Kesejahteraan Dan Kemiskinan

27
Kesejahteraan dan Kemiskinan Kelompok 8 Desy Rut Yesima 150610130054 Astri Nurlaeli S. 150610130075 Fransisca Lia 150610130116 M. Hanif Fiqri 150610130157 1. Definisi Kesejahteraan dan Kemiskinan Definisi Kesejahteraan Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti: Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai . Dalam ekonomi , sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti khusus resmi. Dalam kebijakan sosial , kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera . Definisi Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

description

tentang penjelasan dari kesejahteraan dan kemiskinan untuk pelajaran sosiologi

Transcript of Kesejahteraan Dan Kemiskinan

Page 1: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

Kesejahteraan dan Kemiskinan

Kelompok 8

Desy Rut Yesima 150610130054

Astri Nurlaeli S. 150610130075

Fransisca Lia 150610130116

M. Hanif Fiqri 150610130157

1. Definisi Kesejahteraan dan Kemiskinan

Definisi Kesejahteraan

Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti:

Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana

orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.

Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti

khusus resmi.

Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara

sejahtera.

Definisi Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan

dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses

terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan biasanya didefenisikan sebagai sejauh mana suatu individu berada di bawah

tingkat standar hidup minimal yang dapat diterima oleh masyarakat atau komunitasnya.

Marianti dan Munawar (2006)  berpendapat bahwa kemiskinan merupakan fenomena multi

dimensi, didefenisikan dan diukur dalam banyak cara. Dalam banyak kasus, kemiskinan telah

diukur dengan terminologi kesejahteraan ekonomi, seperti pendapatan dan konsumsi.

Seseorang dikatakan miskin bila ia berada di bawah tingkat kesejahteraan minimum tertentu

yang telah disepakati.

Page 2: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

2. Batasan Kesejahteraan dan Kemiskinan

Batasan Kesejahteraan

Masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian dan pedesaanadalah produktivitas

tenaga kerja dan penguasaan aset produktif yang rendahdisertai adanya dualisme antara

pertanian rakyat yang tradisional dan perusahaanbesar yang maju dan modern serta dualisme

antara kota dan desa. Kondisi inimenyebabkan rendahnya pendapatan masyarakat dan tingginya

tingkatkemiskinan di pedesaan.Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar hidup yang rendah,

yaituadanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orangdibandingkan

dengan standar kehidupan yang berlaku di masyarakat yangbersangkutan.

Batasan kesejahteraan masih banyak diperdebatkan. Terlalu banyak batas-batas kesejahteraan

yang telah dikemukakan para ahli. Namun secara umumkesejahteraan dapat diartikan sebagai

tingkat kemampuan seseorang dalammemenuhi kebutuhan primernya berupa sandang, pangan,

papan,pendidikan, dan kesehatan.

Tidak kalah rumit, kemiskinan yang dialami buruh perkotaan, yang kebanyakan menjadi

buruh kontrak tanpa jaminan hidup masa depan. Pemutusan kerja akibat masa kontrak habis,

bisa menjerumuskan buruh industri ke jurang kemiskinan. Saat mereka menerima upah

minimum regional (UMR) sebagai gaji bulanan, kualitas hidup mereka sebenarnya masih

pas-pasan. Hilangnya pekerjaan menjadikan mereka sebagai orang miskin.

Ukuran kesejahteraan lebih kompleks dari kemiskinan. Kesejahteraan harus dapat memenuhi

kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kerohanian. Orang yang bisa berobat ke dokter bila

sakit, dapat menjalankan ibadah agamanya dengan baik, dan mudah mengakses makanan

bergizi, adalah orang sejahtera. Karena itu, ketidaksejahteraan dapat terjadi karena alasan

ekonomi atau non-ekonomi.

Kesejahteraan dapat diraih jika seseorang dapat mengakses pekerjaan, pendapatan, pangan,

pendidikan, tempat tinggal, kesehatan, dan lainnya. Kesehatan adalah salah satu indikator

kesejahteraan. Secara makro, ini dicerminkan oleh angka kematian bayi, angka harapan

hidup, dan angka kematian ibu melahirkan. Berbagai indikator itu terkait mudah-tidaknya

akses seseorang terhadap layanan kesehatan.

