Pepper Praktikum

download Pepper Praktikum

of 9

Transcript of Pepper Praktikum

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    1/9

    PEPPER PRAKTIKUM

    BIOLOGI PATOGEN TUMBUHAN

    TEKNIK SEROLOGI DENGAN ENZYME LINKED

    IMMUNOSORBANT ASAY (ELISA) UNTUK DETEKSI DAN

    IDENTIFIKASI Tobbaco Mozaik Virus

    Disusun oleh :

    Sagita Phinanthie A34080090

    Dosen Pengajar:

    Endang Nurhayati, Ph.D

    DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2009

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    2/9

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tobacco mosaic virus yaitu virus dengan bentuk seperti batang dengan ukuran

    lebar 18 nanometer dan panjang 300 nanometer. Warna daun yang terserang virus

    menjadi hijau muda dan hijau tua dengan batas yang tidak jelas. Sementara itu daun

    yang lebih muda menjadi menggeliat dan berkerut. Virus ini disebarkan melalui

    media penyebaran antara lain, yaitu biji yang membawa virus, tanaman sakit,

    manusia, alat-alat kerja, akar tanaman yang tanahnya telah tercemar, serta vektor

    (Pracaya 2007).

    Diagnosis akurat penyakit virus dan penyakit dalam umum, merupakan

    langkah penting pertama untuk pengelolaan tanaman sistem. Virus penyakit,

    perawatan tanaman setelah terinfeksi sering kali tidak mengarah ke pengendalian

    yang efektif. Oleh karena itu, virus penyakit yang dikelola paling efektif jika tindakan

    pengendalian yang dilakukan sebelum infeksi terjadi. Penggunaan sehat (virus -

    gratis) tanaman bahan propagasi yang paling efektifvpendekatan untuk mengadopsi

    oleh petani. Salah satu unsur penting untuk keberhasilan program sertifikasi untuk

    menghasilkan bahan propagasi seperti ketersediaan sensitif metode diagnostik.

    Beberapa dasawarsa yang lalu, pendeteksian virus didasarkan terutama pada

    teknik biologis yang terlalu lambat dan tidak amendable untuk aplikasi skala

    besar. Kemajuan molekuler biologi dan bioteknologi selama tiga dekade terakhir itu

    diterapkan untuk mengembangkan cepat, spesifik dan sensitif teknik untuk

    pendeteksian virus tanaman. Tinjauan ini akan meringkas

    pengembangan dan penggunaan imunologi utama dan nukleat - asam berbasis metode

    untuk pendeteksian virus.ELISA merupakan teknik deteksi secara cepat yang telah dikembangkan

    dengan aplikasi teknik deteksi patogen secara serologis (Jagoueix et al. 1996;

    Mathews et al. 1997). ELISA dapat diandalkan sebagai teknik untuk mendeteksi

    sampel lapangan (Rochapena and Lee 1991). ELISA telah berkembang dengan

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    3/9

    berbagai modifikasi, salah satunya adalah Double Antibodi Sandwich (DAS)-

    Compound Direct ELISA. Uji DASCompound Direct ELISA memiliki akurasi yang

    tinggi karena antigen yang tertangkap dan terdeteksi sangat spesifik. ELISA telah

    dipakai secara luas seperti untuk survei, sertifikasi, dan penelitian (Permar et al.

    1990). Tujuan percobaanadalah untuk indeksing virus pada tanaman jeruk yang akan

    dijadikan sumber mata tempel dengan menggunakan teknik DAS-Compound Direct

    ELISA untuk mendapatkan benih bebas virus.

    1.2 Tujuan

    Pada Praktikum Teknik Serologi dengan ELISA untuk Deteksi dan

    Identifikasi bertujuan mengetahui prosedur teknik serologi danpenggunannya dalam bidang virologi tumbuhan

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    4/9

    BAB II

    BAHAN DAN METODE

    2.1 Bahan dan Alat

    Bahan yang digunakan pada Praktikum Teknik Serologi dengan

    ELISA untuk Deteksi dan Identifikasi antara lain antiserum, NaOH (3N),

    NaN3 (0,02%), p-nitrophenyl phospate, subtrat untuk alkaline phospate,

    enzim konjugat, bahan-bahan pembuat buffer, daun tanaman tembakau

    sehat dan sakit, daun tanaman kacang panjang, daun tanaman G.

