PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM...

70
PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PEMBIMBINGAN DAN PEMBINAAN ANAK YANG DIJATUHI PIDANA (Studi LPKS Insan Berguna Pesawaran) (Skripsi) Oleh YOGA PRATAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM...

Page 1: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGAKESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PEMBIMBINGAN

DAN PEMBINAAN ANAK YANG DIJATUHI PIDANA(Studi LPKS Insan Berguna Pesawaran)

(Skripsi)

Oleh

YOGA PRATAMA

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

ABSTRAK

PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGAKESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PEMBIMBINGAN

DAN PEMBINAAN ANAK YANG DIJATUHI PIDANA(Studi LPKS Insan Berguna Pesawaran)

OLEH

YOGA PRATAMA

Anak yang dijatuhi pidana umumnya berada di Lembaga Pemasyarakatan Anak,namun setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 TentangSistem Peradilan Pidana Anak, maka anak demikian di tempatkan di LembagaPenyelenggaraan Kesejateraan Sosial atau LPKS. LPKS Terdapat pekerja sosialprofesional dan tenaga kesejahteraan sosial yang melakukan pembimbingan danpembinaaan anak yang dijatuhi pidana. Permasalahan yang dibahas adalahbagaimana peran pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalampembimbingan dan pembinaan anak yang dijatuhi pidana? dan apakah faktorpenghambat petugas pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosialdalam melakukan pembimbingan dan pembinaan terhadap anak yang dijatuhipidana?Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Datayang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Metode pengumpulandata dalam penelitian ini yaitu menggunakan studi kepustakaan dan studilapangan. Prosedur pengolahan data dilakukan dengan cara Identifikasi datakemudian dilakukan klasifikasi data dan sistematisasi data. Analisis datadilakukan dengan cara kualitatif.Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa peran pekerja sosialproffesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam pembimbingan pembinaanyang dijatuhi pidana ada 2 peran yaitu peran normatif dan peran faktual. Peranpekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial secara Normatif diaturdalam Pasal 68 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem PeradilanPidana Anak dan secara khusus diatur dalam Peraturan Menteri Sosial RepublikIndonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang/ Pedoman Rehabilitasi Sosial AnakYang Berhadapan Dengan Hukum Oleh Lembaga Penyelenggara KesejahteraanSosial. Peran pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial secaraFaktual yaitu melakukan rehabilitasi dan pendampingan untuk memulihan mentalanak sehingga tidak melakukan pengulangan tindak pidana, serta melakukan kerja

Page 3: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

sama dengan aparat penegak hukum. Dalam menjalankan tugasnya, terdapatbeberapa faktor yang menghambat kinerja dari pekerja sosial profesional dantenaga kesejahteraan sosial antara lain: (1) Faktor penegak hukum itu sendiri (2)Faktor sarana dan prasarana atau fasilitas mendukung penegakan hukum (3)Faktor masyarakat, apabila anak bertempat tinggal di lingkungan pemakainarkoba maka anak akan mudah terjerumus untuk melakukan penyalahgunaannarkoba (4) Faktor kebudayaan, kurangnya pendidikan anak serta pergaulan-pergaulan yang menyimpang.

Penulis memberikan masukan berupa saran sebagai berikut: (1) Perlu semakinmeningkatkan kualitas dan profesionalisme dari petugas pekerja sosialprofesional dan tenaga kesejahteraan sosial (2) Pemerintah Pusat dapatmemberikan anggaran keuangan yang sesuai dengan kebutuhkan LPKS InsanBerguna Pesawaran (3) Pemerintah Daerah bersama seluruh aparat penegakhukum dan media dapat mempublikasikan eksistensi pekerja sosial profesionaldan tenaga kesejahteraan sosial pada LPKS Insan Berguna Pesawaran.

Kata Kunci : Peran, Pekerja Sosial Profesional, Tenaga KesejahteraanSosial, LPKS, Pembinaan Anak.

Page 4: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGAKESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PEMBIMBINGAN

DAN PEMBINAAN ANAK YANG DIJATUHI PIDANA(Studi LPKS Insan Berguna Pesawaran)

Oleh

YOGA PRATAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum PidanaFakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan
Page 6: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan
Page 7: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan
Page 8: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talang Padang pada tanggal 29

Maret 1996, penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Hi. Aos Koswara

dan Ibu Nurmaini. Penulis menyelesaikan

pendidikannya di TK Akhlakul Karimah Tekad pada

tahun 2002, Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Muara Dua

pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Talang Padang

pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pringsewu pada

tahun 2014.

Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi

internal maupun eksternal kampus. Pada awal perkuliahan, penulis menjadi

anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Mahkamah. Selanjutnya

penulis pada awal tahun 2017 aktif di organisasi eksternal kampus yaitu Ikatan

Mahasiswa dan Pemuda Tanggamus (IMAMTA) Universitas Lampung hingga

sekarang. Penulis mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN

Tematik) Unila Periode I dan di tempatkan di Kampung Purwodadi, Kecamatan

Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

MOTTO

Jangan kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal

kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

(Q.S Ali Imran Ayat 139)

Saat kamu meraih keberhaasialan dan kesuksesan, percayalah itu karena

doa ibumu telah dikabulkan oleh Allah SWT.

(Yoga Pratama)

Keberuntungan Hanya Milik Orang-Orang Yang Berani.

(Sahabat BestCame)

AKU SIAP.

(Spongebob Squarepants)

Page 10: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohhmanirrohim

Dengan segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-

Nya serta dengan ketulusan dan kerendahan hati aku persembahkan sebuah karya

sederhana atas izin Allah SWT ini kepada :

Alm. Ayah dan Ibu

Sebagai tanda bakti, hormat serta rasa terimakasih yang tiada terhingga ini

kepada Alm. Ayah dan Ibu yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan

kasih. Terimakasih atas segala kasih sayang, ketulusan, pengorbanan, motivasi

serta doa yang selalu mengalir untukku, sehingga aku mendapatkan gelar sarjana.

Adik Tercinta

Adikku tersayang yang senantiasa menemaniku dengan segala keceriaan dan

kasih sayang serta selalu mendoakan, memberi dukungan, semangat dan menjadi

motivasi keberhasilanku dalam menyelesaikan studi maupun kedepannya.

Seluruh keluarga besar Alm. Ayah dan Ibu tercinta serta keluarga besar FSBKU-

KSN yang salalu memberikan nasehat, dukungannya dan selalu mendoakan yang

terbaik bagi penulis.

Sahabat terbaikku dan seluruh kawan sekolah maupun kawan kuliah Fakultas

Hukum Universitas Lampung angkatan 2014. Serta orang-orang yang telah

membantuku selama proses penyusunan skripsi ini selesai.

Almamaterku Tercinta

Page 11: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

SANWACANA

Puji syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Peran Pekerja Sosial Profesional Dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Dalam

Pembimbingan Dan Pembinaan Anak Yang Dijatuhi Pidana (Studi LPKS Insan

Berguna Pesawaran)” sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana di Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis

mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan pertolongan dan kemudahan

disaat penulis mendapatkan kesulitan, dan nikmat-Mu yang tak terhingga.

2. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P selaku Rektor Universitas Lampung.

3. Bapak Armen Yasir, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

4. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H selaku Ketua Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung.

5. Ibu Dona Raisa Monica, S.H., M.H selaku Sekretaris Bagian Hukum

Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Page 12: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

6. Bapak Prof. Dr. Sunarto DM, S.H., M.H selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak memberikan pengarahan dan sumbangan pemikiran yang

sungguh luar biasa serta kesabarannya dalam membimbing Penulis selama

penulisan skripsi ini.

7. Bapak Budi Rizki Husin, S.H., M.H selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak memberikan pengarahan dan sumbangan pemikiran yang

sungguh luar biasa dalam membimbing Penulis selama penulisan skripsi

ini.

8. Bapak Gunawan Jatmiko, S.H., M.H selaku Dosen Pembahas I yang telah

memberikan waktu, masukan dan saran selama penulisan skripsi ini.

9. Ibu Emilia Susanti, S.H., M.H selaku Dosen Pembahas II yang telah

memberikan waktu, masukan, kritikan dan saran selama penulisan skripsi

ini.

10. Bapak Muhammad Farid, S.H., M.H selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan nasehat dan bantuannya serta bimbingannya selama

proses pendidikan Penulis di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

11. Bapak Prof. Dr. Sanusi Husin, S.H,. M.H yang telah bersedia menjadi

narasumber dalam skripsi ini dan membantu penulis, memberikan arahan,

masukan serta saran selama penulisan skripsi ini.

12. Kakak Toni Gunawan, S.Sos Kakak Ria Meliana Sirait, S.Tr.Sos dan

Kakak Gandha Pradista Putra, S.Sos yang telah bersedia menjadi

narasumber dalam skripsi ini dan sangat membantu dalam proses

penelitian, memberikan arahan, masukan serta saran selama penulisan

skripsi ini.

Page 13: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

13. Kepala LPKS Insan Berguna Pesawaran serta seluruh staf dan petugas

LPKS Insan Berguna Pesawaran yang memberikan izin penelitian dan

membantu dalam proses penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

14. Seluruh dosen, staff dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung

Terutama Pakde, Bude dan Bu As terima kasih atas bantuannya selama ini.

15. Terkhusus Untuk Alm. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan,

motivasi dan doa kepada Penulis, serta menjadi pendorong semangat agar

Penulis terus berusaha keras mewujudkan cita-cita dan harapan sehingga

dapat membanggakan mereka berdua.

16. Teristimewa pula kepada Adikku Annisa yang senantiasa mendoakan,

memberi dukungan, semangat dan menjadi motivasi keberhasilanku dalam

menyelesaikan studi maupun kedepannya.

17. Bibi Nur Hadijah yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi

dan membantu penulis selama penulisan skripsi ini.

18. Kekek, nenek, wak, paman, bibi dan sepupu yang selalu medoakan yang

terbaik untuk penulis.

19. Seluruh Keluarga Besar FSBKU-KSN yang selalu memberikan dukungan

dan medoakan yang terbaik untuk penulis.

20. Sahabat BestCame Uda Faqih, Udin Peak, Sulek, David, Satria, Bejo,

Kiwol, Beng-Beng, Hap, Dwi Pak Parlan, Bos Adi, Gorengan (Gatra),

Mawan, Hari PNS, Ikhsan, Gilang, Arga dan teruma Top serta seluruh

elemen Sahabat BestCame yang tidak membantu penulis namun selalu

mendoakan yang terbaik untuk penulis. Kecepatan Bestcame!

Page 14: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

21. The Ngecos Sendy Erianto, Wendra Hardi, Yoga Catur Wicaksono dan

Yohanes Ispriyandoyo yang selalu membantu penulis kecuali sendy. Ini

kita law! Serta Tere dan Verena selalu memberikan semangat dan doa

kepada penulis.

22. The Kos Kak Alfi, Bintang, Juan, Yogi, Dunan dan Gufron yang selalu

menemani di kosan haha.

23. Kawan SMP Hadian dan Aira yang telah membantu dalam translate

abstrak, keren pokoknya makan terus tu kamus bahasa inggris ra hehe.

24. Seluruh kawan bidik misi Supri, Haidir, Rado, Hargi, Arli, Madian,

Hardinal, Eka, Dewi, Ayu, Ayu Dewi, Sariani, Nadya, Intan, Silmi, Puri,

Audi, Cici, Iman dan Elsaday. Kami bangkit untuk negeri!

