DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT...

178
DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA TENJO KECAMATAN TENJO KABUPATEN BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: Muzdalifah NIM. 11140150000004 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT...

Page 1: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA TENJO

KECAMATAN TENJO KABUPATEN BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

Muzdalifah

NIM. 11140150000004

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 3: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 4: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 5: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 6: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 7: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

i

ABSTRAK

MUZDALIFAH. Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dampak

Home Industry Dodol terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa

Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.

Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui dampak home industry

dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo

Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, bahwa data-

data yang dikumpulkan dalam kegiatan penelitian disajikan berupa angka-angka

dan analisisnya menggunakan statistik.

Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan kuesioner, observasi

dan wawancara. Jumlah sampelnya adalah 97 responden yang bekerja di 10 home

industry dodol. Teknik pengambilan sampel yaitu probability random sampling.

Instrumen yang digunakan adalah angket dengan skala likert dan metode analisis

dengan menggunakan uji regresi linear sederhana dengan pengujian asumsi dasar

uji normalitas dan uji homogenitas, pengujian hipotesis secara parsial (uji t), serta

koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji regresi linear sederhana didapatkan

persamaan regresi Y = 30,647 + 0,275 X. Perhitungan uji normalitas dengan taraf

signifikansi 5% atau 0,05 menunjukkan signifikansi (2-tailed) 0,084 dan uji

homogenitas menunjukkan signifikansi 0,494. Perhitungan dari hipotesis

menggunakan uji t taraf signifikansi 5% atau 0,05 berdasarkan nilai (t hitung = 2,116

> t tabel =1,985. Angka R Square 0,045 menunjukkan 4,5%. Penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel home industry berpengaruh dan berdampak terhadap

tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.

Kata Kunci: Dampak, Home Industry, Tingkat Kesejahteraan

Page 8: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

ii

ABSTRACT

MUZDALIFAH. Department of Social Sciences, Faculty of Tarbiyah and

Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The

Impact of Home Industry Dodol on the Community Welfare Level Tenjo Village,

Tenjo District, Bogor Regency.

The purpose of this study was to determine the impact of dodol home industry

on the level of welfare of the Tenjo Village community. This study uses a

quantitative approach, that the data collected in research activities are presented

in the form of numbers and analysis using statistics.

Data collection techniques using questionnaires, observation and

interviews. The number of samples is 97 respondents who work in 10 the dodol

home industry. The sampling technique is probability random sampling. The

instrument used was a questionnaire with a Likert scale and analysis method by

using a simple regression test by testing the basic assumptions of the normality test

and homogeneity test, partial hypothesis testing (t test), and the coefficient of

determination.

The results showed that the simple linear regression test obtained the

regression equation Y = 30,647 + 0,275 X. Calculation of the normality test with a

significance level of 5% or 0.05 showed significance (2-tailed) 0.084 and the

homogeneity test showed a significance of 0.494. The calculation of the hypothesis

uses a t test of significance level of 5% or 0.05 based on the value (t count = 2.116>

t table = 1.985. R Square number 0.045 indicates 4.5%. This study shows that home

industry variables influence and affect the level of welfare community of Tenjo

Village, Tenjo District, Bogor Regency.

Keywords: The Impact, Home Industry, Welfare Level

Page 9: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Dampak Home Industry Dodol terhadap Tingkat

Kesejahteraan Masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor”.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan di bidang

karya ilmiah dan juga untuk memperdalam pemahaman keilmuan dan aplikatifnya.

Penulis berharap semoga skripsi ini berguna untuk semua pihak yang

membutuhkan.

Dalam proses penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, baik moril dan materil, maka penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS sekaligus

Dosen Penasehat Akademik.

3. Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS.

4. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd dan Tri Harjawati, M.Si, selaku dosen pembimbing

yang begitu sabar dalam membimbing saya, meluangkan banyak waktunya

untuk memberikan ilmu, nasihat, pengarahan serta kemudahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas

ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan

sebaik-baiknya.

6. Kedua orang tua saya tercinta, H. Aceng Ma’mun dan Hj. Rodiah yang

memberikan curahan kasih sayang dan senantiasa memberikan do’a serta

dukungan baik secara moril maupun materil, ketiga kakak saya (Siti

Page 10: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

iv

Masitoh, Siti Maemunah, dan Ahmad Royanudin) yang memberikan

semangat tiada henti.

7. Kepala Desa Tenjo beserta stafnya yang dengan ramah membantu dalam

proses penelitian ini.

8. Teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2014 termasuk di dalamnya teman-

teman konsentrasi geografi yang selalu memberikan dukungan untuk

menyelesaikan penelitian ini.

9. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Akhirnya segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Jakarta, 10 Desember 2018

Penulis

Muzdalifah

Page 11: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 11

A. Kajian Teori ......................................................................................... 11

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi ......................................................... 11

a. Teori Klasik ............................................................................. 11

b. Teori Modern ........................................................................... 14

2. Home Industry ................................................................................ 15

a. Pengertian Home Industry ........................................................ 15

b. Karakteristik Home Industry .................................................... 17

c. Jenis-jenis Usaha ...................................................................... 17

d. Kriteria Kelompok Usaha ........................................................ 19

Page 12: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

vi

e. Dampak Home Industry ........................................................... 21

3. Tingkat Kesejahteraan .................................................................... 24

a. Pengertian Kesejahteraan ......................................................... 24

b. Indikator Tingkat Kesejahteraan ............................................. 26

4. Pendapatan ..................................................................................... 34

a. Pengertian Pendapatan ............................................................. 35

b. Jenis-Jenis Pendapatan ............................................................. 35

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan ...................... 36

5. Tenaga Kerja ................................................................................. 38

B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 39

C. Kerangka Berfikir................................................................................. 44

D. Hipotesis ............................................................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 48

1. Tempat Penelitian .......................................................................... 48

2. Waktu Penelitian ............................................................................ 49

B. Metode Penelitian................................................................................. 50

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 50

D. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 53

E. Teknik dan Pengumpulan Data ............................................................ 53

1. Angket ............................................................................................ 53

2. Wawancara .................................................................................... 55

3. Observasi ........................................................................................ 56

F. Instrumen Penelitian............................................................................. 57

G. Definisi Variabel .................................................................................. 60

H. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 62

I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 63

1. Uji Instrumen ................................................................................. 64

a. Uji Validitas ............................................................................. 64

b. Uji Reliabilitas ......................................................................... 65

2. Uji Asumsi Dasar ........................................................................... 66

Page 13: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

vii

a. Uji Normalitas .......................................................................... 66

b. Uji Homogenitas ...................................................................... 66

c. Uji Linieritas . .......................................................................... 67

3. Statistik Deskriptif ........................................................................ 68

4. Analisis Regresi Liniear Sederhana ............................................... 68

5. Koefisien Determinasi .................................................................... 69

6. Uji Hipotesis .................................................................................. 69

a. Uji t .......................................................................................... 69

b. Uji F ......................................................................................... 69

J. Hipotesis Statistik ................................................................................ 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 72

A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 72

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian .................................................... 72

a. Letak dan Luas ......................................................................... 72

b. Topografi .................................................................................. 73

c. Iklim ......................................................................................... 73

d. Penggunaan Lahan ................................................................... 73

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ................................................... 74

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ............................................ 74

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin . 75

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............. 78

d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......... 79

3. Deskripsi Responden ...................................................................... 80

B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 83

1. Hasil Angket .................................................................................. 84

2. Hasil Wawancara ........................................................................... 105

3. Hasil Observasi .............................................................................. 107

C. Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................................... 109

1. Uji Instrumen ................................................................................. 109

a. Uji Validitas ............................................................................. 109

b. Uji Reliabilitas ......................................................................... 111

Page 14: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

viii

2. Uji Asumsi Dasar ........................................................................... 111

a. Uji Normalitas .......................................................................... 111

b. Uji Homogenitas ...................................................................... 113

c. Uji Linieritas . .......................................................................... 114

3. Statistik Deskriptif ........................................................................ 115

4. Uji Regresi Linear Sederhana ........................................................ 116

5. Uji Koefisien Determinasi ............................................................. 117

6. Uji Hipotesis .................................................................................. 118

a. Uji t .......................................................................................... 118

D. Hasil Pembahasan Penelitian ............................................................... 119

E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 124

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 126

A. Kesimpulan .......................................................................................... 126

B. Implikasi ............................................................................................... 126

C. Saran ..................................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 128

Page 15: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Unit UMKM 2014-2015 (Jumlah Unit) ..................... 4

Tabel 1.2 Pertumbuhan Unit UMKM 2014-2015 (Jumlah Tenaga Kerja) ...... 5

Tabel 2.1 Rangkuman dari Beberapa Penelitian Relevan ............................... 43

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................. 49

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket ............................................................. 58

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara ....................................................................... 57

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi .......................................................................... 59

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan .................................................................. 72

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Desa Tenjo Berdasarkan Umur .................... 75

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Tenjo Berdasarkan Usia Produktif....... 76

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian..................... 78

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 79

Tabel 4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................... 80

Tabel 4.7 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ............................................. 80

Tabel 4.8 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 81

Tabel 4.9 Jumlah Responden Berdasarkan Status Perkawinan ....................... 81

Tabel 4.10 Nama-Nama Pemilik Home Industry Dodol ................................. 82

Tabel 4.11-4.40 Pembahasan Hasil Jawaban Responden ............................... 103

Tabel 4.41 Hasil Observasi ............................................................................. 105

Tabel 4.42 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas .................................................... 108

Tabel 4.43 Hasil Rekapitulasi Uji Reliabilitas ................................................ 109

Tabel 4.44 Hasil Rekapitulasi Uji Normalitas ................................................ 111

Tabel 4.45 Hasil Rekapitulasi Uji Homogenitas ............................................. 112

Tabel 4.46 Hasil Rekapitulasi Uji Linieritas ................................................... 113

Tabel 4.47 Hasil Statistik Deskriptif ............................................................... 114

Tabel 4.48 Hasil Rekapitulasi Uji Regresi Linear Sederhana ......................... 115

Tabel 4.49 Hasil Rekapitulasi Uji Koefisien Determinasi .............................. 116

Tabel 4.50 Hasil Rekapitulasi Uji t ................................................................. 117

Page 16: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................. 46

Gambar 3.1 Peta Lokasi Desa Tenjo ................................................................ 48

Gambar 4.1 Peta Adminitrasi Desa Tenjo........................................................ 71

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot .................................................................. 110

Page 17: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Transkip Wawancara

Lampiran 4 Hasil Observasi

Lampiran 5 Hasil SPSS

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat-surat Penelitian

Lampiran 8 Uji Referensi

Lampiran 9 Biodata Penulis

Page 18: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan

sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Pembangunan secara nasional yang berkaitan dalam memanfaatkan sumber

daya yang dimiliki baik dengan menggunakan bantuan teknologi maupun

tanpa bantuan teknologi. Pembangunan nasional melibatkan berbagai sektor,

seperti sektor industri, sektor pendidikan, sektor kesehatan, sektor jasa, dan

sebagainya.

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-

sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Industri adalah

seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi

dalam penggunaannya.1 Oleh karena itu, industri merupakan bagian dari

proses produksi. Produk-produk industrialisasi selalu memiliki “dasar tukar”

yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang

lebih besar dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan

karena sektor industri memiliki produk yang sangat beragam dan mampu

memberikan manfaat marjinal. Oleh sebab itu, industrialisasi dianggap

sebagai “obat mujarab” untuk mengatasi masalah pembangunan ekonomi di

negara berkembang.2

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang mengupayakan

perkembangan ekonomi melalui industrialisasi. Selain itu proses

industrialisasi akan dapat menjadi penggerak utama laju pertumbuhan

ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Dalam sejarah pembangunan ekonomi

di Indonesia, industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara

pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, produksi, dan perdagangan

1 Undang-Undang Dasar No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 1 Ayat 2. 2 Rowland B.F Pasaribu, Industri dan Industrialisasi, h.475.

Page 19: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

2

yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat

sehingga mendorong perubahan struktur ekonomi dari yang tadinya berbasis

pertanian menjadi berbasis industri. Pengalaman di hampir semua negara

menunjukan bahwa industrialisasi sangat penting karena menjamin

pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang di suatu negara

membawa perubahan terutama dalam struktur negara tersebut. Perubahan itu

bermula dari perkembangan ekonomi tradisional yang menitikberatkan pada

sektor pertanian ke sektor ekonomi yang lebih modern yang di dominasi oleh

sektor industri sebagai roda pembangunan nasional.

Pembangunan nasional yang berkembang baik dalam ruang lingkup

industri akan mampu meningkatkan serapan tenaga kerja, menghasilkan

produk-produk berkualitas dan kompetitif, yang pada akhirnya akan

memperkuat ekonomi nasional.3 Tenaga kerja yang berkualitas memiliki

posisi dan peran penting dalam perkembangan ekonomi nasional. Tenaga

kerja yang berkualitas akan mampu meningkatkan produktivitas industri dan

mengangkat nilai tambah suatu produk. Selain itu, tenaga kerja yang

berkualitas juga memperkuat daya saing industri di hadapan tantangan

regional dan global. Oleh karena itu, kebijakan dan ketenagakerjaan harus

mampu menjamin ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. Hal ini tidak

mudah, mengingat potret ketenagakerjaan di Indonesia masih di dominasi

oleh tenaga kerja berlatar belakang pendidikan rendah.

Nilai hak tenaga kerja atau buruh lahir sebagai konsekuensi akibat

adanya hubungan kerja antar buruh dengan pengusaha atau institusi. Hak

buruh di Indonesia diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 1

Tahun 2003. Dalam Undang-undang Republik Indonesia tentang

Ketenagakerjaan, yaitu UU No. 13 Tahun 2003 tersebut, pasal 1 ayat 30-31

mengenai upah dan kesejahteraan buruh. Menentukan upah kerja termasuk

salah satu permasalahan sosial yang paling penting. Ini lantaran standar upah

3 Ahmad Erani Yustika, Ahmad Safiun, Anton J Supit, dkk, Tapak Pembangunan Industri

Nasional, (Bogor: IPB Press Printing, 2014), h.12.

Page 20: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

3

secara praktis menentukan standar hidup seorang buruh atau pekerja.

Kesejahteraan buruh jika terpenuhi semua kebutuhannya dapat mempertinggi

produktivitas dalam pekerjaannya.4

Adapun surah yang menggambarkan tentang hal tersebut dalam al-

Qur’an yaitu surah At-Taubah ayat 105:

حمن للا بسم حيم الر الر

بما فينب ئكم والشهادة الغيب علم الى وستردون والمؤمنون ورسوله عملكم للا فسيرى اعملوا وقل

تعملون كنتم

Artinya: Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-

Nya serta orang-orang Mu’min akan melihat pekerjaan mu itu, dan kamu

akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib

dan yang nyata lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu

kerjakan.”

Ayat di atas menjelaskan pengertian bahwa manusia tidak hanya

diperintahkan melakukan ibadah khusus seperti shalat. Tetapi bekerja untuk

mencari apa yang dikaruniakan Allah di muka bumi. Kemudian Allah

menciptakan alam beserta isinya diperuntukan bagi manusia. Namun, untuk

memperoleh manfaat dari ala mini manusia harus berusaha dan bekerja keras.

Pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam berusaha atau

pun bekerja keras selalu ada hambatan atau rintangan yang terjadi. Dalam hal

ini, sebagai contoh dinamika ekonomi global yang terus menerus berubah,

ekonomi tidak selamanya terus menerus berkembang dengan baik, Indonesia

mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, banyak sekali usaha besar

yang terkena dampak dari krisis ekonomi. Tidak sedikit usaha besar yang

mengalami kerugian dan bahkan gulung tikar. Sejak saat itu, peranan usaha

besar menurun drastis terhadap pertumbuhan di Indonesia. Hal ini disebabkan

karena bahan impor mningkat secara drastis, biaya cicilan meningkat sebagai

akibat dari nilai tukar rupiah yang menurun. Sektor perbankan yang ikut

terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan.

4 Undang-Undang Dasar No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 1 Ayat 30-31.

Page 21: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

4

Pada saat krisis tersebut, tidak semua usaha mengalami kebangkrutan

bahkan gulung tikar. Masih ada beberapa industri yang bertahan di tengah

krisis ekonomi yang melanda yaitu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah). Beberapa faktor yang membuat UMKM tahan dari krisis

diantaranya:

Pertama, umumnya UMKM menghasilkan barang konsumsi dan jasa

yang dekat dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, pelaku usaha UMKM

umumnya memanfaatkan sumber daya lokal, baik itu sumber daya manusia,

modal, bahan baku, hingga peralatan. Artinya, sebagian besar UMKM tidak

mengandalkan bahan impor. Ketiga, umumnya bisnis UMKM tidak ditopang

dari pinjaan bank melainkan dana sendiri.5

Hal itu juga mempengaruhi kondisi pasar yang tidak menentu, harga

bahan baku yang relatif tidak stabil. Dengan daya beli masyarakat yang

cenderung naik turun tidak menyurutkan industri yang ada untuk tetap

bertahan, walaupun kebanyakan dari industri ini banyak yang menutup usaha

dan mengalami kendala seperti sumber daya yang tidak memadai

keterbatasan modal, dan lokasi atau tempat yang tidak strategis.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Unit Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2014-

2015.

Skala Usaha Tahun Perkembangan

(%) 2014 2015

Usaha Kecil (unit) 3.104 3.133 4,34%

Usaha Menengah

(unit)

1.750 1.837 3,59%

Total (unit) 4.854 4.970 7,93%

(Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2016)

5 Ester Meryana, Tiga Hal yang Buat UMKM Tahan Krisis, 2012, diakses pada tanggal 5

Mei 2018 pukul 10.35

Page 22: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

5

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa di Kabupaten Bogor

perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami

pertumbuhan yang signifikan. Data BPS Kabupaten Bogor dalam Angka

2016 menunjukkan bahwa selama tahun 2014 dan 2015, usaha usaha kecil

mengalami pertumbuhan 4,34% dari 3.104 unit pada tahun 2014 menjadi

3.133 unit pada tahun 2015. Selama periode yang sama usaha menengah juga

mengalami pertumbuhan yaitu 3,59% dari 1.750 unit pada tahun 2014

menjadi 1.837 unit pada tahun 2015.

Tabel 1.2

Pertumbuhan Unit Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2014-

2015.

Klasifikasi

Industri

Tahun Perkembangan (%)

2014 2015

Usaha Kecil 38.870 39.078 0,53 %

Usaha Menengah 166.218 174.148 4,55 %

Total 205.088 213.226 5,08 %

(Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2016)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan UMKM

dikabupaten Bogor dilihat dari jumlah tenaga kerja pada tahun 2014 sampai

2015 mengalami perkembanga sebanyak 5,08% dari 205.088 pada tahun

2014 menjadi 213.226 di tahun 2015.

Salah satu kegiatan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah di pedesaan

(UMKM) biasanya disebut home industry, di mana rumah adalah tempat

untuk melakukan kegiatan industrinya. Home industry selalu digambarkan

sebagai sektor yang memiliki peranan penting untuk mensejahterakan

keadaan ekonomi masyarakat terutama masyarakat yang menjadi pengrajin di

home industry tersebut khususnya kelas menengah kebawah, karena hampir

keseluruhan populasi usaha nasional adalah usaha berkategori home industry.

Peranan home industry tidak hanya terbatas pada penyerapan tenaga kerja dan

sumbangan terhadap output nasional, tetapi home industri juga mampu

Page 23: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

6

memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat, berperan dalam

proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat dan mendorong

pertumbuhan ekonomi. Home industry adalah yang paling banyak digeluti

oleh masyarakat Indonesia tentunya di Kabupaten Bogor karena home

industri dianggap sebagai jenis usaha yang paling mudah untuk dijalankan

dan juga tidak membutuhkan modal yang sangat besar untuk menjalankannya

serta kebanyakan dari home industry rata-rata pekerjanya adalah dari para

wanita yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Selain itu home industri juga

dianggap sebagai sektor usaha yang tahan pukul dalam arti memiliki

kekuatan dalam menghadapi berbagai macam hambatan.

Melalui Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 pasal

1 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), bahwa “home

industry merupakan usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan

usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.6 Seperti yang kita ketahui industri yang bersekala

kecil, sedang, dan besar merupakan salah satu tiang penopang perekonomian

Indonesia. Dilihat dari beberapa sekala industri yang ada, industri yang sesuai

dengan kondisi bangsa yang sedang berkembang ialah industri yang

memerlukan modal sedikit dan mampu menyerap tenaga kerja ialah industri

kecil atau yang sering di sebut home industri. Kesejahteraan hidup

merupakan dambaan setiap manusia, masyarakat yang sejahtera tidak akan

terwujud apabila para masyarakatnya hidup dalam keadaan miskin. Oleh

karena itu kemiskinan harus dihapuskan karena merupakan suatu bentuk

ketidaksejahteraan yang menggambarkan suatu kondisi yang serba kurang

dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Salah satu fakta yang peneliti temukan adalah kegiatan beberapa home

industry dodol yang berada di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kecamatan

Tenjo yang merupakan bagian dari kabupaten Bogor memiliki banyak yang

membantu menghidupkan perekonomian desa. Salah satu usaha mikro, kecil

6 Undang-Undang Dasar No. 20 tahun 2008 pasal 1 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM).

Page 24: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

7

dan menengah yang diunggulkan dan sudah menjadi ciri khas di kecamatan

Tenjo adalah usaha makanan dodol Tenjo.

Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup popular di

beberapa daerah Indonesia. Dodol diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu

dodol yang diolah dari buah-buahan dan dodol yang diolah dari tepung-

tepungan, antara lain tepung beras dan tepung ketan. Pada awalnya dodol

merupakan makanan yang disajikan pada waktu senggang untuk menemani

minum teh panas. Akan tetapi, pada perkembangannya makanan tersebut

menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dipasarkan.

Keberadaan beberapa home industry dodol di daerah Desa Tenjo sejak

tahun 2000 sampai sekarang merupakan salah satu ladang pekerjaan bagi

warga masyarakat sekitar. Ada 10 industri rumahan yang memproduksi dodol

di Desa Tenjo, tentunya usaha ini meningkatkan perekonomian masyarakat

sekitar. Dodol juga menjadi buah tangan ke wilayah lain. Ada berbagai rasa

diantaranya rasa original, rasa wijen, rasa lapis, rasa durian dan rasa nanas.

Adapun, lokasi strategis kecamatan tenjo yang berbatasan langsung

dengan Kabupaten Tangerang dan akses mudah ke Kota Tangerang dan Ibu

kota Negara menjadi pendukung produk ini tembus pasar Ibu kota, tak hanya

itu, panganan ini sudah mendapat tempat di hati masyarakat Ibu kota, karena

banyaknya warga Desa Tenjo bekerja di Ibu kota dan seringnya membawa

pangan ini sebagai buah tangan.7

Adanya masyarakat yang bekerja pada home industry dodol tersebut

dikarenakan kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh

penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan ataupun tahunan. Pendapatan masyarakat Desa Tenjo

yang sebelumnya bekerja di bidang pertanian kurang mencukupi kebutuhan

hidup sehari-hari. Rendah atau tidaknya pendapatan merupakan salah satu

dari indikator kesejahteraan.

7 www.bogorkab.go.id

Page 25: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

8

Adapun alasan yang mendorong ketertarikan peneliti untuk membahas

ini yaitu keberadaan home industry dodol ternyata memberikan pengaruh

yang berdampak kepada masyarakat sekitar untuk meningkatkan pendapatan

dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan sebuah penelitian yang bejudul “Dampak Home Industry

Dodol terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Tenjo

Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Krisis ekonomi dalam sektor industri pada tahun 1997-1998

mengakibatkan beralihnya usaha besar ke home industry.

2. Rendahnya pendapatan ekonomi masyarakat di Desa Tenjo Kecamatan

Tenjo.

3. Kurangnya kesejahteraan masyarakat di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo.

C. Pembatasan Masalah

Guna mengefisensikan penelitian dan demi terciptanya hasil

penelitian yang sesuai serta tidak meluas dan menyimpang maka berdasarkan

pembatasan masalah ini, penulis membatasinya pada dampak home industry

dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Tenjo Kecamatan

Tenjo Kabupaten Bogor.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah terurai dalam beberapa

sub bahasan diatas, beberapa masalah pokok yang akan dibahas penulis

adalah bagaimana dampak home industry dodol terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.

