PERAN ORANGTUA DALAM MEMBIMBING IBADAH SHALAT PADA ANAK …
Transcript of PERAN ORANGTUA DALAM MEMBIMBING IBADAH SHALAT PADA ANAK …
PERAN ORANGTUA DALAM MEMBIMBING IBADAH SHALAT PADA
ANAK USIA DINI DI RT 01/RW 17 DESA BATU MERAH KECAMATAN
SIRIMAU
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persayratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Pada Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin
Dan Dakwah
Oleh:
Sanawati Tatroman
NIM 150205048
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS
USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2020
ii
iii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Wahai anak adam, kalian tidak lain hanyalah kumpulan hari, setiap satu hari
berlalu maka sebagian dari kalianpun ikut pergi”
-Hasan Al-Basri-
“Belajarlah dalam memahami hidup maka sebagian kecil dari waktu yang kita
luangkan akan berharga jika bukan untuk diri kita maka akan berharga bagi
orang lain jika kita benar-benar memahami arti dari menjalani kehidupan,
maka hiduplah menjadi yang bermanfaat jika bukan untuk diri kita maka akan
bermanfaat bagi orang lain”
-SR-
PERSEMBAHAN
Tulisan karya ilmiah ini selain sebagai tugas akhir studi saya untuk mencapai
gelar sarjana (SI), tulisan ini juga saya dedikasi dan mempersembahkannya
kepada orang-orang yang saya cintai :
1. Kedua orangtua saya Halima Tatroman dan Almarhum Noho Tatroman
2. Suami tercinta Mohammad S
3. Saudara ku Sari Tatroman, Hamdan Tatroman, Malam Tatroman, Naila,
Masarid, Rehana dan Santanu
4. Guru ku Sarni Makatita, Husna Makatita, Rakip Makatita, Bapa Onco
Makatita dan untuk Almarhuma mama Onco Makatita
v
ABSTRAK
Nama :Sanawati Tatroman
NIM :50205048
Jurusan :Bimbingan Konseling Islam
Judul :Peran Orangtua dalam Membimbing Ibadah Shalat pada Anak
Usia Dini Di Rt 01/Rw 17 Desa Batu Merah Kecaamatan Sirimau
Dalam melakukan bimbingan ibadah shalat pada anak usia dini merupakan
tanggungjawab bagi orangtua karena anak merupakan amah dari Allah SWT
kepada orangtua untuk dijaga dan dirawat. Selain itu orangtua juga merupakan
guru utama dan pertama bagi anak-anaknya. Adapun tujuan dalam penelitian ini
yaitu: 1) Untuk mengetahui peran orangtua dalam membimbing Ibadah Shalat
pada anak usia dini di Kahena RT 01/RW 17 Desa Batu Merah
Kecamatan Sirimau 2) Untuk mengetahui faktor apakah yang menjadi pendukung
dan penghambat orangtua dalam membimbing Ibadah Shalat pada anak usia dini
di Kahena RT 01/RW 17 Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau.
Metodologi dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif
utuwau wpunnatwaauu tudu tuaut wpupaadauu aua auada tpunnauupuu vnpp nupad
auaunu u tuu tvpatpudupa. tuwau uuuaapa tudu tuaut wpupaadauu aua auada
ptappatududpueauutudutuuwpup apuupppatwaauu
oupaatuautwpupaadauuauatpuaeapuunulauvrangtua turut berperan dan
merasa penting dan sangat bertanggungjawab terhadap ibadah shalat anaknya,
berbagai upaya yang dilakukan oleh orangtua dalam memberikan bimbingan
keagamaan terhadap anaknya seperti mengajak anaknya shalat berjamaah di
masjid dan memasukan anaknya di TPQ. Orangtua juga turut serta memberikan
pemahaman tentang nilai-nilai ibadah pada anaknya. Adapun faktor pendukung
dalam melakukan bimbingan ibadah shalat pada anak orangtua merasa sangat
terbantu atas beberapa faktor, seperti lingkungan, pergaulan anak dengan teman-
temannya, dari pihak sekolah, dari pihak TPQ, dan sifat anak yang selalu
mencontohi perlakuan orangtuanya. sedangkan faktor yang menjadi penghambat
bagi orangtua dalam melakukan bimbingan yaitu, seperti saat anak lagi nonton
TV, anak sedang tidur, sedang bermain, malas, dan kesibukan orangtua dalam
kegiatannya.
Kata kunci: Peran, Orangtua, Anak Usia Dini, Faktor penghambat, dan
Pendukung.
vi
TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-latin yang digunakan secara umum berpedoman kepada
transliterasi ali „awdah dengan keterangan sebagai berikut:
1. Konsonan
NO Arab Latin Ket No Arab Latin Ket
ا 1Tidak di
lambangkan ṭ ط 16
t dengan
titik di
bawahnya
ẓ ظ B 17 ب 2 z dengan
titik di
bawahnya
، ع T 18 ت 3
ṡ ث 4 s dengan
titik di
atasnya G غ 19
F ف J 20 ج 5
ḣ ح 6 h dengan
titik di
atasnya Q ق 21
K ك Kh 22 خ 7
L ل D 23 د 8
Ż ذ 9
z dengan
titik di
atasnya M م 24
N ن R 25 ر 10
W و Z 26 ز 11
H ه S 27 س 12
ء Sy 28 ش 13
ṣ ص 14 s dengan
titik di
bawahnya Y ي 29
ḍ ض 15 d dengan
titik di
bawahnya
vii
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal dan vokal rangkap.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
taransileterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin
Fathah A
Kasrah I
Dammah U
b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:
Tanda dan Huruf Nama Gambar Huruf
ي Fathah dan ya Ai
و Fathah wau Au
Contoh:
كيف : kaifa :هول haula
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda
ا/ي Fatahah dan alif atau ya Ā
Kasrah Ī
، و Dammah dan waw Ū
Contoh:
: قال qāla رمى : ramā
: قيل qīla يقول : yaqūlu
viii
4. Ta Marbutah (ة)
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
a. Ta Marbutah (ة) hidup
Ta marbutah hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah dan dammah,
transliterasinya adalah t.
b. Ta Marbutah (ة) Mati
Ta marbutah (ة) yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya
adalah h.
c. Kalau pada suatu kata yang lain akhir katanya ta marbutah (ة) diikuti
oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata
itu terpisah maka ta marbutah (ة) itu ditransliterasikan dengan h.
Contoh:
روضة الاطفال : udah al-atfāl/ raudatul atfāl
al- Madīnah al-Munawwarah/ al-Madīnatul : المدنة المنور
Munawwarah
talhah : صلحة
Catatan:
Modifikasi
a. Nama orang berkebangsaan Indonesia ditulis seperti biasa tanpa
transliterasi, seperti M. Syuhudi Ismail. Sedangkan nama-nama
lainnya ditulis sesuai kaidah penerjemahan. Contoh: Hamad Ibn
Sulaiman.
b. Nama Negara dan kota ditulis menurut ejaan bahasa Indonesia, seperti
Mesir, bukan Misr, Beirut, bukan Bayrut, dan sebagainya.
c. Kata-kata yang sudah dipakai (serapan) dalam kamus bahasa
Indonesia tidak ditransliterasikan. Contoh: Tasauf, bukan Tasawuf.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Mendengar Lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nyalah sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta do‟a
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para
sahabat, kepada para ulama dan orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam
menjalankan syari‟at Islam.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari do‟a serta pengorbanan besar
orang tua, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada Ayahanda tercinta .Noho Tatroman dan Ibunda yang kusayangi
Halima Tatroman yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta
perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan
Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi
baik yang telah diberikan kepada penulis. Selain itu penulis menyadari bahwa
dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat
bantuan, bimbingan, kerja sama dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala
yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Ambon. Dr. Hi. Hasbollah
Toisuta, M.Ag beserta keseluruhan sivitas akademik.
x
2. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Dr. Ye Husein Assagaf, M.Pd.
Serta Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr.
S. R. dewi Lampong, MA Wakil Dekan II Bidang Administrasi,
Perencanaan dan Keuangan Hi. Baco Saruf, S.Ag, M.Fil.I dan Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Arman Man Arfa,
M.Pd.I
3. Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Islam M. Taib Kelian, M.Fil.I dan
Sekretaris Jurusan, Ainun Diana Lating, M.Si.
4. Pembimbing I Ainun Diana Lating, M.Si dan Pembimbing II Jumail,
M.Pd yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk
memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Penguji I M. Taib Kelian, M.Fil.I dan Penguji II Dr. Achmad Latukau,
BA, MA yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dosen Penasehat Akademik M. Taib Kelian, M.Fil.I yang turut andil
dalam memberikan arahan ini serta membantu dan memotivasi penulis
selama berada di ruang lingkup IAIN Ambon.
7. Seluruh Dosen Jurusan Bimbingan Konseling Islam dan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama menuntut ilmu di IAIN Ambon.
xi
8. Seluruh Staf Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Staf Pegawai, Staf
Akademik, Staf Perpustakaan, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik serta koreksi dari berbagai pihak
demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan baik.
Semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin Yaa Rabbal‟ Alamin.
