PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING...

119
PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING USAHA KECIL DAN MENENGAH (P3UKM) DALAM PENGEMBANGAN UKM DI KOTA SUKABUMI Oleh: RIDWAN FACHRUDDIN NIM: 104046101660 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Transcript of PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING...

Page 1: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING USAHA

KECIL DAN MENENGAH (P3UKM) DALAM

PENGEMBANGAN UKM DI KOTA SUKABUMI

Oleh:

RIDWAN FACHRUDDIN

NIM: 104046101660

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660
Page 3: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660
Page 4: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660
Page 5: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt,

karena dengan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan Program Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga Allah swt senantiasa curahkan

kepada teladan kita sepanjang hidup Nabi Muhammad saw, semoga dengan membaca

shalawat beliau kita memperoleh syafaatnya di hari kiamat nanti.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, membimbing dan memotivasi penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan

kepada:

1. Orang tua tercinta, ayahanda Drs. H. Jazuli Azhari dan ibunda Hj. Didah

Farida, S.Pd.I karena merekalah penulis dapat seperti sekarang. Adik- adikku

tersayang Fajar Fitriadi, Fahmi Arvanriyadi, Fahri Ali Azhari dan Faiza Alisa

Zulfa yang senantiasa menjadi motivasi hidup.

2. Prof. Dr. H. Amin Suma, S.H., M.A., M.M. selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

3. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi

Islam), Mu’min Rouf, M.A. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat

(Ekonomi Islam), beserta staf-staf di Program Studi Muamalat.

4. Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktunya bagi penulis.

5. Riki Koswara, S.IP. selaku pendamping individu UKM di Kota Sukabumi dan

staf P3UKM Jawa Barat.

6. Pengurus Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Citra Insania Nurkamila, S.Ds yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi

untuk senantiasa berbuat yang terbaik.

8. Bapak Marzuki Usman sebagai motivator hidup dan kehidupan. Teman-teman

yang selalu mendukung dan membantu penulis baik moril maupun materiil

seperti Koni Rumaini Aziz, Roni Hamdani, Sriliana, Darul Qatni, Cecep

Suyudi, Hamba Fauzi dan Najibulmillah. Teman-teman di Ikatan Abituren

Darul Arqam Muhammadiyah (IKADAM) Jakarta dan PP IPM.

9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik mereka diterima Allah swt dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Jakarta, 21 Jumadil Akhir 1432 H

25 Mei 2011 M

Penulis

Page 7: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

DAFTAR TABEL .............................................................................................

iii

iv

vi

ix

x

BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .....................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................

D. Revieu Studi Terdahulu ............................................................

E. Metode Penelitian .....................................................................

F. Pedoman Penulisan ...................................................................

G. Sistematika Penulisan ...............................................................

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UMKM

A. Pemberdayaan dan Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah ................................................................................

B. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ........................................

PROGRAM PENGEMBANGAN UMKM OLEH P3UKM DI

1

8

9

9

13

16

16

19

22

Page 8: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

BAB IV

BAB IV

KOTA SUKABUMI

A. Profil P3UKM Jawa Barat .........................................................

B. Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan ........................................

C. Mitra Kerja .................................................................................

D. Daftar Pendamping UKM ..........................................................

E. Analisis SWOT ..........................................................................

POLA DAN PERAN PENDAMPING INDIVIDU P3UKM

DALAM PENGEMBANGAN UKM BINAAN DI KOTA

SUKABUMI

A. Pola Pemberdayaan dan Pembinaan UKM oleh Pendamping

Individu .....................................................................................

B. Pengaruh dan Peranan dalam Perkembangan UKM Binaan ....

C. Potensi dan Masalah dalam Pelaksanaan Pendampingan UKM

Binaan .......................................................................................

D. Alternatif Solusi Pengembangan Potensi dan Pemecahan

Masalah .....................................................................................

PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................

B. Saran .........................................................................................

37

43

48

51

60

63

80

85

88

90

91

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92

Page 9: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

LAMPIRAN ...................................................................................................... 95

Page 10: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi P3UKM ………………………………….……. 42

Gambar 3.2 Proses seleksi, pelatihan dan sertifikasi Jasa PUKM Mitra ………... 50

Gambar 4.1 Skema Pola Pendampingan UMKM …………………………….…. 65

Gambar 4.2 Jumlah Tenaga Kerja UKM Binaan ……………………………….. 80

Gambar 4.3 Omzet UKM Pertahun ………………………………………...…… 82

Page 11: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 2.4

Tabel 2.5

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Jumlah unit usaha UMKM dan usaha besar Tahun 2008-2009 ….

Kontribusi UMKM dan usaha besar terhadap tenaga kerja Tahun

2008-2009 ………………………………………………………..

Kontribusi UMKM dan usaha besar terhadap PDB Menurut

harga berlaku tahun 2008-2009 ………………………………….

Kontribusi UMKM dan usaha besar terhadap PDB menurut

harga konstan tahun 2008-2009 ………………………………….

Kontribusi UKM dan usaha besar terhadap total ekspor non

migas tahun 2008-2009 …………………………………………..

Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank yang telah Bekerjasama

dengan PUKM Mitra P3UKM Tahun 2004-2010 ……………….

Daftar Nama PUKM Mitra P3UKM Periode 2003-2010 ………..

Data UMKM Binaan PUKM Kota Sukabumi …………………...

Realisasi Pembiayaan/Kredit Perbankan Kepada UMKM Binaan

Kota Sukabumi …………………………………………………...

Partisipasi UKM Binaan Dalam Pelatihan UKM …………..……

Partisipasi UKM Binaan Dalam Pameran UKM ………………

Pelaksanaan Program Pendampingan Koperasi dan UKM Kota

Sukabumi ………………………………………………………...

27

28

29

30

30

49

51

66

69

70

72

76

Page 12: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Perkembangan UKM Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ……….

Perkembangan UKM Berdasarkan Omzet Usaha ………………..

80

82

Page 13: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjalanan bangsa ini dalam membangun perekonomian nasional memang

sangat panjang, dari mulai Orde Lama, Orde Baru hingga Orde Reformasi dan

pascareformasi. Dari perjalanan yang amat panjang tersebut, lahirlah konsep

ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai pemberdayaan dan pembangunan

masyarakat khususnya kelas menengah dan bawah yaitu Konsep Ekonomi

Kerakyatan.

Konsep Ekonomi Kerakyatan adalah gagasan tentang cara, sifat, dan tujuan

pembangunan dengan sasaran utama perbaikan nasib rakyat pada umumnya

bermukim di pedesaan. Konsep ini mengadakan perubahan penting ke arah

kemajuan, khususnya ke arah pendobrakan ikatan serta halangan yang

membelenggu sebagian besar rakyat Indonesia dalam keadaan serba kekurangan

dan keterbelakangan.1

Salah satu implikasi dari Konsep Ekonomi Kerakyatan adalah munculnya

unit-unit usaha kecil yang bernama Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang

selanjutnya disebut UMKM. Di negara-negara berkembang pada umumnya, dan

1 Sarbini Sumawinata, Politik Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2004), h. 161.

Page 14: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Indonesia pada khususnya, UMKM merupakan salah satu pemain ekonomi yang

mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan meningkatkan distribusi

pendapatan secara merata. Selain itu, UMKM juga memiliki peranan yang cukup

strategis dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di akar rumput yang sulit

untuk masuk ke sektor-sektor formal.

Dalam kenyataannya, kontribusi UMKM yang cukup strategis dalam

bidang penyerapan tenaga kerja dan peningkatan distribusi pendapatan belum

mampu mendorong Pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih besar

kepada sektor ini. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan industrialisasi di Indonesia

yang mengakibatkan UMKM kurang dianggap dan belum mendapatkan

perhatian serta kebijakan yang optimal, sehingga industrialisasi sangat nyata

dirasakan oleh usaha skala besar.

Menurut Didin Hafidhuddin (2002), kebijakan yang mengandung bias ini

memberi dampak yang tidak terlalu favourable terhadap perkembangan serta

pertumbuhan output di industri kecil dan rumah tangga. Padahal, kelompok ini

sangat penting terutama karena menyerap jauh lebih banyak jumlah tenaga kerja

dan secara potensial sangat berguna untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan

fleksibilitas industri nasional melalui fungsinya sebagai subkontraktor dari

kelompok industri yang lebih besar.2

2 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,

2002) h. 85.

Page 15: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan

UMKM Republik Indonesia pada tahun 2009 dalam lingkup perekonomian

nasional, usaha mikro menguasai pangsa pasar 98,88% dari jumlah pelaku

ekonomi di Indonesia atau berjumlah 52.176.795 unit usaha. Usaha kecil

berjumlah 546.675 unit usaha atau 1,04%, usaha menengah sekitar 41.133 unit

atau 0,08% dan usaha besar berjumlah 4.677 usaha atau sekitar 0,01%. Namun

dalam hal kontribusi terhadap total ekspor nonmigas sektor UMKM hanya

menguasai 17,02% atau sebesar Rp. 162.254,5 milyar, sedangkan usaha besar

menguasai 82,98% atau sebesar Rp. 790.835,3 milyar3

Di Kota Sukabumi, jumlah UKM yang tercatat sesuai dengan data yang

dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota

Sukabumi Tahun 2009 berjumlah 15.441 unit. Namun sangat disayangkan bahwa

pengembangan UKM di Kota Sukabumi masih belum optimal karena dari jumlah

UKM yang ada, hanya sekitar 100 UKM yang telah mendapatkan pendampingan

secara komprehensif.4

3 Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM, “Microfinance in National

Government Projects.” Pada Indonesia Microfinance Conference II, 2 Desember 2009 (Jakarta:

Indonesia Microfinance Association, 2009), h.21.

4 Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi, Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (Sukabumi: Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota

Sukabumi, 2010), h. 26.

Page 16: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Hal inilah yang harus terus diperhatikan dan dikembangkan khususnya oleh

pemerintah baik pusat maupun daerah berupa berbagai kebijakan yang

mendukung pengembangan UMKM karena UMKM memiliki potensi dan

peluang untuk terus berkembang bahkan mampu bersaing di tingkat regional dan

internasional. Beberapa potensi dan peluang tersebut adalah :

1. UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia.

2. Masih besarnya pangsa pasar dalam negeri bagi pelaku UMKM.

3. UMKM lebih banyak menggunakan bahan baku lokal dengan dukungan

sumber daya alam Indonesia.

4. Komposisi modal sendiri lebih besar dari modal luar.

5. Kebutuhan pembiayaan tidak terlalu besar.

6. NPL/NPF kredit perbankan masih di bawah 5%.

7. Lebih fleksibel terhadap krisis ekonomi global.5

Beberapa kelemahan internal juga masih menjadi permasalahan mendasar

yang harus segera diselesaikan sehingga terbentuk UMKM yang profesional dan

berdaya saing internasional. Beberapa kelemahan tersebut adalah :6

1. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen.

5 Presentasi Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM pada Indonesia

Microfinance Conference II, Jakarta, 2 Desember 2009.

6 Presentasi Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan pada

Indonesia Microfinance Conference II, Jakarta, 2 Desember 2009.

Page 17: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

2. Kelemahan struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur

akses terhadap sumber-sumber permodalan.

3. Kelemahan memperoleh peluang (akses pasar) dan memperbesar pangsa

pasar.

4. Keterbatasan pemanfaatan akses dan dan penguasaan teknologi terapan.

5. Rendahnya kualitas SDM yang meliputi aspek kompetensi, keterampilan, etos

kerja, karakter, kesadaran akan pentingnya konsistensi mutu dan standarisasi

mutu dan jasa, serta wawasan kewirausahaan.

6. Keterbatasan penyediaan bahan baku mulai dari jumlah yang dapat dibeli,

standarisasi kualitas yang ada, maupun panjangnya rantai distribusi bahan

baku.

7. Efisiensi kerja rendah atau pengelolaan usaha berbiaya tinggi sehingga kurang

bisa diperhitungkan secara ekonomis7.

Pemerintah sebagai salah satu stakeholder pengembangan UMKM

seharusnya tidak hanya fokus pada sektor pembiayaan atau permodalan sebagai

salah satu komponen pengembangan UMKM, tetapi juga harus fokus pada

berbagai sektor yang mendukung pengembangan tersebut, sektor tersebut antara

lain administrasi, produksi, manajemen, pemasaran dan teknologi. Selain itu,

pemerintah juga harus bersinergi dengan pihak swasta dalam proses

7 Tulus Tambunan dalam bukunya Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia; Beberapa Isu

Penting, mengelompokkan masalah atau kelemahan UMKM ini kepada 5 (lima) bagian, yaitu kesulitan

pemasaran, keterbatasan finansial, keterbatasan SDM, masalah bahan baku dan keterbatasan teknologi.

Page 18: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

pendampingan dan pengembangan ini sehingga sesuai dengan amanat Undang-

undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan

Usaha Kecil.

Dalam rangka mengimplementasikan undang-undang dan peraturan

pemerintah di atas, Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat bekerjasama dengan

Pemerintah Propinsi Jawa Barat bersinergi melakukan pembinaan dan

pendampingan UMKM di Jawa Barat dengan membentuk lembaga bernama

Pusat Pengembangan Pendamping UKM atau disingkat P3UKM yang bertugas

mengembangkan dan memberdayakan pendamping UKM di kota dan kabupaten

di Jawa Barat. P3UKM menaungi 112 pendamping dengan rincian 75

pendamping individu dan 37 pendamping lembaga di seluruh Jawa Barat.8

Penulis tertarik untuk meneliti mengenai pola dan peran pendampingan

yang dilakukan oleh pendamping individu, karena selama ini penelitian lebih

banyak dilakukan kepada pendamping UKM yang berbentuk lembaga. Dalam

penelitian ini, penulis fokus membahas Program Pendamping UMKM yang

dilakukan oleh pendamping individu/perorangan. Para pendamping yang menjadi

mitra dari P3UMKM harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh

P3UMKM yaitu :

8 Pusat Pengembangan Pendamping UKM, Buku Panduan P3UKM (Bandung: Pusat

Pengembangan Pendamping UKM, 2010), h. 14.

Page 19: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

a. Berpengalaman dalam pemberdayaan UMKM (minimal 3 UMKM).

b. Memiliki komitmen yang jelas dalam pembinaan UMKM.

c. Menguasai teknis pendampingan terhadap UMKM.

d. Mempunyai jaringan kerja yang luas.

e. Memiliki sumber pendanaan untuk pembiayaan operasional.9

Adapun layanan yang diberikan oleh Pendamping UMKM meliputi

kegiatan antara lain :

1. Penyusunan rencana usaha

2. Penyusunan proposal kredit/pembiayaan

3. Penyusunan administrasi keuangan

4. Promosi dan pemasaran melalui pameran-pameran

5. Temu usaha10

Mengingat begitu pentingnya pertumbuhan dan perkembangan UMKM,

maka semua faktor yang dapat memperngaruhinya harus terus diupayakan dan

dibantu dengan serius dan konsisten dari semua pihak. Baik itu pemerintah, para

pelaku UMKM, lembaga keuangan, swasta maupun masyarakat itu sendiri.

Atas latar belakang permasalahan mengenai pentingnya keberadaan UKM

dan pengembangannya yang selama ini belum komprehensif serta faktor

pendamping individu sebagai salah satu stakeholder yang sangat krusial, maka

9 Ibid, h.9.

10 Ibid, h.10.

Page 20: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

penulis melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendampingan UMKM di

Jawa Barat dengan mengambil lokasi di Kota Sukabumi dalam sebuah skripsi

dengan judul ”Peran Pusat Pengembangan Pendamping Usaha Kecil dan

Menengah (P3UKM) Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) di Kota Sukabumi”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, sangat diperlukan pembatasan beberapa

pembatasan dalam penelitiannya. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada pola dan

peran pendamping individu dalam hal ini Saudara Riki Koswara S.IP sebagai

pendamping UKM yang bekerja untuk Pusat Pengembangan Pendamping UKM

(P3UKM) Jawa Barat dan pengaruhnya terhadap perkembangan UKM binaan

yang ada di Kota Sukabumi. Pemilihan penelitian terhadap pendamping individu

dilakukan karena belum banyak penelitian sebelumnya yang dilakukan.

Dari uraian pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat

dirumuskan dalam bentuk-bentuk pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana pola pendampingan pendamping UKM yang dilakukan khususnya

oleh pendamping individu terhadap UKM di Kota Sukabumi?

2. Bagaimana perannya dalam pengembangan UKM?

3. Bagaimana pengaruh pendampingan tersebut terhadap perkembangan UKM di

Kota Sukabumi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 21: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pola pendampingan dan peran pendamping individu

dalam pengembangan UKM di Kota Sukabumi.

2. Untuk mengetahui pengaruh dari pendampingan tersebut.

Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Adanya analisis dan pembuktian terhadap pola pendampingan dan

pengembangan Pendamping Individu terhadap perkembangan UMKM

Binaan di Kota Sukabumi.

2. Ditemukannya pengaruh-pengaruh positif terhadap pengelolaan UMKM

Binaan di Kota Sukabumi.

3. Memperkaya literatur dan khasanah keilmuan terutama terkait dengan

permsalahan Program Pendamping Individu UMKM dan Kinerja Pengelola

UMKM Binaan di Kota Sukabumi serta sebagai bahan rujukan bagi peneliti

sesudah penelitian ini yang mengambil tema dan permasalahan yang serupa.

D. Revieu Studi Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang

membahas topik sejenis yang berkaitan dengan pengembangan UKM,

diantaranya:

Pertama, dalam skripsi yang berjudul Peranan Perbankan Syariah

Dalam Membangun Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus Pada Industri

Kecil Di Daerah Duri Kosambi) yang ditulis oleh Herni Murniasih (FSH UIN

Syarif Hidayatullah/Muamalat/Perbankan Syariah, 2003) meneliti tentang pola

Page 22: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

dan peran perbankan syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada UKM.

Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada pihak perbankan syariah

dan para pengusaha UKM di Daerah Duri Kosambi, Tangerang. Penelitian ini

memaparkan bahwa pola penyaluran pembiayaan secara syari’ah kepada

pengusaha kecil dan menengah memiliki kekhususan, mengingat setiap jenis

bidang usaha atau proyek yang akan dibiayai memerlukan skema fiqih yang

spesifik. Pola penyaluran dana syari’ah memiliki keunggulan komperatif

dibandingkan pola konvensional, karena pembiayaan berkaitan langsung dengan

sektor riil dan ditujukan kepada usaha yang halal, tidak ada peluang

melipatgandakan (compounding), serta lebih adil dalam mendapatkan

keuntungan dan menanggung risiko, sesuai dengan prinsip bagi hasil. Hasil

temuan penelitian ini menyatakan bahwa peranan perbankan syari’ah dalam

membangun usaha kecil dan menengah di daerah Duri Kosambi belum optimal.

Selama ini bank kurang memberikan informasi mengenai pola pembiayaan usaha

kecil dan menengah. Permasalahan mendasar dalam penyaluran pembiayaan

kepada pengusaha kecil dan menengah selain aspek permodalan, yakni

kurangnya jiwa kewirausahaan, terbelakangnya teknis produksi serta lemahnya

kemampuan dan pemasaran. Oleh karenanya, pola pembinaan, pengawasan dan

pendampingan secara teknis harus selalu dilaksanakan dalam setiap aktivitas

penyaluran pembiayaan. Di samping itu, hal-hal yang menyulitkan pengusaha

kecil untuk mengakses kredit usaha kecil disebabkan karena adanya aturan atau

tata cara permohonan kredit yang menurut kebanyakan pengusaha kecil

Page 23: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

dirasakan terlalu panjang dan berbelit-belit. Kesulitan untuk mengakses fasilitas

kredit semacam itu terutama sangat dirasakan oleh pengusaha kecil yang berada

di sektor informal.

