DAMPAK BENDUNGAN PANDAN DURI TERHADAP POLA …eprints.unram.ac.id/11073/1/JURNAL-NIRIN ARIFIN-DAMPAK...

17
DAMPAK BENDUNGAN PANDAN DURI TERHADAP POLA TANAM DAN INTENSITAS TANAM PETANI DI KECAMATAN SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURNAL Oleh NIRIN ARIFIN C1G 113 080 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

Transcript of DAMPAK BENDUNGAN PANDAN DURI TERHADAP POLA …eprints.unram.ac.id/11073/1/JURNAL-NIRIN ARIFIN-DAMPAK...

0

DAMPAK BENDUNGAN PANDAN DURI TERHADAP

POLA TANAM DAN INTENSITAS TANAM PETANI

DI KECAMATAN SAKRA BARAT KABUPATEN

LOMBOK TIMUR

JURNAL

Oleh

NIRIN ARIFIN

C1G 113 080

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

1

DAMPAK BENDUNGAN PANDAN DURI TERHADAP POLA TANAM DAN

INTENSITAS TANAM PETANI DI KECAMATAN SAKRA BARAT

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

The Impact Of Pandan Duri Reservoir Toward The Cropping System And Farming

Intensity At West Sakra East Lombok.

Nirin Arifin*, Dr. Ir. Broto Handoko, SU,** dan Ir. Nuning Juniarsih, M.Sos.**

ABSTRAK

NIRIN ARIFIN. Dampak Bendungan Pandan Duri Terhadap Pola Tanam dan

Intensitas Tanam Petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.

Dibimbing oleh Dr. Ir. Broto Handoko, SU selaku dosen pembimbing utama dan Ir.

Nuning Juniarsih, M.Sos selaku dosen pembimbing pendamping.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis Perubahan Pola Tanam Petani di

Kecamatan Sakra Barat; (2)Menganalisis Perubahan Intensitas Tanam Petani di

Kecamatan Sakra Barat; (3) Menganalisis Besarnya Biaya, Produksi dan Pendapatan

Usahatani di Kecamatan Sakra Barat Akibat Adanya Bendungan Pandan Duri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Deskriptif, penentuan

daerah sampel secara Purposive Sampling, penentuan jumlah responden ditentukan

secara Quota Sampling yaitu ditetapkansebanyak 30 responden untuk petani yang

memperoleh Irigasi Bendungan Pandan Duri dan 30 responden untuk petani yang

tidak memeperoleh Irigasi Bendungan Pandan Duri di masing-masing desa sampel

ditentukan secara Accidental Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bendungan Pandan Duri berdampak

positif terhadap peningkatan pola tanam, yaitu dari pola padi-tembakau-bero menjadi

pola padi-padi-tembakau; (2) Bendungan Pandan Duri berdampak positif terhadap

peningkatan Intensitas tanam, yaitu dari 66,67 % meningkat menjadi 100%. (3)

Bendungan Pandan Duri berdampak terhadap peningkatan biaya produksi, produksi

dan pendapatan yaitu: (1) Total biaya produksi yang dikeluarkan petani sesudah ada

Irigasi meningkat dibanding sebelum ada irigasi, yaitu dari Rp 19.026.085,-

/Ha/Tahun menjadi Rp 31.714.689,-/Ha/Tahun. (2) Total produksi petani sesudah ada

Irigasi meningkat dibandingan sebelum ada Irigasi, yaitu dari 18.356 Kg/Ha/Tahun

menjadi 26.819 Kg/Ha/Tahun. (3) Total pendapatan petani sesudah ada Irigasi

meningkat dibandingkan sebelum ada Irigasi yaitu dari Rp 32.774.183,-/Ha/Tahun

menjadi Rp 46.077.369,-/Ha/Tahun. Saran: (1) Pemerintah diharapkan menyediakan

tenaga penyuluh secara efektif selama berjalannya suatu kegiatan usahatani agar

penggunaan sarana produksi lebih baik kedepannya untuk mendapatkan hasil yang

maksimal. (2) Diharapkan kepada pemerintah setempat agar memperhatikan

kebutuhan petani terutama mesin pertanian agar penggunaan tenaga kerja lebih

efisien. (3) Diharapkan kepada petani untuk menyesuaikan jumlah penggunaan

saprodi sesuai rekomendasi agar produksi meningkat.

Kata Kunci : Pola Tanam dan Intensitas Tanam

2

ABSTRACT

NIRIN ARIFIN. The Impact Of Pandan Duri Reservoir Toward The

Cropping System and Farming Intensity at West Sakra East Lombok. Guided by Dr.

