GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga...

181
GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA PECANDU NARKOTIKA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Elsa Yuninda Pasaribu 119114174 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga...

Page 1: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

NARAPIDANA PECANDU NARKOTIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Elsa Yuninda Pasaribu

119114174

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

iv

HALAMAN MOTTO

“Sejauh Mana Kaki Melangkah, Sejauh Itu pula

Kesempatan Menimba Ilmu”

-Bene, 2018-

Sudahi apa yang harus berakhir

Mulai yang harus dilakukan

Menoleh ke belakang untuk maju kedepan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kepada Tuhanku, Yesus Kristus

Untuk keluargaku Pak Elsa, Mak Elsa

Untuk adikku Oktavian Brasila Pasaribu

Untuk sahabat-sahabatku TYPOLICYUS yang

memberikan semangat hingga akhir

Untuk semua orang yang membantu dan

menyemangatiku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

vii

GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA

PECANDU NARKOTIKA

Elsa Yuninda Pasaribu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kesejahteraan psikologis narapidana pecandu

narkotika, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh narapidana untuk

mencapai kesejahteraan psikologisnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan

metode analisis tematik dari data wawancara semi terstruktur. Penelitian ini melibatkan tiga orang

informan yang sedang menjalani masa pidana kasus penyalahgunaan narkotika atau sebagai pecandu

narotika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan memiliki pandangan yang kontradiktif

pada pengalamannya selama menjalani masa pidana. Ketiganya memandang secara positif masa pidana

sebagai masa pembelajaran dan memandang negatif pada diri dan memandang hidup sebagai beban.

Dukungan sosial dari keluarga dan spritualitas sebagai koping juga muncul pada hasil penelitian. Ada tiga

dimensi yang mampu dicapai ketiga informan, yaitu dimensi pertumbuhan pribadi, relasi positif dengan

orang lain dan penerimaan diri, sedangkan tiga dimensi lainnya tidak mampu dicapai ketiga informan

selama menjalani masa pidana.

Kata Kunci: Kesejahteraan Psikologis, Narapidana, Pecandu Narkotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

viii

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF NARCOTICS OFFENDERS

Elsa Yuninda Pasaribu

Abstract

This research aims to view psychological well-being of narcotics offenders, the factors of the

psychological well-being of the narcotic offenders, and the efforts that has been being done by the

narcotics offenders in order to achieve their psychological well-being. This research is qualitative

research that uses thematic analysis method based on the data from semi-structured interview. Three

informants are narcotics offenders. Researcher found that all informants have contradictive perspective

about their experience in doing their penalty. They positively see penalty as a learning period, perceive

themselves negatively and life as a burden. Family support and spirituality are found in this research as

the informants coping. There are three dimensions of psychological well-being have been achieved by all

informants, which are personal growth, positive relationship with others, and self acceptance, whereas

the others three dimensions have not been achieved by all informants.

Key Words: Psychological Well-Being, Convict, Narcotics Offenders

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus atas anugerah dan

penyertaannya yang sangat luar biasa, sehingga penelitian yang berjudul GAMBARAN

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA PECANDU NARKOTIKA ini

telah selesai. Penelitian ini merupakan syarat untuk mendapat gelar Strata Satu (S1)

Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

Penulisan penelitian ini banyak mengalami proses naik turun, dimana penulis

selalu mendapatkan semangat dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada:

1. Pak Elsa. Terima kasih pa, telah memberikan segalanya kepadaku, terutama

kepercayaan hingga aku bisa melewati proses ini dengan baik. Semoga dengan

gelar yang aku dapatkan, aku mampu untuk menjadi individu yang lebih baik

dengan memberikan senyuman diwajahmu yang sudah tidak muda lagi.

2. Mak Elsa. Terimakasih ma, atas segala dukungan dan semangat yang selalu kau

kobarkan untukku tanpa mengenal lelah. Walau aku sering mengeluh dan

membantah, semoga dengan gelar ini, aku dapat memenuhi harapanmu untuk

menjadi individu mapan dan mampu menopang hari tuamu.

3. Adekku Vian. Terimakasih de katas semangat yang kau berikan selama proses

aku menyelesaikan tulisan ini. Semoga dengan gelar yang aku dapatkan, aku

mampu menjadi sosok dan panutan yang cukup baik, sehingga kita dapat

berkembang bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xi

4. Bu Monic. Terimakasih bu, sudah mau membimbing dan mengajariku dengan

sabar. Terimakasih ibu mau meluangkan waktu dan pikiran untuk terus

mendampingi aku, sehingga aku mampu melewati salah satu proses dalam

hidupku ini.

5. Cino-ku tersayang Agnes Wijaya, dimana dia selalu dapat meluangkan waktu

untuk menjawab pertanyaan atau menenangkanku selama proses pengerjaan

skripsi

6. Partner for Justice Olivia Indah Larasati, yang selalu menemani dengan

mengerjakan tanggung jawab ini bersama-sama. Saling melengkapi kesepian

dan saling menyemangati.

7. Mayang dan Ticrot. Trimakasih sudah memberi semangat dan bantuan selama

proses melewati masa-masa sulit penuh perjuangan ini wqwqwq

8. Anak-anakku Zico, Aiko, Tampan dan anak-anak mereka. Trimakasih selalu

menemani dan memberikan warna selama proses pengerjaan skripsi ini,

sehingga aku selalu merasa tidak kesepian dan terhibur dengan kenakalan kalian

9. Saudari-saudaraku TYPOLICIOUS. Terimakasih sudah mau menjadi bagian

dari hidupku, tidak pernah lelah mendampingi dan menyemangati aku.

Terimakasih sudah membantuku selama berproses diperkuliahan. Semoga gelar

ini mampu membuat kita secara matang bersama untuk berkembang menjadi

lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xii

10. Kenan, Epek, Yogi. Terimakasih telah menunjukkan kepedulian kalian

kepadaku dengan tetap mendukungku dan memberiku semangat dalam

menyelesaikan penelitian ini.

11. Valen dan Redha. Terimakasih sudah mau melengkapi kekuranganku dalam hal

teknis penulisan pada penelitian ini. Trimakasih sudah mau meluangkan waktu

untuk menemani dan memberikan semangat kepadaku selama proses penulisan

hingga akhir.

12. Pak Cahyo dan Bu Ari. Terimakasih untuk kedua dosen idolaku yang sudah mau

aku repotkan dan sudah mau meluangkan waktu untukku untuk beberapa saat.

Tanpa bimbingan dan ajaran dari kalian, aku tidak akan mampu melewati proses

awal penulisan sehingga tulisan ini menjadi lebih baik.

13. Kedua dosen penguji yang terkasih. Trimakasih telah menyediakan waktu dan

pikiran untuk mendengar hasil penelitian saya, sehingga saya mampu

memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi pada penelitian saya.

14. Kepada keluarga besar Dolan Ndeso. Trimakasih sudah memberi kesempatan

untukku belajar disana, namun tetap memberiku semangat untuk menyelesaikan

penelitian ini.

15. Informan dalam penelitian ini. Terimakasih atas cerita yang telah dibagikan

dalam penelitian ini. Semoga apa yang menjadi tujuan dan manfaat dari

penelitian ini dapat terpenuhi, sehingga individu lainnya dapat memiliki

kesempatan yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xiii

16. Kosan nugroho, kosan Palagan, dan tempat-tempat lain yang memberikan udara

segar saat proses menyelesaikan skripsi ini

17. Untuk keluarga PSIKOLOGI 2011, terimakasih banyak atas semuanya. Semoga

proses ini merupakan langkah awalku untuk kembali bersama dan menyusul

kalian untuk lebih berkembang di dunia.

Peneliti menyadari banyaknya kekurangan dalam penelitian itu. Oleh sebab itu,

peneliti menerima segala bentuk kritik maupun saran yang diberikan untuk

penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan para narapidana pecandu narkotika.

Yogyakarta,

(Elsa Yuninda Pasaribu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................................... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvii

DAFTAR SKEMA…………………………………………………………………...xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xix

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xv

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8

1) Manfaat Teoritis ................................................................................................. 8

2) Manfaat Praktis .................................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 9

A. NARAPIDANA PECANDU NARKOTIKA ........................................................ 9

1 Pengertian Narkotika, Ciri-ciri Ketergantungan dan Pecandu Narkotika .......... 9

2) Dampak Ketergantungan Narkotika ................................................................ 14

3) Narapidana Pecandu Narkotika ....................................................................... 16

B. KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ................................................................... 19

1) Pengertian Kesejahteraan Psikologis ............................................................... 19

2) Dimensi Kesejahteraan Psikologis ................................................................... 20

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis ......................... 24

C. DINAMIKA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA PECANDU

NARKOTIKA ............................................................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 34

A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 34

B. Informan Penelitian ............................................................................................. 37

C. Metode Pengambilan Data................................................................................... 38

D. Analisis Data ....................................................................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xvi

F. Kredibilitas Penelitian ......................................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 42

A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 42

B. Gambaran Informan ............................................................................................. 43

1. Informan I……………………………………………………………….………..43

2. Informan II……..…………………………………………………………….…..46

3. Informan III……..……………………………………………………………….47

C. Hasil Penelitian: Informan I ................................................................................ 49

D. Hasil Penelitian: Informan II ............................................................................... 60

E. Hasil Penelitian: Informan III .............................................................................. 71

F. Pembahasan ......................................................................................................... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 89

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 89

B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 90

C. Saran .................................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 96

LAMPIRAN ................................................................................................................. 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Ketergantungan .................................................................. 13

Tabel 4.1 Tabulasi Tema Informan I .............................................................................. 51

Tabel 4.2 Tabulasi Tema Informan II ............................................................................. 61

Tabel 4.3 Tabulasi Tema Informan III ........................................................................... 72

Tabel 4.4 Tabulasi Tema Ketiga Informan ..................................................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xviii

DAFTAR SKEMA

Skema 4.1 Tema Gabungan Ketiga Informan ............................................................... 82

Skema 4.2 Tema Gabungan Ketiga Informan ................................................................ 84

Skema 4.3 Tema Gabungan Ketiga Informan ............................................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Persetujuan (Informed Consent) Informan I ................................................... 102

Lembar Persetujuan (Informed Consent) Informan II .................................................. 104

Lembar Persetujuan (Informed Consent) Informan III................................................. 106

Berita Acara Penelitian ................................................................................................. 107

Koding Data Hasil Wawancara Informan I .................................................................. 110

Pengelompokkan Tema Informan I .............................................................................. 131

Koding Data Hasil Wawancara Informan II ................................................................. 134

Pengelompokkan Tema Informan II ............................................................................. 146

Koding Data Hasil Wawancara Informan III ............................................................... 149

Pengelompokkan Tema Informan III ........................................................................... 159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia secara lantang melakukan perang melawan narkotika, dengan

menjatuhkan hukuman mati para pengedar narkotika yang tertangkap. Hal

tersebut disertai dengan sosialisasi pemerintah mengenai pemberian rehabilitasi

kepada para pecandu narkotika. Saat ini, ada dua jenis penanganan bagi pecandu

narkotika, yaitu menjalani rehabilitasi dan menjalani hukuman pidana di dalam

lembaga pemasyarakatan (lapas). Penelitian ini akan berfokus pada individu

yang menjalani hukuman pidana di dalam lapas.

Penelitian ini akan dilakukan di sebuah lapas Klas II B Kaban Jahe.

Lapas ini merupakan lapas umum yang tidak hanya membina narapidana kasus

narkotika, tetapi membina narapidana dari berbagai macam kasus, walaupun

lebih banyak membina narapidana kasus narkotika. Berdasarkan hasil observasi,

lapas Kaban Jahe memiliki bangunan yang tidak terlalu luas sehingga terlihat

sesak dengan banyaknya narapidana yang ada di dalamnya. Ruangan di lapas

terdiri dari kamar tahanan, ruang kepala lapas, ruang kerja karyawan, kantin,

ruang kesehatan, gereja dan mushola. Kegiatan yang disediakan oleh lapas yaitu,

olahraga rutin, kegiatan pendalaman agama, pemeriksaan kesehatan dan

seminar-seminar pada waktu tertentu. Kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

2

pihak lapas, tidak bersifat wajib, karena narapidana bisa memilih untuk

mengikuti kegiatan atau tidak.

Lembaga pemasyarakatan di dalam sistem pemasyarakatan, selain

berfungsi sebagai tempat pelaksanaan pidana, juga berfungsi sebagai lembaga

pendidikan dan lembaga pembangunan (Dwiatmodjo, 2013). Menurut Undang-

Undang Nomor 12 tahun 1995, lapas merupakan tempat melaksanakan

pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Individu yang

mendapatkan pembinaan di dalam lapas akan mendapatkan sebutan sebagai

seorang narapidana. Menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan, narapidana merupakan terpidana yang menjalani hukuman di

dalam lembaga pemasyarakatan sehingga kehilangan kebebasan dalam bertindak

dan melakukan sesuatu. Sesuai dengan pengertian ini, maka individu yang

menjalani pidana akan kehilangan kemerdekaannya.

Banyak faktor yang menyebabkan individu menggunakan narkotika.

Afrinisna (2013) menemukan bahwa ketidakmampuan individu dalam

menyelesaikan masalah secara bertanggung jawab, membuat individu berusaha

memenuhi kebutuhan dengan jalan pintas, yaitu dengan menggunakan narkotika.

Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Indiyah (2005) yang

menemukan bahwa ada tujuh faktor utama penyebab seseorang menggunakan

narkotika, beberapa di antaranya merupakan ketakutan dan untuk menghindari

rasa sakit. Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa individu

menggunakan narkotika sebagai kompensasi dari rasa sakit dan ketakutan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

3

menghadapi sesuatu. Individu yang menggunakan narkotika sebelumnya telah

mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, ketika menjadi narapidana maka

stigma tersebut semakin buruk. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal pecandu

narkotika telah memiliki kondisi psikologis yang tidak stabil, dimana pecandu

cenderung menggunakan narkotika sebagai koping dalam menghadapi berbagai

permasalahan yang mereka alami.

Tantangan individu pecandu narkotika dalam mencapai sebuah

kesejahteraan psikologis semakin besar ketika pecandu kemudian menjalani

masa pidana di dalam lapas, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh

Handayani (2010) menemukan bahwa narapidana memiliki kekhawatiran akan

stigma sosial ketika keluar dari lapas, di mana stigma tersebut memengaruhi

masa depan mereka. Penelitian lain yang dilakukan oleh Azani (2012)

menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari

keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana dalam

bersosialisasi dengan lingkungannya.

Kesempatan narapidana pecandu narkotika untuk sembuh dari

kecanduannya juga semakin kecil, karena menurut laporan dari BNN (2015)

ketika berada di dalam lapas, mereka tetap bisa mendapatkan akses narkotika.

Hal ini membuat narapidana pecandu narkotika semakin larut dalam kecanduan

dan tidak mampu untuk kembali dalam masyarakat.

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa kesempatan yang diberikan

kepada narapidana, terutama narapidana pecandu narkotika untuk kembali ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

4

dalam masyarakat masih sangat kecil, padahal narapidana sebagai individu yang

terenggut kebebasannya memerlukan penanganan dan rehabilitasi untuk

meningkatkan kesejahteraan psikologisnya agar kejahatan yang dilakukan tidak

terulang kembali (Pratiwi & Utami, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa

menjalani masa pidana dapat memengaruhi kualitas kesejahteraan psikologis

narapidana pecandu narkotika. Meski mengusung konsep rehabilitasi, pada

praktiknya lapas masih sering dijalankan dengan konsep punitive daripada

rehabilitative. Orientasi pembinaan lebih bersifat top down approach, yaitu

program sudah ditetapkan dan seluruh narapidana harus berpartisipasi. Hasil dari

pembinaan tersebut membuat narapidana hanya sebagai objek program,

sehingga kebutuhan narapidana dalam membangun diri dan kelompok tidak

diperhatikan (Yunardhani, 2009). Akibatnya, praktik-praktik yang bersifat

represif masih sering terjadi. Konsekuensinya kesejahteraan psikologis

narapidana menjadi cenderung kurang diperhatikan. Narapidana sebagai

manusia memiliki hak dan kebutuhan dasar untuk mencapai kesejahteraan

psikologisnya. Hal inilah yang melatarbelakagi ketertarikan peneliti untuk

mengangkat topik tentang kesejahteraan psikologis narapidana pecandu

narkotika.

Penelitian ini akan menggunakan tinjauan teori kesejahteraan psikologis

yang dikemukakan oleh Ryff. Hal ini didasari oleh penelitian-penelitian Ryff

yang masih terus berkembang dan berlangsung, sehingga mampu mewakili masa

sekarang. Selain itu, teori Ryff dirumuskan berdasarkan beberapa konsep,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

5

seperti konsep kematangan oleh Allport, konsep formulasi dan individuasi dari

Jung, konsep aktualisasi diri dari Maslow dan konsep berfungsi sepenuhnya dari

Rogers (Ryff, 1989).

Teori kesejahteraan psikologis dirumuskan berdasarkan pengalaman hidup

seseorang yang dihadapkan pada tantangan berbeda dalam berbagai siklus

kehidupan (Ryff & Singer, 1996). Kesejahteraan psikologis merupakan sebuah

istilah yang digunakan dalam menggambarkan kualitas kebahagiaan individu

sehingga individu dapat berfungsi secara positif terhadap diri sendiri dan orang

lain (Ryff, 1989). Ryff (1995) memaparkan ada beberapa dimensi penting dalam

mencapai kesejahteraan psikologis, yaitu penerimaan diri (self acceptance),

hubungan yang hangat dengan orang lain (positif relations with others people),

otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan atau adaptif dengan lingkungan

(enviromental mastery), memiliki tujuan dalam hidup (purpose in life) dan

perkembangan pribadi (personal growth). Tantangan yang berbeda pada setiap

individu akan memunculkan proses yang berbeda pula bagi setiap individu

dalam mencapai kesejahteraan psikologis.

Ada beberapa penelitian yang telah mengkaji kondisi dan kesehatan

psikologis narapidana. Salah satu penelitian menemukan bahwa narapidana

dapat memiliki kesehatan mental yang cukup baik ketika berada di dalam

lembaga pemasyarakatan, walaupun aspek-aspek dari kesehatan mental

responden tidak sepenuhnya terpenuhi karena pengaruh lingkungan yang tidak

kondusif (Triaseptiana & Herdiana 2013). Penelitian lain dilaporkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

6

lembaga pemasyarakatan dapat membuat kesejahteraan narapidana secara

keseluruhan menjadi sangat rendah. Lebih lanjut penelitian tersebut juga

menjelaskan bahwa narapidana dalam masa percobaan dapat memiliki

kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan narapidana yang sudah menjalani

hukuman di dalam lembaga pemasyarakatan (Prakash, Sharma, Singh, &

Sanger, 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Handayani (2010) mengenai

kesejahteraan narapidana remaja yang berada di dalam lembaga

pemasyarakatan, menemukan bahwa narapidana remaja memiliki kondisi yang

tidak sehat secara psikologis. Hal tersebut diakibatkan perbedaan kondisi di luar

dan di dalam lapas.

Hidup dalam lembaga pemasyarakatan dapat membuat narapidana sangat

menderita, setidaknya mereka akan menjalani pola hidup yang berbeda

dibandingkan ketika tinggal di lingkungan masyarakat. Di balik hukuman yang

dijalani, banyak tekanan yang dialami narapidana yang dapat membuat kondisi

psikologis narapidana menjadi sangat buruk. Tekanan- tekanan tersebut di

antaranya adalah tuntutan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terbatas

dan kaku, serta mendapatkan stigma negatif dari lingkungan sosial. Hal-hal

tersebut dapat membuat narapidana mengalami stress (Haney, 2002).

Penelitian-penelitian yang telah dibahas sebelumnya telah menunjukkan

bagaimana kondisi psikologis pecandu narkotika yang sejak awal tidak stabil.

Kondisi tersebut ditambahkan dengan pengalaman menjalani masa pidana,

dimana masih sering ditemukan adanya peredaran narkotika di dalam lapas akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

7

berpengaruh pada kesejahteraan psikologis narapidana pecandu narkotika. Hal

ini membuat peneliti tertarik untuk melihat gambaran kesejahteraan psikologis

narapidana pecandu narkotika. Persoalan kesejahteraan psikologis memang telah

dikaji dalam sejumlah penelitian, tetapi masih jarang penelitian yang secara

khusus difokuskan pada narapidana pecandu narkotika. Penelitian ini secara

khusus ingin melihat bagaimana para narapidana pecandu narkotika

mendeskripsikan kesejahteraan psikologisnya. Penelitian ini juga ingin melihat

tantangan-tantangan psikologis maupun situasional yang dialami narapidana

dalam proses memenuhi kesejahteraan psikologisnya dan upaya-upaya yang

mereka lakukan untuk mengatasinya

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan paparan di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini

adalah bagaimana gambaran kesejahteraan psikologis narapidana pecandu

narkotika?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan

psikologis narapidana pecandu narkotika yang meliputi faktor-faktor yang

mempengaruhi dan upaya-upaya yang dilakukan oleh para narapidana tersebut

dalam mencapai kesejahteraan psikologisnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

8

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa manfaat

teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi pendukung

bagi lembaga-lembaga rehabilitasi dalam upaya mereka membantu

pecandu narkotika dalam mencapai kesejahteraan psikologisnya.

b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi bidang

kajian psikologi sosial, terkait dengan keterkaitan antara karakteristik

lingkungan sosial dan kondisi psikologis individu, terutama tentang

narapidana pecandu narkotika.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi terkait

gambaran peran dukungan sosial bagi narapidana pecandu narkotika untuk

mencapai kesejahteraan psikologisnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan memaparkan tinjauan teoritis dari kesejahteraan psikologis

narapidana pecandu narkotika. Pertama akan dipaparkan mengenai pengertian, golongan

dan ketergantungan narkotika. Selanjutnya, akan dijelaskan mengenai pengertian dan

jenis pidana dari narapidana, serta pemaparan mengenai pengertian, dimensi, serta

faktor dari kesejahteraan psikologis. Pada akhir bab akan dipaparkan dinamika

psikologis dari narapidana pecandu narkotika.

A. Narapidana Pecandu Narkotika

1. Pengertian Narkotika, Ciri-Ciri Ketergantungan Narkotika dan

Pecandu Narkotika

Pengertian narkotika diuraikan pada Pasal 1 Nomor 1 Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Narkotika adalah zat atau obat

yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun

semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan.

Berdasarkan kegunaan dalam keperluan medis, narkotika dibagi menjadi

3 golongan, yaitu:

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

10

a) Golongan I

Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

dalam terapi, serta mempunyai potensi yang sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh dari narkotika golongan I adalah kokain mentah,

ganja, opium mentah, tanaman koka, heroina dan sebagainya.

b) Golongan II

Narkotika golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan

sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi tinggi

mengakibatkan ketergantungan. Contoh dari narkotika golongan II

adalah morfina-n-oksida, oksikodona, trimeperidina dan sebagainya.

c) Golongan III

Narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Contoh golongan narkotika golongan III adalah kodeina,

polkodina, etilmorfina dsb.

Individu yang menggunakan narkotika tanpa resep dokter berisiko untuk

mengalami ketergantungan pada narkotika. Menurut undang-undang nomor

35 tahun 2009 tentang narkotika, ketergantungan narkotika adalah kondisi

yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan narkotika secara terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

11

menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama

dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba,

menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.

Berdasarkan DSM IVTR, ketergantungan narkotika masuk dalam

substance dependence atau ketergantungan zat adiktif. Ciri-ciri utama dari

ketergantungan zat adiktif ada kelompok simtom kognitif, perilaku dan fisik

yang ditandai dengan individu secara terus menerus menggunakan zat

adiktif terlepas dari masalah yang muncul dari zat adiktif tersebut.

Ketergantungan zat adiktif meliputi semua zat adiktif selain kafein.

Selanjutnya, simtom dari ketergantungan zat adiktif akan dijelaskan, seperti

di bawah ini:

a. Toleransi

a.1 Kebutuhan terhadap jumlah zat adiktif yang secara jelas terus

meningkat untuk mencapai efek yang diinginkan

a.2 Hilangnya efek meski dengan penggunaan jumlah zat adiktif

yang sama

b. Withdrawal (kondisi putus obat)

b.1 Perkembangan substance specific syndrome yang terjadi

karena penghentian penggunaan zat adiktif, bersifat berat dan

berkepanjangan. Substance specific syndrome menyebabkan

distress yang secara klinis signifikan atau menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

12

kerusakan pada fungsi sosial dan pekerjaan atau fungsi-fungsi

area penting lainnya.

b.2 Zat adiktif yang sama atau sejinis di konsumsi untuk

mengurangi withdrawal

c. Zat adiktif seringkali di konsumsi dalam jumlah yang besar atau

dalam periode yang lebih lama daripada yang diniatkan di awal

d. Adanya keinginan atau upaya yang gagal untuk menghentikan

penggunaan zat adiktif

e. Sebagian besar waktu dihabiskan dengan kegiatan-kegiatan untuk

mendapatkan zat adiktif dan sembuh dari efek zat adiktif.

f. Berkurangnya atau berhentinya aktifitas-aktifitas penting

dikarenakan penggunaan zat adiktif

g. Penggunaan zat adiktif terus dilanjutkan terlepas dari pengetahuan

tentang adanya masalah-masalah fisik dan psikologis yang muncul

secara berulang. Terkadang bisa terjadi atau diperparah oleh zat

adiktif tersebut.

Secara spesifik, Kandel 1975 (dalam BNN, 2015) merangkum dari

berbagai sumber mengenai tingkat ketergantungan seseorang pada narkotika

berdasarkan dari frekuensi penggunaan narkotika, berikut tabel singkatnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

13

Tabel 2.1

Kriteria tingkat ketergantungan

Experimental Occasional casual Moderate

use

Regular Heavy

users

Habitual,

cronic

1-2 kali (Mizner,

1973)

3-9 kali

(Mizner)

1-20 kali

(Stanton)

10-29 kali

(Mizner)

Minimal

1 kali

per

minggu

21-199

kali

(Stanton)

>200 kali

(Stanton)

1-2 kali (Josepson,

1973)

3-59 kali

(Josepson,

1973)

Satu atau

lebih dari

satu bulan

(Johnson)

>30 kali

(Mizner)

3 kali

seminggu

dalam 3

tahun atau

lebih atau

pakai tiap

hari

selama 2

tahun

(Hochman

& Brill,

1973)

1-9 kali (Josepson,

1972)

10-59 kali

(Josepson,

1972)

>60 kali

(Josepson)

<1 kali 1 bulan,

Johnson )

10 kali

dalam 1

tahun

terakhir

(Hochman

& Brill,

1973)

30 kali

per-

minggu

atau >1

bulan

pakai

Robina

Minimal 1

kali/

Bulan

(Johnson)

Dapat dilihat dari tabel di atas bagaimana gambaran tingkat penggunaan

narkotika pada pecandu narkotika, semakin sering individu menggunakan

narkotika, maka akan masuk ke dalam kategori pengguna kronis.

Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian dari pecandu narkotika

adalah individu yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika

dengan dengan kondisi psikologis dan kognitif yang mengarahkan perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

14

untuk mengkonsumsi narkotika dengan dosis yang selalu meningkat agar

mendapatkan efek kenikmatan yang sama, sehingga menimbulkan gejala

secara fisik dan psikis yang khas jika penggunaan dikurangi atau dihentikan.

2. Dampak Ketergantungan Narkotika

Ada beberapa penyebab individu menyalahgunakan narkotika, pada

penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dkk (2015) menemukan bahwa

ada tiga faktor dominan (internal maupun eksternal) yang mempengaruhi

seseorang untuk menggunakan narkotika, yaitu:

1. Adanya pengertian yang salah mengenai narkotika yang tidak

membuat ketergantungan, sehingga adanya keinginan untuk terus

mencoba.

2. Memiliki lingkup pergaulan dengan pecandu narkotika, sehingga

terpengaruh oleh lingkungan sosial.

3. Mengikuti tren atau gaya hidup.

Eleanora (2011) memaparkan mengenai bahaya menggunakan

narkotika, terlebih dampak pada fisik, seperti:

a. Otak dan syaraf dipaksa bekerja secara tidak wajar. Hal ini akan

menyebabkan menurunnya fungsi kognitif sehingga individu cenderung

kurang konsentrasi saat melakukan sesuatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

15

b. Narkotika mengotori peredaran darah sehingga mempengaruhi kerja

jantung yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan individu menjadi

mudah cemas karena detak jantung yang cenderung berpacu cepat.

c. Fisik menjadi mudah lelah ketika berkegiatan karena pernafasan yang

terganggu oleh zat-zat dari narkotika.

d. Kelebihan dosis pemakaian akan menyebabkan kematian

Selain itu, ada beberapa dampak yang di paparkan oleh Anggreni (2015)

pada psikis individu yang menggunakan narkotika, yang berikutnya akan

dijabarkan di bawah ini:

Dampak psikis

a. Lamban dalam bekerja, ceroboh, sering tegang dan gelisah. Hal ini

menyebabkan individu sering melakukan kesalahan dalam

melakukan sesuatu.

b. Hilangnya kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, dan penuh curiga,

sehingga cenderung menghindari kontak sosial dengan orang banyak.

c. Menjadi ganas dan memiliki tingkah laku brutal, hal ini merujuk

pada sikap cenderung lebih sensitive dan emosional.

d. Cenderung menyakiti diri dan merasa tidak aman, bahkan hingga

bunuh diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

16

3. Narapidana Pecandu Narkotika

Untuk menjelaskan pengertian narapidana, sebelumnya akan dijelaskan

terlebih dahulu pengertian dari terpidana. Berdasarkan undang-undang

nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan dalam pasal 1 angka 6,

terpidana adalah seorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Pengertian narapidana,

diuraikan dalam pasal 1 angka 7, narapidana adalah terpidana yang

menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa narapidana pecandu narkotika adalah

individu yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam

keadaan ketergantungan pada narkotika, baik secara fisik dan psikis, sedang

menjalani masa pidana pembinaan di lapas.

Berdasarkan undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika

terkait ketentuan pidana, setiap individu yang menyalahgunakan narkotika

mendapat tindakan pidana tergantung dari bagaimana individu

mendapat/memiliki/menggunakan narkotika dan tergantung pada golongan

narkotika yang didapati ada pada individu tersebut. Pada pasal 127

dijabarkan tindak pidana yang diberikan pada penyalahguna narkotika

berdasarkan golongan dan penggunaan secara pribadi, sebagai berikut:

a) Narkotika golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara

paling lama 4 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

17

b) Narkotika golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara

paling lama 2 tahun

c) Narkotika golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara

paling lama 1 tahun

Menurut undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan,

sistem pembinaan untuk para narapidana dilaksanakan berdasarkan asas

pengayoman, persamaan perlakukan dan pelayanan, pendidikan,

pembimbingan, penghormatan harkat dan martabat manusia, kehilangan

kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan. Setiap narapidana tetap

terjamin haknya untuk berhubungan dengan keluarga dan orang-orang

tertentu. Selain itu, ada hak-hak yang diperoleh oleh narapidana selama

menjalani hukuman pidana di dalam lapas, seperti yang terurai pada

undang-undang nomor 12 tahun 1999 tentang syarat dan tata cara

pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan. Di antara hak-hak tersebut

misalnya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan dan bimbingan

keagamaan, berhak mendapat perawatan rohani dan jasmani, serta berhak

mendapatkan pendidikan dan pengajaran lebih lanjut terkait kebutuhan.

Selain mendapatkan tindak pidana penjara, individu penyalahguna

narkotika juga dapat mengikuti program rehabilitasi yang diberikan oleh

pemerintah, yaitu program rehabilitasi medis dan sosial. Individu yang telah

ditetapkan pengadilan bersalah melakukan tindak pidana narkotika juga

berkewajiban untuk mengikuti rehabilitasi medis dan sosial sebagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

18

yang tercantum dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang

narkotika. Program rehabilitasi narkotika merupakan serangkaian upaya

yang terkoordinasi dan terpadu, terdiri atas upaya-upaya medis, bimbingan

mental, psikososial, keagamaan, pendidikan dan latihan vokasional untuk

meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, kemandirian dan menolong

diri sendiri, serta dapat mencapai kemampuan fungsional sesuai dengan

potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, sosial dan ekonomi (Badri, 2016).

Pemaparan mengenai rehabilitasi di atas mampu menunjukkan bahwa upaya

rehabilitasi merupakan usaha agar individu penyalahguna narkotika dapat

kembali ke masyarakat.

