HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN … · kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN … · kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan...
i
HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN DENGAN SEMANGAT KERJA
KARYAWAN Studi kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
DISUSUN OLEH :
LEO ROMI RAHADIAN
002214012
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto :
“ Hadapi kehidupan ini dengan senyum “
Skripsi Aku persembahkan kepada :
v My Jesus Christ
v My parents (Alm. Bp Petrus Paijo & Ibu
Agnes Suratmi)
v My honey ( Shinta )
v Teman-teman MAN. A
v Dan semua orang yang telah
membantuku selama ini.
vi
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN DENGAN SEMANGAT KERJA
KARYAWAN Studi Kasus Pada PT. Madu Baru Yogyakarta
Leo Romi Rahadian Universitas sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan program kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan semangat kerja karyawan.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 karyawan tetap PT. Madu Baru yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel adalah analisis korelasi rank Spearman, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara variabel secara bersama-sama dengan menggunakan analisis korelasi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan program kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan semangat kerja karyawan.
vii
ABSTRACS
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE WELFARE PROGRAMS AND THE WORKING SPIRIT OF THE EMPLOYEES
A Study Case at PT. Madu Baru Yogyakarta
Leo Romi Rahadian
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
The aim of this research is to find out whether there is any partial and simultaneous positive relationships between the implementation of the welfare programs and the working spirit of the employees.
This research chooses 30 employees of PT. Madu Baru Yogyakarta as the sample. The techniques for the analysis include the rank Spearman correlation to examine the partial relationship and the multiple correlation to examine the simultaneous relationship.
The analysis shows that there are positive and significant relationships between the implementation of the welfare programs and the working spirit of the employees both partially and simultaneously.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Bapa atas segala berkat dan
penyertaannya dari awal penulisan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini
yang berjudul “Hubungan Antara Pelaksanaan Program Kesejahteraan Dengan
Semangat Kerja karyawan” dimana studi kasus dilakukan pada PT. Madu Baru
Yogyakarta.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan memenuhi salah satu persyaratan wajib
dalam memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. Untuk
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S.; selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si.; selaku Ketua Jurusan Manajemen.
3. Bapak Drs. Th Sutadi, MBA.; selaku dosen pembimbing I yang dengan
sabar telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan
selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.S.; selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
pengarahan, bimbingan, dan masukan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Segenap pimpinan dan karyawan PT. Madu Baru Yogyakarta yang telah
berkenan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
ix
6. (Alm) Bapak, Ibu, Kakakku tercinta yang telah banyak memberikan
bantuan moril dan material dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
7. Untuk Maria Hiashinta K D yang selalu menyertaiku selama ini dan mampu
membuat semangat dalam hidupku.
8. Buat mas Agus+mbak Rina makasih dukungan dan kebersamaan selama ini.
9. Teman-teman Manajemen A 00 (Agung, Rian, Sembret, Fuky, Meyki,
Monic) dan semuanya, makasih atas kebersamaan selama ini.
10. Keluarga besar Voneedasi (Agus, Yuni, Indro, Rino, Todi, Manyul, Mbak
Bety dan Mas Nur, tetap berjuang).
11. Untuk teman sejatiku Bos Revo terima kasih atas kebersamaannya selama
ini. Jatuh bangun kita, tak akan aku lupakan.
12. Dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Kiranya Tuhan yang Maha Kasih melimpahkan rahmat dan anugrahNya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tulisan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat
bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
Leo Romi Rahadian
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Batasan Masalah............................................................................. 3
C. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian............................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian.......................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan..................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen................................................................... 6
B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ............................. 7
xi
C. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ................................... 9
D. Pengertian Program Kesejahteraan karyawan................................ 11
E. Alasan, Manfaat dan Tujuan Program Kesejahteraan.................... 13
F. Prinsip-prinsip Program Kesejahteraan Karyawan........................ 15
G. Bentuk-bentuk Program Kesejahteraan Karyawan........................ 15
H. Program kesejahteraan Karyawan Yang Efektif ............................ 18
I. Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan............................ 19
J. Semangat Kerja .............................................................................. 20
K. Kerangka Hipotesis dan Rumusan Hipotesis ................................. 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian............................................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 28
C. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................ 28
D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 30
F. Batasan Istilah................................................................................ 31
G. Rumusan Variabel.......................................................................... 31
H. Data yang Diperlukan..................................................................... 34
I. Teknik Sampling ............................................................................ 34
J. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 34
K. Uji Signifikan................................................................................. 36
L. Teknik Analisis Data ...................................................................... 37
xii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan......................................................................... 42
B. Kronologi Perubahan Status Perusahaan........................................ 43
C. Misi dan Tujuan Perusahaan.......................................................... 44
D. Sistem Tenaga Kerja ...................................................................... 45
E. Program Jaminan Sosial Karyawan................................................ 46
F. Partisipasi Perusahaan.................................................................... 47
G. Struktur Organisasi......................................................................... 47
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden...................................................................... 53
B. Deskripsi Program Kesejahteraan Karyawan................................. 56
C. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 60
D. Analisis Data .................................................................................. 68
E. Pembahasan.................................................................................... 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................... 82
B. Saran............................................................................................... 84
C. Keterbatasan Penelitian.................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagi seorang manajer memahami manusia amatlah penting, karena
salah satu tugas dan fungsinya yang sangat rumit adalah mengkoordinasikan
manusia yang dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Karyawan adalah manusia yang merupakan makhluk yang unik.
Permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan karyawan cukup rumit dan
pelik. Karyawan tidak bisa disamakan dengan faktor produksi lainnya,
sehingga penanganannya pun harus dibedakan dari faktor produksi lainnya.
Karyawan tidak hanya butuh makan untuk dapat bekerja dengan baik, tetapi
ada sisi kebutuhan lain, yaitu kebutuhan rohani (psikologis) yang juga sangat
dibutuhkan untuk dapat bekerja secara lebih baik. Jika kebutuhan ini tidak
terpenuhi dengan baik, maka akan mempengaruhi semangat bekerjanya. Oleh
karena itu, dalam mengelola tenaga kerja perusahaan hendaknya
memperhatikan dengan baik kebutuhan kesejahteraan jasmani maupun
kebutuhan rohani (psikologis) dari para karyawannya.
Dalam lingkungan kerja, ada tiga hal yang tidak dapat dipisahkan
yaitu kesejahteraan karyawan, semangat kerja dan produktivitas kerja
karyawan. Ketiga hal ini tak ubahnya seperti tiga mata rantai yang saling
berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama la in. Ketiganya harus
berjalan seiring untuk memperoleh hasil yang optimal.
2
Kesalahan yang dilakukan oleh para pengusaha adalah mereka
beranggapan bahwa keterhambatan dan kemunduran yang dialami perusahaan
adalah hanya karena semakin ketatnya persaingan, sementara modal yang
dimilikinya sangat terbatas. Selain karena hal tersebut, ada penyebab lain
yang sering kurang diperhatikan oleh para manajer, yaitu persoalan
pengelolaan semangat dan gairah kerja.
Suatu komunitas kerja yang para karyawannya bekerja dalam
kemalasan, tidak teliti, tidak disiplin, dan tidak bergairah menyebabkan
perusahaan berjalan dengan apa adanya tanpa ada kemajuan, pendapatan
perusahaan menurun, dan akibatnya kemampuan perusahaan untuk mengupah
karyawannya menjadi rendah. Rendahnya pendapatan yang diterima
karyawan, mengakibatkan tingkat kesejahteraan karyawan juga rendah, yang
kemudian akan mempengaruhi juga produktivitasnya dalam bekerja.
Ketiga mata rantai yang telah diuraikan diatas harus dikelola
perusahaan dengan baik, agar perusahaan dapat terus berkembang. Tingkat
kesejahteraan karyawan yang rendah merupakan sebab namun sekaligus
merupakan akibat dari keterpurukan perusahaan. Rendahnya tingkat
kesejahteraan akan mengakibatkan rendahnya semangat kerja, yang tentunya
akan menurunkan produktivitas kerjanya, yang berarti produktivitas
perusahaan juga rendah. Tidak ada perusahaan yang mau membayar tinggi
karyawan yang produktivitasnya rendah, justru malah sedapat mungkin
menekan upah untuk menekan harga pokok produksinya sehingga perusahaan
dapat memaksimalkan keuntungan yang dapat mereka raih.
3
Berawal dari latar belakang diatas, penulis ingin menguji hubungan
dari faktor-faktor diatas dalam suatu penelitian yang berjudul “HUBUNGAN
ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN DENGAN
SEMANGAT KERJA KARYAWAN “.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini merupakan studi kasus, sehingga ruang lingkup
penelitian dibatasi pada karyawan yang bekerja di PT. Madu Baru dan
masalah yang diteliti hanya yang berhubungan dengan program kesejahteraan
dan semangat kerja. Dalam hal program kesejahteraan, penulis membatasi
pada pelaksanaan program kesejahteraan karyawan yang meliputi program
kesejahteraan ekonomi, hiburan dan rekreasi, tambahan fasilitas serta
hubungannya dengan semangat kerja karyawan.
C. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan dan meruntutkan
pembahasannya, maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut :
1. Masalah umum.
Apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan program kesejahteraan
sebagai salah satu wujud perhatian perusahaan terhadap karyawan
dengan semangat kerja karyawan di PT. Madu Baru ?
4
2. Masalah khusus.
a. Apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan ekonomi dengan semangat kerja karyawan di PT.
Madu Baru ?
b. Apakah ada hubungan positif antara program hiburan dan
rekreasi dengan semangat kerja karyawan di PT. Madu Baru ?
c. Apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan program
tambahan fasilitas dengan semangat kerja di PT. Madu Baru ?
d. Apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan secara simultan (kesejahteraan ekonomi
karyawan, hiburan dan rekreasi, tambahan fasilitas) dengan
semangat kerja karyawan di PT. Madu Baru ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan
program kesejahteraan dengan semangat kerja karyawan.
2. Tujuan khusus.
a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan
program kesejahteraan ekonomi dengan semangat kerja karyawan.
b. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan
program hiburan dan rekreasi dengan semangat kerja karyawan.
5
c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan
program tambahan fasilitas dengan semangat kerja karyawan.
d. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara pelaksanaan
program kesejahteraan secara simultan (program kesejahteraan
ekonomi, hiburan dan rekreasi, tambahan fasilitas) dengan semangat
kerja karyawan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi PT. Madu Baru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
PT. Madu Baru tentang hal-hal yang berhubungan program kesejahteraan
karyawan dan semangat kerja karyawan. Lebih lanjut penelitian ini
diharapkan dapat digunakan oleh PT. Madu Baru sebagai dasar
perencanaan program-program perbaikan, berkaitan dengan masalah
program kesejahteraan karyawan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan referensi untuk
penelitian yang sejenis, dan secara lebih khusus tentang hubungan
pelaksanaan program kesejahteraan dengan semangat kerja karyawan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menjadi dasar bagi
penulis untuk mengusulkan kepada PT. Madu Baru mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan program kesejahteraan karyawan dan
semangat kerja karyawan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Arti manajemen dari beberapa ahli, adalah sebagai berikut :
1. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2001 : 1-2) adalah :
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Menurut Luther Gulick (dalam T. Hani Handoko, 1999 : 7) adalah :
Suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
3. Menurut Newman dan Terry (dalam M. Manullang, 2001 : 2) adalah :
Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu dari orang lain.
4. Dalam Encyclopedia of the Social Science (dalam M. Manullang, 2001 : 2) maka Manajemen itu dibatasi sebagai berikut: “Manajemen adalah prose dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi”.
5. Menurut Balai Pembinaan Adminitrasi Universitas Gadjah Mada (dalam
M. Manullang, 2001 : 2) adalah :
Manajemen adalah segenap perbuatan menggerakan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi manajemen pada dasarnya banyak membicarakan orang untuk
menentukan dan mencapai tujuan. Dengan demikian dapat memberikan
penjelasan bahwa faktor manusia dalam hal ini tenaga kerja mempunyai sangat
7
penting dalam usaha memberikan kerja disamping sebagai pelaksana
pencapaian tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan sekarang banyak
memperhatikan manusia sebagai pribadi tetapi juga manusia dalam
hubungannya sebagai pihak karyawan di lingkungannya.
B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
manajemen yang memfokuskan pembahasannya pada unsur sumber daya
manusia dan memiliki tugas untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai
jalan agar karyawan bisa diintegrasikan secara efektif dan efisien ke dalam
organisasi. Terdapat perbedaan yang sangat tipis sekali antara istilah
manajemen sumber daya manusia dengan manajemen personalia. Manajemen
sumber daya manusia memandang secara makro, karyawan merupakan asset
utama organisasi dan harus dipelihara, dengan mengkaji masalah secara
modern. Sedangkan manajemen personalia memandang permasalah secara
mikro, dimana karyawan merupakan faktor produksi dan mengkaji masalah
secara klasik, tetapi dalam penelitian ini dua hal tersebut sama dan digunakan
istilah manajemen sumber daya manusia.
Beberapa pengertian manajemen sumber daya manusia dalam hal
ini dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut :
1. Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2001 : 10), yaitu :
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaa, karyawan dan masyarakat.
8
2. Edwin B. Flippo (dalam Malayu S.P. Hasibuan, 2002 : 11), yaitu :
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.
3. Moses N. Kiggundu (dalam Ambar Teguh Sulistiyanti dan Rosidah, 2003 :
11), yaitu :
Manajemen sumber daya manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan pegawai dalam rangka tercapainya tujuan dan sasaran individu, organisasi, masyarakat, bangsa dan internasional yang efektif.
Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (2000 : 4),
agar perusahaan dapat berlangsung dan berkembang dengan baik, salah satu
hal penting adalah manajer personalia harus bekerja di tengah-tengah kekuatan
utama, yaitu :
a. Perusahaan yang berkeinginan untuk disediakan tenaga kerja yang mampu
dan mau bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.
b. Karyawan dan organisasi yang menginginkan agar kebutuhan fisik dan
psikologis mereka terpenuhi.
c. Masyarakat umum lewat lembaga- lembaga perwakilan yang menginginkan
agar perusahaan mempunyai tujuan yang luas untuk mengembangkan dan
melindungi manusia dan perilaku dismkriminatif.
Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa manajemen sumber
daya manusia adalah merupakan manajemen yang mengatur manusia dengan
segala persoalannya dengan tujuan melaksanakan tugasnya secara efisien dan
efektif serta memberikan sumbangan besar terhadap perusahaan.
9
C. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Michael J.
Jucius adalah sebagai berikut (J. Sudarsono, 1992 : 136-146) :
1. Mencari dan mendapatkan sumber daya manusia (personnel procurument)
Personnel procurement didefinisikan sebagai tugas untuk
mendapatkan sumber daya manusia guna mengisi lowongan pekerjaan
yang sekarang dan yang akan datang. Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan dalam pelaksanaan mencari dan mendapatkan sumber daya
manusia. Langkah pertama adalah mengetahui fakta-fakta tentang jabatan
yang akan diisi, dan jenis orang atau sumber daya manusia yang
diperlukan untuk mengisi jabatan tersebut. Langkah kedua adalah menarik
tenaga kerja dari berbagai sumber, yaitu dari dalam perusahaan dan dari
luar perusahaan.
2. Mengembangkan sumber daya manusia (personnel development)
Pengembangan sumber daya manusia dalam perusahaan meliputi
latihan dan pendidikan. Latihan adalah semua proses untuk menambah
kemampuan dan keahlian pegawai dan mengerjakan pekerjaan tertentu.