Page 3: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

Pendidikan menjadi kunci penting guna mengatasi kemiskinan dan ketidaksejahteraan. Upaya

pemerintah membagikan dana bantuan operasional sekolah (BOS) ke sekolah-sekolah

bertujuan agar masyarakat dapat mendapat pendidikan secara gratis atau murah. Masyarakat

yang terdidik berpeluang meraih pekerjaan lebih baik sehingga mereka terhindar dari

kemiskinan.

Batasan Kemiskinan

Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimumpendapatan yang dianggap

perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam

praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga

definisi kemiskinan) lebih tinggi di negara maju daripada di negara berkembang.

Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan

berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat miskin

dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program

peningkatankesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan.

Kriteria Kemiskinan di Indonesia Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

Kemiskinan hampir menjadi problem di hampir semua Negara. Tak perduli apakah

Negara maju atau Negara yang sedang berkembang. Tingkat kekompleksitas masalahnya pun

berbeda antar Negara menyelesaikan masalah kemiskinan. Di Indonesia, sebagai Negara

berkembang angka kemiskinan masih cukup tinggi. Karena itu, pemerintah melalui Badan

Pusat Statistik (BPS) membuat kriteria kemiskinan, agar dapat menyusun secara lengkap

pengertian kemiskinan sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlahnya dan cara tepat

menanggulanginya.

Pengertian kemiskinan antara satu Negara dengan Negara lain juga berbeda.

Pengertian kemiskinan di Indonesia dibuat oleh BPS. Lembaga tersebut mendefinisikan

kemiskinan dengan membuat kriteria besarannya pengeluaran per orang per hari sebagai

bahan acuan. Dalam konteks itu, pengangguran dan rendahnya penghasilan menjadi

pertimbangan untuk penentuan kriteris tersebut. Kriteria statistik BPS tersebut adalah

1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610.

2. Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. – Rp

350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya mencapai

27,12 juta jiwa.

Page 4: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

3. Hampir Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp

280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlahnya

mencapai 30,02 juta.

4. Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau sekitar

Rp 7.780.- kebawah per orang per hari. Jumlahnya mencapai 31 juta.

5. Sangat Miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari. Tidak

diketahui dengan pasti berapa jumlas pastinya. Namun, diperkirakan mencapai sekitar 15

juta.

Berdasarkan kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut menunjukan jumlah

keluarga miskin di Indonesia cukup besar. Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung

dengan kriteria pengeluaran per orang hari Rp 11.687.- kebawah , mencapai sekitar 103,14

juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya sumber

daya alam seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu masyarakat mengatasi

kekurangannya.

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika prioritas pembangunan di arahkan ke desa.

Selain memang kuantitas angka kemiskinan dan keluarga pra sejahtera masih sangat tinggi,

juga karena di desa juga kaya dengan sumber daya alam yang belum tergarap dengan

maksimal. Dengan begitu, pengangguran yang memicu angka kemiskinan dapat ditekan.

Sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, serta mengentaskan dari

keluarga pra sejahtera menjadi keluarga sejahtera.

Telah banyak program dari pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan. Meskipun

bantuan itu tidak mendidik, karena berupa cash money, namun sangat membantu supaya

dapur tetap bisa mengepul. Program tersebut bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Dalam penetapan keluarga miskin yang berhak menerima bantuan ini, pemerintah

menggunakan acuan dari BPS tentang 14 (empat belas) Kriteria Kemiskinan, yaitu :

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok

tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

Page 5: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh

tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan

di bawah Rp 600.000 per bulan.

13. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.

14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda

motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Melalui kriteria kemiskinan tersebut, masih banyak keluarga di Indonesia yang masuk

kategori di bawah garis kemiskinan, keluarga pra sejahtera, keluarga miskin dan sebutan

lainnya. Pemerintah yang diberi tugas oleh kontitusi harus lebih perhatian pada keluarga ini.