Ir. Broto Handoko, SU as the main supervisor and Ir. Nuning Juniarsih, M.Sos as the

assistant lecturer.

The purpose of this study is; (1) Analyzing Changes in Crop farming in West

Sakra District; (2) Analyzing Changes in Sakra District farming intensity in West

Planting; (3) Analyzing the amount of price, production and farm profit in the West

Sakra District towards the presence of the Pandan Duri Reservoir.

The method used in this study is a descriptive method, determining the sample

area by purposive sampling, which is set at 30 respondents for farmers who received

Pandan Duri Irrigation reservoir and 30 respondents for farmers who did not obtain

Pandan Duri Irrigation Reservoir in each sample village, is determined by accident

sampling.

The results showed that: (1) the Pandan Duri reservoir has a positive effect

on increasing crop farming, namely the pattern of rice-tobacco-bero to the pattern of

rice-rice-tobacco; (2) Pandan Duri Reservoir has a positive impact on increasing

planting intensity, which is from 66.67% to 100%. (3) Pandan Duri Reservoir has an

impact on increasing production, production and price, namely: (1) Total production

is cost by farmers after Pandan Duri Reservoir has increased compared to before

there was irrigation of Pandan Duri Reservoir, i.e from Rp 19,026,085, -/Ha to

Rp. 31,714,689, -/Ha. (2) The total production of farmers after the Pandan Duri

Irrigation Reservoir has increased compared to the Pandan Duri Irrigation

Reservoir, which is from 18,356 Kg/Ha to 26,819 Kg/Ha. (3) The total income of

farmers after the Pandan Duri Reservoir has increased; from Rp.32,774,183/Ha to

Rp. 46,077,369/Ha. Suggestions: (1) The government is expected to provide effective

training for the course of a farming activity so that the use of production facilities is a

better future to get maximum results. (2) It is expected that local government must

pay attention to the needs of farmers, especially agricultural machinery that is more

efficient. (3) It is expected that farmers will adjust the number of inputs that are used

according to recommendations that will increase.

Keywords: Crop farming and Planting Intensity

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pertanian tidak dapat terus bergerak maju apabila tidak

dilengkapi dengan adanya sarana dan prasarana penunjang. Salah satu yang dianggap

penting adalah sarana penyediaan air irigasi pertanian yang memenuhi kebutuhan

para petani pada saat proses bercocok tanam berlangsung karena air yang berdampak

langsung terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya tanaman padi, akibat

adanya irigasi ini maka secara tidak langsung berpengaruh terhadap pengembangan

pola tanam dan jenis vegetasi yang dibudidayakan. Pembangunan Bendungan Pandan

Duri yang terletak di Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu upaya

pemerintah dalam penyediaan infrastruktur untuk kemudahan mendapatkan air irigasi

dan diharapkan banyak memberikan pengaruh positif dari pada pengaruh negatifnya

bagi para petani terutama dalam merubah pola tanam, intensitas tanam dan

pendapatan usahatani, sehingga perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Dampak

Bendungan Pandan Duri Terhadap Pola Tanam dan Intensitas Tanam di

Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur”.

1.2. Perumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan, maka dapat

disajikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perubahan pola tanam petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten

Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri?

2. Berapa besar perubahan intensitas tanam petani di Kecamatan Sakra Barat

Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri?

3. Berapa besar perubahan biaya, produksi dan pendapatan petani di Kecamatan

Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri?

1.3. Tujuan dan Manaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis perubahan pola tanam petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten

Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri

2. Menganalisis perubahan intensitas tanam petani di Kecamatan Sakra Barat

Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri.

3. Menganalisis besarnya biaya, produksi dan pendapatan usahatani di Kecamatan

Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijaksanaan

yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan produksi pangan.

2. Sebagai bahan informasi tambahan bagi peneliti lain yang berhubungan dengan

masalah yang sama.

4

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan

pada pemecahan masalah yang ada pada waktu sekarang dengan jalan

mengumpulkan, menyusun, menjelaskan, menganalisis dan menginterprestasikan

data kemudian menarik kesimpulan.

Pengumpulan data dilakuan dengan teknik survei, yaitu pengumpulan data

dengan teknik wawancara dan pengamatan langsung di daerah penelitian dengan

berdasarkan pada daftar pentanyaan atau kuesioner (Sunyoto, 2013).

