peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

47
PERAN IKHWANUL MUSLIMIN DALAM PERPOLITIKAN DI INDONESIA Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi proses perkaderan di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri Oleh: NAJIB (Warga Binaan Angkatan Ashabul Kahfi) Pembimbing: 1. Chandra Irawan 2. Anwarudin Bukhori

description

Peran Ikhwanul Muslimin dalam Perpolitikan di Indonesia merupakan makalah saya yang membahas tentang pergerakan ikhwanul muslimin. http://[email protected]

Transcript of peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Page 1: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

PERAN IKHWANUL MUSLIMIN DALAM PERPOLITIKAN

DI INDONESIA

Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi proses

perkaderan di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri

Oleh:

N A J I B

(Warga Binaan Angkatan Ashabul Kahfi)

Pembimbing:

1. Chandra Irawan

2. Anwarudin Bukhori

ASRAMA MAHASISWA ISLAM SUNAN GIRI

JAKARTA

2009

Page 2: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji serta syukur marilah selalu kita panjatkan atas berkat nikmat dan karunia

yang selalu diberikan oleh Tuhan semesta alam, yaitu Allah SWT. Shalawat dan

salam atas Nabi Muhammad SAW sang revolusioner sejati, pembawa risalah yang

sempurna. Semoga kita tetap istiqomah menjadi pengikutnya,

Makalah ini berjudul “Peran Ikhwanul Muslimin dalam Perpolitikan di

Indonesia” merupakan persembahan penulis bagi anda yang mencintai dunia

perpolitikan dan keislaman, dalam proses berfikir yang saya alami sampailah pada

rasa ingin tahu yang mendalam penulis tentang peran Ikhwanul Muslimin di Negara

Indonesia, mengingat bagi saya mereka mereka memiliki cara khas dalam berpolitik

dan berdakwah

Dalam proses penyusunan makalah ini banyak sekali pihak yang membantu

sehingga makalah ini dapat terealisasikan untuk itu pemakalah mengucapkan banyak

terima kasih, terutama kepada :

1. Allah swt (Hadza min fadhli rabbi)

2. Keluarga Pemakalan Tercinta yang selalu memberikan spirit

3. Bpk. Suhafid Musdin selaku Pembina AMI-SG

4. Kanda Anwarudin Bukhari sebagai Pembimbing I atas masukan-masukannya

yang konstruktif

5. Kanda Chandra Irawan sebagai Pembimbing II atas motivasi dan kritiknya

yang bermanfaat

6. Kanda-kanda senior dan Pengurus AMI-SG sebagai pembimbing sejati bagi

pemakalah

7. Rekan-rekan seperjuangan Warga Percobaan angkatan Fisabilillah, Ashabul

Kahfi, Arrijalul Khoir, Ulul Albab. Kitalah the real asset YAPI

8. Seluruh phak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh pemakalah

Semoga kita semua

Page 3: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Makalah ini sudah diupayakan proporsional dalam menilai dan objektif dalam

penyampaiannya, tetapi ada beberapa hal yang tak lepas dari subjektifitas pemakalah

sebagai bagian dari insan yang dhoif. Mengingat keterbatasan pengetahuan penulis

tentu kelemahan dan kekurangan mudah ditemukan oleh anda sekalian, untuk itu

saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi kemajuan di masa yang

akan datang.

Semoga kita semua selalu mendapat ridho Allah swt. Amiin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta 31 Mei 2009

Penulis

Page 4: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,

pergerakan organisasi Islam dalam perpolitikan di Indonesia pada awalnya mampu

terkomodasi dengan demokratis, terbukti dengan kemenangan partai Masyumi

sebagai partai Islam pertama yang menang dalam Pemilu tahun1955. Pemilu pada

masa itu pula disebut sebagai pemilu paling demokratis di Indonesia.

Kemudian partai dengan ideologi islam tersebut menjadi lawan politik yang besar sehingga pada saat itu menjadi ancaman bagi partai-partai lain, terutama Partai Komunis Indonesia. Akhirnya Soekarno menerbitkan Keppres Nomor 200/1960 tanggal 15 Agustus 1960, yang isinya membubarkan Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) Partai Masyumi dibubarkan oleh Soekarno. Jika dalam tempo seratus hari kedua partai itu tidak membubarkan diri, maka partai itu akan dinyatakan sebagai partai terlarang. Sebab itulah Ketua Umum Masyumi Prawoto Mangkusasmito dan Sekjennya Muhammad Yunan Nasution, mengeluarkan pernyataan politik membubarkan Masyumi, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah1

Kepres pembubaran Masyumi disebabkan oleh penolakan Masyumi atas

gagasan Soekarno tentang Nasakom (Nasionalis-Agamis-Komunis), pembubaran

Masyumi disinyalir merupakan hasutan PKI yang pada masa itu dekat secara

politik dengan Soekarno. Sejak bubarnya masyumi para ulama di Indonesia sedikit

sekali yang bergelut dalam bidang politik, sedang yang masih aktif seperti

Prawoto, Mohamad Roem, Yunan Nasution, Isa Anshary, Kasman Singodimedjo,

Buya Hamka dan yang lain ditangkap tanpa alasan yang jelas

Pada awalnya Soeharto merupakan harapan bagi Masyumi, Presiden ke-2 itu

didukung baik itu dari kalangan eks-Masyumi maupun NU. Sehingga memberikan

angin segar untuk mendirikan kembali Masyumi. Tetapi Soeharto pada waktu itu

menolak merehabilitasi nama Masyumi, namun mewadahi kelompok eks

Masyumi, dengan memberi peluang kepada mereka mendirikan Partai Muslimin

Indonesia (Parmusi). Namun penguasa Orde Baru menolak eks tokoh-tokoh

Masyumi memimpin partai itu. Jangankan Natsir dan Prawoto, Mohamad Roem

yang dikenal sangat moderat, diplomatis dan kompromis juga ditolak. Djarnawi

1 http://www.yusril.ihzamahendra.com, diakses pada 20 April 2009

Page 5: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Hadikusuma, tokoh muda Muhammadiyah yang dikukuhkan menjadi Ketua

Parmusi juga terganjal, sampai akhirnya dengan dukungan penguasa, partai itu

dikomandani oleh Jailani Naro yang tak begitu jelas akar keterlibatannya dalam

gerakan politik Islam di masa lalu.

Walaupun tokoh-tokoh Masyumi telah dibebaskan, tokoh inti Masyumi

secara perlahan mulai tersingkir dari panggung politik. M. Natsir lebih memilih

mendirikan Dewan Da’wah Islamiyah. Sehingga pada waktu itu M. Natsir

memusatkan perhatiannya ke bidang dakwah sambil tetap bersikap kritis terhadap

pemerintah orde baru. Dakwah Islam akan makin meluas dan tak terbendung,

justru ketika kiprah politik mereka menghadapi hambatan. Natsir dan kawan-

kawannya mulai menyadari bahwa mereka mulai tua. Mereka mulai berpikir untuk

membangun kesadaran keagamaan kepada masyarakat menuju masa depan.

Mereka perlu menyiapkan generasi penerus bangsa yang dilandasi semangat dan

komitmen Keislaman. Untuk itu dakwah dalam arti seluas-luasnya, terutama di

kampus-kampus, harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh2

Pada pemilu pertama orde baru, soeharto menyederhanakan sistem

kepartaian di Indonesia sehingga dilakukan penggabungan empat partai

keagamaan yaitu Partai Nahdatul Ulama, Partai Seikat Islam Indonesia (PSII),

Perti dan Permusi menjadi Partai Persatuan Pembangunan.

Pada tanggal 20 Oktober 1964 Soeharto mendirikan sekretariat bersama

golongan karya yang merupakan afiliasi 77 organisasi non partai. Pada masa itu

Golongan karya menjadi partai terbesar di Indonesia. Golkar pada masa orde baru

merupakan kekuatan politik pendukung utama Soeharto. Hampir di semua bidang

pemerintahan dikuasai oleh Golkar. Pejabat pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil,

ABRI sehingga pada masa orde baru nuansa KKN sangat kental sekali.