Bagaimana mengentaskan kemiskinan, menghilangkan gizi buruk, menyediakan rumah layak

huni dan tentu dengan mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemicu kemiskinan.

Pemerintah yang berwenang dapat membuat program dan penyaluran bantuan setepat

mungkin sesuai dengan kriteria kelurga miskin diatas. Dengan begitu untuk mewujudkan

Indonesia yang makmur akan tercapai. Yang pada gilirannya dapat menekan angka

kemiskinan sekecil mungkin.

Kriteria Kemiskinan menurut Bappenas

Indikator kemiskinan menurut Bappenas (2006) adalah terbatasnya kecukupan dan

mutu pangan, terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan, terbatasnya akses

dan rendahnya mutu layanan pendidikan, terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha,

terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi, terbatasnya akses terhadap air bersih,

lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah, memburuknya kondisi lingkungan

hidup dan sumberdaya alam, lemahnya jaminan rasa aman, lemahnya partisipasi, dan

besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.

Keterbatasan akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan disebabkan oleh kesulitan

mendapatkan layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya

pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi,

jarak fasilitas layanan kesehatan yang jauh, biaya perawatan dan pengobatan yang mahal. Di

sisi lain, utilisasi rumah sakit masih didominasi oleh golongan mampu, sedangkan

masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di Puskesmas. Demikian juga

persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan, pada penduduk miskin hanya sebesar 39,1

persen dibanding 82,3 persen pada penduduk kaya. Asuransi kesehatan sebagai suatu bentuk

Page 6: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

sistem jaminan sosial hanya menjangkau 18,74 persen (BPS, 2001) penduduk, dan hanya

sebagian kecil di antaranya penduduk miskin.

Keterbatasan akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan ditunjukkan oleh

kesenjangan biaya pendidikan, fasilitas pendidikan yang terbatas, biaya pendidikan yang

mahal, kesempatan memperoleh pendidikan yang terbatas, tingginya beban biaya pendidikan

baik biaya langsung maupun tidak langsung. Keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha

juga ditunjukkan lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, dan perbedaan upah serta

lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan seperti

buruh migran perempuan dan pembantu rumahtangga. Keterbatasan akses layanan

perumahan dan sanitasi ditunjukkan dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat miskin yang

tinggal di kawasan nelayan, pinggiran hutan, dan pertanian lahan kering dalam memperoleh

perumahan dan lingkungan permukiman yang sehat dan layak. Dalam satu rumah seringkali

dijumpai lebih dari satu keluarga dengan fasilitas sanitasi yang kurang memadai.

Keterbatasan akses terhadap air bersih terutama disebabkan oleh terbatasnya

penguasaan sumber air dan menurunnya mutu sumber air. Dalam hal lemahnya kepastian

kepemilikan dan penguasaan tanah, masyarakat miskin menghadapi masalah ketimpangan

struktur penguasaan dan pemilikan tanah, serta ketidakpastian dalam penguasaan dan

pemilikan lahan pertanian. Kehidupan rumah tangga petani sangat dipengaruhi oleh aksesnya

terhadap tanah dan kemampuan mobilisasi anggota keluarganya untuk bekerja di atas tanah

pertanian. Dilihat dari lemahnya jaminan rasa aman, data yang dihimpun UNSFIR

menggambarkan bahwa dalam waktu 3 tahun (1997-2000) telah terjadi 3.600 konflik dengan

korban 10.700 orang, dan lebih dari 1 juta jiwa menjadi pengungsi. Meskipun jumlah

pengungsi cenderung menurun, tetapi pada tahun 2001 diperkirakan masih ada lebih dari

850.000 pengungsi di berbagai daerah konflik.