Page 26: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

9

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini yaitu untuk

mengetahui dampak home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bermakna bila dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi kehidupan masyarakat. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan informasi, evaluasi

dan gambaran mengenai dampak home industry dodol terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo. Adapun manfaat yang diperoleh dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis, sebagai sumbangan perkembangan ilmu dan

pengetahuan industri pada khususnya yakni berguna menjadi referensi

dan memberikan wawasan keilmuan bagi peneliti.

b. Manfaat Praktis, diharapkan dapat berguna secara langsung maupun tidak

langsung dalam praktik kehidupan sehari-hari, diantaranya:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan

pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai masalah yang diteliti

sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai

kesesuaian fakta di lapangan dengan teori yang dipelajari.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat membantu dan

meningkatkan pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari dengan hasil produksi dodol di Desa Tenjo

Kecamatan Tenjo.

3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan memberikan efek baik

bagi perusahaan. Misalnya mempertimbangkan strategi-strategi

yang perlu diambil dalam keberlangsungan berjalannya kegiatan

home industry dodol.

4. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan referensi atau informasi tambahan bagi yang

Page 27: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

10

membutuhkannya atau bagi peneliti selanjutnya sehingga nantinya

dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

5. Bagi intansi pemeintah, penelitian ini diharapkan sebagai data dan

informasi mengenai dampak keberadaan home industry dodol

terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Tenjo

Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.

Page 28: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

11

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. KAJIAN TEORI

1. Teori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)1: (a) Usaha Mikro adalah

usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha per-

orangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini. (b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang ini. (c) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusa-haan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak lang-

sung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan

bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini.

Perkembangan pada suatu usaha baik mikro, kecil, menengah,

dapat dijelaskan melalui pendekatan teori. Teori-teori tersebut berasal dari

berbagai macam era yaitu era klasik dan era modern.

a. Teori Klasik

Pada negara yang sedang berkembang, kebanyakan

pembahasan mengenai UMKM berfokus pada UMKM yang

berkecimpung di dunia manufaktur. Teori pertama yang

1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM)

Page 29: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

12

mengembangkan adalah Staley dan Morse (1965). Staley dan Morse

mengeluarkan artikel pembahasan mengenai pengembangan UMKM

yang didasarkan pada fenomena-fenomena yang telah terjadi pada

negara maju dan negara berkembang yang mengakibatkan terjadinya

perubahan dan pengembangan dari UMKM. Staley dan Morse

menemukan bahwa terdapat tiga kondisi yang dapat menyebabkan

terjadinya perkembangan dari UMKM. Kondisi tersebut adalah:

1. Pasar. Kondisi pasar merupakan kondisi yang penting

dalam perannya mengembangkan UMKM. Kondisi pasar

yang mendukung untuk perkembangan UMKM adalah

pasar dengan keberagaman produk serta melayani

transaksi dengan skala yang lebih kecil.

2. Proses produksi. Proses produksi yang dilakukan terpisah-

pisah antara pekerjaan satu dengan yang lain, seperti pada

pekerjaan yang bersifat sederhana, serta pekerjaan yang

rumit yang membutuhkan ketelitian.

3. Lokasi UMKM melakukan kegiatan. Lokasi UMKM

melakukan kegiatan produksi merupakan kondisi local

yang penting. Setidaknya terdapat dua kondisi di mana

lokasi menjadi faktor yang penting dalam perannya

mengembangkan UMKM, yaitu (1) lokasi dengan biaya

transport yang cukup tinggi, (2) pembangunan pusat

kegiatan produksi yang berbeda-beda untuk jenis bahan

mentah yang berbeda pula.2

Diantara ketiga kondisi yang mendukung perkembangan

UMKM tersebut, Staley dan Morse memiliki pendapatnya masing-

masing mengenai kondisi yang paling menentukan perkembangan

dari UMKM, mereka berdua berdebat bahwa dari ketiga kondisi,

anatar kondisi pasar dengan kondisi proses produksilah yang paling

menentukan perkembangan dari suatu UMKM.

2 Tulus TH Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 17.

Page 30: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

13

Parker (1979) serta Anderson (1982) dalam Tambunan juga

menyatakan ada 3 pola yang dapat menjelaskan mengenai

perkembangan dari UMKM. 3 pola/fase tersebut diantaranya adalah:

- Fase Pertama

Perkembangan dari dunia usaha pada awalnya dimulai

dengan kegiatan bercocok tanam atau yang masih menganut

perekonomian agraris. UMKM didominasi oleh usaha mikro

dengan tanpa pekerja, atau hanya satu orang sebagai pekerja

sekaligus pemilik. UMKM tersebut berfokus pada industri

yang menghasilkan produk yang bersifat habis pakai,

pendukung serta berdekatan bagi perekonomian agraris.

Produk yang dihasilkan misalnya pandai besi, pakaian,

makanan dan minuman.

- Fase kedua

Pada daerah dengan perkembangan serta pendapatan

perkapitanya lebih tinggi, UMKM mengalami perubahan,

yaitu usaha mikro mulai ditinggalkan dan bergeser menjadi

usaha kecil dan usaha menengah. Produk yang dihasilkan

juga mulai terjadi perubahan yang sebelumnya.

adalah produk konsumsi, perlahan menjadi produk industri.

Penjelasan mengenai perubahan UMKM ini bisa dijelaskan

dengan beberapa faktor, salah satunya pasar. Stell (1979)

dalam Tambunan menyatakan bahwa terdapat

perkembangan yang juga terjadi pada pasar, dimana

transaksi yang sebelumnya murni menggunakan uang,

perlahan juga mulai berkembang.

- Fase ketiga

Fase terakhir dari pola perkembangan UMKM. Usaha

besar mendominasi perekonomian. UMKM perlahan mulai

hilang. Menurut Anderson (1982) dalam Tambunan, hilang

Page 31: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

14

disini ada yang tergantikan oleh usaha besar, dan ada juga

yang sudah berkembang menjadi usaha besar.3

Dari ketiga fase perkembangan UMKM, Hoselitz (1959)

serta Anderson (1982) sama sama menyimpulkan bahwa suatu saat

nanti UMKM jumlahnya akan terus berkurang karena tergantikan

oleh usaha besar, dan usaha besar akan mendominasi

perekonomian.

b. Teori Modern

Selain teori klasik, Tambunan (2011) juga menyebutkan teori

modern yang membahas mengenai perkembangan dari UMKM.

Dimulai ketika munculnya pembahasan yang secara khusus melihat

bahwa wirausaha atau UMKM dipandang sebagai sumber dan bentuk

inovasi. Pembahasan tersebut menekankan pada UMKM yang

melakukan suatu strategi inovasi merupakan UMKM yang nantinya

dapat menciptakan suatu produk yang revolusioner serta bernilai

ekonomi yang tinggi, sehingga UMKM tersebut dapat bertahan serta

berkembang menjadi besar.

Peran penting UMKM tidak hanya berarti bagi pertumbuhan di kota-

kota besar tetapi berarti juga bagi pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Berikut

beberapa peran penting UMKM:

- UMKM berperan dalam memberikan pelayanan ekonomi secara luas

kepada masyarakat, proses pemerataan dan peningkatan pendapatan

masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mewujudkan

stabilitas nasional.

- Krisis moneter 1998 -> Krisis 2008-2009 -> 96% UMKM tetap bertahan

dari goncangan krisis.

- UMKM juga sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan

lapangan kerja baru dan lewat UMKM juga banyak tercipta unit-unit

kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung

pendapatan rumah tangga.

3 Tulus TH Tambunan, Ibid, h. 18-20.

Page 32: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

15

- UMKM memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan

usaha yang berkapasitas lebih besar, sehingga UMKM perlu perhatian

khusus yang didukung oleh informasi akurat, agar terjadi link bisnis yang

terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya

saing usaha, yaitu jaringan pasar.

- UMKM di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi

dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan,

ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak

merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi.

Perkembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif

yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah

tersebut di atas.4

Dinamika UMKM sendiri telah memberikan sumbangan yang

signifikan terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia (UKM

Center FE UI 2011). Menurut laporan World Bank (2005), gerak UMKM

amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan.

UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan

pasang surut dan arah permintaan pasar. UMKM juga mampu

menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha

lainnya, serta cukup terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting

dalam ekspor dan perdagangan.5

2. Home Industry

a. Pengertian Home Industry

Home berarti rumah, tempat tinggal atau kampung halaman.

Sedangkan industri dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk

barang ataupun perusahaan. Singkatnya, home industry adalah rumah

usaha produk barang atau juga perusahaan.

4 Tulus TH Tambunan, Ibid, h. 30. 5 Rachma Fitriati, Menguak Daya Saing UMKM Industri Kreatif, (Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia, 2015), h.2-3.

Page 33: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

16

Istilah Home industry atau usaha di rumah adalah tempat

tinggal yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa,

kantor hingga perdagangan. Semula pelaku home industry yang

memiliki desain ini adalah kalangan enterpreneur dan profesional,

yang sekarang mulai meluas pada kalangan umum, untuk memiliki

lokasi yang strategis untuk tempat berkembangnya usaha jenis

rumahan ini tidak terlepas dari berkembangnya virus

enterpreneur/kewirausahaan yang berperan membuka pola pikir ke

depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal

namun dapat digunakan juga sebagai tempat mencari penghasilan.6

Menurut Undang-Undang Dasar No. 3 tahun 2014 tentang

perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dana tau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,

termasuk rancang bangun dan perekayaan industri.7

Menurut Undang-Undang Dasar No. 3 tahun 2014 tentang

perindustrian, pengertian jenis industri adalah bagian suatu cabang

industri yang mempunyai ciri khusus yang sama dan hasilnya bersifat

akhir dalam proses produksi. Jenis industri yaitu dibedakan atas

berdasarkan tempat bahan baku, besar kecil modal, jumlah tenaga

kerja dan produktifitas perorangan.

Menurut Arum Dyan Khumalasari home industry yang pada

umumnya berawal dari usaha keluarga yang turun temurun dan pada

akhirnya meluas ini secara otomatis dapat bermanfaat menjadi mata

pencaharian penduduk kampung di sekitarnya. Kegiatan ekonomi

home industry ini dianggap masyarakat dapat menjadi sumber

penghasilan tetap atau tambahan.8

6 Chaerul Saleh, Sumardjo, dkk, Penguatan Modal Sosial Menuju Kemandirian Perempuan

Perdesaan Pelaku Industri Rumahan Emping Melinjo di Provinsi Banten, Jurnal Penyuluhan, Maret

2018 Vol. 14 No. 1 7 Undang-undang Dasar No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. 8https://www.google.com/amp/s/arumdyankhumalasari.wordpress.com2011/04/16/home-

industri/amp diakses pada tanggal 7 Agustus 2018 pukul 16.05

Page 34: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

17

b. Karakteristik Home Industry

Karakteristik ciri-ciri usaha kecil meliputi beberapa

karakteristik antara lain:

1. Dikelolah oleh pemiliknya

2. Usaha dilakukan dirumah

3. Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha

4. Modal terbatas

5. Jumlah tenaga kerja terbatas

6. Berbasis keluarga atau rumahan tangga

7. Lemah dalam pembukuan

8. Sangat diperlukan manajemen pemilik.9

c. Jenis-jenis Usaha

Menurut Keppres No.127 tahun 2001 Secara umum usaha

kecil bergerak dalam 2 (dua) bidang, yaitu bidang perindustrian

dan bidang perdagangan barang dan jasa, adapun bidang/jenis

usaha yang terbuka bagi usaha kecil dibidang industri dan

perdagangan adalah:

1. Industri makanan dan minuman olahan yang melalukan

pengawetan dengan peroses penggaraman, pemanisan,

pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorengan dan

fermentasi dengan cara-cara tradisional.

2. Industri penyempurnaan barang dari serat alam maupun serat

buatan menjadi benang bermotif/celup dan di ikat dengan

menggunakan alat yang digunakanoleh tangan.

3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan,

dan pembordiran, atau alat yang digerakkan tangan termasuk

batik, peci, kopiah.

9 Sidiq Permono Nugroho, Karakteristik Usaha Kecil di Indonesia Perencanaan Pemasaran

Usaha Kecil Rumahan, h. 32

Page 35: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

18

4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan

5. Industri perkakas tangan yang di proses secara manual atau

semi mekanik untuk pertukangan dan pemotongan.

6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan

untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca

panen dan pengelolahan, kecuali cangkul dan sekop.

7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir maupun yang

tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga.

8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi

otomotif, elektronik dan peralatan rumah tangga yang

dikerjakan secara manual atau semi otomatis.

9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaaan khasanah budaya

daerah, nilai seni yang menggunakan bahan baku alamiah

maupun imitasi.10

Sebagian besar industri pengolahan di Indonesia masih bersifat

padat karya (teknologi sederhana). Industri pangan yang dimaksud

adalah industri pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura,

industri pengolahan hasil peternakan, industri pengolahan hasil

perikanan dan hasil laut, industri makanan olahan dan industri

minuman yang terklasifikasikan atas industri hilir (aneka industri)

maupun industri kecil yang menggunakan teknologi sederhana yang

bersifat padat karya hingga teknologi modern yang bersifat padat

modal.11

Kondisi masyarakat perdesaan di Indonesia pada saat ini,

sangat beragam, mulai dari perilaku berpindah ladang, Bertani

menetap, desa industri, desa dengan mata pencaharian dominan sektor

jasa sampai desa yang fasilitas modern. Peranan penting industri kecil

bagi pembangunan ekonomi pedesaan, usaha pemerataan dan

10 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis

Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang Terbuka untuk Usaha Menengah atau Besar dengan

Syarat Kemitraan.h.12 11 Musa Hubeis, Manajemen Industri Pangan, (Banten: Universitas Terbuka, 2014), h. 4.3.

Page 36: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

19

memberikan lapangan kerja bagi penduduk pedesaan yang umumnya

tidak bekerja secara penuh, memberikan tambahan pendapatan tidak

saja bagi pekerja atau kepala keluarga, tetapi juga bagi anggota-

anggota keluarga yang berada di sekitar tempat produksi. Masalah

pokok industri kecil pedesaan, yaitu pemasaran, permodalan,

keterampilan teknik dan manajemen serta peranan pemerintah dalam

usaha mengatasi permasalahan tersebut. 12

Suatu usaha yang dijalankan untuk menghasilkan keuntungan

juga akan dipengaruhi oleh lingkungan internal dan lingkungan

eksternal. Lingkungan internal merupakan faktor-faktor di dalam

perusahaan meliputi produk, harga, produksi, sumber daya manusia,

sumberdaya keuangan, dan pemasaran yang mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan perusahaan. Lingkungan eksternal

merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang meliputi sumber

daya alam pemasok bahan baku, kebijakan pemerintah, kondisi sosial

budaya, kondisi ekonomi, teknologi dan persaingan dengan barang

substitusi yang dapat menuntun ke arah peluang dan ancaman.13

d. Kriteria Kelompok Usaha

Dalam Undang-undang No. Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah dijelaskan tentang kriteria atau jenis usaha yaitu

sebagai berikut:

a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

12 M. A. Chozin, Sumardjo, dkk. Pembangunan Perdesaan Dalam Rangka Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat, (Bogor, IPB Press, 2013), h.9 13 Muhammad Teguh, Ekonomi Industri, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 232.

Page 37: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

20

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp 2.500.000.000 ,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah). Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi

usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha

kecil informal merupakan usaha yang belum terdaftar,

belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Pengusaha

kecil yang termasuk dalam kelompok ini antara lain petani

penggarap, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan

yang dimaksud usaha kecil tradisional adalah usaha yang

menggunakan alat produksi sederhana yang telah

digunakan secara turun temurun dan berkaitan dengan seni

dan budaya.

c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima

puluh milyar rupiah).14

14 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah BAB

IV Pasal 6.

Page 38: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

21

e. Dampak Home Industry

Menurut Juni Siburian, pembangunan dan perkembangan

industri mengakibatkan terjadi perubahan- perubahan di berbagai

aspek sosial ekonomi masyarakat, perubahan tersebut

meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan jumlah kesempatan,

perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah sarana dan

prasarana, perubahan terhadap pendidikan, perubahan terhadap

kesehatan, perubahan terhadap perumahan dan fasilitas hidup dan

perubahan terhadap pola dan taraf konsumsi. Perubahan-perubahan

tersebut kemudian menimbulkan dampak positif maupun negatif.

Dampak positif pembangunan industri merupakan kondisi perubahan

dalam masyarakat akibat adanya pembangunan industri yang

memberikan keuntungan meningkat baik langsung maupun tidak

langsung dari kondisi sebelumnya.

a) Dampak Positif

1. Penciptaan peluang usaha dan pekerjaan. Kehadiran industri

membawa pengaruh terhadap mata pencaharian penduduk,

dimana sebelum adanya industri sebagian besar masyarakat

bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian lagi terbagi

dalam beberapa mata pencaharian tertentu saja seperti buruh

industri batu bara dan sebagainya. Dengan dibangun dan

berkembangnya industri masyarakat mempunyai peluang

usaha yang lebih luas.

2. Sektor pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat adalah usaha berdagang, misalnya masyarakat asli

desa membangun warung-warung kecil di rumah yang

menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih ekonomis

juga mudah untuk di jangkau.

3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana. Bertambahnya jumlah

sarana dan prasarana setelah berkembangnya industri telah

memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat

Page 39: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

22

dalam melakukan aktivitassehari-hari. Aktivitas masyarakat

sebelum berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk

pergi ke sawah, atau ke pasar untuk membeli kebutuhan

sehari-hari atau menjualhasil pertaniannya, namun saat ini

masyarakat dapat dengan mudah melakukan berbagai kegiatan

dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai baik yang

disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.

Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum

semua dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya

yang memerlukan pengeluaran biaya besar seperti pemasangan

telefon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana yang

tersedialebih mudah dijangkau dan biaya yang relatif

ekonomis, misalnya sekolah-sekolah dasar, pusat pelayanan

kesehatan seperti posyandu, tempat ibadah, dan sarana

olahraga. Sementara untuk sarana jalan umum tidak hanya

dapat dimanfaatkan langsun oleh pihak perusahaan, dan

masyarakat lapisan menengah keatas yang memiliki

kenderaan, tetapi juga masyarakat lapisan menengah kebawah

juga dapat memanfaatkannya dengantersedianya angkutan

umum yang masuk dalam wilayah desa, sehingga masyarakat

desatidak perlu lagikeluar wilayah dengan berjalan kaki atau

menggunakan kenderaan yangtidak memadai untuk

menujukota kecamatan atau kota kabupaten.

b) Dampak Negatif

Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan

yang berdampak positif namun di sisi lain juga membawa perubahan

yang berdampak negatif, dampak negatif tersebut antara lain

terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitarindustri

sepertipolusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara.

Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang terjadi antara lain

adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara

Page 40: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

23

masyarakat asli desa dengan masyarakat pendatang dalam hal

kemudahan mengakses pekerjaan khususnya disektor industri.

1. Pencemaran Lingkungan. Dampak negatif terhadap pencemaran

lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah, dan lain-

lain yang membahayakan kelangsungan hidup semua

makhluk.Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pihak

perusahaan sendiri maupun Pemerintah Daerah untuk

memperkecil resiko pencemaran lingkungan yang diakibatkan

oleh aktifitas industri.

2. Pencemaran Air Bersih. Upaya yang telah dilakukan dalam

mengurangi atau memperkecil terjadinya resiko pencemaran

linkungan memang tidak sepenuhnya menjamin untuk tidak

adanyamasalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan

terjadi mengenai air sumur penduduk yang terkontaminasi dengan

limbah yang berasal dari perusahaan. Kapasitaslimbah yang cukup

banyak sementara kualitas dan kapasitas penampung limbah

kurangmemadai akibatnya limbahmenyerap dalam tanah sampai

ke air sumur masyarakat.

3. Polusi Kebisingan Suara. Selain pencemaran terhadap air sumur

penduduk, pencemaran juga terjadi akibatkebisingan suara yang

dihasilkan oleh aktifitas produksi yang melebihi batas. Salah

satucara menguranginya adalah dengan melakukan perbaikan

kualitas bangunan agar dapatmenurunkan intensitas bising dan

menambah pepohonan di sekitar pabrik.

4. Polusi Udara. Pencemaran lingkungan yang juga terjadi adalah

polusi udara, dimana polusi tersebut berasal dari kegiatan mesin-

mesin produksi pabrik yang pembuangan limbah asapnya melalui

cerobong perusahaan, terutama perusahaan yang dalam produksi

lebih banyak melakukan kgiatan pembakaran.15

15 https://www.scribd.com/doc/239761094/Industri-Dan-Dampak-Nya, diakses pada hari

Senin, 1 Oktober 2018 pukul 22.00 WIB.

Page 41: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

24

3. Tingkat Kesejahteraan

a. Pengertian Kesejahteraan

W.J.S Poewodarminto mengartikan sejahtera sebagai keadaan

aman, sentosa, makmur, selamat, atau terlepas dari segala macam

gangguan, kesukaran dan sebagainya. Berdasarkan pengertian itu

maka kesejahteraan diartikan sebagai keadaan atau kondisi di mana

seseorang diliputi, oleh rasa aman, tentram, makmur, selamat, atau

terlepas dari gangguan atau kesukaran. Gangguan kesukaran ini sering

diwujudkan sebagai gangguan kesehatan, gangguan kenikmatan, atau

gangguan kerja dan sebagainya.16 Tingkat kesejahteraan merupakan

konsep yang digunakan untuk menyatakan kualitas hidup suatu

masyarakat atau individu di suatu wilayah pada satu kurun waktu

tertentu. Konsep kesejahteraan yang dimiliki bersifat relatif,

tergantung bagaimana penilaian masing-masing individu terhadap

kesejahteraan itu sendiri.

Ernets Burgerss, mengemukakan teori tentang masalah sosial

dalam perkembangan sosiologi yaitu masalah kesejahteraan sosial.

Pada hakikatnya, permasalahan kesejahteraan sosial timbul dari dapat

atau tidak terpenuhinya kebutuhan manusia. Permasalahan

kesejahteraan sosial ada yang secara nyata berpangkal pada

hambatan-hambatan dalam pemenuhan kebutuhan, ada yang timbul

dan berkembang sebagai pengaruh dari perubahan sosial-ekonomi

serta penggunaan ilmu dan teknologi dalam kehidupan manusia. Di

samping itu, juga permasalahan yang sering tidak dapat atau sukar

diperkirakan sebelumnya seperti bencana alam. Jenis masalah

kesejahteraan sosial dapat dilihat dari jenis hambatan yang merupakan

penyebab dari kesejahteraan sosial, antara lain: ketergantungan

16 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015),

h.12

Page 42: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

25

ekonomi, ketidakmampuan menyesuaikan diri, dan kesehatan yang

buruk.17

Midgley (1997:5) melihat kesejahteraan sosial merupakan

“suatu keadaan atau kondisi kehidupan manusia yang tercipta ketika

berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik, ketika

kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan ketika kesempatan sosial

dapat dimaksimalkan.”18

Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009

tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 ayat 1 adalah “Kesejahteraan

Sosial ialah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan

sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi

sosialnya”.19

Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui

dari tingkat pendapatan masyarakatnya. Namun, data pendapatan yang

akurat sulit diperoleh, sehingga dalam Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Sunesas), tingkat kesejahteraan masyarakat diperoleh

dengan Pendekatan Pengeluaran Rumah Tangga.

Di Kabupaten Bogor, komoditi yang menyumbang

pengeluaran terbesar untuk kelompok makanan adalah kelompok

makanan dan minuman yang sudah jadi sebesar 13,64 %, padi-padian

7,98 %, dan tembakau sirih sebesar 7,57. Sedangkan untuk kelompok

bukan makanan besar dipengaruhi oleh pengeluaran kelompok

perumahan dan fasilitas rumah tangga sebesar 18,29 %. Aneka barang

dan jasa 18,21 %, dan barang tahan lama sebesar 7,37 %.20

Klasifikasi atau penggolongan seseorang atau masyarakat

dikatakan miskin ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama,

17 Yesmil Anwar dan Adang, Sosiologi untuk Universitas, (Bandung: Refika Aditama, 2013),

h. 256. 18 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial, h.23 19 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 ayat 1. 20 BPS, Kabupaten Bogor dalam Angka Bogor Regency in Figures 2015, h.291.