Badri (2016) memaparkan ada 4 fase dalam proses rehabilitasi, yang

pertama mengenalkan dampak-dampak dari narkotika pada fisik dan psikis

korban atau dengan slogan “No drugs”. Fase kedua adalah membebaskan

korban dari keterikatannya dengan narkotika. Fase kedua ini dilakukan

dengan mengisolasi antar mantan pecandu dan pecandu narkotika sehingga

tidak dapat saling bertemu dan melakukan interaksi berupa transaksi atau

ajakan untuk kembali pada narkotika, fase ini juga dapat disebut sebagai

Crame free. Selanjutnya, mengupayakan korban untuk produktif melakukan

kegiatan-kegiatan positif agar mampu membangun harapan dan cita-cita

baru atau dapat disebut sebagai fase productivity dan yang terakhir adalah

fase untuk menanamkan pola hidup sehat dengan membangun kedisiplinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

19

melalui ibadah, olahraga dan menjalin hubungan sosial yang baik agar

terjadi perubahan perilaku pada diri korban, baik secara fisik dan psikis.

B. Kesejahteraan Psikologis

1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Kesejahteraan psikologis merupakan sebuah istilah atau sebuah

konsep untuk menggambarkan kualitas kebahagiaan atau kesejahteraan

seseorang yang ditandai dengan beberapa dimensi (Ryff, 1989).

Kesejahteraan psikologis memiliki kemiripan dengan konsep aktualisasi diri

dari Maslow, orang yang berfungsi sepenuhnya dari Rogers, formulasi

individuasi dari Jung, dan teori kematangan individu dari Allport (Ryff &

Singer, 1996). Kesejahteraan psikologis diasosiasikan dengan fleksibilitas,

kemampuan berpikir secara kreatif, perilaku pro-sosial dan sehat secara

jasmani (Huppert, 2009). Secara keseluruhan teori kesejahteraan psikologis

mengatakan bahwa individu yang memiliki kesejahteraan yang baik adalah

individu yang tidak mengalami gangguan mental, seperti depresi atau

kecemasan (Ryff, Mage, Kling & Wing, 1999).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kesejahteraan psikologis merupakan suatu gambaran mengenai keadaan

psikologis individu, dimana individu yang dapat berfungsi secara positif dan

optimal, merupakan individu yang memiliki kesejahteraan psikologis yang

baik. Hal tersebut bisa tercapai ketika individu selalu melakukan evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

20

diri terhadap masa lalu sehingga dapat memenuhi dimensi-dimensi dari

kesejahteraan psikologis.

2. Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Pada sub-bab ini akan dijabarkan dimensi-dimensi yang mampu

memengaruhi kesejahteraan psikologis yang terdiri dari enam dimensi yang

dikemukakan oleh Ryff (1989), yaitu:

a. Penerimaan Diri

Penerimaan diri didefinisikan sebagai fitur utama kesehatan

mental yang merupakan karakteristik dari aktualisasi diri, dimana

individu dapat berfungsi secara optimal dan memiliki kematangan (Ryff,

1989). Individu yang menerima dirinya sendiri adalah individu yang

tidak meninggikan tembok pertahanan, kepura-puraan, atau rasa bersalah

yang menjelekkan diri sendiri, memiliki cita rasa yang baik terhadap

makanan, sex dan tidur, serta tidak terlalu kritis dengan kelemahan-

kelemahan diri dan tidak terbebani oleh kecemasan atau rasa malu (Feist

& feist, 2006).

b. Relasi Positif dengan Orang lain

Diri yang memiliki perasaan yang kuat, empati dan kasih sayang

kepada orang lain merupakan individu yang mampu memperbanyak dan

mempertahankan relasi. Memiliki hubungan hangat dengan orang lain

dianggap sebagai salah satu kriteria kedewasaan seseorang (Ryff, 1989).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

21

Allport menyatakan ada dua macam kehangatan dalam hubungan dengan

orang lain, yang pertama adalah kapasitas untuk keintiman, yaitu mampu

memperlihatkan keintiman (cinta) pada orangtua, anak, partner, dan

teman akrab dan yang kedua adalah kapasitas untuk perasaan terharu,

yaitu pemahaman akan kondisi dasar akan manusia dan perasaan seperti

rasa sakit, penderitaan, ketakutan dan kegagalan (Schult, 1977).

c. Memiliki Tujuan Hidup

Allport menyatakan bahwa orang yang sehat adalah mereka yang

melihat kedepan, memiliki perasaan akan tujuan, memiliki tugas untuk

diselesaikan, dimana hal tersebut sebagai batu sendi kehidupan mereka

dan memberikan keberlangsungan pada keperibadian individu, sehingga

arah tersebut memberikan suatu alasan untuk hidup (Schultz, 1991).

Tujuan hidup yang dimaksud seperti memiliki tujuan yang lebih terarah

untuk mencapai sesuatu (Ryff, 1989). Teori perkembangan hidup

menggambarkan macam dari tujuan hidup antara lain menjadi individu

yang produktif, kreatif atau mampu mengintegrasi emosi pada masa

depan (Ryff, 1989).

d. Pertumbuhan Pribadi

Fungsi psikologis yang optimal tidak hanya bertujuan untuk

mencapai pembentukan karakteristik, tetapi juga mengharuskan individu

untuk mengembangkan potensi untuk dapat berkembang sebagai pribadi,

dimana aktualisasi diri dan menyadari potensi pada diri sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

22

merupakan hal utama dalam pertumbuhan pribadi (Ryff, 1989). Perls

memiliki pandangan, bahwa perkembangan keperibadian adalah

perubahan dari bantuan lingkungan menjadi dapat berdiri sendiri

(Schultz, 1991).

e. Kemampuan untuk Mengatur Kehidupan dalam Lingkungan

Salah satu karakteristik individu memiliki kesehatan mental yang

baik adalah individu yang mampu untuk memilih dan menciptakan

lingkungan sesuai dengan kondisi psikisnya. Teori ini menekankan pada

kemampuan individu untuk maju dan mengubah dunia secara kreatif

melalui aktifitas mental dan fisik (Ryff, 1989). Goldstein mengatakan

bahwa seorang individu penting untuk mendapatkan lingkungan yang

lain serasi agar dapat menyeimbangkan ketenangan batinnya. Hal

tersebut karena lingkungan memberikan sarana-sarana yang diperlukan

untuk dapat mencapai aktualisasi diri, sehingga penyesuaian dengan

lingkungan diwujudkan dengan mewujudkannya (Hall & Lindsley,

1993).

f. Otonomi

Individu yang berfungsi sepenuhnya dan telah

mengaktualisasikan diri merupakan individu yang tidak memerlukan

persetujuan orang lain dalam mengambil keputusan , tetapi memiliki

standar untuk mengevaluasi diri sehingga mampu untuk menentukan

nasib, kemerdekaan dan mampu mengatur perilaku dari dalam diri (Ryff,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

23

1989). Individu yang sudah mengaktualisasikan diri merupakan individu

yang tidak bergantung dengan orang lain, dengan begitu individu tidak

terganggu dengan kritikan dan bujuk rayu. Kemandirian dapat membuat

individu merasa damai karena tidak perlu hidup dengan persetujuan

orang lain (Feist & Feist, 2006).

Pemaparan di atas telah menjabarkan bahwa individu yang

memiliki kesejahteraan psikologis baik adalah individu yang mampu

untuk mengaktualisasikan dirinya ditandai dengan memiliki pertahanan

terhadap diri sendiri, terhadap hal-hal di luar diri, sehingga tidak terlalu

kritis pada kekurangan dan kelemahan diri, dapat mengambil keputusan

tanpa perlu pertimbangan dari lingkungan atau luar diri individu,

sehingga individu dapat berdaptasi dan mengatur lingkungan secara

kreatif. Selain itu, individu diharapkan mampu menunjukkan rasa cinta,

kasih sayang dan empati terhadap orang-orang yang ada disekitar.

Pemenuhan dimensi kesejahteraan psikologis juga ditandai dengan

individu yang memiliki alasan dan tujuan hidup sehingga mampu

melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan dalam kehidupan sebagai

manusia, dengan demikian individu dapat terus berkembang sesuai

dengan lingkungan dan potensi diri untuk mencapai kondisi psikologis

yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

24

3. Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Pada sub-bab sebelumnya telah dijabarkan beberapa dimensi

yang dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Selain

dimensi, kesejahteraan psikologis seseorang juga dapat dipengaruhi

beberapa faktor dari dalam atau luar diri individu. Pada sub-bab ini peneliti

akan menjabarkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesejahteraan

psikologis seseorang.

a. Usia

Faktor usia merupakan salah satu faktor yang cukup banyak

mempengaruhi dimensi-dimensi dari kesejahteraan psikologis. Erikson

memiliki pandangan bahwa individu dewasa ke atas lebih dapat

menerima diri dibandingkan dengan individu pada usia muda. Peneltian-

penelitian yang dilakukan menemukan rendahnya dimensi tujuan hidup

dan pertumbuhan pribadi pada usia tua dikarenakan terbatasnya

pengalaman dan ketertinggalan zaman, sehingga individu usia muda dan

usia paruh baya lebih dapat menghargai tujuan hidup dan pertumbuhan

pribadi (Ryff, 1995).

b. Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang

dianggap mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Beberapa

hasil temuan, dibandingan pria, dalam pemenuhan dimensi kesejahteraan

psikologis, wanita memiliki angka lebih tinggi, seperti pada dimensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

25

hubungan hangat dengan orang lain dan pertumbuhan pribadi. Wanita

dianggap memiliki kekuatan psikologis yang lebih baik dibandingkan

pria, namun karena hal itu wanita juga lebih gampang mengalami depresi

(Ryff, 1995).

c. Status Sosial

Hasil dari penelitian sebelumnya mendapatkan bahwa tinggi

rendahnya status sosial mempengaruhi seseorang dalam mencukupi

kehidupan sehari-hari, sehingga keadaan tersebut dapat menjadi faktor

pelindung individu dalam menghadapi stress dan kesulitan dalam hidup.

Individu yang tidak mampu dan memiliki status sosial yang rendah

dalam masyarakat akan mengalami kesulitan dalam mencukupi

kehidupan sehari-hari. (Ryff & Singer, 1996).

d. Perbedaan Budaya

Perbedaan budaya merupakan salah satu faktor yang dapat

memengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Perbedaan budaya

yang dimaksud di sini adalah dua budaya besar, yaitu budaya

individualis (kebanyakan pada Negara eropa) dan budaya kolektifis

(kebanyakan negara asia). Perbedaan terdapat dalam pemenuhan dimensi

dari kesejahteraan psikologis, seperti dimensi otonomi akan memiliki

persentase yang lebih tinggi pada individu dengan budaya individualis

dibandingkan dengan budaya kolektivis, dan dimensi hubungan hangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

26

dengan orang lain akan memiliki persentase tinggi pada budaya

kolektifis dibandingkan budaya individualis (Ryff, 1995).

e. Kepribadian

Kepribadian dianggap memiliki korelasi yang sangat signifikan

dengan kesejahteraan psikologis seseorang. Penelitian pertama kali

dilakukan dengan melihat kaitan “Big Five Theory” dengan

kesejahteraan psikologis, didapatkan bahwa kepribadian ekstaversi

memiliki kaitan atau kesesuaian dengan dimensi hubungan hangat

dengan orang lain dan pertumbuhan pribadi. Keperibadian yang lain

adalah kepribadian neurotik memiliki kaitan langsung dengan dimensi

tujuan hidup, penerimaan diri dan penguasaan lingkungan (Ryff, 2013).

f. Spiritualitas

Spiritualitas dianggap sebagai salah satu faktor yang mampu

memengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Spiritualitas

merupakan konsep yang tidak dapat dijelaskan melalui istilah-istilah

material, meskipun spiritualitas seseorang dapat dipengaruhi oleh dunia

materil, namun spiritualitas dapat dikatakan sebagai roh atau jiwa

(Schultz, 1991). Pollner (dalam Amawidyati & Utami, 2006)

menemukan bahwa agama dianggap mampu menyediakan sumber-

sumber untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, memiliki

perasaan berdaya dan mampu pada diri, serta agama dapat menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

27

landasan untuk memiliki makna, arah dalam hidup dan identitas

personal.

Dari pemaparan di atas dapat dijabarkan bahwa ada beberapa

faktor yang mampu memengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang.

Usia, dimana pandangan dan kebutuhan setiap usia individu berbeda,

membuat perbedaan yang cukup signifikan pada dimensi-dimensi

kesejahteraan psikologis, seperti dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan

pribadi. Jenis kelamin, dimana wanita dianggap lebih mampu dalam

beradaptasi dan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain

sehingga pemenuhan dimensi kesejahateraan psikologisnya akan berbeda

dengan pria. Kebutuhan pokok sehari-hari merupakan sebuah hal yang

penting untuk mencegah terjadi nya stress, karena jika individu merasa

stress maka individu akan semakin jauh dari kesejahteraan psikologis,

semakin kecil kemampuan individu memenuhi kebutuhan hidup, hal itu

akan memengaruhi pemenuhan dimensi kesejahteraan psikologisnya.

Perbedaan budaya pada individu membuat individu memiliki

perilaku yang berbeda atau memiliki pandangan yang berbeda dalam

suatu hal, seperti budaya kolektifis lebih memiliki memiliki presentase

lebih tinggi pada hubungan hangat dengan orang lain di bandingan

dengan budaya individualis. Kepribadian menjadi salah satu faktor yang

dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang, bahwa individu

dengan kepribadian ekstraversi memiliki presentase lebih tinggi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

28

dimensi hubungan hangat dengan orang lain dan pertumbuhan pribadi

dibandingkan dengan individu dengan kepribadian neurotik. Spiritualitas

dianggap mampu menjadi landasan atau pegangan seseorag dalam

menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga individu

merasa lebih sejahtera.

C. Dinamika Kesejahteraan Psikologis Narapida Pecandu Narkotika

Keberadaan individu di dalam lapas memberikan dampak fisik dan

psikis, seperti rasa rendah diri, hilangnya identitas, merasa terisolasi dan

mendapatkan stigma dari lingkungan sosial, sehingga kehilangan kepercayaan

diri (Pratiwi & Utami, 2012). Narapidana narkotika merupakan narapidana

dengan kondisi yang berbeda dibandingkan dengan narapidana lainnya, karena

terkena dampak dari penggunaan narkotika tersebut. Narapidana narkotika

merupakan individu yang sejak awal tidak stabil secara mental dan fisik, kurang

dapat memberikan respon yang sesuai dan cenderung memiliki sikap reaktif

serta over produktif, hal ini menyebabkan narapidana narkotika membutuhkan

penanganan khusus di bandingkan dengan narapidana lainnya (Kristianingsih,

2009). Pada kondisi tersebut, tak jarang bahwa narapidana mengalami sakaw

dan tetap menggunakan narkotika di dalam lapas. Hal ini diperkuat dengan

laporan dari BNN (2015) yang menyebutkan bahwa masih terdapat akses

narkotika yang beredar di dalam lapas. Kondisi ini membuat narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

29

narkotika tetap menjadi seseorang yang dianggap “bersalah” dan tidak sembuh

dari kecanduannya.

Kehidupan yang dijalani oleh narapidana merupakan sebuah tantangan

yang sangat besar untuk dilalui, terutama untuk kembali mencapai sebuah

kesejahteraan psikologis. Menjadi seorang narapidana, seorang individu sudah

mengalami kehilangan kemerdekaannya karena harus berada di dalam tempat

yang sama setiap harinya dan hanya dapat melakukan aktifitas-aktifitas yang

telah disediakan oleh pihak lapas. Perasaan terkurung dan kegiatan yang

monoton tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi narapidana untuk sejahtera

secara psikologis. Kehidupan di dalam lapas mampu mempengaruhi respon

afektif dan kognitif pada narapidana, sehingga memunculkan rasa khawatir,

putus asa, resiko mengulangi kesalahan yang sama karena ketidakpuasan atas

berbagai hal di masa lalu, hal-hal ini dapat mempengaruhi individu di dalam

relasi sosial dan mengekspresikan emosi (Triaseptiana & Herdiana, 2013).

Kehidupan di lapas yang membuat narapidana hidup terpisah dengan

keluarga juga menimbulkan dampak psikologis seperti perasaan sedih, tertekan,

merasa terbatasi dan ingin pulang kerumah karena merindukan keluarga, serta

merasakan perasaan-perasaan tidak nyaman lainnya. Selain itu, kehidupan

menjadi narapidana yang tidak terlepas dari konflik di dalam keluarga, dimana

tidak sedikit narapidana diabaikan oleh keluarga bahkan mendapat gugatan cerai

dari pasangan (Hairina & Komalasari, 2017). Tantangan yang dihadapi oleh

narapidana tergolong cukup kompleks, karena tidak hanya datang dari diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

30

sendiri, melainkan lingkungan sosial. Tantangan-tantangan tersebut kemudian

mempengaruhi keadaan psikologis narapidana dalam prosesnya mencapai

kesejahteraan psikologis, dimana kesempatan untuk menjadi sejahtera secara

psikologis cukup kecil.

Kesejahteraan psikologis merupakan sebuah istilah atau sebuah konsep

untuk menggambarkan kualitas kebahagiaan atau kesejahteraan seseorang yang

ditandai dengan beberapa dimensi (Ryff, 1989). Tantangan yang berbeda pada

setiap kehidupan individu dapat mempengaruhi bagaimana proses pemenuhan

dimensi dari kesejahteraan psikologis individu tersebut. Beberapa dimensi

kesejahteraan yang menandai seorang individu memiliki kualitas kesejahteraan

psikologis yang baik adalah penerimaan diri, otonomi, relasi positif dengan

orang lain, memiliki tujuan hidup, pertumbuhan pribadi dan kemampuan untuk

mengatur kehidupan dalam lingkungan (Ryff, 1989).

Individu yang memiliki kualitas kesejahteraan psikologis yang baik

adalah individu yang mampu menerima dirinya sendiri, seperti berfungsi secara

optimal dan memiliki kematangan. Individu juga mampu membangun dan

mempertahankan relasi sosial dengan orang lain, serta mampu beradaptasi

dengan lingkungan sehingga dapat terus maju dan melakukan perubahan secara

kreatif melalui aktifitas mental dan fisik. Individu selalu ingin mengalami

perkembangan dan peningkatan pada dirinya karena memiliki tujuan dalam

hidup yang ingin dicapai, individu juga mampu secara mandiri mengambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

31

langkah dan keputusan terkait dirinya tanpa perlu persetujuan dari orang lain

(Ryff, 1989).

Selain dimensi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi individu

dalam mencapai kesejahteraan psikologisnya. Faktor-faktor tersebut bisa dari

dalam diri maupun dari luar diri individu, seperti usia, jenis kelamin, status

sosial, perbedaan budaya, keperibadian dan spiritualitas. Usia dianggap sebagai

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang

karena sepanjang perkembangan usia seseorang, maka pandangan dan

pengalaman akan mempengaruhi individu dalam melihat dunia dan

kebutuhannya. Perbedaan kondisi psikologis antara pria dan wanita dianggap

mampu mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang karena wanita

dianggap lebih memiliki kekuatan psikologis dibandingkan pria.

Status sosial yang baik tentunya membuat kehidupan akan berjalan

dengan lebih baik karena tidak banyak hal yang menjadi kecemasan dalam

menjalani kehidupan, sebaliknya dengan status sosial rendah, seseorang

memiliki hal yang harus dikhawatirkan. Hal ini menunjukkan bagaimana status

sosial menjadi salah satu faktor yang mampu mempengaruhi kesejahteraan

psikologis seseorang.

Selain status sosial, faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi

kesejahteraan psikologis seseorang adalah faktor keperibadian. Perbedaan

keperibadian pada setiap orang mempengaruhi bagaimana individu tersebut

mencapai kesejahteraan psikologisnya, seperti keperibadian ektraversi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

32

cenderung lebih terbuka dan spontan akan lebih baik pada dimensi hubungan

hangat dengan orang lain dan pertumbuhan pribadi. Kekuatan spiritualitas juga

menjadi faktor lain yang mampu mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Hal

ini karena individu cenderung membutuhkan sesuatu untuk dipercayai dan

dijadikan pedoman dalam menjalani hidup, sehingga individu cenderung

menjadikan spiritualitas sebagai coping dalam menghadapi berbagai hal yang

terjadi pada dirinya.

Berdasarkan gambaran di atas, dapat dilihat bagaimana kualitas

kesejahteraan psikologis yang baik pada individu dapat tercapai. Berbagai

tantangan yang dialami oleh narapidana pecandu narkotika dapat menunjukkan

bagaimana kualitas kesejahteraan psikologisnya selama menjalani masa pidana.

Tantangan yang didapatkan bukan hanya berasal dari dalam diri, melainkan dari

luar dirinya. Keberadaan di dalam lapas, dimana individu hanya dapat

melakukan aktifitas yang bersifat monoton dan harus hidup terpisah dengan

keluarga memberikan dampak pada individu tersebut dalam proses pemenuhan

kesejahteraan psikologis. Perasaan sedih, putus asa dan kecewa yang dirasakan

oleh individu akan mempengaruhi bagaimana dimensi-dimensi dari

kesejahteraan psikologis terpenuhi, seperti perasaan bersalah yang berlebih pada

diri sendiri yang kemudian akan mempengaruhi bagaimana narapidana dapat

menerima dirinya selama menjalani masa pidana.

Lingkungan sosial yang tidak mendukung narapidana juga dapat

mempengaruhi bagaimana kesejahteraan psikologis narapidana tersebut, seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

33

keberadaan keluarga yang memberikan dukungan lewat kunjungan ke lapas

yang mampu memberikan dampak pada pemenuhan dimensi hubungan hangat

dengan orang lain dan pertumbuhan pribadi. Tantangan lain yang mungkin di

alami oleh narapidana pecandu narkotika adalah saat dirinya tidak mampu

beradaptasi dengan lingkungan lapas karena kehidupan yang terlalu berbeda

dengan di luar lapas. Hal tersebut akan memengaruhi bagaimana dimensi dari

kemampuan mengatur lingkungan dalam hidup dan otonomi terpenuhi. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini akan berfokus pada

pengalaman-pengalaman yang dialami oleh narapidana pecandu narkotika

selama menjalani masa pidana. Pengalaman-pengalaman tersebut kemudian

dijadikan acuan untuk dapat melihat gambaran kesejahteraan psikologis

narapidana pecandu narkotika, faktor-faktor yang mempengaruhi dan upaya-

upaya yang dilakukan oleh para narapidana untuk mencapai kesejahteraan

psikologisnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjabarkan mengenai jenis dan pendekatan yang akan digunakan

dalam penelitian. Di awal akan dijelaskan mengenai fokus penelitian dan karakteristik

informan pada penelitian. Pada bagian akhir akan dijelaskan mengenai metode

pengambilan data, teknik analisis data dan kredibilitas pada penelitian. Berikut adalah

penjelasan dari masing-masing sub-bab dalam bahasan ini:

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bersifat ilmiah dan memiliki tujuan untuk memahami atau menggali makna-makna

yang dialami individu dalam kehidupan sosial (Cresswell, 2009). Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data secara deskriptif,

seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, foto dan rekaman video

(Poerwandari, 2005). Proses dalam penelitian kualitatif melibatkan prosedur-

prosedur ilmiah, seperti proses pengambilan data yang akan diolah untuk

menemukan pola dan tema, maka secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang bersifat eksploratorik yang berarti lebih

mengandalkan data berupa ungkapan atau penurutan dari pada subjek penelitian

dalam mengeksplorasi fenomena atau konsep pokok penelitian (Supratiknya, 2015).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

35

merupakan penelitian yang dilakukan langsung dengan informan dalam bentuk

wawancara, observasi dan video/gambar untuk mendapatkan gambaran yang

kompleks mengenai informan, yang kemudian dapat menggambarkan makna atau

esensi dari fenomena yang diteliti.

Sarantakos (dalam Poerwandari, 2005) memaparkan sejumlah ciri penelitian

kualitatif. Mengacu pada paparan Poerwandari, penelitian akan dilakukan dengan

mengikuti kriteria berikut:

1. Menggunakan pendekatan naratif

Aspek dalam penelitian kualitatif adalah mencoba menarasikan kembali

data yang diperoleh dengan baik agar pembaca dapat memahami kedalaman,

makna dan interpretasi terhadap suatu fenomena yang utuh. Proses

menarasikan dapat dibantu dengan tampilan visual seperti bagan, skema atau

gambar. Pada penelitian ini, penggunaan pendekatan naratif dilakukan dengan

memaparkan pengalaman dan pemaknaan setiap informan dalam alur makna

tertentu yang merepresentasikan cara informan melihat dan merefleksikan

pengalamannya.

2. Studi dalam situasi alamiah

Studi dalam situasi alamiah adalah studi yang bertumpu pada penemuan.

Penelitian dilakukan secara alamiah tanpa campur tangan peneliti dalam

memanipulasi setting. Peneliti berada dalam keadaan yang sebenarnya dan

dapat melihat apa yang muncul atau ditemukan dari fenomena tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

36

3. Analisis induktif

Penelitian kualitatif dikatakan induktif karena peneliti tidak membatasi

diri dalam upaya menerima atau menolak dugaan-dugaan awal, tetapi mencoba

memahami situasi dan kesesuaian situasi yang muncul.

4. Kontak personal di lapangan

Penelitian kualitatif menekankan pentingnya kedekatan dengan orang-

orang dan situasi penelitian agar peneliti mampu memperoleh pemahaman

yang jelas mengenai realitas dan kondisi nyata sehari-hari. Pada penelitian ini,

pendekatan intensif hanya dilakukan dengan penjaga atau sipir lapas untuk

mendapatkan gambaran umum mengenai kegiatan dan kehidupan di dalam

lapas. Pendekatan intensif tidak dapat dilakukan dengan informan penelitian

karena terbatasnya ruang gerak bertemu dengan informan di dalam lapas.

5. Bersifat netral-empatis

Penelitian kualitatif menganggap bahwa objektivitas murni tidak ada,

karena penelitian kualitatif mengungkap data berdasarkan perspektif subjek

penelitian. Peneliti berkomitmen untuk memahami fenomena dengan

mempertimbangkan kompleksifitas dan keragaman perspektif yang muncul dan

menyeimbangkan hasil penelitian berdasarkan bukti-bukti yang menguatkan

atau melemahkan. Peneliti juga wajib untuk bersikap empatis agar dapat

memperoleh data yang mampu merefleksikan pemikiran dan penghayatan dari

informan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

37

6. Fleksibelistas pada desain

Desain kualitatif bersifat luwes atau fleksibel sesuai dengan kepentingan

dalam perkembangan penelitian yang dilakukan.

7. Peneliti sebagai instrumen kunci

Pada penelitian kualitatif, kompetensi peneliti adalah hal yang paling

penting. Hal tersebut karena sejak awal peneliti yang memulai dan memilih

topik, mendekati atau memperdalam topik, mengumpulkan data hingga analisis

dan interpretasi.

B. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian dipilih dengan beberapa kriteria yang sudah

ditentukan oleh peneliti. Kriteria informan penelitian ini adalah informan yang

sedang menjalani sanksi pidana di dalam lembaga pemasyarakatan dan merupakan

terdakwa pengguna yang telah kecanduan narkotika. Berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan oleh peneliti, maka informan penelitian yang akan diambil

berjumlah 3 orang. Hal tersebut karena terbatasnya ruang gerak peneliti dalam

melakukan penelitian karena birokrasi di dalam lembaga pemasyarakatan dan

informan yang dapat berinteraksi dengan baik juga terbatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

38

C. Metode Pengumpulan Data

1. Prosedur Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kota

Kabanjahe, hal tersebut karena di dalam lapas tersebut sebagian besar narapidana

merupakan narapidana yang mendapatkan sanksi pidana karena penggunaan

narkotika, pengedaran dan bandar dari narkotika.

Peneliti melewati proses administrasi dengan surat pengantar penelitian dari

pihak kampus dan selanjutnya diterima oleh pihak dari lapas sebagai izin

melakukan penelitian. Informan penelitian didapatkan atas pilihan pihak lapas

karena alasan beberapa narapidana tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

2. Teknik Pengambilan Data

Pada penelitian ini, metode pengumpulan data atau penggalian data yang

dipilih oleh penulis, adalah wawancara. Wawancara merupakan komunikasi dua

arah dan memiliki tujuan tertentu yang akan dicapai dari proses wawancara

(Stewart & Cash dalam Herdiyansyah, 2015). Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini merupakan wawancara semiterstruktur, yaitu pertanyaan yang disusun

hanya beberapa pertanyaan penting saja, yang lain hanya menyesuaikan respon dari

informan dan probing dari penulis. Wawancara semi terstruktur dilakukan untuk

mendapatkan cerita lengkap secara personal. Tiga pertanyaan utama yang

ditanyakan kepada informan adalah proses dan latar belakang informan sebagai

pecandu, pengalaman hidup di dalam lapas, dan refleksi informan atas pengalaman

di dalam lapas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

39

D. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tematik.

Analisis tematik adalah proses mengkode informasi untuk menghasilkan daftar

tema, indikator dan kualifikasi yang berkaitan dengan tema-tema yang ditemukan.

Tema minimal mampu mendeskripsikan dan maksimal dapat diinterpretasikan

berdasarkan fenomena yang diteliti (Poerwandari, 2005). Tema dapat diperoleh

secara induktif dari informasi mentah, atau deduktif berdasarkan teori atau

penelitian-penelitian terdahulu (Boyatzis, 1998 dalam Poerwandari, 2005). Ada

beberapa langkah yang akan dilakukan dalam menganalisis data melalui analisis

tematik, yaitu:

1. Memadatkan fakta untuk menemukan kata kunci dan tema

Pada tahap ini peneliti mencoba menemukan kata kunci dan tema dari

data yang akan diolah dengan cara membaca transkrip berulang kali,

menyeleksi fakta-fakta yang relevan dengan penelitian yang kemudia fakta-

fakta lebih dipadatkan untuk mendapatkan tema atau kata kunci dari data yang

diperoleh.

2. Membuat analisis data dari teori-teori dasar

Pada tahap ini peneliti akan membuat koding dari hasil tema atau kata

kunci yang telah diperoleh sebelumnya. Koding yang akan dilakukan ada 4

jenis, yaitu kode inisial (initial code), kode interpretatif (interpretative code),

membuat sub-tema dan tema besar. Pada tahap kode inisial, kata kunci yang

diperoleh dipadatkan lagi sesuai kondisi yang kausal. Kemudian pada koding

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

40

interpretatif, kondisi kausal tersebut dipadatkan sesuai dengan konteks atau

fenomena. Selanjutnya, peneliti akan mengumpulkan hasil dari koding

interpretatif mengembangkan hubungan antar koding menjadi kategori-kategori

yang sama menjadi satu sub-tema. Pada tahap akhir, sub-tema yang ditemukan

kemudian ditinjau kembali untuk menemukan hubungan dari sub-tema yang

mampu menggambarkan skema atau model hubungan yang lebih sederhana

dalam bentuk tema besar.

E. Kredibilitas Penelitian

Pada penelitian kualitatif, validitas penelitian disebut sebagai kredibilitas.

Kredibilitas penelitian kualitatif dimaknai dengan sejauh mana peneliti memeriksa

keakuratan temuan-temuannya dengan menerapkan sejumlah prosedur tertentu

(Supratiknya, 2015). Suatu hasil penelitian kualitatif dikatakan memiliki

kredibilitas tinggi jika penelitian tersebut telah mencapai tujuannya dalam

mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial

atau pola interaksi yang kompleks (Afiyanti, 2008). Beberapa penulis menjabarkan

beberapa kriteria yang menggambarkan sejauh mana penelitian kualitatif dapat

dianggap sebagai penelitian yang baik. Elliot et al (dalam Willig, 2013)

menjabarkan beberapa kriteria yang mampu menunjukkan penelitian kualitatif

dianggap baik, peneliti menggunakan 4 dari 6 kriteria yang dijabarkan untuk

menilai sejauh mana penelitiaan ini dianggap baik. Berikut kriteria penelitian

kualitatif yang dianggap baik:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

41

1. Memiliki satu perspektif

Peneliti memiliki nilai atau asumsi pribadi agar pembaca mampu

menginterpretasikan hasil analisis dan mempertimbangkan dengan interpretasi

yang lain.

