penyebab+keusakan+hutn

24
Penggundulan Hutan Secara Liar di Indonesia OLEH : Kelompok 2 Anggota kelompok : 1. Anggun Primadona (06111008005) 2. Deby Nasriansyah (06111008036) 3. Dwi Kurnia Liztari (06111008034) 4. Nadiah (06111008011) 1

description

pengetahuan lingkungan

Transcript of penyebab+keusakan+hutn

Penggundulan Hutan Secara Liar di Indonesia

OLEH :Kelompok 2Anggota kelompok : 1. Anggun Primadona (06111008005) 2. Deby Nasriansyah (06111008036) 3. Dwi Kurnia Liztari (06111008034) 4. Nadiah (06111008011) 5. Dirga Permana (06111008027) Fakultas / Jurusan : FKIP / Pendidikan MatematikaMata Kuliah : Pengetahuan Lingkungan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYATAHUN AJARAN 2011/2012

Bab IPendahuluan1.1 Latar belakangHutan sebagai karunia dan amanah Tuhan YME yang dianugrahkan kepada bangsa Indonesia merupakan barang titipan anak cucu yang harus dijaga kelestariannya. Untuk itu wajib disyukuri, diurus dan dimanfaatkan secara optimal untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.Hutan sebagai salah satu penentu sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran rakyat, telah cenderung menurun kondisinya. Oleh karena itu keberadaannya harus dipertahankan secara optimal, dijaga daya dukungnya secara lestari dan diurus dengan akhlak mulia, adil, arif dan bijaksana serta harus bertanggung jawab. Dalam perkembangannya terakhir, bahwa kondisi hutan sudah semakin kritis, erosi semakin meningkat, banjir dan tanah longsor sering terjadi sebagai salah satu akibat semakin banyaknya penebangan yang tidak terkontrol sehingga hutan sudah tidak mampu lagi menyangga kehidupan bagi bangsa Indonesia. Salah satu penyebabnya yaitu penggundulan hutan secara liar.

1.2 Rumusan masalaha. Apa itu penggundulan hutan (deforestasi)?b. Apa penyebab terjadinya penggundulan hutan secara liar ?c. Apa dampak dari penggundulan hutan secara liar ?d. Bagaimana cara untuk mengatasi penggundulan hutan secara liar tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui pengertian penggundulan hutan yang terjadi di muka bumib. Untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya penggundulan hutan secara liar c. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya penggundulan hutan secara liar

1.4 Manfaat Penulisan a. Agar pembaca mengetahui pengertian penggundulan hutanb. Agar pembaca mengetahui hal apa saja yang menjadi penyebab penggundulan hutan secara liarc. Agar pembaca mengetahui cara-cara efektif untuk mengurangi penggundulan hutan secara liar di muka bumi

Bab IIPembahasan2.1 Pengertian Penggundulan Hutan ( Deforestasi)Pengawahutanan atau penghilangan atau penggundulan hutan atau deforestasi adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakkan pohon ( stand of trees) sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan non-hutan (non-forest use), yakni pertanian , peternakan atau kawasan perkotaan. Pengawahutanan dapat terjadi karena pelbagai alasan: pohon atauarangyang diperoleh dari hutan dapat digunakan atau dijual untukbahan bakaratau sebagai kayusaja, sedangkan lahannya dapat dialihgunakan sebagaipadang rumput untukternak,perkebunanuntukbarang dagangan(commodity), atau untuk permukiman (settlement). Penebangan pohon tanpa penghutanan kembali (reforestation) yang cukup dapat merusaklingkungan tinggal(habitat), hilangnya keanekaragaman hayati dankegersangan(aridity). Penebangan juga berdampak buruk terhadap penyitaan hayati (biosequestration)karbon dioksidadari udara. Daerah-daerah yang telah ditebang habis biasanya mengalamipengikisan tanah yang parah dan sering menjadigurun.Pengabaian atau ketidaktahuannilaihakiki (intrinsic value), kurangnya nilai yang terwariskan (ascribed value), kelengahan dalam pengelolaan hutan dan hukum lingkungan yang kurang memadai merupakan beberapa alasan yang memungkinkan terjadinya pengawahutanan secara besar-besaran. Banyak negara di dunia mengalami pengawahutanan terus-menerus, baik secara alami maupun akibat manusia. Pengawahutanan dapat menyebabkankepunahan,perubahan iklim, penggurunan (desertification), dan ketersingkiran penduduksemula. Perubahan tersebut juga pernah terjadi pada masa lalu dan dapat dibuktikan melalui penelitian rekamansisa purba(fossil record). Akan tetapi, angka pengawahutanan bersih sudah tidak lagi meningkat di antara negara-negara denganPDBper kapita yang sedikitnya AS$4.600.