    globosa , dan daun tanaman Chenopodium amaranticolor. Alat yang

    digunakan adalah plat mikrotiter, pipet mikrotiter (150 ul atau 200 ul),

    tabel ELISA, micro cup, mortar dan alu,

    2.2 Metode

    Pertama-tama siapkan buffer ekstraksi (milk extract buffer), yaitu

    dengan mencampurkan 1,25 g Tween-20 dan 1 g susu kering nonfat ke

    dalam 250ml PBST pH 7.4 (8,2 G NaCl, 2,9 g Na2HPO4, 12H2O, 0,2 g

    KH2PO4 0,2 g KCl dalam 1000ml H2O dan 5% Tween20). Kemudian

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    5/9

    daun tanaman digerus dalam buffer ekstraksi tersebut (1/10 b/v) dan

    kemudian disaring dengan kain kasa.

    Cairan perasan tanaman yang dihasilkan (sap) diambil sebanyak

    100 ul kemudian dimasukkan ke dalam sumuran plat mikrotiter. Buat

    tabel ELISA dan tulis sap tanaman yang dimasukkan ke dalam sumuran.

    Plat mikrotiter ditutup dengan kertas basah atau lembab dan disimpan

    dalam kotak plastik yang telah diberi alas kertas basah seama semalam

    pada suhu 40 C atau selama 2 jam pada suhu kamar. Selanjutnya

    mikrotiter dicuci 4-8 kali dengan PBST. Enzim konjugat yang sudah

    diencerkan dimasukkan ke dalam sumuran plat mikrotiter sebanyak 100

    ul, kemudian diinkubasikan pada suhu kamar selama 2 jam. Plat

    mikrotiter dicuci lagi sebanyak 4-8 kali dengan PBST. Sebanyak 100 ul

    buffer PNP (0,1 G Magnesium chlorida, 0,2 g Sodium azide, 97 ml

    Diethanolamine) dimasukkan ke dalam sumuran plat dan diinkubasikan

    selama 30-60 menit. Lihat perubahan warna pada sumuran dan catat

    hasilnya.

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    6/9

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil Pengamatan

    No.Sumuran Sap Tanaman dalam Sumuran Hasil Reaksi

    (-/+)

    A Buffer -B Kontrol negatif -

    C Kontrol positif +++++

    D G. globosa -

    E Tembakau +++

    F Kacang panjang 1 -

    G Kacang panjang 2 -

    H Chenopodium amaranticolor +

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    7/9

    Keterangan :

    (+) = reaksi positif dan kepekatan warna

    (-) = reaksi negatif tidak berubah warna

    3.2 Pembahasan

    Pada Praktikum Teknik Serologi dengan ELISA untuk Deteksi dan

    Identifikasi didapat hasil pada sumuran A yang berisi buffer tidak terjadi

    perubahan warna selama inkubasi. Pada sumuran B yang berisi kontrol

    negatif atau tanaman tembakau yang sehat tidak terjadi perubahan warna

    juga yang artinya reaksi negatif dan tidaka da virus TMV didalamnya.

    Pada sumuran C yang berisi kontrol positif atau TMV murni terjadi

    perubahan warna menjadi kuning pekat yang berarti konsentrasi virus

    yang ada sangat tinggi. Pada sumuran D yang berisi sap tanaman G.

    globosa tidak terjadi perubahan warna juga. Pada sumuran E yang berisi

    sap daun tembakau sakit terjadi perubahan warna menjadi kuning dengan

    konsentrasi tidak sebanyak kontrol positif. Pada sumuran F dan G yang

    diambil dari sap tanaman kacang panjang yang berbeda yang terkena

    penyakit mosaik ternyata tidak terjadi perubahan warna yang artinya

    tanaman kacang panjang tererang penyakit mosaik yang bukan diserang

    oleh TMV. Pada sumuran H yang berisi tanaman Chenopodium

    amaranticolor terjadi perubahan warna menjadi kuning pudar yang

    arinya konsentrasi TMV sedikit pada daun Chenopodium amaranticolor.

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    8/9

    Setelah dibandingkan dengan hasil yang didapat dari kelompok 1

    ternyata terdapat perbedaan pada sumuran H yaitu pada kelompok 1

    sumuran H perubahan warnanya lebih pekat dibandingkan dengan

    kelompok 2. Hal ini terjadi karena

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

  • 8/8/2019 Pepper Praktikum

    9/9

    DAFTAR PUSTAKA