Pendidikan adalah kegiatan menambah pengetahuan, pemahaman atau
sikap para pegawai sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan diri dengan
lingkungan pekerjaan.
3. Memelihara sumber daya manusia (personnel maintenance)
Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut A.H.
Maslow, perilaku manusia ditentukan oleh usaha memenuhi kebutuhannya
10
yang paling mendesak. Maslow mengemukakan, bahwa pada dasarnya ada
lima tingkatan dalam diri setiap manusia, yaitu :
a. Kebutuhan fisiologi yaitu kebutuhan fisik merupakan kebutuhan dasar
yang paling dasar, misalnya makan, perumahan, sandang, dan
sebagainya.
b. Kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan akan rasa aman baik fisik
maupun psikis.
c. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk diterima orang lain.
d. Kebutuhan akan harga diri yaitu kebutuhan untuk memperoleh
penghargaan atas hasil karyanya, misalnya status.
e. Kebutuhan untuk mewujudkan diri yaitu kebutuhan untuk
mewujudkan seluruh keahlian dan kemampuan.
Dengan mengetahui adanya kelima tingkatan kebutuhan manusia
tersebut, maka manajer dapat memberikan dorongan dan semangat kerja
pada karyawan melalui pemenuhan kebutuhan.
4. Menggunakan sumber daya manusia dengan sebaik mungkin (personnel
utilization)
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
pekerjaan setiap pimpinan eksekutif atau manajer. Dalam tugas ini
pimpinan perusahan harus menggunakan manusia yang bekerja di
perusahaan dengan sebaik-baiknya. Tugas yang dilakukan dalam
penggunaan sumber daya manusia, mencakup pembahasan lima ha l, yaitu
kerjasama dan pertentangan, hubungan serikat buruh dan manajemen,
11
penanganan keluh kesah, aksi tindakan disiplin, dan penelitian terhadap
sumber daya manusia
D. Pengertian Program Kesejahteraan Karyawan
1. Pengertian kesejahteraan karyawan
Beberapa pengertian yang diberikan oleh beberapa ahli tentang
program kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut :
a. Menurut Malayu S. P. Hasibuan (2001:182) :
Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan, bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi mental karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat.
b. Menurut M. Manullang (1984:50) :
Program kesejahteraan adalah layanan- layanan pekerja mencakup keuntungan-keuntungan yang beraneka ragam yang diberikan pada karyawan oleh perusahaan disamping upah dan gaji.
c. Menurut Andrew F. Sikula (dalam Malayu S. P. Hasibuan, 2001:182-
183) :
Indirect compensations are reimbursement received by employees in form other than direct wages or salary. Dengan kata lain, kompensasi tidak langsung adalah balas jasa yang diterima oleh pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung. A benefit would be company program such pension holiday, pay health, severance pay, a service would be thing a company car athetic, Christmas party, etc. Dengan kata lain, benefit meliputi program-program perusahaan, seperti jaminan hari tua, waktu libur, tabungan. Servis adalah berupa fisiknya atau bendanya, seperti mobil dinas, fasilitas olahraga, peringatan hari besar dan sebagainya.
12
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan adanya beberapa perbedaan
dan persamaan antara kompensasi langsung (gaji dan upah) dengan
kompensasi tidak langsung (kesejahteraan karyawan). Menurut S. P.
Hasibuan, perbedaan antara kedua hal tersebut adalah sebagai berikut
(2001:183-184):
1) Persamaan :
• Gaji dan upah yang merupakan kompensasi langsung dan
kesejahteraan karyawan yang merupakan kompensasi tidak
langsung merupakan pendapatan bagi karyawan.
• Pemberian gaji, upah dan kesejahteraan karyawan bertujuan sama,
yakni untuk memenuhi kebutuhan dan keterikatan karyawan.
• Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan merupakan biaya bagi
perusahaan.
• Pemberian gaji, upah dan kesejahteraan karyawan dibenarkan oleh
peraturan legal, sehingga bisa dimasukkan dalam neraca fiskal
perusahaan tersebut.
2) Perbedaan :
• Gaji dan upah merupakan hak karyawan dan menjadi kewajiban
perusahaan untuk membayarnya.
• Gaji dan upah wajib dibayar oleh perusahaan, sedangkan
kesejahteraan karyawan diberikan hanya atas kebijaksanaan
perusahan saja, bukan kewajiban perusahaan atau dengan kata lain
kesejahteraan karyawan sewaktu-waktu dapat ditiadakan.
13
• Gaji dan upah harus dibayar dengan finansial (uang / barang),
sedangkan kesejahteraan karyawan bisa diberikan dalam bentuk
finansial dan atau non finansial, misalnya fasilitas.
• Periode waktu dan besarnya jumlah gaji dan upah yang diberikan
tertentu, sedangkan kesejahteraan karyawan tidak tentu.
E. Alasan, Manfaat dan Tujuan Program Kesejahteraan Karyawan
Penyebab masalah kesejahteraan karyawan makin diperhatikan
menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (2000:268) adalah :
a. Perubahan dalam sikap karyawan dan karena makin
meningkatnya taraf pendidikan.
b. Permintaan dari organisasi buruh (pekerja)
c. Permintaan pemerintah yang diwujudkan dalam undang-undang.
d. Persaingan yang berat yang mengakibatkan para pengusaha berusaha
untuk memberikan jaminan agar para karyawan tidak lari dari
perusahaan.
e. Adanya pengawasan terhadap tinggi rendahnya tingkat upah, terutama
dari perkumpulan para pengusaha untuk mencegah persaingan dalam
pemberian upah.
Manfaat yang diperoleh dari program kesejahteran karyawan yang
diselenggarakan perusahaan menurut Heidjrachman RanuPandojo dan
Suad Husnan (2000:269), manfaat yang diperoleh dari penyelenggaraan
program kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut :
14
a. Penarikan tenaga kerja yang lebih efektif.
b. Memperbaiki semangat kesetiaan karyawan.
c. Menurunkan tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja.
d. Memperbaiki hubungan masyarakat.
e. Mengurangi pengaruh organisasi buruh, baik yang ada maupun yang
potensial.
f. Mengurangi campur tangan pemerintah dalam organisasi.
Tujuan program kesejahteraan karyawan secara umum
mempertahankan kondisi mental karyawan atau membina moral kerja yang
telah dimilikinya. Menurut pendapat Malayu S.P. Hasibuan (2001:184),
tujuan pemberian kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan para karyawan.
b. Memberikan ketenangan bagi para karyawan beserta keluarganya.
c. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas karyawan.
d. Menurunkan tingkat absensi dan turn over karyawan.
e. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.
f. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
g. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.
h.Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan
kualitas manusia Indonesia.
i. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan.
j. Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.
15
F. Prinsip-Prinsip Program Kesejahteraan Karyawan
Menurut Henry Simamora (1999:565), prinsip utama dari program
kesejahteran karyawan adalah dimana keuntungan yang diperolah minimal
bisa digunakan untuk menutupi biayanya. Prinsip lain dari program
kesejahteraan kartyawan adalah tunjangan karyawan haruslah memenuhi
kebutuhan nyata, tunjangan-tunjangan haruslah dibatasi kepada aktivitas-
aktivitas dimana kelompok lebih efisien daripada individu, program
tunjangan haruslah bercirikan fleksibilitas yang memadai untuk
memungkinkan adaptasi terhadap berbagai kebutuhan karyawan, dan jika
perusahaan ingin meraih apresiasi dan penyediaan jasa-jasa karyawan,
perusahaan haruslah melakukan program komunikasi yang ekstensif dan
terencana dengan baik, biaya tunjangan haruslah dapat dikalkulasi, dan
ketentuan haruslah dibuat atas pendanaan yang sehat.
G. Bentuk-Bentuk Program Kesejahteraan Karyawan.
Secara garis besar, bentuk program kesejahteraan karyawan
menurut Ranupandojo dan Suad Husnan (2000:276-278), dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Program Kesejahteraan Ekonomi Karyawan terdiri dari :
a. Pensiun
Pemberian pensiun yaitu perusahaan memberikan sejumlah uang
tertentu secara berkala pada karyawan yang tekah berhenti bekerja
setelah mereka beraktivitas dalam waktu yang cukup lama atau
16
setelah mencapai suatu batas usia tertentu. Di Indonesia umumnya
yang memperoleh pensiun adalah pegawai negeri atau pegawai dari
perusahaan negara yang diatur dengan Undang-Undang yang
berlaku, sedangkan perusahaan swasta tidak semuanya
manjalankan.
b. Asuransi
Bermacam-macam asuransi yang menawarkan jaminan kepada
para karyawan berupa santunan seperti bila karyawan berhenti
bekerja, terjadi kecelakaan atau meninggal dunia.
c. Pemberian Kredit
Pemberian kredit pada karyawan yang membutuhkan bisa
diorganisasikan oleh manajemen atau bisa juga karyawan sendiri
dengan mendirikan perkumpulan atau koperasi simpan pinjam.
2. Program Hiburan dan Rekreasi terdiri dari :
a. Kegiatan olah raga
Penyediaan fasilitas olahraga kepada karyawan, tujuan bisa sekedar
untuk memelihara kesehatan atau untuk mengejar prestasi.
b. Kegiatan sosial
Kegiatan yang diadakan perusahaan untuk karyawan sebagai
kegiatan penyegaran, misalnya acara darmawisata untuk saling
mengakrabkan amggota organisasi, kegiatan donor darah, kegiatan
untuk menyambut hari besar keagamaan.
17
3. Program Tambahan Fasilitas terdiri dari :
a. Kantin atau kafetaria
Tujuannya untuk membantu karyawan dalam penyediaan makanan
bergizi dan higienis.
b. Fasilitas perumahan
Perusahaan dapat menyediakan asrama atau tunjangan untuk
penyediaan perumahan.
c. Fasilitas kesehatan
Perusahaan dapat menyediakan ruang kesehatan beserta dokter atau
sekedar tunjangan kesehatan dan bekerja sama dengan rumah sakit
terdekat.
d. Fasilitas pendidikan
Perusahaan dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
memperdalam pengetahuan dan keterampilan karyawan, misalnya
ruang perpustakaan atau menyekolahkan para kayawan.
e. Fasilitas transportasi
Perusahaan dapat menyediakan kendaraan bagi karyawan,
terutama bagi yang rumahnya jauh dari perusahaan.
Tidak semua bentuk kesejahteraan dilaksanakan oleh suatu perusahan,
karena hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan dan tentunya
disesuaikan dengan sifat pekerjaannya.
18
H. Program Kesejahteraan Karyawan yang Efektif
Program kesejahteraan dapat menjadi kurang efektif apabila
program tersebut tidak mampu menghasilkan manfaat yang maksimum
atau tidak mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga biaya
pembelanjaan program tidak dapat ditutup dengan kenaikan produktivitas.
Sering kali juga program-program tersebut diselenggarakan karena
perusahaan lain menjalankan dan dapat juga karena keinginan manajemen
atau karena adanya tekanan dari organisasi buruh yang ada. Agar program
kesejahteraan karyawan dapat efektif maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Tujuan Program
Kesejahteraan karyawan harus direncanakan dan ditentukan dengan baik
karena akan berpengaruh baik dari dalam maupun dari luar perusahaan
maka sebaiknya program terdiri dari kombinasi program yang terbaik,
menurut Foegen (dalam Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan,
2000 : 272 – 274) :
a) Menghitung berbagai biaya dari berbagai bentuk pelayanan.
b) Membuat judgement untuk menetukan berapa yang bersedia untuk
menutup biaya dari berbagai program layanan di masa yang akan
datang.
c) Menentukan urut-urutan kepentingan atau prioritas dari masing-
masingprogram pelayanan karyawan.
d) Memutuskan kombinasi yang terbaik dari berbagai bentuk.
19
b. Partisipasi karyawan
Salah satu syarat agar program kesejahteraan berhasil dengan baik
adalah keikutsertaan karyawan dan dukungan yang bisa diperoleh kalau
ada kerjasama antara manajemen dengan karyawan.
c. Pengendalian biaya
Perusahaan mempunyai masalah yang umum yang sering dihadapi
adalah makin meningkatnya biaya penyelenggaraan program
kesejahteraan maka perusahaan perlu meningkatkan dengan lebih
berhati-hati apakah biaya tersebut bisa ditutup pada keadaan
perekonomian tertentu.
d. Masalah yang mungkin timbul dari pelaksanaan program kesejahteraan
karyawan
Umumnya kita menganggap kesejahteraan karyawan akan mendorong
semangat kerja sehingga cukup berharga untuk mengeluarkan biaya
guna keperluan.
I. Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan
Menurut heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (2000:275-
276), sebelum membuat program pelayanan perlu mempertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut :
a. Kemungkinan timbulnya permintaan dari pihak karyawan untuk
program-program kesejahteraan yang lain.
20
b. Kemungkinan bahwa program kesejahteraan karyawan ini hanya akan
menjadi sumber keluhan yang baru.
c. Munculnya paternalis.
d. Kemungkinan terabaikannya program-program personalia yang lain.
.
J. Semangat Kerja
1. Pengertian semangat kerja
Menurut Alex S. Nitisemito (1996:96), semangat kerja adalah
melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian
pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
semangat kerja adalah suasana yang yang ditimbulkan oleh sikap dari para
karyawan dalam melakukan pekerjaannya secara lebih giat sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.
Semangat kerja yang baik dari para karyawan akan memberi
keuntungan bagi perusahaan. Semangat kerja yang baik akan menampakkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Kebanggaan terhadap perusahaan dan kelompoknya.
b. Minat karyawan yang tinggi terhadap perusahaan.
c. Loyalitas terhadap perusahaan.
d. Kedisiplinan yang baik dari karyawan terhadap perusahaan dan
instruksi- instruksi.
21
e. Adanya saling kerjasama antara sesama karyawan dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan.
f. Adanya prakarsa dari karyawan.
g. Tanggung jawab yang tinggi dari para karyawan terhadap tugas.
h. Ketaatan karyawan terhadap tata tertib dan peraturan-peraturan
perusahaan.
i. Ketelitian dan kerajinan karyawan dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaaan.
Dengan demikian sebaliknya juga, semangat kerja yang buruk
akan nampak dalam hal antara lain :
a. Karyawan dalam melaksanakan kegiatan banyak melakukan kesalahan-
kesalahan.
b. Karyawan tidak masuk kerja dalam jumlah yang banyak.
c. Karyawan yang telah dididik dan diberi latihan banyak meninggalkan
perusahaan.
d. Karyawan dalam memproses bahan banyak mengalami kerusakan.
e. Barang jadi yang dihasilkan banyak rusak atau cacat.
f. Peralatan produksi tidak terawat secara baik oleh karyawan.
g. Banyaknya kerusakan peratalan atau peralatan pabrik yang digunakan
oleh karyawan.
h. Terjadinya pemborosan-pemborosan bahan, waktu dan tenaga.
22
2. Indikator-indikator semangat kerja
Moh. As’ad menyatakan ada empat indikator untuk melihat apakah
semangat kerja itu tinggi atau rendah. Keempat indikator tersebut adalah
sebagai berikut (1982:27) :
a. Kedisplinan kerja, adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis. Kedisiplinan kerja sangat penting artinya bagi
perusahaan karena dengan kedisiplinan kerja, diharapkan karyawan
dapat bekerja dengan seefisien dan seefektif mungkin.
b. Ketelitian kerja, merupakan keseksaman atau kecermatan kerja.