2.2 Penyebab Penggundulan Hutan di IndonesiaDeforestasi di Indonesia sebagian besar merupakan akibat dari suatu sistem politik dan ekonomi yang korup, yang menganggap sumber daya alam, khususnya hutan, sebagai sumber pendapatan yang bisa dieksploitasi untuk kepentingan politik dan keuntungan pribadi. Pertumbuhan industri pengolahan kayu dan perkebunan di Indonesia terbukti sangat menguntungkan selama bertahun-tahun, dan keuntungannya digunakan oleh rejim Soeharto sebagai alat untuk memberikan penghargaan dan mengontrol teman-teman, keluarga dan mitra potensialnya. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, negara ini secara dramatis meningkatkan produksi hasil hutan dan hasil perkebunan yang ditanam di lahan yang sebelumnya berupa hutan. Dewasa ini Indonesia adalah produsen utama kayu bulat, kayu gergajian, kayu lapis, pulp dan kertas, disamping beberapa hasil perkebunan, misalnya kelapa sawit, karet dan coklat Pertumbuhan ekonomi ini dicapai tanpa memperhatikan pengelolaan hutan secara berkelanjutan atau hak-hak penduduk lokal.Untuk saat ini, penyebab deforestasi hutan semakin kompleks. Kurangnya penegakkan hukum yang terjadi saat ini memperparah kerusakan hutan dan berdampak langsung pada semakin berkurangnya habitat orangutan secara signifikan.Penyebab deforestasi di Indonesia, yaitu:a. Hak Penguasaan HutanLebih dari setengah kawasan hutan Indonesia dialokasikan untuk produksi kayu berdasarkan sistem tebang pilih. Banyak perusahaan HPH yang melanggar pola-pola tradisional hak kepemilikan atau hak penggunaan lahan. Kurangnya pengawasan dan akuntabilitas perusahaan berarti pengawasan terhadap pengelolaan hutan sangat lemah dan lama kelamaan, banyak hutan produksi yang telah dieksploitasi secara berlebihan. Menurut klasifikasi pemerintah, pada saat ini hampir 30 persen dari konsesi HPH yang telah disurvei, masuk dalam kategori "sudah terdegradasi". Areal konsesi HPH yang mengalami degradasi memudahkan penurunan kualitasnya menjadi di bawah batas ambang produktivitas, yang memungkinkan para pengusaha perkebunan untuk mengajukan permohonan izin konversi hutan. Jika permohonan ini disetujui, maka hutan tersebut akan ditebang habis dan diubah menjadi hutan tanaman industri atau perkebunan.b. Hutan tanaman industriHutan tanaman industri telah dipromosikan secara besar-besaran dan diberi subsidi sebagai suatu cara untuk menyediakan pasokan kayu bagi industri pulp yang berkembang pesat di Indonesia, tetapi cara ini mendatangkan tekanan terhadap hutan alam. Hampir 9 juta ha lahan, sebagian besar adalah hutan alam, telah dialokasikan untuk pembangunan hutan tanaman industri. Lahan ini kemungkinan telah ditebang habis atau dalam waktu dekat akan ditebang habis. Namun hanya sekitar 2 juta ha yang telah ditanami, sedangkan sisanya seluas 7 juta ha menjadi lahan terbuka yang terlantar dan tidak produktif.c. PerkebunanLonjakan pembangunan perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit, merupakan penyebab lain dari deforestasi. Hampir 7 juta ha hutan sudah disetujui untuk dikonversi menjadi perkebunan sampai akhir tahun 1997 dan hutan ini hampir dapat dipastikan telah ditebang habis. Tetapi lahan yang benar-benar dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit sejak tahun 1985 hanya 2,6 juta ha, sementara perkebunan baru untuk tanaman keras lainnya kemungkinan luasnya mencapai 1-1,5 juta ha. Sisanya seluas 3 juta ha lahan yang sebelumnya hutan sekarang dalam keadaan terlantar. Banyak perusahaan yang sama, yang mengoperasikan konsesi HPH, juga memiliki perkebunan. Dan hubungan yang korup berkembang, dimana para pengusaha mengajukan permohonan izin membangun perkebunan, menebang habis hutan dan menggunakan kayu yang dihasilkan utamanya untuk pembuatan pulp, kemudian pindah lagi, sementara lahan yang sudah dibuka ditelantarkan.d. Illegal loggingIllegal logging adalah merupakan praktik langsung pada penebangan pohon di kawasan hutan negara secara illegal. Dilihat dari jenis kegiatannya, ruang lingkup illegal logging terdiri dari: Rencana penebangan, meliputi semua atau