DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

12
DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN KEPARAKAN, KECAMATAN MERGANGSAN, KOTA YOGYAKARTA The Impact of The P2WKSS Program on The Welfare of The Poor Families in Keparakan Village, Mergangsan Sub-District, Yogyakarta City Oleh: Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesejahteraan meliputi pemerataan dan peningkatan pendapatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan kualitas kesehatan pada keluarga miskin di Kelurahan Keparakan. Penelitian ini untuk menilai dampak yang ditimbulkan dari Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) di Kelurahan Keparakan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian evaluasi melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari Program P2WKSS di Kelurahan Keparakan tidak meningkatkan kesejahteraan, khusunya pada indikator peningkatan pendapatan dan indikator pendidikan. Pertama, dalam indikator peningkatan pendapatan terdapat perubahan status dari yang sebelumnya serabutan menjadi berwirausaha. Namun pendapatan yang diperoleh masih rendah, terbukti dengan penghasilan yang diperoleh dibawah UMR Kota Yogyakarta. Kedua, peningkatan kualitas pendidikan terlihat pada dimilikinya kemampuan untuk mengaplikasikan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan. Sehingga peserta program memiliki keterampilan untuk berwirausaha. Namun, peningkatan keterampilan tersebut tidak diikuti dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pendidikan formal. Mayoritas peserta tetap berpendidikan SMP atau tidak mengalami perubahan dari sebelum adanya program. Untuk indikator kesehatan, kesejahteraan sudah tercapai. Kesejahteraan tercipta karena peserta telah mendapat fasilitas kesehatan yang baik dan peserta sendiri telah mampu untuk mengakses fasilitas tersebut. Selain itu,telah timbul peningkatan kesadaran untuk hidup sehat dengan kegiatan rutin berupa jumat bersih di Kelurahan Keparakan dengan kelompok Program P2WKSS sebagai penggeraknya. Kata Kunci: Dampak Program, Kesejahteraan, dan P2WKSS. Abstract This research aimed to determine the condition of the welfare of equited and increased in revenue, improvement in quality of education, and improvement in quality of health care of the poor families in Keparakan Village. This research also to assess the impact of the Improvement of Women role towards Healthy and Prosperous Families Program (P2WKSS) in Keparakan Village, Mergangsan Sub-District, Yogyakarta City. This research used evaluation research through qualitative approach with descriptive method. This research showed that the impact of The P2WKSS Program in Keparakan Village did not increase the welfare, particularly to increase of revenue and education indicators. The First, the increased of revenue indicator, there was a change of status from working odd jobs to being an entrepreneur. However, the income earned was still low, that was proven by the income earned under the Regional Minimum Wage (UMR) of the Yogyakarta City. The second, the increased education indicator, the improvement of quality of education could be seen from the abilities to apply trainings and counseling. So, the program participants had the skills for entrepreneurship. However, the improvement of this skills was not followed by an increase in awareness of the importance of formal education. The majority of the participants still of education as Junior High School or did not change the existence of the program. As for the health care indicator, the welfare has been reached. The welfare created for participants because they have received good health facilities and the participants have been able to access the facility. Moreover, there has been an increased awareness for healthy life with routine activities “Jumat Bersih” in Keparakan Village with P2WKSS Program group as the proponent. Keywords: The impact of program, Welfare, and P2WKSS. 263 Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Transcript of DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

Page 1: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA

MISKIN DI KELURAHAN KEPARAKAN, KECAMATAN MERGANGSAN,

KOTA YOGYAKARTA

The Impact of The P2WKSS Program on The Welfare of The Poor Families in

Keparakan Village, Mergangsan Sub-District, Yogyakarta City

Oleh: Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si, Universitas Negeri Yogyakarta,

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesejahteraan meliputi pemerataan dan peningkatan pendapatan,

peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan kualitas kesehatan pada keluarga miskin di Kelurahan

Keparakan. Penelitian ini untuk menilai dampak yang ditimbulkan dari Program Peningkatan Peranan Wanita

Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) di Kelurahan Keparakan, Kecamatan Mergangsan, Kota

Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian evaluasi melalui pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari Program P2WKSS di Kelurahan

Keparakan tidak meningkatkan kesejahteraan, khusunya pada indikator peningkatan pendapatan dan indikator

pendidikan. Pertama, dalam indikator peningkatan pendapatan terdapat perubahan status dari yang sebelumnya

serabutan menjadi berwirausaha. Namun pendapatan yang diperoleh masih rendah, terbukti dengan penghasilan

yang diperoleh dibawah UMR Kota Yogyakarta. Kedua, peningkatan kualitas pendidikan terlihat pada dimilikinya

kemampuan untuk mengaplikasikan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan. Sehingga peserta program

memiliki keterampilan untuk berwirausaha. Namun, peningkatan keterampilan tersebut tidak diikuti dengan

meningkatnya kesadaran akan pentingnya pendidikan formal. Mayoritas peserta tetap berpendidikan SMP atau

tidak mengalami perubahan dari sebelum adanya program. Untuk indikator kesehatan, kesejahteraan sudah

tercapai. Kesejahteraan tercipta karena peserta telah mendapat fasilitas kesehatan yang baik dan peserta sendiri

telah mampu untuk mengakses fasilitas tersebut. Selain itu,telah timbul peningkatan kesadaran untuk hidup sehat

dengan kegiatan rutin berupa jumat bersih di Kelurahan Keparakan dengan kelompok Program P2WKSS sebagai

penggeraknya.