Ketelitian kerja sangat penting artinya bagi perusahaan karena ketelitian
kerja diharapkan dapat mengurangi kerusakan terhadap peralatan,
terhadap barang yang dihasilkan, sehingga mutu produk sesuai dengan
standar yang ditentukan.
c. Kegairahan kerja, adalah kesenangan yang mendalam terhadap
pekerjaan yang dilakukan. Hal ini sangat penting artinya bagi
perusahaan karena dengan kegairahan kerja, diharapkan karyawan dapat
memperbesar produktivitas kerja, yaitu produk yang dihasilkan dapat
lebih banyak dari yang telah ditargetkan.
d. Kerajinan kerja, adalah sikap yang selalu berusaha untuk selalu giat
bekerja. Hal ini penting bagi perusahaan karena diharapkan karyawan
dapat menggunakan waktu bekerja dengan baik, jarang absen,
23
menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, serta bersungguh-
sungguh dalam bekerja.
Alex S. Nitisemito menyatakan, indikator-indikator turunnya
semangat kerja adalah sebagai berikut :
a. Turun / rendahnya produktivitas
b. Tingkat absensi yang tinggi
c. Labour turn over yang tinggi
d. Tingkat kerusakan yang tinggi
e. Kegelisahan dimana-mana
f. Pemogokan
3. Cara meningkatkan semangat kerja.
Cara untuk meningkatkan semangat kerja menurut Alex S.
Nitisemito (1996:101-108) baik yang bersifat material maupun non material
adalah sebagai berikut :
a. Gaji yang cukup.
b. Memperhatikan kebutuhan rohani.
c. Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai.
d. Harga diri perlu mendapat perhatian.
e. Tempatkan para karyawan pada posisi yang tepat.
f. Berikan kesempatan pada karyawan untuk maju.
g. Perasaan aman dalam menghadapi masa depan perlu diperhatikan.
h. Usahakan para karyawan untuk memiliki loyalitas.
i. Sekali-kali karyawan perlu diajak berunding.
24
j. Pemberian insentif yang terarah.
k. Fasilitas yang menyenangkan.
4. Faktor-faktor pendorong semangat kerja
Menurut pendapat Moh. As’ad (1982:34), faktor pendorong
semangat kerja adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan yang tetap.
b. Teman sekerja yang baik.
c. Pimpinan yang baik.
d. Suasana kerja yang menyenangkan.
e. Kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat.
f. Jaminan sosial yang baik.
g. Gaji yang tinggi.
h. Pekerjaan yang menyenangkan.
i. Jam kerja yang singkat.
K. Kerangka Hipotesis dan Rumusan Hipotesis
1. Kerangka Hipotesis
a. Hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi dengan
semangat kerja karyawan
Salah satu pertimbangan seorang karyawan memilih bekerja
disuatu perusahaan adalah adanya program kesejahteraan ekonomi. Jika
suatu perusahaan melaksanakan program kesejahteraan ekonomi dengan
baik kepada para karyawannya hal itu akan menjadi alasan penting bagi
25
karyawan untuk bekerja dan bertahan di perusahaan tersebut. Adanya
pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi juga memotivasi mereka
untuk bekerja dengan lebih baik tanpa harus khawatir akan kesejahteraan
ekonominya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
program kesejahteraan ekonomi mempunyai hubungan yang positif
dengan semangat kerja karyawan.
b. Hubungan antara pelaksanaan program hiburan dan rekreasi dengan
semangat kerja karyawan
Karyawan perusahaan adalah manusia. Manusia bukanlah mesin,
mereka memerlukan hiburan dan rekreasi saat mereka merasa bosan atau
jenuh dengan rutinitas pekerjaannya. Karyawan tidak dapat bekerja
dengan baik jika mereka tidak pernah menikmati hiburan dan rekreasi
sebagai penghilang rasa bosan atau jenuh selama menjalani rutinitas kerja
mereka. Dengan adanya program hiburan dan rekreasi diharapkan
karyawan memperoleh semangat kerjanya kembali dan dapat bekerja
dengan lebih baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan positif antara pelaksanaan program hiburan dan rekreasi
dengan semangat kerja karyawan.
c. Hubungan antara pelaksanaan program tambahan fasilitas dengan
semangat kerja karyawan
Pelaksanaan program tambahan fasilitas untuk para karyawan
merupakan kegiatan pendukung untuk memperlancar kerja karyawan.
Dengan tersedianya fasilitas tambahan diharapkan karyawan dapat
26
bekerja dengan baik. Perusahaan perlu memperhatikan aspek ini, karena
hal ini akan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi bekerja mereka.
Jangan sampai karyawan kesulitan bekerja hanya dikarenakan kurangnya
fasilitas yang mendukung dalam bekerja. Dengan terbelangkainya kerja
karyawan tentu saja perusahaan yang akan menderita kerugian. Oleh
karena itu dengan adanya pelaksanaan program tambahan fasilitas
diharapkan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara
pelaksanaan program tambahan fasilitas dengan semangat kerja
karyawan.
d. Hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan karyawan ( program
kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi dan program
tambahan fasilitas ) secara bersama-sama dengan semangat kerja
karyawan
Pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi karyawan oleh
perusahaan merupakan bentuk perhatian perusahaan kepada karyawannya
dalam hal finansial, sementara pelaksanaan program hiburan dan rekreasi
serta program tambahan fasilitas merupakan bentuk perhatian perusahaan
kepada karyawannya dalam hal psikologis dan hal pendukung kelancaran
kerja karyawan. Keberadaan ketiga program tersebut saling mendukung
satu dengan yang lain semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu
untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Dengan melaksanakan
ketiga program tersebut perusahaan akan dapat merasakan manfaatnya
27
yaitu adanya semangat kerja karyawan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan ekonomi karyawan, program hiburan dan rekreasi, program
tambahan fasilitas dengan semangat kerja karyawan.
2. Hipotesis
a. Ada hubungan positif antara pelaksanaan program kesejahteraan
ekonomi dengan semangat kerja karyawan.
b. Ada hubungan positif antara pelaksanaan program hiburan dan rekreasi
dengan semangat kerja karyawan.
c. Ada hubungan positif antara pelaksanaan program tambahan fasilitas
dengan semangat kerja karyawan.
d. Ada hubungan positif antara pelaksanaan program kesejahteraan
karyawan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi karyawan,
program hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas secara
bersama-sama dengan semangat kerja karyawan.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu suatu penelitian terhadap obyek
tertentu yang populasinya terbatas, sehingga kesimpulan yang diambil
berdasarkan penelitian ini hanya berlaku terbatas pada obyek yang diteliti dan
berlaku pada waktu tertentu.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini berlangsung di PT. Madu Baru yang beralamat di Padokan
Tirtonirmolo, Kasihan Bantul.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan September sampai dengan bulan
November 2006.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah semua pihak yang bertindak
sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan materi penelitian.
Dalam pene litian ini subjek penelitian meliput i para karyawan
tetap PT. Madu Baru dan Kepala Bagian SDM dan Umum PT. Madu Baru.
29
2. Objek penelitian
Pokok pembicaraan dalam penelitian ini adalah :
a. Program kesejahteraan karyawan yang meliputi:
1) Program kesejahteraan ekonomi yang meliputi : pemberian dana
pensiun, pemberian asuransi tenaga kerja dan pemberian kredit
koperasi karyawan.
2) Program hiburan dan rekreasi yang meliputi : kegiatan olah raga
dan kegiatan sosial.
3) Program tambahan fasilitas yang meliputi : fasilitas tempat makan,
fasilitas perumahan, fasilitas kesehatan, fasilatas pendidikan,
fasilitas transportasi.
b. Semangat kerja karyawan :
1) Kedisiplinan kerja
2) Kerajinan kerja
3) Ketelitian kerja
4) Kegairahan kerja
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT. Madu
Baru yang berjumlah 325 orang.
2. Sampel merupakan sebagian dari populasi, dalam hal ini adalah karyawan
tetap PT. Madu Baru yang berjumlah 30 orang.
30
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan cara sebagai berikut:
1. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau menitipkan daftar
pertanyaan untuk diisi oleh responden (M. Iqbal, 2002 : 83). Responden
dalam metode kuesioner ini adalah seluruh karyawan tetap PT. Madu Baru.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dimana peneliti atau kolabolatornya mencatat
informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian (W. Gulo,
2002 : 116).
3. Wawancara
Metode wawancara adalah bentuk komunikasai langsung antara peneliti
dan responden (W. Gulo, 2002 : 119). Responden dalam metode
wawancara adalah Kepala Bagian SDM dan Umum PT. Madu Baru.
4. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek
penelitian, namun melalui dokumen (M. Iqbal, 2002 : 87). Dokumen dapat
berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus
dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.
31
F. Batasan Istilah
1. Program kesejahteraan bagi karyawan adalah layanan- layanan karyawan,
mencakup keuntungan-keuntungan yang beraneka ragam yang diberikan
kepada karyawan oleh perusahaan disamping upah dan gaji. Program
kesejahteraan dalam hal ini meliputi program kesejahteraan ekonomi,
program hiburan dan rekreasi, program tambahan fasilitas.
2. Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga
pekerjaan diharapkan selesai lebih cepat dan lebih baik.
G. Rumusan Variabel
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program kesejahteraan yang
dilaksanakan oleh perusahaan. Variabel bebas yaitu variabel yang akan
menjelaskan variabel terikat. Variabel tersebut yaitu Program
Kesejahteraan Karyawan yang terdiri dari :
a. Program Kesejahteraan ekonomi Karyawan, meliputi :
1) Pemberian dana pensiun
2) Asuransi tenaga kerja
3) Pemberian kredit
b. Program hiburan dan rekreasi, meliputi :
1) Kegiatan olahraga
2) Kegiatan social
32
c. Program tambahan fasilitas, meliputi :
1) Kantin
2) Fasilitas perumahan
3) Fasilitas kesehatan
4) Fasilitas pendidikan
5) Fasilitas transportasi
Pengukuran variabel bebas diperoleh dari kuesioner, dimana jawaban
setiap responden dikuantitatifkan terlebih dulu dengan cara memberikan
skor (bobot) pada masing-masing jawaban.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah semangat kerja karyawan
yang meliputi :
a. Ketelitian kerja
Yaitu keseksamaan atau kecermatan dalam menyelesaikan pekerjaan
dengan indikator : mutu produk sesuai dengan standar yang di
tentukan, bekerja tanpa menyebabkan kerusakan pada peralatan, selalu
memeriksa peralatan sebelum mulai bekerja, bekerja tanpa
menyebabkan kerusakan pada produk yang dihasilkan, bekerja tanpa
menyebabkan kerusakan pada bahan yang akan diolah.
b. Kedisiplinan kerja
Yaitu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan
perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, dengan
33
indikator : disiplin waktu datang ketempat kerja, disiplin saat bekerja,
disiplin waktu pulang dan menaati peraturan yang lain
c. Kerajinan kerja
Yaitu sikap yang berusaha untuk selalu giat bekerja, dengan indikator,
menggunakan waktu bekerja dengan sebaik-baiknya, tidak pernah
absent, menyelesaikan pekerjaan tepat waktunya dan bersungguh-
sungguh dalam bekerja.
d. Kegairahan kerja
Yaitu kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan
dengan indikator : berusaha meningkatkan produk yang dihasilkan
baik kualitas maupun kuantitasnya, tidak pernah melakukan tuntutan
kepada perusahaan dan tidak pernah unjuk rasa (pemogokan).
Pengukuran variabel terikat diperoleh dari kuesioner, jawaban setiap
responden dikuantitatifkan dengan pemberian skor pada masing-masing
jawaban.
Pemberian skor pada kuesioner adalah sebagai berikut, jika
jawaban responden SS = mendapat skor 5, S = mendapat skor 4,
RR = mendapat skor 3, TS = mendapat skor 2, STS = mendapat skor 1,
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
34
H. Data yang Diperlukan
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Gambaran umum perusahaan
2. Data-data mengenai pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi di PT.
Madu Baru.
3. Data-data mengenai pelaksanaan program hiburan dan rekreasi di PT.
Madu Baru.
4. Data-data mengenai pelaksanaan program tambahan fasilitas di PT. Madu
Baru.
5. Data-data mengenai semangat kerja karyawan PT. Madu Baru.
I. Teknik Sampling
Teknik yang digunakan adalah teknik Proportional Sampling,
adalah perimbangan unsur-unsur atau kategori-kategori dalam populasi
diperhatikan dan diwakili dalam sampel. Kemudian pemilihan sampel
dilakukan secara incidental pada responden tiap devisi yang ditemui penulis.
J. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Di dalam penelitian data memiliki kedudukan yang paling tinggi
karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat
menetukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data
tergantung baik tidaknya instrumen pengumpulan data (Arikunto, 1998 :
35
160). Oleh karena itu instrumen pengumpulan data yang baik harus
memenuhi dua kriteria penting yaitu validitas dan reliabilitas.
1. Validitas
Validitas dalam penelitian ini dijelaskan sebagai ukuran yang menunjukan
tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan sahih,
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat (M. Iqbal, 2002 : 79).
Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur validitas suatu instrumen
adalah korelasi product moment (Arikunto, 1991 : 138) :
( )( )( ) ( )∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2222 . yynxxn
yxxynrxy
Keterangan :
xyr = koefisien korelasi antara x dan y
x = jumlah alternatif jawaban pada keseluruh pertanyaan y = jumlah total seluruh alternatif jawaban pada keseluruh
pertanyaan yang dipilih oleh seluruh responden n = jumlah sampel Suatu instrumen dikatakan valid apabila tabelhitung rr > . Taraf signifikan
yang digunakan 5%.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah
instrumen (M. Iqbal, 2002 : 77). Rumus yang dapat digunakan untuk
36
mengukur reliabilitas suatu instrumen adalah rumus Alpha Crobanch
(Arikunto, 1998 : 193)
Rumus ;
−
−= ∑
2
2
11 σ
σ i
kk
r
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas yang dicari k = banyaknya butir pertanyaan
2iσ = jumlah variasi butir pertanyaan 2σ = variasi total skor tes
Dengan menggunakan nilai koefisien alpha crobanch, secara umum suatu
instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koofesien alpha cronbachnya
lebih besar dari 0,5.
Uji validitas dan reliabilitas ini digunakan untuk menyeleksi
instrumen-instrumen mana saja yang akan digunakan untuk proses analisis
selanjutnya, dan instrumen mana yang harus di keluarkan ( Sutrisno Hadi ,
1991 ).
K. Uji Signifikan
Untuk membuktikan hipotesis tersebut dapat diterima atau tidak,
dilakukan uji signifikan 5% dengan derajat kebebasan (n-2) dengan uji satu
sisi.
Rumus t-test ( Sudjana, 1989 ; 30 ) yaitu :
37
21
2
r
nrt−
−=
Keterangan:
t = nilai yang dicari atau nilai t hitung
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
2r = koefesien diterima
Ho = r ≤ 0 berarti tidak ada hubungan positif antara
pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi karyawan dengan
semangat kerja
Ha = r > 0 berarti ada hubungan positif antara
pelaksanaan program kesejahteraan karyawan dengan semangat
kerja
Ho ditolak jika t hitung > t tabel
Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel
L. Teknik Analisis Data
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis korelasi. Analisis korelasi adalah alat statistika yang dapat digunakan
untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel yang satu dengan yang
lainnya (Algifari, 1997).
