Obama, ISIS dan Ikhwanul Muslimin. 'Blueprint Rahasia' PSD...

7

Transcript of Obama, ISIS dan Ikhwanul Muslimin. 'Blueprint Rahasia' PSD...

Pada tanggal 19 Desember 2018, Presiden AS Donald Trump mengumumkan, melalui juru bicaraGedung Putih, bahwa Amerika Serikat akan menarik pasukannya yang berjumlah 2000 lebihkeluar dari Suriah, dengan alasan ISIS telah dikalahkan.1) Namun ada hal yang harus diketahui,terutama munculnya ISIS di Suriah tahun 2014, yakni ada beberapa dokumen yang ditanda-tangani oleh Obama, dan dokumen-dokumen ini masih dirahasiakan. Jika Departemen Kejaksaandipaksa untuk mempublikasikan dokumen-dokumen tersebut atau atas permintaan Freedom ofInformation, maka publikasi tersebut akan sangan mengguncang organisasi seperti CIA dan pihakberwenang lainnya yang pernah bekerja mendukung Presiden Obama.

Tahun 2010 Pemerintah AS di zaman Presiden Barack Obama membentuk blueprint rahasia yangberisi tentang serangkaian perubahan rezim di Timur Tengah, dan ini misi yang sangat ambisiussejak Perang Dunia I dan sejak perjanjian Sykes-Picot Inggris-Perancis. Proyek ini menciptakangelombang kekacauan dan krisis di negara-negara yang menjadi target mereka. Tidak itu saja,banyaknya pengungsi yang melarikan diri dari daerah konflik akibat perang, di mana bahkan paradiplomat veteran dunia tidak dapat membayangkannya, apalagi orang awam.

Bulan Agustus 2010, enam bulan sebelum Lembaga Non-Pemerintah (NGOs) Washington sepertiNED, Soros Foundation, Freedom House dan lainnya melancarkan Revolusi Melati (JasmineRevolution) di Tunisia, Presiden Obama menandatangani Presidential Study Directive-11 (PDS-11),dan memerintahkan lembaga pemerintah Washington mempersiapkan “perubahan”. Perubahanitu menjadi kebijakan radikal yang membuat Washington mendukung Ikhwanul Muslimin diTimur Tengah, dan ini menyebabkan teror yang menjalar ke seluruh dunia.

Menurut pernyataan Anggota Kongres Peter Hoekstra, mantan Pimpinan US House ofRepresentatives Permanent Select Committee on Intelligence, Dokumen PSD-11 PemerintahanObama – sebagaimana masih menjadi Top Secret bulan Maret 2017 – “memerintahkan meninjauulang seluruh dunia terkait prospek dalam reformasi politik di Timur Tengah dan perang IkhwanulMuslimin dalam proses tersebut.”

Tugas Besar (Task Force)Dalam menyusun isi PSD-11, sebuah gugus tugas rahasia dibentuk oleh Dewan KeamananNasional (NSC), yang dipimpin oleh Dennis Ross, Samantha Power, Gayle Smith, Ben Rhodesdan Michael McFaul.

Para anggota Task Force PSD-11 memang luar biasa dalam banyak hal. Samantha Power, yangkemudian menjadi Duta Besar PBB untuk Obama dan memimpin dalam mendiskreditkan Rusiasetelah Revolusi Warna CIA di Ukraina tahun 2014, telah memainkan peran penting dalammeyakinkan Presiden Obama bahwa Presiden Libya Mohammar Qaddafi harus disingkirkansecara militer atas dasar apa yang disebut “alasan kemanusiaan”. Dennis Ross, yang dituduh“lebih pro-Israel daripada orang Israel itu sendiri”, ikut mendirikan Komite Urusan Publik IsraelAmerika (AIPAC) yang didukung oleh Washington Institute for Near East Policy (WINEP).Diaadalah Asisten Khusus Presiden Obama dan Direktur Senior di NSC untuk Timur Tengah, Teluk

Persia, Afghanistan, Pakistan dan Asia Selatan ketika dia menjadi bagian dari task force PSD-11.

Gayle Smith yang kemudian memimpin USAID tahun 2015, agen CIA di Kementerian Luar NegeriAS yang mengeluarkan banyak dana dari pajak rakyat AS untuk membiayai NGOs (Lembaga Non-Pemerintah) Arab Spring dan perubahan rezim Revolusi Warna lainnya. Michael McFaul, yangpernah menganggap dirinya sebagai “spesialis demokrasi, gerakan anti-diktator, revolusi”,ditunjuk sebagai Duta Besar AS untuk Rusia di Moskow di mana dengan segera diamenyelenggarakan aksi unjuk rasa menentang Putin dan merangkul pihak oposisi pemerintahRusia pada bulan Januari 2012.