Kata Kunci: Dampak Program, Kesejahteraan, dan P2WKSS.

Abstract

This research aimed to determine the condition of the welfare of equited and increased in revenue, improvement in

quality of education, and improvement in quality of health care of the poor families in Keparakan Village. This

research also to assess the impact of the Improvement of Women role towards Healthy and Prosperous Families

Program (P2WKSS) in Keparakan Village, Mergangsan Sub-District, Yogyakarta City. This research used

evaluation research through qualitative approach with descriptive method. This research showed that the impact of

The P2WKSS Program in Keparakan Village did not increase the welfare, particularly to increase of revenue and

education indicators. The First, the increased of revenue indicator, there was a change of status from working odd

jobs to being an entrepreneur. However, the income earned was still low, that was proven by the income earned

under the Regional Minimum Wage (UMR) of the Yogyakarta City. The second, the increased education indicator,

the improvement of quality of education could be seen from the abilities to apply trainings and counseling. So, the

program participants had the skills for entrepreneurship. However, the improvement of this skills was not followed

by an increase in awareness of the importance of formal education. The majority of the participants still of

education as Junior High School or did not change the existence of the program. As for the health care indicator,

the welfare has been reached. The welfare created for participants because they have received good health

facilities and the participants have been able to access the facility. Moreover, there has been an increased

awareness for healthy life with routine activities “Jumat Bersih” in Keparakan Village with P2WKSS Program

group as the proponent.

Keywords: The impact of program, Welfare, and P2WKSS.

263

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 2: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

PENDAHULUAN

Kesejahteraan dipandang sebagai kondisi

tercukupinya kebutuhan dasar hidup, seperti

makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Bahkan

menurut Edi Suharto (2009:3) Kesejahteraan

Sosial diartikan sebagai kondisi sejahtera, yaitu

sebagai keadaan terpenuhinya segala bentuk

kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat

mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan,

pendidikan dan perawatan kesehatan.

Sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945, yang menjadi dasar

bagi pembentukan negara Indonesia, disebutkan

bahwa salah satu tugas Pemerintah Negara

Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan

umum. Serta Undang-Undang Nomor 11 tahun

2009 tentang Kesejahteraan Sosial, dijelaskan

bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk

meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan

kelangsungan hidup warga negara.

Dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, saat ini pemerintah memiliki

berbagai program yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan. Salah satu Program

yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah yaitu

Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju

Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS). Program

P2WKSS merupakan salah satu program

peningkatan peranan wanita dalam pembangunan,

yang berupaya untuk mengembangkan sumber

daya manusia dan sumber daya alam dan

lingkungan untuk mewujudkan dan

mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan

bahagia dalam rangka pembangunan masyarakat

desa/kelurahan, dengan perempuan sebagai

penggeraknya, yang berada di bawah naungan

Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

sesuai dengan Keputusan Menteri Pemberdayaan

Perempuan Republik Indonesia No.41 Tahun

2007 tentang Pedoman Umum Revitalisasi

Program Terpadu P2WKSS sedangkan pedoman

pelaksanaan di tingkat daerah termuat dalam

PERMENDAGRI No. 26 tahun 2009 tentang

pedoman pelaksanaan P2WKSS di daerah.

Sasaran dari program P2WKSS adalah keluarga

miskin di desa/kelurahan dengan perempuan

sebagai penggerak utama. Oleh sebab itulah,

diharapkan Program P2WKSS dapat menambah

jumlah angkatan kerja wanita di Indonesia.

Salah satu wilayah yang telah melaksanakan

program P2WKSS adalah Kelurahan Keparakan,

Kecamatan Mergangsan, Kota Yogakarta.

Menurut data Disdukcapil Kota Yogyakarta, pada

tahun 2011 sebelum adanya Program P2WKSS,

terdapat 1628 perempuan yang hanya berprofesi

sebagai ibu rumah tangga, 796 perempuan yang

belum/tidak bekerja, dan 116 perempuan hanya

berprofesi sebagai buruh harian lepas tanpa

penghasilan yang tetap di setiap bulannya.

Kondisi lain di Kelurahan Keparakan terkait

dengan kesejahteraan kaum perempuan dapat

dilihat dari tingkat pendidikannya. Tingkat

pendidikan kaum perempuan di Kelurahan

Keparakan dapat dibilang rendah, hanya 20,1%

atau 1098 penduduk perempuan yang mampu

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dari

total 5441 penduduk perempuan yang ada di

kelurahan Keparakan.

264

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 3: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

Dalam PERMENDAGRI No. 26 tahun 2009

tentang pedoman pelaksanaan P2WKSS di

daerah, tertulis bahwa pelaksanaan Program

P2WKSS di tingkat daerah dilaksanakan dengan

memberdayakan masyarakat. Subejo dan

Supriyanto (2004) dalam Totok Mardikanto dan

Poerwoko Soebito (2015:43) menjelaskan bahwa

pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang

disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal

dalam merencanakan, merumuskan dan

mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki

melalui colective action dan networking sehingga

pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan

kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial.