38
1) Untuk menguji hipotesis pertama yaitu ada hubungan antara program
kesejahteraan ekonomi karyawan dengan semangat kerja karyawan, perlu
dicari koefisien korelasi antara variabel independen, dalam hal ini
pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi karyawan dengan variabel
dependen yaitu semangat kerja karyawan.
Adapun rumus yang digunakan adalah koefisien rank Spearman sebagai
berikut :
( )1
61 2
1
2
−−=
∑=
NN
dr
N
ii
s
Keterangan :
sr = koefisien korelasi rank Spearman
d = perbedaan skor antar variabel
N = jumlah sampel
Semakin tinggi nilai koefisien (semakin mendekati satu), maka
tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi.
Dan sebaliknya semakin rendah nilai koefisien korelasi (semakin
mendekati nol), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel
tersebut semakin lemah.
Guilford memberikan makna kekuatan hubungan antar variabel,
berdasarkan koefisien korelasi positif sebagai berikut :
< 0,2 = tidak ada korelasi
0,20-0,40 = korelasi rendah
0,41-0,60 = korelasi sedang
39
0,61-0,80 = korelasi tinggi
0,81-1 = korelasi sangat tinggi
>1,00 = korelasi sempurna
Koefisien korelasi (r) dapat juga digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara dua variabel yaitu dengan memperhatikan tanda (+) dan
(-) yang terdapat pada nilai koefesien korelasi (r) tersebut. Tanda minus (-)
pada nilai r menunjukan hubungan yang berlainan arah. Artinya apabila
nilai variabel yang satu naik, maka nilai variabel yang lain akan turun.
Sebaliknya tanda plus (+) menunjukan hubungan yang searah. Artinya
apabila nilai variabel yang satu naik, maka nilai variabel yang lain akan
naik pula.
2) Untuk menguji hipotesis kedua yaitu ada hubungan positif antara
pelaksanaan program hiburan dan rekreasi dengan semangat kerja
karyawan dan hipotesis ketiga yaitu ada hubungan positif antara
pelaksanaan program tambahan fasilitas dengan semangat kerja karyawan,
digunakan langkah- langkah seperti pada pengujian hipotesis pertama yang
telah disesuaikan dengan variabel independennya masing-masing.
3) Untuk menguji hipotesisi yang keempat, penulis menggunakan metode
statistik yaitu analisis korelasi ganda. Korelasi ganda digunakan untuk
mengetahui lebih lanjut pengaruh masing-masing variabel bebas, yaitu
program kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi, program
tambahan fasilitas (X 1 , X 2 , dan X3 ) terhadap variabel tergantung yaitu
40
semangat kerja (Y). Untuk menguji pengaruh program kesejahteraan
secara simultan terhadap variabel semangat kerja digunakan korelasi
ganda.
a) Untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan antara X1 , X2 dan X3
dengan variabel Y digunakan rumus : (Suharsimi arikunto 1995 : 500)
( ) ∑∑ ∑ ∑++
=2
3322113,2,1 y
yxbyxbyxbRy
Keterangan :
b 1 ,b 2 ,b 3 = Koefisien korelasi X 1 , X 2 , dan X3 Ry ( )3,2,1 = Koefisien korelasi
x 1 = Program kesejahteraan ekonomi x 2 = Program hiburan dan rekreasi x 3 = Program tambahan fasilitas y = Semangat kerja
b) Untuk menguji signifikan koefisien korelasi Ry ( )3,2,1 tersebut
digunakan statistik uji F. Taraf signifikansi yang digunakan 5%
dengan derajat kebebasan (n-4) dengan uji satu sisi.
( )( )2
2
11
RmmNR
Freg −−−
=
Keterangan:
regF = harga garis regresi yang dicari
41
N = banyaknya subyek yang terlihat
2R = koefisien korelasi antar kriterium dengan predik tor
M = jumlah prediktor
Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanan
program kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan
ekonomi, program hiburan dan rekreasi, serta program tambahan
fasilitas secara bersama-sama dengan semangat kerja karyawan.
Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan
bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan
program kesejahteraan karyawan yang terdiri dari program
kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi serta program
tambahan fasilitas secara bersama-sama dengan semangat kerja
karyawan.
Ho ditolak apabila f hitung > f tabel dan Ho diterima
apabila F hitung ≤ F tabel.
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Di Daerah Istimewa Yogyakarta hanya terdapat satu pabrik gula
dan pabrik spiritus yaitu Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik Spiritus
Madukismo yang berada dibawah naungan PT Madu Baru. Pada awalnya di
DIY terdapat 17 pabrik gula, namun pada masa itu semua pabrik tersebut
dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1942 Jepang masuk ke
wilayah Republik Indonesia, saat itu pula semua pabrik diambil alih oleh
pemerintah jepang.
Pemerintah Jepang saat itu tidak dapat mengelola secara penuh
akibatnya banyak pabrik gula yang tidak beroperasi, karena areal tanaman
tebu dalihkan untuk tanaman palawija. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia, Pemerintahan RI mengambil alih kekuasaan dan
membumihanguskan pabrik-pabrik tersebut.
Pabrik gula ini berlokasi di daerah Padokan, Kelurahan
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pabrik gula ini dibangun pada tahun 1955 yang
diprakarsai oleh Sri Sultan HB IX dan diresmikan pada tanggal 28 mei 1958
oleh presiden Ir. Soekarno. Pada tahun 1958 mulai memproduksi gula dan
tahun 1959 mulai memproduksi spiritus.
43
Pada tanggal 14 juni 1955, status perusahaan berubah menjadi
Perseroan Terbatas yang di beri nama PT. MADU BARU PG/PS
MADUKISMO. Pada awal berdirinya pabrik gula Madukismo, saham
perusahaan dimiliki oleh Sri Sultan HB IX sebesar 25% dan 75% dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia, namun pada saat ini saham terbesar dipegang oleh
Sri Sultan HB X sebesar 65% dan 35% dimiliki oleh Pemerintah Indonesia
yang dikuasakan kepada Departemen Keuangan Republik Indonesia.
B. Kronologi Perubahan Status Perusahaan
Sejak awal berdirinya hingga saat ini, status perusahaan dan
manajemen telah mengalami beberapa perubahan diantaranya yaitu :
1. Tahun 1955-1962 : Perusahaan Swasta
2. Tahun 1962-1965 :
Bergabung dengan perusahaan negara dibawah BPU-PPN ( Badan
Pimpinan Umum – Perusahaan Perkebunan Negara ), karena ada kebijakan
dari Pemerintah Republik Indonesia yang mengambil alih semua
Perusahaan Perkebunan di Indonesia.
3. Tahun 1966 :
BPU – PPN bubar, pabrik gula yang ada di Indonesia boleh memilih tetap
sebagai perusahaan Negara atau keluar dan menjadi Perusahaan Swasta.
PT. Madu Baru memilih menjadi Perusahaan Swasta.
44
4. Tahun 1966-1984 :
PT. MADU BARU kembali menjadi perusahaan swasta dengan susunan
direksi yang dipimpin oleh Sri Sultan HB IX sebagai presiden direktur
5. Tanggal 4 maret 1984 – sekarang :
Diadakan kontrak managemen dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia
( RNI ) yaitu salah satu BUMN milik Departemen Keuangan Republik
Indonesia.
C. Misi dan Tujuan Perusahaan
Pada tahun 1955, Sri Sultan HB IX memprakasai pembangunan
pabrik gula Madukismo yang berlokasi di Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan –
Bantul, Yogyakarta. PG/PS Madukismo merupakan satu-satunya pabrik gula
dan pabrik spiritus di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban
tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan nasional khusunya
gula pasir.
Pembangunan pabrik tersebut bertujuan :
1. Untuk mengatasi atau memperkecil impor gula
2. Menampung serta memperluas lapangan kerja
3. Menambah pendapatan Pemerintah Daerah khususnya dan
Pemerintah Pusat pada umumnya
4. Sebagai perusahaan yang padat karya karena mampu menampung
banyak tenaga kerja pada musim giling
5. Mendukung program pemerintah tentang industrialisasi
45
6. Untuk menambah pendapatan masyarakat sekitar perusahaan
sehingga dapat mensejahterakan masyarakat disekitar perusahaan
dan mensejahterakan masyarakat Indonesia pada umumnya.
D. Sistem Tenaga Kerja ( Status Hubungan Kerja )
Berdasarkan atas sifat hubungan kerja dengan perusahaan, maka
karyawan PT. MADU BARU terdiri dari 2 kelompok yaitu :
1. Karyawan Tetap
Karyawan yang dipekerjakan untuk jangka waktu yang tidak
tertentu dan saat dimulainya hubungan kerja didahului dengan masa
percobaan maksimal 3 bulan, sesuai dengan pasal 1603 KUHP.
Karyawan tetap terdiri dari :
a. Karyawan Pimpinan yang pengupahannya diatur dalam SKB Menteri
Pertanian dan Menteri Tenaga Kerja :
Nomor : 240 / KPTS / KP 630 / 4 / 90
Nomor : KEEP 205 / MEN / 90
b. Karyawan Pelaksana / Karyawan tetap harian, yang pengupahannya
diatur dalam SKB Menteri Pertanian dan Menteri Tenaga Kerja :
Nomor : 240 / KPTS / KP 630 / 4 / 90
Nomor : KEEP 205 / MEN / 90
2. Karyawan Tidak Tetap
Yaitu karyawan yang dipekerjakan untuk jangka waktu tertentu
yang terdiri dari :
46
a. Karyawan Kampanye dan Musiman ( hanya bekerja pada saat musim
produksi )
b. Karyawan Harian Borong ( hanya bekerja bila ada pekerjaan borong )
Jumlah karyawan :
1) Pimpinan : 10 orang
2) Staff / Pelaksana : 315 orang
3) Kampanye dan musiman : 650 orang
Jumlah : 975 orang
4) Borongan tebangan dan garap kebun : 3.000 orang
Sistem pengupahan untuk Direksi diatur tersendiri, sedangkan
untuk karyawan lainnya mengacu pada SKB Menteri Pertanian Dan Menteri
Tenaga Kerja yang setiap tahun diperbaharui.
E. Program Jaminan Sosial Karyawan
Program Jaminan Sosial yang diberikan PT. Madu Baru kepada
karyawan berupa :
1. Program JAMSOSTEK ( Jaminan Sosial Tenaga Kerja ) untuk semua
karyawan.
2. Koperasi Karyawan dan Pensiunan PT. Madu Baru.
3. Poliklinik dan Klinik KB Perusahaan untuk semua Karyawan.
4. Biaya Pengobatan.
5. Rekreasi Karyawan dan Keluarga.
6. Hak Pensiun untuk Karyawan Tetap ( Pimpinan dan Pelaksana ).
47
7. Perumahan Dinas untuk Karyawan Tetap.
8. Sarana Olah Raga dan Kantin untuk Karyawan tetap.
9. Taman Kanak-kanak Perusahaan untuk Karyawan dan Umum.
10. Transportasi berupa Sepeda Motor untuk Karyawan Tetap.
11. Pakaian Dinas untuk Karyawan Tetap dan Kaos untuk Karyawan
Musiman atau Kampanye.
12. Kesempatan Tugas Belajar untuk Karyawan Tetap.
F. Partisipasi Perusahaan
Selain melakukan kegiatan produksi PT. Madu Baru juga ikut
berpartisipasi dalam program-program pemerintah, antara lain :
1. Mengadakan program ”Agro Wisata” sebagai sarana untuk
memasyarakatkan teknologi pembuatan Gula dan Alkohol, serta
menggalakan pariwisata.
2. Memberikan kesempatan kepada para Siswa dan Mahasiswa yang
melaksanakan Kerja Praktek, sebatas kemampuan perusahaan.
3. Melunasi kewajiban terhadap Pemerintah, secara tepat waktu.
G. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan hal yang sangat mendasar dan
merupakan unsur penting dalam menerapkan pengawasan organisasi dan
merupakan dasar pelimpahan wewenang dan tanggung jawab. PT. Madu Baru
Madukismo dipimpin oleh seorang Direktur, Kepala Bidang Adminitrasi dan
48
Keuangan serta Kepala Bidang Produksi yang dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh Kepala Bagian Pemasaran, Kepala Bagian SDM dan Umum,
Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian Instalasi, Kepala
Bagian Pabrikasi, Kepala Bagian Tanaman, Kepala Pabrik Alkohol dan
Spiritus. Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Direktur
a. Memanajemen keseluruhan kegiatan keputusan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh direksi.
b. Mengevaluasi hasil kerja pabrik yang bersangkutan tiap tahun serta
menetapkan kebijaksanaan untuk meningkatkan efisiensi pada tahun
yang akan datang.
2. Kepala Bidang Adminitrasi dan Keuangan
a. Melaksanakan kebijakan dan ketentuan Direktur mengenai adminitrasi
dan keuangan.
b. Bertanggung jawab terhadap segala pengeluaran dan penerimaan
keuangan perusahaan.
3. Kepala Bidang Produksi
a. Bertanggung jawab terhadap proses pelaksanaan produksi.
b. Melakukan koordinasi dengan bagian tanaman, instalasi, pabrikasi
untuk melakukan persiapan dan pelaksanaan produksi.
49
4. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan
a. Bertanggung jawab kepada Direktur dibidang keuangan perusahaan
dan pengadaan barang.
b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengelolaan dibidang
keuangan, anggaran, dan biaya produksi serta kegiatan pengelolaan
dibidang keuangan, anggaran, dan biaya produksi serta kegiatan
penjualan.
5. Kepala Bagian Pemasaran
a. Melakukan penjualan dan pendistribusian terhadap hasil produksi
perusahaan.
b. Merumuskan strategi pemasaran yang efektif bagi perusahaan.
6. Kepala Bagian SDM dan Umum
a. Melaksanakan rekruitmen calon karyawan.
b. Melaksanakan ketentuan-ketentuan mengenai pendidikan, latihan dan
pengembangan karyawan.
7. Kepala Bagian Tanaman
a. Membantu Direktur dalam melaksanakan kebijakan Direksi dalam
penetapan rencana dan pelaksanaan penanaman tebu bibit dan
produktifitas tebu giling.
b. Membantu Direktur dalam menetapkan komposisi jenis tebu, jadual
penanaman, tebang dan angkut tebu.
50
8. Kepala Bagian Instalasi
a. Bertanggung jawab kepada Direktur didalam pengoperasian,
pemeliharaan dan reparasi mesin, peralatan dan bangunan serta
bertanggung jawab terhadap penyediaan tenaga listrik.
b. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk melangsungkan
proses produksi.
9. Kepala Bagian Pabrikasi Gula
a. Mengawasi mutu, menimbang, dan pembungkusan gula.
b. Mengendalikan proses produksi gula untuk memenuhi target produksi
gula.
10. Kepala Pabrik Spiritus dan Alkohol
a. Menjalankan kebijakan dan ketentuan Direktur dalam bidang produksi
spiritus dan alkohol.
b. Bekerjasama dengan kepala bagian akuntansi dan keuanggan dalam
hal pengadaan peralatan pabrik.
c. Bertanggung jawab terhadap peningkatan efisiensi dan pengendalian
mutu produk.