Lemahnya partisipasi masyarakat ditunjukkan dengan berbagai kasus penggusuran

perkotaan, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, dan pengusiran petani dari wilayah

garapan. Rendahnya partisipasi masyarakat miskin dalam perumusan kebijakan juga

disebabkan oleh kurangnya informasi baik mengenai kebijakan yang akan dirumuskan

maupun mekanisme perumusan yang memungkinkan keterlibatan mereka. Dilihat dari

besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga dan

adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi, menurut data BPS, rumahtangga

miskin mempunyai rata-rata anggota keluarga lebih besar daripada rumahtangga tidak

miskin. Rumahtangga miskin di perkotaan rata-rata mempunyai anggota 5,1 orang,

sedangkan rata-rata anggota rumahtangga miskin di pedesaan adalah 4,8 orang.

Page 7: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

Berdasarkan berbagai definisi tersebut di atas, maka indikator utama kemiskinan

adalah (1) terbatasnya kecukupan dan mutu pangan; (2) terbatasnya akses dan rendahnya

mutu layanan kesehatan; (3) terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan; (4)

terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha; (5) lemahnya perlindungan terhadap aset usaha

dan perbedaan upah; (6) terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi; (7) terbatasnya

akses terhadap air bersih; (8) lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah; (9)

memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta terbatasnya akses

masyarakat terhadap sumber daya alam; (10) lemahnya jaminan rasa aman; (11) lemahnya

partisipasi; (12) besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan

keluarga; (13) tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan

inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi, dan rendahnya jaminan sosial

terhadap masyarakat.

3. Faktor Kesejahteraan dan Penyebab Kemiskinan

Faktor Kesejahteraan

Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan

1.      Faktor intern keluarga

a.       Jumlah anggota keluarga

Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup

dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan saran pendidikan)

tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan

lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika

jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil.

b.      Tempat tinggal

Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat

tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan

suasana yang tenang dan mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal

yang tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-kadang

sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena

tidak memperoleh rasa nyaman dan tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan

tempat tinggal.

c.       Keadaan sosial ekonomi kelurga.

Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial

dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis,

Page 8: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih

sayang antara anggota keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari

ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat,

menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai.

d.      Keadaan ekonomi keluarga.

Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan

taraf hidup anggota kelurga makin terang pula cahaya kehidupan keluarga. (BKKBN, 1994 :

18-21). Jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka

akan meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber keuangan/ pendapatan

dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar berdagang, dsb.

2.      Faktor ekstern

Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya kegoncangan dan

ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena hal ini dapat menggagu

ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.

Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga

yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:

Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.

Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.

Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi.

(BKKBN, 1994 : 18-21)

Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari

perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah

penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.

Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.

Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding

dengan pemasukan keuangan keluarga.

Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan

sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga

yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.

Page 9: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk

perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau

honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.

Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari

struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari

kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki

jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang

tidaksejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis

kemiskinan.

4. Pendekatan Peningkatan Kesejahteraan dan Pengentasan Kemiskinan

Peningkatan Kesejahteraan

Terkait dengan aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat, ada dua model pendekatan.

Pertama dilihat dari sisi peningkatan kesejahteraan lahir, kebudayaan bisa dikembangkan

dalam rangka mendukung timbulnya pariwisata yang ujung-ujungnya masyarakat akan

memperoleh dampak ekonomi secara langsung. Selain itu pula dengan munculnya industri

kreatif yang berbasis budaya lokal juga mendorong Usaha Kecil Masyarakat untuk tumbuh

dan berkembang di wilayah pedesaan. Kedua dilihat dari segi peningkatan kesejahteraan

batin,  pembangunan kebudayaan mampu menumbuhkan nilai-nilai kesetiakawan sosial,

nasionalisme, cinta terhadap budaya sendiri,  toleransi, ramah, sopan santun, dan toleransi

tinggi. Dalam hal ini pembangunan kebudayaan merupakan bagian yang tidak bisa

dipisahkan dari pembangunan pendidikan. Gambaran untuk membentuk manusia Indonesia

yang kreatif, berkarakter, dan produktif merupakan keterpaduan antara pembangunan di

bidang pendidikan dan kebudayaan.  

Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan kemiskinan adalah masalah pokok dalam pembangunan di Indonesia dan

kualitas pertumbuhan ekonomi menjadi kunci pemecahannya. Permasalahan utama dalam

upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini  terkait dengan adanya fakta bahwa

Page 10: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata diseluruh wilayah Indonesia, ini

dibuktikan dengan tingginya disparitas pendapatan antar daerah.