Dalam pelaksanaannya di Kelurahan

Keparakan telah banyak kegiatan pemberdayaan

yang dijalankan baik itu kegiatan fisik maupun

non fisik. Kegiatan fisik seperti pemanfaatan

pekarangan rumah untuk menanam sayur dan

TOGA. Kegiatan non fisik dalam bentuk

penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan, seperti

pelatihan rajut, pelatihan membuat aneka

masakan, serta berbagai penyuluhan tentang

kesehatan. Namun masih terdapat kegiatan-

kegiatan pemberdayaan yang tidak sesuai dengan

kondisi lingkungan di Kelurahan Keparakan,

seperti yang diungkapkan oleh Ketua Program

P2WKSS di Kelurahan Keparakan, dalam

kegiatan penyuluhan pemanfaatan tanah

pekarangan yang ada di Kelurahan Keparakan,

telah disediakan sebanyak 2500 bibit terong,

cabe, dan sawi oleh Kantor Pemberdayaan

Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Kota

Yogyakarta. Tetapi banyak warga yang tidak

memiliki lahan untuk menanam sayur. Walaupun

telah dilakukan inovasi media penanaman dengan

mengunakan pot namun sayuran yang diharapkan

bisa tumbuh dan dapat digunakan sebagai

penghasilan tambahan menjadi gagal panen.

Pada tahun 2015, Pelaksanaan Program

P2WKSS Kelurahan Keparakan mendapat

predikat terbaik dari lima desa dan kelurahan

yang dievaluasi oleh Pemerintah Daerah DIY,

namun belum terlihat hasil positif dari adanya

pelaksanaan Program P2WKSS dalam

meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di

Kelurahan Keparakan. Seperti yang terlihat dari

jumlah masyarakat miskin yang ada saat ini di

Kelurahan Keparakan, jumlah KK keluarga

miskin yang ada justru bertambah bila

dibandingkan sebelum adanya Program

P2WKSS. Berdasarkan penuturan Kepala Dinas

Sosial Kota Yogyakarta, Hadi Muhtar, pada

Tahun 2017 Kelurahan Keparakan menjadi

Kelurahan penerima KMS terbanyak di Kota

Yogyakarta dengan jumlah 839 KK keluarga

miskin

http://www.harianjogja.com/baca/2017/01/19/pen

didikan-jogja-jumlah-penerima-kms-2017-kota-

jogja-turun-akankah-ada-komplain-785793/

Diakses pada 23 Januari 2017 pukul 15.34 WIB).

Untuk mengukur dampak suatu program

pemberdayaan diperlukan kegiatan evaluasi.

Desain penelitian evaluasi single program before-

after, yaitu menunjukkan bahwa evaluasi

dilakukan dengan membandingkan kondisi

sebelum dan sesudah dari kelompok sasaran

tanpa menggunakan kelompok pembanding.

(Dwiyanto Indiahono, 2009:146). Metode single

265

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 4: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

program before-after akan dilakukan dengan cara

membandingkan kondisi sebelum dan sesudah

dari kelompok sasaran tanpa menggunakan

kelompok pembanding, sehingga dapat

membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana

dampak Program P2WKSS terhadap

kesejahteraan keluarga miskin di Kelurahan

Keparakan.

Dalam menilai kesejahteran, penelitian ini

menggunakan 3 indikator kesejahteraan menurut

Undang-Undang nomor 11 tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial yang mejelaskan bahwa ada

beberapa kriteria dalam menilai kesejahteraan

diantaranya adalah dilihat dari pemerataan

pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan

masyarakat, serta keterjangkauan sarana dan

prasarana kesehatan. Indikator diatas dipilih

sebagai ukuran dalam menilai kesejahteraan

keluarga miskin di dalam penelitian ini karena

merupakan kriteria minimal tercapainya

kesejahteraan. Indikator ini juga sesuai dengan

tujuan khusus yang ingin dicapai dalam

pelaksanaan Program P2WKSS seperti yang

tertuang dalam Keputusan Menteri Pemberdayaan

Perempuan Republik Indonesia No. 41 Tahun

2007 tentang Pedoman Umum Revitalisasi

Program Terpadu P2WKSS.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi

dengan model evaluasi yang digunakan adalah

model single program before-after. Metode

single program before-after dilakukan dengan

cara membandingkan kondisi sebelum dan

sesudah dari kelompok sasaran tanpa

menggunakan kelompok pembanding, sehingga

dapat membantu peneliti untuk mengetahui

bagaimana dampak dampak Program P2WKSS

terhadap kesejahteraan keluarga miskin di

Kelurahan Keparakan.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan

Keparakan, Kecamatan Mergangasan, Kota

Yogyakarta. Waktu kegiatan penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2017

sampai dengan 28 Mei 2017.

Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah Ketua Seksi

Perlindungan Kelompok Rentan Dinas PMPA

Kota Yogyakarta, Kepala Seksi Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan Keparakan, Ketua program

P2WKSS di Kelurahan Keparakan, Sekretaris

program P2WKSS di Kelurahan Keparakan dan 3

Peserta program P2WKSS di Kelurahan

Keparakan.

Sumber Data dan Instrumen Penelitian

Adapun sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi sumber data primer dan

sumber data sekunder. Data Primer merupakan

data yang diperoleh langsung dari lapangan.

Sedangkan sumber sekunder yakni data berupa

sumber tertulis yang merupakan kategori sumber

data kedua sebagai bahan tambahan penguat data.

Sumber data diperoleh dari berbagai buku, jurnal,

tesis, skripsi, sumber internet dan laporan

kegiatan yang terkait dengan penelitian ini.

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti

itu sendiri dibantu dengan pedoman wawancara,

266

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 5: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

pedoman observasi serta dokumentasi yang di

diperoleh dari data sekunder.

Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara. Dalam penelitian ini,

wawancara dilakukan secara langsung

dengan cara mendatangi subjek penelitian

dan menanyakan pertanyaan yang terkait

dengan permasalahan dalam penelitian ini.