sebagian kegiatan dari pembukaan akses ke dalam hutan negara, membawa alat-alat sarana dan prasarana untuk melakukan penebangan pohon dengan tujuan eksploitasi kayu secara illegal. Penebangan pohon dalam makna sesunguhnya untuk tujuan eksploitasi kayu secara illegal. Produksi kayu yang berasal dari konsesi HPH, hutan tanaman industri dan konversi hutan secara keseluruhan menyediakan kurang dari setengah bahan baku kayu yang diperlukan oleh industri pengolahan kayu di Indonesia. Kayu yang diimpor relatif kecil, dan kekurangannya dipenuhi dari pembalakan ilegal. Pencurian kayu dalam skala yang sangat besar dan yang terorganisasi sekarang merajalela di Indonesia; setiap tahun antara 50-70 persen pasokan kayu untuk industri hasil hutan ditebang secara ilegal. Luas total hutan yang hilang karena pembalakan ilegal tidak diketahui, tetapi seorang mantan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan, Departemen Kehutanan, Titus Sarijanto, baru-baru ini menyatakan bahwa pencurian kayu dan pembalakan ilegal telah menghancurkan sekitar 10 juta ha hutan Indonesia.e. Konvensi LahanPeran pertanian tradisional skala kecil, dibandingkan dengan penyebab deforestasi yang lainnya, merupakan subyek kontroversi yang besar. Tidak ada perkiraan akurat yang tersedia mengenai luas hutan yang dibuka oleh para petani skala kecil sejak tahun 1985, tetapi suatu perkiraan yang dapat dipercaya pada tahun 1990 menyatakan bahwa para peladang berpindah mungkin bertanggung jawab atas sekitar 20 persen hilangnya hutan. Data ini dapat diterjemahkan sebagai pembukaan lahan sekitar 4 juta ha antara tahun 1985 sampai 1997.f. Program TransmigrasiTransmigrasi yang berlangsung dari tahun 1960-an sampai 1999, yaitu memindahkan penduduk dari Pulau Jawa yang berpenduduk padat ke pulau-pulau lainnya. Program ini diperkirakan oleh Departemen Kehutanan membuka lahan hutan hampir 2 juta ha selama keseluruhan periode tersebut. Disamping itu, para petani kecil dan para penanam modal skala kecil yang berkesempatan juga ikut andil sebagai penyebab deforestasi karena mereka membangun lahan tanaman perkebunan, khususnya kelapa sawit dan coklat, di hutan yang dibuka dengan operasi pembalakan dan perkebunan yang skalanya lebih besar. Belakangan ini, transmigrasi "spontan" meningkat, karena penduduk pindah ke tempat yang baru untuk mencari peluang ekonomi yang lebih besar, atau untuk menghindari gangguan sosial dan kekerasan etnis. Estimasi yang dapat dipercaya mengenai luas lahan hutan yang dibuka oleh para migran dalam skala nasional belum pernah dibuat.g. Kebakaran HutanPembakaran secara sengaja oleh pemilik perkebunan skala besar untuk membuka lahan, dan oleh masyarakat lokal untuk memprotes perkebunan atau kegiatan operasi HPH mengakibatkan kebakaran besar yang tidak terkendali, yang luas dan intensitasnya belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari 5 juta ha hutan terbakar pada tahun 1994 dan 4,6 juta ha hutan lainnya terbakar pada tahun 1997-1998. Sebagian dari lahan ini tumbuh kembali menjadi semak belukar, sebagian digunakan oleh para petani skala kecil, tetapi sedikit sekali usaha sistematis yang dilakukan untuk memulihkan tutupan hutan atau mengembangkan pertanian yang produktif. Pada kondisi alami, lahan gambut tidak mudah terbakar karena sifatnya yang menyerupai spons, yakni menyerap dan menahan air secara maksimal sehingga pada musim hujan dan musim kemarau tidak ada perbedaan kondisi yang ekstrim. Namun, apabila kondisi lahan gambut tersebut sudah mulai tergangggu akibatnya adanya konversi lahan atau pembuatan kanal, maka keseimbangan ekologisnya akan terganggu. Pada musim kemarau, lahan gambut akan sangat kering sampai kedalaman tertentu dan mudah terbakar.Gambut mengandung bahan bakar (sisa tumbuhan) sampai di bawah permukaan, sehingga api di lahan gambut menjalar di bawah permukaan tanah secara lambat dan dan sulit dideteksi, dan menimbulkan asap tebal. Api di lahan gambut sulit dipadamkan sehingga bisa berlangsung lama (berbulan-bulan). Dan baru bisa mati total setelah adanya hujan yang intensif.

