PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN...

112
PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: IMAN TEGUH SANTOSO NIM: 11140440000013 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1440 H/ 2018 M

Transcript of PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN...

Page 1: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP

DALAM MANAJEMEN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

IMAN TEGUH SANTOSO

NIM: 11140440000013

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1440 H/ 2018 M

Page 2: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan
Page 3: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan
Page 4: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan
Page 5: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

iii

ABSTRAK

Iman Teguh Santoso. 11140440000013. Peralihan SIADPA Menjadi

SIPP dalam Manajemen Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Skripsi, Program

Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H/ 2018 M.

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan SIPP

dalam manajemen administrasi perkara dan dampaknya dalam proses pelayanan

hukum di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif dengan

pendekatan empiris kontemporer. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari

data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan

pejabat Pengadilan yang menyelesaikan proses administrasi perkara melalui SIPP.

Data sekunder berupa data yang sudah tersusun dalam buku atau literatur lainnya

yang mempunyai hubungan dengan fokus penelitian. Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Cara

mengolah data hasil penelitian yaitu dengan menggunakan model analisis

deskriptif dan komparatif. Model deskriptif yaitu suatu metode yang diarahkan

untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan atau

menggambarkan apa adanya hasil penelitian.

Hasil penelitian yang didapatkan bahwasannya SIPP diterapkan dalam

membantu proses penyelesaian administrasi perkara yang dibagi dalam beberapa

kelompok kerja. Kelompok kerja tersebut adalah Ketua, Hakim, Kasir, Panitera/

Panitera Pengganti, Meja I, Meja II, Meja III, Panitera Muda Hukum, Jurusita,

dan Koordinator Delegasi. Selanjutnya penerapan SIPP memberikan dampak pada

proses penyelesaian administrasi perkara menjadi cepat dan memudahkan akses

informasi perkara bagi masyarakat pencari keadilan yang sedang menyelesaikan

perkara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Kata Kunci : Manajemen Administrasi Perkara, SIPP, Teknologi.

Pembimbing : Dr. H. Muchtar Ali, M.Hum.

Daftar Pustaka : Tahun 1974 s.d Tahun 2014.

Page 6: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah mencurahkan Rahmat dan Karunia-

Nya sehngga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Rasulullah Saw, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang

merupakan suri tauladan bagi kita semua.

Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyususnan skripsi ini,

banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis, juga

dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul

“PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN

PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN” tidak akan selesai apabila

tanpa dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil.

Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir,

tidak ada pekerjaan yang sukses dilalui dalam kesendirian. Dibalik keberhasilan

selalu ada lingkaran lain yang memberikan semangat motivasi dan bimbingan

serta doa. Maka dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan rasa

terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Muchtar Ali, M. Hum. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

sabar membimbing, mengarahkan dan meuangkan waktunya kepada

penulis sehingga penulisan skripsi selesai.

4. Ketua, Hakim, dan Pejabat Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta

Selatan yang sudah menerima dan membantu dalam proses penelitian yang

memberikan data-data yang penulis perlukan dalam proses penyusunan

skripsi ini.

Page 7: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

v

5. Hasan Bajuri, S.H., selaku Administrator utama SIPP Pengadilan Agama

Jakarta Selatan yang sabar dalam melayani penulis dalam proses penelitian

yang secara keseluruhan mampu memberikan data-data yang diperlukan

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ketua dan seluruh staf perpustakaan utama dan perpustakan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu dan menyediakan buku-buku atau referensi lainnya yang sangat

membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Dr. H. Kamarusdiana selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis

selama kuliah di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

8. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan ilmu bermanfaat kepada penulis.

9. Ayahanda Bapak Suwanto selaku pahlawan penulis yang selalu semangat

dalam mengarahkan dan mendukung penulis dalam semangat mencari

ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada jenjang perguruan

tinggi.

10. Ibunda tercinta Ny. Engkey Kartini yang telah menyemangati dan

mengarahkan penulis dalam semangat belajar dan berbuat kebaikan.

11. Ketua dan seluruh Abi-abi United Islamic Cultural Center of Indonesia

(UICCI) yang telah menyediakan tempat tinggal, bimbingan serta ilmu

agama selama penulis tinggal di asrama UICCI.

12. Teman-teman seperjuangan Program Studi Hukum Keluarga angkatan

2014. Terimakasih selama empat tahun bersama dalam menjalin

pertemanan dan persaudaraan dalam perjuangan menyelesaikan studi di

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Keluarga besar IKADA JABODETABEK-BANTEN. Forum alumni

Pondok Pesantren yang mampu memberikan semangat dalam melatih diri,

mengasah keilmuan, kepemimpinan dan juga pengingat untuk selalu

menanamkan jiwa positif Darussalam.

Page 8: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

vi

14. Sahabat-sahabat PONDOS yang selalu menemani disaat kesepian dan

menghibur disaat-saat jenuh. Terimakasih atas canda tawa bersama yang

mampu menciptakan kebersamaan.

Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah

diberikan, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah Swt.

semoga amal kebaikan yang telah diberikan dapat bernilai ibadah dan

mendapat balasan dari Allah swt.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat

dan mendapat ridha Allah Swt. dan menjadi penyemangat bagi penulis

untuk mengembangkan keilmuan pada masa mendatang ditengah

perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang

meningkat pesat.

Jakarta, 4 Juli 2018

Penulis

Page 9: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN.................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. iv

ABSTRAK............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi

DAFTAR ISI......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah.................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah................................................................. 7

D. Perumusan Masalah................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian....................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian..................................................................... 8

G. Review Studi Terdahulu............................................................ 9

H. Kerangka Teori........................................................................ 10

I. Metode Penelitian.................................................................... 11

J. Sumber Data............................................................................ 12

K. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 13

L. Sisteatika Penulisan................................................................. 13

BAB II MANAJEMEN ADINISTRASI PERKARA PA

A. Manajemen Administrasi Perkara Peradilan Agama............... 15

B. Pola Manajemen Administrasi Perkara Peradilan Agama....... 29

C. Moderenisasi Manajemen Administrasi Perkara PA............... 32

D. Manajemen Administrasi Perkara Peradilan Agama

Berbasis Teknologi Informasi................................................. 33

Page 10: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

viii

BAB III PROFIL PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan............................. 47

B. Visi dan Misi Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan...... 50

C. Tugas Pokok dan Fungsi Sejarah Pengadilan Agama

Jakarta Selatan......................................................................... 51

D. Struktur Organisasi Sejarah Pengadilan AgamaJakarta

Selatan..................................................................................... 53

BAB IV PENERAPAN SIPP DAN DAMPAKNYA DALAM

MANAJEMEN ADINISTRASI PERKARA PENGADIAN

AGAMA JAKARTA SELATAN

A. Peralihan SIADPA kedalam SIPP di Pengadilan Agama

Jakarta Seatan.......................................................................... 55

B. Penerapan SIPP dan Analisisnya ditinjau dari Asas

Peradilan yang Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan

serta Fungsi Utama Manajemen.............................................. 59

C. Dampak Penerapan SIPP dalam pelayanan Hukum di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan.......................................... 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 94

B. Saran........................................................................................ 97

Page 11: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman moderen yang diikuti dengan perkembangan teknologi, setiap sisi

kehidupan manusia tidak bisa dihindarkan dengan sistem yang serba digital.

Dalam perusahaan salah satu aspek penunjang keberhasilan bekerja dalam

menjalankan proyek perusahaan selalu didukung dengan kecanggihan teknologi,

dalam dunia mahasiswa untuk dapat menyelesaikan tugas yang membutuhkan

perangkat digital maka mereka pasti menggunakan alat bantu laptop atau ke

warnet untuk rental komputer, bahkan dalam masyarakat sederhana pun mereka

tidak bisa dipisahkan dengan hand phone atau gadget lainnyaagar dapat

memenuhi kebutuhan interaksi satu sama lain.

Dalam proses penyelesaian perkara bagi para pencari keadilan di

Pengdilan Agama, tentunya ada banyak teknis, prosedur dan ketentuan hukum

yang berlaku serta didukung oleh manajemen agar semuanya tertata dengan baik

dan benar. Diantara manajemen Peradilan Agama yaitu manajemen terkait

administrasi perkara. Manajemen administrasi perkara merupakan salahsatu

bagian yang perlu mendapatkan perhatian serius dalam kebenaran penataannya,

karena sedikit kesalahan dalam penulisan atau penyusunan saja dapat

menimbulkan kefatalan dalam duduk perkara menurut hukum, dan tentunya dapat

merugikan para pihak pencari keadilan, maka dari itu diperlukan manajemen

administrasi perkara agar dalam dunia peradilan tercipta administrasi yang tertib

dengan baik dan benar.

Di zaman yang serba digital seperti sekarang ini, menjadi sebuah tuntutan

bagi manajemen administrasi perkara di Pengadilan Agama, disamping menata

berkas perkara yang asli oleh kepaniteraan juga perlu menata perkara berbasis

digital yang dikerjakan oleh bagian khusus yang menangani Teknolgi Informasi

(TI) perkara yang terintegrasi dengan dokumen atau berkas perkara asli di

Pengadilan Agama. Karena manajemen perkara berbasis digital ini merupakan

salahsatu bentuk realisasi dari cita-cita Mahkamah Agung dalam moderenisasi

1

Page 12: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

2

Peradilan pada pembaruan manajemen perkara dengan moderenisasi manajemen

perkara.Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama

Islam.1 Peradilan Agama adalah peradilan Islam di Indonesia, sebab jenis-jenis

perkara yang boleh ia mengadilinya, seluruhnya adalah jenis perkara menurut

Islam.2

Pengadilan Agama sebagai tempat pelayanan orang-orang yang mencari

keadilan hukum maka harus memberikan pelayanan yang baik dan benar.

Pelayanan yang benar berarti sesuai dengan ketentuan hukum acara yang berlaku

yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan, buku pedoman pelaksanaan

tugas dan administrasi peradilan agama dan ketentuan yang tertuang dalam buku

penerapan dan pelaksanaan pola pembinaan dan pengendalian administrasi

kepaniteraan. Untuk memberikan pelayanan yang baik hal yang perlu diperhatikan

pula adalah manajemen Peradilan Agama di Pengadilan Agama pada setiap

bidangnya, diantaranya adalah manajemen administrasi perkara.

Manajemen administrasi perkara di Pengadilan Agama dan Pengadilan

Tinggi Agama guna terlaksananya tertib administrasi perkara, terbagi dalam lima

bidang administrasi perkara, sebagaimana tertuang dalam surat Ketua Mahkamah

Agung tertanggal 24 Januari 1991 nomor: KMA/001/SK/1991 yang menetapkan

pola-pola pembinaan dan pengendalian administrasi perkara dalam lima bidang,

yaitu pola prosedur penyelenggaraan administrasi perkara Tingkat Pertama,

Banding, Kasasi dan PK, pola tentang register perkara, pola tentang keuangan

perkara, pola tentang pelaporan perkara dan pola tentang kearsipan perkara.3

Pembaruan manajemen perkara di Pengadilan Agama dilakukan dalam

rangka mewujudkan 2 (dua) misi Mahkamah Agung, yaitu: pertama, memberikan

pelayanan hukum yang memiliki kepastian dan berkeadilan bagi pencari keadilan;

1 Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang perubahan kedua

atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama. 2 Roihan A Rosyid, Hukum Acara Peradilan Agama (Jakarta: Rajawali Pers,

2015), h., 6. 3Abdul Manan, dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pola Pembinaan dan

Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi

Agama (Jakarta: Dirjen Badilag MA RI, Cet. III, 2007), h. 12.

Page 13: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

3

dan kedua, meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.4

Pembaruan manajemen perkara Peradilan Agama dengan diterapkannya basis

digital dalam manajemen administrasi perkara merupakan suatu wujud

moderenisasi dunia peradilan dengan migrasi ke manajemen perkara berbasis

elektronik yang menjadi penunjang penting dalam mendorong terwujudnya badan

peradilan yang agung yang memiliki manajemen informasi yang menjamin

akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi.5

Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, sebelum tahun 2010 manajemen

administrasi perkara masih ditata secara manual saja tanpa didukung oleh

perangkat atau juga dituangkan kedalam sistem yang berbasis teknologi informasi

yang dapat memudahkan bagi internal Pengadilan dan juga para pihak pencari

keadilan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.6

Manajemen administrasi perkara dilingkungan Pengadilan Agama secara

teknis diatur dalam buku Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan

Pengendalian Administrasi Kepaniteraan atau yang dikenal dengan pola

Bindalmin. Manajemen administrasi perkara yang hanya menata berkas-berkas

asli menimbulkan kesulitan saat akan mencari dan mengecek kembali data dan

duduk perkara terkait kasus tertentu, mengingat banyaknya perkara yang masuk

setiap hari ke Pengadilan maka berkas perkara pun semakin numpuk, sehingga

disamping data tersimpan dalam dokumen asli maka sebagai wujud moderenisasi

dunia peradilan dalam manajemen administrasi perkara maka data perkara harus

diinput kedalam sistem guna memudahkan bagi internal pengadilan dan pihak

yang berkepentingan dalam perkara tersebut saat membutuhkan informasi terkait

data perkara tersebut.

Dalam upaya meningkatkan proses pelayanan hukum terkait sistem

pembantu dalam proses pengadministrasian perkara, Mahkamah Agung sudah

menerbitkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) yang mulai

4 Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 (Jakarta: Mahkamah Agung RI,

2010), h. 35. 5 Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 (Jakarta: Mahkamah Agung RI,

2010), h. 36. 6 Adelila Ariesta, Pramu Bhakti PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta

Selatan, 20 November 2017.

Page 14: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

4

diinstruksikan penerapannya mulai awal tahun 2016. Diluncurkannya SIPP oleh

Mahkamah Agung bertujuan untuk memudahkan para Hakim dan Pejabat

Pengadilan dalam proses pengadministrasian perkara. Akan tetapi dalam awal

penerapannya ada beberapa masalah yang muncul sebagaimana apayang

dikehendaki oleh Mahkamah Agung. Seperti contoh permasalahan dalam

ungkapan “Ribuan hakim dan pegawai di lingkungan peradilan agama yang jadi

pengguna Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) saat ini dihadapkan pada

dilema yang sama. Di satu sisi, mereka diharuskan menggunakan SIPP sebagai

alat bantu pengadministrasian perkara. Di lain sisi, alat bantu tersebut belum

sepenuhnya bisa diandalkan, karena fungsi-fungsi dan kegunaannya masih

terbatas. “Kalau kami menggunakan SIPP, kinerja kami agak terhambat.

Sebaliknya kalau kami tidak menggunakan SIPP, kami disalahkan,” kata seorang

pegawai pengadilan agama.7

SIPP merupakan sistem yang baru dalam proses penyelesaian administrasi

perkara, sehingga dikalangan pejabat Pengadilan Agama masih memerlukan

pelatihan hingga terbiasa dalam pengoperasian SIPP untuk membantu tugas-tugas

kesehariannya.

Semenjak tahun 2010 manajemen administrasi perkara di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan dibantu dengan perangkat sistem yang berbasis desktop

dengan nama “Sistem Informasi dan Administrasi Peradilan Agama” atau yang

dikenal dengan akronim SIADPA sebagai salahsatu upaya agar manajemen

administrasi perkara efektif dan efisien serta terwujudnya pelaksanaan peradilan

dengan proses cepat, sederhana dan biaya ringan. Sistem ini bersifat lokal di

lingkungan Pengadilan Agama Jakarta Selatan.Semenjak awal Maret 2016,

teknologi informasi manajemen administrasiperkara di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan tersebut beralih ke Sistem Informasi Penelusuran Perkara yang dikenal

dengan akronim SIPP. Sistem ini bersifat integral antara lingkungan Peradilan

yang ada di Indonesia dengan Mahkamah Agung. Dua sistem tersebut merupakan

sistem yang berbeda tapi sama-sama membantu dalam proses manajemen

7https://badilag.mahkamahagung.go.id/seputar-ditjen-badilag/seputar-ditjen-

badilag/prospek-sipp-di-peradilan-agama-1. Diakses Rabu 10 Desember 2017.

Page 15: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

5

administrasi perkara di Pengadilan Agama. SIADPA berbasis desktop sedangkan

SIPP berbasis web.8

Dari peralihan sistem teknologi lama ke sistem baru dalam peran

manajemen administrasi perkara tentunya ada banyak penyesuaian, dimulai dari

training penggunaan SIPP, teknis perpindahan data yang ada dari SIADPA ke

SIPP, sinkronisasi teknis yang tercantum dalam pola Bindalmin dengan SIPP

dalam manajemen administrasi perkara, kesesuaian data dalam berkas asli dengan

SIPP, sejauh mana peran SIPP dalam membantu pegawai Pengadilan Agama

dalam menyelesaikan administrasi perkara dan menunjang beracara di Pengadilan

dengan proses cepat biaya ringan dan sederhana, kesesuaian layanan SIPP dengan

pola Bindalmin dalam manajemen administrasi perkara dan masih banyak lagi

permasalahan yang perlu diteliti.

Sehingga dari peraihan SIADPA ke SIPP tersebut dirasa ada masalah yang

harus diteiti karena peralihan tersebut merupakan bagian dari manajemen

Peradilan Agama dalam hal manajemen administrasi perkara yang tentunya

mempunyai peran penting dalam menyelesaikan perkara bagi para pihak pencari

keadian, dan tentunya harus sangat diperhatikan kebenaran dan kesesuaian

teknologi informasi dalam menunjang manajemen administrasi perkara bagi

kepaniteraan Pengadilan Agama. Oleh karena itu peneliti menetapkan judul

skripsi ini adalah; “PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPPDALAM

MANAJEMEN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN”.

8 Hasan Bajuri, Administrator SIPP dan Panitera Muda PA Jakarta Selatan,

Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 13 Maret 2013.

Page 16: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

6

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis menyusun

identifikasi masalah sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud dengan SIADPA?

b. Apa saja ruang lingkup SIADPA dalam manajemen perkara di Pengadilan

Agama?

c. Bagaimana peran SIADPA sebagai penunjang manajemen administrasi

perkara?

d. Layanan apa saja yang disediakan dalam menu Sistem Informasi

Administrasi Peradilan Agama (SIADPA)?

e. Bagaimana peran SIADPA dalam manajemen perkara di Pengadilan

Agama?

f. Dokumen apa yang menjadi dasar data yang diinput kedalam SIADPA?

g. Apakah sinkron standar operasional prosedur manajemen perkara yang

tertuang dalam BINDALMIN dengan peran SIADPA sebagai bagian dari

manajemen perkara?

h. Apa yang dimaksud dengan SIPP?

i. Apa fungsi SIPP dalam manajemen perkara di Pengadilan Agama?

j. Layanan apa saja yang disediakan dalam menuSIPP sebagai penunjang

manajemen administrasi perkara?

k. Apakah diterapkannya SIPP dalam manajemen administrasi perkara

sebagai wujud moderenasi manajemen administrasi perkara dalam

peradilan?

l. Apakah dengan diterapkannya SIPP dapat menyelenggarakan manajemen

administrasi proses perkara yang sederhana, cepat tepat waktu, biaya

ringan dan proporsional?

m. Bagaimana kesesuaian standar operasional prosedur kepaniteraan yang

tertuang dalam Bindalmin dengan layanan SIPP sebagai penunjang

manajemenadministrasi perkara Pengadilan Agama?

n. Bagaimana proses peralihan SIADPA ke SIPP dalam peran manajemen

perkara di Pengadilan Agama?

Page 17: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

7

o. Apa yang menjadi landasan beralih ke SIPP dalam manajemen adinistrasi

perkara Pengadilan Agama?

p. Apa alasan kebijakan beralih ke SIPP dalam manajemen administrasi

perkara Pengadilan Agama?

q. Bagaimana menurut Staf Pengadilan Agama Jakarta Selatan terkait

SIAdPA dengan SIPP dalam membantu menyelesaikan prosesadministrasi

perkara Pengadilan agama?

r. Jika dibandingkan apa kelebihan dan kekurangan antara SIADPA dengan

SIPP sebagai moderenisasi manajemen administrasi perkara Pengadilan

Agama?

s. Siapa saja yang dapat mengakses sistem tersebut?

t. Bagaiman perbandingan tingkat kepuasan petugas Pengadilan Agama

Jakarta Selatan terkait layanan SIADPA dan SIPP dalam menyelesaikan

tugas kepaniteraan dalam hal manajemen adinistrasi perkara Pengadilan

Agama.

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian dalam skripsi ini tidak melebar maka penulis

membatasi dan memfokuskan masalah penelitian pada manajemen administrasi

perkara yang menjadi tugas pokok Kepaniteraan Pengadilan Agama yang

didukung oleh peran teknologi informasi sebagai wujud pembaruan dan

moderenasi dunia peradilan dalam rangka menyelenggarakan proses

manajemen administrasi perkara yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya

ringan dan proporsional. Fokus masalah disini dalam hal peralihan SIADPA

menjadi SIPP sebagai peran manajemen administrasi perkara di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan.

3. Perumusan Masalah

Agar penyusunan penelitian ini terarah maka penulis merumuskan

permasalahan penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian “Bagaimana

Page 18: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

8

penerapan SIPP dan dampaknya dalam manajemen administrasi perkara di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus permasalahan penelitian yang telah disusun diatas,

maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana ruang lingkup dan penerapan SIPP dalam peran

manajemen administrasi perkara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

2. Mengetahui dampak peralihan SIADPA ke SIPP pada penerapannya dalam

manajemen administrasi perkara terhadap internal Pengadilan Agama Jakarta

Selatan dan para pihak pencari keadilan saat beracara dalam menyelesaikan

perkara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dirancang diatas, maka hasil penelitian

ini bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, sebagai pendalaman studi mata kuliah Manajemen Peradilan

Agama khususnya dalam pola manajemen administrasi perkara dalam beracara

di Pengadilan Agama dan hubungannya dengan moderenisasi dunia peradilan

dengan diwujudkannnya manajemen administrasi perkara berbasis teknologi

informasi guna meningkatkan pelayanan bagi para pencari keadilan dan

menunjang internal Pengadilan dalam menyelesaikan tugas kepaniteraannya

dengan melakukan penelitian langsung di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

dalam pelaksanaannya.