2. Observasi. Observasi dilakukan dengan cara

mengamati kegiatan yang terkait dengan

Program P2WKSS di Kelurahan Keparakan.

Dengan teknik observasi ini juga akan

menunjukkan fakta yang dapat diamati

langsung oleh peneliti dalam pelaksanaan

program P2WKSS di Kelurahan Keparakan.

3. Dokumentasi, yaitu merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Teknik ini

digunakan untuk menggali data tentang

program P2WKSS di Kelurahan Keparakan.

Peneliti mencari dan mendokumentasikan

data-data yang diperoleh selama proses

penelitian. Selain melalui pengumpulan

dokumen, peneliti juga mengumpulkan data

sendiri dengan dokumentasi melalui foto-foto

yang diambil selama proses observasi

pelaksanaan Program P2WKSS di Kelurahan

Keparakan.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data dan

Teknik Analilis Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi

sumber untuk memeriksa keabsahan data. Peneliti

membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informan yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Sedangkan

teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis model interaktif Milles dan Huberman

(Sugiyono, 2011:246). Teknik ini meliputi

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Permasalahan kesejahteraan merupakan

prioritas program pemerintah pusat maupun

daerah untuk menanggulangi keberadaannya.

Mohammad Hatta dalam Sri Edi Swasono (2005)

menyatakan bahwa kesejahteraan sosial di

Indonesia berdasarkan pada paham “demokrasi

ekonomi” yang bertumpu pada kemakmuran

masyarakat bukan kemakmuran bagi seseorang.

Dimana dalam konteks demokrasi ekonomi,

kesejahteraan sosial berdasar pada „hak sosial

rakyat‟, yaitu tiap-tiap warga negara berhak akan

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan. Dari titik tolak ini, jelas bahwa

penghidupan yang layak adalah hasil dari

pemberdayaan rakyat agar mampu bekerja dan

memperoleh pekerjaan.

Salah satu Program yang telah dibuat dan

dijalankan oleh Pemerintah adalah Program

P2WKSS. P2WKSS adalah program peningkatan

peran perempuan yang mempergunakan pola

pendekatan lintas bidang pembangunan, secara

terkoordinasi, dengan upaya yang diarahkan

untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga guna

mencapai tingkat hidup yang berkualitas.

Dalam pelaksanaannya di Kelurahan

Keparakan, Program P2WKSS memiliki sasaran

berupa perempuan yang kurang mampu tetapi

memiliki kemauan untuk membuat suatu usaha,

267

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 6: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

selain itu juga bagi perempuan yang telah

memiliki usaha tetapi ingin mengembangkan

usahanya juga dapat bergabung sebagai anggota

Program P2WKSS. Sampai saat ini total terdapat

33 peserta program dengan tidak ada satupun

peserta yang mengundurkan diri.

Terdapat 3 tahapan kegiatan untuk

memudahkan pelaksanaannya, yaitu Kelompok

Kegiatan Dasar (KKD), Kelompok Kegiatan

Lanjutan (KKL), dan Kelompok Kegiatan

Pendukung (KKP). Dalam tahap KKD meliputi:

Tabel 1. Data Kegiatan KKD Program P2WKSS

di Keurahan Keparakan

Sumber: Diolah dari Buku Kegiatan P2WKSS

di Kelurahan Keparakan

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa KKD

meliputi perencanaan kelompok Program

P2WKSS, berbagai penyuluhan, sosialisasi, dan

pelatihan. Sedangkan dalam tahap KKL selain

untuk melanjutkan sebagian kegiatan yang sudah

dilaksanakan pada Program KKD, juga meliputi:

Tabel 2. Data Kegiatan KKL Program P2WKSS

di Kelurahan Keparakan No. Program Kerja Jenis kegiatan

1 Peningkatan pendapatan

keluarga

Pelatihan pembuatan kue kering dan pelatihan

membatik.

2 Pemantapan pelayanan kesehatan

Penyuluhan PHBS dan Sosialisasi tentang imunisasi.

3 Peningkatan

pengetahuan dan keterampilan

Pelatihan pranguktiloyo,

Sosialisasi pemanfaatan sampah mandiri, dan Pelatihan pembuatan

komposter.

4 Perluasan kesempatan kerja dan

berusaha

Penyuluhan di bidang perkoperasian, Penyuluhan tentang manajamen usaha

kecil, dan Pemberian SIUP.

5 Peningkatan pengetahuan

dan keterampilan

dalam lingkup pembinaan anak dan keluarga

Sosialisasi mobil lembaga kesejahteraan keluarga,

Penyuluhan tentang UU Perkawinan, Sosialiasi

KDRT, Sosialisasi gerakan sayang ibu.

Sumber: Diolah dari Buku Kegiatan P2WKSS

di Kelurahan Keparakan

Berdasarkan pada tabel diatas, terlihat bahwa

KKL meliputi berbagai program peningkatan,

pemantapan dan perluasan dari kegiatan KKD.

