EKONOMI KESEJAHTERAAN

38
EKONOMI KESEJAHTERAAN POKOK BAHASAN POTENSI SUMBER DAYA EKONOMI LOKAL DOSEN : DRS. YUDI MURYANTO, MM.

description

EKONOMI KESEJAHTERAAN. POKOK BAHASAN POTENSI SUMBER DAYA EKONOMI LOKAL DOSEN : DRS. YUDI MURYANTO, MM. SUB POKOK BAHASAN : SUMBER-SUMBER DAYA SAING EKONOMI LOKAL ANALISIS KELEMBAGAAN. TANTANGAN DAN PELUANG. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of EKONOMI KESEJAHTERAAN

Page 1: EKONOMI KESEJAHTERAAN

EKONOMI KESEJAHTERAAN

POKOK BAHASAN

POTENSI SUMBER DAYA EKONOMI LOKAL

DOSEN : DRS. YUDI MURYANTO, MM.

Page 2: EKONOMI KESEJAHTERAAN

SUB POKOK BAHASAN :

1. SUMBER-SUMBER DAYA SAING EKONOMI LOKAL

2. ANALISIS KELEMBAGAAN

Page 3: EKONOMI KESEJAHTERAAN

TANTANGAN DAN PELUANG

1. Dalam upaya mewujudkan negara yang maju dan mandiri serta masyarakat adil dan makmur, Indonesia dihadapkan berbagai tantangan dan sekaligus peluang memasuki milenium ke 3 yang dicirikan oleh proses transformasi global yang bertumpu pada perdagangan bebas dan kemajuan Iptek, disisi lain tantangan yang paling fondamental bagaimana untuk keluar dari krisis ekonomi yang menghantam bangsa Indonesia sejak tahun 1997 dan menggerakkan perekonomianan nasional abad 21.

Page 4: EKONOMI KESEJAHTERAAN

TANTANGAN DAN PELUANG

2. Untuk menjawab tantangan dan pemanfaatan peluang tersebut, diperlukan peningkatan efisiensi ekonomi, pengembangan teknolo-gi, produktivitas tenaga kerja dalam peningkatan kontribusi yang signifikan dari setiap sektor pembangunan.

Page 5: EKONOMI KESEJAHTERAAN

SUMBER-SUMBER DAYA SAINGEKONOMI LOKAL

Salah satu sumber daya saing eko-nomi lokal di Indonesia adalah bidang kelautan yang didefinisikan sebagai sektor perikanan, pariwisata bahari, pertambangan laut, industri maritim, perhubungan laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan merupakan andalan dalam menjawab tantangan dan pelu-ang dalam peningkatan perekonomian nasional.

Page 6: EKONOMI KESEJAHTERAAN

SUMBER-SUMBER DAYA SAINGEKONOMI LOKAL

Hal tersebut atas dasar potensi sumber daya kelautan yang besar yakni 75 % wilayah NKRI adalah laut yang selama ini telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi keberhasilan pem-bangunan nasional antara lain berupa penyediaan bahan kebutuhan dasar, peningkatan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, perolehan devisa, dan pembangunan daerah.

Page 7: EKONOMI KESEJAHTERAAN

POTENSI SUMBER DAYA KELAUTANProf.. DR. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, M.S.

1. Potensi fisik :

Wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi fisik terdiri dari perairan nusantara seluas 2,8 juta Km2, laut teritorial seluas 0,3 juta Km2. perairan nasional 3,1 juta Km2. luas daratan sekitar 1,9 juta Km2. luas wilayah nasional 5,0 juta Km2, luas ZEE sekitar 3,0 juta Km2, panjang garis pantai lebih dari 81.000 km dan jumlah pulau lebih dari 18.000 pulau.

Page 8: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 9: EKONOMI KESEJAHTERAAN

2. Potensi pembangunan

Wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi pembangunan sbb :a. Sumber daya yang dapat diperbaharui seperti

perikanan (tangkap, budi daya dan pasca panen), hutan mangrove, terumbu karang, industri bioteknologi kelautan dan pulau-pulau kecil.

b. Sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan gas, bahan tambang dan mineral lainnya, serta harta karun.

c. Energi kelautan seperti pasang surut, gelom-bang, angin, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).

d. Jasa-jasa lingkungan seperti pariwisata, per-hubungan, kepelabuhan dan penampung limbah.