2. Fakultas. Menambah khazanah keilmuan bidang manajemen administrasi

perkara Peradilan Agama yang menunjang mata kuliah Manajemen Peradilan

Agama serta hubungannya dengan moderenisasi peradilan yang tertuang dalam

cetak biru Mahkamah Agung 2010-2035.

3. Pengadilan Agama Jakarta Selatan, sebagai bahan tulisan untuk diterbitkan

dalam jurnal pengadilan terkait peralihan SIADPA ke SIPP dalam manajemen

administrasi perkara yang diterbitkan dalam website Pengadilan Agama Jakarta

Selatan serta sebagai bahan evaluasi terkait pelayanan SIPP dalam menunjang

Page 19: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

9

melaksanakan tugas internal kepaniteraan di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan.

4. Masyarakat, sebagai salahsatu bahan referensi untuk mengetahui bagaimana

salahsatu wujud moderenisasi peradilan dengan adanya dukungan teknologi

informasi dalam manajemen administrasi perkara di Pengadilan Agama.

E. Review Studi Terdahulu

Penulis menemukan satu judul skripsi yang mempunyai hubungan erat

dengan judul skripsi yang akan penulis lakukan penelitian. Dan penulis dari

sebagian sub bab akan melakukan penelitian lanjutan terkait penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya. Setelah penulis baca dan cermati skripsi yang menjadi

bahan studi review, ternyata akan berbeda dengan fokus permasalahan penelitian

yang penulis lakukan. Karena penelitian yang dilakukan penulis sebagian

merupakan penelitian lanjutan karena faktor perkembangan zaman dan kebutuhan

lainnya serta objek penelitiannya yang berbeda. Sehingga dari perbedaan tersebut

akan menghasilkan penelitian yang bermanfaat dan terbebas dari plagiat atau

duplikasi dalam penelitian.

Skripsi yang penulis temukan adalah skripsi karya Uuf Rouf NIM

109044100009 konsentrasi Peradilan Agama Program Studi Hukum Keluarga

Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014

denganjudul skripsi “PERAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA

MANAJEMEN ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN AGAMA (Studi

Kasus Implementasi SIADPA Plus di PA Tangerang). Dalam skripsi tersebut

dijelaskan mengenai ruang lingkup SADPA Plus dan implementasi SIADPA Plus

dalam manajemen administrasi perkara dan juga hubungannya dengan POLA

BINDALMIN di Pengadilan Agama Tangerang. Adapun pembahasan yang

penulis lakukan terkait bagaimana proses peralihan penggunan teknologi

informasi dalam manajemen administrasi perkara dari SIADPA ke SIPP di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, termasuk integrasi dan migrasi data perkara

dari SIADPA ke SIPP serta kesesuaian antara layanan SIPP dalam pola

manajemen administrasi perkara dengan Pola BINDALMIN untuk menyelesaikan

tugas-tugas kepaniteraan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 20: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

10

F. Kerangka Teori

Peradilan Agama selaku pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia

bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mempunyai wewenang

memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang menjadi kompetensi absolutnya

sebagai mana yang tertuang dalam Pasal 49 UU Nomor 3 Tahun 2006.

Dalam rangka melaksanakan tertib administrasi perkara di Pengadilan

Agama dan Pengadilan Tinggi Agama serta dalam rangka penyelenggaraan

administrasi peradilan yang seragam baik dan tertib, Ketua Mahkamah Agung RI

dengan suratnya tertanggal 24 Januari 1991 Nomor: KMA/001/SK/1991 yang

menetapkan pola-pola pembinaan dan pengendalian administrasi perkara.9

Dengan ditetapkannya surat tersebut maka seluruh prosedur yang terkait

manajemen administrasi perkara dalam penerapan dan pelaksanaannya di

lingkungan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama berpedoman kepada

buku yang diterbitkan BADILAG MA RI yang berjudul “Penerapan dan

Pelaksanaan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan” atau

lebih dikenal dengan sebutan POLA BINDALMIN.

Dalam asas normatif penyelesaian perkara, Peradilan Agama menerapkan

asas fleksibilitas yaitu pemeriksaan perkara di lingkungan Peradilan Agama harus

dilakukan dengan sederhana, cepat, tepat waktu dan biaya ringan.10

Asas ini

diterapkan sebagaimana tercantum dalam pasal 57 UU Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama.

Dalam penerapan manajemen administrasi perkara, Peradilan Agama

melakukan upaya pembaruan dan moderenisasi guna memenuhi kebutuhan

masyarakat zaman moderen. Hal ini dilakukan dalam rangka tahap merealisasikan

program dari Mahkamah Agung selaku pelaksana kekuasaan kehakiman tertinggi

di Indonesia yang membawahi Peradilan Agama. Salah satu wujud moderenisasi

peradilan yang diwujudkan adalah dengan penerapan manajemen administrasi

9 Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan

dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi

Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet. 3, h. 12. 10

Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 43.

Page 21: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

11

perkara berbasis teknologi sebagai mana tertuang dalam buku cetak biru

pembaruan peradilan 2010-2030 yang merupakan rujukan Mahkamah Agung

dalam melaksanakan program kerja jangka panjang.11

G. Metode Penelitian

Metode penelitian berarti cara yang dipakai untuk mencari, mencatat,

merumuskan dan menganlisis sampai menyusun laporan guna mencapai suatu

tujuan.12

Adapun jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah penelitian kualitatif dengan model penelitian hukum empiris kontemporer.

Penulis melakukan observasi dan wawancara secara langsung atas aktifitas dan

proses penyelesaian hukum fokus pada bagian administrasi perkara yang terjadi di

Pengadilan Agama Jakarta Seatan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

instrumen penelitian fakta yang terjadi di lapangan. Cara mengolah data hasil

penelitian yaitu dengan menggunakan model analisis deskriptif dan komparatif.

Model deskriptif yaitu suatu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah

faktual dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil

penelitian. 13

Selanjutnya peneliti juga menggunakan instrumen penelitian kepustakaan,

yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah dan menelusuri berbagai

literatur.14

Yakni dengan jalan menelaah buku-buku ilmiah, meneliti buku-buku

yang memiliki relevansi dengan objek penelitian, artikel, peraturan perundang-

undangan terkait, internet dan lain sebagainya yang dapat mendukung

kesempurnaan penelitian yang penulis lakukan.

11

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 (Jakarta: Mahkamah Agung RI,

2010), h. 35. 12

Cholid Nurboko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi

Aksara Pustaka, 1997), h. 1. 13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. Ke-

10, (Jakarta:PT.Rineka Cipta, 1996), h. 144. 14

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),

h. 51.

Page 22: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

12

H. Sumber Data

Data disini berarti semua informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

peralihan SIADPA ke SIPP dalam manajemen administrasi perkara yang menjadi

tugas pokok kepaniteraan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Adapun data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Data Primer

Data primer merupakan data utama yang diperoleh secara langsung dari

sumber data. Data ini bisa didapat dengan melakukan pengamatan langsung

sekaligus melakukan wawancara petugas Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang

mempunyai hubungan langsung dan berwenang dalam menyelesaikan

administrasi data perkara melalui SIPP dalam manajemen administrai perkara dan

kesesuaiannya dengan Pola BINDALMIN serta berkas asli data perkara di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan.Selanjutnya data juga didapatkan dengan

melakukan wawancara dengan masyarakat atau kuasa hukum yang sedang

menyelesaikan perkaranya terkait dampak diterapkannya SIPP dalam

hubungannya dengan pelayanan hukum di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersusun dalam buku, peraturan

perundang-undangan, artikel atau sumber lain dengan cara studi pustaka yang

mempunyai relevansi dengan fokus permasalahan dalam penelitian yang

dilakukan. Data tersebut termuat dalam buku Hukum Acara Peradilan Agama,

Manajemen Peradilan Agama, Undang-undang No.7 tahun 1989 tentang Peradilan

Agama, Undang-undang No. 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas

Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Undang-undang No.

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-undang No. 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik, Buku II edisi revisi Pedoman Pelaksanaan Tugas

dan Administrasi Peradilan Agama, Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035,

PERMA atau SEMA yang terkait dengan instruksi dan penggunaan serta

peralihan penggunaan SIADPA ke SIPP dalam manajemen administrasi perkara

Peradilan Agama.

Page 23: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

13

I. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Dengan melakukan observasi, peneliti melakukan pengamatan langsung

pejabat yang berwenang dalam proses menyelesaikan tugas-tugas kepaniteraan

khususunya dalam menyelesaikan administrasi data perkara.

2. Wawancara

Dengan metode ini, penulis melakukan wawancara secara langsung

kepada pejabat yang menangani administrasi data perkara yang disinkronkan

dengan teknologi informasi SIPP. dalam hal ini penulis melakukan wawancara

dengan Ketua Pengadilan Agama selaku pimpinan, petugas meja I, petugas meja

II, petugas meja III, administrator utama SIPP, Panitera, dan Kasir. Data lain

didapat dengan melakukan wawancara dengan hakim selaku pemeriksa dan yang

mengadili perkara, serta petugas lain yang diberi wewenang dalam menyelesaikan

proses penyelesaian administrasi perkara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan melakukan penelusuran informasi data

terkait yang sudah tersusun dalam sebuah tulisan atau bentuk lainnya. Penelusuran

tersebut dilakukan dengan studi kepustakaan dengan cara membaca, mempelajari

serta menganalisis literatur atau buku-buku, berkas-berkas asli perkara, layanan

SIPP dalam proses penyelesaian administrasi perkara, dan sumber lainnya yang

berkaitan dengan tema penelitian.

J. Sistematika Penulisan

Skripsi ditulis berdasarkan buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017” dengan sistematika

yang terbagi dalam bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab sesuai

pembahasan dan materi yang diteliti. adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

Page 24: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

14

Bab pertama, berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

review studi terdahulu, metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,

dan sistematika penulisan.

Bab dua, berisi tentang kajian teoritis terkait Manajemen Peradilan Agama

dengan lebih terfokus dalam hal manajemen administrasi perkara yang menjadi

tugas pokok kepaniteraan. Disini dijelaskan prosedur manajemen administrasi

perkara dari mulai pendaftaran sampai putusan serta dari mulai pendaftaran

hingga tingkat kasasi berdasarkan pola BINDALMIN dan ketentuan hukum

terkait lainnya. Pada bagian ini juga dijelaskan teori terkait bagaimana manajemen

administrasi perkara berbasis teknologi informasi dengan mengacu kedalam cetak

biru pembaruan peradilan, ketentuan hukum terkait serta sumber lain terkait

teknologi informasi.

Bab tiga, berisi tentang profil objek penelitian. Pada bagian ini dijelaskan

Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang meliputi sejarah Pengadilan

Agama Jakarta Selatan, visi dan misi Pengadilan Agama Jakarta Selatan, struktur

organisasi Pengadilan Agama Jakarta Selatan, wilayah yurisdiksi Pengadilan

Agama Jakarta Selatan, dan kewenangan Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Bab empat, berisi hasil penelitian. Pada bagian ini dipaparkan data dari

hasil penelitian serta analisis terhadap data yang diperoleh dari penelitian di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan terkait peralihan SIADPA ke SIPP dalam

halpenerapannya dalammanajemen administrasi perkaraserta dampaknya bagi

internal Pengadilan dan para pihak yang menyelesaikan perkara di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan.

Bab lima, penutup. berisi kesimpulan hasil penelitian proses peralihan

SIADPA ke SIPP dalam manajemen administrasi perkara di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan. Pada bagian ini juga dicantumkan rekomendasi atau saran agar

penelitian dievaluasi dan dapat dikembangkan lagi dari aspek dan pihak yang lain.

Page 25: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

15

BAB II

A. Manajemen Administrasi Perkara Peradilan Agama

1. Pengertian

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan

secara rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti

dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan. Hal ini

merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Arah pekerjaan yang

jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya yang

transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah swt..

sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar

dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang

disyariatkan dalam ajaran Islam1

Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar,

baik, terencana, dan terorganisasi dengan rapi, maka kita akan

terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam

mengerjakan sesuatu. Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah

perencanaan segala sesuatu dengan mantap untuk melahirkan

keyakinanyang berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan

aturan serta memiliki manfaat.2

Manajemen adalah usaha pencapaian tujuan organisasi dengan

mengimplementasikan empat fungsi dasar: planing, organizing,

actuating, dan controlling dalam menggunakan sumber daya

organisasi yang ada.3

Manajemen adalah integrasi dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan atau evaluasi.

Manajemen adalah suatu sistem, karena itulah jika salah satu sub

sistemnya kurang berperan dengan baik, akan terjadi mismanajemen

1 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik,

(Jakarta: Gema Insani, 2003), h., 1. 2 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik,

(Jakarta: Gema Insani, 2003), h., 3 3 Bazis Provinsi DKI dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS, h., 50.

15

Page 26: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

16

(keliru kelola), jadi bukan sekedar salah urus yang cenderung hanya

menekankan pentingnya pelaksanaan.4

Dari beberapa pengertian manajemen yang dipaparkan diatas

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pada intinya adalah

proses pengelolaan, penataan secara sistematis dan terstruktur dengan

baik dan benar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dari awal

hingga akhir proses dalam suatu hal.

Selanjutnya pengertian administrasi, secara sempit administrasi

diartikan sebagai pekerjaan-pekerjaan klerikal atau ketatausahaan.

Secara luas administrasi adalah proses kerjasama antara dua orang atau

lebih untuk mencapai tujuan keorganisasian. Bahkan administrasi juga

dapat diartikan sebagai pendayagunaan atau pengelolaan sumber daya

untuk mencapai tujuan keorganisasian.5

Administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan oleh seorang

administratur secara teratur dan diatur guna melakukan perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan pokok yang telah

ditetapkan semula. Yang dimaksud dengan proses adalah kegiatan

yang dilaksanakan secara beruntun dan susul menyusul, artinya selesai

yang satu harus diikuti dengan pekerjaan yang lain sampai titik akhir.

Proses itu sendiri meliputi enam hal yaitu: menghimpun, mencatat,

mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan. Adapun yang

dimaksud dengan diatur adalah seluruh kegiatan itu harus disusun dan

disesuaikan satu sama lainnya supaya terdapat keharmonisan dan

kesinambungan tugas. Adapun yang dimaksud dengan teratur adalah

kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilaksanakan

secara terus menerus dan terarah sehingga tidak terjadi tumpang tindih

4 Amin Ibrahim, Pokok-pokok Administrasi Publik & Implementasinya,

(Bandung: Refika Aditama, 2013), cet. Ketiga, h. 19. 5 Akadun, Tenologi Informasi Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 18.

Page 27: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

17

(overlap) dalam melaksanakan tugas, sehingga akan mencapai

penyelesaian tugas pokok secara maksimal.6

Muchtar Ali selaku Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta menyampaikan bahwa administrasi adalah

implementasi teknis atau operasional dari prinsip-prinsip manajemen.7

Maka dari itu administrasi merupakan bagian dari manajemen

yang keduanya tidak dapat dipisahkan, karena dalam sebuah

manajemen diperlukan administrasi agar data dapat tersusun dengan

benar, tertib dan tersusun rapi.

Kata Peradilan menurut istilah ahli fiqh adalah Lembaga

Hukum (tempat dimana seseorang mengajukan permohonan keadilan.

Kemudian arti peradilan selanjutnya adalah perkataan yang harus

dituruti yang diucapkan oleh seseorang yang mempunyai wilayah

hukum atau menerangkan hukum agama atas dasar harus

mengikutinya.8

Peradilan Islam di Indonesia yang selanjutnya disebut dengan

Peradilan Agama telah ada di berbagai tempat di Nusantara, jauh sejak

zaman penjajahan Belanda. Bahkan menurut pakar sejarah Peradilan,

Peradilan Agama sudah ada sejak abad ke- 16. Dalam sejarah yang

dibukukan oleh Departemen Agama yang berjudul Seabad Peradilan

Agma di Indonesia, tanggal 19 Januari 1882 ditetapkan sebagai hari

jadinya, yaitu berbarengan dengan diundangkannya ordonantie

staatsblad 1882-152, tentang Peradilan Agama di pulau Jawa-Madura.

Peradilan Agama adalah sebutan (titelatur) resmi bagi salahsatu

diantara empat lingkungan Peradilan Negara atau kekuasaan

kehakiman yang sah di Indonesia, yang bersifat peradilan khusus, yang

6 Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan

dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi

Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet. 3, h. 14. 7 Muchtar Ali, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Wawancara Pribadi, Ciputat, 1 Juli 2018. 8 Hasbi Ash-Shiddieqy, Peradilan dan Hukum Acara Islam, (Yogyakarta: PT.

Ma’ruf, 1994), h., 30.

Page 28: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

18

berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu bagi orang-orang

Islam di Indonesia.9 Dalam sumber lain disebutkan bahwa Peradilan

Agama adalah kekuasaan negara dalam menerima, memeriksa,

mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara tertentu

antara orang-orang yang beragama Islam untuk menegakkan hukum

dan keadilan.10

Peradilan Agama di Indonesia secara resmi diakui dan disebut

dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan

Kehakiman yang menyatakan bahwa; Kekuasaan kehakiman dilakukan

oleh Pengadilan dalam lingkungan; Peradilan Umum, Peradilan

Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha

Negara.11

Peradilan Agama adalah Peradilan Islam di Indonesia, jenis

perkara yang diadilinya adalah jenis perkara menurut Agama Islam.

Dirangkaikannya kata Peradilan Islam dengan di Indonesia adalah

jenis perkara yang diadili tidaklah mencakup segala macam perkara

menurut Peradilan Islam secara universal. Tegasnya Peradilan Agama

adalah Peradilan Islam Limitatif yang telah disesuaikan dengan

keadaan Indonesia.12

Selanjutnya pengertian mengenai Peradilan Agama menurut

ketentuan hukum yang berlaku dan memiliki arti yang baku dapat

dilihat dalam Undang-undang yang mengatur tentang Peradilan

Agama. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa Peradilan

Agama adalah Peradilan bagi orang-orang yang beragama

9 Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2015, Cet. 16), h., 6. 10

Cik Hasan Bisri, Peradilan Islam dalam Tatanan Masyarakat Indonesia

(Bandung: Rosdakarya, 1997). H., 36. 11

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 pasal 10 ayat (1). 12

A. Basiq Djalil, Peradilan Islam, (Jakarta: Amzah, 2012). H., 7.

Page 29: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

19

Islam.13

Pengadilan adalah pengadilan agama dan pengadilan tinggi

agama di lingkungan peradilan agama.14

Dengan demikian manajemen administrasi perkara Peradilan

Agama adalah sistem baku yang berfungsi menata dan mengatur

secara tertib, baik dan benar terhadap data perkara perdata agama dari

proses awal pendaftaran perkara hingga hingga tahap akhir yaitu

putusan saat menyelesaikan perkara di Pengadilan Agama.

2. Landasan Hukum Peradilan Agama

Peradilan Agama selaku pelaksana kekuasaan kehakiman di

Indonesia berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang

secara yuridis mengatur tentang Peradilan Agama. Adapun peraturan

perundang-undangan sebagai landasan hukum Peradilan Agama adalah

sebagai berikut;

a. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan

Agama

b. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama

c. Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama.

Adapun fokus landasan hukum yang kemudian menjadi

sebuah teori asas beracara di Pengadilan Agama dan digunakan

sebagai bahan analisis penelitian ini adalah bahwasannya proses

peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Termasuk dalam proses manajemen administrasi perkara di

Pengadilan Agama harus dilakukan dengan proses yang cepat,

13

Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. 14

Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Page 30: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

20

sederhana dan biaya ringan. Hal ini sebagaimana yang diamanahkan

oleh pasal 57 ayat (3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama yaitu “Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat,

dan biaya ringan”. Selanjutnya ditegaskan kembali oleh pasal 58 ayat

(2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

yang berbunyi: “Pengadilan membantu para pencari keadilan dan

berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan

untuk tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan.

3. Kekuasaan Absolut Peradilan Agama

Kekuasaan Absolut artinya kekuasaan Pengadilan yang

berhubungan dengan jenis perkara atau jenis Pengadilan atau tingkatan

Pengadilan, dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis

Pengadilan atau tingkatan Pengadilan lainnya. Misalnya, Pengadilan

Agama berkuasa atas perkara perkawinan bagi mereka yang beragam

Islam, sedangkan bagi yang selain Islam menjadi kekuasaan Peradilan

Umum. Pengadilan Agamalah yang berkuasa memeriksa dan

mengadili perkara dalam tingkat pertama, tidak boleh langsung

berperkara di Pengadilan Tinggi Agama atau MahkamahAgung.15

Terhadap kekuasaan absolut ini, Pengadilan Agama diharuskan

untuk meneliti perkara yang diajukan kepadanya apakah termasuk

kekuasaan absolutnya atau bukan. Kalau jelas-jelas bukan kekuasaan

absolutnya, Pengadilan Agama dilarang menerimanya. Jika Pengadilan

Agama menerimanya juga maka pihak tergugat dapat mengajukan

eksepsi absolut dan jenis eksepsi ini boleh diajukan sejak tergugat

menjawab pertama gugatan bahkan boleh diajukan kapan saja.16

Kekuasaan Absolut Peradilan Agama tercantum dalam pasal 49

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas

15

Roihan A Rosyid, Hukum Acara Peradilan Agama (Jakarta: Rajawali Pers,

2015), h., 27. 16

Roihan A Rosyid, Hukum Acara Peradilan Agama, h., 28.

