Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

45
ASKEB IV PATOLOGI KELOMPOK 5 POLTEKES YAPKESBI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak penyakit infeksi yang menyertai kehamilan dimana diantaranya adalah Toxoplasmosis, Hepatitis, UTI/ISK, HIV/AIDS dan Tifus Abdominalis dimana semuanya ini merupakan penyakit berbahaya yang harus diwaspadai saat kehamilan pada umumnya. Dengan berbagai macam cara penularan, faktor penularan dan media penularan yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang bidan yang terdidik dan terlatih kita harus bisa memahami dan mengerti tentang kegawadaruratan terhadap penyakit yang menyertai kehamilan tersebut pada ibu hamil, agar bisa diterapkan ke masyarakat jika turun ke dunia kerja dengan maksud mengurangai angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi dari penyakit yang membahayakan tersebut. B. Tujuan 1. Tujuan umum a. Mengupayakan derajat kesehatan yang lebih baik. b. Menjaga kualitas pemahaman tentang penyakit infeksi yang menyertai kahamilan c. Mampu untuk mengidentifikasi dan intervensi dini terhadap penyakit infeksi yang menyertai kehamilan. 2. Tujuan khusus 1 TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Transcript of Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

Page 1: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak penyakit infeksi yang menyertai kehamilan dimana diantaranya adalah Toxo-

plasmosis, Hepatitis, UTI/ISK, HIV/AIDS dan Tifus Abdominalis dimana semuanya ini

merupakan penyakit berbahaya yang harus diwaspadai saat kehamilan pada umumnya.

Dengan berbagai macam cara penularan, faktor penularan dan media penularan yang

sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari.

Sebagai seorang bidan yang terdidik dan terlatih kita harus bisa memahami dan

mengerti tentang kegawadaruratan terhadap penyakit yang menyertai kehamilan terse-

but pada ibu hamil, agar bisa diterapkan ke masyarakat jika turun ke dunia kerja dengan

maksud mengurangai angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi dari penyakit yang

membahayakan tersebut.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

a. Mengupayakan derajat kesehatan yang lebih baik.

b. Menjaga kualitas pemahaman tentang penyakit infeksi yang menyertai kahamilan

c. Mampu untuk mengidentifikasi dan intervensi dini terhadap penyakit infeksi yang

menyertai kehamilan.

2. Tujuan khusus

Mengerti apa itu penyakit infeksi yang menyertai kehamilan khususnya Toxoplasmo-

sis, ISK, Hepatitis, HIV/AIDS, dan Tifus Abdominalis dari materi pelajaran yang ada.

C. Rumusan Masalah

1. Apa penyakit yangmenyertai kehamilan, khususya Toxoplasmosis, ISK, Hepatitis,

HIV/AIDS, dan Tifus Abdominalis.

2. Pengaruh infeksi Toxoplasmosis, ISK, Hepatitis, HIV/AIDS, dan Tifus Abdominalis

pada kehamilan.

3. Intervensi dan pencegahan seperti apa yang bisa dilakukan oleh bidan.

1

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 2: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

D. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan dan penyusunan makalah “Toxoplasmosis, ISK, Hepatitis, HIV/AIDS,

dan Tifus Abdominalis yang menyertai kehamilan” ini terdiri dari beberapa bagian BAB,

yaitu :

1. BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang dan tujuan pembuatan makalah ini

serta sistematika penulisan.

2. BAB II PEMBAHASAN, berisi tentang definisi, etiologi, patofisiologi, pengaruh pada

ibu dan janin serta pencegahan dan penatalaksanaan dari penyakit infeksi Toxoplas-

mosis, ISK, Hepatitis, HIV dan Tifus abdominalis..

3. BAB III PENUTUP berisi tentang kesimpulan.

4. Daftar Pustaka.

2

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 3: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Toxoplasmosis

1. Definisi

Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang dise-

babkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis

hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa. Toxoplasma merupakan para-

sit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia.

2. Etiologi

Penyebab Toxoplasmosis ini Parasit Toxoplasma gondi dengan kontaminasi para-

sit Toxoplasma dapat masuk ke dalam tubuh Anda dalam berbagai cara.

Pertama, secara tidak sengaja menelan tinja kucing yang di dalamnya terdapat

telur toxoplasma. Cara ini banyak tidak disadari, misalnya menyetuh mulut den-

gan tangan yang telah terkontaminasi seperti sehabis berkebun, membersihkan

tempat makan kucing atau barang-barang lain yang sudah terkontaminasi.

Kedua, parasit ini juga dapat masuk jika mengkonsumsi daging hewan yang telah

terkontaminasi dan tidak dimasak secara matang. Bentuk kista dari parasit ini da-

pat masuk bersama daging hewan tadi.

Ketiga, cara masuk yang lain mungkin lewat air yang telah terkontaminasi. Dan

yang jarang, jika menerima transpantasi organ atau transfusi darah dari donor

yang telah terkontaminasi.

Kucing adalah satu-satunya hewan yang dapat menularkan toksoplasma lewat ko-

toran. Ketika kucing memakan daging mentah mangsanya atau terkena kotoran

kucing lainnya yang sudah terinfeksi, kuman toksoplasma akan masuk melalui

mulut atau lidahnya sewaktu membersihkan diri. Setelah berkembang biak di

dalam tubuh kucing tersebut, kuman toksoplasma akan mengeluarkan benih

(oosit) melalui kotoran.

Dalam satu kali buang kotoran, kucing yang terinfeksi dapat mengeluarkan jutaan

benih toksoplasma yang hanya bisa dilihat melalui mikroskop. Benih tersebut

3

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 4: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

akan menjadi dewasa setelah 24 jam dan terus bertahan hidup di tanah, pasir

atau kotoran hingga 18 bulan. Sumber penularan lainnya adalah sayuran/buah

yang dicuci kurang bersih, air dan susu segar yang terkontaminasi.

3. Manifestasi Klinis

Penderita Toxoplasmosis akut pada umumnya tidak merasakan sakit yang

menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi. Gejala klinis yang muncul mirip den-

gan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya, yaitu :

Demam

Pembesaran kelenjar limfa dileher bagian belakang tanpa rasa sakit

Sakit kepala

Rasa sakit di otot

Lesu / lemas

Gejala ini biasanya sembuh secara spontan ( Frenkle 1990 ). Strickland (1991)

melaporkan 89% penderita toxoplasma akut mengalami gejala klinis berupa demam,

84% sakit kepala dan pembesaran kelenjar limfa, 60% sakit di otot, 54% leher kaku

dan tidak nafsu makan, 20% dengan bercak- bercak merah dikulit, 24% sakit disendi

dan 11% dengan radang hati.

