Penyelesaian Masalah Dan Implementasi - Hosea

7
Penyelesaian Masalah Ash Content (Kandungan Abu) selain merupakan dampak negatif untuk lingkungan, juga berpengaruh terhadap kualitas batubara (Ash Tinggi menyebabkan Caloric Value menjadi rendah). Adapun penyelesaian masalah yang bisa dilakukan dari berbagai departemen adalah 1. Sales Departement Sales Departement melakukan spesifikasi Work Order yang ketat dalah hal Spesifikasi, Quality, Loading Time, maupun Harga. 2. Engineering Perencaan Tambang dengan 2 cara yaitu A. Simulasi Penambangan terhadap seam-seam (lapisan batubara) yang masuk dalam kualifikasi WO B. Simulasi Blending Dilakukan Simulasi terhadap pencampuran batubara untuk mencapai kualitas sesuai WO 3. Produksi Dilakukannya Operation Tambang menggunakan metode “Selective Mining” yaitu menghasilkan produk batubara dengan kualitas pengotor yang rendah (Ash Content rendah). Operator tambang dilatih untuk mengambil batubara dari seam-seam yang ada agar parting/pengotor seminimal mungkin terambil sehingga menghasilkan Clear Coal yang memiliki Ash Content rendah. 4. CPP Melakukan Stockpile Management yaitu: A. Meningkatkan Batubara sesuai dengan spesifikasi kualitas. B. Menghindari pengotoran dengan cara menaruh stock di tempat yang telah ditentukan. Pengambilan Batubara di Stockpile produk lebih teratur dari segi FIFO (First In First Out) sehingga dapat menghindari self combustion. C. Mencampur Batubara sesuai dengan simulasi yang diberikan oleh Tim Perencanaan Tambang. Proses diatas dapat dijalankan dengan baik dengan pembuatan alur distribusi proses yang efektif sehingga informasi yang didapat oleh CRR - Tambang(Port) - Checker menjadi tepat dan benar.

description

Penyelesaian Masalah

Transcript of Penyelesaian Masalah Dan Implementasi - Hosea

Page 1: Penyelesaian Masalah Dan Implementasi - Hosea

Penyelesaian Masalah

Ash Content (Kandungan Abu) selain merupakan dampak negatif untuk lingkungan, juga berpengaruh terhadap kualitas batubara (Ash Tinggi menyebabkan Caloric Value menjadi rendah).

Adapun penyelesaian masalah yang bisa dilakukan dari berbagai departemen adalah1. Sales Departement

Sales Departement melakukan spesifikasi Work Order yang ketat dalah hal Spesifikasi, Quality, Loading Time, maupun Harga.

2. EngineeringPerencaan Tambang dengan 2 cara yaituA. Simulasi Penambangan terhadap seam-seam (lapisan batubara) yang masuk dalam kualifikasi WOB. Simulasi Blending

Dilakukan Simulasi terhadap pencampuran batubara untuk mencapai kualitas sesuai WO

3. ProduksiDilakukannya Operation Tambang menggunakan metode “Selective Mining”

yaitu menghasilkan produk batubara dengan kualitas pengotor yang rendah (Ash Content rendah). Operator tambang dilatih untuk mengambil batubara dari seam-seam yang ada agar parting/pengotor seminimal mungkin terambil sehingga menghasilkan Clear Coal yang memiliki Ash Content rendah.

4. CPPMelakukan Stockpile Management yaitu:A. Meningkatkan Batubara sesuai dengan spesifikasi kualitas.B. Menghindari pengotoran dengan cara menaruh stock di tempat yang telah

ditentukan. Pengambilan Batubara di Stockpile produk lebih teratur dari segi FIFO (First In First Out) sehingga dapat menghindari self combustion.

C. Mencampur Batubara sesuai dengan simulasi yang diberikan oleh Tim Perencanaan Tambang.

Proses diatas dapat dijalankan dengan baik dengan pembuatan alur distribusi proses yang efektif sehingga informasi yang didapat oleh CRR - Tambang(Port) - Checker menjadi tepat dan benar.