Page 31: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

21

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang berbunyi: Pengadilan

Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara di tingkat pertama antar orang-orang yang

beragama Islam di bidang:

a. Perkawinan;

b. Waris;

c. Wasiat;

d. Hibah

e. Wakaf;

f. Zakat;

g. Infaq;

h. Shadaqah; dan

i. Ekonomi Syari’ah

Sesuai dengan wewenang absolut Peradilan Agama

sebagaimana tersebut diatas, maka isi data perkara yang termuat dalam

buku register induk perkara adalah data perkara yang menjadi

wewenang absolut Peradilan Agama. Karena dalam kekuasaan

kehakiman di Indonesia sudah jelas ketentuannya sebagaimana termuat

dalam landasan yuridis mengenai wewenang masing-masing

Pengadilan dalam penyelesaian perkaranya yang tertuang dalam

kompetensi absolut masing-masing Pengadilan dari lingkungan empat

badan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung. Ketika

Peradilan Agama menerima perkara yang bukan menjadi wewenag

Peradilan Agama, maka Peradilan Agama tidak memiliki kewajiban

untuk menyelesaikan perkara tersebut karena bukan porsi Peradilan

Agama dalam menyelesaikan perkara sebagaimana dimaksud.

Begitupun dalam register administarsi perkara, maka data tersebut tidak

akan diproses untuk menuju ketahap berikutnya. Karena administrasi

data perkara yang diproses oleh Peradilan Agama hanya data perkara

yang menjadi kompetensi absolut Peradilan Agama saja.

Page 32: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

22

Perkara perdata agama yang masuk ke Pengadilan Agama untuk

dimintai keadilannya melalui persidangan sebagaimana diperiksa,

diadili dan diputuskan oleh majelis hakim, semua data perkara dari

proses tahap awal pendaftaran hingga akhir persidangan sampai

putusan, semua data perkara tersusun secara tertib dan rapi dalam setiap

berkas tahapan penyelesaian perkara yang ditata oleh petugas

kepaniteraan. Sehingga dengan adanya manajemen administrasi

perkara, semua data perkara dari proses awal hingga akhir tersusun

secara tertib dan rapi serta dapat dengan mudah ketika melakukan

penelusuran perkara yang dibutuhkan.

4. PolaManajemen Administrasi Perkara Peradilan Agama

Pembinaan terhadap teknis administrasi dan teknis peradilan di

lingkungan Peradilan Agama, serta pembinaan terhadap bidang-bidang

lainnya memerlukan manajemen yang baik, mulai dari perencanaan

sampai kepada implementasi dan pengawasan di lapangan. Oleh

karena itu perlu disiapkan buku standar sebagai pedoman umum dan

dari situlah acuan, panduan, standar, dan nilai ukur dalam penilaian

pengelolaan pelaksananya secara nasional, sehingga antara Pengadilan

Agama yang satu dengan lainnya dalam pelaksanaan teknis peradilan

memiliki pola kerja dan pola tindak yang sama dengan output yang

sama pula.17

Dalam rangka melaksanakan tertib administrasi perkara di

Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama serta dalam rangka

penyelenggaraan administrasi peradilan yang seragam baik dan tertib,

Ketua Mahkamah Agung RI dengan suratnya tertanggal 24 Januari

1991 Nomor: KMA/001/SK/1991 telah menetapkan pola-pola

pembinaan dan pengendalian administrasi perkara yang meliputi lima

17

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet.

3, h. 4.

Page 33: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

23

bidang yaitu Pola prosedur penyelenggaraan administrasi perkara

Tingkat Pertama, Banding, Kasasai dan PK, Pola Tentang register

perkara, Pola tentang keuangan perkara, Pola tentang laporan perkara,

dan Pola tentang kearsipan perkara.

Kelima pola ini merupakan satu kesatuan yang saling terkait

dan tidak boleh dipisahkan. Apabila pola-pola ini tidak dilaksanakan

secara utuh maka tertib administrasi yang diharapkan tidak akan

terlaksana dengan baik.18

a. Pola Prosedur Penyelenggara Administrasi Perkara

Peradilan Agama sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 2 UU

Nomor 3 Tahun 2006, adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman

bagi rakyat pencari keadilan yang beragam Islam mengenai perkara

tertentu. Tugas pokoknya adalah memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di Bidang : Perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,

zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari’ah (Pasal 49 UU 3 / 2006).

Yang melaksanakan tugas-tugas administrasi dalam rangka mencapai

tugas pokok tersebut adalah Panitera, sebagaimana tersebut dalam pasal

26 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo UU Nomor 3 Tahun

2006.19

Sebagai pelaksana administrasi perkara Panitera berkewajiban

mengatur tugas dan para pembantunya, yakni Wakil Panitera dan

Panitera Muda.Sebagai pendamping Majelis dalam persidangan,

Panitera berkewajiban mencatat jalannya persidangan dan dari catatan-

catatan tersebut, hendaknya disusun berita acara persidangan. Dalam

hal Panitera berhalangan maka Panitera dibantu oleh Panitera Penganti.

18

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet.

3, h. 12. 19

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, h. 15.

Page 34: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

24

Sebagai pelaksana putusan dan pelaksana tugas kejurusitaan lainnya,

Panitera dibantu oleh Jurusita Pengadilan Agama atau Juru Sita

Pengganti.20

Untuk Panitera Pengadilan Tinggi Agama, tugas pelaksana

putusan/ penetapan Pengadilan tidak diatur. Hal ini karena sebagai

Peradilan tingkat banding Pengadilan Tinggi Agama tidak

melaksanakan tugas-tugas kejurusitaan dan eksekusi.21

Sebagai pelaksana administrasi perkara Panitera berkewajiban

untuk melaksanakan dengan tertib ketentuan seperti tersebut dalam

pasal 99 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-undang

Nomor 3 Tahun 2006 yaitu membuat daftar semua perkara yang

diterima kepaniteraan serta memberi nomor urut dan dibubuhi catatan

singkat isinya. Adapun tanggung jawab Panitera adalah sebagaimana

dalam pasal 101 UU No. 7 tahun 1989 jo UU No. 3 Tahun 2006 yatu

bertanggung jawab atas pengurusan perkara, penetapan atau putusan,

dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga,

surat-surat berharga, barang bukti, dan surat-surat lain yang disimpan di

kepaniteraan.22

Prosedur peneriman perkara di Pengadilan Agama melalui

beberapa meja, yaitu meja I, meja II dan meja III. Pengertian meja

tersebut adalah merupakan kelompok pelaksana teknis yang harus

dilalui oleh suatu perkara di Pengadilan Agama, mulai dari penerimaan

sampai perkara tersebut diselesaikan.

1) Meja Pertama

20

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet.

3, h. 15. 21

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, h. 15. 22

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, h. 14-15.

Page 35: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

25

a) Menerima gugatan, permohonan, perlawanan (verzet),

pernyataan banding, kasasi, permohonan peninjauan kembali,

eksekusi, penjelasan dan penaksiran biaya perkara dan biaya

eksekusi.

b) Membuat surat kuasa untuk membayar (SKUM) dalam

rangkap tiga dan menyerahkan SKUM tersebut kepada calon

penggugat atau pemohon.

c) Menyerahkan kembali surat gugatan/permohonan kepada calon

penggugat/pemohon.

d) Menaksir biaya perkara sebagai ditetapkan dalam pasal 121

HIR/ 145 RBg yang kemudian dinyatakan dalam SKUM.

Dalam perkara cerai talak, dalam menaksir biaya-biaya perkara

diperhitungkan juga untuk keperluan pemanggilan sidang Ikrar

Talak

e) Memberi penjelasan-penjelasan yang dianggap perlu

berkenaan dengan perkara yang diajukan.23

2) Meja Dua

a) Menerima surat gugatan/ perlawanan dari calon penggugat/

pelawan dalam rangkap sebanyak jumlah tergugat/ terlawan

ditambah dua rangkap.

b) Menerima surat permohonan dari calon pemohon sekurang-

kurangnya sebanyak dua rangkap

c) Menerima tindasan pertama SKUM dari calon penggugat/

pelawan/ pemohon.

d) Mendaftar/ mencatat surat gugatan/ permohonan dalam register

yang bersangkutan serta memberi nomor register pada surat

gugatan/ permohonan tersebut.

23

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet.

3, h. 16-17.

Page 36: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

26

e) Menyerahkan kembali satu rangkap surat gugatan /

permohonan yang telah diberi nomor register kepada

penggugat atau pemohon.

f) Mendaftar/ mencatat putusan Pengadilan Agama/ Pengadilan

Tinggi Agama/ Mahkamah Agung dalam semua buku register

yang bersangkutan.24

3) Meja Tiga

a) Menyerahkan salinan putusan Pengadilan Agama/ Pengadilan

Tinggi Agama/ Mahkamah Agung kepada yang

berkepentingan.

b) Menyerahkan salinan penetapan Pengadilan Agama kepada

pihak yang berkepentingn.

c) Menerima memori/kontra memori banding, memori/kontra

memori kasasi, jawaban/ tanggapan peninjauan kembali dan

lain-lain.

d) Menyusun/ menjahit/ mempersiapkan berkas.25

b. Pola Tentang Register Perkara

1) Pengertian

Register berasal dari kata registrum, yang berarti buku

daftar yang memuat secara lengkap dan terperinci mengenai suatu

24

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet.

3h. 22-23. 25

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, h. 28-29.

Page 37: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

27

hal atau perkara, baik yang bersifat pribadi maupun register umum,

seperti register perkara, register catatan sipil atau lain-lain.26

2) Fungsi Register Perkara

Sesuai dengan Surat Ketua Mahkamah Agung RI No.

KMA/ 001/ SK/ 1991 tanggal 24 Januari 1991, maka akan mudah

diketahui fungsi-fungsi dari register perkara yaitu:

a) Uraian tentang keadaan perkara sejak semula mulai

didaftarkan sampai dengan diputus serta sampai putusan

dilaksanakan.

b) Gambaran tentang kegiatan hakim dan panitera yang pada

akhirnya dapat diketahui data-data pribadi yang jelas dan ini

dapat dipergunakan sebagai penilaian dalam hal minutasi para

Hakim dan Panitera.

c) Gambaran tentang formasi Hakim dan Panitera sehingga dapat

diketahui kebutuhan tenaga Hakim dan Panitera yang harus

dipenuhi pada setiap Pengadilan Agama.

d) Terhindarnya dari sikap keraguan terhadap data-data dan pusat

ingatan serta sumber informasi.

e) Monitoring hilangnya berkas perkara.

Oleh karena fungsi register Perkara sebagaimana tersebut

diatas bernilai yuridis dan pembuktian sebagai akta authentik, maka

dalam mengisi register ini harus dilakukan dengan hati-hati, dengan

benar dan seksama, tidak boleh sembarangan dan tidak boleh ada

coretan sehingga mengurangi nilai yuridisnya.27

26

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, h. 41. 27

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet.

3, h. 43-44.

Page 38: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

28

c. Pola Tentang Keuangan Perkara

Dasar hukum pola tentang keuangan perkara adalah ketentuan

yang tersebut dalam pasal 121 ayat (4) dan pasal 145 (4) R.Bg, yaitu

biaya perkara yang besarnya ditentukan oleh Ketua Pengadilan (PA).

Kemudian suatu perkara di Pengadilan baru dapat didaftarkan

apabila biaya sudah dibayar. Azas yang dianut oleh kedua peraturan

tersebut adalah “ Tidak Ada Biaya Tidak Ada Perkara”. Kecuali

dalam perkara prodeo sebagaimana ditentukan dalam pasal 237 HIR

dan pasal 273 R.Bg.

Mahkamah Agung RI dalam suratnya No. 43/TUAD/

AG/III/UM/XI/ 1992 tanggal 23 November 1992 yang ditujukan

kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama

seluruh Indonesia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan biaya

perkara menurut pasal 121 HIR dan 145 R.Bg adalah biaya

kepaniteraan dan biaya proses.

Menurut surat Mahkamah Agung Republik Indonesia No. MA1

KUMDIL/ 214 / XII/ k/ 1992 tanggal 21 Desember 1992 dimana

dijelaskan bahwa hak-hak kepaniteraan tersebut meliputi:

1) Biaya pendaftaran perkara tingkat pertama.

2) Biaya redaksi.

3) Biaya pencatatan permohonan banding.

4) Biaya pencatatan permohonan kasasi.

5) Biaya pencatatan permohonan Peninjauan Kembali.

6) Biaya pencatatan permohonan Sita Konservatoir.

7) Biaya pencatatan permohonan Sita Revindikatoir.

8) Biaya pencatatan permohonan pencabutan sita.

9) Biaya pencatatan pelaksanaan lelang.

Page 39: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

29

d. Pola Tentang Pelaporan Perkara

Mahkamah Agung selaku Pengadilan tertinggi melakukan

pengawasan atas perbuatan Pengadilan yang lain yaitu terhadap

penyelenggaraan peradilan dan tingkah laku serta perbuatan para

hakim di semua lingkungan badan peradilan dalam menjalankan

kekuasaan kehakiman. Tata cara pegawasan terhadap Badan Peradilan

dapat dilaksanakan dengan cara memeriksa pekerjaan dan meneliti

proses kerja, meneliti dan menilai hasil kerja, inspeksi rutin dan

inspeksi mendadak, dan juga dengan meneliti laporan-laporan

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam pola Bindalmin.

Panitera Peradilan Agama berkewajiban serta bertanggung

jawab atas proses penyelenggaraan administrasi perkara di Pengadilan

Agama. Semua teknis dan prosedur yang berlaku di Pengadilan Agama

tidak lepas dari ketentuan yang diamanahkan dalam peraturan

perundang-undangan. Khusus untuk posedur penyelenggaran

administrasi perkara dalam pelaksannannya Panitera berkewajiban

mematuhi dan berpedoman kedalam buku Penerapan dan Pelaksanaan

Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan

Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang lebih mudah

dikenal dengan sebutan POLA BINDALMIN sebagai peraturan

pelaksana secara teknis tugas-tugas Kepaniteraan dari undang-undang

Peradilan Agama.

B. Moderenisasi Manajemen Administrasi Perkara Pengadilan Agama

Pembaruan manajemen perkara di pengadilan dilakukan dalam rangka

mewujudkan 2 (dua) misi MA, yaitu: pertama, memberikan pelayanan hukum

yang memiliki kepastian dan berkeadilan bagi pencari keadilan; dan kedua,

meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan. Agenda

penyempurnaan pada manajemen perkara dapat dibagi menjadi tiga bagian

Page 40: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

30

besar, yaituModernisasi manajemen perkara, penataan ulang organisasi

manajemen perkara, penataan ulang proses manajemen perkara.28

1. Arah Pengembangan Manajemen Perkara Berbasis Teknologi

Informasi

Pada tahap pertama, pengembangan ditujukan pada keterbukaan dan

revitalisasi sistem pelaporan. Indikator keberhasilan pada tahapan ini adalah

adanya akses informasi dalam kaitannya dengan putusan pengadilan. Selain itu

juga dilakukan upaya untuk mengintegrasikan data tentang aktivitas

pengadilan ke dalam satu database terpusat dalam rangka menyempurnakan

sistem pelaporan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen

strategis, seperti rekrutmen, promosi, mutasi, pendidikan dan pelatihan, serta

prioritas penganggaran.

Pada tahap kedua, modernisasi manajemen peradilan diarahkan pada

pembenahan manajemen peradilan untuk keperluan internal dengan

menyempurnakan Buku II dan Buku III Pengadilan sehingga berorientasi pada

pelayananan dan memanfaatkan teknologi dan informasi. Hasil akhir yang

diharapkan dari proses tersebut ditujukan agar dapat menciptakan efisiensi

proses, misalnya, mengurangi beban proses minutasi, berita acara persidangan,

supervisi, serta peluang untuk menyatukan proses yang tersebar pada lebih

dari satu orang ke satu orang, dan lain sebagainya.

Pada tahapan yang ketiga, modernisasi manajemen perkara harus

berorientasi pada pelayanan pihak-pihak terkait dalam proses perkara di

pengadilan.29

Pengelolaan data register secara elektronik akan sangat membantu

meningkatkan efisiensi pada berbagai sektor. Untuk itu harus diberikan

payung hukum dan solusi teknis yang mampu memastikan penggunaan

28

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 (Jakarta: Mahkamah Agung RI,

2010), h. 35. 29

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 (Jakarta: Mahkamah Agung RI,

2010), h.35.

Page 41: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

31

register secara elektronik dan mencegah terjadinya duplikasi dengan

pendataan manual.30

Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas,

kredibilitas, dan transparansi serta menjadi organisasi modern berbasis TI

terpadu adalah salah satu penunjang penting yang akan mendorong

terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang agung. Oleh karena itu, segenap

pemangku kepentingan di lingkungan MA dan badan-badan peradilan di

bawahnya menempatkan pembenahan TI sebagai salah satu prioritas

perubahan.31

2. Sasaran Pemanfaatan Teknologi Informasi Pengadilan Agama

a. Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses terhadap

semua informasi yang relevan dari dalam dan luar pengadilan, termasuk

putusan, jurnal hukum, dan lainnya

b. Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas aktivitas

pengadilan dari luar gedung, misalnya registrasi, permintaan informasi,

dan kesaksian;

c. Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu dengan

mengurangi kerja manual dan menggantikannya dengan proses berbasis

komputer;

d. Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan menggunakan

teknologi sebagai alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol atas

kinerja;32

e. Aplikasi untuk manajemen perkara (case management) akan membantu

antara lain: pengaturan distribusi dan alur perkara, akses para hakim dan

panitera, serta perubahan status putusan. Dukungan tersebut diwujudkan

dengan bantuan platform workflow tadi. Selain itu, aplikasi ini juga akan

30

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2035 (Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2010)

2010-2035, h.41. 31

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035, h. 63. 32

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035, h. 64.

Page 42: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

32

mengakses fungsi yang disediakan platform manajemen dokumen untuk

keperluan pengelolaan dokumen perkara dan putusan. Untuk membantu

hakim mengambil keputusan dan mendorong adanya konsistensi hukum,

aplikasi ini juga akan mengakses fitur-fitur dalam platform solusi

knowledge management, misalnya: untuk penelusuran dan

pengelompokan putusan sejenis, melihat kemiripan argumen maupun

pertimbangan hukum yang pernah diambil di masa lalu, dan sejenisnya.

Semua kinerja aktivitas dalam pengelolaan perkara akan dipantau oleh

platform workflow yang selanjutnya disampaikan kepada aplikasi

manajemen pengawasan dan kinerja untuk keperluan evaluasi dan

pengambilan kebijakan manajerial.33

Moderenisasasi Peradilan sebagaimana tertuang dalam cetak biru

Pembaruan Peradilan yang menjadi program kerja dan harapan

Mahkamah Agung 2010 hingga 2030 mendatang nanti merupakan hal

yang perlu diwujudkan mulai dari empat lingkungan peradilan tingkat

pertama hingga tingkat Mahkamah Agung. Agar apa yang menjadi

harapan Mahkamah Agung dalam hal ini moderenisasi Peradilan tidak

hanya tertuang dalam tulisan yang berupa harapan saja, melainkan benar-

benar direalisasikan oleh semua lingkungan badan peradilan di Indonesia.

Moderenisasi Peradilan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan,

hingga saat ini sudah berupaya untuk mewujudkan hal tersebut dengan

diterapkannya pola manajemen administrasi perkara berbasis Teknologi

Informasi. Pelaksanaan ini sebagai bentuk perwujudan harapan

Mahkamah Agung dalam upaya moderenisasi peradilan. Selain bentuk

perwujudan harapan Mahkamah Agung, pola manajemen administrasi

berbasis Tenologi Informasi juga sebagai bentuk pemenuhan dan

penyesuaian Peradilan dengan zaman moderen seperti sekarang ini.

Dimana seluruh lapisan masyarakat sangat merekat dengan teknologi

Informasi. Maka dari itu sebagai bentuk penyelenggaraan dalam dunia

moderen untuk beracara di Pengadilan dengan proses cepat, tepat waktu

33

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 (Jakarta: Mahkamah Agung RI,

2010), h.67.

Page 43: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

33

dan biaya ringan, maka proses manajemen administrasi perkara

Pengadilan Agama didukung dengan perangkat Teknologi Informasi.

Searah dengan harapan Mahkamah Agung dalam pembaruan dan

moderenisasi peradilan dengan diselenggarakannya manajemen

administrasi perkara berbasis Teknologi Informasi, dalam hal ini

Pengadilan Agama Jakarta Selatan menetapkan hal tersebut dalam salah

satu misinya yang berbunyi “Mewujudkan manajemen perkara yang

moderen dan pelayanan yang prima.34

Dengan dicantumkannnya manajemen perkara yang moderen

dalam Misi Pengadilan Agama Jakarta Selatan, sudah sangat jelas akan

dukungan Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam mewujudkan

moderenisasi peradilan dalam manajemen administrasi perkara berbasis

Teknologi Informasi dan juga dalam menjawab kebutuhan masyarakat

zaman moderen untuk memepermudah akses dan penelusuran perkaranya

saat menyelesaikan perkara sebagai salah satu wujud pelayanan prima

dari Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam memberikan kemudahan

pelayanan perkara.

C. Manajemen Administrasi Perkara Pengadilan Agama Berbasis

Teknologi Informasi

Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunannya adalah

teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah

hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari

bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan

lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.35

Masih dalam lingkup pengenalan teknologi informasi, Wikipedia

bahasa Indonesia menjelaskan Teknologi Informasi (TI), atau dalam

bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah

istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam

membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan danatau

34

http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/visi-dan-misi. 35

Akadun, Teknologi Informasi Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2009), h., 114.