4. Implikasi toxoplasma terhadap kehamilan

Hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia, ditemukan lebih dari 80% positif

terhadap toxoplasma pada placenta bayi yang mengalami keguguran. Hasil yang

cukup menunjukan hubungan antara infeksi toxoplasma dan keguguran .

Toxoplasma bisa melewati barier placenta. Janin yang terserang toxoplasma ke-

mungkinan akan mengalami abortus, IUFD, IUGR, prematuritas, hidrosefalus, mikro-

oftalmia (ukuran mata yang kecil), choriorenitis (radang pada retina mata), kebutaan,

tuli, lesi otak, serta kerusakan organ yang luas.

Berat ringannya gejala tergantung dari kapan ibu hamil terinfeksi, semakin

muda usia kehamilan, semakin berat gejala yang akan dialami janin karena pada awal

kehamilan terjadi pembentukan organ yang dilanjutkan dengan pematangan organ

sampai bayi tersebut lahir. Tetapi 90% dari bayi yang terinfeksi tidak menimbulkan

gejala apa-apa (asimptomatik) pada saat bayi itu dilahirkan.

4

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 5: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

5. Pencegahan Toksoplasmosis

a. Vaksinasi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo dan herpes virus) sebelum

kehamilan.

b. Masak daging dengan matang. Gunakan ukuran termometer bila memanggang

dalam oven hingga mencapai derajat celcius. Bila tidak menggunakan ukuran

suhu, yakinkan bahwa daging telah masak seluruhnya (tidak ada lagi yang masih

berwarna kemerahan).

c. Hindari minum susu mentah yang tidak dipasteurisasi, atau telur setengah

matang.

d. Cuci bersih/kupas buah-buahan dan sayuran-sayuran yang dimakan mentah.

e. Cuci kembali peralatan masak, piring, pisau dan tangan dengan sabun setelah di-

pakai mengolah daging mentah.

f. Hindari air yang terkontaminasi. Minumlah dari sumber yang jelas aspek kebersi-

hannya, jangan sembarangan.

g. Jangan memelihara atau mendekati kucing ketika sedang hamil.

Bila tetap memutuskan untuk memelihara kucing:

Biasakan agar binatang tersebut membuang kotoran di tempat yang disedi-

akan dan segera buang kotorannya ke tempat yang aman. Benih toksoplasma

(oosit) tidak berbahaya sebelum 24 jam, jadi sebaiknya jangan ditunda-tunda.

Gunakan sarung tangan yang langsung dibuang dan cuci bersih tangan setelah

melakukannya.

Beri makanan yang masak atau catfood, jangan biarkan kucing berkeliaran di

luar dan mencari makan sendiri.

Jauhkan kucing dari dapur dan meja makan

Selalu cuci tangan setelah memegang kucing

Namun demikian, tidak semua kucing berpotensi menularkan toxoplasma, tapi

hanya kucing atau hewan lain yang menderita toxoplasma yang menjadi sumber

5

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 6: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

penyakit. Bergaul, memelihara dan memiliki kucing yang sehat tidak akan menye-

babkan sakit.

6. Penanganan Khusus

Konseling tentang infeksi toxoplasma, resiko terhadap fungsi reproduksi dan

janin.

Pengobatan rawat jalan di rumah sakit atau dokter spesialis kandungan dan

penyakit dalam.

Terapi spiramisin atau terapi pitimethamin dan sulfonamide setelah kehamilan 14

minggu.

Evaluasi kondisi antigen dan immunoglobulin anti toksoplasma.

Upayakan persalinan pervaginam dan jika terjadi CPD karena hidrosefalus,

lakukan alternative persalinan lain.

B. Infeksi Saluran Kemih

1. Definisi

Infeksi saluran kemih adalah bakteri infeksi yang mempengaruhi bagian manapun

dari saluran kemih. Meskipun urine mengandung berbagai cairan, garam, dan pro-

duk-produk limbah, tidak biasanya memiliki bakteri di dalamnya. Ketika bakteri ma-

suk ke dalam kandung kemih atau ginjal dan berkembangbiak dalam urine, mereka

dapat menyebabkan ISK.

Infeksi saluran kemih dapat terjadi mulai infeksi pada kaliks renalis sampai meatus

uretrha. Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik pertama pada wanita

hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami ( paling sedikit ) satu kali serangan akut infeksi

saluran kemih selama hidupnya. Akibat infeksi ini dapat mengakibatkan masalah

pada ibu dan janin. Status sosioekonomi dan kelemahan ( mal nutrisi , defesiensi gizi,

anemia ) erat katannya dengan peningkatan insidensi infeksi saluran kemih. Sebagian

besar infeksi tersebut adalah asimptomatik, angka kejadiannya pada wanita hamil

adalah 5% - 6% dan meningkat menjadi 10% pada golongan resiko tinggi.

6

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 7: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

2. Etiologi

Escherichia coli dan Klebsiela Enterobakter (85% - 90%)

Aktivitas Seksual

Kateter urine

Berdiamnya Kateter urin meningkatkan risiko ISK. Staphylococcus epidermidis

adalah organisme yang paling umum. Cermat teknik aseptik atau penggunaan

catherterization intermitent bukannya catherter berdiamnya dapat menurunkan

risiko tersebut.

3. Jenis ISK

a. Bakteriuria asimptomatik

1) Definisi

Bakteriuria asimptomatik yaitu ditemukannya bakteri sebanyak > 100.000 per

ml air seni dari sediaan air seni (mid stream) tanpa ada gejala yang berarti.

2) Etiologi

Jenis bakteri yang ditemukan :

a) Eschericia Coli (60%)

b) Proteus mirabilis

c) Klebsiella pneumonia

d) Streptoccus grup B

3) Penilaian klinik

Semua wanita hamil sebaik nya dilakukan pemeriksaan laboratorium

urine. Secara mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit, sejumlah

eritrosit, bakteri pada spesimen urine. Untuk menghindari kontaminasi,

spesimen pemeriksaan diambil dari aliran tengah ( mid-stream ) setelah

daerah genetalia eksterna di cuci terlebih dahulu.

Bakteri uria asimptomatik pada umumnya tampak gejala-gejala klinis yang

dapat dijadikan petunjuk adanya gangguan pada sistem urinaria.