Dalam penelitian ini, peneliti masih berfokus pada lembaga keuangan saja,

padahal pihak swasta yang telah melakukan pendampingan kepada UKM baik

yang bersinergi dengan pemerintah maupun tidak harus diteliti juga sejauh mana

peranan dan dampaknya. Penulis mencoba untuk meneliti lembaga atau individu

yang memiliki kompetensi untuk mendampingi UKM tersebut.

Kedua, dalam skripsi yang berjudul Peranan BMT Dalam Memajukan

Usaha Pedagang Kecil Di Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah (Studi

Kasus. BMT Cita Sejahtera Ciputat Tangerang). Yang ditulis oleh Maria

Ulfah (FSH UIN Syarif Hidayatullah/Muamalat/Perbankan Syariah, 2005)

meneliti mengenai pola dan peran BMT dalam mengembangkan usaha kecil.

Peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada pihak BMT Cita Sejahtera

dan para pengusaha kecil di Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini menjelaskan bahwa prinsip operasional BMT Cita Sejahtrera

sebagai sebuah lembaga keuangan mikro syariah adalah menghimpun dana dari

pihak ketiga (deposan) dan memberikan atau menyalurkan pembiayaan-

pembiayaan kepada usaha-usaha produktif atau pedagang kecil dengan

memadukan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Operasional tersebut

dibarengi dengan prinsip-prinsip yang dipahami, seperti prinsip bagi hasil,

prinsip jual beli dan prinsip nonprofit. Temuan dari penelitian ini menyatakan

Page 24: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

bahwa kontribusi yang diberikan BMT Cita Sejahtera dalam bentuk pemberian

dana pembiayaan sejumlah Rp 73.356.000,- (sampai akhir Desember 2005) dan

disalurkan kepada para nasabah yang membutuhkan modal untuk meningkatkan

kualitas usahanya. Dana ini sebagian besar (75%) ditujukan kepada para

pedagang kecil yang menjalankan kegiatan usahanya di sekitar lokasi kampus

UIN Jakarta. BMT Cita Sejahtera memberikan peran aktifnya kepada pedagang

kecil tidak hanya dengan menyalurkan dana pembiayaan saja, tetapi juga

kegiatan lain yakni memberikan bimbingan atau konsultasi usaha kepada para

nasabah pembiayaan. Hal ini diharapkan bisa membantu mereka untuk terus

meningkatkan dan memajukan usaha yang dijalankannya.

Penelitian ini juga membahas mengenai peran lembaga keuangan dalam

pengembangan UKM khususnya pedagang kecil. Perbedaan dengan penelitian

yang saya lakukan terletak pada fokus lembaga atau individu yang diteliti,

dimana saya meneliti mengenai lembaga atau individu non keuangan.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan (field research).

Studi lapangan dilakukan untuk melihat dan mengamati program, pola, dan

pengaruh pendampingan yang dilakukan oleh pendamping individu yaitu

Saudara Riki Koswara, S.IP serta mengumpulkan data-data yang diperlukan

sebagai bahan analisis.

Page 25: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif dengan

jenis deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam menganalisis,

orang, objek dan kondisi yang bertujuan untuk menggambarkan deskripsi

yang sistematis dari kondisi tersebut.

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah usaha-usaha mikro dan kecil binaan

pendamping individu yang berlokasi di Kota Sukabumi yang berjumlah 25

unit. Dengan demikian, penulis melakukan teknik sensus karena populasi

kurang dari 100.

3. Jenis data

a. Data primer

Yaitu data yang bersumber dari data-data dan informasi-informasi yang

diperoleh secara langsung dari pihak-pihak yang berkecimpung di

lapangan.

b. Data sekunder

Data yang bersumber dari penelitian kepustakaan, berupa buku-buku,

jurnal maupun data-data elektronik yang diambil dari internet yang

membahas mengenai program dan pola pendampingan UKM.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi (pengamatan)

Page 26: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Pengamatan secara langsung kepada UKM mitra binaan Saudara Riki

Koswara, S.IP yang berjumlah 25 unit untuk memperoleh data-data yang

valid. Pengamatan ini dilakukan selama dua bulan mulai bulan November

sampai Desember 2010 dengan melibatkan para pemilik UKM dan

pendamping individu.

b. Wawancara (Interview)

Mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara

lisan dan dijawab dengan lisan juga. Teknik yang digunakan berupa

wawancara terbuka dimana jawaban yang diberikan oleh responden tidak

terikat. Pertanyaan yang diajukan meliputi masalah pola pembinaan yang

dilakukan Pendamping Individu serta pengaruh dan perkembangan yang

dialami oleh mitra binaan sejak menjadi binaan Pendamping Individu

yang meliputi permodalan, jumlah tenaga kerja, dan omset penjualan.

Adapun yang menjadi responden dalam wawancara ini adalah Riki

Koswara, S.IP selaku pendamping Individu.

c. Studi dokumentasi

Mengumpulkan data-data dari laporan dan dokumen-dokumen umum

yang didapat dari pendamping individu atau dokumen-dokumen lainnya

yang berkaitan dengan masalah penelitian.

5. Analisis Data

Dalam analisis data, ada beberapa tahapan yang akan dilakukan oleh

penulis antara lain:

Page 27: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

a. Reduksi Data

Proses reduksi data adalah proses katagorisasi data. Data yang didapat

dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara akan diklasifikasikan

mana data yang lebih penting untuk dianalisis. Data-data yang diperoleh

tentang pola, peran dan pengaruh pendamping individu UKM akan

dipilah dan dipilih untuk mana data yang benar-benar signifikan

terhadap pengembangan UKM binaan.

b. Penyajian Data

Proses penyajian data adalah proses menyajikan data yang sudah

tersusun sebagai hasil dari reduksi data sehingga mendapatkan data yang

lebih terfokus. Data yang sudah spesifik tersebut akan disajikan oleh

penulis untuk melihat bagaimana signifikansi peran dan pengaruhnya

terhadap UKM binaan.

c. Analisis dan penarikan kesimpulan

Tahapan dari analisis data adalah menganalisis data-data yang sudah

spesifik tentang pola, peran dan pengaruh pendamping individu dalam

pengembangan UKM binaan. Dari hasil analisis terhadap data tersebut

maka akan ditarik kesimpulan tentang penelitian ini.

d. Pedoman Penulisan

Page 28: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Pedoman penulisan skripsi ini merujuk pada buku ”Pedoman Penulisan

Skripsi” yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

e. Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, revieu studi

terdahulu, objek penelitian, metode penelitian, pedoman penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UMKM

Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teoritis tentang

pemberdayaan dan pembinaan mulai dari pengertian, prinsip, tujuan,

fungsi dan peran serta aspek-aspek pemberdayaan UMKM. Kemudian

landasan teoritis tentang usaha mikro, kecil dan menengah mulai dari

pengertian, peranan dan masalah-masalah yang dihadapi serta upaya

pengembangannya.

BAB III PROFIL P3UKM DAN PROGRAM PENGEMBANGAN UMKM

DI KOTA SUKABUMI

Bab ini menjelaskan mengenai program pengembangan UMKM di

Kota Sukabumi yang meliputi:

a. Sejarah berdirinya

Page 29: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

b. Latar belakang, visi dan misi

c. Struktur organisasi dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

d. Pola pemberdayaan dan pembinaan

BAB IV POLA DAN PERAN PENDAMPING INDIVIDU P3UKM

DALAM PENGEMBANGAN UMKM BINAAN DI KOTA

SUKABUMI

Pada bab ini diuraikan mengenai pola dan peran pendamping individu

dalam pengembangan UKM serta pengaruh positif terhadap

perkembangan UKM binaan di Kota Sukabumi.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir dari laporan penelitian ini berisi kesimpulan dari

pembahasan bab-bab sebelumnya. Penulis akan memberikan saran dan

rekomendasi dengan harapan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

terkait.

Page 30: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

BAB II

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UMKM

A. Lembaga Pembinaan dan Pemberdayaan UMKM

1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian lembaga adalah

badan atau organisasi yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan

atau melakukan suatu usaha.11

Sedangkan individu adalah orang seorang atau

pribadi orang (terpisah dari yang lain). Kata membina berarti membangun,

mendirikan atau mengusahakan supaya lebih baik (maju, sempurna dan

sebagainya). Kata berdaya memiliki arti berkekuatan, berkemampuan atau

mempunyai akal (cara, muslihat) untuk menguasai sesuatu. Sedangkan

pembinaan berarti proses, cara perbuatan membina atau usaha, tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil

yang baik.12

Pemberdayaan masyarakat berarti meningkatkan kemampuan atau

meningkatkan kemandirian masyarakat. Dalam kerangka pembangunan

nasional, upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sisi. Pertama,

menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat

11

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1988), h. 512.

12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, h. 189.

Page 31: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

berkembang. Kedua, meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

membangun melalui berbagai bantuan, pelatihan, pembangunan prasarana dan

sarana baik fisik maupun sosial serta pengembangan kelembagaan. Ketiga,

melindungi atau memihak yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak

seimbang dan menciptakan kemitraan saing menguntungkan.13

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Pasal 1

Ayat 8 dijelaskan bahwa pemberdayaan adalah upaya

yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,

dunia usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam

bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha

terhadap usaha mikro, kecil dan menengah sehingga

mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang

tangguh dan mandiri.

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia No. 02 Tahun 2008

tentang Pedoman Pemberdayaan Business Development

Services-Provider (BDS-P) Pasal 1 Ayat 8 dijelaskan

bahwa untuk Pengembangan Koperasi dan UMKM

(KUMKM), pembinaan dan pengembangan adalah

upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan

perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

kemampuan usaha kecil agar menjadi usaha yang

tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi

usaha menengah, sebagaimana diatur menurut Undang-

Undang tentang Usaha Kecil.

2. Prinsip

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 4 menjelaskan bahwa prinsip

pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah adalah

Pertama, Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan

13

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial; Kajian Ringkas Tentang Pembangunan

Manusia Indonesia. (Jakarta: Kompas, 2007), h. 107.

Page 32: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

kewirausahaan usaha mikro, kecil dan menengah untuk

berkarya dengan prakarsa sendiri. Kedua, Perwujudan

kebijakan yang transparan, akuntabel dan berkeadilan.

Ketiga, Pengembangan usaha berbasis potensi daerah

dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi usaha

mikro, kecil dan menengah. Keempat, Peningkatan daya

saing usaha mikro, kecil dan menengah, dan Kelima,

Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian secara terpadu.

3. Tujuan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 5 menjelaskan bahwa tujuan

pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah yang

dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta adalah

Pertama, Mewujudkan struktur perekonomian nasional

yang seimbang, berkembang dan berkeadilan. Kedua,

Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha

mikro, kecil dan menengah menjadi usaha yang tangguh

dan mandiri. Ketiga, Meningkatkan peran usaha mikro,

kecil dan menengah dalam pembangunan daerah,

penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,

pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari

kemiskinan.

4. Fungsi dan Peran

Lembaga pembinaan dan pengembangan memegang peranan yang sangat

strategis dalam upaya pengembangan UMKM, yaitu sebagai salah satu

lembaga pendukung dalam program pemberdayaan dan pengembangan

UMKM di Indonesia.

5. Aspek Aspek Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 7 Ayat 1 menjelaskan bahwa

pemberdayaan UMKM yang dilakukan baik oleh

pemerintah maupun pihak swasta harus mencakup

berbagai aspek, yaitu: pendanaan, sarana dan prasarana,

informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha,

kesempatan berusaha, promosi dagang dan dukungan

kelembagaan. Sedangkan Pasal 16 Ayat 1 menjelaskan

Page 33: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

bahwa pengembangan usaha meliputi aspek: produksi

dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, serta

desain dan teknologi.

B. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Mobilitas dalam ekonomi sangat diperlukan bukan semata agar manusia

tetap survival bahkan juga untuk mengembangkan dan meraih hidup yang lebih

baik. Mobilitas semacam ini memperoleh ruang dalam al-Quran setidaknya

dengan dua ungkapan utama, yaitu intishar fi al-ard dan hijrah.14

Allah SWT

berfirman:

Artinya:

”Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;

dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung.” (QS. Al-Jumuah: 10)

Inilah letak keseimbangan yang diajarkan secara mendalam oleh Al-Quran.

Keseimbangan hidup yang harus senantiasa diaplikasikan oleh seluruh umat

Islam di muka bumi sepanjang hidupnya. Keseimbangan hidup antara kebutuhan

jasmani dan ruhani, dimana kedua hal itu akan saling menunjang dalam proses

mencapai keridhoan Allah SWT dan peran serta fungsi manusia sebagai khalifah-

14

Zakiyuddin Baidhawy, Islam Melawan Kapitalisme; Konsep-Konsep Keadilan dalam

Islam. (Yogyakarta: Resist Book, 2007), h. 100.

Page 34: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Nya di muka bumi yang harus menjaga dan merawat bumi dalam proses

pemenuhan kebutuhan jasmani.

Artinya:

”Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka

bumi Ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar

dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya,

Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka

sungguh Telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa: 100)

Dalam ayat lain, Allah SWT menjelaskan secara detil bahwa penciptaaan

bumi beserta isinya ditujukan untuk kemashlahatan manusia dan Allah SWT

menganugerahkan manusia sumber daya untuk mengelolanya dengan baik.

Artinya:

”Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di

segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-

Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. al-Mulk: 15)

Ayat di atas merupakan ajakan bahkan dorongan kepada umat manusia

secara umum dan kaum muslimin khususnya agar memanfaatkan bumi sebaik

Page 35: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

mungkin dan menggunakannya untuk kenyamanan hidup mereka tanpa

melupakan generasi sesudahnya. Dalam konteks ini, Imam Nahrowi dalam

mukaddimah kitabnya Al-Majmu menyatakan bahwa umat Islam hendaknya

mampu memenuhi dan memproduksi semua kebutuhan – walaupun jarum – agar

mereka tidak mengandalkan pihak lain.15

Allah SWT menganugerahkan nikmat yang tak terhingga kepada seluruh

umat manusia. Dia menciptakan bumi ini bulat, terapung-apung di angkasa luas,

tetapi manusia tinggal di atasnya seperti berada di tempat yang datar terhampar,

tenang dan tidak bergoyang. Dengan perputaran bumi terjadilah siang dan

malam, sehingga manusia dapat bekerja di siang hari dan beristirahat di malam

hari.

Dengan memahami ayat ini, ada beberapa hal yang dapat ditetapkan :

1. Allah SWT memerintahkan agar manusia berusaha dan mengolah alam

untuk kepentingan mereka guna mendapatkan rezeki yang halal. Hal ini

berarti bahwa manusia yang tidak mau berusaha bertentangan dengan

perintah Allah SWT.

2. Karena berusaha dan mencari rezeki merupakan perintah Allah SWT. Maka

orang yang berusaha dan mencari rezeki itu adalah orang yang menaati Allah

SWT.

15

Ibid, h. 357.

Page 36: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Yang dimaksud dengan bekerja adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

seseorang, baik sendiri atau bersama orang lain, untuk memproduksi suatu

komoditas atau memberikan jasa.16

Sebagai landasan teoritis mengenai UMKM, penulis akan membahas

secara lebih mendalam mengenai pengertian usaha mikro, kecil dan menengah,

peranan dan kontribusinya, permasalahan serta upaya-upaya pengembangannya.

1. Pengertian

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008

tentang usaha mikro, kecil dan menengah Pasal 1 Ayat

1 yang dimaksud dengan usaha mikro adalah usaha

produktif milik orang perseorangan dan/atau badan

usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha

mikro. Pasal 6 Ayat 1 menjelaskan bahwa kriterianya

adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha, atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

Sedangkan usaha kecil menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 1 ayat 2

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan atau badan usaha yang

dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan tertentu. Pasal 6 Ayat 2

menjelaskan bahwa kriteria usaha kecil ini adalah

sebagai berikut :

16

Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. (Jakarta: Gema Insani Press,

1995), h. 51.

Page 37: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) tdak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

Dengan menggunakan kriteria entrepreneurship, maka kita dapat

membagi UMKM ke dalam empat bagian:

a. Livelihood Activities, UMKM yang masuk kategori ini pada umumnya

bertujuan mencari kesempatan kerja untuk mencari nafkah. Para pelaku di

kelompok ini tidak memiliki jiwa entrepreneurship. Kelompok ini disebut

sebagai sektor informal. Di Indonesia jumlah UMKM kategori ini sangat

besar.

b. Micro Enterprise, UMKM ini bersifat pengrajin dan tidak memiliki jiwa

entrepreneurship. Jumlah UMKM ini di Indonesia juga cukup besar.

c. Small Dynamic Entreprise, UMKM ini cukup memiliki jiwa

kewirausahaan. Banyak pengusaha skala menengah dan besar yang

masuk kategori ini. Jika dididik dan dilatih dengan baik maka sebagian

dari UMKM kategori ini akan masuk ke kategori keempat. Jumlah

UMKM ini jauh lebih kecil dari jumlah UMKM yang masuk kategori satu

dan dua. Kelompok ini sudah mampu menerima pekerjaan subkontrak

dan ekspor.

Page 38: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

d. Fast Moving Entreprise, UMKM asli yang mempunyai jiwa

kewirausahaan. Kelompok ini akan menghasilkan pengusaha skala

menengah dan besar. Kelompok ini jumlahnya jauh lebih sedikit dari

UMKM kategori satu dan dua.17

2. Kontribusi dan Peranan UMKM terhadap Perekonomian Nasional

UMKM memiliki peran dan kontribusi yang cukup besar dalam

pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa indikator, antara lain : jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja,

pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan total ekspor non migas.

Berikut ini akan digambarkan perkembangan usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM) dan usaha besar dalam perekonomian Indonesia tahun

2008-2009

Tabel 2.1

Jumlah Unit Usaha UMKM dan Usaha Besar

Tahun 2008-2009

No. Indikator Satuan 2008 2009 Perkembangan

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Unit Usaha

- Mikro

- Kecil

- Menengah

- Besar

(unit)

51.414.262

50.847.771

522.124

39.717

4.650

98,90

1,02

0,08

0,01

52.769.280

52.176.795

546.675

41.133

4.677

98,88

1,04

0,08

0,01

1.355.018

1.329.024

24.551

1.416

27

2,64

2,61

4,70

3,57

0,58

Sumber:

www.depdop.go.id/phocadownload/sandingan_data_umkm_2008-2009.pdf

17

Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah

dan Koperasi. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 25-26.

Page 39: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Pertumbuhan unit usaha UMKM lebih tinggi dibandingkan dengan

usaha besar. Dalam tabel ini dapat dilihat bahwa pertumbuhan UMKM dalam

unit usaha mencapai 2,64% dari 51.409.612 unit pada 2008 menjadi

52.764.603 unit pada 2009, sedangkan usaha besar hanya 0,58 dari 4.650

menjadi 4.677. UMKM masih mendominasi pelaku usaha nasional dengan

pangsa 99,99% sedangkan usaha besar hanya sebesar 0,01%.