Page 44: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

34

menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi

berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Dalam sejarahnya,

manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah

teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang

disampaikan oleh orang lain tetapi itu tidak bertahan secara lama karena

Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si

penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu

jangkauan suara juga terbatas.36

Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang

melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih

jauh.Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain.

Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar

peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia

sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan

pembuatnya. Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara

penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya.

Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi

alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti

dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan

informasi itu. Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman

informasi lebih cepat lagi.37

Teknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi

komputer dengan teknologi komunikasi sehingga menjadi teknologi

informasi dan komunikasi (TIK). TIK diartikan sebagai teknologi

pengolahan informasi untuk pemrosesan informasi baik menggunakan

alat-alat komputer maupun alat-alat komunikasi.38

Pada manajemen

administrasi perkara Pengadilan Agama dalam rangka merealisasikan

program moderenisasi peradilan sebagaimana tertuang dalam cetak biru

pembaruan peradilan oleh Mahkamah Agung dan juga dalam rangka

36

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi. 37

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi 38

Akadun, Tenologi Informasi Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2009), h., 115.

Page 45: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

35

menjawab kebutuhan masyarakat era digital agar proses peradilan cepat,

tepat waktu dan biaya ringan, teknologi informasi sudah berhasil

diterapkan dalam manajemen administrasi perkara, yaitu sebelumnya

menerapkan SIADPA dan yang paling baru Pengadilan Agama

menerapkan SIPP.

1. SIADPA Sebagai Teknologi Manajemen Administrasi Perkara

Aplikasi Sistem Administrasi Perkara pada tingkat pertama

disingkat SIADPA adalah bagian dari Sistem Administrasi Perkara

(SIADPA).Arah dan fungsi aplikasi ini adalah membantu dengan

cepat penyalinan, pembuatan dan pencetakan surat-surat dan

dokumen-dokumen perkara dengan rincian sebagai berikut:

a. Membantu petugas meja satu dalam penyalinan dan pembuatan

surat permohonan/gugatan, SKUM dan yang berkaitan dengan

jenis surat kuasa

b. Membantu petugas meja dua, meja tiga dan para hakim dalam

pembuatan dan pencetakan PMH, P4, PHS, Relas-relas,

Pemberitahuan, Surat Pengantar dan dokumendokumen lainnya

c. Membantu Panitera Pengganti, Hakim dan petugas yang diberi

wewenang dalam pembuatan dan pencetakan Berita Acara

Persidangan, Putusan , Penetapan dan Akta Cerai

Aplikasi ini berfungsi sebagai input awal sampai akhir

proses perkara tingkat pertama dan sebagai input otomatis untuk

Aplikasi keuangan, Register dan Pelaporan Perkara.

Aplikasi ini adalah solusi dokumen, karena data yang

diolah lebih dari 500 jenis dokumen yang harus dicetak dikertas

(hard copy). Aplikasi ini dibangun dengan memanfaatkan MS-

Word sebagai halaman pencetakan yang berbasis grafis.39

39

Team IT PTA Padang, Pedoman Aplikasi Siadpa, (Padang, t.d), h.1. diakses

dari www.pa-bengkalis.go.id/images/stories/.../BukuSiadpa/buku_pedoman_siadpa.pdf

Page 46: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

36

2. SIPP Sebagai Teknologi Manajemen Administrasi Perkara

Peradilan Agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan

kehakiman di Indonesia dalam teknis penyelenggaraan setiap

kebijakan dalam pelayanan hukum tidak terlepas dari peraturan

perundang-undangan sebagai landasan yuridis dalam bertindak.

Hakim dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang

ditangani maka dia akan kembali kedalam hukum materil dan

formil yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Bahkan dalam hal kebijakan lain pun yang merupakan

program pendukung Peradilan Agama, maka akan tetap kembali

pada landasan yuridis sebagai landasan pijakan dalam menerapkan

kebijakan.

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam hal Implementasi

Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) dalam manajemen

administrasi perkara yang sebelumnya menggunakan Sistem

Informasi dan Administrasi Peradilan Agama (SIADPA) sebagai

landasan yuridis kembali pada ketentuan hukum yang berlaku baik

yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam

bentuk surat instruksi atau surat edaran dari Mahkamah Agung.

Hal ini sebagai bentuk wujud nyata Indonesia sebagai Negara

Hukum, sebagaimana tertuang dalam pasal 1 ayat 3 UUD Tahun

1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”40

dimana setiap kebijakan yang dilakukan oleh badan hukum tidak

terlepas dari ketentuan hukum yang berlaku.

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam rangka

mewujudkan salahsatu target dalam arah pembaruan peradilan

sebagaimana tertuang dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan

2010-2035, sampai tahun 2018 ini sudah berhasil

mengimplementasikan SIPP yang merupakan moderenisasi

manajemen administrasi perkara. Adapun landasan hukum SIPP

40

Pasal 1 Ayat 3 UUD Tahun 1945.

Page 47: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

37

yang di implementasikan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

adalah sebagai berikut:

a. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan

Informasi Publik

Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) yang di

implementasikan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam

mewujudkan moderenisasi manajemen administrasi perkara

sekaligus sebagai media informasi publik kepada masyarakat yang

berkepentingan dalam hal tersebut, dalam implementasinya

didasarkan pada UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan

informasi publik. Karena disamping fungsi SIPP sebagai sistem

yang berperan dalam manajemen administrasi perkara juga sebagai

media informasi publik. Dalam implementasinya, SIPP harus

disesuaikan dengan standar, prosedur dan peraturan lainnya yang

diamanahkan dalam undang-undang ini. diantara bunyi pasal dari

undang-undang ini yang berhubungan erat dengan implementasi

SIPP adalah sebagaimana berikut:

Dalam Pasal 7 Ayat 1 UU Nomor 14 tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik disebutkan bahwa Badan Publik

wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi

publik yang dibawah kewenangan kepada pemohon informasi

publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan

ketentuan.41

Dalam ayat berikutnya disebutkan, “Badan Publik

wajib menyediakan informasi publik yang akurat, benar, dan tidak

menyesatkan.”42

Serta dalam ayat tiganya disebutkan, “untuk

melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem

41

Pasal 7 Ayat 1 UU Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi

Publik. 42

Pasal 7 Ayat 2 UU Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi

Publik.

Page 48: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

38

informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik

secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.”43

Pengadilan Agama Jakarta Selatan selaku pelaksana

kekuasaan kehakiman di Indonesia yang Sudah jelas menurut

undang-undang merupakan badan publik, maka dalam

melaksanakan apa yang diamanahkan dalam bunyi pasal tersebut

Pengadilan Agama harus mempunyai suatu media informasi publik

yang sesuai dengan perkembangan zaman dan mudah untuk diakses

oleh masyarakat.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dengan

Hasan Bajuri selaku Administrator Super SIPP Pengadilan Agama

Jakarta Selatan, bahwasannya dalam manajemen administrasi

perkara, SIPP diterapkan dalam suatu kelompok kerja yang

merupakan kelompok penanggung jawab penyelesaian perkara dari

suatu tahap ketahap berikutnya. Kemudian SIPP juga dapat diakses

oleh masyarakat yang mempunyai hubungan dengan perkara yang

diselesaikan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan cara

menginput kata kunci dalam sistem pencarian kemudian dalam

beberapa detik informasi yang diinginkan segera muncul.44

b. SK KMA RI NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007

TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI

PENGADILAN

Dalam isi surat Ketua Mahkamah Agung sebagaimana pada

nomor surat SK KMA RI NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007

TAHUN 2007secara keseluruhan memberikan perintah

bahwasannya seluruh Pengadilan di Indonesia berkewajiban

43

Pasal 7 Ayat 3 UU Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi

Publik. 44

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 49: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

39

memberikan informasi kepada publik terkait informasi-informasi

yang menurut undang-undang harus dipublikasikan kepada

masyarakat. Adapun salah satu bunyi pasal dalam surat tersebut

adalah:

Pada pasal 7 ayat 1 berbunyi: “Pengumuman informasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, b, c, d, g, h,

i dan j dilakukan dengan menempatkan pada papan pengumuman

di setiap Pengadilan serta dapat pula menggunakan sarana

penyebaran informasi lain sesuai dengan perkembangan teknologi

dan kemampuan anggaran Pengadilan”.45

Dari bunyi pasal tersebut sangat lah jelas bahwasannya

Pengadilan berkwajiban mempunyai suatu media yang memberikan

informasi publik kepada masyarakat. Adapun jenis media yang

digunakan untuk memberikan informasi tersebut sesuai dengan

perkembangan zaman. Dalam hal ini penerapan dizaman yang

serba digital, sangat layak dan tepat dengan penerapan teknologi

informmasi dalam pemberian informasi kepada masyarakat sebagai

salah satu bentuk pelayanan hukum Pengadilan Agama dan juga

dalam hal manajemen administrasi perkara berbasis teknologi

informasi dalam mewujudkan proses peradilan yang cepat, tepat

waktu dan biaya ringan sebagaimana yang diamanahkan dalam

peraturan perundang-undangan. Berdasarkan pengamatan dan

wawancara penulis bersama Hasan Bajuri selaku Administrator

super SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan, maka SIPP

merupakan media yang merupakan sarana dalam ketentuan

sebagaimana yang diamanahkan dalam pasal undang-undang

tersebut. Dengan diterapkannya SIPP maka dapat mendukung

proses penyelenggaraan peradilan yang cepat, tepat waktu,

sederhana dan biaya ringan.

45

Pasal 7 ayat 1 SK KMA RI Nomor 144/KMA/SK/VIII/2007 Tahun 2007 Tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan

Page 50: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

40

c. SK KMA RI NOMOR 1-144 /KMA/ SK /I/2011 TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DI PENGADILAN

Dalam surat ini secara keseluruhan berisi pedoman dalam

memberikan pelayanan informasi di lingkungan Pengadilan seluruh

Indonesia. Bahwa keterbukaan informasi yang efektif dan efisien

merupakan bagian dari komitmen Mahkamah Agung dalam rangka

reformasi birokrasi, sebagaimana dituangkan dalam SK KMA RI

Nomor 144/KMA/SK/VIII/2007 Tahun 2007. Selanjutnya setelah

SK KMA tersebut keluar maka sebagai tindak lanjut untuk teknis

pelaksanaannya keluarlah Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dengan hadirnya UU

Nomor 14 Tahun 2008, maka ia menggantikan fungsi SK KMA

Nomor 144/KMA/SK/VIII/2007.46

Dalam surat ini ditegaskan bahwa salinan dari surat ini

disampaikan kepada para pihak yang bertanggung jawab sekaligus

yang menjadi pelaksana dalam pelayanan informasi publik di

Pengadilan. Adapun para pihak sebagaimana dimaksud adalah Para

Ketua Muda Mahkamah Agung RI, Panitera Mahkamah Agung RI,

Sekretaris Mahkamah Agung RI, Para Pejabat Eselon I dan Eselon

II di Lingkungan Mahkamah Agung RI, Para Panitera Muda

Mahkamah Agung RI, Para Ketua Pengadilan Tingkat Banding,

Para Ketua Pengadilan Tingkat Pertama.

d. Surat Mahkamah Agung Nomor 0458/DJA/HM.02.3/2/2016

Tentang Implementasi SIPP Versi 3.1.1 di Lingkungan

Peradilan Agama

Pasca penyatu atapan Peradilan Agama dengan lingkungan

peradilan lainnya di Indonesia yang berada dibawah Mahkamah

46

Konsideran SK KMA RI Nomor 1-144 /KMA/ SK /I/2011 Tentang Pedoman

Pelayanan Informasi di Pengadilan.

Page 51: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

41

Agung, maka semua lingkungan peradilan yang dimaksud dalam

hal organisasi, administrasi, dan finansial berada dibawah

Mahkamah Agung. Dengan demikian Mahkamah Agung

merupakan Pengadilan Negara tertinggi dari empat lingkungan

peradilan di Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 4

Tahun 2004 yang berbunyi “Mahkamah Agung merupakan

Pengadilan Negara tertinggi dari keempat lingkungan peradilan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (2)”.47

Masih dalam

undang-undang yang sama, disebutkan dalam bunyi pasal

“Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka

untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan

keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara

Hukum Republik Indonesia”.48

Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung

dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan

peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan

peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh

sebuah Mahkamah Konstitusi.49

Karena Peradilan Agama berada dibawah Mahkamah

Agung, maka dalam setiap kebijakan disamping berpijak pada

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku juga harus

memperhatikan pada setiap apa yang menjadi instruksi dari

Mahkamah Agung. Fokus dalam instruksi pada pembahasan disini

adalah dalam hal implementasi Sistem Informasi Penelusuran

Perkara (SIPP) di lingkungan Peradilan Agama, dalam halam

pembahasan disini terfokus pada Pengadilan Agama Jakarta

Selatan.

47

Pasal 11 Ayat 1 UU Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman. 48

Pasal 1 UU Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman. 49

Pasal 2 UU Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

Page 52: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

42

Dengan dikeluarkannya instruksi Mahkamah Agung

melalui surat nomor 0458/DJA/HM.02.3/2/2016 Tentang

Implementasi SIPP Versi 3.1.1 di Lingkungan Peradilan Agama

maka Pengadilan Agama berkewajiban untuk

mengimplementasikan SIPP sebagaimana dimaksud oleh

Mahkamah Agung guna mengintegrasikan data dari seluruh

Peradilan Agama dan juga lingkungan peradilan yang lain bersama

Mahkamah Agung.

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam melakukan tugas-

tugas administrasi perkara yang sebelumnya menggunakan aplikasi

Siadpa Plus, maka melalui surat ini Pengadilan harus segera beralih

ke aplikasi baru dari Mahkamah Agung yaitu Sistem Informasi

Penelusuran Perkara (SIPP) dengan migrasi data base dari

SIADPA Plus ke SIPP.

Dengan landasan yuridis sebagaimana disebutkan dari

nomor satu sampai lima diatas, maka implementasi SIPP di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan adalah bersifat wajib, karena

Mahkamah Agung merupakan Pengadilan tertinggi Negara yang

berada diatas Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan fungsi

pokok SIPP adalah membantu dalam proses penyelesaian

administrasi perkara, memonitor satuan kerja dan aparatur

peradilan, serta sebagai sarana keterbukaan informasi publik

e. Perwujudan Visi Mahkamah Agung

Dalam Cetak biru pembaruan peradilan 2010-2035

dijelaskan bahwa Visi Badan Peradilan yang berhasil dirumuskan

oleh Pimpinan Mahkamah Agung pada tanggal 10 September 2009

adalah “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA

YANG AGUNG”. Dalam cetak biru tersebut dijelaskan usaha

Mahkamah Agung pada poin empat untuk mewujudkan visi

tersebut adalah “Menyelenggarakan manajemen dan administrasi

Page 53: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

43

proses perkara yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan dan

proporsional”.50

SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara)/CTS (Case

Tracking System) merupakan Aplikasi Sistem Informasi untuk

Penerlusuran Alur Perkara yang berbasis web.CTS merupakan

Program kerjasama Mahkamah Agung melalui Ditjen Badan

Peradilan Umum bersama USAID dengan program C4J (Changes

For Justice), memberikan bantuan kepada Mahkamah Agung dalam

peningkatan kapasitas pelayanan Sistem Informasi Penelusuran

Perkara di Pengadilan yang berbasis Teknologi Informasi.51

Mahkamah Agung merupakan Lembaga publik dalam

sistem peradilan Indonesia. Mahkamah Agung telah lama

berkomitmen untuk melakukan perubahan dalam upaya

memberikan pelayanan kepada publik. Optimalisasi teknologi

informasi (TI) merupakan keharusan sebuah lembaga peradilan

yang transparan dan akuntabel dalam memberikan layanan kepada

publik/ Masyarakat, hal ini merupakan komitmen Mahkamah

Agung yang tertuang dalam Cetak Biru Mahkamah Agung

Republik Indonesia 2010 – 2035.

Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) adalah

aplikasi teknologi berbasis web dalam memberikan informasi

perkara kepada masyarakat. Selain itu SIPP juga bisa digunakan

oleh pimpinan untuk memonitor kinerja hakim di daerah. SIPP

dibangun sebagai media kerja yang baik dan efektif bagi internal

pengadilan, tertib administrasi, efektif dan efesien, monitoring dan

pengawasan dan yang terpenting adalah media yang memudahkan

masyarakat pencari informasi perkara untuk mengupdate informasi

50

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 (Jakarta: Mahkamah Agung RI,

2010), h. 14. 51

http://www.pn-depok.go.id/index.php/component/content/article/93-slide-

depan/195-case-tracking-system-sistem-informasi-penelusuran-perkara diakses rabu 28

maret 2018 20:54

Page 54: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

44

perkaranya dengan mudah, cepat dan berbiaya murah. Sehingga

dengan format SIPP versi 3.2.0, masyarakat dapat mengontrol

pelaksanaan proses pengadilan melalui Webside, dimana terdapat

fitur – fitur baru yaitu penambahan fungsi template, delegasi on

line, dan integrasi dengan Sistem Informasi Administrasi Perkara

(SIAP) Mahkamah Agung dan Direktori Putusan.52

Dengan diterapkannya teknologi informasi dalam

manajemen administrasi perkara sebagai penyeleggaraaan

administrasi, pelayanan, dan pembangunan di Pengadilan Agama

ini salahsatu pendorong dan termasuk reformasi dalam negara

untuk mewujudkan good governance.Karena salahsatu jenis

teknologi yang peranannya sangat menonjol pada era sekarang ini

adalah teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi telah membawa reformasi dalam segala

bidang kehidupan manusia termasuk dalam bidang peradilan.

Kemudian peranan teknologi informasi dalam bidang pemerintahan

memuculkan terminologi e-government.53

Effendi menyatakan

untuk membangun pemerintah daerah yang lebih mampu

menyelenggarakan good governance, perlu dibangun jaringan

kerjasama yang didasarkan atas hubungan yang partisipatif,

transparan, dan responsif antara pilar-pilar good governance.

Hubungan semacam itu hanya dapat dibangun dengan menerapkan

teknologi informasi, khususnya teknoogi jaringan yang biasa

disebut sebagai manajemen berbasis electronic government.

Electronic government sudah banyak diterapkan oleh banyak

negara seperti Amerika Serikat, Singapura, serta Malaysia dengan

super koridornya.54

52

https://www.mahkamahagung.go.id/id/berita/2832/kma-sebelum-ayam-jantan-berkokok-tahun-2018-pengadilan-harus-mengimplementasikan-sipp-320 13 21

53 Akadun, Teknologi Informasi Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2009), h., 130.

54 Effendi, Sofian, pengembangan Good Governance dan E-government di Era

Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Forkoma-MAP UGM, 2002), h., 125.

Page 55: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

45

Electronic government pada dasarnya adalah pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi guna pelaksanaan

pemerintahan yang efisien dan murah serta meningkatkan kualitas

pelayanan masyarakat dengan cara menyediakan sarana publik dan

menciptakan pemerintahan yang baik.Fokus electronic government

bukan pada peralatan melainkan pada perubahan paradigma

pelayanan. Oleh karena itu harus diingat bahwa electronic

government menjadi suatu fenomena dalam mentransformasikan

kinerja manajemen dan pelayanan. Electronic government harus

tetap fukos pada peningkatan kinerja manajemen dan pemberian

pelayanan yang lebih baik ketimbang teknologinya. Dengan

demikian electronic government memiliki dua fungsi, yaitu sebagai

sarana memperbaiki manajemen internal dan peningkatan

pelayanan publik dalam bentuk otomatisasi pelayanan.

Electronic government merupakan sistem manajemen

pemerintahan untuk pelayanan, pembangunan dan pelayanan

publik secara transparan, efisien, efektif, dan bertanggung jawab

sehingga dapat menjadi sarana terciptanya good governance. Hal

ini disebabkan pelayanan good governance pada dasarnya adalah

pelaksanaan prinsip-prinsip good governance yaitu akuntabilitas,

transparansi, partisipasi, efektif, efisien, dan supremasi hukum oleh

pelaku-pelakunya untuk menciptakan pemerintahan yang kuat,

swasta yang kompetitif, dan masyarakat sipil yang mandiri untuk

mencapai tujuan nasional.55

Hal ini sebagaimana diatur dalam

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003

Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pegembangan E-

Government. Dalam Konsiderannya disebutkan bahwa untuk

menyelenggarakan pemerintahan yang baik (Good Governance)dan

meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien diperlukan

adanya kebijakan dan strategi pengembangan E-Government.

55

Akadun, Teknologi Informasi Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.,

166-167.

Page 56: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

46

Masih dalam konsideran Inpres Nomor 3 Tahun 2003 juga

disebutkan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan

informasi dalam proses pemerintahan (E-Government) akan

meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan.56

Dengan demikian penerapan teknologi informasi pada

semua lapisan lembaga negara dalam pembahasan ini lebih

dikhususkan dalam Pengadilan Agama selaku pelaksana kekuasaan

kehakiman di Indonesia. Sudah menjadi tuntutan zaman bahwa

dalam pelayanan hukum pun sangat diperlukan penerapan

teknologi informasi dalam meningkatkan manajemen internal

pengadilan serta dalam peningkatan pelayanan yang efektif, efisien,

bersih, transparan, dan cepat dari Pengadilan kepada masyarkat

pencari keadilan.Dengan diterapkannya manajemen administrasi

perkara berbasis teknologi, maka Pengadilan Agama akan menjadi

Pengadilan yang moderen dan searah dengan program electronic

government di Indonesia.

56

Poin a dan b Konsideran Inpres Nomor 3 Tahun 2003.