3.2. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Petani yang memperoleh irigasi

Bendungan Pandan Duri dan Petani yang tidak mendapatkan air irigasi Bendungan

Pandan Duri.

3.3. Teknik Penentuan Sampel

3.3.1. Penentuan Lokasi Sampel

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sakra Barat dimana Kecamatan Sakra

Barat merupakan wilaya hulu dan rata-rata mendapatkan air irigasi dari Bendungan

Pandan Duri. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling (sengaja)

dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sakra Barat merupakan kecamatan yang

sebagian besar masyarakatnya mengalami dampak dari adanya Bendungan Pandan

Duri.

3.3.2. Penentuan Responden

Penentuan petani responden dalam penelitian ini adalah petani yang

melakukan usahatani menggunakan irigasi Bendungan Pandan Duri dengan petani

Non-irigasi Bendungan Pandan Duri. Jumlah responden petni yang menggunakan

irigasi Bendungan Pandan Duri ditentukan dengan cara Quota Sampling (teknik

pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah populasi, kemudian dengan

jumlah tersebut peneliti mengambil sampel secara sembarang asal memenuhi

persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut), yakni 30 responden yang

menggunakan irigasi Bendungan Pandan Duri dan 30 responden yang tidak

menggunakan irigasi Bendungan Pandan Duri, sehingga jumlah sampel petani yang

diteliti sebanyak 60 responden. Penentuan jumlah responden masing-masing secara

Accidental Sampling (metode pengambilan sampel dengan memilih siapa saja yang

kebetulan ada atau dijumpai).

3.4. Jenis Sumber Data

Menurut jenisnya dalam penelitian ini data dibagi menjadi dua jenis yaitu:

data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-

angka seperti luas lahan, biaya, pendapatan dan data bentuk angka lainnya. Data

kualitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka seperti status kepemilikan

5

lahan, tingkat pendidikan data bukan dalam bentuk angka lainnya meliputi gambaran

umum daerah penelitian, pola usaha tani dan lain-lain.

Menurut sumbernya dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer

dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

dengan menggunakan teknik wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh

dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini, atau yang dikutip dari

beberapa literatur pendukung lainnya.

3.5. Analisis Data

Usaha untuk mencapai tujuan penelitian dan menguji kebenaran hipotesis

yang diajukan, maka data yang terkumpul dianalisis dengan model sebagai berikut:

3.5.1. Pola Tanam dan Intensitas Tanam

Untuk mengetahui pengaruh Bendungan Pandan Duri terhadap pola tanam

dianalisis dengan analisis diskriptif , yaitu membandingkan pola tanam sebelum ada

Irigasi Bendungan Pandan Duri dengan sesudah ada Irigasi Bendungan Pandan Duri.

Untuk mengetahui intensitas tanam diperoleh dengan menggunakan rumus:

IT =

........................................................................................ 1

Keterangan:

IT = Intensitas Tanam

LT = Luas yang Ditanami

LK = Luas yang Dikuasai

3.5.2. Pendapatan Usahatani Untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani dianalisis dengan

mengguanakan konsep pendapatan yang menggunakan total biaya (Abubakar, 2010).

FI = TR – TC .............................................................................................. 2

Keterangan :

FI = Farm income / Pendapatan Usahatani (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

Untuk menghitung total biaya produksi adalah dengan menjumlahkan biaya

tetap dan biaya variabel dengan rumus (Abubakar, 2010):

TC = TVC + TFC ....................................................................................... 3

Keterangan:

TC = Total biaya yang dikorbankan (Rp)

TVC = Total biaya variabel yang dikorbankan (Rp)

TFC = Total biaya tetap yang dikorbankan (Rp)

6

Untuk menghitung besarnya total penerimaan adalah dengan cara

mengalikan total produksi dengan harga per satuannya dengan rumus:

TR = P . Q .................................................................................................................. 4

Keterangan:

TR : Penerimaan Total (Total Revenue, Rp)

P : Price, Harga Barang (Rp/Unit)

Q : Jumlah Barang (Unit, Satuan Berat)

Unuk mengetahui pengaruh irigasi Bendungan Pandan Duri terhadap

pendapatan petani, data primer yang diperoleh dianalisis dengan dengan analisis

tabulasi kemudian membandingkan besarnya rata-rata biaya dan pendapatan

usahatani pada petani irigasi Bendungan Pandan Duri dan petani irigasi non

Bendungan Pandan Duri.