Implementation

Tindakan yang dilakukan oleh PT Pamapersada Nusantara adalah sebagai berikut:

1. Membuat Simulasi atau Program BlendingSebelum Blending (pencampuran) dilakukan hanya berdasarkan Work Order

dari Engineering karena seringnya keterlambatan informasi dari CRR tentang jenis Seam (lapisan) yang turun maka dibuatlah Optimalisasi Blending sebagai alternatif program.

Page 2: Penyelesaian Masalah Dan Implementasi - Hosea

Tahap ini dilakukan di lokasi ROM dengan data sebagai berikut:

Simulasi Blending dapat dilihat dari gambar berikut

Kandungan Ash 12,48%. Kandungan Ash yang relatiftinggi mengingat batas kewajaran ada 13%. Untuk meminimalkan kadar Ash maka dilakukan metode Simulasi Blending sehingga menghasilkan kadar Ash yang lebih baik seperti gambar berikut :

Dari gambar di atas, kandungan ASh dapat ditekan menjadi 10,8% sehingga Optimalisasi Blending berhasil dicapai.

2. Pengambilan Sampel Untuk Data Seam Yang Belum Terdaftar Pengambilan Sample dilakukan agar diperoleh data tentang Seam yang belum

terdaftar lebih dini. Setelah data seam yang diperlukan sudah diperoleh maka data tersebut dimasukkan dalam proses optimalisasi blending agar diperoleh informasi tentang data blending yang lebih tepat.

Page 3: Penyelesaian Masalah Dan Implementasi - Hosea

Dari pengambilan sampel tersebut didapat data sebagai berikut:

3. Pemetaan Lokasi Stockpile Produk Di Chusher Dan Di Buffer Untuk Pengaturan Pola Pengembalian

Sebelumnya pola/ proses pengambilan batubara di stock produk baik di chusher maupun di bufferstock dilakukan secara acak bahkan di stock produk crusher, pengambilan hanya difokuskan di bawah steker yang mengakibatkan stock lama tidak terambil mengalami coal self combustion.

Setelah dilakukan improvement maka dibuat pemetaan lokasi stockpile produk baik di crusher maupun di bufferstock agar pola pengambilan stock produk menjadi lebih teratur dan menghindari coal selft combustion.

Tahap ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 4: Penyelesaian Masalah Dan Implementasi - Hosea

4. Pembuatan Alur Distribusi Proses Yang EfektifPada langkah ini, penurunan Ash Content dapat dilakukan dengan pembuatan

alur distribusi proses yang efektif.

Perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya alur distribusi dapat dilihat dari gambar alur data informasi berikut :

CCR

Pos Checker (Tambang)

Timbangan I Hopper

GL

Mine Plan

Page 5: Penyelesaian Masalah Dan Implementasi - Hosea

Dimana:1. CCR berdasarkan imformasi dari tambang memberitahukan kepada pos Checker

tambang Seam-seam, blok dan Unit-unit pit hauling batubara yg akan turun.2. Pos Checker mencatat dan memberikan surat kirim kepada setiap DT yang sesuai

dengan info tersebut. Dan secara tidak langsung menginfokan kpd Timbangan I.3. CCR akan juga memberikan imformasi bila ada perubahan informasi terhadap tiap-

tiap unit di pit berdasarkan informasi yg benar.4. Kurangnya antisipasi & koordinasi menimbulkan inisiatif crew crusher (Hopper) untuk

adanya perubahan informasi unit batubara.

Data di atas kurang efektif sehingga alur distribusi diperbaharui seperti gambar alur data informasi berikut

Sesudah dilakukan perubahan alur distribusi, didapat hasil yang lebih efektif yaitu:

CCR

Timbangan I Hopper

Crusher GL

Coal GL

Page 6: Penyelesaian Masalah Dan Implementasi - Hosea

1. CCR berdasarkan informasi dari tambang menginformasikan kepada Pos Checker tambang dan Hopper (Panel Room Crusher) seam-seam, blok dan unit yang akan turun dari tambang.

2. Berdasarkan WO, GL berkoordinasi dengan Hopper akan menyesuaikan pola blending yg telah ditentukan.

3. Pos Checker menginformasikan setiap ada perubahan batubara yg turun ke Hopper dan akan terus dipastikan oleh GL.