Page 57: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

47

BAB III

PROFIL PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu instansi yang

melaksanakan tugasnya, memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai

berikut:

1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24;

2. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, tentang Kekuasaan

Kehakiman;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974;

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah dengan

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, tentang perubahan kedua atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, tentang Peradilan Agama;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

6. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 69 Tahun 1963, tentang

Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan;

7. Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan Tata Kerja dan

Wewenang Pengadilan Agama.

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk berdasarkan surat

keputusan Menteri Agama RI Nomor 69 Tahun 1963. Pada mulanya

Pengadilan Agama di wilayah DKI Jakarta hanya terdapat tiga kantor yang

dinamakan Kantor Cabang, yaitu:

a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara

b. Kantor Pengadilan Agama Jakarta Tengah

c. Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagai induk

Semua Pengadilan Agama tersebut di atas termasuk Wilayah

Hukum Cabang Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian setelah

berdirinya Cabang Mahkamah Islam TInggi Bandung berdasarkan surat

keputusan Menteri Agama Nomor 71 Tahun 1976 tanggal 16 Desember

47

Page 58: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

48

1976, semua Pengadilan Agama di Propinsi Jawa Barat termasuk

Pengadilan Agama yang berada di Daerah Ibu Kota Jakarta Raya berada

dalam Wilayah Hukum Mahkamah Islam Tinggi Cabang Bandung. Dalam

perkembangan selanjutnya istilah Mahkamah Islam Tinggi menjadi

Pengadilan Tinggi Agama (PTA).

Berdasarkan surat keputusan Menteri Agama RI Nomor 61 Tahun

1985, Pengadilan Tinggi Agama Surakata dipindah ke Jakarta, akan tetapi

realisasinya baru terlaksana pada tanggal 30 Oktober 1987 dan secara

otomatis Wilayah Hukum Pengadilan Agama di wilayah DKI Jakarta

adalah menjadi Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.

Terbentuknya kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan

merupakan jawaban dari perkembangan masyarakat Jakarta, yang ketika

itu pada tahun 1967 merupakan cabang di Pengadilan Agama Istimewa

Jakarta Raya yang berkantor di jalan Otista Raya Jakarta Timur

Sebutan pada waktu itu adalah cabang Pengadilan Agama Jakarta

Selatan. Kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk sesuai

dengan banyaknya jumlah penduduk dan bertambahnya pemahaman

penduduk serta tuntutan masyarakat Jakarta Selatan yang wilayahnya

cukup luas. Keadaan kantor ketika itu masih dalam keadaan darurat yaitu

menempati gedung bekas kantor Kecamatan Pasar Minggu di suatu gang

kecil yang sampai saat ini dikenal dengan gang Pengadilan Agama Pasar

Minggu Jakarta Selatan, pimpinan kantor dipegang oleh H. Polana.

Penanganan kasus-kasus hanya berkisar perceraian, kalaupun ada

tentang warisan, masuk kepada komparisi. Itu pun dimulai pada tahun

1969, kerjasama dengan Pengadilan Negeri yang ketika itu dipimpin oleh

Bismar Siregar, S.H.

Sebelum tahun 1969, pernah pula membuat fatwa waris, akan

tetapi hal itu ditentang oleh pihak keamanan karena bertentangan dengan

kewenangannya sehingga sempat beberapa orang termasuk Hasan Mughni

Page 59: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

49

ditahan karena Penetapan Fatwa Waris. Oleh karenanya, sejak saat itu

Fatwa Waris ditambah dengan kalimat "jika ada harta peninggalan".

Pada tahun 1976, gedung kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pindah ke blok D Kebayoran Baru Jakarta Selatan dengan

menempati serambi Masjid Syarief Hidayatullah dan sebutan kantor

cabang pun dihilangkan menjadi Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Kemudian diangkat pula beberapa hakim honorer yang di antaranya adalah

H. Ichtijanto, S.A., S.H.

Penunjukan tempat tersebut atas inisiatif kepala Kandepag Jakarta

Selatan yang waktu itu dijabat pula oleh Drs. H. Muhdi Yasin. Seiring

dengan perkembangan tersebut, diangkat pula 8 karyawan untuk

menangani tugas-tugas kepaniteraan yaitu, Ilyas Hasbullah, Hasan Jauhari,

Sukandi, Saimin, Tuwon Haryanto, Fathullah AN., Hasan Mughni, dan

Imron. Keadaan penempatan kantor di serambi Masjid tersebut, bertahan

hingga tahun 1979.

Selanjutnya pada akhir April 2010, gedung baru Pengadilan

Agama Jakarta Selatan diresmikan oleh Ketua Mahkamah Agung RI.

Kemudian pada awal Mei 2010, diadakan tasyakuran dan sekaligus

dimulainya aktifitas perkantoran di gedung baru tersebut. Pada saat itu

Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan dijabat oleh Drs. H. Ahsin A.

Hamid, S.H.

Sejak menempati gedung baru yang cukup megah dan representatif

tersebut, di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dilakukan pembenahan

dalam segala hal, baik dalam hal pelayanan terhadap pencari keadilan

maupun dalam hal peningkatan TI (Teknologi Informasi) yang sudah

semakin canggih disertai dengan aplikasi-aplikasi yang menunjang

pelaksanaan tugas pokok, seperti aplikasi SIADPA (Sistem Informasi

Administrasi Perkara Pengadilan Agama) yang sudah berjalan, sistem

informasi mandiri dengan layar sentuh (touchscreen), serta

situs web "http://www.pa-jakartaselatan.go.id".

Page 60: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

50

Anggaran pembangunan Gedung Pengadilan Agama Jakarta

Selatan:

1) Tahun 2007 s/d 2008: pengadaan tanah untuk bangunan gedung

baru seluas ± 6000 m2 yang terletak di jalan Harsono RM Ragunan,

Jakarta Selatan dengan anggaran Rp. 19.353.700.000 (sembilan

belas milyar tiga ratus lima puluh tiga juta tujuh ratus ribu rupiah)

yang berasal dari DIPA PTA Jakarta.

2) Tahun 2008: tahap pertama pembangunan gedung baru sesuai

dengan purwarupa Mahkamah Agung RI dengan anggaran Rp.

7.393.270.000 (tujuh milyar tiga ratus sembilan puluh tiga juta dua

ratus tujuh puluh ribu rupiah) yang berasal dari DIPA Pengadilan

Agama Jakarta Selatan.

3) Tahun 2009: tahap kedua pembangunan gedung baru dengan

anggaran Rp. 14.110.820.000 (empat belas milyar seratus sepuluh

juta delapan ratus dua puluh ribu rupiah) yang berasal dari DIPA

Pengadilan Agama Jakarta Selatan.1

B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Jakarta Selatan

1. Visi

Mewujudkan Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang bersih,

ramah berwibawa dan melayani menuju Peradilan Indonesia yang

Agung.

2. Misi

a. Meningkatkan integritas dan profesionalitas Hakim dan seluruh

aparatur Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

b. Mewujudkan manajemen perkara yang moderen dan pelayanan

yang prima.

c. Meningkatkan kualitas sistem pemberkasan perkara, minutasi,

banding, kasasi dan peninjauan kembali.

1 http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/sejarah.

Page 61: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

51

d. Meningkatkan kajian syariah hukum acara dan materil yang

berkenaan dengan kewenangan Peradilan Agama.

e. Mewujudkan pelayanan prima bagi para pencari keadilan.2

C. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menentukan dalam pasal 24 ayat (2) bahwa Peradilan Agama merupakan

salah satu lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung

bersama badan peradilan lainnya di lingkungan Peradilan Umum,

Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer, merupakan salah satu

badan peradilan pelaku kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan

hukum dan keadilan bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu antara

orang-orang yang beragama Islam

Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang merupakan Pengadilan

Tingkat Pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang: perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat,

infaq, shadaqah dan ekonomi syariah sebagaimana diatur dalam pasal 49

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Di samping tugas pokok dimaksud di atas, Pengadilan Agama

Jakarta Selatan mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut:

1. Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa,

mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi

kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama (vide: Pasal

49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).

2. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan

petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya,

baik menyangkut teknis yudisial, administrasi peradilan, maupun

2 http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/visi-dan-misi

Page 62: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

52

administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan

pembangunan.(vide: Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang No. 3 Tahun

2006 jo. KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

3. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas

pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris,

Panitera Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah jajarannya

agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dansewajarnya (vide:

Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 3 Tahun 2006) dan

terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta

pembangunan.( vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

4. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang

hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila

diminta. (vide: Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2006).

5. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan

(teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian,

keuangan, dan umum/perlengkapan) (vide: KMA Nomor KMA/080/

VIII/2006).

6. Fungsi Lainnya:

a. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat

dengan instansi lain yang terkait, seperti DEPAG, MUI, Ormas

Islam dan lain-lain (vide: Pasal 52 A Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2006).

b. Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan

sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi

masyarakat dalam era keterbukaan dan transparansi informasi

peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah

Agung RI Nomor KMA/144/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan

Informasi di Pengadilan.3

3 http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/tupoksi.

Page 63: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

53

D. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Jakarta Selatan

BAGAN STRUKTUR

PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

(PERMA NO.7 TAHUN 2015)

Struktur organisasi Pengadilan Agama Jakarta Selatan mengacu

pada Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama,

Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung nomor KMA/004/II/92 tentang

organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan

Tinggi Agama, KMA Nomor 5 tahun 1996 tentang Struktur Organisasi

Peradilan, dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.4

4http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/struktur-

organisasi.

Page 64: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

54

E. Wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Jakarta Selatan5

5http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/wilayah-

yuridiksi.

Page 65: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

55

BAB IV

PENERAPAN SIPP DAN DAMPAKNYA DALAM MANAJEMEN

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN AGAMA JAKARTA

SELATAN

A. Peralihan SIADPA kedalam SIPP di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai pelaksana

kekuasaan kehakiman pada tingkat pertama di Indonesia yang bertugas

menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara perdata agama

yang menjadi kompetensi absolutnya serta dalam lingkup wilayah

yang menjadi yurisdiksinya berkewajiban memberikan pelayanan yang

baik dan benar kepada masyarakat. Pengadilan Agama merupakan

lembaga yudikatif negara karena fungsi utama Pengadilan Agama

adalah melaksanakan kekuasaan kehakiman yang berada dibawah

Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengadilan Agama sebagai

pelaksana kekuasaan kehakiman maka termasuk Badan Publik negara

yang mana disamping melaksanakan kewajibannya dalam mengadili

suatu perkara, Pengadilan Agama juga berkewajiban menyampaikan

informasi publik sesuai informasi yang dibenarkan menurut undang-

undang melalui media yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan zaman.

Untuk memenuhi pembahasan dalam penelitian, penulis

melakukan penelitian di Pengadilan Agama Jakarta selatan dengan

melakukan pengamatan dan wawancara langsung bersama para pihak

yang mempunyai keterikatan langsung dengan SIADPA dan SIPP

dalam menyelesaikan tugas-tugasnya di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan serta mencari literatur lainnya dalam buku atau internet yang

mempunyai relevansi dengan fokus penelitian.

Dalam penyelesaian tugas-tugas di Pengadilan Agama,

sebagaimana dijelaskan dalam buku Pedoman Pelaksanaan Tugas dan

Administrasi Peradilan Agama (Buku II Edisi Revisi) Tahun 2010

disebutkan bahwa dalam rangka memaksimalkan transparansi dan

55

Page 66: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

56

pelayanan prima peradilan perlu memgoptimalkan pemanfaatan

teknologi informasi.

Dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang

penyelesaian administrasi perkara Peradilan Agama, semenjak tahun

2010 Pengadilan Agama Jakarta Selatan sudah menerapkan aplikasi

SIADPA Plus. SIADPA ini merupakan aplikasi berbasis desktop yang

berperan dalam mengolah data keperkaraan Peradilan Agama dari

mulai pendaftaran perkara hingga perkara diputus.SIADPA ini bersifat

lokal dengan menggunakan jaringan antara komputer dan hanya dapat

diakses di Pengadilan Agama. Dalam aplikasi Siadpa, fitur-fiturnya

sudah disesuaikan dengan menu pola register dalam manajemen

administrasi perkara dalam Pola Bindalmin. Sehingga dengan

diterapkannya Siadpa di Pengadilan Agama Jakarta Selatan sudah

cukup membantu dalam menyelesaikan administrasi keperkaraan

Peradilan Agama.1

Aplikasi SIADPA memang merupakan aplikasi yang selalu

menemani bagi internal Pengadilan dalam menyelesaikan tugas

administrasi keperkaraan peradilan Agama, akan tetapi karena aplikasi

tersebut masih berbasis desktop yang bersifat lokal dan hanya dapat

diakses di Pengadilan, dan belum bisa disinkronkan dalam satu data

base antara lingkungan Pengadilan Agama dan juga lingkungan

Pengadilan yang lainnya beserta Mahkamah Agung, maka aplikasi

SIADPA masih belum menunjang untuk efektifitas dan efisiensi

pengawasan dari Mahkamah Agung serta dalam sistem pelaporan dari

setiap Pengadilan Agama di Indonesia. Maka dari itu Sekretaris

Mahkamah Agung RI memberikan arahan pada saat rapat koordinasi

Badan Peradilan Agama tanggal 26 sampai dengan 29 Janurai 2016

yang bertempat di Bandung untuk mengimplementasikan aplikasi satu

paket dari empat lingkungan Pengadilan Indonesia yang berada

dibawah Mahkamah Agung.

1Adelila Ariesta, Pramu Bhakti PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta

Selatan, 20 November 2017.

Page 67: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

57

Selanjutnya dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan

prima peradilan sesuai target Mahkamah Agung, maka dalam rangka

membantu proses penyelesaian administrasi perkara, memonitor

kinerja satuan kerja dan aparatur peradilan serta dalam rangka

memfasilitasi keterbukaan informasi publik, Mahkamah Agung telah

memberikan surat edaran yang berisi instruksi peralihan teknologi

yang digunakan dalam penyelesaian tugas administrasi keperkaraan

Peradilan Agama dengan beralih ke Sistem Informasi Penelusuran

Perkara (SIPP) sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan peradilan

yang cepat, tepat waktu, efektif dan efisien serta biaya ringan

sebagaimana tertuang dalam asas beracara di Pengadilan Agama.

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Mahkamah Agung Nomor

0458/DJA/HM.02.3/2/2016 maka aplikasi manajemen administrasi

perkara yang digunakan adalah Sistem Informasi Penelusuran Perkara

(SIPP) yang diimplementasikan di empat lingkungan peradilan

Indonesia yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer,

dan Peradilan Tata Usaha Negara yang diresmikan oleh Ketua

Mahkamah Agung pada Maret 2016.2

Masih dari instruksi surat Mahkamah Agung Nomor

0458/DJA/HM.02.3/2/2016 bahwa dengan diterapkannya SIPP di

Pengadilan Agama, maka harus ada migrasi data dari Siadpa kedalam

SIPP, adapun di Pengadilan Agama Jakarta Selatan data perkara yang

dimigrasikan dari Siadpa ke SIPP adalah data perkara dari tahun

2015.3

Dengan diresmikannya SIPP oleh Mahkamah Agung, maka

manajemen administrsi perkara Peradilan Agama dan lingkungan

peradilan lainnya di Indonesia adalah menggunakan SIPP.

2 Surat Mahkamah Agung Nomor 0458/DJA/HM.02.3/2/2016.

3 Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 68: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

58

Pada awal implementasi SIPP di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan, diantara para petugas administrasi perkara lingkungan

kepaniteraan masih banyak yang merasa keberatan, karena mereka

sudah terbiasa dan nyaman dengan menggunakan Siadpa dalam

membantu menyelesaikan tugas-tugas administrasi perkara.4

Pada hakikatnya SIPP dirancang dengan menu-menu untuk

memudahkan dalam proses penyelesaian kerja, banyak fitur-fitur yang

lebih untuk membantu penyelesaian kerja, namun karena SIPP

merupakan sistem yang baru maka dibutuhkan proses pembelajaran

dan penyesuaian dengan beralihnya dari Siadpa ke SIPP dalam proses

penyelesaian administrasi perkara di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan.

SIPP dalam implementasinya berupaya untuk membantu

memudahkan dalam penyelesaian administrasi perkara yang lebih

tertib, efektif dan efisien. Hal ini terbukti dengan prosedur input data

oleh User SIPP dalam satuan kerjanya yang harus tertib. Misalnya

dalam input data perkara oleh Meja I, Meja II, kasir dan seterusnya

hingga perkara diputus maka prosedur input data harus sesuai dengan

alur proses perkara di Pengadilan Agama. Apabila Meja II belum input

data ke SIPP, maka Ketua Pengadilan belum bisa menetapkan Majelis

Hakim persidangan yang ditetapkan melalui SIPP, karena prosedur

input yang harus tertib. Selain itu dalam SIPP akan diketahui riwayat

waktu dan tanggal input data, sehingga dengan ini akan mempermudah

pengawasan dari Pimpinan untuk mengawasi kinerja internal

Pengadilan dan juga secara praktis membuat petugas kepaniteraan

untuk menyelesaikan administrasi perkara dengan tepat waktu, cepat,

efektif dan efisien. Ketika mereka menunda penyelesaian adminstrasi

perkara maka akan berimbas ke User SIPP urutan berikutnya yang

tidak dapat memproses. Dengan kata lain proses penyelesaian perkara

4 Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 69: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

59

harus segera di input dari tahap pertama perkara masuk hingga

ketahap-tahap berikutnya.

Sesuai dengan penjelasan yang disampaikan oleh Hasan Bajuri

selaku Administrator utama SIPP, setiap data yang masuk pada hari

itu, maka data harus segera disusun dan diinput pada hari itu juga

kedalam menu register yang ada dalam SIPP sesuai dengan Kelompok

kerja kepaniteraan yang terbagi dalam beberapa user.5

Dengan diterapkannya SIPP dalam manajemen administrasi

perkara, maka proses penyelesaian perkara di Pengadilan Agama

sesuai dengan asas beracara di Pengadilan yaitu proses cepat, tepat

waktu. Karena setiap perkara yang masuk pada hari itu juga harus di

input ke SIPP mulai pendaftaran hingga tahap berikutnya sesuai

tahapan yang diselesaikan oleh pihak pencari keadilan atau kuasa

hukumnya. Cepat dan tepat waktu dilihat dalam proses penyelesaian

administrasi perkara terbukti dengan implementasi SIPP. Selanjutnya

proses cepat dan biaya ringan terbukti pula dengan SIPP dengan

praktiknya para pencari keadilan atau kuasa hukumnya untuk

mengetahui status perkara cukup mengakses SIPP dimanapun mereka

berada, cukup dengan input kata kunci pada kolom pencarian, seperti

cukup nomor perkara saja, maka status perkara pihak yang

bersangkutan akan muncul dilayar tampilan SIPP pada gadget mereka.

B. Penerapan SIPP dan Analisisnya ditinjau dari Asas Peradilan

yang Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan serta Fungsi Utama

Manajemen

Dengan keluarnya Surat Mahkamah Agung Nomor

0458/DJA/HM.02.3/2/2016 Tentang Implementasi SIPP Versi 3.1.1 di

Lingkungan Peradilan Agama, maka penerapan SIPP di Pengadilan

5 Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 70: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

60

Agama Jakarta Selatan dalam rangka penyelesaian tugas-tugas

administrasi perkara dan sebagai media informasi publik adalah wajib.

Karena Pengadilan Agama Jakarta Selatan merupakan salah satu

pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia yang berada dibawah

Mahkamah Agung.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis saat

melakukan penelitian, SIPP yang diterapkan pertama kali di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan adalah SIPP versi 3.1.1. dan SIPP

terbaru yang sampai 2018 ini masih digunakan adalah SIPP versi 320.2

yang sudah banyak memiliki perbaikan dari versi sebelumnya. SIPP

yang diterapkan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan secara garis

besar aplikasi terbagi dalam dua bagian, yaitu SIPP Pengadilan Agama

Jakarta Selatan yang berfungsi dalam proses penyelesaian administrasi

perkara dan media informasi publik dalam lingkup internal Pengadilan

Agama Jakarta Selatan, dan SIPP Mahkamah Agung yang merupakan

sinkronisasi dari SIPP internal Pengadilan Agama Jakarta Selatan

kepada Mahkamah Agung.6

Dengan sinkronnya SIPP dari Pengadilan Agama Jakarta

Selatan kepada Mahkamah Agung maka akses Pengadilan Agama

Jakarta Selatan ke MA begitupun sebaliknya sangat lah mudah,

begitupun juga dalam hal pengawasan dari Mahkamah Agung semakin

mudah karena MA dengan mudah dapat mengakses data perkara

termasuk dalam hal proses pelaporan perkara dengan mudah

Mahkamah Agung dapat memantau, sehingga Badan Peradilan Yang

Agung di Indonesia dapat terlaksana dan tindakan-tindakan kotor

dilingkungan Pengadilan seluruh Indonesia dapat terhindari7.