Program Pengentasan Kemiskinan oleh Pemerintah

1. PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) – Mandiri

PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai

dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkankapasitas

masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalammemecahkan berbagai

persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,kemandirian, dan kesejahteraannya.

Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat

pemerintah daerah serta berbagai pihakuntuk memberikan kesempatan dan menjamin

keberlanjutan berbagai hasil yangdicapai. Tujuan umumnya adalah untuk meningkatnya

kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.

2. KUR

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit atau pembiayaan kepada Usaha Mikro

Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi

yang didukung  fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang

dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank.

Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya

sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka

meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI,

BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

3. KB (Keluarga Berencana)

KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur

kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksinya

untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Undang Undang No. 52/2009 tetang

Page 11: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga).Oleh karena itu, keluarga miskin

apabila tidak terlindungi kontrasepsi, maka akan menambah banyak persoalan hidup yang

mereka hadapi. Belum lagi mata rantai kemiskinan (poverty trap) yang sulit untuk diputus

seperti keluarga miskin kawin dengan yang miskin lagi maka lahir keluarga miskin baru dan

seterusnya.

4. Program Lainnya

-        Program PKPS BBM

-        Bantuan Operasinal Sekolah (BOS)

-        Askeskin (Asuransi Kesehatam Miskin)

-        Bantuan Infrastruktur Pedesaan

-        Bantuan Langsung Tunai (BLT)

-        Raskin (Beras Miskin)

-        Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu Taskin)

-        Jaringan Pengaman Sosial (JPS)

Langkah-langkah Pengentasan Kemiskinan

1. Pada tahun 2015, mengurangi separuh proporsi penduduk dunia yang berpenghasilan

kurang dari 1 dollar AS per hari dan proporsi penduduk yang menderita kelaparan,

dan pada tahun yang sama, mengurangi separuh proporsi jumlah penduduk yang tidak

memiliki akses pada air minum yang sehat;

2. Membentuk dana solidaritas dunia untuk penghapusan kemiskinan dan memajukan

pembangunan sosial dan manusia di Indonesia;

3. Mengembangkan program nasional bagi pembangunan berkelanjutan dan

pengembangan masyarakat daerah lokal dalam lingkup strategi nasional pengurangan

kemiskinan, meningkatkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat miskin serta

organisasi kelompok masyarakat tsb;

4. Mengembangkan kebijakan, cara-cara dan sarana untuk meningkatkan akses

masyarakat adat/penduduk asli dan komunitas mereka terhadap kegiatan-kegiatan

ekonomi;

Page 12: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

5. Menyediakan pelayanan kesehatan dasar untuk semua kelompok masyarakat dan

mengurangi ancaman terhadap kesehatan yang berasal dari lingkungan;

6.  Menjamin bahwa anak-anak dapat menyelesaikan pendidikan dasar serta

memperoleh akses dan kesempatan yang sama pada semua tingkatan pendidikan;

7. Menyediakan akses pada sumber daya pertanian bagi masyarakat miskin;

8. Membangun prasarana dasar pedesaan, perbaikan transportasi, serta akses pada pasar,

kemudahan informasi pasar dan kredit bagi masyarakat miskin pedesaan, untuk

mendukung pembangunan pedesaan dan pertanian secara berkelanjutan;

9. Melaksanakan alih pengetahuan dan tehnik dasar pertanian berkelanjutan, termasuk

pengelolaan sumber daya alam secara lestari, untuk petani dan nelayan skala kecil dan

menengah, serta masyarakat miskin di pedesaan, termasuk melalui pendekatan

partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan terkait;

10. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan pangan, dengan memajukan pola

kemitraan produksi pangan berbasis masyararakat.

11. Memerangi kekeringan dan peng-“gurun”-nan lahan, serta mengurangi dampak

bencana kekeringan dan bencana banjir, melalui langkah-Iangkah seperti penggunaan

informasi dan prakiraan iklim dan cuaca, sistem peringatan dini, pengelolaan sumber

daya tanah dan alam secara lestari;

12. Meningkatkan akses pada sanitasi untuk memperbaiki kesehatan manusia dan

mengurangi angka kematian bayi dan “baIita”.