Page 43: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

26

yaitu: (1) Tingkat pendapatan. Misalkan saja di Indonesia, tingkat

pendapatan digunakan ukuran kerja waktu sebulan. Dengan adanya

tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang

miskin dapat diketahui, atau dengan menggunakan batas minimal

jumlah kalori yang dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam

kilogram beras. (2) kebutuhan relatif per keluarga. Dibuat berdasarkan

atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam keluarga agar

dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai

sebagai warga masyarakat yang layak.21

b. Indikator Tingkat Kesejahteraan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melihat tingkat

kesejahteraan masyarakat suatu wilayah ada beberapa indikator yang

dijadikan ukuran, antara lain adalah: 1) tingkat pendapatan; 2) akses

terhadap pendidikan; 3) akses terhadap kesehatan; 4) kepemilikan

rumah dan fasilitas yang dimiliki; serta 5) taraf dan pola konsumsi

dengan membandingkan pengeluaran untuk pangan dan non-pangan.

Berikut akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai indikator

kesejahteraan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada

tahun 2015

1. Upah/Gaji/Pendapatan Bersih

Upah/gaji merupakan imbalan yang diterima oleh pekerja

atas jasa yang diberikan dalam proses memproduksi barang dan

jasa dalam suatu instansi/perusahaan. Upah/gaji yang diterima

oleh setiap pekerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari baik untuk kebutuhan pribadi maupun untuk kebutuhan

keluarga. Seorang pekerja dapat dikatakan hidup layak apabila

upah/gaji yang diterima dapat digunakan untuk memenuhi

21 Yesmil Anwar dan Adang, Ibid, h. 263.

Page 44: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

27

kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan

sebagainya.22

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun

2003, Bab I, pasal 1, Ayat 30 : "Upah adalah hak pekerja/buruh

yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

imbalan dari pengusaha / pemberi kerja kepada pekerja/buruh

yang ditetapkan dan di bayarkan menurut suatu perjanjian kerja,

kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk

tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu

pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan." 23

2. Akses terhadap Pendidikan

Pemenuhan atas hak untuk mendapatkan pendidikan yang

bermutu merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil

pembangunan dan sekaligus merupakan investasi sumber daya

manusia yang diperlukan untuk mendukung keberlangsungan

pembangunan. Pemerataan, akses dan peningkatan mutu

pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki

kecakapan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.

Beberapa indikator output yang dapat menunjukkan kualitas

pendidikan SDM antara lain Angka Partisipasi Sekolah (APS),

dan Angka Partisipasi Murni (APM). Indikator input pendidikan

salah satunya adalah fasilitas pendidikan.

a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Salah satu tujuan dari Millenium Development

Goals (MDGs) adalah menjamin bahwa sampai dengan

tahun 2015 semua anak, baik laki-laki maupun perempuan

dapat menyelesaikan pendidikan dasar (primary

schooling). Salah satu indikator yang dapat digunakan

22 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik, 2015) h.68. 23 Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2003, Bab I, pasal 1, Ayat 30

Page 45: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

28

adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk menilai

pencapaian MDGs yaitu melihat akses pendidikan pada

penduduk usia sekolah. Penduduk usia sekolah tersebut

kemudian digolongkan pada kelompok usia 1) 7-12 tahun;

2) 13-15 tahun; dan 3) 16-18 tahun.

b) Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan

persentase jumlah anak yang sedang bersekolah pada

jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap

jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang

bersangkutan. Secara sederhana APM dikelompokkan ke

dalam: 1) Sekolah Dasar; 2) Sekolah Menengah Pertama;

dan 3) Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan.24

3. Akses terhadap Kesehatan

Tingkat kualitas kesehatan merupakan indikator penting

untuk menggambarkan mutu pembangunan manusia suatu

wilayah. Semakin sehat kondisi suatu masyarakat, maka akan

semakin mendukung proses dan dinamika pembangunan ekonomi

suatu negara/wilayah semakin baik. Berkaitan dengan

pembangunan kesehatan, pemerintah sudah melakukan berbagai

program kesehatan untuk memberikan kemudahan akses

pelayanan publik, seperti puskesmas yang sasaran utamanya

menurunkan tingkat angka kesakitan masyarakat, menurunkan

Angka Kematian Ibu dan Bayi, menurunkan Prevalensi Gizi

Buruk dan Gizi Kurang serta meningkatkan Angka Harapan

Hidup.

Merujuk pada konsep yang diterapkan oleh BPS dalam

Susenas, maka Morbiditas (angka kesakitan) menunjukkan adanya

24 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik, 2015) h. 85.

Page 46: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

29

gangguan/ keluhan kesehatan yang mengakibatkan terganggunya

aktivitas sehari-hari baik dalam melakukan pekerjaan, bersekolah,

mengurus rumah tangga maupun melakukan aktivitas lainnya.

Pada umumnya keluhan kesehatan yang mengindikasikan adanya

suatu penyakit yang biasa dialami oleh penduduk adalah panas,

batuk, pilek, asma/napas sesak, diare, sakit kepala berulang,

sakitgigi, campak, dll.

Akses penduduk dalam memanfaatkan tenaga kesehatan

dapat dilihat dari ketersediaan/kemudahan mencapai

fasilitas/tempat dan tenaga kesehatan sebagai rujukan penduduk

jika mengalami keluhan sakit hingga harus pergi berobat. Dari

informasi tersebut dapat teridentifikasi berbagai masalah yang

dihadapi penduduk dalam mengakses dan memanfaatkan fasilitas

dan pelayanan kesehatan. Beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan penduduk adalah jarak tempat tinggal dengan letak

sarana pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan, sosial-ekonomi

penduduk yaitu kemampuan penduduk untuk membiayai

pengobatannya serta jenis pelayanan kesehatan.

Pada umumnya pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh

penduduk sangat erat terkait dengan kondisi sosial ekonomi

penduduk dan kondisi wilayah tempat tinggal mereka berada.

Tampak perbedaan kualitas kesehatan yang nyata antara penduduk

di perdesaan dengan penduduk perkotaan ini dapat disebabkan

oleh perbedaan ketersediaan dan jarak menuju ke fasilitas

pelayanan kesehatan tersebut, ditambah lagi perilaku penduduk itu

sendiri. Tingginya persentase penduduk di daerah perkotaan yang

memanfaatkan berobat ke praktek dokter/klinik, mengingat lebih

mudahnya akses dan kualitas pelayanannya jauh lebih baik

dibandingkan dengan di daerah perdesaan. Sebagai dampaknya,

akan terlihat berbagai keluhan dan masalah kesehatan segera

tertangani lebih cepat dan lebih baik. Adapun penggolongan

Page 47: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

30

tenaga ahli penolong persalinan dikategorikan sebagai berikut: 1)

dokter; 2) bidan dan 3) dukun tradisional. Sedangkan pilihan

tempat berobat digolongkan ke dalam: 1) rumah sakit; 2) praktek

dokter/klinik; 3) puskesmas; dan 4) pengobatan tradisional.25

4. Kepemilikan Rumah dan Fasilitas Hidup yang Dimiliki

Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer, kebutuhan

yang paling mendasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan

manusia sekaligus merupakan faktor penentu indikator

kesejahteraan rakyat. Rumah selain sebagai tempat tinggal, juga

dapat menunjukkan status sosial seseorang, yang berhubungan

positif dengan kualitas/kondisi rumah. Semakin tinggi status sosial

seseorang semakin besar peluang untuk memenuhi kebutuhan

akan tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu

rumah juga merupakan sarana pengamanan dan pemberian

ketentraman hidup bagi manusia dan menyatu dengan

lingkungannya. Kualitas lingkungan rumah tinggal mempengaruhi

status kesehatan penghuninya.

a) Status Kepemilikan Rumah Tinggal

Status kepemilikan rumah tinggal merupakan salah

satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan dan juga

peningkatan taraf hidup masyarakat. Kondisi ekonomi

rumah tangga sangat berpengaruh terhadap kepemilikan

rumah tinggal. Status kepemilikan rumah tinggal yang

dicakup di sini adalah rumah milik sendiri, kontrak, sewa,

bebas sewa, rumah dinas, rumah milik orang tua/saudara

atau status rumah kepemilikan lainnya. Rumah tangga

yang menempati rumah milik sendiri dapat dikatakan telah

25 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015, (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2015)

h. 72

Page 48: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

31

mampu memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang

terjamin dan permanen dalam jangka panjang.

b) Kualitas Rumah Tinggal

Salah satu kualitas yang dapat mencerminkan

kesejahteraan rumah adalah kualitas material seperti jenis

atap, lantai dan dinding terluas yang digunakan, termasuk

fasilitas penunjang lain yang meliputi luas lantai hunian,

sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar dan

sumber penerangan. Rumah tinggal dikategorikan sebagai

rumah layak huni apabila sudah memenuhi beberapa

kriteria kualiatas rumah tinggal tersebut. Indikator lain

yang digunakan untuk melihat kualitas perumahan untuk

rumah tinggal adalah penggunaan atap dan dinding terluas.

Jenis atap yang diakui oleh BPS sebagai rumah layak huni

dalam urutan adalah beton, genteng, sirap, seng dan asbes.

Sedangkan untuk jenis dinding terluas yaitu tembok dan

kayu. Sedangkan berdasarkan jenis lantai, BPS

menggolongkan lantai ke dalam lantai bukan tanah dan

berlantai tanah.

c) Fasilitas yang Dimiliki

Kualitas kenyamanan rumah tinggal ditentukan oleh

kelengkapan fasilitas rumah tinggal, seperti tersedianya air

bersih, sanitasi yang layak, serta penerangan yang baik.

Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk

keperluan minum dan masak dapat bersumber dari air

kemasan, air isi ulang maupun air dari ledeng. Sedangkan

penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha

sanitasi yang cukup penting peranannya. Jika ditinjau dari

sudut kesehatan lingkungan, pembuangan kotoran manusia

yang tidak saniter akan mencemari lingkungan terutama

tanah dan sumber air.

Page 49: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

32

Fasilitas rumah tinggal yang berkaitan dengan hal

tersebut adalah ketersediaan jamban sendiri dengan tangki

septik dan jamban sendiri namun belum menggunakan

tangki septik. Fasilitas perumahan lainnya yang juga

penting adalah penerangan. Sumber penerangan yang ideal

adalah yang berasal dari listrik (PLN dan Non PLN),

karena cahaya listrik lebih terang dibanding sumber

penerangan lainnya. Fasilitas lain yang dapat digunakan

untuk mengukur tingkat kesejahteraan adalah dengan

melihat fasilitas barang apa saja yang dimiliki. Barang-

barang tersebut dapat berupa emas maupun kendaraan.26

5. Taraf dan Pola Konsumsi

Pola konsumsi penduduk juga merupakan salah satu

indikator sosial ekonomi masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh

budaya dan lingkungan setempat. Budaya dan perilaku lingkungan

akan membentuk pola kebiasaan tertentu pada kelompok

masyarakat. Data pengeluaran dapat mengungkapkan pola

konsumsi rumah tangga secara umum menggunakan indikator

proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan.

Komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran

untuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk.

Jumlah pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu

indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan

kesejahteraan penduduk. Pengeluaran rumah tangga dibedakan

menurut kelompok makanan dan non makanan yang dikeluarkan

bulanan, mingguan atau harian. Semakin tinggi pendapatan

seseorang maka akan terjadi pergeseran pola pengeluaran, yaitu

dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan.

26 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015, (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2015)

h. 112.

Page 50: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

33

Hal ini terjadi karena elastisitas permintaan terhadap makanan

pada umumnya rendah, begitupula sebaliknya permintaan akan

barang bukan makanan pada umumnya meningkat atau tinggi.

Dari segi budaya, ergeseran ini dikhawatirkan menjadi

pertanda bahwa masyarakat semakin menyukai hal-hal yang

bersifat instan dan praktis. Selain itu, dari segi keamanan pangan,

ada beberapa isu yang harus menjadi perhatian. Makanan jadi

banyak digemari karena kepraktisannya. Namun di sisi lain

teknologi pangan akan menyebabkan semakin tumbuhnya

kekhawatiran akan tingginya resiko tidak aman bagi makanan

yang dikonsumsi.

Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat tingkat

kesejahteraan rakyat adalah jumlah dan persentase penduduk

miskin. Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan

pendapatan penduduk yang meningkat, sedangkan meningkatnya

jumlah penduduk miskin memberi indikasi menurunnya

pendapatan penduduk.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah mencakup

berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga atas barang

dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok

secara langsung. Pengeluaran rumah tangga di sini mencakup

pembelian untuk makanan dan bukan makanan (barang dan jasa)

di dalam negeri maupun luar negeri.

Tingkat kecukupan gizi yang mencakup konsumsi kalori

dan protein merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan

untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Jumlah

konsumsi kalori dan protein dihitung berdasarkan jumlah dari

hasil kali antara kuantitas setiap makanan yang dikonsumsi

dengan besarnya kandungan kalori dan protein dalam setiap

makanan tersebut. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang

dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari

Page 51: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

34

bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran

tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal. Berdasarkan Peraturan Men eri Kesehatan RI Nomor 75

Tahun 2013 (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi XI tahun

2012), rata-rata kecukupan energi dan protein bagi penduduk

Indonesia masing-masing sebesar 2150 kkal dan 57gram protein.27

4. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Pendapat Poerwadarminta dalam Firdausa, secara etimologis

pendapatan berasal dari kata dapat yang berarti beroleh, diperoleh,

kena. Misalnya, upah sepuluh ribu rupiah. Kemudian mendapat

tambahan awalah ‘pen’ dan akhiran ‘an’ yang artinya hasil pencarian

atau usaha, perolehan. Misalnya, sebulan tidak kurang dari lima ribu

rupiah. Jadi, pendapatan adalah hasil pencarian atau usaha yang

diperoleh seseorang dalam sehari atau sebulan.28 Tujuan pokok

dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh

pendapatan. Pendapatan atau penghasilan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah hasil kerja atau usaha. Menurut Sherraden

dalam Furqon, menyatakan bahwa pendapatan merupakan semua

uang yang masuk dalam sebuah rumah tangga atau unit terkecil

lainnya dalam suatu masa tertentu.29

Pendapatan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangan. Pendapatan juga

bisa digunakan sebagai alat untuk mengatur kondisi ekonomi

seseorang atau rumah tangga. Menurut Firdausa, pendapatan

27 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015, (Jakarta: Badan Pusat

Statistik, 2015) h. 106. 28 Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Operasional

terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak, (Semarang: Universitas

Diponegoro, 2013), hal. 21-22 29 Danang Faizal Furqon, Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha, dan Sikap Kewirausahaan

terhadap Pendapatan Pengusaha Lanting di Lemah Duwur Kecamatan Kuwarasan Kabupaten

Kebumen, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), hal. 23

Page 52: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

35

merupakan keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja, rumah

tangga atau pedagang, baik berupa fisik maupun non fisik selama

bekerja atau berusaha.30

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendapatan merupakan sejumlah uang dari hasil penjualan seseorang

atau pedagang dalam waktu tertentu.

b. Jenis-Jenis Pendapatan

Menurut Jaya dalam Budi, secara garis besar pendapatan

digolongkan menjadi tiga golongan.

1) Gaji dan upah, yaitu imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut

melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam

waktu satu hari, satu minggu atau satu bulan.

2) Pendapatan dari usaha sendiri merupakan nilai total dari hasil

produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan

usaha ini merupakan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau

keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya

ini biasanya tidak diperhitungkan.

3) Pendapatan dari usaha lain, yaitu pendapatan yang diperoleh tanpa

mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan

sampingan, antara lain pendapatan dari hasil menyewakan aset

yang dimiliki, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain,

pendapatan pensiun, dan lain-lain.

Sedangkan macam-macam pendapatan menurut perolehannya

dapat dibagi menjadi dua:

1) Pendapatan kotor adalah hasil penjualan barang dagangan atau

jumlah omzet penjualan yang diperoleh sebelum dikurangi

pengeluaran dan biaya lain.

2) Pendapatan bersih adalah penerimaan hasil penjualan dikurangi

pembelian bahan, biaya transportasi, retribusi atau pendapatan

30 Rosetyadi Artistyan Firdausa & Fitrie Arianti, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan

Jam Operasional terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak, (Semarang:

Diponegoro Journal of Economics, Vol. 2, No.1, pp: 1-26, 2013), hal. 6

Page 53: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

36

total dimana total dari penerimaan (revenue) dikurangi total

biaya (cost).31

Sedangkan menurut Ridwan, membedakan pendapatan 4

golongan berdasarkan penggolongan menjadi 4 golongan, yaitu:

1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-

rata-rata lebih dari Rp 3.500.000,00 per bulan.

2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata

antara Rp 2.500.000,00 – Rp 3.500.000,00 per bulan.

3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata

antara Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 per bulan.

4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp

1.500.000 ke bawah per bulannya.32

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah

sebagai berikut :

1) Kesempatan kerja yang tersedia

Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin

banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.

2) Kecakapan dan keahlian

Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat

meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya

berpengaruh pula terhadap penghasilan.

3) Motivasi

Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan

yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang untuk

melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang

diperoleh.

31 Budi Wahyono, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di

Pasar Bantul Kabupaten Bantul, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), hal. 35-36 32 Achmad Ridwan, Keterkaitan Tingkat Pendidikan Dan Pendapatan Masyarakat, diakses

dari ridwanbelitung.blogspot.co.id/2009/10/keterkaitan-tingkat-pendidikan, pada tanggal 28 Mei

2018 pukul 12.10 WIB

Page 54: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

37

4) Keuletan bekerja

Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan,

keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila saat

menghadapi kegagalan maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai

bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.

5) Banyak sedikitnya modal yang digunakan.

Besar kecilnya usaha yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi

oleh besar kecilnya modal yang dipergunakan.33

Menurut Swastha dan Irawan, faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan, diantaranya:

1) Kondisi dan kemampuan pedagang

Kemampuan pedagang dalam transaksi jual beli yaitu mampu

meyakinkan para pembeli untuk membeli dagangannya dan

sekaligus memperoleh pendapatan yang diinginkan.

2) Kondisi pasar

Kondisi pasar berkaitan dengan keadaan pasar tersebut, jenis pasar,

kelompok pembeli yang ada dalam pasar tersebut, lokasi

berdagang, frekuensi pembeli dan selera pembeli dalam pasar

tersebut.

3) Modal

Setiap usaha membutuhkan untuk operasional usaha yang

bertujuan untuk mendapatkan keuntugan maksimal. Dalam

kegiatan penjual semakin banyak produk yang dijual berakibat

pada kenaikan keuntungan. Untuk meningkatkan produk yang

dijual suatu usaha harus membeli jumlah barang dagangan dalam

jumlah besar. Untuk itu dibutuhkan tambahan modal untuk

membeli barang dagangan atau membayar biaya operasional agar

tujuan meningkatkan keuntungan sehingga pendapatan dapat

meningkat.

4) Kondisi organisasi usaha

33 Rosetiyadi Artistyan Firdausa, Ibid, hal. 20-21

Page 55: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

38

Semakin besar suatu usaha akan memiliki frekuensi penjualan yang

semakin tinggi sehingga keuntungan semakin besar dibandingkan

dengan usaha yang lebih kecil.

5) Faktor lain

Faktor lain yang mempengaruhi usaha berkaitan dengan periklanan

dan kemasan produk. Dalam pasar atau pun sekitar tempat wisata,

jenis dagangan juga dapat mempengaruhi pendapatan. 34

5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna

menghasilkan produk barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

pribadi, keluarga dan masyarakat.

Pengertian tenaga kerja menurut UU Republik Indonesia No. 13

Tahun 2003 adalah sebagai berikut:

a. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan

tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa

kerja.

b. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dana tau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

c. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan

menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

d. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan

hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga

kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk

lain.35

34 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (YogyakartaL Liberty, 2003),

h. 406 35 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab 1 Pasal 1

Page 56: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

39

B. Penelitian yang Relevan

Rujukan penelitian yang pertama yaitu Jaya Hardika (2015). Jenis

penelitian skripsi lulusan S1 di Universitas Negri Yogyakarta dengan judul

“tingkat kesejahteraan rumah tangga pekerja industri minyak kelapa di Desa

Kedung Kamal Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo”. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua kepala rumah tangga pekerja industri minyak kelapa di

Desa Kedungkamal berjumlah 40 orang. Jumlah sampel yang berada di

bawah angka 100 menjadi pertimbangan untuk menjadikan penelitian ini

sebagai penelitian populasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data meliputi

editing, koding dan tabulasi. Teknik analisis data dengan menggunakan

tabel frekuensi dan tabel silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1.

kondisi sosial ekonomi yaitu, a. kondisi sosial; 1) Jumlah tanggungan

rumah tangga terbanyak 4 orang (42,5%), 2) Tingkat pendidikan

responden terbanyak tamat SD (40%), 3) Makan bersama responden

seminggu sekali (67,5%), 4) Interaksi responden dalam masyarakat

tertinggi adalah sering (62,5%), b. Kondisi ekonomi; 1) Pendapatan

responden dari industri minyak tertinggi adalah Rp. 1.000.001 – Rp.

1.200.000 (47,5%), 2) Pendapatan responden dari industri non minyak

kelapa terbanyak adalah Rp. 667.001 – Rp. 934.000 (40%), 3)

Pendapatan anggota rumah tangga lain responden terbanyak adalah Rp.

500.000 – Rp. 833.333 (20%), 4) Total pendapatan rumah tangga

terbanyak 1.866.667 - Rp. 2.200.000 (42,5%), 5) Kepemilikan barang

berharga berupa motor (97,5%), sepeda (97,5%), TV (100%), Lemari Es

(10%), hp (100%), Kalung (7,5%), Cincin (2,5%), Sawah (35%), 2.

Kontribusi pendapatan industri minyak kelapa terhadap total pendapatan

rumah tangga pekerja industry minyak kelapa sebesar 57%, 3. Tingkat

kesejahteraan responden sebagian besar adalah Keluarga Sejahtera I

(62,5%), 4. Indikator kondisi sosial ekonomi yang berhubungan dengan

tingkat kesejahteraan antara lain: jumlah tanggungan rumah tangga,

Page 57: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

40

pendapatan dari industri minyak kelapa, pendapatan dari non industri

minyak kelapa, kepemilikan hewan ternak, dan kepemilikan sawah,

sedangkan indikator yang tidak berhubungan adalah tingkat pendidikan,

interaksi dalam keluarga, interaksi dalam masyarakat, pendapatan dari

anggota rumah tangga yang lain, total pendapatan rumah tangga,

kepemilikan kendaraan, kepemilikan alat elekronik, dan kepemilikan

perhiasan.

Rujukan penelitian yang kedua, berdasarkan hasil penelitian Reni

Susanti (2014) lulusan SI Universitas Negeri Medan yang berjudul

“Eksistensi Industri Kecil Dodol di Desa Paya Perupuk Kecamatan Tanjung

Pura Kabupaten Langkat” menunjukkan bahwa eksistensi industri kecil dodol

ditinjau dari modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran di

desa paya perupuk menunjukkan bahwa (a) modal yang digunakan pengusaha

dalam memproduksi dodol modal tertinggi selama satu bulan terakhir yakni

sebesar Rp 166.420.000 dan modal terendah Rp. 2.129.000/ bulan dengan

rata – rata jumlah modal sebesar Rp 21.644.069 yang bersumber dari modal

pribadi dan pinjaman yang menunjukkan masih terdapat sebanyak 28,57 %

pengusaha yang mengalami kekurangan modal (b) Sebagian besar pengusaha

menggunakan bahan baku dalam kategori rendah dengan sumber bahan bahan

baku yang dibeli langsung dari pedagang besar sebanyak 88,57 % dan dari

pengecer sebanyak 11,43% (c) Penyerapan seluruh tenaga kerja pada industri

dodol berjumlah 198 orang, masing–masing industri memiliki pekerja 4–19

orang yang sebagian besar tenaga kerja berasal dari lokasi industri. (d)

sebanyak 82,86 % pengusaha tidak menggunakan jasa transportasi untuk

membantu proses pemasaran namun 17,14 % pengusaha membutuhkan jasa

transportasi untuk proses pemasaran dodol. Pemasaran dilakukan secara

langsung dan tidak langsung dengan daerah pemasaran lokal sebanyak 82,86

%, regional 14,28, dan 2,86 % pemasaran nasional. Pendapatan pengusaha

dodol yang terendah Rp 726.000. dan yang tertinggi mencapai Rp

47.780.000/bulan dengan rata – rata pendapatan Rp 6.176.674/ pengusaha/

bulan dengan pendapatan perkapita rata – rata Rp 3.964.056/ pengusaha

Page 58: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

41

/bulan yang apabila dikaitkan dengan UMR Kabupaten Langkat tahun 2014

yaitu sebesar Rp 1.332.000 secara keseluruhan para pengusaha industri dodol

di Desa Paya Perupuk dengan jumlah tanggungan rata – rata 2 orang sudah

melewati UMR Kabupaten Langkat tahun 2014, walaupun pada

kenyataannya masih terdapat sebanyak 28,57 % pengusaha yang belum

mencapai UMR Kabupaten Langkat tahun 2014, dan untuk pendapatan

pekerja pada industri dodol di desa Paya Perupuk Kecamatan Tanjung Pura

Kabupaten Langkat, seluruh pekerja belum ada yang mencapai batas UMR

Kabupaten Langkat tahun 2014.