6 Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 21 Maret 2018. 7 Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 71: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

61

Tampilan home SIPP MA adalah seperti dalam gambar berikut:

Gambar C.1 : Tampilan Home SIPP MA8

Selanjutnya untuk tampilan menu kinerja SIPP MA adalah seperti

gambar berikut:

Gambar C.2 : Tampilan Kinerja SIPP MA9

8 Dokumentasikomputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

9 Dokumentasi komputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 72: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

62

Pada awal penerapan SIPP, para pihak yang terlibat dalam

penyelesaian administrasi perkara mereka harus banyak belajar terkait

fitur-fitur SIPP dan bagaimana langkah-langkah dalam penyelesaian

adminsitrasi perkara dengan menggunakan aplikasi SIPP. Dalam hal

ini mereka harus beradaptasi dengan aplikasi baru yaitu SIPP yang

sebelumnya sudah terbiasa menggunakan Siadpa dalam proses

penyelesaian tugas-tugas administrasi perkara di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Administrator

utama SIPP yaitu Hasan Bajuri, SIPP di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan dalam penerapannnya dibagi kedalam beberapa kelompok

yang didasarkan pada jabatan di Pengadilan yang mempunyai

wewenang dan tanggung jawab tertentu dalam alur perkara dari mulai

pendaftaran hingga perkara diputus. dalam penyelesaian administrasi

perkara setiap kelompok kerja dalam menyelesaikan apa yang menjadi

tugas dan wewenangnya dalam perkara mereka akan masuk kedalam

satu menu SIPP sesuai dengan usernya masing-masing. Satu user

hanya bisa mengakses menu SIPP yang menjadi bagiannya saja dalam

kaitannya dengan penyelesaian perkara. Disamping SIPP dibagi-bagi

kedalam beberapa user yang merupakan penanggung jawab bidang

dalam tahap proses perkara, secara keseluruhan SIPP ditangani oleh

seorang pejabat khusus Pengadilan Agama yang merupakan

penanggung jawab secara keseluruhan terkait kelancaran pelayanan

yang diberikan SIPP dalam proses penyelesaian administrasi perkara

dan media informasi publik, yaitu adalah Administrator Super SIPP.10

Adapun rincian bagian SIPP dalam penerapannya oleh

kelompok pejabat Pengadilan Agama atau user adalah sebagai berikut:

10

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 73: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

63

1. Ketua Pengadilan (Pimpinan)

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam proses menerima,

memeriksa, mengadili, dan memutus perkara yang merupakan

wewenang absolutnya membutuhkan dukungan dan kerjasama

dalam berbagai bidangnya. Dalam hal ini Ketua Pengadilan Agama

Jakarta Selatan selaku penanggung jawab secara keseluruhan

dalam proses penyelenggaraan peradilan yang sederhana, cepat,

tepat waktu serta proporsional, maka memerlukan sebuah media

yang dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan proses

administrasi perkara di Pengadilan. Dengan diterapkannya SIPP

dalam proses ini sangatlah membantu untuk Ketua Pengadilan

dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.Dengan diterapkannya SIPP

sangatlah membantu bagi Ketua Pengadilan Agama dalam rangka

melakukan tugas-tugas sebagai Ketua dan pengawasan atas proses

perkara dari mulai pendaftaran hingga perkara diputus.dalam

fungsi pengawasan sebagaimana tertuang dalam vide: Pasal 53 ayat

(1) dan (2) Undang-Undang No. 3 Tahun 2006) dan terhadap

pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta

pembangunan vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006 yakni

mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan

tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan

Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan

diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Pengadilan Agama

Jakarta Selatan yaitu Drs. H. Uyun Kamiluddin S.H., M.H., bahwa

SIPP untuk menyelesaikan tugas-tugas selaku Ketua sangatlah

membantu dan membuat proses penyelesaian yang efektif dan

efisien serta sederhana. Untuk Ketua selaku penanggung jawab

umum proses peradilan agama Jakarta Selatan, dalam fungsi

pengawasan,dengan login kedalam user ketua dapat mengakses

Page 74: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

64

semua user pejabat Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dalam hal

ini adalah Hakim dan pejabat kepaniteraan.11

Adapun layanan yang diberikan SIPP khusus untuk ketua

adalah dalam hal penetapan Majelis Hakim, penyelesaian perkara

yang ditangani, dan pengawasan keseluruhan status perkara dan

persidangan.

Untuk gambaran umum layanan SIPP untuk ketua adalah

sebagaimana dalam gambar berikut:

Gambar C. 3 : Tampilan SIPP Ketua Pengadilan Agama Jakarta

Selatan12

Dalam hal penetapan Majelis Hakim, Ketua cukup melihat

pada SIPP pada bagian daftar perkara yang sudah masuk kedalam

sistem dengan urutan sesuai nomor perkaranya. Perkara yang

didaftarkan dan sudah membayar panjar biaya sebagaimana

terdapat dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) maka

perkara tersebut sudah di input kedalam sistem administrasi perkara

dan sudah dibubuhi nomor perkara. Karena untuk perkara yang

11

Uyun Kamiluddin, Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Wawancara

Pribadi, Jakarta Selatan, 23 Maret 2018. 12

Dokumentasi komputer Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 75: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

65

sudah mendapatkan nomor perkara, maka pada hari itu juga data

perkara harus segera dimasukkan kedalam sistem. Sistem yang

dimaksud disini adalah Sistem Informasi Penelususran Perkara

(SIPP). Dalam proses perkara secara manual, dalam penunjukan

Majelis Hakim sebagaimana dijelaskan dalam buku Bindalmin,

Selambat -lambatnya pada hari keduasetelah surat gugatan atau

permohonan diterima di bagian kepaniteraan, panitera harus sudah

menyerahkan kepada Ketua Pengadilan Agama yang selanjutnya

Ketua Pengadilan Agama mencatat dalam buku ekspedisi yang ada

padanya dan mempelajarinya, kemudian menyampaikan kembali

berkas perkara tersebut kepada panitera dengan disertai penetapan

penunjukan Majelis Hakim (PMH) yang harus dilakukannya dalam

waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh hari) sejak

gugatan/permohonan didaftarkan.13

Dengan diterapkannya SIPP dalam penunjukan Majelis

Hakim, dalam jarak beberapa detik saja setelah petugas Meja II

selesai menginput perkara, maka pada waktu itu juga Ketua dapat

menentukan Majelis Hakim untuk memeriksa, mengadili, dan

memutuskan perkara tersebut. Dalam SIPP, Ketua cukup mengklik

pada bagian membuat surat penunjukan Majelis Hakim kemudian

mengisi nama Majelis Hakim yang ditunjuk untuk menyelesaikan

perkara sesuai nomor perkara tercantum dalam surat tersebut.

Selanjutnya bagian kepaniteran memberikan berkas perkara yang

semula didaftarkan yang disertai surat penunjukan Majelis Hakim

yang dicetak dari SIPP untuk disampaikan kepada Ketua untuk

ditanda tangani. Setelah berkas perkara dan Surat Penunjukan

Majelis Hakim ditanda tangani oleh Ketua Pengadilan Agama

Jakarta Selatan, Panitera segera menyampaikan berkas tersebut

kepada Majelis Hakim yang bersangkutan.

13

Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola

Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama, (Jakarta: Direktorat Jenderal BADILAG MA RI, 2007), Cet.

3, h. 24.

Page 76: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

66

Dengan diterapkannya SIPP dalam hal ini sangat

membantu untuk mewujudkan proses peradilan yang sederhana,

cepat dan tepat waktu. Hal ini terbukti seperti contoh dalam

penetapan Majelis Hakim sebagaimana disampaikan diatas. Proses

yang cepat dalam penetapan majelis hakim akan melancarkan dan

mempercepat kepada tahap selanjutnya dalam proses penyelesaian

perkara. Proses yang cepat dalam pembuatan surat penunjukan

majelis hakim pun sangat menunjang untuk proses cepat dalam

penanganan perkara, kemudian dengan proses yang cepat Panitera

segera mencetak Surat Penunjukan dimaksud untuk ditanda tangani

oleh ketua yang dilampirkan dalam berkas perkara. Penyelesaian

yang efisien terbukti dengan data perkara yang otomatis dan

terintegrasi dari tahap awal hingga tahap akhir proses perkara,

ketika proses pada meja dua selesai maka Ketua dapat dengan

mudah mengawasi sekaligus membuat surat penunjukan Majelis

Hakim tanpa perlu menunggu proses manual yang relatif

memerlukan waktu lama karena banyaknya perkara yang secara

administrasi harus terselesaikan dari Panitera. Dengan demikian

proses peradilan yang sederhana, cepat dan tepat waktu dalam

proses penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

dapat terjawab dengan di implementasikannya SIPP.

Berdasarkan empat fungsi utama dalam teori manajemen

yaitu planing, organizing, acting, dan controlling. Dalam sebuah

planing terkait penerapan SIPP sudah tercantum dalam Cetak Biru

Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang merupakan target-target

yang harus dicapai oleh Pengadilan dalam setiap perjalanannya.

Kemudian dalam penerapan organizing terhadap implementasi

SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan yaitu dengan

diterapkannya beberapa kelompok kerja yang merupakan

penanggung jawab proses penyelesaian perkara dari setiap

tahapnya. Pengelompokan pertama dalam implementasi SIPP

adalah dengan dibuatnya User bagi Ketua Pengadilan Agama

Page 77: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

67

Jakarta Selatan yang berfungsi dalam menyelesaiakan tugas

keseharian sebagai Ketua. Selanjutnya dalam penerapan fungsi

acting yaitu selaku ketua dia harus menjalankan tugas-tugas selaku

Ketua Pengadilan Agama sebagaimana uraian tugasnya disebutkan

diatas yang dibantu dengan Sistem Informasi Penelusuran Perkara

(SIPP). Selanjutnya dalam fungsi manajemen yang keempat yaitu

controlling. Bagi ketua dengan diterapkannya SIPP yaitu sangat

mendukung untuk membantu dan mempermudah dalam proses

pengawasan penyelenggaraan pelayanan hukum di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan. Karena salahsatu fungsi dari SIPP adalah

memonitor satuan kerja dan aparatur peradilan. Maka dengan

diimplementasikannya SIPP dalam hal ini jelas keberadaannya

membantu dalam fungsi pengawasan yang dilakukan ole Ketua

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan juga oleh Mahkamah

Agung dalam memonitor Peradilan seluruh Indonesia.

2. Hakim

Dalam proses penyelesaian perkara di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan, Hakim memiliki peranan yang sangat penting,

karena suatu produk akhir dari proses penyelesaian perkara adalah

adanya putusan atau penetapan hukum. Dalam hal ini yang

berwenang memberikan suatu putusan atau penetapan hukum atas

suatu perkara adalah Hakim. Hakim mempunyai tugas menerima,

memeriksa, mengadili dan memutus atas perkara yang wajib Ia

selesaikan melalui perintah Ketua Pengadilan Agama berdasarkan

Surat Penunjukan Majelis Hakim.

Implementasi SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

sangat membantu para Hakim dalam proses penyelesaian perkara

yang ditanganinya. Hal ini terbukti kegunaan SIPP untuk Hakim

adalah untuk melihat status perkara dalam proses persidangan

sudah sampai pada tahap mana. Untuk melihat status perkara

Hakim cukup login ke user yang ia miliki, kemudian klik pada

Page 78: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

68

menu SIPP pada bagian status perkara, kemudian hakim

memasukan nomor perkara yang akan dicari statusnya.14

Selanjutnya dalam fungsi pokok selaku Hakim adalah

dalam hal pembuatan penetapan atau putusan perkara. Ini

merupakan produk akhir dari perkara yang masuk ke Pengadilan

Agama mulai dari tahap pendaftaran hingga tahap akhir yaitu

penetapan atau putusan dari Hakim. Dalam hal pembuatan

penetapan atau putusan, SIPP sangat berperan dan membantu

hakim dalam pelaksanaan tersebut. Dengan SIPP Hakim dapat

membuat penetapan atau putusan, merubah atau menambah

penetapan atau putusan secara langsung dalam aplikasi tersebut.

Sebelum Hakim membuat produk hukumnya, dalam SIPP Hakim

dapat membuka data perkara dari mulai tahap pendaftaran hingga

tahap akhir sidang sebelum pembacaan penetapan atau putusan,

kemudian dalam SIPP untuk memenuhi kebutuhan data yang

diperlukan dalam pertimbangan hukumnya Hakim dibantu oleh

data-data perkara secara lengkap dari mulai surat permohonan atau

gugatan, relaas panggilan, Penetapan Majelis Hakim, Berita Acara

Persidangan, dan dokumen lainnya yang merupakan kebutuhan

formil dan materil dalam penyelesaian perkara Pengadilan

Agama.15

Selanjutnya ketika Hakim membutuhkan data yang

dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara, melalui SIPP

Hakim cukup mengklik pada bagian data yang dibutuhkan, seperti

pada bagian surat permohonan atau gugatan, Berita Acara

Persidangan dari tahap awal sampai akhir. Selanjutnya setelah

semuanya dipelajari dan dicek kembali oleh Hakim, maka hakim

tinggal membuat produk hukumnya yaitu penetapan dan atau

14

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018. 15

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 79: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

69

putusan atas perkara yang ditangani tersebut tanpa harus mengetik

ulang data-data perkara yang dimuat dalam proses-proses

sebelumnya. Karena hakim tinggal mengikuti data-data perkara

yang sudah tersimpan dalam server SIPP dari tahap awal hingga

persidangan terakhir sebelum pembacaan penetapan atau

putusan.Dalam hal ini hakim tinggal memberikan pertimbangan

hukum dan selanjutnya memberikan produk hukum atas perkara,

yaitu membuat penetapan atau putusan atas perkara tersebut.16

Untuk gambaran umum SIPP pada user Hakim sebagaimana dalam

gambar berikut:

Gambar C. 4 : Tampilan menu SIPP User Hakim17

Dengan demikian tugas utama hakim dalam menyelesaikan

perkara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan sangat terbantu

dengan di implementasikannya SIPP karena dapat memudahkan

hakim atas data perkara yang dia butuhkan. Proses administrasi

data perkara yang sederhana dapat terjawab dengan tersimpannya

semua data perkara dalam server SIPP, kemudian proses cepat dan

16

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018. 17

Dokumentasi komputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Page 80: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

70

tepat terjawab dengan SIPP karena Hakim cukup menelususri

melalui SIPP dengan cukup memasukan kata kunci pada kolom

pencarian, dan pembuatan produk hukum yang cepat dan tepat

dapat terbantu dengan SIPP yaitu dengan disediakannya data

perkara dari tahap awal hingga terakhir kemudian hakim tinggal

membuat pertimbangan hukum dan penetapan atau putusan atas

perkara yang wajib ia selesaikan. Dengan demikian dampak

diterapkannya SIPP bagi hakim dapat menegakkan salahsatu asas

Peradilan Agama yaitu proses peradilan yang sederhana, cepat,

tepat waktu dan biaya ringan.

Apabila ditinjau dari empat fungsi utama dalam teori

manajemen yaitu planing, organizing, acting, dan controlling.

Dalam sebuah planing terkait penerapan SIPP sudah tercantum

dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang

merupakan target-target yang harus dicapai oleh Pengadilan dalam

setiap perjalanannya. Kemudian dalam penerapan organizing

terhadap implementasi SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

yaitu dengan diterapkannya beberapa kelompok kerja yang

merupakan penanggung jawab proses penyelesaian perkara dari

setiap tahapnya. Pengelompokan kedua dalam implementasi SIPP

adalah dengan dibuatnya user bagi Hakim Pengadilan Agama

Jakarta Selatan yang berfungsi dalam membantu dalam

menyelesaiakan tugas keseharian sebagai Hakim.

Selanjutnya dalam penerapan fungsi acting yaitu selaku

Hakim dia harus menjalankan tugas-tugasnya sebagaimana uraian

tugasnya disebutkan diatas yang kemudian tugas pokok tersebut

dibantu dan didukung dengan Sistem Informasi Penelusuran

Perkara (SIPP). Selanjutnya dalam fungsi manajemen yang

keempat yaitu controlling, penerapan fungsi controlling bagi

Hakim adalah untuk memantau proses tahapan perkara yang

sedang ia tangani. Dengan SIPP Hakim dapat dengan mudah

Page 81: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

71

mengontrol atas perkara dari tahap pertama hingga tahap terakhir

proses penyelesaian perkara yang ditanganinya.

3. Kasir

Diantara tahapan proses adminsitrasi perkara agar suatu

perkara dapat diproses adalah penyelesaian pembayaran panjar

biaya perkara yang dibebankan kepada pihak yang mendaftarkan

perkara tersebut. Adapun besarnya biaya perkara adalah ditetapkan

oleh Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang disesuaikan

dengan jenis perkara dan radius tempat tinggal para pihak dari

Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Sehingga biaya perkara

antara pihak dapat berbeda-beda. Panjar biaya perkara terdiri dari:

Biaya Pendaftaran, Proses, Pemanggilan, Redaksi, Meterai dan

Biaya lain yang berkaitan dengan pemeriksaan setempat,

penyitaan, bantuan panggilan melalui Pengadilan lain. setelah

pihak pencari keadilan mendaftarkan perkara, maka kepaniteraan

akan menaksir besaran panjar biaya perkara yang dicantumkan

dalam Surat Kuasa Untuk Membayar. Setelah pemohon atau

penggugat menerima SKUM maka dia berkewajiban membayar

panjar biaya tersebut di Bank Syariah Mandiri yang berada di

depan Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Setelah pemohon

atau penggugat membayarnya di bank tersebut, maka mereka

menyerahkan tanda bukti pembayaran tersebut kepada petugas

meja II untuk didaftarkan agar mendapat nomor perkara. Data

pembayaran dari pemohon atau penggugat yang dibayarkan kepada

Bank yang merupakan mitra Pengadilan AgamaJakarta Selatan

maka secara otomatis akan masuk ke sistem server komputer pada

kasir yaitu pada aplikasi SIPP pada bagian kasir. Kasir dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya dibantu oleh menu yang disediakan

oleh SIPP. Adapun menu register yang ada dalam tampilan SIPP

pada user kasir adalah sebagai berikut:

Page 82: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

72

a. Nomor

b. Nomor perkara

c. Klasifikasi perkara

d. Identitas Penggugat dan Tergugat

e. Proses terakhir administrasi perkara

f. Jumlah besaran nominal penerimaan uang

g. Rincian pengeluaran, dan

h. Sisa biaya yang masih tersedia.

Untuk gambaran tampilan menu SIPP pada user kasir adalah

sebagaimana pada gambar berikut:

Gambar C.5 : Tanpilan SIPP Kasir18

Dengan diterapkannya SIPP dalam manajemen adminsitrasi

perkara fokus pada bagian kasir, sebagaiman dijelaskan oleh Dini

Tiara selaku penanggung jawab Kasir Pengadilan Agama Jakarta

Selatan, bahwa dengan diterapkannya SIPP sangat membantu

dalam proses administrasi keuangan. Beliau juga menyampaikan

bahwa penerapan SIPP dibanding SIADPA jelas sangat lebih

terbantu oleh SIPP karena didalamnya terdapat kelebihan fitur-fitur

dalam sistem yang dapat memudahkan tugas-tugas yang harus

diselesaikan oleh Kasir. Beliau juga menyampaikan bahwa dengan

18

Dokumentasi komputer Kasir Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 83: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

73

diterapkannya SIPP adalah sebagai salasatu bentuk perwujudan

misi Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada bunyi “Mewujudkan

manajemen perkara yang moderen dan pelayanan yang prima” dan

juga dalam rangka mewujudkan moderenisasi peradilan

sebagaimana tertuang dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-

2035.19

Dengan diterapkannya SIPP dalam penyelesaian tugas-

tugas keseharian kasir, tentu hal ini merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari proses penyelesaian administrasi perkara.

Sehingga dengan diterapkannya SIPP pada bagian kasir

menjadikan proses Peradilan Agama Jakarta Selatan yang

sederhana, cepat, tepat waktu dan biaya ringan. Proses peradilan

yang cepat dengan diterapkannya SIPP terbukti dengan

sinkronisasi data dari Bank Mandiri Syariah yang merupakan mitra

Pengadilan Agama Jakarta Selatan ke menu SIPP pada bagian

kasir. Sehingga dengan sinkronnya data tersebut membuat proses

input data yang cepat dan akurat dan juga sederhana tanpa proses

yang berbelit-belit karena cukup menginput data pada menu

register kasir pada SIPP. Sehingga dengan diterapkannya SIPP dari

segi input data dapat dilakukan dengan segera yang membuat

proses yang cepat dalam administrasi perkara.

Apabila dilihat dari empat fungsi utama dalam teori

manajemen yaitu planing, organizing, acting, dan controlling.

Dalam sebuah planing terkait penerapan SIPP sudah tercantum

dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang

merupakan target-target yang harus dicapai oleh Pengadilan dalam

setiap perjalanannya. Kemudian dalam penerapan organizing

terhadap implementasi SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

yaitu dengan diterapkannya beberapa kelompok kerja yang

merupakan penanggung jawab proses penyelesaian perkara dari

19

Dini Tiara, Kasir PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 30

Maret 2018.

Page 84: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

74

setiap tahapnya. Pengelompokan ketiga dalam implementasi SIPP

adalah dengan dibuatnya User bagi Kasir Pengadilan Agama

Jakarta Selatan yang berfungsi dalam menyelesaiakan tugas

keseharian sebagai Kasir. Selanjutnya dalam penerapan fungsi

acting yaitu selaku petugas kasir dia harus menjalankan tugas-

tugasnya sebagaimana uraian tugasnya disebutkan diatas yang

dibantu dengan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP).

Selanjutnya dalam fungsi manajemen yang keempat yaitu

controlling, Kasir dapat memantau sirkulasi keuangan perkara

dalam proses penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan.

4. Panitera/ Panitera Pengganti

Dalam menjawab penerapan SIPP bagi Panitera atau

Panitera Pengganti, penulis melakukan wawancara dengan Ustiana

Putri Utami S.H. menurut beliau bahwa dengan diterapkannya

SIPP dalam manajemen perkara sangat membantu dalam

menyelesaikan tugas-tugas kepaniteraan, mengingat Panitera

bertanggung jawab atas administrasi perkara, yang tentunya sangat

dibutuhkan manajemen dengan prosedur tertentu agar administrasi

perkara tertib dan rapi. Dengan diterapkannya SIPP Panitera sangat

terbantu, seperti dalam mendampingi Hakim dalam persidangan,

Panitera berkewajiban mencatat jalannya proses persidangan dari

awal hingga akhir dan dicatat dalam Berita Acara Persidangan.