Tabel 2.2

Kontribusi UMKM dan Usaha Besar Terhadap Tenaga Kerja

Tahun 2008-2009

No. Indikator Satuan 2008 2009 Perkembangan

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Tenaga Kerja

- Mikro

- Kecil

- Menengah

- Besar

(orang)

96.780.483

87.810.366

3.519.843

2.694.069

2.756.205

90,73

3,64

2,78

2,85

98.886.003

90.012.694

3.521.073

2.677.565

2.674.671

91,03

3,56

2,71

2,70

2.105.520

2.202.328

1.230

(16.504)

(81.534)

2,18

1,51

0,03

(0,61)

(2,96)

Sumber:

www.depdop.go.id/phocadownload/sandingan_data_umkm_2008-2009.pdf

Usaha mikro masih mendominasi unit usaha yang mampu menyerap

tenaga kerja dalam jumlah besar yaitu sebesar 91,03% atau sebanyak

87.810.366 pekerja pada 2008 menjadi 90.012.694 pekerja pada 2009, hal ini

semakin menguatkan bahwa UMKM merupakan unit usaha yang bersifat

padat karya dan mampu mengurangi pengangguran. Sedangkan usaha besar

hanya mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2,70% atau sebanyak 2.756.205

pekerja pada 2008 menjadi 2.674.671 pada 2009.

Page 40: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Tabel 2.3

Kontribusi UMKM dan Usaha Besar Terhadap PDB

Menurut Harga Berlaku

Tahun 2008-2009

No. Indikator Satuan 2008 2009 Perkembangan

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Unit Usaha

- Mikro

- Kecil

- Menengah

- Besar

(Milyar)

4.693.809,0

1.510.055,8

472,830,3

630.339,9

2.080.582,9

32,17

10,07

13,43

44,33

5.294.860,9

1.751.644,6

528.244,2

713.262,9

2.301.709,2

33,08

9,98

13,47

43,37

601.051,9

241.588,8

55.413,9

82.923,0

221.126,2

12,81

16,00

11,72

13,16

10,63

Sumber:

www.depdop.go.id/phocadownload/sandingan_data_umkm_2008-2009.pdf

Pada tahun 2008, peran UMKM terhadap penciptaan PDB nasional

menurut harga berlaku sebesar Rp. 2.613 triliun atau sekitar 55,67%.

Kontribusi usaha mikro sebesar Rp. 1.510 triliun, usaha kecil sebesar Rp. 472

triliun dan usaha menengah sebesar Rp. 630 triliun. Sedangkan usaha besar

berkontribusi sebesar Rp. 2.080 triliun atau sekitar 44,33%.

Sedangkan pada tahun 2009, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp.

2.993 triliun atau naik 14,54% dari tahun sebelumnya dengan rincian usaha

mikro sebesar Rp. 1.751 triliun, usaha kecil sebesar Rp. 528 triliun dan usaha

besar Rp. 713 triliun. Sedangkan usaha besar berkontribusi sebanyak 43,47%

atau Rp. 2.301 triliun.

Tabel 2.4

Kontribusi UMKM dan Usaha Besar Terhadap PDB

Menurut Harga Konstan

Page 41: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Tahun 2008-2009

No. Indikator Satuan 2008 2009 Perkembangan

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1. Unit Usaha

- Mikro

- Kecil

- Menengah

- Besar

(Milyar)

1.997.938,0

655.703,8

217.130,2

292.919,1

832.184,8

32,82

10,87

14,66

41,65

2.088.292,3

682.462,4

225.478,3

306.784,6

873.567,0

32,68

10,80

14,69

41,83

90.354,3

26.758,6

8.348,1

13.865,5

41.382,2

4,52

4,08

3,84

4,73

4,97

Sumber:

www.depdop.go.id/phocadownload/sandingan_data_umkm_2008-2009.pdf

Pada tahun 2008, peran UMKM terhadap penciptaan PDB nasional

menurut harga konstan sebesar Rp. 1.165 triliun atau sekitar 58,35%.

Kontribusi usaha mikro sebesar Rp. 655 triliun, usaha kecil sebesar Rp. 217

triliun dan usaha menengah sebesar Rp. 292 triliun. Sedangkan usaha besar

berkontribusi sebesar Rp. 832 triliun atau sekitar 41,65%.

Sedangkan pada tahun 2009, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp.

1.214 triliun atau naik 4,20% dari tahun sebelumnya dengan rincian usaha

mikro sebesar Rp. 682 triliun, usaha kecil sebesar Rp. 225 triliun dan usaha

besar Rp. 306 triliun. Sedangkan usaha besar berkontribusi sebanyak 41,83%

atau Rp. 873 triliun.

Tabel 2.5

Kontribusi UMKM dan Usaha Besar Terhadap Total Ekspor

Non Migas

Tahun 2008-2009

No. Indikator Satuan 2008 2009 Perkembangan

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Page 42: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

1. Unit Usaha

- Mikro

- Kecil

- Menengah

- Besar

(Milyar)

983.540,4

16.464,8

40.062,5

121.481,0

805.532,1

1,67

4,07

12,35

81,90

953.089,9

14.375,3

36.839,7

111.039,6

790.835,3

1,51

3,87

11,65

82,98

(30.450,5)

(2.089,5)

(3.222,8)

(10.441,4)

(14.696,8)

(3,10)

(12,69)

(8,04)

(8,60)

(1,82)

Sumber:

www.depdop.go.id/phocadownload/sandingan_data_umkm_2008-2009.pdf

Kontribusi UMKM terhadap total ekspor non migas pada tahun 2008

sebesar Rp. 178 triliun atau 18,10% dengan rincian usaha mikro sebesar Rp.

16 triliun, usaha kecil sebesar Rp. 40 triliun dan usaha menengah sebesar Rp.

121 triliun, sedangkan usaha besar mendominasi dengan kontribusi sebesar

Rp. 805 triliun atau 81,90%.

Sedangkan pada tahun 2009, kontribusi UMKM sebesar Rp. 162

triliun atau 17,02% turun sebesar 8,85% dari tahun sebelumnya dengan

rincian usaha mikro sebesar Rp. 14 triliun, usaha kecil sebesar Rp. 36 triliun

dan usaha menengah sebesar Rp. 111 triliun. Adapun usaha besar

berkontribusi sebesar Rp. 790 triliun atau 82,98%.

3. Masalah-Masalah yang Dihadapi

Permasalahan internal usaha mikro, kecil dan menengah meliputi:

a. Rendahnya profesionalisme tenaga pengelola usaha UMKM.

b. Keterbatasan permodalan dan kurangnya akses terhadap perbankan dan

pasar.

c. Kemampuan penguasaan teknologi yang masih kurang.

Sedangkan permasalahan eksternal meliputi:

Page 43: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

a. Iklim usaha yang kurang menguntungkan bagi pengembangan usaha

kecil.

b. Kebijakan pemerintah yang belum berjalan seperti yang diharapkan

c. Kurangnya dukungan.

d. Masih kurangnya pembinaan, bimbingan manajemen dan peningkatan

sumber daya manusia.18

Beberapa hasil penelitian juga menyebutkan bahwa faktor kegagalan

sektor usaha kecil untuk berkembang antara lain; Pertama, Lemahnya

kemampuan di dalam pengambilan keputusan. Kedua, Ketidakmampuan

dalam manajemen. Ketiga, Kurang berpengalaman. Keempat, Lemahnya

pengawasan keuangan.19

Sedangkan kelemahan usaha kecil dapat dikategorikan ke dalam 2

aspek yaitu kelemahan stuktural dan kelemahan kultural.

1. Kelemahan Struktural

Merupakan kelemahan dalam struktur perusahaan, misalnya dalam bidang

manajemen dan organisasi, pengendalian mutu, pengadopsian dan

penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja masih

lokal dan terbatasnya akses pasar.

2. Kelemahan Kultural

18

Ahmad Erani Yustika, Perekonomian Indonesia; Deskripsi, Preskripsi dan Kebijakan.

(Malang: Bayu Media Publishing, 2006), h. 41.

19 Ibid, h.42.

Page 44: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Kelemahan ini berdampak terhadap terjadinya kelemahan struktural.

Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan

lemahnya berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan,

pemasaran dan bahan baku, seperti:

a. Informasi peluang dan cara memasarkan produk.

b. Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan

mudah didapat.

c. Informasi untuk mendapatkan fasilitas dan bantuan pengusaha besar

dalam menjalin hubungan kemitraan.

d. Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain,

kualitas maupun kemasannya.

e. Informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan

yang terjangkau.20

4. Upaya-upaya Pembinaan dan Pengembangan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta

dalam upaya membina dan mengembangankan UMKM menjadi pelaku usaha

yang tidak hanya tahan banting, juga menjadi pelaku yang profesional dan

berdaya saing tinggi.

20

Suryana, Kewirausahaan; Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. (Jakarta:

Salemba Empat, 2009), h. 121-122.

Page 45: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Sejarah mencatat, berbagai program pengembangan UMKM seperti

Bimas (Bimbingan Masyarakat) tahun 1967, Kredit Investasi Kecil (KIK)

tahun 1975, Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Kecil (P4K) tahun 1982,

Kredit Kelayakan Usaha (KKU) tahun 199021

sampai program yang paling

baru yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program-program tersebut hanya

bersifat ad hoc dan tidak menggandeng stakeholder lain yang juga dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan UMKM secara maksimal.

Permasalahan UMKM tidak hanya terletak pada kesulitas

permodalan22

semata, tetapi juga berbagai faktor teknis dan non teknis lainnya

seperti administrasi, produksi, pemasaran, SDM, perizinan, dan teknologi.

Sehingga, upaya-upaya pengembangannya pun harus meliputi berbagai faktor

yaitu :

1. Permodalan

Faktor ini sudah menjadi perhatian serius khususnya oleh

pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai program yang dikeluarkan

mayoritas didominasi oleh program-program permodalan baik tanpa

agunan maupun dengan agunan.

21

Krisna Wijaya, Analisis Pemberdayaan Usaha Kecil. (Bogor: Wirausaha Muda, 2002), h.

39-94.

22 Endah Widayati dan Pupu Marfuah dalam bukunya Are You An Entrepreneur? lebih luas

menjelaskan permodalan bahwa permasalahan ini tidak hanya menyangkut finansial/keuangan, tetapi

juga SDM, sarana/prasarana, sosial dan alam.

Page 46: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

2. Administrasi

Membantu pelaku usaha kecil mengatur pembukuan dan

memisahkan antara keuangan perusahaan dengan keuangan keluarga.

3. Produksi

Menggunaan teknologi tepat guna, sehingga lebih efisien dalam

memproduksi barang/jasa yang dihasilkan.

4. Sumber Daya Manusia

Melakukan pendampingan berupa pelatihan dan pendidikan secara

berkesinambungan mengenai konsep kewirausahaan dan faktor-faktor

lainnya.

5. Pemasaran

Membantu pelaku usaha untuk lebih giat memasarkan produknya

baik melalui media massa khusus UMKM maupun pameran dan temu

usaha.

6. Perizinan

Menyederhanakan sistem perizinan dan mengurangi – bahkan

menghilangkan – pungutan-pungutan liar yang masih sering terjadi.

7. Teknologi

Peran teknologi khususnya teknologi informasi sangat besar bagi

perkembangan UMKM. Teknologi ini tidak hanya dimanfaatkan dalam

hal produksi tapi juga untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan.

Page 47: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Menurut Khusnul Ashar (2006)23

Pada konteks pelaku usaha kecil, peran

teknologi informasi sangat penting mengingat kompetitor atau pesaing

UMKM tidak hanya dari bisnis lokal atau regional tetapi telah melibatkan

pelaku usaha bisnis berskala internasional.

23

Khusnul Ashar et al, Analisis Makro dan Mikro; Jembatan Kebijakan Ekonomi Indonesia.

(Malang: BPFE Unibraw, 2006), h. 156.

Page 48: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

BAB III

GAMBARAN UMUM

LEMBAGA P3UKM DAN PENDAMPING INDIVIDU

A. Profil Pusat Pengembangan Pendamping UKM (P3UKM) Jawa Barat

1. Sejarah Singkat

Ide awal pembentukan P3UKM terinspirasi oleh Kesepakatan Bersama

antara Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia dengan

Gubernur Bank Indonesia tentang Penanggulangan Kemiskinan melalui

Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM),

dimana Surat Kesepakatan Bersama tersebut ditandatangani 22 April 2002.

Dalam rangka implementasi Kesepakatan Bersama, maka pada tanggal 3

Oktober 2002 bertempat di kantor Bank Indonesia Bandung dilakukan diskusi

mengenai pengembangan Service Provider Management Unit (SPMU) yang

dikenal juga dengan sebutan Business Development Service Provider (BDSP),

Inkubator Bisnis dan Pendamping UKM, dalam rangka meningkatkan akses

UKM terhadap layanan pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan

lainnya.24

Dalam diskusi yang melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Bank

Indonesia, Perbankan, Perguruan Tinggi, Inkubator Bisnis serta UKM terpilih,

24

Pusat Pengembangan Pendamping UKM, Buku Panduan P3UKM (Bandung: Pusat

Pengembangan Pendamping UKM, 2010), h.1.

Page 49: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

disepakati bahwa Service Provider Management Unit (SPMU) sebagai

lembaga penyedia jasa yang bergerak di bidang pengembangan UKM perlu

diberikan penguatan kompetensi, khususnya di bidang keuangan. Sedangkan

untuk pengembangan SPMU perlu dibentuk Service Provider Management

Center (SPMC)

Pengembangan Service Provider Management Unit (SPMU) diharapkan

dapat mendekatkan hubungan UKM dengan perbankan yang terkendala,

karena :

a. Adanya kesenjangan komunikasi antara UKM dengan perbankan.

b. Perbankan memiliki keterbatasan informasi dan sumber daya dalam

melayani UKM.

c. Potensi jumlah BDSP atau Pendamping UKM cukup besar, namun jasa

yang ditawarkan kurang relevan dengan kebutuhan UKM dan perbankan.25

Dalam diskusi tanggal 5 November 2002 di Kantor Bank Indonesia

Bandung disepakati SPMC akan segera dibentuk dan pada tanggal 13-15

Desember 2002 diselenggarakan lokakarya penyusunan rencana operasional

SPMC.

Pada tanggal 13 Februari 2003 bertempat di Gedung Bank Indonesia

Bandung dilaksanakanlah penandatanganan Kesepakatan Bersama antara

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Bapak Maulana Ibrahim dengan Gubernur

Jawa Barat, Bapak H. Nuriana tentang pembentukan Pusat Pengembangan

25

Ibid, h.1.

Page 50: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Lembaga Jasa Pengembangan Usaha (PPLJPU). Nama tersebut dipilih sebagai

terjemahan dari SPMC. Pengkajian ulang terhadap nama PPLJPU pada

akhirnya diganti menjadi Pusat Pengembangan dan Pendamping Usaha Kecil

Menengah (P3UKM). Selanjutnya pada tanggal 31 Juli 2008 MoU

diperbaharui oleh Gubernur Jawa Barat dan Deputi Gubernur Bank Indonesia.

Pada tanggal 11 Juli 2003, Gubernur Jawa Barat H. Danny Setiawan dan

Deputi Gubernur Bank Indonesia Maulana Ibrahim meresmikan pendirian

P3UKM dan dalam kesempatan ini diresmikan pula Anggota Dewan P3UKM

Jawa Barat untuk pertama kalinya sebagai berikut :

Ketua : Dr. Sjoko Sarwono, SH, MA. (PBI Bandung)

Wk. Ketua : H. Remi Tjahari, SE (Ka. Dinas KUKM Prop. Jawa Barat)

Anggota : Tb. Hisni (Ka. Biro Sarana Perekonomian Jawa Barat)

: Drs. Asmawi Syam, MM (Pinwil BRI)

: Ir. Hariharmono Busiri (PC Bandung Bank Bukopin)

: Abas S. Somantri, S.Pd, M.Pd (Direktur Bank Jabar)

: Albert A. A. Orah (Pinwil Bank Niaga)

: M. Budi Utomo (Pinwil Bank Danamon)

: Drs. Darwin Suzandi, MBA (Pinwil BNI)

: Ir. Kemal Ranadireksa, MBA (Pinwil Bank Mandiri)

: Hardi Juganda (Direktur Bank NISP)

: Drs. Yoyo Kartoyo, MM (Ketua Kadin Jawa Barat)

: Herman Muhtar (Ketua Kadin Bandung)

Page 51: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

: Dr. Rina Indiastuti (Ketua LP3E Unpad)

: Dr. ABM Witono Philosopy (Kepala UPTPB Unpar)

: Ir. Tika Noorjaya (Wakil dari BDS Baden Wurttenberg)

: Ir. H. Iwan Sofwan (Wakil dari Pusat Inkubator IKOPIN)

: Ir. HR. Adang Akhdiyat, MM (Ketua Forum BDS)

: Ir. Yuliarso (Pincab Perum Sarana Pengembangan Usaha)

: IGM Mardika, S.Sos (Pincab PT. Askrindo)

2. Visi dan Misi

Visi P3UKM adalah menjadi lembaga yang dapat mempererat hubungan

antara PUKM dan UMKM dengan lembaga keuangan/perbankan. Sedangkan

misinya menjadikan PUKM sebagai lembaga yang profesional dalam

mengembangkan UMKM.26

3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan P3UKM adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas PUKM

sehingga dapat meningkatkan kemampuan akses UMKM terhadap layanan

keuangan dari lembaga keuangan/perbankan.27

Adapun manfaat lembaga ini, sebagai berikut :

26

Ibid, h.8.

27 Ibid, h.8.

Page 52: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

a. Bagi perbankan, dapat dijadikan sumber informasi mengenai PUKM untuk

diajak bermitra dalam penyaluran kredit kepada UMKM sehingga dapat

mengeliminasi risiko kredit/pembiayaan.

b. Bagi PUKM, dapat menjadi tempat konsultasi mengenai prosedur

perkreditan perbankan dan pola pengembangan koperasi dan UMKM.

c. Bagi UMKM, dapat menjadi sumber informasi mengenai PUKM yang

dapat membantu akses UMKM kepada perbankan.28

4. Struktur Organisasi

Penasehat : Gubernur Jabar dan Deputi Gubernur Bank Indonesia

Dewan

Ketua Dewan : Pemimpin Bank Indonesia Bandung

Wakil Ketua : Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat

Anggota :

Pemerintah Propinsi Jawa Barat (Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat,

Biro Sarana Perekonomian Jawa Barat, Dinas Indag Agro). Lembaga

keuangan/Perbankan di wilayah Jawa Barat (pemimpin Bank Indonesia

Tasikmalaya, pemimpin Bank Indonesia Cirebon, Bank Jabar, Bank NISP,

Bank Mandiri, Bank BNI, Ban BRI, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, PT.

Sarana Jabar Ventura, PNM). Asosiasi (Kadin Propinsi Jawa Barat, Kadin

Kota Bandung). Perguruan Tinggi (PIBI IKOPIN). Lembaga Penjamin Kredit

(Perum SPU dan PT. Askrindo)

28

Ibid, h.8.

Page 53: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Badan Pelaksana :

Orang-orang profesional dan berpengalaman dalam pengembangan UMKM.29

Gambar 3.1

Struktur Organisasi P3UKM

Sumber :

Buku Panduan P3UKM

Pusat Pengembangan Pendamping UKM Tahun 2010

Hal. 10

5. Profil PUKM Mitra P3UKM

Untuk menjadi pendamping mitra P3UKM , ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi, yaitu :

a. Berpengalaman dalam pemberdayaan UMKM.

29

Ibid, h. 8-9.