Untuk mengetahui perbandingan pendapatan usahatani dari sumber irigasi

Bendungan Pandan Duri dengan usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri

dirumuskan dalam rumus hipotesis yakni:

Hₒ =Tidak terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani irigasi Bendungan Pandan

Duri dengan usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri.

Hı = Terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri

dengan usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik uji beda rata-rata

menggunakan uji-t dan uji homogenitas dengan uji-f pada taraf nyata 5%.

f-hitung =

................................................................................................................. 5

=

dan

........................................................................ 6

Kriteria penerimaan penerimaan F-hitung :

a. Jika f-hitung ≤ f-tabel : berarti varian kedua sampel homogen

b. Jika f-hitung > f-tabel : berarti varian kedua sampel tidak homogen

Jika kedua sampel memiliki varian yang homogen, maka :

t-hitung =

..... ...................... 7

∑ ) ∑ ̅)

) ) ......... 8

Jika kedua sampel memiliki variasi yang tidak homogen, maka :

t-hitung =

...................... 9

Keterangan :

X : Usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri.

7

Y : Usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri.

xi : Biaya produksi, penerimaan dan pendapatan per hektar usahatani irigasi

Bendungan Pandan Duri.

yi : Biaya produksi, penerimaan dan pendapatan per hektar usahatani irigasi non

Bendungan Pandan Duri.

: Rata-rata biaya produksi, penerimaan dan pendapatan per hektar usahatani

irigasi Bendungan Pandan Duri.

: Rata-rata biaya produksi, penerimaan dan pendapatan per hektar usahatani Non

Irigasi Bendungan Pandan Duri

: Varian gabungan antara dan

: Varian usahatani Irigasi Bendungan Pandan Duri

: Varian usahatani Non Irigasi Bendungan Pandan Duri

nx : Jumlah Responden dari usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri

ny : Jumlah Responden dari Usahatani Non Irigasi Bendungan Pandan Duri.

Kriteria penerimaan hipotesis :

a. Hₒ diterima : t-hitung ≤ t-tabel maka tidak terdapat perbedaan pendapatan antara

usahatani X dan dan usahatani Y (Hₒ diterima).

b. Hı diterima : t-hitung > t-tabel maka terdapat perbedaan pendapatan antara

usahatani x dan usahatani y (Hₒ ditolak).

3.5.3. Faktor Produksi

Untuk mengetahun faktor produksi usahatani dianalisis dengan menggunakan

fungsi Cobb-Douglass. Model analisisnya adalah sebagai berikut (Soekartawi, 2002) :

Y =

D1

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan tersebut, maka

persamaan ini diubah menjadi bentuk linier berganda dengan melogaritmakan

persamaan tersebut. Secara matematik dapat ditulis sebagai berikut :

Log Y = log + log X1 + log X2 + log X3 + log X4 + log D1

Keterangan :

Ŷ = Produksi (Kg)

a = Konstanta

= Benih yang digunakan (Kg)

= Pupuk yang digunakan (Kg)

= Pestisida yang digunakan (Kg)

= Tenaga kerja yang digunakan (HKO)

= Dummy 1= irigasi 0= non irigasi

8

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Karakteristik Responden

Karakteristik petani responden merupakan gambaran umum tentang keadaan

dan latar belakang petani responden. Hal ini meliputi umur responden, tingkat

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, status lahan, serta pekerjaan petani yang

memperoleh air irigasi Bendungan Pandan Duri dan yang tidak memperoleh air

irigasi Bendungan Pandan Duri (Non Irigasi). Adapun rincian karakteristik petani

irigasi Bendungan Pandan Duri dan petani Non Irigasi Bendungan Pandan Duri

disajikan pada Tabel 4.1. berikut

Tabel 4.1. Rincian Karakteristik Responden Petani Irigasi Bendungan Pandan Duri

dan Non Bendungan Pandan Duri tahun 2018.