Rujukan penelitian yang ketiga, dari penelitian Resvita Evi lulusan SI

UPI Bandung 2012 yang berjudul “Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka

dan Dampaknya terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kaler

Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut tahun 1985-1998” menunjukkan

bahwa keberadaan perusahaan Dodol Pusaka ini memberikan stimulus

kepada masyarakat sekitar untuk membuka usaha yang sama yaitu usaha

dodol yang ternyata memiliki peluang bisnis yang menguntungkan. Pada

kurun waktu 1985-1998, industri ini mengalami perkembangan dan sudah

terkenal ke luar daerah. Perkembangan yang terjadi pada perusahaan dodol

pusaka ini memberikan dampak sosial ekonomi pada masyarakat sekitar.

Untuk tenaga kerjanya, upah yang diberikan sudah cukup untuk memberikan

kebutuhan primer atau pokok. Hubungan yang baik yang terjalin diantara

pemilik perusahaan dengan tenaga kerjanya. Hal ini menyebabkan interaksi

sosial diantara keduanya pun menjadi baik. Di samping itu, rasa tanggung

jawab dan professional dalam pekerjaan pun terjalin harmonis.

Rujukan penelitian yang keempat yaitu Akhmad Asep Erista (2014).

Jenis penelitian skripsi lulusan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

judul dampak industri terhadap perubahan sosial dan ekonomi di Desa Toba

Kecamatan Balaraja Tangerang Banten. Penelitian ini bertujuan untuk

mengatahui dampak industri sekitar pada kehidupan sosial ekonomi

masyarakat. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif dan metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan angket

Page 59: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

42

dengan teknik pengambilan Populasi dan sampel. Penelitian ini melibatkan

10 terwawancara dengan membaginya pada 5 orang perempuan dan lima

orang laki-laki dan penyebaran angket sebanyak 20 dengan membaginya pada

10 responden laki-laki dan responden perempuan. Berdasarkan analisa data

dari penelitian tersebut terdapat hasil bahwa dampak sosial adalah nilai

kekeluargaan yang masih terjalin baik, interaksi masyarakat terjalin dengan

baik, masyarakat memiliki kesadaran akan mutu pendidikan yang tinggi,

tunjangan kesehatan merata. Sedangkan dari sisi ekonomi adalah penghasilan

tambahan, memiliki etos kerja yang baik yaitu disiplin dan rajin, tunjangan

transport tidak merata, tingkat kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan

ekonomi tidak merata.

Sebagai rujukan penelitian yang terakhir yaitu Ike Ulan Ria (2017).

Jenis penelitian skripsi lulusan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

judul pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (studi

kasus PT.Rinai). Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Talaga

yang bekerja di industry PT Rinnai yang berjumlah 267 responden. Dalam

penelitian ini, penentuan sampel berdasarkan tingkat kepercayaan 90% dan

tingkat kesalahan 10% dikembangkan dari Slovin sehingga berjumlah 73

responden. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga dilihat dari

kondisi yaitu: tingkat pendidikan di Desa Talaga termasuk meningkat dengan

rata-rata tingkat pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi karena sebelum

adanya industry PT. Rinnai, pendidikan masyarakat hanya sampai SMA.

Sebagian besar pendapatan perbulan dari masyarakat sudah lebih dari Rp.

3.000.000 dan sudah cukup tinggi jika dilihat dari pendapatannya. Kemudian

kondisi kesehatan dari masyarakat Desa Talaga antara sebelum dan sesudah

adanya PT Rinnai cukup baik. Kepemilikan fasilitas hidupnya jika dilihat dari

kepemilikan alat elektronik dan kendaraan bermotor sebagian besar

mayarakat sudah memiliki alat-alat seperti TV, VCD, HP, Radio dan motor.

Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa penelitian relevan:

Page 60: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

43

Tabel 2.1

Rangkuman dari Beberapa Penelitian Relevan

No Nama/ Tahun

Peneliti

Judul Persamaan Perbedaan

1 Jaya Hardika

(2015)

Tingkat Kesejahteraan

Rumah Tangga Pekerja

Industri Minyak Kelapa

di Desa KedungKamal

Kecamatan Grabag

Kabupaten Purworejo.

Sama sama

meneliti

tentang tingkat

kesejahteraan

Meneliti

pekerja

industri

minyak kelapa

2 Reni Susanti

(2014)

Eksistensi Industri Kecil

Dodol di Desa Paya

Perupuk Kecamatan

Tanjung Pura Kabupaten

Langkat

Sama sama

meneliti

industri kecil

dodol

Variabel Y

meneliti

modal, bahan

baku, tenaga

kerja,

transportasi

dan pemasaran

3 Resvita Evi

(2012)

Perkembangan

Perusahaan Dodol

Pusaka dan Dampaknya

terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat

Desa Kaler Kecamatan

Karangpawitan

Kabupaten Garut tahun

1985-1998

Sama sama

mengkaji

dampak

keberadaan

industri dodol

dan dampaknya

Variabel Y

meneliti

kondisi sosial

ekonomi

masyarakat

4 Akhmad Asep

Erista (2014)

Dampak Industri

Terhadap Perubahan

Sosial dan Ekonomi di

Desa Toba Kecamatan

Sama sama

meneliti

tantang dampak

adanya industri

Variabel Y

meneliti

pengaruh

sosial dan

Page 61: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

44

Balaraja Tangerang

Banten.

ekonomi

5 Ike Ulan Ria

(2017)

Pengaruh Keberadaan

Industri Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat di Desa

Talaga Kecamatan

Cikupa Kabupaten

Tangerang (studi kasus

Pt.Rinai).

Sama sama

meneliti

tentang

pengaruh

keberadaan

industri

Variabel Y

meneliti

kondisi sosial

ekonomi

C. Kerangka Berpikir

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM): (a) Usaha Mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

ini. (b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. (c) Usaha Menengah

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusa-

haan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak lang-sung dengan Usaha Kecil atau usaha besar

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

Dalam hal ini, peneliti lebih mengkhususkan pada industri mikro dan

kecil di mana rumah sebagai tempat pengolahan industrinya atau disebut

home industry. Contoh dari home industry ini yaitu home industry dodol.

Lanjutan tabel 2.1

Page 62: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

45

Dengan adanya home industry dodol di sekitar masyarakat maka industri

tersebut memiliki potensi-potensi. Potensi-potensi tersebut mencakup jumlah

dan penyebaran industri, tenaga kerja yang diserap oleh industri, dan

pendapatan masyarakat sekitar yang dapat menciptakan kesejahteraan dalam

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tak hanya itu, keberadaan home industry dodol juga memliki dampak

positif dan dampak negatif. Dampak positif adanya industri ini adalah

membuka peluang bagi terciptanya lapangan kerja dan usaha yang baru bagi

masyarakat setempat. Sedangkan dampak negatifnya adalah limbah dan

pencemaran lingkungan.

Dalam hal ini peneliti lebih mengkhususkan dampak positif diambil

dari peluang kerja dan usaha bagi masyarakat. Maka dari itu penulis tertarik

untuk meneliti bagaimana dampak home industry yang dirasakan oleh

masyarakat terhadap tingkat kesejahteraan yang diukur dari indikator

kesejahteraan rakyat, yaitu pendapatan, pendidikan, kesehatan, kondisi

perumahan dan kepemilikan fasilitas hidup, serta pola dan taraf konsumsi.

Namun peneliti hanya mengukur dari pendapatan, perumahan dan

kepemilikan fasilitas yang dimiliki serta pola dan taraf konsumsi.

Page 63: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

46

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Keterangan

: Dampak Home Industry Dodol terhadap Tingkat

Kesejahteraan.

UU No 20 Tahun 2008

Tentang UMKM

(Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah)

Kepres No 127 Tahun 2001

Jenis Industri

Industri Makanan dan Minuman Olahan

Home Industry Dodol

Dampak Positif

1. Penciptaan peluang

usaha dan pekerjaan

2. Sektor pekerjaan lain

3. Sarana dan prasarana

Dampak Negatif

1. Pencemaran

lingkungan

2. Pencemaran air bersih

3. Polusi kebisingan suara

4. Polusi udara

Tingkat Kesejahteraan

Tingkat Kesejahteraan

1. Pendapatan

2. Pola dan taraf konsumsi

3. Kondisi Peumahan dan fasilitas yang

dimiliki

Pendapatan Kesehatan

Pendidikan Kondisi

Perumahan

dan Fasilitas

yang dimiliki

Pola dan

Taraf

Konsumsi

Dampak Home Industry Dodol

(+) Penciptaan peluang usaha dan

pekerjaan

(-) Pencemaran lingkungan

Page 64: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

47

D. Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak terdapat dampak home industry dodol terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten

Bogor.

HI :Terdapat dampak home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.

Page 65: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo,

Kabupaten Bogor. Desa Tenjo berada di Kecamatan Tenjo, Kabupaten

Bogor bagian Barat dengan luas wilayah 679.343 Ha dengan koordinat

106.4585 BT / -6.339.396 LS. Secara administrasi, Desa Tenjo

mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Singa Bangsa

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Singa Braja

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cillaku

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Berikut ini adalah peta lokasi penelitian Desa Tenjo

Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor:

Gambar 3.1 Peta Lokasi Desa Tenjo

Page 66: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

49

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama lima bulan yakni dari bulan Juli

sampai Oktober 2018. Pengambilan waktu pelaksanaan ini didasarkan

pada pertimbangan bahwa pada waktu tersebut penulis sudah dapat

mengatur waktu untuk memfokuskan penelitian dan penulisan skripsi.

Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan waktu penelitian:

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Kegiatan

Jan Jul Agst Sep Okt Nov Des

1. Revisi Proposal Skripsi

2 Penyusunan Instrumen

Penelitian

3 Pengujian Instrumen

Penelitian

4 Mengambil Data

Penelitian

5 Mengolah Data

Penelitian

6 Menyusun Bab 4

dan 5

7

Melengkapi

Lampiran

8 Sidang Munaqasah

9 Revisi Skripsi

Page 67: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

50

B. Metode Penelitian

Penggunaan metode akan berpengaruh pada keberhasilan penelitian,

oleh karena itu penelitian haruslah ilmiah dan proses yang digunakan dalam

penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

sehingga penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 1

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Peneilitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.2

Maka dari itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat Desa Tenjo yang bekerja dan berwirausaha home industry

dodol yang tinggal di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor

sebanyak 3.770 orang baik laki – laki maupun perempuan, agar

memperoleh data yang representatif.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendiikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.14. 2 V. Wiratna Sujarweni, Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2012), h. 13.

Page 68: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

51

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi missal karena

terbatasnya dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang di ambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu,

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

(mewakili).3

Pada penelitian ini menggunakan teknik sampel probability

sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel.4

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran

sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi

adalah jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi, sampel disini mewakili

dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menentukan

ukuran sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:5

n =𝑁

1 + 𝑁𝑒²

dimana:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

e : Batas toleransi kesalahan

Dari rumus tersebut perhitungan sampel yang diambil

dengan tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan 10% adalah

sebagai berikut:

3 V. Wiratna Sujarweni, Poly Endrayanto, Ibid, h. 13. 4 V. Wiratna Sujarweni, Poly Endrayanto, Ibid, h. 14. 5 V. Wiratna Sujarweni, Poly Endrayanto, Ibid, h. 17.

Page 69: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

52

n =3.770

1 + (3.770 𝑥 10%2)

n =3.770

1 + (3.770 𝑥 0,01)

n =3.770

1 + 37,7

n =3.770

38,7

n = 97

n = 97 responden

Jadi sampel penelitian untuk populasi 3.770 orang dengan

tingkat kepercayaan 90% dan kesalahan 10% adalah 97 orang.

Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah

sampel yang diperlukan. dan sebaliknya, makin kecil tingkat

kesalahan maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang

diperlukan sebagai data.

Selanjutnya peneliti akan memilih responden masyarakat

Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor selama waktu yang

diperlukan agar benar-benar mendapatkan hasil yang diinginkan.

Kemudian peneliti mengedarkan kuesioner terhadap responden

yaitu 97 masyarakat yang bekerja/berwirausaha home industry

dodol, dan peneliti melakukan sesi wawancara mendalam terhadap

masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.

Page 70: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

53

D. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah:

1. Data Primer

Adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama

di lokasi penelitian atau objek penelitian. Dengan demikian, data primer

diperoleh dari sumber data primer, yaitu sumber pertama di mana

sebuah data dihasilkan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh

dengan menyebar angket, wawancara dan observasi kepada masyarakat

Desa Tenjo yang bekerja dan berwirausaha home industry dodol.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder dari data yang kita butuhkan. Data sekunder dalam penelitian

ini diperoleh dari lembaga atau instansi terkait BPS, dokumen, dan

sebagainya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data.

Teknik pengumpulan berkenaan ketepatan cara-cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data yang

diperlukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data berupa angket atau kuesioner, wawancara dan observasi.

1. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket atau

kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Selain itu, angket dan kuesioner juga cocok

digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah

Page 71: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

54

yang cukup luas. Angket atau kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau tidak langsung.6

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa angket

atau kuesioner adalah salah satu alat untuk mengumpulkan data dalam

penelitian dengan memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan

kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi

yang mengenai masalah tersebut.

Peneliti memilih teknik penyebaran angket dengan tujuan untuk

memperoleh data dalam bentuk kuantitatif khususnya dalam

mengumpulkan data mengenai kondisi sosial ekonomi. Pertimbangan

lain memilih teknik penyebaran angket karena jumlah responden yang

banyak dan tersebar dilokasi penelitian yang luas. Sasaran dalam

penyebaran angket adalah masyarakat Desa Tenjo yang sudah dianggap

sebagai sampel atau yang dianggap mewakili dari keseluruhan objek

penelitian. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui

angket ini dapat membantu peneliti dalam mencari dan mengumpulkan

data dari lapangan. Tujuan menggunakan kuesioner atau angket dalam

penelitian ini yaitu memudahkan dalam pengkodean dan menghemat

waktu bagi peneliti. Maka setiap instrumen harus mempunyai skala.

Pemilihan skala pengukuran tergantung metode penelitian yang

digunakan, Sugiyono menyatakan bahwa ada empat jenis skala

pengukuran variabel penelitian bidang-bidang sosial dan bidang ilmu

pendidikan yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala

rasio.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala

pengukuran berupa skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur

6 Sugiyono, Ibid, h. 199.

Page 72: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

55

dijabarkan menjadi indikator variabel.7 Kemudian indikator variabel

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala ini banyak digunakan

karena mudah dibuat, bebas memasukan pertanyaan yang relevan.

Penelitian ini menggunakan sejumlah Statemen dengan skala 5, skala

likert bentuk pilihan ganda. Pada penelitian ini, pengkodean dengan

frekuensi, di mana jawaban pada poin memiliki bobot atau skor. Maka

ditetapkanlah skor untuk angket yang telah dibuat sebagai berikut:

1. Alternatif jawaban A diberi skor 5

2. Alternatif jawaban B diberi skor 4

3. Alternatif jawaban C diberi skor 3

4. Alternatif jawaban D diberi skor 2

5. Alternatif jawaban E diberi skor 1

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila pneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil. Wawancara harus dilakukan dengan efektif,

artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh

dari sebanyak-banyaknya.8

Peneliti melakukan teknik wawancara dengan tujuan menggali

informasi mendalam dari responden mengenai hal yang akan diamati

dan sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk

wawancara sistematik, dimana peneliti terlebih dahulu menyiapkan

pedoman wawancara sebelum melakukan wawancara terhadap

7 Sugiyono, Ibid, h.134. 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h. 271.

Page 73: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

56

responden. Alasan peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan

wawancara untuk memperdalam dan menguatkan data kuantitatif yang

diperoleh melalui angket.

3. Observasi

Pemanfaatan teknik observasi menjadi sangat penting sebagai

metode utama untuk mendapatkan informasi karena di dalam

pengamatan dan pencatatannya ini dilakukan terhadap objek di tempat

berlangsungnya peristiwa. Observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.9

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan

pencatatan. Tujuan observasi atau pengamatan yaitu memahami ciri-ciri

dan luasnya signifikansi dari interrelasi elemen-elemen tingkah laku

manusia pada fenomena sosial yang serba kompleks dalam pola-pola

tertentu.10

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

observasi langsung adalah pengamatan langsung pada objek yang

observasikan yang dilakukan dimana observer berada bersama objek

yang diselidikinya. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data

mengenai kajian dampak home industry dodol terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten

Bogor yang menjadi tempat penelitian.

9 Sugiyono, Ibid, h. 203. 10 I Made Wirartha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Andi Offset,

2006), h.248.

Page 74: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

57

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis,

sehingga lebih mudah diolah.11

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu dampak home

industry dodol sebagai variabel X dan tingkat kesejahteraan masyarakat

sebagai variabel Y. Instrumen dalam penelitian kuantitatif ini peneliti

menggunakan beberapa alat data primer yang bersumber dari hasil

kuesioner, wawancara dan observasi. Di bawah ini terdapat tabel kisi-kisi

instrumen kuesioner, wawancara, dan observasi sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Intrumen Kuesioner

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Soal Jumlah

Soal

Dampak

Home

Industry

Dodol

1. Kegiatan

home

industry

- Anggapan

masyarakat

terhadap

home

industry

1,2,3,4 13 Soal

2. Dampak

Positif

- Penciptaan

lapangan

kerja dan

usaha

- Terhadap

pendapatan

- Terhadap

pendidikan

5,6,9,10,11,12,13

11 Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 203.

Page 75: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

58

- Terhadap

kesehatan

- Terhadap

perumahan

dan fasilitas

hidup

- Terhadap

taraf dan

pola

konsumsi

3. Dampak

Negatif

- Pencemaran

lingkungan

7,8

Tingkat

Kesejahteraan

1. Pendapatan - Jumlah

pendapatan

perbulan

- Pendapatan

lain

14,15,16,17,18 17 soal

2. Pola dan

Taraf

Konsumsi

- Jumlah

pengeluaran

perbulan

- Pola

konsumsi

makanan

- Pola

konsumsi

non

makanan

19,20,21,22,23,24

3. Kepemilikan

dan fasilitas

- Kepemilikan

rumah

25,26,27,28,29,30

Lanjutan tabel 3.2

Page 76: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

59

yang

dimiliki

- Fasilitas

yang

dimiliki

TOTAL 30 Soal

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara

Variabel Sub Indikator

Dampak home industry dodol - Anggapan tentang keberadaan home

industry dodol

- Kegiatan home industry dodol

- Dampak positif

- Dampak negatif

Tingkat Kesejahteraan - Pendapatan

- Kepemilikan dan fasilitas hidup

- Pola dan taraf konsumsi

Tabel 3.4

Kisi-kisi Observasi

Variabel Sub Indikator

Dampak Home Industry Dodol - Peluang kerja dan usaha

- Pencemaran lingkungan

Tingkat Kesejahteraan - Kondisi rumah

- Alat elektronik

- Sarana komunikasi

- Alat transportasi

Lanjutan tabel 3.2

Page 77: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

60

G. Definisi Variabel

Istilah “variabel” merupakan istilah yang selalu ada di setiap jenis

penelitian, F.N Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti

halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.

Menurut Burhan Bungin “variabel adalah sebuah fenomena (yang berubah-

ubah) dengan demikian maka bisa jadi tidak ada suatu peristiwa di alam ini

yang tidak dapat disebut variabel, tinggal bagaimana kualitas variabelnya,

yaitu bagaimana bentuk variasi fenomena tersebut.12

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

variabel penelitian adalah objek suatu penelitian yang memiliki variasi

tertentu untuk dapat dipelajari sehingga diperoleh informasi kemudian

ditarik kesimpulan.

Terdapat dua macam dalam penelitian ini yaitu variabel independen

dan variabel dependen. Sebagaimana menurut Sugiyono:

Variabel independen disebut pula sebagai variabel stimulus,

predictor, antecenden, atau atau variabel bebas, merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab adanya perubahan.

Sedangkan variabel dependen disebut pula sebagai model output,

kriteria, konsekuen, variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas.13

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan dampak industri garment

sebagai variabel independen atau variabel bebas (X) yakni masukan yang

akan memberi pengaruh pada tingkat kesejahateraan. Sedangkan tingkat

kesejahteraan sebagai variabel dependen atau variabel terikat (Y) variabel

ini meupakan hasil dari pengaruh variabel independen.

12 Suharsimi Arikunto, Ibid, h.159. 13 Sugiyono, Ibid, h. 61.

Page 78: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

61

1. Dampak Keberadaan Home Industry Dodol

a. Definisi Konseptual

Secara konseptual industri adalah kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, barang jadi atau barang

setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam

penggunaannya. Dampak diartikan setiap perubahan yang terjadi

dalam lingkungan masyarakat akibat adanya aktivitas manusia, yaitu

aktifitas pada kegiatan industri.

b. Definisi Operasional

Home industry merupakan persepsi masyarakat mengenai

keberadaan home industry yang dilihat dari kegiatan industri,

dampak dari industri, dan tenaga kerja. Dalam penelitian ini yang

menjadi indikator dari dampak industri.

2. Tingkat Kesejahteraan

a. Definisi Konseptual

Peningkatkan kesejahteraan masyarakat merupakan hakikat

pembangunan nasional. Tingkat kesejahteraan masyarakat ini

mencerminkan kualitas hidup dari sebuah keluarga. Keluarga

dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi berarti memiliki

kualitas hidup yang lebih baik, sehingga pada akhirnya keluarga

tersebut mampu untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk

bisa meningkatkan kesejahteraan mereka.14

b. Definisi Operasional

Tingkat kesejahteraan merupakan perubahan yang terjadi

pada masyarakat dengan adanya industri garment. Tingkat

kesejahteraan merupakan variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini

tingkat kesejahteraan yang dimaksud adalah persepsi masyarakat

tentang kesejahteraan tenaga kerja home industry dodol yang

14 Rosni, Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan di Desa Sehari Selebar

Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. (Jurnal. Medan: UNM, 2011).

Page 79: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

62

meliputi pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan kepemilikan

fasilitas hidup. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan variabel tingkat kesejahteraan adalah angket atau

kuesioner.

Dari definisi oprasional di atas, maka dapat di ketahui dua

variabel yaitu dampak home industry dodol dan tingkat

kesejahteraan masyarakat di Desa Tenjo yang meliputi bidang

pendidikan, kesehatan, pendapatan, dan fasilitas hidup. Dimana

dampak home industry dodol merupakan variabel bebas sedangkan

tingkat kesejahteraan masyarakat setempat yang meliputi tingkat

pendapatan, pendidikan, tingkat kesehatan, dan fasilitas hidup

merupakan variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas.

H. Teknik Pengolahan data

Kegiatan analisis data, baik menggunakan bantuan software seperti

SPSS ataupun pengolahan yang dilakukan secara manual, meliputi tahap

dasar sebagai berikut:

1. Editing

Menurut Muhamad “Tahap awal analisis data adalah melakukan

edit terhadap data yang telah dikumpulkan dari hasil survei di lapangan.