Ambon, Mei, 2020
Sanawati Tatroman
NIM. 150205048
xii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iii
PERYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
TRANSLITERASI ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Konteks Penelitian ................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 8
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
E. Kegunaan Penelitian............................................................................... 9
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 13
A. Konsep Orangtua .................................................................................... 13
1. Pengertian Orangtua ......................................................................... 13
2. Peran dan Tanggung Jawab Orangtua .............................................. 14
3. Motivasi Orangtua ............................................................................ 22
B. Konsep Anak Usia Dini ......................................................................... 24
1. Pengertian Anak Usia Dini............................................................... 24
2. Perkembangan Anak Usia Dini ........................................................ 26
C. Bimbingan Orangtua pada Anak Usia.................................................... 35
1. Pengertian Bimbingan ...................................................................... 35
2. Bimbingan Orangtua ........................................................................ 37
3. Bentuk-bentuk Bimbingan Orangtua ............................................... 40
4. Bimbingan Ibadah Shalat pada Anak Usia Dini .............................. 42
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Orang
Tua.................................................................................................... 45
xiii
D. Konsep Shalat......................................................................................... 47
1. Pengertian Shalat .............................................................................. 48
2. Dasar Hukum Shalat ........................................................................ 48
3. Rukun dan Syarat Shalat .................................................................. 50
4. Hikmah Shalat .................................................................................. 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 54
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 54
B. Kehadiran Penelitian .............................................................................. 54
C. Lokasi Penelitian .................................................................................... 55
D. Informan Penelitian ................................................................................ 55
E. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 56
F. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 56
G. Analisis Data .......................................................................................... 58
H. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 60
A. Paparan Data Hasil Penelitian ................................................................ 60
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 60
2. Paparan Data Hasil Penelitian .......................................................... 61
B. Analisis Data Hasil Penelitian ................................................................ 69
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 73
A. Kesimpulan ............................................................................................ 73
B. Saran ...................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I Identitas Informan .............................................................................. 62
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Gambar Pelaksanaan Penelitian........................................................
2. Lampiran Observasi ..........................................................................................
3. Lampiran Pedoman Wawancara .......................................................................
4. Lampiran permohonan Izin Penelitian ..............................................................
5. Penerbitan Surat Keterangan Penelitian ............................................................
6. Surat Keterangan Izin Penelitian .......................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Seorang anak merupakan karunia dari Allah SWT yang di titipkan untuk
dijaga, dirawat, dan dididik yang menjadi tanggung jawab bagi orangtuanya.
Sebagai orangtua tentunya memiliki peran yang sangat penting terhadap
perkembangan anaknya di kemudian hari. Sebab itu anak perlu dipersiapkan oleh
orangtua agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
berperan secara aktif dalam kehidupan Beragama, Berbangsa dan Bernegara.
Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuh
kembangkan kemandirian anak pada usia dini karena orangtua selain sebagai
pemimpin juga sebagai guru pertama, pembimbing, pengajar, fasilitator, dan
sebagai teladan bagi anak-anaknya.1 Dengan demikian dapat disadari betapa
pentingnya peranan orangtua dalam keluarga sebagai peletak dasar pola
pembentukan kepribadian anak.
Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang.
Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi orangtua sebagai pendidik untuk
menanamkan fondasi-fondasi kokoh dan nilai-nilai yang baik pada jiwa dan
akhlak anak. Kesempatan itu terbuka luas dan sarananya juga tersedia. Yaitu
fithrah yang masih bersih, masa kanak-kanak yang masih jernih dan lembut, hati
yang belum terkotori dan jiwa yang belum ternodai. Apabila kita bisa
1 Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 54
2
menggunakan kesempatan yang baik tersebut, maka harapan keberhasilan
pendidikan untuk fase-fase usia berikutnya lebih besar.
Salah seorang ulama berkata, “Anak adalah amanah bagi kedua
orangtuanya. Hatinya adalah emas yang belum di ukir, tidak ada lukisan dan
gambar. Dia bisa menerima semua lukisan, cenderung bagi setiap yang
mengajaknya. Apabila dibiasakan dengan kebaikan dan diajarkan maka ia akan
tumbuh di atasnya. Orangtua, guru, dan pendidiknya akan berbahagia di dunia dan
akhirat. Apabila dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan seperti binatang maka
ia akan sengsara dan binasa. Dosanya ditanggung juga oleh pendidik dan
orangtuanya.”2
Barangkali sulit mengabaikan peran keluarga dalam pendidikan, sebab
anak-anak sejak masa bayi hingga usia sekolah memiliki lingkungan tunggal,
yaitu keluarga. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Gilbert Highest
menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk
oleh pendidikan keluarga. Sejak bangun tidur hingga saat tidur kembali, anak-
anak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga.3 Dalam
sebuah keluarga orangtua memiliki peranan yang sangat besar dalam mendidik
anaknya. Orangtua merupakan figur yang dijadikan contoh bagi anak-anaknya.
Baik dan buruknya seorang anak kelak tergantung pada peranan orangtua dalam
mendidiknya. Begitu pun juga, berkualitas dan tidaknya anak dalam beribadah
tergantung dari peran orangtua dalam membina ibadah anaknya tersebut. Oleh
sebab itu, dalam mendidik anak orangtua jangan hanya menyuruh anak untuk
2 Jamal Abdurrahman. Cara Nabi Menyiapkan Generasi, edisi Indonesia, penerjemah
Nurul Muklisin, (Surabaya: La Raiba Bima Amanta “eLBA”, 2009), h. 20 3 Bambang Syamsul Arifin. Psikologi Agama,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), h. 53
3
berbuat begini begitu atau jangan begini dan begitu. Akan tetapi orangtua harus
bisa memberikan contoh terlebih dahulu agar terdapat suri tauladan yang baik
untuk anak-anaknya.
Pendidikan anak dan pengasuhannya bukanlah termasuk perkataan atau
perbuatan yang sia-sia. Bukan sekedar penyempurna, tetapi merupakan sesuatu
yang fundamental dan wajib bagi orangtua. Allah telah memerintahkan orangtua
untuk mendidik anak-anak mereka, mendorong mereka dan memikul tanggung
jawab untuk mereka. Sebagaimana perintah Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surat At
Tahrim ayat 6:
....
Terjemahnya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu (Q.S At Tahrim :
6)4
Ali bin Abi Thalib r.a ketika menafsirkan ayat tersebut berkata “Didik dan
ajarilah mereka”(lihat Tafsir Ibnu Katsir).5
Dengan demikian, pengajaran dan pendidikan artinya adalah Surga, dan
menyepelehkannya adalah Neraka. Maka tidak ada alasan menyepelekan
kewajiban ini, tetapi haruslah melakukan pendidikan dan pengajaran.6
Jelas bahwa orangtua adalah orang yang paling bertanggung jawab
terhadap masa depan anak-anaknya. Orangtua tetap berkewajiban untuk
4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung, CV Penerbit
Diponegoro 2006), h. 448 5 Jamal Abdurrahman. Cara Nabi Menyiapkan Generasi, edisi Indonesia, penerjemah
Nurul Muklisin, (Surabaya: La Raiba Bima Amanta “eLBA”, 2009), h. 21 6 Jamal Abdurrahman. Cara Nabi Menyiapkan Generasi,...h, 21
4
menyiapkan masa depan anaknya, terlebih lagi masa depan pendidikan agamanya.
Bahkan Rasulullah SAW meletakkan kaidah mendasar bahwa seorang anak itu
tumbuh dan berkembang mengikuti agama kedua orangtuanya. Kedua orangtua
nyalah yang memberikan pengaruh yang kuat terhadap anaknya, termasuk masa
depannya. Oleh karenanya, upaya-upaya untuk menyiapkan masa depan anak,
harus dipersiapkan sejak dini.
Adapun tentang shalat Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur‟an surah
Al-Ankabuut ayat 45:
… ...
Terjemahnya:
“… Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar…” (Q.S Al-Ankabuut: 45)7
Dalam tafsir Hidyatul Insan bi Tafsiril Qur’an seseorang hamba yang
mendirikannya (shalat) yang menyempurnakan syarat dan rukunnya disertai sikap
4eningg‟ (hadirnya hati) sambil memikirkan apa yang ia baca. Maka hatinya akan
bersinar dan menjadi bersih, imannya bertambah, kecintaannya kepada kebaikan
akan menjadi kuat, keinginannya kepada keburukan akan menjadi kecil atau
bahkan hilang, sehingga jika terus menerus dilakukan, maka akan membuat
pelakunya mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, hubungan dengan Allah
terjalin. Sehingga Allah memberikan kepadanya penjagaan, dan setan yang
mengajak kepada kemaksiatan merasa kesulitan untuk menguasai dirinya. Inilah
buah yang dihasilkan dari shalat.
7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung, CV Penerbit
Diponegoro 2006), h. 321
5
Rasulullah SAW telah menyuruh orangtua untuk mengajarkan anak sejak
usia tujuh tahun, dan memukulnya bila ia meninggalkan shalat dalam usia sepuluh
tahun. Rasulullah SAW bersabda “Ajarilah anak shalat sejak usia tujuh tahun dan
pukullah (bila 5eninggalkan shalat) setelah berusia sepuluh tahun.”8 Pelaksanaan
ibadah merupakan pekerjaan yang sangat menakjubkan bagi jiwa anak kecil.
