Penyebab Harga Minyak Dunia Terus Anjlok

8
Penyebab Harga Minyak Dunia Terus Anjlok Minyak mentah AS turun 52 sen ke US$62,52 per barel. Selasa, 9 Desember 2014, 12:24Rimba Laut Pipa minyak mentah di AS (Foto Ilustrasi)(REUTERS/Phil McCarten) VIVAnews - Harga minyak dunia merosot ke level terendahnya dalam lima tahun terakhir, dan anjlok di bawah US$66 per barel pada perdagangan Selasa 9 Desember 2014. Dikutip dari laman CNBC, ini melanjutkan tren pelemahan, setelah kemarin juga melemah sebanyak empat persen di tengah kekhawatiran akan pasokan minyak yang berlimpah. Tergelincirnya harga minyak dunia ini juga didorong oleh laporan terkait ekspektasi harga dari representasi Kuwait. Salah satu Eksekutif Perusahaan Minyak Nasional Kuwait, mengatakan bahwa harga minyak kemungkinan akan tetap di kisaran US$65 per barel selama enam hingga tujuh bulan ke depan. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, tercatat turun 43 sen menjadi US$65,76 per barel. Angka tersebut, merupakan yang terendah sejak bulan Oktober 2009.

description

ekonomi

Transcript of Penyebab Harga Minyak Dunia Terus Anjlok

Penyebab Harga Minyak Dunia Terus AnjlokMinyak mentah AS turun 52 sen ke US$62,52 per barel.Selasa, 9 Desember 2014, 12:24Rimba Laut

Pipa minyak mentah di AS (Foto Ilustrasi)(REUTERS/Phil McCarten)VIVAnews - Harga minyak dunia merosot ke level terendahnya dalam lima tahun terakhir, dan anjlok di bawah US$66 per barel pada perdagangan Selasa 9 Desember 2014.Dikutip dari laman CNBC, ini melanjutkan tren pelemahan, setelah kemarin juga melemah sebanyak empat persen di tengah kekhawatiran akan pasokan minyak yang berlimpah.

Tergelincirnya harga minyak dunia ini juga didorong oleh laporan terkait ekspektasi harga dari representasi Kuwait.

Salah satu Eksekutif Perusahaan Minyak Nasional Kuwait, mengatakan bahwa harga minyak kemungkinan akan tetap di kisaran US$65 per barel selama enam hingga tujuh bulan ke depan.

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, tercatat turun 43 sen menjadi US$65,76 per barel. Angka tersebut, merupakan yang terendah sejak bulan Oktober 2009.

Kemarin, Brent turun lebih tajam lebih dari empat persen, atau US$2,88 per barel dan berakhir di level US$66,19 per barel. Ini menjadi kerugian terbesar ketiga pada tahun buku 2014.

Sementara itu, minyak mentah AS turun 52 sen menjadi US$62,52 per barel, setelah sempat menyentuh level terendah pada Juli 2009, di level US$62,25 per barel. Sehari sebelumnya, minyak mentah AS menurun 4,2 persen atau US$2,79 dan ditutup pada level US$63,05 per barel.

Dengan kondisi demikian, dikabarkan sudah banyak perusahaan yang mulai membuat daftar pemotongan belanja untuk tahun depan. Misalnya, Conoco yang mengatakan akan memangkas pengeluaran sebesar 20 persen, atau sekitar US$3 miliar, sekaligus sebagai penurunan yang tertinggi sejauh ini dilakukan oleh perusahaan pengebor di AShttp://bisnis.news.viva.co.id/news/read/566690-penyebab-harga-minyak-dunia-terus-anjlok