2. Menempatkan sampel

Peneliti mampu memberikan gambaran deskripsi mengenai informan dan

kehidupan latar belakang informan agar pembaca dapat menilai relevansi dan

penerapan pada hasil penelitian

3. Memperdalam contoh dari penelitian sebelumnya

Peneliti menggunakan contoh data dari penelitian sebelumnya untuk

menunjukkan hasil dari analisis data, agar pembaca dapat menilai kesesuaian

interpretasi data dan peneliti

4. Resonansi pada pembaca

Peneliti mampu menyajikan materi atau hasil penelitian dengan baik agar

pembaca dapat mengingat dan merasa hasil penelitian memperjelas atau

memperluas pemahaman, dan pembaca dapat mengapresiasi hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan pengambilan data pada penelitian ini berlangsung selama 3

minggu yakni di bulan Juni hingga Juli 2015. Keterbatasan jarak dan waktu

membuat peneliti tidak dapat melakukan rapport yang cukup lama pada

informan penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah wawancara. Informan yang berpartisipasi dalam penelitian ini

berjumlah tiga orang. Lokasi serta waktu pelaksanaan wawancara dilakukan

dalam sebuah ruangan lapas yang disediakan oleh petugas lapas, yaitu ruangan

pemeriksaan kesehatan narapidana. Peneliti mewawancarai Informan 1 untuk

pertama kalinya pada tanggal 15 Juni 2015. Kemudian wawancara untuk

informan 2 dilakukan tanggal 22 Juni 2015. Sedangkan wawancara untuk

informan 3 dilaksanakan tanggal 26 Juni 2015.

Proses wawancara dilakukan saat pagi hari, di saat semua narapidana

memiliki waktu bebas untuk melakukan kegiatan di dalam lapas, seperti

berolahraga, mencuci, mandi, bersih-bersih dan lain sebagainya. Wawancara

dilakukan di ruang kesehatan narapidana, dimana beberapa narapidana dan

petugas sesekali masuk untuk mengambil obat atau sekedar mencari perawat

lapas, sehingga proses wawancara sedikit terganggu dengan hadirnya orang lain.

Masing-masing orang memerlukan waktu hingga dua jam saat proses

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

43

wawancara. Saat proses wawancara berlangsung, informan diberikan waktu

berdua dengan peneliti, sehingga dapat dianggap hasil wawancara tidak

mendapat tekanan dari pihak lapas.

B. Gambaran Informan

Informan yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah tiga orang

informan. Pemilihan jumlah informan tersebut berdasarkan ketersediaan

informan yang ada di lapas. Dari banyaknya narapidana yang tersangkut kasus

narkotika, pihak lapas memilihkan lima orang yang dianggap masih mampu

untuk berkomunikasi dengan orang lain, tetapi dua di antaranya kurang mau

terbuka saat rapport dan wawancara. Oleh karena itu hanya tiga orang informan

yang dapat memberikan informasi terkait penelitian yang dilakukan. Berikut

adalah gambaran atau profil ketiga informan:

1. Informan I

Informan pertama adalah DN, seorang wanita berusia 29 tahun yang

berasal dari tanah karo di Sumatera Utara, yang sudah mengalami banyak

pengalaman tidak menyenangkan sejak usia anak. Informan mengalami

tekanan psikologis dari ibu tiri hingga mengalami perilaku abusive dari ayah

tirinya. Tidak begitu jelas kapan DN mulai tinggal dengan ibu kandung dan

ayah tirinya. Awalnya DN tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya,

tetapi DN merasa kekurangan perhatian dari ibu tirinya karena ayahnya

tidak pernah berada di rumah untuk bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

44

Setelah tinggal bersama ibu kandungnya, DN mengalami putus

sekolah, bukan karena ketidakmampuan orangtua secara ekonomi, tetapi

karena DN selalu menjadi biang masalah di sekolah, sering berkelahi

dengan teman-temannya. Setelah putus sekolah, kegiatan DN hanya sesekali

membantu orangtuanya di pasar, tetapi lebih sering pergi bermain dengan

teman-temannya yang memperkenalkan minum-minuman beralkohol.

Menjalin cinta dengan seorang pria memang lazim dilakukan oleh DN

saat remaja. Memilih seorang laki-laki dengan latar belakang pecandu

narkotika dan memiliki masa lalu buruk membuat DN merasa iba hingga

akhirnya mendapat seorang anak dari hubungan di luar pernikahan tersebut.

Pada kondisi hamil, DN harus menikah dengan adat batak karo dengan laki-

laki tersebut. DN mulai mengenal narkotika dari suaminya yang merupakan

pecandu narkotika. Hanya mengikuti dan mencoba dari pemberian suami.

Pernikahan DN tidak berlangsung lama, hanya bertahan selama 1 tahun

karena DN merasa suaminya tidak mampu bertanggung jawab pada dia dan

anaknya.

Sejak bercerai, DN kembali berkumpul dengan teman-temannya yang

membuat DN kembali menjadi pecandu alkohol dan narkotika. DN

memiliki pola hidup yang buruk, bahkan jarang pulang ke rumah sehingga

terkadang orangtua merasa khawatir dan selalu menduga DN mengalami

kejadian-kejadian yang buruk di luar. Kehidupan DN yang semakin

kecanduan pada alkohol dan narkotika mulai memberikan dampak pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

45

fisik, kognitif dan psikologisnya. DN mulai memiliki pemikiran bahwa

tanpa alkohol dirinya merasa sakit, mulai mengalami gangguan delusi dan

bahkan sampai melakukan tindak kriminal untuk memenuhi kecanduannya.

Sebelum akhirnya tertangkap dan masuk ke dalam lembaga

pemasyarakatan atau lapas, DN sempat mendapatkan rehabilitasi. DN

merasa bahwa gangguan delusi yang dialami membuat perasaan menderita

sehingga akhirnya DN berkeinginan untuk sembuh sehingga menerima

tawaran pertolongan dari kenalan ibunya untuk masuk ke dalam rehabilitasi.

Keinginan untuk sembuh kandas karena DN merasa tidak mampu

melanjutkan program-program yang diberikan saat rehabilitasi, DN merasa

bahwa program rehabilitasi hanya menguras kesabarannya. Akhirnya DN

memutuskan kabur dari rehabilitasi dan merasa mendapat dukungan dari

ibunya.

Berhasil kabur dari rehabilitasi, DN menemui kekasih barunya yang

ternyata merupakan seorang pengedar narkotika. DN merasa semakin

terjerumus pada narkotika karena pengaruh pasangannya tersebut hingga

akhirnya DN tertangkap dan masuk ke dalam lapas. Saat mendapat pilihan

untuk mendapat rehabilitasi atau mendapat hukuman di lapas, DN dengan

tegas lebih memilih berada di lapas walau dengan waktu hukuman lebih

lama.

DN mendapat hukuman kurungan di lapas selama enam tahun dan

telah menjalani tiga tahun dari masa tahanan. Sejauh ini DN merasa bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

46

lapas lebih baik dibandingkan rehabilitasi karena dapat melakukan aktivitas-

aktivitas yang disukai oleh DN ketika berada di dalam lapas.

2. Informan II

Informan kedua adalah YG yang merupakan seorang pria berusia 26

tahun. YG telah menjadi tahanan di sebuah lapas daerah Sumatera Utara

karena penggunaan narkotika. YG merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara, dimana YG dan saudara tertuanya sama-sama menggunakan

narkotika dan ditangkap bersamaan karena kasus yang sama. Namun, saat

telah mendapat putusan dari pengadilan, YG dan saudaranya tidak berada di

lapas yang sama karena hukuman kurungan yang dijatuhkan pada

saudaranya jauh lebih lama dibandingkan YG.

YG dan keluarganya tinggal di sebuah desa kecil di wilayah

Kabanjahe, Sumatera Utara. YG merupakan seorang dengan suku batak

karo. Keluarga YG dapat dikatakan memiliki kemampuan ekonomi lebih

dari cukup. Hal tersebut dikarenakan kemampuan orangtua menyekolahkan

YG sampai ke jenjang perguruan tinggi walau beberapa kali harus pindah

sekolah dan putus kuliah saat di perguruan tinggi. Saat berada di lapas, YG

tetap menerima uang dari orangtuanya dengan jumlah yang tidak sedikit

untuk keperluannya membeli narkotika.

YG mulai mengenal narkotika saat berada di bangku sekolah dan

tinggal di Medan karena harus sekolah jauh dari orangtua. YG mengawali

dengan menggunakan ganja dan akhirnya sampai menggunakan sabu-sabu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

47

dengan kadar candu yang lebih tinggi saat di perguruan tinggi. Saat berhenti

kuliah, YG mencoba membuat wirausaha bus, tetapi gagal karena kembali

menggunakan narkotika yang akhirnya membuat keadaan ekonomi keluarga

semakin buruk, hingga akhirnya YG bersama saudaranya tertangkap dan

berada di lapas dengan masa tahanan tiga tahun dan telah menjalani sepuluh

bulan masa tahanan.

Enam bulan pertama di lapas YG masih sering menerima kunjungan

dari orangtuanya, tetapi empat bulan terakhir orangtuanya sudah mulai tidak

datang karena YG masih tetap menggunakan narkotika saat di lapas. YG

yang mulai merasa bersalah kepada orangtuanya meniatkan diri untuk

bertobat dengan berhenti menggunakan narkotika dan hal tersebut dibantu

dengan kegiatan yang dijalani di gereja lapas. YG mulai sering melakukan

aktivitas di gereja dan mengambil bagian di dalam gereja, hingga

berkonsultasi dengan pendeta yang bertugas di sana. DN juga mencari uang

dengan menjual rokok pada para tahanan lain yang ada di lapas. YG yang

akhirnya mengaku mampu untuk tidak kembali menggunakan narkotika

ketika di lapas, merasa bisa kembali ke masyarakat tanpa takut untuk

terjerumus kembali menggunakan narkotika.

3. Informan III

Informan ketiga adalah EG. Pria yang dilahirkan dan dibesarkan di

tanah karo Sumatera Utara. Kemampuan ekonomi keluarga EG dapat

dikatakan sebagai golongan di bawah rata-rata yang menyebabkan EG harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

48

putus sekolah sejak SD karena tidak adanya biaya dari orangtuanya. EG

merasa tidak mendapatkan dukungan untuk sekolah dari orangtuanya dan

akhirnya harus merantau ke tempat keluarganya agar bisa tetap sekolah

seperti keinginan abangnya. EG merasa bahwa hanya abangnya yang

memberikan dukungan untuk terus sekolah agar dapat mencapai cita-

citanya. Namun, semenjak abang EG meninggal dunia, EG merasa hidupnya

menjadi tidak bergairah karena kehilangan orang yang paling mampu

memberi semangat dan dukungan padanya.

Keadaan keluarga yang hanya bekerja di ladang sebagai petani,

memaksa EG untuk tinggal dan bekerja dengan keluarganya yang lain agar

dapat sekolah. Hal tersebut dilakukan oleh EG karena abang EG

memintanya untuk menjadi aparat keamanan negara. Saat sebelum

meninggal, abang EG juga merupakan seorang narapidana, tetapi EG tidak

menceritakan secara detail mengenai kasus pidana yang dialami oleh

saudara kandungnya tersebut. Tidak lama setelah keluar dari lapas, abang

EG meninggal dunia, tentunya hal tersebut membuat rasa kehilangan yang

mendalam pada EG.

Semenjak kehilangan abangnya, EG mulai mengenal pergaulan yang

membawa pengaruh negatif pada dirinya . EG mengikuti kenakalan teman-

temannya dengan ikut balap liar hingga sempat putus sekolah saat sekolah

menengah pertama. Pada saat memasuki sekolah menengah atas EG mulai

mencoba mengkonsumsi narkotika hingga EG harus putus sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

49

mendekati ujian akhir. EG merasa bahwa narkotika dapat memberikan

ketenangan saat dirinya merasa tertekan dan putus asa, sehingga EG dengan

kesadaran penuh mau mengikuti teman-temannya yang mengkonsumsi

narotika.

Sebelum tertangkap EG mengaku hanya mengikuti teman-temannya

saja karena merasa tidak mengalami kecanduan pada narkotika. Saat

tertangkap EG tengah menggunakan narkotika bersama teman-temannya

dan akhirnya berada pada lapas yang sama. Namun, walaupun di lapas

masih dapat menggunakan narkotika, EG merasa tidak terganggu karena

merasa tidak mengalami kecanduan pada narkotika. EG merasa

menggunakan narkotika bukan karena kecanduan, tetapi hanya karena

terpengaruh dengan ajakan teman-temannya yang menggunakan narkotika.

Lapas membuat EG menyesali segala perbuatannya hingga memilih

untuk tidak kembali bergaul dengan teman-temannya yang masih

menggunakan narkotika. Hal tersebut karena perasaan bersalah yang begitu

besar kepada abang dan keluarganya, hingga EG merasa tidak pantas dan

tidak layak pada dirinya sendiri. EG masih harus menjalani selama 6 bulan

masa tahanan lagi dari satu tahun hukuman yang diterima oleh EG.

C. Hasil Penelitian : Informan I

Dari hasil analisa data, ditemukan empat tema yang menggambarkan

kesejahteraan psikologis informan. Keempat tema tersebut adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

50

1). memandang masa pidana sebagai masa pengembangan diri; 2). memaknai

keluarga sebagai motivator; 3). memandang hidup sebagai beban; dan 4).

memandang relasi sosial sebagai sumber dukungan. Keempat tema tersebut

menggambarkan bagaimana perasaan dan pengalaman informan dalam

menjalani masa pidana sebagai narapidana di dalam lapas. Menjalani masa

pidana membuat informan memandang hidupnya sebagai beban yang harus

ditanggung, sehingga dirinya merasa memerlukan bantuan berupa motivasi dari

relasi sosial, seperti keluarga dan teman-teman dalam lingkup sosial. Proses

menjalani masa pidana membuat informan lambat laun merasa bahwa masa

pidana merupakan masa diri untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan

agar dapat menjadi individu yang lebih baik. Keempat tema tersebut akan diulas

satu per satu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

51

Tabel 4.1

Tabulasi tema informan I

No Sub-Tema Tema

1 Menjadikan masa lalu sebagai

pembelajaran

Memandang masa pidana

sebagai masa pengembangan

diri

2 Merasa mengalami perkembangan di

lapas

3 Rehabilitasi sebagai ujian kesabaran

4 Ingin mengalami perkembangan diri

5 Religiusitas sebagai koping

1 Keinginan membahagiakan keluarga Memaknai keluarga sebagai

motivator 2 Perasaan bersalah pada keluarga

1 Merasa hidup penuh beban

Memandang hidup sebagai

beban

2 Memandang diri tidak mampu

3 Tidak mampu menghadapi tantangan

dalam proses berkembang

1 Membutuhkan dukungan sosial Relasi sosial sebagai sumber

dukungan 2 Memiliki relasi sosial yang baik

C.1 Ulasan Tema Pertama pada Informan I

Tema pertama yang menggambarkan kesejahteraan psikologis

informan adalah “memandang masa pidana sebagai masa pengembangan

diri”. Tema ini menggambarkan ungkapan perasaan dan pengalaman

informan yang melihat hal-hal yang dialami dan dihadapi dalam tahanan

justru sebagai sarana untuk memperbaiki diri. ada sejumlah sub-tema

yang menggambarkan bagaimana informan memaknai masa tahanannya

sebagai sarana memperbaiki diri yang akan dijabarkan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

52

C.1.1 Menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran

Sub-tema pertama adalah „menjadikan masa lalu sebagai

pembelajaran‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana

informan berusaha memaknai masa lalu-nya yang bermasalah

justru sebagai sebagai pengingat tentang hal-hal dan perilaku

yang ingin dia perbaiki di masa datang. Sub-tema ini

menggambarkan sikap reflektif informan untuk belajar dari

situasi tidak menyenangkan di masa lalu dan mengambil langkah-

langkah perubahan supaya pengalaman tidak menyenangkan di

masa lalu tidak terulang. Pemaknaan ini misalnya tercermin

dalam ungkapan berikut:

“…ya kadang istilahnya, saya ambil hikmat dari trauma saya

dulu. Karna saya juga bisa dibilang korban perkosaan, mungkin

dari situ saya bisa menghindari...istilahnya laki-laki” (informan I,

95-98)

C.1.2 Merasa mengalami perkembangan di dalam lapas

Sub-tema kedua adalah „merasa mengalami perkembangan

di lapas‟. Sub-tema ini menggambarkan ungkapan perasaan dan

pengalaman informan yang menunjukkan bagaimana informan

melihat adanya perubahan-perubahan positif dalam dirinya

selama menjalani pidana. Pengalaman tidak menyenangkan

membuat informan merasa menjadi individu yang berkembang

kea rah yang lebih baik lagi. Hal ini tercermin dalam ungkapan

Informan I berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

53

“…Cuma selalu saya pikirkan istilahnya, apa yang saya dapat,

gitu. Itu yang bikin saya kuat sebetulnya. Cuman kalo

diluarpun saya lihat ya, emosi saya kayak mana, kalo misalnya

ada saya rasa ga pas, sama sama makan nasi kok. Kayak mana

rupanya, kan kalo udah bisa saya mandiri.” (informan I, 449-

455)

“…Tapi kan istilahnya, saya sakit hati, gitu. Disitu makanya

istilahnya, ya kayak gini rupanya, pikir ku gitu. Disinilah

istilahnya hal yang saya dapatkan paling besar kesabaran”

(Informan I, 396-399)

Informan merasa menjalani masa pidana membuat dirinya

menjadi orang yang lebih mandiri dibandingkan sebelum berada

di dalam lapas, selain itu dirinya menjadi lebih sabar menghadapi

tantangan yang dialami selama menjalani masa pidana

C.1.3 Rehabilitasi sebagai ujian kesabaran

Sub-tema ketiga adalah „rehabilitasi sebagai ujian

kesabaran‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana informan

memaknai pengalaman dan perasaan yang di alami oleh informan

di dalam lapas dengan membandingkan dirinya saat menjalani

rehabilitasi. Kehidupan didalam lapas dianggap lebih memberi

kebebasan pada informan dalam melakukan sesuatu

dibandingkan rehabilitasi, dimana program rehabilitasi membuat

informan merasa tidak mampu dan kehilangan kesabaran,

sehingga informan merasa bahwa rehabilitasi merupakan sebuah

ujian yang menguji kesabarannya. Hal ini tercermin dari

ungkapan berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

54

“…Yang saya rasakan di rehab itu, kayak mana, saya ga nerima

gitu, karna disana kan bukan ee fisik kita yang di apakan,

mental kita disuruh apa, kesabaran di apakan, disanalah kita

rame gitu dibikinlah, ada istilahnya namanya single-nya. Itu

sebagai istilahnya penggoda gitukanlah. Kalo kita kayak mana,

ngetes kesabaran kita. Jadi, saya ga sabar gitu” (informan

I,168-175)

C.1.4 Ingin mengalami perkembangan diri

Sub-tema keempat adalah „ingin mengalami perkembangan

diri‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana informan

memandang pengalamannya saat sebelum dan sesudah di lapas,

dimana informan merasa merasakan lebih banyak pengalaman

tidak menyenangkan. Pengalaman tersebut membuat dirinya

berkeinginan untuk menjadi individu yang lebih baik, mengalami

peningkatan dan perkembangan pada diri agar tidak kembali pada

kesalahannya di masa lalu. Hal ini tercermin dari kutipan berikut:

“…mau bantu orangtua lah, karena istilahnya-pun udah banyak

kali keluar uang mereka buat saya karna bandal dulu. Jadi apa

ya, gimana, mau jadi lebih baik aja-lah. Cukuplah hidup kayak

gini ini” (Informan I, 585-589)

“…Saya rasa istilahnya rasanya selama saya di penjara ini, ya

niat saya untuk berubah memang makin kuat” (Informan I,

344-346)

C.1.5 Religiusitas sebagai koping

Sub-tema terakhir adalah „religiusitas sebagai koping‟. Sub-

tema ini menggambarkan bagaimana informan memandang

religiusitas sebagai tempat untuk berkeluh kesah, meminta maaf

dan tempat untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalani masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

55

pidana di dalam lapas. Penyesalan dan rasa bersalah membuat

informan mencari tempat untuk membagikan keluh kesah dan

kecemasannya dalam menjalani hidup di dalam lapas, sehingga

informan merasa perlu meminta maaf dan meminta kesempatan

kepada Tuhan agar kehidupannya setelah keluar dari lapas

menjadi lebih baik. Gambaran ini tercermin dari kutipan berikut:

“…Tuhan tolong beri saya kekuatan, gitukan. Saya tau saya

lemah, sering jatuh. Udah kayak gini, keluar nanti, udah saya

konsep semuanya kayak mana nantinya gitu kan. Tapi kalo

kesilapan selalu ada ya Tuhan. Tolong bantu saya, gitu”

(Informan I, 572-577)

C.2 Ulasan Tema Kedua pada Informan I

Tema kedua yang ditemukan dari hasil analisa data dari informan I

adalah “Memaknai keluarga sebagai motivator”. Tema ini

menggambarkan bagaimana perasaan dan harapan informan pada diri

dan keluarganya yang membuat informan mampu menjalani masa

pidananya dengan berkeinginan untuk mengalami perkembangan agar

dapat membahagiakan keluarganya. Keluarga dimaknai sebagai sumber

penyemangat atau motivasi dalam menyadari kesalahan dan keinginan

untuk berkembang menjadi lebih baik. Berikut merupakan beberapa sub-

tema yang menggambarkan bagaimana informan memaknai hubungan

dengan keluarganya selama dirinya menjalani masa pidana di lapas:

C.2.1 Perasaan bersalah pada keluarga

Sub-tema yang pertama adalah „perasaan bersalah pada

keluarga‟. Pada sub-tema ini menggambarkan bagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

56

informan menyesali segala perbuatannya di masa lalu yang

menyebabkan dirinya mendapatkan sanksi pidana, sehingga

membebani keluarganya. Informan mengalami perasaan bersalah

karena telah membebankan tanggung jawab yang begitu besar

pada keluarganya, seperti masih membebani orangtua untuk

menjaga anaknya. Hal ini tercermin pada kutipan berikut:

“…udah semua bebanku, kukasikan sama dia. Jadikan ya

Tuhan, tolong aku, kasikan aku waktu buat mama-ku itu sehat

sampai aku keluar dan kasi aku waktu istilahnya untuk

memberi dia kebahagiaan” (Informan I, 506-511)

C.2.2 Keinginan membahagiakan orangtua

Sub-tema kedua adalah „keinginan membahagiakan

keluarga‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana informan

merasa bersalah kepada keluarganya, sehingga dirinya merasa

harus mengalami perkembangan untuk dapat mengurangi beban

keluarga dan mampu memberikan kehidupan yang lebih baik

pada keluarga setelah selesai menjalani masa pidana di dalam

lapas.Perasaan ini muncul setelah perasaan bersalah yang dialami

informan kepada keluarganya terkait segala perbuatannya di masa

lalu. Hal ini digambarkan melalui kutipan berikut:

“aku jahat kali, aku bisa jadi kawanmu, keluarpun nanti aku

mak, kamu berhenti aja yang bekerja, aku yang gantikan kamu.

Ku bilang” (informan I, 489-492)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

57

C.3 Ulasan Tema Ketiga pada Informan I

Tema ketiga adalah “memandang hidup sebagai beban”. Tema ini

menggambarkan bagaimana informan memandang dan memaknai

kehidupannya dari awal hingga saat dirinya menjalani sanksi pidana di

lapas. Informan yang merasa bahwa dirinya menjalani kehidupan yang

berat, seperti mengalami banyak tantangan dalam proses berkembang

dimana dirinya terkadang merasa tidak mampu. Selama menjalani

kehidupan terkadang informan mempertanyakan makna hidup yang

sedang di jalani olehnya. Ada sejumlah sub-tema yang menggambarkan

bagaimana informan memandang kehidupannya sebagai beban berat

yang akan dijabarkan sebagai berikut:

C.3.1 Merasa hidup penuh beban

Sub-tema pertama adalah „merasa hidup penuh beban‟.

Pada sub-tema ini menggambarkan bagaimana informan

memandang kehidupannya, dimana dirinya merasa terkadang

mempertanyakan makna hidupnya sendiri karena pengalaman

hidupnya yang dirasa membebani dirinya. Hal tersebut tercermin

pada kutipan

“…ya, kalo beratnya, ga saya ambil apa-nya ya, berat memang.

Kadang ya, ngapain hidup-pun” (Informan I, 118-120)

Pernyataan di atas muncul setelah informan menceritakan

mengenai pengalamannya di masa lalu ketika kecanduan alkohol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

58

dan narkotika, dimana informan mengalami banyak hal untuk

memenuhi rasa candunya

C.3.2 Memandang diri tidak mampu

Sub-tema kedua adalah „memandang diri tidak mampu‟.

Pada sub-tema ini, informan menggambarkan bagaimana

perasaan dan pandangan informan terkait dirinya sendiri yang

merasa tidak percaya pada kemampuannya, sehingga informan

berpasrah pada Tuhan dan keadaan selama dirinya berada di

dalam lapas. Hal tersebut, tercermin pada kutipan berikut:

“seandainya ga bisa-pun, berarti Tuhan masih sayang sama

saya. Kalau saya keluar-pun, mungkin saya belum bisa

berubah, gitu” (informan I, 418-421)

C.3.3 Tidak mampu menghadapi tantangan dalam proses berkembang

Sub-tema ketiga adalah „tidak mampu menghadapi

tantangan dalam proses berkembang‟. Sub-tema ini

menggambarkan pandangan informan pada dirinya sendiri dalam

proses perkembangan diri. Informan merasa tidak mampu

mengontrol diri, sehingga informan merasa terkadang dirinya

tetap melakukan kesalahan dan merasa butuh untuk dimaklumi

untuk kesalahan yang dilakukannya dalam menghadapi tantangan

untuk berkembang selama menjalani masa pidana. Hal ini

ditunjukkan melalui kutipan berikut:

“…kadang-kadang bisa dibilang, ya walaupun dalam seribu

sekali silapnya ya tetap ada, kan gitu. Karena saya ga bisa

mengontrol diri, gitu.” (informan I, 349-352)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

59

C.4 Ulasan Tema Keempat pada Informan I

Tema keempat adalah “relasi sosial sebagai sumber dukungan”.

Tema ini menggambarkan bagaimana informan menjalani relasi

sosialnya di dalam lapas, dan bagaimana informan memandang relasi

sosial sebagai bagian dalam proses menjalani masa pidana di lapas.

Informan merasa bahwa dirinya merupakan individu yang mampu

memiliki relasi sosial yang baik, walau terkadang dirinya merasa bahwa

tidak mendapat timbal balik dari relasi sosial yang dibangun oleh dirinya.

Ada beberapa sub-tema yang menggambarkan bagaimana informan

memandang relasi sosial sebagai sumber dukungan, berikut

penjabarannya:

C.4.1 Membutuhkan dukungan sosial

Sub-tema pertama adalah „membutuhkan dukungan sosial‟.

Pada sub-tema ini, menggambarkan bagaimana informan merasa

bahwa dirinya kerap merasa ditinggalkan padahal informan

membutuhkan dukungan sosial untuk bertahan menjalani masa

pidana. Informan merasa tidak menerima dukungan dari relasi

sosial dalam bentuk apapun, sehingga dirinya menjadi meratapi

kehidupan. Hal ini tampak dari kutipan berikut:

“…disaat saya terpuruk itu, kenapa tidak ada orang yang

mengulurkan tangan buat saya? (Informan I, 394-395)

“…jangankan istilahnya mau ngasi apa gitu, mau ngomong

untuk ngasi kesabaran aja ga ada. Itu makanya, kayak gini

rupanya hidup ini bah” (Informan I, 403-405)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

60

C.4.2 Memiliki relasi sosial yang baik

Sub-tema kedua adalah „memiliki relasi sosial yang baik‟.

Sub-tema ini menggambarkan bagaimana informan menjalani

kehidupan sosialnya dengan membangun hubungan baik dengan

teman-teman di dalam lapas. Informan menggambarkan

bagaimana hubungan baik yang terjalin dari kegiatan yang sering

dilakukan bersama dengan teman-teman di dalam lapas. Hal ini

tercermin dari kutipan berikut:

“…baik. namanya juga kawan sependeritaan kan. Cuma ya,

istilahnya berantam-pun ga bisa diingkari kan. Kalo saya

orangnya ga di kacau (ganggu), ga akan saya kacau orang lain.

Jadi kalo ada misalnya ee istilahnya mengganggu urusan saya,

nah itu biasanya saya kelai-kan orangnya. Cuma ya kebanyakan

baiknya semua kalo bekawan disini” (Informan I, 438-446)

D. Hasil Penelitian: Informan II

Dari hasil analisa data, ditemukan empat tema yang menggambarkan

kesejahteraan psikologis pada informan. Keempat tema tersebut adalah 1).