Pada prinsipnya proses editing data bertujuan agar data yang nanti akan

dianalisis telah akurat, lengkap, dan dapat dilakukan proses selanjutnya

(coding dan tabulasi). Proses editing dapat dibagi menjadi dua :

a. Field Editing

Pada dasarnya, field edit dilakukan saat pengumpulan data (seperti

pembagian kuesioner kepada sekelompok responden) dibagikan di

lapangan (field) sehingga berbagai kesalahan yang mungkin terjadi

dapat ditangani sedini mungkin.

b. Central Office Edit

Page 80: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

63

Edit ini dilakukan setetelah field edit dan dilakukan tidak di

lapangan, tetapi biasanya data akan diedit di kantor.15

2. Pengkodean (Coding)

Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya

adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahap coding.

Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas

sehingga memiliki arti tetentu pada saat dianalisis.

Agar data riset dapat diproses dengan menggunakan komputer

(SPSS), maka data tersebut harus berupa data numerik (angka). Kode

yang diberikan pada prinsipnya bebas, asal berupa angka. 16

3. Tabulasi

Tabulasi adalah bagian akhir dari pengolahan data. Maksud

tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur

angka-angka serta menghitungnya. Ada beberapa jenis tabel yang bisa

dipakai dalam penelitian sosial, yaitu tabel data dan tabel kerja.

Tabel data adalah tabel yang dipakai untuk mendeskripsikan

data sehingga memudahkan peneliti untuk memahami struktur dari

sebuah data. Sedangkan tabel kerja adalah tabel yang dipakai untuk

menganalisis data yang tertuang dalam tabel data.

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Instrumen Kuesioner

Untuk mendapatkan skala pengukuran atau instrumen yang baik,

harus memiliki validitas dan reabilitas instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

harus telah melalui kajian awal, peneliti harus menganalisis data-data

kajian awal untuk melihat validitas dan reabilitas dari instrumen yang

akan digunakan.17 Sugiyono menyatakan, instrumen yang valid adalah

15 Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta : PT. Raja grafindo Persada,

2008) h.205 16 Muhamad, Ibid, h.206 17 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta : Referensi, 2013) h.96

Page 81: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

64

instumen yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid.

a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan. Untuk menguji validitas instrumen yang

digunakan dalam peneltian, peneliti harus menggunakan nilai

practical significance. Menurut Hais et al nilai validitas diatas 30

adalah nilai yang dapat diterima dalam analisis faktor. Analisis ini

digunakan untuk menggugurkan item-item instrumen yang nilainya

dibawah 30.

Apabila telah digugurkan, peneliti melakukan analisis

berikutnya, jika item-item instrumen yang nilai di bawah 30 maka

peneliti menggugurkan sekali lagi. Jika tidak ada lagi nilai item-item

dibawah 30 maka analisis faktor tidak diteruskan. Seterusnya untuk

mendapatkan skala pengukuran yang baik, dalam arti yang sesuai

maka dilakukan pengujian reliabilitas yang digunakan dalam

penelitian. Pengujian yang populer dan sering digunakan dalam

mengukur validitas dan reliabilitas suatu konsep instrumen adalah

teknik Alpha Cronbacin.18

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang

dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi

product moment adalah sebagai berikut:

∑ 𝑥𝑦 𝑟𝑥𝑦 =

√(∑ 𝑥2)(∑ 𝑦2)

Atau bisa juga dengan rumus sebagai berikut:

18 Iskandar, Ibid, h.97

Page 82: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

65

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦) r xy =

√(𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2 (𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2)

Keterangan:

r xy: koefisien korelasi antara variabel X dan Y

x: skor masing-masing item

y: total skor

x: jumlah kemudahan penyajian

Menggunakan ∝ = 0,05 (5%) diketahui r hitung > r tabel.

Apabila r hitung < r tabel maka status kuesioner adalah gugur.19

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yag

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk

mendapatkan skala pengukuran instrumen yang baik, harus

dilakukan pengujian reliabilitas yang akan digunakan dalam

penelitian. Menurut Mohd Majid Konting nilai reliabilitas Alpha

Cronbach dengan nilai 0.60 sering digunakan sebagai nilai

reliabilitas dalam suatu penelitian.

Sehubungan dengan ini, Murphy menyatakan nilai

reliabilitas merupakan suatu alat ukur yang baik, jika instrumen

memiliki jumlah item-item yang banyak dan dapat menunjukan

indeks setiap dimensi yang tinggi. Heir et al menyatakan nilai

reliabilitas Alpha Cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian

dengan nilai 0.06 hingga 0.07 adalah nilai terendah yang dapat

diterima.20

19 Iskandar, Ibid, h.98 20 Iskandar, Ibid, h.98

Page 83: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

66

2. Uji Asumsi Dasar

Uji asumsi dasar digunakan untuk mengetahui pola dan varian

serta kelineritasan dari suatu populasi (data). Apakah populasi atau data

berdistribusi normal atau tidak, atau juga uji dapat digunakan untuk

mengetahui apakah populasi mempunyai beberapa varian yang sama,

serta untuk menguji kelinearitasan data.21

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni

distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data

yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data

tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.90 Metode

yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data yaitu metode

Kolmogorov-Smirnov.

Uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Uji

K-S dilakukan dengan kriteria pengujian:

- Jika nilai sig. (Asymp.Sig) > 0,05 maka data residual berdistribusi

normal

- Jika nilai sig. (Asymp.Sig) < 0,05 maka data residual tidak

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah

objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai varian yang

sama. Bila objek yang diteliti tidak mempunyai varian yang sama.

Maka uji anova tidak dapat diberlakukan. Metode yang digunakan

dalam melakukan uji homogenitas ini adalah metode varian terbesar

dibandingkan varian terkecil. Maka uji homogenitas ialah uji yang

dilakukan untuk melihat data yang dibandingan bersifat sama atau

21 Sudharno Dwi Yuwono dan Ahmad Yunus, Teori dan Aplikasi Analisis Data Dengan

SPSS, (Jakarta: Rumah Riset, 2018) h.45.

Page 84: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

67

homogen. Uji yang dilakukan untuk melihat adanya homogenitas

data ialah menggunakan tabel F dengan membandingkan antara F

hitung dengan F tabel.

Langkah pengujian :

1. Menghitung varians terbesar dan varians terkecil (F hitung )

F hitung = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

2. Bandingkan nilai F hitung dengan F tabel

Dengan rumus : db Pembilang = n-1 dan db Penyebut = n-1, dengan

taraf signifikansi (𝛼) = 0,05

3. Kriteria Pengujian

Jika : F hitung ≥ F tabel, Tidak Homogen

Jika : F hitung ≤ F tabel, Homogen22

c. Uji Linieritas

Tujuan dilakukan uji linieritas adalah untuk mengetahui

apakah antara variabel tak bebas (Y) dan variabel bebas (X)

mempunyai hubungan linier. Uji ini biasanya digunakan sebagai

prasyarat dalam penerapan metode regresi linier.

Prosedur uji linieritas

a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

Ho : Data kelompok X dengan kelompok Y tidak berpola linier

Ha : Data kelompok X dengan kelompok Y berpola linear

b. Menentukan risiko kesalahan

Pada tahap ini kita menentukan seberapa besar peluang membuat

risiko kesalahan dalam mengambil keputusan menolak hipotesis

yang benar. Biasanya dilambangkan dengan yang sering disebut

istilah taraf signifikan.

c. Kriteria Pengujian

Jika deviation from linierity (sig) > 0,05 maka Ha diterima

22 Sudharno Dwi Yuwono dan Ahmad Yunus, Ibid, h.50.

Page 85: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

68

Jika deviation from linierity (sig) < 0,05 maka Ho ditolak

3. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul, dalam statistik deskripstif penyajian dalam

melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, dan lain-lain, dalam statistik

deskriptif juga dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel

melalui analisis korelasi dan melakukan prediksi dengan analisis

regresi.23

4. Analisis Regresi Linear Sederhana

Salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi

permintaan di masa yang akan datang dengan berdasarkan data data

masa lalu, atau untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas

(independen) terhadap satu variabel tak bebas (dependen) adalah

menggunakan regresi linear.24

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan regresi linear

sederhana yang digunakan hanya untuk satu variabel bebas

(independent) dan satu variabel tak bebas (dependent). Tujuan

penerapan metode ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi

besaran nilai variabel tak bebas (dependent) yang dipengaruhi oleh

variabel bebas (independent). Data yang digunakan biasanya berskala

interval atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y= a + bX

Keterangan :

Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X = Variabel Independen

23 Sugiyono, Ibid, h.147. 24 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23,

(Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 93

Page 86: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

69

a = Konstanta (nilai Y apabila X=0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan).

5. Koefisien Determinasi

Merupakan kuadrat dari korelasi pada persamaan regresi. Nilai

koefisien. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel independen memberikan pengaruh yang

cukup besar terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai yang

mendekati 0 berarti variabel independen tidak memberikan informasi

yang pengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan

variabel dependen yaitu nilai R square.25

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya

variabel terikat dengan angka persentase, maka menggunakan rumus

sebagai berikut:

Dimana:

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefi

6. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

Pengambilan keputusan dari Ho dan Ha diterima atau

ditolak, maka untuk itu dilakukan pengujian atas hipotesis ini

dengan menggunakan Uji t yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Uji t dilakukan

dengan membandingkan t hitung dengan t tabel guna mengetahui

seberapa jauh masing-masing variabel bebas (dampak home

industry dodol) mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat di

25 Imam Ghazali, Ibid, h.95.

Page 87: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

70

Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor. Rumus yang dapat

digunakan dalam menerapkan uji t adalah sebagai berikut:26

tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑋 − µ𝑜

𝑠/√𝑛

𝑋 = rata-rata hasil pengambilan data

µ𝑜 = nilai rata-rata ideal

s = standar deviasi sampel

n = jumlah sampel

Kaidah keputusan:

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya variabel X tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

thitung > ttabel maka Ho di tolak, artinya variabel X berpengaruh

nyata terhadap variabel Y.

b. Uji Simultan (Uji F)

Tidak seperti uji t yang menguji signifikansi koefisien parsial

regresi secara individu dengan uji hipotesis terpisah bahwa setiap

koefisien regresi sama dengan nol. Uji F dilakukan dengan

membandingkan Fhitung dan Ftabel.

Berdasarkan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel.

Jika : Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima.

Jika : Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak.

J. Hipotesis Statistik

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh adanya keberadaan

home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa

Tenjo Kecamatan Tenjo adalah:

a. Ho: µo = 0; Keberadaan industri tidak berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo

26 Imam Ghazali, Ibid, h. 64

Page 88: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

71

b. Ha: µo ≠ 0; Keberadaan industri berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo

Keterangan:

µ = nilai dugaan

µo = rata-rata nilai ideal.

Page 89: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

72

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian

a. Letak dan Luas

Desa Tenjo berada di Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor

bagian Barat dengan luas wilayah 679.343 Ha dengan koordinat

106.4585 BT / -6.339.396 LS, mempunyai 4 RW dan 24 RT. Secara

administrasi, Desa Tenjo mempunyai batas-batas wilayah sebagai

berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Singa Bangsa

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Singa Braja

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cillaku

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Di bawah ini adalah peta administrasi Desa Tenjo

Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor:

Gambar 3.1 Peta Administrasi Desa Tenjo

Page 90: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

73

Jarak dari Desa Tenjo ke Pusat Pemerintahan Kecamatan

sekitar 4 km. Jarak dari Desa Tenjo ke Pusat Pemerintahan

Kabupaten Bogor sekitar 40 km. Jarak dari Desa Tenjo ke Pusat

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sekitar 20 km. Sedangkan jarak

dari Desa Tenjo ke Pusat Ibu Kota Negara sekitar 50 km.

b. Topografi

Secara topografi wilayah Desa Tenjo membentang datar

dengan ketinggian 571 mdpl.

c. Iklim

Desa Tenjo mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata

harian 300C - 330C dengan hujan di atas rata-rata 10.700 mm/th.

d. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Desa Tenjo terbagi menjadi beberapa

bagian wilayah sebagaimana tertera dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan di Desa Tenjo

Tahun 2016

No Penggunaan Lahan Luas

1 Luas Sawah 0.82

2 Luas Pemukiman 4.32

3 Luas Ladang 0.27

4 Luas Empang 0.02

5 Luas Kuburan 0.07

6 Lainnya 1.29

Jumlah 6.79

Sumber: Data Profil Kecamatan Tenjo 2016

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa luas total Desa Tenjo

yaitu 6.79 ha/2, luas sawah yaitu 0.82 ha/m2, luas pemukiman 4.32

Page 91: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

74

ha/m2, luas ladang 0.27 ha/m2, luas empang 0.02 ha/m2, luas kuburan

0.07 ha/m2, lainnya 1.29 ha/m2.

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian

Gambaran umum mengenai kondisi sosial daerah penelitian

meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk, komposisi penduduk.

Aspek-aspek tersebut dianggap penting untuk data pendukung

penelitian ini.

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Penduduk adalah orang yang tinggal di suatu wilayah pada

waktu tertentu. Pengertian penduduk menurut Undang-Undang No.

10 1992 tentang perkembangan kependudukan keluarga sejahtera

adalah “orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga,

anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang

bertempat tinggal di suatu wilayah dalam batas wilayah negara pada

waktu tertentu”. Jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah

akan terus mengalami perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh proses

demografi seperti fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Faktor penduduk merupakan faktor yang penting dalam

gerak pembanguanan suatu daerah, sehingga dalam pendayagunaan

sumber daya manusia diperlukan tenaga-tenaga produktif yang

tampil. Penduduk yang mendiami suatu wilayah erat kaitannya

dengan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk dapat

diklasifikasikan menjadi kepadatan penduduk kasar, kepadatan

penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.

Berdasarkan data monografi Desa Tenjo Kecamatan Tenjo

Kabupaten Bogor 2017, jumlah penduduk Desa Tenjo mencapai

10.937 jiwa dengan jumlah laki-laki mencapai 5.535 jiwa,

perempuan berjumlah 5.402 jiwa, dan jumlah kepala keluarga

sebanyak 3.770 KK. Desa Tenjo memiliki luas wilayah sebesar

679.343 Ha, untuk mengetahui kepadatan penduduk di Desa Tenjo

Page 92: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

75

Kecamatan Tenjo dapat dihitung dengan menggunakan rumus, yaitu

sebagai berikut:1

Rasio Kepadatan Penduduk =Jumlah Penduduk

Luas Wilayah

Kepadatan Penduduk =10.937

6793,43

Kepadatan Penduduk = 1609 Jiwa/Km2

Mengenai ketentuan kepadatan penduduk menurut Undang-

Undang No 5 Tahun 1960 adalah sebagai berikut:

1) 0 – 51 orang/Km2 termasuk wilayah tidak padat;

2) 51 – 250 orang/Km2 termasuk wilayah kurang padat;

3) 251 – 400 orang/Km2 termasuk wilayah padat;

4) > 400 orang/Km2 termasuk wilayah sangat padat;

Berdasarkan hasil perhitungan, maka Desa Tenjo Kecamatan

Tenjo Kabupaten Bogor termasuk kedalam wilayah sangat padat,

karena rata-rata kepadatan penduduknya > 400 Jiwa/Km2, yaitu

mencapai 1609 Jiwa/Km2.

b. Komposisi Penduduk Desa Benda Berdasarkan Umur dan Jenis

Kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin

memegang peranan penting dalam pembagian produktivitas kerja

serta erat kaitannya dengan kemungkinan-kemungkinan

pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Hal tersebut

didasarkan pada ketentuan-ketentuan bahwa kelompok usia 0 – 14

tahun dianggap sebagai penduduk belum produktif, kelompok usia

15 – 64 tahun sebagai kelompok penduduk produktif, dan kelompok

usia 65 tahun ke atas dianggap sebagai kelompok penduduk yang

1 Sri Moertaningsih Adioetomo, Omas Bulan Samosir, Dasar-Dasar Demografi, ( Jakarta :

Salemba Empat, 2010) hlm. 44

Page 93: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

76

non produktif. Berikut komposisi penduduk Desa Benda

berdasarkan umur dan jenis kelamin.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Desa Tenjo Berdasarkan Kelompok Umur

Tahun 2016

Sumber: Data Profil Monografi Kecamatan Tenjo, 2016

Dari tabel di atas dapat diketahui rasio jenis kelamin (sex ratio)

untuk penduduk yang ada di daerah penelitian, dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Kelompok

Umur

Jumlah Jiwa Jumlah

Laki-laki Perempuan

0-4 294 328 622

5-9 552 534 1086

10-14 552 541 1093

15-19 528 485 1013

20-24 510 488 998

25-29 450 432 882

30-34 412 403 815

35-39 407 420 827

40-44 410 414 824

45-49 327 331 658

50-54 350 319 669

55-59 337 316 653

60-64 210 200 410

65-69 106 104 210

70- keatas 90 87 177

Jumlah 5.535 5.402 10.937

Page 94: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

77

SR = Jumlah laki−laki

Jumlah Perempuan x 100%

=5535

5402 x 100%

=102,46205109 dibulatkan menjadi 102

Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rasio

jenis kelamin di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo sebesar 102 yang

berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah

penduduk perempuan. Maka bisa dikatakan bahwa dalam 100

penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki. Komposisi

penduduk ini memegang peranan penting dalam produktivitas

dengan memberikan kemungkinan-kemungkinan pertumbuhan

penduduk di masa yang akan datang.

Adapun komposisi penduduk berdasarkan pada usia belum

produktif, usia produktif, dan usia tidak produktif adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Komposisi Penduduk Desa Tenjo Berdasarkan Usia Produktif

Tahun 2016

No Kelompok Umur Jumlah Presentase (%)

1 0-14 tahun 2801 26

2 15-64 tahun 7749 70

3 >65 tahun 387 4

Jumlah 10937 100

Sumber: Data Profil Monografi Kecamatan Tenjo, 2016

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya

(70%) penduduk Desa Tenjo termasuk ke dalam usia produktif. Dari

tabel tersebut dapat diketahui angka beban tanggungan (dependence

ratio), angka beban tanggungan dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut:

Page 95: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

78

Rasio Beban Tanggung = 𝑃0−14 + 𝑃65+

𝑃15−64 x 100

Rasio Beban Tanggung = 3188

7749 x 100

Rasio Beban Tanggung = 41

Dari hasil perhitungan di atas, diartikan bahwa setiap 100

penduduk produktif harus menanggung beban penduduk non produktif

(penduduk belum produktif dan penduduk tidak produktif) sebanyak 41

jiwa.

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan kebutuhan dasar dan bagian dari

ekonomi yang paling penting karena sebagai sumber penghidupan

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Mata pencaharian penduduk di pengaruhi oleh potensi wilayah

dan juga manusianya, potensi wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Manfaat mata pencaharian berpengaruh

terhadap tingkat pendapatan masyarakatnya, dimana setiap jenis mata

pencaharian memiliki tingkat pendapatan yang berbeda.

Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor, penduduknya

memiliki mata pencaharian cukup bervariasi, mulai dari sektor

pertanian, perdagangan, industri hingga sektor jasa. Komposisi

penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Tenjo dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Page 96: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

79

Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Desa Tenjo Berdasarkan Jenis Mata

Pencaharian Tahun 2016

Sumber: Data Profil Kecamatan Tenjo 2016

Berdasarakan tabel di atas, mata pencaharian yang paling

banyak adalah petani dengan jumlah 2.780 orang, pedagang dengan

jumlah 2.541 orang dan buruh industri dengan jumlah 1.110 orang.

d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah salah satu tolak ukur sejauh mana

perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Pendidikan merupakan suatu

kebutuhan yang penting bagi manusia, karena tingkat pendidikan dapat

berpengaruh terhadap tingkat kualitas sumber daya manusia, pola pikir

No Jenis mata pencaharian Jumlah (Orang)

1 Petani :

Pemilik tanah 2.780 orang

Petani penggarap 250 orang

Buruh tani 217 orang

2 Pengusaha :

Pengusaha besar 3 orang

Pengusaha menengah 7 orang

Pengusaha kecil 50 orang

3 Pengrajin 20 orang

4 Buruh industry 1.110 orang

5 Buruh bangunan 105 orang

6 Buruh perkebunan 101 orang

7 Pedagang 2.541 orang

8 Pengemudi 27 orang

9 PNS 48 orang

10 TNI/POLRI 11 orang

11 Pensiunan (TNI/POLRI/PNS) 6 orang

Jumlah 10.937 orang

Page 97: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

80

dan tingkah laku seseorang, sehingga pendidikan diarahkan untuk

menciptakan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam

kehidupannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan

semakin tinggi juga kualitas hidupnya, dan sebaliknya. Berikut data

tingkat pendidikan penduduk di Desa Tenjo, antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.5

Komposisi Penduduk Desa Tenjo Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2016

No Kategori pendidikan Akhir Jumlah

Buta huruf 131

1 Tidak/belum sekolah 1509

2 Tamat SD 1833

4 Tamat SMP 2979

5 Tamat SMA 3510

6 Tamat D1 289

7 Tamat D3 358

8 Tamat S1 206

9 Tamat S2 108

10 Tamat S3 14

Jumlah penduduk 10.937 orang

Sumber: Data Profil Kecamatan Tenjo 2016

3. Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Tenjo

yang bekerja di Home Industry dodol. Jumlah responden yang dipilih

sebagai responden sebanyak 97 orang dengan karakteristik berdasarkan

jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan status perkawinan. Adapun

karakteristik klasifikasi demografis responden dapat dijabarkan sebagai

berikut:

Page 98: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

81

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.6

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pekerja Laki-laki 42 43,3%

Perempuan 55 56,7 %

Total 97 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 97 responden terdiri dari 42

orang berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 43,3% dan 55 orang

berjenis kelamin perempuan dengan presentase 56,7%.

b. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.7

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Responden Usia Jumlah Presntase

Pekerja 20-29 tahun 27 27,8%

30-39 tahun 57 58,7%

>40 tahun 13 13,5%

Total 97 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang berumur

20-29 tahun berjumlah 27 orang dengan presentase 27,8%. Selanjutnya,

responden yang berumur 30-39 tahun berjumlah 57 orang dengan presentase

58,7%. Kemudian responden yang berumur >40 tahun berjumlah 13 orang

dengan presentase 13,5%.

Page 99: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

82

c. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.8

Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Responden Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase

Pekerja SD 12 12,4%

SMP 48 49,5%

SMA 37 38,1%

Total 97 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang

berpendidikan terakhir SD berjumlah 12 orang dengan presentase 12,4%.

Selanjutnya, respondeng yang berpendidikan terakhir SMP berjumlah 37

orang dengan presentase 38,1%. Kemudian, responden yang berpendidikan

terakhir SMA berjumlah 48 orang dengan presentase 49,5%.

d. Responden berdasarkan status perkawinan

Tabel 4.9

Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Responden Status Perkawinan Jumlah Presentase

Pekerja Nikah 79 81,5%

Belum Nikah 18 18,5%

Total 97 100%

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

sudah menikah adalah 79 orang dengan presentase 81,5%. Sedangkan

jumlah responden yang belum menikah adalah 18 orang dengan presentase

18,5%.

Page 100: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

83

B. Deskripsi Data Penelitian

Home Industry dodol adalah salah satu industri rumahan yang

berada di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor. Dodol

merupakan makanan tradisional yang cukup popular di beberapa daerah

Indonesia. Dodol diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu dodol yang

diolah dari buah-buahan dan dodol yang diolah dari tepung-tepungan, antara

lain tepung beras dan tepung ketan. Pada awalnya dodol merupakan

makanan yang disajikan pada waktu senggang untuk menemani minum teh

panas. Akan tetapi, pada perkembangannya makanan tersebut menjadi

produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dipasarkan.