∑ % ∑ %

1Jumlah Responden

30 100,00 30 100,00

2

Umur Responden

(Tahun)

< 15 0 0 0 0

15 – 64 30 100,00 28 93,33

> 64 0 0 2 6,66

3

Tingkat

Pendidikan

Tidak Tamat SD 3 10,00 5 16,67

Tamat SD 12 40,00 14 46,67

Tamat SMP 9 30,00 8 26,67

Tamat SMA 5 16,67 3 10,00

Tamat PT 1 3,33 0 0

5

Jumlah

Tanggungan

Keluarga (Orang)

1 – 2 9 30,00 18 60,00

3 – 4 21 70,00 12 40,00

6

Luas Lahan

Garapan (Ha)

< 0,50 14 46,67 16 53,33

0,50 – 1 14 46,67 14 46,67

> 1 2 6,67 0 0

7

Status

Kepemilikan

Lahan Sendiri Sendiri

Responden

Petani Irigasi Petani Non Irigasi

No. Uraian

Sumber: Data Primer Diolah

4.3.1. Umur Responden

Berdasarkan kriteria umur produktif, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata

umur petani responden tergolong kedalam umur produktif yaitu kisaran umur 15–64

9

tahun. Ini berarti secara fisik maupun mentalnya dapat dipergunakan untuk

melakukan usahatani.

4.3.2. Tingkat Pendidikan

Sedikitnya petani yang berpendidikan tinggi atau tamatan SMA ke atas

(termasuk tamatan Perguruan Tinggi), ini membuktikan bahwa potensi sumber daya

manusia di Kecamatan Sakra Barat Desa sampel masih dikatakan rendah. Dimana

tingkat pendidikan ini sangat diperlukan tidak saja untuk memahami pengetahuan

atau teknis budidaya baru tetapi lebih mampu untuk berfikir logis dan sistematis.

4.3.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga dalam kenyataannya mampu mempengaruhi

biaya yang dikeluarkan untuk keperluan sehari-hari. Berdasarkan kriteria Ilyas (1988)

dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani responden tergolong

dalam kategori keluarga menengah.

4.4. Pola Tanam

Tabel 4.2. Rincian Pola Tanam Responden Petani Irigasi Bendungan Pandan Duri

dan Non Bendungan Pandan Duri tahun 2018.

Petani Pola Tanam Persentase (%)

Irigasi Padi – Padi – Tembakau 100

Non Irigasi Padi –Tembakau – Bero 100

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Bendungan Pandan Duri berdampak terhadap

perubahan pola tanam, yaitu dari pola padi-tembakau-bero menjadi padi-padi-

tembakau. Perbedaan pola tanam dipengaruhi oleh adanya perbedaan sistem

pengairan yang ada, kondisi tanah, dan keputusan petani sendiri.

4.5. Intensitas Tanam

Tabel 4.3. Rincian Intensitas Tanam Petani Responden Irigasi Bendungan Pandan

Duri dan Non Bendungan Pandan Duri Tahun 2018.

Petani Intensitas Tanam (%) Jumlah Petani (orang)

Irigasi 100 30

Non Irigasi 66,67 30

Sumber : Data Primer Diolah 2018

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terjadi perubahan intensitas tanam yang

terkena irigasi Bendungan Pandan Duri lebih tinggi daripada petani non irigasi.

Perbedaan intensitas tanam ini disebabkan oleh pengaruh penggunaan air irigasi.

Keadaan ini menunjukkan bahwa irigasi Bendungan Pandan Duri memberikan

10

manfaat yang sangat besar yaitu dapat meningkatkan intensitas tanam dalam setahun.

Dengan demikian pembangunan Bendungan Pandan Duri mampu meningkatkan

intensitas tanam.

4.6. Analisis Biaya Produksi Tabel 4.4. Analisis Biaya Produksi Petani Irigasi dan Non Irigasi Bendungan Pandan

Duri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018.

Petani Irigasi

(MT I)

Petani Irigasi

(MT II)

Petani Irigasi

(MT III) Total

Petani Non

Irigasi (MT

I)

Petani Non

Irigasi (MT

II) Total

Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai

(Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha)

1 Biaya Variabel

-Benih Padi (Kg) 399.086 399.086 - 798.086 400 - 400

Benih Tembakau (Gram) - - 111.169 111.169 - 128.468 128.468

Jumlah 399.086 399.086 111.169 909.341 400 128.468 528.468

Pupuk (kg)

Jumlah 1.748.648 1.748.648 3.103.736 6.601.032 1.613.919 2.111.803 3.725.722

Obat-obatan (ml)

Jumlah 176.656 181.215 526.166 884.037 126.432 516.846 634.278

Biaya Tenaga Kerja

-TKDK (HKO) 608.181 523.19 1.104.976 2.236.347 1.028.540 2.002.150 3.030.690

-TKLK (HKO) 7.139.451 6.503.131 5.260.941 18.903.941 5.626.829 4.159.956 9.786.245

Jumlah 7.747.632 7.026.321 6.365.917 21.139.870 6.654.829 6.162.106 12.816.935

Total Biaya Variabel 10.070.520 9.355.270 10.106.987 29.534.279 9.038.423 8.919.223 17.957.646