Setelah hasil sidang semuanya tersusun rapi, maka demi

terciptanya tertib administrasi perkara, maka Panitera akan

memasukan hasil persidangan tersebut dalam SIPP pada bagian

Berita Acara Persidangan. Selain dalam penyusunan Berita Acara

Sidang, dengan diterapkannya SIPP, Paniterajuga sangat terbantu

dalam pembuatan surat penunjukan Panitera Pengganti dalam

membantu Majelis Hakim dalam mencatat jalannya persidangan.

Page 85: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

75

Setelah Panitera membaca surat penetapan Majelis Hakim untuk

suatu perkara dalam persidangan, maka Panitera dapat langsung

membuat surat penunjukan Panitera Pengganti melalui

SIPP20

.Dengan demikian diterapkannya SIPP dalam manajemen

adminsitrasi perkara khususnya untuk menyelesaikan tugas-tugas

keseharian Panitera, jelas sangat membantu dan menunjang

terwujudnya proses peradilan yang sederhana, cepat, tepat, waktu,

efektif dan efisien. Karena melalui SIPP Panitera dengan proses

yang cepat dapat mengetahui surat penunjukan Majelis Hakim

yang selanjutnya tanpa banyak membuang waktu Panitera dapat

dengan segera membuat surat penunjukan kepada Panitera

Pengganti untuk mendampingi dan menyelesaikan apa yang

diperintahkan oleh Majelis Hakim dalam persidangan.Adapun

tampilan SIPP untuk Panitera adalah seperti pada gambar berikut:

Gambar C. 6 : Tampilan SIPP Panitera/ Panitera Pengganti21

Berdasarkan empat fungsi utama dalam teori manajemen

yaitu planing, organizing, acting, dan controlling. Dalam sebuah

planing terkait penerapan SIPP sudah tercantum dalam Cetak Biru

20

Ustiana Putri Utami, Panitera Pengganti PA Jakarta Selatan, Wawancara

Pribadi, Jakarta Selatan, Jum’at 30 Maret 2018. 21

Dokumentasi komputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 86: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

76

Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang merupakan target-target

yang harus dicapai oleh Pengadilan dalam setiap perjalanannya.

Kemudian dalam penerapan organizing terhadap implementasi

SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan yaitu dengan

diterapkannya beberapa kelompok kerja yang merupakan

penanggung jawab proses penyelesaian perkara dari setiap

tahapnya. Pengelompokan keempat dalam implementasi SIPP

adalah dengan dibuatnya User bagi Panitera/Panitera Pengganti

Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang berfungsi dalam

menyelesaiakan tugas keseharian dalam kepaniteraan. Selanjutnya

dalam penerapan fungsi acting dalam kepaniteraan Panitera harus

menjalankan tugas-tugasnya sebagaimana uraian tugasnya

disebutkan diatas dengan dibantu oleh Sistem Informasi

Penelusuran Perkara (SIPP).

5. Meja I

Dalam mencari data dalam peneitian yang penulis lakukan

terkait penerapan SIPP pada Meja I, II, dan III dalam proses

manajemen administrasi perkara, penulis berhasil melakukan

wawancara dan melakukan pengamatan secara langsung dengan

user saat menyelesaikan tugas-tugas seharinya di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan dengan bantuan aplikasi SIPP. Dalam hal

ini penulis melakukan wawancara dengan Lutfi, S.Pd.I selaku

penanggung jawab meja I Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Dalam penyelesaian proses administrasi perkara pada Meja

I SIPP sangat membantu dalam menyelesaikan tugas sehari-sehari

petugas Meja I dalam hal penerimaan pendaftaran perkara gugatan

atau permohonan perkara tingkat pertama. Yaitu dalam menerima

gugatan, permohonan, perlawanan (verzet), pernyataan banding,

Page 87: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

77

kasasi, permohonan peninjauan kembali, eksekusi, penjelasan dan

penaksiran biaya perkara dan biaya eksekusi.22

Dengan diterapkannya SIPP maka pekerjaan yang

merupakan Meja I dapat dilaksanakan dengan lebih tertib dan

memudahkan untuk melakukan tindakan lanjutan atas data perkara

tersebut, meskipun agak sedikit panjang dalam menginput data

kedalam SIPP yang juga dimasukan dalam buku register induk

perkara.

Gambar C.7: Tampilan SIPP Meja I23

6. Meja II

Menurut hasil wawancara dan pengamatan penulis dengan

Lutfi, S.Pd.I bahwasannya penerapan SIPP pada meja II berperan

dalam menyelesaikan tugas-tugas sehari dari petugas Meja II.

Dalam menerima surat gugatan atau perlawanan dari calon

penggugat atau pelawan, yang selanjutnya mendaftar atau mencatat

surat gugatan/ permohonan dalam register yang bersangkutan serta

22

Lutfi, PPNPN PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan,

Jum’at 30 Maret 2018. 23

Dokumentasi komputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 88: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

78

memberi nomor register pada surat gugatan/ permohonan tersebut.

Dengan SIPP, petugas meja II dapat mengklik pada menu tambah

perkara, selanjutnya menginput data perkara sesuai dengan kolom-

kolom yang harus diisi dalam SIPP yang mana dalam kolom SIPP

tersebut registernya sudah disesuaikan dengan buku register

permohonan atau buku register gugatan.24

Gambar C. 8: Tampilan SIPP Meja II25

Dengan diterapkannya SIPP dalam Meja II maka data

perkara akan segera dimasukan kedalam server SIPP, karena

menurut Hasan Bajuri selaku Administrator Super SIPP dan

Panitera Pengganti menjelaskan bahwa data yang masuk pada hari

itu harus dimasukan kedalam SIPP pada hari itu juga. Dan apabila

telat dalam memasukan data ke SIPP maka tahapan selanjutnya

perkara tidak akan diproses, yaitu penunjukan Majelis Hakim oleh

Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Karena diantara

kelebihan dari SIPP dibanding Siadpa adalah tahapan selanjutnya

tidak dapat memproses apabila belum diselesaikan proses

sebelumnya. Dan apabila telat memasukan data kedalam SIPP

maka akan ketahuan pada riwayat perkara, hari, tanggal dan jam

24

Lutfi, PPNPN PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan,

Jum’at 30 Maret 2018. 25

Dokumentasi komputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 89: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

79

input perkara akan terlihat dan mudah terkontrol oleh Ketua

Pengadilan Agama Jakarta Selatan selaku pimpinan.26

Maka dengan diterapkannya SIPP pada Meja II akan

meningkatkan proses administrasi yang cepat dalam melalui

tahapan proses administrasi perkara yang harus segera diselesaikan

oleh pejabat pengadilan yang merupakan penanggung jawabnya.

Sehingga asas proses beracara di pengadilan Agama Jakarta

Selatan yang sederhana, cepat, tepat waktu dan biaya ringan dapat

terwujud dengan diterapkannya SIPP dalam administrasi perkara

dan sebagai media informasi publik Pengadilan.

Berdasarkan empat fungsi utama dalam teori manajemen

yaitu planing, organizing, acting, dan controlling. Dalam sebuah

planing terkait penerapan SIPP sudah tercantum dalam Cetak Biru

Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang merupakan target-target

yang harus dicapai oleh Pengadilan dalam setiap perjalanannya.

Kemudian dalam penerapan organizing terhadap implementasi

SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan yaitu dengan

diterapkannya beberapa kelompok kerja yang merupakan

penanggung jawab proses penyelesaian perkara dari setiap

tahapnya. Pengelompokan keenam dalam implementasi SIPP

adalah dengan dibuatnya User bagi Meja II Pengadilan Agama

Jakarta Selatan yang berfungsi dalam menyelesaiakan tugas

keseharian terkait administrasi perkara. Selanjutnya dalam

penerapan fungsi acting yaitu Meja II harus menjalankan tugas-

tugasnya sebagaimana uraian tugasnya disebutkan diatas yang

dibantu dengan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP).

Maka dari itu dengan diterapkannya SIPP pada Meja II dapat

membantu tugas-tugas keseharian Meja II dan dapat mempercepat

proses penyelesaian administrasi perkara.

26

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 90: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

80

7. Meja III

Dengan diterapkannya SIPP dalam manajemen administrasi

perkara, semua proses manajemen administrasi perkara yang

merupakan tanggung jawab dari Meja III semuanya diselesaikan

melalui dukungan aplikasi SIPP. Seperti dalam hal menyerahkan

salinan putusan atau penetapan Pengadilan Agama/ Pengadilan

Tinggi Agama/ Mahkamah Agung kepada yang berkepentingan.

Data tersebut dapat dengan mudah diambil dari SIPP dengan

memasukan kata kunci pada putusan atau penetapan yang hendak

diserahkan. Begitupun dalam hal menerima memori/kontra memori

banding, memori/kontra memori kasasi, jawaban/ tanggapan

peninjauan kembali dan lain sebagainya. SIPP diterapkan dalam

membantu meja III dalam penataan berkas, dari mulai perkara

diterima, yang sedang berjalan hingga perkara yang sudah selesai

diputus dan sudah diminutasi. Selanjutnya SIPP juga diterapkan

dalam membantu Meja III dalam penataan akta cerai dan hal-hal

yang harus dilengkapi oleh pihak yang bersangkutan saat akan

melakukan upaya hukum.27

8. Panitera Muda Hukum

Dengan diterapkannya SIPP dalam membantu tugas-tugas

Panitera Muda Hukum, maka tugas-tugas Panitera Muda Hukum

dapat terselesaikan dengan cepat seperti dalam melaksanakan

pengumpulan, pengolahan dan penyajian data perkara serta

pelaporan perkara yang sudah mendapatkan penyelesaian secara

tuntas. Kemudian dalam pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan

penyajian bahan-bahan yang berkaitan dengan transparansi

perkara.28

27

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018. 28

Ustiana Putri Utami, Panitera Pengganti PA Jakarta Selatan, Wawancara

Pribadi, Jakarta Selatan, Jum’at 30 Maret 2018

Page 91: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

81

Gambar C. 10: Tampilan SIPP Panitera Muda Hukum29

9. Jurusita

Menurut hasil wawancara penulis dengan Hasan Bajuri

beliau menjelaskan bahwa SIPP diterapkan dalam membantu

administrasi berkas perkara dalam meneyelesaikan tugas-tugas

kejurusitaan. Penerapan SIPP oleh Jurusita dalam meneyelesaikan

berkas-berkas untuk menyelesaikan tugas kejurusitaan diterapkan

dalam pembuatan relaas panggilan, relaas pemberitahuan isi

putusan, pembuatan berita acara sita, pembuatan berita acara

eksekusi. Dalam pemanggilan para pihak, atas perintah Ketua

Pengadilan Agama Jakarta Selatan setelah ditetapkannya hari

persidangan, maka Jurusita segera membuat relaas panggilan

melalui bantuan SIPP. dalam SIPP pada user Jurusita tinggal

mengklik pada bagian buat relaas panggilan, kemudian jurusita

mengisinya sesuai dengan format penulisan relaas panggilan yang

sudah disediakan dalam SIPP.30

Untuk tampilan depan SIPP pada

user jurusita adalah seperti pada gambar berikut:

29

Dokumentasi komputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan. 30

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 92: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

82

Gambar C. 11: Tampilan SIPP User Jurusita31

Dengan diterapkannya SIPP maka proses penyelesaian

administrasi perkara akan dilakukan dengan cepat, karena dalam

SIPP juga disediakan fitur mesagging yaitu layanan yang

memberikan surat menyurat elektronik antara user ketika user satu

sudah menyelesaikan tahapan proses perkara yang dia tangani

untuk memerintahkan ke user selanjutnya dalam menyelesaikan

proses perkara. Proses cepat lainnya yaitu dengan disediakannya

fitur-fitur yang dapat membantu tugas-tugas Jurusita sebagaimana

dijelaskan diatas. Karena dalam SIPP disediakan layanan

sebagaimana diatas maka proses penyelesaian perkara dapat

dilakukan dengan segera yang merupakan asas dalam beracara di

Pengadilan Agama.

31

Dokumentasi komputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 93: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

83

10. Koordinator Delegasi

Menurut hasil wawancara danpengamatan penulis bersama

Hasan Bajuri selaku Administrator Super SIPP beliau

menjelaskanbahwa SIPP diterapkan pada user Koordinator

Delegasi dalam membantu tugas-tugasnya. Koordinator Delegasi

bertugas mendelegasikan penyelesaian perkara yang salahsatu

pihak atau suatu objek perkara itu diluar yurisdiksi Pengadilan

Agama Jakarta Selatan. Maka berdasarkan perintah Ketua

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Koordinator Delegasi

mendelegasikan penyelesaian perkara tersebut kepada Pengadilan

Agama yang mewilayahi dimana objek atau salahsatu pihak

tersebut berada. Maka dengan adanya Koordinator Delegasi ini

mampu menjawab permasalahan akan penyelesaian perkara yang

salahsatu pihak atau objek perkara berada diluar yurisdiksi

Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Saat penulis melakukan

wawancara terkait prosedur delegasi, maka narasumber

menjelaskan bahwa prosedur tersebut kembali kepada SEMA

Nomor 6 Tahun 2014.32

Maka penulis pun diminta untuk menelusuri portal

Mahkamah Agung terkait SEMA Nomor 6 Tahun 2014 terkait

prosedur Delegasi. Adapun isinya adalah seperti dijelaskan

dibawah ini.

Agar proses delegasi panggilan atau pemberitahuan tidak

menjadi hambatan dalam penyelenggaraan peradilan cepat,

sederhana dan biaya ringan, Mahkamah Agung membuat aturan

yang harus ditaati oleh semua jajaran pengadilan. Aturan yang

mengandung beberapa terobosan itu pada prinsipnya mengenai

empat hal:

32

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Page 94: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

84

a. Ditunjuk Koordinator Khusus

Untuk mewujudkan adanya akuntabilitas, penanganan

bantuan panggilan atau pemberitahuan harus dikoordinasikan

oleh petugas khusus. Koordinator ini bertanggung jawab

langsung kepada Panitera atau Sekretaris Pengadilan. “Agar

penanganan delegasi bantuan panggilan atau pemberitahuan

ini dapat dilaksanakan secara efektif sejalan dengan prinsip

peradilan cepat, Ketua Pengadilan menunjuk seorang

koordinator yang bertanggungjawab langsung kepada Panitera

atau Sekretaris Pengadilan’’, ungkap Ketua MA dalam butir 2

SEMA 6 Tahun 2014.

b. Dibuat Buku Register Khusus

Selain ditunjuk Koordinator Khusus, untuk

akuntabilitas dan pengendalian harus dibuat juga Buku

Register. Buku Register ini mencatat proses penanganan

bantuan delegasi panggilan atau pemberitahuan. “Pengadilan

membuat sebuah buku atau register untuk mencatat proses

penanganan bantuan delegasi panggilan atau pemberitahuan

sehingga memudahkan proses monitoring. Register ini dibuat

sedapat mungkin secara elektronik dan dapat diakses oleh

pengadilan yang meminta bantuan delegasi”, bunyi angka 3

SEMA Nomor 6 Tahun 2014.

c. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Untuk mempercepat pengiriman surat permintaan

bantuan panggilan atau pemberitahuan dan penyampaian relaas

panggilan atau pemberitahuan dari pengadilan yang menerima

bantuan delegasi, Mahkamah Agung mengarahkan pengadilan

untuk menggunakan teknologi informasi. Hal ini terlihat dalam

angka (7) huruf (a), dan (e) sebagai berikut:

Page 95: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

85

Pengadilan yang akan meminta bantuan delegasi

panggilan atau pemberitahuan menyampaikan surat

permohonan kepada ketua pengadilan yang dimintakan bantuan

delegasi melalui surat elektronik, faksimile, atau sistem

informasi yang dimiliki dengan disertai bukti pengiriman biaya

panggilan kecuali terhadap perkara prodeo; (Angka 7 huruf a).

Koordinator melakukan pemindaian atau scanning

relaas panggilan atau pemberitahuan dan mengirimkannya

melalui surat elektronik pada hari yang sama dengan

penyerahan relaas tersebut dari Jurusita/Jurusita Pengganti.

Apabila pengiriman melalui surat elektronik (e-mail) tidak

memungkinkan, pengiriman relaas dapat dilakukan

menggunakan faximile (angka 7 huruf e).

Majelis Hakim dapat melangsungkan proses

pemeriksaan persidangan berdasarkan print out dokumen

elektronik relaas panggilan atau pemberitahuan. Sedangkan

untuk proses pemberkasan atau minutasi menggunakan relaas

panggilan atau pemberitahuan asli; (angka 7 huruf h).

d. Monitoring Berjenjang

Untuk menjamin kepatuhan penanganan bantuan

delegasi panggilan atau pemberitahuan sesuai SEMA 6 Tahun

2014, Panitera/Sekretaris harus menyampaikan laporan secara

berkala paling sedikit sekali dalam sebulan kepada Ketua

Pengadilan Tingkat Pertama, dan Ketua Pengadilan Tingkat

Pertama menyampaikan laporan keadaan penanganan bantuan

delegasi panggilan atau pemberitahuan kepada Ketua

Pengadilan Tingkat Banding setiap dua bulan sekali dan

tembusannya disampaikan kepada Ketua Mahkamah Agung

dan Direktur Jenderal Badan Peradilan terkait. Sementara itu

Ketua Pengadilan Tingkat Banding melakukan pengawasan

proses penanganan bantuan delegasi panggilan atau

Page 96: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

86

pemberitahuan pada pengadilan yang berada di wilayah

hukumnya.

Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2

Tahun 2014 jangka waktu penanganan perkara untuk

pengadilan tingkat pertama ditentukan paling lama 5 (lima)

bulan, sedangkan untuk pengadilan tingkat banding paling lama

3 (tiga) bulan. Jangka waktu tersebut terhitung sejak perkara

diterima sampai dengan perkara diminutasi. Salah satu

hambatan percepatan penanganan perkara sesuai dengan jangka

waktu tersebut adalah ketika salah satu pihak berada di luar

yurisdiksi pengadilan yang menangani perkara sehingga proses

pemanggilan atau pemberitahuan dilaksanakan melalui

prosedur delegasi.

Mekanisme penanganan bantuan delegasi panggilan

atau pemberitahuan dilakukan sebagai berikut:

1) Pengadilan yang akan meminta bantuan delegasi panggilan

atau pemberitahuan menyampaikan surat permohonan

kepada ketua pengadilan yang dimintakan bantuan delegasi

melalui surat elektronik, faksimile, atau sistem informasi

yang dimiliki dengan disertai bukti pengiriman biaya

panggilan kecuali terhadap perkara prodeo.

2) Pengadilan yang akan meminta bantuan delegasi panggilan

atau pemberitahuan menyampaikan surat permohonan

kepada ketua pengadilan yang dimintakan bantuan delegasi

melalui surat elektronik, faksimile, atau sistem informasi

yang dimiliki dengan disertai bukti pengiriman biaya

panggilan kecuali terhadap perkara prodeo.

3) Panitera atau Sekretaris Pengadilan menunjuk Jurusita atau

Jurusita Pengganti yang akan melaksanakan pemanggilan

atau pemberitahuan paling lama dua hari sejak surat

Page 97: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

87

permohonan bantuan penyampaian panggilan atau

pemberitahuan dicatat atau diregister oleh koordinator.

4) Jurusita atau Jurusita Pengganti harus menyampaikan relaas

panggilan atau pemberitahuan kepada para pihak paling

lama dua hari sejak surat perintah atau disposisi dari

Panitera atau Sekretaris diterima.

5) Jurusita atau Jurusita Pengganti menyampaikan relaas

panggilan atau pemberitahuan yang telah dilaksanakan pada

hari yang sama dengan pelaksanaan pemanggilan kepada

koordinator yang ditunjuk.

6) Koordinator melakukan pemindaian atau scanning relaas

panggilan atau pemberitahuan dan mengirimkannya

melalui surat elektronik pada hari yang sama dengan

penyerahan relaas tersebut dari Jurusita atau Jurusita

Pengganti. Apabila pengiriman melalui surat elektronik (e-

mail) tidak memungkinkan, pengiriman relaas dapat

dilakukan menggunakan faximile.

7) Asli relaas panggilan atau pemberitahuan dikirimkan

melalui jasa pengiriman dokumen tercatat paling lama satu

hari sejak koordinator menerima relaas tersebut dari

Jurusita atau Jurusita Pengganti.

8) Koordinator delegasi bantuan panggilan atau

pemberitahuan pada pengadilan peminta bantuan

menyampaikan print out relaas panggilan atau

pemberitahuan yang dikirim melalui email

sebagaimanahuruf (e) tersebut di atas kepada Ketua

Pengadilan untuk didistribusikan kepada Ketua Majelis atau

Panitera Pengganti yang menangani perkara yang

bersangkutan, pada hari yang sama dengan diterimanya

surat elektronik.

9) Majelis Hakim dapat melangsungkan proses pemeriksaan

persidangan berdasarkan print outdokumen elektronik

Page 98: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

88

relaas panggilan atau pemberitahuan. Sedangkan untuk

proses pemberkasan atau minutasi menggunakan relaas

panggilan atau pemberitahuan asli.

10) Koordinator melakukan pembaruan data atau informasi

proses penanganan bantuan delegasi panggilan atau

pemberitahuan dalam register atau sistem informasi yang

disediakan.

11) Untuk efektifitas penanganan bantuan delegasi panggilan

atau pemberitahuan, setiap pengadilan harus

mempublikasikan daftar radius wilayah dan biaya

pemanggilan untuk masing-masing radius wilayah tersebut

dalam situs web masing-masing;

12) Agar tercipta mekanisme penanganan bantuan delegasi

panggilan atau pemberitahuan secara cepat, transparan, dan

terkendali masing-masing Direktorat Jenderal diharapkan

membangun sistem aplikasi yang terintegrasi dengan sistem

informasi perkara yang bersifat nasional.33

Dengan diterapkannya SIPP dalam menyelesaikan tugas-

tugas Koordinator Delegasi, maka Koordinator Delegasi mengisi

data perkara seperti menulis permohonan delegasi ke Pengadilan

Agama Tertentu dalam blanko yang disediakan dalam SIPP User

Koordinator Delegasi.