Karena ketika anak kecil melaksanakan shalat, secara tidak disadari, mereka
melakukan hubungan batin dengan Allah SWT. Pelaksanaan ibadah shalat, akan
mendorong anak-anak untuk tidak melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan hati nuraninya, terlatih dalam menahan nafsu amarah dan dalam
menjalani kehidupan sehari-harinya selalu berada dalam bingkai ajaran agama.
Anak-anak akan selalu memperhatikan dan mengawasi perilaku orang-orang
dewasa. Mereka akan mencontoh orang-orang dewasa itu. Jika anak-anak
mendapati kedua orangtua mereka berlaku jujur, maka mereka akan tumbuh diatas
kejujuran. Kedua orangtua dituntut untuk memberikan keteladanan yang baik
kepada anak-anak. Karena anak-anak akan terus mengawasi setiap perlakuan
orangtuannya.
Dari sini dipahami, bahwa kesadaran orangtua akan pentingnya tugas
mendidik anak menjadi sebuah tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi apalagi
menyangkut shalat, karena shalat merupakan rukun Islam yang kedua dan perintah
pertama yang diturunkan langsung oleh Allah SWT kepada Rasulullah yang wajib
dilaksanakan oleh setiap umatnya, dan amalan yang pertama kali di hisab pada
hari kiamat adalah shalat.
8 Jamal Abdurrahman. Cara Nabi Menyiapkan Generasi, edisi Indonesia, penerjemah
Nurul Muklisin, (Surabaya: La Raiba Bima Amanta “eLBA”, 2009), h 135
6
Namun fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat bahwa perhatian
orangtua lebih banyak tertuju dalam meningkatkan kesehatan fisik dan pendidikan
formal anak semata dan kurang memperhatikan pendidikan beribadah anak dalam
menjalankan ibadah shalat yang merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam.
Sebagaimana kasus yang ditemukan oleh penulis bahwa masih banyak anak-anak
yang berusia balig belum mampu mengerjakan shalat padahal jelas dalam Al-
Qur‟an surah Tha‟ha ayat 132 Allah SWT berfirman:
Terjemahnya:
“dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu,
kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah
bagi orang yang bertakwa.” (Q.S Tha‟ha: 132)9
Karena itu orangtua dituntut mendidik anaknya sejak usia dini, supaya
anak terbiasa dan mampu melaksanakan ibadah shalat. Dikarenakan shalat itu
tiang agama, bagi orang yang meninggalkannya sama saja dengan merobohkan
tiang agama. Ada suatu riwayat dari Abdullah bin Amr r.a, dari Rosullah. Bahwa
pada suatu hari beliau bercerita mengenai shalat. Beliau bersabda, “Barang siapa
menjaga shalatnya, maka shalat akan menjadi cahaya, pembela dan penyelamat
baginya pada hari kiamat dan barangsiapa tidak menjaganya, maka tidak aka
nada cahaya, pembela, dan penyelamat baginya. Serta pada hari kiamat ia akan
dikumpulkan bersama fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. (Hr. Ibnu Hibban
9 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung, CV Penerbit
Diponegoro 2005), h. 256
7
dan Thabrani)10
. Semua orang tau siapa itu Fir‟aun. Betapa kafirnya dia sehingga
mengaku dirinya sebagai tuhan, sedangkan Hamman adalah perdana menterinya,
dan Ubay bin Khalaf adalah musuh besar Islam yang pernah berkata ingin
membunuh Rasullah. Dari hadis di atas telah jelas orang yang meninggalkan
shalat akan digolongkan dengan orang-orang kafir dan orang yang mendustakan
Allah.
Berdasarkan Observasi Awal yang dilakukan penulis di RT 01/RW 17
dusun Kahena di Desa Batu Merah, dengan jumlah masyarakat berdasarkan jenis
kelamin laki-laki 245 jiwa dan perempuan 229 jiwa. Maka total jumlah
masyarakat RT 01/RW 17 dusun kahena sebanyak 474 jiwa. Rata-rata orangtua di
RT 01/RW 17 dusun kahena, mendaftarkan anak-anak mereka yang berusia 4-10
tahun di TPQ atau belajar mengaji pada ustadz atau guru mengaji.11
Sedangkan
pada shalat sebagian orangtua mengajarkan hanya secara umum saja. Seperti
mengajak shalat kemasjid ketika waktu shalat. Sedangkan untuk pengejaran
selebihnya lebih diserahkan kepada para guru di sekolah dan guru mengaji atau
ustadz.12
Namun ada sebagian orangtua juga tidak terlalu mengajarkan shalat
kepada anak-anak mereka karena merasa belum cukup pengetahuan tentang ilmu
agama maka anak-anak mereka lebih diarahkan untuk belajar kepada para ustadz
atau ke TPQ.13
10
Muhammad Zakariyya. Himpunan Fadhilah A’mal, (Yogyakarta: Ash-Shaf, 2006), h. 32
11 Penelitian, Saina (Ibu Rumah Tangga). Warga RT 01, Kahena (pada 1 Desember 2019)
12 Penelitian, Marwan (kepala kelurga). Warga RT 01, Kahena (pada 1 Desember 2019)
13 Penelitian, Rais (kepala kelurga). Warga RT 01, Kahena (pada 1 Desember 2019)
8
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan batasan masalah yang berisi pokok masalah
yang masih bersifat umum sebagai parameter penelitian. Dalam penelitian ini,
fokus penelitian menekankan pada peranan orangtua dalam membimbing Ibadah
Shalat pada anak usia dini pada warga Kahena RT 01/RW 17 Desa Batu Merah
Kecamatan Sirimau.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Bagaimana peranan orangtua dalam membimbing Ibadah Shalat pada anak
usia dini di Kahena RT 01/RW 17 Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau ?
2. Faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat orangtua dalam
membimbing Ibadah Shalat pada anak usia dini di Kahena RT 01/RW 17
Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas. Adapun
tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peran orangtua dalam membimbing Ibadah Shalat pada
anak usia dini di Kahena RT 01/RW 17 Desa Batu Merah Kecamatan
Sirimau.
2. Untuk mengetahui faktor apakah yang menjadi pendukung dan
penghambat orangtua dalam membimbing Ibadah Shalat pada anak usia
dini di Kahena RT 01/RW 17 Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau.
9
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yaitu:
1. Bagi orangtua, dapat memberi bimbingan kepada orangtua agar lebih
berperan dalam meningkatkan bimbingan terhadap beribadah shalat anak
dengan memberikan contoh-contoh keteladanan dalam beribadah sehingga
menjadi panutan bagi anak-anak.
2. Bagi anak, dapat tergugah hati dan pikirannya tentang arti pentingnya
melaksanakan shalat bagi dirinya sendiri.
3. Bagi jurusan BKI, untuk dapat memberikan distribusi terhadap pustaka
jurusan BKI dan dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya yang
memiliki fokus penelitian pada orangtua dan pendidikan shalat pada anak
usia dini.
F. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini ada beberapa penelitian yang serupa dengan
penelitian yang penulis lakukan adapun untuk menjaga keaslian dari penelitian ini
sekiranya penulis juga akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya dan
juga bisa menjadi referensi bagi kelancaran penelitian penulis nantinya:
Qurrota A‟yun, dalam skripsinya tahun 2015 “Peran Orangtua dalam
Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus Pada Keluarga Muslim Pelaksana
Homeschooling)”. Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah Orangtua
mengkondisikan lingkungan keluarga sebaik mungkin untuk menunjang
pendidikan anak, hal ini dibuktikan dengan diputarkan ayat-ayat Al-Qur‟an setiap
malam, orangtua selalu meluangkan waktu untuk anak, dan komunikasi yang baik
10
dalam keluarga. Selanjutnya adanya komitmen dan peran aktif orangtua dalam
pelaksanaan homeschooling anak usia dini juga memiliki dampak positif untuk
kemampuan akademik maupun non akademik anak.14
Persamaan penelitian ini
dengan penelitian penulis yaitu sama meneliti tentang peran orangtua dalam
terhadap anak usia dini. Sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian ini
meneliti tentang peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini, sedangkan yang
peneliti lakukan adalah meneliti mengenai peran orangtua dalam membimbing
ibadah shalat anak usia dini.
Khrisna Murti Swasti Andini, dalam tesisnya tahun 2013 dengan judul
penelitian “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Partisipasi Orangtua
dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Keluarga (Kasus di Perumahan Griya
Permata Asri 3, Sonorejo, Kabupaten Sukoharjo)”. Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa keberadaan lembaga PAUD sebagai mitra
orangtua dalam proses pendidikan anak usia dini, latar belakang ekonomi, tingkat
pengetahuan dari orangtua memberi pengaruh terhadap munculnya persepsi
positif mengenai pendidikan anak usia dini. Pengetahuan orang tua menjadi
faktor yang memberi pengaruh terbesar pada tingkat persepsi yang dimiliki
orangtua tentang pendidikan anak usia dini. Persepsi orangtua memiliki hubungan
searah dengan tingkat partisipasinya dalam pendidikan bagi anak usia dini dalam
keluarga, sehingga untuk meningkatkan partisipasi orangtua dalam pendidikan
anak usia dini, perlu diperhatikan bagaimana meningkatkan persepsi positif
14
Qurrota A‟yun, Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus Pada
Keluarga Muslim Pelaksana Homeschooling), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2015 dalam http://eprints.ums.ac.id/35665/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. (diakses 29
Oktober 2019)
11
mereka tentang pendidikan anak usia dini.15
Persamaan penelitian yang dilakukan
Khrisna Murti Swasti Andini dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas
dini dan partisipasi orangtua terhadap anak usia dini. Sedangkan perbedaan
penelitian Khrisna Murti Swasti Andini dengan peneliti adalah, Khrisna Murti
Swasti Andini meleliti persepsi orangtua terhadap pendidikan anak usia dini
melalui lembaga PAUD, sedangkan yang peneliti lakukan adalah meneliti
mengenai peran orangtua dalam membimbing ibadah shalat anak usia dini.