51
Skema Struktur Organisasi (Gambar 1.1)
Kep.Bid.Adm & Keu
Kabag.SDM & Umum
Kabag.Akt. Keuangan
Kep.Bid.Produksi
Kabag.Instalasi Kabag.Pabrikasi Kabag.Tanaman Kep.Pabrik Spritus
Direktur
51
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan mengemukakan dan menganalisis data yang
telah diperoleh dari penelitian yang dilakukan yaitu mengenai hubungan antara
pelaksanaan program kesejahteraan dengan semangat kerja karyawan. Data yang
diperoleh penulis didapat dengan membagi kuesioner kepada karyawan tetap
PT. Madu Baru Yogyakarta. Adapun sampel yang diambil penulis yaitu sebanyak
30 responden.
Kuesioner yang dibagikan kepada responden sebagai sampel penelitian
tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu :
A. Bagian I, berisi daftar pertanyaan mengenai profil responden yang meliputi :
1. Nama
2. Jenis kelamin
3. Status pegawai
4. Usia
5. Pendidikan
6. Lama bekerja
B. Bagian II, berisi daftar pertanyaan mengenai :
1. Program Kesejahteraan Karyawan, yang terdiri dari :
a. Program kesejahteraan ekonomi, yang meliputi program dana pension,
asuransi dan kredit koperasi karyawan
b. Program hiburan dan rekreasi, meliputi olah raga dan kegiatan sosial
52
c. Program tambahan fasilitas, yang meliputi fasilitas kantin, fasilitas
kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi, fasilitas
perumahan.
2. Semangat kerja karyawan
a. Kedisiplinan kerja
b. Kerajinan kerja
c. Ketelitian kerja
A. Deskripsi responden
Dengan menggunakan analisis persentase dari kuesioner yang
dibagikan kepada responden, penulis memperoleh data karakteristik
responden.
1. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 2.1
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi %
Laki- laki 20 66,7
Perempuan 10 33,3
Jumlah 30 100
Sumber : data kuesioner
Dari tabel 2.1 dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin proporsi
responden laki- laki sebanyak 20 orang karyawan atau sebesar 66,7%
53
sedangkan jumlah perempuan sebanyak 10 orang karyawan atau sebesar
33,3% dari total seluruh responden.
2. Berdasarkan usia
Tabel 2.2
Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi %
< 20 2 6,6
20-30 6 20
31-40 8 26,7
41-50 9 30
> 50 5 16,7
Jumlah 30 100
Sumber : data kuesioner
Dari tabel 2.2 dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan usia
responden adalah responden yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 2
orang atau sebesar 6,6%, responden yang berusia 20-30 tahun sebanyak 6
orang atau sebesar 20%, responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak 8
orang atau sebesar 26,7%, responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 9
orang atau sebesar 30%, responden yang berusia lebih dari 50 tahun
sebanyak 5 orang atau sebesar 16,7%.
54
3. Berdasarkan pendidikan
Tabel 2.3
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Frekuensi
%
SD - -
SLTP atau
sederajat
2
6,7
SMU atau
sederajat
10
33,3
D3 6 20
Sarjana 12 40
Jumlah 30 100
Sumber : data kuesioner
Dari tabel 2.3 dapat diketahui bahwa menurut tingkat pendidikan, proporsi
responden yang dijadikan sampel yaitu responden yang memiliki tingkat
pendidikan SLTP atau sederajat sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7%,
responden yang memiliki tingkat pendidikan SMU atau sederajat sebanyak
10 orang atau sebesar 33,3%, responden yang memiliki tingkat pendidikan
D3 sebanyak 6 orang atau sebesar 20%, responden yang memiliki tingkat
pendidikan sarjana sebanyak 12 orang atau sebesar 40% dari jumlah
keseluruhan responden.
55
4. Berdasarkan lama bekerja
Tabel 2.4
Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
Lama
Bekerja
Frekuensi
%
< 20 tahun 3 10 2-5 tahun 6 20 6-10 tahun 7 23,3 > 10 tahun 14 46,7
Jumlah 30 100 Sumber : data kuesioner
Dari tabel 2.4 dapat diketahui bahwa menurut lama bekerja, proporsi
responden yaitu responden yang lamanya bekerja kurang dari 2 tahun
sebanyak 3 orang atau sebesar 10%, responden yang lamanya bekerja 2-5
tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 20%, responden yang lamanya
bekerja 6-10% tahun sebanyak 7 orang atau sebesar 23,3%, responden
yang lamanya bekerja lebih dari 10 tahun sebanyak 14 orang atau sebesar
46,7%.
B. Deskripsi Program Kesejahteraan
Program kesejahteraan karyawan yang diselenggarakan perusahaan
antara lain, pemberian dana pensiun, asuransi tenaga kerja, pendirian koperasi
kredit, penyediaan fasilitas atau sarana olah raga dan rekreasi, penyediaan
kantin, perumahan, poliklinik, pemberian fasilitas transportasi, tunjangan hari
raya, tunjamgam kesehatan, pengadaan pelatihan, pengikutsertaan dalam
kursus, seminar, penyediaan sekolah taman kana-kanak, pemberian baju dinas.
56
Sedangkan program kesejahteraan yang termasuk dalam penelitian
ini adalah program kesejahteraan ekonomi ( program dana pensiun, asuransi,
koperasi kredit karyawan ), program hiburan dan rekreasi ( olah raga dan
kegiatan sosial ), program tambahan fasilitas ( fasilitas kantin, fasilitas
kesehatan, fasilitas pend idikan, fasilitas transportasi, fasilitas perumahan ).
C. Deskripsi Semangat Kerja Karyawan
Tabel 2.5
Deskripsi Semangat Kerja berdasarkan Kelompok Usia
Semangat Kerja
RR S SS
Total
< 20 tahun 2 2
21-30 tahun 2 4 6
31-40 tahun 1 5 2 8
41-50 tahun 6 3 9
> 50 tahun 1 3 1 5
Total 2 18 10 30
Sumber : data primer yang telah diolah
Melalui tabel 2.5 diatas maka dapat diketahui penilaian karyawan
terhadap semangat kerja menurut kelompok usia dari 30 sampel. Responden
dari kelompok usia < 20 tahun yang menjawab setuju 2 orang. Responden
dengan usia 21-30 tahun yang menjawab setuju 2 orang dan yang menjawab
sangat setuju 4 orang. Responden dengan usia 31-40 tahun yang menjawab
57
ragu-ragu 1 orang yang menjawab setuju 5 orang dan yang menjawab sangat
setuju 2 orang. Responden dengan usia 41-50 tahun yang menjawab setuju 6
orang dan yang menjawab sangat setuju 3 orang. Dan untuk kelompok usia >
50 tahun yang menjawab ragu-ragu 1 orang, yang menjawab setuju 3 orang,
dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang.
Tabel 2.6
Deskripsi Semangat Kerja berdasarkan Pendidikan
Semangat Kerja
RR S SS
Total
SLTP atau Sederajat 2 2
SMU atau Sederajat 7 3 10
D3 1 3 2 6
Sarjana 8 4 12
Total 1 20 19 30
Sumber : data primer yang telah diolah
Melalui tabel 2.6 diatas maka dapat diketahui penilaian karyawan
terhadap semangat kerja menurut tingkat pendidikan dari 30 sampel.
Responden dengan tingkat pendidikan SLTA atau sederajat yang menjawab
setuju 2 orang. Responden dengan tingkat pendidikan SMU atau sederajat
yang menjawab setuju 7 orang dan yang menjawab sangat setuju 3 orang.
Responden dengan tingkat pendidikan D3 yang menjawab ragu-ragu 1 orang
yang menjawab setuju 3 orang dan yang menjawab sangat setuju 2 orang.
58
Responden dengan tingkat pendidikan sarjana yang menjawab setuju 8 orang
dan yang menjawab sangat setuju 4 orang.
Tabel 2.7
Deskripsi Semangat Kerja berdasarkan Lamanya Bekerja
Semangat Kerja
RR S SS
Total
< 2 tahun 3 3
2-5 tahun 4 2 6
6-10 tahun 1 4 2 7
> 10 tahun 9 5 14
Total 1 20 9 30
Sumber : data primer yang telah diolah
Melalui tabel 2.7 diatas maka dapat diketahui penilaian karyawan
terhadap semangat kerja menurut lamanya bekerja dari 30 sampel. Responden
yang memiliki masa kerja <2 tahun yang menjawab setuju 3 orang. Responden
yang memiliki masa kerja 2-5 tahun yang menjawab setuju 4 orang, yang
menjawab sangat setuju 2 orang. Responden yang memiliki masa kerja 6-10
tahun yang menjawab ragu-ragu 1 orang yang menjawab setuju 4 orang dan
yang menjawab sangat setuju 2 orang. Responden yang memiliki masa kerja
>10 tahun yang menjawab setuju 9 orang dan yang menjawab sangat setuju 5
orang.
59
D. Uji validitas dan Reliabilitas
Analisis validitas dilakukan dengan mencari nilai korelasi product
moment antar butir dan total dalam instrumen. Koefisien korelasi product
moment butir total kemudian dibandingkan dengan nilai r kritis. Jika koefisien
butir itu lebih besar dibandingkan nilai r kritis maka besar butir itu dinyatakan
valid atau sahih. Nilai r kritis yang digunakan adalah 0,361 yaitu nilai r
dengan taraf signifikansi 5%.
Analisis reliabilitas dilakukan dengan mencari nilai koefisien
reliabilitas tiap variabel secara keseluruhan dari instrumen penelitian. Nilai
koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien
alpha cronbach. Butir dinyatakan raliabel jika nilai alpha cronbachnya lebih
besar jika dibandingkan dengan nilai r kritis.
1. Uji Validitas
a. Program kesejahteraan ekonomi
a) Program dana pensiun
Tabel 2.8
Validitas program dana pensiun
No Butir
r xy
status
1 0,4654 valid
2 0,6975 valid
3 0,7008 valid
4 0,3858 valid
5 0,4654 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
60
b. asuransi
Tabel 2.9
Validitas program asuransi
No Butir
r xy
status
1 0,4013 valid 2 0,6663 valid 3 0,6577 valid 4 0,7133 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
c. kredit koperasi karyawan
Tabel 2.10
Validitas program kredit koperasi karyawan
No Butir
r xy
status
1 0,4802 valid 2 0,4618 valid 3 0,5191 valid 4 0,6290 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
b. Program hiburan dan rekreasi
a) olah raga
Tabel 2.11
Validitas program olah raga
No Butir
r xy
status
1 0,5072 valid 2 0,6118 valid 3 0,6661 valid 4 0,5379 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
61
b) kegiatan sosial
Tabel 2.12
Validitas program kegiatan sosial
No Butir
r xy
Status
1 0,7543 valid 2 0,5182 valid 3 0,4926 valid 4 0,5730 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
c. Program tambahan fasilitas
a) kantin
Tabel 2.13
Validitas program kantin
No Butir
r xy
Status
1 0,4778 valid 2 0,5700 valid 3 0,4789 valid 4 0,5730 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
b) kesehatan
Tabel 2.14
Validitas program kesehatan
No Butir
r xy
Status
1 0,6503 valid 2 0,6665 valid 3 0,6333 valid 4 0,6500 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
62
c) pendidikan
Tabel 2.15
Validitas program pendidikan
No Butir
r xy
Status
1 0,4916 valid 2 0,8882 valid 3 0,6163 valid 4 0,4184 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
d) transportasi
Tabel 2.16
Validitas program transportasi
No Butir
r xy
Status
1 0,5210 valid 2 0,5193 valid 3 0,4973 valid 4 0,6008 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
e) perumahan
Tabel 2.17
Validitas program perumahan
No Butir
r xy
Status
1 0,5100 valid 2 0,5359 valid 3 0,5948 valid 4 0,5903 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
63
d. Semangat kerja karyawan
a) kedisiplinan kerja
Tabel 2.18
Validitas kedisiplinan kerja
No Butir
r xy
Status
1 0,4883 valid
2 0,4832 valid
3 0,6229 valid
4 0,4108 valid
5 0,5586 valid
6 0,5997 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
b) kerajinan kerja
Tabel 2.19
Validitas kerajinan kerja
No Butir
r xy
Status
1 0,5765 valid
2 0,5048 valid
3 0,7369 valid
4 0,6218 valid
5 0,3662 valid
6 0,4864 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
64
c) ketelitian kerja
Tabel 2.20
Validitas ketelitian kerja
No Butir
r xy
Status
1 0,4439 valid 2 0,6723 valid 3 0,5140 valid 4 0,4124 valid 5 0,4263 valid 6 0,4501 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
d) kegairahan kerja
Tabel 2.21
Validitas kegairahan kerja
No Butir
r xy
Status
1 0,4750 valid 2 0,5942 valid 3 0,4064 valid 4 0,3916 valid 5 0,4345 valid 6 0,4736 valid 7 0,4521 valid
Sumber : data primer yang telah diolah
2. Uji Reliabilitas
a. program kesejahteraan ekonomi
a) program dana pensiun
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7661 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
65
b) asuransi
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7936 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
c) kredit koperasi karyawan
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7236 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
b. program hiburan dan rekreasi
a) olah raga
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7699 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
b) kegiatan sosial
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7501 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
c. tambahan fasilitas
a) kantin
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7331 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
66
b) kesehatan
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,8181 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
c) pendidikan
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7832 dan nilai tersebut > r table, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
d) transportasi
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7297 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
e) perumahan
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7503 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
d. semangat kerja karyawan
a) kedisiplinan kerja
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7701 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
67
b) kerajinan kerja
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7887 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
c) ketelitian kerja
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7386 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
d) kegairahan kerja
Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha
crombachnya sebesar 0,7255 dan nilai tersebut > r tabel, ini berarti
semua instrumen yang dinyatakan valid diatas juga reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas diatas dapat
diketahui bahwa butir pertanyaan yang digunakan untuk menjawab
permasalahan mengenai hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan
secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap semangat kerja
karyawan dinyatakan valid dan dapat diandalkan.
E. Analisis Data
Pengujian hipotesis hubungan antara program kesejahteraan ekonomi
dengan semangat kerja karyawan.
1. Ada hubungan positif antara program kesejahteraan ekonomi dengan
semangat kerja karyawan.
68
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : tidak ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan ekonomi dengan semangat kerja karyawan
Ha : ada hubungan positif antara pelaksanaan program kesejahteraan
ekonomi dengan semangat kerja karyawan
b. Mencari besarnya hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan
ekonomi dengan semangat kerja karyawan.
Dalam penelitian ini akan dicari koefisien korelasi rank Spearman
( )sr . Setelah nilai sr diketahui maka dapat diketahui pula besarnya
tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis menggunakan bantuan program SPSS. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi( )sr yang
diperoleh adalah sebesar 0,566.
c. Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tersebut menunjukkan
hubungan yang signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian
terhadap nilai sr tersebut dengan menggunakan uji t. Bila tabelhitung tt >
maka terdapat hubungan yang signifikan, sebaliknya bila tabelhitung tt ≤
berarti tidak ada hubungan yang signifikan. Uji t dilakukan dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan ( n-2 ).
Nilai sr yang telah diketahui kemudian dimasukkan kedalam rumus t-
test, sehingga akan tampak sebagai berikut :
21
2
r
nrt
−
−=
69
2566,01
230566,0
−
−=t
634,3=
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai hitungt sebesar 3,634.
Nilai tabelt sebesar 1,701. Karena tabelhitung tt > , maka hal ini
menunjukkan bahwa nilai sr yang diperoleh adalah signifikan.
2. Ada hubungan positif antara pelaksanaan program hiburan dan rekreasi
dengan semangat kerja karyawan.