Penganan

Berkaitan dengan adanya pengurangan insidensi ISK akut pada

pengobatan bakteriuria asimptomatik maka para ahli menganjurkan untuk 7

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 8: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

memberikan terapi anti biotika. Beberapa kajian terapi antibiotika untuk

bakteri uria asimptomatik,adalah ;

Terapi antibiotika untuk pengobatan bakteri uria asimptomatik, biasanya

diberikan untuk jangka waktu 5 - 7 hari secara oral.sebagai kontrol hasil

pengobatan, dapat dilakukan pemeriksaan ulangan biakan bakteriologik

air kemih.

4) Prognosis

Bila BA tidak diterapi dengan baik maka 20% ibu hamil akan menderita sistitis

akut atau pielonefritis akut pada kehamilan lanjut.

b. Sistitis

1) Definisi

Sistitis mencakup 0,3% hingga 2% dai keseluruhan kasus ISK.

Sisanya atau sebagain besar kasus, baru terdeteksi pada penapisan

selanjutnya

2) Etiologi

Eschericia Coli (60%)

Proteus mirabilis

Klebsiella pneumonia

Streptoccus grup B

3) Manifestasi klinis

Hampir 95% infeksi terbatas pada kandung kemih dan sebagian besar wanita

hamil dengan sistitis mengeluh nyeri pada daerah supra simfisis atau nyeri

saat berkemih (disuria). Gejala dan tanda lain yang sering dijumpai adalah:

Frekuensi berkemih meningkat tetapi jumlahnya sedikit sehingga

menimbulkan rasa tidak puas atau tuntas.

Air kemih berwarna lebih gelap dan pada saat serangan akut , kadang-

kadang berwarna kemerahan.

Pada penekanan supra simfisis , akan terasa nteri lokal yang juga

menyebar ke daerah lipat paha. Prosedur pemeriksaan ini juga

menyebabkan pasian seperti ingin berkemih.

8

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 9: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Secara mikroskopik, tanpa peningkatan jumlah lekosit, sejumlah eritrosit,

bakteri pada spesimen urine.

Untuk menghindari kontaminasi, spesimen pemeriksaan diambil dari

aliran tengah (mid-stream) setelah daerah genitalia externa dicuci terlebih

dahulu.

Hasil biakan bakteriologis air kemih, umumnya memberikan hasil

yang positif. Sering kali dijumpai piuria atau hematoria (gross

hematuria)

4) Pengaruh pada ibu dan janin

5) Penatalaksanaan

Umumnya dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien dianjurkan untuk

banyak minum.

Atur frekuensi berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri, spasme dan

rangsangan untuk selalu berkemih (tetapi dengan jumlah urine yang

minimal. Makin sering berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah

.

Hanya ibu hamil yang mengeluh nyeri hebat disertai dengan hematuria,

memerlukan perawatan dan observasi ketat.

Terapi antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatan bakteri uria

asimptomatik. Apabila antibiotika tunggal kurang memberikan manfaat ,

berikan antibiotika kombinasi. Kombinasi tersebut dapat berupa jenis

obatnya ataupun cara pemberiannya, misalnya amoxilin 4x250mg peroral,

digabung dengan gentamisin 2x80mg secara intramuskuler selama 10-14

hari. 2 hingga 4 minggu kemudian dilakukan penilaian laboratorium untuk

evaluasi pengobatan.

Hampir 25% pasien yang pernah mengalami sistitis, akan mengalami

infeksi ulangan sehingga perlu diberikan konseling untuk upaya propilaksis

dan kunjunga ulang apabila timbul kembali gejala sistitis. Untuk

pencegahan infeksi berulang berikan nitrovurantoin 100mg/hari setiap

malam sampai sesudah 2 minggu pospartum.

Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan

bakteriologik air kemih, sebagai langkah antisipatip terhadap infeksi ulang.9

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 10: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

c. Pielonefritis

1) Definisi dan etiologi

Sekitar 1%sampai 2% wanita hamil, mengalami pielonefritis akut. Kondisi ini

merupakan masalah utama saluran kemih pada wanita hamil. Dua pertiga

kasus pielonefritis akut, didahului oleh bakteriuria asimptomatik. Pielonefritis

sangat berkaitan dengan stasis aliran air kemih akibat perubahan-perubahan

sistem saluran kemih selama kehamilan. Dilatasi ureter terjadi akibat

pengaruh hormon (progsteron) dan obstruksi mekanik relatif akibat

pembesaran uterus.

Dari keseluruhan kasus pielonefritis akut, 9% terjadi pada trimester pertama,

46% pada trimester kedua dan 45% pada trimester ketiga.

2) Manifestasi klinis

Pielonefritis akut ditandai dengan gejala demam menggigil, mual, dan

muntah, nyeri pada daerah kostovertebra atau pinggang. Sekitar 85% ka-

sus, suhu tubuh melebihi 38ᵒc dan sekitar 12%, suhu tubuhnya diatas

40ᵒc. Sering disertai mual, muntah dan anoreksia.

Nyeri costovertebra atau pinggang terjadi pada bagian kanan (54%) kedua

sisi (27%) dan bagian kiri(16%).

Pemeriksaan air kemih menunjukan banyak sel-sel lekosit dan bakteri.

Hasil biakan menunjukan banyak koloni mikroorganisme patogen.

Lakukan pemeriksaan biakan spesimen urine dan lakukan uji resistensi.

Bila hasil biakan tidak banyak menunjukan koloni atau tidak dijumpai bak-

teri patogen tetapi gejala klinis pileoneritis sangat nyata, tanyakan kapan

pasien telah menggunakan antibiotika.

3) Pengaruh pada ibu dan janin

4) Penatalaksanaan

Wanita hmil dengan pielonefritis arus dirawat inapkan karena penderita

sering menglamai mual dan muntah , mereka umumnya datang dalam

keadaan dehidrasi:

10

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 11: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Bila penderita datang dalam keadaan syok lakukan tindakan yang sesuai

untuk mengatasi syok tersebut . segera lakukan pemasangan infus

restorasi cairan dan pemberian medicamentosa. Pantau tanda vital

deuresis secara berkala.

Bila terjadi ancaman partu prematurus, lakukan pemberian antibiotika

seperti yang telah diuraikan diatas dan penatalaksanaan partu

prematurus.

Lakukan pemeriksaan urinarisis dan biakan ulangan.