Page 10: EKONOMI KESEJAHTERAAN

POTENSI GEOTHERMAL YANG MENJANJIKAN DI INDONESIA

Potensi energi panas bumi di Indonesia menurut pertamina geothermal energy mencakup 40% potensi cadangan energi dunia, tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi dengan potensi energi 27.140 MV atau setara dengan 19 milyar ekuivalen barrel minyak. Kapasitas terpasang saat ini hanya 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada. Salah satu sumber potensi energi geothermal di Indonesia terdapat di Sarulla, dekat Tarutung-Sumut, yang dikabarkan memiliki cadangan terbesar di dunia. Bukannya tidak mungkin apabila pemanfaatan panas bumi dapat dilakukan secara maksimal, sehingga Indonesia akan mampu berdiri sebagai kiblat bagi pengembangan energi geothermal di seluruh dunia

Page 11: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 12: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 13: EKONOMI KESEJAHTERAAN

3. Potensi sumber daya pulih :

potensi wilayah pesisir dan kelautan Indonesia dipandang dari segi perikanan meliputi perikanan laut (tuna/cakalang, udang, demersal, pelagis kecil dan lainnya), rumput laut, mutiara. Potensi tersebut belum termasuk hutan mangrove, terumbu karang, serta energi terbarukan yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan.

Page 14: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 15: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 16: EKONOMI KESEJAHTERAAN

4. Potensi sumber daya tidak pulih : Pesisir dan laut Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas, mineral dan bahan tambang yang besar. Hasil penelitian BPPT (1998) dari 60 cekungan minyak yang terkandung dalam alam Indonesia sekitar 70 % atau 40 cekungan terdapat di laut. Sementara itu untuk sumber daya gas bumi yang dimiliki Indonesia sampai tahun 1998 mencapai 136,5 trilyun kaki kubik. Sedangkan potensi kekayaan tambang dasar laut seperti alumunium, mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt, biji besi non titanium, vanadium dsb, belum teridentifikasi dengan baik karena perlu teknologi yang maju.

Page 17: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 18: EKONOMI KESEJAHTERAAN

5. Potensi Geopolitis :

Indonesia memiliki posisi strategis antar benua yang menghubungkan negara-negara ekonomi maju. Posisi tersebut memberikan peluang Indonesia sebagai jalur ekonomi, misalnya beberapa selat strategis jalur perekonomian dunia berada di wilayah NKRI seperti selat Malaka, selat Sunda, selat Lombok, selat Makassar dan selat Ombai-Wetar. Potensi geopolitis ini dapat digunakan Indonesia sebagai kekuatan dalam percaturan politik dan ekonomi antar bangsa.

Page 19: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 20: EKONOMI KESEJAHTERAAN

6. Potensi Sumber Daya Manusia :

Dari segi SDM sekitar 60 % penduduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir, sehingga pusat kegiatan perekonomian seperti perdagangan, perikanan tangkap, perikanan budi daya, pertambangan, transportasi laut, dan pariwisata bahari. Potensi penduduk yang menyebar di pulau-pulau merupakan aset yang strategis untuk peningkatan aktivitas ekonomi antar pulau sekaligus pertahanan keamanan negara.

Page 21: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 22: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 23: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 24: EKONOMI KESEJAHTERAAN

SUMBER DAYA PERTANIAN

Di Indonesia sektor pertanian dalam arti luas dipilah menjadi lima sub sektor yaitu : 1. Sub sektor tanaman pangan2. Sub sektor perkebunan3. Sub sektor kehutanan4. Sub sektor pertenakan5. Sub sektor perikanan

Page 25: EKONOMI KESEJAHTERAAN

1. Sub sektor tanaman pangan sering juga disebut sub sektor pertanian rakyat. Disebut demikian karena tanaman pangan biasanya diusahakan oleh rakyat, maksudnya bukan oleh perusahaan atau pemerintah. Sub sektor ini mencakup komoditas-komoditas bahan makanan seperti padi, jagung, ketela, kacang tanah, kedelai, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Page 26: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 27: EKONOMI KESEJAHTERAAN