33

https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/index.php/kegiatan/996-ma-

keluarkan-sema-6-tahun-2014-untuk-atasi-permasalahan-delegasi-bantuan-panggilan

Page 99: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

89

Gambar C. 11: tampilan SIPP User Koordinator Delegasi.34

Untuk menyelesaikan proses pendelegasian perkara dari

pihak Pengadilan Agama pemohon yang merupakan tanggung

jawab Koordinator Delegasi kepada Pengadilan Agama

termohon, maka SIPP diterapkan dalam penyelesaian proses

tersebut. Setelah Koordinator delegasi menerima relaas

panggilan atau pemberitahuan dari Jurusita/ Jurusita Pengganti,

maka pada hari itu juga berkas dilakukan scaning atau

pemindaian, kemudian mengisi data perkara yang disediakan

dalam blanko pada SIPP dan mengunggah berkas hasil scaning

atau pemindaian tersebut, lalu mengirimkannya kepada

Pengadilan Agama termohon. Dengan diterapkannya SIPP dalam

pendelegasian perkara, maka pada hari itu juga relaas panggilan

atau pemberitahuan sudah sampai kepada Pengadilan Agama

termohon. Dengan demikian proses peradilan dengan prinsip

sederhana, cepat, tepat waktu, dan biaya ringan dapat terwujud

dengan diterapkannya SIPP dalam pendelegasian perkara

sebagaimana diselesaikan oleh Koordinator Delegasi.

34

Dokumentasi komputer Administrator SIPP Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 100: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

90

C. Dampak Penerapan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)

Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Semua proses penyelesaian administrasi perkara sebagaimana

terbagi dalam beberapa kelompok kerja yang merupakan penanggung

jawabnya dilaksanakan dengan dukungan Sistem Informasi

Penelusuran Perkara. Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan penerapan

SIPP dalam proses manajemen administrasi perkara hingga tahun 2018

sudah dilakukan secara optimal, yaitu dengan dibagi dalam beberapa

user SIPP yang merupakan penanggung jawab penyelesaian perkara

dari proses satu menuju proses berikutnya hingga tahap akhir.

Dengan diimplementasikannya SIPP pada semua kelompok

kerja sebagaimana dijelaskan dari User Ketua Pengadilan Agama

Jakarta Selatan hingga User Koordinator Delegasi memberikan

dampak pada penyelesaian proses administrasi perkara yang

diselesaikan dengan sederhana, cepat, tepat waktu dan biaya ringan.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Drs. H. Uyun Kamiludin, S.H.,

M.H., selaku Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Selain

mempercepat dalam penyelesaian administrasi perkara, penerapan

SIPP pada semua user mampu memudahkan Ketua Pengadilan Agama

Jakarta Selatan dalam melakukan pengawasan terkait jalannya perkara

dalam pelayanan hukum di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Hal senada juga dijelaskan oleh Hasan Bajuri selaku

Administrator Super SIPP yang merupakan penanggung jawab

keseluruhan terhadap SIPP, bahwa pengimplementasian SIPP dalam

setiap User atau kelompok kerja yang merupakan penanggung jawab

proses penyelesaian perkara mengakibatkan proses penyelesaian

administrasi perkara yang cepat. Dengan proses yang cepat maka hal

ini memberikan dukungan dalam penyelengaraan peradilan yang

sederhana, cepat, tepat waktu dan biaya ringan yang merupakan asas

beracara di Pengadilan Agama.

Page 101: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

91

Dalam hal pengawasan penerapan SIPP di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan oleh masyarakat yang merupakan pihak yang tidak

dapat dipisahkan dari implementasi SIPP. karena masyarakat

khususnya yang berperkara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

mempunyai peran penting juga dalam mengawasi dan memberikan

saran terkait pelayanan SIPP demi terciptanya pelayana hukum yang

prima di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Dalam hal ini penulis

melakukan wawancara dengan tiga orang yang terlibat secara langsung

dalam menyelesaikan perkara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Satu orang merupakan Pengacara dan dua orang lagi merupakan

masyarakat biasa yang sedang menyelesaikan perkaranya di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Sebagaimana tanggapan yang disampaiakan oleh Taufik

Mahmud yang merupakan kuasa hukum dari seorang klainnya

menyampaikan respon positif terhadap implementasi SIPP di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Beliau menyampaikan bahwa

dengan diterapkannya SIPP dapat memberikan kemudahan bagi saya

untuk melihat status perkara dan sudah smpai tahap mana perkara

tersebut diselesaikan. Saya cukup memasukan nomor perkara pada

kolom pencarian SIPP, maka dalam beberapa detik hasilnya akan

segera muncul di gadget saya. Dengan adanya SIPP saya tidak perlu

bolak-balik ke Pengadilan untuk menanyakan terkait status perkara

yang sedang saya tangani.35

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan Soewardi

selaku masyarakat yang sedang mencari keadilan terkait sengketa

warisnya yang sedang diselesaikan di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan, beliau memberikan penilaian terhadap layanan SIPP,

bahwasannya beliau cukup terbantu dengan pelayanan SIPP dalam

memberikan informasi status perkara yang sedang diselesaikan. Akan

tetapi dia juga menyampaikan bahwa dua hari sebelumnya saat beliau

35

Taufik Mahmud, Pengacara, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, Rabu 30

Mei 2018.

Page 102: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

92

akan mengakses SIPP, tidak dapat diakses, mungkin karena ada

kendala jaringan atau server sedang eror.36

Hal tersebut kemudian

penulis tanyakan kepada Hasan Bajuri selaku Administrator SIPP

beliau menjelaskan bahwa memang terkadang ada gangguan yang

mengakibatkan SIPP tidak dapat diakses, kemudian hal tersebut

menjadi tanggung jawab saya untuk segera membenahinya agar SIPP

segera dapat diakses oleh semua pihak baik internal Pengadilan

maupun masyarakat.37

Hal yang sama juga disampaikan oleh Erika Yofia Djamil

selaku masyarakat yang sedang menyelesaikan perkaranya di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan, beliau menyampaikan bahwa

dengan SIPP saya mudah untuk melihat tahapan proses perkara yang

sedang kami selesaikan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.38

Berdasarkan tiga penilaian dari masyarakat tersebut secara

keseluruhan memberikan penjelasan bahwasannya mereka cukup

terbantu dengan layanan SIPP saat mereka menyelesaikan perkaranya

di Pengadilan Agama Jakarta Seatan. Mereka diberikan kemudahan

untuk melihat informasi status perkaranya tanpa perlu datang langsung

datang ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan, akan tetapi mereka

cukup melihat dilayar gadget mereka dengan membuka home SIPP

dan memasukan nomor perkaranya pada kolom pencarian. Maka

dalam waktu beberapa detik informasi perkaranya akan segera muncul.

Berdasarkan keterangan tersebut memberikan indikasi

bahwasannya dengan diimplementasikannya SIPP di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan dapat mendukung proses acara peradilan yang

sederhana, cepat, tepat waktu dan biaya ringan. Proses tersebut terbukti

dengan layanan SIPP kepada masyarakat. Proses cepat terbukti dengan

36

Soewardi, Masyarakat, Wawancar Pribadi, Jakarta Selatan, Rabu 30 Mei 2018. 37

Hasan Bajuri, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018. 38

Erika Yofia Djamil, Masyarakat, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, Rabu 30

Mei 2018.

Page 103: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

93

akses informasi yang dapat degan mudah diperoleh dimanapun

masyarakat berada, kemudian biaya ringan terbukti dengan proses

masyarakat untuk mendapatkan informasi tanpa perlu datang ke

Pengadilan sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk ongkos.

Dan sederhana terbukti dengan prosesnya yang sederhana untuk

mendapatkan informasi tersebut yaitu informasi dengan mudah

didapatkan pada layar gadget mereka.

Berikut merupakan tabel perbandingan antara SIADPA dengan

SIPP:

SIADPA SIPP

Petugas boleh input data

kapan saja

Petugas harus input data pada hari

perkara masuk atau perkara selesai

dalam suatu tahapan

Tidak terdapat riwayat input

data

Terdapat riwayat kapan data perkara

diinput oleh petugas

Ruang lingkup masih

internal Pengadilan Agama

Ruang lingkup yang sudah terintegrasi

antara Pengadilan seluruh Indonesia

SIADPA tidak terintegrasi

dengan Mahkamah Agung

SIPP sudah terintegrasi dengan

Mahkamah Agung

SIADPA menggunakan

jaringan antara komputer

SIPP menggunakan jaringan internet

Tidak terdapat fitur

pendelegasian perkara

Terdapat fitur pendelegasian perkara

Tidak terdapat fitur

messaging service

Terdapat fitur messaging service

Akses Pengadillan Agama

dengan Mahkamah Agung

Mahkamah Agung manual

Akses Pengadillan Agama dengan

Mahkamah Agung Mahkamah Agung

mudah

Page 104: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan

dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan didasarkan atas

lima landasan hukum, yang pertama adalah Undang-undang Nomor

14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Kemudian

landasan hukum yang kedua adalah SK KMA RI Nomor

144/KMA/SK/VIII/2007 Tahun 2007 Tentang Keterbukaan Informasi

di Pengadilan, landasan hukum yang ketiga adalah SK KMA RI

NOMOR 1-144 /KMA/ SK /I/2011 TENTANG PEDOMAN

PELAYANAN INFORMASI DI PENGADILAN, landasan hukum

yang keempat adalahperwujudan visi Mahkamah Agung pada poin

empat yaitu dalam Cetak biru pembaruan peradilan 2010-2035

dijelaskan bahwa Visi Badan Peradilan yang berhasil dirumuskan oleh

Pimpinan Mahkamah Agung pada tanggal 10 September 2009 adalah

“TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG

AGUNG”. Dalam cetak biru tersebut dijelaskan usaha Mahkamah

Agung pada poin empat untuk mewujudkan visi tersebut adalah

“Menyelenggarakan manajemen dan administrasi proses perkara yang

sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan dan proporsional”.

Landasan hukum yang kelima adalah Surat Mahkamah Agung Nomor

0458/DJA/HM.02.3/2/2016 Tentang Implementasi SIPP Versi 3.1.1 di

Lingkungan Peradilan Agama.

2. Penerapan SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan terbagi dalam

beberapa user yang merupakan kelompok pejabat penanggung jawab

atas tahapan suatu proses perkara. Diantara user tersebut adalah

sebagai berikut:

94

Page 105: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

95

a. Ketua

Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang mana SIPP

membantu dan membuat proses penyelesaian tugas-tugas selaku

ketua menjadi efektif dan efisien serta sederhana. Untuk Ketua

selaku penanggung jawab umum proses peradilan agama Jakarta

Selatan, dalam fungsi pengawasan,dengan login kedalam user

ketua dapat mengakses semua user pejabat Pengadilan Agama

Jakarta Selatan, dalam hal ini adalah Hakim dan pejabat

kepaniteraan. Adapun layanan yang diberikan SIPP khusus untuk

ketua adalah dalam hal penetapan Majelis Hakim, penyelesaian

perkara yang ditangani, dan pengawasan keseluruhan status perkara

dan persidangan.

b. Hakim

Peran SIPP bagi Hakim adalah dalam rangka membuat

produk hukumnya yaitu penetapan dan atau putusan atas perkara

yang ditangani tersebut tanpa harus mengetik ulang data-data

perkara yang dimuat dalam proses-proses sebelumnya. Karena

hakim tinggal mengikuti data-data perkara yang sudah tersimpan

dalam server SIPP dari tahap awal hingga persidangan terakhr

sebelum pembacaan penetapan atau putusan.Dalam hal ini hakim

tinggal memberikan pertimbangan hukum dan selanjutnya

memberikan produk hukum atas perkara, yaitu membuat penetapan

atau putusan atas perkara tersebut.

c. Kasir

Peran SIPP bagi Kasir peran SIPP sangatlah membantu

dalam menyelesaikan tugas keseharian Kasir dalam mengelola

keuangan perkara.

d. Panitera/ Panitera Pengganti

Bagi Panitera atau Panitera Pengganti dengan

diterapkannya SIPP dalam proses penyelesaian perkara sangat

Page 106: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

96

terbantu dalam Berita Acara Persidangan. Selain dalam

penyusunan Berita Acara Sidang, dengan diterapkannya SIPP,

Paniterajuga sangat terbantu dalam pembuatan surat penunjukan

Panitera Pengganti dalam membantu Majelis Hakim dalam

mencatat jalannya persidangan. Setelah Panitera membaca surat

penetapan Majelis Hakim untuk suatu perkara dalam persidangan,

maka Panitera dapat langsung membuat surat penunjukan

Panitera Pengganti melalui SIPP.

e. Meja I, Meja II dan Meja III

Peran SIPP bagi petugas Meja I, Meja II dan Meja

IIIadalah membantu dalam proses penyelesaian perkara seperti

pendaftaran perkara, pembuatan Surat Kuasa Untuk Membayar,

pencetakan Akta Perceraian dan sebagainya. Untuk Panitera

Muda Hukum penerapan SIPP membantu dalam proses

melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data

perkara serta pelaporan perkara yang sudah mendapatkan

penyelesaian secara tuntas. Kemudian dalam pelaksanaan

penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang

berkaitan dengan transparansi perkara.

f. Jurusita

Untuk Jurusita penrapan SIPP membantu dalam

menyelesaikan tugas kejurusitaan, yaitu dalam pembuatan relaas

panggilan, relaas pemberitahuan isi putusan, pembuatan berita

acara sita, pembuatan berita acara eksekusi. Kemudian untuk

Koordinator Delegasi, penerapan SIPP membantu dalam proses

penyelesaian pendelegasian perkara yang salahsatu pihak atau

suatu objek perkara itu diluar yurisdiksi Pengadilan Agama

Jakarta Selatan. Maka berdasarkan perintah Ketua Pengadilan

Agama Jakarta Selatan, Koordinator Delegasi mendelegasikan

penyelesaian perkara tersebut kepada Pengadilan Agama yang

mewilayahi dimana objek atau salahsatu pihak tersebut berada.

Page 107: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

97

3) Dengan diterapkannya SIPP di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

memberikan dampak pada proses pelayanan hukum yang

sederhana, cepat, tepat waktu dan biaya ringan khususnya dalam

cepatnya penyelesaian proses administrasi perkara dari satu tahap

ketahap berikutnya. Dengan diterapkannya SIPP memberikan

kemudahan dalam akses informasi yang dibutuhkan oleh Internal

Pengadilan Agama Jakarta Selatan beserta Mahkamah Agung dan

juga Masyarakat yang berkepentingan saat menyelesaikan perkara

di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Dengan diterapkan SIPP

pula sebagai bentuk perwujudan visi Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pada bunyi manajemen perkara yang moderen dan

pelayanan yang prima.

B. Saran-saran

1. Bagi Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Dizaman moderen seperti sekarang ini, perkembangan setiap

sisi kehidupan sangat berkembang pesat. Termasuk dalam hal ini

adalah perkembangan teknologi informasi yang tidak dapat dipisahkan

dari lapisan masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Dari tahun

ketahun sering kali ada suatu penemuan-penemuan baru hal tertentu

yang tentunya berguna dalam menunjang dan mempermudah proses

kerja dalam kehidupan. Maka dari itu kita harus pandai membaca

ralitas sosial agar tahu dimana posisi masyarakat kita dan bagaimana

harapan perbaikan kondisi sosial di masyarakat. Untuk peradaban

kehidupan dizaman moderen sekarang ini, karena pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan efisiensi,

efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan peradilan

serta dapat meningkatkan peayanan publik yang efektif dan efisien

maka perlu adanya pertahanan dan upaya perbaikan serta

pengembangan agar tidak tertinggal oleh derasnya arus zaman.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka saran untuk

Pejabat Pengadilan Agama Jakarta Selatan adaah untuk tetap

Page 108: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

98

mempertahankan eksistensi dan meningkatkan pelayanan hukum yang

prima, lebih khususnya dalam proses penyelesaian administrasi

perkara yang didukung oleh SIPP agar tetap dilaksanakan dan

ditingkatkan penyelesaiannya dengan lebih baik. Agar masyarakat

pencari keadilan dalam proses penyelesaiannya mendapatkan

pelayanan yang puas berdasarkan pelayanan prima yang diberikan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

2. Bagi Mahkamah Agung

Dengan diterapkannya SIPP dalam proses penyelesaian

administrasi perkara empat lingkungan peradilan Indonesia,

diharapkan Mahkamah Agung agar lebih meningkatkan lagi dalam

melakukan pengawasan agar dunia peradilan di Indonesia merupakan

peradilan yang bersih dan lebih berwibawa dimata masyarakat

Indonesia. Kemudian untuk menghadapi tantangan zaman dimasa yang

akan datang Mahkamah Agung harus lebih menyiapkan lagi

kecanggihan teknologi yang dapat menjadikan proses peradilan yang

agung melalui proses peradilan yang cepat, tepat waktu, efektif,

proporsional dan biaya ringan untuk memudahkan berbagai persoalan

yang mungkin dihadapi dimasa mendatang.

Page 109: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

99

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muchtar, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Wawancara Pribadi, Ciputat, 1 Juli 2018

Ariesta, Adelila Pramu Bhakti PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta

Selatan, 20 November 2017.

Akadun, Tenologi Informasi Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2009.

A Rosyid, Roihan, Hukum Acara Peradilan Agama Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. Ke-10,

Jakarta:PT.Rineka Cipta, 1996.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Peradilan dan Hukum Acara Islam, Yogyakarta: PT.

Ma’ruf, 1994.

Bajuri, Hasan, Administrator Super SIPP dan Panitera Pengganti PA Jakarta

Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 14 Maret 2018.

Bisri, Hasan, Cik Peradilan Islam dalam Tatanan Masyarakat Indonesia

Bandung: Rosdakarya, 1997.

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 Jakarta: Mahkamah Agung RI,

2010.

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Dirjen Badilag MARI, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan

Agama Buku II, Jakarta: Dirjen Badilag MARI, Edisi Revisi, 2010.

Djalil , A. Basiq, Peradilan Islam, Jakarta: Amzah, 2012.

Effendi, Sofian, Pengembangan Good Governance dan E-government di Era

Otonomi Daerah, Yogyakarta: Forkoma-MAP UGM, 2002.

Erika, Yofia, Djamil, Masyarakat, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, Rabu 30

Mei 2018.

99

Page 110: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

100

Munawir, Warson, Ahmad Al-Munawwir (Kamus Arab-Indonesia), Jakarta: t.Pn,

1996, Cet. Pertama.

Ibrahim, Amin, Pokok-pokok Administrasi Publik & Implementasinya, Bandung:

Refika Aditama, 2013, cet. Ketiga.

Bazis Provinsi DKI dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS, Jakarta:

BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2006.

Nurboko, Cholid dan Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian Jakarta: Bumi Aksara

Pustaka, 1997.

Hafidhuddin, Didin dan Tanjung, Hendri,Manajemen Syariah dalam Praktik,

Jakarta: Gema Insani, 2003.

http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/visi-dan-misi

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi

http://www.pn-depok.go.id/index.php/component/content/article/93-slide-

depan/195-case- tracking-system-sistem-informasi-penelusuran-perkara

diakses rabu 28 maret 2018 20:54

https://www.mahkamahagung.go.id/id/berita/2832/kma-sebelum-ayam-jantan-

berkokok- tahun-2018-pengadilan-harus-mengimplementasikan-sipp-320 13

21

http://presidenri.go.id/program-prioritas-2/e-government-sebagai-wujud-

reformasi- birokrasi.html

http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/visi-dan-misi

http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/tupoksi I

http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/struktur-organisasi

http://pa-jakartaselatan.go.id/en/features/2012-01-17-02-53-24/wilayah-yuridiksi

http://presidenri.go.id/program-prioritas-2/e-government-sebagai-wujud-

reformasi- birokrasi.html

Page 111: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

101

https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/index.php/kegiatan/996-ma-

keluarkan-sema- 6-tahun- 2014-untuk-atasi-permasalahan-delegasi-

bantuan-panggilan.

Kamiluddin, Uyun, Ketua Pemgadilan Agama Jakarta Selatan, Wawancara

Pribadi, Jakarta Selatan, 23 Maret 2018.

Lutfi, PPNPN PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, Jum’at

30 Maret 2018.

Manan, Abdul, dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pola Pembinaan dan

Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama (Jakarta: Dirjen Badilag MA RI).

Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2009).

SEMA Nomor 6 Tahun 2014

Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Utami, Ustiana, Putri,Panitera Pengganti PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi,

Jakarta Selatan, Jum’at 30 Maret 2018.

SK KMA RI NOMOR 1-144 /KMA/ SK /I/2011 TENTANG PEDOMAN

PELAYANAN INFORMASI DI PENGADILAN

SK KMA RI NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG

KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

SK KMA/001/SK/1991

Soewardi, Masyarakat, Wawancar Pribadi, Jakarta Selatan, Rabu 30 Mei 2018.

Surat Mahkamah Agung Nomor 0458/DJA/HM.02.3/2/2016 Tentang

Implementasi SIPP Versi 3.1.1 di Lingkungan Peradilan Agama

Taufik, Mahmud, Pengacara, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, Rabu 30 Mei

2018.

Page 112: PERALIHAN SIADPA MENJADI SIPP DALAM MANAJEMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43039/1/IMAN TEGUH... · untuk memecahkan masalah faktual dengan cara memaparkan

102

Tiara, Dini, Kasir PA Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan, 30

Maret 2018.