Terapi antibiotika sebaikanya diberikan secara intravena. Amfisilin ukan

merupakan pilihan utam karena seagian besar mikroorganisme penyebab

terbukti resistensi terhadap antibiotika jenis ini.

Walaupun golongan amioglikosida cukup efektif tetapi pemberiannya

harus denan memperatikan kemampuan ekskresi kreatinin (creatinine

clearance) karena pada pielonefritis akut, sering terjadi gangguan fungsi

ginjal secara temporer.

Terapi kombinasi antibiotika yang cukup efektif, adalah gabungan

sefoksitin 1-2g IV dan gentamisin 2 x 80 mg.

Bila setelah penganan yang adekuat dalam 48 jam pertama, ternyata

sebagian gejala masih ada, pertimbangkan kemungkinan mikroorginesme

resisten terhadap antibiotika yang diberikan, nefrolitiasis, abses perinefrik

atau obstruksi sekunder akibat kehamilan .

C. Hepatitis

1. Defenisi

Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang

berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung

lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.

Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama

dengan wanita tidak hamil pada usia yang sama. Beberapa peneliti mengatakan

bahwa di negara sedang berkembang, wanita hamil lebih mudah terkena hepatitis

11

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 12: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

virus, hal ini erat hubungannya dengan keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang ku-

rang baik.

2. Etiologi

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus

hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lain-

nya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus.

Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

Adapun jenis-jenis Hepatitis yaitu :

a. Virus hepatitis A

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat

buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah

yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

b. Virus hepatitis B

Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui

darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat

yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik

heteroseksual maupun pria homoseksual).

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi se-

lama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang mem-

bawa virus hepatitis B.

c. Virus hepatitis C

Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis

C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum

bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan

yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita

hepatitis C. Resikonpada ibu hamil yaitu fatty lever dan subklinikal hepatitis pada

bayi.

d. Virus hepatitis D

12

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 13: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini

menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi

terhadap virus ini adalah pecandu obat.

e. Virus hepatitis E

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang

hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

f. Virus hepatitis G

Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.

g. Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :

Virus Mumps

Virus Rubella

Virus Cytomegalovirus

Virus Epstein-Barr

Virus Herpes

3. Manifestasi Klinis

a. Demam tinggi yang menetap hingga 2 minggu yang diikuti ikterus

b. Penyakit ini biasanya memberikan keluhan mual, muntah, anoreksia, demam

ringan, mata kuning.

c. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan hepatomegali, sedangkan

splenomegali hanya ditemukan pada 20–25% penderita.

d. Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan gambaran kerusakan parenkim

hati. Bilirubin serum meningkat, demikian pula, transaminase serum.

e. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan nekrosis sel hati sentrilobuler, infiltrasi

sel radang di segitiga portal, sedangkan kerangka retikulin masih baik.

4. Penatalaksanaan

Pengelolaan secara konservatif adalah terapi pilihan untuk penderita hepatitis

virus pada kehamilan.

13

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 14: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala ikterus hilang dan biliru-

bin serum menjadi normal.

Pengaturan diet penderita dengan prinsip rendah lemak tinggi karbohidrat tinggi

protein. Rehidrasi yang adekuat.

Obat hepatotoksik harus dihindari, termasuk alkohol dan obat-obatan yang diek-

skresi dan dikonjungasi di hati. Obat-obatan yang hepatotoksik antara lain adalah

klorpromasin, derivat fenotiasin, eritromisin estolat, PAS, halotan, klorpropamid,

thiourasil, dan nitrofurantoin.

Bila diduga akan terjadi perdarahan pasca persalinan karena defisiensi faktor

pembekuan darah, perlu diberikan Vitamin K ,curcuma rhizoma dan transfusi

plasma. Keseimbangan cairan dan elektrolit harus diperhatikan.

Hepatitis virus pada kehamilan bukan menampakan indikasi untuk tindakan ter-

minasi kehamilan, dan tindakan anestesi serta pembedahan akan menambah

morbiditas dan mortalitas penderita.

5. Pengaruh Hepatitis

Pengaruh hepatitis virus pada ibu hamil adalah meningkatkan angka kejadian

abortus, partus prematums, dan perdarahan. Risiko bagi janin dalam kandungan

adalah prematurus, kematian janin dan penularan hepatitis virus. Kelainan kongenital

pada janin belum pernah dilaporkan. Transmisi virus hepatitis dari ibu ke anak dapat

terjadi transplasental, melalui kontak dengan darah atau tinja ibu waktu persalinan,

kontak yang intim antara ibu dan anak setelah persalinan, atau melalui air susu ibu.

Beberapa teori lain yang menjelaskan mekanisme penularan virus perinatal adalah:

a. Adanya kebocoran plasenta yang menyebabkan tercampurnya darah ibu dengan

darah fetus.

b. Tertelannya cairan amnion yang terinfeksi.

c. Adanya abrasi pada kulit selama persalinan yang menjadi tempat masuknya virus.

d. Tertelannya darah selama persalinan.

e. Penularan melalui selaput lendir.

Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B akut maupun kronik, perlu diberi pen-

gobatan imunoprofilaksis. Terhadap bayi baru lahir dari ibu penderita hepatitis virus 14

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 15: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

B, imunisasi pasif dengan menggunakan Immunoglobulin Hepatiti B (HBIG) diberikan

untuk mendapatkan antibodi secepat nya guna memerangi virus hepatitis B yang ma-

suk; selanjutnya disusul dengan imunisasi aktif dengan memakai vaksin.

HBIG diberikan selambat-lambatnya 24 jam pasca persalinan, kemudian vaksin

Hepatitis B diberikan selambat-lambatnya 7 hari pasca persalinan. Dianjurkan HBIG

dan'vaksin Hepatitis B diberikan segera setelah persalinan (masing-masing pada sisi

yang berlawanan) untuk mencapai efektivitas yang lebih tinggi. Dosis HBIG yang dian-

jurkan adalah 0,5 ml IM waktu lahir sedangkan untuk vaksin dari MSD misalnya

diberikan 10 ug (0,5 ml) i.m. bulan 0,1 dan 6 atau vaksin dari Pasteur 5 ug (1 ml)

bukan 0, 1, 2 dan 12.

