http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html, (diunduh tanggal 22 Januari 2014)

UU Sisdiknas, http://spi.um.ac.id/

(diunduh tanggal 21 Januari 2013), jam 15:30.

http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian

-tiga-jenis-pendidikan/, (diunduh pada tanggal 11 januari 2014), jam 20.15.