Gambar: Tertangkap kamera – pihak oposisi Rusia, Kremslin menuduh mereka telah didanai olehpihak asing, dan punya hubungan yang cukup dekat dengan Kementerian Luar Negeri AS, danmereka ketahuan hendak menuju Kedutaan AS di Moskow bulan Januari 2012, beberapa harisetelah Michael McFaul mulai bekerja sebagai Dubes AS untuk Rusia.

Screenshot dari website resmi NEDThe Top Secret PSD-11 report that the Task Force drew up was partially revealed in a series oflegal Freedom of Information Act requests to the State Department. Released official documentsrevealed that the NSC Task Force had concluded that the Muslim Brotherhood was a “viablemovement” for the US Government to support throughout North Africa and the Middle East. Aresulting Presidential directive ordered American diplomats to make contacts with top MuslimBrotherhood leaders and gave active support to the organization’s drive for power in key nationslike Egypt, Libya, Tunisia and Syria, at the 2011 outset of the “Arab Spring.” The PDS-11 secretpaper came to the bizarre conclusion that the Muslim Brotherhood’s brand of political Islam,combined with its fervent nationalism, could lead to “reform and stability.” It was a lie, a lie wellknown to the Obama PSD-11 Task Force members.

Sebagian dokumen top secret PSD-11 terungkap atas serangkaian permintaan Freedom ofInformation Act kepada Departemen Luar Negeri. Dokumen yang dipublikasikan tersebutmengungkapkan bahwa Task Force NSC telah menyimpulkan kalau Ikhwanul Muslimin adalah“gerakan layak” bagi Pemerintah AS dalam mendukung kebijakannya di Afrika Utara dan TimurTengah. Hasilnya, Presiden memberikan arahan kepada para diplomat Amerika untuk melakukankontak dengan para pemimpin Ikhwanul Muslimin dan memberikan dukungan aktif dalam upayayang dilakukan organisasi tersebut untuk meraih kekuasaan di negara-negara utama sepertiMesir, Libya, Tunisia dan Suriah, pada awal 2011 selama “Arab Spring“. Dokumen rahasia PSD-11berisi kesimpulan aneh di mana gerakan politik Ikhwanul Muslimin yang digabungkan dengannasionalisme yang kuat, dapat mengarah pada “reformasi dan stabilitas”. Tentu saja ini

kebohongan dan omong kosong, kebohongan yang dibuat oleh para anggota Task Force PSD-11 dibawah kepemimpinan Obama.

Persaudaraan Muslim SejatiIkhwanul Muslimin – bahasa Arab untuk Persaudaraan – adalah organisasi rahasia sejenis masonicyang kulit luarnya tampak “damai dan sejahtera” tapi di balik lengannya tersimpan ideologiteroris rahasia. Organisasi ini didirikan di Mesir pada tahun 1928 oleh Hassan al-Banna. PahamPersaudaraan Muslim yang dimilikinya dimasukkan ke dalam enam frase pendek:

Allah, tujuan kita; Rasulullah, tauladan kita; Al-Qur’an, Pedoman kita; Jihad, Jalan kita; Syahid,Cita-cita tertinggi kita; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.Al-Banna menciptakan tangan rahasia Ikhwan di Mesir dan kemudian di seluruh dunia, yangdikenal sebagai Bagian Khusus (al-nizam al-khass), atau, sebagaimana disebut oleh Inggrissebagai Alat Rahasia (al -jihaz al-sirri) di Mesir. Ini lah sayap militer Persaudaraan yang padadasarnya adalah “biro pembunuhan”. Al-Banna mengajarkan orang-orang yang telah direkrutnya,khusus laki-laki, bahwa “Jihad adalah kewajiban setiap Muslim”. Dia berkhotbah tentangkemuliaan “Syahid dalam melayani Allah”, dan menulis bahwa Allah memberikan “kehidupanmulia kepada bangsa yang tahu bagaimana cara untuk mati mulia”. Dia berceramah dengansemangat yang membara di mana “Kemenangan hanya bisa diraih dengan keahlian ‘Art of Death‘.Keahlian yang harus dikuasai Persaudaraan tersebut disempurnakan dengan pembunuhan “orangkafir” dalam Jihad atau Perang Suci – menurut mereka – atas nama Allah. Orang-orang kafir yangdimaksud bisa seperti Muslim itu sendiri (Syiah atau Sufi) yang tidak mengikuti praktik Sunniketat versi Al-Banna, atau umat Kristen.

Hasan Al-Banna menuntut untuk menerapkan hukum Syariah Islam yang sangat ketat, pemisahantotal antara siswa pria dan wanita, dengan kurikulum terpisah untuk anak perempuan, laranganmenari, dan menyeru negara-negara Islam untuk bersatu demi kekhalifahan.