Memaknai keluarga sebagai sumber dukungan dan motivasi; 2). Keinginan kuat

untuk terus mengalami peningkatan diri; 3). Memandang spiritualitas sebagai

coping; dan 4). Memandang lapas dan rehabilitasi sebagai tempat proses

pembelajaran. Keempat tema tersebut muncul sebagai perwujudan dari perasaan

dan pengalaman informan selama menjalani masa pidana. Informan kerap kali

memandang lapas dan rehabilitasi sebagai tempat untuk berproses menjadi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

61

baik, sehingga selalu termotivasi untuk mengalami peningkatan dan

perkembangan pada diri. Proses mengalami peningkatan tidak terlepas dari

motivasi yang didapatkan berkat dukungan keluarga dan kemampuan

spiritualitas informan sebagai coping dalam menjalani masa pidana. Keempat

tema tersebut akan dibahas secara satu persatu, sebagai berikut:

Tabel 4.2

Tabulasi Tema Informan II

No Sub-Tema Tema

1 Perasaan bersalah pada keluarga

Memaknai keluarga

sebagai sumber

dukungan dan motivasi

2 Keluarga menjadi motivasi untuk terus

berkembang

3 Membutuhkan dukungan dari keluarga

4 Kehilangan dukungan keluarga membuat

perasaan rindu

1 Merasa diri mengalami perkembangan Keinginan kuat untuk

mengalami peningkatan

diri

2 Keinginan untuk mengalami peningkatan dan

perkembangan

3 Membatasi diri agar terhindar dari pengaruh

negatif yang berasal dari lingkungan sosial

4 Memandang diri tidak mampu

1 Religiusitas sebagai coping Memandang

spiritualitas sebagai

coping

2 Perasaan bersalah pada keluarga dan Tuhan

1 Lapas memberikan dampak positif Memandang lapas dan

rehabilitasi sebagai

tempat proses

pembelajaran

2 Memiliki relasi positif dengan orang lain

3 Lapas memberikan dampak negatif

4 Program rehabilitasi memunculkan rasa

tersiksa

D.1 Ulasan Tema Pertama pada Informan II

Tema pertama yang menggambarkan kesejahteraan psikologis

informan adalah “Memaknai keluarga sebagai sumber dukungan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

62

motivasi”. Tema ini menggambarkan bagaimana informan memaknai

hubungan dengan keluarga selama berada di lapas, dimana dirinya

merasakan perasaan bersalah kepada keluarga karena kesalahan yang

dilakukannya, sehingga dirinya ingin memperbaiki diri agar mampu

membahagiakan keluarganya. Ada sejumlah sub-tema yang

menggambarkan bagaimana informan memaknai hubungannya dengan

keluarga sebagai sumber dukungan dan motivasi, yang akan dijabarkan

sebagai berikut:

D.1.1 Perasaan bersalah pada keluarga

Sub-tema yang pertama adalah „perasaan bersalah pada

keluarga‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana keberadaan

di dalam lapas membuat informan merasa menyesal kepada

keluarga yang mengalami banyak kesulitan karena kesalahan

yang dilakukannya. Informan merasa penyesalan yang terlambat

membuat keluarga semakin mengalami kesulitan. Hal ini

tercermin dari kutipan berikut:

“…menyesal lah. Udah saya hancurkan yang nama nya

keluarga itu, kayak ga bisa lagi saya, apa saya bisa sampai kan

karna menyesal kali rasa nya. Itulah, udah kayak gini baru lah

saya sadar, bukan dari dulu saya tobat itu, udah habis semua

baru saya sekarang menyesal” (Informan II, 180-185)

D.1.2 Keluarga menjadi motivasi untuk terus berkembang

Sub-tema kedua adalah „keluarga menjadi motivasi untuk

terus berkembang dan membahagiakan keluarga. Sub-tema ini

menggambarkan bagaimana perasaan bersalah pada informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

63

kepada keluarganya, membuat dirinya berkeinginan untuk

mengalami perubahan yang positif pada dirinya agar keluarga

bahagia ketika dirinya keluar dari lapas. Niatan informan

ditunjukkan dengan kesungguhannya untuk berhenti

mengkonsumsi narkotika sebagai bentuk dari perubahan positif

pada dirinya. Sub-tema ini dapat tercermin dari kutipan berikut:

“Tapi sekarang udah jadi kayak mana ya, udah gamau lagi

kayak gitu. Udah habis harta orangtua. Sampai terganggu

sekolah, sampe adek yang ga make pun ikut keganggu

kuliahnya karna abang nya. Ya, apa ya, aku pun udah bosan

hidup kayak gini. Menyesal lah udah. Mudah-mudahan keluar

pun nanti, ga ku ulangi lagi narkoba ini” (Informan II, 339-

345)

D.1.3 Membutuhkan dukungan dari keluarga

Sub-tema ketiga adalah „membutuhkan dukungan dari

keluarga‟. Sub-tema ini menunjukkan bagaimana kebutuhan

informan akan dukungan sosial dari keluarganya dalam menjalani

masa pidana di lapas. Dukungan sosial dari keluarga membuat

informan merasa lebih baik dan termotivasi untuk keluar dari

lapas menjadi individu yang lebih baik lagi. Kehilangan

dukungan keluarga membuat informan merasa sedih sehingga

menimbulkan motivasi pada dirinya. Hal ini tercermin pada

kutipan berikut:

“…Akhirnya mereka udah jarang kesini, mulai saya rasa kan

sakit nya. Disitu lah saya mulai mau mau itu bah, mau mau ikut

gereja” (Informan II, 366-368)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

64

D.1.4 Kehilangan dukungan keluarga membuat perasaan rindu

Sub-tema terakhir adalah „kehilangan dukungan keluarga

membuat perasaan rindu‟. Sub-tema ini menggambarkan

bagaimana perasaan informan kepada keluarganya yang berhenti

memberikan dukungan sosial, baik dalam bentuk finansial

maupun kunjungan ke lapas. Ketidakhadiran keluarga membuat

informan tersadar akan kesalahannya, sehingga dirinya ingin

kembali berkumpul dengan keluarganya. Perasaan ingin bertemu

keluarga semakin terasa ketika informan merasa jenuh di dalam

lapas. Hal ini tercermin dari kutipan berikut:

“…Pengen lah keluar sana, ketemu sama keluarga, kumpul

lagi. Kalo disini kan, apa apa susah. Gimana di bilang ya, jenuh

aja liat itu itu aja, cuma gitu gitu aja” (Informan II, 92-95)

D.2 Ulasan Tema Kedua pada Informan II

Tema kedua adalah “keinginan kuat untuk terus mengalami

peningkatan pada diri”. Tema ini menggambarkan bagaimana tekad dan

keinginan informan untuk terlepas dari narkotika dan ingin mengalami

perubahan yang positif pada dirinya selama dirinya menjalani masa

pidana. Proses menuju keinginan untuk berkembang melalui beberapa

fase, seperti merasa diri tidak mampu dan merasa perlu membatasi diri

dengan lingkungan sosila karena perasaan takut kembali pada kesalahan

yang sama. Hal tersebut kemudian menjadi dasar informan untuk

berkeinginan mengalami perkembangan dan peningkatan pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

65

selama menjalani masa pidana. Ada sejumlah sub-tema yang

menggambarkan keinginan informan untuk mengalami perkembangan

dan peningkatan selama di dalam lapas. Berikut penjabaran dari beberapa

sub-tema tersebut:

D.2.1 Merasa diri mengalami perkembangan

Sub-tema pertama adalah „merasa diri mengalami

perkembangan‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana

pandangan dan perasaan positif informan pada dirinya sendiri

saat berada di dalam lapas. Informan membandingkan dirinya

dari sebelum dan awal masuk ke dalam lapas, hingga saat

pengambilan data dilakukan, dimana informan merasa bahwa

dirinya mengalami perkembangan yang lebih baik. Hal ini

tercermin dari kutipan berikut:

“…bisa meninggalkan narkoba, salah satunya. Sudah bisa

mulai menerima kenyataan. Dan masih banyaklah. Kalo dulu,

saya masih baik sama keluarga gitu, saya masih minta di kirimi

uang, kalo ga di kirim, saya bisa ngamuk besar disini. Orangtua

saya bentak bentak “emang kau udah ga sayang lagi”, tapi

sekarang udah ga gitu lagi, dan saya ga pernah lagi. Udah ga

pernah datang uang dari orangtua saya lagi. Saya

mengandalkan kesehatan aja ndak cukup, aku biarkanlah dia

sendiri aja lah yang mengerti” (Informan II, 125-135)

D.2.2 Keinginan untuk mengalami peningkatan dan perkembangan

Sub-tema kedua adalah „keinginan untuk mengalami

peningkatan dan perkembangan‟. Sub-tema ini menunjukkan

bagaimana tekad informan untuk memenuhi keinginannya

mencapai perkembangan dan peningkatan yang lebih baik pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

66

dirinya selama dirinya berada di dalam lapas agar dirinya menjadi

individu yang lebih baik saat keluar dari lapas. Hal ini tercermin

dari kutipan berikut:

“…udah cukup lah disini terakhir. Jangan lah lagi masuk sini,

apalagi make narkoba itu. Cukup bantu orang tua aja lah. Udah

kasihan kali mereka, sengsara. Biar ku ganti semua yang udah

ku buat itu sama mereka” (Informan II, 306-310)

D.2.3 Membatasi diri agar terhindar dari pengaruh negatif yang berasal

dari lingkungan sosial

Sub-tema ketiga adalah „membatasi diri agar terhindar dari

pengaruh negatif yang berasal dari lingkungan sosial‟. Sub-tema

ini menggambarkan bagaimana pandangan informan pada

lingkungan sosialnya yang dianggap mampu mempengaruhi

dirinya. Informan merasa perlu membatasi diri dengan

lingkungan yang membawa pengaruh negatif, sehingga dirinya

tidak kembali mengulang kesalahan yang pernah dilakukannya di

masa lalu. Hal ini ditunjukkan dari kutipan berikut:

“…Disini pun semua make, nanti kalau dekat dekat kali pun,

jadi ikut lagi make. Cukup lah liat-liat aja. Karna di kamar pun

rame kan, jadi ya banyak lah kenal” (Informan II, 316-319)

D.2.4 Memandang diri tidak mampu

Sub-tema keempat adalah „memandang diri tidak mampu‟.

Sub-tema ini menggambarkan bagaimana pandangan informan

pada dirinya dalam proses perkembangan. Informan kadang

merasa tidak mampu untuk menjadi individu yang lebih baik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

67

sehingga merasa rendah diri. Hal ini tercermin dari kutipan

berikut:

“…Disini pun semua make, nanti kalau dekat dekat kali pun,

jadi ikut lagi make. Cukup lah liat-liat aja. Karna di kamar pun

rame kan, jadi ya banyak lah kenal” (Informan II, 316-319)

D.3 Ulasan Tema Ketiga pada Informan II

Tema ketiga adalah “memandang spiritualitas sebagai coping”.

Tema ini menggambarkan bagaimana informan menjadikan kegiatan

spiritualitas sebagai kegiatan utama di dalam lapas. Kegiatan spiritualitas

dianggap informan sebagai kegiatan yang membuat dirinya mampu

menjadi lebih baik, seperti berhenti menggunakan narkotika dan mulai

berkembang dari segi emosional. Ada sejumlah sub-tema yang

menggambarkan bagaimana spiritualitas informan menjadi coping

selama berada di dalam lapas yang akan dijabarkan sebagai berikut:

D.3.1 Religiusitas sebagai coping

Sub-tema pertama adalah „religiusitas sebagai coping‟. Sub-

tema ini menunjukkan bagaimana informan memandang

kekuatan spiritualitas selama dirinya berada di dalam lapas.

Informan merasa banyak mengalami dampak positif dari

pengalaman spiritualitasnya yang membuat ia semakin

berkembang menjadi individu yang lebih baik. Hal ini tercermin

dari kutipan berikut:

“…ya itu, kadang menyesal, kadang apa, kadang bersyukur

juga. Campur aduk, apalagi pas pertama-tama dulu. Kalo dulu

pertama masih banyak marahnya karna rasa nya ga terima aja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

68

saya ada disini, tapi lama kelamaan, akhirnya sadar lah saya.

Saya salah ya harus di hukum lah. Kalo sekarang banyak

bersyukur aja, berarti Tuhan masih kasi kesempatan untuk

berubah. Gitu lah” (Informan II, 282-289)

D.3.2 Perasaan bersalah pada keluarga dan Tuhan

Sub-tema kedua adalah „perasaan bersalah pada keluarga

dan Tuhan‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana perasaan

informan kepada keluarga dan Tuhan, dirinya merasa bersalah

dan perlu meminta maaf sehingga bisa mendapat kesempatan

untuk mengalami perubahan yang baik pada dirinya selama

berada di dalam lapas, yang tercermin dalam kutipan berikut:

“…Saya berdoa, sering biasa nya ada kunjungan pendeta gitu,

disitu lah saya suka minta ampun. Saya disini mencoba lah

untuk mengusahakan orangtua ga susah lagi karna saya.

Mereka pun udah gamau datang lagi, jarang kali. Jadi mau

gimana pun, harus lah saya bertobat ini, ingin lah saya buat

orang tua saya ini bahagia, jangan lah sengsara nya terus saya

buat” (Informan II, 352-359)

D.4 Ulasan Tema Keempat pada Informan II

Tema keempat adalah “memandang lapas dan rehabilitasi sebagai

tempat proses pembelajaran”. Tema ini menggambarkan bagaimana

informan memandang pengalamannya selama di lapas dan

membandingkan dengan pengalaman sebelumnya di rehabilitasi.

Pengalaman tersebut dianggap informan sebagai bagian dari proses

pembelajaran untuk dirinya. Pandangan informan terbentuk dari

pengalamannya terkait dampak yang ia rasakan selama pernah menjalani

rehabilitasi dan masa pidana di dalam lapas. Ada sejumlah sub-tema yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

69

menggambarkan bagaimana informan memandang lapas dan rehabilitasi

sebagai tempat berproses untuk mencapai perkembangan yang akan

dijabarkan sebagai berikut:

D.4.1 Lapas memberikan dampak positif

Sub-tema pertama adalah „lapas memberikan dampak

positif‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana informan

melihat pengalamannya selama menjalani masa pidana di lapas.

Informan merasa bahwa lapas memberikan dampak positif bagi

individu yang ingin terlepas dari narkotika untuk melatih

ketahanan mental dari menggunakan narkotika. Hal ini akan

tercermin dari kutipan berikut:

“…ee disini ya di kurung, di hukum. Kalo di rehab itu kan kita

di ajari gimana caranya lepas dari narkoba itu, tapi kalo disini

ya lepas lepas aja gitu. Masih bisa make juga disini. Ya kalo ga

punya uang berhenti, kalo masih ada uang, masih bisa lanjut

make disini. Jadi gitu lah ibaratnya, makanya saya bilang disini

lebih menang prakteknya” (Informan II, 249-256)

D.4.2 Memiliki relasi positif dengan orang lain

Sub-tema kedua adalah memiliki „relasi positif dengan

orang lain‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana hubungan

sosial informan di dalam lapas, dimana informan menjalin

hubungan yang cukup baik dengan teman-teman di lapas, seperti

mengikuti kegiatan bersama teman di lapas dan mampu

menghindari konflik sosial di dalam lapas. Hal tersebut,

tercermin pada kutipan berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

70

“…ya kalau ada kumpul-kumpul, ikut, duduk sama-sama.

Ngobrol-ngobrol. Cuma ya ga semua akrab. Beberapa aja.

Karna apa ya, kan kayak tadi itu lah” (Informan II, 312-315)

“…Cuman memang kadang kadang, ya biasa lah, ada yang ga

di sukai, tapi diamin aja. Gamau lagi saya ambil pusing, hidup

saya aja udah kayak gini, jadi gamau lagi tambah tambah

masalah… Tapi ya karna saya juga disini cari duit jualan

rokok, jadi banyak lah juga kawan saya yang dekat dekatin,

biar bisa ngutang, bisa gratis lah kadang-kadang. Gitu lah”

(Informan II, 319-326)

D.4.3 Lapas memberikan dampak negatif

Sub-tema ketiga adalah „lapas memberikan dampak

negatif‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana informan

memandang masa pidana di dalam lapas juga dapat memberikan

dampak negatif bagi dirinya. Informan memandang bahwa lapas

dapat membuat individu lebih terjerumus jika tidak memiliki

kontrol diri yang baik selama di dalam lapas. Hal ini tercermin

dari kutipan berikut:

“…itu tadi saya bilang, makin disini, makin ga beres hidup

saya. Makin jadi, apalagi ketemu sama kawan kawan make satu

kamar, tiap hari pengen make. Jadi minta uang terus sama

orangtua, sampe kadang kadang ku bentaki mereka itu”

(Informan II, 361-366)

D.4.4 Program rehabilitasi memunculkan rasa tersiksa

Sub-tema keempat adalah „program rehabilitasi

memunculkan rasa tersiksa‟. Sub-tema ini menggambarkan

bagaimana perasaan informan terhadap pengalamannya selama di

dalam lapas dan membandingkan pengalaman tersebut dengan

masa pidananya di dalam lapas. Informan merasa bahwa program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

71

selama rehabilitasi lebih membuat perasaan tersiksa

dibandingkan masa pidana di dalam lapas. Hal tersebut tercermin

dari kutipan berikut:

“…karna itu tadi, banyak kali pelatihannya itu yang kejam, ya

saya pun akhirnya tau lah karna itu pun biar kami bisa lepas

dari narkoba itu, tapi saya waktu itu namanya udah kecanduan

kali, ga kuat disana, pengen juga balik ke kampung. Akhirnya

nekat kabur lah, walau belum seharusnya keluar dari sana”

(Informan II, 205-211)

E. Hasil Penelitian: Informan III

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada empat tema yang mampu

menggambarkan kesejahteraan psikologis informan selama berada di lapas.

Keempat tema tersebut adalah 1). Memandang keluarga sebagai support system,

2). Masa pidana menjadikan pandangan pada diri buruk, 3). Kecemasan pada

relasi sosial, dan 4). Memandang masa tahanan sebagai masa pengembangan

diri. Keempat tema ini menggambarkan bagaimana informan memaknai masa

pidananya sebagai tempat untuk mengalami perkembangan pada diri, walau

merasakan tantangan berupa kecemasan dalam berhubungan sosial di dalam

lapas dan menjadikan pandangan terhadap dirinya buruk. Pada tema ini juga

menggambarkan bagaimana informan memandang dukungan keluarganya

sebagai support system dalam melewati masa masa pidana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

72

Tabel 4.3

Tabulasi Tema Informan III

No Sub-tema Tema

1 Merasa mendapat dukungan dari significant

other

Memandang keluarga

sebagai support system

2 Merasa butuh dan takut kehilangan keluarga

3 Rasa kehilangan keluarga menyebabkan putus

asa

1 Memandang diri buruk

Masa pidana

menjadikan pandangan

diri buruk

2 Bayangan akan stigma negatif yang diterima

menyebabkan rasa rendah diri

3 Terkurung membuat perasaan enggan

beraktifitas

4 Ketidaknyamanan menghadapi tekanan

menyebabkan memilih jalan pintas

1 Relasi sosial baik

Kecemasan pada relasi

sosial

2 Ketidakpercayaan pada lingkungan sosial dan

diri sendiri

3 Hubungan yang problematik di dalam keluarga

1 Keinginan untuk mengalami perkembangan Memandang masa

tahanan sebagai masa

pengembangan diri

E.1 Ulasan Tema Pertama pada Informan III

Tema pertama yang menggambarkan kesejahteraan psikologis

informan adalah “memandang keluarga sebagai support system”. Tema

ini menggambarkan bagaimana perasaan dan pandangan informan

terhadap keluarga dan hubungannya dengan keluarga, dirinya merasa

bahwa kehadiran dan dukungan dari keluarga sangat penting dalam

proses menjalani masa pidana. Informan merasa kehilangan dukungan

sosial dari keluarga membuat dirinya kehilangan motivasi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

73

mengalami perkembangan selama menjalani masa pidana. Ada sejumlah

sub-tema yang menggambarkan bagaimana perasaan informan dan

pandangan informan pada dukungan dari keluarga yang akan dijabarkan

seperti di bawah ini:

E.1.1 Merasa mendapat dukungan dari significant other

Sub-tema pertama adalah „merasa mendapat dukungan dari

significant others’. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana

informan merasa bahwa dirinya mendapat dukungan dari orang

terdekatnya, yaitu saudara kandungnya. Dukungan yang diterima

oleh informan berupa dukungan untuk melanjutkan jenjang

pendidikan yang lebih tinggi untuk dapat mencapai cita-citanya.

Hal ini tercermin dari kutipan berikut:

“…dukungannya sangat besar kak. Kayak gimana ya eee. Dia

apa ya, susah bilangnya. Dukungan dari dia aja, cuma dia pun

keluarga ini yang mendukung sekolah, “kamu harus jadi polisi,

kalo gajadi polisi jadi tentara” katanya gitu” (Informan III, 57-

62)

E.1.2 Merasa butuh dan takut kehilangan keluarga

Sub-tema kedua adalah „merasa butuh dan takut kehilangan

keluarga‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana perasaan

informan terhadap keluarganya. Informan merasa bahwa

kesalahan yang dilakukannya menyebabkan kekecewaan bagi

keluarganya, sehingga keluarga informan enggan memberikan

dukungan sosial seperti datang berkunjung ke lapas. Informan

menganggap bahwa keluarganya sudah tidak peduli pada dirinya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

74

sehingga dirinya merasa takut untuk bertemu dengan

keluarganya. Hal ini tercermin dari kutipan berikut:

“gak, kek gimana bilangnya kak. Udah ga ku harapkan lagi

kak. Kemarin itu ke harapkan kali sebelum putus itu, tapi ga

ada yang datang, mungkin karna kasus ku ini ku pikir kan ,

narkoba pulak kasus, ga ada yang kesini” (Informan III, 216-

221)

E.1.3 Rasa kehilangan keluarga menyebabkan putus asa

Sub-tema ketiga adalah „rasa kehilangan keluarga

menyebabkan putus asa‟. Sub-tema ini menggambarkan

bagaimana perasaan informan pada keluarganya yang dianggap

tidak memberikan dukungan pada dirinya dalam menjalani masa

pidana di dalam lapas. Perasaan bahwa keluarga marah, membuat

informan merasa putus asa pada dirinya selama berada di dalam

lapas yang tercermin pada kutipan berikut:

“…ga kak. Udah ga berani lagi mau ku omongkan. …ya karna

itu tadi kak. Mereka pun udah bilang kalo aku salah, aku yang

bertanggung jawab. Apalagi karna narkoba ini ya kan kak.

Udah marah kali lah mereka itu” (Informan III, 228-233)

E.2 Ulasan Tema Kedua pada Informan III

Tema kedua adalah “masa pidana menjadikan pandangan diri

buruk”. Tema ini menggambarkan bagaimana pengalaman masa pidana

di lapas yang memberikan dampak bagi pandangan informan terhadap

dirinya sendiri. Informan merasa bahwa stigma yang didapatkan sebagai

seorang narapidana kasus narkotika membuat dirinya tidak mendapat

kesempatan untuk berkembang di masyarakat ketika keluar dari lapas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

75

Ada sejumlah sub-tema yang menggambarkan bagaimana masa pidana

memengaruhi pandangan pada diri informan selama menjalani masa

pidana yang akan dijabarkan sebagai berikut:

E.2.1 Memandang diri buruk

Sub-tema pertama adalah „memandang diri buruk‟. Sub

tema ini menggambarkan bagaimana pandangan dan perasaan

informan pada dirinya sendiri berdasarkan pengalaman sebelum

masuk ke lapas dan saat berada di lapas. Menjalani masa pidana

menimbulkan rasa penyesalan pada informan, sehingga dirinya

cenderung menyalahkan dirinya sendiri dan pandangan terhadap

diri rendah atau buruk. Hal ini tercermin dari kutipan berikut:

“…Cuman kayaknya memang aku kayak udah berdosa kali

kak. Disini pun aku cuma gitu gitu aja nya” (Informan III, 107-

109)

E.2.2 Bayangan akan stigma negatif yang diterima menyebabkan rasa

rendah diri

Sub-tema kedua adalah „bayangan akan stigma negatif yang

diterima, menyebabkan rasa rendah diri‟. Sub-tema ini

menggambarkan bagaimana perasaan informan akan masa depan

yang diharapkannya. Informan merasa bahwa stigma sosial yang

diterima olehnya sebagai seorang narapidana, membuat dirinya

merasa tidak dapat melakukan hal yang diinginkannya setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

76

keluar dari lapas dan hal tersebut menghambat informan untuk

memiliki cita-citanya, yang tercermin pada kutipan berikut:

“…tapi kalo orang pun udah ga percaya, mau kek mana lah kita

bilang, gitu nya terus kita di mata mereka. aku keluar nanti mau

bikin baik pun, tetap aja karna dulu aku udah bandal, mungkin

udah malas juga orang sama ku” (Informan III, 243-247)

“…apa mau di bilang lah kak, udah ga ada lagi kesempatan

mau punya cita-cita lagi kalau udah gini. Orangtua pun

istilahnya udah ga percaya lagi kan” (Informan III, 184-187)

E.2.3 Terkurung membuat perasaan enggan beraktivitas

Sub-tema ketiga adalah „terkurung membuat perasaan

enggan beraktivitas‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana

informan memaknai keberadaannya di dalam lapas dalam

menjalani masa pidana. Perasaan terkurung dan kegiatan yang

monoton membuat informan enggan melakukan aktivitas-

aktivitas di dalam lapas, hal ini tercermin dari kutipan berikut:

“…ya gimana kak, namanya juga di kurung. Cuma gini gini aja

lah. Kalo ada pemeriksaan, ikut pemeriksaan. Kalo disuruh

olahraga, ya kalo pengen, ikut lah. Tapi banyaknya cuma tidur-

tidur aja nya… Sama ketawa-tawa sama kawan. Ga ada lagi

yang lainnya” (Informan III, 145-151)

E.2.4 Ketidaknyamanan menghadapi tekanan menyebabkan memilih

jalan pintas

Sub-tema keempat adalah „ketidaknyamanan menghadapi

tekanan menyebabkan memilih jalan pintas‟. Sub-tema ini

menggambarkan bagaimana kondisi psikologis informan saat

menghadapi tekanan dan bagaimana cara informan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

77

menghadapi tekanan tersebut. Rasa kehilangan yang dirasakan

oleh informan dirasakan sebagai sebuah stressor yang ingin

dihindari oleh informan, sehingga dirinya merasa membutuhkan

sesuatu yang dapat memberikan efek ketenangan, yaitu narkotika.

Hal ini tercermin dari kutipan berikut:

“…ya tenang aja rasanya gitu kak. Karna udah frustasi itu kan,

jadi banyak pikiran. Mau nya yang enak enak aja kak. Kalo

make narkoba itu kan kak, bikin kita hilang pusingnya.

Makanya ku cari lah kalo lagi frustasi aku itu” (Informan III,

80-85)

E.3 Ulasan Tema Ketiga pada Informan III

Tema ketiga adalah “kecemasan pada relasi sosial”. Tema ini

menggambarkan bagaimana informan menyikapi relasi sosial di dalam

keluarga maupun di lingkungan sosial. Ketidakpercayaan informan pada

dirinya sendiri dan orang lain membuat dirinya memandang relasi sosial

menjadi hubungan yang dapat memberikan dampak bagi dirinya. Ada

sejumlah sub-tema yang menggambarkan bagaimana pandangan dan

sikap informan pada relasi sosialnya yang akan dijabarkan seperti

dibawah ini:

E.3.1 Relasi sosial baik

Sub-tema pertama adalah „relasi yang sosial baik‟. Sub-

tema ini menggambarkan bagaimana relasi sosial yang dibangun

informan selama berada di dalam lapas. Informan memiliki relasi

sosial yang cukup baik dengan masih memiliki teman untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

78

berbagi cerita mengenai pengalaman-pengalaman yang

dilaluinya. Hal ini tercermin dari kutipan berikut:

“…ya ga banyak juga sih kak. Cuma memang yang sebaya ada

lah yang berkawan sekedar untuk cerita-cerita aja nya. Ya

namanya juga hidup sini, saling kasi tau lah gimana gimana

dulu nya” (Informan III, 159-163)

E.3.2 Ketidakpercayaan pada lingkungan sosial dan diri sendiri

Sub-tema kedua adalah „ketidakpercayaan pada lingkungan

sosial dan diri sendiri‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana

sikap dan perasaan informan dalam menjalani relasi sosial selama

menjalani masa pidana. Informan merasa bahwa dirinya perlu

memberikan batas pada lingkungan atau relasi yang buruk agar

tidak terjerumus kembali pada narkotika. Hal tersebut karena

latar belakang informan yang menggunakan narkotika karena

pengaruh lingkungan sosial yang buruk pada pengalaman

sebelum dirinya masuk ke lapas. Hal ini tercermin melalui

kutipan berikut:

“…susah bilangnya. Gimana ya, karna disini pun sama sama

susah, sama sama menderita, mau gimana lah kak. Mau

berkawanpun sama orang yang rusak, keluar nanti pun rusak

lagi aku. Udah menyesal kali aku kak. Ga mau lagi aku kayak

gini bah” (Informan III, 165-170)

E.3.3 Hubungan yang problematik di dalam keluarga

Sub-tema ketiga adalah „hubungan yang problematik di

dalam keluarga‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana

informan memaknai dan memandang hubungannya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

79

keluarganya yang dianggap sejak awal tidak memberikan

dukungan pada dirinya sebelum bahkan setelah berada di lapas.

Hal ini tercermin pada kutipan berikut:

“…apa mau di bilang lah kak, udah ga ada lagi kesempatan

mau punya cita-cita lagi kalau udah gini. Orangtua pun

istilahnya udah ga percaya lagi kan. Dari awal pun mereka

bukan dukung aku sekolah, apalagi makin kena narkoba ini

pulak, makin ga di percaya lah" (Informan III, 184-189)

E.4 Ulasan Tema Keempat pada Informan III

Tema keempat adalah “memandang masa tahanan sebagai masa

pengembangan diri. Tema ini menggambarkan bagaimana informan

memandang masa pidana yang dijalani sebagai proses pembelajaran

untuk menjadi individu yang lebih baik bagi dirinya dan keluarganya.

Masa pidana yang dijalani membuat informan menyadari kesalahan dan

munculnya keinginan untuk berkembang dan mengalami peningkatan

diri. Ada sejumlah sub-tema yang menggambarkan bagaimana

pengalaman informan menjalani masa pidana dan menjadikan

pengalaman tersebut sebagai proses pengembangan diri, sub-tema

tersebut akan dijabarkan seperti dibawah ini:

E.4.1 Keinginan untuk mengalami perkembangan

Sub-tema untuk tema memandang masa pidana sebagai

masa pengembangan diri adalah „keinginan untuk mengalami

perkembangan‟. Sub-tema ini menggambarkan bagaimana

perasaan dan keinginan informan setelah menjalani masa pidana,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

80

pengalaman menjalani masa pidana membuat informan ingin

menjadi individu yang lebih baik ketika keluar dari lapas. Hal ini

tercermin dari kutipan berikut:

“…ya kalo untuk diri sendiri sih, ya menyesal lah kak. Gamau

lagi kayak gini, jangan sampe masuk kesini lagi. mau hidup

betul betul aja aku kak, sakit bah menderita disini” (Informan

III, 279-283)

“…sudah terpikir juga di pikiran ini, kalo ga mengulangi nya

lagi kak” (Informan III, 198-199)

F. Pembahasan

Pada bagian ini akan diuraikan temuan yang muncul pada ketiga informan

secara umum. Sebelum membahas mengenai temuan yang muncul pada ketiga

informan, perlu dijabarkan kembali mengenai tujuan dari penelitian ini, yaitu

mengetahui gambaran kesejahteraan psikologis narapidana pecandu narkotika,

faktor-faktor yang mempengaruhi, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh para

narapidana tersebut dalam mencapai kesejahteraan psikologisnya.

Berdasarkan hasil analisa terhadap ketiga informan, ditemukan empat tema

utama yang memberikan gambaran kesejahteraan psikologis ketiga informan.

Gambaran kesejahteraan psikologis ketiga informan ditandai dengan adanya

pandangan yang kontradiktif atas diri dan pengalaman mereka. Di satu sisi,

ketiga informan menunjukkan cara pemaknaan yang positif atas pengalamannya

saat menjalani masa pidana. Di sisi lain, ketiga informan juga memiliki

pandangan yang negatif atas diri dan pengalamannya di lapas. Hal lain yang juga

ditemukan pada ketiga informan adalah adanya faktor dukungan sosial dari

orang lain, terutama keluarga yang dianggap penting dalam menjalani masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

81

pidana, serta munculnya faktor lain seperti pemaknaan spiritualias selama proses

menjalani masa pidana. Berikut akan ditunjukan mengenai temuan tema dari

ketiga informan:

Tabel 4.4

Tabulasi Tema Ketiga Informan

Informan I Informan II Informan III

Memandang masa pidana

sebagai masa

pengembangan diri

Memaknai keluarga

sebagai sumber

dukungan dan motivasi

Memandang keluarga

sebagai support system

Memaknai keluarga

sebagai motivator

Keinginan kuat untuk

mengalami peningkatan

pada diri

Masa pidana

menjadikan pandangan

diri buruk

Memandang hidup

sebagai beban

Memandang spiritualitas

sebagai koping

Kecemasan pada relasi

sosial

Relasi sosial sebagai

sumber dukungan

Memandang lapas dan

rehabilitasi sebagai

tempat proses

pembelajaran

Memandang masa

pidana sebagai masa

pengembangan diri

Secara umum gambaran kesejahteraan psikologis ketiga informan ditandai

dengan adanya pandangan kontradiktif atas diri dan pengalamannya. Ketiga

informan menunjukkan pemaknaan yang positif atas pengalamannya selama

menjalani masa pidana. Selama menjalani masa pidana di lapas, ketiga informan

memandang menjalani masa pidana sebagai masa pengembangan diri. Informan

merasa bahwa pengalaman-pengalaman di masa lalu yang tidak menyenangkan

dan pengalaman saat menjalani masa pidana, memunculkan keinginan untuk

menjadi lebih baik agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Pengalaman-

pengalaman yang dialami oleh ketiga informan menjadi dasar untuk memiliki

keinginan yang kuat agar mampu berkembang dan mengalami peningkatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

82

positif pada diri mereka masing-masing. Hal ini ditunjukkan dari pandangan

informan pada dirinya sendiri, dimana ketiga informan merasa sudah mampu

menerima kesalahan yang dilakukan, sehingga layak mendapatkan hukuman,

serta ketiga informan mampu menjadi individu yang lebih mandiri dibandingkan

saat sebelum menjalani masa pidana di lapas.

Skema 4.1

Tema Gabungan Ketiga Informan

Pengalaman selama menjalani masa pidana membuat informan

berkeinginan untuk mengalami perkembangan dan merasa mengalami

peningkatan yang positif pada diri. Hal ini mendasari bagaimana ketiga informan

mampu memiliki salah satu dimensi dari kesejahteraan psikologis, yaitu

pertumbuhan pribadi. Pertumbuhan pribadi ditandai dengan perasaan mengalami

perkembangan pada diri dan bersikap terbuka pada pengalaman baru, serta

keinginan kuat untuk mengalami peningkatan pada

diri

memandang lapas dan rehabilitasi sebagai tempat

proses pembelajaran

memandang masa pidana sebagai masa pengembangan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

83

merasa dapat mewujudkan minat dan bakatnya (Ryff, 1995). Ketiga informan

mampu menunjukkan bagaimana mereka merasakan perubahan yang positif

pada diri masing-masing, sehingga mampu menerima pengalaman baru di dalam

lapas sebagai masa hukuman yang harus dijalani akibat kesalahannya.

Selain memandang pengalaman masa pidana secara positif, di sisi lain

ketiga informan juga memiliki pandangan yang negatif atas diri dan

pengalamannya selama menjalani masa pidana di lapas. Keberadaan di dalam

lapas membuat ketiga informan merenungi pengalaman-pengalaman di masa

lalunya, dimana mereka merasa telah melakukan kesalahan dan harus dihukum.

