Penyebab Utama Gagal PSA

3
Dalam masa Perawatan Saluran Akar (PSA) gigi, adakalanya gigi mengalami rasa sakit, bisa karena saraf pulpa belum seluruhnya mati, bisa juga karena pembersihan yang belum selesai. Bila gigi mempunyai akar yang bengkok, maka tingkat kesulitan pembersihan saluran akar lebih tinggi daripada saluran akar yang normal lurus. Belum lagi bila saluran akar utama mempunyai cabang-cabang. Oleh karena itu PSA kadang bisa gagal. Kriteria keberhasilan perawatan saluran akar menurut Quality Assurance Guidelines yang dikeluarkan oleh American Associaton of Endodontics adalah tidak peka terhadap perkusi dan palpasi, mobilitas normal, tidak ada sinus tract atau penyakit periodontium, gigi dapat berfungsi dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi atau pembengkakan, dan tidak ada keluhan pasien yang tidak menyenangkan. Berdasarkan gambaran radiografis, suatu perawatan dianggap berhasil bila ligamen periodontium normal atau sedikit menebal (kurang dari 1mm), harusradioopak dimana radiolusensi di apeks hilang, lamina dura normal, tidak ada resorbsi, dan pengisian terbatas pada ruang saluran akar, padat mencapai kurang lebih 1 mm dari apeks. Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain adanya lesi periradikular sebelum dan sesudah perawatan, kualitas pengisian dan efektifitas penutupan bagian korona. (Friedman, 2002)

Transcript of Penyebab Utama Gagal PSA

Page 1: Penyebab Utama Gagal PSA

Dalam masa Perawatan Saluran Akar (PSA) gigi, adakalanya gigi mengalami rasa sakit, bisa

karena saraf pulpa belum seluruhnya mati, bisa juga karena pembersihan yang belum selesai.

Bila gigi mempunyai akar yang bengkok, maka tingkat kesulitan pembersihan saluran akar

lebih tinggi daripada saluran akar yang normal lurus. Belum lagi bila saluran akar utama

mempunyai cabang-cabang. Oleh karena itu PSA kadang bisa gagal.

Kriteria keberhasilan perawatan saluran akar menurut Quality Assurance Guidelines yang

dikeluarkan oleh American Associaton of Endodontics adalah tidak peka terhadap perkusi

dan palpasi, mobilitas normal, tidak ada sinus tract atau penyakit periodontium, gigi dapat

berfungsi dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi atau pembengkakan, dan tidak ada

keluhan pasien yang tidak menyenangkan. Berdasarkan gambaran radiografis, suatu

perawatan dianggap berhasil bila ligamen periodontium normal atau sedikit menebal (kurang

dari 1mm), harusradioopak dimana radiolusensi di apeks hilang, lamina dura normal, tidak

ada resorbsi, dan pengisian terbatas pada ruang saluran akar, padat mencapai kurang lebih 1

mm dari apeks. Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dilihat dari beberapa faktor antara

lain adanya lesi periradikular sebelum dan sesudah perawatan, kualitas pengisian dan

efektifitas penutupan bagian korona.

(Friedman, 2002)

Keberhasilan perawatan saluran ini dipengaruhi oleh preparasi dan pengisian saluran

akar yang baik, terutama pada bagian sepertiga apikal. Pengisian haruslah bersifat hermetis

(sempurna)

Bahan pengisi harus menutup seluruh saluran akar sampai ke apikal (seluruh panjang kerja).

Pengisiansaluran akar haruslah padat dan rapat, sehingga tak ada ruang – ruang kosong

dimanamikroorganisme dapat hidup di sana. Sebab-sebab terjadinya kegagalan tersebut dapat

dikatagorikan dalam tiga hal, yaitu(Tarigan,1994) :

1. Iritasi apikal oleh cairan jaringan yang terinfeksi pada saluran akar yang diisi tidak

hermetisadalah 63,46 %.

2. Kesalahan-kesalahan selama dilakukan perawatan, misalnya perforasi, pengisian

yang berlebih, instrumen patah, adalah 14,42 %.

3. Kesalahan pada waktu diagnosis, 22,12 %

Page 2: Penyebab Utama Gagal PSA

Kegagalan perawatan saluran akar yang dilihat secara klinis yang lazim dinilai adalah tanda

gejala klinis, yaitu:

1. Rasa nyeri baik secara spontan maupun bila kena rangsang.

2. Perkusi dan tekanan terasa peka.

3. Palpasi mukosa sekitar gigi terasa peka.

4. Pembengkakan pada mukosa sekitar gigi dan nyeri bila ditekan.

5. Adanya fistula pada daerah apikal.

(Friedman, 2002)

Friedman S., 2002, Orthograde Retreatment. Dalam: Walton RE, Torabinejad M (ed).

Principlesand Practice of Endodontics 3rd ed, Philadelphia: WB Saunders.:346-356.

Tarigan, R. 1994. Perawatan Pulpa Gigi (endodoti). Cetakan I, Jakarta : WidyaMedika