Ramalia Rahma dalam skripsinya pada tahun 2015 “Pendidikan Anak
Usia Dini Pada Keluarga Muda di Kabupaten Banjarnegara”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini pada keluarga muda dilaksanakan
sebagai berikut: 1) Aspek perkembangan dalam pendidikan anak usia dini terdiri
dari fisik-motorik, kognitif, kemampuan berbahasa, nilai-nilai moral dan
keagamaan, serta sosial-emosional, 2) Cara yang digunakan orangtua dalam
mendidik anak usia dini adalah pemberian reward, pemberian punishment,
mendampingi anak secara langsung, memberikan perintah kepada anak, serta
memberikan fasilitas untuk pendidikan dan perkembangan anak, 3) Pemantauan
yang dilakukan orangtua kepada anak berupa pengamatan terhadap kegiatan dan
perilaku anak.16
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama-
sama meneliti tentang peran orangtua atau keluarga pada anak usia dini.
15
Khrisna Murti Swasti Andini, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan
Partisipasi Orangtua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Keluarga (Kasus di Perumahan Griya
Permata Asri 3, Sonorejo, Kabupaten Sukoharjo), Tesis, USM Surakarta, 2013 dalam https://
digilib. uns. ac.id/dokumen/download/34458/ODk0NDc=/.pdf (diakses pada tanggal 29 Oktober
2019). 16
Ramalia Rahma, Pendidikan Anak Usia Dini Pada Keluarga Muda di Kabupaten
Banjarnegara, Skripsi UNY, 2015 dalam https://core.ac.uk/download/pdf/33530355.pdf (diakses
29 Oktober 2019)
12
Sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian ini membahas tentang pendidikan
anak usia dini pada kelurga muda. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis
yaitu membahas peran orangtua dalam membimbing ibadah shalat anak usia dini.
54
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.68
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Jenis penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.69
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang memberikan gambaran situasi dan
kejadian secara sistematis, utuh serta aktual, mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat
yang saling mempengaruhi secara alamiah.
B. Kehadiran Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis sebagai peneliti melakukan
perencanaan waktu kehadiran dimana penulis hadir pada pagi hari dan sore hari
tepatnya pada jam 08:00 WIT am, sampai dengan jam 11:00 WIT am, dan sore
hari pada jam 15:00 WIT pm, sampai dengan jam 09-00 WIT pm. Atau pada
waktu para informan melakukan aktivitasnya bersama keluarga terutama pada
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 2
69
Lexy J. Moleong. , Metodologi Penilitian Kualitatif. (Bandung PT. Remaja
Rosdakarya, 2006) h. 6
55
anak-anaknya. Dan penelitian ini akan di laksanakan dalam waktu satu bulan
penuh atau sampai pada waktu yang telah ditentukan.
C. Lokasi Penelitian
Penetapan lokasi penelitian ini tepat berada di lakukan di RT 01/RW 17
dusun Kahena Kebun Cengkeh Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau. Dalam
penentuan lokasi penelitian penulis mempertimbangkan beberapa hal yang
menjadi alasan penulis melakukan penelitian. Pertama lokasi penelitian ini
merupakan lingkungan tempat tinggal penulis sehingga penulis lebih memiliki
waktu yang banyak dan mampu membaur bersama masyarakat untuk
mendapatkan informasi sedalam mungkin tentang peran orangtua terhadap anak-
anaknya. Kedua lokasi ini banyak terdapat anak-anak berusia dini yang
melakukan aktivitasnya mulai dari aktivitas sekolah, mengaji, belajar kelompok,
bermain, dan membantu orangtua mereka. Ketiga adanya interaksi aktif antara
orangtua dan anak-anaknya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
D. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang di targetkan atau di manfaatkan
untuk memberikan informasi secara mendalam tentang situasi dan keadaan yang
berupa data yang sesuai dengan yang di harapkan peneliti. Penentuan informan
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang dimana
informan di tentukan berdasarkan pertimbangan tertentu yang secara sengaja
mengambil sampel tertentu yang telah sesuai dengan sifat, ciri-ciri, karakteristik
dan kriteria yang di butuhkan oleh peneliti, sehingga dapat memberikan informasi
lebih mendalam yang sesuai dengan yang diharapkan peneliti dalam penelitian ini.
56
Informan kunci dalam penelitian ini merupakan masyarakat RT 01/RW 17 dusun
Kahena Desa Batu Merah, yang terdiri dari 10 orang. Dengan jumlah keseluruhan
anak dari keseluruhan 10 orang tersebut sebanyak 23 orang yang memiliki usia 6-
8 tahun.
E. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan informasi yang diperoleh dari informan yang melalui
wawancara yang dilakukan kepada beberapa pihak secara langsung serta
observasi langsung yang ditemukan penulis di lapangan.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi
melengkapi data-data yang diperlukan oleh data primer/data utama. Yaitu
dapat berupa buku-buku, makalah, arsip, dokumen pribadi serta dokumen
resmi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik, field research
adalah penelitian lapangan yang bertujuan langsung melakukan kontak dengan
objek penelitian dan mencari informasi langsung melalui objek penelitian.
Beberapa teknik field research antara lain:
57
1. Observasi
Pengamatan (observasi) dilakukan untuk mengetahui kondisi objek
pada lokasi penelitian. Observasi adalah suatu teknik penelitian yang
digunakan oleh penulis dengan jalan turun langsung ke lapangan mengamati
objek secara langsung guna mendapatkan data yang lebih jelas. Observasi
dimaksudkan untuk mengumpulkan data dengan melihat langsung ke lapangan
terhadap objek yang diteliti. Dalam pelaksanaan observasi ini penulis
menggunakan alat bantu untuk memperlancar observasi di lapangan yaitu
buku catatan sehingga seluruh data-data yang diperoleh di lapangan melalui
observasi ini dapat langsung dicatat.
2. Interview atau wawancara
Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara
pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang
diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung.70
Teknik
wawancara ini digunakan untuk menemukan data tentang permasalahan secara
terbuka, pihak informan diminta pendapat dan ide-idenya, sedangkan peneliti
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
informan. Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam wawancara ini adalah
bentuk pertanyaan yang berstruktur dengan menggunakan pedoman
wawancara.
70
A. Muri Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitaif & Gabungan (Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group, 2016), h. 372
58
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan bukti dan keterangan seperti
rekaman, kutipan materi dan berbagai bahan referensi lain yang berada di
lokasi penelitian dan dibutuhkan untuk memperoleh data yang valid.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang terkumpul nanti agar memperoleh
kesimpulan yang valid maka, digunakan teknik pengolahan dan analisis data
dengan metode kualitatif. Adapun teknis dan interpretasi data yang akan
digunakan yaitu:
1. Reduksi data (seleksi data)
Yang prosesnya akan dilakukan sepanjang penelitian berlangsung dan
penulisan laporan. Penulis mengolah data dengan bertolak dari teori untuk
mendapatkan kejelasan pada masalah, baik data yang terdapat di lapangan
maupun yang terdapat pada kepustakaan. Data dikumpulkan, dipilih secara
selektif dan disesuaikan dangan permasalahan yang dirumuskan dalam
penelitian.
2. Sajian data
Dengan berusaha menampilkan data yang akan dikumpulkan. Dalam
penyajian data dilakukan secara induktif yakni menguraikan setiap
permasalahan penelitian dengan memaparkannya secara umum kemudian
menjelaskannya secara spesifik.
59
3. Penarikan kesimpulan
Dalam hal ini penulis akan menarik kesimpulan dan memverifikasinya.
Langkah terakhir dalam menganalisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi, setiap kesimpulan awal masih merupakan
kesimpulan sementara yang akan berubah bila diperoleh data baru dalam
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh selama
di lapangan diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara
memikirkan kembali dan meninjau ulang catatan lapangan sehingga terbentuk
penegasan kesimpulan.
H. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Pra Lapangan
Dalam pra lapangan ini ada enam tahap yang di pahami adalah etika
penelitian lapangan penelitian yang di antaranya yaitu, menyusun rencana
penelitian, memilih lapangan penelitian (lokasi penelitian), mengurus
perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan
informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Lapangan
Dalam tahap lapangan akan di bagi atas tiga bagian, yaitu:
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri.
b. Memasuki lapangan.
c. Berperan serta sambil mengumpulkan data.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Orangtua turut berperan dan merasa penting dan sangat bertanggungjawab
terhadap ibadah shalat anaknya, berbagai upaya yang dilakukan oleh
orangtua dalam memberikan bimbingan keagamaan terhadap anaknya
seperti mengajak anaknya shalat berjamaah di masjid dan memasukan
anaknya di TPQ. Orangtua juga turut serta memberikan pemahaman
tentang nilai-nilai ibadah pada anaknya.