Pengalaman-pengalaman di masa lalu membuat informan memandang

kehidupannya sebagai beban berat. Pada informan I yang merasa pengalaman di

masa lalu karena kecanduannya terhadap narkotika, membuat dirinya melakukan

tindak kriminal dan menjalani pola hidup yang buruk, sehingga dirinya merasa

bersalah dan memandang memiliki kehidupan yang berat. Pengalaman di masa

lalu dan pengalaman menjalani masa pidana juga mempengaruhi pandangan

informan atas dirinya. Perasaan bersalah pada diri sendiri dan keluarga, serta

membayangkan stigma negatif yang diberikan orang lain, membuat informan

memandang diri buruk. Hal ini menyebabkan informan menjadi tidak memiliki

kepercayaan diri untuk menjalani kehidupannya. Pada informan III, perasaan

bersalah akan perbuatannya di masa lalu, membuat informan menjadi rendah diri

untuk sekedar memiliki harapan dan cita-cita saat menyelesaikan masa pidana,

selain itu perasaan sedang dihukum atau perasaan terkurung, membuat informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

84

tidak ingin melakukan aktifitas-aktifitas yang ada di lapas. Temuan lainnya

adalah kecemasan ketiga informan pada relasi sosial saat menjalani masa pidana.

Hal ini muncul karena kesadaran informan akan pengalamannya di masa lalu,

dimana lingkungan sosial yang buruk mampu mempengaruhi dirinya, seperti

menggunakan narkotika. Pengalaman tersebut membuat ketiga informan

menjadi membatasi diri dan cenderung tidak ingin memiliki hubungan yang

cukup dekat dengan relasi sosialnya karena ketidakpercayaannya pada diri

sendiri dan lingkungannya.

Skema 4.2

Tema Gabungan Ketiga Informan

Ketidakmampuan informan melihat secara positif pada dirinya

menyebabkan ketidakpercayaan pada diri dalam menjalani masa pidana di dalam

lapas. Hal ini mendasari bagaimana dimensi penerimaan diri tidak di miliki oleh

informan III. Penerimaan diri ditandai dengan memiliki pandangan atau sikap

positif pada diri sendiri, mampu menerima baik dan buruk yang ada pada diri,

serta mampu melihat secara positif pada masa lalunya (Ryff, 1995).

memandang hidup sebagai

beban

kecemasan pada relasi

sosial

masa pidana menjadikan pandangan

pada diri buruk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

85

Pada Informan I, ditemukan bahwa informan memiliki pandangan buruk

pada dirinya sendiri, yang disebabkan perasaan berdosa atas kesalahan yang

dilakukannya hingga harus menjalani masa pidana di lapas. Pandangan buruk

pada diri informan, muncul dalam bentuk merasa tidak layak dan tidak pantas

pada diri dan keluarganya. Selain itu, informan III merasa memiliki lingkungan

sosial yang buruk akan mempengaruhi dirinya untuk melakukan kesalahan yang

sama. Hal tersebut kemudian mempengaruhi bagaimana informan III bersikap

tidak percaya pada dirinya sendiri dan relasi sosial di lapas. Dengan demikian,

informan III juga tidak memiliki dimensi relasi positif dengan orang lain, yang

ditandai dengan memiliki hubungan baik dan saling percaya dengan orang lain

dan memiliki rasa empati dan kedekatan/keintiman dengan orang lain, serta

mampu memahami konsep memberi dan menerima dalam hubungan sosial

(Ryff, 1995).

Ketidakpercayaan pada diri sendiri dan relasi sosial pada informan III,

menyebabkan dirinya memberikan batas dan membentengi diri dari relasi sosial

yang ada di dalam lapas, dirinya merasa jika masih berhubungan dengan orang

yang memiliki latar belakang sama dengannya, maka kesempatannya untuk

menjadi individu yang baik menghilang.

Dukungan sosial bagi ketiga informan, merupakan salah satu faktor

penting bagi mereka dalam menjalani masa pidana. Dukungan sosial yang

diharapkan oleh informan adalah dari relasi sosial, terutama dari keluarga.

Secara umum ketiga informan menganggap bahwa keluarga merupakan sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

86

dukungan utama bagi mereka selama menjalani masa pidana. Kehilangan

perhatian, seperti ketidakhadiran keluarga saat kunjungan ke dalam lapas, atau

sekedar menelpon membuat informan merasa ditinggalkan, bahkan

memunculkan perasaan sedih dan menderita. Perasaan takut kehilangan

keluarga, perasaan ingin bertemu dan berkumpul kembali dengan keluarga

membuat ketiga informan termotivasi untuk menjadi individu yang lebih baik,

sehingga mampu membahagiakan keluar dari lapas.

Skema 4.3

Tema Gabungan Ketiga Informan

Perasaan mendapat dan kehilangan dukungan sosial dari keluarga

mempengaruhi ketiga informan dalam menyikapi masa pidana di lapas.

Keinginan untuk selalu mendapat dukungan dari keluarga dan perasaan takut

kehilangan menunjukkan bahwa ketiga informan memiliki relasi positif dengan

keluarganya, relasi positif dengan orang lain merupakan salah satu dimensi dari

sumber motivasi ke

arah perubahan diri

yang positif

keluarga sebagai support system

memaknai keluarga sebagai sumber dukungan

dan motivasi

keluarga sebagai motivator

relasi sosial sebagai sumber

dukungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

87

kesejahteraan psikologis. Memiliki relasi positif dengan orang lain ditandai

dengan memiliki hubungan baik dan saling percaya dengan orang lain dan

memiliki rasa empati dan kedekatan/keintiman dengan orang lain, serta mampu

memahami konsep memberi dan menerima dalam hubungan sosial (Ryff, 1995).

Pada ketiga informan, terlihat mampu melihat konsep memberi dan menerima

pada relasi sosial. Kehilangan dukungan sosial dari keluarga dianggap sebagai

suatu kewajaran, karena informan merasa telah melakukan kesalahan kepada

keluarga. Pada informan I dan II terlihat memiliki keintiman/kedekatan dengan

anggota keluarganya, kedua informan memiliki kerinduan untuk berkumpul

kembali dengan keluarganya, sehingga kerinduan tersebut memotivasi kedua

informan untuk menjadi orang yang lebih baik dan dapat membahagiakan

keluarga.

Hal lain yang muncul pada penelitian ini adalah pemaknaan spiritualitas

oleh informan sebagai koping selama menjalani masa pidana di lapas. Ketiga

informan merupakan individu yang memiliki spiritualitas terhadap kepercayaan

kepada Tuhan. Spiritualitas tersebut membuat mereka menjadikan Tuhan

sebagai tempat untuk bernaung, berkeluh kesah, marah dan memohon ampunan.

Pada informan II, spiritualitas merupakan sebuah koping dalam menjalani masa

pidana. Informan II secara rutin mengikuti kegiatan keagamaan dan

mempercayai kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepadanya, serta merasa

mengalami banyak dampak positif setelah mengikuti kegiatan keagamaan di

lapas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

88

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis

seseorang adalah spiritualitas. Pollner (dalam Amawidyati & Utami, 2006)

menemukan bahwa agama dianggap mampu menyediakan sumber-sumber untuk

menjelaskan dan menyelesaikan masalah, mengikatkan perasaan berdaya dan

mampu pada diri, serta agama dapat menjadi landasan untuk memiliki makna,

arah dalam hidup dan identitas personal. Berdasarkan temuan tersebut, dapat

dilihat bahwa ketiga informan memiliki spiritualitas dalam beragama, karena

perasaan tidak berdaya dan merasa diri tidak mampu ketika menjalani masa

pidana di lapas. Pada informan II, mampu menjadikan spiritualitas dalam

beragama sebagai wujud penyelesaian masalah dan menemukan identitas diri

yang baru, sehingga merasa mampu menjalani masa pidana dengan baik dan

mengalami perkembangan yang positif pada diri, ditandai dengan berhenti

mengonsumsi narkotika dan berkembang secara emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal,

diantaranya adalah:

1. Berdasarkan hasil analisa, ditemukan bahwa ada empat tema utama yang

mampu menggambarkan bagaimana kesejahteraan psikologis narapidana

pecandu narkotika pada ketiga informan. Empat tema secara umum, antara

lain: Pandangan yang kontradiktif atas pengalaman selama menjalani masa

pidana di lapas; a). di satu sisi, secara umum ketiga informan memandang

pengalamannya di lapas secara positif, karena merasa menjalani masa pidana

merupakan sebuah masa pengembangan diri; b). di sisi lain informan juga

memiliki pandangan negatif selama di dalam lapas yang menyebabkan

pandangan atas diri buruk dan memandang kehidupan sebagai beban. Selain

itu, ada faktor lain yang menunjukkan bagaimana gambaran kesejahteraan

psikologis informan, yaitu c). Dukungan sosial, terutama yang berasal dari

keluarga merupakan dukungan yang penting bagi mereka, karena keluarga

merupakan sumber motivasi untuk menjadi individu yang lebih baik lagi.

Faktor lainnya yang muncul adalah d). Spiritualitas ketiga informan dalam

kepercayaannya beragama, ketiga informan menjadikan Tuhan sebagai

tempat bernaung selama menjalani masa pidana.

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

90

2. Temuan dari ketiga informan, secara umum muncul beberapa dimensi dari

kesejahteraan psikologis yang menjadi gambaran kesejahteraan psikologis

ketiga informan. Dimensi-dimensi tersebut adalah a). dimensi pertumbuhan

pribadi; b). relasi positif dengan orang lain dan; c). penerimaan diri.

3. Ketiga informan memiliki dimensi pertumbuhan pribadi dan dimensi relasi

positif dengan orang lain (relasi dengan keluarga) sebagai gambaran

kesejahteraan psikologis mereka, sedangkan dimensi penerimaan diri dan

dimensi relasi positif dengan orang lain (relasi sosial di lapas) muncul pada

informan III sebagai dimensi yang tidak dimiliki oleh informan.

4. Dukungan sosial dari keluarga merupakan sumber dukungan dan motivasi

utama bagi ketiga informan selama menjalani masa pidana di lapas.

5. Salah satu faktor kesejahteraan psikologis muncul pada hasil penelitian,

yaitu spiritualitas. Ketiga informan memiliki spiritualitas dalam menalani

masa pidana, namun spiritualitas sebagai coping muncul secara konsisten

pada informan II.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak kekurangan dan

keterbatasan, yaitu:

1. Data pada penelitian ini kurang mendalam karena panduan wawancara yang

kurang tajam dan proses pengambilan data yang relatif minimal. Data

penelitian hanya menunjukkan permukaan dari pengalaman ketiga informan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

91

sehingga eksplorasi pengalaman selama menjalani masa pidana di dalam

lapas kurang tampak pada data penelitian ini.

2. Pengolahan data penelitian ini belum maksimal, karena keterbatasan

kemampuan peneliti melakukan abstraksi tema dan membangun dinamika

hubungan antar tema.

3. Pengambilan data dilakukan tiga tahun sebelum penelitian ini diterbitkan,

sehingga memungkinkan perubahan hasil data jika dilakukan pada tahun

yang sama saat penelitian diterbitkan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pengalaman tidak

menyenangkan di masa lalu dan selama menjalani masa pidana memberikan

dampak positif dan negatif selama menjalani masa pidana di dalam lapas.

Dukungan sosial, dari keluarga maupun masyarakat juga dapat mempengaruhi

bagaimana ketiga informan memandang dirinya sendiri, maka dari itu peneliti

membagikan beberapa saran, bagi:

1. Keluarga

Pada penelitian ini ditemukan bahwa dukungan dari keluarga merupakan

motivasi untuk informan menjadi lebih baik dan berkembang di lapas.

Penting bagi keluarga untuk mengetahui dukungan seperti apa yang dapat

diberikan kepada narapidana pecandu narkotika. Dukungan seperti

menyediakan waktu atau sekedar menanyakan kabar dapat memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

92

kesan kepada narapidana bahwa mereka masih memiliki orang-orang yang

peduli dan menerima keberadaan mereka sebagai seorang narapidana

pecandu narkotika. Keluarga di harapkan juga mampu memberi motivasi

lewat nasihat dan mengajak narapidana pecandu narkotika untuk terus

berkembang menjadi lebih baik. Dukungan yang diberikan keluarga akan

membantu narapidana pecandu narkotika untuk melewati masa pidana di

lapas dengan lebih baik, terutama selama proses mencapai kesejahteraan

psikologisnya.

2. Lembaga Pemasyarakatan

Lembaga pemasyarakatan merupakan tempat pembinaan bagi narapidana

dengan kasus yang beragam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga

informan merasa bahwa kegiatan di lapas hanya kegiatan yang monoton

tidak tampak pada data adanya program khusus bagi narapidana pecandu

narkotika. Peneliti menyarankan agar lapas dapat menyediakan program

maupun kegiatan yang lebih beragam bagi narapidana agar tujuan

pembinaan di dalam lapas dapat tercapai, seperti kegiatan untuk menambah

skill pada bidang-bidang tertentu sebagai modal narapidana setelah keluar

dari lapas. Kegiatan yang beragam juga mampu menciptakan suasana yang

lebih positif bagi narapidana karena perasaan terkurung dapat sedikit

berkurang.

Lapas juga diharapkan mampu menghadirkan program-program terkait

pengembangan diri narapidana pecandu narkotika, seperti seminar-seminar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

93

kegamaan, atau seminar-seminar psikologi terkait penerimaan diri, perasaan

bahagia dan lain sebagainya. Program-program tersebut diharapkan mampu

memberikan dampak positif.

3. Rehabilitasi

Dua informan dari tiga pernah menjalani masa rehabilitasi, namun

melarikan diri dari lembaga rehabilitasi karena merasa tertekan dan stress

dengan program-program yang menghukum pasien rehabilitasi jika

melakukan kesalahan. Hal tersebut membuat informan menganggap bahwa

kecanduannya dapat sembuh karena rasa takut, bukan karena efektifitas

program rehabilitasi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menyarankan

lembaga rehabilitasi untuk mengevaluasi kembali program-program yang

akan diberikan kepada pasien agar lebih mampu berhenti menggunakan

narkotika dalam jangka panjang dan mampu memberikan dampak psikologis

yang positif. Pada penelitian ini ditemukan bahwa informan menjadikan

spiritualitas sebagai koping. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi

lembaga rehabilitasi untuk menyisipkan program-program keagamaan atau

yang berhubungan dengan spiritualitas bagi para pecandu narkotika.

4. Masyarakat

Kesadaran masyarakat akan kebutuhan seorang mantan narapidana atau

mantan pecandu narkotika untuk dapat setara dalam memperoleh

kesempatan di bidang pekerjaan dan kehidupan yang layak menjadi penting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

94

Pada penelitian ini ditemukan bahwa informan merasa cemas dengan

pandangan negatif yang diberikan orang lain kepadanya, sehingga dirinya

menjadi tidak percaya diri untuk memiliki harapan dan cita-cita. Maka,

kesempatan dan penilaian yang setara dari masyarakat bagi para mantan

narapidana maupun pecandu narkotika menjadi salah satu langkah yang

membantu narapidana pecandu narkotika bangkit dari kesalahannya dan

berkembang menjadi lebih baik. Diharapkan masyarakat mampu lebih

terbuka dan tidak melakukan diskriminasi pada mantan narapidana maupun

mantan pecandu narkotika dalam kehidupan sosial, pekerjaan dan

pendidikan.

5. Penelitian selanjutnya

Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan, seperti yang

telah dijabarkan pada sub-bab sebelumnya. Oleh sebab itu, peneliti ingin

memberikan saran kepada penelitian selanjutnya untuk dapat menemukan

pengalaman-pengalaman yang lebih eksploratif pada informan penelitian,

sehingga data akan lebih kaya dan mampu mewakili gambaran kesejahteraan

psikologis informan penelitian. Selain itu, peneliti menyarankan untuk lebih

banyak menyediakan waktu dalam proses pengambilan data untuk

mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai kehidupan di dalam

lapas secara umum dan program-program yang telah di terapkan selama

menjalani masa pidana. Penelitian ini juga menyadari bahwa lama nya data

mampu mempengaruhi hasil data, maka diharapkan pada penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

95

selanjutnya dapat menyesuaikan waktu pengambilan data sesuai dengan

kemampuan peneliti agar tidak terlalu jauh dari terbitnya peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

96

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. (2008). Validitas dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal

Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 2, Juni 2008, hal 137-141.

Afrinisna, R.Y. (2013). Penyebab dan Kondisi Psikologis Narapidana Kasus Narkoba

pada Remaja. E-Journal. Semarang, Universitas Ahmad Dahlan. Portalgaruda.org

American Psychiatric Association. (2000) Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders Fourth Edition Text Revision, DSM-IV-TR. Arlington, VA: American

Psychiatric Association.

Amawidyati, S. A. G & Utami, M. S. (2006). Religiusitas dan Psychological Well-

Being Pada Korban Gempa. Jurnal Psikologi; Vol.34, No.2: 164-176. Fakultas

Psikologi Universitas Gajah Mada

Anggreni, D. (2015). Dampak Bagi Pengguna Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

(NAPZA) di Kelurahan Gunung Kelua Samarinda Ulu. eJournal Sosiatri-

Sosiologi, Vol 3 (3): 37-51

Azani (2012). Gambaran Psychological Well-Being Mantan Narapidana. EMPATHY

Vol I No. 1

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2016). Press Release Akhir Tahun

2016.

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

97

Badri, M. (2016). Program Rehabilitasi Bagi Penyalahgunaan Narkotika dalam

Perspektif Undang-Undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jurnal

Ilmiah Universitas Batanghari Jambi; Vol.16, No 3: 12-18

Creswell, John W. (2010). Reseach design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed

(ed. Ke-3). (Fawaid, A., terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Karya asli terbit

2008).

Dwiatmodjo, H. (2013). Pelaksanaan Pidana dan Pembinaan Narapidana Tindak Pidana

Narkotika ( Studi terhadap Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Narkotika Klas IIA Yogyakarta). PERSPEKTIF, Vol. XVIII, No. 2: 64-73

Elanora, F. N. (2011). Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha Pencegahan dan

Penanggulangannya (Suatu Tinjauan Teoritis). Jurnal Hukum, Vol XXV, No 1.

Feist, J., & Gregory J. Feist. 2006. Theories of Personality Sixth Edition. United States:

McGraw-Hill Companies. Inc.

Hairina, Y & Komalasari, S. (2017). Kondisi Psikologis Narapidana Narkotika di

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II Karang Intan Martapura,

Kalimantan Selatan. Jurnal Studia Insania; Vol 5, No 1: 94-104

Hall, C. S & Lindzey, G. (1993) Teori-Teori Psikodinamik: Klinis (Terj Supratiknya).

Yogyakarta: Kanisius.

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

98

Handayani, T. P. (2010). Kesejahteraan psikologis narapidana remaja di Lembaga

Pemasyarakatan Anak Kutoarjo. Skripsi Strata 1. Fakultas Psikologi Universitas

Diponegoro, Semarang.

Haney, C. (2002). The Psychological Impact of Incarceration: Implications for Post-

Prison Adjustment. Paper for Conference Funded by the U.S; Department of

Health and Human Services.

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuuk ilmu-ilmu sosial.

Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Huppert, F. A. (2009). Psychological Well-Being: Evidence Regardings its Causes and

Consequences. Health and Well-Being 1 (2), 137-164

Indiyah. (2005). Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan napza: Sudi kasus pada

narapidana di LP Klas II/A Wirogunan Yogyakarta. Jurnal Kriminologi

Indonesia, 4 (1), 87-104

Kristianingsih, S. A. (2009). Pemaknaan Pemenjaraan Pada Narapidana Narkoba di

Rumah Tahanan (Rutan) Salatiga. Humanitas; Vol.6, No: 1

Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia

(edisi ketiga). Depok: LPSP3, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Prakash, O; Sharma, N; Singh, A. R; Sanger, K. S. (2015). Effect of Incarceration on

Well-Being of Prisoners: A Study among Convicted and Undertrials. The

International Journal of Indian Psychology; Vol. 3, Issue 1, No.5: 155-164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

99

Pratiwi, MM. S. P & Utami, R. R. (2012). Berpikir Positif untuk Meningkatkan Kualitas

Hidup Pada Narapidana. Prosiding Psikologi Kesehatan; Universitas Katolik

Soegijapranata, Semarang.

Republik Indonesia (1995). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang

Pemasyarakatan

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Ryff, C. D & Keyes, C. L. M. (1995). The Structure of Psychological Well-Being

Revisited. Journal of Personality and Social Psychology; Vol 69, No. 4: 719-

727

Ryff, C. D. (1989). Hapiness is Everything, or Is It? Explorations on The Meaning of

Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology, 57

(6), 1069-1081

Ryff, C. D. (2014). Psychological Well_being Revisited: Advanced in the Science and

Practice of Eudamonia. Psychoter Psychosom; 83: 10-28

Ryff, C. D; Magee, W. J; Kling, K. C; & Wing, E. H. (1999). Forging Macro-Micro

Linkages in the Study of Psychological Well-Being. The Self and Society in

Aging Processes (pp 247-278); Springer Publishing Company. New York

Ryff, C.D & Singer, B. (1996). Psychological Well-Being: Meaning, Measurement, and

Implications for Psychotheraphy Research. Psychoter Psychosom; 65: 14-23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

100

Ryff, C.D. (1995). Psychological Well-Being in Adult Life. Psychological Science, Vol

(4), No. 4: 99-104; Sage Publications, Inc on Behalf of Association for

Psychological Science

Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. (Yustinus, terj). Yogyakarta: Penerbit

Kanisius

Sucahya, P., Setiawan,. A., Dadun Suparno, H. Siagian, F. P., Ismail, A.. Saputri.

(2015). Laporan Akhir Suvery Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba

Tahun Anggaran 2014. BNN-Republik Indonesia, Vol 4 (29): 100.

Supratiknya, A. (2015). Metodelogi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma

Triaseptiana, A. N. & Herdiana, I. (2013). Gambaran kesehatan mental narapidana

ditinjau dari konsep nrimo. Jurnal Psikologi Keperibadian dan Sosial, 2 (1).

Willig, C. (2013). Introducing Qualitative Research in Psychology Third Edition.

United States: McGraw-Hill Companies. Inc.

Wulandari, C. M, Retnowati, D. A, Handojo, K. J, Rosida. 2015. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penyalahgunaan napza pada masyarakat di Kabupaten Jember.

Jurnal Farmasi Komunitas: Vol 2, No 1 (1-4)

Yunardhani, R. (2009). Efektifitas Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia. Jurnal

Sosiologi, Vol. 15, No.2 : 143-149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

KODING DATA HASIL WAWANCARA INFORMAN I

NO Verbatim Initial Code Interpretative Code

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Bagaimana pengalaman hidup kakak, dari

dulu hingga saat ini. bisa di bilang ya kan ya,

karna kita bicara tentang narkoba, kita mulai dari

masalah mengenal itu lah kan ya. Pertama dulu

ya, tau lah sulit nya kayak gimana ya, mengenal

ya pacaran, pacaran, ya memang jadi suami saya

juga. Tapi yang pertama kali mengenalkan saya

narkoba, ya dia gitu. Emang jenisnya ekstasi.

Karna dia juga make gitu, awalnya ngeliat-

ngeliat, pertama-tama, dia pernah kasi saya

sekali, kan gitu// Ya dari situ nya awalnya. Itupun

ya sekali itu aja, tapi setelah kami bercerai,

setelah saya semakin mengenal narkoba ini, gitu.

Sama kawan. Minum, apa, lama-lama kan kenal

juga ke narkoba jadinya gitu // Kayak mana

bilangnya ya. Aku kalo menceritakan ini pun

agak apa juga (mulai terlihat sedikit gelisah).

Karna kayak gimana, kalo otak ini, kalo ingatan

udah lemah kali gitu. Jadi, kalo kamu tanya gitu,

bisa aku bilangkan gitu. Kalo ga ditanya agak

susah gitu, apa yang mau ku bilang, apa yang ku

ingat, yang mau aku ceritakan yang mana gitu.

kita beralih dari narkoba, pengalaman

sebelum menikah ada yang mau diceritakan?

Yang menyenangkan? //kalo yang diingat

1-11 Mengenal Narkotika dari suami

11-15 Semakin mengenal narkoba dari

teman

25-35 Figur ibu dianggap buruk

Orang terdekat dapat mengenalkan

narkotika

Salah satu faktor resiko mengenal

narkotika adalah dari lingkungan sosial

Memiliki relasi problematik dengan ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

kehidupan ini, ya menyedihkan semua yang

kurasa gitu. Karna kayak mana, karena memang

mungkin dari kecilpun istilahnya, kehidupan pun

udah agak agak, agak agak menyedihkan karena

termasuk keras gitu. Karena orangtua juga, dari

umur saya 4 tahun, udah bercerai, jadi tinggal

dengan ibu tiri gitu ya. Kalo kehidupan sama ibu

tiri di bilang, ya kayak mana di bilang di film

film itu, malahan lebih parah dari itu yang saya

alami gitu,// karena kalo bapak saya seringan ga

di rumah. Kadang kalo sebulan gitu, 2 hari karena

kerjaan memang. Babi gitu, dia liat-liat barang

antik, yang udah udah langka.// Jadi ya, mama tiri

saya itu dulu ya pas lagi lagi SMA, ya kayak

mana lah pas dia menikah dengan bapak saya,

udah dapat anak 3, jadi capek apa gitu. // Jadinya

kehidupan saya pribadi kalo dari kecil bisa di

bilang agak tertekan gitu. Jadinya kayak gitu,

dengan trauma trauma yang istilahnya yang bikin

saya jadi masa bodoh dengan kehidupan yang

seterusnya gitu.// trauma trauma seperti apa

yang dirasakan dan bisa di ceritakan kayak

mana kita bilang ya. (suara mulai samar samar).

Dari kecil apa, tinggal dengan ibu tiri, umur 6

tahun, saya pun jadi korban perkosaan.// Trus ya

kayak mana di bilang ya, jadi nya jadi apa gitu,

bandel. Sekolah pun gitu kerjanya berantam,

karna kan cuma tamatan SMP. Karna kerjaan

berantam aja terus.// Kalo mama pun bilang nya,

ya kalo untuk biaya sekolah sih ada, gitu lah kan,

35-38 Relasi dengan ayah buruk

41-46 Trauma menyebabkan sikap

ketidakpedulian pada diri

48-50 Menjadi korban pemerkosan pada

masa anak

50-54 Melakukan banyak kekerasan pada

masa sekolah

Mengalami banyak tekanan dari masa anak

Trauma menyebabkan sikap

ketidakpedulian pada diri

Mengalami pengalaman abusive pada masa

anak

Melakukan tindakan agresi pada masa

sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

cuma ya karna nakal tadi, orangtua pun, ya kalo

berantam aja, ya ngapain sekolah pun, gitu. Jadi

tamat SMP. menikah di umur? umur 19. setelah

tamat SMP, beberapa tahun itu, kegiatannya

apa? bantu bantu mama di pajak (pasar). mama

kan jualan di pajak (pasar), jadi bantu bantu dia.

Ya kawan kayak mana, kalo mama saya, saya

gimana gitu ya, kalo istilahnya rasa nya ga pas,

memang pelit dalam uang. Mau ngasi, walaupun

10 ribu rupiah, sama dia berat. Karna dia tau

kerjaan saya gak gak. //Saya apa, bisa di bilang

udah sempat candu minum. Kalo bangun pagi

gitu, ga minum minuman alkohol gitu, saya

minum gitu, paling ga setengah botol kecil gitu,

ya gemetar. Jadi saya minum dulu baru sadar,

agak normal gitu. //berarti sebelum ke narkoba,

memang sudah ke minuman alkohol ya? Atau

bersamaan? ku rasa bersamaan itu, yang mana

duluan, istilahnya gatau aku yang mana duluan,

yang kecanduan kali. Cuma kalo yang nama nya

ke narkoba, sebetulnya jarangnya aku make gitu.

Karna pribadi nya di bilang, itu kan harus pake

uang, kan apalagi kalo jaman sekarang, kalo ga

ada uang, kalo pasarnya dalam narkoba ini kan

ya, kalo ga ada uang kita, mereka mau kasi

narkoba istilahnya gitu, kita di manfaatkan gitu.

Kalo jenis shabu, shabu gitu ya, dia kasi shabu

sama kita, kita kasi tubuh kita sama dia, gitu kan.

Jadi karna istilahnya saya ga punya uang ( nada

suara menekankan argument), jadi candu saya ga

66-71 Kecanduan pada minuman beralkohol

yang berdampak pada fisik dan pola pikir

73-93 Keterbatasan ekonomi membuat

kecanduan dialihkan pada obat batuk

Mengalami dampak pada fungsi kognitif

dari alkohol

Harus memenuhi rasa candu dengan obat

batuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

ke narkoba gitu. Bukan ke shabu gitu, jadi

identiknya saya candu ke apa, obat batuk komix

sachet itu. Saya sebetulnya kesitu, kalo di luar.

Cuma itu kan istilahnya 1 kotak 30 sachet, kalo

dulu seingat saya pertama saya minum 9 ribu.

Kalo narkoba ya, kalo punya uang di atas 100

ribu kita baru bisa make, iya kan. Kalo comix itu

saya beli 9 ribu, bisa saya 2 hari saya, gitu.//

Karna, ya kadang istilahnya, saya ambil khikmat

dari trauma saya dulu. Karna saya juga bisa di

bilang korban perkosaan, mungkin dari situ saya

bisa menghindari, untuk istilahnya ee kayak

mana, asal ada istilah nya seorang laki-laki

menjurus ke sex gitu, saya ga terima, gitu. Jadi

saya ambil khikmat nya gitu, ee jadi korban

perkosaan, ada juga guna nya saya dibuat kayak

gitu ya. Kalo saya ini, kalo saya ga punya trauma

ke hal itu, mungkin ya udah juga saya jadi cewek

yang bisa di pake orang, gitu. //Kalo masalah ke

shabu di bilang, sebetulnya bukan pecandu berat,

gitu. Cuman kalo comix tadi, itu pun termasuk

juga iya kan. Itu ya tiap hari saya konsumsi.

Cuman bawaannya kalo saya liat, ya sekalipun

dia BD, bisa saya lebih saya, kalo dalam shabu

tadi kan, kita abis make, tinggi ya kan, karna kita

agak fly. Cuman kalo saya make comix itu ya,

saya juga fly gitu. Walaupun, istilahnya BD

sekalipun, tetap saya lebih fly. Dia kan istilahnya

kan pake dosis kalo narkoba itu, ditarik gitu lah

ya kan. Sekian jam nanti, udah agak menurun

94-104 Bersikap reflektif pada pengalaman

masa lalu

104-117 Merasa sangat kecanduan pada

obat batuk sebagai pengganti narkotika

Mampu melihat secara positif pada masa

lalu

Bersikap reflektif pada pengalaman tidak

menyenangkan

Harus memenuhi rasa candu dengan obat

batuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

gitu. Kalo comix tadi, seharian saya tinggi terus,

gitu. Seharian saya bisa fly. //Pasti berat ya

menghadapi hidup ini? ya kalo berat nya, ga

saya ambil apa nya ya, berat memang. Kadang

ya, ngapain hidup-pun. Cuman ya, karna saya

istilahnya juga udah punya anak. //Kalo di luar

dulu gitu kan ya, yang nama nya mati ya, ga

peduli saya, gitu. Mati ya mati gitu. //Kalo

sekarang, gini ya, selama saya di tangkap. Ada

pikiran saya kalo seandainya saya kenapa napa

gitu, Tuhan tolong jangan ambil nyawa ku

sekarang, gitu kan. Soalnya saya ingat anak saya,

kayak mana gitu ya. Saya pengen istilahnya

masih di beri kesempatan untuk membahagiakan

anak saya dan mamak saya, walaupun sebentar

gitu (nada suara menurun dan responden

menunduk). //Saya juga udah pernah masuk

rehab, BNN bogor, kabur. Pas 10 bulan dari sana,

pas saya udah di tingkat primary, yang kita udah

bisa keluar, gitu ya. Saya kabur, waktu itu saya

punya badi kan, badi saya itu koplit, jadi dia

pulang kerumah selama tiga hari kan. Jadi saya

yang ngawal gitu. Pas istilahnya udah saatnya

jadwal yang pulang ke BNN, yang saya kawal

tadi pulang, ya saya kabur gitu. Jadinya balek,

masa yang ngawal kabur kan. Sampe kesini,

padahal saya masuk BNN itu bukan karna kayak

candu tadi. Bukan karna ke shabu tadi gitu.