Arah politik pada masa orde baru adalah sentralistik dan diktator, terjadi

pemaksaan ideologi partai dan ormas yang sering dikenal dengan asas tunggal.

Pegawai Negeri Sipil yang diwajibkan mendukung Golkar, Penculikan aktivis,

dsb. Kesemuanya itu juga berdampak pada partisipasi politik masyarakat yang

sangat rendah. Karena semua sendi kehidupan mendapat kontrol yang ketat dari

pemerintah pusat.

Setelah sekian lama mendapat kecaman dari masyarakat akhirnya pada

tanggal 20 Mei 1998 rezim Orde Baru tumbang ditangan mahasiswa yang

2 ibid

Page 6: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

menduduki gedung DPR/MPR masa kehidupan politik Indonesia setelah itu

disebut dengan orde Reformasi.

Pada pemilu pertama orde Reformasi tahun 1999 kemudian muncul partai-

partia islam yang menggunakan nama masyumi, seperti Partai Masyumi Baru dan

Partai Politik Islam Indonesia Masyumi (PPII Masyumi) selain itu berdiri juga

Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan (PK) yang sebelumnya banyak

dikenal dengan jamaah atau kelompok Tarbiyah. PBB mendeklarasikan partainya

sebagai keluarga besar pendukung Masyumi3.

Partai Bulan Bintang (PBB) adalah salah satu partai pendukung Masyumi

yang diminati oleh masyarakat muslim pada Pemilu 1999, sehingga partai yang

berdiri pada tanggal 17 Juli 1998 ini mampu mendapatkan suara 2,046 juta dengan

perolehan kursi di DPR 13 kursi dan berhak membentuk Fraksi Partai Bulan

Bintan (F-PBB) 4 Angka ini sungguh signifikan untuk partai yang baru pertama

kali mengikuti pemilu. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra adalah sang arsitek Partai

Bulan Bintang pada masa itu yang kemudian pada pemilu 2009 menjadi Ketua

Dewan Syuro PBB.

Pada pemilu itu pula muncul Partai Keadilan yang menurut Yusuf Qardhawi,

Partai Keadilan (kini berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera atau PKS)

merupakan perpanjangan tangan dari gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir yang

mewadahi komunitas terbaik kalangan muda intelektual yang sadar akan agama,

negeri, dunia, dan zamannya5. Namun tulisan ulama yang kini bermukim di Qatar

itu belum pernah mendapat konfirmasi dari para pengurus DPP PKS. Jika dilihat

dari Piagam Deklarasi PKS dan AD/ART PKS, PKS tidak pernah menyebutkan

hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin 6.

Sampai pada pemilu 2009 pada hasil real count yang dilakukan oleh KPU,

partai Islam yang lolos parlementary trashold diantaranya. PKS, PAN, PKB, PPP,

sedangkan Partai Bulan Bintang dan partai islam lain yang tidak memenuhi 2,5

persen suara tidak dapat mengikuti pemilu berikutnya.

Ditengah terjangan partai Nasionalis tidak banyak partai islam yang tetap

bertahan, kecuali PKS partai Islam lain mengalami penurunan jumlah pemilih

dengan angka yang cukup signifikan. Partai Islam seperti Partai Amanat Nasioanal

3 http://www.pbb-online.org, diakses pada 20 Aril 20094 www.pemilu.antara.com diakses pada 21 Aril 20095 Qardhawi, DR. Yusuf (2001), Umat Islam Menyongsong Abad ke-21, Era Intermedia, Solo6 www.pk-sejahtera.org , diakses pada 19 Aril 2009

Page 7: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

yang dipimpin oleh Sutrisno Bahir memilih caleg artis untuk mencari banyak

dukungan dari masyarakat, PKB harus berkonsentrasi mengembalikan

kepercayaan kaum Nahdiyin-nya, PPP yang mengalami disorientasi mesin politik.

Tetapi Partai Keadilan Sejahtera malah mendap tempat di Masyarakat dengan

menempati urutan ke 4 setelah SBY dengan total suara 7,8 persen (KPU). Di

tengah krisis orientasi politik umat Islam bagaimana PKS mampu bersaing dengan

partai papan atas? Bagaimana pola pergerakan mesin politik PKS yang terkenal

solid? Lalu bagaimana dengan peran ikhwanul Muslimin di dalamnya? Bagaimana

peran Ikhwanul Muslimin dalam perpolitikan di Indonesia?

Disisi lain, PKS memiliki keterikatan degan organisasi Internasional yaitu

jamaah Ikhwanul Muslimin. Hal ini mengakibatkan PKS dikenal sebagai salah

satu partai pengusung ideologi politik trans-nasional yang sering bertentangan

dengan ideologi islam nasionalisme, lalu apakah perbedaan antara keduanya,

mengingat perbedaan antara keduanya ?

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Hubungan antara Ikhwanul Muslimin dan Partai Keadilan

Sejahtera ?

2. Bagaimana peran Partai Keadilan Sejahtera dalam Membawa perubahan

bangsa Indonesia ?

3. Bagaimana Pola pergerakan Ikhwanul Muslimin?

4. Bagaimana konsep politik PKS berdasarkan konsep politik Ikhwanul

Muslimin ?

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dibatasi mengenai peran

Ikhwanul Muslimin dalam konsep politik Partai Keadilan Sejahtera

1.4. Perumusan Masalah

Page 8: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalahnya

pada “Bagaimana peran Ikhwanul Muslimin dalam Konsep Politik Partai Keadilan

Sejahtera”

1.5. Tujuan Penulisan

1. Mengkaji Partai Politik Islam dalam peta kekuasaan di Indonesia

2. Mengkaji seberapa besar pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam konsep politik

Partai Keadilan Sejahtera

3. Sebagai wahana berfikir ilmiah dan sarana latihan menulis karya tulis ilmiah

4. Sebagai salah satu syarat menjadi warga tetap Asrama Mahasiswa Islam

Sunan Giri (AMI-SG)

Page 9: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Peran

2.1.1 Pengertian Peranan

Malakalah ini akan memngangkat sejauh mana peran sebuah organisasi

dalam kehidupan politik di Indonesia, untuk itu kita perlu berujab batasan

yang jelas tentang makna peran yang dimaksudkan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran memiliki arti

seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

di masyarakat sedangkan peranan dapat diartikan sebagai bagian dari tugas

utama yang dilaksanakan

2.2 Hakikat Politik

2.2.1 Pengertian Politik

Mengingat makalah ini ketat kaitannya dengan perpolitikan, maka

sudah selayaknya kita membahas mengenai makna politik. Hal ini dikarenakan

politik dalam proses membangun bangsa sangat berpengaruh.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) politik adalah segala

urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb.) mengenai pemerintahan negara

atau terhadap negara lain7. Sedangkan menurut Prof. Miriam Budiardjo

menganggap bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu

sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-

tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu, ia juga

mengungkapkan bahwa ilmu politik merupakan ilmu sosial yang paling tua di

dunia, dimulai dari Yunani Kuno yang sudah mulai memikirkan masalah

negara pada tahun 450 SM8.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa politik adalah segala sesuatu yang

berkaitan dengan ketatanegaraan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, budaya,

dsb.

2.2.2 Teori Politik

7 Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Depdikbud, 1988)8 Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991)

Page 10: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory9

dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara keduanya tidak

mutlak

A. Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan yang menentukan norma-

norma politik (norms for political behaviour). Karena adanya unsur

norma-norma dan nilai (value) maka teori-teori ini boleh dinamakan

valuational (Mengandung nilai). Teori-teori ini dapat dibagi lagi dalam

tiga golongan :

1. Filsafat Politik (Political Philosophy)

Filsafat politik mencari penjelasan berdasarkan rasio. Ia melihat jelas

adanya hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta (unverse)

dengan sifat dan hakikat dari kehidupan politik di dunia ini. Misalnya

menurut filsuf Yunani Plato, keadilan merupakan hakikat dari alam

semesta dan sekaligus merupakan pedoman untuk mencapai

“kehidupan yang baik” yang dicita-citakan olehnya.

2. Teori Politik Sistematis (systematic political theory)

Teori-teori politik ini tidak memajukan suatu pandangan tersendiri

mengenai metafisika dan epistemologi, tetapi mendasarkan diri atas

pandangan-pandangan yang sudah lazim diterima pada masa lalu.

Misalnya, dalam abad ke-19 teori-teori politik banyak membahas

mengenai hak-hak individu yang diperjuangkan terhadap kekuasaan

negara dan mengenai sistem hukum dan sistem politik yang sesuai

dengan pandangan itu. Bahasan-bahasan ini didasarkan atas pandangan

yang sudah lazim pada masa itu mengenai adanya hukum alam, tetapi

tidak lagi mempersoalkan hukum alam itu sendiri.

3. Ideologi Politik (Political Ideology)

Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai ide, norma-norma,

kepercayaan, dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki

seseorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan

sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan

menentukan tngkah laku politiknya

9 Thomas P. Jenkin, The Study of Poltical Theory (New York: Random ouse Inc., 1967)

Page 11: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Nilai-nilai dan ide-ide ini merupakan suatu sistem yang berpautan.

Dasar dari ideologi politik adalah keyakinan akan adanya suatu pola

tata tertib sosial politik yang ideal. Ideologi politik mencakup

pembahasan dan diagnose, serta saran-saran (prescription) mengenai

bagaimana mencapai tujuan ideal itu. Ideologi berbeda dengan filsafat

yang sifatnya merenung-renung yang mempunyai tujuan untuk

menggerakkan kegiatan dan aksi (action-oriented)

Dari beberapa ideologi dokrin politik misalnya demokrasi, Marxisme-

Leninisme, Liberalisme, Fascisme, Islam, dsb.

B. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta

politik dengan tidak mempersoalkan norma atau nilai. Teori-teori ini dapat

dinamakan valuational. Ia bersifat deskriptif. Ia berusaha untuk membahas

fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa sehingga dapat di

sistematisasi dan disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi.

2.3 Hakikat Partai Politik

2.3.1 Pengertian Partai Politik

Partai politik pertama lahir di negara-negara Eropa Barat. Dengan

meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan

serta diikutsertakan dalam proses politik. Pada permulaan perembangannya di

negara-negara barat seperti Inggris dan Perancis, kegiatan politik pada

mulanya dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam parlemen.

Kegiatan ini mula-mula bersifat elitist dan aristokratis, mempertahankan

kepentingan kaum bangsawan terhadap tuntutan-tuntutan raja. Dalam

perkembangan selanjutnya di dunia Barat timbul pula partai yang lahir di luar

parlemen. Partai-partai ini bersandar pada suatu pandangan hidup ada ideologi

tertentu seperti Sosialisme, Kristen Demokrat, dan sebagainya. Dalam Partai

seperti ini disiplin partai lebih kuat, sedangkan pimpinan lebih bersifat terpusat

Adapaun beberapa definisi politik menurut para ahli sebagi berikut menurut

Prof. Miliam Budiardjo

Page 12: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Calr J. Friedrich: Partai politik adalah “sekelompok manusia yang

teroganisasikan secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan

penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan

berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya

kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materil” (A political party is a

group of human being, stably organized with of the objective of securing

or maintaining for its leaders the control of a goverment, with the further

objective of giving to members of the party, trhough such control ideal ang

material benefits and adantages)

R.H. Soltau : “Partai Politik adalah sekelompok warga negara yang

sedikit banyak terorgansiasikan, yang bertindak sebagai satuan politik dan

dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, yang bertujuan

menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijakan umum mereka (A

group of citizens more or les organized, who act as a political unit and

who, by the use of their voting power, aim to control the goverment and

carry out their general politicies)

Sigmund Neumann : “Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis

politik yang berusaha untuk menguasai pemerintahan serta merebt

dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau

golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda” (A

political party is the articulate organization of society’s active political

agents, those who are concerned with the control f goverment power and

who compete for popular support with another group or groups holding

divergent views)

Dari beberapa definisi di atas dapatdisimpulkan bahwa Partai Politik

secara umum dapat diartikan suatu kelompokmyang terorganisasikan, yang

anggota-anggotanya memperjuangkan nilai-nilai dan cita-cita yang sama,

tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik, dan merebut

keududukan politik. Dan biasanya menggunakan cara yang konstitusional

dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya.

Ideologi politik transnasioanal dan nasionalis merupakan dua ideologi politik

yang mewarnai perpolitikan di Indonesia, tetapi pada kenyataannya belum banyak

Page 13: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

yang mengetahui bagai mana kedua ideologi ini secara mendalam. Untuk itu perlu

dijelaskan terlebih dahulu, terutama dalam tubuh arah politik partai Islam di

Indonesia.

2.3.2 Pengertian Politik Islam Trans-Nasional dan Islam nasionalis

Ideologi politik transnasioanal dan nasionalis merupakan dua ideologi

politik yang mewarnai perpolitikan di Indonesia, tetapi pada kenyataannya

belum banyak yang mengetahui bagai mana kedua ideologi ini secara

mendalam. Untuk itu perlu dijelaskan terlebih dahulu, terutama dalam tubuh

arah politik partai Islam di Indonesia

Politik Islam Tran-Nasionalis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata transnasional berarti

sebagai perusahaan mereka selalu mematuhi ketentuan pengimpor. Sedangkan

Menurut Badan Intelejen Negara yang dimaksud dengan ideologi muslim

transnasional adalah gerakan Islam yang berada di tanah air, tetapi dikendalikan

dari luar negeri, Misalnya Ikhwanul Muslimin, Hizbuttahrir, Salafi dll.10 KH

Hazim Muzadi juga menyatakan bahwa ideologi ini adalah bagian dari

International political movement (gerakan politik dunia)11

Dalam partai Islam sendiri, ideologi ini dimotori oleh semangat

mendirikan negara islam dengan syariat serta penyatuan negara-negara tersebut

dalam satu kepemimpinan yang disebut Daulah Islamiyah.

Perbedaan antara golongan ini yang paling mendasar adalah cara dakwah

untuk mendirikan Daulah Islamiyah tersebut, Ikhwanul Muslimin contohnya

menurut Sayyid Qurbh zaman sekarang seperti zaman jahiliyah dulu, sehingga

aqidah dan akhlaq lebih diutamakan dibandingkan dengan aturan dan sistem12

Politik Politik Islam Nasioanlis (Islam Kebangsaan)

Ideologi yang kedua adalah Nasionalisme dalam KBBI berarti ajaran

untuk mencintai bangsa dan negara sendiri atau politik untuk membela 10 www.nu.or.id diakses pada 16 Mei 200911 www.lakpesdam.com diakses pada 16 Mei 200912 Sayyid Qutbh. Abdullah Azzam. Mengapa Aku Dihukum Mati. ( Jawa Tengah: Kafayeh, 2008)

Page 14: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

pemerintahan sendiri, sedang menurut Aggun Gunawan seorang aktivis Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah Jogja menyebutkan bahwa ideologi ini secara

sederhana diartikan sebagai organisasi yang mengakui keutuhan NKRI, seperti

Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.

Geakan-gerakan Menurut KH Hazim Muzadi diawali dari pandangan

bahwa Islam adalah sebuah jalan hidup, bukan sebuah ideologi politik dan

menurutnya substansialisasi agama lebih utama daripada harus memformalisasi

agama13. Sehingga menurutnya format NKRI sudah tepat

Kalangan Nahdiyin juga berpendapat bahwa mereka mendukung negara

nasional (nasional state) daripada menjadikan islam sebagai ideologi negara,

karena hal ini tidak mungkin dilaksanakan pada masyarakat yang plurar yang

mengakibatkan agama lain tidak bisa menerimanya 14

BAB III

PEMBAHASAN

13 ibid14 Umaruddin Masdar. Eman Hermawan. Ahmad Baso, Politik Walisongo dan Visi Kebangkitan Bangsa (Jakarta : KLIK R, 2006)

Page 15: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

2.4 Profile Ikhwanul Muslimin

3.1.3 Sejarah Ikhwanul Muslimin

Jamaah Ikhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailiyah, Mesir pada

Maret 1928 dengan pendiri Hassan al-Banna, bersama keenam tokoh lainnya,

yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman

Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi. Ikhwanul Muslimin pada saat itu

dipimpin oleh Hassan al-Banna. Hasan al-Banna dilahirkan di Kota

Mahmudiyah, Mesir pada tahun 1906 M. Kemudian Bapaknya adalah seorang

ulama yang berprofesi sebagai tukang jam yang dijuluki As-Sa’ati.

Kesederhanaan, lingkungan yang bersih serta keadaan kuluarga yang

kental dengan nilai-nilai keislaman pada masa itu terlihat sangat kontras

dengan kondisi masyarakat Mesir. Dunia Islam dan bangsa Mesir khususnya

pada masa identik dengan keterjajahan dan ketertindasan berikut segenap

implikasinya berupa kebodohan, kemiskinan dan kemaksiatan.

Setelah melanglang buana melakukan pengamatan panjang terhadap

kondisi umat, sampailah Hasan muda pada satu kesimpulan bahwa “Umat

harus segera bangkit. Namun Aset utama ini utuk kembali bangkit telah

terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda” 15

Seharusnya umat Islam berjaya. Tetapi kenyataanya pada saat itu

malah sebaliknya demikian Hasan muda berfikir, dengan sisa potensi yang ada

yaitu pemuda Hasan Al-bana mencoba membina, mendidik dan membangun

kepribadian pemuda Islam. Kemudian hal inilah yang menjadi fokus gerakan

dakwah yang dipimpinnya. Tercermin dalam ucapannya yang sangat terkenal

di kalangan pendukung ikhwan Nahnu fi ‘asyri at-takwin, fakawwinu

anfusakum (Kita sekarang ini berada di abad pembentukan pribadi, maka

bentuklah diri kalian masing-masing). Karena dari pribadi yang baik itu akan

terbentuk keluarga yang islam, kemudian terbentuk masyarakat islami yang

diridhoi Allah.

Dalam kesempatan lain Hasan Al-Bana menyatakan : Ikhwan adalah

dakwh salafiyah (dakwah salafi), thariwah shunniyah (Penganut Ahlu sunan

wal jama’ah), hakikat sufiyah (mereka adalah kaum sufi yang wara’), jama’ah

riyadhiyah (sekaligus klub olahraga yang tekun penuh perhatian menjaga

15 Mahmud, Ali Abdul Halim.Perangkat-perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin (Solo : Era Intermedia, 2008)

Page 16: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

kebugaran fisik), syirwah iqtishadiyah (perserikatan yang mengelola bisnis

secara profesional), dan hai’ah ilmiyah tsaqafiyah (gerakan yang sangat

memperhatikan ilmu pengetahuan dan penambahan wawasan)

Ikhwanul muslimin memulai kegiatannya pada bulan Dzulhijjah 1346

H/1928 M di Kota Islamiyah lalu pindah ke Kairo pada tahun 1350 H/1932 M.

Setelah itu tersebarlah ia ke berbagai penjuru Mesir, lalu ke begeri-negeri

Arab, kemudian ke negeri-negeri Islam pada umumnya, dan bahkan akhirnya

menyentuh seluruh penjuru bumi.

Pada tanggal 8 Desember 1948 pemerintah Mesir yang dipimpin

Muhammad Fahmii Naqrasyi mengeluarkan keputusan membekukan

Ikhwanul Muslimin. Tidak lama setelah pembekuan itu Muhammad Naqrasyi

diculik. Gencarnya pemberitaan media massa pada saat itu membuat orang

curiga pada gerakan Ikhwanul Muslimin.

Pada tanggal 12 Februari 1949 secara misterius Hasan al-Bana

tebunuh. Namun satu tahun kemudian pemerintah Mesir di bawah Perdana

Menteri Mustafa an-Nuhas Pasha Parlemen menganggap bahwa pembekuan

Ikhwanul Muslimin tidak sah dan inkonstitusional. Kemudian pada tahun

1952, Mesir di bawah pimpinan Muhammad Najib bekerjasama dengan

Ikhwanul Muslimin dalam rencana menggulingkan kerajaan monarki Raja

Faruq pada revolusi Juli. Tapi dikarenakan tujuan revolusi adalah membentuk

Republik Mesir yang dikuasai oleh militer sehingga Ikhwanul Muslimin

menolaknya. Sehingga pada saat itu Jamal Abdul Nasir menganggap ikhwanul

muslimin menolak mandat revolusi. Sejak itu pula ikhwanul muslimin

bermusuhan kembali dengan pemerintah

Pada saat ini Ikhwanul Muslimin dipimpin oleh Umar Tilmisani yang

memilih jalan moderat dengan tidak bermusuhan dengan pemerintah. Rezim

Husni Mubarok juga menekan Ikhwanul Muslimin, sehingga pada saat ini

Ikhwanul Muslimin menjadi partai oposisi di pemerintahan Mesir

3.1.2 Karakteristik dakwah Ikhwanul Muslimin

Dakwah Islamiyah menurut Hasan al-Banna memiliki ciri-ciri khusus,

berbeda dengan dakwah-dakwah lain, yang dapat diringkas sebagai berikut :

1. Rabbaniyah (Berketuhanan) dalam sumbernya, yaitu Wahyu Allah

Page 17: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

2. Wasathiyah (Moderat) sebagai (sifat) pilihan Allah untuk dakwah

3. Ijabiyah (Positif) pandangannya terhadap alam, manusia dan kehidupan

4. Waqi’iyah (Realistis) ketika berinteraksi dengan individu dan masyarakat

5. Akhlaqiyyah (Moralitas) dalam sarana dan tujuannya

6. Syumuliyah (Universal ) dalam manhajnya

7. ‘Alamiyah (Mendunia) dalam dakwahnya

8. Syuuriyah (Bermusyawarah) dalam pemutusan hukumnya

9. Jihadiyah (Jihad) terhadap orang yang menghalangi jalan dakwah dan

penyebarannya

10. Salafiyah dalam pemikiran, konsep dan akidahnya

3.1.3 Rukun Bai’at Ikhwanul Muslimin

1. Fahm (Pemahaman)

2. Ikhlas

3. amal

4. jihad

5. tadhiyah (Pengorbanan)

6. taat

7. tsabat (Keteguhan)

8. tajarrud (Kemurnian)

9. ukkhuwah

10. tsiqah (Kepercayaan)

3.1.4 Prinsip-prinsip Ikhwanul Muslimin

Beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh masyarakat insan

muslin, rumah tangga muslim, masyarakat muslim, dan negara muslim

menurut Ikhwanul Muslimin antara lain

1. Rabbaniyah : segala orientasi individu, sosial atau bernegara semata-mata

karena mengharap ridho Allah swt. Dengan mentaati segala larangannya

dan menjauhi segala larangannya

2. Menjaga jati diri manusia dari hal-hal yang membuat Allah murka, mulia

dari segala yang rendah, dan berusaha menggapai kesucian diri (ikhlas)

3. Beriman pada hari berbangkit, hisab, dan pembalasan siksa

Page 18: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

4. Bangga dengan ikatan ukhuwah sesama manusia dan melaksanakan hak-

haknya

5. Perhatian dengan peran wanita dan laki-laki sebagai sekutu yang tidak

dapat dipisahkan dalam membangun masyarakat, komitmen dan

kesempurnaan, persamaan, dan menegaskan akan pentingnya peran

keduanya dalam pembangunan dan kemajuan masyarakat

6. Kemerdekaan, kepemilikan, dan musyarakah, hak untuk hidup

3.1.5 Misi dan Tujuan Ikhwanul Muslimin

Hasan al-Bana menyampaikan bahwa misi dan tujuan al-Ikhwan adalah “kami

menginginkan terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami,

bangsa yang Islami, pemerintahan yang Islami, negara yang dipimpin oleh

negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara

mereka yang terampas, kemudian membawa bendera jihad dan dakwah kepada

Allah sehingga dunia mendapatkan ketenteraman dengan ajaran-ajaran

Islam”16

Kemudia pada tujuannya Hasan al-Bana menfokuskan pada dua hal yaitu

1. Membebaskan negeri Islam dari kekuasaan asing, karena merupakan hak

alami setiap manusia yang tidak boleh dipungkiri kecuali orang yang

zhalim, jahat atau biadab

2. Mendirikan negara Islam, yang bebas dalam menerapkan hukum Islam dan

sistem yang Islami, memproklamirkan prinsip-prinsip yang mulia,

menyampaikan dakwah dengan bijak kepada umat manusia. Jika hal ini

tidak terwujudkan maka seluruh kaum muslimin berdosa, akan diminta

pertanggungjawabannya di hadapan Allah yang Maha Tinggi dan Maha

Agung karena keengganan mendirikan daulah Islam dan hanya berdiam

diri.”

3.1.6 Sarana Ikhwanul Muslimin

Dalam menjalankan roda pergerakan organisasi ini, ada beberapa sarana dalam

melaksanakan pengkaderan, antara lain

a. Insan Muslim yang terdiri dari

16 http://www.al-ikhwan.net diakses pada5 Mei 2009

Page 19: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

1. Murobbi yang bergerak dalam bidang pembinaan

2. Metode yang tersusun dan manhaj

3. Lingkungan yang memiliki ideologi dan

kemampuan yang memadai

b. Rumah tangga muslim

c. Masyarakat atau bangsa yang Islami

d. Pemerintah Islami

e. Negara Muslim

f. Negara Islam yang satu

g. Negara Islam yang Internasional (Daulah Islamiyah), inilah merupakan

tujuan utama Ikhwanul Muslimin dalam berpolitik.

Dalam menjalankan pergerakan, jamaah al-Ikhwan sering menggunakan

istilah Tarbiyah sebagai pola perkaderannya.

3.1.7 Manhaj (Pedoman) Ikhwanul Muslimin

Manhaj Al-Ikhwan dalam melakukan perbaikan masyarakat dan tarbiyah

tampak pada karakter tujuan asasi yang menjadi fokus dan perhatian jamaah,

di antaranya adalah:

1. Rabbaniyah.

2. Bersentuhan dengan jiwa kemanusiaan.

3. Meyakini adanya ganjaran dan balasan.

4. Memproklamirkan persaudaraan insani.

5. Laki-laki dan wanita bersatu dalam berkontribusi membangun masyarakat,

memiliki porsi masing-masing agar lebih fokus dan kuat terhadap misinya

masing-masing.

6. Tawazun (seimbang) dalam memenuhi hajat ruh dan jasad.

7. Memberikan jaminan kepada masyarakat hak untuk hidup, mendapatkan

keamanan, kebebasan, pemilikan, aktivitas, kesehatan dan mengeluarkan

pendapat.

8. Menegaskan pentingnya persatuan, dan tercelanya perpecahan, berusaha

menghilangkan khilaf dan perdebatan.

3.1.8 Ikhwanul Muslini di Indonesia

Dr. KH. Gozhali Said penulis buku “Ideologi kaum fundamentalis

Trans-Pakistan Mesir” mengungkapkan bahwa Ikhwanul Muslimin dalam

Page 20: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

sejarah panjangnya masuk ke Indonesia terbagi dalam dua faksi. Faksi pertama

faksi resmi, namanya ikhwan juga. Mereka menerima negara demokrasi dan

negara nasional, tetapi penerimaan tersebut sebagai sarana mendirikan negara

Islam dengan syariah. Ikhwan faksi pertama di masing-masing negara

memiliki nama-nama berbeda, di Sudan namanya Jamaah Islamiyah, di al-

Jazair bernama FIS, di Palestina bernama HAMAS, dan di Indonesia menjadi

PKS. Inilah faksi resmi Ikhwanul Muslimin dan terdapat mursyidul ammnya di

Mesir

Faksi yang kedua adalah faksi jihad, yang menurut istilah BIN-nya itu

hudaibiyah dan mursyidul amnya yaitu Hassan Hadibi, ketika itu pula ada

tadhimul khosnya yang dipegang oleh Sayyid Qutbh atau sebagai gerakan

militer yang memiliki persenjataan. Faksi Sayyid Qutbh ini membentuk Islam

radikan yang non-Negara, karena menurutnya dalam buku yang berjudul Pelita

Jalana (Maali fi Thorieq) negara tanpa syariah adalah negara jahiliyah, dan

negara dan pemimpinnya menjadi musuh utama. Diantara gerakan yang

termasuk faksi ini adalah Jamaah Islamiyah pimpinan Osama bin Ladin, yang

menurut Dr. KH. Ghozali adalah percampuran antara al-Ikhwan dengan

Wahabi di Afganistan. Dari Afghanistan dikirimkan dari Indonesia beberapa

sukarelawan, diantaranya Amrozi dan kawan-kawan

Gerakan model kedua adalah Hizbut Tahrir yang dulu merupakan al-

Ikhwan juga. Syeikh Taqiyudin an-Nabhani bergabung dengan al-Ikhwan

ketika perang melawan Irael tahun 1948, karena mengalami kekalahan ia

mendirikan gerakan baru karena menurutnya kekalahan umat islam

disebabkan karena tidak adanya khilafah islamiyah

Ikhwanul Muslimin sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1930 oleh

para pendatang baru dan jamaah haji. Al-Ikhwan pula yang menginspirasikan

M. Natsir mendirikan Partai Masyumi, sebagai partai umat islam terbesar saat

itu 17

3.2 Profile Partai Keadilan Sejahtera

3.2.3 Sejarah Partai Keadilan Sejahtera

Sebenarnya sangat sukar untuk membedakan ideologi, visi dan strategi

berbagai partai politik yang ada di Indonesia karena dominannya

17 Majalah Sabili Edisi Khusu tahun 2004

Page 21: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

komersialisasi dan pragmatisme. 18 Partai politik hanya memiliki simbol-

simbol berbeda, tetapi esensinya maupun programnya adalah sama. Tetapi

dalam tubuh PKS kesamaan itu bukan terdapat dalam tubuh beberapa partai

politik yang ada di Indonesia, melainkan dengan organisasi Ikhwanul

Muslimin yang telah dijelaskan.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) didirikan pada tanggal 20 April 2002

dan merupakan kelanjutan dari Partai Keadilan didirikan pada tanggal 20 Juli

1998 di Jakarta. Partai ini telah mengikuti 3 kali pemiliha umum, yaitu pada

tahun 1999 meraih 1,4 Juta suara (pk-sejahtera.org) kemudian pada pemilu

2004 mendapat 7,34% atau 8.325.020 suara (KPU) dan pada Pemilu 2009 dan

mendapat suara sebanyak 7,88% atau 8.206.955 (KPU), Angka tersebut

menunjukkan bahwa PKS mendapatkan kepercayaan masyarakat yang cuku

besar dari tiap pemilihan umum. Partai pengusung ideologi trans-Nasional ini

dikenal memiliki mesin politik yang kuat, dokrin politik PKS mampu

menghasilkan kader-kader yang solid, sehingga partai berjalan lancar dalam

agenda-agenda politiknya, sebagai contoh; dalam setiap kegiatan kepartaian,

terutama kegiatan perngkaderan pembiayaan dilakukan dengan cara swadaya

peserta. Berupa infaq, sumbangan, dsb. Sehingga dari hal ini dapat kita lihat

bahwa berpolitik menurut mereka adalah jalan yang harus ditempuh sebagai

bagian dari menjalankan agama, sehingga semuanya akan mereka anggap

sebagai ibadah terhadap Allah swt.

3.2.4 Falsafah Dasar Pejuangan PKS

Falsafah Dasar Perjuangan PKS, Jalan keadilan menuju kesejahteraan sebagai

berikut

18 Rafik, Ishack. Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia : Sebuah Investigasi 1997-2007, mafia ekonomi dan Jalan Baru Membangun Indonesia (Jakarta : Ufuk Publishing House, 2008)

Page 22: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Keadilan meurut mereka adalah kenyataan kehendak ilahi, akal budi, dan

usaha manusia yang melekat baik dalam struktur fisik dan psikis manusia yang

harus dibuktikan. Keadilan itu dalam setiap aspek kehidupan akan memiliki

arti sebagai berikut

Teologi : Tauhid sebagai landasan tata kehidupan

Individu : Membebaskan diri dari sikap mendzolimi

Keluarga : Lingkungan keluarga yang egaliter yang menjadi basis

internalisasi dan ideologisasi nilai-nilai

Sosial : Hak-hak sosial masyarakat terdistribusi secara proporsional

hingga terbangun kesederajatan sosial dan kehidupan yang

tenteram dan dinamis menuju terbentuknya masyarakat

madani

Ekonomi : Ekonomi egaliter sebagai cermin sistem ekonomi yang

berkeadilan

Hukum : Tegaknya persamaan hak di hadapan hukum bagi setiap orang

dengan prosedur dan mekanisme yudisial yang berkeadilan

Kebudayaan : Pluralitas kebudayaan sebagai entitas yang berinteraksi secara

harmonis menuju kemajuan peradaban

Pendidikan : Pendidikan integratif untuk membangun manusia yang

mampu merealisasikan “amanah” penciptaannya menuju

kehidupan yang sejahtera dan kemajuan bangsa

Iptek : Pemanfaatan dab pengendalian ilmu pengetahuan dan

teknologi secara etis sebagai modal dasar pembangunan

peradaban untuk kesejahteraan manusia dan kemandirian

bangsa

Gender : Relasi gender yang proporsional yang saling melengkapi

dalam rangka merealisasi “amanah” penciptaan manusia

Semua keadilan di atas haru menjadi Budaya/Culture yang diartikan sebagai

sistem nilai masyarakat yang terintegrasi dalam prilaku individu dalam prilaku

individu dan kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Jika sudah

menjadi budaya maka akan melihrkan kesejahteraan yang diartikan

terpenuhinya kebutuhan warga secara seimbang berdasarkan pemeliharaan

Page 23: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

lingkungan hidup dan pewarisan nilai luhur. Tercaoainya kemajuan bangsa

yang tidak hanya diukur dengan investasi fisik dan ekonomi, melainkan juga

investasi sosial berupa kreativitas, intelektualitas, dan spiritualitas warga

3.2.5 Platform PKS

Salah satu Platform PKS adalah memperjuangkan Masyarakat Madani

yang adil, sejahtera, dan bermartabat dalam buku Platform Pejuangan PKS

yang diterbitkan Majelis Pertimbangan Pusat PKS dpat diartikan sebagai

berikut

Masyarakat Madani adalah Maasyarakat berperadaban tinggi dan

maju yang berbasiskan pada : nilai-nilai, norma, hukum, moral, yang ditopang

oleh keimanan; menghormati pluralitas; bersikap terbuka dan demokratis; dan

bergotong-royong menjaga kedaulatan Negara. Pengertian genuin dari

masyarakat madani iu perlu dipadukan dengan konteks masyarakat Indonesia

di masa kini yang Ukhuwwah Islamiyyah (Ikatan keislaman), Ukhuwah

Wathaniyyah (ikatan kebangsaan) dan Ukhuwwah Basyariyyah (Ikatan

Kemanusiaan), dalam bingkai NKRI

Adil adalah dimana entitas dan kualitas kehidupan-baik pembangunan

politik, ekonomi, hukum, dan sosial kemasyarakatan ditempatkan secara

profesional dalam ukuran yang pas dan seimbang, tidak melewati batas. Yakni

sikap moderat, suatu keseimbangan yang terhidar dari jebakan dua kutub

ekstrem : mengurangi dan melebihi (tafrith dan ifrath)

Sejahtera mengarahkan pembangunan pada pemenuhan kebutuhan

lahir dan batin manusia, agar manusia dapat memfungsikan dirinya sebagai

hambah dan Khalifah Allah. Yaitu keseimbangan antara kebutuhan dan

sumber pemenuhannya. Kesejahteraan dalam arti yang sejati adalah

keseimbangan (tawazun) hidup yang merupakan buah dari kemampuan

seseorang memenuhi tautan-tautan dasar seluruh dimensi dirinya (ruh, akal,

dan jasad)

Bermartabat Secara individual dan sosial menuntut bangsa Indonesia

untuk menempatkan dirinya sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang mampu menampilkan dirinya,

baik dalam aspek sosial, politik, maupun budaya secara elegan, sehingga

memuncukan penghormatan dan kekaguman dari bangsa lain. Martabat

Page 24: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

muncul dari akhlaq dan budi pekerti yang baik, mentalitas, etos kerja dan

akhirnya bermuara pada integritas kepribadian dan muncul dalam wujud

produktivitas

3.2.6 Platform Konsep Pemerintahan PKS dalam Bidang Politik

Partai Keadilan Sejahtera memiliki kerangka platform Politik sebagai

berikut

FalsafahDasar

Pripnsip Demokrasi dan Keadilan

VISITerwujudnya masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan

bermartabat

MISIMempelopori Reformasi Sistem Politik, Birokrasi, Hukum,

dan Hankam

STRATEGIMembangun sistem politik yang sehat, penegakan hukum

yang adil, dan hankam yang mantab

LANGKAH UTAMA

Membangun sistem

ketatanegaraan yang baik

Membangun sistem

politik yang stabil,

dinamis dan efisien

Membangun sistem

penegakan hukum yang

adil

Membangun sistem hamkan yang adil

LANGKAH PENDUKUNG

Otonomi daerah yang proporsionalPengokohan sistem multipartai

Penegakan Rule of law

FUNDAMENTAL POLITIK

Pemilu yang demokratis

dan sederhana

Aparat Birokrasi dan penegak hukum yang

bersih

Infrastruktur Hankam yang

tangguh

3.2.7 Mesin Dakwah Politik PKS

Mesin Politik merupakan elemen yang paling menentukan eksistensi

partai politik dalam mencapai tujuan, PKS dalam platform pembangunannya

menyebutkan bahwa sasaran mobilitas kader adalah upaya penyebaran kader

ke berbagai pusat kekuatan dan kekuasaan dalam rangka mempengaruhi,

merumuskan dan menterjemahkan, dan mengimplementasikan kebijakan

publik agar sesuai dengan nilai-nilai islam

Dalam dunia kemahasiswaan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI) disebut sebagai perpanjangan tangan PKS, sebenarnya

dalam AD/ART KAMMI jelas disebutkan bahwa KMMI merupakan

oraganisasi independen. Dan mereka secara tegas menolak jika dikatakan

demikian. Tetapi menurut Juanda Sukma (Kadep. Kebijakan Publik KAMMI

Page 25: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Sumatera Utara) KAMMI dan PKS memiliki kedekatan. Hal ini disebabkan

karena menurut KAMMI, PKS adalah salah satu partai politik yang memiliki

Platform potilik yang cocok diperjuangkan oleh KAMMI, sehingga dalam

realitanya kebanyak kader KAMMI juga menjadi kader PKS. 19

3.3 Pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam Kebijakan Politik PKS

Secara umum gambaran kebijakan PKS dalam beragam hal yang akan dibahas

memiliki keyakinan yang sama terhadap partai politik yang lain, tetapi ada beberapa

hal spesifik yang merubah main stream arah kebijakan PKS dalam mengatasi masalah

Negara yang tidak dimiliki oleh partai lain, bahkan sebagian belum dapat diterapkan

karena masih menuai banyak kontoversi.

3.3.3 Pengaruh pada Bidang Ekonomi

Mengenai permasalahan ekonomi ikhwanul muslimin berpendapat

bahwa praktik penggunaan tenaga asing, masuknya negeri-negeri ini dalam

daftar penghutang, pengurasan pengelolaan alam dan penyalahgunaannya,

tersebarnya riba dan beban ekonomi kepada Barat atau Timur, terejerumusnya

kita kepada perang yang mengakibatkan banyak mengeluarkan biaya, dan

banyaknya cara kotor untuk dapatkan penghasilan dan kekayaan20

mendapatkan perhatian serius untuk ditinggalkan dengan cara mendidik putra-

putri al-Ikhwan paham dan memiliki kemampuan untuk menghadapinya.

Sedang PKS sebenarnya tidak secara jelas membawa misi persatuan

dunia, tetapi dalam arah kebijakan ekonomi yang terdapat dalam platform PKS

mengindikasikan kesamaan sikap antara PKS dan Ikhwanul Muslimin. PKS

menganggap bahwa emas lebih baik digunakan sebagai standar mata uang

dunia, hal ini akan mengemiliminasi dominasi pasar non riil serta dominasi

negara-negara maju, menurutnya dolar adalah bentuk penghambat akan

kemajuan ekonomi negara berkembang. Oleh karena itu mereka menyebutkan

bahwa ekonomi Dunia sebaiknya menggunakan sistem egaliter. Dalam catatan

korupsi di Indonesia, sejak PKS didirikan tidak pernah terdapat kasus yang

melibatkan kader-kadernya, walaupun pada tahun 2009 terdapat Rama

Pratama yang dianggap bersama Abdul Hadi Jamal melakukan korupsi 19 www.kammi.or.id diakses pada 12 Mei 200920 Mahmud, Ali Abdul Halim, Peangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin (Solo : Era Intermedia, 2008)

Page 26: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

pembuatan dermaga di Tanjung Api-api, tetapi sampai saat ini Rama belum

terbukti bersalah, bahkan statusnya hanya sebagai saksi.

3.3.4 Pengaruh Pada Bidang Hukum

Pandangan Ikhwanul Muslimin dalam permasaahan hukum adalah

menitikberatkan pada sumber pengambilan landasar hukum di Lembaga

Legislatif yang tidak berdasarkan pada hukum Islam, tetapi mengambil

landasar dari sistem barat yang jauh dari landasar islam tersebut. Sedangkan

Lembaga Eksekutif Menurutnya tidak menerapkan asas keadilan dan

persamaan dalam melaksanakan hukum di tengah masyarakat, sehingga

menciptakan kesengsaraan.

Pandangan al-Ikhwan pada sistem peradilan adalah menitik

beratkan perhatian pada hukum yang memeberlakukan hukum islam pada satu

sektor saja, yaitu individu. Sedangkan diluar urusan individu hukum

berlandaskan pada hukum di luar islam, bahkan terkadang memusuhinya.

PKS dalam analisa permasalahan bidang ekonomi di Indonesia

menyebutkan bahwa permasalahan di Indonesia di mulai dari sistem hukum

yang tebang pilih dan tidak tegas. Sedangkan solusi dalam penegakan hukum

harus meliputi penegakan hukum di dalam pemerintahan terlebih dahulu, dan

Menghapuskan segala jenis KKN dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

karena KKN merupakan sumber utama masalah di Indonesia

Secara tegas PKS tidak menyebutkan untuk menerapkan hukum

Islam dalam penerapan hukum di Indonesia, teteapi pada praktiknya PKS

adalah salah satu partai yang memperjuangkan hukum-hukum Islam dalam

Undang-undang atau Peraturan Pemerintah, seperti yang dilakukan oleh

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heyawan yang meminta merapihkan pakaian

penari Jaipong di Jawa Barat yang dinilai sebagai syariatisasi Jawa Barat,

mengingat latar belakang politik Heryawan adalah PKS.

3.3.5 Pengaruh pada Bidang Politik Luar Negeri

Politik luar negeri yang di anut Ikhwanul Muslinin adalah adanya

tujuan untuk mendirikan Daulah Islamiyah atau kepemimpinan Khilfah

Islamiyah bagi seluruh dunia. Menurut mereka meyakini bahwa kekhilafahan

Page 27: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

merupakan lambang persatuan umat Islam, bentuk formal dari jalinan antar

umat Islam dan syari’at Islam yang harus diperjuangkan perwujudannya 21

Ikhwanul Muslimin berpendapat untuk mewujudkan daulah

Islamiyah jangan sampai terjebak pada formalitas aktivitas dan kedangkalan

berfikir, sehingga tidak sebanding antara produk yang dihasilkan dengan

target. Mereka megungkapkan bahwa hal utama untuk mewujudkan itu adalah

kekuatan aqidah dan iman, kemudian kekuatan kesatuan dan persatuan, setelah

itu baru kekuatan fisik dan senjata.

Dalam hal demokrasi Ikhwanul Muslimin berpendapat bahwa

ikhwanul muslimin memiliki kewajiban untuk terus berjuang untuk

membersihkan pemerintahan dari tangan-tangan para penguasa yang tidak

melaksanakan perintah Allah22

Partai Keadilan Sejahtera berpendapat bahwa politik luar negeri

Indonesia harus bebas dari pengaruh national state barat seperti International

Monetery Fund (IMF), World Bank, dll. Serta aktif dalam membantu negara-

negara tertindas, seperti Palestina. Palestina menjadi pusat perhatian PKS,

bukan hanya karena sesama muslim, tetapi disana terdapat sayap Ikhwanul

Muslimin lain yaitu HAMAS.

Secara jelas tidak dikatakan oleh PKS bahwa mereka akan

mendirikan Daulah Islamiyah, tetapi tahapan-tahapan mendirikah khilafah

seperti yang disebutkan di atas menjadi agenda politik PKS, sebagai indikator

adalah perjuangan mensyariatkan hukum-hukum negara.

3.4 Bukti Pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam Konsep Politik Partai Keadilan

Sejahtera

Dalam AD/ART secara Struktural PKS tidak menyebutkan kedekatannya

dengan gerakan Ikhwanul Muslimin, tetapi ada beberapa hal yang menunjukkan

21 ibid22 ibid

Page 28: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

bahwa Ikhwanul Muslimin berpengaruh dalam Konsep Pemerintahan Partai Keadilan

Sejahtera, seperti Ikhwanul Muslimin dengan HAMAS memiliki kesamaan pemikiran

menjadikan HAMAS bagian dari gerakan PKS23. Adapun bukti kedekatan al-Ikhwan

dengan PKS antara lain :

1. Partai Keadilan Sejahtera dalam Platform Pembangunannya mengambil referensi

dari beberapa buku Hasan al-Banna dan Buku Rujukan Ikhwanul Muslimin

laiinya

2. Peryataan Dr. Yusuf Al-Qardawy dalam bukunya umat Islam dalam menyongsong

abad ke 21 (2001)

3. Dr. KH. Gozhali Said penulis buku “Ideologi kaum fundamentalis Trans-Pakistan

Mesir” yang mendapatkan informasi dari Badan Intelejen Negera (BIN)

4. Beberapa website resmi PKS memuat pemikiran-pemikiran Hasan al-Bana serta

membahas tentang pergerakan al-Ikhwan seperti tulisan Syaikh Jasim Muhalil

pada website www.pks-anz.org yang berisi pembelaan atas tuduhan-tuduhan

terhadap Ikhwanul Muslimin

BAB IV

PENUTUP

2.5 Kesimpulan

23 Ahmad Izzudin, HAMAS : Intifadlah yang Tertindas (Jakarta: Gema Insan Press, 1993)

Page 29: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Negara Indonesia pada sejarahnya tidak pernah menemukan ideologi yang

sempurna, baik dalam bidang politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Sejak Pemilu

pertama kali usahan untuk meformilkan Syariat sudah dilakukan oleh Masyumi agar

Indonesia memilih untuk berideologi Islam, tetapi karena fleksibilitas umat Islam

mengakibatkan usaha itu dibatalkan

Sejak keruntuhan Masyumi, partai Islam yang mendominasi adalah golongan

nasionalisme, seperti NU dan Muhammadiyah sehingga format NKRI dianggap sudah

sesuai dengan karakter bangsa yang plural. Sehingga hal di atas terjadi yaitu tidak

jelasnya ideologi yang dianut. Baru pada masa orde baru Soeharto menjadikan

ideologi Pancasila sebagai ideologi tunggal. Tetapi format ideologi Pancasila seniri

belum dapat diimplementasikan pada semua sektor, dalam hal ekonomi contonya, kita

lebih cocok dikatakan sebagai penganut kapitalisme.

Kemunculan ideologi trans-nasional di Indonesia merupakan manget baru

pada arah kebijakan dan strategi politik partai politik, terutama PKS yang berafiliasi

dengan Ikhwanul Muslimin dan Hizbuttahrir Indonesia yang berafiliasi dengan

Hizbuttahrir. Kedua gerakan ini bertujuan mensyariatkan hukum-hukum negara, dan

membuat persatuan seluruh dunia dalam satu format keislaman.

Partai Keadilan Sejahtera ditengah keringnya ideologi partai-partai di

Indoensia yang pragmatis, terutama partai Islam, PKS telah memberikan corak yang

khas. Mesin partai yang bergerak dengan semangat jihad merupakan agen-agen partai

yang solid dan militan, dalam Platform pembangunan PKS, mereka mampu

memformulasikan antara keanekaragaman Indonesia dengan konsep permanen dan

fleksibilitas Islam, walau belum diimplementasikan secara menyeluruh.

Ikhwanul muslimin, sebagai organisasi Internasional senantiasa menjadi

panutan bagi PKS, dalam beberapa konsep kebijakan dan pemikiran mereka memiliki

kesamaan, bahkan buku Hasan al-Banna dan para aktivis al-Ikhwan menjadi sumber

rujukan PKS dalam menentukan plaftorm pembangunannya

Ikhwanul Muslimin dan PKS berpendapat bahwa memformilkan syariah

merupakan sebuah jawaban dari keterpurukan bangsa, sistem ada belum mampu

membawa keadilan dan kesejahteraan karena berlandaskan kepentingan dan

kekuasaan bukan berlandaskan agama.

Menformalkan syariat Islam di Indonesia bukan tanpa tantangan, apalagi

menjadikan Islam sebagai hukum di Dunia, tetapi dengan spirit itu PKS mampu

Page 30: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

bertahan sampai saat ini, karena bisa jadi disitulah letak keberhasilan PKS dalam

pemilu 2009, sedangkan partai-partai lain mengalami kekeringan ideologi dan spirit.

2.6 Saran

Penulis dalam kesempatan kali ini memiliki saran berkaitan dengan tema yang

diangkat

Menyikapi masalah benturan ideologi nasionalisme dan trans-Nasional

janganlah menjadi perpecahan umat Islam, karena masalah ini akan menjadi kemelut

yang akan menghancurkan nilai-nilai Islam. Hendaknya kita semua memiliki sikap

kedewasaan dalam berpolitik dengan memeberikan kesempatan kepada partai dengan

ideologi apapun yang tidak dilarang oleh negara untuk berpartisipasi aktif

membangun Indonesia dan dunia

Sebagai umat Islam, meliah Islam terintegrasi dengan sempurna bukan hanya

dalam menjalankan ritual individu, tetapi dalam bingkai yang lebih besar adalah cita-

cita bersama. Tetapi langkah itu harus mengedepankan cara-cara yang baik dan bijak,

karena dalam merubah tatatan sosial yang dibutuhkan adalah tranfusi amal dan akhlaq

bukan sistem dan aturan.

Partai Keadilan Sejahtera sebagai bagian dari bangsa Indonesia harus terus

mengedepakan rakyat Indonesia dalam perjuangannya, tidak menganggap bahwa

politik dan kekuasaan adalah tujuan, tetapi hal tersebut merupakan alat untuk

mencapai tujuan. Sehingga tidak terjebak dalam pragmatisme yang sempit dan

merugikan. Dan PKS hendaknya mampu menjadi contoh dalam hal melaksanakan

politik bersih yan gmampu diimplementasikannya. Sehingga

Dalam tubuh demokrasi yang sekarang kita gunakan tentu banyak kekurangan,

ini juga membutuhkan partisipasi kita dalam melaksanakan politik yang bersih, karena

demokrasi juga dapat digunakan sebagai ukuran sejauh mana Islam menjadi rahmatan

lil’alamin guna memecahkan masalah bangsa Indonseia. Setelah masalah bangsa ini

mampu dipecahkan dengan baik, kemudian kita akan lebih mudah berbicara tentang

pemecahan masalah dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Agus PR, “Dakwah Parlemen di Era Otonomi Daerah”, LP3M, 2005

al-Banna, Hasan, “Himpunan Risalan”, E-book, 2008

Page 31: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Aziz, Jum’ah Amin Abduh, “Ats-Tsawabit Wal-Mutaghayyirat : Konsep Permanen &

Fleksibel Dakwah Ikhwan” Al-I’tishom, 2008

Budiardjo, Miriam, “Dasar-dasar Ilmu Politik” , PT Gramedia Pustaka Utama, 1991

Depdikbud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Dekdikbud, 1988

Izzuddin, Ahmad, “Hamas Intifadlah yang Tertindas”, Gema Insan Press, 1993

Mahmud, Ali Abdul Halim, “Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin” Era

Intermedia, 2008

MPPPKS, “Falsafah Dasar dan Platform Kebijakan Pembangunan PKS”, MPPPKS,

2008

Qardhawi, Dr. Yusuf, “Umat Islam Menyongsong abad ke-21” Era Intermedia, 2001

Qutb, Sayyid dan Azzam, Abdullah, “Mengapa Aku Dihukum Mati” Kafayeh, 2008

Raffick, Ishak, “Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia : Sebuah Ivestigasi 1997-

2007, Mafia Ekonomi, dan Jalan Baru Membangun Indonesia” Upuk Publishing

House, 2008

www.wikipedia.org

www.yusril.ihzamahendra.com

www.pks-anz.org

www.google.com

www.al-Ikhwan.net

www.nu.or.id

www.lakpesdam.com

www.pbb-online.org

www.pemilu.antara.com

www.pk-sejahtera.org

www.kammi.or.id

BIODATA PENULIS

Najib lahir di Bekasi, 21 Maret 1989. tepatnya di desa

Babelan Kota. Lahir dari Bapak bernama M.Yusuf

Page 32: peran ikhwanul muslimin dalam perpolitikan di Indonesia

Alwy dan Ibu Marfu’ah Shidiq. Ia merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara. Kecil

layaknya anak-anak lainnya senang bermain sepak bola, pada usia 5 Tahun mulai pra

sekolah di TK Attaqwa 19 kemudian melanjutkan sekolah di MI Attaqwa 15, MTs

Attaqwa 03, MA Negeri 1 Kota Bekasi, kemudian sampai saat ini tercatatan sebagai

Mahasiswa di Jurusan Fisika Universitas Negeri Jakarta.

Najib sejak kecil sampai sekarang gemar sekali bersosialisasi, sehingga kegiatan

ekstrakurikuler selalu menjadi incarannya. Sejak SD ia sudah menjadi ketua Pramuka,

SMP menjadi ketua Paskibra dan Pramuka, Kemudia SMA mengikuti kegiatan

Jurnalis, Rohis, Paduan Suara, PMR, kemudia Ketua OSIS. Dan saat ini sebagai

Wakil Ketua Keluarga Alumni MAN 1 Bekasi, Sekjen HMI FMIPA UNJ, dan

Pengurus BEMJ Fisika.

Memang tidak banyak yang mampu digambarkan darinya, tidak ada prestasi yang

sangat luar biasa, tidak juga penting bagi sebagian orang. Tetapi semangatnya untuk

selalu merenggut khazanah ilmu sedalam-dalamnya akan terus mengantarkannya

mengelilingi dunia ini sampai akhir hayatnya. Dalam kehidupannya ia cenderung

memikirkan segala sesuatu yang bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh

lawan bicaranya karena menurutnya mempertanyakan merupakan awal menemukan

kebenaran.

Pria yang bercita-cita ingin menjadi presiden ini sangat senang dengan internet, bukan

hanya sebagai media informasi. Tetapi internet menurutnya merupakan alternatif

dakwah baru di era modernisasi.