5. Indikator Kesejahteraan Versus Akar Kemiskinan

Kesejahteraan meliputi seluruh bidang kehidupan manusia. Mulai dari ekonomi, sosial,

budaya, iptek, hankamnas, dan lain sebagainya. Bidang-bidang kehidupan tersebut meliputi

jumlah dan jangkauan pelayanannya. Pemerintah memiliki kewajiban utama dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Untuk mendapatkan kesejahteraan itu memang tidak gampang. Tetapi bukan berarti mustahil

didapatkan. Tak perlu juga melakukan yang haram, sebab yang halal masih banyak yang bisa

Page 13: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

dikerjakan untuk mencapai kesejahteraan. Kita hanya perlu memperhatikan indikator

kesejahteraan itu. Adapun indikator tersebut diantaranya adalah. Pertama. Jumlah dan

pemerataan pendapatan. Hal ini berhubungan dengan masalah ekonomi. Pendapatan

berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan factor ekonomi lainnya. Penyediaan

lapangan kerja mutlak dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat memiliki pendapat tetap

untuk memenuhi kebutuhan hidupnyan. Tanpa itu semua, mustahil manusia dapat mencapai

kesejahteraan. Tanda-tanda masih belum sejahteranya suatu kehidupan masyarakat adalah

jumlah dan sebaran pendapatan yang mereka terima. Kesempatan kerja dan kesempatan

berusaha diperlukan agar masyarakat mampu memutar roda perekonomian yang pada

akhirnya mampu meningkatkan jumlah pendapatan yang mereka terima. Dengan pendapatan

yang mereka ini, masyarakat dapat melakukan transaksi ekonomi.

Kedua, pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau. Pengertian mudah disini dalam arti

jarak dan nilai yang harus dibayarkan oleh masyarakat. Pendidikan yang mudah dan murah

merupakan impian semua orang. Dengan pendidikan yang murah dan mudah itu, semua

orang dapat dengan mudah mengakses pendidikan setinggi-tingginya. Dengan pendidikan

yang tinggi itu, kualitas sumberdaya manusianya semakin meningkat. Dengan demikian

kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak semakin terbuka. Berkat kualitas

sumberdaya manusia yang tinggi ini, lapangan kerja yang dibuka tidak lagi berbasis kekuatan

otot, tetapi lebih banyak menggunakan kekuatan otak. Sekolah dibangun dengan jumlah yang

banyak dan merata, disertai dengan peningkatan kualitas, serta biaya yang murah.

Kesempatan untuk memperoleh pendidikan tidak hanya terbuka bagi mereka yang memiliki

kekuatan ekonomi, atau mereka yang tergolong cerdas saja. Tapi, semua orang diharuskan

untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Sementara itu, sekolah juga mampu

memberikan layanan pendidikan yang sesuia dengan kebutuhan peserta didiknya. Pendidikan

disini, baik yang bersifat formal maupun non formal. Kedua jalur pendidikan ini memiliki

kesempatan dan perlakuan yang sama dari pemerintah dalam memberikan layanan

pendidikan kepada masyarakat. Angka melek huruf menjadi semakin tinggi, karena

masyarakatnya mampu menjangkau pendidikan dengan biaya murah. Kesejahteraan manusia

dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk mengakses pendidikan, serta mampu

menggunakan pendidikan itu untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya.

Ketiga, kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata. Kesehatan merupakan faktor

untuk mendapatkan pendapatan dan pendidikan. Karena itu, faktor kesehatan ini harus

Page 14: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

ditempatkan sebagai hal yang utama dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat yang sakit akan

sulit memperjuangkan kesejahteraan dirinya. Jumlah dan jenis pelayanan kesehatan harus

sangat banyak. Masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan tidak dibatasi oleh jarak

dan waktu. Setiap saat mereka dapat mengakses layanan kesehatan yang murah dan

berkualitas. Lagi-lagi, ini merupakan kewajiban pemerintah yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Apabila masih banyak keluhan masyarakat tentang layanan kesehatan, maka itu pertanda

bahwa suatu Negara masih belum mampu mencapai taraf kesejahteraan yang diinginkan oleh

rakyatnya.