2. Dalam melakukan bimbingan ibadah shalat pada anak orangtua merasa
sangat terbantu atas beberapa faktor, seperti lingkungan, pergaulan anak
dengan teman-temannya, dari pihak sekolah, dari pihak TPQ, dan sifat
anak yang selalu mencontohi perlakuan orangtuanya. Adapun faktor yang
menjadi penghambat bagi orangtua dalam melakukan bimbingan yaitu,
seperti saat anak lagi nonton TV, anak sedang tidur, sedang bermain,
malas, dan kesibukan orangtua dalam kegiatannya.
B. Saran
1. Orangtua diharapkan dapat juga berperan lebih aktif dalam mengontrol
setiap pergaulan anak dan terus memotivasi dirinya maupun anak
mengenai pentingnya nilai-nilai ibadah shalat pada anaknya. Sering
melakukan pendekatan dengan menceritakan kisah-kisah Nabi dan sahabat
dalam mengamalkan ibadah shalat semasa hidupnya.
74
2. Orangtua harus dapat berfikir aktif atau lebih kreatif dalam memberikan
bimbingan ibadah shalat kepada anak. Selain itu orangtua sebaiknya dapat
mengontrol waktu dalam setiap kegiatannya sehingga dapat juga
menyisihkan waktu untuk keluarga terutama anak-anaknya yang masih
butuh bimbingan dari orangtuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Jamal. 2009. Cara Nabi Menyiapkan Generasi, edisi Indonesia,
penerjemah Nurul Muklisin, Surabaya: La Raiba Bima Amanta “eLBA”
Ahmadi, Abu. 2005. Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta
al-Jazairi Jabir, Bakar Abu. 2000. Ensiklopedi Muslim (Minhajul Muslim).
Jakarta: PT. Darul Falah,
Andini, Swasti, Murti, Khrisna. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
dan Partisipasi Orangtua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Keluarga
(Kasus di Perumahan Griya Permata Asri 3, Sonorejo, Kabupaten
Sukoharjo), Tesis, USM Surakarta, dalam https:// digilib. uns.
ac.id/dokumen/download/34458/ODk0NDc=/.pdf
Ardy, Wiyani. 2012. Save Our Children From School Bullying. Jojakarta: Ar-ruzz
Media
Arifin, Syamsul, Bambang. 2015. Psikologi Agama. Bandung: CV Pustaka Setia
A‟yun, Qurrota. 2015. Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak Usia Dini (Studi
Kasus Pada Keluarga Muslim Pelaksana Homeschooling), Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, dalam http://eprints.ums.ac.id/
35665/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
Azzet, Muhaimin, Khmad. 2010. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual bagi
Anak. Jogjakarta: Katahati
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV
Penerbit Diponegoro
Dinata, Arda, “Tahapan-Tahapan Dalam Mendidik Anak” dalam http:// hwaiting.
dagdigdug.com/category/tarbiyatul-aulad/htm
Hawwas Wahhab Abdul. 2013. Fiqh Ibadah. Penerjemah: Kamran As‟at Irsyady,
dkk, Jakarta: Bumi Aksara,
https://dalamislam.com/hukum-islam/anak/cara-mengajari-anak-shalat.html
https://www.paud.id/2015/09/tahap-perkembangan-moral-anak-usia-dini.html
Jahja, Y. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Moleong, J. Lexy. 2006. Metodologi Penilitian Kualitatif. Bandung PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Musa, Marwan, bin, Hadidi, Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an, Online.https://
tafsirweb. com /7271-surat-al-ankabuut-ayat-45.html
PAUD Jateng, Tahap Perkembangan Moral Anak Usia Dini Menurut Para Ahli.
Dalam https://www.paud.id/2015/09/tahap-perkembangan-moral-anak-
usia-dini.html
Purwanto, Ngalim. 2017. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset
Rahma, Ramalia. 2015. Pendidikan Anak Usia Dini Pada Keluarga Muda di
Kabupaten Banjarnegara, Skripsi UNY, dalam https://core.Ac.uk/
download/pdf/33530355.pdf
Rasjid Sulaiman. 2012. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Salim as-Sayyid, Malik Kamal Abu. 2007. Shahih Fikih Sunnah, Penerjemah,
Khairul Amru Harahap dan Faisal Saleh, (Jakarta: Pustaka Azzam,
Santrock, John, W. 2011. Perkembangan Anak, Edisi 7 Jilid 2. Terjemahan Sarah
Genis B. Jakarta: Erlangga
------------, 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika,
Sarwono, Wirawan, Sarlito. 2008. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Soekanto, Soejono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali
Sugiyanti, Bimbingan Orang Tua Dalam Mendidik Ibadah Shalat Pada Anak Usia
Dini Di Desa Ja’an Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, Skripsi
IAIN Tulungagung, 2016. Dalam http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/3933/3/ BAB% 20II%20HAL%2015-69.pdf
Sugiyono,.2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
-------------. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika
Susanto, Ahmad. 2018. Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Bumi Aksara
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak Usia Dini. Yogyakarta : PEDAGOGIA
Syafrida dan Zein Nurhayati. 2015. Fiqh Ibadah, Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir
Sumatra
Yusuf, Muri, A. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitaif & Gabungan
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Zakariyya, Muhammad. 2006. Himpunan Fadhilah A’mal. Yogyakarta: Ash-Shaf
LAMPIRAN
PEDOMAN OBSERVASI
Identitas Informan
Nama :
Umur :
Kelas :
Tgl observasi :
Pedoman Observasi
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anak selalu mengerjakan shalat ?
2 Apakah anak selalu berwudu sebelum shalat ?
3 Apakah anak selalu mengerjakan shalat 5waktu setiap
hari ?
4 Apakah anak selalu mengerjakan shalat berjamaah ?
5 Apakah anak selalu mengerjakan shalat berjamaah di
masjid bagi anak laki-laki?
6 Apakah anak selalu mengerjakan shalat sunah rawatib
dan shalat sunah lainnya ?
7 Apakah anak selalu mengerjakan shalat tepat waktu ?
8 Apakah anak selalu mengerjakan shalat dengan khusuh ?
9 Apakah anak mengerjakan shalat tarawih di bulan
Romadhan ?
10 Apakah anak mengetahui keutamaan shalat ?
11 Apakah anak ikut berdoa setelah selesai mengerjakan
shalat ?
12 Apakah anak selalu menutup aurat ketika shalat maupun
keluar rumah ?
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Rudi Amin dan Siti Ramlan
Umur : 35 Tahun dan 31 Tahun
Tgl Wawancara : 18/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman
ibadah shalat terhadap anak
sejak dini ?
Iya, sangat penting karena anak adalah
tanggung jawab orangtu baik buruknya
akhlak anak tergantung didikan orangtua
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan
pengamalan ibadah terhadap
anak ?
Karena anak adalah tanggung jawab
orangtua, dan baik buruknya ahlak anak
tergantung didikan orangtuanya. Jadi
kita harus mendidik mereka shalat,
mengaji sehingga sehinga kelak menjadi
anak yang lebih baik. Sejak usia 4 tahun
kami sudah membiasakan mereka shalat
dan mengaji
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan
shalat pada anak ?
1) mendidik anak paham aturan dan
nilai-nilai agama. 2) menjadi anak shole
dan sholeha. 3) menjadi anak yang rajin
beribadah.
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu dalam
menanamkan pengamalan
ibadah shalat pada anak ?
5 Bagaimana upaya yang
dilakukan orangtua untuk
meningkatkan kedisiplinan
dalam menjalankan ibadah
shalat pada anak ?
Kami membuat jadwal jadi semuanya
melakukan aktivitas sesuai dengan jadwal
yang ditentukan sehingga semua disiplin
dengan baik. terarah
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
1) melakukan aktivitas dalam rumah. 2)
temani anak belajar. 3) temani anak
shalt. 4) ajak anak shalat bersama. 5)
menanamkan ibadah shalat
pada anak di usia dini ?
ajak anak mengaji bersama.
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu
menanamkan pengamalan
ibadah shalat pada anak ?
Sejak usia 4 tahun kami sudah
membiasakan mereka shalat, mengaji ,
dll
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan
ibadah shalat sejak dini,
bagaimana menurut anda
sebagai orangtua ?
Menjadi anak sholeh dan soleha.
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat
dalam memberikan
pemahaman pada anak
tentang Ibadah shalat ?
Saat malam ketika anak sedang belajar
kami ikut temani mereka belajar sambil
membina mereka tantang shalat, dan
etika yang baik dalam berkomunikasi.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan
jika anak menurut atau
menolak perintah atau ajakan
anda ?
Kami berusaha untuk mendidik dan
membimbing mereka menjadi anak yang
berakhlak sesuai ajaran-ajaran Islam
dan rajin beribadah.
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat
pada anak sejak dini ?