25. Kawan-kawan seperjuangan Eka, Tio, Elva, Wahyu, Fais, Rendi, Rico,

Evandi, Niko, Tuntas, ketum Wafer, Sondika, Zulkarnain, Samuel, Rido,

Ridho, Riko Cupu, Credo, Afatah, Jayak, Digo, Triyas, akbar, eko, riadi

dan seluruh angkatan 2014 yang namanya tidak dapat disebutkan satu

persatu.

26. Saudara-saudari KKN Kampung Purwodadi, Dwi Cahya Puspitawati,

Inggitina Sasmaya, Fernando Hosse Fahrezi, Sesiliya Elvira , Purnomo

dan Hanifa Salma Ramadhani terimakasih atas 40 hari yang penuh

kenangan, canda tawa dan kebahagiaan serta drama-drama kkn yang

sangat membekas tak akan terlupakan. Terimakasih gengs, Aing teh

macan!

27. Untuk Almamaterku Tercinta, Fakultas Hukum Universitas Lampung

yang telah menjadi saksi bisu dari perjalanan ini hingga menuntunku

Page 15: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

menjadi orang yang lebih dewasa dalam berfikir dan bertindak. Serta

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan semangat

dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

28. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan semangat

dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas bantuan dan dukungan yang telah

diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk

menambah dan wawasan keilmuan bagi pembaca pada umumnya dan bagi

penulis khususnya.

Bandar Lampung, 7 Maret 2018

Penulis

Yoga Pratama

Page 16: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup.......................................................... 10

C. Kegunaan Penelitian................................................................................ 10

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual.......................................................... 12

E. Sistematika Penulisan.............................................................................. 18

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peran...................................................................................... 20

B. Tinjauan Umum Terhadap Pekerja Sosial Profesional Dan

Tenaga Kesejahteraan Sosial.................................................................... 23

C. Pengertian Anak...................................................................................... 30

D. Sistem Pemidanaan Pidana...................................................................... 34

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah.................................................................................. 40

B. Sumber Dan Jenis Data............................................................................. 41

C. Penentuan Narasumber.............................................................................. 43

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data........................................... 44

E. Analisis Data.............................................................................................. 45

IV. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

A. Peran Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial

Dalam Pembimbingan dan Pembinaan Anak Yang Dijatuhi Pidana….... 49

Page 17: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

B. Faktor Penghambat Petugas Pekerja Sosial Profesional Dan Tenaga

Kesejahteraan Sosial Dalam Melakukan Pembimbingan Dan Pembinaan

Terhadap Anak Yang Dijatuhi Pidana....................................................... 63

V. PENUTUP

A. Simpulan................................................................................................... 73

B. Saran......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia telah meratifikasi konvensi hak anak melalui

Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 Peratifikasian ini sebagai upaya

negara untuk memberikan perlindungan terhadap anak dari berbagai isu yang ada.

Dalam konvensi hak anak salah satunya yang sangat membutuhkan perhatian

khusus adalah anak yang berkonflik dengan hukum. Dalam hukum Nasional

perlindungan khusus bagi anak juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang Nomor 11 Tahun

2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Pasal 1 Butir 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak menerangkan bahwa anak yang berhadapan dengan hukum atau

disebut ABH adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi

korban tindak pidana dan anak yang menjadi saksi tindak pidana. Anak

melakukan tindak pidana sesungguhnya karena kondisi obyektif yang melingkupi

diri anak dan lingkungannya. Data dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)

Kementerian Sosial Republik Indonesia menunjukkan bahwa kasus anak yang

melanggar hukum rata-rata setiap tahunnya sebanyak 4000 kasus. Pada tahun

2008, di Indonesia terdapat 295.763 anak yang berhadapan dengan hukum dan

Page 19: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

2

sebanyak 4.325 anak yang berada di rumah tahanan dan penjara di seluruh

Indonesia. Terakhir pada Juli 2009 menurut Direktorat Jendral Pemasyarakatan

Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia jumlah anak yang berada di

rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan sebanyak 5.638 anak. Mereka

tersebar di lembaga pemasyarakatan sebanyak 3.466, dan di rumah tahanan

sebanyak 2.172 anak.1

Anak yang melakukan tindak kriminal setiap tahun selalu mengalami

peningkatan, hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor sosial yang

mempengaruhinya. Beberapa penelitian telah dilakukan bahwa peran keluarga

mempunyai pengaruh pada terjadinya kriminalitas remaja seperti yang diteliti oleh

Burcu (2003), sedangkan yang diungkapkan oleh Sampson dan Laub’s (1993)

bahwa “kriminalitas remaja dapat dicegah dengan adanya dukungan sosial dari

lembaga sosial konvensional seperti keluarga, lembaga pendidikan, dan lembaga-

lembaga sosial lainnya”. Artinya bahwa kedudukan dan fungsi keluarga

memegang peranan penting dalam mengendalikan perilaku remaja yang

melanggar aturan hukum di masyarakat.2

Perlindungan anak merupakan pekerjaan penting yang harus terus dilakukan oleh

seluruh unsur negara. Bentuk-bentuk perlindungan anak dilakukan dari segala

aspek mulai pada pembinaan oleh keluarga, kontrol sosial terhadap pergaulan

anak dan penanganan yang tepat melalui peraturan-peraturan yang baik yang

dibuat oleh sebuah negara. Disini yang menjadi objek dan subjek pelayanan dalam

kegiatan perlindungan anak sama-sama mempunyai hak-hak dan kewajiban;

1 Pedoman Rehabilitasi Sosial Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Berbasis Keluarga Tahun2015. hlm. 22 Ibid,.

Page 20: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

3

motivasi seseorang untuk ikut serta secara tekun dan gigih dalam setiap kegiatan

perlindungan anak; pandangan bahwa setiap anak itu wajar dan berhak mendapat

perlindungan mental, fisik, dan sosial dan orang tua, anggota masyarakat dan

negara.3 Pandangan tersebut jelas berdasarkan pengertian dari citra yang tepat

mengenai manusia, tidak terkecuali manusia yang disebut “anak” manusia yang

merupakan kenyataan sosial.4

Perlindungan anak hingga saat ini seperti yang diamanatkan oleh undang-undang

terkendala dengan sarana dan prasarana yang disediakan oleh Pemerintah,

misalnya penjara khusus anak yang hanya ada di kota-kota besar serta kurangnya

lembaga yang di tunjuk untuk menangani anak yang dipidana. Hal ini tentu saja

menyebabkan tidak terpenuhnya hak-hak anak sebagaimana dalam undang-

undang dan konvensi anak. Selain itu kurangnya sosialisasi yang terpadu dan

menyeluruh yang dilakukan kepada aparat penegak hukum termasuk kepolisian

hingga ke ajaran paling bawah yaitu lembaga pemasyarakatan menyebabkan tidak

efektifnya pemberian perlindungan hukum terhadap anak.5

Anak merupakan aset bangsa, sebagai bagian dari generasi muda anak berperan

sangat strategis sebagai succesor suatu bangsa. Peran strategis ini telah disadari

oleh masyarakat Internasional untuk melahirkan sebuah konvensi yang intinya

menekankan posisi anak sebagai manusia yang harus mendapatkan perlindungan

atas hak-hak yang dimilikinya. Terlebih lagi bahwa masa kanak-kanak merupakan

periode penaburan benih, pendirian tiang panca, pembuatan pondasi, yang dapat

3 Nashriana, 2012, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesai, Jakart: Raja GrafindoPersada, hlm. 2.4 Ibid.,5 Ruben Achmad, 2005, Upaya Penyelesaian Masalah Anak Yang Berkonflik dengan Hukum,dalam Jurnal Simbur Cahaya, Nomor 27, Januari, hal. 24.

Page 21: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

4

disebut juga sebagai periode pembentukan watak, kepribadian dan karakter diri

seorang manusia, agar mereka kelak memiliki kekuatan dan kemampuan serta

berdiri tegar dalam meniti kehidupan.6

Anak yang berhadapan dengan hukum dalam memberikan perlindungan pada

anak demekian, maka telah diundangkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dibandingkan dengan undang-undang

sebelumnya (Undang-Undang Peradilan Anak), Undang-Undang Sistem Peradilan

Peradilan Anak (UUSPPA) merumuskan beberapa kemajuan, diantaranya adalah:7

1. Batas minimum usia anak untuk dapat dipidana (atau ditahan), yaitu 14 tahun;

2. Dipakai pendekatan Keadilan Retoratif dalam penyelesaian perkara anak;

3. Adanya kualifikasi penegak hukum dalam penanganan perkara anak;

4. Jenis pidana dan tindakan;

5. Larangan untuk mempublikasikan identitas anak yang berhadapan dengan

hukum;

Anak memiliki sifat sebagai pribadi yang labil, membutuhkan perhatian dan

perlindungan dapat dijadikan dasar untuk mencari suatu solusi alternatif dalam

menghindarkan anak dari sistem peradilan pidana normal penempatan anak dalam

penjara, dan stigmatisasi terhadap kedudukan anak sebagai narapidana.8 Salah

satu solusi yang dapat ditempuh dalam penanganan perkara tindak pidana anak

adalah dengan menggunakan pendekatan restorative justice, yang dilaksanakan

dengan cara pengalihan (diversi). Restorative justice merupakan proses

6 Maidin Gultom, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan PidanaAnak di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, hlm. 1.7 http://www.uajy.ac.id/berita/fakultas-hukum-uajy-gelar-seminar-nasional-menyongsongberlakunya-uu-no-11-tahun-2012-tentang-sistem-peradilan-pidana-anak/8 Ibid., hlm. 15.

Page 22: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

5

penyelesaian yang dilakukan dengan melibatkan korban, pelaku, keluarga korban

dan pelaku, masyarakat serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan suatu

tindak pidana yang terjadi untuk mencapai kesepakatan dan penyelesaian.9

Sedangkan diversi merupakan upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum

untuk mengalihkan kasus pidana yang dilakukan oleh anak dari mekenisme

formal ke mekanisme nonformal.10

Kenakalan anak adalah perilaku jahat/dursila atau kejahatan/kenakalan anak-anak

muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja

yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabdian sosial, sehingga mereka itu

mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.11 Keberadaan anak yang

demikian di lingkungan kita memang perlu mendapatkan perlindungan khusus

terutama anak yang dijatuhi pidana karena pada hakekatnya anak tidak dapat

melindungi dirinya dari berbagai macam tindakan yang menimbulkan kerugian

mental, fisik, sosial dalam berbagai kehidupan. Anak harus mendapatkan

perlindungan oleh individu, kelompok, organisasi sosial dan pemerintah.12 Anak

nakal yang melanggar aturan hukum dapat dikenai sanksi berupa pidana atau

tindakan. Anak yang dijatuhi pidana kurang dari 7 tahun yang paling utama

melakukan pembimbingan, pembinaan dan pendampingan yaitu petugas

pendamping sosial seperti pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan

sosial yang memiliki tugas fungsi dan wewenang yang penting untuk

mengembalikan keberfungsian sosial anak, membimbing anak kearah yang lebih

9 Diah Gustiniati Dan Dona Raisa Monica, 2016, Pemidanaan Dan Sistem Pemasyarakatan Baru,Aura, Bandar Lampung, hlm. 13.10 Ibid., hlm. 9.11 Nandang Sambas, 2013, Peradilan Pidana Anak Di Indonesia Dan Instrumen InternasionalPerlindungan Anak Serta Penerapannya, , Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm. 13.12 Ibid.,

Page 23: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

6

baik dan berupaya untuk tidak melakukan hal kriminal kembali. Pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam melaksanakan tugas, fungsi

dan wewenang sesuai dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak.

Pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dilibatkan dalam

pembinaan dan pendampingan terhadap anak yang dijatuhi pidana, karena anak

tidak mendapat perlindungan mental, kurang mendapat perhatian khusus di

Lembaga Pemasyarakatan Anak sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, bahkan banyak daerah yang

belum memiliki lapas khusus anak. Terkadang anak di tempatkan di penjara orang

dewasa hal demikian dapat menimbulkan kesenjangan sosial bagi anak, karena

pada dasarnya anak harus dipisahkan dari orang dewasa, sehingga mengakibatkan

kurang terpenuhnya hak-hak anak. Contoh di Provinsi Lampung pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial telah dilibatkan dan disediakannya

Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS) Insan Berguna Pesawaran

pada tahun 2016 yang diresmikan oleh Menteri Sosial Republik Indonesia

Khofifah Indah Parawangsa. LPKS Insan Berguna Pesawaran dan telah

menampung 30 anak yang dijatuhi dipidana. Data ini diperoleh dari wawancara

langsung dengan pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial.

Pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial adalah petugas

pendamping sosial ABH yang berada pada LPKS (Lembaga Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial) dan pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan

sosial juga berada di setiap Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Dalam Pasal 1

Page 24: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

7

Butir 14 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak, Pekerja sosial profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di

lembaga pemerintah maupun swasta, yang memiliki kompetensi dan profesi

pekerjaan sosial serta kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui

pendidikan, pelatihan, dan/atau pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk

melaksanakan tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial anak.

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 dalam Pasal

23 disebutkan bahwah “Pendampingan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

Pekerja Sosial Profesional dan/atau Tenaga Kesejahteraan Sosial yang terlatih di

bidang penanganan ABH pada LPKS yang ditetapkan oleh Menteri, baik di luar

maupun di dalam lembaga untuk mendampingi ABH”. Tugas pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial sebagaimana ditentukan dalam Pasal

68 Ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak. Penanganan anak yang bermasalah dengan hukum saat ini sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak menjadi bentuk

baru yang lebih manusiawi dalam menangani anak yang berhadapan dengan

hukum.

Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial atau LPKS. Menurut Pasal 1

Butir 22 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak memberikan pengertian bahwa “Lembaga Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disingkat LPKS adalah lembaga atau

tempat pelayanan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial

bagi anak”. Rehabilitasi yang di lakukan oleh LPKS merupakan bentuk baru

Page 25: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

8

dalam pembinaan atau sistem pemasyarakatan anak yang dijatuhi pidana, ini

merupakan bentuk penerapan atas berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Kementerian Sosial yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial wajib membangun LPKS

(Pasal 105 huruf f UUSPPA).

Pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial mempunyai tugas,

fungsi dan wewenang yang penting dalam pendampingan, pembimbingan, serta

melakukan pengawasan terhadap ABH. Berdasarkan Pasal 68 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, tugas pokok

pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial adalah:13

a. Membimbing, membantu, melindungi, dan mendampingi anak denganmelakukan konsultasi sosial dan mengembalikin kepercayaan diri anak;

b. Memberikan pendampingan dan advokasi sosial;c. Menjadi sahabat anak dengan mendengarkan pendapat anak dan menciptakan

suasana kondusif;d. Membantu proses pemulihan dan perubahan perilaku anak;e. Membuat dan menyampaikan laporan kepada pembimbing kemasyarakatan

mengenai hasil bimbingan, bantuan, dan pembinaan terhadap anak yangberdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana atau tindakan;

f. Memberikat pertimbangan aparat penegak hukum untuk penangananrehabilitasi sosial Anak.

g. mendampingi penyerahan Anak kepada orang tua, lembaga pemerintah, ataulembaga masyarakat; dan

h. melakukan pendekatan kepada masyarakat agar bersedia menerima kembaliAnak di lingkungan sosialnya.

Tugas-tugas tersebut merupakan suatu kegiatan pemberian bimbingan dan

pendampingan terhadap anak yang dijatuhi pidana yang telah diberikan sanksi.

Pendampingan sosial merupakan salah satu bentuk rehabilitasi sosial yang

mengandung aspek pelaksaan untuk mengembalikan percaya diri anak sehingga

13 Tri Andrisman, 2013, Hukum Peradilan Anak, Bandar Lampung: Bagian Hukum PidanaFakultas Hukum UNILA, hlm. 91-92.

Page 26: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

9

dapat diterima di lingkungan masyarakat kembali. Kaitannya dengan hukum

pidana adalah anak yang diberikan pidana di tempatkan di LPKS merupakan

bentuk pemasyarakatan dimana diberikan rehabilitasi sosial.

Pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial yang berada di LPKS,

dituntut untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang secara maksimal dalam

upaya memberikan pembimbingan, pendampingan, dan pengawasan terhadap

klien anak. Dalam setiap tahap proses peradilan pidana anak terutama dalam

melakukan penelitian dan membuat laporan kepada pembimbing kemasyarakatan

terhadap anak yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana atau tindakan.

Penjabaran tugas pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial diatas,

merupakan tugas yang dinilai paling efektif untuk mengembalikan keberfungsian

sosial anak seperti menmbuhkan kembali kepercayaan diri anak, membimbing

anak, memberikan pembinaan kepada anak untuk tidak melakukan pengulangan

kejahatan. Berkaitan dengan berbagai hal tersebut maka peran dari seluruh pihak

mulai dari keluarga, lingkungan masyarakat, pemerintah hingga petugas sosial

khususnya pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial.

Pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial diharapkan dapat

mengembalikan keberfungsian sosial anak, kepercayaan diri anak serta

membantu proses pemulihan dan perubahan prilaku anak kearah yang lebih baik

sehingga dapat diterima dalam lingkungan sosialnya. Berdasarkan latar belakang

di atas maka perlu dilakukan penelitian “Peran Pekerja Sosial Profesional Dan

Tenaga Kesejahteraan Sosial Dalam Pembimbingan Dan Pembinaan Anak Yang

Dijatuhi Pidana (Studi LPKS Insan Berguna Pesawaran)”.

Page 27: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

10

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana peran pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial

dalam pembimbingan dan pembinaan anak yang dijatuhi pidana ?

b. Apakah faktor penghambat petugas pekerja sosial profesional dan tenaga

kesejahteraan sosial dalam melakukan pembimbingan dan pembinaan

terhadap anak yang dijatuhi pidana?

2. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah merupakan kajian dalam hukum

pidana yang membahas mengenai peran pekerja sosial profesional dan tenaga

kesejahteraan sosial dalam pembimbingan dan pembinaan anak yang dijatuhi

pidana dan faktor penghambat petugas pekerja sosial profesional dan tenaga

kesejahteraan sosial dalam melakukan pembimbingan dan pembinaan anak yang

dijatuhi pidana. Ruang lingkup lokasi penelitian adalah pada Lembaga

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) Insan Berguna Pesawaran dan

ruang lingkup waktu penelitian dilaksanakan pada Tahun 2017.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adanya penelitian ini dimaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan

permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 28: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

11

a. Untuk mengetahui peran pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan

sosial dalam pembimbingan dan pembinaan terhadap anak yang dijatuhi

pidana.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat petugas pekerja sosial profesional dan

tenaga kesejahteraan sosial dalam melakukan pendampingan, pembimbingan

dan pembinaan terhadap anak yang dijatuhi pidana.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu

sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermaanfaat dan memberikan

kontribusi dalam ilmu hukum, khususnya di dalam Hukum Pidana. Dalam

rangka untuk memberikan penjelasan mengenai peran pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam pembimbingan dan

pembinaan anak yang dijatuhi pidana. Juga sebagai upaya pengembangan

wawasan pemahaman ilmu hukum yang diteliti dan peningkatan keterampilan

menulis karya ilmiah.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna secara positif sebagai

sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi petugas pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial agar dalam melaksanakan peran,

tugas serta fungsi secara maksimal. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa selama mengikuti

program perkuliahan Hukum Pidana pada Fakultas Hukum Universitas

Page 29: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

12

Lampung serta masyarakat pada umumnya mengenai peran pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam pembimbingan dan

pembinaan terhadap anak yang dijatuhi pidana.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan acuan dari

hasil penelitian yang pada dasarnya bertujuan untuk mengidentifikasi terhadap

dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti.14 Berdasarkan definisi tersebut

maka kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Teori Peran

Peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisikan patokan-patokan

perikelakuan, pada kedudukan-kedudukan tertentu di dalam masyarakat,

kedudukan mana dapat dipunyai pribadi ataupun kelompok-kelompok. Pribadi

yang mempunyai peran tadi dinamakan pemegang peran (role occupant), dan

perikelakuannya adalah berperannya pemegang peran tadi dapat sesuai atau

mungkin berlawanan dengan apa yang ditentukan di dalam kaidah-kaidah.15 Peran

adalah aspek dinamis kedudukan (status).16 Peran mungkin mencakup tiga hal

yaitu sebagai berikut:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

14 Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, hlm. 125.15Soerjono Soekanto, 2003, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: RajaGrafindo Persada,hlm.139.16 Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, hlm. 212.

Page 30: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

13

b. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peran juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.17

Setiap orang mempunyai macam-macam peran yang berasal dari dari pola-pola

pergaulannya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peran menentukan apa yang

dibuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh

masyarakat kedapadanya. Peran menyebabkan sesorang pada batas-batas tertentu

dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan

akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang

sekelompoknya hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat

merupakan hubungan antara peran-peran individu dalam masyarakat. Peran diatur

oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki agar

seorang laki-laki bila berjalan bersama seorang wanita, harus disebelah luar.18

Dari teori peran yang diuraikan diatas, menurut Sunarto dapat diambil suatu

pengertian untuk lebih mudah difahami berkaitan dengan teori peran bahwa:

a. Peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peran normatif.Sebagai peran normatif dalam hubungannya dengan tugas dan kewajibansebagai penegak hukum dalam menegak hukum mempunyai arti, penegakansecara total enforcement, yaitu penegakan hukum yang bersumberkan padasubstanti (substantif of criminal of law).

b. Peran ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang diharapkan dilakukanoleh pemegang peran tersebut. Misalnya penegak hukum sebagai suatuorganisasi formal tertentu diharapkan berfungsi dalam penegakan hukumdapat ditindak sebagai pengayom dan pelindung masyarakat dalam rangkamewujudkan ketertiban, keamanan, keadilan yang mempunyai tujuan akhirkesejahteraan masyarakat, meskipun pun peran itu tidak tercantum dalamperan normatif;

17Ibid., hlm. 213.18Ibid., hlm. 213.