Memang pertama dulu saya masuk BNN itu,

udah agak agak kayak mana, udah agak agak lari

118- 121 Merasa hidup berat,

mempertanyakan makna hidup

121-123 Merasa tidak acuh pada hidup

124-132 Ingin mendapat kesempatan

menjadi lebih baik demi anak dan ibu

132- 155 Mengalami ilusi yang

menyebabkan ketakutan berlebih sebelum

dan saat di rehabilitasi membuat menderita

Hidup sebagai beban berat yang harus di

tanggung

Anak sebagai penyemangat hidup

Merasa hidup tidak bermakna

Ingin mendapat kesempatan untuk

mengalami peningkatan diri demi keluarga

Merasa menderita karena ketakutan

berlebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

kurasa gitu mana, keseharian ku penuh dengan

ilusi, gitu. Kayaknya ke pajak (pasar) kemana

gitu, saya ketakutan. Gitu kan, jadi ya kadang

sadar gitu kan, kadang ketakutan. Kadang kalo

ketakutan itu kan menderita gitu kan. Jadi kan ya,

dulu kalo saya keluar itu pun udah ga berani,

sampe istilahnya dirumah pun udah ribut semua

gitu kan. Jadi kayak ada yang ngomong sama

saya, jadi dirumah pun udah terjadi

pertengkaran.// Saat saya sadar, kok saya kayak

gitu, saya pikir kan?, trus abis itu, saya bilang lah

sama mamak, tolong lah obati saya, gitu kan. Ada

pulak keluarga memang istilahnya, dia sekarang

jadi penginjil. Tapi dia suami istri mantan dari

BNN gitu. Orang itu juga mantan pemake dulu

kan. Trus, trus jadi penginjil, datang dia kerumah

gitu. Di lihatnya saya. Trus kalo memang kayak

gitu, ya karena saya juga sudah merasa menderita

ya, saya bilang sama mamak “yaudah mak, yok

obati biaya ku kesana” kubilang. “kamu pun

enaknya nanti rasanya udah disana” kata keluarga

itu yang udah berubah itu kan. //Sampai disana,

ya ternyata yang saya rasakan direhab itu, kayak

mana, saya ga nerima gitu, karena disana kan

bukan ee fisik kita yang di apakan kan, mental

kita disuruh apa, kesabaran diapakan, disana lah

kita rame gitu di bikinlah, ada istilahnya namanya

single nya. Itu sebagai istilahnya penggoda

gitulah kan. Kalo kita kayak mana, ngetes

kesabaran kita. Jadi saya ga sabar, gitu.// Tapi

155-167 Merasa membutuhkan pertolongan

untuk dapat sembuh

167- 175 tidak dapat menerima proses

rehabilitasi yang dirasa menguras kesabaran

175- 187 Merasa lapas lebih memberi

Membutuhkan bantuan orang lain untuk

sembuh

Memandang rehabilitasi sebagai ujian

kesabaran

Adanya perasaan ingin bebas melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

kan ya serasa disana, walaupun saya disana 10

bulan, disini 6 tahun, saya lebih milih disini.

Karena kalo saya mau tidur, saya bisa tidur. Saya

mau baca, saya bisa baca, gitu. Kalo disana, kalo

kita kecapean mata gini gini aja (mencontohkan

mata mengantuk) suatu kesalahan. Karena nanti

kalo istilahnya kita dapat hukuman, ini

menggosok lantai pake sikat gigi, sambil

bersingkut gitu kan, sampe lecet sini semua (

menunjukan sikut tangan). Saya ga terima, kabur

dari sana yah memang orangtua udah tau kabur

kan.// Udah tau dia kabur, ya di bilang, “ya kalo

memang ee kau betul-betul ga tahan disitu,

pulanglah, kaburpun kau ku bela nya, asal kau

berubah” kata mamak. “jangan nanti gara-gara

kau, aku bertengkar sama bapakmu”.// Tapi

ternyata pulang dari sana, saya bel lah istilahnya,

ada memang saya selingkuh dengan seorang

tentara kan, pulang dari sana, saya bel dia. Saya

bel, saya suruh jemput. Di jemput, sampe disini,

ternyata dia udah jadi pengedar disini, gitu. Udah

jadi pengedar disini ya otomatis, istilahnya ya

orang yang paling dekat dengan saya kerja nya

begitu, ya saya juga jadi begitu, gitu. Jadi saya

pun udah kayak gitu juga, selama 2 bulanan. 2

bulanan akhirnya ketangkap//. Gitulah istilahnya

makanya masuk sini, itulah istilahnya ke narkoba

tadi yang saya alami. Ga ada uang apa gitu, tapi

ya saya di luar, mau nyuri. Nyuri pun gitu ya,

kayak mana bilangnya, nanti kalo di ceritakan

kebebasan dalam melakukan sesuatu

187-192 Merasa mendapat dukungan dari

ibu untuk kabur dari rehab

192-201 Kembali menggunakan narkoba

karena orang terdekat

201-212 Melakukan tindak kriminal untuk

memperoleh narkoba

sesuatu

Mendapat dukungan sosial dalam bertindak

Orang terdekat dapat mengenalkan

narkotika

Melakukan tindak kriminal untuk

memenuhi rasa candu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

lucu. Yang dicuri bukannya barang, apa, anjing

orang saya curi, saya jual gitu kan. Karena uang

yang saya butuhkan itu, ya kayak tadi orang beli

comix aja nya ya kan, kalo minum, ya namanya

perempuan, kemana pun bisa kita, kalo kita pergi

ketempat ee orang minum, ya kalo kita pintar

ngomong kan, dapat gitu kan. Gitulah.// Kalo

selama disini, bagaimana perasaannya? tadi

membandingkan dengan rehab, kenapa

merasa lebih nyaman disini? karena disini saya

merasa ga terlalu terkekang. Gitu. Terkekang itu

dalam artian, karena kegiatannya? iya, disana

kegiatan terinci, istilahnya waktu kita break itu

sangat sedikit. Trus kita disuruh menghafal, ada

di sana dibilang jargon, apalah ntah apalah, gitu

kan. Apa, saya daya ingat saya lemah gitu kan,

jadi kan kalo makin dipaksa jadi pusing. Jadi kan

kayak nya apa gitu kan, tertekan gitu, bukan

tertekan perasaan lagi, udah yah gabisa saya

bilang gitulah. //Makanya istilahnya kemaren itu

kan ada juga istilahnya undang undang sekarang

kalau sekarang kita dalam narkoba, tangkapan

pertama kita bisa masukkan ke rehab kan.

Memang kalo istilahnya kita tau jalur jalurnya

bisa, memang kayak gitu apa nya. Kata keluarga,

mana kau pilih, sini apa masuk rehab, kalo masuk

rehab emang setahun cuman katanya. Ku bilang

sama keluarga, ya daripada saya masuk rehab,

mendingan masuk sini, berapapun hukuman saya,

saya terima, ku bilang. Gitu. Makanya ku bilang,

215- 225 Merasa tertekan dengan program

saat rehabilitasi

225- 238 Memilih hukuman di lapas, walau

jangka waktu lebih panjang dibandingkan

rehabilitasi

Program rehabilitasi sebagai pemicu stress

Merasa lapas lebih baik daripada

rehabilitasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

saya rasakan direhabilitasi 10 bulan, saya terima

hukuman 6 tahun disini, ya tetap saya jalani

disini, gitu.// Tapi secara perkembangan,

menurut kakak dengan diri kakak sendiri?

Terkait kecanduan kecanduan yang di alami.

Apakah disini merasa lebih baik? Kalo merasa

lebih baik, apa di bilang gitu ga juga bisa saya

bilang ya. Karna, kayak mana, kayak mana di

bilang ya. (jeda agak lama sebelum menjelaskan

kembali) ya niat berubah gitu ada nya ya kan.

Cuman kadang, cuman apa pun yang di bilang

kalau yang dirasakan hati nya semua nya.// Kalo

istilahnya apa nya tadi (jeda dan menunduk dan

suara mengecil) apa nya istilahnya kalo beda nya

dibilang, belum bisa saya dapat. Cuman kalo di

sini yah (terdiam). Merasa lebih nyaman? iya

(suara kecil samar-samar) tapi ya, kalo ingat lagi

keluar, keluarga apa gitu. Kadang sedih gitu,

gabisa sama.// Keluarga sering datang kesini?

Kalo keluarga pun, karna ngeliat saya kek mana

gitu, istilahnya udah di luar-pun sebetulnya udah

terlalu mengkhawatirkan, bisa di bilang

mengkhawatirkan nya bukannya mengganggu

keluarga bukannya apa, kadang kan ada juga

didikan orangtua ini atas dasar rasa sayangnya.

Dia mengasi penghukuman, walaupun di penjara

kayak gini, ya dibikin agak menderita sikit. Ya

kan gitu. Kalo istilahnya, kalo orangtua saya,

kalo istilah nya mama saya, lah ya kan, mama

saya melarang keluarga yang lain untuk

242-247 Kebingungan dalam menjelaskan

rasa candu saat di lapas

247-254 Merasa nyaman dengan lapas,

namun merindukan kehidupan di luar lapas

bersama keluarga.

255-267 Merasa selalu membuat orang tua

khawatir

Mendapat kasih sayang dengan cara yang

keras dari orangtua

Kebingungan dalam menjelaskan rasa

candu saat di lapas

Merindukan kebersamaan dengan keluarga

Perasaan bersalah pada orang tua

Mendapat pola asuh yang keras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

menjenguk saya. Dia aja itu 4 atau 3 minggu

sekali, gitu. 4 atau 3 minggu sekali, tapi kalo saya

yang nyuruh gitu kan, dia datang. Dan saya kalo

masalah uang gitu, dalam tiga minggu itu, saya di

kasi 50 ribu, gitu kan. Tapi keperluan saya udah

dicukupi, gitu kan. Kita perempuan, kita butuh

lotion, shampoo, apa gitu kan, kita dikasi. Tapi

kalo ke uang dibilang, ya itu tadi gitu. //Anak

nya juga ikut menjenguk bersama neneknya? Ga, dia sebenarnya tertentu kali lah. Ya istilahnya

kalo dari bapak tiri saya, dia di larang kemari.

Karna ya, kalo kesana dia nanti ( suara agak

bergetar) ga bagus buat dia, tapi menurut saya

lain pulak, ngapain mesti ditutupi, gitu. Walau

istilahnya dibawa kemari, ya paling ga mentalnya

makin kuat. Sekarang tergantung didikan kita,

gitu. Gitu juga kadang, saya suruh kemari, gitu.//

Berarti sebelum masuk kesini, bekerja di

pasar membantu mamak? Itupun jarangnya.

Kalau istilahnya udah kayak mana kali ya,

makanya istilahnya mau bantu dia, gitu. jadi kalo

ga bantu mama, biasanya kegiatannya apa?

//ga ada. Bangun pagi apa ya bikinlah. Ya saya

memang dari rumah kan. Ee kalo dari pagi sampe

sore, rumah kosong. Karna yang kerja dirumah

pun ga ada. Paling anak saya lebih sering,

istilahnya sama bapak tiri saya. Karna bapak tiri

saya pun ga punya anak, gitu. Jadi anak saya pun

ga mengenal bapaknya, bapak tiri saya pun ga

punya anak, jadi mereka itupun kan agak klop,

267-273 Merasa kebutuhan selalu terpenuhi

karena bantuan keluarga

275- 282 Menganggap berkunjung ke lapas

membuat mental anak semakin kuat

Merasa anak harus mampu menerima

keadaan ibu

Mendapat dukungan berupa pemenuhan

kebutuhan oleh keluarga

Penerimaan dan pola asuh mampu

membentuk mental yang baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

gitu.// Ya itu tadi, kalo istilahnya udah jadi

kelelawar gitu lah. Kalo siang siang, saya tidur

dirumah. Kalo malam saya keluyuran, jam 7 udah

pasti saya keluar, gitu. Pulang ya hampir-hampir

pagi, tidur lagi. Sekarang ya kalo istilahnya

kayak mana kayak mana, toh juga sampe sebulan

ga pulang, gitu. Namanya juga kerjaan mabuk,

apa, kadang tabrakan, apa, gitukan.// Kalo saya

pulang, ya mamak itu kayak mana, semua udah

pasrah. Kayak mana bilangnya, udah di lihatnya

muka saya udah apa apa semua gitulah, semua

kena aspal itu lah, karna tabrakan apa gitu, bekas

jahit gitu apa. “masih hidupnya kau? Belum mati

nya?” katanya. “Kalo gitu gitu aja nya, maunya

patah kaki mu itu, biar istilahnya, biar malu

keluar” gitu. Karena keluarga tau, karna kawan

pun istilahnya preman preman yang apa tadi,

semua gitu kan. Mamak itu khawatir istilahnya,

“eh kau bandal kali kau nanti kalo seandainya

kau meninggal diluar sana, mayat mu bisa ga

ditemukan, pun ga ditanam pun” kata mamak itu.

Sampe keluarga juga, berapa kali istilahnya

ngeliat mayat tak beridentitas ke rumah sakit

umum sana, kan karena ada keluarga di pos metro

gitu kan, ditemukan, mayat gini gini kan, kalo

diliatnya istilahnya sepintas “eh, ciri cirinya

mana anakku tadi” kan gitu kan. Ada rasa

khawatir apa gitu kan diliat kesana gitu kan. Toh

kalo udah langsung gitu di liat, “ eh ngga” jadi

kan gitu, dia udah apa, sering gitu, udah batin itu

296-304 memiliki pola hidup yang buruk

304- 328 merasa bahwa orangtua khawatir

dengan pola hidup dan pergaulan responden

Memiliki pola hidup dan lingkungan sosial

yang buruk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

udah terlalu apa kalo dibilang, udah spot spot

jantung tiap hari. //Jadikan istilah nya kalau

keluarga di bilang, dia lebih tenang aku didalam

ini juga, gitu. Makanya, kalo ya pertama saya

tangkap juga ya wajarlah kalian tangkap dia, kata

mama langsung polisi kan, biasanya kalau

keluarga tertangkap kan pasti apa, masih agak

shock, kalau keluarga saya ga. “Baguslah, nama

nya dia salah, wajar kalian tangkap” katanya.

Trus waktu kalo di pengadilan pun, kalo

istilahnya, apalagi jaman sekarang kan, hukum

aja bisa dibeli. Trus di tanya ijasahlah. “ini si D

nya gimana masalah pengurusannya?” gitu kan,

kalo mamak saya langsung jawab “tinggi tinggi

aja bikin hukumannya pak”. Jadi kayak mana dia

mau istilahnya mau menguras keluarga saya, kan

gitu. Untuk pembayaran biar saya diringankan.//

Bagaimana perasaan kakak dalam menjalani

hidup kakak hingga hari ini? Saya rasa

istilahnya rasanya selama saya di penjara ini, ya

niat saya untuk berubah memang makin kuat.//

Tapi memang kadang kadang, kayak mana lah,

karena saya juga manusia. Kadang kadang bisa di

bilang, ya walaupun dalam seribu sekali silapnya

ya tetap ada kan gitu. Karena saya gabisa

mengontrol diri, gitu.// Kadang kadang

(terganggu oleh petugas yang datang dan

menyela pembicaraan) Petugas: ini, bentar lagi

kita suruh dia pulang. Bentar lagi kita usulkan

PB nya. Karena dia bilang dia sudah bertobat,

328-343 Merasa keluarga lebih tenang jika

responden di dalam lapas

345-347 Lapas membuat ingin berubah

menjadi lebih baik

348-352 Merasa kurangnya kontrol diri

Lapas menepis kekhawatiran keluarga

Ingin mengalami peningkatan pada diri

Kurang memiliki kontrol diri yang baik

Kurang mampu menghadapi tekanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

gamau lagi jahat. Anaknya pun sudah besar,

suami nya tidak ada lagi. Nanti kita carikan

yang baik baik. ya udah meninggal kena AIDS

bilang. Petugas: ga, jangan lah. memang iya.

Memang kena AIDS dia, tapi saya setelah saya

didalam baru tau saya suami saya kena AIDS.

Dia kan sempat married, saya istilahnya saya

yakin saya ga kena, waktu saya rehab, saya rehab

kan 4 tahun yang lalu. Jadi gimana tadi? //itulah

ku bilang, kalo sekarang gitu ya. Saya disinilah

istilahnya saya betul-betul dapat kekuatan,

istilahnya disini juga lah yang saya rasakan

istilahnya takut untuk mati. Karena ingat anak

tadi,// di sini juga istilahnya dendam saya sama

orang-orang yang dekat sama saya dulu ada. Tapi

bukan berarti dendam saya istilahnya saya

pengen melukai dia, apa gitu, ndak. Tapi dendam

saya,saya keluar dari sini, saya harus sukses.

Dengan suksesnya, bukan memegang hal yang ke

tidak halal lagi, ke narkoba lagi gitu ga. Karna ya

saya juga bisa lihat kedepannya kayak gimana

kalo saya, mamak saya juga udah tua, gitukan.

Kalo saya menggantikan posisi mamak saya, saya

juga bisa kok seperti dia, gitu. Dendam saya

istilahnya. Kalo saya sukses, apalagi jaman

sekarang ini, kalo kita punya uang, orang

merangkak-pun mau mendekati kita, iya kan?

Jadi ya saya, dendam saya untuk orang orang

yang, ya saya juga bantu dulu, setelah saya kayak

gini, dia sama sekali ndak peduli, gitu kan.

365-370 anak sebagai penyemangat hidup

370- 388 Memiliki gambaran dan harapan

untuk sukses di masa depan

Ingin menunjukkan bahwa diri bisa sukses

pada orang lain

Merasa di khianati oleh teman

Anak menjadi motivasi untuk hidup

Merasa hidup bermakna

Memiliki keinginan dan gambaran untuk

sukses di masa depan

Adanya keinginan unjuk diri

Merasa mampu menghadapi tekanan dari

lingkungan sosial

Perasaan ditinggalkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

410

411

412

413

414

415

Dendam saya itu tadi. Saya istilahnya harus

sukses. Gitu aja istilahnya, yang saya dapat

dalam ini, gitu.// Menurut kakak, kenapa

kakak bisa berpikiran seperti itu setelah

berada disini? Apa merenungkan sesuatu atau

bagaimana? kadang bukan merenungkan aja,

yang saya rasakanlah gitu. Ini bisa di bilang, saya

bisa terpuruk. Disaat saya terpuruk itu, kenapa

tidak ada orang yang mengulurkan tangan buat

saya? Selain mamak saya yang dari dulu saya

tipu, gitu. Tapi kan istilahnya, saya sakit hati,

gitu. Disitu makanya istilahnya, ya kayak gini

rupanya, pikir ku gitu. Disinilah istilahnya hal

yang saya dapatkan paling besar kesabaran.//

Berarti kakak merasakan orang-orang yang

dulu kakak bantu, pas kakak disini ga ada?

jangankan istilahnya mau ngasi apa gitu, mau

ngomong untuk ngasi kesabaran aja ga ada. Itu

makanya, kayak gini rupanya hidup ini bah.//

Jadi itulah yang memotivasi kakak untuk

sukses. Kakak udah berapa tahun disini? udah

3 tahun, 3 bulan udah lewat. berarti tinggal

berapa lama lagi? inilah kayak kata bapak ini

tadi, kalo sekakakinya bisa ngurus PB itu

pembebasan bersyarat itu kan, paling lama paling

kan setahun lagi, tapi kalo gabisa ya, 3 tahun lagi.

Kan gitu. Saya juga sebetulnya udah pasrah

sekakakinya gabisa. Karna kadang kalo saya

pikirkan saya berharap untuk bisa keluar setahun

lagi, ternyata gabisa toh kecewa. Kalo memang

392- 400 Merasa terpuruk dan ditinggalkan

sehingga menjadi lebih sabar

403-405 Merasa tidak mendapatkan support

dari teman

409-418 Merasa tidak berharap untuk keluar

dari lapas lebih awal

Mampu melihat secara positif pada masa

lalu

Membutuhkan dukungan sosial

Merasa tidak mendapat dukungan sosial

Tidak ingin kecewa karena harapan keluar

dari lapas lebih awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

416

417

418

419

420

421

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

bisa, ya syukur berarti Tuhan masih percaya sama

saya, kan gitu. //Seandainya gabisa pun, berarti

Tuhan masih sayang sama saya, kalau saya

keluarpun, mungkin saya belum bisa berubah,

gitu. //Berarti pada saat ini kakak sudah bisa

menerima? Udah. //Disini kegiatan kakak apa

aja? ya ga ngapa-ngapain, paling sering ya

membaca, itu pun Cuma suka suka gitu aja nya.

Sisa nya tidur-tidur. Cakap cakap sama kawan.

Istilahnya pun disini bukan bisa ngapa-ngapain

kan, jadi nya gitu lah. Tapi kadang ya rajin juga

saya masak-masak, apalagi kalo datang mamak

itu, di bawa nya bahan makanan, masak lah, saya

bagi lah sama kawan kawan di kamar kan.

Apalagi, paling olahraga olahraga, sama

pendampingan pendampingan itu nya. Lainnya,

tidur aja terus, istilahnya malas di dalam sini.//

Gitu gitu aja, cuman gimana lah istilahnya pun

udah jalannya kayak begini kan.// Kalo

hubungan kakak dengan teman-teman disini

gimana? baik. namanya juga kawan

sependeritaan kan. Cuma ya, ee istilahnya

berantam pun ga bisa di ingkari kan. Kalo saya

orang nya, ga dikacau (diganggu), ga akan saya

kacau (ganggu) orang lain, jadi kalo ada misalnya

ee, istilahnya mengganggu urusan saya, nah itu

biasa nya saya kelaikan (ajak berkelahi) orang

nya. Cuma ya kebanyakan baik nya semua kalo

bekawan disini itu. Gitu kan. //Apa yang paling

dominan yang kakak rasakan ketika berada

418-421 Merasa tidak yakin pada diri

sendiri dapat menjadi lebih baik

421 Merasa bisa menerima keberadaan di

lapas

424-434 Lebih sering melakukan aktifitas

bersama teman di lapas

435-436 Merasa masuk lapas adalah takdir

438- 446 memiliki hubungan baik dengan

teman di lapas

Kadang konflik terjadi karena privasi

terganggu

Tidak percaya pada diri

Merasa tidak mampu mengubah diri

Merasa mampu menerima keberadaan di

lapas

Memiliki hubungan baik dengan oranglain

Merasa mampu menerima keberadaan di

lapas

Memiliki hubungan baik dengan orang lain

Merasa marah dengan privasi yang

diganggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

didalam lapas ini? kalo senang di bilang, ga.

Cuman selalu saya pikirkan istilahnya, apa yang

saya dapat gitu. Itu yang bikin saya kuat

sebetulnya. Cuman kalo diluarpun dulu saya liat

ya, emosi saya kayak mana, kalo misalnya ada

saya rasa ga pas, sama sama makan nasi kok.

Kayak mana rupanya. Kan kalo di dalam

sekarang ini, udah bisa saya mandiri.// Kayak

mana kayak mana gitu, bukan istilahnya udah

lah, diam aja gitu. Kadang saya renungkan

malam malam gitu, “kok bisa ya aku gitu ya”

gitu. Karna kadang saya pikirkan juga, saya juga

ga mengenal pribadi saya kadang-kadang.

Makanya pernah juga saya tanya bu Merry

(perawat lapas) kan, “Bu kalo dalam kedokteran

itu, dual (istilah responden untuk keperibadian

ganda) itu sebetulnya kayak mana sebenarnya?”

gitu. Karna kalo di rehab, di rehab itu kan, kita di

tes secara keseluruhan gitu kan. Otak, jantung,

apa, semua di tes. Waktu saya di tes itu, dua lah

istilahnya penyakit saya. Satu lemah jantung,

yang kedua, otak saya di nyatakan dual. Yang

dulu saya pikir, dual itu gila. Rupanya dual itu,

karena dual itu kata dua, istilahnya

berkeperibadian ganda katanya. Cuman, ya ga

saya apakan (hiraukan) kali, saya pun ga

ngertikan. Cuman ya mungkin kayak gitu.

Kadang saya pikirkan apa yang saya lakukan,

“kok bisa gitu ya?”.// Berarti kakak sudah

punya harapan dan cita-cita besok setelah

448- 455 Lapas membuat diri menjadi lebih

mandiri

455- 476 Merasa tidak mengenali diri

sendiri

Tidak menyadari motivasi saat melakukan

sesuatu

Merasa mengalami perkembangan pada

diri

Merasa bisa mengandalkan diri sendiri

Merasa tidak mampu mengenali diri sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

502

503

504

505

506

keluar dari sini mau ngapain? ya, kan kayak

aku bilang tadi, mamak juga udah tua. Anak

perempuan saya satu satunya. Trus ya mamak

juga ya berharap juga. Adek saya juga ya masih

jadi pikiran orangtua, karna kerjaannya juga

masih minum apa kan, trus datang kata mamak

itu “aku udah capek kali” katanya. “Kau Cuma

satu satunya anak perempuan, apa gabisa kah jadi

kawanku? Aku udah capek kali aku” kata mamak

kan. Ku bilang sama mamak “yaudah mak, yok

aku pun nya, bisa nya ku bikin kan nya kayak

gitu” ku bilang. “aku jahat kali, aku bisa jadi

kawanmu, keluarpun nanti aku mak, kamu

berhenti aja yang bekerja, aku yang gantikan

kamu” ku bilang. jadi nanti saya keluar, saya

menggantikan posisi mamak, untuk istilahnya

bantu bantu dia, bukan istilahnya saya

memonopoli semua gitu kan. Tapi ya, saya disitu

ya, ya saya kan anaknya, jadi kan ya, apa yang

ada sama dia, jadi milik saya. Jadi apa yang sama

saya, milik dia juga, gitu. Ya saya udah punya

gambaran, nanti keluar saya menggantikan

mamak, mamak saya, saya berikan kelapangan

untuk kerja. Itulah gitu, aku pengen rasanya

memberikan orangtua ku kelegaan gitu.// Apalagi

saat didalam sini kan, sedangkan aku yang

istilahnya orangtua, ibu dari anakku sendiripun,

selalu berantam sama anakku, pusing nya aku

menghadapi satu anak. //Kebetulan lagi pun,

mamakku gitu pun eh, udah semua bebanku, ku

478- 502 Ingin membantu dan meringankan

beban ibu

Merasa jahat pada ibu

502-506 Hubungan dengan anak buruk

506-511 Merasa membebankan seluruh

Memiliki harapan untuk membahagiakan

orang tua

Perasaan bersalah pada ibu

Kurangnya kedekatan dengan anak

Ingin membahagiakan ibu karena rasa

bersalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

507

508

509

510

511

512

513

514

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

kasi kan sama dia. Jadikan ya “Tuhan tolong aku,

kasikan aku waktu buat mamakku itu sehat

sampai aku keluar dan kasi aku waktu istilahnya

untuk memberi dia kebahagiaan. // Jadi kembali

ke cerita suami kakak, jadi suami kakak

sudah meninggal? sudah Kakak baru menikah

satu kali? Iya Kalo boleh tau kak, berapa lama

pernikahan kakak? pernikahan saya, saya bisa

di bilang menikahnyapun karna hamil duluan.

Dia, saya sama suami saya itu pun, krna dengar

dengar cerita dia aja, kasian. Gitu. Kan dia kan

kuliah di bogor juga, orangtua nya buka babi

panggang di terminal bogor sana. Trus, karna dia

gabung gabung sama orang situ, dia pake putaw.

Karna istilahnya dia 2 kali masuk rehab, sekali

masuk rejim tetap kabur. Di kirim orangtua nya

kesini, tempat kakak nya. Karna disana kawannya

orang orang berada gitu kan. Karna dia emang

orang berada, tapi istilahnya kawan tadi mau

ngasi terus akhirnya dia kecanduan, apapun bakal

di lakukan, gitu untuk mendapatkan apa yang di

harapkan, kan gitu. Trus dia, dia dikirim kesini,

pertama kenal, itu tadi, dia cerita, curhat, apa

gitu. Trus di bilangnya sama ku “kenapa ya, kalo

kita udah pernah kena narkoba, mau berubahpun

ga ada lagi yang percaya” gitu dibilangnya. Itulah

sampe sekarang omongannya yang saya ingat,

saya kasian gitu kan, jadi kasian gitu, sering

ketemu sama sama, trus dia minum. Ya namanya

dia minum, ya saya pun jadinya peminum juga.

tanggung jawab pada ibu

Ingin membahagiakan ibu

528-550 Pernikahan terjadi karena, diawal

hubungan memiliki perasaan simpati pada

pasangan

Memiliki rasa simpati yang besar pada

orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

538

539

540

541

542

543

544

545

546

547

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

Ya kayak gitu tadi. Tau lah kalo istilahnya udah

di barengi minuman. Kalo di barengi minuman,

udah melakukan hubungan intim, apa gitu, ya

itulah jadinya saya hamil. Saya hamil, saya minta

pertanggung jawaban dia, ya akhirnya kami di

nikahkan, kan gitu. Kalau dalam adat kami sini

ya, adat karo gitu, tapi ga sampai ke jamhur.

Istilahnya kalau, kayaknya mana bilang ya, kalau

di islam itu kan istilahnya di nikahkan aja gitu, ga

pake pesta apa itu. Kalau disini tangan raja di

bilang, adat karo aja. Itu, trus udah gitu, saya kan

udah hamil sebulan. //Hamil sebulan, melahirkan

saya, keluar dari rumah sakit, tinggal sama

mamak. Baru di jemput sama dia, paling

perkawinan kami itu cuma istilahnya setahunlah.

Sampai lahir anaknya? iya, memang setahun.

Trus abis itu pisah ranjang. Aku dirumah

mamakku, dia dirumah kakaknya. Kalo ga dia

dirumah kontrakan kami itu. Kami kan ngontrak

karna mamakku pun ga setuju, jadi ya ga ga di

apai gitu. Kayak mana, dia gamau kasi apa pun

gitu. Mau lepas tangan, gitu. Trus karna aku

dirumah mamak gitu, dia di rumah kontrakan itu

mungkin, hampir dua tahun kami pisah ranjang

itu. Karna dia laki-laki, kan istilahnya ya

berkawan juga sama yang lain, apa, berkawan

juga dia sama yang lain, cewek itu minta dinikahi

gitu. Jadi kan kalo disini laki-laki mau menikah

dengan wanita lain, ya paling ga harus bercerai

dulu sama istri pertama, kan gitu. Jadi kami

550-583 Hubungan dengan suami buruk

Relasi dengan suami tidak baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

570

571

572

573

374

375

576

bercerai, gitu. Bercerai kami, beberapa bulan

kemudian dia sakit. Aku dengar dengar aja, sakit.

Habis sakit bawa ke Medan, diruang ICU dia

selama 3 bulan. Habis itu ninggal. Ninggalnya

kena AIDS pun, pertama saya gatau, setelah saya

ditangkap juga, ada keluarga nya. Ceritalah dia

sama saya. “tau nya kamu dulu, suami mu dulu

mati kena apa?” katanya “overdosis” ku bilang,

karna ya berita mengatakan dia overdosis gitu.

“overdosis, kenapa” kubilang. “dia bukan

overdosis, sebetulnya dia kena AIDS makanya

meninggal” dia bilang. jadi pun saya kaget,

“masa?” saya bilang gitu kan, “iya, makanya

istilahnya karna dia AIDS itu, pas meninggalnya

di bungkus pake plastik” katanya. Maka

istilahnya, saya apa, gitu. //Cuman karna saya pas

masuk rehab pun di tes, jadi kan saya ga khawatir

dengan diri saya, gitu kan. Berarti dia kena nya

setelah sama saya, gitu. Kan kalo AIDS itu

istilahnya, kalo memang kata orang kan 10 tahun

kemudian baru apa, tapi kalo istilahnya kita

lemah, setahun pun bisa juga lewat, kan gitu.

Setelah berpisah tidak berhubungan dengan

mantan suami? Ga // Masih berjuang lagi ya

kak itulah yang saya harapkan. Tuhan tolong beri

saya kekuatan, gitukan. Saya tau saya lemah,

sering jatuh. Udah kayak gini, keluar nanti, ya

udah saya konsep semua nya kayak mana

nantinya gitu kan. Tapi kalo kesilapan selalu ada

Tuhan. Tolong bantu saya, gitu. // Masalah

583- 571 Merasa aman dari AIDS

572- 577 Berdoa pada Tuhan untuk

mendapatkan kekuatan dan maaf

Merasa diri aman dari penyakit berbahaya

Tuhan sebagai tempat berkeluh kesah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

593

kesehatan kakak gimana? baik, kalo kena panas

pasti langsung demam, dari dulu. Saya paling ga

tahan kalo kena panas, kalo kena hujan 7 hari 7

malam pun gapapa. Harapan kakak sendiri

untuk diri kakak, apa? //apa mau ku bilang.

saya cuma pengen keluar dari sini jadi orang

bagus-bagus. Mau mendidik anak supaya ga

kayak saya nanti kalo udah besar. //Mau bantu

orangtua lah, karna istilahnya pun udah banyak

kali keluar uang mereka buat saya karna bandal

dulu. Jadi apa ya, gimana, mau jadi lebih baik aja

lah. Cukup lah hidup kayak gini ini, tapi ya //

walau kadang kadang pun ee, apa, ee silap silap

dikit ada. Ya nama nya manusia. Tapi itu tadi lah,

mau nya menjadi anak dan ibu yang baik lah

setelah ini semua.