2.3 Dampak Penebangan Hutan Secara Liar di IndonesiaDeforestasiataupenebangan hutan secara liar di Indonesiatelah menimbulkan dampak ekologi yang sangat besar bagiIndonesiadan dunia. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies binatang menyusui atau mamalia, pemilik 16% spesies binatang reptil dan amphibi, 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya adalahendemikatau hanya dapat ditemui di daerah tersebut. Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72%. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektare per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektare per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektare hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektare berada dalam kawasan hutan. Pada abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-18, hutan alam di Jawa diperkirakan masih sekitar 9 juta hektare. Pada akhir tahun 1980-an, tutupan hutan alam di Jawa hanya tinggal 0,97 juta hektare atau 7 persen dari luas total Pulau Jawa. Saat ini, penutupan lahan di pulau Jawa oleh pohon tinggal 4%. Pulau Jawa sejak tahun 1995 telah mengalami defisit air sebanyak 32,3 miliar meter kubik setiap tahunnya. Fungsi hutan sebagai penyimpanair tanahjuga akan terganggu akibat terjadinya pengerusakan hutan yang terus-menerus. Hal ini akan berdampak pada semakin seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau danbanjirsertatanah longsordi musim penghujan. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak serius terhadap kondisi perekonomian masyarakat. Industri perkayuan di Indonesia memiliki kapasitas produksi sangat tinggi dibanding ketersediaan kayu. Pengusaha kayu melakukan penebangan tak terkendali dan merusak, pengusaha perkebunan membuka perkebunan yang sangat luas, serta pengusaha pertambangan membuka kawasan-kawasan hutan. Sementara itu rakyat digusur dan dipinggirkan dalam pengelolaan hutan yang mengakibatkan rakyat tak lagi punya akses terhadap hutan mereka. Dan hal ini juga diperparah dengan kondisi pemerintahan yang korup, dimana hutan dianggap sebagai sumber uang dan dapat dikuras habis untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Penebangan hutan di Indonesia yang tak terkendali telah dimulai sejak akhir tahun 1960-an, yang dikenal dengan banjir-kap, dimana orang melakukan pengambilan kayu secara manual. Penebangan hutan skala besar dimulai pada tahun 1970. Dan dilanjutkan dengan dikeluarkannya izin-izin pengusahaan hutan tanaman industri pada tahun 1990, yang melakukan tebang habis (land clearing). Selain itu, areal hutan juga dialihkan fungsinya menjadi kawasan perkebunan skala besar yang juga melakukan pembabatan hutan secara menyeluruh, menjadi kawasantransmigrasidan juga menjadi kawasan pengembangan perkotaan.2.4 Cara Mengurangi Penggundulan Hutan di IndonesiaSetelah dibahas mengenai penyebab dan dampak dari penggundulan hutan, kita mengetahui bahwa kerusakan hutan di Indonesia tidak bisa ditoleransi lagi. Oleh karena itu harus ada tindakan-tindakan tegas yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya pihak pemerintahan. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau mengurangi penggundulan hutan adalah ; a. Pemecahan yang dilaksanakan adalah dengan penentuan tujuan seperti terwujudnya pengamanan hutan, pemulihan tanah serta terwujudnya pelestarian hutan. Sedangkan alternatif action yang dilakukan adalah pengembangan pengelolaan hutan bersama masyarakat selain itu peningkatan pengawasan hutan dan penegakkan hukum serta pengembangan langkah intensif sebagai upaya pencegahan . b. Mensosialisasikan melalui stakeholder dan masyarakt luas disekitar hutan, serta menginformasikan melalui media cetak/elektonik. Program yang akan dilaksanakan adalah pemantapan koordinasi dan pemberdayaan masyarakat serta pemantapan pengawasan serta evaluasi berkala. Pemerintah Pusat dan Provinsi mengkoordinasikan penanggulangan illegal logging antara instansi terkait, masyarakat dan swasta. Program yang diterapkan adalah pengelolaan hutan bersama masyarakat dapat menekan penebangan liar ( illegal logging ) c. pengawasan dan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat dan pelaku penebangan liar dapat menekan perilaku illegal logging. Kebijakkan publik penanggulangan illegal logging dilakukan melalui pelaksanaan pembangunan hutan kemasyarakatan dapat diteruskan dengan pemantapan manajemen dan operasional yang proporsional.