Page 31: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

14

c. Interaksi kedua peran yag telah diuraikan di atas, akan meembentuk peranfaktual yang dimiliki penegak hukum. Sebagai aktualisasi peran normatif danperan yang diharapkan yang timbul karena kedudukan penegak hukumsebagai unsur pelaksana yang memiliki diskresi yang didasarkanperkembangan situasional dan mencapai tujuan hukum.19

Berdasarkan teori diatas peran pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan

yang dimemilikinya dalam pembimbingan dan pembinaan anak yang dijatuhi

pidana yaitu melakukan rehabilitasi sosial dan pendampingan anak. Rehabilitasi

sosial ABH dilaksanakan dalam bentuk:

a. motivasi dan diagnosis psikososial;b. perawatan dan pengasuhan;c. pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan;d. bimbingan mental spiritual;e. bimbingan fisik;f. bimbingan sosial dan konseling psikososial;g. pelayanan aksesibilitas;h. bantuan dan asistensi sosial;i. bimbingan resosialisasi;j. bimbingan lanjut; dan/atauk. rujukan.

Sedangkan pendampingan kepada anak dilaksanakan dengan mekanisme:

a. menerima penugasan pendampingan;b. mempelajari kasus;c. melakukan koordinasi dengan pihak terkait;d. memberikan pendampingan psikososial;e. mendampingi didalam maupun diluar lembaga; danf. menyusun laporan pelaksanaan pendampingan.

b) Teori Faktor Penghambat Penegakan Hukum

Secara konsepsional inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan

menyerasikan penjabaran nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah

yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran

nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan

19 Sunarto, 2016, Keterpaduan Dalam Penanggulangan Kejahatan, Bandar Lampung: AnugrahUtama Raharja (AURA), hlm. 33.

Page 32: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

15

kedamaian pergaulan hidup (Soekanto, 1979). Konsepsi yang mempunyai dasar

filosofis tersebut, perlu penjelasan lebih lanjut, sehingga akan tampak lebih

konkret.20 Gangguan terhadap penegakan hukum mungkin terjadi, apabila ada

ketidak serasian antara “tritunggal” nilai, kaidah dan pola prilaku. Gangguan

tersebut terjadi apabila terjadi ketidakserasian antara nilai-nilai yang berpasangan,

yang menjelma di dalam kaidah-kaidah yang bersimpang siur dan pola prilaku

tidak terarah yang meganggu kedamaian pergaulan.21

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah pokok penegakan hukum sebenarnya

terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor

tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya

terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Faktor hukumnya itu sendiri, di dalam tulisan ini akan dibatasi pada undang-

undang saja

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum.

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau di

terapkan.

5. Faktor kebudayaan, yakni hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada

karsa manusia di dalam pergaulan hidup.22

20Soerjono Soekanto, 2012, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, jakarta:RajaGrafindo Persada, hlm. 5.21 Ibid., hlm. 7.22 Ibid., hlm. 8.

Page 33: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

16

2. Konseptual

Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-

konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti yang berkaitan dengan istilah

yang akan diteliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan

tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri dinamakan

fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-

hububungan dalam fakta tersebut.23 Dalam kerangka konsepsional diungkapkan

beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar

penelitian hukum.24 Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pokok

permasalahan dan pembahasan dalam skripsi ini, maka di bawah ini ada beberapa

konsep yang bertujuan untuk menjelaskan istilah-istilah yang dapat di jadikan

pegangan dalam memahami skripsi ini:

a. Peran adalah aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia

menjalankan suatu peran.25

b. Pekerja sosial profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga

pemerintahan maupun swasta, yang memiliki kompetensi dan profesional

pekerjaan sosial serta kepedulian dalam pekerjaan soaial yang diperoleh

melalui pendidikan, pelatihan, dan atau pengalaman praktik pekerjaan sosial

untuk melaksanakan pelayanan dan penanganan masalah sosial anak (Pasal 1

Butir 14 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak).

23 Soerjono Soekanto, Op.Cit., hlm. 132.24 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, hlm. 7.25 Soerjono Soekanto, Loc.Cit. hlm. 212.

Page 34: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

17

c. Tenaga kesejahteraan sosial adalah seseorang yang didik dan dilatih secara

profesional untuk melaksanakan tugas pelayanan dan penanganan masalah

sosial anak dan atau seseorang yang bekerja, baik dilembaga pemerintah

maupun swasta, yang ruang lingkup kegiatannya di bidang kesejahteraaan

sosial anak (Pasal 1 Butir 15 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak).

d. Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) adalah lembaga atau

tempat pelayanan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan

sosial bagi anak. (Pasal 1 Butir 22 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak).

e. LPKS Insan Berguna Pesawaran adalah lembaga atau tempat pelayanan sosial

yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi anak yang di

dirikan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia di Kabupaten Pesawaran

Provinsi Lampung.

f. Pembimbingan /pem·bim·bing/ n 1 orang yang membimbing; pemimpin;

penuntun; 2 sesuatu yang dipakai untuk membimbing seperti pengantar (ilmu

pengetahuan); 3 ark kata pendahuluan;- pembaca anggota staf profesional,

berpengalaman, dan cendekia yang diberi tugas membimbing pembaca dalam

memilih buku, menarik perhatian pembaca, menjalin hubungan erat dengan

lembaga pendidikan, dan secara umum mengembangkan daya guna buku.26

g. Pembinaan adalah suatu sistem yang mempunyai beberapa komponen yang

saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan. 27

26 Kamus besar bahasa indonesia online.27 Diah Gustiniati Dan Dona Raisa Monica, Op.Cit. hlm. 59.

Page 35: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

18

h. Rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk

memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara

wajar dalam kehidupan masyarakat. (Pasal 1 Butir 1 Peraturan Menteri

Sosial Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman

Rehabilitasi Sosial Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Oleh Lembaga

Penyelenggara Kesejahteraan Sosial)

i. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1 Butir 1 Undang-

Undang Republik Indoneisa Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak).

j. Pidana adalah penderitaan atau nestapa yang sengaja di bebankan kepada

orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.28

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, maka keseluruhan

sistematika penulisannya di susun sebagai berikut :

A. PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan

penelitian dan ruang lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka

teoritis dan konseptual serta sistematika penulisan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi tinjauan pustaka dari berbagai konsep atau kajian yang

berhubungan dengan penyusunan skripsi dan diambil dari berbagai referensi atau

28 Tri Andrisman, Hukum Pidana, Bandar Lampung, Universitas Lampung, 2011, hlm. 8.

Page 36: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

19

bahan pustaka terdiri dari pengertian peran, tinjauan umum terhadap pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial, pengertian anak dan sistem

pemidanaan anak.

C. METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian meliputi pendekatan

masalah, sumber dan jenis data, penetuan narasumber, prosedur pengumpulan dan

pengolahan data serta analisis data.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi berupa penyajian dan pembahasan data yang telah didapat

penelitian, terdiri dari deskripsi dan analisis mengenai peran pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam pembimbingan dan pembinaan

terhadap anak yang dijatuhi pidana dan faktor penghambat petugas pekerja sosial

profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam melaksanakan perannya di

LPKS Insan Berguna Pesawaran.

E. PENUTUP

Dalam bab ini mengemukakan kesimpulan umum tentang hal-hal yang telah di

uraikan dalam bab-bab terdahulu, guna menjawab permasalahan mengenai peran

pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam pembimbingan

dan pembinaan terhadap anak yang dijatuhi pidana dan faktor penghambat

petugas pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam

melaksanakan perannya. Serta dalam bab ini di berikan tambahan pemikiran

berupa saran sesuai permasalahan yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait

dengan penelitian.

Page 37: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

20

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peran

Kata peran, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pemain.

Peran adalah orang yang menjadi atau melakukan sesuatu yang khas, atau

“perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat”. Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka dia menjalankan suatu peranan.29 Peran yang melekat pada diri sesorang

harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang

dalam masyarakat (yaitu social-position) merupakan unsur statis yang

menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peran lebih banyak

menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang

menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peran.30 Suatu

peran mencakup paling sedikit tiga hal berikut ini:

1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat.

2. Peran merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

29 Soerjono Soekanto, Loc.Cit. hlm. 212.30 Soerjono Soekanto, Op.Cit. hlm. 213.

Page 38: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

21

3. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial.31

Pembahasan perihal macam peran yang melekat pada individu-individu dalam

masyarakat penting bagi hal-hal sebagai beriku:

a. Peran-peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendakdipertahankan kelangsungannya.

b. Peran tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu-individu yang olehmasyarakat dianggap mampu melaksanakannya. Mereka harus terlebihdahulu berlatih dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya.

c. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu yang tak mampumelaksanakan perannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat karenamungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan arti kepentingan-kepentingan pribadi yang terlalu banyak.

d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan perannya, belumtentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang.Bahkan sering kali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut.32

Secara sosiologis, maka setiap penegak hukum mempunyai kedudukan (status)

dan peran (role). Seseorang yang mepunyai kedudukan tentu tertentu, lazimnya

dinamakan pemegang peranan (role occuoant) suatu hak sebenarnya merupakan

wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban

atau tugas. Suatu peran tertentu, dapat dijabarkan ke dalam unsur-unsur sebagai

berikut:

1. Peran yang ideal (ideal role)

2. Peran yang seharusnya (expected role)

3. Peran yang dianggap oleh diri sendiri (percived role)

4. Peran yang sebenarnya dilakukan (actual role).33

31 Soerjono Soekanto, Op.Cit. hlm. 217.32 Soerjono Soekanto, Op.Cit. hlm. 216.33 Soerjono Soekanto, Op.Cit. hlm. 20.

Page 39: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

22

Peran yang sebenarnya dilakukan kadang-kadang juga dinamakan role

performance atau role playing. Kiranya dapat dipahami, bahwa peran yang ideal

dan peran yang seharusnya datang dari pihak (atau pihak-pihak) lain, sedangkan

peran yang dianggap oleh diri sendiri serta peran yang sebenarnya dilakukan

berasal dari diri pribadi. Sudah tentu bahwa di dalam kenyataannya, peran-peran

tadi berfungsi apabila seseorang berhubungan dengan pihak lain (disebut role

sector) atau dengan beberapa pihak (role set). Kalau di dalam kenyataannya

terjadi suatu kesenjangan antara peran yang seharusnya dengan peran yang

sebenarnya dilakukan atau peran aktual, maka terjadi kesenjangan peranan (role-

distance). Penggunaan persfektif peran dianggap mempunyai keuntungan-

keuntungan tertentu, oleh karena:

1. Fokus utamanya adalah dinamika masyarakat,

2. Lebih mudah untuk membuat suatu proyeksi karena pemusatan perhatian

pada segi prosesual,

3. Lebih memperhatikan pelaksanaan hak dan kewajiban serta tanggung jawab,

daripada kedudukan dengan lambang-lambangnya yang cenderung

konsumtif.34

Halangan-halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan peran yang

seharusnya dari golongan panutan atau penegak hukum, mungkin berasal dari

dirinya sendiri atau dari lingkungan. Halangan-halangan yang memerlukan

penanggulangan tersebut, adalah:

1. Keterbatasan kemampuan untuk menempatkan diri dalam peran pihak lain

dengan siapa dia berinteraksi,

34 Soerjono Soekanto, Op.Cit. hlm. 22.

Page 40: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

23

2. Tingkat aspirasi yang relatif belum tinggi,

3. Kegairahan yang sangat terbatas untuk memikirkan masa depan, sehingga

sulit sekali untuk membuat suatu proyeksi,

4. Belum adanya kemampuan untuk menunda pemuasan suatu kebutuhan

tertentu, terutama kebutuhan materiil,

5. Kurangnya daya inovasi yang sebenarnya merupakan pasangan

konservatiseme.35

B. Tinjauan Umum Terhadap Pekerja Sosial Profesional Dan TenagaKesejahteraan Sosial

Pekerja sosial adalah seseorang yang melakukan proses pertolongan kepada orang

yang mengalami disfungsi sosial dengan disertai kemampuan khusus dibidang

ilmu pengetahuan, kemampuan dan nilai agar dapat kembali berfungsi secara

sosial. Beragam praktek telah dilakukan oleh pekerja sosial di Indonesia, saat ini

yang paling banyak adalah mereka yang berafiliasi di Kementerian Sosial

Republik Indonesia berikut jajarannya. Kemudian pekerja sosial juga banyak

berpraktek berdasarkan lingkup settingnya seperti pekerja sosial medis yang

banyak kita temukan di rumah-rumah sakit.