Selama Perang Dunia II, tokoh-tokoh Ikhwanul Muslim terkemuka menghabiskan waktumengasingkan diri dari Mesir yang dikuasai Inggris dengan melarikan diri ke Berlin di mana,sekutu Ikhwanul Muslimin Al Banna, Amin al-Husseini, Mufti Besar Yerusalem, bekerja samadengan SS (Sicherheitsdienst: Lembaga Intelijen Jerman zaman Hitler) dan Heinrich Himmler(komandan Schutzstaffel Jerman) untuk membuat unit teror khusus Ikhwanul Muslimin dari SS,yang disebut Handschar SS. Unit ini ditujukan untuk membunuh tentara Soviet dan Yahudi. Pada1950-an, CIA menemukan rekrutan Ikhwanul Muslimin Nazi tersebut di di pengasingan di Munichsetelah berakhirnya Perang Dunia II dan memutuskan kalau mereka bisa “berguna”.

Hampir setiap organisasi dan pemimpin teroris Jihadis besar telah keluar dari Ikhwanul Muslimin.Osama bin Laden, yang bekerja untuk CIA di Pakistan merekrut Jihadis Mujahidin untukmemerangi Soviet di Afghanistan, juga merupakan anggota Ikhwanul Muslimin yang direkrut olehCIA dan kepala Intelijen Saudi Pangeran Turki al-Faisal, untuk menciptakan apa yang kemudiandisebut Al Qaeda. Anggota teroris Ikhwan yang dikenal lainnya adalah Ayman Al-Zawahiri dari

German language text

Al Qaeda, dan Syekh Omar Abdul-Rahman, yang baru-baru ini meninggal di penjara AS karenadituduh punya peran dalam pemboman gedung World Trade Center tahun 1993. Sheikh Omardituduh bersekongkol dalam upaya membunuh Pemimpin Mesir Hosni Mubarak dan mendalangipembunuhan Ikhwanul Muslimin Anwar Sadat selain tuduhan pemboman World Trade Center.

Anggota Task Force Dewan Keamanan Nasional PSD-11 era-Obama yang mengusulkan untukmerangkul Ikhwanul Muslimin di negara-negara Islam di Timur Tengah, paham betul siapa yangmereka hadapi. Sejak 1950-an, CIA telah bekerja dengan para Ikhwan di seluruh dunia. Al Qaedadi Afghanistan, Al Qaeda di Irak dan di Suriah, Front al Nusra di Suriah, serta apa yang disebutNegara Islam atau ISIS semuanya diciptakan dari jaringan Ikhwanul Muslimin, berganti namaseperti bunglon yang berubah warna sesuai dengan sifat dan lingkungannya.

The origins of Al Qaeda in Iraq and Syria and later of ISIS , the murderous wars and chaossweeping across the Arab Middle East and into Western Europe since 2010, could all be directlytraced back to those Washington Obama policies, their so-called Arab Spring, coming from thatAugust 2010 PSD-11 Presidential Task Force directive. This is what threatens to come out withdeclassification of US Justice Department files in the coming months. Some in Washington speakof treason, a strong word.

Asal-usul Al Qaeda di Irak dan Suriah serta ISIS, terjadinya perang dan pembantaian yangmelanda Timur Tengah dan banjirnya pengungsi ke Eropa Barat sejak 2010, semuanya dapatdiselidiki secara langsung dengan kembali ke kebijakan-kebijakan yang dibuat Obama, yangmereka sebut Arab Spring, dan ini berasal dari arahan Task Force PSD-11 Agustus 2010.Dokumen ini lah yang terancam dipublikasikan oleh Departemen Kejaksaan AS dalam beberapabeberapa bulan mendatang. Beberapa pihak di Washington berbicara tentang pengkhianatan, katayang cukup kuat sepertinya.

Catatan Admin:

Tulisan ini diambil dari buku yang berjudul, “Obama, ISIS and the Muslim Brotherhood. ThePSD-11 “Secret Blueprint” to Implement Regime Change across the Middle East” yang ditulis olehF. William Engdahl yang merupakan peneliti ekonomi, sejarawan, dan jurnalis freelance. Namun,ada beberapa kata atau kalimat yang ditambah maupun dirubah oleh admin agar pembaca lebihmudah memahami seluruh konteks artikel. Karena itu admin tidak berani menyatakan kalauartikel ini tulisan murni dari F. William Engdahl. Apabila terdapat kesalahan pada artikel ini, baikyang disengaja maupun yang tidak disengaja, maka admin lah yang bertanggung jawab ataskesalahan tersebut.Ketika mengambil atau mengutip segala materi baik dalam bentuk tulisan maupun hasilterjemahan dari website Eskatogi Islam ini, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Referensi [ + ]