Sedangkan dalam tahap KKP, dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 3. Data Kegiatan KKP Program P2WKSS di Kelurahan Keparakan

No. Program Kerja Jenis kegiatan

1 Pemantauan dan Evaluasi

Evaluasi setelah pelaksanaan di setiap kegiatan

Evaluasi secara periodik

setiap 1 tahun sekali

Evaluasi setiap 3 tahun sekali

2 Kegiatan yang

berkelanjutan

Sosialisasi pencegahan

HIV/AIDS dan Jamkesda

Pembinaan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Tindak lanjut seluruh

aktivitas kelompok

Pembentukan kelompok sadar gender

Pembentukan kampung sayur

Kegiatan Jumat Bersih

Sumber: Diolah dari Buku Kegiatan P2WKSS

di Kelurahan Keparakan

No. Program

Kerja

Jenis kegiatan

1 Penyusunan

rencana

kerja

Penyusunan rencana kerja

dan pembinaan administrasi

P2WKSS

2 Sosialisasi

dan

Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan,

reproduksi wanita, KB,

NKKBS, dan penyakit

menular dan DBD

Penyuluhan pemanfaatan

tanah pekarangan untuk

menanam TOGA

Sosialisasi penghematan air

bersih

Sosialisasi gizi seimbang

untuk ibu hamil

3 Pelatihan Pelatihan memasak aneka

makanan krispy

Pelatihan pengelolaan

keuangan

Pelatihan membuat olahan

ikan

Pelatihan membuat bros

268

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 7: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

Berdasarkan tabel diatas, kegiatan yang

dilaksanakan bertujuan menciptakan kondisi

lingkungan sosial budaya serta meningkatkan

motivasi membangun dari masyarakat dan

meningkatkan peran perempuan dalam

pembangunan bangsa secara keseluruhan. Dalam

pelaksanaannya KKP berisi kegiatan pemantauan

dan evaluasi, dan kegiatan yang berkelanjutan,

dan tindak lanjut seluruh aktivitas kelompok.

Pada penelitian ini, kriteria dalam menilai

kesejahteraan dapat dilihat melalui indikator

kesejahteraan menurut Undang-Undang nomor 11

tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yaitu

dilihat dari pemerataan dan peningkatan

pendapatan, kualitas pendidikan, dan kualitas

kesehatan.

Pemerataan dan Peningkatan Pendapatan

Tabel 4. Daftar peserta tahun 2013 dan pendapatan

rata-rata perbulan sebelum dan sesudah mengikuti program P2WKSS

No Nama Peserta Pendapatan rata-rata/bulan

Sebelum Sesudah

1 Nanik Jangkung Rp400.000 Rp600.000

2 Sri Wahyuni Rp200.000 Rp500.000

3 Andriani Rp700.000 Rp1.250.000

4 Nugraheni Fitri Rp500.000 Rp700.000

5 Samsunik Rp400.000 Rp700.000

6 Lastini S Rp500.000 Rp800.000

8 Dwi Nur W Rp600.000 Rp850.000

7 Rita Sudaryanto Rp500.000 Rp800.000

9 Herning Rp400.000 Rp600.000

10 Praptono Rp600.000 Rp600.000

11 Sri Asih Rp300.000 Rp600.000

12 Endang S Rp300.000 Rp600.000

13 Endang W Rp200.000 Rp700.000

14 Sri Widoningsih Rp400.000 Rp600.000

15 Wiwik Heru Rp300.000 Rp700.000

16 Hadori Rp400.000 Rp650.000

17 Gunarti Rp300.000 Rp450.000

18 Sri Mulyani Rp300.000 Rp400.000

19 Suparjo Rp600.000 Rp700.000

20 Sudarno Rp400.000 Rp600.000

Sumber: Diolah dari Buku catatan perkiraan ekonomi

warga peserta Program P2WKSS

di Kelurahan Keparakan

Tabel diatas merupakan data pendapatan bagi

peserta yang bergabung sejak awal program, baik

sebelum dan setelah adanya program P2WKSS,

mayoritas memiliki peningkatan pendapatan

sebesar 38%. Sedangkan untuk data pendapatan

bagi peserta yang mengikuti program sejak tahun

2014, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 5. Daftar peserta tahun 2014 dan pendapatan rata-

rata perbulan sebelum dan sesudah mengikuti program P2WKSS

No Nama Peserta

Pendapatan rata-rata/bulan

Sebelum Sesudah

1 Mus Hari Rp300.000 Rp400.000

2 Ning K Rp400.000 Rp600.000

3 Tatik Tulo Rp400.000 Rp400.000

4 Tutik R.M Rp400.000 Rp400.000

5 Asih Rp300.000 Rp400.000

6 Siti Rp200.000 Rp600.000

Sumber: Diolah dari Buku catatan perkiraan ekonomi warga peserta Program P2WKSS

di Kelurahan Keparakan

Tabel diatas merupakan data pendapatan bagi

peserta yang bergabung pada tahun 2014. Setelah

adanya program, mereka mengalami peningkatan

pendapatan sebesar 28%. Sedangkan untuk data

pendapatan bagi peserta yang mengikuti program

sejak tahun 2015, dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 6. Daftar peserta tahun 2015 dan pendapatan

rata-rata perbulan sebelum dan sesudah mengikuti program P2WKSS

No Nama Peserta Pendapatan rata-rata/bulan

Sebelum Sesudah

1 Aning Rp300.000 Rp300.000

2 Suratman Rp300.000 Rp300.000

3 Lilis - -

4 Bambang - -

5 Sri Sunarti - -

6 Suyatini - -

7 Retno Dwi A - -

Sumber: Diolah dari Buku catatan perkiraan ekonomi warga peserta Program P2WKSS

di Kelurahan Keparakan

Tabel diatas merupakan data pendapatan bagi

peserta yang bergabung pada tahun 2015. Setelah

269

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 8: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

adanya program P2WKSS pendapatan yang

mereka miliki tidak mengalami perubahan.