Pekerja sosial koreksional banyak bekerja di Lembaga Pemasyarakatan dan

lembaga-lembaga non pemerintah yang berkaitan dengan orang-orang

termarjinalisasi di bidang pelanggaran hukum. Pekerja sosial industri banyak kita

ketahui bahwa mereka berpraktek di bidang CSR (Corporate Social

Responsibility) perusahaan-perusahaan multinasional. Belum lagi pekerja sosial

yang bekerja dengan anak dan keluarga, bidang kebencanaan dan juga

35 Soerjono Soekanto, Op.Cit. hlm. 34.

Page 41: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

24

kemiskinan. Semuanya telah dilakukan dan saling bersinergi untuk memberikan

sumbangsih yang nyata bagi kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia pada

umumnya. Dapat kita tarik garis besarnya bahwa praktek pekerjaan sosial ini

masih terus berjalan dan semakin eksis dengan pengalaman praktek yang kian

dipercaya oleh masyarakat untuk membantu mengatasi berbagai masalah sosial

yang muncul dan berkembang. 36

1. Pengertian Pekerja Sosial Profesional Dan Tenaga Kesejahteraan Sosial

Pekerja sosial profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga

pemerintahan maupun swasta, yang memiliki kompetensi dan profesional

pekerjaan sosial serta kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui

pendidikan, pelatihan dan atau pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk

melaksanakan pelayanan dan penanganan masalah sosial anak (Pasal 1 Butir 14

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak).

Sedangkan pengertian tenaga kesejahteraan sosial adalah seseorang yang didik

dan dilatih secara profesional untuk melaksanakan tugas pelayanan dan

penanganan masalah sosial anak dan atau seseorang yang bekerja, baik di lembaga

pemerintah maupun swasta, yang ruang lingkup kegiatannya di bidang

kesejahteraaan sosial anak (Pasal 1 Butir 15 Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak).

Syarat untuk dapat diangkat sebagai pekerja sosial profesional diatur pada Pasal

66 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak sebagai berikut:

36 http://studylibid.com/doc/280477/memahami-tentang-pekerjaan-sosial---bocah-bancar Di AksesPada Jam 20.00 Hari Senin Tanggal 22 Januari 2017

Page 42: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

25

a. Berijazah paling rendah strata satu (S-1) atau diploma empat (D-4) di bidangpekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial;

b. Berpengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun di bidang praktik pekerjaansosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

c. Mempunyai keahlian atau keterampilan kusus dalam bidang pekerjaan sosialdan minat untuk membina, membimbing dan membantu anak demikelangsungan idup, perkembangan fisik, mental sosial dan perlindunganterhadap anak; dan

d. Harus uji kompetensi sertifikasi pekerja sosial profesional oleh organisasiprofesi di bidang kesejahteraan sosial;

Sedangkan syarat untuk dapat diangkat sebagai tenaga kesejahteraan sosial diatur

dalam Pasal 67 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak sebagai berikut:

a. Berijazah paling rendah sekolah menengah atas pekerjaan sosialkesejahteraan sosial atau sarjana nonpekerja sosial atau kesejahteraan sosial;

b. Mendapat pelatihan bidang kesejahteraan sosial;c. Pengalaman kerja paling singkat 3 (tiga) tahun di bidang praktik pekerjaan

sosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial; dand. Mempunyai keahlian atau keterampilan kusus dalam bidang pekerjaan sosial

dan minat untuk membina, membimbing dan membantu anak demikelangsungan idup, perkembangan fisik, mental sosial dan perlindunganterhadap anak.

2. Tugas Pekerja Sosial Profesional Dan Tenaga Kesejahteraan Sosial

Pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial bukan hanya pekerjaan

amal namun merupakan profesi yang didalamnya adalah ada 3 (tiga) unsur pokok

yaitu pengetahuan, keterampilan dan nilai. Pekerja sosial profesional dan tenaga

kesejahteraan sosial mempunyai tugas dan peran yang penting dalam pendamping,

membimbing serta melakukan pengawasan terhadap anak yang dijatuhi pidana.

Berdasarkan Pasal 68 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak, tugas pokok tersebut adalah:37

37 Tri Andrisman, Loc.Cit. hlm. 91-92.

Page 43: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

26

a. Membimbing, membantu, melindungi, dan mendampingi anak denganmelakukan konsultasi sosial dan mengembalikin kepercayaan diri anak;

b. Memberikan pendampingan dan advokasi sosial;c. Menjadi sahabat anak dengan mendengarkan pendapat anak dan menciptakan

suasana kondusif;d. Membantu proses pemulihan dan perubahan perilaku anak;e. Membuat dan menyampaikan laporan kepada pembimbing kemasyarakatan

mengenai hasil bimbingan, bantuan, dan pembinaan terhadap anak yangberdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana atau tindakan;

f. Memberikat pertimbangan aparat penegak hukum untuk penangananrehabilitasi sosial Anak.

g. mendampingi penyerahan Anak kepada orang tua, lembaga pemerintah, ataulembaga masyarakat; dan

h. melakukan pendekatan kepada masyarakat agar bersedia menerima kembaliAnak di lingkungan sosialnya.

Ayat (2) yang menyatakan “Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (1), Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan

Sosial mengadakan koordinasi dengan Pembimbing Kemasyarakatan”.

Dalam Pasal 23 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2015 Tentang Pedoman Rehabilitasi Sosial Anak Yang Berhadapan Dengan

Hukum Oleh Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial menyatakan bahwa

“Pendampingan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pekerja Sosial

Profesional dan/atau Tenaga Kesejahteraan Sosial yang terlatih di bidang

penanganan ABH pada LPKS yang ditetapkan oleh Menteri, baik di luar maupun

di dalam lembaga untuk mendampingi ABH”. Sedangkan Pasal 24 berbunyi:

(1) Rehabilitasi Sosial ABH di dalam LPKS, keluarga, dan masyarakat wajib

diberikan pendampingan.

(2) Pendampingan ABH sebagaimana pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pekerja

Sosial Profesional atau Tenaga Kesejahteraan Sosial.

(3) Pendampingan Anak Korban dan Anak Saksi dilaksanakan pada saat dan/atau

dalam setiap tingkat pemeriksaan.

Page 44: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

27

Pendampingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dilaksanakan dengan

mekanisme:

a. menerima penugasan pendampingan;b. mempelajari kasus;c. melakukan koordinasi dengan pihak terkait;d. memberikan pendampingan psikososial;e. mendampingi didalam maupun diluar lembaga; danf. menyusun laporan pelaksanaan pendampingan.

Rehabilitasi sosial ABH yang dilakukan oleh pekerja sosial profesional dan tenaga

kesejahteraan sosial bertujuan agar: ABH dapat melaksanakan keberfungsian

sosialnya yang meliputi kemampuan dalam melaksanakan peran, memenuhi hak-

hak anak, memecahkan masalah, aktualisasi diri, pengembangan potensi diri; dan

tersedianya lingkungan sosial yang mendukung keberhasilan Rehabilitasi Sosial

ABH. Rehabilitasi Sosial ABH dapat dilakukan di dalam LPKS dan/atau di luar

LPKS. Rehabilitasi Sosial di dalam maupun di luar lembaga sebagaimana

dilaksanakan oleh LPKS. LPKS merupakan lembaga yang ditetapkan oleh

Menteri Sosial (Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman Rehabilitasi Sosial Anak Yang

Berhadapan Dengan Hukum Oleh Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial).

Pasal 12 menyebutkan Rehabilitasi Sosial ABH dilaksanakan dalam bentuk :

a. motivasi dan diagnosis psikososial;b. perawatan dan pengasuhan;c. pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan;d. bimbingan mental spiritual;e. bimbingan fisik;f. bimbingan sosial dan konseling psikososial;g. pelayanan aksesibilitas;h. bantuan dan asistensi sosial;i. bimbingan resosialisasi;j. bimbingan lanjut; dan/atauk. rujukan.

Page 45: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

28

(2) Bentuk Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

dengan mempertimbangkan hasil assesmen Pekerja Sosial Profesional.

Dalam penanganan anak yang demikian maka keluarga, masyarakat, pekerja

sosial/ pendamping sosial dan pelaksana program kesejahteraan anak, seharusnya

memahami tentang tugas perkembangan anak sesuai dengan tahapannya: perilaku-

perilaku yang muncul pada saat anak tidak dapat melaksanakan tugas-tugas

perkembangannya; faktor-faktor penyebabnya ABH; dan kategori perilaku

menyimpang menurut berbagai sudut pandang.

3. Kemampuan Dasar Pekerja Sosial Profesional Dan TenagaKesejahteraan Sosial

a. Body of Knowledge

Kerangka pengetahuan (body of knowledge) pekerja sosial yaitu suatu kerangka

pengetahuan yang berisi, berasal dari atau diramu dari konsep-konsep ilmu

perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Materi-materi pengetahuan yang diramu tersebut

dibentuk atau dikonstelasikan secara elektik dan dikembangkan melalui penelitian

dan praktek sehingga benar benar memiliki keunikan. Oleh sebab itu pengetahuan

ilmiah pekerjaan sosial meiliki ciri ciri, pluralistik-eclectic dan applied. Berbagai

macam pengelompokan pengetahuan ilmiah pekerjaan sosial banyak

dikemukakan para ahli, salah satunya menurut pendapat Charles Zastrow dalam

Standar Kompetensi pekerjaan sosial mengemukakan sebagai berikut:

1. Pengetahuan pekerjaan sosial yang umum (General social work knowledge)yang mencakup:1) Pelayanan sosial dan kebijakan sosial (social policy dan services);2) Tingkah laku manusia dan lingkungan sosialnya (human behavior and thesocial environment);3) Metoda praktek pekerjaan sosial (methods of social work practice);

Page 46: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

29

2. Pengetahuan tentang bidang praktek tertentu (knowledge about a specificpractice field);

3. Pengetahuan tentang badan-badan sosial tertentu (knowledge about a specificagency);

4. Pengetahuan tentang klien (Knowledge about each client);38

b. Body of Skill

Kerangka keterampilan (body of skill) pekerjaan sosial yaitu serangkaian

keterampilan teknis yang berdasarkan kerangka pengetahuan, yang dikuasai oleh

seorang pekerja sosial yang diperolehnya melalui pelatihan keterampilan, praktek

belajar kerja magang, dan atau praktek lapangan.

c. Body of Value

Standar kompetensi pekerja sosial di Indonesia nilai-nilai pekerjaan sosial adalah

Kerangka nilai (body of value) yaitu nilai-nilai, asas-asas, prinsip-prinsip, standar-

standar prilaku, yang diangkat dari nilai-nilai luhur, falsafah hidup dan pandangan

hidup serta nilai-nilai luhur, falsafah hidup dan pandangan hidup serta nilai-nilai

dan norma-norma sosial budaya bangsa/masyarakat dimana pekerjaan sosial

dilaksanakan. Kerangka nilai-nilai ini berfungsi mempedomani, mengarahkan

serta membimbing sikap serta perilaku seorang pekerja sosial profesional sebagai

pekerja sosial dan dalam hubungannya dengan klien, dengan lembaga tempat

bekerjanya, dengan sejawat profesional serta dengan masyarakat luas.