Suasana dan keadaan di lingkungan
tempat tinggal yang jika lingkungan baik
dalam mendidik maka pergaulan anak di
lingkungan pun
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat
pada anak sejak dini ?
Malas dan suka melawan ketika
diajarkan sesuatu, bahkan terkadang dan
tidak langsung menurut dengan apa yang
diperintahkan oleh orang tuanya
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Marwan dan Salma
Umur : 38 Tahun dan 36 Tahun
Tgl Wawancara : 26/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman
ibadah shalat terhadap anak
sejak dini ?
Iya sangat penting, karena kita
menanamkan shalat kepada mereka
sejak dini maka mereka beranjak tujuh
tahun sudah terbiasa dan sudah mampu
untuk menjalankan shalat
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan
pengamalan ibadah terhadap
anak ?
Kita sebagai orangtua harus
mengenalkan konsep mengenai
keberadaan tuhan kepada anak-anak
dan mengajak anak untuk beribadah dan
juga menceritakan tentang kisah-kisah
keagamaan.
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan
shalat pada anak ?
Yang mendorong kami untuk
menanamkan pengamalan sholat
karnakami selalu mengikuti kajian-
kajian keislamansehingga kami
menanamkan nilai-nilai agama terutama
sholat kepada anak.
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu dalam
menanamkan pengamalan
ibadah shalat pada anak ?
Kami termotifasi karena selalu
mengikuti kajian-kajian islami, suka
dengar cerama dan lihat anak ya g soleh
& soleha yang selalu tampil di media
sosial dan selalu mendapat juara
sehingga kami termotivasi untuk bisa
mendidik anak menjadi manusia yang
lebih baik.
5 Bagaimana upaya yang
dilakukan orangtua untuk
meningkatkan kedisiplinan
dalam menjalankan ibadah
shalat pada anak ?
Kedisiplinan yang kami terapkan pada
anak-anak yaitu membuat jadwal, jadi
mereka melakukan segala sesuatu
berpatokan pada jadwal tersebut
sehingga adanya kedisiplinan.
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
menanamkan ibadah shalat
pada anak di usia dini ?
Melakukan aktifitas dalam rumah
,mengajak anak mengaji bersama,
mengajak anak sholat
bersama,mengajak anak belajar
bersama dan ketika sholat isa
memberikan nasehat dan bimbingan
pada anak.
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu
menanamkan pengamalan
ibadah shalat pada anak ?
Dari usia 1 tahun labih sudah mengajak
mereka ke tempat majelis, masjid dan
mengajarkan kepada mereka tentang hal
yang baik sehingga ketika mereka
beranjak usia 7 tahun ke atas sudah
mempunyai pandangan yang baik.
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan
ibadah shalat sejak dini,
bagaimana menurut anda
sebagai orangtua ?
Ber ahlak baik, soleh dan soleha.
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat
dalam memberikan
pemahaman pada anak tentang
Ibadah shalat ?
Kalau kami biasanya memberikan
nasehat atau bimbingan pada anak
pada saat selesai sholat magrib sambil
menunggu waktu isya. Kami
mengajarkan kepada mereka gentang
sholat, mengaji dll.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan
jika anak menurut atau
menolak perintah atau ajakan
anda ?
Sebagai orangtua kita perlu banyak
bersabar menghadapi sifat mereka yang
dimana mereka masih suka main,
dimana merka kadang menurut dan
kadang menolak. Jadi kita harus sabar
dan membimbing mereka demngan baik.
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat
pada anak sejak dini ?
Ingin anak menjadi anak yang ber ahlak
baik, anak yang mengikuti aturan
agama, dan dan anak yang sholeh dan
sholeha.
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat
pada anak sejak dini ?
Kesibukan orang tua dengan
pekerjaannya sehingga kekurangan
waktu untuk anak terutama dalam hal
proses bimbingan shalat pada anak
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Taib Marasabessy dan Amanda
Umur : 34 tahun dan 32 tahun
Tgl Wawancara : 26/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman
ibadah shalat terhadap anak
sejak dini ?
Supaya mereka terbiasa dengan ibadah
sholat dari kecil.
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan
pengamalan ibadah terhadap
anak ?
Mengajar anak dengan shalat menjadi
supaya anak menjadi terbiasa
mengikuti aturan agama Islam. Supaya
mereka terbiasa dengan ibadah shalat
dari kecil
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan
shalat pada anak ?
Supaya mereka paham dengan aturan-
aturan agama,supaya mereka rajin
beribadah dan dan menjadi anak yang
sholeh.
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu dalam menanamkan
pengamalan ibadah shalat pada
anak ?
Supaya mereka tidak menjadi anak
yang kafir dan malas menunaikan
sholat.
5 Bagaimana upaya yang
dilakukan orangtua untuk
meningkatkan kedisiplinan
dalam menjalankan ibadah
shalat pada anak ?
Selalu mengingatkan anak jika waktu
shalat telah tiba
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
menanamkan ibadah shalat
pada anak di usia dini ?
Menjelaskan aturan-aturan ibadah
kepada mereka, membina mereka
dengan baik, dan memberikan nasihat
yang baik kepada mereka.
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu 1 tahun sampai dewasa.
menanamkan pengamalan
ibadah shalat pada anak ?
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan
ibadah shalat sejak dini,
bagaimana menurut anda
sebagai orangtua ?
Senang meliahat anak yang sngat
soleha sejak dinisudah bisa
mengajarkan ibadahnya kepada orang
lain.
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat dalam
memberikan pemahaman pada
anak tentang Ibadah shalat ?
Saat mereka berkumpul didalam rumah
dan orang tua mulai menjelaskan dan
menerangkan apa arti syarat ibadah
yang baik.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan
jika anak menurut atau
menolak perintah atau ajakan
anda ?
Panggil dan nasehat mereka dengan
baik, Insha Allah merka juga paham
dan mau mengikuti ajakan orang tua.
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat
pada anak sejak dini ?
Orang tua mau anaknya menjadi anak
yang mau mengikuti aturan-aturan
yang ditanami dalam diri mereka
supaya menjadi anak yang baik.
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat
pada anak sejak dini ?
Ketika anak lagi sibuk main, ketika lagi
tidur susah bangun
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Mansur Wabula dan Fitri Hasmuda
Umur : 39 tahun dan 36 tahun
Tgl Wawancara : 27/07/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman
ibadah shalat terhadap anak
sejak dini ?
Sangat penting karena ketika kita
menanamkan pengamalan ibadah sejak
dini kepada anak maka beranjak dewasa
nanti dia sudah terbiasa dengan kebiasaan
shalat dan selalu ingat kepada yang
kuasa, maka dengan sendirinya
membentuk karakter yang lebih baik
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan
pengamalan ibadah terhadap
anak ?
Mengenalkan kepada anak tentang
pentingnya ibadah sholat, mengajarkan
anak tentang nilai-nilai agama,
memberikan contoh yang baik dan benar,
dan mengajarkan anak tentang pandangan
agama dalam kehidupan.
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan
shalat pada anak ?
Sehingga mereka paham tentang nilai-
nilai agama, kami menginginkan mereka
menjadi anak yang sholeh, dan mereka
selalu berada di jalan yang benar.
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu dalam
menanamkan pengamalan
ibadah shalat pada anak ?
5 Bagaimana upaya yang
dilakukan orangtua untuk
meningkatkan kedisiplinan
dalam menjalankan ibadah
shalat pada anak ?
Kami tidak hanya memberikan
kedisiplinan kepada anak tapi juga kepada
kami orang tua karena anak selalu
menirukan apa yang selalu dilakukan oleh
orang tuanya, sehingga kami sebagai
orang tua melakukan contoh yang terbaik ,
misalnya waktu shalat maka smuanya
harus shalat, waktu makan dan waktu
tidur sesuai dengan waktu yang sudah
ditetapkan.
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam
upaya menanamkan ibadah
shalat pada anak di usia dini
?
Ketika selasai beraktivitas di dalam rumah
maka kami selalu membacakan buku-buku
tantang kisah para nabi kepada anak-anak
dan kami juga menjelaskan temtsng tata
cara sholat kepada mereka dan
mengontrol mereka pada saat belajar dan
menghafal.
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu
menanamkan pengamalan
ibadah shalat pada anak ?
Sejak usia 3 tahun disitu ketika kami
sholat kami selalu mengajak mereka untuk
ikut sholat sehingga mereka ketika
memasuki usia 7 tahun kita tidak perlu
lagi mengajarkan kepada mereka tentang
tata cara shalat kafena mereka sudah
terbiasa dari kecil.
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan
ibadah shalat sejak dini,
bagaimana menurut anda
sebagai orangtua ?
Shalat dapat menghindari diri dari
perilaku buruk dan terlarang, anak
menjadi Anak yang shaleh dan kecintaan
anak kepada Allah dan rasulnya.
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat
dalam memberikan
pemahaman pada anak
tentang Ibadah shalat ?
Biasanya untuk kami ketika selesai shalat
magrib, kami memberikan pemahaman
tentang shalat dan beretika yang baik
ketika berada di lingkungan manapun dan
menghormati orang yang lebih tua dari
mereka.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan
jika anak menurut atau
menolak perintah atau
ajakan anda ?