D. HIV/ AIDS

1. Definisi

HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang

sistem kekebalan tubuh manusia. Bila virus HIV tersebut menjadi tak terkendali dan

telah menyerang tubuh dalam jangka waktu lama maka infeksi virus HIV tersebut da-

pat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Virus HIV berbahaya bagi tubuh karena menyerang sistem kekebalan tubuh, se-

hingga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan virus, bakteri dan jamur

yang menyebabkan penyakit infeksi. HIV menyebabkan tubuh menjadi rentan untuk

terkena beberapa jenis kanker & infeksi yang biasanya secara normal dapat dilawan

oleh kekebalan tubuh misalnya infeksi pneumonia & meningitis.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunologi Deficiency Syndrome yang

merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh

makhluk hidup. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS.

Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk

dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini

tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus

HIV penyebab penyakit AIDS.

15

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 16: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

HIV merusak sel darah putih yang berperan penting dalam menjaga kekebalan

tubuh. Dengan berkurangnya jumlah sel darah putih yang sehat, kekebalan tubuh

akan menurun. Dengan menrunya kekebalan tubuh, penyakit yang ringan untuk

orang lain, dapat menimbulkan kematian bagi orang yang terinfeksi HIV AIDS.

2. Penularan HIV AIDS

HIV/ AIDS dapat ditularkan oleh seseorang yang terinfeksi HIV dan penderita

AIDS. Kemungkinan terbesar penularan berasal dari pengidap HIV masi terlihat sehat.

Ada beberapa cara penularan HIV/ AIDS diantaranya :

a. Hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV.

Umumnya HIV terdapat pada darah, sperma dan cairan vagina. Bila salah satu

dari pasangan yang melakukan hubungan seksual itu terinfeksi HIV, maka virus

mematikan ini akan menular melalui luka kecil yang terjadi saat bersenggama.

Berhubungan seksual satu kali saja dengan orang terinfeksi HIV, fatal akibatnya.

Laki laki atau perempuan, sama resikonya. Hubungan seksual yang dilakukan

pada masa menstruasi memperbesar kemungkinan seseorang terinfeksi HIV. Ter-

bukanya pembuluh darah, memudahkan masuknya HIV kedalam tubuh.

b. Transfusi darah yang telah tercemar HIV.

Darah yang mengandung HIV secara otomatis akan mencamari darah pasien/

penerima. Bila hal ini terjadi, pasien secara langsung terinfeksi HIV.

c. Menusuk /menggores tubuh dengan alat yang tercemar HIV.

Jarum suntik, alat tindik, jarum tato, atau pisau cukur menjadi media penularan

HIV, bila sebelumnya digunakan oleh pengidap HIV. Virus yang tertinggal pada

alat - alat tersebut akan masuk ke aliran darah yang memakainya. Karenanya, bi-

asakan memekai jarum suntik, alat tindik, jarum tato atau pisau cukur sekali

pakai.

d. Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya.

Ibu yang mengidap HIV, menularkan virus melalui plasenta selama masa kehami-

lan. Penularan bisa juga terjadi melalui pelukaan pada saat persalinan.

16

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 17: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Resiko penularan dari ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang di kan-

dungnya pada masa persalinan biasanya terjadi karena : adanya tekanan pada

plasenta sehingga terjadi sedikit pencampuran antara darah ibu dengan darah

bayi ( lebih sering terjadi jika plasenta mengalami radang/ infeksi ), bayi terpapar

darah & lendir serviks pada saat melewati jalan lahir atau karena bayi kemungki-

nan terinfeksi akibat menelan darah & lendir serviks pada saat resusitasi ( saat ke-

hamilan/ barier plasenta 10%, proses melahirkan 60%, dan pemberian ASI 30%).

3. Gejala Infeksi HIV/ AIDS

Infeksi akut : flu selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah selama

1-2 minggu. Bisa disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti: bisul dengan bercak

kemerahan (biasanya pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal, Sakit kepala, sakit

pada otot-otot, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, diare (mencret),

mual-mual, maupun muntah-muntah.

Infeksi kronik : tidak menunjukkan gejala. Mulai 3-6 minggu setelah infeksi sam-

pai 10 tahun.

Sistem imun berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4 turun dibawah 200/ml

dan penderita masuk dalam fase AIDS.

Gejala-gejala AIDS diantaranya : selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar

pada leher atau lipatan paha, panas yang berlangsung lebih dari 10 hari, keringat

malam, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, bercak

keunguan pada kulit yang tidak hilang-hilang, pernafasan pendek, diare berat

yang berlangsung lama, infeksi jamur (candida) pada mulut, tenggorokan, atau

vagina dan mudah memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.

4. Etiologi

Seperti halnya penanggulangan penyakit pada umumnya, usaha pertama yang

selalu harus diusahakan adalah mencari penyebab resiko transmisi HIV antara ibu

dan anak.

Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi transmisi HIV antara ibu dan anak:

Faktor ibu

Faktor kebiasaan

17

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 18: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Faktor obstetri

Faktor viral

Status kekebalan:

Risiko MTCT meningkat dengan tingkat keparahan defisiensi imun. Perempuan

dengan jumlah CD4 rendah (<200> partikel viral 50.000 atau lebih / ml).

5. Cara mencegah HIV/AIDS

a. Jangan melakukan hubungan sesk dengan pasangan yang anda tidak ketahui kon-

disi kesehatannya.

b. Hindari berganti-ganti pasangan seksual.

c. Gunakanlah kondom dalam melakukan hubungan seks, jika salah satu atau kedu-

anya terinfeksi HIV

d. ika membutuhkan transfusi darah, mintalah kepastian bahwa darah yang akan di-

terima bebas HIV

e. Gunakan alat suntik sekali pakai

f. Hindari mabuk-mabukan dan narkotik yang membuat Anda lupa diri.

g. Sebelum anda memeriksakan diri, konsultasilah terlebih dahulu kepada konselor

atau tenaga kesehatan yang berpengalaman.

h. Ketahui dan pahami pengertian HIV/AIDS, faktor resiko dan cara penularan, intro-

speksi diri dan cara pencegahannya.

i. Apabila anda sudah yakin dan siap menerima segala resiko dan test HIV, silahkan

periksa.

j. Pilihlah pemeriksaan tanpa identitas untuk menjaga kerahasiaan anda.

k. Test HIV dapat dilakukan dirumah sakit atau laboratorium kesehatan yang

melayani Test HIV sesuai rujukan dari konselor anda (Tempat konsultasi dapat dil-

ihat pada brosur ini)

l. Konsultasikan kembali hasil tes tersebut dan minta penjelasan arti dari hasil tes

tersebut kepada konselor atau tenaga kesehatan yang berpengalaman.