2 Biaya Tetap

-Penyusutan Alat 491.985 491.985 491.985 1.475.955 599.877 328.562 928.439

-Pajak Lahan 90.000 90.000 90.000 270.000 70.000 70.000 140.000

-Iuran Irigasi 142.489 141.966 150.000 434.455 - - -

Total Biaya Tetap 724.483 723.951 731.985 2.180.410 669.877 398.562 1.068.439

10.794.994 10.079.211 11.046.211 31.714.689 9.708.300 9.317.785 19.026.085

No Uraian

Total Biaya Produksi Sumber : Data Primer Diolah 2018

Keterangan :

Ha = Hektar

Kg = Kilogram

TKDK = Tenaga Kerja Dalam Keluarga

HKO = Hari Kerja Orang

TKLK = Tenaga Kerja Luar Keluarga

11

Tabel 4.8 menunjukan bahwa total biaya produksi per hektar petani irigasi

lebih besar daripada non irigasi, hal ini desebabkan karena perbedaan luas lahan, dan

intensitas tanam.

4.6.2. Biaya Variabel

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel petani Irigasi lebih

besar daripada Non Irigasi. Penyebab perbedaan jumlah biaya variabel dikarenakan

perbedaan luas lahan, pola tanam dan intensitas tanam. Biaya variabel yang termasuk

dalam penelitian ini yaitu biaya benih, biaya pupuk, biaya obat-obatan, dan biaya

tenaga kerja.

4.6.3. Biaya Tetap

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan petani

Irigasi lebih besar daripada petani Non Irigasi. Perbedaan biaya tetap yang

dikeluarkan disebabkan karena perbedaan biaya pajak lahan, alat-alat yang digunakan

dalam berusahatani dan iuran air irigasi.

4.6.4. Produksi, Nilai Produksi, dan Pendapatan

Tabel 4.5. Rata-rata Produksi, Harga, Nilai Produksi, Biaya Produksi, Pendapatan,

dan Efisiensi Petani Irigasi dan Petani Non Irigasi di Kecamatan Sakra

Barat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018.

Petani

Irigasi (MT

I)

Petani

Irigasi (MT

II)

Petani

Irigasi (MT

III)

Total (MT I,

II, III)

Petani Non

Irigasi (MT

I)

Petani Non

Irigasi (MT

II)

Total (MT I,

II)

Per Ha Per Ha Per Ha Per Ha Per Ha Per Ha Per Ha

1 Produksi

Padi (Kg) 6.264 5.976 - 12.24 5.658 - 5.568

Tembakau (Kg) - - 14.579 14.579 - 12.698 12.698

Jumlah 6.264 5.976 14.579 26.819 5.658 12.698 18.356

2 Harga (Rp/Kg)

Padi 3.500 3.500 - 3.500 3.500 3.500 -

Tembakau - - 2.500 2.500 - - 2.500

3 Penerimaan (Rp) 21.923.579 20.894.840 36.446.767 79.265.186 19.801.802 31.745.495 51.547.297

4

Biaya Produksi

(Rp) 10.796.495 10.079.221 10.838.973 31.714.689 9.708.300 9.317.785 19.026.085

5 Pendapatan (Rp) 11.127.084 10.815.619 25.067.794 47.010.497 10.093.501 22.427.711 32.521.212

6 Efisiensi (R/C) 2,0 2,1 3,4 2,5 2,0 3,4 2,7

No. Uraian

Sumber: Data Primer Diolah

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa, total produksi per hektar yang dihasilkan oleh

petani Irigasi lebih tinggi dibandingkan Non Irigasi. Perbedaan produksi yang

dihasilkan disebabkan karena perbedaan penggunaan jumlah benih, pupuk, obat-

obatan, luas lahan yang digunakan untuk berusahatani, biaya-biaya lain yang

dikeluarkan, dan intensitas tanam.

12

Harga padi dan tembakau petani Irigasi dan Non Irigasi sama yaitu sebesar

Rp 3.500,- /Kg dan Rp 2.500,- /Kg.

Rata-rata nilai produksi/penerimaan yang diterima oleh petani Irigasi lebih

tinggi dibandingkan Non Irigasi. Perbedaan nilai produksi disebabkan oleh perbedaan

luas lahan dan intensitas tanam serta jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani

Irigasi Non Irigasi.