Keberadaan beberapa home industry dodol di daerah Desa Tenjo

sejak tahun 2000 sampai sekarang merupakan salah satu ladang pekerjaan

bagi warga masyarakat sekitar. Ada 10 industri rumahan yang memproduksi

dodol dan melakukan kegiatan produksi setiap hari di Desa Tenjo, tentunya

usaha ini meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dodol juga

menjadi buah tangan ke wilayah lain. Di bawah ini adalah nama pemilik dan

jumlah pekerja home industry dodol yang berada di Desa Tenjo:

Tabel 4.10

Nama Pemilik Home Industry Dodol dan Jumlah Pekerja di Desa

Tenjo

No Nama Pemilik Jumlah Pekerja

1 Cucum 15

2 Tentrem Sri Rahayu 8

3 Sukaesih 19

4 Umri/butong 12

5 Kartinah/entin 10

6 Ene 7

7 Uun Unasih 17

8 Ahow 10

Page 101: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

84

9 Enok 18

10 Budi Hermawan 21

Jumlah 137

Dari tabel di atas menunjukkan adanya home industry dodol di Desa

Tenjo memiliki pekerja mulai dari 7-21 orang, yang mana pekerja tersebut

adalah masyarakat yang berada di sekitar Desa Tenjo. Dampak Home

Industry dodol di tengah masyarakat tentunya akan membawa pengaruh

terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo.

1. Hasil Angket

Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 97 responden

yang bekerja di home industry dodol dengan masing-masing variabel

dampak home industry dan tingkat kesejahteraan masyarakat maka

dianalisis deskripsi persentase terhadap hasil tanggapan responden terhadap

30 pertanyaan.

a. Tanggapan responden mengenai dampak home industry dodol, antara

lain sebagai berikut:

Tabel 4.11

Anggapan Responden terhadap Keberadaan Home Industry Dodol

(Persetujuan)

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 64 66%

2 Setuju 33 34%

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Lanjutan tabel 4.10

Page 102: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

85

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 64 responden

atau 66% menyatakan sangat setuju, 33 responden atau 34% menyatakan

setuju, 0 responden atau 0% menyatakan ragu-ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak

setuju.

Tabel 4.12

Anggapan Responden terhadap Keberadaan Home Industry Dodol

(Ketidak Tergangguan)

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 56 57,7%

2 Setuju 41 42,3%

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 56 responden

atau 57,7% menyatakan sangat setuju, 41 responden atau 42,3%

menyatakan setuju, 0 responden atau 0% menyatakan ragu-ragu, 0

responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak setuju.

Page 103: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

86

Tabel 4.13

Anggapan Responden terhadap Pentingnya Keberadaan Home

Industry Dodol Berdiri

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 72 74,2%

2 Setuju 25 25,8%

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 72 responden

atau 74,2% menyatakan sangat setuju, 25 responden atau 25,8%

menyatakan setuju, 0 responden atau 0% menyatakan ragu-ragu, 0

responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.14

Anggapan Responden terhadap Keberadaan Home Industry Dodol

Membuat Kehidupan Lebih Baik

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 59 60,8%

2 Setuju 38 39,2%

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Page 104: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

87

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 59 responden

atau 60,8% menyatakan sangat setuju, 38 responden atau 39,2%

menyatakan setuju, 0 responden atau 0% menyatakan ragu-ragu, 0

responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.15

Anggapan Responden tentang Dampak Positif dari Home Industry

Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 67 69%

2 Setuju 30 31%

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 67 responden

atau 69% menyatakan sangat setuju, 30 responden atau 31% menyatakan

setuju, 0 responden atau 0% menyatakan ragu-ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak

setuju.

Page 105: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

88

Tabel 4.16

Anggapan Responden tentang Peluang Pekerjaan dan Usaha dari

Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 76 78,4%

2 Setuju 21 21,6%

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 76 responden

atau 78,4% menyatakan sangat setuju, 21 responden atau 31,6%

menyatakan setuju, 0 responden atau 0% menyatakan ragu-ragu, 0

responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.17

Anggapan Responden tentang Dampak Negatif dari Home Industry

Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju - -

2 Setuju - -

3 Ragu-ragu 9 9,3%

4 Tidak Setuju 57 58,8%

5 Sangat Tidak

Setuju

31 31,9%

Jumlah 97 100%

Page 106: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

89

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 0 responden

atau 0% menyatakan sangat setuju, 0 responden atau 0% menyatakan setuju,

9 responden atau 9,3% menyatakan ragu-ragu, 57 responden atau 58,8%

menyatakan tidak setuju, dan 31 responden atau 31,9% menyatakan sangat

tidak setuju.

Tabel 4.18

Anggapan Responden tentang Pencemaran Lingkungan dari Home

Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju - -

2 Setuju - -

3 Ragu-ragu 9 9,3%

4 Tidak Setuju 64 65,9%

5 Sangat Tidak

Setuju

24 24,8%

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 0 responden

atau 0% menyatakan sangat setuju, 0 responden atau 0% menyatakan setuju,

9 responden atau 9,3% menyatakan ragu-ragu, 64 responden atau 65,9%

menyatakan tidak setuju, dan 24 responden atau 24,8% menyatakan sangat

tidak setuju.

Page 107: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

90

Tabel 4.19

Anggapan Responden tentang adanya Home Industry Dodol Membuat

Pendapatan Lebih Baik

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 20 20,61%

2 Setuju 77 79,39%

3 Ragu-ragu - -

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 20 responden

atau 20,61% menyatakan sangat setuju, 77 responden atau 79,39%

menyatakan setuju, 0 responden atau 0% menyatakan ragu-ragu, 0

responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.19

Anggapan Responden tentang adanya Home Industry Dodol Membuat

Pendidikan Lebih Baik

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 17 17,52%

2 Setuju 72 74,23%

3 Ragu-ragu 8 8,25%

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Page 108: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

91

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 17 responden

atau 17,52% menyatakan sangat setuju, 72 responden atau 74,23%

menyatakan setuju, 8 responden atau 8,25% menyatakan ragu-ragu, 0

responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.20

Anggapan Responden tentang adanya Home Industry Dodol Membuat

Kesehatan Lebih Baik

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 22 22,7%

2 Setuju 67 69%

3 Ragu-ragu 8 8,3%

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 22 responden

atau 22,7% menyatakan sangat setuju, 67 responden atau 69% menyatakan

setuju, 8 responden atau 8,3% menyatakan ragu-ragu, 0 responden atau 0%

menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak

setuju.

Page 109: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

92

Tabel 4.21

Anggapan Responden tentang adanya Home Industry Dodol Membuat

Kepemilikan dan Fasilitas Hidup Lebih Baik

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 14 14,43%

2 Setuju 79 81,45%

3 Ragu-ragu 4 4,12%

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 14 responden

atau 14,43% menyatakan sangat setuju, 79 responden atau 81,45%

menyatakan setuju, 4 responden atau 4,12% menyatakan ragu-ragu, 0

responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.22

Anggapan Responden tentang adanya Home Industry Dodol Membuat

Pola dan Taraf Konsumsi Lebih Baik

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat setuju 11 11,35%

2 Setuju 81 83,5%

3 Ragu-ragu 5 5,15%

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak

Setuju

- -

Jumlah 97 100%

Page 110: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

93

Dari tabel di atas pada responden menjelaskan bahwa 11 responden

atau 11,35% menyatakan sangat setuju, 81 responden atau 83,5%

menyatakan setuju, 5 responden atau 5,15% menyatakan ragu-ragu, 0

responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak setuju.

b. Deskripsi dampak home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat

Tabel 4.23

Pendapatan Sebelum Adanya Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Lebih dari Rp.

3.000.000

- -

2 Rp.1.000.000-

Rp.2.000.000

- -

3 Rp.750.000-

Rp.1.000.000

- -

4 Rp.500.000-

Rp.750.000

63 65%

5 Kurang dari

Rp.500.000

34 35%

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas, responden menjelaskan bahwa sebelum adanya

home industry dodol pendapatan yang diperoleh dengan Rp 500.000 – Rp

750.000 terdapat 63 responden atau 65%, sedangkan kurang dari Rp 500.000

terdapat 34 responden atau 35%.

Page 111: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

94

Tabel 4.24

Pendapatan Sesudah Adanya Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Lebih dari Rp

3.000.000

38 39,17%

2 Rp.1.000.000-

Rp.2.000.000

47 48,45%

3 Rp.750.000-

Rp.1.000.000

12 12,38%

4 Rp.500.000-

Rp.750.000

- -

5 Kurang dari

Rp.500.000

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sesudah adanya home

industry dodol pendapatan yang diperoleh dengan jumlah lebih dari Rp

3.000.000 terdapat 38 responden atau 39,17%, dan pendapatan yang

diperoleh dengan jumlah Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 terdapat 47

responden atau 48,45%, kemudian pendapatan yang diperoleh dengan

jumlah Rp 750.000 – Rp 1.000.000 terdapat 12 responden atau 12,38%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pendapatan dari sebelum

adanya home industry dodol ke sesudah adanya home industry dodol.

Page 112: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

95

Tabel 4.25

Kecukupan Penghasilan Sebelum adanya Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat

mencukupi

- -

2 Mencukupi - -

3 Kurang

Mencukupi

45 46,4%

4 Tidak Mencukupi 52 53,6%

5 Sangat Tidak

Mencukupi

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas, menjelaskan bahwa kecukupan penghasilan

sebelum adanya home industry dodol terdapat 0 responden atau 0% yang

menyatakan sangat mencukupi, 0 responden atau 0% yang menyatakan

mencukupi, 45 responden atau 46,4% menyatakan kurang mencukupi, 52

responden atau 53,6 menyatakan tidak mencukupi, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak mencukupi.

Tabel 4.26

Kecukupan Penghasilan Sesudah adanya Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat

mencukupi

32 33%

2 Mencukupi 65 67%

3 Kurang

Mencukupi

- -

4 Tidak Mencukupi - -

Page 113: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

96

5 Sangat Tidak

Mencukupi

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas, menjelaskan bahwa kecukupan penghasilan

sesudah adanya home industry dodol terdapat 32 responden atau 33% yang

menyatakan sangat mencukupi, 65 responden atau 67% yang menyatakan

mencukupi, 0 responden atau 0% menyatakan kurang mencukupi, 0

responden atau 0 menyatakan tidak mencukupi, dan 0 responden atau 0%

menyatakan sangat tidak mencukupi.

Tabel 4.27

Intensitas Mendapatkan Pendapatan Lain Selain dari Home Industry

Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat Sering - -

2 Sering 19 19,59%

3 Kadang-kadang 46 47,42%

4 Hampir Tidak

Pernah

32 32,99%

5 Sangat Tidak

Pernah

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas, menjelaskan bahwa terdapat 0 responden atau 0%

menyatakan sangat sering 19 responden atau 19,59% yang menyatakan

sering, 46 responden atau 47,42% yang menyatakan kadang-kadang, 32

responden atau 32,99% menyatakan hampir tidak pernah, 0 responden atau

0% menyatakan sangat tidak pernah.

Page 114: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

97

Tabel 4.28

Jumlah Tanggungan Hidup

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Lebih dari 4

orang

7 7,22%

2 4 orang 12 12,38%

3 3 orang 32 32,99%

4 2 orang 41 42,26%

5 1 orang 5 5,15%

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas, menjelaskan bahwa terdapat 7 responden atau

7,22% menyatakan memiliki tanggungan lebih dari 4 orang, 12 responden

atau 12,38% yang menyatakan memiliki tanggungan 4 orang, 32 responden

atau 32,99% yang menyatakan memiliki tanggungan 3 orang, 41 responden

atau 42,26% menyatakan memiliki tanggungan 2 orang, 5 responden atau

5,15% menyatakan memiliki tanggungan 1 orang.

Tabel 4.29

Pengeluaran Sebulan Sebelum Adanya Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Di atas Rp

2.000.000

- -

2 Rp.1.500.000-

Rp.1.900.000

- -

3 Rp.900.000-

Rp.1.500.000

16 16,5%

4 Rp.500.000-

Rp.900.000

57 58,8%

Page 115: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

98

5 Di bawah

Rp.500.000

24 24,7%

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pengeluaran responden

perbulan sebelum adanya home industry dodol yang menyatakan di atas Rp

2.000.000 terdapat 0 responden atau 0%, yang menyatakan Rp 1.500.000 –

Rp 1.900.000 terdapat 0 responden atau 0%, yang menyatakan Rp 900.000

– Rp 1.500.000 terdapat 16 responden atau 16,5%, yang menyatakan Rp

500.000 – Rp 900.000 terdapat 57 responden atau 58,8%, dan yang

menyatakan di bawah Rp 500.000 terdapat 24 responden atau 24,7%.

Tabel 4.30

Pengeluaran Sebulan Setelah Adanya Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Di atas Rp

2.000.000

42 43,3%

2 Rp.1.500.000-

Rp.1.900.000

48 49,49%

3 Rp.900.000-

Rp.1.500.000

7 7,21%

4 Rp.500.000-

Rp.900.000

- -

5 Di bawah

Rp.500.000

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pengeluaran responden

perbulan setelah adanya home industry dodol yang menyatakan di atas Rp

2.000.000 terdapat 42 responden atau 43,3%, yang menyatakan Rp

Page 116: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

99

1.500.000 – Rp 1.900.000 terdapat 48 responden atau 49,49%, yang

menyatakan Rp 900.000 – Rp 1.500.000 terdapat 7 responden atau 7,21%,

yang menyatakan Rp 500.000 – Rp 900.000 terdapat 0 responden atau 0%,

dan yang menyatakan di bawah Rp 500.000 terdapat 0 responden atau 0%.

Tabel 4.31

Intensitas Membeli Pakaian Setiap Bulan

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat Sering - -

2 Sering 45 46,4%

3 Kadang-kadang 52 53,6%

4 Hampir Tidak

Pernah

- -

5 Tidak pernah - -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat menjelaskan bahwa intensitas membeli

pakaian yang menyatakan sangat sering terdapat 0 responden atau 0%, yang

menyatakan sering terdapat 45 responden atau 46,4%, yang menyatakan

kadang-kadang terdapat 52 atau 53,6%, yang menyatakan hampir tidak

pernah 0 responden atau 0%, dan tidak pernah 0 responden atau 0%.

Tabel 4.32

Intensitas Membeli Peralatan Rumah Tangga Setiap Bulan

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat Sering - -

2 Sering 39 40,2%

3 Kadang-kadang 58 59,8%

Page 117: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

100

4 Hampir Tidak

Pernah

- -

5 Tidak pernah - -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat menjelaskan bahwa intensitas membeli

pakaian yang menyatakan sangat sering terdapat 0 responden atau 0%, yang

menyatakan sering terdapat 39 responden atau 40,2%, yang menyatakan

kadang-kadang terdapat 58 atau 59,8%, yang menyatakan hampir tidak

pernah 0 responden atau 0%, dan tidak pernah 0 responden atau 0%.

Tabel 4.33

Tagihan Listrik Setiap Bulan

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Di atas Rp 200.000 6 6,18%

2 Rp 150.000 – Rp

200.000

32 33%

3 Rp 90.000 – Rp

150.000

50 51,54%

4 Rp 50.000 – Rp

90.000

9 9,28%

5 Di bawah Rp

50.000

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat menjelaskan bahwa yang menyatakan

tagihan listrik di atas Rp 200.000 terdapat 6 responden atau 6,18%, yang

menunjukkan Rp 150.000 – Rp 200.000 terdapat 32 responden atau 33%,

yang menunjukkan Rp 90.000 – Rp 150.000 terdapat 59 responden atau

Page 118: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

101

60,82%, yang menunjukkan Rp 50.000 – Rp 90.000 terdapat 9 responden

atau 9,28%, dan di bawah Rp 50.000 terdapat 0 responden atau 0%.

Tabel 4.34

Kepemilikan Rumah

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Milik Pribadi 62 64%

2 Milik Mertua 35 36%

3 Menyewa - -

4 Mengontrak - -

5 Menumpang - -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat menunjukkan bahwa kepemilikan rumah

milik pribadi terdapat 62 responden atau 64%, milik mertua 35 atau 36%,

menyewa 0 responden atau 0%, mengontrak 0 responden atau 0%, dan

menumpang 0 responden atau 0%.

Tabel 4.35

Kondisi Fisik Bangunan Rumah Sebelum Bekerja di Home Industry

Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Permanen 21 21,6%

2 Semi Permanen 76 78,4%

3 Rumah

Kayu/Papan

- -

4 Rumah Panggung - -

5 Rumah dari - -

Page 119: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

102

Kardus

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat menjelaskan bahwa kondisi rumah sebelum

bekerja yang menunjukkan permanen menunjukkan 21 responden atau

21,6%, semi permanen 76 responden atau 78,4%, rumah kayu/papan 0

responden atau 0%, rumah panggung 0 responden atau 0%, rumah dari

kardus 0 responden atau 0%.

Tabel 4.36

Kondisi Fisik Bangunan Rumah Sesudah Bekerja di Home Industry

Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Permanen 86 88,7%

2 Semi Permanen 11 11,3%

3 Rumah

Kayu/Papan

- -

4 Rumah Panggung - -

5 Rumah dari

Kardus

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat menjelaskan bahwa kondisi rumah sesudah

bekerja yang menunjukkan permanen menunjukkan 86 responden atau

88,7%, semi permanen 11 responden atau 11,3%, rumah kayu/papan 0

responden atau 0%, rumah panggung 0 responden atau 0%, rumah dari

kardus 0 responden atau 0%.

Page 120: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

103

Tabel 4.37

Fasilitas yang Dimiliki Sebelum Bekerja di Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat Memadai - -

2 Memadai - -

3 Cukup 87 89,7%

4 Tidak Memadai 10 10,3%

5 Sangat Tidak

Memadai

- -

Jumlah 97 100%

Dari tabel di atas dapat menjelaskan bahwa fasilitas yang dimiliki

sebelum adanya home industry dodol yang menunjukkan sangat memadai

terdapat 0 responden atau 0%, memadai 0 responden atau 0%, cukup 87

responden atau 89,7%, tidak memadai 10 atau 10,3%, sangat tidak memadai

0 responden atau 0%.

Tabel 4.38

Fasilitas yang Dimiliki Sesudah Bekerja di Home Industry Dodol

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Sangat Memadai 15 15,5%

2 Memadai 82 84,5%

3 Cukup - -

4 Tidak Memadai - -

5 Sangat Tidak

Memadai

- -

Jumlah 97 100%

Page 121: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

104

Dari tabel di atas dapat menjelaskan bahwa fasilitas yang dimiliki

sesudah adanya home industry dodol yang menunjukkan sangat memadai

terdapat 15 responden atau 15,5%, memadai 82 responden atau 84,5%,

cukup 0 responden atau 0%, tidak memadai 0 atau 0%, sangat tidak

memadai 0 responden atau 0%.

Tabel 4.39

Kendaraan yang Digunakan untuk Pergi Bekerja

Responden No Tanggapan Jumlah Persentase

(%)

Pekerja 1 Mobil/Motor 43 44,3%

2 Kendaraan Umum - -

3 Sepeda - -

4 Menumpang - -

5 Berjalan Kaki 54 55,7%

Jumlah 97 100%

Dari data di atas menunjukkan bahwa yang menyatakan

mobil/motor terdapat 43 responden atau 44,3%, kendaraan umum 0

responden atau 0%, sepeda 0 responden atau 0%, menumpang 0 responden

atau 0%, dan berjalan kaki 54 responden atau 55,7%.

Tabel 4.40

Kepemilikan Fasilitas Hidup (Alat Elektronik, Sarana

Komunikasi, Transportasi)

Responden No Alat Elektronik Jumlah Persentase (%)

Pekerja 1 TV 87 18,4%

2 Radio 22 4,65%

3 Mesin Cuci 44 9,3%

4 VCD 37 7,82%

Page 122: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

105

5 Dispenser 41 8,66%

6 Telpon - -

7 HP 73 15,4%

8 Mobil - -

9 Motor 43 9,09%

10 Sepeda 29 6,13%

11 Rumah 97 20,5%

Jumlah 473 100%

Dari data responden 97 orang, responden yang memiliki TV

berjumlah 87 orang, yang memiliki radio 22 orang, yang memiliki mesin

cuci 44 orang, VCD 37 orang, Dispenser 41 orang, HP 73 orang, motor 43

orang, sepeda 29 orang, rumah 97 orang.

2. Hasil Wawancara

Hasil wawancara memberikan informasi bahwa kegiatan yang

dilakukan oleh pihak home industry dodol untuk masyarakat selain

memberikan lowongan pekerjaan bagi masyarakat juga membuka peluang

usaha bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dampak positif adanya home

industry dodol yaitu masyarakat Desa Tenjo yang bekerja di home industry

dodol dapat mengurangi pengangguran. Cara untuk bekerja home industry

dodol tidak seperti melamar perusahaan seperti biasanya, pemilik home

industry mengajak masyarakat sekitar untuk turut bekerja membuat dodol.

Dalam hal ini, pemilik home industry mengutamakan kerabat, tetangga, atau

pun masyarakat sekitar yang terdekat untuk masing-masing bekerja di home

industrynya. Selain itu, tidak ada dampak negatif terhadap masyarakat

sekitar, karena limbah atau sampah yang akan mencemari lingkungan

langsung di atasi oleh pemilik home industry dodol, biasanya ada beberapa

orang mengambil barang bekas atau sisa tersebut.

Sebagian besar masyarakat Desa Tenjo sebelum adanya home

industry bermata pencaharian sebagai pembuat petani. Akan tetapi dengan

Lanjutan tabel 4.40

Page 123: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

106

adanya home industry dodol di Desa Tenjo terjadi perubahan mata

pencaharian dari yang sebelumnya petani sekarang menjadi pekerja disektor

industri.

Hasil wawancara juga memberikan informasi, dampak home

industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat terhadap (1)

Pendapatan. Pendapatan seseorang bisa dilihat dari mata pencahariannya.

Dengan keberadaan home industry dodol di Desa Tenjo membuat perubahan

dalam mata pencaharian masyarakat. Keberadaan home industry tersebut

tentunya memberikan pengaruh pula pada pendapatan masyarakat. Bagi

sebagian masyarakat pendapatannya mengalami peningkatan. Karena

dengan adanya home industry dodol di Desa Tenjo telah memberikan

lowongan pekerjaan baru. (2) Kepemilikan Rumah dan Fasilitas Hidup.

Untuk kepemilikan rumah masyarakat Desa Tenjo sebagian besar berstatus

milik pribadi dan milik orang tua. Kondisi fisik bangunan di Desa Tenjo

sebelum adanya home industry dodol ada beberapa rumah yang bersifat

semi permanen, dan setelah home industry dodol kondisi fisik bangunan

rumah lebih banyak bersifat permanen. Untuk fasilitas hidup masyarakat

cukup baik, karna hampir semua masyarakat Desa Tenjo sudah mempunyai

TV, HP, VCD, mesin cuci, motor, dan fasilitas-fasilitas mewah lainnya. (3)

Taraf dan Pola Konsumsi. Pola dapat diartikan sebagai bentuk atau model

sedangkan taraf dapat diartikan sebagai tingkatan, derajat, mutu. Dalam hal

ini, adanya home industry dodol berdampak pada pola dan taraf konsumsi

masyarakat Desa Tenjo yang bekerja di home industry, disebabkan karena

pendapatan yang meningkat sehingga pola dan taraf konsumsi meningkat,

dan memadai.

Page 124: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

107

3. Hasil Observasi

Tabel 4.41

Hasil Observasi

No Aspek yang diamati Penilaian

1 Dampak Home Industry Dodol Ya Tidak

a. Peluang kerja dan usaha ✓

b. Pencemaran lingkungan ✓

2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

a. Bangunan rumah

1) Permanen

2) Semi permanen

b. Alat elektronik

1) TV

2) Radio

3) Mesin cuci

4) VCD

5) Dispenser

c. Alat komunikasi

1) Telepon rumah

2) HP

d. Alat transportasi

1) Motor

2) Mobil

3) Sepeda

Sumber : hasil observasi 2018 Desa Tenjo

Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa:

1. Dampak Keberadaan Industri (Home Industry Dodol)

Peran home industry dodol memberikan kesempatan lowongan

pekerjaan bagi masyarakat Desa Tenjo. Masyarakat menganggap bahwa

dengan keberadaan home industry dodol dapat memberikan dampak

Page 125: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

108

positif seperti kegiatan yang dilakukan oleh pemilik home industry

untuk masyarakat memberikan dan menyediakan lowongan pekerjaan

bagi masyarakat sekitar yang ingin bekerja, hal tersebut disambut respon

positif oleh masyarakat Desa Tenjo, karena dengan banyaknya warga

yang bekerja di home industry dodol mengakibatkan pengangguran

dapat dikurangi dan bisa meningkatkan pendapatan sehingga membuat

kehidupan masyarakat setempat menjadi lebih baik.