6. Penatalaksanaan

18

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 19: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

a. Konseling dan tes hiv sukarela

Penatalaksanaan konseling dan tes HIV sukarela untuk pencegahan penularan HIV

dari ibu ke bayi mengikuti Pedoman Nasional Konseling dan Tes HIV Sukarela. Tes

HIV dilakukan kepada semua ibu hamil (routine HIV testing) di seluruh rumah

sakit rujukan Odha yang telah ditetapkan pemerintah. Ibu hamil menjalani kon-

seling dan diberikan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk

menjalani tes HIV atau tidak.

Manfaat untuk perempuan mengetahui status HIV-nya mencakup kemampuan

untuk membuat informasi pilihan tentang pemberian makanan bayi, perawatan

bagi ibu dan anak, peluang untuk mengakhiri kehamilan sesuai indikasi dan

hukum, dan kemampuan untuk membuat keputusan tentang aktivitas seksual

dan kesuburan untuk selanjutnya. VCT (Voluntary Counseling and Testing) juga

mengedepankan adanya keterbukaan, penerimaan atas HIV positif.

b. Pemberian obat antiretroviral

Protokol pemberian obat antiretroviral (ARV) untuk ibu hamil HIV positif

mengikuti Pedoman Nasional Pengobatan ARV di Indonesia. Pemerintah menye-

diakan ARV untuk ibu hamil HIV positif secara gratis untuk mengurangi risiko

penularan HIV ke bayi. Pemerintah juga menyediakan ARV secara gratis untuk tu-

juan pengobatan jangka panjang jika ibu atau anaknya telah membutuhkan ARV

untuk mempertahankan kualitas fisiknya.

Terapi antiretroviral (ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa obat.

Karena HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat antiretroviral

(ARV). ARV tidak membunuh virus itu. Namun, ART dapat memperlambat per-

tumbuhan virus. Waktu pertumbuhan virus diperlambat, begitu juga penyakit

HIV.

Ibu HIV-positif dapat mengurangi risiko bayinya tertular dengan: pakai obat an-

tiretroviral (ARV) jaga proses kelahiran tetap singkat waktunya hindari menyusui

Penggunaan ARV: Risiko penularan sangat rendah bila terapi ARV (ART) dipakai.

Angka penularan hanya 12 persen bila ibu memakai ART. Angka ini kurang-lebih 4

19

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 20: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

persen bila ibu memakai AZT selama enam bulan terahkir kehamilannya dan

bayinya diberikan AZT selama enam minggu pertama hidupnya.

c. Pemberian makanan bayi

Ibu hamil HIV positif perlu mendapatkan konseling sehubungan dengan kepu-

tusannya untuk menggunakan susu formula ataupun ASI eksklusif.

Untuk mengurangi risiko penularan HIV melalui pemberian ASI, ibu HIV positif

bisa memberikan susu formula kepada bayinya.

Pada daerah tertentu dimana pemberian susu formula tidak memenuhi per-

syaratan AFASS dari WHO (Acceptable = mudah diterima, Feasible = mudah

dilakukan, Affordable = harga terjangkau, Sustainable = berkelanjutan, Safe =

aman penggunaannya), maka ibu HIV positif dianjurkan memberikan ASI ek-

sklusif hingga maksimal tiga bulan atau lebih pendek jika susu formula

memenuhi AFASS sebelum tiga bulan.

Setelah usai pemberian ASI eksklusif, bayi hanya diberikan susu formula dan

menghentikan pemberian ASI.

Sangat tidak direkomendasikan pemberian makanan campuran (mixed feed-

ing) untuk bayi dari ibu HIV positif, yaitu ASI bersamaan dengan susu formula

dan makanan/minuman lainnya.

Untuk program pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi, pemerintah

menyediakan susu formula generik secara gratis kepada ibu hamil HIV positif

jika susu formula memenuhi AFASS.

Susu formula generik tersebut disimpan di pusat, dan didistribusikan secara

rutin sesuai dengan kebutuhan daerah. Depot di daerah difungsikan untuk

menyimpan susu formula. Pengadaan susu formula harus terpusat untuk

menjamin ketersediaan susu formula generik dan mencegah terjadinya pro-

mosi susu formula terhadap ibu yang HIV negatif.

d. Intervensi untuk mencegah transmisi hiv ibu-ke-anak

Ada berbagai intervensi yang telah terbukti atau disarankan untuk mengurangi

MTCT (Mother to child transmission).

1) Intervensi kebiasaan

20

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 21: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Mencegah infeksi HIV di kalangan perempuan, dan laki-laki, usia produktif

adalah metode terbaik untuk mengurangi kemungkinan MTCT.

Infeksi HIV baru selama kehamilan (dan menyusui) dapat meningkatkan

viraemia HIV yang akan meningkatkan risiko MTCT Wanita hamil harus

disarankan aktivits seksual yang lebih aman, termasuk konsisten pada

penggunaan kondom.

Pengobatan yang efektif dari setiap STD (Sexual Transmitted Disease) dan

infeksi kelamin lainnya akan mengurangi kemungkinan infeksi plasenta

(Chorio-amnionitis) dan mengurangi risiko MTCT.

2) Intervensi Therapeutic

Nutrisi suplemen:

Suplemen gizi (besi, folat, multivitamin dan vitamin A) harus secara rutin

diberikan dari diagnosis awal kehamilan sampai persalinan. Suplemen ini

telah terbukti menghasilkan peningkatan kualitas kehamilan, termasuk men-

gurangi insiden masih lahir, lahir prematur dan berat lahir rendah.

3) Intervensi Kebidanan

Vaginal higiene: MTCT mungkin terjadi selama transmisi karena adanya

darah dan lendir di jalan lahir. Penelitian telah menunjukkan bahwa pem-

bersihan vagina dengan larutan antiseptik berhubungan dengan pengu-

rangan MTCT dan perbaikan hasil perinatal

Artificial rupture of membranes (AROM): Pecah ketuban selama lebih dari

4 jam sebelum pengiriman dikaitkan dengan peningkatan MTCT. AROM

rutin harus dihindari dalam perempuan HIV positif atau negatif. AROM

hanya boleh dilakukan jika ada indikasi spesifik.