Terdapat beberapa peserta yang belum dapat

diketahui data pendapatan perbulannya karena

merupakan peserta baru yang belum terdata.

Pemerataan pendapatan merupakan aspek

yang penting dalam kesejahteraan sosial yang

didalamnya berhubungan dengan adanya

lapangan pekerjaan, peluang dan kondisi usaha,

serta faktor ekonomi lainnya. Kesempatan kerja

dan kesempatan berusaha diperlukan agar

masyarakat mampu memutar roda perekonomian

yang pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah

pendapatan mereka.

Dilihat dari kondisi sebelum adanya Program

P2WKSS, mayoritas peserta merupakan ibu

rumah tangga dengan kegiatan seperti memasak,

mengurus anak dan membersihkan rumah. Salah

satu faktor yang melatar belakangi banyaknya

ibu-ibu yang bekerja serabutan dikarenakan tidak

adanya modal untuk memulai usaha. Selain faktor

modal juga kurang adanya pengembangan

keahlian dasar yang dimiliki oleh ibu-ibu di

Kelurahan Keparakan. Sementara beberapa telah

berwirausaha, khususnya berdagang. Sedangakan

rata-rata pendapatan dari peserta sebelum adanya

Program P2WKSS yaitu adalah Rp400.000.

Setelah adanya program, mulai terdapat

lapangan pekerjaan baru yang dibuat oleh

masing-masing peserta namun dengan skala yang

sangat kecil, dengan adanya pekerjaan tersebut

maka berpengaruh pula terhadap peningkatan

pendapatan. peserta program tidak ada yang

mengalami penurunan bahkan mayoritas terjadi

peningkatan pendapatan meskipun tidak terlalu

besar yaitu sebesar 35%. Pendapatan yang

diperoleh, hanya cukup sebagai penghasilan

tambahan saja karena dapat dilihat pendapatan

yang dimiliki tidak mencapai UMR kota Jogja

sebesar Rp1.452.500. Hal tersebut dikarenakan

usaha yang dimiliki oleh mayoritas peserta

program perlu mendapat pesanan terlebih dahulu

dari pembeli yang tidak setiap bulannya ada.

Serta kondisi dari tiap pesertanya sendiri yang

terlalu cepat puas dengan berpikiran bahwa yang

penting sudah memiliki pendapatan tambahan.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi peningkatan kesejahteraan secara

signifikan jika dilihat dari peningkatan dan

pemerataan pendapatan. Hal ini dibuktikan

dengan besaran jumlah peningkatan pendapatan

yang relatif kecil. Rata-rata bertambah 35 % dari

penghasilan sebelumnya dan pendapatan tersebut

juga masih di bawah UMR Kota Yogyakarta.

Peningkatan Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan merupakan salah satu

aspek penting untuk melihat kesejahteraan.

Kualitas pendidikan di sini dalam arti jarak dan

nilai yang harus dibayarkan oleh masyarakat.

Pendidikan yang murah dan mudah diharapkan

masyarakat dapat dengan mudah mengakses

pendidikan setinggi-tingginya, sehingga kualitas

sumberdaya manusia dapat meningkat.

Kesejahteraan manusia dapat dilihat dari

kemampuan mereka untuk mengakses

pendidikan, serta mampu menggunakan

pendidikan itu untuk mendapatkan kebutuhan

hidupnya.

Melihat kondisi sebelum adanya program

P2WKSS di Kelurahan Keparakan, sudah

270

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 9: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

terdapat sarana pendidikan berupa gedung

sekolah dari jenjang PAUD sampai jenjang SMA.

Namun bila dilihat dari kualitas SDM peserta

Program P2WKSS di Kelurahan Keparakan

masih terbilang rendah, salah satunya dapat

dilihat dari tingkat pendidikan formal yang telah

dienyam dan keterampilan yang dimiliki, seperti

yang terlihat dalam tabel 4 berikut:

Tabel 7. Daftar peserta tahun 2013, pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki sebelum dan setelah

Program P2WKSS

Sumber: Diolah dari Buku warga peserta Program P2WKSS Kelurahan Keparakan

Tabel diatas berisi data pendidikan dan

keterampilan peserta yang bergabung sejak awal

program. Mayoritas peserta merupakan lulusan

pendidikan SMP dan rata-rata memiliki

keterampilan memasak. Sedangkan untuk data

pendidikan dan keterampilan bagi peserta yang

mengikuti program sejak tahun 2014, dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 8. Daftar peserta tahun 2014, pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki sebelum dan setelah

program P2WKSS

Sumber: Diolah dari buku peserta Program P2WKSS

Kelurahan Keparakan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa bagi

peserta yang mengikuti program sejak tahun

2014, mayoritas berpendidikan SMP dan rata-rata

memiliki keterampilan memasak. Sedangkan

untuk data pendidikan dan keterampilan bagi

peserta yang bergabung sejak tahun 2015, dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 9. Daftar peserta tahun 2015, Pendidikan dan

ketrampilan yang dimiliki sebelum dan setelah

program P2WKSS

Sumber: Diolah dari buku peserta Program P2WKSS

Kelurahan Keparakan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

mayoritas peserta yang bergabung pada tahun

2015 merupakan lulusan pendidikan SMP dan

semuanya memiliki keterampilan memasak.