Harga Minyak Dunia Terjerembab di US$63,05 Per BarelHarga minyak lesu sejak pekan lalu, setelah Arab Saudi memotong harga.dddSelasa, 9 Desember 2014, 07:20Sigit A. NugrohoFollow us on VIVAnews - Harga minyak dunia kembali anjlok ke posisi terendah selama lima tahun terakhir. Prediksi melimpahnya minyak akan bertahan hingga paruh pertama tahun depan, diduga jadi penyebabnya.Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah untuk pengiriman Januari turun US$2,79, atau 4,2 persen, di level US$63,05 per barel.Sementara itu, minyak mentah Brent, pengiriman Januari di ICE Exchange Futures London, turun US$2,88, atau 4,2 persen, di angka US$66,19 per barel. Patokan Eropa ini merupakan penutupan terendah sejak 29 September 2009.Sebagian analis masih bearish pada harga minyak. Adalah laporan terbaru tentang pengeboran Amerika Serikat (AS) dan ekonomi Jepang yang memukul sentimen pada perdagangan hari Senin, kata Tim Evans, seorang analis energi berjangka."Sebuah revisi produk domestik bruto (PDB) Jepang dan kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan di Tiongkok dan Zona Euro juga menekan sentimen pasar," Evans menambahkan dalam sebuah catatan Senin, atau Selasa 9 Desember 2014 waktu Indonesia, dikutip dari laman MarketWatch.Data perdagangan Tiongkok menunjukkan, pertumbuhan ekspor jatuh 4,7 persen pada bulan November, setelah kenaikan 11,6 persen pada bulan Oktober. Meskipun impor minyak Tiongkok pada November naik 7,9 persen dari tahun sebelumnya menjadi 25.410.000 ton. Tidak mampu dongkrak sentimen.

Morgan Stanley, dalam sebuah catatan tertanggal 5 Desember, memangkas proyeksi harga rata-rata minyak Brent pada tahun 2015, di level US$43 per barel pada kuartal kedua tahun depan.

"Tanpa intervensi oleh organisasi negara pengekspor minyak (OPEC), risiko pasar menjadi tidak seimbang. Kemungkinan, puncak kelebihan pasokan terjadi pada kuartal II-2015," kata analis Adam Longson dan Elizabeth Volynsky dalam sebuah catatan.

Sementara analis pasar komoditas dari BNP Paribas, Harry Tchilinguirian, meramalkan stok minyak dunia pada paruh pertama 2015 akan menjadi dua juta barel per hari dari semula 1,5 juta barel per hari.

Harga minyak sudah lesu sejak pekan lalu, setelah Arab Saudi memotong harga untuk pembeli di Asia dan AS.

Akhir pekan ini, Administrasi Informasi Energi AS, negara-negara OPEC dan Badan Energi Internasional akan mempublikasikan laporan bulanan mereka, memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai pasokan dan permintaan minyak global.http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/566581-harga-minyak-dunia-terjerembab-di-us-63-05-per-barel