Kerangka nilai diperoleh dan dihayati oleh seorang pekerja sosial melalui upaya

penanaman nilai-nilai tersebut dalam proses pendidikannnya. Pemahaman

terhadap kerangka nilai membantu pekerja sosial didalam merumuskan “apa yang

seharusnya” sebagai suatu dasar untuk merumuskan tujuan-tujuan dan

38Bocah Bancar, Op. Cit.

Page 47: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

30

mengembangkan program-program kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan

tersebut.39

C. Pengertian Anak

Dalam Pasal 1 Butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang

Perlindungan Anak menyatakan bahwa “Anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang di dalam kandungan”.

Dalam hukum adat Indonesia batasan umur untuk disebut anak bersifat

prularistik. Dalam artian kriteria untuk menyebut bahwah seseorang tidak lagi

disebut anak dan telah dewasa beraneka ragam istilahnya, misalnya: telah “kuat

gawe”, “akil baliq”, “menek bajang” dan sebagainya.40

Anak tetaplah anak, dengan segala ketidakmandirian yang ada mereka sangatlah

membutuhkan perlindungan dan kasih sayang dari orang dewasa di sekitarnya.

Anak mempunyai berbagai hak yang harus di implementasikan dalam kehidupan

dan penghidupan mereka. Dalam hukum positif Indonesia perlindungan hukum

terhadap anak dapat ditemui di berbagai peraturan perundang-undangan, seperti

yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 pada tanggal 25

Agustus 1990, yang merupakan ratifikasi dari Konvensi PBB Konvensi Tentang

Hak-Hak Anak (Convention On The Rights Of Child) Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.41

39 Ibid.,40 Nashariana, Op.Cit, hlm. 741 Nashriana, Op.Cit. hlm. 7

Page 48: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

31

Seorang Anak yang melakukan tindak pidana biasa disebut dengan anak nakal.

Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Sistem Peradilan Anak, anak nakal adalah:

a. Anak yang melakukan tindak pidana, atau

b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan dilarang bagi anak, baik

menurut perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang

hidup dan berlaku dalam masyarakat bersangkutan.

Pada hakikatnya, batasan anak dalam kaitan hukum pidana yang berarti

melingkupi pengertian anak nakal menurut Maulana Hasan Wadog meliputi

dimensi pengertian sebagai berikut:

1. Ketidakmampuan untuk pertanggungjawabkan tindak pidana;2. Pengembalian hak-hak anak dengan jalan mensubsitusikan hak-hak anak

yang timbul dari lapangan hukum keperdataan, tata negara, dengan maksuduntuk mensejahterakan anak;

3. Rehabilitasi, yaitu anak yang berhak untuk mendapatkan perbaikan mentalspiritual akibat dari tindakan hukum pidana yang dilakukan anak itu sendiri;

4. Hak-hak untuk menerima pelayanan dan asuhan;5. Hak-hak anak dalam proses hukum acara pidana.42

Perilaku-perilaku yang dimiliki oleh ABH atau anak nakal disebabkan beberapa

faktor. Menurut Bartollas (1993), faktor-faktor penyebabnya meliputi:

1. Perilaku antisosial yang dilakukan sejak usia dini karena tidak mendapatkan

rasa aman dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tua.

2. Konflik dengan keluarga dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

3. Prestasi buruk disekolah.

4. Ketidak hadiran yang tinggi di sekolah.

5. Pengaruh peer groups yang negatif.43

42 Nashriana, Op.Cit. hlm. 8.

Page 49: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

32

Anak yang memiliki gangguan dalam perkembangan, anak yang tidak terpenuhi

secara wajar maka anak dapat mengalami berbagai gangguan perilaku sebagai

berikut:

1. Gangguan pemusatan perhatian/ hiperaktif (GPP/H), merupakan gangguanyang perlu perhatian secara khusus, karena : memiliki resiko lebih tinggiuntuk mengalami berbagai permasalahan dalam kehidupannya. Anak sulituntuk mematuhi aturan dan tuntutan dari lingkungan seperti tuntutan darilingkungan sehari-hari dan juga tuntutan pada bidang akademikanya. Anakdapat mempengaruhi rasa keberhargaan diri anak, dan meningkatkan tingkahlaku agresif terhadap lingkungan. Adapun gejala utama yang ditunjukanGPP/H, dengan ciri-cirinya antara 6 atau lebih, dan berlangsung selamasekurang-kurangnya 6 bulan, sampai pada derajat terjadinya maladaptif atautidak sesuai dengan tahap perkembangan, sebagai berikut: Inatensi (kurangterfokusnya perhatian). Impulsivitas (kecenderungan bertindak sebelumberfikir). Hiperaktivitas (gerakan yang berlebihan).

2. Gangguan perilaku. Memfokuskan pada perilaku yang melanggar hak-hakorang lain dan norma-norma sosial, seperti: agresi dan kekejian terhadaporang, merusak kepemilikan orang lain membakar, berkelahi, berbohong,mencuri, membunuh, menganiaya, membolos sekolah, kabur dari rumah,berperilaku provokatif yang menyimpang, dan sikap menentang yang beratdan menetap.44

Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang signifikan berpengaruh pada munculnya

permasalahan ABH, yaitu:

1. Keluarga, meliputi:a. Konflik dalam keluarga.b. Hubungan yang tidak baik antara anak dan orang tuanya.c. Pengawasan yang rendah dari orang tua terhadap anak.d. Praktek pengasuh orang tua yang tidak demokratis.e. Perilaku antisosial di rumah.

2. Sekolah, meliputi:a. Motivasi rendah untuk sekolah.b. Prestasi buruk di sekolah.c. Konflik hubungan dengan guru.d. Gaya pengajaran tidak demokratis oleh guru.e. Iklim sekolah yang tidak mendukung.f. Perilaku antisosial dan sering bolos.

3. Teman sebaya (Peer Groups), meliputi:

43 Pedoman Rehabilitasi Sosal Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Berbasis Keluarga Tahun2015.44 Ibid,. hlm 16-20.

Page 50: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

33

a. Bergaul dengan teman-teman yang nakal.b. Pengisian waktu luang yang tidak tepat.c. Konflik dengan teman.45

Pasal 3 dan 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak menyebutkan hak-hak anak dalam Pasal 3 berbunyi “Setiap anak

dalam proses peradilan pidana berhak:

a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuaidengan umurnya;

b. Dipisahkan dari orang dewasa;c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif;d. Melakukan kegiatan rekreasional;e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam, tidak

manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnya;f. Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup;g. Tidak ditanggap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan

dalam waktu yang palinhg singkat;h. Memperoleh keadilan di muka pengadilan Anak yang objektif, tidak

memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umum;i. Tidak dipublikasikan identitasnya;j. Memperoleh pendampingan orang tua/wali dan orang yang dipercaya oleh

anak;k. Memperoleh advokasi sosial;l. Memperoleh kehidupan pribadim. Memperoleh aksestabilitas, terutama bagi anak cacat;n. Memperoleh pendidikan;o. Memperoleh pelayanan kesehatan; danp. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan ketentuan peraturan

perundang-undangan.”

Pasal 4 berbunyi: “ (1) Anak yang sedang menjalani masa pidana berhak:

a. Mendapat pengurangan masa pidana;b. Memperoleh asimilasi;c. Memperoleh cuti mengunjungi keluarga;d. Memperoleh pembebasan bersyarat;e. Memperoleh cuti menjelang bebas;f. Memperoleh cuti bersyarat; dang. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

45 Ibid,. hlm. 23.

Page 51: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

34

(2) hak sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada anak yangmemenuhi persyaratan sebagaimana diatur ketentuan peraturan perundang-undangan.”

D. Sistem Pemidanaan Anak

Sistem pemidanaan merupakan aturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan sanksi pidana dan pemidanaan. Sistem pemidanaan dimaksudkan dapat

dilihat dari sudut fungsional dan dari sudut substansial. Dari sudut fungsional

diartikan sebagai keseluruhan sistem yang sebagaimana hukum pidana ditegakan

secara kongkrit sehinga seseorang dijatuhi sanksi pidana. Dilihat dari sudut

substansial, sistem pemidanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem norma

hukum pidana materil untuk penjatuhan dan pelaksanaan pidana. Dalam arti

mengkaji sistem pemidanaan sebagai keseluruhan norma hukum pidana materiil

penjatuhan dan pelaksanaan pidana terhadap anak, baik dalam buku I KUHP

sebagai ketentuan umum, maupun ketentuan khusus yang diatur dalam buku II

dan III KUHP, serta secara khusus ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.46

Sebelum jauh mengenai sistem pemidaan sebelumnya kita harus mengetahui

pengertian dari pidana. Pidana menurut Sudarto yang dimaksud dengan pidana

adalah penderitaan yang disengaja dibebankan kepada orang yang melakukan

perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.47 Pidana merupakan suatu hal

yang mutlak diperlukan dalam hukum pidana. Tujuannya agar menjadi sarana

pencegahan umum maupun khusus bagi anggota masyarakat agar tidak melanggar

hukum pidana. Pengertian pidana adalah penderitaan atau nestapa yang sengaja

46 Nandang Sambas, Op.Cit. hlm. 1-2.47 Diah Gustiniati Dan Dona Raisa Monica, Op.Cit. hlm. 13

Page 52: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

35

dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan memenuhi syarat-syarat

tertentu itu.48 Menurut Andi Hamzah pidana adalah hukuman yang dijatuhkan

terhadap orang yang yang terbukti bersalah melakukan delik berdasarkan putusan

yang berkekuatan hukum yang tetap.49 Dapat diketahui bahwa pidana

mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

a. Pidana hakekatnya merupakan suatu pengenaan penderitaan atau nestapa;

b. Pidana itu diberikan dengan sengaja oleh orang atau badan yang mewakili

negara;

c. Pidana itu dikenakan kepada seseorang yang telah melakukan tindak pidana

menurut undang-undang;50

Tujuan pidana menurut Richard D. Schwartz Dan Jerome H. Skolnick yang

menyatakan bahwa sanksi pidana dimaksudkan untuk mencegah terjadinya

pengulangan tindak pidana (to revent recidium), mencegah orang lain melakukan

perbuatan yang sama seperti yang dilakukan oleh terpidana (to dater other from

the performance of similar acts), menyediakan saluran untuk mewujudkan motif-

motif balas (to providw a channel for the exspresion of retaliatory motives).51

Hakikat dan tujuan pemidanaan terhadap anak yang hendak dicapai adalah

perlindungan hukum yang harus mengedepankan yang terbaik bagi kepentingan

anak, sehingga dapat tercapainya kesejahteraan anak. Tujuan dasar dan pemikiran

dari penanganan anak tidak dapat dilepaskan dari tujuan utama untuk

48 Tri Andrisman, 2014, Asas Dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia SertaPerkembangannya Dalam Konsep Kuhp 2013, Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja(AURA), hlm. 8.49 Jur Andi Hamzah, 2009, Terminologi Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 199.50 Erna Dewi, 2013, Hukum Panitensier Dalam Perspektif, Bandar Lampung: Lembaga PenelitianUniversitas Lampung, hlm. 5.51 Diah Gustiniati Dan Dona Raisa Monica, Op.Cit. hlm. 17.