Ketika anak mengikuti perintah kami,
kami sangat senang tetapi ketika anak
menolak perintah atau ajakan kami pada
saat shalat disini kami memberikan
perhatian dan ajakan yang oenuh lemah
lembut sehingga anak mau menuruti apa
ya g diperintahkan.
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat
pada anak sejak dini ?
Ingin anak menjadi anak yang shaleh,
dengan shalat, memgaji dan menunjukan
kecintaannya kepada Allah dan rasulnya.
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat
pada anak sejak dini ?
Pengaruh nonton TV dengan acara yang
disukainya selain itu juga pengaruh
perkembangan elektronik seperti Hp, paly
game
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Fian Arifandi Tehuayo dan Selita P Latutuaprayad
Umur : 32 tahun dan 26 tahun
Tgl Wawancara : 19/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman ibadah
shalat terhadap anak sejak dini ?
Sangat penting bagi orangtua untuk
mengajarkan agama terutama tentang
shalat kepada anak sejak dini akan
membuat anak memiliki pandangan
yang jelas hal yang benar dan salah.
Dan anak juga bisa memilki sikap
dan karakter yang baik.”90
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan pengamalan
ibadah terhadap anak ?
Mengajarkan mereka tentang tata
cara shalat, menjekaskan kepada
mereka bahwa shalat itu wajib bagi
umat islam untuk dilaksanakan.
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan shalat
pada anak ?
Karena kami menginginkan anak
yang yang bisa paham tentang shalat
dan melaksanakan shalat dengan
baik, dan dengan shalat bisa
memberikan ketenangan pada hati
dan jiwa kita.
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu berikan dalam
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Memberikan pemahaman kepada
anak tentang orang-orang yang
beruntung dalam menjalankan shalat
jika di akhirat nanti.
5 Bagaimana upaya yang dilakukan
orangtua untuk meningkatkan
kedisiplinan dalam menjalankan
ibadah shalat pada anak ?
Kami selalu membentuk sebuah
aturan dalam rumah untuk kami
sendiri dan juga untuk anak-anak jadi
ketika shalat semua harus sholat dan
untuk anak laki mengikuti ayahnya
shalat berjamaah di masjid.
6 Kegiatan apa saja yang Menasehati mereka dan membimbing
90 Penelitian, Fian (kepala rumah tangga). Warga RT 01, Kahena (pada 19 Februari 2020)
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
menanamkan ibadah shalat pada
anak di usia dini ?
mereka, mengajak mereka shalat
bersama, dan mengajak mereks
mrngaji bersama.
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Sejak usia 4 tahun kami sudah
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak sehingga ketika
sudah besar sudah terbiasa.
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan ibadah
shalat sejak dini, bagaimana
menurut anda sebagai orangtua ?
Menjadi anak yang shaleh, bisa
mengikuti aturan agama, dan paham
tenta ng mana yang salah dan yang
benar.
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat dalam
memberikan pemahaman pada
anak tentang Ibadah shalat ?
Waktu yang tepat untuk kami
membimbing dan mengajarkan
mereka tentang apa yang belum
diketahui yaitu waktu malam setelah
sholat magrib dan isya karna tidak
ada aktivitas yang di lakukan lagi.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika
anak menurut atau menolak
perintah atau ajakan anda ?
Kalau anak-anak kami mereka selalu
menuruti apa yang kami perintahkan ,
tetapi ketika mereka menolak ajakan
kami, kami perlu mengajak mereka
dengan penuh lemah lembut sehingga
anak mau mengikuti perintah kami.
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Ingin anak kelak menjadi anak yang
selalu berada di jalan yang benar,
ingin punya anak yang shaleh dan
raji melakukan ibadah.
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Ketika anak tidur susah dibanguni
untuk shalat, lagi bermain susahuntuk
diajak
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Nurdinn Bugis dan Imas Umagap
Umur : 57 tahun dan 40 tahun
Tgl Wawancara : 25/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman ibadah
shalat terhadap anak sejak dini ?
Sangat penting karena shalat juga
menjadi pertanda yang membedakan
orang yang kafir dan orang beriman.
2 Bagaimana peran orangtua dalam
menanamkan pengamalan ibadah
terhadap anak ?
Mendidik anak menurut Islam yang
penting mengerjakan dan mendirikan
shalat samabil mengajak anak shalat
berjamaah.
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan shalat
pada anak ?
Menginginkan anak menjadi orang
yang tau tentang ajaran agamanya
apalagi tentang shalat yang
merupakan hal wajib bagi kita.
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu berikan dalam
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Sering memberikan pemahaman
kepada anak-anak tentang pentingnya
shalat dan keutamaan shalat.
5 Bagaimana upaya yang dilakukan
orangtua untuk meningkatkan
kedisiplinan dalam menjalankan
ibadah shalat pada anak ?
Kedisiplinan yang kami berikan
sebagai orangtua menjaga dan
mengingatkan secara terus menerus
agar anak dapat menyadari tanggung
jawabnya sebagai orang Islam.
Karena shalat kan wajib.
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
menanamkan ibadah shalat pada
anak di usia dini ?
Di rumah biasanya kita melakukan
kegiatan masing-masing, nanti untuk
anak-anak kita kontrol aja terus di
rumah. Kalau waktu shalat kami
sering ingatkan anak jangan sampai
anak-anak lupa dengan waktu shalat.
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu Dari usia 5 tahun
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan ibadah
shalat sejak dini, bagaimana
menurut anda sebagai orangtua ?
Manfaatnya sangat baik untuk masa
depannya jika dari kecil kita sudah
ajarkan anak-anak untuk shalat maka
ketika dewasa dirinya sudah terbiasa
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat dalam
memberikan pemahaman pada
anak tentang Ibadah shalat ?
Biasanya saat waktu shalat dan ketika
selesai shalat berjamaah
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika
anak menurut atau menolak
perintah atau ajakan anda ?
Kami sering memberikan pujian jika
mereka selesai mengerjakan shalat.
Jika mereka menolak kami bisanya
tidak mau memaksa tapi menyuruh
atau dengan sabar menghadapinya
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Orangtua selalu ditiru tingkah
lakunya oleh anak-anak, apa lagi
pada waktu jam shalat tiba. Anak-
anak sering ikuti orang tuanya ke
masjid. Saat itulah kesempatan kita
sebagai orangtua untuk mendidik dan
membimbing cara shalat yang baik
bagi anak
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Waktu mereka tidur dan bermain,
atau kita yang sibuk sebagai
orangtuanya dengan pekerjaan kami
sendiri
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Hamadi Wabula dan Suyanti Salina
Umur : 30 tahun dan 28 tahun
Tgl Wawancara : 21/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman ibadah
shalat terhadap anak sejak dini ?
Sangat penting karena dengan usia
mereka yang masih kanak-kanak,
ketika kita membiasakan mereka
shalat , akan dengan sendirinya
mereka akan terbiasa nanti ketia
sudah dewasa
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan pengamalan
ibadah terhadap anak ?
Orangtua harus menjadi contoh agar
anak mengikuti apa yang dilakukan
orangtuanya.
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan shalat
pada anak ?
Agar anak paham tentang shalat dan
berakhlak baik
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu berikan dalam
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Terus mendorong anak untuk
memahami pentingnya shalat, selain
itu kami juga sering menginatkan
pentingnya shalat kepada mereka
5 Bagaimana upaya yang dilakukan
orangtua untuk meningkatkan
kedisiplinan dalam menjalankan
ibadah shalat pada anak ?
Sering diberitahu jika waktu shalat
telah tiba.
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
menanamkan ibadah shalat pada
anak di usia dini ?
Mendidik dan mengajak mereka untuk
shaalt berjamaah di masjid
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Saat usia mereka 4 tahun
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan ibadah
shalat sejak dini, bagaimana
menurut anda sebagai orangtua ?
Jika kita mengjarkan mereka shalat
saat dini maka suatu saat nanti ketika
mereka dewasa mereka sudah bisa
mengerjakan shalat sendiri di mana
pun dia berada nanti
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat dalam
memberikan pemahaman pada
anak tentang Ibadah shalat ?
Waktu malam saat abis magrib
biasanya kita ngumpul setelah itu
lanjut dengan shalat isyah agar anak
juga bisa di ajak dan diajarkan
shalat.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika
anak menurut atau menolak
perintah atau ajakan anda ?
Memberikan hadiah atau memuji.
Jika anak menolak paling diingatkan
lagi.
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Sebagai orangtua tentu akan menjadi
contoh bagi anak-anaknya. Jadi
memang anak-anak sering
mencontohi apa yang dilakukan oleh
orangtua. Jadi kita sebagai orangtua
juga sering mencontohkan hal-hal
yang baik. Sehingga anak juga ikut
melakukan hal yang baik, seperti
mengajak anak ke masjid jika waktu
jam shalat tiba. Karena anak juga
sering ikut-ikut orangtua kalau shalat
ke masjid
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Kemalasan anak dan kesibukan kita
sebagai orangtua yang bekerja
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Boy Umar Ternate dan Amina Umasugi
Umur : 47 tahun dan 36 tahun
Tgl Wawancara : 20/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman ibadah
shalat terhadap anak sejak dini ?
Sangat penting sekali karena salah
satu amalan yang Allah memuji yaitu
orang-orang yang mengajarkan
shalat
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan pengamalan
ibadah terhadap anak ?
Sebagai orangtua kita harus memiliki
tanggung jawab untuk mendidik anak
sejak dini tentang agamanya.
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan shalat
pada anak ?
Karena kewajiban kita sebagai
orangtua dan tuntutan agama kita
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu berikan dalam
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Memberitahukan keutamaan shalat
dan manfaatnya ketika di dunia dan
kahirat
5 Bagaimana upaya yang dilakukan
orangtua untuk meningkatkan
kedisiplinan dalam menjalankan
ibadah shalat pada anak ?
Selalu mengingatkan dan jangan
sampai bosan menyuruh anak untuk
shalat. Dan selalu mengajak ia shalat
di masjid ketika waktu shalat .
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
menanamkan ibadah shalat pada
anak di usia dini ?
Mengajak anak shalat berjamaah,
mendidik, mengingatkan/memberikan
nasihat dan menemani mereka
belajar
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Dari usia 3 tahun sudah diajak untuk
mengaji dan shalat.
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan ibadah
Untuk masadepan dia kelak menjadi
anak yang baik dan selalu ingat pada
shalat sejak dini, bagaimana
menurut anda sebagai orangtua ?
ajaran agamanya
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat dalam
memberikan pemahaman pada
anak tentang Ibadah shalat ?
Waktu shalat dan malam karena di
dua waktu itu kita tidak memiliki
kesibukan lainnya.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika
anak menurut atau menolak
perintah atau ajakan anda ?
Kalau anak menurut kami jadi senang
sebagai orangtua jika dia
menginginkan sesuatu kami akan
berikan selama yang dia minta itu hal
yang baik. Tetapi jika yang terjadi
adalah sebaliknya maka kami sebagai
orangtua hanya bisa bersabar dan
terus memberikan bimbingan yang
terbaik buat anak
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Orangtua merasa sangat terbantu
karena anak-anak juga diajarkan
ngaji dan tatacara shalat dari para
ustadz di TPQ. Kita sebagai orangtua
hanya bisa mengulangi dan
memastikan jika anak-anak dapat
mengamalkan apa yang telah
diajarkan
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Saat dia sedang main bersama teman-
temannya. Karena memang masa
anak itukan penuh dengan masa
bermain jadi kalau waktu shalat itu
musti cari dulu lagi main di mana,
kurang lebih seperti itu.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Sitna
Umur : 33 tahun
Tgl Wawancara : 17/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman ibadah
shalat terhadap anak sejak dini ?
Penting sekali karena anak-anak
seperti mereka, kita sebagai orangtua
harus memberikan contoh yang baik
kepada mereka seperti shalat,
mengaji dan sebagainya.
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan pengamalan
ibadah terhadap anak ?
Kami sebagai orangtua pengen yang
terbaik untuk anak-anak kami
mengajar kepada mereka betapa
pentingnya shalat, kami juga
mengajar mereka untuk
melaksanakan dan mengamalkannya.
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan shalat
pada anak ?
Selain pengetahuan umumnya bagus,
kami sebagai orangtua juga ingin
pendidikan agamanya juga bagus,
dengan mengamalkan shalat, karena
shalat merupakan kunci ibadah bagi
umat Islam
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu dalam menanamkan
pengamalan ibadah shalat pada
anak ?
Membiasakan mereka mendengarkan
ceramah di TV atau video dan
menceritakan kisah orang-orang
sholeh dan kisa tentang pentingnya
shalat.
5 Bagaimana upaya yang dilakukan
orangtua untuk meningkatkan
kedisiplinan dalam menjalankan
ibadah shalat pada anak ?
Kami selalu menerapkan jam atau
waktu sesuai dengan kebutuhan anak-
anak, seperti waktu shalat, harus
shalat, waktu ngaji, harus ngaji,
waktu, belajar, harus belajar, waktu
bermain ya bermain, waktu tidur,
harus tidur. Yang penting anak-anak
dapat belajar disiplin diri.
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
menanamkan ibadah shalat pada
anak di usia dini ?
Selain mengerjakan pekerjaan rumah
kami juga mengajak mereka untuk
shalat berjamaah dan mengontrol
waktu mengaji mereka. Dan
memantau mereka dalam belajar.
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
sejak usia 4 tahun
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan ibadah
shalat sejak dini, bagaimana
menurut anda sebagai orangtua ?
Dengan mengamalkan ibadah shalat,
sehingga kelak menjadi anak yang
shaleh dan shaleha.
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat dalam
memberikan pemahaman pada
anak tentang Ibadah shalat ?
Pada waktu malam karena di waktu
malam kita tidak memiliki aktivitas
lagi. Jadi bisa sambil ajarin anak
tentang shalat.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika
anak menurut atau menolak
perintah atau ajakan anda ?
Jika anak menuruti kita puji dia dan
memberikan hadiah, jika anak
menolak kita didik dengan sabar.
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Orangtua sangat terbantu jika
lingkungan pergaulan anak-anak
juga, baik-baik saja. Seperti teman-
teman yang rajin shalat dan
lingkungan yang mendukung untuk
setiap kegiatan keagamaan seperti
adanya TPQ ada masjid dekat rumah
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Ketika anak lagi sibuk main dan
ketika diajak shalat suka tunda-tunda
shalat
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA (orangtua)
Identitas Informan
Nama : Maili dan Farida
Umur : 51 tahun dan 48 tahun
Tgl Wawancara : 24/02/2020
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah
penting menanamkan
pengalaman-pengalaman ibadah
shalat terhadap anak sejak dini ?
Sangat penting bagi orangtua untuk
mengajarkan agama terutama tentang
shalat kepada anak sejak dini, hal ini
akan membuat anak memiliki
pandangan yang jelas mengenai hal
yang benar dan salah. Anak juga bisa
memilki sikap dan karakter yang baik.
2 Bagai mana peran orangtua
dalam menanamkan pengamalan
ibadah terhadap anak ?
Mengekarkan mereka tentang cara-
cara shalat dan mengajak mereka
untuk shalat bersama dan di samping
itu juga kita sebagai orangtua harus
menanamkan tentang nilai-nilai
keagamaan juga kepada mereka.
3 Apa saja latar belakang yang
mendorong bapak/ibu untuk
menanamkan pengamalan shalat
pada anak ?
Menginginkan anak memahami
tentang nilai-nilai agama, agar ia
mengetahui kewajibannya sebagai
seorang muslim.
4 Bagaimana motivasi yang
Bapak/Ibu berikan dalam
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Menceritakan tentang keistimewaan
orang-orang yang shalat dan
kebaikan dalam shalat agar mereka
termotivasi
5 Bagaimana upaya yang dilakukan
orangtua untuk meningkatkan
kedisiplinan dalam menjalankan
ibadah shalat pada anak ?
Kedisiplinan yang kami terapkan
dalam rumah kami yaitu, shalt wajib
dilaksanakan bagi semua orang yang
ada di dalam rumah kecuali bagi
yang berhalangan.
6 Kegiatan apa saja yang
Bapak/Ibu lakukan pada saat
berada di rumah dalam upaya
Mengerjakan pekerjaan rumah,
mengajak anak-anak untuk halangi
hafalan yang diberikan dari TPQ,
menanamkan ibadah shalat pada
anak di usia dini ?
menasihati mereka, membimbing
mereka dan mengajak mereka shalat
berjamaah.
7 Sejak usia berapa Bapak/Ibu
menanamkan pengamalan ibadah
shalat pada anak ?
Dari mereka umur 2 tahun itu sudah
kami ajarkan kepada mereka
keutamaan shalat.
8 Apakah manfaat atau faedah
ketika anak mengamalkan ibadah
shalat sejak dini, bagaimana
menurut anda sebagai orangtua ?
Anak dapat mengetahui pentingnya
shalat dan menjadi terbiasa ketika
dewasa nanati
9 Saat seperti apa waktu yang
menurut Bapak/Ibu tepat dalam
memberikan pemahaman pada
anak tentang Ibadah shalat ?
Waktu yang tepat selesai shalat subuh
kami lanjutkan dengan mengaji
bersama setelah itu kami memberikan
bimbingan tentang shalat, mengaji,
bertutur kata yang sopan dan
berpakaian yang sopan.
10 Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika
anak menurut atau menolak
perintah atau ajakan anda ?
Kami banyak bersabar walaupun
mereka menolak perintah kami, tetapi
kami tidak membiarkan mereka
seperti itu kami selalu berusaha
mengajak dan mendidik mereka
menjadi yang lebih baik.
11 Faktor apa yang menjadi
pendukung orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Sebagai orangtua, saya merasa
sangat terbantu karena dari pihak
sekolah juga memberikan bimbingan
keagamaan seperti pelajaran ilmu
agama yang membahas tentang
shalat dan ilmu agama lainnya
sehingga kami sebagai orangtua
merasa terbantu dengan didikan dari
sekolah
12 Faktor yang menjadi
menghambat orangtua dalam
membimbing ibadah shalat pada
anak sejak dini ?
Pada saat tidur susah bangun untuk
shalat
LAMPIRAN
GAMBAR PELAKSANAAN PENELITIAN