Pengaruh Kebijakan OPEC Dalam Menentukan Harga Minyak Terhadap Negara-Negara Importir Minyal di EropaREP| 17 October 2010 | 12:25Dibaca:3199Komentar:20OPEC(Organization of the Petroleum Exporting Countries)merupakan organisasi negara-negara pengekspor minyak. OPEC didirikan 43 tahun yang lalu oleh lima negara yaitu; Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi dan Venezuela pada tanggal 14 September 1960. Lalu anggota OPEC bertambah 8 negara, Angola, Algeria, Ekuador, Indonesia, Libia, Uni Emirat Arab, Libia dan Nigeria. Namun Indonesia keluar dari OPEC pada tahun 2008 lalu. Negara-negara anggota OPEC memproduksi sekitar 40% dari output minyak dunia dan juga 15% gas alam[1].Dalam menentukan harga minyak mentah di pasar internasional OPEC memiliki model kartel untuk menentukan harga minyak di pasar dunia. Dalam model kartel biasanya pengawasan yang dilakukan berupa, menetapkan peraturan dan hukuman bagi anggotanya. Pengawasan yang dilakukan berupa pengawasan harga, output,diversifikasi produk, investasi dan pengumpulan keuntungan.Tujuan didirikan OPEC adalah untuk mengkoordinasi dan menyatukan kebijakan perminyak bagi setiap negara-negara anggota dan menjamin stabilisasi pasar minyak untuk mengamankan pasokan, efisiensi, ekonomi dan keteraturan suplai kepada konsumen minyak bumi, penghasilan yang tetap bagi produsen dan pengembalian modal yag adil bagi investor di industri minyak1.1Penentuan Harga Minyak Oleh OPECSebelum negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC melepas minyak untuk diperdagangkan di pasar internasional, OPEC akan melakukan rapat dewan direksi bersama dengan negara-negara anggotanya. Harga minyak mentah ditentukan oleh banyaknya jumlah permintaan, namun OPEC telah menentukan jumlah pembatasan kuota minyak yang akan diperdagangkan tiap harinya. OPEC untuk periode 2007-2008 OPEC telah memotong jumlah kuota pengiriman minyaknya sebesar USD 1,4 juta per barel dan yang terbaru pada akhir tahun 2008-2009 OPEC telah memangkas kuota minyaknya hingga USD 2,2 Juta barel per harinya[2]. Hal ini dikarenakan OPEC ingin memepertahankan harga minyaknya di pasar dunia dan juga untuk melindungi kepentingan kartelnya.1.2Impor Minyak di Negara-Negara EropaSejauh ini minyak merupakan komoditi utama pendapatan negara-negara anggota OPEC. Dalam sektor perekonomian dunia negara-negara anggota merupakan negara eksportir minyak yang terbesar untuk beberapa negara termasuk negara-negara di Eropa. Eropa adalah target pasar bagi negara-negara pengekspor minyak selain Amerika Serikat dan Cina. Mengapa demikian ? hal ini dikarenakan sebagian besar negara Eropa terutama negara di Eropa Barat adalah negara-negara maju yang memiliki sektor industri yang pesat. Negara-negara di Eropa mengimpor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Walaupun kuota yang dipasok oleh negara-negara pengekspor minyak tidak lah sebesar pasokan ke Amerika Serikat dan Cina namun pasar Eropa adalah target yang menguntungkan bagi negara eksportir minyak. Sejak terjadinya krisis minyak ditahun 1973, dimana negara-negara yang tergabung dalam OPEC menetapkan embargo minyak kepada negara Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Eropa Barat yang membantu serangan Israel ke Mesir dan Syiria. Pada krisis minyak ditahun 1973, membuat negara yang di embargo khususnya Amerika Serikat mengalami kerugian yang amat besar terutama dalam hal pendistribusian minyak. Hal ini menimbulkan sentimen negara-negara yang diembargo terhadap OPEC. Akibatnya pada tahun 1980 harga minyak mentah di pasar dunia mengalami penurunan. Pada masa perang teluk yang melibatkan Amerika Serikat, Irak dan Kuwait, harga minyak di dunia pun terus mengalami penurunan pada kisaran USD 15 per barel.Namun seiring dengan perkembangan dunia, dimana negara-negara di dunia berusaha untuk memajukan sektor industrinya sehingga permintaan akan pasokan minya di dunia makin hari- makin bertambah. Permintaan pasar dunia ini yang membuat harga minyak berangsur-angsur membaik dan terus melejit naik. Pada awal tahun 2004 harga minyak dunia sempat turun pada kisaran USD 35,9 per barel.Negara Eropa merupakan negara importir minyak, contohnya saja negara Inggris yang mengimpor minyak mentah dari Venezuela. Venezuela bukan hanya mengekspor ke Inggris namun ke sebagian besar negara Uni Eropa tersebut. Selain Venezuela, Arab Saudi pun mengekspor minyanya ke Eropa terutama Eropa Barat. Jika melihat adanya jumlah kuota yang dikirim ke negara-negara Eropa dengan jumlah sekitar 1.3 mb di tahun 2006 dan jumlah permintaan akan minyak mentah diperkirakan akan naik ditahun 2015 sebesar2 mb. Justru pernyataan yang mengatakan jumlah permintaan minyak di Eropa akan turun justru salah jika kita melihat kembali data yang di paparkan oleh OPEC[3].Naiknya harga minyak tidak menyulut pasar di Eropa untuk mengurangi jumlah kuota impor minyaknya. Kenaikan harga minyak yang diperkirakan akan mencapai USD 130 per barel tidak melemahkan permintaan minyak di pasar Eropa. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan dalam negeri sebagaimana telah diketahui negara di Eropa merupakan negara maju yang memiliki sektor industri yang berkembang dengan pesat.Sektor industri di negara-negara Eropa membutuhkan minyak untuk menjalankan kegiatan produksinya. Sehingga tidak adanya pengurangan jumlah kuota impor minyak yang dilakukan oleh negara-negara importirnya di Eropa. Contohnya adalah negara Inggris. Inggris menyatakan bahwa harga kenaikan minyak dunia membuat kekhawatiran tersendiri namun Inggris tidak berniat mengurangi kuota impor minyaknya dari negara-negara yang tergabung di OPEC. Itu dikarenakan Inggris telah melakukan kontrak dengan OPEC untuk meningkatkan kuota pasokan minyak ke negaranya.Negara-negara di Eropa merupakan negara pengimpor minyak bukanlah negara penghasil minyak, sehingga bagaimanapun negara-negara di Eropa akan terus membutuhkan pasokan minyak dari negara-negara importir minya (OPEC)http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/10/17/negara-negara-importir-minyak-di-eropa-292712.html