Bab IIIPenutup

3.1 Kesimpulan Deforestasi atau penggundulan hutan adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon ( stand of trees) sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan non-hutan (non-forest use), yakni pertanian , peternakan atau kawasan perkotaan. Penyebab deforestasi di Indonesia yaitu, hak penguasaan hutan, hutan tanaman industri, perkebunan, illegal logging, konvensi lahan, program transmigrasi, kebakaran hutan. Dampak dari penggundulan hutan adalah rusaknya lapisan permukaan bumi , terjadinya berbagai bencana alam seperti banjir, dan tanah longsor, juga melobangi lapisan ozon. Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya penggundulan hutan adalah sebagai berikut; dengan penentuan tujuan seperti terwujudnya pengamanan hutan, pemulihan tanah serta terwujudnya pelestarian hutan, mensosialisasikan melalui stakeholder dan masyarakat luas disekitar hutan, serta menginformasikan melalui media cetak/elektonik mengenai program yang akan dilaksanakan yaitu pemantapan koordinasi dan pemberdayaan masyarakat serta pemantapan pengawasan serta evaluasi berkala, serta pengawasan dan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat dan pelaku penebangan liar dapat menekan perilaku illegal logging.

3.2 Saran a. Pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan hutan yang ada di Indonesia agar penggundulan hutan di Indonesia tidak menjadi semakin kompleksb. Para pelaku penggundulan hutan juga harus menyadari tentang pentingnya lingkungan bagi kelangsungan hidup mereka dan kehidupan orang lain di muka bumi ini 3.3 Daftar Pustaka Agnessekar.wordpress.com Id.wikipedia.org Yorflaynardi-gogreen.blogspot.com Ulfianac.blogspot.com1