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : tidak ada hubungan positif antara pelaksanaan program
hiburan dan rekreasi dengan semangat kerja karyawan
Ha : ada hubungan positif antara pelaksanaan program hiburan dan
rekreasi dengan semangat kerja karyawan
b. Mencari besarnya hubungan antara pelaksanaan program hiburan dan
rekreasi dengan semangat kerja karyawan
Dalam penelitian ini akan dicari koefisien korelasi rank Spearman
( )sr . Setelah nilai sr diketahui maka dapat diketahui pula besarnya
tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis menggunakan bantuan program SPSS. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi ( )sr yang
diperoleh adalah sebesar 0,420.
c. Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tersebut menunjukkan
hubungan yang signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian
70
terhadap nilai sr tersebut dengan menggunakan uji t. Bila tabelhitung tt >
maka terdapat hubungan yang signifikan, sebaliknya bila tabelhitung tt ≤
berarti tidak ada hubungan yang signifikan. Uji t dilakukan dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan ( n-2 ).
Nilai sr yang telah diketahui kemudian dimasukkan kedalam rumus t-
test, sehingga akan tampak sebagai berikut :
21
2
r
nrt
−
−=
2420,01
230420,0
−
−=t
449,2=
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hitungt sebesar 2,449. Nilai tabelt
sebesar 1,701. Karena tabelhitung tt > , maka hal ini menunjukkan bahwa
nilai sr yang diperoleh adalah signifikan.
3. Ada hubungan positif antara pelaksanaan program tambahan fasilitas
dengan semangat kerja karyawan.
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : tidak ada hubungan positif antara pelaksanaan program
tambahan fasilitas dengan semangat kerja karyawan
Ha : ada hubungan positif antara pelaksanaan program tambahan
fasilitas dengan semangat kerja karyawan
b. Mencari besarnya hubungan antara pelaksanaan program tambahan
fasilitas dengan semangat kerja karyawan.
71
Dalam penelitian ini akan dicari koefisien korelasi rank Spearman
( )sr . Setelah nilai sr diketahui maka dapat diketahui pula besarnya
tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis menggunakan bantuan program SPSS. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi ( )sr yang
diperoleh adalah sebesar 0,540.
c. Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tersebut menunjukkan
hubungan yang signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian
terhadap nilai sr tersebut dengan menggunakan uji t. Bila tabelhitung tt >
maka terdapat hubungan yang signifikan, sebaliknya bila tabelhitung tt ≤
berarti tidak ada hubungan yang signifikan. Uji t dilakukan dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan ( n-2 ).
Nilai sr yang telah diketahui kemudian dimasukkan kedalam rumus t-
test, sehingga akan tampak sebagai berikut :
21
2
r
nrt
−
−=
2540,01
230540,0
−
−=t
393,3=
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hitungt sebesar 3,393 sedangkan.
Nilai tabelt sebesar 1,701. Karena tabelhitung tt > , hal ini menunjukkan
bahwa nilai sr yang diperoleh adalah signifikan.
72
4. Ada hubungan positif antara pelaksanaan program kesejahteraan yang
terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi
serta program tambahan fasilitas secara bersama-sama dengan semangat
kerja karyawan.
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : tidak ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi,
program hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas
secara bersama-sama dengan semangat kerja karyawan
Ha : ada hubungan positif antara pelaksanaan program kesejahteraan
yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program
hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas secara
bersama-sama dengan semangat kerja karyawan
b. Mencari besarnya hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan
yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan
rekreasi serta program tambahan fasilitas secara bersama-sama dengan
semangat kerja karyawan
Dalam penelitian ini akan dicari koefisien korelasi berganda ( )yR ,
setelah nilai yR diketahui maka dapat diketahui pula besarnya tingkat
hubungan antara variabel-variabel tersebut. Untuk mempermudah
perhitungan, penulis menggunakan bantuan program SPSS. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi( )yR yang
diperoleh adalah sebesar 0,734. Maka dapat dikatakan bahwa ada
73
hubungan positif yang sangat kuat antara pelaksanaan program
kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi,
program hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas secara
bersama-sama dengan semangat kerja karyawan.
c. Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tersebut menunjukkan
hubungan yang signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian
terhadap nilai yR tersebut dengan menggunakan uji F. Bila
tabelhitung FF > berarti terdapat hubungan yang signifikan, sebaliknya
bila tabelhitung FF ≤ berarti tidak ada hubungan yang signifikan. Uji F
dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dengan derajat
kebebasan (n-4). Untuk mempermudah perhitungan maka penulis
menggunakan bantuan program SPSS. Hasil perhitungan memperoleh
nilai hitungF sebesar 10,130. Nilai tabelF sebesar 2,98. Karena
tabelhitung FF > , maka hal ini menunjukkan bahwa nilai yR yang
diperoleh adalah signifikan.
F. Pembahasan
Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik,
untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan
dengan semangat kerja karyawan pada PT. Madu Baru Yogyakarta, maka
74
langkah selanjutnya penulis akan membahas hasil dari analisis data tersebut
sebagai berikut :
1. Untuk hipotesis ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan ekonomi dengan semangat kerja karyawan.
Dari hasil perhitungan data diperoleh nilai koefisien korelasi ( )sr
antara variabel pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi dengan
variabel semangat kerja adalah sebesar 0,566. Nilai tersebut berarti bahwa
terdapat hubungan atau korelasi antara kedua variabel tersebut. Nilai sr
sebesar 0,566 dalam skala kekuatan korelasi atau hubungan antara variabel
berada pada skala korelasi sedang yaitu pada skala 0,41-0,60.
Koefisien korelasi ( )sr hasil perhitungan menunjukkan nilai
positif. Hal ini berarti bahwa bentuk korelasi antara variabel pelaksanaan
program kesejahteraan ekonomi dan variabel semangat kerja adalah
berupa korelasi positif. Bentuk korelasi yang positif mengandung makna
bahwa jika program kesejahteraan ekonomi dilaksanakan dengan baik oleh
perusahaan (dalam hal ini PT. Madu Baru Yogyakarta) maka akan
berpengaruh baik pada semangat kerja karyawan perusahaan. Namun
sebaliknya jika pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi dari
perusahaan buruk maka akan berpengaruh buruk juga bagi semanga t kerja
karyawan.
Hasil analisis ini sangat sesuai jika dibandingkan dengan fenomena
yang terjadi di lapangan. Salah satu faktor utama seseorang bekerja adalah
untuk mencapai kesejahteraan ekonomi secara lebih baik. Seseorang akan
75
memilih suatu pekerjaan yang memberikan peluang lebih besar bagi
dirinya untuk meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi. Semakin besar
peluang seseorang memperoleh kesejahteraan secara ekonomi dalam
pekerjaannya, akan semakin bersemangat pula dia melakukan
pekerjaannya. Seseorang menjadi malas bekerja jika dia tidak memiliki
harapan yang baik akan kesejahteraan ekonominya. Mereka akan berpikir
bahwa sia-sia saja mereka bekerja dengan baik kalau hasilnya nanti tidak
memberikan perubahan positif untuk kesejahteraan ekonominya.
a. Pelaksanaa program dana pensiun
Pelaksanaa program dana pensiun yang dilaksanakan oleh
perusahaan merupakan wujud perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan
karyawan setelah karyawan memasuki masa pens iun. Bagi karyawan
adanya jaminan kesejahteraan di masa pensiun yang diberikan oleh
perusahaan merupakan salah satu pertimbangan penting baginya untuk
bersedia bekerja di tempat tersebut. Melalui program dana pensiun inilah
karyawan berharap bahwa saat mereka memasuki masa pensiun, mereka
masih merasa terjamin kesejahteraan ekonominya. Meski mereka
menyadari bahwa besarnya dana pensiun yang mereka terima tentu saja
tidak sebesar penghasilan yang mereka terima sewaktu masih aktif
bekerja, namun bagi mereka lebih baik daripada tidak ada sama sekali.
Dengan alasan jaminan kesejahteraan masa pensiun tersebut diatas,
karyawan tentu akan memilih bekerja di perusahaan yang melaksanakan
program tersebut bagi karyawannya. Bagi perusahaan telah memberikan
76
perhatian akan kesejahteraan mereka setelah mereka pensiun. Dengan
tidak adanya kekhawatiran dalam diri karyawan akan jaminan
kesejahteraan mereka dimasa pensiun, tentu saja mereka akan dapat
bekerja dengan lebih baik dan bersemangat untuk selalu memberikan yang
terbaik melalui kerja mereka kepada perusahaan.
b. Pelaksanaa program asuransi
Pelaksanaan program asuransi yang dilaksanakan oleh perusahaan
merupakan wujud perhatian perusahaan terhadap keselamatan kerja
karyawannya. Bagi karyawan adanya jaminan keselamatan kerja yang
diberikan oleh perusahaan merupakan salah satu pertimbangan penting
baginya untuk bersedia bekerja dengan baik bagi perusahaan, terlebih jika
karyawan tersebut bekerja di bagian-bagian yang beresiko terjadi
kecelakaan kerja.
Melalui program asuransi inilah karyawan berharap bahwa selama
melakukan pekerjaannya, ia selalu merasa aman dan terlindungi.
Seandainya sampai terjadi kecelakaan dalam bekerja, mereka tidak merasa
khawatir karena perusahaan memberikan jaminan keselamatan kerja
kepada mereka.
Dengan alasan jaminan keselamatan kerja tersebut diatas,
karyawan tentu akan memilih bekerja di perusahaan yang melaksanakan
program tersebut bagi karyawannya. Bagi mereka, melalui pelaksanaan
program asuransi inilah perusahaan memberikan jaminan keamanan dan
keselamatan kerja karyawannya. Dengan adanya rasa aman dalam diri
77
karyawan selama melaksanakan kerja, mereka akan dapat bekerja dengan
lebih nyaman dan tidak merasa khawatir tentang keselamtannya.
c. Pelaksanaan program kredit koperasi karyawan
Wujud pelaksanaan program kredit koperasi karyawan di PT.
Madu Baru adalah dengan memberikan pelanyanan simpan pinjam bagi
karyawan. Melalui program ini perusahaan bermaksud memberikan
kemudahan dalam kegiatan simpan pinjam karyawan. Bagi karyawan
adanya program ini, sangat membantu mereka yang mungkin sewaktu-
waktu membutuhkan dana untuk keperluan-keperluan yang tidak terduga
dengan bunga yang tidak membebani mereka. Melalui program inilah
karyawan merasa tetap tenang dalam bekerja tanpa harus terganggu oleh
hal-hal yang sifatnya tak terduga dan membutuhkan dana yang besar.
Selain itu, sebagai anggota koperasi, pada setiap akhir periode tentu
mendapat bagian SHU koperasi.
Dengan alas an seperti diuraikan diatas, karyawan tentu akan lebih
senang bekerja di perusahaan yang memberikan fasilitas kredit koperasi.
Bagi mereka program tersebut sangat membantu mereka dalam memenuhi
kebutuhan dana tambahan serta kemudahan-kemudahan pinjaman lain
yang ditawarkan oleh koperasi. Dengan kemudahan inilah karyawan akan
dapat bekerja dengan baik dan lebih bersemangat memberikan kontribusi
positif bagi kemajuan perusahaan.
Dari semua uraian diatas perusahaan harus memberikan perhatian
khusus pada pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi karyawannya,
78
karena pada dasarnya perusahaan sangat berperan dan dapat menikmati
hasilnya. Perusahaan tentunya tidak ingin membayar karyawan yang malas
bekerja dan tidak bersemangat dalam melakukan pekerjaannya. Selain
karena kegiatan perusahaan menjadi terhambat, target-target perusahaan
tidak tercapai, dan pada akhirnya akan membawa kebangkrutan bagi
perusahaan yang bersangkutan. Untuk menghindari hal tersebut,
perusahaan perlu mengadakan kebijakan-kebijakan yang penting untuk
dapat mempertahankan semangat kerja karyawan melalui program
kesejahteraan ekonomi. Dengan melaksanakan kebijakan yang mengarah
pada jaminan kesejahteraan ekonomi (dana pensiun, asuransi serta kredit
koperasi karyawan) niscaya akan memberi keyakinan bagi karyawan
bahwa kesejahteraan ekonominya terjamin selama bekerja di perusahaan.
Dengan keyakinan tersebut, maka akan timbul semangat dalam diri
karyawan untuk dapat bekerja dengan lebih baik untuk perusahaan.
Dengan semakin majunya perusahaan tempat dia bekerja, jaminan
kesejahteraan ekonomi bagi dirinya juga akan semakin baik. Begitu juga
bagi perusahaan, semakin karyawan bersemangat dalam bekerja, maka
perusahaan akan lebih mudah mencapai target-targetnya, terutama target
keuntungan, sehingga perusahaan akan berkembang dengan baik.
2. Untuk hipotesis ada hubungan positif antara pelaksanaan program hiburan
dan rekreasi dengan semangat kerja karyawan.
Dari hasil perhitungan data diperoleh nilai koefisien korelasi ( )sr
antara variabel pelaksanaan program hiburan dan rekreasi dengan variabel
79
semangat kerja adalah sebesar 0,420. Nilai tersebut berarti bahwa terdapat
hubungan atau korelasi antara kedua variabel tersebut. Nilai sr sebesar
0,420 dalam skala kekuatan korelasi atau hubungan antara variabel berada
pada skala korelasi sedang yaitu pada skala 0,41-0,60.
Koefisien korelasi ( )sr hasil perhitungan menunjukkan nilai
positif. Hal ini berarti bahwa bentuk korelasi antara variabel pelaksanaan
program hiburan dan rekreasi dan variabel semangat kerja adalah berupa
korelasi positif. Bentuk korelasi yang positif mengandung makna bahwa
jika program hiburan dan rekreasi dilaksanakan dengan baik oleh
perusahaan (dalam hal ini PT. Madu Baru Yogyakarta) maka akan
berpengaruh baik pada semangat kerja karyawan perusahaan. Namun
sebaliknya jika pelaksanaan program hiburan dan rekreasi dari perusahaan
buruk maka akan berpengaruh buruk juga bagi semanga kerja karyawan.
Berikut ini penulis akan menguraikan secara terperinci mengenai
keterkaitan masing-masing program hiburan dan rekreasi yang
dilaksanakan di PT. Madu Baru dengan semangat kerja karyawan.
a. Pelaksanaan program olah raga
Pelaksanaan program olah raga yang dilaksanakan oleh perusahaan
merupakan wujud perhatian perusahaan akan kesehatan jasmani para
karyawannya. Memang benar bahwa kesehatan jasmani sangat
berpengaruh terhadap kesehatan rohani, demikian juga sebaliknya. Melalui
program olah raga ini, perusahaan bermaksud memberikan kesempatan
80
bagi karyawannya untuk selalu menjaga kesehatan fisik mereka, sehingga
dengan demikian mereka dapat bekerja dengan baik.
Selain untuk tujuan menjaga kesehatan, kegiatan olah raga juga
mempunyai tujuan yang sifatnya rekreatif untuk karyawan. Secara
psikologis, keadaan manusia tidaklah selalu sama. Seseorang kadang
merasa senang, sedih, bersemangat, malas dan keadaan psikologis lainnya.
Keadaan ini juga dialami oleh orang-orang dalam perusahaan, baik dari
karyawan tingkat bawah maupun para pimpinan perusahaan. Tidak bisa
dipungkiri bahwa keadaan psikologis seseorang sangat berpengaruh pada
kinerja orang yang bersangkutan. Terlebih dalam perusahaan, dimana
aktivitas-aktivitas orang didalamnya sebagian besar sudah menjadi
rutinitas, rasa jenuh dan bosan akan pekerjaan dan aktivitas yang selalu
sama akan mudah datang dalam benak mereka.