Page 53: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

36

mewujudkan kesejahteraan anak yang pada dasarnya yang merupakan bagian

integral dari kesejahteraan sosial, dalam arti bahwa kesejahteraan atau

kepentingan anak berada dibawah kepentingan masyarakat. Akan tetapi harus

dilihat mendahulukan kesejahteraan dan kepentingan anak pada hakikatnya

merupakan bagian urusan mewujudkan kesejahteran sosial. Dalam Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak tujuan

yang hendak dicapai dalam upaya melindungi dalam rangka menjamin

pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi,

selaras dan seimbang.52

Sanksi dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak yaitu pidana dan tindakan diatur dalam Bab V tentang Pidana dan

Tindakan dari Pasal 69 sampai Pasal 83. Ketentuan yang mengatur tentang pidana

dan tindakan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak dimulai dengan pengaturan secara umum tentang pedoman

penjatuhan Pidana dan Tindakan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum

itu dilakukan dengan pertimbangan dari segi keadilan dan kemanusiaan.

Pasal 69 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak menyatakan bahwa “ (1). Anak hanya dapat dijatuhi pidana atau

dikenai tindakan berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini. (2) Anak yang

belum berusia 14 (empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan”. Selanjutnya

Pasal 70 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak menyatakan : “ Ringannya perbuatan, keadaan pribadi anak, atau

keadaan pada waktu dilakukan perbuatan atau yang terjadi kemudian dapat

52 Nandang Sambas, Op.Cit. hlm. 24-27.

Page 54: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

37

dijadikan dasar pertimbangan hakim untuk tidak menjatuhkan pidana atau

mengenakan tindakan dengan mempertimbangkan segi keadilan dan

kemanusiaan”.

1. Pidana

Pidana yang dapat dijatuhkan pada anak diatur dalam Pasal 71 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

sebagai berikut:53

(1) Pidana pokok bagi anak terdiri atas:a. pidana peringatan.b. pidana dengan syarat:

1) pembinaan di luar lembaga2) pelayanan masyarakat; atau3) pengawasan.

c. pelatihan kerjad. pembinaan dalam lembaga; dane. penjara

(2) Pidana tambahan terdiri atas:a. perampasan keuntungan yang di peroleh dari tindak pidana; ataub. pemenuhan kewajiban adat.

(3) Apabila dalam hukum materiil diancam pidana komulatif berupa penjaradan denda, pidana denda diganti dengan pelatihan kerja.

(4) Pidana yang dijatuhkan kepada anak dilarang melanggar harkat danmartabat anak.

(5) ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara pelaksanaan pidanasebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur denganPeraturan Menteri.

2. Tindakan

Mengenai tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal diatur dalam

Pasal 82 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak sebagai berikut:54

(1) Tindakan yang dapat dikenakan kepada anak meliputi:a. Pengembalian kepada orang tua/wali;

53 Tri Andrisman, Op.Cit. hlm. 93.54 Tri Andrisman, Op.Cit. hlm. 93-94.

Page 55: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

38

b. Penyerahan kepada seseorang;c. Perawatan di rumah sakit jiwa;d. Perawatan di LPKS;e. Kewajiban mengikuti pendidikan formal, dan/atau pelatihan yang

diadakan oleh pemerintah atau badan swasta;f. Pencabutan surat izin mengemudi; dan/ataug. Perbaikan akibat tindakan pidana

(2) Tindakan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) huruf d, huruf e, danhuruf f dikenakan paling lama 1 (satu) tahun

(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan olehPenuntut Umum dalam tuntutannya, kecuali tindak pidana diancampidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan sebagaimana dimaksud padaayat (1) distur deengan Peraturan Pemerintah.

Page 56: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

39

III. METODE PENELITIAN

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

menganalisisnya. Untuk itu, diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta

hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas

permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan.55 Metode

sangat penting untuk menentukan keberhasilan penelitian agar dapat bermanfaat

dan berhasil guna untuk dapat memecahkan masalah yang akan dibahas

berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode adalah cara kerja

untuk memahami objek yang menjadi tujuan dan sasaran penelitian.56

Soerjono Soekanto mengatakan metodelogi berasal dari kata metode yang artinya

jalan, namun menurut kebiasaan metode dirumuskan dengan beberapa

kemungkinan yaitu suatu tipe penelitian yang digunakan untuk penelitian dan

penilaian, suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan, dan cara tertentu

untuk melaksanakan suatu prosedur.57 Untuk mendapatkan data yang diperlukan

dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

55 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 3956 Soerjono Soekanto, Op.Cit. hlm. 5.57. Soerjono Soekanto,Op.Cit. hlm. 5.

Page 57: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

40

A. Pendekatan Masalah

Dalam penelitian ini pendekatan masalah yang digunakan oleh penulis yaitu

dengan cara pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris:

1. Pendekatan yuridis normatif

Pendekatan masalah yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan, teori-

teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

diteliti. Pendekatan tersebut dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari

kaidah-kaidah, norma-norma, aturan-aturan yang erat hubungannya dengan

penulisan penelitian ini. Pendekatan masalah secara yuridis normatif

dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman tentang pokok bahasan yang jelas

mengenai gejala dan objek yang sedang diteliti yang bersifat teoritis berdasarkan

atas kepustakaan dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan

dibahas. Penelitian ini bukanlah memperoleh hasil yang dapat diuji melalui

statistik, tetapi penelitian ini merupakan penafsiran subjektif yang merupakan

pengembangan teori-teori dalam kerangka penemuan ilmiah.

2. Pendekatan yuridis empiris

Pendekatan yuridis empiris adalah dengan mengadakan penelitian lapangan, yaitu

dengan melihat fakta-fakta yang ada dalam praktik dan mengenai pelaksanaannya.

Pendekatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari kenyataan yang terjadi

pada praktek lapangan, dimana pendekatan ini dilakukan dengan wawancara

langsung terhadap pihak-pihak yang dianggap mengetahui dan ada kaitannya

dengan permasalahan yang akan dibahas dan diperoleh atau didapatkan dilokasi

penelitian dilakukan untuk mempelajari hukum dalam kenyataan atau berdasarkan

Page 58: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

41

fakta yang didapat secara objektif di lapangan, baik berupa pendapat, sikap dan

perilaku aparat penegak hukum yang didasarkan pada identifikasi hukum dan

efektifitas hukum.

B. Sumber Dan Jenis Data

Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, yaitu data yang diperloeh dilapangan dan

data yang diperoleh dari bahan pustaka. Dalam penelitian ini digunakan data

primer dan data sekunder yang berupa :

1. Data primier adalah data utama data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama.58 Data primier didapat secara langsung dari hasil penelitian

lapangan, baik melalui pengamatan dan wawancara dengan para responden,

dalam hal ini adalah pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan

masalah penelitian. Untuk mendapatkan data primer penelitian di peroleh

dengan melakukan wawancara kepada pekerja sosial profional dan tenaga

kesejahteraan sosial di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS)

Insan Berguna Pesawaran.

2. Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber

hukum yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder dapat

diperoleh dengan menelusuri literatur-literatur maupun peraturan-peraturan

dan norma-norma yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

dalam skripsi ini. Pada umunya data sekunder dalam keadaan siap terbuat dan

dapat dipergunakan dengan segera. Baik bentuk maupun isi data sekinder,

telah dibentuk dan diisi oleh peneliti-peneliti terdahulu, sehingga peneliti

58 Amirudin dan Zanal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja GranfidoPerasada, 2004, hlm.30.

Page 59: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

42

kemudian, tidak mempunyai pengawasaan tehadap pengumpulan,

pengelolaan, analisis maupun kontruksi data, dan tidak terbatas waktu dan

tempat.59 Data sekunder dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:

a. Bahan hukum primer

Yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yang terdiri dari berbagai

macam peraturan, Undang-Undang dan peraturan lainnya, yang meliputi:

1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Jo. Undang-Undang Nomor

73 Tahun 1958 tentang Pemberlakuan Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana.

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak.

3) Undang-Undang Rapublik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak.

4) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015

Tentang Pedoman Rehabilitasi Sosial Anak Yang Berhadapan

Dengan Hukum Oleh Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primier, seperti rancangan undang-undang, hasil-

hasil penelitian atau pendapat pakar hukum.60 Bahan sekunder hukum

yang mendukung bahan hukum primer yang terdiri dari berbagai produk

hukum, dokumen atau arsip yang berhubungan dengan penelitian.

59 Soerjono Soekanto, Op.Cit. hlm 12.60 Amirudin dan Zainal Asikin, Op.Cit. hlm. 32.

Page 60: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

43

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk dan

spenjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus (hukum), ensiklopedia.61 Serta teori atau pendapat para

ahli yang tercantum dalam berbagai referensi atau literatur buku-buku

hukum serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

C. Penentuan Narasumber

Narasumber adalah seseorang yang memberikan informasi yang diinginkan dan

dapat memberikan tanggapan terhadap informasi yang diberikan. Pada sampel

penelitiannya diambil dari beberapa orang populasi secara “purposive sampling”

atau penarikan sampel yang bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek

berdasarkan pada tujuan tertentu. Pada penelitian ini penentuan Narasumber

hanya dibatasi sebanyak 4 (empat) orang, yaitu:

1. Pekerja Sosial Profesional Pada

LPKS Insan Berguna Pesawaran : 1 Orang

2. Tenaga Kesejahteraan Sosial Pada

LPKS Insan Berguna Pesawaran : 2 Orang

3. Dosen Bagian Hukum Pidana Pada Fakultas Hukum

Universitas Lampung : 1 Orang +

Jumlah 4 Orang

61 Ibid.

Page 61: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

44

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Penyusunan skripsi ini sesuai dengan jenis dan sumber data sebagaimana

ditentukan diatas mempergunakan dua macam prosedur, dalam rangka

mengumpulkan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Prosedur Pengumpuan Data

a. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari

dokumentasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas,

yang berhubungan dengan informan yang dikehendaki oleh peneliti. Data

atau informasi yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder.

Pengumpulan data sekunder adalah terlebih menerima sumber pustaka,

buku-buku, peraturan perundang-undangan dan lain-lain yang berkaitan

dengan permasalahan.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara untuk

pengumpulan dan memperoleh data primer. Studi lapangan diakukan

dengan cara mengadakan wawancara dengan responden, wawancara

dilakukan secara mendalam dengan sistem tanya jawaban terbuka untuk

mendapatkan jawaban yang berkaitan dengan permasalahan dalam

penelitian.

b. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dilakukan kegiatan merapihkan dan menganalisis data.

