Penyakit Menular Dan Gizi Buruk

download Penyakit Menular Dan Gizi Buruk

of 26

description

blok 26

Transcript of Penyakit Menular Dan Gizi Buruk

Penyakit Menular dan Gizi BurukMakalah

Disusun untuk memenuhi tugas Problem Based Learning

Disusun oleh :

S. Krissattryo Rosarianto I.

Kelompok B-5

102011374

[email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2014PENDAHULUAN

1. Latar BelakangTelah sama diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya.Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang peranannya amat penting ialah pelayanan kesehatan masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan kesehatan.Sesuai dengan pendekatan epidemiologis, penyakit yang terjadi di masyarakat baik yang menular dan tidak menular tidak lepas dari faktor- faktor utama yang mempengaruhinya, yakni pejamu(host), bibit penyakit(agent) dan lingkungan(environment). Untuk memperoleh kesehatan di masyarakat, ketiga komponen tersebut haruslah dalam keadaan seimbang. Oleh karena itu diperlukan suatu pelayanan kesehatan masyarakat yang baik dan menyeluruh guna menyeimbangkan dan mempertahankan keseimbangan hal-hal tersebut, mencegah terjadinya penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.2. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam makalah ini adalah:1. 5 penyakit utama di kecamatan T adalah penyakit ISPA, Diare, TBC, Kulit, dan Gizi buruk2. Kurangnya sumber air bersih di wilayah tersebut.3. Kurangnya kebersihan lingkungan tersebut4. Keadaan sosial ekonomi yang rendah5. Sarana dan tenaga kesehatan kurang memadai3. HipotesisHipotesis dalam makalah ini adalah terjadinya masalah-masalah kesehatan di wilayah tersebut disebabkan karena kebersihan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi masyarakat yang rendah dan minimnya tenaga pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

ISI

1. EpidemiologiJika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajar tentang penduduk (Yunani: epi= pada atau tentang, demos= penduduk, logos= ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Dari batasan seperti ini, segeralah terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:11. Frekuensi masalah kesehatanFrekuensi yang dimaksudkan disini menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan tersebut.2. Penyebaran masalah kesehatanYang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia(man), menurut tempat(place) dan menurut waktu (time)3. Faktor-faktor yang mempengaruhiYang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan baik yang menerangkan frekwensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk ini ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.

Tentang peristiwa timbulnya penyakit, banyak teori pernah dikemukakan. Gordon dan Le Richt pada tahun 1950 menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni:11. Pejamu (Host)Yang dimaksud dengan faktor pejamu ialah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya sera perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya, antara lain: 1a. Faktor keturunanDalam dunia kedokteran dikenal pelbagai macam penyakit yang dapat diturunkan seperti misalnya penyakit alergis, kelainan jiwa dan beberapa jenis penyakit kelainan darah.b. Mekanisme pertahanan tubuhSecara umum mekanisme pertahanan tubuh dapat dibedakan atas dua macam yakni pertahanan tubuh umum dan pertahanan tubuh khusus. Jika kedua mekanisme pertahanan tubuh ini baik, tentu dalam batas-batas tertentu beberapa jenis penyakit akan dapat diatasi.c. UmurPada saat ini banyak dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan umur tertentu saja. Misalnya, penyakit campak, polio dan dipteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.d. Jenis kelaminBeberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja. Misalnya tumor prostat yang ditemukan pada laki-laki sedangkan tumor leher rahim ditemukan pada wanita.e. RasBeberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu, seperti misalnya penyakit hemopili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat.f. Status perkawinanSering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga,g. PekerjaanPara manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya.h. Kebiasaan-kebiasaan hidupSeseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi dari pada sebaiknya.2. Bibit penyakit (Agent)Yang dimaksud dengan bibit penyakit ialah suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokkan dalam lima macam yakni: 1a. Golongan nutrienYang dimaksud dengan golongan nutrient ialah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk untuk mlangsungkan fungsi kehidupan. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh itu dibedakan atas 6 macam yakni karbohidrat, putih telur, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika seseorang mengalami kekurangan dan atau kelebihan zat gizi ini, akan timbul penyakit tertentu.b. Golongan kimiaAdalah pelbagai zat kimia yang ditemukan dialam (exogenous chemical substance) dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh (endogeneous chemical substance). Sebenarnya golongan nutrien termasuk dalam golongan kimia, namun karena zat gizi menempati peranan tersendiri dalam kesehatan, maa pembicaraanya sering dipisahkan. Apabila tubuh terkena atau kemasukan zat kimia tertentu seperti logam berat, gas beracun ata udebu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit tertentu.c. Golongan fisikGolongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara yang terlalu bising, kelembapan udara, tekanan udara, radiasi atau trauma mekanis, dapat menimbulkan pelbagai macam penyakit. Peranannya dalam menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam keadaan yang luar biasa, baik dari sudut jumlah (kuantitas) ataupun dari sudut mutu (kualitas).