Bagi karyawan keadaan tersebut akan sangat mengganggu kinerja
mereka. Mereka menjadi tidak sungguh-sungguh dalam bekerja,
kecenderungan malas-malasan dan tidak antusias dalam melaksanakan
kewajibannya sebagai karyawan perusahaan. Hal ini akan berakibat buruk
bagi hasil pekerjaan, karena mereka akan cenderung asal-asalan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Baginya, yang penting pekerjaan terselesaikan,
meski hasilnya tidak sesuai standar.
Melalui kegiatan olah raga dimaksudkan untuk sementara keluar
dari rutinitas yang membosankan dan memberikan penyegaran untuk diri
81
karyawan. Hal ini diperlukan agar karyawan kembali segar dan setelahnya
dapat bersemangat kembali memulai pekerjaannya.
b. Pelaksanaan program kegiatan sosial
Pelaksanaan program kegiatan sosial merupakan wujud perhatian
perusahaan akan bentuk relasi sosial antar semua karyawan perusahaan.
Pemeliharaan relasi yang baik antara semua karyawan perusahaan
merupakan hal yang perlu diperhatikan. Setiap orang butuh untuk diterima
disetiap lingkungan ia berada. Wujud dari relasi yang baik antara
karyawan adalah saling menghargai, saling menolong dan sebagainya.
Melalui program ini perusahaan bermaksud memberi lingkungan sosial
yang kondusif bagi semua karyawan.
Melalui program ini perusahaan melaksanakan kegiatan donor
darah dan kegiatan kunjungan sosial. Kedua kegiatan tersebut
dimaksudkan untuk dapat semakin membuat suasana akrab diantara
karyawan perusahaan dan kepedulian sosial di kalangan karyawan
perusahaan. Dengan adanya kegiatan tersebut, karyawan semakin merasa
diperhatikan tidak hanya oleh perusahaan namun juga oleh rekan-rekan
sesama karyawan perusahaan.
Untuk menghindari hal buruk terjadi pada perusahaan yang
disebabkan oleh buruknya kinerja karyawan, perusahaan perlu
memberikan perhatian khusus pada aspek ini. Perusahaan perlu
melaksanakan program-program tertentu yang bertujuan untuk menjaga
keadaan psikologis karyawan agar tetap segar, sehingga mereka dapat
82
bekerja dengan baik. Program hiburan dan rekreasi sangat penting artinya
untuk menjaga keadaan psikis karyawan agar tetap segar. Dengan kondisi
psikis yang baik, maka akan berpengaruh baik pula bagi semangat kerja,
sehingga karyawan dapat memberikan hasil kerja yang diharapkan
perusahaan, yang pada akhirnya akan dapat memberi keuntungan pula bagi
perusahaan.
3. Untuk hipotesis ada hubungan antara pelaksanaan program tambahan
fasilitas dengan semangat kerja karyawan.
Dari hasil perhitungan data diperoleh nilai koefisien korelasi ( )sr
antara variabel pelaksanaan program tambahan fasilitas dengan variabel
semangat kerja adalah sebesar 0,540. Nilai tersebut berarti bahwa terdapat
hubungan atau korelasi antara kedua variabel tersebut. Nilai sr sebesar
0,540 dalam skala kekuatan korelasi atau hubungan antara variabel berada
pada skala korelasi sedang yaitu pada skala 0,41-0,60.
Koefisien korelasi ( )sr hasil perhitungan menunjukkan nilai
positif. Hal ini berarti bahwa bentuk korelasi antara variabel pelaksanaan
program tambahan fasilitas dan variabel semangat kerja adalah berupa
korelasi positif. Bentuk korelasi yang positif mengandung makna bahwa
jika program tambahan fasilitas dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan
( dalam hal ini PT. Madu Baru Yogyakarta ) maka akan berpengaruh baik
pada semangat kerja karyawan perusahaan. Namun sebaliknya jika
pelaksanaan program tamabahan fasilitas dari perusahaan buruk maka
akan berpengaruh buruk juga bagi semanga kerja karyawan.
83
Berikut ini penulis akan menguraikan secara terperinci mengena i
keterkaitan masing-masing program tambahan fasilitas yang dilaksanakan
di PT. Madu Baru dengan semangat kerja karyawan.
a. Fasilitas kantin
Pemberian fasilitas kantin oleh perusahaan diharapkan dapat
memberikan kemudahan bagi karyawan dalam memenuhi kebutuhan
makan mereka. Dengan adanya kantin di dalam perusahaan karyawan
tidak perlu repot-repot mencari tempat makan dan juga tidak perlu
direpotkan dengan urusan membawa bekal dari rumah
Kemudahan tambahan ini memang diperlukan oleh karyawan
perusahaan. Dalam bekerja mereka bias lebih berkonsentrasi pada
pekerjaanny, tanpa harus berfikir mengenai sulitnya memperoleh tempat
makan dan minum. Kemudahan ini akan lebih memperlancar mereka
menyelesaikan tugas-tugas dengan baik karena tidak membuang banyak
waktu untuk pergi makan dan minum. Dengan demikian mereka menjadi
lebih bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya.
b. Fasilitas kesehatan dan pendidikan
Dengan semakin berkembangnya zaman, orang tidak lagi merasa
cukup dengan hanya memenuhi kebutuhan primer mereka saja, namun
mereka dituntut juga untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain
seperti kesehatan, pendidikan. Orang akan berusaha keras untuk dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara lebih baik. Dengan alasan
diatas, maka sangat masuk akal jika seseorang akan lebih memilih tempat
84
kerja yang memudahkan mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Misalnya, adanya pemeriksaan kesehatan rutin oleh dokter yang ditunjuk
oleh perusahaan. Dengan kegiatan ini diharapkan kesehatan karyawan
selalu terkontrol dengan baik.
Dalam hal pendidikan, karyawan juga pasti sangat menginginkan
diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan diri, memperoleh
pengalaman baru sehingga dapat mengembangkan ketrampilan serta
kemampuan mereka. Karyawan akan sangat menghargai sekali jika
kesempatan untuk mengembangkan diri diberikan oleh perusahaan tempat
dia bekerja.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan memang
perlu memberi perhatian khusus dalam hal ini. Dengan kondisi kesehatan
karyawan yang baik tentu saja akan sangat berpengaruh baik pula bagi
kinerja dan semangat kerja karyawan. Dengan adanya kesempatan
pendidikan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan akan sangat
memungkinkan perusahaan dapat berkembang dengan baik karena
didukung oleh SDM yang berkualitas. Bagi karyawan kesempatan studi
akan sangat dihargai sebagai bentuk perhatian perusahaan pada mereka
yang mempunyai prestasi kerja baik. Karyawan akan selalu berusaha
untuk mewujudkan prestasi yang baik dalam bekerja dan bersemangat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan lebih baik.
85
c. Fasilitas transportasi
Bagi karyawan bagian tertentu, misalnya bagian pemasaran,
transportasi sangat diperlukan bagi mereka untuk mempermudah kerja
mereka. Hal ini mestinya menjadi perhatian perusahaan, karena
kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaan tentunya akan memberikan
semangat pula bagi mereka dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
d. Fasilitas perumahan
Fasilitas perumahan yang diberikan oleh perusahaan memang
terbatas, yaitu sebanyak 100 unit dan fasilitas ini khusus diberikan kepada
karyawan tetap perusahaan. Meski jumlah terbatas, dan tidak semua
karyawan dapat memperoleh fasilitas tersebut, namun fasilitas tersebut
cukup memberikan kemudahan bagi karyawan. Dengan adanya fasilitas
perumahan ini, sangat membantu karyawan yang mempunyai tempat
tinggal jauh dari perusahaan.
Melalui kemudahan ini, perusahaan bermaksud membantu
karyawan memperoleh tempat tinggal yang layak selama bekerja di
perusahaan. Dengan dipenuhinya salah satu kebutuhan primer (papan)
karyawan, diharapkan karyawan dapat memberikan kontribusi positif pula
bagi perusahaan dalam bentuk kinerja yang lebih baik. Selain itu dengan
kemudahan tempat tinggal, karyawan yang tempat tinggalnya jauh dari
perusahaan akan dapat lebih baik dalam menunaikan tugasnya tanpa harus
memikirkan transportasi, jelas bahwa memang fasilitas perumahan yang
selama ini diberikan perusahaan sangat membantu karyawan dan memberi
86
motivasi tersendiri bagi karyawan untuk memberikan kinerja yang terbaik
bagi perusahaan.
Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa penting bagi
perusahaan untuk memberi perhatian khusus pada fasilitas- fasilitas
tambahan untuk karyawan guna mendukung kerja mereka. Melalui
perhatian perusahaan akan fasilitas- fasilitas tambahan yang dibutuhkan
karyawan demi mewujudkan perhatian-perhatian tersebut melalui
program-program yang diberikan oleh perusahaan, sudah barang tentu
akan memberikan dampak positif terhadap semangat kerja karyawan.
Dengan membaiknya semangat kerja karyawan, perusahaan akan lebih
mudah berkembang karena mendapat dukungan penuh dari karyawan.
4. Untuk hipotesis ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program
hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas secara bersama-
sama dengan semangat kerja karyawan.
Berbeda dengan langkah- langkah analisis data pada hipotesis-
hipotesis sebelumnya, kali ini merupakan pengujian hipotesis hubungan
antara ketiga variabel independen secara bersama-sama melalui analisis
data, perhitungan koefisien korelasi ( )yR yang diperoleh adalah sebesar
0,734. Nilai ini mengandung arti bahwa ketiga variabel independen
tersebut ( pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi, program hiburan
dan rekreasi serta program tambahan fasilitas ) secar bersama-sama
mempunyai hubungan atau korelasi dengan variabel semangat kerja.
87
Dari uraian pembahasan untuk ketiga hipotesis sebelumnya sangat
jelas terlihat bahwa ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi serta program
tambahan fasilitas dengan semangat kerja karyawan.
Pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi adalah merupakan
bentuk perhatian perusahaan pada karyawannya dalam bidang ekonomi,
pelaksanaan program hiburan dan rekreasi merupakan bentuk perhatian
perusahaan pada karyawannya mengenai kesegaran jiwa dan raga, fisik
dan psikis para karyawannya yang ternyata sangat erat hubungannya
dengan semangat kerja, dan yang terakhir, pelaksanaan program tambahan
fasilitas merupakan bentuk perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan
karyawannya dalam bidang lainnya, misalnya kesehatan, pendidikan,
transportasi dan perumahan. Jadi keempat program tersebut ditunjukan
untuk mensejahterakan karyawan melalui bidang-bidang yang berbeda.
Perusahaan tentu saja sangat berharap bahwa semua karyawan yang
bekerja padanya merasakan sejahtera sepenuhnya, tidak hanya secara
ekonomi namun juga sejahtera secara psikologis. Karyawan yang sehat
jasmani dan rohani. Karyawan yang sangat merasa bangga bisa bekerja di
perusahaan yang memberi kesempatan baginya untuk dapat
mengembangkan dirinya, pengetahuan dan ketrampilannya. Karyawan
yang sangat senang dalam menyelesaikan pekerjaannya dan memberikan
hasil pekerjaan secara maksimal karena kemudahan dalam menyelesaikan
pekerjaan diperhatikan oleh perusahaan.
88
Keadaan sejahtera secara utuh inilah yang memberi ketenangan
tersendiri bagi karyawan untuk bekerja di perusahaan. Mereka akan
berusaha memberikan yang terbaik pula bagi perusahaan. Semangat kerja
yang tinggi merupakan salah satu indikator bahwa karyawan senang
bekerja di perusahaan. Perusahaan juga perlu memperhatikan hal ini,
karena melalui semangat kerja karyawan perusahaan akan menjadi lebih
mudah dalam mencapai target-tager perusahaan, dan tentu saja akan
mendukung perusahaan semakin maju dan berkembang di kemudian hari.
89
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis menyimpulkan hasil analisis data yang telah
dilakukan serta pembahasan dan saran, berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan. Selain itu penulis juga akan memberikan penjelasan serta uraian dari
faktor- faktor yang menyebabkan keterbatasan penulis dalam melakukan
penelitian.
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan membahas data-data yang diperoleh
dari PT. Madu Baru Yogyakarta, mengenai hubungan antara pelaksanaan
program kesejahteraan dengan semangat kerja karyawan, maka penulis
menyimpulkan bahwa :
1. ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan program
kesejahteraan ekonomi dengan semangat kerja karyawan.
Dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai sr yang diperoleh
adalah sebesar 0.566, yang artinya terdapat hubungan positif antara
pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi dengan semangat kerja
karyawan. Nilai sr tersebut termasuk dalam korelasi sedang yaitu dalam
skala 0,41-0,60. Hasil uji t yang diperoleh menunjukan bahwa sr tersebut
adalah signifikan, karena nilai hitungt sebesar 3,634 > dari nilai tabelt yaitu
90
sebesar 1,701. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
2. ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan program hiburan
dan rekreasi dengan semangat kerja karyawan.
Dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai sr yang diperoleh
adalah sebesar 0.420, yang artinya terdapat hubungan positif antara
pelaksanaan program hiburan dan rekreasi dengan semangat kerja
karyawan. Nilai sr tersebut termasuk dalam korelasi sedang yaitu pada
skala 0,41-0,60. Hasil uji t yang diperoleh menunjukan bahwa sr tersebut
adalah signifikan, karena nilai hitungt sebesar 2,449 > dari nilai tabelt yaitu
sebesar 1,701. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
3. ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan program tambahan
fasilitas dengan semangat kerja karyawan.
Dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai sr yang diperoleh
adalah sebesar 0.540, yang artinya terdapat hubungan positif antara
pelaksanaan program tambahan fasilitas dengan semangat kerja karyawan.
Nilai sr tersebut termasuk dalam korelasi sedang yaitu pada skala 0,41-
0,60. Hasil uji t yang diperoleh menunjukan bahwa sr tersebut adalah
signifikan, karena nilai hitungt sebesar 3,393 > dari nilai tabelt yaitu sebesar
1,701. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis
nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
91
4. Untuk hipotesis ada hubungan positif antara pelaksanaan program
kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program
hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas secara bersama-
sama dengan semangat kerja karyawan.
Dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai yR yang diperoleh
adalah sebesar 0,734, yang artinya terdapat hubungan positif antara
pelaksanaan program kesejahteraan yang bersama-sama terdiri dari
program kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi serta
program tambahan fasilitas dengan semangat kerja karyawan. Nilai yR
tersebut termasuk dalam korelasi tinggi yaitu pada skala 0,61-0,80. Hasil
uji F yang diperoleh menunjukkan bahwa yR tersebut adalah signifikan,
karena nilai hitungF sebesar 10,130 > dari nilai tabelF yaitu sebesar 2,98.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
B. Saran
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya penulis mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat
dipergunakan oleh perusahaan.
Pelaksanaan program kesejahteraan yang terdiri dari program
kesejahteraan ekonomi, program hiburan dan rekreasi serta program tambahan
fasilitas pada PT. Madu Baru Yogyakarta sudah terselenggara dengan baik.