582-585 Ingin anak tidak mengikuti jejak

responden

585-589 Ingin menjadi lebih baik dengan

membantu orang tua di masa depan

590-593 Ingin dimaklumi dengan kesalahan

kecil selama proses perubahan

Harapan pada anak di masa depan

Berkeinginan untuk mengalami

peningkatan pada diri

Memiliki gambaran untuk membantu orang

tua

Acapkali merasa melakukan kesalahan

Merasa perlu di maafkan untuk kesalahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PENGELOMPOKKAN TEMA INFORMAN 1

KODE SUB TEMA TEMA

Mampu melihat secara positif pada masa lalu

Bersikap reflektif pada pengalaman tidak

menyenangkan

Mampu melihat secara positif pada masa lalu

Menjadikan masa lalu sebagai

pembelajaran

Memandang masa pidana sebagai

masa pengembangan diri

Merasa mampu menghadapi tekanan dari lingkungan

sosial

Merasa diri aman dari penyakit berbahaya

Merasa mampu menerima keberadaan di lapas

Merasa mengalami perkembangan pada diri

Merasa mengalami perkembangan di

lapas

Merasa lapas lebih baik daripada rehabilitasi

Memandang rehabilitasi sebagai ujian kesabaran

Program rehabilitasi sebagai pemicu stress

Adanya perasaan ingin bebas melakukan sesuatu

Kebingungan dalam menjelaskan rasa candu saat di

lapas

Lapas menepis kekhawatiran keluarga

Rehabilitasi sebagai ujian kesabaran

Ingin mengalami peningkatan pada diri

Memiliki keinginan dan gambaran untuk sukses di

masa depan

Adanya keinginan unjuk diri

Berkeinginan untuk mengalami peningkatan pada diri

Ingin mengalami perkembangan pada diri

Tuhan sebagai tempat berkeluh kesah Religiusitas sebagai coping

Merindukan kebersamaan dengan keluarga

Memiliki harapan untuk membahagiakan orang tua

Anak sebagai penyemangat hidup

Keinginan untuk membahagiakan

keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

Anak menjadi motivasi untuk hidup

Harapan pada anak di masa depan

Ingin membahagiakan ibu karena rasa bersalah

Memiliki gambaran untuk membantu orang tua

Ingin mendapat kesempatan untuk mengalami

peningkatan diri demi keluarga

Memaknai keluarga sebagai

motivator

Perasaan bersalah pada orang tua

Perasaan bersalah pada ibu

Perasaan bersalah pada keluarga

Hidup sebagai beban berat yang harus di tanggung

Merasa hidup tidak bermakna

Merasa hidup bermakna

Merasa hidup penuh beban

Memandang hidup sebagai beban Trauma menyebabkan sikap ketidakpedulian pada diri

Tidak percaya pada diri

Merasa tidak mampu mengubah diri

Merasa tidak mampu mengenali diri sendiri

Kurang memiliki kontrol diri yang baik

Kurang mampu menghadapi tekanan

Tidak ingin kecewa karena harapan keluar dari lapas

lebih awal

Memandang diri tidak mampu

Acapkali merasa melakukan kesalahan

Merasa perlu di maafkan untuk kesalahan

Tidak mampu menghadapi tantangan

dalam proses berkembang

Membutuhkan bantuan orang lain untuk sembuh

Membutuhkan dukungan sosial

Merasa tidak mendapat dukungan sosial

Merasa marah dengan privasi yang diganggu

Perasaan ditinggalkan

Kurangnya kedekatan dengan anak

Relasi dengan suami tidak baik

Membutuhkan dukungan sosial

Relasi sosial sebagai sumber

dukungan

Mendapat dukungan sosial dalam bertindak

Mendapat dukungan berupa pemenuhan kebutuhan oleh

Memiliki relasi sosial yang baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

keluarga

Memiliki rasa simpati yang besar pada orang lain

Memiliki hubungan baik dengan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

KODING DATA HASIL WAWANCARA INFORMAN II

No Verbatim Initial code Interpretative code

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Aku ingin mendengarkan perjalanan hidupmu

sampai pada saat ini, apapun yang ingin kamu

ceritakan, silakan ceritakan. Dari SMP saya

sekolah di sekolah Santa Maria Kaban Jahe. Saya

bandal dulu. Bandal lah. Saya di asrama dua tahun

setengah. Dua tahun setengah, saya pindah ke kosan,

di luar. Beberapa bulan kemudian, menjelang UN

gitu, saya di pecat. Dan saya harus pindah ke

kampung untuk mengambil ijasah. Dari kampung

saya kembali pindah ke medan. Disitu saya, saya

sudah mulai mengenal narkoba lah,// udah bisa dan

sudah mulai terganggu keuangan keluarga karena

narkoba.// Trus saya berhenti sekolah. Saya ambil,

tiga tahun kemudian saya ambil paket C untuk

mengambil ijasah. Trus saya melanjutkan kuliah

juga di tanah karo ini, tapi ga nyampe 2 semester

pun, trus berkembanglah apa, narkoba saya,

berkembanglah pengetahuan narkoba saya lah.//

Mulailah saya berhenti (kuliah), tapi orangtua

bertanya, mau bikin usaha. Saya minta belikan

minibus lah, BTN. Sudah berjalan, Cuma bertahan 3

tahun karna narkoba, judi. Saya minta terus uang ke

kampung. Pada akhirnya, udah jatuhlah, udah jatuh,

dan saya tetap memegang narkoba, memegang

narkoba. Dan akhirnya saya terjerumus disini lah.//

Sudah disini berapa lama? sudah 10 bulan. Masa

tahanan masih sampai kapan? 2 tahun lebih.

Kamu hanya menggunakan, atau? Menggunakan.

3-11 Mengenal narkotika saat putus sekolah

11-13 Narkotika mempengaruhi keadaan

ekonomi

19- 25 merasa narkotika membuat keadaan

ekonomi buruk

Mengalami dampak negative dari narkotika

Mengalami dampak negative dari narkotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

Sejak kapan? Berarti sejak lulus SMP itu? iya,

tapi saat itu masih ganja, kalau ganja masih belum

candu. SMA lah saya shabu-shabu, mulai dari situ

saya jatuh terus. Berarti udah sampai kuliah putus

juga kuliah? iya, sampai semester 2. berarti, kamu

termasuk dalam keluarga mampu ya bisa

dikatakan? ya, dulunya sih. Bisa dibilang gitu. Kalo

sekarang udah hancurlah kan karna minta saya minta

uang itu. Ngeri lah perbulan, karna sudah mengenal

shabu-shabu itu.// Sekarang, ketika kamu disini,

bagaimana? ketika disini, pertama tama saya

memang masih pake juga. Tapi syukurlah sekarang,

hampir 4 bulan ga. Tahan lah.// boleh tau, gimana 4

bulan bisa bertahan? gini, selama 4 bulan ini saya

minta uang gitu sama keluarga, tapi dia ga open lagi.

Jadi saya mulai berpikir alangkah baiknya kalau,

tinggalin sudah ini. Ga baik itu ini. Kata orangtua

saya, jangan, kalo saya masih kurus, jangan datang.

Soalnya kalo masih kurus, dia anggap kalo masih

make gitu. Jadi kemarin bibi datang kesini untuk liat

aku, dia bilang udah makin gemuk lah. Jadi,

kemungkinan beberapa waktu ini, orangtua bisa

datang lah.// Selama 10 bulan ini, udah datang

berapa kali? kalo sampai 6 bulan, hampir tiap

minggu. Padahal jauh juga nya, pulau balang sana.//

Setelah 6 bulan? dia gamau tau lagi istilahnya,

karna dia udah ngerasa kelewat. Dalam 6 bulan

keluarga saya kesini, 4-5 juta tiap bulan. Karna

masih pegang. Mungkin sudah ga tahan lagi mereka

sama saya. tapi kamu mengharapkan mereka

datang? kayak mana mau di bilang, saya pun ngerti

lah kenapa mereka udah gamau lagi kesini. Udah

keterlaluan kali nya saya.// Sekarang, kamu udah

35-38 Merasa keadaan ekonomi buruk karena

narkotika

39-41 Masih menggunakan narkotika saat 6

bulan pertama di lapas

42- 51 Ketidakhadiran orangtua membuat

adanya keinginan untuk berhenti menggunakan

narkotika

52-54 mendapat dukungan dari keluarga selama

6 bulan pertama di lapas

54-60 Merasa bahwa ketidakhadiran keluarga

karena perilaku yang sudah keterlaluan

Mengalami dampak negative dari narkotika

Keluarga menjadi motivasi untuk lepas dari

narkotika

Merasa mendapat dukungan sosial dari

keluarga

Perasaan bersalah pada keluarga

Merasa kehilangan dukungan sosial dari

keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

benar benar berhenti selama 4 bulan? benar benar

berhenti, ambil bagian di gereja lah, sebagai pemain

musik.// Setelah dari sini, rencana nya mau

gimana? Sudah punya bayangan? pernah mikir

juga, usaha lah. Usaha apa. Dulu kan orangtua punya

usaha, gede. Pupuk. Udah beberapa tahun ini ga buka

lagi, bukan cuma ga dapat untung karna ga untung.

Bukan cuma ga untung, bahkan sama modal udah

habis kami bikin gitu. Karna belum nyampe truk

kerumah, di tengah jalan kami, udah stop. Jadi mau

kenapa lagi diteruskan gitu. Jadi, disana nanti, keluar

dari sini, kembali buka lah. Kalo orangtua

memberi.// selama disini, kamu gimana

perasaannya? sudah 10 bulan, suka duka nya,

apa yang kamu rasakan. Sebenarnya disini,

nyampe 6 bulan gitu, masih ngerasa ga terima. Masih

ga terima gitu kalo saya kenyataannya sudah disini.

Makanya dulu saya sering make. 4 bulan terakhir ini,

udah mulai bisa menerimalah.// Mungkin berkat

gereja juga. Udah mulai bisa menerima kenyataan.

menerima kenyataan bahwa? sudah disini lah,

bahwa saya sudah melakukan kesalahan, jadi wajar

kalo di hukum seperti ini.// Tapi udah mulai jenuh

juga sih. Udah 10 bulan. bisa mengajukan bebas

bersyaratkan? bisa, bulan 12. Bisa nya bulan 12.

Kalau sesuai rencana, bulan 3 sudah bisa keluarlah.

tadi kamu sempat bilang jenuh, jenuh seperti apa

sih yang kamu rasakan? jenuh lah. Kegiatan cuma

itu itu aja, ngeliat juga orang orang tiap hari make,

walau sekarang udah ga make dan bisa tahan, ya

gimana di kamar pun gitu.// Pengen lah keluar sana,

ketemu sama keluarga, kumpul lagi. Kalo disini kan,

apa apa susah. Gimana di bilang ya, jenuh aja liat itu

62-63 berhenti dari narkotika dan mengambil

peran di kegiataan keagamaan

65- 73 Memiliki gambaran untuk melanjutkan

usaha orangtua setelah keluar dari lapas

76-80 saat 6 bulan pertama di lapas masih belum

dapat menerima keberadaan di lapas

80-81 Gereja berperan dalam proses menerima

keberadaan di lapas

84-92 Merasa jenuh dengan kegiatan yang

monoton di lapas

Merasa tidak terpengaruh dengan teman yang

menggunakan narkotika di lapas

92-95 Memiliki keinginan untuk berkumpul

kembali dengan keluarga

Mau mengikuti kegiataan keagamaan

Memiliki gambaran di masa depan untuk

membantu orangtua

Tidak mampu menerima diri saat awal di

lapas

Gereja membantu proses penerimaan diri

Jenuh dengan kegiatan yang monoton

Merasa mampu menolak pengaruh negatif

dari lingkungan sosial

Memiliki kerinduan pada keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

itu aja, cuma gitu gitu aja.// Disini juga padat kali

kan, jadi aku pun sesak liatnya.// kamu ga

melakukan kegiatan lain? malas. Paling ya gereja,

itu aja yang ku ikuti terus. Yang lainnya ga.

Kenapa? malas itu tadi. Apa nya di bilang, bukan

ada kegiatan lain yang enak. Gitu gitu aja nya terus.

Jadi saya pun jualan rokok aja lah.// Kamu selama

disini, kesehatan fisiknya gimana? kalo masalah

kesehatan, dari orangnya disini pun sarang sakit.

Tapi sekali sakit itu bisa parah, itupun karna kita

yang minta, istilahnya karna minum. Kalo minum,

udah pernah juga buta. Kira kira jadi gitu. cuma 4

hari buta nya. Udah pernah, yakin bisa liat lagi, tapi

buta cuma 4 hari. 3 bulan cuma saya keliatan gitu,

abis itu udah normal lah. Kalau ga karna kita yang

minta, aku jarang sakit. Kalo down down (kondisi

drop) gitu jarang. Selama disini, Cuma batuk batuk

aja, itupun karna sesak disini, karna rame kan.

Ngerokok semua kan. Batuk aja masalah kita.// Kalo

dari narkoba sendiri, ada dampak yang kamu

rasakan disini? kalo narkoba ya biasa nya. Kayak

kayak apa itu pengen, jadi keringat keringat dingin

dulu awal nya mau mau berhenti itu. Tapi saya tahan

tahan lah sampai sekarang bisa nya saya ga make

lagi.// Berarti yang aku lihat, gereja berperan

besar ya terhadap kamu? iya, kalo menurut saya

gitu lah. Karena tanpa, karena ke gereja tanpa

mengandalkan Tuhan, kayaknya ga mungkin bisa

lepas dari ini, jeratan narkoba itu.// Berarti yang

kamu dapatkan dari gereja itu sendiri adalah? bisa meninggalkan narkoba, salah satunya. Sudah

bisa mulai menerima kenyataan. Dan masih

banyaklah. Kalo dulu, saya masih baik sama

95-96 Merasa sesak dengan ramainya penghuni

lapas

97-101 Lebih sering mengikuti kegiatan

keagamaan, dibandingkan dengan kegiatan

lainnya

102-113 Selama di lapas tidak mengalami

masalah kesehatan yang berarti

Keadaan sesak di lapas dan asap rokok

menyebabkan masalah kesehatan ringan pada

napi

115-119 Narkotika memberikan dampak pada

fisik saat proses pemberentian penggunaan

120-123 Merasa bahwa gereja yang membantu

proses berhenti menggunakan narkotika

125-135 Gereja memberikan banyak dampak

positif secara mental dalam menghadapi sesuatu

dan melakukan sesuatu

Kegiatan keagamaan menjadi kegiatan utama

Tidak mengalami masalah kesehatan di lapas

Proses berhenti dari narkotika menyebabkan

sakaw

Gereja memberikan dampak positif secara

mental dalam menghadapi sesuatu terutama

pada narkotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

keluarga gitu, saya masih minta di kirimi uang, kalo

ga di kirim, saya bisa ngamuk besar disini. Orangtua

saya bentak bentak “emang kau udah ga sayang

lagi”, tapi sekarang udah ga gitu lagi, dan saya ga

pernah lagi. Udah ga pernah datang uang dari

orangtua saya lagi. Saya mengandalkan kesehatan aja

ndak cukup, aku biarkanlah dia sendiri aja lah yang

mengerti.// Untuk makan saya, jual rokok lah sini.

Hampir sebulan lah.// Sebenarnya saya malas

bertahan seperti ini, karna diluar pun saya ga pernah

bekerja seperti ini. Tapi biarlah melatih kesabaran

aku. Meskipun jual rokok gini, waktunya gereja, ku

tinggal juga. Kalo disinikan hampir sehari gitu,

gereja dua kali. Dua kali tiap hari. berarti keluar

dari sini? (menunjuk arah gereja) ga disitu

(menunjuk seberang lapangan depan ruangan

wawancara) itu bos nya itu (menunjuk satu orang

yang sedang melakukan aktifitas di lapangan).//

Kalau boleh tau, kamu berapa bersaudara? kami

3 bersaudara, saya yang kedua. Masih ada adek sama

abang, tiga tiga cowok. Yang paling ngeri nya, aku

dan abang ku itu, satu kasus. Abangku, di tanjung

kusta (daerah lapas saudaranya). lagi di tahanan

juga? iya, kami satu perkara gitu. Kami

ketangkapnya sama. Cuma beda tempat

ketangkapnya? sama tempat, dia sempat disini,

setelah 4 bulan dia di kirim. Karna hukumannya

lebih tinggi dari aku, dia minta kirim ke tanjung

kusta. Soalnya disini, kalo hukumannya lebih tinggi

itu, ga layak disini, terlalu sempit gitu. hukuman

lebih lama, jadinya pindah? iya. Disini kan udah

ramai kali. Jadi sesak apalagi dia hukumannya udah

lebih lama dari saya. Kalo disini dia, kayak, kayak ga

Merasa mengalami perkembangan pada diri

135-136 berusaha untuk mandiri

136-145 Merasa bahwa menghadapi kenyataan

membantu untuk lebih bersabar

146-163 Saudara kandung juga mengalami

kasus narkotika

Mengalami perkembangan pada diri

Mencoba untuk mandiri

Mencoba untuk dapat menerima diri

Menggunakan narkotika bersama saudara

kandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

tahan gitu karna saking rame nya. Akhirnya dia

minta lah di pindahkan lagi ke penjara yang lebih

besar. Walau lama, tapi ga sesak lah tempatnya.//

kalo kamu ga merasa sesak disini? iya juga, cuma

karna emang hukuman saya ga lama, saya tahan

tahan kan aja lah disini, masih bisa bertahan walau

memang disini udah rame kali, sempit pulak

tempatnya.// Kalo adek sejauh ini gimana? kalo

adek sih baik baik aja. Kalo adek masih kuliah dia.

Syukurlah dia ga kena narkoba. Cuma kami aja

berdua. berarti besok tugas kamu ya,

mendampingi adek ya? sekarang malah dia

mendampingi kami, soalnya malu juga aku liat

adekku ini. Makanya adek kali aku ini. Sering

menelpon? iya sering, sering. Kalo mamak telpon,

dia sering nanya.// Sejauh ini kalo kabar abang

yang disana? baik baik aja masih make juga? tapi,

yang saya dengar masih seperti itu, masih mau

make.// Kalo perasaan kamu terhadap

keluargamu saat ini bagaimana? menyesal lah.

Udah saya hancurkan yang nama nya keluarga itu,

kayak ga bisa lagi saya, apa saya bisa sampai kan

karna menyesal kali rasa nya. Itulah, udah kayak gini

baru lah saya sadar, bukan dari dulu saya tobat itu,

udah habis semua baru saya sekarang menyesal.//

jadi sekarang kamu sudah bisa menerima semua

nya ya? Iya. Kalo saya sudah terlalu jauh mengenal

yang namanya narkoba ini. Setahun sebelum saya di

tangkap, saya kan rehab di lido. udah pernah rehab

sebelumnya? iya, setahun sebelum saya ditangkap

saya sudah rehab di lido. Harusnya, saya rehab

disana 6 bulan, tapi 3 bulan, saya kabur. Meskipun

saya kabur, saya sudah bisa mulai menerima, sudah

164-168 Merasa bahwa pendeknya masa

hukuman lebih membuat mampu bertahan

dengan lapas yang penuh sesak

169-176 Merasa bahwa adik memberikan

dukungan

180-185 Perasaan menyesal dan bersalah karena

merasa menghancurkan keluarga

187-194 saat rehabilitasi, merasa sudah mampu

terlepas dari narkotika

Mulai mampu menerima diri dan keadaan

Merasa mendapat dukungan sosial dari adik

Perasaan bersalah pada keluarga

Salah satu faktor resiko menggunaan

narkotika adalah dari lingkungan sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

bisa meninggalkan narkoba gitu.// Saya lari dari lido,

nyampe 4 bulan saya ga make, akhirnya make juga

di luar. Tapi karna lingkungan, gatau lah, saya

tinggal di kampung, teman teman saya kan make

narkoba juga. Jadi itu yang bikin saya kembali lagi.//

kalo boleh tau, kenapa kamu kabur? karna ga

tahan, ga kuat saya disana. Rasa nya kayak di siksa

untuk berhenti make narkoba itu. Jadi tiap hari di

kasi apa, kayak di goda, pokoknya gitu lah. Jadi buat

saya ga tahan disana, ada kesempatan keluar waktu

itu, akhirnya saya kabur lah. Ga kuat disana ga kuat

karena? karna itu tadi, banyak kali pelatihannya itu

yang kejam, ya saya pun akhirnya tau lah karna itu

pun biar kami bisa lepas dari narkoba itu, tapi saya

waktu itu namanya udah kecanduan kali, ga kuat

disana, pengen juga balik ke kampung. Akhirnya

nekat kabur lah, walau belum seharusnya keluar dari

sana.// menurut kamu, beda nya di rehab sama

disini itu gimana? sebenarnya, lebih bisa lepas itu,

direhab lah. Terapi nya, materi, semua di kasi. Tapi

disini, menangnya disini, prakteknya lah. Prakteknya

kita melihat orang make disini. Disitu kita langsung

di tes. Prakteknya disini lebih bagus, karna di

kamarkan kan kita liat kawan kita make. Kita udah

tahan apa ga. Kalo disini kita bisa lepas dari narkoba,

kemungkinan besar, di luarpun susah untuk jatuh

kembali. karna terbiasa? iya, karena terbiasa.

Ngeliat seperti itu, jadi diluarpun nanti kita udah

sanggup gitu. Karna, menurut saya, lebih parah disini

daripada diluar. karna disini mayoritas narkoba?

iya. Kalo diluar belum tentu kita ngeliat kawan kita

make itu, 4 atau 5 kali. Ini, udah keseringanlah. Kalo

disini udah sanggup, diluarpun nanti pasti sanggup.

194-198 kembali menggunakan narkotika

karena pengaruh dari lingkungan sosial

199-211 perasaan tersiksa karena program yang

diberikan saat rehabilitasi

212-228 Merasa bahwa terbiasa untuk mampu

melihat orang lain menggunakan narkotika,

membuat mental semakin baik saat keluar dari

lapas

Rehabilitasi membuat perasaan tersiksa

Merasa mampu untuk menolak pengaruh

negatif dari lingkungan sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

Kalo udah masuk kesini, bukannya makin baik,

malah makin hancur.// sekarang, kamu sudah bisa

menerima yang terjadi? iya, sudah. kamu sendiri,

proses akhirnya bisa berhenti selama berada

disini itu gimana? karna gapunya duit. Awalnya

masih make, karna orangtua masih mau kasi uang.

Lepas 4 bulan makin jarang mereka kemari, itulah

sampe saya ngamuk disini kalo mereka ga kasi

uang.// Tapi saya coba tahan tahan lah dulu itu pas ga

punya uang. Diam diam aja liat orang make, mulai

lah saya coba coba untuk berhenti dikit dikit setelah

ketemu pendeta, bilang bisa nya saya melalui nya.

Ya saya coba lah, sampai akhirnya bisa berhenti.// ga

ada efek sampingnya setelah kamu coba berhenti

itu? ada lah pasti. Suka suka ngamuk, sama keringat

keringat dingin lah waktu itu. Ngamuk ngamuk nya

ga jelas kali,// karna ya nama nya mau cari enak kan,

karna kalo udah pake narkoba itu kan udah enak kali

rasanya, pas ga dapat ya gimana lah.// Ngamuk pun

bukan bisa saya dapat. Jadi saya akhirnya pelan

pelan bisa kurang kurangi, karna memang udah

gabisa lagi. harus di paksa memang.// jadi, menurut

kamu, berada sini itu gimana? ee disini ya di

kurung, di hukum. Kalo di rehab itu kan kita di ajari

gimana caranya lepas dari narkoba itu, tapi kalo

disini ya lepas lepas aja gitu. Masih bisa make juga

disini. Ya kalo ga punya uang berhenti, kalo masih

ada uang, masih bisa lanjut make disini. Jadi gitu lah

ibaratnya, makanya saya bilang disini lebih menang

prakteknya.// bisa kamu gambarkan perasaan

kamu yang lebih dominan ketika kamu berada

disini? perasaan saya disini, saya cuma kepingin

ketemu keluarga.// Kok bisa seperti ini. Jadi kasihan

231-235 Melakukan tindak agresi untuk

memenuhi rasa candu

235-239 Bertemu dengan pendeta membuat

keyakinan untuk meninggalkan narkotika

semakin besar

242-244 sering mengalami gangguan emosi saat

proses berhenti dari narkotika

246-249 Merasa harus memaksa diri untuk

terlepas dari narkotika

250-257 Merasa bahwa lapas dengan adanya

yang masih menggunakan narkotika lebih

unggul dengan praktek untuk bertahan dari

narkotika

259-260 adanya keinginan untuk berkumpul

kembali dengan keluarga

Melakukan tindak agresif saat kecanduan

Religiusitas membantu terlepas dari narkotika

Saat kecanduan menyebabkan mengalami

gangguan emosi

Memaksa diri untuk lepas dari narkotika

Merasa bahwa lapas memberi dampak baik

Perasaan rindu bersama keluarga

Perasaan bersalah pada keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

sama orang tua. Ulah saya sama abang saya,

orangtua saya juga ikut sengsara gitu. (nada suara

semakin pelan, nyaris tidak terdengar). Kan kuliah

adek saya pun ikut terganggu gitu, masalah

keuangan. Hancurlah karna narkoba ini. Yang sudah

saya jual bukan cuma mobil, banyak kali lah. Harta

orangtua pun yang belum seharusnya belum kami

bilang menjual, saya pun jual. Kayak gimana lah

orangtua, demi anakan dia seperti itu.// jadi

perasaan kamu yang dominan apa? sedih,

menyesal. Karna saya dan abang saya, jadi hancur

keluarga. Jadi kalo gereja itu suka berdoa lah saya

minta ampun sama Tuhan.// berjuanglah untuk

membahagiakan orangtua, masih ada

kesempatan mau nya sih gitu, keluar dari sini.

Intinya membangun usaha lah ini untuk

membahagiakan orangtua. Membahagiakanlah.//

kalau kamu berkegiatan disini selain gereja apa

aja? mana ada, cuma tidur. Itulah tadi jualan rokok

cari duit. Kalo lagi pengen pengen olahraga ya ikut

olahraga, cuman ya paling banyak itu gereja tadi.//

perasaan yang paling sering muncul kalo kamu

lagi gereja apa? ya itu, kadang menyesal, kadang

apa, kadang bersyukur juga. Campur aduk, apalagi

pas pertama-tama dulu. Kalo dulu pertama masih

banyak marahnya karna rasa nya ga terima aja saya

ada disini, tapi lama kelamaan, akhirnya sadar lah

saya. Saya salah ya harus di hukum lah. Kalo

sekarang banyak bersyukur aja, berarti Tuhan masih

kasi kesempatan untuk berubah. Gitu lah.// kamu

melihat diri kamu sendiri, setelah dan sebelum

masuk kesini gimana? disini udah mulai lagi tidak

mau merepotkan orangtua. Udah hancur kali bah

260-269 Perasaan bersalah pada orangtua

270-273 Merasa sedih dan menyesal

Tuhan sebagai tempat meminta pengampunan

275-277 Memiliki keinginan untuk

membahagiakan orang tua di masa depan

279-281 lebih sering melakukan kegiatan

keagamaan di lapas

283- 290 Merasa bahwa Tuhan mampu memberi

pengampunan dan penghukuman pada diri

292-294 Merasa tidak ingin kembali

menyusahkan orangtua

Perasaan bersalah pada keluarga dan Tuhan

Ingin orangtua bahagia

memperdalam agama di lapas

merasa Tuhan memberi pengampunan dan

kesempatan

Perasaan bersalah pada orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

karna narkoba ini.// Dulu, sikit sikit minta uang, ga

di kasi semua saya juali, yang seharusnya ga di jual

pun, saya jual, karna pengen kali itu make.// Cuma

disini, setelah 4 bulan, sadar lah saya. Kayak mana

mau di bilang, disini pun ya harus bertahan, kalo di

ikuti terus bisa habis orang tua itu, setiap kesini

mereka minta duit aja terus, lama lama apa, ya

mereka mungkin udah ga tahan lagi, ya kan.// kamu

memandang diri kamu sebagai orang yang

bersalah? iya. Memang gitupun kenyataannya.

Mana ada lagi benar kalo namanya udah pake

narkoba ini. Udah rusak, hancur di buatnya. Mau

kayak manapun di bilang, ga ada lagi harapan.// jadi

harapan kamu untuk diri sendiri, apa? udah

cukup lah disini terakhir. Jangan lah lagi masuk sini,

apalagi make narkoba itu. Cukup bantu orang tua aja

lah. Udah kasihan kali mereka, sengsara. Biar ku

ganti semua yang udah ku buat itu sama mereka.//

kalau disini, hubungan kamu dengan penghuni

lainnya bagaimana? baik. baik? seperti apa? ya

kalau ada kumpul-kumpul, ikut, duduk sama-sama.

Ngobrol-ngobrol. Cuma ya ga semua akrab.

Beberapa aja. Karna apa ya, kan kayak tadi itu lah.

Disini pun semua make, nanti kalau dekat dekat kali

pun, jadi ikut lagi make. Cukup lah liat-liat aja.

Karna di kamar pun rame kan, jadi ya banyak lah

kenal.// Cuman memang kadang kadang, ya biasa

lah, ada yang ga di sukai, tapi diamin aja. Gamau

lagi saya ambil pusing, hidup saya aja udah kayak

gini, jadi gamau lagi tambah tambah masalah.// Tapi

ya karna saya juga disini cari duit jualan rokok, jadi

banyak lah juga kawan saya yang dekat dekatin, biar

bisa ngutang, bisa gratis lah kadang-kadang. Gitu

297-301 Berkeinginan untuk bertahan untuk

tidak terus memenuhi rasa candu.

303-306 Merasa bahwa narkotika

menghancurkan seseorang

307-311 Tidak ingin kembali membuat orangtua

sengsara karena menggunakan narkotika

314-320 memiliki hubungan baik dengan teman

di lapas

Merasa perlu membatasi diri dengan teman yang

masih menggunakan narkotika di lapas

320-323 tidak ingin terlibat konflik dengan

teman di lapas

Memiliki keinginan kuat untuk terlepas dari

narkotika

Narkotika memberikan dampak negatif

Perasaan bersalah pada orangtua karena

narkotika

Memiliki relasi positif dengan oranglain

Keinginan untuk membatasi diri dengan

oranglain

Tidak percaya pada kemampuan untuk

mengontrol diri

Menghindar dari konflik sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

lah.// harapan dan bayangan kamu setelah keluar

dari sini apa? ya, pertama ingin mebahagiakan

orangtualah. Gimana pun ku lihat mereka udah susah

kali kami bikin.// Ya buka usaha itulah rencanaku.