Analisis data merupakan proses yang tidak pernah sesesai. Proses analisis data

Page 62: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

45

sebaiknya dilakukan segera setelah meninggalkan lapangan. Sebenarnya

pekerjaan menganalisis data ini dapat dilakukan sejak berada di lapangan, namun

sebagian besar konsentrasi untuk menganalisis dan menginterprestasi data itu

tentu tercurah pada tahap sesudah penelitian lapangan dilakukan.62 Pengolahan

data dilakukan untuk mempermudah analisis data yang telah diperoleh sesuai

dengan permasalahan yang diteliti. Kegiatan ini meliputi seleksi data dengan cara

memeriksa data yang diperoleh melalui kelengkapannya dan pengelompokan data

secara sistematis. Setelah data terkumpul dengan baik yang diperoleh dari studi

kepustakaan dan studi lapangan kemudian diolah dengan cara sebagai berikut:

a) Identifikasi data, yaitu data yang didapatkan dari penelitian diperiksa dan diteiti

kembali untuk mengetahui apakah data yang didapat itu sudah sesuai dengan

pokok bahasan penelitian ini. Sehingga dapat terhindar dari adanya kesalahan

data.

b) Klasifikasi data, yaitu pengolahan data dilakukan dengan cara menggolongkan

dan mengelompokan data dengan tujuan untuk menyajikan data secara sempurna,

memudahkan pembahasan dan analisis data.

c) Sistematisasi data, yaitu penyusunan dan penempatan data secara sistematis

pada masing-masing jenis dan pokok bahasan secara sistematis dengan tujuan

agar mempermudah dalam pembahasan.63

E. Analisis Data

Setelah data sudah terkumpul data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya

adalah dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif

62 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rieneka Cipta, 2011, hlm. 6663 Abdulkadir Muhammad, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hlm.168.

Page 63: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

46

adalah suatu analisis dengan cara mendeskripsikan data dan fakta yang dihasikan

atau dengan kata lain yaitu dengan menguraikan data dengan kalimat-kalimat

yang tersusun secara terperinci, sistematis, lengkap, akurat dan analisis, sehingga

akan mempermudah dalam membuat kesimpulan dari penelitian dilapangan

dengan suatu interpretasi, evaluasi dan pengetahuan umum. Analisis data

sebenarnya merupakan pekerjaan untuk menemukan tema-tema dan merumuskan

hipotesa-hipotesa meskipun sebenarnya tidak ada formula yang pasti untuk dapat

digunakan dalam merumuskan hipotesa. Setelah data dianalisis maka kesimpulan

terakhir dilakukan dengan metode induktif yaitu berfikir berdasarkan fakta-fakta

yang bersifat umum.

Page 64: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

73

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarakan analisis dari penelitian terhadap peran pekerja sosial profesional dan

tenaga kesejahteraan sosial dalam pembimbingan dan pembinaan anak yang

dijatuhi pidana pada LPKS Insan Berguna Pesawaran, maka dapat ditarik

simpulan sebagai berikut:

1. Peran pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial dalam

pembimbingan dan pembinaan anak yang dijatuhi pidana adalah:

a. Peran Normatif, peran tersebut diatur didalam Pasal 68 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan secara

khusus peran tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 09 Tahun 2015 Tentang Pedoman Rehabilitasi Sosial Anak

Yang Berhadapan Dengan Hukum Oleh Lembaga Penyelenggara

Kesejahteraan Sosial. Dilakukan dengan menerima titipan anak dari

Kepolisisan, Kejaksaan, Balai Pemasyarakatan bahkan vonis hakim serta

saling bekerjasama antara satu sama lain.

b. Peran faktual dari pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial

di LPKS Insan Berguna Pesawaran dalam menangani anak yang dijatuhi

Page 65: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

74

pidana adalah melakukan rehabilitasi dan pendampingan mulai dari tahap

penyidikan oleh Kepolisian, penuntutan di Kejaksaan sampai setelah putusan

di Pengadilan. Pendampingan anak yang dijatuhi pidana untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi sehingga bisa keluar dari masalah tersebut dan dapat

berfungsi sosial kembali. Melakukan kerja sama dengan aparat penegak untuk

membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh anak yang

dijatuhi pidana. Pekerja sosial pekerja sosial profesional dan tenaga

kesejahteraan sosial sebagai sumber informasi bagi aparat penegak hukum

yang ada di Provinsi Lampung. Memberikan penguatan berupa motivasi dan

diagnosis psikososial kepada klien dan keluarga serta lingkungan

masyarakatnya. memberikan pelatihan vokasional dan pembinaan

kewirausahaan, Memberikam bimbingan mental spiritual, Memberikan

bimbingan fisik, dan yang paling penting memberikan bimbingan sosial dan

konseling psikososial. Setelah anak keluar ada bimbingan lanjutan berupa

homevisit.

2. Faktor penghambat petugas pekerja sosial profesional dan tenaga

kesejahteraan sosial dalam melakukan pembimbingan dan pembinaan

terhadap anak yang dijatuhi pidana adalah:

a. Faktor penegak hukum, keterbatasan sumber daya manusia seperti

kekurangan sumber daya manusia tapi bukan pekerja sosial melainkan

petugas-petugas lain di lingkunganan LPKS Insan Berguna Pesawaran. Serta

terkadang jumlah pekerja sosial yang tidak ideal dengan jumlah anak yang

dibimbing, jika semakin banyak anak yang dipidana di tempatkan pada LPKS

Page 66: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

75

Insan Berguna Pesawaran maka pekerja sosial yang melakukan

pembimbingan dan pembinaan tidak akan kondusif dan tidak optimal

pemberiaan pembimbingan dan pembinaan anak yang dijatuhi pidana

b. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, karena LPKS

hanya ada 1 di Provinsi Lampung akibatnya wilayah kerja LPKS Insan

Berguna Pesawaran terlalu luas sehingga jarak antara tempat tinggal klien

anak dengan LPKS Insan Berguna Pesawaran banyak yang sangat jauh. Serta

keterbatasan anggaran keuangan di LPKS Insan Berguna Pesawaran untuk

melaksanakan pembimbingan dan pembinaan terhadap anak yang dijatuhi

pidana.

c. Faktor kebudayaan, kurangnya pendidikan anak dan berbeda-bedanya tingkat

pendidikan anak serta perbedaan dalam pergaulannya dan pergaulan yang

menyimpang.

d. Faktor masyarakat, lingkungan masyarakat buruk sangat mempengaruhi

keperibadian anak.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. Pemerintah daerah bersama seluruh aparat penegak hukum dan media agar

kiranya dapat mempublikasikan eksistensi pekerja sosial profesional dan

tenaga kesejahteraan sosial pada LPKS Insan Berguna Pesawaran agar dapat

diketahui oleh sebagian besar atau seluruh masyarakat yang ada di Provinsi

Lampung.

Page 67: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

76

2. Perlu semakin meningkatkan kualitas dan profesionalisme dari petugas

pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial pada LPKS Insan

Berguna Pesawaran dalam melaksanakan pembimbingan, pembinaan dan

pendampingan anak yang dijatuhi pidana sesuai dengan ketentuan Undang-

undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

3. Pemerintah pusat diharapkan dapat memberikan anggaran keuangan yang

sesuai dengan kebutuhkan LPKS Insan Berguna Pesawaran. Agar proses

rehabilitasi dapat berjalan dengan baik dan dengan anggran keuangan yang

ideal dapat menambah petugas pekerja sosial profesional dan tenaga

kesejahteraan sosial pada LPKS Insan Berguna Pesawaran.

4. Kementerian Sosial Republik Indonesia agar kiranya dapat menambah

kapasitas jumlah pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial

yang ada di LPKS Insan Berguna Pesawaran. Serta menambah LPKS disetiap

Kabupaten/Kota minimal 1 LPKS dalam satu Kabupaten/Kota di Provinsi

Lampung.

Page 68: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

77

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Andrisman, Tri. 2014. Asas Dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana IndonesiaSerta Perkembangannya Dalam Konsep Kuhp 2013. Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja (AURA).

---------------2013. Hukum Peradilan Anak. Bandar Lampung: Bagian HukumPidana Fakultas Hukum UNILA

---------------2011. Hukum Pidana. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Ashshofa, Burhan. 2010. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Erna. 2013. Hukum Panitensier Dalam Perspektif. Bandar Lampung:Lembaga Penelitian Universitas Lampung.

Erna Dewi dan Firganefi. 2013. Sistem Peradilan Pidana Indonesia (DinamikaDan Perkembangan). Bandar Lampung: Pusat Kajian Konstitusi DanPeraturan Perundang-Undangan (PKKPU)

Dona Raisa Monica dan Diah Gustiniati. 2016. Pemidanaan Dan SistemPemasyarakatan Baru. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja(AURA).

Gultom, Maidi. 2008. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam SistemPeradilan Pidana Anak di Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Hamzah, Jur Andi. 2009. Terminologi Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Nashariana. 2012. Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesai. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Page 69: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

78

Pedoman Rehabilitasi Sosial Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Berbasis

Keluarga Tahun 2015.

Sambas, Nandang. 2013. Peradilan Pidana Anak Di Indonesia Dan Instrumen

Internasional Perlindungan Anak Serta Penerapannya. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Soekanto, Soerjono. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PenegakanHukum. Jakarta. RajaGrafindo Persada.

---------------2007. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.

---------------2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

---------------2003. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sri Mamudji dan Soerjono Soekanto. 2012. Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tujuan Singkat. Jakarta: Grafindo Persada.

Suharto Edi. 2007. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung :

Alfabeta.

Sunarto. 2016. Keterpaduan Dalam Penanggulangan Kejahatan. BandarLampung: Anugrah Utama Raharja (AURA).

Sunggono, Bambang. 2007. Metode Penelitian Hukum. Jakarta. Raja Grafindo

Persada.

B. Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang PerubahanAtas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2015 TentangPedoman Rehabilitasi Sosial Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum OlehLembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Jo. Undang-Undang Nomor 73 Tahun1958 Tentang Pemberlakuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Page 70: PERAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM …digilib.unila.ac.id/30842/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-03-29 · proffesional dan tenaga kesejahteraan

79

C. Jurnal

Ruben Achmad, 2005, Upaya Penyelesaian Masalah Anak Yang Berkonflikdengan Hukum, dalam Jurnal Simbur Cahaya, Nomor 27, Tahun 2015,Januari.

C. Internet

http://www.uajy.ac.id/berita/fakultas-hukum-uajy-gelar-seminar-nasional-menyongsong berlakunya-uu-no-11-tahun-2012-tentang-sistem-peradilan-pidana-anak/ Di Akses Pada Jam 20.00 Hari Senin Tanggal 18 September 2017.

Kamus besar bahasa indonesia online, Di Akses Pada Jam 20.00 Hari SeninTanggal 18 September 2017.

http://studylibid.com/doc/280477/memahami-tentang-pekerjaan-sosial---bocah-bancar Penulis Bocah Bancar Dengan Judul Artikel Memahami Pekerja Sosial DiDownload Pada Jam 20.00 WIB Hari Senin Tanggal 22 Januari 2017.