92
Keadaan ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Mengingat pentingnya
pelaksanaan program kesejahteraan karyawan bagi semangat kerja karyawan
yang pada akhirnya juga berpengaruh pada perkembangan perusahaan, pihak
manajemen perlu melakukan langkah- langkah untuk mempertahankan bahkan
memperbaiki kondisi saat ini yang sudah baik. Manajemen perlu mengadakan
pemeriksaan ulang tentang pelaksanaan masing-masing program, sehingga
dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaharui. Prosedur pelaksanaan
menjadi penting untuk diperhatikan oleh manajemen agar lebih mempermudah
karyawan, karena bagaimanapun semua program kesejahteraan tersebut
dipengaruhi oleh karyawan. Prosedur yang cenderung berbelit-belit dan
dipersulit memberi kesan buruk bagi karyawan, yang pada akhirnya bukannya
mensejahterakan karyawan namun malah sebaliknya membuat karyawan tidak
nyaman bekerja di perusahaan.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilaksanakan ini bersifat studi kasus, sehingga hasil dari
penelitian ini hanya berlaku pada PT. Madu Baru Yogyakarta dan tidak
dapat dijadikan tolak ukur pada perusahaan lain.
2. Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti mengenai program
kesejahteraan yang terdiri dari program kesejahteraan ekonomi, program
hiburan dan rekreasi serta program tambahan fasilitas saja, sedangkan
93
faktor lain yang juga mempengaruhi semangat kerja, misalnya : gaya
kepemimpinan.
3. Pengambilan data yang dilakukan melalui kuesioner dalam penelitian ini
membuka banyak kemungkinan bahwa informasi yang didapat tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini bisa saja terjadi karena
responden tidak semuanya dapat jujur menjawab pertanyaan dalam
kuesioner sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA Algifari (1997). Analisis regresi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi (1995). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Bina Aksara.
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah (2003). MSDM. Konse, Teori dan
Pengembangan dalam Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha ilmu. As’ad, Mohammad (1982). Psikologi Industri dan Sosial. Cetakan ke-1.
Jakarta : PT Buana Pustaka Jaya. _________(1998). Psikologi Industri seri ilmu SDM edisi IV,
Yogyakarta : Liberty.
Hasan, M. Iqbal (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Handoko, T. Hani. (1997). Manajemen. Yogyakarta : BPFE
Hasibuan, SP. Malayu. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia : Dasar Kunci Keberhasilan. Jakarta : CV. Haji Masagung.
Husnan, Suad, Ranupandojo, Heidjrachman. (1997). Manajemen
Perasonalia. Edisi IV, Yogyakarta : BPEE.
Manulang, M dan Manulang, Marihot AMH. (2001). Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
________ (1984). Manajemen Perusahaan. Yogyakarta : Liberty.
Nitisemito, Alex (1982). Manajemen Personalia. Edisi Revisi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
_________ (1996). Manajemen Personalia MSDM. Edisi Ke-3, Jakarta : Ghalia Indonesia
Simamora, Henry. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
Bagian Penerbitan STIE YKPN. Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo
DAFTAR PERTANYAAN A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Kapan perusahaan mulai berdiri atau dibentuk ?
2. Bagaimana proses berdirinya dan siapa pendirinya ?
3. Apa nama perusahaan ?
4. Bagaimana struktur organisasi di perusahaan ?
5. Berapa jumlah karyawan di perusahaan ?
6. Rata-rata tingkat pendidikan karyawan ?
7. Rata-rata presentase jumlah pegawai tetap dengan pegawai tidak
tetap ?
B. Program Kesejahteraan
1. Program-program kesejahteraan apa yang dilaksanakan
di perusahaan ?
2. Apakah perusahaan melaksanakan Program Pensiun, Asuransi,
Program Kredit Koperasi, Hiburan dan Rekreasi, dan Program
Tambahan Fasilitas ?
3. Berdasarkan apa perusahaan memberikan pensiun kepada para
karyawan ? (lama kerja, atau yang lainnya)
4. Bagaimana prosedur pengurusan dana pensiun bagi para karyawan ?
5. Apakah semua karyawan diikutsertakan dalam program asuransi ?
6. Berdasarkan apa perusahaan menetapkan besarnya asuransi bagi
seorang karyawan ?
7. Bagaimana prosedur pengurusan penerimaan asuransi bagi seorang
karyawan ?
8. Apakah semua karyawan berhak atau mempunyai kesempatan yang
sama dalam memperoleh kredit ?
9. Bagaimana syarat-syarat kredit yang diberikan bagi para karyawan ?
10. Berapa tahun bunga dari kredit yang diberikan ?
11. Bagai mana pelaksanaan program olah raga bagi karyawan ? apakah
dilaksanakan secara rutin ?
12. Bagaimana pelaksanaan program sosial (rekreasi, bakti sosial, donor
darah) apakah seluruh karyawan diikut sertakan ? apakah
pelaksanaannya secara rutin ?
13. Bagaimana pengelolaan kantin di perusahaan ?
14. Apakah bentuk pemberian fasilitas kesehatan oleh perusahaan kepada
karyawan ?
15. Apakah pemberian fasilitas kesehatan diberikan kepada seluruh
karyawan ?
16. Bagaimana pelaksanaan pemberian fasilitas pendidikan bagi
karyawan ? Dalam bentuk apa fasilitas tersebut diberikan ? Apakah
setiap karyawan mempunyai kesempatan yang sama untuk
mendapatkan fasilitas tersebut ?
17. Dalam bentuk apa saja fasilitas trasportasi yang diberikan bagi
karyawan ?
18. Dalam bentuk apa program fasilitas perumahan yang diberikan
perusahaan ? Bagaimana prosedurnya ?
C. Semangat Kerja
1. Apakah karyawan bekerja dengan tepat waktu ?
2. Pemberlakuan jam kerja dan jam istirahat benar-benar dipatuhi oleh
karyawan ?
3. Berapa presentase ketidak hadiran karyawan untuk melaksanakan
tugas-tugasnya di perusahaan ?
4. Apakah karyawan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya secara tepat
waktu ?
5. Apakah hasil pekerjaan karyawan selalu sesuai dengan yang
diharapkan perusahaan ?
6. Berapa persentase karyawan yang melakukan kesalahan dalam
melaksanakan tugasnya ?
7. Berapa persentase kerusakan alat yang diakibatkan kesalahan kerja
karyawan dalam tiap bulan atau tahun ?
8. Apakah perusahaan memberlakukan kerja lembur bagi para
karyawan ?
9. Bagaimana minat karyawan dalam menaggapi tawaran lembur ?
10. Bagaimana minat karyawan dilihat dari kinerja mereka dalam
menanggapi promosi kenaikan jabatan yang diberikan oleh
perusahaan ?
Yoyakarta 5 september 2006
Hal : Kuesioner Penelitian
Lampiran : 1 berkas
Kepada :
Yth. Bpk/ Ibu/ Sdr Karyawan
PT. Madu Baru
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Pelaksanaan
Program Kesejahteraan dengan Semangat Kerja Karyawan” dengan penuh
kerendahan hati perkenankanlah saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Leo Romi Rahadian
NIM : 002214012
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Memohon kesediaan Bpk/ Ibu/ Sdr untuk menjadi responden dalam penelitian
dengan mengisi jawaban pada koesioner sesuai dengan keadaan sesungguhnya.
Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui, Hormat saya,
Pimpinan PT. Madu Baru
___________________________ LeoRomi Rahadian
Penulis
KUESIONER PENELITIAN
“Hubungan Antara Pelaksanaan Program Kesejahteraan
Dengan Semangat Kerja Karyawan”
Studi Kasus Pada Karyawan PT. Madu Baru Yogyakarta
I. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian :
Pilihlah jawaban yang ada dan menurut anda paling sesua i dengan memberi
tanda silang.
1. Nama………………………………………………….(boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin
a. Laki- laki
b. Perempuan
3. Umur
a. kurang dari 20 tahun
b. 20-30 tahun
c. 31-40 tahun
d. 41-50 tahun
e. lebih dari 50 tahun
4. Status Pegawai
a. Pegawai tetap
b. Pegawai tidak tetap
5. Status Perkawinan
a. Kawin
b. Belum kawin
6. Pendidikan
a. SD
b. SLTP atau Sederajat
c. SMU atau Sederajat
d. D3
e. Sarjana
7. Lama Bekerja
a. kurang dari 2 tahun
b. 2-5 tahun
c. 6-10 tahun
d. lebih dari 10 tahun
II. Tanggapan Karyawan terhadap Program Kesejahteraan Yang Diberikan
Oleh Perusahaan
Petunjuk Pengisian
Pilih satu jawaban yang mencerminkan tanggapan terhadap setiap peryataan
dengan memberi tanda silang (X) pada kolom pilihan,( SS = Sangat Setuju, S
= Setuju, RR = Ragu-Ragu, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju).
A. Program Kesejahteraan Karyawan
1. Program Kesejahteraan Ekonomi Karyawan
a. Dana Pensiun
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Perusahaan tempat Anda bekerja telah menetapkan dana pensiun yang cukup adil bagi tiap karyawannya
2. Program dana pensiun yang diberikan oleh perusahaan memberikan manfaat yang cukup baik bagi karyawan
3. Perusahaan tempat Anda bekerja dalam menetapkan dana pensiun telah sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku
4. Prosedur pengurusan dana pensiun cukup mudah diperusahaan Anda
5. Dana pensiun yang ada diperusahan dapat dijadikan tabungan Anda di masa datang
b. Asuransi Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS 1. Perusahaan tempat Anda bekerja telah
mengikutsertakan anda dalam program asuransi
2. Program asuransi yang ada diperusahaan diberlakukan bagi seluruh karyawan
3. Program asuransi yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan resiko yang Anda tanggung dalam bekerja
4. Program asuransi yang diberikan oleh perusahaan tidak berbelit-belit dalam pengurusannya
c. Program Kredit Koperasi Karyawan
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Perusahaan menyediakan fasilitas koperasi kredit yang sesuai kebutuhan karyawan
2. Anda beranggapan bahwa fasilitas kredit yang diadakan perusahaan sangat membantu persoalan keuangan yang dihadapi karyawan
3. Persyaratan kredit yang diberikan sangat mudah
4. Tingkat bunga kredit yang diberikan perusahaan lebih rendah dibandingkan tingkat bunga kredit dari luar perusahaan
2. Program Hiburan dan Rekreasi
a. Olah Raga
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Kegiatan olah raga sangat mendukung aktivitas Anda di perusahaan
2. Sambil berolah raga Anda dapat menjalin keakraban dengan pimpinan dan seluruh karyawan perusahaan
3. Anda diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan olah raga di perusahaan secara rutin
4. Anda beranggapan bahwa kegiatan olah raga di perusahaan selain untuk kesehatan juga dapat melatih Anda bersikap lebih sportif
b. Kegiatan sosial
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Penyelenggaraan rekreasi untuk seluruh karyawan dapat memberikan suasana yang lebih baik di lingkungan kerja
2. Setiap penyelenggaraan rekreasi, obyek yang akan dikunjungi selalu diputuskan bersama antara karyawan dan atasan
3. Kegiatan donor darah oleh karyawan merupakan salah satu wujud kepedulian perusahaan kepada masyarakat
4. Anda setuju perusahaan juga mengadakan kegiatan keagamaan di sela-sela aktivitas sehari-hari
3. Program Tambahan Fasilitas
a. Fasilitas Kantin
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Menurut Anda makanan yang disediakan kantin sangat bervariasi
2. Makanan yang disediakan kantin sangat cukup bersih dan bergizi
3. Porsi makan yang disediakan kantin mencukupi
4. Makanan tersedia tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Fasilitas Kesehatan
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Pelayanan dalam bidang kesehatan di perusahaan sangat baik sesuai dengan kebutuhan karyawan
2. Fasilitas kesehatan diberikan kepada seluruh karyawan perusahaan
3. Obat-obatan dan peralatan yang tersedia cukup memadai dan memberikan kenyamanan kerja
4. Bila Anda dirawat di rumah sakit, tunjangan kesehatan dari perusahaan dapat membantu biaya yang dikeluarkan
c. Fasilitas Pendidikan
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Perusahaan memberi fasilitas pendidikan bagi karyawan
2. Perusahaan sangat memperhatikan kebutuhan karyawan yang sedang menjalani program tambahan pendidikan
3. Fasilitas pendidikan di perusahaan sangat bermanfaat bagi pengembangan karier karyawan
4. Menurut Anda setiap karyawan telah diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang ada di perusahaan
d. Fasilitas Transportasi
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Perusahaan menyediakan fasilitas transportasi bagi seluruh karyawan
2. Fasilitas transportasi dapat berupa dana transportasi yang diberikan sesuai dengan jarak yang Anda tempuh
3. Perusahaan menyediakan armada angkutan bagi karyawan terutama dalam menjalankan tugas perusahan
4. Letak perusahaan mudah dijangkau dengan transportasi umum
e. Fasilitas Perumahan
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Perusahaan menyediakan fasilitas perumahan bagi seluruh karyawan
2. Fasilitas perumahan yang diberikan perusahaan sesuai dengan kebutuhan karyawan
3. Pemberian fasilitas perumahan sesuai dengan prosedur yang berlaku di perusahaan
4. Permohonan untuk mendapat fasilitas perumahan selalu mendapat tanggapan dari perusahaan
B. Semangat Kerja Karyawan
1. Kedisiplinan Kerja
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Anda biasanya mulai bekerja tepat waktu 2. Waktu kerja di perusahaan benar-benar Anda
manfaatkan untuk melaksanakan tugas Anda
3. Anda menggunakan waktu istirahat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
4. Anda tidak pernah meninggalkan pekerjaan/pulang lebih awal dari batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan
5. Anda meminta izin kepada pimpinan apabila berhalangan hadir
6. Saat bekerja Anda berpakaian seragam atau menggunakan atribut yang ditetapkan perusahaan
2. Kerajinan kerja
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Anda selalu hadir pada setiap hari kerja
2. Anda datang bekerja tepat waktu
3. Anda menyelesaikan pekerjaan sesuai target waktu yang ditetapkan
4. Anda selalu berusaha untuk tetap bekerja kecuali ada hal-hal penting yang tidak bisa ditinggalkan
5. Anda merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan untuk hari berikutnya
6. Apabila pekerjaan Anda sudah selesai, Anda selalu bersedia jika diminta membantu pekerjaan teman Anda
3. Ketelitian Kerja
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Anda selalu berhati-hati dalam melakukan pekerjaan
2. Jarang terjadi kesalahan pada hasil kerja Anda
3. Sebelum Anda bekerja Anda memeriksa terlebih dahulu peralatan kerja yang akan digunakan
4. Tidak ada peralatan yang rusak selama Anda pergunakan
5. Anda memeriksa peralatan yang telah dipergunakan saat selesai bekerja
6. Hasil pekerjaan Anda sesuai dengan ukuran dan kualitas yang telah ditetapkan perusahaan
4. Kegairahan Kerja
Tanggapan
No
Pernyataan SS S RR TS STS
1. Anda selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal dan ketentuan yang berlaku di perusahaan
2. Anda selalu berusaha untuk mengatasi kesulitan daripada beralih ke tugas lain
3. Anda selalu berusaha agar hasil kerja sesuai dengan kualitas standar
4. Anda sering mengajukan usul kepada atasan demi kemajuan perusahaan
5. Anda menerima tawaran apabila ada kerja lembur atau pekerjaan yang menantang
6. Anda berusaha keras untuk naik kejenjang yang lebih tinggi
7. Anda selalu sering melakukan unjuk rasa terhadap kebijakan perusahaan