Saya pengen membantu lah di keluarga, sudah cukup

dengan narkoba ini. Mau hidup yang benar aja

sudah. Kalo nanti memang saya bisa dapat duit

banyak, saya juga pengen melanjutkan kuliah dulu

itu. Mungkin juga saya ada baiknya tidak bergaul

dengan orang orang bandal lagi, biar ga kena lagi

sama narkoba ini.// Pelajaran apa yang kamu

dapatkan dari narkoba? narkoba. Ya awalnya

enak, sampe semua pun di lakukan demi narkoba.//

Tapi sekarang udah jadi kayak mana ya, udah gamau

lagi kayak gitu. Udah habis harta orangtua. Sampai

terganggu sekolah, sampe adek yang ga make pun

ikut keganggu kuliahnya karna abang nya. Ya, apa

ya, aku pun udah bosan hidup kayak gini. Menyesal

lah udah. Mudah-mudahan keluar pun nanti, ga ku

ulangi lagi narkoba ini.// kamu menyadari itu

setelah kamu masuk kesini atau bagaimana? bisa

di bilang begitu. Saya dulu masuk rehab, keluar pun

masih mau make juga.// Tapi disini, saya memang

merasa bahwa semakin rusak saya kalo masih mau

make narkoba, melihat orangtua datang itu

mengeluarkan duit terus, keuangan keluarga pun

udah terganggu kan, mau gimana lah.// Saya berdoa,

sering biasa nya ada kunjungan pendeta gitu, disitu

lah saya suka minta ampun.// Saya disini mencoba

lah untuk mengusahakan orangtua ga susah lagi

karna saya. Mereka pun udah gamau datang lagi,

jarang kali. Jadi mau gimana pun, harus lah saya

bertobat ini, ingin lah saya buat orang tua saya ini

328-330 Ingin membahagiakan orangtua

330-337 memiliki gambaran untuk

berpenghasilan banyak dan dapat melanjutkan

pendidikan

Tidak ingin terjerumus kembali pada narkotika

karena pergaulan

338-339 merasa bahwa kenikmatan narkotika

membuat rela untuk melakukan apapun

340-346 Merasa bahwa dampak pada keluarga

membuat keinginan untuk tidak kembali

menggunakan narkotika

349-353 merasa bahwa lapas membuat keadaan

semakin buruk jika masih menggunakan

narkotika

353-355 sering melakukan upaya berdoa untuk

meminta ampunan

355-360 ketidakhadiran orangtua membuat

keinginan kuat bertobat

Ingin membahagiakan orangtua

Adanya keinginan untuk mengalami

peningkatan pada diri

Merasa perlu unutuk menghindari pergaulan

yang negatif

merasa bahwa kenikmatan narkotika membuat

rela untuk melakukan apapun

Keluarga menjadi motivasi untuk terbebas

dari narkotika

Merasa bahwa narkotika di lapas membuat

diri semakin buruk

Tuhan dan keluarga memberi motivasi untuk

bertobat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

bahagia, jangan lah sengsara nya terus saya buat.//

jadi kamu menyadari semua nya setelah didalam

sini? Iya kira-kira kenapa? itu tadi saya bilang,

makin disini, makin ga beres hidup saya.// Makin

jadi, apalagi ketemu sama kawan kawan make satu

kamar, tiap hari pengen make.// Jadi minta uang

terus sama orangtua, sampe kadang kadang ku

bentaki mereka itu.// Akhirnya mereka udah jarang

kesini, mulai saya rasa kan sakit nya. Disitu lah saya

mulai mau mau itu bah, mau mau ikut gereja.// Jadi

mulai mau berdoa, liat kawan pun ada juga yang

gereja, jadi ikut lah saya. Lama kelamaan itu lah,

jadinya saya bisa ga make lagi.// mulai tahan lah kalo

liat liat kawan itu make. Karna bayangin lagi

orangtua, kasihan jadi nya.// berarti karna

orangtua ya yang utama? bisa di bilang seperti itu

lah. Ya namanya keluarga tetap lah, udah saya lihat

pengorbanan mereka itu, jadi cukup lah udah. Gamau

lagi lah gini gini, masuk sini lagi.

362-363 Merasa lapas membuat diri semakin

buruk

363-365 Keinginan untuk terus menggunakan

narkotika karena teman di lapas

367-369 Ketidakhadiran orangtua membuat

semakin merasa tersiksa

370-372 Memulai berdoa dan mengikuti teman

untuk ke gereja

372-374 Bayangan orangtua membuat keinginan

untuk bertobat

375-378 Merasa bahwa orangtua yang membuat

keinginan untuk berhenti dari narkotika

Lapas memberikan dampak negatif karena

adanya narkotika

Merasa membutuhkan dukungan dari keluarga

Lingkungan sosial memberikan dampak

positif

Orangtua sebagai motivasi utama untuk

berhenti dari narkotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PENGELOMPOKKAN TEMA INFORMAN II

KODE SUB TEMA TEMA

Perasaan bersalah pada keluarga

Perasaan bersalah pada keluarga

Perasaan bersalah pada orangtua

Perasaan bersalah pada orangtua karena

narkotika

Perasaan bersalah pada keluarga

Perasaan bersalah pada keluarga

Memaknai keluarga sebagai sumber

dukungan dan motivasi

Ingin orangtua bahagia

Ingin membahagiakan orangtua

Memiliki gambaran di masa depan untuk

membantu orangtua

Keluarga menjadi motivasi untuk terbebas dari

narkotika

Orangtua sebagai motivasi utama untuk

berhenti dari narkotika

Keluarga menjadi motivasi untuk lepas dari

narkotika

Keluarga menjadi motivasi untuk terus

berkembang dan membahagiakan keluarga

Merasa mendapat dukungan sosial dari

keluarga

Merasa mendapat dukungan sosial dari adik

Merasa membutuhkan dukungan dari keluarga

Membutuhkan dukungan dari keluarga

Merasa kehilangan dukungan sosial dari

keluarga Memiliki kerinduan pada keluarga

Perasaan rindu bersama keluarga

Kehilangan dukungan keluarga membuat

perasaan rindu

Merasa mampu menolak pengaruh 37egative Merasa diri mengalami perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

dari lingkungan sosial

Merasa mampu untuk menolak pengaruh

38egative dari lingkungan sosial

Mengalami perkembangan pada diri

Mulai mampu menerima diri dan keadaan

Keinginan kuat untuk terus

mengalami peningkatan dan

perkembangan pada diri

Mencoba untuk mandiri

Mencoba untuk dapat menerima diri

Memaksa diri untuk lepas dari narkotika

Memiliki keinginan kuat untuk terlepas dari

narkotika

Adanya keinginan untuk mengalami

peningkatan pada diri

Keinginan untuk mengalami peningkatan

dan perkembangan

Keinginan untuk membatasi diri dengan

oranglain

Menghindar dari konflik sosial

merasa perlu unutuk menghindari pergaulan

yang negative

Membatasi diri agar terhindar dari

pengaruh negative yang berasal dari

lingkungan sosial

Tidak mampu menerima diri saat awal di lapas

Tidak percaya pada kemampuan untuk

mengontrol diri

Memandang diri tidak mampu

Mau mengikuti kegiataan keagamaan

Gereja membantu proses penerimaan diri

Kegiatan keagamaan menjadi kegiatan utama

Gereja memberikan dampak positif secara

mental dalam menghadapi sesuatu terutama

pada narkotika

memperdalam agama di lapas

merasa Tuhan memberi pengampunan dan

kesempatan

Religiusitas membantu terlepas dari narkotika

Religiusitas sebagai coping

Memandang spiritualitas sebagai

coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

Perasaan bersalah pada keluarga dan Tuhan

Tuhan dan keluarga memberi motivasi untuk

bertobat

Perasaan bersalah pada keluarga dan Tuhan

Merasa bahwa narkotika di lapas membuat diri

semakin buruk

Lapas memberikan dampak negatif karena

adanya narkotika

Jenuh dengan kegiatan yang monoton

Lapas memberikan dampak positif

Memandang lapas dan rehabilitasi

sebagai tempat proses pembelajaran Memiliki hubungan positif dengan orang lain Memiliki relasi positif dengan orang lain

Lingkungan sosial di lapas memberikan

dampak positif

Merasa bahwa lapas memberi dampak baik

Tidak mengalami masalah kesehatan di lapas

Lapas memberikan dampak negatif

Program rehabilitasi membuat perasaan tersiksa Program rehabilitasi memunculkan rasa

tersiksa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

KODING DATA HASIL WAWANCARA INFORMAN III

No Verbatim Initial Code Interpretative code

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Jadi gini, saya ingin mendengarkan cerita

tentang pengalaman hidupmu dari awal

sampai saat ini, cerita aja pengalaman yang

kamu ingat, semuanya yang udah kamu

jalanin. Maksud kakak mulai kenal narkoba, gitu?

terserah kamu, mulai dari kenal narkoba atau

pengalaman-pengalaman lainnya gapapa,

cerita tentang hidupmu aja. maksudnya, kek

gimana ga ngerti aku. pengalaman-pengalaman

dari dulu aja, misalnya aku dari kecil sekolah,

sama siapa, aku tu sukanya ngapain, apa aja

kegiatannya, setelah itu SMA, terserah kamu.

Sesuai apa yang ada di pikiran kamu aja. ohh,

mulai SD sudah merantau kak, ke Galang sama

Tulang, mulai tamat SD orang tua bilang “udah

berhenti aja kamu sekolah” datang Tulang “gabisa

dia berhenti sekolah, sama aku aja dia sekolah”.

Trus di jemputlah aku ke kampung, “disana aja

sekolah” kata Tulang. Ke Galang lah saya

sekolah, waktu itu saya di kasi kerjaan

memelihara ee babi. //Ee trus, tamat juga sekolah

saya, tapi pas kelas 3 SMP, abang saya

meninggal, atasan saya kak. Trus disitu saya udah

putus asa, udah frustasi. Di situlah mulanya, saya

mengenal narkoba ini.// Narkoba itu kak. Terkena

pergaulan bebas, trus, ee dah bandal lah, dah

balap liar, dah jarang pulang gitu. //Disitu saya

udah, yaudahlah saya udah berhenti sekolah saya

13-21 Sejak SD tinggal terpisah dengan orangtua

Tidak mendapat dukungan dari orang tua untuk

sekolah

Mendapat dukungan dari paman untuk sekolah

21-25 Tekanan hidup menyebabkan menggunakan

narkoba

25-27 Memiliki pola pergaulan yang buruk

27-33 Perbedaan pendapat yang mempengaruhi

Kurangnya sikap saling mendukung di dalam

keluarga

Berada pada lingkungan sosial yang buruk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

bilang sama bapak. Trus, “yaudahlah, berhentilah

kau sekolah, sama kita ke ladang”. Trus datang

pulang kakek di Pakam, dia kan polisi gitu.

“gaboleh kau berhenti sekolah” itu katanya gitu,

gajadi juga berhentinya gitu,// tapi sudah,

semenjak udah ga ada lagi abang itu, saya udah ga

semangat lagi sekolah itu kak, udah frustasi lah.

Disitulah saya udah kenal narkoba itu// dan mulai

bandal, bandal, bandal dan bandal dan akhirnya

masuk penjara ini kak. Jadi, gitu ceritanya kak.//

jadi, masuk sini sejak kapan? sejak tahun 2014

kemarin kak. berarti udah setahun? udah, bulan

ini setahun kak. jadi masih berapa lama lagi

masa tahanannya? kalo jalan kaki masih 6 bulan

lagi kak. semenjak abang meninggal ya?// iya

kak, disitu mulai putus asa lah, sekolah pun. //arti

abang mu, untukmu apa? Cuma dia yang

mendukung saya sekolah, keluarga semua, cuma

dialah yang mendukung saya sekolah. Bapak pun

sama mamak, seringnya berantam gitu, masalah

sekolah gitu. “udah berhentilah kau sekolah,” gitu

kata bapak sering samaku. Datang abang kemarin,

ga gitu dia. Dia dulu juga masuk penjara dulu kak,

sama si abang ini, sama kesperku ini, sama si

bang masdi. Penjara juga dia kemarin, trus keluar

dari penjara meninggal dia.// dukungan seperti

apa yang kamu rasakan dari abangmu,

sehingga kamu merasa sangat berat

kehilangan dia? dukungannya sangat besar kak.

Kayak gimana ya eee. Dia apa ya, susah

bilangnya. Dukungan dari dia aja, cuma dia pun

keluarga ini yang mendukung sekolah, “kamu

harus jadi polisi, kalo gajadi polisi jadi tentara”

dukungan sosial untuk sekolah

33-36 Rasa kehilangan menyebabkan hilangnya

semangat, frustasi dan akhirnya terjerumus pada

narkotika

36-38 Memandang diri buruk

43-44 Rasa kehilangan menyebabkan keputus

asaan

45-54 Memandang figur abang baik

Hubungan dengan orangtua buruk

Merasa hanya mendapat dukungan dari abang

57-64 Merasa abang memberi dukungan dan

motivasi untuk mencapai cita-cita

Merasa tidak mampu menghadapi tekanan

hidup

Merasa kehilangan significant other

Gambaran diri buruk

Merasa putus asa karena kehilangan

significant other

Hubungan yang poblematik di dalam keluarga

Mendapat dukungan untuk mencapai cita-cita

dari significant other

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

katanya gitu. “iya” aku bilang, tau tau nya,

meninggal dia (menjelaskan dengan kepala

menunduk). //Dari situlah mulai saya kenal sama

yang namanya narkoba itu kak, dari situ balap

balap liar, jarang pulang kerumah, minum minum

tuak gitu, itu dulu asal mulanya. Trus, ku tengok

orang make gitu, kek mana nya rasa nya, pikirku

kan, tau tau nya sempat apa juga, sempat apa ee

kek mana bilangnya, sempat ku cari juga narkoba

ini supaya tenang (agak terbata-bata dalam

menyampaikan). Tau-tau pulang kampung

kemarin itu dari rantau prapat, ketangkap. Aku

dulu sekolah dulu di Galang kan, trus itu Pakam,

trus dari Pakam ke Rantau Prapat gitu pindah, abis

itu dari Rantau Prapat ketangkap kemarin itu

2014. Pas make sama orang abang itu. Aku hanya

tau apa, ikut-ikutannya, akhirnya di tangkap.//

tenang yang seperti apa yang kamu rasakan

sampai kamu cari narkoba? ya tenang aja

rasanya gitu kak. Karna udah frustasi itu kan, jadi

banyak pikiran. Mau nya yang enak enak aja kak.

Kalo make narkoba itu kan kak, bikin kita hilang

pusingnya. Makanya ku cari lah kalo lagi frustasi

aku itu.// kamu berapa lama menggunakan

narkoba? ga lama kak, mulai kelas 3 SMP itu

lah, sampe kemaren itu ketangkap. jadi berapa

lama tu? kira-kira hampir hampir 3 tahun kak.

dampak buat kamu sendiri apa sih ketika

masuk sini dan menggunakan narkoba? //kalo

narkoba itu, ga kecanduan nya aku kak. Cuma ikut

ikut aja. Jadi ga terlalu ku rasakan, apa, ee

dampak nya. //Tapi kalo masuk sini tadi, itulah,

udah gabisa lagi ku wujudkan cita-cita yang di

64-78 Pergaulan yang tidak baik mempengaruhi

untuk menggunakan narkotika

80-85 Narkoba membuat perasaan lebih tenang

ketika sedang frustasi

90-93 Hanya mengikuti arus pergaulan ketika

menggunakan narkotika

93-95 Merasa label dari lapas menjadi hambatan

untuk mencapai cita-cita

Salah satu faktor resiko mengenal narkotika

adalah pengaruh dari lingkungan sosial

Narkotika sebagai jalan pintas untuk

memperoleh ketenangan

Salah satu faktor resiko mengenal narkotika

adalah pengaruh dari lingkungan sosial

Stigma negatif menghambat tercapainya cita-

cita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

mau abang ku itu sama ku kak. cita-cita yang di

mau abang? Bukan cita-cita kamu? ya cita-cita

abang nya awalnya, tapi aku pun mau. Cuman kek

mana lah. Udah kayak gini posisinya, mau di

bilang kek manapun gabisa kak.// kalo sekarang

perasaannya gimana? Dengan semua yang

sudah terjadi? menyesal kak, capek bah bandal

ini kak. Sedih. Menderita. menderita gimana

maksudnya? semuanya lah kak. menderita

seperti apa? ya semua nya lah kak. Gimana ya,

kayak keluarga pun udah gamau lagi peduli sama

ku. Abangku pun udah ga ada lagi. Tau nya aku

kalo aku pun salah karna narkoba ini. //Cuman

kayaknya memang aku kayak udah berdosa kali

kak. Disini pun aku cuma gitu gitu aja nya.

//perasaan kamu yang paling dominan selama

di sini gimana? sedih lah kak. Menyesal.

Keluarga pun udah ga peduli lagi. Jadi kayak apa

kali hidup ku ini. Di sini udah menderita kali.

Kadang kadang pun sampe menangis aku kak,

sakit kali ku rasa kayak gini. Cuman gimana lah,

udah terjadi, mau ku apakan lagi. ku tunggu lah

sampai keluar nanti.// Kamu menyesal setelah

masuk kesini, atau menyesal memang sebelum

masuk kesini? Setelah masuk kak. //Ya akhirnya

ketangkap, ketauan. Keluarga pun jadi semua tau

kan. Kalo udah masuk sini pun udah susah kak,

kayak udah ada bekas nya kak. Apalagi, narkoba

pulak kan kak kalo di bilang. //Jadi setelah

masuk sini, kamu banyak belajar dari hal-hal

yang sebelumnya kamu lakukan? belajar kayak

mana kak maksudnya?// ya, kamu merasa

mendapat hikmahnya setelah masuk kesini,

101-107 Kehilangan dukungan dari keluarga

membuat perasaan menderita

107-109 Perasaan sangat berdosa pada diri

111-117 Sedih dengan kehidupan yang dijalani

119 Menyesal setelah masuk ke lapas

119-123 Merasa mendapatkan label setelah masuk

lapas

Perasaan menderita karena kehilangan simpati

keluarga

Perasaan bersalah yang mendalam pada diri

Merasa mendapat stigma negatif dari

lingkungan sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

atau bagaimana? ya bisa di bilang kayak gitu lah

kak. Karna disini pun apa apa susah. Ya gimana

kak namanya di penjara, di kurung. Ketemu nya

pun orang orang gitu lagi, sampe ada yang parah

kali. Ya ku tahan tahan lah kak, sampe menyesal

akhirnya aku.// berarti menyesalnya karena? ya

kalo dulu ga ku pake narkoba itu, mungkin udah

bisa bagus bagus aku sekolah, lulus aku. Bisa ku

wujudkan cita-cita ku kak, jadi polisi. Kalau udah

gini, ya mau kayak mana di bilang. ya berharap

jadi anak baik lah sekarang kak. //kalo boleh tau,

selama kamu disini, kamu ketergantungan ga,

tadi kan kamu bilang cuma ikut-ikutan,

ngeliat, nah menurutmu kamu ketergantungan

ga dengan narkoba? ga kak, baik baik aja. Tidur

aja, tengok. Tidur-tidur aja didalam, namanya

penjara kak. Dikamar aja terus, tidur-tidur. Kalau

disini kamu ga ada kegiatan lain? ya gimana

kak, namanya juga di kurung. Cuma gini gini aja

lah. Kalo ada pemeriksaan, ikut pemeriksaan.

Kalo disuruh olahraga, ya kalo pengen, ikut lah.

Tapi banyaknya cuma tidur-tidur aja nya. // Sama

ketawa-tawa sama kawan. Ga ada lagi yang

lainnya.// kalo kegiatan lain, kamu ga mau

ikut? malas kak, apa nya kegiatan. Paling

olahraga, apa, kunjungan orang yang kasi kasi

motivasi gitu, pemeriksaan. Itu nya terus, apa

lagi.// kalo beribadah? jarang kak, paling doa

sendirian aja aku kalo malam gitu. Kadang suka

merenung, kenapa aku kayak gini ya. //tadi kamu

bilang, ketawa-tawa sama kawan. Disini kamu

mendapatkan banyak teman? ya ga banyak juga

sih kak. Cuma memang yang sebaya ada lah yang

128-133 Merasa terkurung dan terbatas secara

sosial

Perasaan menyesal karena menahan diri yang

terkurung

133-138 Merasa bahwa tanpa narkoba, cita-cita

bisa terwujud di masa lalu

142-149 Merasa terkurung dan tidak menyukai

kegiatan yang monoton

149-151 Memiliki hubungan sosial dengan teman

di lapas

152-155 Merasa malas dengan kegiatan di lapas

monoton dan terbatas

155-157 Terkadang merefleksikan diri

159-163 Memiliki hubungan sosial yang baik

dengan teman di lapas

Merasa tidak mampu beraktifitas dalam

keterbatasan

Terkurung menimbulkan rasa menyesal

Tidak dapat melihat secara positif pada masa

lalu

Narkotika menghambat pencapaian di masa

depan

Terkurung menyebabkan kegiatan yang

dilakukan monoton

Memiliki hubungan baik dengan orang lain

Tidak ada keinginan untuk beraktifitas dengan

kegiatan yang monoton

Bersikap evaluatif dan reflektif pada diri

Memiliki hubungan baik dengan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

berkawan sekedar untuk cerita-cerita aja nya. Ya

namanya juga hidup sini, saling kasi tau lah

gimana gimana dulu nya.// Gitu lah kak. Kalo

yang kawan kali, ga ada ku rasa kak. kenapa ga

ada? susah bilangnya. Gimana ya, karna disini

pun sama sama susah, sama sama menderita, mau

gimana lah kak. Mau berkawanpun sama orang

yang rusak, keluar nanti pun rusak lagi aku. Udah

menyesal kali aku kak. Ga mau lagi aku kayak

gini bah.// keluarga sering jenguk? jarang kak

kamu udah punya bayangan besok keluar dari

sini mau ngapain? ke ladang lah kak, cita-cita

udah ga ada lagi kak. Kemarin itu mau jadi apa

saya, polisi. Nanti sama opung yang di Rantau

Prapat. Gatau, sekolah itu. Jadi udah benci dia,

kalo udah gini masuk penjara, udah kasus narkoba

pulak. Ga lagi lah dia mendukung. Kemarin

sempat juga di bilang sama dia “kalo kau

tamatkan sekolah mu itu, masuk kau jadi polisi,

gitu”. Pergi aku dari Rantau Prapat ga bilang sama

dia. Jadi, kalo brani kau begitu, brani kau berbuat,

brani bertanggung jawab katanya, jadi makin

banyak penyesalan di hati awak gitu kak. // kamu

sudah yakin ga punya cita-cita lagi? apa mau di

bilang lah kak, udah ga ada lagi kesempatan mau

punya cita-cita lagi kalau udah gini. Orangtua pun

istilahnya udah ga percaya lagi kan. Dari awal pun

mereka bukan dukung aku sekolah, apalagi makin

kena narkoba ini pulak, makin ga di percaya lah.//

menurut kamu, kenapa orangtua kamu ga

mendukung kamu sekolah dari awal? ga punya

uang kak. Memang Cuma pas-pasan aja hidup

keluarga itu kak. Berladangnya cumaan. Mau

163-170 Tidak mau memiliki hubungan dekat

dengan teman di lapas

Ketakutan akan kembali terjerumus pada narkotika

karena pergaulan

172-183 Merasa memiliki harapan yang terbatas di

masa depan

184-189 Merasa tidak memiliki kesempatan untuk

mencapai cita-cita

191-197 Keterbatasan ekonomi untuk bersekolah

Membatasi hubungan dengan orang lain

karena ketidakpercayaan pada diri dan orang

lain

Perasaan tidak berdaya untuk memiliki cita-

cita di masa depan

Merasa tidak memiliki kesempatan untuk

mencapai cita-cita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

sekolah pun gapunya biaya, jadi lebih baik gausah

sekolah bantu bapak di ladang. Tapi abang mau

nya aku sekolah, makanya disuruh lah aku

merantau itu tadi.// kamu keluar dari sini, mau

melakukan apa? sudah terpikir juga di pikiran

ini, kalo ga mengulangi nya lagi kak.

Maksudnya, mengulangi menggunakan

narkoba? iya kak. Sama gamau lagi aku bandal

kak. Udah ku rasakan gimana ga enaknya hidup

disini kak. Terlantar, ga ada pun yang mau peduli

sama ku. Udah cukup lah kak ku rasa. //kamu

putus sekolah? iya kak, sampe kelas 3 STM,

padahal tinggal 2 bulan lagi lulus. Itulah akibat

pergaulan tadi, ku curi uang, ga ada lagi uang ku

pegang, ke medan aku berkeliaran 6 bulan gitu

gitu aja. //kalo orang tua dalam setahun ini

udah berapa kali datang kesini? ga ada kak

yang nengok kesini kak, ga pernah jarang. Kalo

orang tua, pernah tapi jarang. Pas sidang sidang,

sebelum putus kemarin sering, tapi setelah putus

kemarin, udah tau hukumannya, ga pernah lagi.

Ga dikasi bapak datang kesini. tapi kamu

mengharapkan kehadiran mereka? gak, kek

gimana bilangnya kak. Udah ga ku harapkan lagi

kak. Kemarin itu ke harapkan kali sebelum putus

itu, tapi ga ada yang datang, mungkin karna kasus

ku ini ku pikir kan , narkoba pulak kasus, ga ada

yang kesini. //kalau mereka datang, gimana

perasaan kamu? pasti senang lah kak. Biar

gimana pun juga, rasa nya ada yang peduli gitu

sama ku. Walau memang udah ga ku harapkan

kali, karna mungkin mereka pun udah malas

pulaknya dengan ku.// kamu pernah mencoba

198-204 Berkeinginan untuk tidak kembali

terkurung di lapas

Perasaan akan di telantarkan

210- 221 merasa tidak berhak menerima dukungan

dari keluarga karena kasus narkoba

222-226 merasa senang jika dipedulikan oleh

keluarga

Perasaan ditinggalkan memotivasi diri untuk

berkembang

Merasa rendah diri karena narkotika

Membutuhkan dukungan dari keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

menghubungi atau mengatakan kalau kamu

pengen mereka datang jenguk kamu? ga kak.

Udah ga berani lagi mau ku omongkan. kenapa?

ya karna itu tadi kak. Mereka pun udah bilang

kalo aku salah, aku yang bertanggung jawab.

Apalagi karna narkoba ini ya kan kak. Udah

marah kali lah mereka itu.// setelah mengalami

“penderitaan” yang kamu katakan tadi, kamu

sekarang melihat dirimu jadi gimana? hina kak

hina gimana? ya, apa ya. Udah ngerasa ga pantas

aja kak. Rasa nya udah salah kali. Kayak apa

bilang nya ya. Ga layak lagi lah. ga layak?

Seperti apa? ya gitulah kak. //Rasanya berdosa

kali, gabisa lagi mau gimana pun kayak orang

udah ga percaya sama ku lagi kak karna narkoba

ini //kamu ga percaya sama diri kamu sendiri?

percaya kak, tapi kalo orang pun udah ga percaya,

mau kek mana lah kita bilang, gitu nya terus kita

di mata mereka. aku keluar nanti mau bikin baik

pun, tetap aja karna dulu aku udah bandal,

mungkin udah malas juga orang sama ku. //apa

yang akan kamu lakukan kalau orang terus

memandang kamu seperti itu? ya bisa apa aku

kak, pasrah aja lah. Mau kek mana pun ku bikin,

kalo orang mau kayak gitu, ya gimana. Memang

benar nya kalo dulu pun aku kek gitu, ya kan.

kamu bisa bertahan dengan itu? harus kak.

Kalo mau berubah ya gimana lah kak, udah resiko

lah itu. Mau gimana pun, emang gabisa lagi ku

buat semau ku. //jadi kamu sudah bisa

menerima semua yang terjadi? sudah kak, tapi

ya kadang kadang masih juga suka marah sama

Tuhan ini. Kenapa lah aku bisa kek gini. Ntah apa

229-233 merasa keluarga marah

merasa tidak berhak menerima dukungan dari

keluarga

235-239 perasaan tidak layak saat melihat diri

239-242 Perasaan berdosa dan merasa mendapat

label karena narkotika

243-247 Merasa rendah diri

Merasa mendapat label buruk dari lingkungan

sosial

249-252 Merasa pasrah

Perasaan tidak dapat melakukan sesuatu sesuai

dengan keinginan

257-261 Merasa tidak adil kepada Tuhan

Perasaan takut kehilangan keluarga

Perasaan tidak pantas pada diri

Merasa mendapat stigma negatif dari

lingkungan sosial

Merasa rendah diri karna stigma negative

sosial

Merasa rendah diri dalam melakukan sesuatu

Perasaan marah pada Tuhan

Perasaan tidak mampu menerima kesalahan di

masa lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

lah lagi yang baik dari aku ini. Kayak ga adil gitu

kak.// ga adil gimana? kayak liat liat kawan, ada

aja datang orangtuanya, ntah keluarga nya. Ntah

ada barang di kirim. Kalo aku pun, di tengok

jarang, kalo di tengok pun di marah marahi terus.

di marah marah seperti apa? ya kenapa sampe

bisa kek gini, bikin malu. Ya kayak gitu lah kak. //

apakah menurut kamu, orangtua seperti itu

karena kamu masuk ke dalam sini? semakin

jadi kak. Karna dulu pun udah tau pulaknya

mereka aku bandal. Aku pun kabur nya dari

sekolah sampai akhirnya bisa ketangkap, masuk

kesini. Jadi mungkin makin ga peduli lagi mereka

sama aku di tambah aku udah masuk sini kak.

(suara samar-samar, mengecil) oke, baiklah. Jadi

kamu punya harapan ga terhadap orang tua

kamu? apa lagi mau di harap kak. Kalo mereka

datang kesini pun udah syukur kali ku rasa. Apa

lagi lah yang mau ku apa kan kak.// kalo harapan

terhadap diri kamu sendiri? ya kalo untuk diri

sendiri sih, ya menyesal lah kak. Gamau lagi

kayak gini, jangan sampe masuk kesini lagi. mau

hidup betul betul aja aku kak, sakit bah menderita

disini. //kamu mewujudkannya dengan?

mungkin nanti keluar, gamau lagi bekawan sama

mereka yang make make itu, karna dari situ nya

awal nya aku make.// Bisa ku bantu bapak di

ladang, ku cari lah duit ku sendiri. Jera lah aku

kak pokoknya. Udah cukup lah ini. Abang ku pun

udah ga ada, harus ku buat bagus diriku, biar ga

menyesal dulu dia perjuang kan aku sekolah kak,

walau akhirnya ga tuntas. jadi kamu mau lanjut

sekolah? gatau kak. Kalo ada nanti duit ku, tapi

262-266 Ingin mendapat perhatian dari keluarga

268-278 Merasa bersyukur dengan kedatangan

keluarga

279-283 Perasaan menderita membuat adanya

keinginan untuk berubah

284-286 Merasa perlu membatasi diri pada

pergaulan yang negatif

286-293 memiliki harapan dan pandangan untuk

dapat membantu diri sendiri dan ayah di masa

depan

Membutuhkan dukungan dari keluarga

Adanya keinginan unuk mengalami

perkembangan karena pengalaman tidak

menyenangkan

Memiliki krisis kepercayaan pada lingkungan

sosial

Memiliki pandangan untuk masa depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

293 ya yang penting aku kerja aja dulu di ladang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

PENGELOMPOKKAN TEMA INFORMAN III

KODE SUB-TEMA TEMA

Mendapat dukungan untuk mencapai cita-

cita dari significant other

Perasaan menderita karena kehilangan

simpati keluarga

Kurangnya sikap saling mendukung di

dalam keluarga

Merasa mendapat dukungan dari

significant other

Memandang keluarga sebagai system

support

Membutuhkan dukungan dari keluarga

Perasaan takut kehilangan keluarga

Merasa butuh dan takut kehilangan

keluarga

Merasa kehilangan significant other

Merasa putus asa karena kehilangan

significant other

Rasa kehilangan keluarga menyebabkan

putus asa

Memiliki pandangan untuk masa depan

Perasaan tidak pantas pada diri

Merasa rendah diri dalam melakukan

sesuatu

Perasaan tidak berdaya untuk memiliki

cita-cita di masa depan

Merasa tidak memiliki kesempatan untuk

mencapai cita-cita

Merasa rendah diri karena narkotika

Gambaran diri buruk

Memandang diri buruk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

Perasaan bersalah yang mendalam pada

diri

Tidak dapat melihat secara positif pada

masa lalu

Tidak mampu menerima kesalahan di

masa lalu

Masa pidana menjadikan pandangan pada

diri buruk

Stigma negatif menghambat tercapainya

cita-cita

Merasa mendapat stigma negatif dari

lingkungan sosial

Narkotika menghambat pencapaian di

masa depan

Merasa rendah diri karna stigma negatif

sosial

Bayangan akan stigma negatif yang

diterima menyebabkan rasa rendah diri

Merasa tidak mampu beraktifitas dalam

keterbatasan

Terkurung menimbulkan rasa menyesal

Terkurung menyebabkan kegiatan yang

dilakukan monoton

Tidak ada keinginan untuk beraktifitas

dengan kegiatan yang monoton

Terkurung membuat perasaan enggan

beraktifitas

Merasa tidak mampu menghadapi tekanan

hidup

Narkotika sebagai jalan pintas untuk

memperoleh ketenangan

Ketidakmampuan menghadapi tekanan

menyebabkan memilih jalan pintas

Memiliki hubungan baik dengan orang

lain

Relasi sosial baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS NARAPIDANA …menemukan bahwa tidak jarang, narapidana juga mengalami penolakan dari keluarga mereka sendiri, dan hal tersebut memengaruhi narapidana

Membatasi hubungan dengan orang lain

karena ketidakpercayaan pada diri dan

orang lain

Memiliki krisis kepercayaan pada

lingkungan sosial

Ketidakpercayaan pada lingkungan sosial

dan diri sendiri

Kecemasan pada relasi sosial

Hubungan yang poblematik di dalam

keluarga

Hubungan yang problematik di dalam

keluarga

Adanya keinginan untuk mengalami

perkembangan karena pengalaman tidak

menyenangkan

Bersikap evaluatif dan reflektif pada diri

Keinginan untuk mengalami peningkatan

dan perkembangan

Memandang masa tahanan sebagai masa

pengembangan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI