MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul...

28
1 SYAMINA Edisi V/September 2013 MELAWAN ATAU TIDAK? Pesan-Pesan Jihadi untuk Mesir Sekitar dua tahun yang lalu, rakyat Mesir berhasil menjatuhkan ‘titik akhir’ pada rezim Husni Mubarak yang telah berkuasa selama 32 tahun melalui revolusi rakyat dan perlawanan secara damai. Setelah menempuh berbagai proses politik dan usaha yang besar, pada akhirnya Dr. Muhammad Mursi salah seorang pemimpin terkemuka Ikhwanul Muslimin (IM) dan ketua Partai Kebebasan dan Keadilan (Hizb Al-Hurriyyah wa Al-‘Adalah)sayap politik IMterpilih sebagai presiden dari hasil pemilihan umum yang relatif bersih dan bebas. Hanya saja, setahun setelah pengangkatan tersebut, skenario ‘kelompok oposisi’ yang menantangnya secara sengaja, yang berakhir dengan kudeta Junta Militer pada 3 Juli 2013 terhadap presiden terpilih, Dr. Muhammad Mursi. Junta Militer beralasan bahwa kudeta tersebut merupakan respon dari keinginan para demonstran partai-partai kiri dan liberal. MELAWAN ATAU TIDAK? Pesan-Pesan Jihadi untuk Mesir 1 Perjanjian Damai! Akhir Cerita Perjuangan Bangsamoro? 12 Kumpulan Nasyid Daulah Islam Irak dan Syam 22 ------------- ABOUT US Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis. Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail ke: [email protected] . Seluruh laporan kami bisa didownload di website: www.syamina.org

Transcript of MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul...

Page 1: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

1

SYAMINA Edisi V/September 2013

MELAWAN ATAU TIDAK? Pesan-Pesan Jihadi untuk Mesir

Sekitar dua tahun yang lalu, rakyat Mesir berhasil menjatuhkan ‘titik akhir’

pada rezim Husni Mubarak yang telah berkuasa selama 32 tahun melalui

revolusi rakyat dan perlawanan secara damai. Setelah menempuh berbagai

proses politik dan usaha yang besar, pada akhirnya Dr. Muhammad Mursi—

salah seorang pemimpin terkemuka Ikhwanul Muslimin (IM) dan ketua

Partai Kebebasan dan Keadilan (Hizb Al-Hurriyyah wa Al-‘Adalah)—sayap

politik IM—terpilih sebagai presiden dari hasil pemilihan umum yang relatif

bersih dan bebas.

Hanya saja, setahun setelah pengangkatan tersebut, skenario ‘kelompok

oposisi’ yang menantangnya secara sengaja, yang berakhir dengan kudeta

Junta Militer pada 3 Juli 2013 terhadap presiden terpilih, Dr. Muhammad

Mursi. Junta Militer beralasan bahwa kudeta tersebut merupakan respon

dari keinginan para demonstran partai-partai kiri dan liberal.

MELAWAN ATAU TIDAK?

Pesan-Pesan Jihadi untuk Mesir 1

Perjanjian Damai!

Akhir Cerita Perjuangan

Bangsamoro? 12

Kumpulan Nasyid Daulah Islam

Irak dan Syam 22

-------------

ABOUT US Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari

Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan

sebuah lembaga kajian independen yang bekerja

dalam rangka membantu masyarakat untuk

mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini

didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

dan dapat diakses oleh semua elemen

masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun

2013 ini merupakan salah satu dari sekian

banyak media yang mengajak segenap elemen

umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media

ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran

yang ditujukan kepada segenap lapisan dan

tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli

terhadap hajat akan keadilan. Isinya

mengemukakan gagasan ilmiah dan

menitikberatkan pada metode analisis dengan

uraian yang lugas dan tujuan yang legal.

Pandangan yang tertuang dalam laporan ini

merupakan pendapat yang diekspresikan oleh

masing-masing penulis. Untuk komentar atau

pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan

e-mail ke: [email protected].

Seluruh laporan kami bisa didownload di

website: www.syamina.org

Page 2: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

2

SYAMINA Edisi V/September 2013

Sejak itu, pergerakan-pergerakan Islam yang

mendukung presiden Muhammad Mursi mulai

melakukan aksi perlawanan damai dengan turun di

jalan-jalan, lapangan-lapangan, dan alun-alun kota

secara besar-besaran, yang dimulai pada Jumat

(5/7/2013) di seluruh kota-kota besar di Mesir. Akibat

dari itu semua, pada awalnya, bentrokan yang terjadi

adalah antara para pendukung Mursi dan kelompok

oposisi yang dikawal oleh tentara, selain juga terjadi

bentrokan antara aktivis Islam pendukung Mursi

dengan elemen militer dan kepolisian.

Bentrokan tersebut pada akhirnya menelan korban

jiwa. Dimulai dengan penembakan para demonstran

oleh militer di lapangan Rabiah Al-Adawiyah yang

menyebabkan belasan generasi pergerakan-pergerakan

Islam meninggal dunia dan ratusan bahkan ribuan

menderita luka-luka. Belum lagi penembakan terhadap

jamaah yang melakukan shalat secara berjamaah.

Jumlah korban tersebut semakin meningkat pada

bentrokan yang terjadi pada akhir-akhir Agustus. Dan

tampaknya, bentrokan dan korban pembantaian

tersebut akan terus berlangsung dan berjatuhan.

‘Arab Spring II’ Mesir kali ini memang banyak

menimbulkan pertanyaan dan ketidakjelasan masa

depan Mesir, apalagi setelah Husni Mubarak

dibebaskan dari tahanan. Pertanyaan tersebut berkisar

mengenai efektivitas demokrasi untuk

memperjuangkan Islam; pertanyaan mengenai inspirasi

dan aspirasi rakyat sebagai inti demokrasi? Dan apakah

selamanya cara damai dengan melakukan demonstrasi

dan negoisasi merupakan cara yang terbaik?

Ijtihad Mengambil ‘Cara Damai’ (Silmiyyah) untuk

Menumbangkan Kudeta

Hingga Sabtu, 14 September

2013, Dr. Isham Al-Uryan –

salah seorang pimpinan

terkemuka Hizb Al-Hurriyyah

wa Al-‘Adaalah, sayap politik

Ikhwanul Muslimin Mesir-

menyatakan sikap kukuh

Ikhwanul Muslimin dalam

mengambil jalan damai untuk

menumbangkan kudeta1 berdarah Junta Militer Mesir

dan menyelesaikan konflik politik Mesir. Pada

kesempatan tersebut, Al-Uryan kembali menegaskan

slogan mereka, “Silmiyyatuna Aqwa Min ar-Rashaash”

(Aksi damai kami lebih kuat dari peluru).2

Sikap aksi damai

ini juga diambil oleh

beberapa dai salafi

terkenal di Mesir,

seperti Dr. Muhammad

Hassan, dll. 3 Bedanya,

mereka tidak menjadi-

kan aksi damai sebagai

jalan satu-satunya. Pa-

da awal Agustus lalu

misalnya, beberapa dai

tersebut telah bertemu

dengan perwakilan

Pemerintah Interim yang dikuasai militer untuk

menuntut agar tindakan pembunuhan terhadap

demonstran diakhiri.

Namun, pertemuan tersebut tampaknya menemui

jalan buntu. Pemerintah Interim tetap bersikukuh untuk

tetap berkuasa yang konsekuensinya demonstrasi-

demonstrasi diakhiri. Ketika para demonstran teguh

menuntut agar presiden terpilih Dr. Muhammad Mursi

dikembalikan pada jabatannya semula, ini akan

membawa konsekuensi disudahinya pemerintah

interim. Dapat dipahami bahwa sikap beberapa dai

salafi terkenal di Mesir tersebut merupakan sikap

kecintaan mereka terhadap umat Islam, lantaran jika

Mesir menjadi seperti Suriah maka ratusan ribu umat

Islam akan terbunuh.

1 Berdasarkan voting yang dilaksanakan www.aljazeera.net

secara online, dari 348 koresponden yang ikut, 93%

diantaranya menganggap bahwa peristiwa yang terjadi di

Mesir pada 3 Juli adalah kudeta. Lihat

http://www.islammemo.cc/akhbar/locals-

egypt/2013/09/14/182180.html [15/09/2013] 2 Lihat http://www.islammemo.cc/akhbar/locals-

egypt/2013/09/15/182193.html [15/09/2013]. Untuk

mendengar pernyataan Al-‘Uryan bisa diakses di

http://www.youtube.com/watch?v=rLXTxImA0Ac&feature=p

layer_embedded 3 Lihat http://www.youtube.com/watch?v=12gACYxdYkQ

[24/09/2013]

Page 3: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

3

SYAMINA Edisi V/September 2013

Sikap yang diambil Partai Kebebasan dan Keadilan

di atas mendapat kritik keras dari kalangan jihadi. Kritik

tersebut mulai dari ‘ijtihad’ mengambil demokrasi

sebagai kendaraan memperjuangkan Islam, atau dari

demontsasi dan protes damai untuk menuntut

syar’iyyah (ditegakkannya legalitas demokrasi). Tokoh

jihadis terkemuka yang mengkritisi

pengambilan ‘ijtihad’ demokrasi

adalah Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri.

Azh-Zhawahiri menegaskan bahwa

ada 2 (dua) perkara penting yang

sering dilupakan oleh para

demonstran dan protestor:

(1) karakter ideologi dalam

perseteruan (ash-shiraa’).

Maksudnya, perseteruan yang terjadi

bukanlah perseteruan antara partai-partai politik yang

terikat dengan rasa nasionalisme, namun lebih kepada

perseteruan antara keimanan dan kekufuran; antara

menyerahkan hak menetapkan undang-undang (al-

Hakimiyyah) hanya untuk Allah swt semata dan

menyerahkannya pada selain-Nya;

(2) karakter realitas perseteruan. Realita

perseteruan yang terjadi bukanlah antara partai-partai

nasionalis yang saling berlomba, namun perseteruan

antara Salibis yang berkolaborasi dengan Zionis dalam

satu kubu berhadapan dengan Islam dan umat Islam

pada kubu lainnya.4

Azh-Zhawahiri mengingatkan bahwa pemerintahan

Muhammad Mursi diturunkan bukan karena ia

merupakan pemerintahan Ikhwanul Muslimin, namun

karena pemerintahan tersebut paling tidak masih

memakai atribut keislaman. Meskipun pemerintahan

Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari

keridaan Amerika dan Sekularis, namun mereka tetap

tidak rida dan tetap tidak percaya terhadap

pemerintahan tersebut. Mereka tidak pernah lupa

terhadap slogan Ikhwanul Muslimin, ‘Al-Jihadu

Sabiiluna wa Al-Mautu fi Sabilillahi Asma Amanina’

(Jihad adalah jalan kami dan mati di jalan Allah adalah

4 Lihat transkrip pesan audio Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri

yang berjudul ‘Shanam Al-’Ajwah Ad-Diimuqraathy’, hal. 6.

http://www.gulfup.com/?5TCSZe

cita-cita kami tertinggi), meski Ikhwanul Muslimin

sendiri telah merubah slogan tersebut dan

menggantinya dengan ‘Al-Islaam Huwa Al-Hall’ (Islam

adalah solusi satu-satunya), akan tetapi Salibis dan

Sekularis tidak akan pernah melupakan slogan

tersebut.5

Buktinya, masih

menurut Azh-Zhawahiri,

meski Ikhwanul Muslimin

telah terjun dan masuk

dalam keseluruhan pemilu

dan referendum serta

berhasil menuai hasilnya;

baik dalam ranah yudikatif,

legislatif, dan eksekutif,

namun kalangan Salibis dan

Sekuler tetap melucuti dan tidak menerima

pemerintahan mereka.

Pun demikian, meski mereka tidak menerapkan

syariat Islam dan menerima ideologi kebangsaan,

negara nasionalis, nasionalisme, dan rakyat sebagai

sumber segalanya; meski mereka menjunjung tinggi

peradilan konvensional yang rusak; meski mereka

mengakui kedaulatan undang-undang yang merusak;

serta meski mereka menghargai perjanjian-perjanjian

internasional dan kesepakatan serta perdamaian

dengan Israel, juga perjanjian-perjanjian keamanan

dengan Amerika; meski mereka melakukan seluruhnya,

tetap saja kalangan Salibis dan Sekuler menolak

mereka.

Apakah mereka pura-pura lupa bahwa demokrasi

merupakan monopoli Barat dan bukan diperuntukkan

bagi orang-orang yang berafiliasi untuk program

keislaman meski mereka mempertaruhkan segala

sesuatunya? Mereka tidak akan pernah memetik

hasilnya kecuali dengan satu syarat; yaitu mendjadi

budak Barat; baik dari segi pemikiran, aksi, politik, dan

ekonominya.6

Azh-Zhawahiri juga menambahkan bahwa

syar’iyyah (legalitas) tidak didapatkan dari pemilu

5 Ibid. hal. 5.

6 Ibid, hal. 5-6.

Azh-Zhawahiri mengingatkan bahwa pemerintahan Muhammad Mursi diturunkan bukan karena ia merupakan pemerintahan

Ikhawanul Muslimin, namun karena pemerintahan tersebut paling tidak masih

memakai atribut keislaman. Meskipun pemerintahan Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun mereka tetap tidak rida dan tetap tidak percaya terhadap pemerintahan

tersebut.

Page 4: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

4

SYAMINA Edisi V/September 2013

demokrasi, namun legalitas itu adalah syariat Islam itu

sendiri. Oleh sebab itu, sesuatu yang keluar dari rel

syariat, sesungguhnya ia telah keluar dari legalitas; dan

ketundukan terhadap hukum syariat merupakan

pengejawantahan dan selaras dengan legalitas; serta

legalitas yang seharusnya dibela dan dipegang erat-erat

adalah kedudukan dan ketinggian syariat Islam sebagai

undang-undang yang digunakan untuk memutuskan

berbagai permasalahan dibandingkan dengan undang-

undang lainnya. Dari situ, legalitas yang sebenarnya

bukan sekedar terpilihnya atau meminta

dikembalikannya Mursi sebagai presiden bagi Negara

Sekuler-Nasionalis.7

Selain itu, Azh-Zhawahiri mengajak umat Islam;

terkhusus yang berada di Mesir, untuk menyatukan

kalimat mereka dalam tauhid; membuang setiap sarana

dan jalan yang menegasikan hakimiyyah syariat;

menyatukan langkah dalam gerakan dakwah masal yang

bersifat dukungan untuk menjadikan syariat sebagai

penguasa, bukan yang dikuasai; sebagai pemerintah,

bukan yang diperintah; dan sebagai pemimpin, bukan

yang dipimpin. Umat seharusnya menolak perjanjian-

perjanjian perdamaian dan implementasinya dengan

Israel dan perjanjian-perjanjian keamanan dengan

Amerika, serta menolak setiap bentuk penyimpangan

dari Islam dan bentuk pengekoran terhadap musuh-

musuh umat. Secara khusus, Azh-Zhawahiri juga

mengajak kepada tentara-tentara Al-Quran (Junuud Al-

Mushhaf) untuk terjun ke medan pertempuran Al-

Quran (Ma’rakah Al-Mushhaf) sebagaimana yang

diserukan oleh Imam Hasan Al-Banna Rahimahullah.8

Demikian halnya dengan Imarah Islam Afghanistan,

melalui juru bicara resminya, Al-Qari Muhammad Yusuf

Ahmadi, ketika menanggapi pembantaian yang terjadi

di Mesir. Al-Qari menyatakan bahwa apa yang

dinamakan dengan “pemilu, tuntunan rakyat, keadilan,

kebebasan, keamanan, dan kedamaian”—yang menjadi

slogan dan jargon demokrasi—pada praktiknya lebih

banyak menjadi slogan-slogan kosong lagi palsu yang

digunakan Barat dan kalangan sekuler-liberal untuk

menipu umat, demi merealisasikan kepentingan

mereka.

7 Ibid, hal. 5.

8 Ibid, hal. 6.

Dengan demikian, jika kepentingan dan tujuan

mereka berseberangan dengan tuntutan rakyat,

keadilan, kebebasan, keamanan, dan kedamaian, maka

mereka tidak canggung-canggung untuk menumpahkan

rakyat mereka, menodai keadilan dan kebebasan, serta

mengganggu keamanan dan kedamaian dengan

kerusakan. Mungkin dilengserkannya pemerintahan-

pemerintahan yang terpilih melalui kotak-kotak suara di

Turki dan Aljazair merupakan contoh paling jelas.9

Untuk menyelesaikan konflik tersebut, Imarah

Islam Afghanistan menyerukan kepada Dunia

Internasional, Negera-negara Islam, PBB, OKI, dan

sejenisnya untuk menyelesaikan konflik Mesir

berdasarkan undang-undang yang sesuai dengan

keinginan dan tuntutan rakyat Mesir, membantu

menolong orang-orang yang terzalimi, menghentikan

tindak kekerasan dan kezaliman, serta mengambil

langkah-langkah yang seharusnya untuk menyelesaikan

masalah itu.10

Pernyataan Imarah Islam Afghanistan ini bukan

berarti mendukung undang-undang positif dan

‘kebaikan’ negara-negara Barat dan organisasi dan

badan milik mereka. Imarah Islam Afghanistan hanya

berbicara berdasarkan kapasitasnya sebagai sebuah

negara yang saling memiliki keterkaitan dengan negara-

negara lainnya.

Hal serupa juga sering diingatkan oleh dua ulama

jihadis terkemuka; Abu Saad Al-Amili 11 dan Abu

Muhammad Al-Maqdis.12 Al-Amili bahkan menggunakan

istilah kufur terhadap “demokrasi” ketika menyeru

kepada rakyat Mesir yang menjadi para dai dan hamba

demokrasi untuk mengingkari dan meruntuhkan

demokrasi tersebut untuk selamanya, lalu kembali

kepada Din Islam.13

9 Lihat http://shahamat-

arabic.com/index.php/paighamoona/32484- [04/09/2013] 10

Ibid. 11

Lihat tweet Abu Saad Al-Amili

(https://twitter.com/al3aamili ) dalam akun Twitter pribadinya

tertanggal 15 & 18 Agustus 2013. 12

Lihat Abu Muhammad Al-Maqdisi, Al-Washaya Al-

Ghaliyah li Anshar Asy-Syari’ah Al-‘Aliyyah. 13

Lihat twett Abu Sa’ad Al-‘Amili dalam akaun twitter

pribadinya tertanggal 15 Agustus 2013.

Page 5: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

5

SYAMINA Edisi V/September 2013

Pun demikian dengan Al-Maqdisi. Dalam tulisannya

Al-Washaaya Al-Ghaaliyah li Anshaar Asy-Syarii’ah Al-

‘Aaliyah, Al-Maqdisi memasukkan hal ini pada

nasehatnya yang pertama dan kedua. Nasihat mengenai

keniscayaan untuk berpegang dan berada di atas

kebenaran, yaitu Islam, dan tidak meremahkan dan

berpaling darinya ke sistem demokrasi, konsep negara

sipil, dan konsep-konsep lainnya yang bertentangan

dengan Islam.

Al-Maqdisi juga mengingatkan untuk tetap

berpegang teguh pada prinsip ini meski saat ini banyak

jama’ah atau organisasi yang menisbatkan diri pada

Islam yang menggeser nilai-nilai yang sudah final

(tsawabit) dan melepaskan banyak sekali nilai-nilai

Islam yang fundamental (‘Ura Al-Islam Al-Ashliyyah);

baik lantaran takut terhadap manusia, kekhawatiran

terhadap tekanan mereka dan usaha untuk menjaga

kerelaan mereka, bahkan hingga pada tahap ikut

bergabung dengan kebatilan mereka dan menyingkir

dari jalan kebenaran yang

sebelumnya mereka pikul tersebut.

Bahkan meski mereka

mengistilahkannya dengan

modernitas (Al-I’tidal wa Al-

Wasathiyyah).14

Sementara itu, di antara jihadi

yang mengkritik jalan damai hanya

melalui demonstrasi dan protes

tersebut adalah Abu Muhammad Al-Adnani, juru bicara

resmi Daulah Islamiyah Irak dan Syam. Kritik tersebut

termuat dalam sebuah pesan audio berjudul As-

Silmiyyah, Din Man?, yaitu saat Al-Adnani menanggapi

aksi rakyat Mesir pada “Jumat Kemarahan” pada 30

Agustus 2013 yang lalu.15 Al-Adnani menyatakan bahwa

tidak mungkin selamanya orang kafir berdamai dengan

orang-orang yang beriman; demikian juga tidak

mungkin orang-orang beriman yang tanpa bersenjata

serta melakukan aksi damai untuk berdiri di hadapan

orang-orang kafir yang sedang siap dengan senjata

14

Lihat Abu Muhammad Al-Maqdisi, Al-Washaaya Al-

Ghaaliyah li Anshaar Asy-Syarii’ah Al-‘Aaliyah. 15

Lihat transkrip pesan audio Abu Muhammad Al-‘Adnani

yang berjudul ‘As-Silmiyyah Diinu Man?’

http://t.co/VrBjwYBSXK

mereka. Kemudian ia pun menyebutkan beberapa ayat

yang mendukung hal tersebut.

Al-Adnani juga menambahkan bahwa sekiranya

keimanan yang tanpa senjata dan dakwah damai

mampu berdiri berhadapan dengan orang-orang kafir

yang bersenjata niscaya Nabi tidak akan menghunuskan

senjatanya dan membebankan hal itu pada umatnya.

Padahal beliau adalah manusia yang sangat pengasih

lagi penyantun. Demikian juga, jika seandainya dakwah

damai bisa menyatakan sesuatu kebenaran sebagai

kebenaran dan suatu kebatilan sebagai kebatilan serta

mampu mengubah suatu kemungkaran, niscaya Nabi

saw tidak akan menumpahkan setetes darah pun,

padahal beliau adalah orang yang paling tahu, paling

bertakwa, paling penyantun dan paling pengasih.16

Sikap yang sama juga datang dari Dr. Thariq Abdul

Halim, salah seorang peneliti di Al-Maqreze Institute

yang dipimpin oleh Dr. Hani As-Siba’i yang berpusat di

London, Inggris. Thariq

berpendapat bahwa demon-

strasi tersebut tidak akan

mengubah sesuatu apapun,

kecuali bagi orang yang

bermimpi yang hanya meng-

harap keajaiban. Alasannya,

peralatan-peralatan militer tidak

akan pernah gentar menghadapi

sedemikian banyak demonstran

tersebut. Demonstrasi seperti ini tidak menimbulkan

bahaya sedikit pun bagi mereka.17

Untuk memahami hakikat yang terjadi di Mesir

antara rakyatnya dan militernya, Thariq menyebutkan

beberapa hal yang harus diperhatikan:

Pimpinan Militer tidak mungkin untuk tunduk

pada keinginan demonstran tersebut karena

mereka mengerti bahwa hal itu sama saja

dengan meletakkan tali melingkar di leher

mereka. Dengan demikian, hal itu merupakan

peperangan hidup atau mati bagi mereka.

16

Ibid. 17

Lihat Dr. Thariq Abdul Halim, Jum’ah Al-Ghadhab,

http://www.almaqreze.net/ar/news.php?readmore=2228.

Al-Adnani juga menambahkan bahwa

sekiranya keimanan yang tanpa senjata dan

dakwah damai mampu berdiri berhadapan

dengan orang-orang kafir yang bersenjata

niscaya Nabi tidak akan menghunuskan

senjatanya dan membebankan hal itu pada

umatnya. Padahal beliau adalah manusia

yang sangat pengasih lagi penyantun.

Page 6: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

6

SYAMINA Edisi V/September 2013

Aksi buas militer tidak akan mungkin segan-

segan untuk menumpahkan darah rakyatnya

meski mengorbankan puluhan ribu jiwa,

merobohkan dan menghancurkan rumah-

rumah beserta penghuninya di setiap pelosok

Mesir. Aksi militer Suriah terhadap rakyatnya

adalah bukti yang paling konkret.

Pimpinan Militer tidak terlalu memedulikan apa

yang disebut dengan ‘Lapangan Internasional’

karena mereka mengerti bahwa kepentingan

Barat dan Israel tetap menginginkan

keberadaan dan keberlangsungan

pemerintahan mereka. Sebagaimana kita

saksikan bahwa masyarakat internasional tidak

lain hanyalah bagian dari konspirasi terhadap

umat Islam sejak berakhirnya PD I dan

runtuhnya Khilafah.

Demonstrasi Damai tidak akan pernah memiliki

taring dan tidak memberikan ancaman pada

pimpinan militer sedikit pun. Ia hanyalah

sejumlah orang yang keluar dari mereka dan

berteriak yang kemudian di antara mereka ada

yang terbunuh. Setelah itu mereka akan

kembali ke rumah-rumah mereka kemudian

mengulangi hal yang sama pada kesempatan

berikutnya.

Demonstrasi terencana yang dilakukan pada

hari tertentu kemudian berakhir pada sorenya

tidak akan mengubah kenyataan sedikit pun.

Demonstrasi tidak harus dilaksanakan pada hari

Jumat yang kemudian setelah orator

menyelesaikan orasinya, dunia kembali pada

keadaannya semula, dan kembali bertemu pada

Jumat berikutnya. Cara seperti ini tidak akan

pernah mencapai kemenangan meski dilakukan

selama seribu tahun.

Demonstran yang mengacungkan tangan-

tangan mereka seraya meneriakkan ‘Damai,

Damai’ di depan tentara thaghut seperti orang

yang menjerumuskan dirinya ke dalam

kehancuran. Mereka tidak mengambil sebab-

sebab yang diperintahkan oleh Allah untuk

mengambilnya, yaitu i’dad (persiapan tempur)

dan menebar ancaman kepada mereka. Mereka

itu lebih dekat kepada orang-orang Sufi yang

mengatakan, “Kami menempuh padang pasir

tanpa perbekalan atau air. Kami hanya

bersandar pada Allah. Dia-lah Yang Maha

Pemberi Rezeki dan Dia akan memberikannya

pada kami,” Para demonstran itu ibarat

membusungkan dada-dada mereka untuk

ditembusi timah-timah panas. Mereka hanya

beranggapan bahwa yel-yel ‘Damai, Damai’

semakin mengganggu mereka, atau jumlah

korban yang jatuh dari mereka akan membuat

Sisi bersedih dan trenyuh lalu memerintahkan

para jagalnya menghentikan penyembelihan.

Slogan ‘Dada kami lebih kuat dari timah-timah

panas’ adalah slogan yang tidak benar secara

syar’i dan akal, meski slogan tersebut

menggambarkan keikhlasan dalam perlawanan

dan enak terdengar di telinga.18

Dari realitas tersebut, menurut Thariq, untuk

menghadapi hal seperti ini harus ditebus dengan harga

yang mahal, dan dibayar dengar total; tak kurang sedikit

pun. Thariq menambahkan bahwa jika memang cara ini

yang dipilih maka untuk meraih kemenangan harus

memenuhi lima syarat:

1. Mampu mengumpulkan massa dalam jumlah

yang belum terjadi sebelumnya, yaitu paling

tidak 20 juta massa.

2. Demonstrasi tersebut terus berlangsung; tidak

berhenti dan tidak berselang, baik pada waktu

siang dan malam, atau pagi dan sore, yang

dilakukan di seluruh jalan-jalan utama dan

lapangan-lapangan Mesir hingga pemerintah

militer tersebut runtuh.

3. Demonstrasi tersebut harus memiliki taring dan

kuku, yaitu dengan menguasai markas-markas

kepolisian, gedung-gedung pemerintahan,

parlemen, kota, dan media mereka.

Demonstran ini sebisa mungkin untuk berbekal

dengan sesuatu yang memungkinkan; berteriak

lalu menyalakan api; dan memukul lalu

melarikan diri, sampai berhasil menduduki

tempat tersebut. Dan tentu saja, pertempuran

18

Ibid.

Page 7: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

7

SYAMINA Edisi V/September 2013

ini akan mengorbankan ratusan syuhada,

namun langkah ini harus dilakukan demi meraih

kemenangan.

4. Meniatkan demonstrasi itu ikhlas hanya untuk

Allah semata dan untuk menolong Din-Nya;

bukan untuk menolong proyek undang-undang,

nasionalisme, atau kebebasan.

5. Bertekad untuk memurnikan tauhid hanya

untuk Allah. Merealisasikan loyalitas (Al-Wala’)

kepada-Nya; tidak pada selain-Nya. Kemudian

bertaubat dari segala dosa akibat

penyelewengan terhadap tauhid dan terhadap

realisasi loyalitas tersebut. Bisa jadi,

tertangguhnya kemenangan tersebut lantaran

dosa-dosa yang telah dilakukan.19

Islam = Silmiyyah + Jihad

Dari penolakan Al-‘Adnani dan Dr. Thariq Abdul Halim

sebelumnya, lantas mencuat sebuah pertanyaan,

‘Apakah jalan damai (As-Silmiyyah) tidak ada dalam

Islam?’

Pertanyaan ini dijawab oleh Abu Bashir Ath-

Tharthusi, seorang ulama dan ideologi jihad yang

disegani, dalam artikelnya yang berjudul Inkar Al-

Munkar As-Siyasi bi Al-Wasa`il As-Silmiyyah. Menurut

19

Ibid.

Abu Bashir, pada intinya Islam mengakui dua cara

dalam mencegah kemungkaran –termasuk dalam

kemungkaran politik, yaitu melalui jalan damai ‘As-

Silmiyyah’ dan jalan kekerasan ‘Al-‘Askariyyah’, sesuai

dengan tuntutan-tuntutan kondisi dan terealisasinya

syarat-syarat masing-masing kedua cara tersebut.

Sehingga, pada hakikatnya kedua cara tersebut tidak

kontradiktif, bahkan saling melengkapi antara yang

satu dengan lainnya.20

Abu Bashir mencatat bahwa di antara argumentasi

syar’i mengenai bolehnya mengingkari kemungkaran

dengan cara damai jika terpenuhi tuntutan-tuntutannya

dan terealisasi syarat-syaratnya, diantaranya:

Sabda Rasulullah, “Barang siapa di antara

kalian melihat kemungkaran maka hendaknya

dia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak

mampu, maka dengan lisannya. Dan jika tidak

mampu, maka dengan hatinya. Demikian itu

adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).

Mengubah kemungkaran dengan lisan

termasuk kategori menggunakan cara damai.

Sabda Rasulullah, “Penghulu syuhada adalah

Hamzah bin Abdul Muthallib dan seorang yang

berdiri di hadapan pemimpin yang zalim lalu dia

memerintahkannya (yang makruf) dan

melarangnya (dari kemungkaran) kemudian

(pemimpin zalim) itu membunuhnya.” (HR Al-

Hakim dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam

As-Silsilah Ash-Shahihah)

Sabda Rasulullah: “Jihad paling utama adalah

mengatakan kalimah yang benar di hadapan

pemimpin yang zalim” (HR Abu Dawud, At-

Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-

Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah).

Kalimat yang hak yang diucapkan di hadapan

pemimpin yang lalim; demikian juga dengan

memerintahkannya yang makruf dan

melarangnya dari perbuatan mungkar termasuk

dalam kategori cara yang damai. Kemudian jika

20

Lihat Abu Bashir, Inkar Al-Munkar As-Siyasi bi Al-Wasa`il

As-Silmiyyah’, hal. 1.

http://www.abubaseer.bizland.com/articles/read/a%20162.pdf

[23/09/2013]

Page 8: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

8

SYAMINA Edisi V/September 2013

dia terbunuh saat melakukan hal itu, maka dia

termasuk mati syahid, bahkan dia bersama

dengan penghulu para syuhada, Hamzah bin

Abdul Muthallib.

Juga sabda beliau: “Sesungguhnya Allah

mencintai kelembutan (ar-rifq) dan memberikan

pada kelembutan sesuatu yang tidak diberikan-

Nya pada kekerasan (al-‘unf), dan sesuatu yang

tidak diberikan-Nya kepada selainnya.” (HR

Muslim).

Kelembutan lebih dekat kepada cara damai

dibandingkan dengan cara lainnya.21

Sementara argumentasi syar’i mengenai bolehnya

mengingkari kemungkaran dengan cara kekuatan dan

kekerasan jika terpenuhi tuntutan-tuntutannya dan

terealisasi syarat-syaratnya, jumlahnya begitu banyak

sekali, yaitu setiap ayat Al-Quran dan

hadits Nabi yang memerintahkan dan

menyeru untuk melakukan i’dad, jihad,

dan mengubah kemungkaran dengan

tangan.22

Pertanyaannya sekarang: Kapan

memilih cara damai atau dengan cara

kekerasan? Kapan salah satunya lebih

didahulukan dibanding dengan

lainnya? Apa kaidah atau ketentuan dalam menentukan

hal itu? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di

atas, menurut Abu Bashir, ada beberapa aspek yang

seharusnya diperhatikan, di antaranya:

Berhadapan dengan musuh dari dalam yang

merupakan bagian dan bercampur baur dengan

masyarakat merupakan suatu yang lebih sulit

dibanding dengan berhadapan dengan musuh

dari luar; musuh yang jelas perbedaannya dan

jelas permusuhannya. Selanjutnya, agar batas

tuntutan untuk berhadapan dengan musuh dari

dalam terealisasi maka diperlukan fikih yang

lebih mendalam; diperlukan penjelasan, amal,

dan i’dad yang lebih, yang semuanya itu tidak

dibutuhkan tatkala berhadapan dengan musuh

21

Ibid, hal. 1-2. 22

Ibid, hal. 2.

dari luar. Tergesa-gesa dalam kondisi seperti ini

akan mewariskan kerugian dan penyesalan.

Pilihan menggunakan kekuatan militer untuk

berhadapan dengan kemungkaran politik dalam

negeri semestinya tidak digunakan kecuali

setelah melakukan perbaikan, pelurusan dan

perubahan dengan menggunakan sarana-

sarana damai. Selanjutnya, sarana-sarana

damai tersebut seharusnya diberikan hak dan

kesempatannya dalam beraksi dan melakukan

perubahan –selama hal itu masih membuahkan

hasil-hasil yang diharapkan- sebelum beralih

pada kekuatan militer. Ini dalam rangka

memberikan peringatan dan mengusahakan

agar bahayanya adalah yang paling kecil.

Menggunakan atau memilih sarana-sarana

militer dan kekerasan semestinya tidak

diterapkan pada

lingkungan dan

medan yang di

sana diterapkan

sarana-sarana

damai, atau pada

lingkungan di

mana sarana-

sarana damai

belum diberikan kadar dan porsinya yang

seharusnya. Demikian sebaliknya, sarana-

sarana damai tidak bisa diterapkan pada

lingkungan atau medan yang di sana terjadi

kegiatan yang menggunakan sarana-sarana

militer, atau di sana ditetapkan untuk

menggunakan sarana-sarana militer.

Ketika menggunakan sarana-sarana militer dan

beralih pada pilihan menggunakan kekuatan,

semestinya telah dilakukan pengamatan yang

mendalam terhadap tabiat musuh dari dalam

yang hendak dihadapi. Diamati, apakah sarana-

sarana damai dapat bermanfaat atau tidak?

Juga penelitian, apakah menggunakan pilihan

militer atau kekerasan memberikan pengaruh

pada pemerintahan thaghut tersebut atau

tidak? Dari poin inilah kemudian sekelompok

yang berperan sebagai Ahlul Halli wal ‘Aqd

menentukan pilihan yang paling tepat; baik

Pertanyaannya sekarang, kapan memilih

cara damai atau dengan cara kekerasan?

Kapan salah satunya lebih didahulukan

dibanding dengan lainnya? Apa kaidah

atau ketentuan dalam menentukan hal itu?

Page 9: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

9

SYAMINA Edisi V/September 2013

jatuh pada pilihan menggunakan kekuatan atau

cukup dengan cara damai.

Ketika menentukan salah satu pilihan di antara

dua pilihan atau dua metode tersebut untuk

berhadapan dengan kemungkaran politik dalam

negeri, maka hendaknya dilakukan tarjih yang

cermat, dan pendalaman fikih antara maslahat

dan mafsadat. Jika cara damai lebih

memberikan maslahat, maka cara tersebutlah

yang dijalankan. Sebaliknya, jika cara kekerasan

lebih menjauhkan dari mafsadat, maka cara

tersebutlah yang diterapkan.

Untuk itu, jika kemungkaran tersebut bisa

ditangani dengan cara damai, maka merupakan

suatu kesalahan pada kondisi tersebut

menggunakan cara kekerasan. Pun demikian,

jika kemungkaran tersebut hanya bisa diatasi

dengan cara kekerasan, maka adalah suatu

kesalahan pada kondisi tersebut menggunakan

cara damai.

Dampak bahaya-bahaya yang menurut prediksi

kuat akan timbul –meski sedemikian besar-

ketika beralih pada cara kekuatan atau sarana-

sarana militer, harus lebih kecil dampak

bahayanya dari kemungkaran politik yang

hendak dihilangkan atau diubah; lebih kecil

bahayanya dibandingkan dengan bahaya

tetapnya kerusakan, kezaliman, dan kekufuran

kemungkaran politik sebagai pemimpin dan

penguasa atas negara dan rakyat.

Siapa yang merasa dirinya ketika beramal dan

berjihad dengan sarana-sarana damai lebih

banyak memberikan manfaat dan kontribusi

dibanding ketika dia beramal dan berjihad

dengan sarana-sarana militer, maka hendaknya

dia tidak mencela orang yang berjihad melalui

sarana-sarana militer. Demikian sebaliknya,

siapa yang merasa dirinya ketika beramal dan

berjihad dengan sarana-sarana militer lebih

banyak memberikan manfaat dan kontribusi

dibandingkan ketika dia beramal dengan

pilihan-pilihan atau sarana-sarana damai, maka

hendaknya dia tidak mencela saudara-

saudaranya yang beraktivitas dan beramal demi

dien dan umat mereka melalui sarana-sarana

damai. Dengan catatan selama sarana-sarana

ini disyariatkan dan diperbolehkan, selain juga

memberikan hasil-hasilnya.23

Pada akhirnya, Abu Bashir menyimpulkan bahwa—

jika tuntutan-tuntutan dan syarat-syarat tersebut

terpenuhi—kedua kelompok tersebut berada dalam

kebaikan; keduanya saling melengkapi; dan umat

memerlukan keduanya secara bersamaan.24

Epilog: Merencanakan Kemenangan

Dalam setiap pertempuran antara keimanan dan

kekufuran, merupakan suatu yang wajar dan pantas jika

pembela keimanan mengharapkan kemenangan dari

musuh-musuh mereka. Namun masalahnya,

kemenangan tersebut tidak dianugerahkan Allah secara

percuma. Pembela keimanan harus mengusahakan

semaksimal mungkin dua aspek kemenangan sekaligus,

yaitu aspek Al-Madi (material) dan aspek Al-Ma’nawi

(spiritual). Aspek Al-Madi, yaitu dengan mengusahakan

seluruh usaha yang mampu dilakukan oleh manusia

untuk meraih kemenangan. Sementara aspek Al-

Ma’nawi adalah dengan mendekatkan diri kepada

Allah, yang terealisasikan dalam setiap bentuk ibadah

kepada-Nya; baik dengan ibadah hati (ikhlas, khauf,

23

Ibid, hal. 3-4. 24

Ibid, hal. 4.

Page 10: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

10

SYAMINA Edisi V/September 2013

raja’, mahabbah, dll), dengan ibadah anggota badan

(shalat, shaum, zakat, haji, dll), dan dengan ibadah lisan

(dzikir, qira`atul Quran, doa, dll).

Realitasnya, ada di antara kelompok pergerakan

Islam—kalau tidak bisa disebut banyak—yang

melupakan, meremehkan, dan melalaikan

mengusahakan semaksimal mungkin aspek Al-Madi.

Tetapi, di sisi lain senantiasa dan tiada henti-hentinya

berdoa mengharapkan kemenangan. Ini bukan berarti

tidak boleh atau dilarang. Namun, apakah pantas kita

melantunkan doa mengharapkan kemenangan,

sementara kita sendiri tidak semaksimal mungkin

mengusahakan faktor kemenangan tersebut?

Inilah pesan yang disampaikan oleh Dr. Iyad

Qunaibi dalam salah satu artikelnya ‘Hal Nahnu

Qaribuun min An-Nashr fi Mishr au Suriya?’25 (Apakah

Kita Dekat dengan Kemenangan di Mesir atau Suriah?)

Dalam artikel tersebut, setidaknya ada enam (6)

faktor kemenangan penting yang disebutkan oleh

Qunaibi. Keenam faktor tersebut adalah: [1] salamatul

manhaj (metode pergerakan yang lurus), [2] a’malul

qulub (ikhlas, tawakal, tadharru’, dll), [3] ijtima’ul

kalimah (persatuan dan kesatuan barisan), [4] husnul

idarah wa at-takhthith (manajemen dan strategi yang

baik), [5] husnul khuluq (akhlak yang baik), dan [6]

sabar dalam mengusahakan faktor-faktor kemenangan

madiyyah (material).

Dari keenam faktor kemenangan penting tersebut,

yang mendapat perhatian lebih dari Qunaibi adalah

point salamatul manhaj dan ijtima’ul kalimah.

Mengomentari poin salamatul manhaj, Qunaibi

mengklasifikasikan umat Islam hari ini menjadi tiga

kelompok:

[1] kelompok yang meremehkan manhaj dan

kerangka kerja berpikirnya dibangun di atas bid’ah dari

jalan yang ditempuh Rasulullah demi meraih

kemenangan dan kekuasaan meski hal itu berbenturan

dengan nash-nash syar’i;

25

Lihat artikel Dr. Iyad Qunaibi, ‘Hal Nahnu Qariibuun Min

an-Nahsr Fi Mishr au Suuriyaa?’, pada halaman facebook

baliau (https://www.facebook.com/EyadQunaibi4) yang

diposting pada tanggal 17 September 2013.

[2] kelompok yang berpegang teguh pada manhaj,

perhatian pada pemurnian tauhid, mencampakkan

demokrasi, serta berpegang teguh pada Al-Hakimiyyah

(syariat), namun mereka menganggap point ini seolah-

olah segalanya, dan mengira bahwa salamatul manhaj

adalah penambal dari setiap lubang, dan pelengkap dari

setiap kekurangan, sehingga mereka tidak perhatian

pada faktor-faktor kemenangan lainnya yang masih

begitu banyak serta tidak memberikan faktor-faktor

kemenangan tersebut sesuai dengan porsinya;

[3] kelompok yang tidak peduli sama sekali

terhadap manhaj, dan kelompok ini merupakan

mayoritas umat Islam. Sebagian mereka menghabiskan

umurnya selama 14 tahun (TK, SD, SMP, dan SMA) di

bangku sekolah, bahkan mungkin dilanjutkan di

perguruan tinggi selama 10 tahun hingga meraih gelar

doktor.

Gelar yang bukan termasuk—tanpa meremehkan

baktinya pada diin—sebab yang memasukkannya ke

surga dan menyelamatkannya dari neraka. Hampir

seperempat abad umurnya hanya digunakan untuk

Qunaibi menyebutkan 6 faktor penting dalam

kemenangan:

[1] salaamatul manhaj (metode pergerakan yang

lurus),

[2] a’maalul quluub (ikhlas, tawakkal, tadharru’,

dll),

[3] ijtimaa’ul kalimah (persatuan dan kesatuan

barisan),

[4] husnul idaarah wat-takhthiith (menajemen dan

strategi yang baik),

[5] husnul khuluq (Akhlak yang baik) dan

[6] sabar mengusahakan faktor-faktor kemenangan

al-Maadiyyah (material).

Dari keenam faktor kemenangan penting tersebut,

yang mendapat perhatian lebih dari Qunaibi adalah

point salamatul manhaj dan ijtimaa’ul kalimah.

Page 11: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

11

SYAMINA Edisi V/September 2013

meraih dunia. Meski meraih gelar tersebut, namun

pada saat diminta untuk membaca atau mendengar

tema yang bisa menjelaskan padanya manhaj yang lurus

yang bisa mengantarkannya pada keridaan Allah dan

surga-Nya, dia hanya bermalas-malasan dan

beranggapan bahwa niat tulusnya saja sudah cukup

sebagai bekal untuk bertemu dengan Rabbnya.

Setelah itu, dia merasa cukup dengan gaya hidup

sentimentil secara umum dari personal-personal,

jamaah-jamaah dan manhaj-manhaj tertentu yang

terbentuk hanya dari beberapa tatapan sekilas dan dari

berita-berita yang tercecer yang dia dengar dari sana-

sini. Walau demikian, dia akan mati-matian membela

gaya hidupnya tersebut dan bangkitlah

kesombongannya terhadap dosa tersebut jika dikatakan

kepadanya bahwa dia keliru dalam hal itu.

Adapun ketika mengomentari poin ijtima’ul

kalimah, Qunaibi mengingatkan bahwa kasus yang

sering terjadi adalah kelompok pergerakan Islam

acapkali menjadikan salamatul manhaj sebagai sebab

perselisihan di antara suatu kelompok dengan

kelompok lainnya, yang kesalahan mereka tersebut

tidak sampai mengeluarkan mereka dari Islam.

Meskipun kelompok tersebut sebenarnya diberikan

keluasan untuk menoleransi kesalahan mereka demi

menjadi kesatuan dan kesolidan barisan tanpa harus

meleburkan manhaj.

Terkadang kelompok tersebut juga tidak sadar

bahwa dengan memutuskan hubungan mereka dengan

kelompok pergerakan lainnya dengan dalih menjelaskan

kebatilan, sebenarnya mereka telah mendurhakai Allah

dan Rasul-Nya. Kapan? Yaitu, saat mereka mencegah

kemungkaran dengan cara yang tidak sesuai dengan

sunnah sehingga berakibat kegagalan dan hilangnya

kewibawaan mereka.

Ada satu episode sejarah menarik yang dicatat

Qunaibi saat memberikan contoh pada poin ini. Episode

sejarah tersebut adalah peperangan antara Bangsa

Tatar dan umat Islam. Ketika Bangsa Tatar

menghancurkan Kesultanan Muhammad bin

Khawarizm, sebenarnya tentara Islam yang di antaranya

adalah tentara Jalaluddin bin Muhammad bin

Khawarizm dan tentara Saifuddin Baghraq At-Turki

serta tentara lainnya telah melakukan konsolidasi.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa tentara Islam

tersebut telah berhasil memukul telak Tatar di Ghaznah

dan Kabul, Afghanistan.

Meski demikian, kita tidak pernah mendengar

kabar kemenangan tersebut, sebaliknya, kita hanya

mengetahui bahwa Tatar telah berhasil menghancurkan

dunia Islam, membunuh jutaan umat Islam, dan

membumihanguskan kota-kotanya. Ini karena setelah

memperoleh kemenangan di dua tempat tersebut

(Ghaznah dan Kabul), tentara-tentara tersebut

berselisih mengenai pembagian ghanimah, hingga pada

tahap mereka saling menyerang, sehingga

menyebabkan kemunduran kekuatan bangsa Turki di

bawah pimpinan Baghraq, yang berakhir dengan

kegagalan dan hilangnya kewibawaan keseluruhan

tentara tersebut.

Lantas, bagaimana jika pertanyaan Qunaibi

tersebut dilontarkan kepada kita ‘Hal Nahnu Qaribun

min An-Nahsr?’ (Apakah Kita Semakin Dekat dengan

Kemenangan?).

Jawabannya bisa dua kemungkinan; TIDAK dan YA.

TIDAK, bahkan mungkin sangat jauh dari kemenangan

jika kita tidak mengusahakan faktor-faktor kemenangan

tersebut sebagaimana porsinya dan membangkang

terhadap sunnatullah dalam meraih kemenangan. Juga,

YA, bahkan kita sangat dekat dengan kemenangan,

karena kita memiliki tali kekang untuk segera menuju

kebaikan; karena kita mampu—dengan taufik Allah—

mengusahakan seluruh faktor kemenangan tersebut;

dan karena kekuatan kekufuran tidak akan pernah

mampu—pada saat itu—untuk melumpuhkan tekad

kita, sebagaimana ketidakberdayaan mereka untuk

mencabut keimanan dalam hati kita. Pada saat itulah

Allah akan memberkahi sedikit usaha yang mampu kita

lakukan dan kerjakan, lalu menampakkan ‘keajaiban-

keajaiban’-Nya kepada kita.

Singkatnya, kemenangan dari Allah itu sangat

dekat. Ya, sangat dekat sekali. Tinggal kitalah yang mau

mendekati kemenangan tersebut, atau malah

menjauhinya. Wallahu A’lam. (Ali Sadikin)

Page 12: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

12

SYAMINA Edisi V/September 2013

Perjanjian Damai Akhir Cerita Perjuangan Bangsamoro?

Moro adalah masyarakat Islam di wilayah selatan Filipina

yang menentang penjajahan dari wilayah utara (Luzon),

dan menempati wilayah Mindanao hingga Kepulauan

Sulu di Selatan. Istilah "Moro" berasal dari perkataan

"Moors" sebutan untuk masyarakat Morroco (Maghrib)

oleh penjajah Eropa karena keberanian mereka

menentang penjajah.

Pada saat Spanyol memasuki Filipina untuk

menjajah, mereka mendapati masyarakatnya juga berani

menentang seperti orang-orang Morroco. Penamaan

"Moro" pun mulai disematkan kepada masyarakat Islam

Filipina tersebut. Istilah "Bangsamoro" sendiri merujuk

kepada ragam suku atau etnik yang beragama Islam,

yang menentang penjajah di selatan Filipina.26

Filipina dalam Lintasan Sejarah

Mindanao-Sulu merupakan wilayah di kawasan Kepulauan Filipina, sebuah kerajaan yang independen bagi penduduk

asli setempat. Islam tiba di kerajaan ini pada abad ke-8 Masehi melalui para pedagang Arab, sampai pada akhir abad ke-

13 Islam menyebar di wilayah ini. Pada akhirnya, pada abad ke-14 Islam berkembang pesat di wilayah ini dan diterima

oleh penduduk asli setempat. Tahun 1565, Spanyol tiba di wilayah selatan Pulau Mindanao dan Kepulauan Sulu. Spanyol

menyerang Pulau Mindanao selama 350 tahun. Bangsa Spanyol menyebut penduduk Mindanao sebagai Bangsamoro.27

Pada abad ke-19 Kesultanan Mindanao mengizinkan bangsa Spanyol masuk ke wilayah bagian utara Pulau

Mindanao untuk melakukan usaha niaga. Pada akhirnya, Spanyol berhasil menguasai secara penuh kawasan Kepulauan

Filipina, memurtadkan penduduk lokal, serta melakukan misi kristenisasi (catholicism).

Tahun 1898, Amerika Serikat (AS) menang dalam Perang AS-Spanyol. Filipina pun berada di bawah kontrol AS. Pada

masa kolonialisasi Spanyol, sebenarnya wilayah Mindanao-Sulu tidak berada dalam kontrol penuh Spanyol. Hanya saja,

Spanyol memasukkan wilayah ini dalam penyerahan kekuasaan atas Filipina kepada AS.

26

http://ms.wikipedia.org/wiki/Jolo, (diakses 27 agustus 2013) 27

Syed Sirajul Islam. The Politics of Islamic Identity in Southeast Asia, Singapore: Thomson Learning, 2005, hlm. 28.

Page 13: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

13

SYAMINA Edisi V/September 2013

Terjadilah pertempuran berdarah antara muslim

Mindanao dengan penjajah AS yang berakhir dengan

perjanjian antara Sultan Mindanao dengan AS yang

dikenal dengan "Treaty Bates" pada 22 Agustus 1899.

Perjanjian ini tidak bertahan lama, karena tiba-tiba pada

tahun 1902, AS menganeksasi wilayah Mindanao ke

dalam pembentukan Filipina. Pada tahun 1940, AS

menghapuskan kesultanan dan kawasan Mindanao

dimasukkan ke dalam sistem administratif Filipina.

Filipina merdeka pada tahun 1946. Sempat pula

disampaikan kekecewaan Bangsamoro terhadap

pemerintah AS dalam memorandum sebelum

kemerdekaan. Intinya, Bangsamoro Mindanao dan Sulu

tidak mau dimasukkan sebagai bagian dari negara

Filipina merdeka karena pulau mereka tidak akan

diberikan kepada masyarakat yang bukan Bangsamoro.

Bahkan, menurut mereka, tidak pantas apabila di dalam

satu negara ada dua pihak yang saling bermusuhan.

Namun, AS tidak menerima proposal tersebut.28

Pada masa pembangunan, pemerintah Filipina

tidak mengakui hukum adat Moro. Ada perasaan

dendam dari pemerintah Filipina terhadap Bangsamoro

atas penyerangan pusat pemerintahan di Manila.

Terjadi ketegangan antara penduduk muslim Moro

dengan para pendatang pada pemberontakan

Bangsamoro tahun 1960-1970.

Pada tahun 1972, Nur Misuari—sebagai pemimpin

Moro National Liberation Front (MNLF)—bersama

pengikutnya mendeklarasikan rencana untuk

mendirikan Republik Bangsamoro melalui MNLF. 29

28

Ibid, hlm. 30. 29 MNLF adalah organisasi bersenjata Bangsamoro yang

berjuang untuk kemerdekaan Bangsamoro dan tanah air

mereka, yakni Mindanao, Sulu, dan Palawan (MinSuPala).

Tujuannya untuk mencapai kebebasan penuh kepada

Bangsamoro dan merdeka dari penjajahan Filipina.

Peristiwa ini menimbulkan intervensi militer

terhadap Bangsamoro yang ingin menentukan nasibnya

sendiri. Hasilnya, pada Maret 1968 terjadi pembunuhan

massal di Sulu sekitar 24 orang mati oleh tentara

Filipina atas perintah Presiden Ferdinand Marcos.

Peristiwa pembunuhan massal ini menjadi awal

kekacauan di Pulau Mindanao.

Sejarah pada masa kolonial Spanyol dan AS,

keduanya bertindak sepihak terhadap Bangsamoro dan

telah membohongi Bangsamoro misalnya AS tidak bisa

memberikan hak Bangsamoro untuk menentukan

nasibnya sendiri (self determination). Awal tahun 1970

terjadi pemberontakan dan penyerangan oleh tentara

Filipina terhadap markas MNLF di pulau Mindanao.

Menurut perkiraan pemerintah sekitar 18 orang

setiap harinya meninggal pada tahun 1970-1976, telah

menghabiskan dana sekitar US$ 130 juta dan sekitar

11.000 tentara mati terbunuh pada tahun 1972-1980.

Selanjutnya, terjadi gencatan senjata tahun 1973 antara

kedua belah pihak karena adanya embargo minyak

terhadap negara-negara yang mendukung Israel dari the

Organization of Arab Petroleum-Exporting Countries

adapun Filipina sebagai salah satu negara

pendukungnya.

Pada tahun 1976, Pemerintah Filipina dan

pemimpin MNLF melakukan perjanjian yang dikenal

dengan Perjanjian Tripoli melalui mediasi Organisasi

Konferensi Islam (OKI). Perjanjian ini dipimpin dan

difasilitasi oleh Libia.30

30

Dinamakan Perjanjian Tripoli karena negosiasi berlangsung

di Tripoli, Libia. Berdasarkan perbincangan Imelda Marcos

dengan Qadzafi, perjanjian ini juga berkat bantuan Organisasi

Konferensi Islam (OKI).

Page 14: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

14

SYAMINA Edisi V/September 2013

Perjanjian tersebut menghasilkan beberapa poin

yaitu hak otonomi daerah untuk 13 provinsi di

Mindanao, Sulu, dan Kepulauan Palawan sebagai

wilayah yang paling berpengaruh terhadap MNLF.

Otonomi penuh diberikan pada bidang pendidikan dan

pengadilan sementara bidang pertahanan dan politik

luar negeri tetap berada di bawah kebijakan

pemerintah Filipina.31

Perjanjian tersebut tidak ditaati karena banyaknya

penafsiran sehingga tidak bisa diimplementasikan.

Gagalnya perjanjian Tripoli menyebabkan MNLF

kembali menyerang militer Filipina. Saat itu juga terjadi

peristiwa besar di mana MNLF terpisah menjadi 2

bagian yaitu Moro Islamic Liberation Front (MILF)32

dipimpin oleh Salamat Hashim dan MNLF dipimpin oleh

Dimas Pundatu.33

Pada 2 September 1996, pada era Presiden Fidel V.

Ramos berhasil ditandatangani perjanjian "Final Peace

Agreement" (FPA). Perjanjian tersebut telah berhasil

31

John L. Esposito. Islam in Asia Religion, Politics and Society.

New York: Oxford University Press, 1987. hlm. 107. 32 adalah militan Islam yang menghuni Filipina Selatan

meliputi bagian selatan Mindanao, Kepulauan Sulu, Palawan,

Basilan dan beberapa pulau yang bersebelahan. Organisasi ini

didirikan oleh Salamat Hasyim yang beraliran Islami murni.

MILF mayoritas berasal dari suku Manguindanao, Maranao,

Iranon, Taosug, dan Yakan di Basilan. MILF merupakan

gerakan yang paling merepotkan pemerintah Filipina.

Dikarenakan organisasi ini memiliki system organisasi yang

rapi, akademi militer super lengkap, mampu membuat

persenjataan sendiri (memiliki senjata anti serangan udara

bahkan memiliki RPG atau senjata antitank). MILF didirikan

oleh Salamat Hashim, yang dipengaruhi oleh Sayyid Quthub.

Salamat meninggal pada Juli 2003 dan digantikan oleh Al-Haj

Murad Ebrahim. Sesuai data tahun 2003, jumlah kekuatan

MILF sekitar 12.500 gerilyawan.

33 Rufa Cagoco-Guiam. Mindanao: Conflicting Agendas,

Stumbling Blocks and Prospects Towards Sustainable Peace.

Dalam buku Searching for Peace in Asia Pacific: an Overview

of Conflict prevention and peace building Activities, United

States: Lynne Rienner Publisher, Inc., 2004, hlm. 487.

mengawali terbentuknya proses rekonsiliasi terhadap

MNLF saja, tanpa komunitas MILF. Namun, hal ini hanya

membawa keuntungan bagi MNLF sebagai pihak yang

melakukan perjanjian, sedangkan MILF menjadi sebuah

tantangan baru bagi pemerintah Filipina.34

Pada masa pemerintahan Presiden Joseph Estrada

terjadi pembombardiran militer Filipina (AFP) terhadap

MILF. Aksi all-out war berhasil menghancurkan Kamp

Abu Bakar yang merupakan salah satu kamp terbesar

MILF yang dikelilingi komunitas pemukiman Muslim.

Manuver ini justru berdampak pada internasionalisasi

konflik antara Pemerintah Filipina dengan MILF,

sehingga menjadi pijakan awal bagi MILF untuk

membangun perjuangan diplomatik dalam forum

internasional, terutama melalui Organisasi Konferensi

Islam (OKI).35

Perjanjian Damai

Pemerintah Filipina dan MILF mencapai terobosan

besar dengan membuat “kerangka kerja

perjanjian damai” untuk menghentikan konflik yang

telah berlangsung hampir empat dekade di Mindanao

dan menelan korban tewas lebih dari 120 ribu jiwa.

Pemerintah Filipina dan MILF bertemu di istana

kepresidenan pada tanggal 15 Oktober 2012 untuk

menandatangani kerangka kerja tersebut, yang menjadi

tonggak sejarah baru bagi perjuangan kaum muslimin

selama kurun waktu 40 tahun di Pulau Mindanao.

Perjanjian ini ditandatangani oleh pengacara Marvic

34

Ibid, hlm. 487. 35

Erni Budiwanti. Tantangan Pembangunan Negara Bangsa

di Filipina: Gerakan Separatisme Moro. Katalog Pusat

Penelitian Sumber Daya Regional LIPI (PSDR-LIPI).

http://pdii.lipi.go.id (Diakses pada 24/6/2010, 18.02 WIB).

Page 15: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

15

SYAMINA Edisi V/September 2013

Leonen, perunding utama pemerintah, dengan

Mohagher Iqbal, utusan MILF.36

MILF menggantikan MNLF yang dikepalai oleh Nur

Misuari sebagai kelompok Muslim yang dominan

setelah terakhir kali MNLF menandatangani perjanjian

damai dengan pemerintah pada tahun 1996. MILF, yang

awalnya berjuang untuk negara Muslim merdeka di

bagian selatan Filipina, memisahkan diri dari MNLF

setelah Misuari menandatangani pakta damai yang

menciptakan Daerah Otonomi di Mindanao Muslim

(Autonomous Region in Muslim Mindanao atau ARMM),

yang meliputi Provinsi Sulu, Maguindanao, Lanao del

Sur, Tawi-Tawi, dan Basilan, kecuali ibukotanya,

Isabella.

Presiden Benigno Aquino, ketua MILF Al-Haj Murad

Ebrahim, dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak

menyaksikan penandatanganan perjanjian kerangka

kerja pada tanggal 15 Oktober 2012, yang meyakinkan

MILF untuk melepaskan tuntutannya atas negara

merdeka, dan sebagai gantinya dibentuklah wilayah

dengan otonomi lebih luas.37

Isi Kerangka Kerja Perjanjian Damai (Framework

Agreement)38

Poin pertama pada perjanjian damai antara Pemerintah

Filipina dan MILF adalah pembentukan Komite Bersama

yang beranggotakan 15 orang, yaitu 7 dari pemerintah

Filipina, dan 8 dari MILF. Komite ini mempunyai 3 tugas

utama yaitu: Menyusun hukum dasar yang akan

36

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/357397-filipina-

dan-pemberontak-muslim-moro-akhirnya-berdamai 37

APC R2P Brief, Vol. 2 No. 8 (2012), p. 1 38

Untuk teks utuh kerangka kerja perjanjian damai silahkan

lihat, http://pcdspo.gov.ph/downloads/2012/10/GPH-MILF-

Framework-agreement-10062012.pdf, diakses pada tanggal

15 oktober 2012

dijadikan sebagai rujukan perundang-undangan di

wilayah otonomi; melobi Kongres Filipina (semacam

DPR) untuk mengamandemen Konstitusi Filipina yang

tidak mengizinkan adanya pemerintahan otonom yang

terlepas dari Pemerintah Pusat; dan tugas terakhir

adalah penyusunan rencana kerja untuk pemberdayaan

dan pembangunan masyarakat Bangsamoro.

Poin kedua pada Perjanjian kerangka kerja ini

menyerukan pembentukan entitas politik baru di

Mindanao bernama “Bangsamoro” yang akan

menggantikan ARMM, serta menambah luas wilayah.

Tambahan wilayah yang masuk ke dalam status “Core of

Bangsamoro” atau wilayah inti Bangsamoro meliputi 12

kota di Provinsi Lanao del Norte dan Cotabato Utara,

kota Isabella di Basilan, dan kota Cotabato di pusat

Provinsi Mindanao. Namun, para pejabat di Isabella

berkeberatan atas pemasukan kota mereka ke dalam

entitas baru ini, dan mengatakan mereka lebih suka

untuk tetap berada di bawah pemerintahan yang ada

saat ini.39

Poin ketiga adalah pembentukan pemerintahan

Bangsamoro. Pada poin ini, disebutkan bahwa kelak

pemerintahan disusun atas hasil pemilihan umum yang

melibatkan partai-partai lokal di Mindanao. Masyarakat

yang tinggal di wilayah yang akan menjadi bagian dari

Bangsamoro akan memiliki kesempatan untuk

menggunakan hak suaranya pada tahun 2015.40

Pada poin keempat disebutkan bahwa dengan

pembentukan dan keberadaan Pemerintahan

Bangsamoro, Pemerintah Filipina tetap akan mendapat

hak mempertahankan kekuasaan atas pembuatan uang 39

http://pcdspo.gov.ph/downloads/2012/10/GPH-MILF-

Framework-agreement-10062012.pdf, p. 6, diakses pada

tanggal 15 oktober 2012 40

http://pcdspo.gov.ph/downloads/2012/10/GPH-MILF-

Framework-agreement-10062012.pdf, p. 2, diakses pada

tanggal 15 oktober 2012

Page 16: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

16

SYAMINA Edisi V/September 2013

logam, pertahanan dan keamanan, serta

kewarganegaraan. Kekayaan yang ada di wilayah

Bangsamoro juga dibagi antara pemerintah pusat dan

juga entitas politik lokal tersebut.41

Sebuah badan bernama Komite Peralihan akan

dibentuk hingga tahun 2015 yang akan mengeluarkan

undang-undang bagi Bangsamoro, yang akan berlaku

sepenuhnya pada tahun 2016 melalui penandatanganan

perjanjian akhir.

Aspek Penentu Keberlangsungan Perjanjian Damai

Dari pengalaman penandatanganan perjanjian damai

sebelumnya, ada beberapa aspek yang dapat

mempengaruhi keberlangsungan perjanjian damai:

Pertama, Konstitusi Negara Filipina

Seperti pada perjanjian tahun 2008,

yang menghasilkan MOA-AD

(Memorandum of Agreement-

Ancestral Domain), yaitu

pembentukan Pemerintahan yang

meliputi tanah Leluhur Bangsamoro,

akhirnya dijegal oleh Mahkamah

Agung Filipina karena dianggap

inkonstitusional. 42 Maka, untuk

perjanjian kali ini, perlu dicermati juga mengenai hal ini,

sebelum melangkah ke tahap yang lebih jauh.

Kedua, Ketidakpuasan Kelompok Minoritas

Di daerah-daerah yang disebutkan dalam area ARMM,

terdapat kelompok kecil penduduk yang beragama

Katolik. Kelompok Katolik di Mindanao hari ini masih

41

http://pcdspo.gov.ph/downloads/2012/10/GPH-MILF-

Framework-agreement-10062012.pdf, p. 3, diakses pada

tanggal 15 oktober 2012 42

http://0cool-groundzero.blogspot.com/, diakses pada 27-

08-2013.

berlapang dada untuk menerima perjanjian damai ini.

Sesuai dengan usulan banyak pihak, sebelum

merumuskan isi perjanjian damai, MILF berusaha

mengadakan audiensi dengan berbagai elemen

masyarakat Mindanao, termasuk kelompok Katolik.

Namun, kelompok Katolik ini pun masih menyimpan

kekhawatiran, ketika beberapa waktu ke depan setelah

berjalannya perjanjian damai ini, pemerintahan MILF

akan mengamandemen secara sepihak, dan melanggar

kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat dengan

mereka sebelumnya.

Dalam laporan International Crisis Group (ICG)

nomor 240 tentang Filipina, disebutkan bahwa kudeta

kubu MNLF termasuk dalam kelompok minoritas yang

dapat mengancam berjalannya perjanjian damai ini

walaupun Nur Misuari, yang menjadi pemimpin MNLF

sekaligus demisioner Gubernur

ARMM, sudah tidak memiliki

pengaruh terhadap MNLF yang

sudah ditinggalkan oleh

sebagian besar anggotanya.

Potensi kembalinya MNLF ini

akan muncul saat mereka

kembali menghadapi “musuh

bersama”.43

Ketiga, Perlawanan Kelompok “Sempalan” MILF

BIFF (Bangsamoro Islamic Fighters Front) merupakan

kelompok splinter (sempalan) yang paling militan. Front

yang dirintis Ameril Umbra Kato ini, seorang mantan

komandan wilayah MILF, termasuk pihak yang menolak

perjanjian damai. Bagi kelompok ini, kemerdekaan dari

Filipina adalah hal yang tidak bisa ditawar. BIFF hari ini

lebih digandrungi oleh anak-anak muda di Mindanao.

43

ICG, The Philippines: Breakthrough in Mindanao, Asia

Report N 240, 5 Desember 2012.

BIFF (Bangsamoro Islamic Fighters Front)

merupakan kelompok splinter (sempalan)

yang paling militan. Front yang dirintis

Ameril Umbra Kato ini, seorang mantan

komandan wilayah MILF, termasuk pihak

yang menolak perjanjian damai.

Page 17: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

17

SYAMINA Edisi V/September 2013

BIFF yang sekarang dipimpin oleh Ustadz Carialan,

karena Kato tidak lagi memiliki kondisi fisik yang

mendukung setelah terkena stroke, bersumpah tidak

akan menerima hasil apa pun, kecuali negara muslim

yang merdeka.

Pada bulan Agustus 2012, saat perundingan damai

sedang berlangsung, BIFF menyerang fasilitas sumber

listrik serta kamp militer Brigade Tentara AFP serta unit

militer di lima kota di Provinsi Maguindanao dan

Cotabato Utara. Mereka juga menduduki jalan-jalan

raya utama yang menghubungkan Maguindanao

dengan provinsi lainnya. Yang paling dahsyat adalah

mereka memotong kabel listrik dan mengebom dua

menara transmisi milik National Grid Corp., yang

membuat 11 kota kehilangan penerangan.

Dengan memperhatikan tiga hal di atas, muncul

satu pertanyaan besar; Perdamaian di Filipina Selatan,

sementara atau selamanya? Apakah perjanjian damai

itu akhir dari perjuangan Bangsamoro?

Perlucutan Senjata Bangsamoro

Sementara itu, Pemerintah Filipina semakin

menunjukkan langkah serius menuju perdamaian di

Pulau Mindanao; wilayah yang sarat konflik dan miskin

penduduknya. Mereka sedang mencari cara untuk

memfasilitasi “pemberontak” agar mereka dapat

membangun kehidupan sebagai penduduk sipil biasa.

Perjanjian Kerangka Kerja (Framework Agreement) atas

Bangsamoro yang ditandatangani pada 15 Oktober

2012 oleh Presiden Benigno Aquino III dengan MILF

dianggap sebagai media penampung keluhan kaum

muslimin sejak pertengahan 1990-an.

Perjanjian ini diharapkan akan mengakhiri

beberapa dekade pertempuran di wilayah selatan

Filipina tersebut. Manila telah sepakat untuk membuat

wilayah otonomi yang baru dan lebih kuat pada tahun

2016.

Gambar Sampul Perjanjian Kerangka-Kerja atas Bangsamoro

Namun, ini bukan pertama kalinya Mindanao telah

berada di puncak perdamaian. Pendahulu MILF, MNLF,

telah menandatangani pakta dengan janji yang mirip

pada tahun 1996. Pemerintah Filipina gagal

menindaklanjuti unsur-unsur penting, sehingga pejuang

tetap bersenjata, dan perundingan dibuka kembali. Kali

ini, kesepakatan baru, yang dikenal sebagai Perjanjian

Kerangka Kerja atas Bangsamoro, meminta komitmen

MILF untuk menonaktifkan pasukannya. Jika hal ini

dapat terjadi—dan ketentuan politik pakta perdamaian

diimplementasikan secara penuh—Mindanao mungkin

Page 18: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

18

SYAMINA Edisi V/September 2013

akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk keluar

dari siklus konflik.44

Di seluruh dunia, program yang melibatkan

pelepasan mantan gerilyawan atau mendaftar senjata

mereka, sementara mereka menerima mata

pencaharian dan bantuan lainnya sebagai imbalan,

telah menjadi keharusan sejak tahun 1990. Program

Perlucutan senjata, Demobilisasi dan Reintegrasi

(Disarmament, Demobilisation

and Reintegration, DDR) biasanya

mengikuti penyelesaian politik

formal untuk mempromosikan

perdamaian berkelanjutan

dengan memberikan dukungan

langsung kepada mantan

pemberontak dan mengembali-

kan mereka ke masyarakat.

Fokus program tersebut adalah terhadap

anggota kelompok bersenjata non-negara, sedangkan

nasib kelompok kekuatan aliansi pemerintah dan

negara seperti milisi biasanya berada di bawah

"reformasi sektor keamanan". Secara bersama, langkah-

langkah ini perlu mendukung pembangunan berbasis

masyarakat, manajemen persenjataan, dan

pembangunan institusi jangka panjang untuk

mengonsolidasikan perdamaian.

Dalam praktiknya, dukungan untuk mantan

gerilyawan secara politis adalah sensitif dan secara

teknis kompleks; hasil dari program-program seperti ini

di manapun adalah dicampur.45 Dan DDR tidak berganti

menjadi isolasi; hal ini sangat mungkin bekerja jika

44

Lihat Crisis Group Asia report No248, The Philippines:

Dismantling Rebel Groups, 19 Juni 2013, hal 1. 45

Lihat Macartan Humphreys dan Jeremy M. Weinstein,

“Demobilization and Reintegration”, Journal of Conflict

Resolution, vol.51, no.4 (Agustus 2007), hal 531-567.

diimplementasikan dalam konteks proses perdamaian

yang sukses.

Pemerintah Filipina dan MILF pada saat laporan

ini ditulis masih sedang menegosiasikan sebuah

lampiran tambahan (anex) yang akan merupakan bagian

tak terpisahkan pada Perjanjian Kerangka Kerja atas

Bangsamoro yang berisi rincian masa depan organisasi

dengan 11.000 sampai 12.000 pejuang tersebut dan

pembentukan polisi regional

baru. Pihak-pihak tersebut

juga perlu mendiskusikan

peranan dari aktor-aktor

aliansi pemerintah dan

militer seperti paramiliter

dan para tentara bayaran.

Perjanjian Kerangka Kerja

menyatakan bahwa untuk

sementara MILF dan pasukan keamanan negara bekerja

bersama untuk menjaga keamanan dan tatanan.46

Sementara kesepakatan ini dijalankan,

beberapa program awal untuk dukungan sosial ekonomi

terhadap wilayah MILF telah dimulai. Pada Februari

2013, “Sajahatra Bangsamoro”; sebuah program yang di

antaranya berisi layanan kesehatan, beasiswa dan

bantuan tunai untuk proyek-proyek kerja telah

diumumkan.47

46 Framework Agreement on the Bangsamoro, Section VIII

(Normalization), Articles 3, 4, 6 and 7.

An independent policing commission will be convened to

make recommendations. The parties

agreed on its terms of reference on 27 February 2013. 47 Rinciannya tersedia di http://opapp.gov.ph/milf/sajahatra-

bangsamoro. Terms of

Reference (TOR), yang ditandatangani oleh MILF dan

Pemerintah Filipina pada 11 April 2013.

Di seluruh dunia, program yang

melibatkan pelepasan mantan gerilyawan

atau mendaftar senjata mereka,

sementara mereka menerima mata

pencaharian dan bantuan lainnya sebagai

imbalan, telah menjadi keharusan sejak

tahun 1990.

Page 19: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

19

SYAMINA Edisi V/September 2013

Kedua belah pihak menghindari pembicaraan

tentang masa depan pejuang dalam hal DDR, karena

MILF seperti halnya kelompok bersenjata non negara

lain dalam negara tersebut, menganggap bahwa

program-program DDR ini hanyalah sebagai layanan

untuk tujuan kontra pemberontakan oleh militer.

Terpisah dari persepsi negatif tersebut di Filipina, ada

alasan lain mengapa DDR secara “tradisional”

kemungkinan tidak pernah terwujud di Mindanao.

Pertama, pemerintah memiliki rekam jejak yang

buruk dalam mengimplementasikan perjanjian

perdamaian dan MILF dapat dimengerti mewaspadai

melemahnya daya tembak yang terlalu cepat.

Kedua, meskipun ada penyerahan beberapa

senjata, namun tidak mungkin untuk dihancurkan,

seperti pada praktik terbaik internasional; militer dan

polisi lebih suka menjaga senjata-senjata yang masih

bagus, dan ada sejarah yang terdokumentasi dengan

baik tentang kebocoran senjata ke pasar hitam dari

sumber-sumber pemerintah.

Ketiga, Mindanao berlimpah senjata, di tangan sipil

maupun pejuang. Penegakan hukum persenjataan di

seluruh negeri lemah, dan terdapat celah hukum yang

banyak. Hukum cadangan menyatakan bahwa Civilian

Armed Force Geographical Units (CAFGU) di bawah

pengawasan tentara; dan Perintah Eksekutif (Instruksi

Presiden) 546 memungkinkan mempersenjatai milisi

oleh politisi setempat sebagai "kekuatan pengganda"

untuk mendukung polisi; hal yang terakhir ini secara

khusus mendorong pembentukan tentara swasta.

Manajemen senjata sebagai ganti dari perlucutan

senjata barangkali merupakan tujuan yang lebih realistis

untuk Mindanao.

Keempat, Pemerintah memiliki pengalaman

terbatas dalam melengkapi pejuang dengan

keterampilan baru yang dapat menjadikan tenaga kerja

legal di pasar tenaga kerja lokal - inti biasa suatu

komponen reintegrasi.

Kendala lain adalah bahwa kantor proses

perdamaian (dikenal sebagai OPAPP) tidak dapat

membentuk sebuah kebijakan yang koheren yang

mencakup semua masalah ini dalam bernegosiasi

dengan MILF. Koordinasi dengan departemen

pemerintahan lainnya, militer, polisi dan politisi lokal

sangat sulit. Bahkan, dalam berurusan dengan

kelompok pemberontak yang lebih kecil, yang

persenjataannya kurang baik, seperti Tentara

Pembebasan Rakyat Cordillera (Cordillera People’s

Liberation Army/CPLA) di Luzon utara dan Tentara

Proletar Revolusioner-Brigade Alex Boncayo

(Revolutionary Proletarian Army-Alex Boncayo

Brigade/RPA-ABB) di Visayas Barat, kantor proses

perdamaian ini telah menghadapi saat-saat yang sulit.

Sejak 2010, pemerintah telah melakukan negosiasi

paket-paket reintegrasi sosial-ekonomi sebagai

pertukaran atas penyerahan atau registrasi senjata api.

Meskipun konteks politiknya berbeda, kasus-kasus ini

dapat menjelaskan adanya beberapa tantangan di

Mindanao, dan kemauan dan kemampuan Manila untuk

mengatasinya. Mereka juga menyoroti keterbatasan

percobaan dalam menerapkan DDR di Filipina.48

Catatan Hitam terkait MNLF

Setelah tahun 1996, Pemerintah Filipina dan mitra

internasionalnya mengalirkan uang ke dalam program

untuk membantu masyarakat MNLF. Sementara itu,

pimpinan pemberontak telah salah urus pada

pemerintah daerah Muslim Mindanao, dan politisi di

48

Lihat: ICG, Asia Report No248, The Philippines: Dismantling

Rebel Groups, 19 Juni 2013, hlm. 3.

Page 20: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

20

SYAMINA Edisi V/September 2013

Manila dipermudah dengan undang-undang untuk

meningkatkan otonomi. Sejarah Mindanao saat itu

adalah kisah peringatan untuk MILF dan juga Presiden

Aquino.

Perjanjian 1996 mengalokasikan slot untuk

sebagian dari 17.000 pejuang MNLF ke dalam militer

dan polisi Filipina (masing-masing 5.750 dan 1.750),

yang lainnya adalah untuk bergabung dengan pasukan

keamanan daerah khusus. Siapapun yang tidak

ditampung di salah satu pilihan ini mendapatkan

manfaat dari program sosio-ekonomi, budaya dan

pendidikan. Kesepakatan diam pada gudang MNLF,

meskipun 4.875 senjata api secara sukarela diserahkan

oleh individu yang bergabung dengan militer dan polisi.

Sebagian besar analis setuju bahwa integrasi ini

adalah sukses, karena banyak dari mereka yang

terintegrasi bukan pejuang keras, tetapi keluarga

anggota MNLF. Sebaliknya, pasukan keamanan daerah

khusus tidak pernah dibentuk.

Para pendonor menyumbang untuk program

sosial-ekonomi. Dua program yang utama adalah

Program Bantuan Multi-Donor dipimpin PBB yang

berpusat pada "perdamaian dan pembangunan

masyarakat" untuk anggota MNLF dan kelompok

lainnya, dan Program Peningkatan Kehidupan untuk

Perdamaian (Livelihood Enhancement for Peace/LEAP),

yang dijalankan oleh US Agency for International

Development (USAID), yang berfokus pada produksi

pertanian.

Program-program ini dan upaya-upaya serupa

lainnya tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga

mengurangi dampaknya meskipun mereka tampaknya

memiliki efek positif. Tidak ada data anggota MNLF

dikumpulkan di awal sehingga mustahil untuk

memantau dampak dari bantuan pemerintah dan donor

ini pada tingkat individu.49

Pengalaman MNLF ini juga mengandung pelajaran

serius tentang risiko membiarkan pemberontak untuk

tetap bersenjata. Dimulai pada pertengahan 1990-an,

beberapa pejuang mengubah dukungannya pada MILF,

sementara yang lain bergabung dengan kelompok Abu

Sayyaf. Kekerasan pun berlanjut dan di beberapa

daerah cenderung meningkat.

Pada tahun 2001, para loyalis Nur Misuari—yang

tidak puas oleh intrik Manila untuk mengusirnya dari

kepemimpinan—menyerang sebuah markas brigade

yang menewaskan delapan belas tentara. Sampai hari

ini, kamp-kamp MNLF ada di hutan-hutan Provinsi Sulu;

tempat kelahiran dan bentengnya.

Upaya yang lebih terpadu tentang DDR mungkin

dapat membantu mencegah beberapa pejuang MNLF

dari kembali kepada kekerasan. Tetapi, kegagalan

Manila untuk melaksanakan perjanjian 1996 tersebut

dengan itikad baik adalah sama bersalahnya.

Penutup

Sebagaimana banyak dilaporkan oleh media massa

beberapa hari terakhir ini dimulai pada tanggal 9

September 2013 pada saat MILF dan Pemerintah

Filipina masih dalam tahap perundingan terjadi

serangan di kota Zamboanga, wilayah selatan Filipina.

Menurut laporan Voice of America sekitar 200 pejuang

terkait MNLF, menguasai sebagian kota Zamboanga,

Filipina, beberapa waktu yang lalu, dan menyandera

sejumlah warga sipil.

49

Lihat Crisis Group Asia report No248, The Philippines:

Dismantling Rebel Groups, 19 Juni 2013, hal 5.

Page 21: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

P

dalam

ini, m

dan m

11 ten

terseb

meng

(17/9)

yang

atau b

Tenta

rangka

setela

T

serang

karen

dalam

yang d

pada

50 httpsapu-bdiakse51 http://.html, 52 httptalks-c

Pertempuran

m beberapa

militer Filipina

menangkap p

ntara dan 4

but. Sekitar

ungsi dari w

) mempering

masih berse

berisiko tewa

ara pemerintah

a memperkuat

h seorang tent

MNLF di wilaya

Terbukti bah

gan pejuang

a Pemerint

m Perunding

ditandatanga

15 Oktober 2

p://www.voainbersih-pembees pada 21 Sep

/www.voainddiakses 22 Se

p://www.opapcondemn-viole

n itu merup

tahun ini di

a telah men

puluhan oran

warga sipil t

r 100.000

wilayah terse

gatkan 30 sa

embunyi di d

as dalam ope

h pun terus berd

pasukan regule

ara AD tewas d

ah tersebut (19/

wa di antar

g MNLF ini ad

tah Filipina

an Kerangka

ani oleh Pem

2012.52

ndonesia.comrontak-di-kot

ptember 2013

onesia.com/meptember 201pp.gov.ph/milence-misuari-

pakan yang

i Pulau Min

ewaskan 86

ng lain. Nam

tewas dalam

orang dila

ebut. Militer

mpai 40 sisa

daerah itu ag

erasi berikut

datangan di Zam

er. Kehadiran m

dalam operasi m

/9). (AP/Bullit M

ra faktor yan

dalah kekece

tidak meli

a Kerja atas

merintah Fili

m/content/pas

a-zamboanga3.

media/photog3. f/news/gph-m

-led-mnlf-

paling seri

danao. Seja

6 pemberont

un, setidakn

m pertempur

aporkan tel

Filipina, Ra

a pemberont

gar menyera

tnya.50

mboanga dalam

mereka meningk

melawan pejuan

Marquez)51

ng mendoro

ewaan mere

batkan MN

s Bangsamo

pina dan MI

sukan-filipina-/1752067.htm

gallery/175348

milf-resume-

21

SYAMINA

ius

uh

tak

nya

an

ah

bu

tak

ah,

m

kat

ng

ng

eka

NLF

oro

ILF

-ml,

81

pe

de

Fi

ke

se

ya

Ke

w

Az

fo20

Setelah s

erjanjian dam

engan MNLF

lipina Selata

esepakatan.

enjata.

Akankah

ang belum

erangka Kerj

waktu yang a

zzam)

orces#sthash.v013.

Se

ditand

tahun 1

denga

Ban

ternya

kese

kembal

hal ya

MILF y

dala

de

Pe

sekitar 17 ta

mai tahun 19

F—tentang

an—ternyata

Kini pejuan

hal yang sa

lama ini b

ja dengan Pe

akan menjaw

v0vhzlkS.dpuf

telah sekit

datanganin

1996 anta

n MNLF—t

gsamoro d

ata tidak be

epakatan.

li mengang

ang sama

yang belum

am Perjanj

engan Pem

erjalanan w

menj

Edisi V/Sep

ahun sejak d

996 antara P

otonomi ba

a tidak berja

ng MNLF kem

ama akan te

bersepakat

emerintah F

wabnya. (Rya

f, diakses pada

tar 17 tahu

nya, perjan

ra Pemerin

tentang ot

di Filipina S

erjalan ses

Kini pejua

gkat senja

akan terja

m lama ini

jian Kerang

merintah Fi

waktu yan

jawabnya.

ptember 20

ditandatanga

Pemerintah F

gi Bangsam

alan sesuai d

mbali menga

rjadi dengan

dalam Perj

ilipina? Perja

an Arief dan

a 21 Septemb

un sejak

njian dama

ntah Filipin

tonomi ba

Selatan—

suai denga

ang MNLF

ata. Akanka

adi dengan

bersepaka

gka Kerja

ilipina?

ng akan

.

013

aninya,

Filipina

oro di

dengan

angkat

n MILF

janjian

alanan

n Rudi

ber

ai

na

gi

an

ah

n

at

Page 22: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

22

SYAMINA Edisi V/September 2013

Fenomena Nasyid Jihadi

Sejalan dengan fitrah manusia yang menyukai ‘keindahan’, namun masih dalam koridor syariat Islam, nasyid telah menjadi

‘seni’ alternatif. Dari sisi fungsi, di samping sebagai hiburan pengisi waktu rehat, nasyid dianggap bisa menjadi sarana dalam

menumbuhkan motivasi. Bagaimana status hukumnya—secara fikih—sepertinya sudah tidak banyak diperdebatkan lagi.

Karena, nasyid relatif disepakati “bermasalah” dari sisi tersebut ketika diiringi oleh alat musik.

Nasyid pun menjadi fenomena tersendiri dalam perjalanan jihad kontemporer. Meskipun kemunculannya dipelopori oleh

para pemuda Palestina pada era intifadhah, popularitas nasyid islami di Timur Tengah mulai mengglobal terutama sejak

adanya internet. Dimulai dari era Perang Chechnya, di mana banyak rilis video mujahidin di sana diiringi dengan nasyid-nasyid

perjuangan. Setelah era jihad global—pasca-11 September 2001—nasyid jihadi semakin menemukan bentuknya. Bukan hanya

dari sisi gaya iramanya, namun juga kekhasan syair-syairnya. Nasyid jihadi—oleh divisi media mujahidin—terlihat menjadi

unsur ‘menarik’ dalam produk publikasi audio-visual mereka.

Pengaruh nasyid dalam kultur jihad global ini ternyata tidak luput dari para pengamat yang bekerja untuk lembaga think tank

Barat. Aaron Y. Zelin, misalnya—peneliti Washington Institute for Near East Policy, sekaligus pemilik blog ‘kliping’

Jihadology—sengaja memberikan ruang khusus untuk rilis jihad mujahidin. Demikian pula dengan Ayman At-Tamimi, seorang

mahasiswa keturunan Arab di Brasenose College, Oxford University, sekaligus peneliti muda berbakat pada Shillman-Ginsburg

Fellow di Middle East Forum. Ia sengaja ‘meluangkan waktu’ khusus untuk menerjemahkan dan menganalisis syaur-syair yang

ada pada nasyid jihadi. Jika mereka yang bekerja sebagai full timer untuk memonitor jihad saja memberikan perhatian serius,

ada saatnya pula Lembaga Kajian Syamina memberikan porsi untuk nasyid jihadi. Kali ini sengaja kami ketengahkan empat

saja di antaranya.

#Nasyid 1#

Page 23: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

23

SYAMINA Edisi V/September 2013

*** PEMUDA YANG BERANGKAT

Abu Dzar An-Najdi

Para pemuda itu tengah dalam perjalanan hijrah meninggalkan negeri mereka.

Untuk menolong penduduk Sya’am-Syam- yang tertindas

Wahai saudaraku… Kami menolak kondisi penduduk Syam yang tertindas

Bukankah engkau terkejut dengan kemenangan Al-Jaulani

Merasakan kemuliaan setelah dihinakan.

Pakaianku telah kujanjikan sebelumnya

Kuisyaratkan jika kalian menipu maka kalian akan hina

Janganlah lari dari peperangan kecuali untuk menolong jihad kami

Setiap hamparan tanah rendah yang kalian datangi

Tidak menakutkan kalian dari para thaghut di mana pun

Saudara kita dari Mesir datang untuk berjihad

Sebagian datang pula dari Tunisia, Maghrib, Libia

Wahai saudaraku dari Jazirah… kalian telah pergi untuk memberi pertolongan

Dari Irak, Yordania,dan Turki

Namun amat sedikit saudara kita yang ada di Libanon

Sampai di Finastin Al-Asirah -yang tertawan- pun kosong

Saudara kita di Chechnya dan Balkan lebih dahulu berangkat jihad

Pengorbanan mereka dengan jiwa untuk membebaskan Albania

Saudara-saudara Muslim yang ada di Barat menyerahkan diri mereka

Dengan berpindah dari negara yang jauh

Dan setan pun pergi mengingkari kerakyatannya

Menyeru orang-orang yang bodoh inilah

Mereka lari dari negeri hingga saudara mereka mendapat pertolongan

Betapa beruntung bagi mereka dan anak-anaknya

Untuk Abu Muhammad penuhilah seruannya

Dan pergilah kepada hal yang dapat menuju surga yang tinggi

Gelap yang mencekam dan debu yang mengotori hidung mereka

Bagaikan aroma wangi nan jernih

Begitu dengan tanah yang mengotori kaki mereka

Semoga menyelamatkan mereka dari panasnya api neraka

Bumi ribath (berjaga)yang berlumur dengan darah mereka

Karena usaha mereka dan kesediaan jiwa mereka

Jika lebih memilih kesyahidan maka penuhilah (seruan jihad itu)

Dengan melemahkan kekuasaan orang kafir

***

Page 24: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

24

SYAMINA Edisi V/September 2013

#Nasyid 2#

DUNIA DALAM GENGGAMAN

Jika dunia telah kita miliki

Maka Al-Qur’an terkadang akan disampingkan

Padahal Kitabullah memberi petunjuk kepada kami

Dan memberi hukum pada seluruh urusan kami

Seseorang yang bahagia mendapatkan kasih sayang

Itulah hati manusia yang mendapatkan rahmat dari Allah

Telah kami tulis kemenangan dengan darah kami

Pemilik Arsy adalah sumber kekuatan kami

Kami jadikan tanah kami untuk ditegakkan syariat Allah

Seorang hina dengan kesombongannya meskipun untuk mengorbankan agama kami

Kami zuhud terhadap ghanimah kami dan bersabar ketika kesusahan datang kepada kami

Ketika berkumpul di masjid, air mata pun mengalir

Ketika para tentara kami menantikan kebahagiaan dalam perang mereka

Dengan cepat kalian mengenal kami dan kalian pun heran dengan keberanian kami

Sungguh, orang yang murah hati mengetahui keadilan kelompok kami

Atas nama kebaikan kami tergugah

Kalian akan melihat kami adalah orang yang enggan untuk kehinaan.

Jika dunia dalam genggaman

***

Page 25: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

25

SYAMINA Edisi V/September 2013

# Nasyid 3 #

INILAH SYAIRKU

Dengan kesungguhan kumulai syairku

Berjuang dengan seluruh raga dan lisanku

Aku membaca syair dengan bangga

Inilah kesyahidan kami

Dan kekasih kami Al-Khurasani dan Abu Dujanah telah dikitari burung merpati tanda kemuliaannya

Dengan jihadnya memerangi orang kafir Amerika

Page 26: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

26

SYAMINA Edisi V/September 2013

Ikat pinggang telah dikencangkan dengan penuh keberanian

Untuk membinasakan orang kafir dengan keimanan

Sekelompok pasukan telah duduk dengan singa yang ganas

Pedihnya neraka untuk thaghut dan anteknya

Seorang penyeru berkata, “Sungguh, aku tidak omong kosong.”

Hidup penuh dusta dan ingkar kepada Ar-Rahman

Mereka ingin aku nikmati istana dan wanita mereka

Dengan kepanjangan tangan kekufuran

Namun, kami tepis dengan amarah dan lemparan sepatu

Dan aku telah memilih ajaran Ahmad Al-Adnani

Akidahku adalah wala’ dan bara’ku

Akan kami perangi seruan setan

Jika meminta dari kami untuk membantu orang kafir.

Ikat pinggang kami adalah dengan ilmu-ilmu mereka.

Bumi akan telah bersiap-siap dan akan membalas serta harum aromanya

Telah berkurang pembantaiannya dengan Dar Rumman

Aku melihat kelengahan pada musuh kami

Tanpa angan-angan ikatan ini akan menyempit

Aku kaburkan penglihatan mereka dengan kerikil

Engkau guncangkan Amerika dan Pakistan

Inilah sebuah amalan dari berbagai jenisnya

Medali yang dibanggakan telah dikuasai Taliban

Kehinaan dan cacat bagi mata-mata mereka

Telah bertobat antek-antek di tubuh Al-Ikhwan

Si Merpati akan menuntut balas untuk syekh dan kekasih kami

Di Rumah Allah akan bertemu dengan Al-Jaulani

Engkau santai duduk dengan kemuliaan

Engkau telah memotong leher mereka dan anak-anak

Engkau santai duduk di atas kehinaan

Untuk orang-orang mukmin dan para pemegang Al-Qur’an.

Engkau telah melayani dan menjaga mereka

Menyambut tangan orang-orang yang keluar dari negeri mereka

Tanzhim kami, wahai saudaraku, adalah tanzhim kalian juga

Tidak rela atas kehinaan kalian

Somalia, Jazirah, dan Irak

Dan Maghrib hingga Chechnya

Semua tentara di bumi ini dan bumi lainnya

Akan bersatu melawan tirani musuh

Wahai umatku, tanzhim ini tidak butuh

Kecuali syariat dan ketaatan kepada Ar-Rahman

Penutupnya dengan shalawat kepada Kekasih kita

Al-Hasyimi,dan kekuatan Al-Mannan

***

Page 27: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

27

SYAMINA Edisi V/September 2013

#Nasyid 4#

DINGIN YANG MENCEKAM

Aku mengusap air mata seorang anak kecil yang tak berdosa

Ketika engkau tengah memikirkan kehormatanmu dalam sebuah kisah sejarah umat ini yang lelap tidur dengan

kehormatannya

Engkau datangi dan engkau saksikan dengan mata kepalamu sendiri,

mereka tertunduk karena kantuk dan kedinginan serta kesedihan

Ia berkata kepadaku, di mana pamannya

Page 28: MELAWAN ATAU TIDAK? - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Edisi 5-September 2013_layout.pdf · Ikhwanul Muslimin telah sekuat tenaga untuk mencari keridaan Amerika dan Sekularis, namun

28

SYAMINA Edisi V/September 2013

Ayahku telah dibunuh dan ibuku tersibukkan serta rumahku telah dihancurkan

Lantas apa yang kalian tunggu, wahai lelaki,

dan kapan kalian akan terbangun dari tidur kalian?

Aku akan tidur dengan kedinginan yang mencekam agar aku dapat bercerita kepada kalian

Bawalah kami pergi jauh dari rumah kami

Aku akan tidur di masa itu agar kalian menyaksikan hati yang memancarkan kesedihan

Aku ingin tidur seharian penuh atau sepertinya,

bahkan kurang dari beberapa tahun dan hitungan yang ganjil

Jika kalian berkata, “Bagaimana kamu tidur?”

Apakah kalian pernah terpotong tidurnya setelah lelap?

Inilah aku anak kecil yang polos memenuhi panggilan kalian

Bersembunyilah di sini wahai hati yang tengah sedih berduka

Ibuku yang tercinta akan merahasiakan kalian dalam sebuah tenda,

hingga dapat menyusui seorang anak kecil

Seraya memanggil: Wahai saudara kecilku, semua ini adalah kesalahan musuh

Kemarilah, sungguh, mereka telah berlalu

Dan ayahku syahid karena negeri ini dihancurkan

Hati ini pun hancur dan terusir tidak tahu harus ke mana lagi

Ketika aku minum di negeri dan rumahku,

mereka tengah berpesta di kediaman -negeri- kami dan kemudian menghancurkannya

Dengan peluru dan senjata, hingga rumah-rumah itu benar-benar menjadi hancur

Mereka tidak takut dengan Imam para hamba -Allah-,

dengan membunuh pemuda, wanita dan anak-anak

Celakalah mereka, apakah kehormatan mereka akan berharga dengan membunuh

dan merusak kehormatan orang lain sebagaimana yang engkau saksikan

Mereka bersujud dengan hamba yang menghunuskan senjata,

karena hati-hati mereka telah diganti dengan batu

Apa urusan bagi mereka menjual Tuhan Yang Esa dan bangga dengan kehinaan dan kerugian

Telah berlalu malam yang sunyi tanpa gerakan dan kalian jenuh menunggu

Janganlah kalian heran

Sungguh, mereka telah menyeru dan menunggu dari beberapa pertemuan yang dirahasiakan oleh seorang rahib

Sungguh, aku bersama pejuang yang pandai bermain cantik

Telah aku penuhi lembar-lembar dengan informasi

Namun, aku adalah seorang anak yang tak bersalah dalam agamaku,

lantas apakah ada batasannya?

Aku tidak mempunyai harta kecuali dari Al-Ilah maka selamatkanlah aku

Ya Allah, tambahkanlah kehinaan dan kerendahan kepada para thaghut

Demi Allah, aku tidak akan melangkah pada kehidupan yang lebih tenang

hingga aku melihat sesuatu yang mengganggu kebiasaan agamaku itu lenyap dan pergi

Sehingga datang pertolongan kepada syuhada kami dan datang dengan kabar gembira

Hingga keselamatan meliputi seluruh penjuru kami serta saudara kita terbebas dan mulia

***