Trauma:

Janin

Trauma janin harus dihindari. Pengisapan kuat pada bayi tidak dianjurkan

karena hal ini dapat menyebabkan trauma pada selaput lendir. Pengis-

apan hanya dilakukan dengan indikasi cairan ketuban mekoneal. Hal ini di

21

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 22: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

tujukan untuk membuang cairan ibu dari bayi.

Ibu

Episiotomi sebaiknya dihindari. Episiotomi seharusnya hanya dilakukan

untuk indikasi obstetri, misalnya pada kala 2 yang memanjang.

Mode transmisi

Meskipun operasi caesar efektif telah terbukti untuk mengurangi risiko

MTCT, tapi adanya kendala biaya mahal dan tidak praktis dengan adanya

peningkatan risiko komplikasi pasca operasi. Maka beberapa rumah sakit

melakukan persalinan pervaginam dengan beberapa hal yang harus diper-

hatikan dan direncanakan sebelumnya, yaitu

Ibu sudah melakukan terapi ARV dan berbagai pengobatan serta profi-

laksis infeksi.

Hindari amniotomi

Antibiotik profilaksis pada wanita dengan jumlah CD4 kurang dari

200/ml; dimana terdapat tanda-tanda AIDS atau defisiensi kekebalan

yang parah atau ketuban pecah selama lebih dari 4 jam

Hindari episiotomi, tindakan invasif dan prosedur lain

Perhatikan teknik aseptik seluruh tenaga kerja.

Gunakan Chlorhexidine 0,25% untuk vulva dan vagina toilet saat

melakukan pemeriksaan digital internal.

Periksa dan mengelola infeksi saluran kemih

e. Pengelolaan wanita hamil positif hiv

Strategi pengelolaan yang optimal wanita hamil positif HIV memerlukan berikut

ini:

Mendukung kesehatan dan lingkungan social: Non-diskriminasi dan non-stig-

matisasi , konseling dll.

Antenatal care

22

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 23: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Perawatan antenatal pada wanita hamil positif HIV, tidaklah berbeda dengan

wanita dengan HIV negatif. Tetap harus dilakukan pemeriksaan fisik lengkap,

penilaian kehamilan risiko tinggi dan pengawasan janin antepartum.

Intervensi gizi

Suplemen vitamin harus dimulai pada kehamilan pertama kunjungan. Multivi-

tamin dan Vitamin A dalam tertentu telah terbukti efektif dalam

meningkatkan kekebalan tubuh.

Medical Intervention

Profilaksis dan pengobatan tergantung pada jenis infeksi yang terjadi.

f. Penghentian kehamilan

Wanita hamil positif HIV yang telah menjalani penghentian kehamilan harus

menerima antibiotik. Pengobatan infeksi kelamin yang jelas merupakan wajib se-

belum prosedur dilakukan.

E. Tifus Abdominalis

1. Definisi

Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

Salmonella typhosa, bercirikan lesi definitif di plak Peyer, kelenjar mesenterika dan

limpa, disertai oleh gejala demam yang berkepanjangan, sakit kepala dan nyeri ab-

domen

2. Etiologi

Demam tifoid disebabkan oleh kuman Salmonella typhi dengan masa inkubasi 6 –

14 hari. Sedangkan typhus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus

yang biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama dengan

enteritis akut.

Salmonella typhi

Batang gram negatif

Termasuk dalam famili Enterobacteriaceae

23

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 24: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmo-

nella paratyphiiB. Basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora,

mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O, antigen H, dan antigen VI. Dalam

serum penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.

Kuman tumbuh pada suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41°C (opti-

mum 37°C) dan pH pertumbuhan 6 – 8.

3. Faktor Risiko

Lingkungan yang kotor

Daya tahan tubuh yang rendah

4. Patofisiologi

a. Salmonella tyhpi masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan dan atau

minuman yang tercemar. Sebagian kuman akan mati akibat barier asam lambung,

tapi sebagian lagi akan lolos ke dalam usus.

Sesampainya di usus, bakteri akan menembus masuk ke dinding usus halus

melalui kelenjar yang disebut plak Peyer dan menimbulkan peradangan di sana.

Bakteri ini kemudian berkembang biak dalam makrofag plak peyer tersebut

Lama-kelamaan plak Peyer yang membesar akan menekan dinding usus sehingga

terjadi nekrosis dan akhirnya pecah. Akibatnya kuman akan tersebar melalui

darah (septikemi) ke seluruh organ tubuh.

b. Infeksi masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, infeksi terjadi

pada saluran pencernaan. Basil di usus halus melalui pembuluh limfe masuk ke

dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfa sehingga

membesar dan disertai nyeri. Basil masuk kembali ke dalam darah (bakterimia)

dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus

àmenimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa usus. Tukak dapat menye-

babkan perdarahan dan perforasi usus. Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan

terbentuk zat kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus

akan mati dan penderita berangsur-angsur sembuh.

kuman-kuman

24

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 25: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

usus

kelenjar getah bening mesentarium [berproliferasi]

ductus thoracicus

peredaran darah

kuman-kuman musnah - endotoksinnya keluar

menyebabkan gejala-gejala penyakit.

5. Gejala dan Tanda Klinis

Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit

kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas.

Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa

mencapai lebih dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang

disebut rose spots “bintik merah muda” bisa terlihat, khususnya pada bagian

perut (abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada dan

punggung ini akan telihat memudar bila ditekan.

Pada akhir minggu pertama, terjadi gejala-gejala hematopoetik sebagai

pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni dan berkurangnya atau

menghilangnya dari darah sel-sek lekosit polinukleus dan eosinofil.

Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas terutama

meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih kurang ½

sampai 2°C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat terjadi

penurunan kesadaran dan penderita mengigau.

Retensi urin cukup sering terjadi.

Masa inkubasi rata-rata 2 minggu gejalanya: cepat lelah, malaise, anoreksia, sakit

kepala, rasa tidak enak di perut, dan nyeri seluruh badan. Demam berangsur-

25

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 26: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

angsur naik selama minggu pertama. Demam terjadi terutama pada sore dan

malam hari (febris remitten). Pada minggu 2 dan 3 febris continue dan kemudian

turun berangsur-angsur.

Gangguan gastrointestinal, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor-berselaput

putih dan pinggirnya hiperemis, perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan,

bradikardi relatif, kenaikan denyut nadi tidak sesuai dengan kenaikan suhu badan

(Junadi, 1982).

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :

Bradikardi relatif (frekuensi denyut jantung relatif lambat bila dibanding dengan

tingkat kenaikan suhu tubuh).