Rata-rata pendapatan petani Irigasi lebih tinggi dibandingkan Non Irigasi,

Selisih pendapatan petani Irigasi dan Non Irigasi adalah sebesar Rp 14.489.267,-

/Ha/Tahun. Pendapatan petani Irigasi lebih tinggi disebabkan oleh intensitas tanam

dan hasil produksi yang lebih banyak dibandingkan dengan petani Non Irigasi.

Nilai R/C petani Irigasi dan Non Irigasi masing-masing sebesar 2,5 dan 2,7

(R/C > 1). Nilai tersebut memberikan makna bahwa setiap biaya produksi sebesar Rp

1,- maka akan menghasilkan masing-masing penerimaan sebesar Rp 2,5,- dan Rp

2,7,-. Dengan demikian usahatani tersebut sudah efisien dan layak untuk

dikembangkan.

Untuk mengetahui dampak pembangunan Bendungan Pandan Duri terhadap

pendapatan petani dianalisis dengan menggunakan uji Z-test. Sebelum melakukan uji

Z-test terlebih dahulu menggunakan uji F-test untuk melihat homogen atau tidaknya

kedua sampel, uji F-hitung (8,576) > F-tabel (1,860) yang artinya kedua sampel

bersifat tidak homogen. Uji Z pada pendapatan petani Irigasi dan Non Irigasi

meunjukkan bahwa nilai Z-hitung (3,473) > Z – tabel (2,001) oleh karena itu Hi

diterima dan Ho ditolak. Artinya ada perbedaan nyata, dimana pendapatan petani

Irigasi lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan petani Non Irigasi. Sehingga

dapat dikatakan bahwa pembangunan Bendungan Pandan Duri berdampak terhadap

peningkatan pendapatan usahatani di Kecamatan Sakra Barat.

13

4.7. Faktor Produksi

Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi

Usahatani Padi Petani Irigasi dan Non Irigasi (MT I) di Kecamatan Sakra

Barat Tahun 2018

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Ket.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.886 .137 13.735 .000 S

Benih .858 .116 .797 7.393 .000 S

Pupuk .055 .094 .053 .580 .564 NS

Pestisida .002 .029 .003 .085 .933 NS

Tenaga_kerja .183 .058 .140 3.144 .003 S

D1 .035 .011 .062 3.135 .003 S

a. Dependent Variable:

Produksi

Koef. Determinasi (R²)= 0,987

Koef. Korelasi= 0,986

f-hitung= 796,392

f-tabel= 2,45

t-tabel= 2,004

Keterangan:

S= Signifikan, taraf nyata 5%

NS= Non Signifikan, taraf nyata 5%

Bentuk persamaan

1. Hasil Uji F-Stat (Secara Serentak)

Bedasarkan pendugaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

produksi usahatani padi diperoleh F-hitung (796,392) lebih besar daripada F-tabel

2,54 pada taraf nyata 5% maka semua variabel independen (benih, pupuk, pestisida

dan tenaga kerja) dalam model yang dipakai secara serentak berpengaruh nyata

terhadap produksi.

Nilai koefisien determinasi (R²) yang diperoleh sebesar 0,987 yang berarti

0,987% produksi usahatani padi yang dilakukan petani dipengaruhi oleh benih,

pupuk, pestisida, tenaga kerja sebesar 98,7% dan sisanya sebesar 1,3% dipengaruhi

oleh faktor lain di luar model.

14

2. Hasil Uji t-Stat (Secara Parsial)

1. Nilai konstanta

Konstanta sebesar 1,886 bernilai positif artinya jika nilai variabel independen

(benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) tidak dianggap ada atau sama dengan nol

maka produksi sebesar 1,886 kg.

2. Benih (X1)

Hasil t-hitung (7,393) lebih besar daripada t-tabel (2,004) pada taraf nyata 5%

maka Hₒ ditolak dan Hi diterima maka penggunaan benih padi (X1) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap produksi (Y). Nilai koefisien regresi sebesar 0,858

artinya setiap penambahan 1% penggunaan benih padi maka akan meningkatkan

produksi sebesar 0,858% dimana variabel lain dianggap tetap (konstan).

Pupuk (X2)

Hasil uji statistik dengan uji t-test yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan

95% diperoleh t-hitung 0,580 dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar

0,564, karena probabilitas jauh lebih besar dari tingkat kepercayaan 0,05 maka Ho

diterima, artinya variabel pupuk (X2) tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi padi (Y). Nilai koefisien regresi Pupuk (X2) sebesar 0,055 Jumlah

penggunaan pupuk memiliki nilai hubungan yang positif hal ini berarti setiap

penambahan pupuk sebesar 1% maka akan menigkatkan produksi padi sebesar

0,055% dalam keadaan faktor lain dianggap tetap.