2. Sub sektor perkebunan dibedakan atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Yang dimaksud perkebunan rakyat adalah perkebunan yang diusahakan sendiri oleh rakyat atau masyarakat, biasanya dalam sekala kecil dan dengan teknologi budidaya yang sederhana. Hasil perkebunan rakyat antara lain kopra, kopi, teh, tembakau, kapas, dan berbagai rempah-rempah. Adapun perkebunan besar ialah semua kegiatan perkebunan yang dijalankan oleh perusahaan perkebunan berbadan hukum. Tanaman perkebunan besar meliputi : karet, kelapa sawit, teh , kopi, coklat, kina, tebu dan berbagai serat.

Page 28: EKONOMI KESEJAHTERAAN

3. Sub sektor kehutanan terdiri atas tiga macam kegiatan yaitu penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lain, dan perburuan. Penebangan kayu menghasilkan kayu-kayu glondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Hasil hutan lain meliputi : damar, rotan, getah kayu, kulit kayu dan berbagai akar-akaran. Sedangkan kegiatan perburuan menghasilkan binatang liar seperti rusa, penyu, ular, buaya termasuk juga madu.

Page 29: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 30: EKONOMI KESEJAHTERAAN

4. Sub sektor pertenakan mencakup kegiatan bertenak itu sendiri dan pengusahaan hasil-hasilnya. Sub sektor ini meliputi produksi ternak-ternak besar dan kecil. Telur, susu segar, wool, dan hasil pemotongan hewan. Untuk menghitung produksi sub sektor ini BPS mendasarkannya pada data pemotongan, selisih stok atau perubahan populasi.

Page 31: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 32: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 33: EKONOMI KESEJAHTERAAN

5. Sub sektor perikanan meliputi semua hasil kegiatan perikanan laut; kolam, tambak, sawah dan keramba serta pengolahan sederhana atas produk-produk perikanan (pengeringan dan pengasinan). Dari segi teknis kegiatannya, sub sektor ini dibedakan atas tiga macam yaitu perikanan laut, perikanan darat dan penggaraman. Komoditas yang tergolong sub sektor ini tidak terbatas hanya pada ikan, tetapi juga udang, kepiting, ubur-ubur dan semacamnya

Page 34: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 35: EKONOMI KESEJAHTERAAN

ANALISIS KELEMBAGAAN PEREKONOMIAN LOKAL

Beberapa syarat penting yang harus diperhatikan dalam menghela reformasi kelembagaan ekonomi lokal berbasis pengembangan jaringan kegiatan ekonomi adalah : Pertama, perlu adanya kekuatan lembaga penunjang yang

setiap saat siap melayani keperluan kegiatan ekonomi. Lembaga dimaksud mencakup tersedianya sistem keuangan dan perkreditan mikro, pelayanan informasi pemasaran hasil dan kebutuhan inovasi untuk pengembangan daya saing produk setempat.

Kedua, prasarana ekonomi dan jaringan telekomu-nikasi yang memadai di pedesaan, sehingga dinamika dan perkembangan ekonomi di pedesaan bisa seirama dengan tuntutan kebutuhan pasar

Page 36: EKONOMI KESEJAHTERAAN

ANALISIS KELEMBAGAAN PEREKONOMIAN LOKAL

Ketiga, adanya Peraturan Pemerintah yang merupakan representasi kepentingan masya-rakat banyak, yang diarahkan untuk memba-tasi praktek monopoli pada kegiatan eko-nomi yang sedang dibangun sebagai basis kegiatan ekonomi di pedesaan.

Keempat, adanya sistem penegakan hukum yang jelas dan tegas, sehingga berbagai macam konflik yang terjadi antar pelaku ekonomi di pedesaan bisa diselesaikan dengan adil.

Page 37: EKONOMI KESEJAHTERAAN
Page 38: EKONOMI KESEJAHTERAAN

TERIMA KASIH

38