Tim Penasehat Dewan P3UKM

Sekretaris Dewan

Badan Pelaksana

Manajer

Sekretaris

Divisi Administrasi

dan keuangan

Koordinator Wilayah Kerja

KBI Cirebon dan

Tasikmalaya

Divisi Pengembangan

PUKM

Page 54: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

b. Memiliki komitmen yang jelas dalam pembinaan UMKM.

c. Menguasai teknis pendampingan terhadap UMKM.

d. Mempunyai jaringan kerja yang luas.

e. Memiliki sumber pendanaan untuk pembiayaan operasional.30

6. Jasa-jasa yang diberikan oleh PUKM Mitra P3UKM

Adapun jasa yang diberikan oleh pendamping adalah:

a. Penyusunan rencana usaha UMKM.

b. Penyusunan proposal kredit.

c. Penyusunan laporan keuangan.

d. Monitoring dan supervisi kredit/pembiayaan.

e. Pengembangan bisnis UMKM.31

7. Kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan

Tahun 2003

Fokus kegiatan P3UKM pada tahun 2003 adalah rekrutmen pegawai,

membangun sistem dan perangkat operasi organisasi, sosialisasi lembaga

P3UKM pada pihak perbankan, UKM dan PUKM. Dilanjutkan dengan

penyusunan modul-modul pelatihan, pendataan terhadap PUKM yang

tersebar di seluruh Jawa Barat dan pelatihan PUKM. Pada tahun 2003,

30

Ibid, h.9.

31 Ibid, h.10.

Page 55: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

P3UKM berhasil mendata 125 PUKM, pelatihan dasar bagi 28 PUKM

dan pelatihan jasa laporan keuangan bagi 21 PUKM.32

Tahun 2004

Pelatihan dan Akreditasi PUKM Mitra

Pelatihan PUKM pada tahun 2004 berupa pelatihan dasar untuk 22

PUKM pelatihan laporan keuangan untuk 22 PUKM, 10 PUKM

memperoleh pelatihan jasa proposal kredit dan 18 PUKM mendapatkan

pelatihan monitoring kredit.

Dari serangkaian pelatihan dan pembinaan yang telah dilakukan,

ditetapkan sebanyak 21 PUKM mendapatkan akreditasi sebagai

pendamping UKM dalam meningkatkan akses terhadap layanan

pembiayaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Pengembangan Sistem Data dan Informasi (SIDAIN)

Mengingat pentingnya peranan teknologi informasi (TI) dalam sistem

informasi organisasi, maka P3UKM berinisiatif mengembangkan Sistem

Data dan Informasi (SIDAIN) yang diharapkan mampu menjadi pusat

data dan informasi yang dapat diakses oleh pihak-pihak yang

membutuhkan.33

Tahun 2005

32

Ibid, h.3.

33 Ibid, h.3.

Page 56: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Pelatihan dan Akreditasi PUKM Mitra

Pada tahun 2005 P3UKM menyelenggarakan pelatihan dasar bagi 13

PUKM dan pelatihan jasa lainnya bagi 26 PUKM Mitra. Selain itu,

dilakukan pula proses akreditasi bagi 13 PUKM Mitra yang telah

memenuhi persyaratan, sehingga secara keseluruhan P3UKM telah

mengakreditasi 34 PUKM.

Sasaran Kinerja PUKM

Sebelumnya dalam visi, misi, tujuan dan manfaat P3UKM tidak

dicantumkan usaha mikro sebagai sasaran kinerja PUKM, tetapi dalam

Rapat Dewan P3UKM tanggal 1 Februari 2005 diamanatkan bahwa usaha

mikro harus menjadi sasaran kinerja dari PUKM, sehingga sebutan bagi

UKM berubah menjadi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)

Program Kasku

Program Kasku (Kupon Akses Keuangan) diluncurkan dengan maksud

untuk meningkatkan akses UMKM terhadap lembaga keuangan melalui

pemanfaatan teknologi informasi. Pihak yang terlibat adalah tujuh bank

sponsor (Bank Syarah Mandiri, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Bukopin,

Bank Niaga, Bank Commonwealth dan Bank Jabar), Swisscontact, HU

Pikiran Rakyat dan Radio Mara.34

Tahun 2006

34

Ibid, h.4.

Page 57: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Organisasi Pusat Pendampingan Pengembangan Pendamping Usaha

Kecil dan Menengah

Pada tahun 2006 terjadi perubahan organisasi yang cukup besar, yaitu

pergantian manajer, bergabungnya PT. Sarana Jabar Ventura, Dinas Indag

Agro Jawa Barat, PNM, Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat

sebagai anggota Dewan P3UKM, peleburan Divisi seleksi dan pelatihan,

Divisi sertifikasi dan penelitian, serta Divisi supervisi ke dalam Divisi

Pengembangan PUKM, serta pendirian Divisi Bisnis sebagai upaya

mengantisipasi isu kemandirian P3UKM.

Pelatihan dan akreditasi PUKM Mitra

Pada tahun 2006 P3UKM menyelenggarakan pelatihan dasar bagi 105

PUKM dari KADIN dan sarjana pendamping. Selain itu, 2 PUKM Mitra

telah memenuhi persyaratan diakreditasi.35

Tahun 2007

Organisasi Pusat Pengembangan Pendamping Usaha Kecil dan

Menengah.

Bertambahnya anggota dewan P3UKM yaiu Pemimpin Bank

Indonesia Cirebon dan Pemimpin Bank Indonesia Tasikmalaya.

Strategi Rekruitas PUKM Mitra

Strategi Rekruitasi PUKM Mitra P3UKM awalnya hanya ditujukan

untuk PUKM lembaga yang dalam prosesnya melalui pelatihan dasar dan

35

Ibid, h.4-5.

Page 58: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

proses akreditasi (single entry strategy), namun melihat perkembangan

yang terjadi dibutuhkan strategi lain untuk meningatkan kualitas dan

kuantitas PUKM. Pada tahun 2007 P3UKM memutuskan double entry

strategy sebagai strategi rekruitasi selain dilakukan kepada PUKM

lembaga juga perlu PUKM individu yang kemudian akan diwadahi dalam

Associate Consultant P3UKM.

Pelatihan dan Akreditasi PUKM Mitra

Pada tahun 2007 P3UKM mengakreditasi 9 PUKM individu.36

Tahun 2008

Pendirian Kantor Cabang P3UKM

Untuk meningktakan produktivitas dan memperluas jangkauan

P3UKM, maka didirikan kantor cabang P3UKM di Cirebon dan

Tasikmalaya, kedua cabang tersebut berkantor di kantor Bank Indonesia

Cirebon dan Tasikmalaya.

Pelatihan dan akreditas PUKM Mitra

Pada tahun 2008 P3UKM memberikan pelatihan dasar kepada 29

PUKM Mitra P3UKM dan mengakreditasi 3 PUKM individu.37

Tahun 2009

Fokus dalam meningatkan peran dan jumlah pendamping UMKM.

36

Ibid, h. 5.

37 Ibid, h. 6.

Page 59: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Dalam usia yang ke-6 Pusat Pengembangan Pendamping UKM berupaya

untuk meningkatkan pendampingan kepada UMKM untuk akses ke

perbankan, melalui fasilitasi pendampingan PUKM target kredit pada

tahun 2009 sebesar Rp. 250 milyar dan 6.000 debitur serta penambahan

jumlah Pendamping UKM sebanyak 100% atau menjadi 90 PUKM

(Pendamping UKM)

Koordinasi dengan dinas terkait di lingkungan pemerintah provinsi

yang membina UMKM melalui sinergitas program kegiatan pembinaan

dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Jawa Barat.

Pelatiah dan akreditasi PUKM Mitra

Pada tahun 2009 Pusat Pengembangan Pendamping UKM

memberikan pelatihan dasar kepada 100 orang dalam 4 paket pelatiahan

dan mengakreditasi 2 PUKM lembaga dan 38 PUKM individu.38

Kerjasama Lembaga

12 Agustus 2009 dilakukan penandatangan MoU antara Yayasan Batik

Jawa Barat dengan Pusat Pengembangan Pendamping UKM dalam

rangka pengembangan UKM Batik di Jawa Barat.

Kerjasama Kelembagaan

a. Lembaga keuangan : Allianz Life Indonesia

38

Ibid, h. 7.

Page 60: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

b. Pemerintah : Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota dan

Kabupaten Bandung, Kementerian Perindustrian, BPPT, B2TTG

LIPI, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

c. BUMN : Bio Farma, Pertamina, PTPN VIII

d. Perguruan tinggi : IKOPIN, Unpad, Unpar, ITB, Unisba, STT Tekstil

e. Asosiasi : Kadin Provinsi Jawa Barat, Kadin Kota/Kab se-Jawa

Barat, LPNU Kota/Kab se-Jawa Barat, Perbarindo Jawa Barat.

f. Lembaga internasional: Swisscontact, IFC Pensa, GTZ, USAID, In

Went

g. Swasta : HM Sampoerna, Bogasari Flour Mills

h. Media Massa : Tempo Inti Media, Radio Mara, Pikiran Rakyat39

Tabel 3.1

Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank

Yang Telah Bekerjasama Dengan PUKM Mitra P3UKM

(Periode 2004-2010)

No. Nama lembaga No. Nama Lembaga

1 Bank Mandiri 19 Bank Ekspor Indonesia

2 Bank Syariah Mandiri 20 BCA

3 Bank Negara Indonesia 21 PT. SJV

4 Bank Rakyat Indonesia 22 Bank Saudara

5 Bank Jabar 23 Bank Artha Graha

6 Bank Jabar Syariah 24 Bank Bumiputera

7 BTPN 25 BTN

8 Bank Permata 26 Bank Commonwealth

9 Bank Bukopin 27 BNP

39

Ibid, h. 7.

Page 61: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

10 Bank Bukopin Syariah 28 Bank Danamon

11 Bank Muamalat 29 Bank Haga

12 Bank Niaga UKM Center 30 Bank Jasa Artha

13 Bank Niaga Syariah 31 BPR KS

14 Bank Mega 32 BPR Niaga Mitra

15 Bank NISP 33 BPR Swamitra

16 Bank Panin 34 BPR Kota Bandung

17 Bank Artos Indonesia 35 BPR Sadayana Artha

18 Bank Buana

Sumber :

Buku Panduan P3UKM

Pusat Pengembangan Pendamping UKM Tahun 2010

Hal. 12

Gambar 3.2

Proses Seleksi, Pelatihan dan Sertifikasi Jasa PUKM Mitra

Laporan Bank Laporan PUKM

Gagal

Sumber :

Buku Panduan P3UKM

Pusat Pengembangan Pendamping UKM Tahun 2010

Hal. 13

Publikas

i

Sosialisasi

dan Seminar

Informasi

Registrasi

Calon PUKM

Mitra

Seleksi

Penilaian

Pelatihan

Dasar Ujian Akreditas

i

Pelatihan

Jasa*) Ujian

MoU

(Bank + PUKM)

Data dari

Instansi

Aplikasi

Langsung

Pengalaman

pendamping

UKM > 1

Thn

Komitmen

dalam

pembinaan

umum

Basis

Data

Sertifikas

i**)

Monitoring dan

Evaluasi

Kemampuan

membantu

laporan keuangan

UMKM

Jumlah proposal

kredit UMKM

yang disetujui

Bank

Networking

(lokal, nasional,

internasional)

Kemampuan

membantu

pengembangan

bisnis UMKM

Kualitas kredit

UMKM binaan

Standar Kinerja

Pencabutan

sertifikat

Page 62: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Tabel. 3.2

Daftra Nama PUKM Mitra P3UKM

Periode 2003-2010

Wilayah Bandung, Tasikmalaya dan Cirebon

No Nama Bentuk Kota Alamat

1 Ahmad Radea Individu Kab. Sumedang Dsn. Sirnagalih RT.

02/X Ds. Mekargalih

Kec. Jatinangor

2 Enung Supartini Individu Kab. Sumedang Dsn. Sirnagalih RT.

02/X Ds. Mekargalih

Kec. Jatinangor

3 Sopari Individu Kota Bandung Komp. Surapati Core

blok AB-31

4 Cecep Parhanudin Individu Kab. Sukabumi Jl. Mawar No. 15 Perum

Gunung Jaya Permai

5 Herry Marthadjaya Individu Kota Bandung Jl. Jupiter Utama II E2-

13 Ciateul No. 60

6 Agus Suhardi Individu Kab. Subang Komp. BTN Griya

Pesona Praja E5 No. 19

7 Dewi Reni Individu Kota Bandung Jl. Cikutra Baru Raya 1

8 Dedi Hidayat Individu Kab. Bandung Jl. Awibitung Gg.

Jembar III No. 26A

9 Taufik Suhadani Individu Kota Bandung Jl. Marga Indah I No. 7

10 George Zainal Haddy Individu Kota Bandung Jl. Ligarsari III No. 3

11 Cep Anton Firtana Individu Kota Bandung Jl. Cibiru Tonggoh 1

12 Umar Kusumah Individu Kota Bandung Jl. Kasuari I RT. 4/9

Kel. Maleber

Page 63: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

13 Budi Arisandie Individu Kota Bandung Jl. Asia Afrika No. 158-

160

14 Ahmad Soemariana Individu Kota Bandung Komp. Bumi

Panyawangan, Jl.

Meranti Timur II No. 16

15 Rima H. Soemariana Individu Kota Bandung Komp. Bumi

Panyawangan, Jl.

Meranti Timur II No. 16

16 Iskandar Riza Individu Kota Bandung Komp. Cibolerang Blok

K 48 RT. 7/7

Margahayu Utara

17 Moh. Zoemadi Individu Kota Bandung Jl. Pasundan Gg.

Cakradiredja 177/18B

18 Tatang Tisnasenjaya Individu Kab. Bogor Jl. Pangeran Sogiri 19

19 Popo Wahyudi Individu Kota Bandung Jl. Kawaluyaan Indah I

No. 10B

20 Asep Sudirman Individu Kota Bandung Jl. Marga Indah I No. 7

21 R. Harry Mulyawan Individu Kota Bandung Jl. Nilem B 10

Rancaekek Wetan

22 Dyan Gunawan Individu Kab. Bogor Jl. Gagak No. 12 RT.

1/9 Ds./Kel. Gunung

Putri

23 M. Hasanudin S.PdI Individu Kab. Sukabumi Cibolang Kaler Tipar

Cisaat RT. 1/5 Ds/Kel.

Sawah Gede

24 Riki Koswara Individu Kota

Sukabumi

Jl. Lettu Bakri Gg.

Berikari III

Nyomplong

Page 64: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

25 Didin N Individu Kab. Depok Jl. Raya Mukhtar No.

02 RT. 1/1 Sawangan

26 M. Ridwan, SE Individu Kab. Depok Jl. Masjid Nurul Fatah

No. 31 RT. 1/3 Ds/Kel.

Bojongsari

27 Edi Gunawan Individu Kota Bandung Jl. Kb. Sirih No 108

28 Subhan Hasanudin,

S.Hut

Individu Kab. Cianjur Jl. Sindanglaya No. 29

Kp. Pasir Cina RT. 1/5

29 BIMMA Lembaga Kota Bandung Jl. Suryalaya Barat I

No. 7

30 Al-Amwal Institute Lembaga Kota Bandung Jl. Cibaduyut Gg. Ibu

Ipong No. 57

31 Aspek DKM Lembaga Kota Bandung Jl. Raya Cipadung No.

105 Cibiru

32 Bina Insan Mandiri Lembaga Kota Bandung Jl. AH Nasution Sukup

Raya No. 1

33 Profex Lembaga Kota Bandung Jl. Wijaya Kusuma III

No. 34 Cijambe Indah

34 PUPUK Lembaga Kota Bandung Jl. H. Wasid No. 29

35 Pusat Layanan

Agribisnis dan

Pengembangan

(PLAP)

Lembaga Kota Bandung Jl. Permata Bumi Raya

Kav. 6 Arcamanik

36 Swadayamas Jayagiri Lembaga Kota Bandung Jl. Asia Afrika No. 141-

149 Lt. 6

37 Pinbuk Bekasi Lembaga Kota Bekasi Jl. Jayagiri No. 66

38 Riyadhul Amanah Lembaga Kab. Cianjur Jl. Hasanudin No. 5 Gg.

Juang Tambun

Page 65: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

39 Bina Mitra Usaha Lembaga Kota Cirebon Jl. Taifur Yusuf No. 29

40 Koperasi Mitra

Usaha Mandiri

Lembaga Kota Sukabumi Komp. Duta Regency

Kav. 1 A/6

41 Yayasan Tarbiyah

Islamiyah

Lembaga Kota Sukabumi Kp. Lunjuk Hilir RT.

5/13 Jl. Suryalaya Ds.

Talagasari

42 LPPU Sumedang Lembaga Kab. Sumedang Jl. RA Kosasih No. 246

43 Pinbuk Sumedang Lembaga Kab. Sumedang Jl. Veteran No 66 Cisaat

44 CV. Artha Multi

Bisnis Consulting

(AMC)

Lembaga Kota Bandung Komp. Islmic Center Jl.

Kutamaya No. 25

45 Koperasi Agribisnis

dan Agroindustri

(KOPAGRO)

Lembaga Kota Bandung Jl. Suryalaya Barat I

No. 7

46 Koperasi Pertanian

Mitra Sukamaju

Lembaga Kab. Bandung

Barat

Jl. Pasirlangu RT. 3/3

Pasirlangu Cisarua

47 Kop. Wirausaha

Nasional Jabar

Lembaga Kota Bandung Jl. Talaga Bodas No. 31

48 Lembaga Bantuan

Manajemen (LBM)

Lembaga Kota Bandung Jl. RE Martadinata No.

119

49 LPK & UKM Lembaga Kota Bandung Jl. Venus Barat Kav. 9-

11 Komp. Margahayu

Raya

50 LPWIBI Bandung Lembaga Kota Bandung Jl. Jakarta No. 28

51 Prokonsul Lembaga Kota Bandung Jl. Gunung Rahayu I

No. A17

52 PUKM IKOPIN Lembaga Kab. Bandung Kaw. Perguruan Tinggi

IKOPIN KM. 20,5

Page 66: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

53 PB UNPAD Lembaga Kota Bandung Jl. Dipati Ukur No. 36

54 BDS HIKAM Lembaga Kota Bandung Jl. Srimahi Baru No. 7

55 BPPKU Kadin Lembaga Kota Bandung Jl. Talaga Bodas No. 31

56 STIE Pasim Lembaga Kota Sukabumi Jl. Letda T. Asmita 5

Tasikmalaya

57 Drs. Apendi Sohib Individu Kota

Tasikmalaya

Perum Balokang Blok

D 238-240

58 H. Kinding Hidayat

Maja

Individu Kota Banjar Jl. Pesantren Cibeunteur

No. 8 Banjar Kolot

59 Iwan Setiawan, SE Individu Kab. Ciamis Dsn. Pabrik RT. 14/7

Desa Cihalarang

60 Elis Hoerur

Rahmawati

Individu Kab. Ciamis Jl. Yos Sudarso No. 59

61 Syamsiar H. Sandiah Individu Kota Banjar Jl. Siluman RT. 24/11

Desa Cihalarang

62 Jojo Sutarjo Individu Kota

Tasikmalaya

Jl. Peta No. 37

63 Ade Mohamad NZ Individu Kab.

Tasikmalaya

Gn Sumur RT. 1/8

Cikadongdong

64 Arif Hidayatullah,

SH

Individu Kota Banjar Dsn Sindangdalih RT.