No. Nama Peserta Pendidikan Ketrampilan

1 Nanik J DO 2 SMP Memasak

2 Sri Widiastuti SMP Memasak

3 Andriani SMP Kerajinan

4 Nugraheni F SMP Kerajinan

5 Samsunik SMP Memasak

6 Lastini S SMP Memasak

7 Rita S SMP Memasak

8 Dwi Nur W SMP Memasak

9 Herning SMP Memasak

10 Praptono SMP Memasak & Merias

11 Sri Asih - Memasak

12 Endang S SMP Memasak & Merias

13 Endang W SMP Memasak

14 Sri

Widoningsih

SMP Memasak

15 Wiwik Heru SMP Memasak

16 Hadori SMP Kerajinan

17 Gunarti SMP Memasak

18 Sri Mulyani SMP Memasak

19 Suparjo SMP Memasak

20 Sudarno SMP Memasak

No. Nama Peserta Pendidikan Ketrampilan

1 Mus Hari SMP Memasak

2 Ning K - Menjahit

3 Tatik Tulo SMP Memasak

4 Tutik R.M SMP Kerajinan

5 Asih SMP Memasak

6 Siti SMP Menjahit

No. Nama Peserta Pendidikan Ketrampilan

1 Aning SMP Memasak

2 Suratman SD Memasak

3 Lilis SMP Memasak

4 Bambang SMP Memasak

5 Sri Sunarti SD Memasak

6 Suyatini SD Memasak

7 Retno Dwi A SMP Memasak

271

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 10: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

Bahkan terdapat peserta yang hanya

berpendidikan SD, yaitu sebanyak tiga orang.

Berdasarkan tabel 7, 8 dan 9 diatas dapat

diketahui bahwa kualitas SDM peserta Program

P2WKSS masih terbilang rendah. Hal tersebut

dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang telah

dienyam oleh mayoritas peserta adalah tingkat

pendidikan SMP. Dengan latar belakang

pendidikan seperti itu tentu sulit untuk

mendapatkan pekerjaan tetap di instansi-instansi

pemerintah ataupun swasta yang ada.

Bila dilihat dari pendidikan non formal dari

peserta, sebelum adanya Program P2WKSS

mayoritas telah memiliki berbagai macam

keterampilan seperti memasak, membuat snack,

ataupun kerajinan. Namun keterampilan tersebut

merupakan keterampilan yang dimiliki secara

otodidak ataupun diajarkan oleh kerabat, bukan

keterampilan yang diajarkan secara sistematis dan

terkoordinir oleh pelatih yang sudah

berpengalaman, sehingga ketrampilan tersebut

merupakan keterampilan yang sangat dasar.

Setelah adanya Program P2WKSS dengan

adanya pelatihan-pelatihan keterampilan seperti

pelatihan aneka masakan, membuat peserta

memiliki tambahan pengetahuan terkait cara

membuat masakan tersebut dan macam-macam

variasi makanan yang unik sehingga dapat

menarik minat pembeli. Dan dengan adanya

penyuluhan terkait manajemen katering

menjadikan peserta memahami bagaimana teknik

mengemas suatu produk agar lebih menarik dan

juga teknik-teknik dalam memasarkan suatu

produk.

Dapat disimpulkan setelah adanya Program

P2WKSS, terjadi peningkatan kualitas SDM

peserta karena peserta telah mampu

mengaplikasikan apa yang didapatnya dari

adanya pelatihan-pelatihan dan penyuluhan.

Namun masyarakat tersebut masih tidak memiliki

kesadaran untuk mengakses pendidikan hingga ke

jenjang yang lebih tinggi, dengan mayoritas

hanya berpendidikan SMP.

Peningkatan Kualitas Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor untuk

mendapatkan pendidikan dan pendapatan.

Kesehatan harus ditempatkan sebagai hal yang

utama dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat

yang sakit akan sulit untuk beraktifitas, sehingga

sulit pula untuk memperjuangkan kesejahteraan

dirinya. Jumlah dan jenis pelayanan kesehatan

harus mampu menjangkau dan dijangkau oleh

masyarakat, terutama mereka yang tergolong

miskin. Masyarakat yang membutuhkan layanan

kesehatan tidak dibatasi oleh jarak dan waktu.

Setiap saat mereka dapat mengakses layanan

kesehatan yang murah dan berkualitas.

Baik sebelum dan sesudah adanya Program

P2WKSS di Kelurahan Keparakan terdapat

posyandu sebanyak 13 buah. Sarana kesehatan

lain yaitu puskesmas hanya ada 1 di tingkat

kecamatan yang terletak di Kelurahan

Wirogunan. Walaupun berada di luar area

kelurahan Keparakan, namun jarak dengan

puskesmas cukup pendek hanya kurang dari 500

meter. Hal tersebut menunjukkan bahwa baik

sebelum maupun sesudah program P2WKSS di

Kelurahan Keparakan tingkat kesehatan

masyarakat telah difasilitasi cukup baik dengan

272

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 11: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

adanya sarana kesehatan. Selain itu akses untuk

menjangkau sarana kesehatan tersebut cukup

dekat sehingga memudahkan masyarakat

Kelurahan Keparakan.