Hasil pengamatan dari lapangan secara langsung. masyarakat

Desa Tenjo mulai menjalankan aktivitas sejak pagi, seperti kebiasaan

kehidupan di desa masyarakat selalu membersihkan rumah dan halaman

di pagi hari sebelum menjalankan kesibukannya. Kemudian warga

mulai sibuk dengan rutinitas masing- masing. Ada yang pergi ke

sekolah, universitas, dan bekerja. Jika dilihat dari interaksi masyarakat

Desa Tenjo interaksinya baik, setiap warga masih saling tegur sapa

ketika bertemu, dan kehidupan bermasyarakatnyapun warga Desa Tenjo

hidup bersama dengan rukun satu sama lain.

2. Tingkat Kesejahteraan

Tingkat kesejahteaan masyarakat Desa Tenjo dengan melihat

kondisi tempat tinggal atau rumah masyarakat dengan kondisi bangunan

rumah masyarakat yang sebagian besar bangunan rumahnya sudah

permanen. Masyarakatnya sebagian besar sudah dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya akan barang-barang mewah seperti alat elekronik

contohnya, TV, Mesin Cuci, VCD, dan dispenser. Sarana komunikasi

seperti HP, akan tetapi warga yang memiliki sarana komunikasi seperti

telefon rumah hanya beberapa orang saja. Tetapi untuk alat transportasi

kebanyakan masyarakat Desa Tenjo hanya memiliki motor dan dan

sebagian kecil sepeda. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo jauh lebih baik, karena dengan

adanya perolehan pendapatan sebagai pekerja di home industry dodol

sebagian besar dapat memenuhi kebutuhannya.

Page 126: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

109

C. Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Instrumen Kuesioner

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk mendapatkan data

primer peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada responden

masyarakat Desa Tenjo yang bekerja di home industry dodol. Setiap

item pertanyaan dikatakan valid jika nilai dari item pernyataan atau

r hitung tersebut positif dan lebih besar dari r tabel. Pada uji try out

20 responden, yang terdiri dari 20 yang bekerja di home industry

dodol yang termasuk masyarakat sekitar Desa Tenjo. peneliti

menggunakan rumus df = n-2, jadi 20 - 2 = 18 dan didapati nilai

0,4438 sebagai r tabel.

Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk menguji

konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk megetahui

sejauh mana pengukuran yang dapat dipercaya atau diandalkan.

Variabel- variabel tersebut dikatakan Cronbach Alpha-nya memiliki

nilai > 0,60 yang berarti bahwa instrumen dapat dipergunakan

sebagai pengumpul data yang handal yaitu pengukuran relatif

koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji reliabilitas ini

bertujuan untuk melihat konsistensi.

Sebelum kuesioner dibagikan ke 97 responden, peneliti

melakukan try out atau pra survey terhadap 20 responden dengan

memberikan 30 pertanyaan untuk menguji validitas dan reliabilitas

dari seluruh pertanyaan tersebut. Berikut ini adalah hasil uji validitas

dan reliabilitas pada variabel penelitian dampak industri garment

dantingkat kesejahteraan. Hasil uji validitas dalam penelitian ini

dapat dilihat dari tabel berikut:

Page 127: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

110

Tabel 4.42

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen

No. Soal Hasil hitungan Keterangan

1 0,776 Valid

2 0,599 Valid

3 0,646 Valid

4 0,766 Valid

5 0,703 Valid

6 0,762 Valid

7 0,676 Valid

8 0,581 Valid

9 0,753 Valid

10 0,966 Valid

11 0,766 Valid

12 0,734 Valid

13 0,766 Valid

14 0,762 Valid

15 0,614 Valid

16 0,670 Valid

17 0,766 Valid

18 0,762 Valid

19 0,670 Valid

20 0,717 Valid

21 0,966 Valid

22 0,708 Valid

23 0,670 Valid

24 0,762 Valid

25 0,603 Valid

26 0,766 Valid

27 0,822 Valid

Page 128: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

111

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 30 item pertanyaan

yang diberikan kepada 20 responden pekerja memiliki nilai r

hitung yang lebih besar dari r tabel 0,4438 yang berarti 30 item

pertanyaan dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten. Dimana, suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk

uji reliabilitas didapati hasil sebagai berikut:

Tabel 4.43

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.208 30

Berdasarkan tabel 4.42 di atas, semua variabel memiliki nilai

Cronbach’s Alpha di atas 0,6 maka semua variabel dinyatakan

reliabel.

2. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Tujuan dari penggunaan uji normalitas ini adalah untuk

mengetahui apakah data berasal dari populasi berdistribusi normal

atau tidak. Uji normalitas ini menggunkan kurva normal P-Plot dan

28 0,762 Valid

29 0,766 Valid

30 0,762 Valid

Lanjutan tabel 4.41

Page 129: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

112

one-sample kolmograv smirnov test untuk memprediksi apakah data

berdistribusi normal atau tidak.

Gambar 4.2

Kurva Normal P-Plot Uji Normalitas

Berdasarkan hasil analisis data pada gambar 4.2 Di atas

kurva normal p-plot, dapat disimpulkan bahwa dalam kurva normal

p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari kurva ini

menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan

layak digunakan. Selain uji grafik peneliti juga melengkapi

pengujian normalitas dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang

dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji

statistik non parametrik. Kolmogrov-Smirnov Dengan hipotesis:

1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

Ho: data residual berdistribusi normal

Ha: data residual berdistribusi tidak normal

2) Kaidah pengujian

Page 130: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

113

Jika probabilitas (sig) > 0,05 maka Ho diterima Jika

probabilitas (sig) < 0,05 maka Ho ditolak.

3) Keputusan

Data berdistribusi normal.

Tabel 4.44

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 97

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.20176525

Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .084

Negative -.052

Test Statistic .084

Asymp. Sig. (2-tailed) .084c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.43 diperoleh besarnya nilai signifikansi

adalah sebesar 0,084 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini

mengartikan bahwa data terdistribusi dengan normal.

b. Uji Homogenitas

Tabel 4.45

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Tingkat Kesejahteraan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.949 10 84 .494

Page 131: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

114

Dari tabel di atas dapat diketahui kriteria pengujian dengan

pegambilan keputusan :

Jika probabilitas (sig) > 0,05, maka distribusi data adalah homogen

Jika probabilitas (sig) < 0,05, maka distribusi data adalah tidak

homogen.

Berdasarkan tabel 4.44 pengujian homogenitas di atas

besarnya nilai signifikan adalah 0,494. Nilai ini menunjukkan bahwa

nilai sig > α = 0,494 > 0,05, maka maka distribusi data adalah

homogen.

c. Uji Linieritas

Uji liniearitas adalah uji untuk mengetahui apakah antara

variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan

linier. Uji linieritas dilakukan dengan melihat nilai pada baris

deviation from linierity. Jika nilai sig deviation from linierity > 0,05

maka terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y). Jika nilai sig deviation from linierity < 0,05

maka tidak terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Hasil uji linier dapat dilihat pada tabel 4.11

berikut ini:

Tabel 4.46

Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

tingkat

kesejahteraan *

Dampak home

industry dodol

Between

Groups

(Combined) 178.222 12 14.852 1.464 .154

Linearity 46.370 1 46.370 4.570 .035

Deviation from

Linearity 131.852 11 11.987 1.181 .312

Within Groups 852.273 84 10.146

Total 1030.495 96

Page 132: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

115

Berdasarkan hasil pada tabel 4.11 diperoleh bahwa nilai sig

deviation from linierity sebesar 0,312 > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang linier antara dampak home industry dodol

(X) dan tingkat kesejahteraan masyarakat (Y).

3. Statistik Deskriptif

Tabel 4.47

Statistik Deskriptif Dampak Home Industry Dodol (X) dan Tingkat

Kesejahteraan (Y)

N Minimum Maximum Sum Mean Std.

Deviation

Dampak

home industry

Dodol

97 46 58 5040 51,96 2,529

Tingkat

Kesejahteraan 97 40 55 4358 44,93 3,276

Valid 97

Berdasarkan tabel 4.45 di atas menunjukkan bahwa

kuesioner dari 97 responden dengan data yang valid untuk dampak

home industry dodol (variabel X) adalah minumumnya 46 dan nilai

maximum 58 dan nilai jumlah keseluruhan 5040 nilai rata-ratanya

51,96 dengan standar devisiasi 2,529. Kemudian, untuk tingkat

kesejahteraan (variabel Y) adalah minumumnya 40 dan nilai

maximum 55, dan nilai jumlah keseluruhan 4358 nilai rata-ratanya

44,93 dengan standar devisiasi 3,276.

Page 133: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

116

4. Uji Regresi Linear Sederhana

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian in adalah

teknik analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan

sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk

meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel indevenden

terhadap variabel dependen.

Tabel 4.48

Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 30.647 6.758 4.535 .000

Dampak Home Industry

Dodol .275 .130 .212 2.116 .037

a. Dependent Variable: Tingkat Kesejahteraan

Dari tabel Coefficients di atas dapat dianalisis :

Y = a + b . X

Y = 30,647 + 0,275

Keterangan:

Y = variabel terikat

X = vaiabel bebas

a dan b = konstanta

Dari tabel Coefficients (a) menunjukan bahwa model

persamaan regresi untuk memperkirakan pemenuhan tingkat

kesejahteraan masyarakat yang dipengaruhi oleh dampak home

industry dodol adalah Y = 30,647 + 0,275 X. Dimana Y adalah

pemenuhan tingkat kesejahteraan masyarakat, sedangkan X adalah

dampak home industry.

Page 134: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

117

Dari persamaan di atas dapat dianalisis beberapa hal, antara

lain:

1) Bila masyarakat Desa Tenjo tanpa adanya home industry

dodol (X= 0), maka diperkirakan ia akan mampu

memberikan pemenuhan tingkat kesejahteraan pada

masyarakat Desa Tenjo dengan tingkat kesejahteraan 30,647.

2) Koefisien regresi b = 0,275 mengidentifikasikan besaran

penambahan pemenuhan tingkat kesejahteraan untuk setiap

pertambahan dampak home industry dodol.

Persamaan regresi Y = 30,647 + 0,275 X yang digunakan

sebagai dasar untuk memperkirakan tingkat kesejahteraan

yang dipengaruhi oleh dampak home industry dodol.

5. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel dependennya yang dilihat melalui

adjusted R square. Untuk mengetahui determinasi variabel yang diteliti

dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.49

Rekapitulasi Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .212a .045 .035 3.219

a. Predictors: (Constant), Dampak Home Industry Dodol

Dari tabel 4.47 dapat diketahui bahwa besarnya besarnya pengaruh

dari dampak home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat yang diukur menggunakan R2 adalah sebesar 0,45. Hal ini

berarti bahwa variable independent dalam model mampu menjelaskan

Page 135: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

118

variable dependen sebesar 4,5%. Jadi, kontribusi yang disumbangkan

dampak home industry dodol (X) terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat (Y) adalah koefisien determinasi R2 = 4,5%.

6. Uji Hipotesis

a. Uji t (parsial)

Tabel 4.50

Rekapitulasi Hasil Uji t (parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 30.647 6.758 4.535 .000

Dampak Home Industry

Dodol .275 .130 .212 2.116 .037

a. Dependent Variable: Tingkat Kesejahteraan

Untuk menguji kevalidan persamaan regresi, dapat

menggunakan cara yaitu berdasarkan uji – t

1) Berdasarkan Uji t (Parsial)

a) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara dampak home

industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan

masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten

Bogor.

Ha : Terdapat pengaruh antara dampak home industry

dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Desa

Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.

b) Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik

Ho : α = 0

Ha : α ≠ 0

c) Kaidah pengujian

Page 136: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

119

Jika, ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima

Jika, thitung > ttabel, maka Ho ditolak.

Dari tabel coefficients (a) diperoleh nilai thitung =

2,116 Nilai ttabel dapat dicari dengan menggunakan

derajat kebebasan (df)

ttabel = n-k-1

= 97-1-1

= 95

Membandingkan thitung dan ttabel

Ternyata: thitung = 2,116 > ttabel = 1,985, maka Ho ditolak

dan Ha diterima, artinya variabel independent

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

dependen.

D. Pembahasan Hasil Dampak Home Industry Dodol terhadap Tingkat

Kesejahteraan Masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten

Bogor

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari

dampak home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di

Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor. Hal ini terlihat dari

permasalahan yang telah dipaparkan di Bab I yaitu tentang dampak home

industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo

Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor.

Dari hasil pemaparan permasalahan di atas dampak home industry

dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggal di Desa

Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor dilihat bahwa dampak

keberadaan industri baik skala besar maupun kecil akan memberi pengaruh

dan membawa perubahan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat

sekitar, dimana industri akan mendukung bagi upaya pembangunan baik

secara nasional maupun daerah. Hal ini sesuai dengan teori yang tercantum

dalam Undang-Undang No 3 Tahun 2014 bahwa keberadaan industri akan

Page 137: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

120

meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur

perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang

sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi

pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi

pertumbuhan industri pada khususnya.2

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pembangunan

home industry di Desa Tenjo bagi masyarakat sekitar merupakan

pembangunan yang penting sebagaimana berdasarkan hasil penelitian

bahwasannya 74,2% responden pekerja di home industry dodol itu

menyatakan sangat penting.

Pembangunan home industry dodol di Desa Tenjo memberikan

dampak positif bagi masyarakat yaitu home industry dodol memberikan

kesempatan-kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja 78,4%

responden menyatakan sangat setuju dengan adanya home industry dodol

membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan

teori modern tentang peran UMKM yang menjelaskan UMKM juga sangat

membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan

lewat UMKM juga banyak tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan

tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga.3

Dilihat dari pengaruh dampak industri terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat berdasarkan dari indikator pendapatan,

kepemilikan fasilitas hidup serta pola dan taraf konsumsi, hasil penelitian

yang telah dilakukan bahwasannya pendapatan bersih perbulan yang

diperoleh masyarakat Desa Tenjo yang bekerja di home industry dodol akan

mempengaruhi tingkat kebutuhan. Dari penelitian diperoleh 79,39%

responden menyatakan setuju bahwa home industry dodol membuat

pendapatan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan home industry

dodol membuat penghasilan masyarakat menjadi lebih baik dan sejahtera,

2 Undang-Undang Dasar No 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian diakses 01/12/2018 Pkl

10:50 wib 3 Tulus TH Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.30

Page 138: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

121

di mana masyarakat Desa Tenjo dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari dengan aman. Hal ini sesuai dengan teori W.J.S Poewodarminto yang

mengartikan sejahtera sebagai keadaan aman, makmur, selamat, atau

terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya.4

Kemudian 39,17% menyatakan pendapatan sebulannya mencapai lebih dari

Rp. 3.000.000, dari data tersebut bahwa hampir setengahnya masyarakat

berpendapatan cukup. Pendapatan dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangan. Pendapatan

juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengatur kondisi ekonomi seseorang

atau rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian yang diamati dilapangan bahwa

banyak warga di sekitar home industry dodol yang memiliki usaha, selain

mereka bekerja di home industry dodol, mereka juga ada pendapatan lain

dari usaha penjualan dodol tersebut, yang kadang mereka jual kembali di

beberapa daerah. Jadi keberadaan home industry dodol di Desa Tenjo

mempengaruhi tingkat pendapatan masayarakat, peningkatan pendapatan

tersebut bisa dengan cara bekerja sebagai pekerja atau masyarakat yang

membuka usaha untuk menjual kembali dodol tersebut. Hal ini sesuai

dengan teori Juni Siburian yang menjelaskan sektor pekerjaan lain yang

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah usaha berdagang, misalnya

masyarakat asli desa membangun warung-warung kecil di rumah yang

menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih ekonomis juga mudah

untuk di jangkau.5

Jika dilihat dari kepemilikan Fasilitas Hidup, pendapatan seseorang

yang tinggi juga bisa mempengaruhi pada kepemilikan fasilitas hidup.

Kebanyakan dari manusia jika pendapatannya tinggi maka kebutuhannya

pun ikut bertambah dengan alasan karena punya uang. Hal tersebut dapat

dilihat dari kepemilikan fasiltas hidup seperti kepemilikan atas alat

4 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2015), h.12. 5 https://www.scribd.com/doc/239761094/Industri-Dan-Dampak-Nya, diakses pada hari

Senin, 1 Oktober 2018 pukul 22.00 WIB.

Page 139: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

122

elektronik dan jenis kendaraan masyarakat Desa Tenjo cukup tinggi, hal

tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebesar 97 orang responden

87 sudah mempunyai TV, 22 responden mempunyai radio, 44 responden

mempunyai mesin cuci, 37 responden mempunyai VCD, 41 responden

mempunyai dispenser, 73 responden mempunyai HP, 43 responden

mempunyai motor, 29 responden mempunyai sepeda, dan 97 responden

mempunyai rumah. Tingkat kesejahteraan merupakan konsep yang

digunakan untuk menyatakan kualitas hidup suatu masyarakat atau individu

di suatu wilayah pada satu kurun waktu tertentu. Konsep kesejahteraan yang

dimiliki bersifat relatif, tergantung bagaimana penilaian masing-masing

individu terhadap kesejahteraan itu sendiri.

Hasil ini juga dapat dibuktikan dari uji asumsi dasar yang dilihat dari

uji normalitas yang menggunakan metode kolmograv smirnov. Berdasarkan

besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah 0,084 dapat diketahui bahwa

nilai unstandardized residual memiliki nilai Asymp. Sig > 0,05 dan ini

mengartikan bahwa data terdistribusi dengan normal. Selanjutnya

berdasarkan pengujian homogenitas di atas besarnya nilai signifikan adalah

0,494. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai sig > 0,05. Hal ini menunjukkan

data homogen.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil nilai dari koefisien

determinasi R Square. Nilai koefisien R2 0,045 hasil ini menunjukkan

bahwa 4,5% variabel tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dijelaskan

oleh variabel independen (dampak home industry dodol).

Berdasarkan uji t dengan taraf signifikansi 5% dampak industri

home industry dodol memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat berdasakan nilai (thitung = 2,116 > ttabel = 1,985).

Kemudian dilakukan analisis regresi dari hasil pengujian regresi Y = 30,647

+ 0,275X yang digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan tingkat

kesejahteraan yang dipengaruhi oleh dampak home industry dodol.

Hal ini ini diperkuat dari hasil observasi yang peneliti lakukan

bahwa dampak home industry dodol memberikan dampak positif yaitu

Page 140: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

123

memberikan lowongan pekerjaan bagi masyarakat Desa Tenjo. Berdasarkan

hasil observasi tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo dengan

melihat kondisi tempat tinggal atau rumah masyarakat dengan kondisi

bangunan rumah yang sudah permanen. Masyarakatnya sebagian besar

sudah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akan barang- barang mewah

seperti alat elekronik, Sarana komunikasi, dan alat transportasi contohnya,

TV, Mesin Cuci, VCD, dan dispenser, HP, motor dan mobil. Maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo jauh lebih

baik, karena dengan adanya perolehan pendapatan sebagai pekerja di home

industry dodol dan perolehan pendapatan sebagai warga yang membuka

peluang usaha, jadi masyarakat sebagian besar dapat memenuhi

kebutuhannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang bekerja di

home industry memberikan lowongan pekerjaan dan memeberikan peluang

usaha. Hal tersebut direspon positif oleh masyarakat Desa Tenjo. Oleh

karena itu dengan banyaknya warga sekitar yang bekerja di home industry

dapat mengurangi pengangguran.

Dampak home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan dari

tingkat kesejahteraan dilihat dari pendapatan masyarakat Desa Tenjo

mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakat

Desa Tenjo sebelum adanya industri bermata pencaharian sebagai petani

yang pendapatannya lebih rendah dari pendapatan setelah bekerja di home

industry. Dampak home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan dari

pola dan taraf konsumsi, pola dapat diartikan sebagai bentuk atau model

sedangkan taraf dapat diartikan sebagai tingkatan, derajat, mutu. Dalam hal

ini, adanya home industry dodol berdampak pada pola dan taraf konsumsi

masyarakat Desa Tenjo yang bekerja di home industry, disebabkan karena

pendapatan yang meningkat sehingga pola dan taraf konsumsi meningkat,

dan memadai.

Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa

dampak home industry memberikan pengaruh terhadap tingkat

Page 141: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

124

kesejahteraan masyarakat . Dari penelitian ini terdapat kemiripan hasil yang

terdapat pada penelitian yang dilakukan Ikeu Ulan Ria berupa skripsi

dengan judul “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten

Tangerang (Studi Kasus PT. Rinai)”. Penelitian ini meneliti untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh dari keberadaan industri terhadap

kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dengan hasil pengaruh keberadaan

industri di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang

mempunyai pengaruh signifikan antara keberadaan industri terhadap

kondisi sosial ekonomi masyarakat. Persamaan penelitian ini ialah sama-

sama membahas keberadaan industri, pendidikan, pendapatan, kesehatan,

dan kepemilikan fasilitas hidup yang ada di suatu wilayah pada masyarakat.

Perbedaannya ada pada objek dan subjek dan faktor-faktor yang

memperngaruhi tingkat kesejahteraan atas penelitian.6

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai prosedur

ilmiah, tetapi masih memiliki keterbatasan antara lain:

1. Disadari bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat

kesejahteraan, sementara penelitian ini hanya melibatkan pengaruh dari

adanya home industry dodol saja.

2. Meskipun variabel bebas dan variabel terikat terdapat pengaruh dan

memiliki sumbangan sebesar 4,5% tetapi masih terdapat pengaruh

sebesar 95,5% dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal

ini menunjukkan bahwa data variabel yang diteliti belum dapat

menjelaskan secara menyeluruh mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.

6 Ike Ulan Ria, Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi Kasus PT. Rinai),

Skripsi Universitas Islam Negri Jakarta 2016

Page 142: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

125

3. Meskipun terdapat asumsi bahwa dengan digunakannya angket dan

wawancara sebagai teknik pengumpulan data maka responden

diharapkan akan memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang

sesungguhnya untuk mengetahui faktor tersebut dapat mempengaruhi

dampak home industry dodol, tetapi pada kenyataannya masih banyak

faktor lain yang tidak diteliti dapat mempengaruhi dampak home industry

dodol.

Page 143: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

126

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan hasil dan analisis penelitian dapat disimpulkan

bahwa dampak home industry dodol berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor. Hal

ini dapat dibuktikan bahwa nilai thitung = 2,116 > ttabel = 1,985 dengan nilai uji

regresi linear sederhana didapatkan persamaan regresi Y = 30,647 + 0,275 X

serta mengambil nilai dari koefisien determinasi R Square. Nilai koefisien R

Square 0,045 atau 4,5%. Hal ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara

dampak home industry dodol terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Desa

Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor, dan penelitian ini membuktikan

terjawabnya hipotesis penelitian yaitu Ha diterima dan Ho ditolak.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat

memberikan implikasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan yang berhubungan dengan tingkat kesejahteraan

masyarakat.

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang penting bagi

pemilik home industry dodol di daerah Desa Tenjo Kecamatan Tenjo,

dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas tingkat kesejahteraan bagi

masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor dengan

memberikan lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi.

2. Peran pemerintah setempat sangat mendukung dalam pelaksanaan

pembangunan industri di Desa Tenjo yang bertujuan untuk mensejahterkan

masyarakat setempat.

Page 144: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

127

3. Peran masyarakat atau pekerja sangat mendukung dalam sebuah industri

atau perusahaan, karna pada dasarnya industri atau perusahaan tidak akan

mampu berjalan jika tidak ada campur tangan masyarakat atau pekerja.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijabarkan beberapa saran untuk

menyajikan penelitian yang lebih berkualitas di masa mendatang diantaranya

sebagai berikut:

1. Pemerintah

Untuk pemerintah hendaknya memberikan fasilitas-fasilitas untuk home

industry dodol agar dapat lebih berkembang dan lebih pesat.

2. Home Industry Dodol

Untuk home industry dodol hendaknya memperluas kegiatan produksi agar

penyerapan tenaga kerja atau lowongan kerja lebih banyak lagi untuk

masyarakat.

3. Masyarakat

Untuk masyarakat diupayakan agar ikut membangun kegiatan home

industry dengan bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan

mengurangi tingkat pengangguran.

4. Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, disarankan memperluas objek penelitian,

memperluas daerah survei, memperbanyak ragam sampel sehingga data

yang diperoleh lebih valid, melibatkan pendapat dari dinas perindustrian

daerah setempat, mempersiapkan biaya, waktu, dan tenaga agar proses

penelitian berjalan dengan lancer, sesuai yang diharapkan dengan waktu

yang tepat dan penelitian lebih berkualitas.

Page 145: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

128

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Kesejahteraan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2015.

Ahmad Ridwan. Keterkaitan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan

Masyarakat. Diakses pada tanggal 28 Mei 2018 pukul 12.10 WIB.

Anwar, Yesmil dan Adang. Sosiologi untuk Universitas. Bandung: Refika

Aditama. 2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. 2013.

Badan Pusat Statistik. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: Badan Pusat

Statistik. 2015.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor dalam Angka Bogor Regency in

Figures 2015.

Budi Wahyono. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang di Pasar Bantul Kabupaten Bantul. Yogyakarta:

Universitas Negeri Semarang. 2017.

Chaerul Saleh, Sumardjo, dkk. Penguatan Modal Sosial Menuju Kemandirian

Perempuan Perdesaan Pelaku Industri Rumahan Emping Melinjo di

Provinsi Banten, Jurnal Penyuluhan, Vol. 14 No.1.

Chozin, Sumardjo, dkk. Pembangunan Perdesaan Dalam Rangka

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Bogor: IPB Press. 2013.

Danang Faizal Furqon. Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha, dan Sikap

Kewirausahaan terhadap Pendapatan Pengusaha Lanting di Lemah

Duwur Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta. 2017.

Data Monografi Desa Tenjo 2016.

Ester Meryana. Tiga Hal yang Membuat UMKM Tahan Krisis. 2012. Diakses

pada tanggal 5 Mei 2018 pukul 10.35 WIB.

Page 146: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

129

Fitriati, Rachma. Menguak Daya Saing UMKM Industri Kreatif. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2015.

Ghazali, Imam. Aplikasi Anaslisi Multivariete dengan Program IBM SPSS

23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013.

Hubeis, Musa. Manajemen Industri Pangan. Banten. Universitas Terbuka.

2014.

http:www.scribd.com/doc/239761094/Industri-Dan-Dampak-Nya. Diakses

pada tanggal 1 Oktober 2018 pukul 22.00 WIB.

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi

2013.

Ike Ulan Ria. Pengaruh Keberadaan Industri terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten

Tangerang. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2016.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 tentang

Bidang/Jenis Usaha yang Terbuka untuk Usaha Menengah atau

Besar dengan Syarat Kemitraan.

Muhamad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.

2008.

Rosetyadi Artystyan Firdausa. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam

Operasional Pedagang Kios di Pasar Bintaro Demak. Semarang:

Universitas Diponegoro. 2013.

Rowland B.F Pasaribu. Industri dan Industrialisasi.

Sidiq Permono Nugroho. Karakteristik Usaha Kecil di Indonesia

Perencanaan Pemasaran Usaha Kecil Rumahan

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2015.

Sujarweni, V. Wiratna, dkk. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha

Ilmu. 2012.

Swastha, Basu dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:

Page 147: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

130

Liberty, 2003.

Tambunan, Tulus TH. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. 2009.

Teguh, Muhammad. Ekonomi Industri. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.

Undang-Undang Dasar Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 1

Ayat 2.

Undang-Undang Dasar Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal

1 Ayat 30-31.

Undang-Undang Dasar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah Pasal 1 Ayat 1.

Undang-Undang Dasar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah BAB IV Pasal 6

Undang-Undang Dasar Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

Pasal 1 Ayat 1.

Wiratha, I Made. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi

Offset. 2013.

www.bogorkab.go.id. Diakses pada tanggal tanggal 21 Mei 2018 pukul 19.00

WIB.

Yustika, Ahmad Erani, dkk. Tapak Pembangunan Industri. Bogor: IPB Press

Printing. 2014.

Yuwono, Sudharno Dwi dan Ahmad Yunus. Teori dan Aplikasi Analisis Data

dengan SPSS. Jakarta: Rumah Riset. 2018.

Page 148: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

LAMPIRAN 1

Angket Penelitian

Dampak Home Industry Dodol Terhadap Tingkat Kesejahteraan

Masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

- Mohon angket ini diisi oleh Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab seluruh

pertanyaan yang ada.

- Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang telah disediakan dan dipilih

sesuai dengan keadaan sebenarnya.

- Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara atas partisipasi

guna mensukseskan penelitian ini.

Identitas Responden

Nama :

Usia :

Jenis kelamin : L/P

Pendidikan :

Status Perkawinan : Kawin/Belum Kawin

A. Dampak Home Industry Dodol

1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan keberadaan home industry dodol

di daerah ini?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara tidak merasa terganggu dengan keberadaan

home industry dodol di daerah ini?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 149: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

3. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa berdirinya home industry dodol di

daerah ini sangat penting?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

4. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan adanya home industry dodol di

daerah ini membuat kehidupan lebih baik?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

5. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa adanya home industry dodol

memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

6. Apakah Bapak/Ibu setuju bahwa adanya home industry dodol sangat

membantu masyarakat dalam membuka peluang pekerjaan dan usaha?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

7. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa adanya home industry dodol

memberikan dampak negatif terhadap masyarakat sekitar?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 150: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

8. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa adanya home industry dodol

menyebabkan pencemaran lingkungan?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

9. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan keberadaan home industry dodol

membuat pendapatan lebih baik?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

10. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan keberadaan home industry dodol

membuat akses terhadap pendidikan lebih baik?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

11. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan keberadaan home industry dodol

membuat akses terhadap kesehatan lebih baik?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

12. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan keberadaan home industry dodol

membuat kepemilikan dan fasilitas hidup lebih baik?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 151: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

13. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan keberadaan home industry dodol

membuat pola dan taraf konsumsi lebih baik?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

B. Tingkat Kesejahteraan

14. Berapakah pendapatan yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh perbulan sebelum

adanya home industry?

a. Lebih dari Rp. 3.000.000

b. Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000

c. Rp. 750.000 - Rp. 1.000.000

d. Rp. 500.000 - Rp. 750.000

e. Kurang dari Rp. 500.000

15. Berapakah pendapatan yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh perbulan sesudah

adanya home industry?

a. Lebih dari Rp. 3.000.000

b. Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000

c. Rp. 750.000 - Rp. 1.000.000

d. Rp. 500.000 - Rp. 750.000

e. Kurang dari Rp. 500.000

16. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu/Saudara mengenai kecukupan

penghasilan sebelum Bapak/Ibu/Saudara bekerja/berwirausaha?

a. Sangat mencukupi

b. Mencukupi

c. Kurang mencukupi

d. Tidak mencukupi

e. Sangat tidak mencukupi

17. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu/Saudara mengenai kecukupan

penghasilan sesudah Bapak/Ibu/Saudara bekerja/berwirausaha?

a. Sangat mencukupi

b. Mencukupi

c. Kurang mencukupi

d. Tidak mencukupi

e. Sangat tidak mencukupi

Page 152: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

18. Apakah Bapak/Ibu/Saudara sering mendapatkan pendapatan lain selain dari

home industry dodol?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Hampir tidak pernah

e. Tidak pernah

19. Berapa jumlah tanggungan hidup Bapak/Ibu/Saudara?

a. Lebih dari 4 orang

b. 4 orang

c. 3 orang

d. 2 orang

e. 1 orang

20. Berapa pengeluaran rata-rata Bapak/Ibu/Saudara dalam sebulan sebelum

adanya home industry dodol?

a. Di atas Rp 2.000.000

b. Rp 1.500.000 – Rp 1.900.000

c. Rp 900.000 – Rp 1.500.000

d. Rp 500.000 – Rp 900.000

e. Di bawah Rp 500.000

21. Berapa biaya pengeluaran makanan Bapak/Ibu/Saudara sebulan sesudah

adanya home industry dodol?

a. Di atas Rp 2.000.000

b. Rp 1.500.000 – Rp 1.900.000

c. Rp 900.000 – Rp 1.500.000

d. Rp 500.000 – Rp 900.000

e. Di bawah Rp 500.000

22. Apakah Bapak/Ibu/Saudara sering membeli pakaian setiap bulannya?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Hampir tidak pernah

e. Tidak pernah

23. Apakah Bapak/Ibu/Saudara sering membeli perabotan rumah tangga setiap

bulannya?

Page 153: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Hampir tidak pernah

e. Tidak pernah

24. Berapa tagihan listrik Bapak/Ibu/Saudara setiap bulannya?

a. Di atas Rp 200.000

b. Rp 150.000 – Rp 200.000

c. Rp 90.000 – Rp 150.000

d. Rp 50.000 – Rp 90.000

e. Di bawah Rp 50.000

25. Rumah yang Bapak/Ibu/Saudara milik siapa?

a. Milik pribadi

b. Milik mertua/ orang tua

c. Menyewa

d. Mengontrak

e. Menumpang

26. Bagaimana kondisi fisik bangunan rumah Bapak/Ibu/Saudara tempati

sebelum bekerja/berwirausaha di home industry dodol ini?

a. Permanen

b. Semi permanen

c. Rumah kayu/papan

d. Rumah panggung

e. Rumah dari kardus

27. Bagaimana kondisi fisik bangunan rumah Bapak/Ibu/Saudara tempati

sebelum adanya home industry ini?

a. Permanen

b. Semi permanen

c. Rumah kayu/papan

d. Rumah panggung

e. Rumah dari kardus

28. Apakah fasilitas yang dimiliki Bapak/Ibu/Saudara di rumah memadai

sebelum adanya home industry dodol?

a. Sangat memadai

b. Memadai

Page 154: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

c. Cukup

d. Tidak memadai

e. Sangat tidak memadai

29. Apakah fasilitas yang dimiliki Bapak/Ibu/Saudara di rumah memadai

sesudah adanya home industry dodol?

a. Sangat memadai

b. Memadai

c. Cukup

d. Tidak memadai

e. Sangat tidak memadai

30. Kendaraan apa yang digunakan untuk pergi bekerja/berwirausaha?

a. Mobil/motor pribadi

b. Kendaraan umum

c. Sepeda

d. Menumpang

e. Berjalan kaki

Alat elektronik, sarana komunikasi, transportasi yang Bapak/Ibu/Saudara

miliki

Beri tanda (X) sesuai kondisi Bapak/Ibu/Saudara!

Barang Ada Tidak Jumlah

Tv

Radio

Mesin cuci

Vcd

Dispenser

Telepon

Hp

Mobil

Motor

Sepeda

Rumah

Page 155: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

LAMPIRAN 2

Pedoman Wawancara

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : L/P

Pendidikan :

Status Perkawinan : Kawin/Belum Kawin

1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu/Saudara tentang home industry dodol

di Desa Tenjo Kecamatan Tenjo ini?

2. Kegiatan seperti apa yang dilakukan oleh home industry dodol untuk

masyarakat setempat?

3. Apakah kegiatan dari home industry dodol memberikan/membuka

lowongan pekerjaan baru?

4. Apa dampak positif dari keberadaan home industry dodol ini?

5. Apa dampak negatif dari keberadaan home industry dodol ini?

6. Bagaimana mata pencaharian masyarakat antara sebelum dan sesudah

adanya home industry dodol?

7. Apakah adanya home industry dodol dapat memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari?

8. Apakah adanya home industry dodol berdampak pada pendapatan?

9. Apakah keberadaan home industry dodol berdampak pada kepemilikan

fasilitas hidup?

10. Apakah keberadaan home industry dodol berdampak pada pola dan taraf

konsumsi?

Page 156: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

LAMPIRAN 3

Transkip Wawancara

Nama : Pak Arif

Umur : 36 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP

Status Perkawinan : Kawin

1) Transkip wawancara dengan Pekerja 1

N : Narasumber

P : Peneliti

P : Mohon maaf pak sebelumnya, nama bapak siapa?

N : Pak Arif

P : Bagaimana tanggapan Bapak tentang home industry dodol di Desa Tenjo

ini?

N : Bagus teh, adanya home industry dodol bisa memberikan pekerjaan

kepada masyarakat sekitar yang menganggur

P : Kegiatan seperti apa yang di lakukan oleh home industry dodol untuk

masyarakat setempat pak?

N : Yang tadi, selain memberi pekerjaan juga tiap ada maulid Nabi kami suka

mengadakan acara dan memberi santunan anak yatim

P : Berarti kegiatan dari home industry dodol utamanya memberikan

pekerjaan ya pak?

N : Iya tentu saja teh

P : Apa dampak positif dari keberadaan home industry dodol ini?

Page 157: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

N : Buat yang nganggur jadi ada pekerjaan, buat yang sudah bekerja bisa

mendapatkan pendapatan yang mencukupi teh.

P : Apa dampak negatif dari keberadaan home industry dodol ini?

N : Sejauh ini sih teu aya ya teh, oh ya paling bekas-bekas produksi dodol

kalau belum ada orang yang ngambil kadang berserakan, itu aja

P : Bagaimana mata pencaharian masyarakat antara sebelum dan sesudah

adanya home industry dodol?

N : Dulunya masyarakat yang bekerja di sini, kebanyakan hanya petani dan

ibu rumah tangga, tapi sekarang jadi pekerja termasuk saya

P : Berarti adanya home industry dodol merubah mata pencaharian ya pak?

N : Iya teh, dan pendapatannya tentu berubah juga

P : Mengenai pendapatan, berarti adanya home industry berdampak pada

pendapatan masyarakat setempat ya pak?

N : Tentu sangat berdampak, dulu sebelum bekerja di sini, pendapatan saya

kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sekarang

alhamdulillah mencukupi

P : Kalau terhadap kepemilikan fasilitas hidup, apakah berdampak juga pak?

N : Ya berdampak juga, kalua pendapatan mencukupi otomatis yang lain-lain

mencukupi termasuk fasilitas-fasilitas hidup, jadi punya TV, punya HP,

punya motor, dan lain-lain

P : Kalau terhadap pola dan taraf konsumsi bagaimana pak, apakah

berdampak juga?

N : Iya teh pasti berdampak juga, semua pengeluaran makanan dan yang lain-

lain tergantung pendapatan, jika pendapatan mencukupi pasti pengeluaran

mengikuti

P : Baik pak sudah cukup, terima kasih atas waktunya

Page 158: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

N : Iya teh sama-sama. Semoga diberikan kemudahan dalam tugas akhirnya.

Aamiin

Transkip Wawancara

Nama : Ibu Dede

Umur : 30 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Status Perkawinan : Kawin

2) Transkip wawancara dengan Pekerja 2

N : Narasumber

P : Peneliti

P : Mohon maaf Ibu sebelumnya, nama Ibu siapa?

N : Ibu Dede

P : Bagaimana tanggapan Ibu tentang home industry dodol di Desa Tenjo

ini?

N : Saya setuju dengan adanya home industry dodol ini, sejak tahun 2000

sudah ada ya, dan bagus, saya setuju

P : Kegiatan seperti apa yang di lakukan oleh home industry dodol untuk

masyarakat setempat bu?

N : Memberikan lowongan pekerjaan buat masyarakat sekitar, jadi yang

nganggur bisa bekerja

P : Berarti kegiatan dari home industry dodol utamanya memberikan

pekerjaan ya bu?

Page 159: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

N : Iya neng

P : Apa dampak positif dari keberadaan home industry dodol ini?

N : Selain yang nganggur bisa jadi kerja, juga beberapa masyarakat yang

suka jual-jualin dodol lagi ke tempat lain bahkan ke Jakarta, itu bisa

nambah penghasilan juga neng

P : Apa dampak negatif dari keberadaan home industry dodol ini?

N : Engga ada ya kayaknya neng, baik-baik aja, positif aja gitu

P : Bagaimana mata pencaharian masyarakat antara sebelum dan sesudah

adanya home industry dodol?

N : Dulunya sih masyarakat Desa Tenjo banyak yang jadi petani ya, ada juga

yang pedagang, sekarang jadi bekerja di sini, jadi berubah

P : Berarti adanya home industry dodol merubah mata pencaharian ya bu?

N : Iya neng

P : Apakah adanya home industry berdampak pada pendapatan masyarakat

setempat ya bu?

N : Ya sangat berdampak, dulu pendapatan saya kurang dari Rp 1.000.000

perbulan, karna hanya mengandalkan dari gaji suami yang merantau, tapi

sekarang bisa bertambah bahkan bisa sampai Rp 3.000.000 perbulan

P : Kalau terhadap kepemilikan fasilitas hidup, apakah berdampak juga bu?

N : Ya berdampak juga, kalua pendapatan lebih dan mencukupi pasti kita

punya fasilitas lain termasuk rumah ya, rumah rata-rata sudah pada

permanen dari semi permanen

P : Kalau terhadap pola dan taraf konsumsi bagaimana bu, apakah

berdampak juga?

N : Iya neng, balik lagi soal tadi, kalua pendapatan mencukupi pasti ada

keinginan untuk membeli apapun itu, termasuk pola dan taraf konsumsi

Page 160: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

ini, kalua pendapatan tinggi, pengeluaran pun tinggi, tapi alhamdulillah

mencukupi ya

P : Baik bu sudah cukup, terima kasih atas waktunya

N : Iya neng sama-sama. Semoga diberikan kemudahan dalam skripsinya.

Transkip Wawancara

Nama : Ibu Sri

Umur : 31 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Status Perkawinan : Kawin

3) Transkip wawancara dengan Pekerja 3

N : Narasumber

P : Peneliti

P : Mohon maaf Ibu sebelumnya, nama Ibu siapa?

N : Ibu Sri

P : Bagaimana tanggapan Ibu tentang home industry dodol di Desa Tenjo

ini?

N : Saya sih setuju karena dampaknya bagus sekali terhadap masyarakat

sekitar Desa Tenjo ini

P : Kegiatan seperti apa yang di lakukan oleh home industry dodol untuk

masyarakat setempat bu?

N : Memberikan lowongan pekerjaan buat masyarakat sekitar, jadi bisa

mengurangi pengangguran

Page 161: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

P : Berarti kegiatan dari home industry dodol utamanya memberikan

pekerjaan ya bu?

N : Iya, kadang suka ada selametan setiap tahunnya dan masyarakat sekitar

ikut terlibat, misalnya pas maulid Nabi

P : Apa dampak positif dari keberadaan home industry dodol ini?

N : Dampak positifnya selain mendapat pekerjaan juga ada beberapa

masyarakat Tenjo yang menjadi distributor atau reseller gitu ya, jual-jualin

dodol lagi ke tempat daerah lain

P : Apa dampak negatif dari keberadaan home industry dodol ini?

N : Tidak ada sejauh ini

P : Bagaimana mata pencaharian masyarakat antara sebelum dan sesudah

adanya home industry dodol?

N : Sebelum bekerja di sini, rata-rata mata pencaharian pekerja di sini kalua

bukan petani ya ibu rumah tangga

P : Berarti adanya home industry dodol merubah mata pencaharian ya bu?

N : Iya tentu merubah mata pencaharian dan merubah pendapatan

P : Soal pendapatan, apakah adanya home industry berdampak pada

pendapatan masyarakat setempat bu?

N : Ya sangat berdampak, tapi bagi masyarakat yang bekerja tentunya.

P : Kalau terhadap kepemilikan fasilitas hidup, apakah berdampak juga bu?

N : Ya berdampak juga, dulu sebelum bekerja, belum punya TV, HP, dan

lain-lain, sekarang alhamdulillah sudah punya gitu

P : Kalau terhadap pola dan taraf konsumsi bagaimana bu, apakah

berdampak juga?

Page 162: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

N : Iya tentu, kalau pendapatan tinggi pola dan taraf konsumsi pun tinggi,

karena mengikuti tingkat pendapatan, kadang kalau masih ada sisa bisa

ditabung

P : Baik bu sudah cukup, terima kasih atas waktunya

N : Iya neng sama-sama.

Page 163: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

LAMPIRAN 4

Pedoman Observasi

Dampak Home Industry Dodol Terhadap Tingkat Kesejahteraan

Masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor

No Aspek yang diamati Penilaian

1 Dampak home industry dodol Ya Tidak

a. Peluang kerja dan usaha ✓

b. Limbah atau pencemaran lingkungan ✓

2 Tingkat kesejahteraan masyarakat

a. Bangunan rumah

1) Permanen

2) Semi permanen

b. Alat elektronik

1) TV

2) Radio

3) Mesin cuci

4) Vcd

5) Dispenser

c. Alat komunikasi

1) Telepon rumah

2) HP

d. Alat transportasi

1) Motor

2) Mobil

3) Sepeda

Page 164: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

LAMPIRAN 5

Hasil SPSS

1. Hasil Uji Validitas

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen

No. Soal Hasil hitungan Keterangan

1 0,776 Valid

2 0,599 Valid

3 0,646 Valid

4 0,766 Valid

5 0,703 Valid

6 0,762 Valid

7 0,676 Valid

8 0,581 Valid

9 0,753 Valid

10 0,966 Valid

11 0,766 Valid

12 0,734 Valid

13 0,766 Valid

14 0,762 Valid

15 0,614 Valid

16 0,670 Valid

17 0,766 Valid

18 0,762 Valid

19 0,670 Valid

20 0,717 Valid

21 0,966 Valid

22 0,708 Valid

23 0,670 Valid

Page 165: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

2. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.208 30

3. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 97

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.20176525

Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .084

Negative -.052

Test Statistic .084

Asymp. Sig. (2-tailed) .084c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

24 0,762 Valid

25 0,603 Valid

26 0,766 Valid

27 0,822 Valid

28 0,762 Valid

29 0,766 Valid

30 0,762 Valid

Page 166: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

4. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Tingkat Kesejahteraan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.949 10 84 .494

5. Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

tingkat

kesejahteraan *

Dampak home

industry dodol

Between

Groups

(Combined) 178.222 12 14.852 1.464 .154

Linearity 46.370 1 46.370 4.570 .035

Deviation from

Linearity 131.852 11 11.987 1.181 .312

Within Groups 852.273 84 10.146

Total 1030.495 96

Page 167: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

6. Hasil Uji Statistik Deskriptif

7. N Minimum Maximum Sum Mean Std.

Deviation

Dampak

home industry

Dodol

97 46 58 5040 51,96 2,529

Tingkat

Kesejahteraan 97 40 55 4358 44,93 3,276

Valid 97

8. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

9. Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 30.647 6.758 4.535 .000

Dampak Home Industry

Dodol .275 .130 .212 2.116 .037

a. Dependent Variable: Tingkat Kesejahteraan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .212a .045 .035 3.219

a. Predictors: (Constant), Dampak Home Industry Dodol

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 30.647 6.758 4.535 .000

Dampak Home Industry

Dodol .275 .130 .212 2.116 .037

a. Dependent Variable: Tingkat Kesejahteraan

Page 168: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

LAMPIRAN 6

Lembar Dokumentasi

1. Keberadaan Home Industry Dodol

Tempat produksi home industry dodol Kios untuk penjualan

Aneka jenis dodol Olahan dodol

Page 169: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

Aneka jenis dodol Aneka jenis dodol

2. Memberikan Angket dan Wawancara dengan Pekerja

Page 170: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

3. Keadaan Rumah Masyarakat yang Bekerja di Home Industry Dodol

Page 171: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 172: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 173: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 174: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 175: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 176: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 177: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Page 178: DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43207/2/MUZDALIFAH-FITK.pdf · DAMPAK HOME INDUSTRY DODOL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN

BIODATA PENULIS

Muzdalifah, 11140150000004,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS), Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

Putri terakhir dari 4 bersaudara dari

pasangan H.Aceng Ma’mun dan Hj.Rodiah.

Penulis lahir di Bogor, 10 Agustus 1996, bertempat tinggal di Kp. Blok Jambu RT

001/001 Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor – Jawa Barat.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di SDN Tenjo 02 tahun 2002-2008,

Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwan Tenjo tahun 2008-2011, Madrasah Aliyah

Negeri 1 Tangerang tahun 2011-2014, dan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014-2018 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Geografi.

Skripsi yang penulis buat berjudul “Dampak Home Industry Dodol terhadap

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten

Bogor. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Ibu Dr.

Jakiatin Nisa, M.Pd dan Ibu Tri Harjawati, M.Si.