5/3 Ds. Neglasari

65 Eko Yulianto Individu Kota Banjar Dsn. Sindanggalih RT.

1/6 Ds. Rejasari Kec.

Langensari

66 Ade Haditna Individu Kota Banjar Jl. Letjen Suwanto No.

52 Parungsari

67 Juni Harto Individu Kota Banjar Dusun Cijurey Desa

Kujangsari

Page 67: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

68 Ahmad Ibrahim

Badri

Individu Kab.

Tasikmalaya

Jl. Raya Cintaraja No.

44 RT. 13/3 Cintaraja

69 Enin Tursini, S.P Individu Kab. Ciamis Jl. Ir. H. Juanda Komp.

Pemkot

70 Andi Rustandi Individu Kab. Ciamis FE Universitas

Siliwangi Jl. Siliwangi

No. 24

71 Yuyun H. Rosyid Individu Kab.

Tasikmalaya

Kamp. Rancamaya

Cipasung Ds. Cipakat

72 Deti Kania Sari Individu Kab.

Tasikmalaya

Jl. Raya Rajapolah 293

73 Iwan Sugianto, SE Individu Kota Banjar Blkg SDN Sukahening

No. 19

74 Eli Jaliliah, SE Individu Kab.

Tasikmalaya

Kp. Babakan Muncang

RT. 2/4 Cisaruni

Padakembang

75 Nurcholis, SE Individu Kab.

Tasikmalaya

Kp. Cipicung Koneng

RT. 20/5 Ds/Kel.

Singasari

76 Raisa Pebrianie,

SKM

Individu Kab.

Tasikmalaya

Jl. Bojong Kaum No. 49

RT. 7/11 Ds./Kel.

Cipedes

77 Yanti Sartika Individu Kab.

Tasikmalaya

Jl. Seladarma No. 12A

Blkg 6 Kel. Yudanegara

78 Wawa Wardil Hasan Individu Kab.

Tasikmalaya

Kp. Nangerang Desa

Salawu Kec. Salawu

79 Deden Supartama Individu Kota

Tasikmalaya

Kp. Legok Randu Ds.

Burujul Jaya Cibolang

Page 68: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

80 Andi Suwandi, SE Individu Kab.

Tasikmalaya

Kp. Cireungit RT. 5/1

Ds. Kersamenak

81 Abdul Wahid Hakim Individu Kab.

Tasikmalaya

Jl. Guntur BBK

Pajagalan RT. 1/6

82 KP2UKM Lembaga Kab. Garut Jl. Sunan Drajat No. 14

Komp. Perkantoran

Sumber

83 INPROBIS Lembaga Kab. Garut Jl. Otista No. 6 Lt. 2

84 Solusi Mitra

Konsultan

Lembaga Kota

Tasikmalaya

Komp. Permata

Regency Jl. Pertama

Raya Blok H Kav. 4

85 ISEC Lembaga Kota

Tasikmalaya

Jl. Kenanga No. 5

Tanjungsari

86 Pinbuk Tasikmalaya Lembaga Kota

Tasikmalaya

Komp. PT. INTI Gd. O

Jl. Moh Toha No. 77

87 LPPM Unigal Lembaga Kab. Ciamis Jl. RE Martadinata 150

88 Koperasi Bina Tani

Sukakerta

Lembaga Kab. Ciamis Jl. Raya Sukakerta No.

422 Panumbangan

89 Tasikmalaya Trade

and Industry Guide

(TTIG)

Lembaga Kota

Tasikmalaya

FE Universitas

Siliwangi Jl. Siliwangi

No. 24

90 CV. Trikarya Lembaga Kab. Ciamis Blkg. Pasar

Panumbangan Jl.

Landeuh No. 100

Cirebon

91 Taufik Anggara Individu Kab.

Cirebon

Ds. Babakan Gebang

No. 14 RT. 1/5

92 Heria Nugraha Individu Kab. Komp. Stadion Bima Jl.

Page 69: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Kuningan S. Rokan No. K-8

93 Teguh Priyono Individu Kab.

Kuningan

Bumi Caracar Permai

Blok 2 No. 2 Cilimus

94 Romi A. Hidayat Individu Kota

Cirebon

Jl. Rajawali Timur II/10

Cirebon

95 Nana Nurjanah Individu Kab.

Cirebon

Desa Balad RT. 3/3 No.

22 Kec. Dukupuntang

96 Ety Suryati Individu Kab.

Cirebon

Taman Kemantren Blok

Kecubung II/9 RT. 2/5

97 Adhie Kurniawan Individu Kab.

Cirebon

Ds. Karangmekar Kec.

Karangsembung

98 Jejen Individu Kab.

Majalengka

Perum BCA Desa

Tenjolayar

99 R. Hasan Diki R Individu Kab.

Cirebon

Jl. Kudus C 21/5 RT.

4/15 Nuansa MJS

Kesambi

100 Cucu Sumarsana Individu Kab.

Majalengka

Blok Wage RT. 2/5

Randegan Kulon

Jatitujuh

101 Ahmad Fatoni Individu Kab.

Indramayu

Jl. Paoman Utara No.

183 RT. 4/1

102 Arie Hariyadi Individu Kab.

Majalengka

Desa Jatipamor RT. 8/4

Panyingkiran

103 Nunung Nurlaelah Individu Kota

Cirebon

Jl. Raya Angkasa No.

28B Katiasa Baru

104 Asep Kurniawan Individu Kab.

Majalengka

Jl. Dawuan No. 9 Kec.

Dawuan

105 Yodi Rudiantono Individu Kab. Jl. Gn. Tangkuban

Page 70: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Kuningan Perahu I No. 194

106 Ka Asep Suarna Individu Kab.

Majalengka

Jl. Raya Pasirhanja 51

107 Hendri Siswoyo, SST Individu Kab.

Majalengka

RT. 4/2 Ds. Babakan

Sari Kec. Bantarujeg

108 Sukarna Individu Kab.

Kuningan

Jl. Tomik Dusun III RT.

15/3 Kel. Jalaksana

109 Lili Nur Chamelia Individu Kab.

Cirebon

Jl. Gunung Galunggung

III DXV No. 171

110 Dewi Yuniarti, SP Individu Kota

Cirebon

Jl. Dr. Cipto

Mangunkusumo RT. 3/8

111 Nanang Suryaman,

SE

Individu Kota

Cirebon

Jl. Suradinaya No. 208

Gunung Sari

112 Nana Suryana Individu Kab.

Kuningan

Desa Manis Kidul RT.

11/3 Kec. Jalaksana

Sumber :

Buku Panduan P3UKM

Pusat Pengembangan Pendamping UKM Tahun 2010

Hal. 15-19

Dari 112 pendamping yang dinaungi oleh Pusat Pengembangan Pendamping

UKM, Riki Koswara, S.IP menjadi satu-satunya pendamping individu yang

bertugas di Kota Sukabumi. Sehingga, beliau menjadi sumber wawancara utama

penelitian ini.

Riki Koswara telah menjadi pendamping individu P3UKM sejak tanggal 16

November 2008. Dalam kurun waktu tahun 2009 , beliau telah mendampingi 25

UKM secara komprehensif. Beliau merupakan Sarjana Ilmu Pemerintahan

lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sukabumi.

Page 71: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

B. Analisis SWOT

Analisis SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan startegis

yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan

(Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman

(Threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan atau

lembaga dalam skala yang lebih luas.

P3UKM dan mitra pendampingnya merupakan lembaga yang dapat dianalisis

dengan metode ini untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman, sehingga dapat menjadi pijakan untuk lebih berkembang dan efektif

dalam membantu pengembangan UMKM binaan. Berikut analisis SWOT

terhadap PUKM:

1. Strengths (kekuatan), antara lain:

a. Didukung dan dilindungi oleh lembaga pemerintah yang kredibel, yaitu

Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

b. Memiliki sumber daya manusia yang potensial dan profesional, yaitu para

pendamping berpengalaman. Hal ini dapat dilihat dari persyaratan yang

harus dipenuhi untuk menjadi pendamping UKM P3UKM yaitu harus

menjadi pendamping minimal 3 UKM.

c. Program pelatihan dan pendidikan yang diterima pendamping UKM oleh

para ahli yang diundang oleh P3UKM.

d. Memiliki jaringan yang luas di daerah-daerah Jawa Barat.

Page 72: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

e. Para pendamping UKM mendapatkan insentif, baik dari P3UKM sebagai

induk maupun UMKM binaan.

2. Weaknesses (kelemahan), antara lain:

a. Kurang banyaknya sumber daya manusia di tiap daerah. Seperti

contohnya di Kota dan Kab. Sukabumi yang hanya memiliki satu

pendamping individu.

b. Sebagian pendamping UKM memiliki pekerjaan inti, sehingga fokus

dalam pendampingan UMKM menjadi pecah.

c. Sebagaimana program-program pemerintah yang lain, program ini juga

tidak konsisten dan tergantung pada kucuran APBD.

d. Tidak ada kepastian dari dinas-dinas terkait di daerah untuk mengangkat

pendamping ini menjadi pegawai tetap.

3. Opportunities (peluang), antara lain:

a. Perhatian dan dukungan yang baik dari pemerintah, baik pusat maupun

daerah terhadap pengembangan UMKM.

b. Pertumbuhan UMKM yang cukup cepat dan menjadi pilihan masyarakat

untuk bekerja.

c. Ketahanan UMKM terhadap krisis ekonomi. Banyak contoh UKM yang

layak dijadikan UKM yang tahan krisis ekonomi.

4. Treaths (ancaman), antara lain:

a. Masih tidak bersahabatnya peraturan perbankan maupun lembaga

keuangan lainnya dalam memberikan permodalan bagi UMKM.

Page 73: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

b. Kurang optimalnya dukungan dan perlindungan dari pemerintah, baik

pusat maupun daerah terhadap produk-produk UMKM.

c. Pemahaman pelaku usaha kecil yang masih menganggap bahwa

permodalan yang diberikan oleh pemerintah sebagai bantuan yang tidak

wajib dikembalikan.

Page 74: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

BAB IV

PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

DI KOTA SUKABUMI

A. Pola Pemberdayaan dan Pembinaan UMKM Oleh Pendamping Individu

Kata pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sistem, cara kerja,

bentuk (struktur) yang tetap.40

Sedangkan menurut Kamus Ilmiah Populer, kata

pola memiliki arti model, contoh atau pedoman (rancangan).41

Dalam penelitian

ini makna pola yang lebih tepat adalah sistem atau cara kerja. Sehingga, pola

pemberdayaan dan pembinaan berarti sistem atau cara pemberdayaan dan

pembinaan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 tahun 1998

tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil, pembinaan dan

pengembangan adalah upaya yang dilakukan pemerintah, dunia usaha, dan

masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk

40

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1988), h. 692.

41 Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya; Artaloka,

1994), h. 605.

Page 75: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi usaha

yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah,42

dilakukan secara terarah dan terpadu serta berkesinambungan.43

Adapun faktor-

faktor yang harus dibina dan dikembangkan meliputi produksi dan pengolahan,

pemasaran, sumber daya manusia, dan teknologi.

Pembinaan dan pengembangan UMKM dilakukan melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Identifikasi potensi dan masalah yang dihadapi usaha UMKM.

2. Penyiapan program pembinaan dan pengembangan sesuai potensi dan

masalah yang dihadapi.

3. Pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan.

4. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan progran pembinaan dan

pengembangan bagi UMKM. 44

Sedangkan pembinaan dan pengembangan UMKM yang dilakukan oleh

dunia usaha dan masyarakat, meliputi:

1. Penyediaan tenaga konsultan profesional, sarana, prasarana, dana, teknologi

dan informasi.

2. Bimbingan dan konsultasi.

42

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha

Kecil, Pasal 1.

43 Ibid, Pasal 2.

44 Ibid, Pasal 5.

Page 76: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

3. Pendidikan dan pelatihan.

4. Advokasi

5. Pendirian klinik konsultasi bisnis untuk UMKM. 45

Pusat Pengembangan Pendamping Usaha Kecil dan Menengah (P3UMKM)

melalui mitra pendamping UMKM di berbagai daerah baik individu maupun

lembaga memiliki berbagai program pembinaan dan pengembangan yang

berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 di atas. Program

pembinaan dan pengembangan UMKM yang dilakukan oleh PUMKM meliputi

sistem, metode dan teknik pendampingan.

Gambar 4.1

Skema Pola Pendampingan UMKM

Sumber :

Buku Panduan P3UKM

Pusat Pengembangan Pendamping UKM Tahun 2010

Hal. 7

Gambar di atas menunjukan pola pendampingan UMKM yang dilakukan

oleh PUMKM individu, sampai saat ini PUMKM telah mendampingi 25 UMKM

45

Ibid, Pasal 12.

PUKM

- Pengumpulan data

- Verifikasi data

- Analisa data

- Rekomendasi

- Bimbingan

- Penyuluhan

- Pelatihan

- Magang

- Temu Usaha

UMKM

Page 77: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

di Kota Sukabumi. Kegiatan pendampingan ini bekerjasama dengan Dinas

Koperasi, UMKM dan Perindag Kota Sukabumi serta Dewan Koperasi Daerah

Kota Sukabumi.

Tabel 4.1

Data UMKM Binaan Pendamping Individu

Kota Sukabumi

No. Nama Alamat Mulai Komoditi 1 Jujun Junaedi Jl. Otista Gg. Karya Bakti

RT. 2/9 Kel. Nanggeleng

Kec. Citamiang

1979 Tahu

2 Adim

Samsudin

Jl. Otista Gg. Karya Bakti

RT. 4/9 Kel. Nanggeleng

Kec. Citamiang

2000 Tahu

3 Aep Rohman Jl. Otista Gg. Karya Bakti

RT. 5/9 Kel. Nanggeleng

Kec. Citamiang

1970 Tahu

4 Dedi Suryana Jl. Otista Gg. Karya Bakti

RT. 5/2 Kel. Nanggeleng

Kec. Citamiang

1980 Tahu

5 Aep Saepudin Gg. Masjid Kota Paris 1996 Tahu

6 Daman Jl. Pelabuhan II Tegallega

RT. 2/17 Kel/Kec.

Lembursitu

1980 Tahu

7 Adjo Jl. Pelabuhan II Tegallega

Kel/Kec. Lembursitu

2006 Tahu

8 Sahru Ramadan Jl. Dwikora RT. 5/1 No. 24

Kel. Nyomplong Kec.

Warudoyong

1995 Tahu

9 Sutoyo Jl. Otista Gg. Karya Bakti

RT. 5/9 Kel. Nanggeleng

Kec. Citamiang

2002 Tempe

10 Warnaji Jl. Pemuda Gg. Sumber Jaya

RT. 5/9 Kel/Kec. Citamiang

1998 Tempe

11 Mustadi Jl. Pemuda Gg. Sumber Jaya

RT. 5/9 Kel/Kec. Citamiang

2001 Tempe

12 Kosar Jl. Kota Paris Gg. Mesjid

RT. 6/1 Kel. Kebon Jati

Kec. Cikole

2000 Bika Ambon

13 Eli Kartina Jl. Bhayangkara Ponpes

Syamsul Ulum RT. 3/5 No.

1998 Bika Ambon

Page 78: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

8 Kel/Kec. Gunung Puyuh

14 Ridwan Raliby Jl. RS Syamsuddin No. 1B

Kel/Kec. Cikole

2003 Brownies

15 Evi Hevidiani Jl. Subang Jaya BCI RT.

3/11 Kel. Subang Jaya Kec.

Cikole

2005 Brownies

16 Nona Nursetyo Jl. Pasir Bahagia I No. 57

RT. 4/7 Kel. Nanggeleng

Kec. Citamiang

2008 Kue

17 Rully Monica Jl. Pabuaran Gg. Taruna III

RT. 2/5 Kel. Dayeuh Luhur

Kec. Warudoyong

1998 Kue

18 Siulie Meylana Perum Tanjung Sari Jl.

Wijaya Kusuma No. 49 Kel.

Karang Tengah Kec.

Gunung Puyuh

1997 Kue

19 Deden Azis Jl. Siliwangi Gg. Maksudi

RT. 3/6 Kel. Kebon Jati

Kec. Cikole

2003 Kue

20 Medi Supriadi Jl. RA Kosasih Gg. Uben

RT. 3/16 Kel. Cisarua Kec.

Cikole

1990 Kue SUS

21 Nona Nursetyo Jl. Siliwangi No. 7 Gg.

Mansyur RT. 3/7 Kel.

Kebon Jati Kec. Cikole

1959 Banket Jahe

22 Ismail Jl. Otista Gg. Karya Bakti

RT. 4/9 Kel. Nanggeleng

Kec. Citamiang

2003 Kripik Pisang

23 Ida Farida Jl. Siliwangi Gg. Pelita RT.

4/5 Kel/Kec. Cikole

1999 Kripik Pisang

24 Irwan Sopian Jl. Selaerih RT. 4/7 Kel.

Dayeuh Luhur Kec.

Warudoyong

2008 Kripik

Sngkong

25 Indra

Tanubakti`

Jl. Dwikora RT. 6/3

Kel/Kec. Warudoyong

2005 Kripik

Singkong

Sumber:

Laporan Kegiatan Pendampingan

Pendamping Individu P3UKM Tahun 2009

Hal. 35-36

Dari tabel di atas, dapat dilihat berbagai jenis usaha yang menjadi binaan

PUMKM. UMKM binaan bergerak di bidang kuliner baik makanan maupun

Page 79: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

minuman. UMKM binaan mendapatkan berbagai pelatihan, asistensi, bimbingan

dan kegiatan pengembangan baik dilakukan oleh pemerintah maupun pihak

swasta yang menjadi mitra pemerintah.

Sistem pendampingan yang dilakukan oleh pendamping individu UMKM

di Kota Sukabumi meliputi :

a. Pengumpulan data

Dalam tahap ini, pendamping UMKM mengumpulkan data mengenai

UMKM-UMKM yang berlokasi di wilayah Kota Sukabumi. Kegiatan ini

bekerjasama dengan Dinas Koperasi, UMKM dan Perindag Kota Sukabumi

serta Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Kota Sukabumi.

b. Verifikasi data

Setelah mengumpulkan data, maka pendamping memverifikasi potensi dan

masalah yang dihadapi oleh UMKM tersebut.

c. Analisa data

Setelah diverifikasi, maka data tersebut dianalisis untuk lebih menguatkan

hasil verifikasi dan kemungkinan akan ditemukan potensi dan masalah baru.

d. Rekomendasi

Page 80: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Setelah dianalisis, maka pendamping UMKM merekomendasikan berbagai

temuan mengenai potensi dan masalah serta prioritas faktor yang harus

dibina dan dikembangkan.46

Adapun metode pendampingan yang dilakukan oleh PUMKM terhadap

UMKM binaan di Kota Sukabumi meliputi :

a. Bimbingan

Dalam hal ini, pendamping UMKM membantu pelaku usaha membuat

proposal kelayakan usaha, sehingga usaha tersebut layak untuk dibiayai oleh

lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank.