Kemiskinan menjadi persoalan hampir di semua negara yang sedang berkembang.

Upaya untuk penanggulangan kemiskinan dalam berbagai pendekatan telah dilakukan baik

dari sisi kelembagaan, wilayah, maupun strategi khusus sejak Orde baru sampai sekarang.

Ada beberapa program pengentasan kemiskinan seperti Impres Desa Tertinggal, Program

Pengembangan Kecamatan, Jaring pengaman sosial telah diimplementasikan oleh

pemerintah, terutama Desa sebagai wilayah garapannya. Sebagai alasan bahwa fenomena

kemiskinan mudah ditemukan di wilayah pedesaan (Ashley dan Maxwell, 2001: 395).

Namum kenyataannya program program pengentasan kemiskinan tersebut belum mampu

mengentas kemiskinan sebagaimana yang diharapkan.

            Beberapa kegagalan dalam usaha mengentaskan kemiskinan bersumber dari dua

faktor; Pertama pemahaman para pengambil kebijakan mengenai difinisi masalah kemiskinan

sebagai semata mata ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan material

dasarnya (Mawardi dan Sumartono, 2003:1). Kedua paradigma dan pemahaman yang kurang

tepat tentang penyebab kemiskinan. Kemiskinan tidak lagi dipahami sebagai masalah yang

dipengaruhi oleh satu faktor tunggal, melainkan multidimensional. Konsekwensinya, pilihan

kebijakan pengentasan kemiskinan harus diformulasikan secara komprehensif dan

memperhatikan berbagai kaitan antar kebijakan lain yang berorientasi pada pengentasan

kemiskinan (Mawardi dan Sumartono, 2003:1).

Akar Kemiskinan Pada Komunitas Pertanian dan Komunitas Nelayan

            Beberapa masalah mendasar adalah Adanya akar kemiskinan pada komunitas Agraris.

Sampai saat ini sektor pertanian masih memegang peranan yang cukup penting dalam

struktur perekonomian desa. Dalam identifikasi masalah berdasarkan akar masalah

kemiskinan pada komunitas agraris adalah; Adanya Keterbatasan kualitas sumber daya

Page 15: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

manusia, perhatian masyarakat terhadap pendidikan sangat buruk,  persoalan sebagian besar

petani yang mempunyai keterbatasan ekonomi terpaksa meminta anaknya untuk berhenti

sekolah untuk ikut membantu orang tuanya.

            Adanya kesulitan melakukan diversifikasi usaha pertanian, kesulitan petani dalam

melakukan diversifikasi pertanian sangat tinggi karena kondisi geografis dan ketrampilan

yang dimiliki sangat minim. Adanya ketergantungan yang tinggi terhadap pekerjaan petani,

ketergantungan masyarakat pada pekerjaan petani sangat tinggi, karena tidak adanya

alternatif pekerjaan selain bertani. Masyarakat yang bekerja sebagai petani tidak dapat beralih

pada pekerjaan lain karena masalah rendahnya pendidikan dan modal yang mereka miliki.

            Adanya kebijakan pembangunan yang tidak memberdayakan petani, kebijakan

pembangunan yang kurang memberdayakan petani khususnya pada subsidi pupuk dan obat

yang kurang tepat sasaran. Hal ini dikarenakan petani merasa kesulitan dalam mendapatkan

pupuk dan obat yang telah disediakan. Adanya sistem pemasaran hasil pertanian yang

menguntungkan satu pihak. Sistem pemasaran yang dilakukan adalah pemasaran hasil panen

melalui pedagang perantara atau yang sering mereka sebut sebagai tengkulak. Adanya

keterbatasan peluang kerja di sektor non-pertanian, keterbatasan peluang kerja di luar

pertanian sangat tinggi. Hal ini diakibatkan keterbatasan pendidikan, ketrampilan dan modal

yang mereka miliki. Karena ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat hanya bertani, profesi

alternatif pada waktu kemarau yang tersedia hanyalah menjadi kuli bangunan di kota besar.