Lidah tifoid (Awalnya merah di tengah dengan tepi hiperemis dan bergetar, bila

penyakit berat lidah menjadi kering dan pecah-pecah serta berwarna kecoklatan).

Perkusi abdomen: timpani

Palpasi abdomen: Nyeri tekan khususnya di fosa iliaka

Stupor

Bergumam

Delirium

Twitching otot-otot

Karpologia

Koma vigil

Pada masa penyembuhan dapat terjadi :

Anemia

Kerontokan rambut

6. Pemeriksaan Laboratorium

Pembiakan kuman dari darah penderita. Pembiakan akan positif selama minggu

pertama penyakit, yaitu pada saat-saat terjadinya bekteremi.

26

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 27: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Tes serologi Widal ialah percobaan terhadap antibodi, berupa aglutinasi antigen-

antibodi.

Perhitungan lekosit merupakan cara penting bagi diagnosis penyakit typhus, yaitu

akan ditemukan lekopeni yang terutama disebabkan menurunnya jumlah sel

polinukleus dan sering menghilangnya sel eosinofil.

Pada minggu ke-3, kemih dapat mengandung kuman typhus.

7. Komplikasi

Perdarahan usus. Hanya sedikit ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja

dengan benzidin. Jika perdarahan banyak, terjadi melena, dapat disertai nyeri

perut.

Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi

pada bagian distal Komplikasi biasanya timbul pada minggu ke-3 atau ke-4 dan

terjadi pada ± 25% kasus yang tidak mendapatkan pengobatan. Kematian sering

mengikuti komplikasi ini. Komplikasi tersebut antara lain :

Gangguan metabolic, perdarahan saluran cerna, perforasi saluran cerna,

peritonitis, hepatitis tifosa, pnemonia, ensefalopati tifosa, abses otak, meningitis,

osteomielitis, endokarditis, abses pada berbagai organ

Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan

perforasi saluran cerna.

8. Penatalaksanaan

Isolasi penderita (untuk mencegah penularan)

Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien

harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari untuk

mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.

Tirah baring

Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan2 posisi berbaring

untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.

27

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 28: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Diet bergizi tinggi dan mudah dicerna. Makanan sebaiknya tidak banyak

mengandung serat dan tidak merangsang (seperti pedas dan asam), diberikan

bubur saring kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan

usus dan perforasi usus, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian

makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada klien

Masukan cairan harus cukup

Kompres hangat bila terjadi panas tinggi

Pembedahan kadang diperlukan bila penggunaan obat-obatan dan dekompresi

usus gagal mengatasi perdarahan saluran cerna yang berat. Tindakan tersebut

juga dibutuhkan bila terjadi perforasi usus.

9. Pengobatan

Antibiotika diberikan berdasarkan tes sensitivitas. Antibiotika yang umumnya

dipergunakan antara lain :

Kotrimaksol

Kloramfenikol

Ampisilin

Trimetoprim-Sulfametoksasol

Quinolon

Antipiretik, umumnya yang dipergunakan adalah parasetamol

Bila terjadi ikterus dan hepatomegali: selain kloramfenikkol, diterapi dengan

Ampisilin 100 mg/kgBB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis

10. Pencegahan

Tingkatkan kebersihan diri dan lingkungan

Pilih makanan yang telah diolah dan disajikan dengan baik (memenuhi syarat

kesehatan)

28

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 29: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

Jamban keluarga harus cukup jauh dari sumur (harus sesuai standar pembuatan

jamban yang baik)

Imunisasi

Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit, maka dapat dilakukan

pengendalian.

Menerapkan dasar2 hygiene dan kesehatan masyarakat, yaitu melakukan deteksi

dan isolasi terhadap sumber infeksi. Perlu diperhatikan faktor kebersihan

lingkungan.

Pembuangan sampah dan klorinasi air minum, perlindungan terhadap suplai

makanan dan minuman, peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup

sehat serta mengurangi populasi lalat (reservoir).

Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan

tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri makanan

maupun restoran.

Sterilisasi pakaian, bahan, dan alat-alat yang digunakan klien dengan

menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan sabun.

Deteksi karier dilakukan dengan tes darah dan diikuti dengan pemeriksaan tinja

dan urin yang dilakukan berulang-ulang. Klien yang karier positif dilakukan

pengawasan yang lebih ketat yaitu dengan memberikan informasi tentang

kebersihan personal.

11. Implikasi penyakit Typhus Abdominalis pada kehamilan, persalinan dan nifas

a. Pada Kehamilan

Penyakit ini lebih mungkin di jumpai selama Epidemi atau pada mereka yang

terinfeksi oleh virus Imunodefisiensi manusia (HIV). Pada tahun 1990 di laporkan

bahwa demam tifoid antepartum dahulu menyebabkan abortus hamper 80% /

kasus, dengan angka kematian janin 60%, dan angka kematian ibu 25%.

Penyakit Typhus Abdominalis ini masuknya ke bagian infeksi dari bakteri

salmonella dan shigella. Berpengaruh terhadap kehamilan karna bias

menyebabkan kematian janin usia gestasi 15 minggu

29

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 30: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

b. Pada Persalinan

Penyakit ini dapat terjadi melalui makanan dan minuman yang terinfeksi oleh

bakteri Salmonella typhosa. Kuman ini masuk melalui mulut terus ke lambung lalu

ke usus halus. Di usus halus, bakteri ini memperbanyak diri lalu dilepaskan

kedalam darah, akibatnya terjadi panas tinggi. Sehingga dapat berpengaruh pada

janin kemungkinan bisa gawat janin

c. Pada Nifas

Penyakit ini di tularkan melalui makan dan dampaknya bisa ke ibu dan bayi , dari

ibunya sendiri bias tertular lewat makanan yang sudah tercemar dan gejalanya

meliputi: diare, nyeri abdomen, mual dan muntah, pada ibu yang mempunyai

penyakit ini bisa juga menular pada bayinya lewat ASI ibu dan mengakibatkan

demam yang tinggi bila tidak di tindak lanjuti akan mengakibatkan kematian pada

ibu dan bayinya.

BAB III

PENUTUP

30

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN

Page 31: Penyakit Yang Menyertai Kehamilan

ASKEB IV PATOLOGIKELOMPOK 5POLTEKES YAPKESBI

31

TOXOPLASMOSIS, ISK, HEPATITIS, HIV/AIDS, DAN TIFUS ABDOMINALIS YANG MENYERTAI KEHAMILAN