Tabel 4.2

Realisasi Pembiayaan/Kredit Perbankan Kepada UMKM Binaan

Kota Sukabumi

No. Nama Komoditi Bank

Pelaksana

Realisasi

Dana Ket

1 Jujun Junaedi Tahu KUR BRI 20.000.000,-

2 Adim

Samsudin

Tahu Bank Jabar 25.000.000,-

3 Aep Rohman Tahu Bank Jabar 25.000.000,-

4 Dedi Suryana Tahu KUR BRI 10.000.000,-

5 Aep Saepudin Tahu KUR BRI 10.000.000,-

6 Daman Tahu Mandiri 100.000.000,-

7 Adjo Tahu KUR BRI 10.000.000,-

8 Sahru

Ramadan

Tahu BRI 15.000.000,-

9 Sutoyo Tempe Danamon SP 40.000.000,-

46

Wawancara Pribadi dengan Riki Koswara (Pendamping Individu UKM). Sukabumi, 21

November 2010.

Page 81: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

10 Warnaji Tempe BRI 75.000.000,-

11 Mustadi Tempe Bank Jabar 150.000.000,-

12 Kosar Bika Ambon - - Macet

13 Eli Kartina Bika Ambon Bank Jabar 15.000.000,-

14 Ridwan Raliby Brownies Bank Jabar 30.000.000,-

15 Evi Hevidiani Brownies KUR BRI 5.000.000,-

16 Nona Nursetyo Kue - - Macet

17 Rully Monica Kue KUR BRI 10.000.000,-

18 Siulie Meylana Kue KUR BRI 10.000.000,-

19 Deden Azis Kue Bank Jabar 40.000.000,-

20 Medi Supriadi Kue SUS KUR BRI 10.000.000,-

21 Nona Nursetyo Banket Jahe KUR BRI 5.000.000,-

22 Ismail Kripik Pisang - - Macet

23 Ida Farida Kripik Pisang KUR BRI 10.000.000,-

24 Irwan Sopian Kripik

Sngkong

KUR BRI 5.000.000,-

25 Indra Tanu Kripik

Singkong

BRI 30.000.000,-

b. Pelatihan

Pelatihan ini lebih menekankan pada peningkatan kemampuan manajerial

dan administrasi para pelaku UMKM.

Tabel 4.3

Partisipasi UKM Binaan Dalam Pelatihan UKM

No. Nama

Perencanaan

Partisipatif &

Capacity Building

(Dalaga Biru,

Cianjur)

Pengembangan

Kemitraan

UMKM

(Pangrango,

Sukabumi)

Intermediasi

UMKM Dengan

Sumber

Pembiayan

(Edelweis,

Sukabumi)

1 Jujun Junaedi V V -

2 Adim

Samsudin

V V V

3 Aep Rohman V V V

4 Dedi Suryana V V V

Page 82: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

5 Aep Saepudin V V V

6 Daman V V V

7 Adjo V V V

8 Sahru

Ramadan

V V V

9 Sutoyo V V -

10 Warnaji - V V

11 Mustadi - V V

12 Kosar V V V

13 Eli Kartina V V V

14 Ridwan Raliby V V V

15 Evi Hevidiani V V V

16 Nona Nursetyo V V V

17 Rully Monica V V V

18 Siulie Meylana V - V

19 Deden Azis V V V

20 Medi Supriadi V V V

21 Nona Nursetyo V V V

22 Ismail V V V

23 Ida Farida - V V

24 Irwan Sopian V V V

25 Indra Tanu V V V

c. Penyuluhan

Pendamping UMKM mengundang ahli yang kompeten untuk membagi ilmu

kepada pelaku UMKM berupa teknik-teknik pengembangan UMKM

khususnya di bidang pemasaran dan teknologi. Kegiatan ini diadakan

sebanyak tiga kali yaitu pada 25-27 Juni 2009 di Koperasi Ath-Tho’at,

Kowani dan Kencana Kota Sukabumi yang membahas mengenai penguatan

kelembagaan dan pemasaran UMKM dengan narasumber Kepala Bidang

Koperasi dan UKM Kota Sukabumi dan Sekretaris Dekopinda, Bimbingan

Usaha Desa Pertumbuhan yang dilaksanakan pada 29 Oktober 2009 di

PAUD BAI Anugerah yang membahas mengenai teknologi kemasan dengan

Page 83: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

narasumber Kepala Bidang Koperasi dan UKM Kota Sukabumi dan Bapak

Thomas Gazali, dan Workshop Desa Pertumbuhan yang dilaksanakan pada

16 November 2009 yang membahas mengenai penguatan kelembagaan dan

manajemen dengan narasumber Kepala Bidang Koperasi dan UKM Kota

Sukabumi.

d. Magang

UMKM binaan diundang untuk mengikuti pameran-pameran baik yang

dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta, sampai saat ini pameran

yang diikuti lebih banyak dilaksanakan di Jawa Barat.

Tabel 4.4

Partisipasi UKM Binaan Dalam Pameran UKM

No. Nama

Pameran Expose

28-01/05/09

(Dmetro Mall

Bandung)

Cooperatif Fair

23-27/07/09

(Saparua)

Pesta Rakyat

Simpedes

15-16/08/09

(Lap. Merdeka)

1 Jujun Junaedi V V V

2 Adim Samsudin V V V

3 Aep Rohman - V V

4 Dedi Suryana V V V

5 Aep Saepudin V - V

6 Daman V - V

7 Adjo V V V

8 Sahru Ramadan V V V

9 Sutoyo V V V

10 Warnaji - V V

11 Mustadi V - V

12 Kosar V V V

13 Eli Kartina V V V

14 Ridwan Raliby V - V

15 Evi Hevidiani V V V

Page 84: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

16 Nona Nursetyo V V V

17 Rully Monica - V V

18 Siulie Meylana V - V

19 Deden Azis - V V

20 Medi Supriadi V V V

21 Nona Nursetyo V V V

22 Ismail V V V

23 Ida Farida V - V

24 Irwan Sopian V V V

25 Indra Tanu - V V

e. Temu Usaha : dipertemukan dengan para usaha lain

Para pelaku UMKM diundang untuk saling bertemu, sehingga dapat

meningatkan peluang UMKM untuk berkembang dan memiliki jaringan

bisnis yang luas. Kegiatan ini diadakan sebanyak empat kali yaitu pada

kegiatan Sosialisasi Bersama Ketentuan Penjaminan Kredit (UU No. 20

Tahun 2008) & Workshop Konsolidasi Pengembangan UMKM yang

diadakan pada 26 Februari 2009 di Gedung BI Bandung, Seminar

Pengembangan Usaha Koperasi Desa Pertumbuhan yang dilaksanakan pada

17 Juni 2009 di Gedung Islamic Center Sukabumi, Acara Intermediasi

UMKM dengan Sumber Pembiayaan yang dilaksanakan pada 04 Juni 2009

di Hotel Edelweis Sukabumi dan Hari Jadi Koperasi yang diadakan pada 10

Agustus 2009 di Gedung Juang 45 Sukabumi.

Metode pendampingan yang dilakukan oleh PUKM sejalan dengan strategi

pengembangan UMKM yang meliputi beberapa faktor, yaitu:

1. Kualitas produk dan pelayanan

Page 85: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Kualitas produk dan pelayanan merupakan hal yang mutlak harus dilakukan

dan dimiliki perusahaan, sehingga bukan semata-mata alat untuk

memenangkan persaingan.

2. Komitmen pelayanan

Komitmen pelayanan yang komprehensif mulai pada saat sebelum

jasa/produk diberikan, pada saat jasa/produk diberikan dan setelah jasa/produk

diberikan. Usaha yang menerapkan komitmen pelayanan yang komprehensif

akan menjadikan perusahaan tersebut unggul disamping mendapat kesan dan

nama baik di mata konsumen.

3. Wawasan luas dan terbuka

Tuntutan konsumen berubah dengan cepat seiring dengan perubahan ekonomi

dan tuntutan gaya hidup, memacu pengusaha untuk mengembangkan diri

untuk memanfaatkan perubahan tersebut menjadi sebuah kesempatan baru

untuk mengembangkan usaha. Untuk dapat memanfaatkan kesempatan

tersebut dibutuhkan wawasan dan kemauan yang kuat untuk melakukan

inovasi.

4. Promosi

Promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk dengan merk tertentu atau

untuk memperkuat ingatan konsumen akan merk tertentu. Pemilihan sarana

promosi haruslah dilakukan secara selektif dengan memperhatikan target

konsumen yang sasaran promosi.

5. Pengelolaan keuangan

Page 86: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Pengelolaan keuangan seringkali menjadi masalah yang serius pada usaha

kecil dan menengah, terutama yang berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan pengelolaan keuangan dan pemisahan yang tidak jelas antara

keuangan perusahaan dan keuangan keluarga/pribadi.

6. Jaringan usaha

Dengan memiliki jaringan usaha yang kuat, kekuatan dan kelemahan dapat

didayagunakan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih maju dan kuat. 47

Dalam menjalankan tugasnya mendampingi UMKM, para pendamping

memiliki teknik pendampingan yang secara langsung menyentuh pokok

permasalahan dan potensi yang dimiliki oleh UMKM binaan. Teknik

pendampingan yang dilakukan meliputi:

a. Kunjungan lapangan

Dilakukan untuk melihat secara langsung perkembangan usaha UMKM

binaan serta kendala yang dihadapi.

b. Verifikasi data

Verifikasi data ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana implikasi

pendampingan yang dilakukan terhadap perkembangan UMKM binaan.

c. Diskusi

Dilakukan di sela-sela kunjungan lapangan, baik informal maupun formal.

47

Sedia Willing Barus, Strategi Memajukan Usaha Kecil dan Menengah. (Jakarta: Pustaka

Sora Mido, 2002), h. 8-14.

Page 87: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

d. Promosi

Membantu UMKM binaan untuk mempromosikan produknya, baik melalui

media massa maupun pameran.

Tabel. 4.5

Pelaksanaan Program Pendampingan Koperasi dan UMKM

Kota Sukabumi

No. Tanggal Bidang Kegiatan Sasaran

1 03-02-09 Organisasi Koordinasi Disperindagkop

2 04-02-09 Organisasi Koordinasi TIM Kecamatan

3 09-02-09 Pendampingan Pengajuan KUR UKM

4 10-02-09 Pendampingan Bersama pihak BRI

survei kelayakan usaha

UKM

5 16-02-09 Pelaporan Laporan kegiatan survei Dekopinda/dinas

6 23-02-09 Organisasi Sosialisasi dan

identifikasi data

KUMKM 2009

Pendataan 3.600

UMKM Jawa Barat

7 26-02-09 Organisasi Sosialisasi bersama

ketentuan penjaminan

kredit/UU No. 20 Tahun

2008 serta workshop

konsolidasi

pengembangan UMKM

UMKM bisa

mengajukan

kredit/pembiayaan

ke perbankan (KUR

dll)

8 24-02-09 Organisasi Koordinasi dan laporan

kegiatan survei

PMKB Kec/Kel.

Lembur Situ

9 04-03-09 Pelaporan Penyerahan laporan

bulanan

10 05 s.d. 15-03-09 Pendampingan Pendataan KUMKM

Kota Sukabumi

34 Koperasi dan 66

UMKM

11 16-03-09 Pelaporan Laporan kegiatan survei Dekopinda/dinas

12 20-03-09 Pendampingan Advokasi koperasi Koperasi desa

pertumbuhan

13 23-03-09 Pendampingan Advokasi koperasi Koperasi desa

pertumbuhan

14 24-03-09 Pendampingan Advokasi koperasi Koperasi desa

pertumbuhan

15 15-04-09 Pendampingan Advokasi koperasi Koperasi desa

pertumbuhan

16 17-04-09 Pendampingan Advokasi koperasi Koperasi desa

pertumbuhan

17 26 s.d. 29-04-09 Organisasi Perencanaan partisipatif Perencanaan potensi

Page 88: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

dan capacity building sentra Kota

Sukabumi

18 19-04-09 Pendampingan Advokasi koperasi Koperasi desa

pertumbuhan

19 20-04-09 Pendampingan Advokasi koperasi Koperasi desa

pertumbuhan

20 22-04-09 Pendampingan Advokasi koperasi Koperasi desa

pertumbuhan

21 25-04-09 Pendampingan Pelaksanaan

pengembangan kemitraan

KUMKM

Adanya kemudahan

pengajuan

persyaratan ke

perbankan untuk 50

KUMKM Kota

Sukabumi

22 28 s.d. 1-05-09 Pendampingan Pameran zender dan

potensi ekspor

Ekspos KUMKM

23 04-06-09 Pendampingan Intermediasi UMKM

dengan perbankan dan

sumber pembiayaan

lainnya

Terpenuhinya

kebutuhan

pengajuan

pembiayaan UMKM

Kota Sukabumi

24 17-06-09 Pendampingan Seminar pengembangan

usaha koperasi desa

pertumbuhan

Pengembangan

usaha koperasi dan

UMKM dengan

berbagai aspek

(modal, manajemen,

peralatan, dan

pemasaran).

25 18-06-09 Organisasi Rapat koordinasi lintas

pelaku dana bergulir

Monitoring dan

evaluasi

perkembangan

KUMKM penerima

dana bergulir

26 22 s.d. 25-06-09 Pendampingan Studi banding koperasi Peserta bisa

mendapatkan ilmu

tentang keberhasilan

koperasi lain

27 3,10,17-07-09 Organisasi Rapat panitia hari

koperasi Kota Sukabumi

Persiapan kegiatan

hari koperasi

28 20-07-09 Organisasi Gerak jalan sehat

bersama koperasi

29 21 s.d. 22-07-09 Pendampingan Pendataan sentra

unggulan Kota Sukabumi

Data perkembangan

sentra

30 23 s.d. 27-07-09 Pendampingan Pameran Cooperatif Fair Pemasaran produk

potensi ekspor dan

perempuan Jawa

Page 89: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Barat

31 04 s.d. 08-08-09 Organisasi Sosialisasi

pemeringkatan koperasi

85 Koperasi di Kota

Sukabumi

32 10-08-09 Organisasi Hari jadi koperasi Kota

Sukabumi

33 15 & 16-08-09 Pemasaran Pameran pesta rakyat

simpedes

Promosi produk

Kota Sukabumi

34 11 s.d. 30-08-09 Organisasi Pendataan koperasi Pemeringkatan

koperasi Kota

Sukabumi

35 04 s.d. 08-09-09 Organisasi Sosialisasi

pemeringkatan koperasi

85 koperasi Kota

Sukabumi

36 06-10-09 Organisasi Evaluasi pendampingan

dan halal bi halal

Kegiatan

pendampingan

September

37 08-10-09 Organisasi Konsolidasi

pengembangan sentra

UMKM

Strategi

pemberdayaan

sentra UMKM

Pemetaan sentra per

kab/kota

Monitoring dan

evaluasi

38 13-10-09 Organisasi Konsolidasi

pendampingan 2010

Pengembangan

profesionalitas

pendamping

39 29-10-09 Organisasi Bimbingan usaha

KUMKM

Pengembangan

produk bakso

40 09 s.d. 11-11-09 Organisasi Pelatihan perkoperasian

bagi pengurus dan

anggota KUMKM

Sukabumi

Bertambahnya

wawasan mengenai

undang-undang

perkoperasian dan

pengembangan

UMKM

41 15 s.d. 17-11-09 Organisasi Advokasi koperasi desa

pertumbuhan

Bertambahnya

wawasan mengenai

struktur organisasi

dan fungsinya

Sumber:

Laporan Pendampingan

Pendamping Individu P3UKM Tahun 2009

Hal. 16-18

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa program pendampingan yang

dilakukan oleh PUKM bersifat komprehensif tetapi didominasi oleh asistensi

Page 90: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

kelayakan usaha, manajemen produksi berupa penguasaan alat-alat baru dan

promosi berupa pengikutsertakan mitra binaan pada acara-acara pameran dan

temu usaha baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

Pembinaan yang dilakukan oleh pendamping individu dilakukan selama

pengusaha masih menjadi binaan. Pelatihan rutin dilakukan 1 bulan sekali, yang

meliputi materi peningkatan kompetensi pengusaha, seperti pembukuan,

akuntans dasar, pemasaran, hak kekayaan intelektual dan materi-materi lain yang

disesuaikan dengan kebutuhan binaan.

Pada tahap pengembangan usaha, pendamping individu menyediakan

informasi dan data yang diperlukan oleh binaan, seperti informasi mengenai

pameran-pameran yang diselenggarakan baik di tingkat kota, propinsi maupun

nasional. Pengawasan dan evaluasi dilakukan untuk menemukan berbagai

kendala dan potensi yang harus segera ditangani.

Tahapan-tahapan pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh

pendamping individu merupakan tahapan yang telah sesuai dengan pedoman

pemerintah, yaitu penumbuhan iklim usaha dalan aspek pendanaan, informasi

usaha, kemitraan dan promosi dagang, serta pengembangan pemasaran dan

sumber daya manusia.

B. Pengaruh dan Peranannya dalam Perkembangan UKM

Pendamping individu melakukan berbagai program pembinaan dan

pemberdayaan kepada UKM binaan melalui berbagai pelatihan dan kegiatan

Page 91: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

yang diadakan baik yang bersifat rutin maupun aksidental. Pengaruh dan peranan

pendamping individu dapat dilihat dan dianalisa dari perkembangan mitra binaan

yang berjumlah 25 pengusaha.

Perkembangan mitra binaan dapat dilihat dari penambahan tenaga kerja,

omzet perusahaan dan penambahan modal kerja. Perkembangan ini dapat diukur

dari jumlah tenaga kerja dan omzet perusahaan sebelum dan setelah menjadi

binaan pendamping individu.

Gambar 4.2

Jumlah Tenaga Kerja UKM Binaan

0

2

4

6

8

10

Sebelum 6 4 7 5 3 7 3 5 6 2 3 6 7 3 2 4 5 6 6 3 5 3 2 3 5

Sesudah 9 7 10 6 5 8 5 5 7 3 4 6 9 5 4 4 6 8 7 4 6 3 4 4 6

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w q y

Tabel 4.6

Perkembangan UKM Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

No. Nama Komoditi Tenaga Kerja

Kenaikan Sebelum Sesudah

1 Jujun Junaedi Tahu 6 9 3

2 Adim Samsudin Tahu 4 7 3

3 Aep Rohman Tahu 7 10 3

Page 92: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

4 Dedi Suryana Tahu 5 6 1

5 Aep Saepudin Tahu 3 5 2

6 Daman Tahu 7 8 1

7 Adjo Tahu 3 5 2

8 Sahru Ramadan Tahu 5 5 2

9 Sutoyo Tempe 6 7 1

10 Warnaji Tempe 2 3 1

11 Mustadi Tempe 3 4 1

12 Kosar Bika Ambon 6 6 0

13 Eli Kartina Bika Ambon 7 9 2

14 Ridwan Raliby Brownies 3 5 2

15 Evi Hevidiani Brownies 2 4 2

16 Nona Nursetyo Kue 4 4 0

17 Rully Monica Kue 5 6 1

18 Siulie Meylana Kue 6 8 2

19 Deden Azis Kue 6 7 1

20 Medi Supriadi Kue SUS 3 4 1

21 Nona Nursetyo Banket Jahe 5 6 1

22 Ismail Kripik Pisang 3 3 0

23 Ida Farida Kripik Pisang 2 4 2

24 Irwan Sopian Kripik Sngkong 3 4 1

25 Indra Tanu Kripik Singkong 5 6 1

Jumlah 111 145 34

Terjadi peningkatan pada jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh UKM

antara sebelum dan sesudah menjadi binaan pendamping individu dengan kisaran

antara 1 sampai 3 orang. Peningkatan tertinggi dialami oleh Bapak Jujun, Bapak

Adim dan Bapak Aep Rohman yang memiliki usaha di bidang pabrik tahu.