Terkait dengan kualitas fisik peserta program

P2WKSS di Kelurahan Keparakan, dengan

adanya berbagai penyuluhan dan sosialisasi

terkait kesehatan menghasilkan peningkatan

pemahaman masyarakat akan pentingnya

kesehatan, hal tersebut merubah pola hidup

masyarakat menjadi lebih sehat daripada

sebelumnya. Kegiatan lainnya adalah kelompok

program P2WKSS telah mampu menjadi

penggerak kegiatan Jumat Bersih di Kelurahan

Keparakan. Hal tersebut menunjukan peserta

program telah menyadari pentingnya kebersihan

lingkungan yang tentu akan berpengaruh kepada

kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa Program P2WKSS

memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan di

bidang kesehatan. Kesejahteraan itu tercipta

karena masyarakat mendapatkan fasilitas

kesehatan yang layak, selain itu masyarakat sudah

mampu mengaksesnya karena jarak yang tidak

jauh. Masyarakat mendapatkan keringan beban

karena adanya jaminan kesehatan. Masyarakat

juga mendapatkan ketenangan karena adanya

jaminan-jaminan kesehatan yang telah dimiliki,

mereka tidak merasa takut akan ketidak mampuan

dalam mengakses fasilitas kesehatan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,

maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dilihat dari indikator pemerataan dan

peningkatan pendapatan, tidak terjadi

peningkatan kesejahteraan bila dilihat dari

kondisi pemerataan dan peningkatan

pendapatan. Perubahan yang menunjukkan

dampak terhadap pemerataan dan peningkatan

pendapatan terlihat pada perubahan status

bagi kelompok sasaran yang sebelumnya

bekerja serabutan menjadi wirusahawan,

dengan mayoritas berdagang, dan terdapat

perkembangan usaha yang dimiliki oleh

masing-masing peserta namun dengan skala

yang relatif kecil. Hal ini dibuktikan dengan

besaran jumlah peningkatan pendapatan yang

relatif kecil dengan rata-rata bertambah 35 %

dari penghasilan sebelumnya. Total

pendapatan tersebut masih di bawah UMR

Kota Yogyakarta sehingga belum cukup

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Dalam indikator kualitas pendidikan, setelah

adanya Program P2WKSS terjadi peningkatan

kualitas SDM peserta karena peserta telah

mampu mengaplikasikan apa yang didapatnya

dari adanya pelatihan-pelatihan dan

penyuluhan dan juga berpengaruh kepada

pendapatan yang ia miliki. Hal tersebut

menunjukkan bahwa peserta program

menerima program dengan baik dan dapat

dikatakan bahwa perubahan tersebut

merupakan bentuk dari meningkatnya kualitas

SDM peserta. Namun peserta peserta program

masih tidak memiliki kesadaran untuk

mengakses pendidikan hingga ke jenjang

yang lebih tinggi, dengan mayoritas hanya

berpendidikan SMP. Hal tersebut

273

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)

Page 12: DAMPAK PROGRAM P2WKSS TERHADAP KESEJAHTERAAN …

menunjukkan bahwa program P2WKSS tidak

meningkatkan kualitas pendidikan formal

peserta program di Kelurahan Keparakan.

Sehingga dapat tercermin bahwasanya

kesejahteraan dari aspek pendidikan tidak

mengalami peningkatan secara signifikan.

3. Dilihat dari kualitas kesehatan, peserta telah

mendapat fasilitas kesehatan yang baik oleh

pemerintah dan peserta sendiri telah mampu

mengakses fasilitas tersebut dengan bantuan

jaminan-jaminan kesehatan yang mereka

miliki. Juga telah terjadi perubahan dari pola

pikir dari peserta program P2WKSS, mereka

telah mampu menjadi penggerak kegiatan

Jumat Bersih di Kelurahan Keparakan. Hal

tersebut menunjukan peserta program telah

menyadari pentingnya kebersihan lingkungan

yang tentu akan berpengaruh kepada

kesehatan. Sehingga mencerminkan

bahwasanya kesejahteraan dalam bidang

kesehatan sudah tercipta dengan baik, bahkan

cenderung mengalami peningkatan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

di atas penulis menyarankan:

1. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan pelatihan

yang diikuti dengan pemberian modal usaha

kepada peserta program agar terjadi

peningkatan pendapatan bagi peserta Program

P2WKSS.

2. Pemberian motivasi dan penyuluhan tentang

pentingnya pendidikan.

3. Pemerintah diharapkan semakin

mengintensifkan program-program

pemberdayaan masyarakat seperti ini, namun

pemerintah juga perlu menyesuaikan kegiatan

yang akan diterapkan dengan kondisi

lingkungan sasaran program, sehingga

program tersebut dapat berjalan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto Indiahono. (2009). Kebijakan Publik

Berbasis Dynamic Policy Analisys.

Yogyakarta: Gava Media.

Edi Suharto. (2009). Membangun Masyarakat

Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan

Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika

Aditama.

Holy Kartika N.S. (2017). “Jumlah Penerima

KMS 2017 Kota Jogja Turun, Akankah

Ada Komplain”. Diambil dari

http://www.harianjogja.com/baca/2017/01

/19/pendidikan-jogja-jumlah-penerima-

kms-2017-kota-jogja-turun-akankah-ada-

komplain-785793/ pada 23 Januari 2017

pukul 15.34 WIB

Keputusan Menteri Pemberdayaan Perempuan

Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007

tentang Pedoman Umum Revitalisasi

Program Terpadu P2WKSS.

Sri Edi Swasono. (2005). Indonesia dan Doktrin

Kesejahteraan Sosial dari Klasikal dan

Neoklasikal sampai The end of Laissez-

Faire. Jakarta: Perkumpulan Prakarsa.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Totok Mardikanto & Poerwoko Soebito. (2013).

Pemberdayaan Masyarakat dalam

Perspektif Kebijakan Publik. Bandung:

Alfabeta

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial

274

Dampak Program P2WKSS (Heskiela Adhi Wibowo dan Fransisca Winarni, M.Si)