            Akar Kemiskinan pada komunitas Nelayan umumnya menghadapi persoalan yang

hampir sama yaitu nelayan yang bisa bertahan atau meningkat kesejahteraan hidupnya adalah

nelayan yang bermodal besar. Jumlah Nelayan yang memiliki kemampuan jelajah

penangkapan hingga ke lepas pantai (off-shore) relatif kecil.

            Berikut beberapa akar kemiskinan pada komunitas Nelayan; pertama, Keterbatasan

kualitas sumber daya manusia, keterbatasan pendidikan berdampak pada pemahaman teknik

penangkapan dan pemanfaatan hasil tangkapan. Nelayan tidak pernah memikirkan dampak di

masa yang akan datang bahwa ikan yang di bom atau  di potasium secara alamiah akan

merusak ekosistem laut yang berakibat pada hilangnya bibit bibit ikan.

            Keterbatasan modal dan teknologi penangkapan, nelayan dalam memproduksi ikan

memerlukan input produksi atau faktor produksi. Kebanyakan nelayan indonesia menjadikan

modal sebagai persoalan yang sangat serius. Ketiga tidak adanya deversifikasi usaha

penangkapan, kurang adanya hubungan kerja dalam organisasi penangkapan, ketergantungan

terhadap okupasi melaut, penggunaan peralatan tangkap yang tidak ramah lingkungan,

Page 16: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

adanya kerusakan ekosistem, kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan yang memihak

pada nelayan, sistem pemasaran, penegakan hukum terhadap perusakan lingkungan,

keterbatasan peluang kerja diluar bidang nelayan karena keterbatasan sumber daya

manusianya. inilah berbagai aspek akar permasalahan kenapa kemiskinan menjadi sulit untuk

dipecahkan dalam dunia perikanan.

Page 17: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

Kesimpulan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan

kesehatan.

Kesejahteraan dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan seseorang dalammemenuhi

kebutuhan primernya berupa sandang, pangan, papan,pendidikan, dan kesehatan.

Kesejahteraan dapat diraih jika seseorang dapat mengakses pekerjaan, pendapatan,

pangan, pendidikan, tempat tinggal, kesehatan, dan lainnya.

Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimumpendapatan yang

dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu

negara.

Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan:

1.      Faktor intern keluarga

2.      Faktor ekstern

Penyebab kemiskinan diantaranya adalah penyebab individual, penyebab keluarga,

penyebab sub-budaya (subcultural), penyebab agensi, dan penyebab struktural.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat, ada dua model pendekatan yaitu peningkatan

kesejahteraan lahir dan peningkatan kesejahteraan batin.

Pengentasan kemiskinan adalah masalah pokok dalam pembangunan di Indonesia dan

kualitas pertumbuhan ekonomi menjadi kunci pemecahannya.

Page 18: Kesejahteraan Dan Kemiskinan

Daftar Pustaka

Anonymous. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan. Diakses tanggal 4 April 2014

Anonymous. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan. Diakses tanggal 4 April 2014

Anonymous. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_kemiskinan. Diakses tanggal 4 April 2014

Anonymous. 2013. http://ppkshoraskencana.web.id/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kesejahteraan/. Diakses tanggal 4 april 2014

Icai. 2010. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/03/17/indikator-kesejahteraan-95400.html. Diakses tanggal 4 April 2014

Anonymous. 2010. http://sosialbudaya.tvonenews.tv/berita/view/38202/2010/05/04/inilah_14_kriteria_orang_miskin_versi_bps.tvOne. Diakses tanggal 3 April 2014

Anonymous. 2010. http://finance.detik.com/read/2010/04/28/204948/1347399/4/. Diakses tanggal 3 April 2014

Budiantoro, Totok. 2010. http://kerjaituindah.blogspot.com/2010/12/menggali-akar-kemiskinan.html. Diakses tanggal 5 April 2014