Sedangkan 3 binaan yaitu Bapak Kosar, Ibu Nona dan Bapak Ismail tidak

mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja, dikarenakan mengalami kredit

macet perbankan. Terbukanya lapangan pekerjaan merupakan salah satu

Page 93: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

indikator kemajuan ekonomi yang harus terus diupayakan, dan UKM dapat

menjadi pelaku penyerap tenaga kerja walaupun masih dalam jumlah yang kecil.

Gambar 4.3

Omzet UKM Pertahun

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Sebelum 100 100 100 100 60 400 50 60 150 300 600 100 90 120 15 15 36 36 220 50 36 300 24 4 100

Sesudah 146 121 134 114 72 520 67 80 178 420 710 125 100 145 32 19 43 40 260 68 45 358 30 10 120

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w q y

Tabel 4.7

Perkembangan UKM Berdasarkan Omzet Usaha

(Dalam Juta Rupiah)

No. Nama Komoditi Omzet

Kenaikan Sebelum Sesudah

1 Jujun Junaedi Tahu 100 146 46

2 Adim Samsudin Tahu 100 121 21

3 Aep Rohman Tahu 100 134 34

4 Dedi Suryana Tahu 100 114 14

5 Aep Saepudin Tahu 60 72 12

6 Daman Tahu 400 520 120

7 Adjo Tahu 50 67 17

8 Sahru Ramadan Tahu 60 80 20

9 Sutoyo Tempe 150 178 28

10 Warnaji Tempe 300 420 120

11 Mustadi Tempe 600 710 110

12 Kosar Bika Ambon 100 125 25

13 Eli Kartina Bika Ambon 90 100 10

14 Ridwan Raliby Brownies 120 145 25

Page 94: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

15 Evi Hevidiani Brownies 15 32 17

16 Nona Nursetyo Kue 15 19 4

17 Rully Monica Kue 36 43 7

18 Siulie Meylana Kue 36 40 4

19 Deden Azis Kue 220 260 40

20 Medi Supriadi Kue SUS 50 68 18

21 Nona Nursetyo Banket Jahe 36 45 9

22 Ismail Kripik Pisang 300 358 58

23 Ida Farida Kripik Pisang 24 30 6

24 Irwan Sopian Kripik Sngkong 4 10 6

25 Indra Tanu Kripik Singkong 100 120 20

Pengaruh positif juga terjadi pada besaran omzet yang diperoleh UKM

binaan. Besaran kenaikan omzet ini bervariasi mulai dari jutaan hingga ratusan

juta. Usaha Bapak Daman dan Warnaji mengalami peningkatan yang cukup

signifikan setelah mendapat pendampingan dari pendamping individu. Pengusaha

tahu dan tempe ini mengalami peningkatan Rp 120 juta. Usaha yang mengalami

peningkatan yang paling kecil yaitu usaha kue yang dimiliki oleh Ibu Nona dan

Ibu Siulie yang hanya mengalami peningkatan Rp 4 juta.

Selain memiliki pengaruh positif dan peran yang sangat besar dalam aspek

peningkatan tenaga kerja dan omzet usaha, PUKM juga berperan dalam

pengembangan faktor-faktor lain seperti peningkatan kemampuan pelaku usaha,

pemasaran, produksi dan penguasaan teknologi. Berikut adalah pengaruh positif

yang diberikan oleh PUKM terhadap UMKM binaan:

1. Bertambahnya wawasan higienitas produk makanan olahan serta mengetahui

pengolahan makanan yang sehat dan bersih.

Page 95: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

2. Bertambahnya wawasan perbaikan kemasan yaitu mengetahui cara

pengemasan yang baik sesuai standar yang diharapkan pasar baik konsumen

langsung maupun agen.

3. Bertambahnya wawasan usaha yang ramah lingkungan dengan mengetahui

cara pengolahan limbah industri dan tata letak ruang industri yang baik

4. Memperluas pemasaran hasil olahan.

5. Diikutsertakan dalam pameran-pameran dan membantu pemasaran melalui

artikel/tulisan yang dicetak di media BEWARA KUMKM.

6. Bimbingan studi kelayakan usaha atau proposal yakni agar pelaku usaha dapat

membuat studi kelayakan usaha atau proposal sehingga dapat mengukur

kekuatan usaha. Hal ini diakui oleh salah satu mitra binaan yang mendapatkan

modal dari program PKBL, sehingga dapat menambah alat produksi dan

karyawan.48

7. Diarahkan tata cara pengajuan pinjaman modal pada pihak bank yakni agar

pelaku usaha mengetahui persyaratan yang telah ditentukan dalam pengajuan

pinjaman baik pada bank maupun BUMN.

C. Potensi dan Masalah dalam Pelaksanaan Pendampingan UMKM

Temuan potensi dan masalah pada 4 bidang berkaitan dengan pengembangan

48

Wawancara pribadi dengan Indra Tanubakti (Pemilik Keripik Singkong). Sukabumi, 23

November 2010.

Page 96: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

internal UMKM di Kota Sukabumi yaitu SDM, teknik, ekonomi dan organisasi.49

Penjelasan mengenai ke empat bidang itu sebagai berikut:

1. Bidang Sumber Daya Manusia

a. Masalah

Kualitas SDM yang masih rendah.

Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan dan kemampuan SDM terhadap

administrasi, manajemen dan penguasaan teknologi.

Konsep kewirausahaan yang masih sederhana.

Mayoritas UMKM yang beroperasi di Kota Sukabumi bermula dari

industri rumahan dan para pelaku belum memiliki pemahaman yang

luas mengenai wirausaha yang baik.

b. Potensi

Adanya keinginan maju dari pelaku usaha cukup tinggi.

Keseriusan dalam mengikuti setiap pendampingan yang diberikan baik

berupa pelatihan maupun temu usaha.

2. Bidang Teknik

a. Masalah

Sarana dan prasarana masih terbatas.

49

Wawancara Pribadi dengan Riki Koswara (Pendamping Individu UKM). Sukabumi, 21

November 2010.

Page 97: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Khususnya infrastruktur menuju DKI Jakarta masih mengalami

kendala macet dan rusaknya jalan, hal ini mengakibatkan pengeluaran

pelaku usaha membesar, karena mayoritas pemasaran dan distribusi

UKM Sukabumi ke wilayah Jabodetabek.

Higienitas pengolahan yang kurang terjaga.

Kurang memikirkan faktor kesehatan dan pelayanan prima terhadap

konsumen.

Keterbatasan teknologi.

Keterbatasan permodalan mengakibatkan keterbatasan dalam

pemanfaatan teknologi yang efisien.

Keterampilan yang masih perlu ditingkatkan.

Khusunya penguasaan teknologi baru dan pemanfaatannya untuk

menghasilkan produk yang berkualitas baik.

b. Potensi

Pengembangan Teknologi Tepat Guna berkenaan dengan letak

geografis Kota Sukabumi sebagai daerah penyangga Ibukota Propinsi.

3. Bidang Ekonomi

a. Masalah

Pemasaran produk yang masih terbatas.

Masih menggunakan metode pemasaran manual dan konvensional.

Keterbatasan modal usaha.

Page 98: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Kurang bersahabatnya perbankan dan lembaga keuangan lain dalam

memberikan permodalan kepada UMKM.

Keterbatasan bahan baku di daerah.

Sebagai daerah yang kurang memiliki sumber daya memadai, para

pelaku UMKM di Kota Sukabumi masih harus membeli bahan baku

dari luar daerah.

Manajemen perusahaan yang tidak teratur.

Kemampuan manajerial pelaku usaha masih kurang baik dalam hal

administrasi maupun pengambilan keputusan.

b. Potensi

Letak strategis Kota Sukabumi sebagai kota transit dan penghubung

antara Ibukota negara memungkinkan hidupnya iklim usaha.

4. Bidang Organisasi

a. Masalah

Sistem pengendalian internal dalam organisasi perusahaan.

Pemisahan antara kepentingan keluarga dan perusahaan masih belum

jelas, sehingga mengakibatkan pengendalian internal perusahaan tidak

optimal.

Umumnya karena level usaha, tingkat mikro, kecil dan menengah

sehingga perusahaan tidak terorganisir dengan baik.

b. Potensi

Page 99: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan sarana yang efektif

dan berpotensi memecahkan masalah bersama.

D. Alternatif Solusi Pengembangan Potensi dan Pemecahan Masalah

Peran pendamping UKM sangat strategis dalam pengembangan UMKM

binaan di Kota Sukabumi. Berbagai solusi pengembangan potensi dan

pemecahan masalah telah diberikan kepada para pelaku usaha, sehingga UMKM

binaan menjadi unit usaha yang profesional dan berdaya saing tinggi. Beberapa

solusi yang diberikan pendamping UKM diantaranya:

1. Bidang Manusia

Diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan :

a. Pengembangan pemasaran.

b. Pengelolaan UMKM.

2. Bidang Teknik

Diadakan konsultasi dan advokasi :

a. Perbaikan kemasan.

b. Higienitas produk.

c. Teknologi produktivitas.

3. Bidang Ekonomi

Diadakan konsultasi dan advokasi :

a. Pembuatan studi kelayakan usaha/proposal pembukuan UMKM.

b. Diikutsertakan pameran-pameran dan pembukuan artikel UMKM.

Page 100: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

c. Tatacara pengajuan pinjaman.

4. Bidang Organisasi

Diadakan konsultasi dan advokasi :

a. Manajemen pengelolaan UMKM.

b. Sistem berorganisasi.

c. Sistem administrasi.

Page 101: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan penelitian yang berjudul ”Peran Pusat Pengembangan

Pendamping Usaha Kecil dan Menengah (P3UKM) Dalam Pengembangan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Sukabumi” dapat ditarik

beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pola pendampingan yang dilakukan oleh pendamping individu sangat

komprehensif. Hal ini bisa dilihat dari beberapa aspek pendampingan yang

meliputi permodalan, manajemen, pemasaran dan teknologi. Namun,

UKM binaan belum proaktif dalam memanfaatkan pendampingan yang

dilakukan.

2. Pendamping individu berperan penting dalam pengembangan UKM

binaan di Kota Sukabumi. Hal ini bisa dilihat pada program bimbingan,

pelatihan, penyuluhan, pelaksanaan pameran dan temu usaha bagi UKM

binaan sangat berkontribusi positif terhadap omzet UKM binaan.

3. Pendamping individu UMKM memiliki kontribusi yang sangat signifikan

dalam pengembangan UMKM Kota Sukabumi khususnya dapat dilihat

dari penerimaan pembiayaan/kredit perbankan yang diterima UMKM

binaan, peningkatan omzet dan jumlah karyawan..

Page 102: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

4. Perlu adanya lembaga khusus yang kompeten dan profesional dalam

membidangi percepatan pengembangan koperasi dan UMKM, karena

sampai saat ini khususnya pihak pemerintah, walaupun perhatiannya

sangat serius terhadap pengembangan KUMKM, namun dalam praktiknya

masih setengah-setengah bahkan terkesan membiarkan.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis dapat menyarankan agar:

1. Pendamping individu UMKM lebih meningkatkan profesionalitas dan

pemahaman terhadap seluruh aspek dalam pengembangan UMKM.

P3UKM sebagai induk organisasi harus lebih banyak melaksanakan

pelatihan dan pendidikan baik yang diberikan oleh para pendidik maupun

praktisi

2. UMKM yang menjadi mitra binaan harus memanfaatkan pendampingan

ini secara maksimal, baik di bidang permodalan, manajemen, produksi,

maupun pemasaran. Selain itu juga harus proaktif terhadap berbagai saran

dan masukan yang diberikan oleh pendamping.

3. Pemerintah baik pusat maupun daerah harus lebih memperhatikan para

pendamping dan UMKM binaannya, tidak hanya fokus pada penyediaan

modal semata tetapi harus lebih komprehensif dan berkesinambungan.

Selain itu, ada kebijakan yang dapat menampung para pendamping ini

sebagai tenaga honorer yang pada akhirnya dapat diangkat menjadi PNS.

Page 103: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Ashar, Khusnul et al. Analisis Makro dan Mikro; Jembatan Kebijakan Ekonomi

Indonesia. Malang: BPFE Unibraw, 2006.

Baidhawy, Zakiyuddin. Islam Melawan Kapitalisme; Konsep-Konsep Keadilan

dalam Islam. Yogyakarta: Resist Book, 2007.

Bank Indonesia Bandung dan Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Buku Panduan

Pendamping P3UKM. Bandung: BI, 2009.

Barus, Sedia Willing (Ed.). Strategi Memajukan Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta:

Pustaka Sora Mido, 2002.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung:Bahrul Ulum, 1973.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 1988.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Microfinance in

National Government Projects, pada Indonesia Microfinance Conference II, 2

Desember 2009. Jakarta: Indonesia Microfinance Association).

Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2007.

Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani

Press, 2002.

Kementerian Koperasi dan UMKM RI. Sandingan Data UMKM Tahun 2008-2009.

Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Edisi Ketiga. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Page 104: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Marsuki. Pemikiran dan Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di

Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2006.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Partanto, Puis A. dan Al Barry, M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Artaloka, 1994.

Partomo, Tiktik Sartika dan Soejordono, Abd. Rahman. Ekonomi Skala

Kecil/Menengah dan Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No.

02/Per/M.KUMKM/I/2008 tentang Pedoman Pemberdayaan BDS-P Untuk

Pengembangan KUMKM.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan

Pengembangan Usaha Kecil.

Qardhawi, Yusuf. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. Jakarta: Gema Insani Press,

1995.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol.

14. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2007.

Sumawinata, Sarbini. Politik Ekonomi Kerakyatan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2004.

Sumodiningrat, Gunawan. Pemberdayaan Sosial; Kajian Ringkas tentang

Pembangunan Manusia Indonesia. Jakarta: Kompas, 2007.

Suryana. Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:

Salemba Empat, 2009.

Tambunan, Tulus T.H. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia; Beberapa Isu

Penting. Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Page 105: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Tambunan, Tulus T.H., Development of Small & Medium Enterprise in Indonesia

from the Asia Pacific Perspective. Jakarta: LPFE Usakti, 2006.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah.

Widayati, Endah dan Pupu Marfuah (Ed.). Are You An Entrepreneur?. Bekasi:

Pustaka Inti, 2005.

Wijaya, Krisna. Analisis Pemberdayaan Usaha Kecil. Bogor: Wirausaha Muda, 2002.

Wie, Thee Kian. Pembangunan, Kebebasan, dan “Mukjizat” Orde Baru. Jakarta:

Kompas, 2004

Yustika, Ahmad Erani. Perekonomian Indonesia; Deskripsi, Preskripsi dan

Kebijakan. Malang: Bayu Media Publishing, 2006.

Page 106: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

PEDOMAN PERTANYAAN WAWANCARA

Kepada Pendamping P3UKM

1. Bagaimana latar belakang pendirian P3UKM ini?

2. Siapa saja yang menjadi penggagas berdirinya P3UKM?

3. Apa tujuan dan manfaat pendirian P3UKM?\

4. Apa visi dan misi didirikannya P3UKM?

5. Bagaimana struktur kepengurusan P3UKM?

6. Bagaimana mekanisme kerja di P3UKM?

7. Apa saja program kerja/kegiatan P3UKM?

8. Berapa jumlah pendamping UKM yang ada di P3UKM?

9. Apa persyaratan menjadi pendamping di P3UKM?

10. Apa keuntungan yang diperoleh dengan menjadi mitra binaan P3UKM?

11. Apa saja program pendampingan yang dilakukan pendamping P3UKM

terhadap UKM binaan?

12. Apa tujuannya?

13. Siapa sasaran program ini?

14. Apakah usaha yang menjadi binaan diberlakukan persyaratan khusus?

15. Masalah apa saja yang dibantu?

16. Selama pendampingan, apakah UKM berperan aktif dalam mengonsultasikan

permasalahan yang dihadapi?

17. Bagaimana pola/strategi pembinaan yang diberikan?

18. Apakah ada tindak lanjut dari pendampingan ini? Bagaimana tindak

lanjutnya?

19. Adakah perkembangan (pada binaan) yang terjadi setelah kegiatan pembinaan

dan konsultasi ini?

20. Apa kekuatan P3UKM dalam melakukan pendampingan terhadap UKM?

21. Apa kelemahan P3UKM dalam melakukan pendampingan terhadap UKM?

22. Apa peluang P3UKM dalam melakukan pendampingan terhadap UKM?

23. Apa hambatan P3UKM dalam melakukan pendampingan terhadap UKM?

Kepada UKM Binaan

1. Usaha apa yang anda geluti?

2. Bagaimana kondisi usaha anda saat ini?

3. Apa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan usaha anda?

Page 107: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

4. Apakah usaha anda pernah mendapat pendampingan dari pendamping individu

P3UKM?

5. Kenapa anda memilih pendamping individu?

6. Bagaimana pola pembinaan yang anda dapatkan?

7. Masalah apa yang anda konsultasikan?

8. Apakah anda mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut?

9. Apakah anda mendapat tindak lanjut atau bantuan langsung setelah kegiatan

pembinaan tersebut?

10. Adakah pengaruhnya terhadap perkembangan usaha anda?

11. Apa peran yang diberikan dalam hal manajemen, pemasaran, SDM, modal,

kemitraan dan teknologi?

12. Menurut anda, apakah pembinaan baik oleh lembaga maupun individu untuk

UKM sangat dibutuhkan?

13. Menurut anda, apakah pembinaan yang diberikan oleh pendamping individu

sudah maksimal?

Page 108: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

HASIL WAWANCARA

Responden : Riki Koswara, S.IP

Jabatan : Pendamping Individu P3UKM

Hari/tanggal : 27 November 2010

Waktu : 09.00 – 12.30

T : Bagaiamana cara untuk menjadi pendamping UKM di P3UKM dan apa saja

persyaratannya?

J : Berpengalaman dalam pemberdayaan UKM minimal telah melakukan

pendampingan terhadap 3 UKM, memiliki komitmen yang jelas dalam pembinaan

UKM, menguasai teknis pendampingan terhadap UKM, mempunyai jaringan yang

luas dan memiliki sumber pendanaan untuk pembiayaan operasional.

T : Apa keuntungan menjadi mitra binaan?

J : Mitra binaan mendapatkan pendampingan dan bimbingan khususnya dalam

menyusun proposal kelayakan usaha untuk mendapatkan permodalan dari lembaga

keuangan dan BUMN, mendapatkan pelatihan manajemen dan pemasaran serta

diikutsertakan dalam pameran-pameran.

T : Apa saja pembinaan yang dilakukan oleh pendamping P3UKM?

J : Penyusunan proposal kelayaan usaha, penyusunan rencana usaha,

penyusunan laporan keuangan, monitoring dan supervisi pembiayaan/kredit dan

pengembangan bisnis. Untuk pelatihan pemasaran dan teknologi, pendamping

individu mengundangan ahli untuk menjadi narasumber.

T : Apa tujuannya?

J : Untuk lebih mengembangkan UKM menjadi pelaku bisnis yang profesional,

khususnya dalam mendapatkan pinjaman modal dan administrasi manajemen yang

lebih tertata.

T :Siapa sasaran program ini?

J :Masyarakat umum yang menjadi pelaku UKM.

T : Apakah mitra binaan berperan aktif dalam program pendampingan ini?

J : Mayoritas UKM yang menjadi binaan tidak berperan aktif dalam

pendampingan ini, mereka harus ditanya terlebih dahulu apa permasalahan yang

Page 109: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

dihadapi. Tapi ada beberapa UKM khususnya yang dimiliki oleh perempuan yang

sangat aktif mengonsultasikan permasalahannya.