3. Pestisida (X3)

Hasil uji statistik dengan uji t-test yang diperoleh t-hitung 0,085 dengan nilai

probabilitas atau signifikansi sebesar 0,933, karena probabilitas jauh lebih besar dari

tingkat kepercayaan 0,05 maka Ho diterima, artinya variabel pestisida (X3) tidak

signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi (Y). Nilai koefisien

regresi Pestisida (X3) sebesar 0,002 Jumlah penggunaan pestisida memiliki nilai

hubungan yang positif hal ini berarti setiap penambahan pestisida sebesar 1% maka

akan menigkatkan produksi padi sebesar 0,002% dalam keadaan faktor lain dianggap

tetap.

4. Tenaga Kerja (X4)

Hasil uji lanjut statistik dengan uji t-test diperoleh t-hitung sebesar 3,144 lebih

besar dari pada t-tabel 2,004 dengan nilai probabilitas sebesar 0,003 lebih kecil dari

taraf nyata 0,05 yang berarti bahwa variabel tenaga kerja (HKO) berpengaruh

signifikan terhadap produksi padi yang dihasilkan. Nilai koefisien regresi yang

sebesar 0,183 yang benilai positif, berarti setiap penambahan 1% tenaga kerja maka

akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,183% dalam keadaan faktor lain

dianggap tetap.

5. Dummy (D1)

Hasil uji statistik dengan uji t-test diperoleh t-hitung sebesar 3,135 lebih besar

dari t-tabel 2,004 artinya variabel D1 berpengaruh signifikan terhadap produksi. Nilai

15

koefisien regresi untuk variabel D1 sebesar 0,035, artinya petani yang mendapatkan

air irigasi atau petani irigasi memiliki produksi padi sebesar 0,035 kg lebih besar

dibandingkan dengan petani non irigasi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Bendungan Pandan Duri berdampak positif terhadap perubahan pola tanam, yaitu

dari pola padi-tembakau-bero menjadi padi-padi-tembakau.

2. Bendungan Pandan Duri berdampak positif terhadap perubahan Intensitas tanam,

yaitu dari 66,67 % menjadi 100%.

3. Bendungan Pandan Duri berdampak terhadap perubahan biaya produksi, produksi

dan pendapatan yaitu:

(a) Total biaya produksi per hektar yang dikeluarkan oleh petani sesudah ada

Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar Rp 31.714.689,- dan sebelum Irigasi

Bendungan Pandan Duri sebesar Rp 19.026.085,-.

(b) Total produksi per hektar sebelum Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar

26.819 Kg dan sebelum Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar 18.356 Kg.

(c) Total pendapatan petani per hektar sesudah ada irigasi Irigasi Bendungan

Pandan Duri sebesar Rp 46.077.369,- dan sebelum Irigasi Bendungan Pandan Duri

sebesar Rp 32.774.183,-.

1.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan :

1. Pemerintah diharapkan menyediakan tenaga penyuluh secara efektif selama

berjalannya suatu kegiatan usahatani agar penggunaan sarana produksi lebih baik

kedepannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Diharapkan kepada pemerintah setempat agar memperhatikan kebutuhan petani

terutama mesin pertanian agar penggunaan tenaga kerja lebih efisien.

3. Diharapkan kepada petani untuk menyesuaikan jumlah penggunaan saprodi sesuai

rekomendasi agar produksi meningkat.

16

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar. 2010. Agribisnis Teori dan Aplikasi.Gaung Presada (GP). Jakarta.

Kantor Desa Pandan Duri, 2015. Informasi Tentang Bendungan Pandan Duri.

Munawir, S., 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.

Sjah, 2011. Metodologi Penelitian Social Ekonomi. Mataram University Press.

Matram.

Shinta A. 2011. Ilmu Usahatani. Malang. UB Press.

Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. Edisi

Revisi 2002. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sumodiningrat, D. 1994. Ekonomitrika Pengantar. Yogyakarta

Suyoto, D. 2013. Metode dan Instrumen Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta.

CAPS.

Tohir, 1983. Seuntai Pembangunan Tentang Usahatani Indonesia. Bina Aksara.

Jakarta.

Yuwono, dkk. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian. Gajah Mada University Press.