T : Siapa saja mitra kerja pendamping individu?

J : Para ahli yang khusus didatangkan dalam acara-acara pelatihan, Dinas

Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian Kota Sukabumi dan Dewan Koperasi

Daerah Kota Sukabumi.

T : Apa kekuatan pendamping P3UKM?

J : Memiliki pengalaman yang cukup yaitu telah menjadi pendamping 3 UKM,

didukung oleh Bank Indonesia Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,

memiliki jaringan yang luas.

T : Apa kelemahan pendamping P3UKM?

J : Pendamping tidak merata di tiap daerah, sebagian pendamping memiliki

pekerjaan inti sehingga kurang fokus.

T : Apa peluang pendamping P3UKM?

J : Masih banyak UKM yang belum mendapat pendampingan, perhatian dan

dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah terhadap UKM dewasa ini semakin

baik.

T : Apa hambatan pendamping P3UKM?

J : Para pelaku UKM yang kurang aktif dalam memanfaatkan pendampingan,

kurang optimalnya dukungan pemerintah terhadap produk-produk UKM.

Page 110: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 32 TAHUN 1998

TENTANG

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian nasional yang mempunyai

kedudukan, potensi

dan peranan yang penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi nasional yang

kokoh;

b. bahwa untuk mewujudkan perekonomian nasional yang kokoh tersebut, usaha kecil perlu

diberdayakan agar

dapat menjadi usaha kecil yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha

menengah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 9

Tahun 1995

tentang Usaha Kecil, dipandang perlu mengatur pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam

Peraturan

pemerintah;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor

74, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3611);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA

KECIL

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

1. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang memiliki kriteria sebagaimana

dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

2. Pembinaan dan pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat

melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

kemampuan usaha

kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah.

3. Pemberdayaan adalah usaha yang dilakukan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam bentuk

penumbuhan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan sehingga usaha kecil mampu menumbuhkan

dan

memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha

menengah.

4. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan usaha kecil.

5. Menteri Teknis adalah menteri yang secara teknis bertanggung jawab membina dan

mengembangkan usaha kecil

dalam sektor kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

BAB II

LINGKUP, TATA CARA, DAN PELAKSANAAN

Page 111: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

Pasal 2

(1) Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat, baik secara

sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dan dilakukan secara terarah dan terpadu serta

berkesinambungan untuk

mewujudkan usaha kecil yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah.

(2) Pembinaan dan pengembangan usaha kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

dengan

memperhatikan klasifikasi dan tingkat perkembangan usaha kecil.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh

Menteri berdasarkan

nilai kekayaan bersih dan atau penjualan tahunan dan atau jenis kegiatan usaha kecil, dengan

memperhatikan

pertimbangan Menteri Teknis.

Pasal 3

(1) Berdasarkan klasifikasi dan tingkat perkembangan usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 ayat (2),

ditetapkan bobot, intensitas, prioritas dan jangka waktu pembinaan dan pengembangan usaha kecil.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bobot, intensitas, prioritas dan jangka waktu pembinaan dan

pengembangan

usaha kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Menteri, dengan memperhatikan

pertimbangan

Menteri Teknis.

Pasal 4

Ruang lingkup pembinaan dan pengembangan usaha kecil sebagaimana dimaksud Pasal 2, meliputi

bidang produksi

dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia dan teknologi.

Pasal 5

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a. identifikasi potensi dan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil;

b. penyiapan program pembinaan dan pengembangan sesuai potensi dan masalah yang dihadapi oleh

usaha kecil;

c. pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan;

d. pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan bagi usaha

kecil.

Pasal 6

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil di bidang produksi dan pengolahan, dilaksanakan dengan:

a. meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengolahan;

b. meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan;

c. memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan

baku, bahan

penolong, dan kemasan;

d. menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang produksi dan pengolahan.

Pasal 7

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil di bidang pemasaran, dilaksanakan dengan :

a. melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran;

b. meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran;

c. menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji coba pasar;

d. mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi;

e. memasarkan produk usaha kecil;

Page 112: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

f. menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang pemasaran;

g. menyediakan rumah dagang dan promosi usaha kecil.

h. memberikan peluang pasar.

Pasal 8

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil di bidang sumber daya manusia, dilaksanakan dengan :

a. memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan;

b. meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial;

c. membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan dan konsultasi usaha kecil;

d. menyediakan tenaga penyuluh dan konsultan usaha kecil;

e. menyediakan modul manajemen usaha kecil;

f. menyediakan tempat magang, studi banding dan konsultasi untuk usaha kecil.

Pasal 9

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil di bidang teknologi, dilaksanakan dengan :

a. meningkatkan kemampuan di bidang teknologi produksi dan pengendalian mutu;

b. meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk mengembangkan desain dan teknologi baru;

c. memberikan intensif kepada usaha kecil yang menerapkan teknologi baru dan melestarikan

lingkungan hidup;

d. meningkatkan kerjasama dan alih teknologi;

e. meningkatkan kemampuan dalam memenuhi standardisasi teknologi;

f. menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan pengembangan di bidang desain dan

teknologi bagi

usaha kecil;

g. menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang teknologi;

h. memberikan bimbingan dan konsultasi berkenaan dengan hak atas kekayaan intelektual.

Pasal 10

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil oleh pemerintah yang dilaksanakan oleh Menteri dan

Menteri Teknis

sesuai dengan bidang tugas masing-masing berupa :

a. pemberian kesempatan dalam pengadaan barang dan jasa yang diperlukan pemerintah;

b. pencadangan usaha bagi usaha kecil;

c. penyederhanaan dan kemudahan perijinan;

d. penyediaan tenaga konsultan profesional;

e. penyediaan dana;

f. penyediaan teknologi dan informasi;

g. penyediaan sarana dan prasarana;

h. pendirian klinik konsultasi bisnis untuk usaha kecil.

Pasal 11

(1) Menteri dan atau Menteri Teknis menyiapkan secara terpadu kebijakan pencadangan usaha bagi

usaha kecil,

yang meliputi :

a. pencadangan bidang usaha dan investasi tertentu di sektor perdagangan, jasa, pertanian, industri,

pertambangan, dan konstruksi;

b. pencadangan tempat dan lokasi usaha;

c. pencadangan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya serta

mempunyai

nilai budaya yang bersifat turun temurun.

(2) Kebijakan pencadangan usaha bagi usaha kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

lebih lanjut

dengan Keputusan Presiden.

Pasal 12

Page 113: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang dilaksanakan oleh dunia usaha dan masyarakat,

berupa :

a. penyediaan tenaga konsultan profesional, sarana, prasarana, dana, teknologi dan informasi;

b. bimbingan dan konsultasi;

c. pendidikan dan pelatihan;

d. advokasi;

e. pendirian klinik konsultasi bisnis untuk usaha kecil.

Pasal 13

Untuk lebih mendorong terwujudnya upaya pembinaan dan pengembangan usaha kecil oleh dunia

usaha dan

masyarakat, kepada dunia usaha dan masyarakat yang melakukan pembinaan dan pengembangan

usaha kecil

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini diberikan perlakuan di bidang perpajakan

berupa

diperhitungkannya pengeluaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang

dilakukan sebagai

biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dalam rangka penentuan besarnya Penghasilan

Kena Pajak.

Pasal 14

Usaha kecil yang telah dibina dan berkembang menjadi usaha menengah masih dapat diberikan

pembinaan dan

pengembangan untuk jangka waktu paling lama tiga tahun.

BAB III

LEMBAGA PENDUKUNG

Pasal 15

Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat menyediakan pembiayaan dan penjaminan serta bantuan

perkuatan bagi

usaha kecil untuk kelancaran pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha kecil, melalui lembaga

pendukung

yang terdiri dari:

a. lembaga pembiayaan;

b. lembaga penjaminan;

c. lembaga pendukung lain.

Pasal 16

Lembaga pembiayaan memberikan prioritas pelayanan, kemudahan dan akses dalam memperoleh

pendanaan bagi

usaha kecil yang dibina dan dikembangkan melalui:

a. penyediaan pendanaan usaha kecil;

b. penyederhanaan tata cara dalam memperoleh pendanaan dengan memberikan kemudahan dalam

pengajuan

permohonan dan kecepatan memperoleh keputusan;

c. pemberian keringanan persyaratan jaminan tambahan;

d. penyebarluasan informasi mengenai kemudahan untuk memperoleh pendanaan untuk usaha kecil

melalui

penyuluhan langsung dan media massa yang ada;

e. penyelenggaraan pelatihan membuat rencana usaha dan manajemen keuangan;

f. pemberian keringanan tingkat bunga kredit usaha kecil;

g. bimbingan dan bantuan usaha kecil;

h. loket khusus untuk pelayanan dan informasi kredit usaha kecil.

Pasal 17

Page 114: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Lembaga penjaminan memberikan prioritas pelayanan dan kemudahan dan akses bagi usaha kecil yang

dibina dan

dikembangkan untuk memperoleh jaminan pendanaan melalui :

a. perluasan fungsi lembaga penjaminan yang sudah ada dan atau pembentukan lembaga penjaminan

baru;

b. pembentukan lembaga penjamin ulang untuk menjamin lembaga-lembaga penjaminan yang ada.

Pasal 18

Lembaga pendukung lain berperan mempersiapkan dan menjembatani pembinaan dan pengembangan

usaha kecil

melalui :

a. penyediaan informasi, bantuan manajemen dan teknologi kepada usaha kecil;

b. pemberian bimbingan dan konsultasi melalui klinik konsultasi bisnis kepada usaha kecil;

c. pelaksanaan advokasi kepada berbagai pihak untuk kepentingan usaha kecil;

d. pelaksanaan magang, studi banding dan praktek kerja bagi usaha kecil.

BAB IV

KOORDINASI

Pasal 19

(1) Menteri mengkoordinasikan pembinaan dan pengembangan usaha kecil, baik yang dilakukan oleh

pemerintah,

dunia usaha maupun masyarakat.

(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi penyusunan kebijaksanaan dan program

pembinaan dan

pengembangan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengendalian umum terhadap pelaksanaan

pembinaan dan pengembangan usaha kecil.

Pasal 20

(1) Menteri Teknis bertanggung jawab dalam memantau dan mengevaluasi pembinaan dan

pengembangan usaha

sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

(2) Dalam rangka koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Menteri Teknis menyampaikan

hasil

pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Menteri.

Pasal 21

Untuk menjamin kelancaran program, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembinaan dan

pengembangan usaha

kecil secara terpadu, Menteri dapat membentuk forum koordinasi pembinaan dan pengembangan usaha

kecil baik di

tingkat pusat maupun ditingkat daerah dan anggotanya terdiri dari unsur pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini seluruh peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang

pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang tidak sesuai dengan Peraturan

Pemerintah ini

dinyatakan tidak berlaku.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 115: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan

penempatannya

dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 28 Pebruari 1998

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 28 Pebruari 1998

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

ttd.

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1998 NOMOR 46

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 32 TAHUN 1998

TENTANG

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL

UMUM

Upaya penumbuhan kemampuan dan ketangguhan usaha kecil yang memiliki jumlah besar dan

terbesar luas di

seluruh tanah air, merupakan kegiatan yang tak dapat dipisahkan dari upaya menumbuhkan

kemampuan,

ketangguhan dan ketahanan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Kenyataannya menunjukkan, bahwa usaha kecil yang terdiri dari antara lain usaha kecil pemula, usaha

kecil yang

belum layak usaha, usaha kerajinan rumah tangga, nelayan, dan petani tersebut, yang tersebar di

seluruh pelosok

tanah air, belum mampu memupuk modal sendiri atau memanfaatkan sumber permodalan yang ada,

memanfaatkan

peluang pasar, menata organisasi dan manajemen, apalagi menguasai teknologi. Didasari bersama

bahwa usaha kecil

merupakan bagian integral dari usaha nasional sehingga perkembangan usaha kecil mempunyai

pengaruh yang

sangat penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan pembangunan nasional, oleh karena itu

peranan usaha

kecil dalam kegiatan pembangunan sosial ekonomi bangsa harus terus ditingkatkan.

Di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, telah ditentukan bahwa usaha

kecil adalah

kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memiliki kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp.

200.000.000,-

(dua ratus juta rupiah) atau hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar

rupiah) serta

kepemilikannyapun telah ditetapkan pula dalam pasal 5 Undang-undang Usaha Kecil, adalah harus

dimiliki oleh

Warga Negara Indonesia.

Kegiatan dan kebijaksanaan pemerintah yang telah dilaksanakan dalam upaya meningkatkan peran

usaha kecil sesuai

Page 116: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

dengan kegiatan usahanya yang terdapat diberbagai sektor, misalnya sektor pertanian, peternakan,

pertambangan,

perindustrian, belum terlaksana secara optimal dan terpadu. Dalam pelaksanaan program pembinaan

usaha kecil.

seakan-akan masing-masing pembina sesuai sektornya berjalan sendiri-sendiri, kurang terkoordinasi

sehingga

efektivitas pembinaan masih perlu ditingkatkan.

Tidak adanya perlakuan tambahan di bidang perpajakan atau dalam rangka perolehan perizinan, atau

permodalan

yang tidak mendukung, merupakan kendala bagi usaha kecil, sehingga sulit berkembang. Apabila

dilihat dari

peningkatan produk, pemasaran, sumber daya manusia atau teknologi usaha kecil, kemampuan dan

peran serta usaha

kecil pada kenyataannya masih jauh ketinggalan bila dibandingkan dengan peningkatan kegiatan usaha

menengah

atau usaha besar. Oleh karena itu, diperlukan satu petunjuk yang disusun secara lengkap dan teratur

dalam satu

peraturan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha kecil. Sasaran umum pembinaan dan

pengembangan

tersebut adalah terwujudnya usaha kecil menjadi usaha dan gerakan ekonomi rakyat yang lebih

tangguh dan mandiri

serta memiliki daya saing tinggi serta dapat berkembang menjadi usaha menengah.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka materi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini

ditekankan pada tata

cara pembinaannya dan diatur pula mengenai koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan

pengembangan yaitu

antara instansi terkait serta pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pembinaan dimaksud.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan :

1. Usaha kecil yang tangguh adalah usaha kecil yang memiliki daya tahan dan daya saing tinggi;

2. Usaha kecil yang mandiri adalah usaha kecil yang memiliki kemampuan memecahkan masalah

dengan bertumpu

pada kepercayaan dan kemampuan sendiri tanpa tergantung pada pihak lain.

Ayat (2)

Dalam pembinaan dan pengembangan usaha kecil, perlu memperhatikan klasifikasi dan tingkat

perkembangan usaha

kecil, tetapi dengan tetap menerapkan keluwesan dalam pembinaan sehingga tidak justru menghambat

upaya

pembinaan dan pengembangan dimaksud.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 3

Ayat (1)

Bobot, intensitas, prioritas dan jangka waktu pembinaan dan pengembangan usaha kecil dimaksud

merupakan satu

kesatuan rangkaian tindak yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mewujudkan usaha kecil

yang tangguh

Page 117: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

dan mandiri serta agar dapat berkembang menjadi usaha menengah.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Huruf h

Pemberian peluang pasar kepada usaha kecil perlu terus ditingkatkan oleh pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat,

sehingga usaha kecil dapat memanfaatkan pasar dan akses pasar.

Pasal 8

Tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan pengetahuan, profesional,

keterampilan

serta jiwa wirausaha yang mempunyai tanggung jawab tinggi dalam mewujudkan usaha yang mandiri,

produktif,

kreatif dan inovatif. Disamping itu, manajemen usaha kecil dapat dijadikan pedoman dalam

pendidikan dan latihan

usaha kecil serta pemasyarakatan dan pembudayaan kewirausahaan.

Pasal 9

Pengembangan teknologi usaha kecil oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dikembangkan di

sentra-sentra

usaha termasuk didalamnya pengembangan desa cerdas teknologi, pusat desain nasional dan

pemasyarakatan hak

atas kekayaan intelektual seperti hak cipta, paten dan merek.

Pasal 10

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Page 118: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Huruf e

Penyediaan dana dilakukan oleh Departemen teknis, Kantor Menteri Negara, Pemerintah Daerah,

Badan Usaha Milik

Negara, Badan Usaha Milik Daerah, melalui anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran

pendapatan dan

belanja daerah, anggaran perusahaan sesuai dengan program pembinaan dan pengembangan usaha

kecil di masingmasing

sektor, sub sektor, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah

yang

bersangkutan.

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Huruf h

Cukup jelas

Pasal 11

Dalam rangka menyiapkan usaha kecil dalam menghadapi persaingan sehat diperlukan langkah-

langkah dan kebijakan

pencadangan usaha bagi usaha kecil secara terpadu, sehingga usaha kecil dapat menjadi usaha yang

tangguh dan

mandiri.

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah

beberapa kali

diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 menentukan bahwa pengeluaran

berupa biaya yang

berkenaan dengan pekerjaan atau kerugian yang untuk memelihara penghasilan atau untuk

pengembangan

perusahaan, dapat diperhitungkan sebagai pengurangan terhadap penghasilan bruto dalam rangka

penetapan

Penghasilan Kena Pajak.

Pengeluaran tersebut meliputi antara lain biaya pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan

dan latihan

usaha kecil, pemberian modal usaha kecil, biaya survey pasar, seminar dan pameran usaha kecil, biaya

pengembangan

teknologi usaha kecil, depresiasi atas aktiva tetap yang digunakan untuk pembinaan dan

pengembangan usaha kecil

dan biaya untuk magang dan studi banding, konsultasi, penyuluhan, pendidikan dan pelatihan serta

pembiayaan

lainnya.

Pasal 14

Pembinaan dan pengembangan terhadap usaha kecil yang telah berhasil berkembang menjadi usaha

menengah, masih

dapat dilanjutkan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun lagi untuk lebih memantapkan usahanya setelah

menjadi usaha

menengah, dan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun itu usaha menengah tersebut masih dapat

memanfaatkan bantuan

pembinaan dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

Page 119: PERAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDAMPING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4294/1/RIDWAN... · pengembangan ukm di kota sukabumi . oleh: ridwan fachruddin nim: 104046101660

Pasal 15

Yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan dan lembaga penjaminan adalah lembaga yang sudah ada

atau yang

akan dibentuk, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang dimiliki oleh

pemerintah maupun

oleh dunia usaha. Sedangkan lembaga pendukung lainnya antara lain dapat berupa lembaga pendidikan

dan

pelatihan, lembaga pengkajian, lembaga pemasaran dan informasi, klinik konsultasi bisnis, inkubator,

lembaga

bantuan hukum dan pembelaan.

Pasal 16

Lembaga pembiayaan menyediakan dukungan modal untuk pembinaan dan pengembangan usaha kecil

antara lain

meliputi skim modal awal, modal bergulir, kredit usaha kecil, kredit program dan kredit modal kerja

usaha kecil, kredit

kemitraan, modal ventura, dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara, anjak piutang dan kredit

lainnya untuk

peningkatan ekspor dan pengembangan teknologi usaha kecil.

Pasal 17

Dalam pelaksanaan penjaminan usaha kecil, baik lembaga penjaminan yang dimiliki pemerintah

maupun swasta

memberikan bantuan kemudahan berupa penyederhanaan tata cara atau persyaratan yang ringan serta

pendirian

lembaga penjaminan usaha kecil di daerah, baik di Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II.

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3743