d. Golongan mekanikGolongan mekanik sering digolongkan pula kedalam golongan fisik. Jika ingin dibedakan ialah karena pada golongan mekanik unsur campur tangan manusia lebih banyak ditemukan, seperti misalnya kecelakaan di jalan raya, pukulan dan lain sebagainya yang seperti ini.e. Golongan biologikPenyebab penyakit yang termasuk golongan biotik dapat berupa jasat renik (mikroorganisme) dan atau yang bukan jasat renik baik yang berasal dari hewan (fauna) dan ataupun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (flora). Contohnya ialah metazoa (arthropoda dan helminthes), protozoa, bakteria, riketsia, virus dan jamur.3. Lingkungan (Environment)Yang dimaksud dengan lingkungan ialah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi. Secara umum lingkungan ini dibedakan atas dua macam yakni: 1a. Lingkungan fisikYang dimaksud dengan lingkungan fisik ialah lingkungan alamiah yang terdapat disekitar manusia. Lingkungan fisik ini banyak macamnya, misalnya cuaca, musim, keadaan geografis dan struktur geologi.b. Lingkungan nonfisikYang dimaksud dengan lingkungan non-fisik ialah lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia. Kedalam lingkungan non-fisik ini termasuk faktor sosial budaya, norma, nilai dan adat istiadat.Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam. Salah satu diantaranya ialah sebagai reservoir bibit penyakit (enviromental reservoir). Adapun yang dimaksud dengan reservoir ialah tempat hidup yang dipandang paling sesuai sebagai bibit penyakit. Sebenarnya disamping lingkungan, dikenal pula tiga macam reservoir bibit penyakit lainnya yakni: 11. Human reservoirDisini bibit penyakit hidup daidalam tubuh manusia. Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia tersebut tergantung dari sifat-sifat yang dimiliki oleh bibit penyakiy dan ataupun pejamu.

2. Animal reservoirDisini bibit penyakit hidup dalam tubuh binatang, yang karena satu dan hal lain dapat pula menyerang manusia.3. Anthropode reservoirSama halnya dengan animal reservoir, maka bibit penyakit hidup dalam tubuh binatang, tetapi binatang tersebut termasuk dalam kelompok anthropoda.Hubungan antara pejamu, bibit penyakit dan lingkungan dalam menimbulkan suatu penyakit amat komplek dan majemuk. Disebutkan bahwa ketiga faktor ini saling mempengaruhi, dimana pejamu dan bibit penyakit saling berlomba untuk menarik keuntungan dari lingkungan. Hubungan antara pejamu, bibit penyakit dan lingkungan ini diibaratkan seperti timbangan. Disini pejamu dan bibit penyakit berada diujung masing-masing tuas, sedangkan lingkungan sebagai penumpunya.Seseorang disebut berada dalam keadaan sehat, jika tuas pejamu berada dalam keadaan seimbang dengan tuas bibit penyakit. Sebaiknya bila bibit penyakit lebih berhasil menarik keuntungan dari lingkungan, maka orang tersebut berada dalam keadaan sakit. 1Dalam mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut, unsur-unsur yang terdapat pada tiap faktor memegang peranan yang amat penting. Pengaruh unsur tersebut adalah sebagai penyebab timbulnya penyakit, yang dalam kenyataan sehari-hari tidak hanya berasal dari satu unsur saja, melainkan dapat sekaligus dari beberapa unsur. 1

2. Puskesmas1. DefinisiSistem Kesehatan Nasional menyebutkan Puskesmas adalah Pusat Pembangunan Kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. 22. Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu : 31. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untukmendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY),Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

3. Manajemen PuskesmasManajemen adalah ketrampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan menggerakan orang lain dan memanfaatkan sumber yang tersedia. 2Puskesmas mempunyai tanggung jawab yang demikian besar diikuti dengan sumber daya yang cukup. Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk melaksanakan tanggung jawab ini adalah dengan mengelola sumber daya yang ada sebaik mungkin. 2a. Perencanaan (P1)Didalam perencanaan, langkah-langkah yang harus ditempuh dan dipahami Pemimpin Puskesmas ialah sebagai berikut: 21. Mengetahui kebijaksanaan Pusat meliputi SKN, GBHN, dll.2. Mengetahui Kebijaksanaan Kan.Wil, Dep.Kes, dan Din.Kes3. Mengetahui kebijaksanaan KanDep, dan DinKes4. Menentukan tujuan dan sasaran5. Melakukan analisa situasi6. Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah7. Menyusun rencana operasional8. Pengaturan sumber dayaHasilnya adalah rencana kerja tahunan.b. Penggerakan Pelaksanaan (P2)Kegiatan yang telah disusun menjadi rencana kerja perlu digerak laksanakan agar dapat mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan dengan cara terarah, berhasil guna dan berdaya guna. 2Kegiatan dalam fase ini adalah: 21. Pengorganisasian2. Pengurusan Staf3. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral4. Bina peran serta masyarakatc. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)Pengawasan dilakukan dengan dilakukan dengan mengamati seluruh proses upaya kesehatan untuk menjamin agar semua kegiatan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bila terjadi penyimpangan dapat memberi saran tindakan koreksi yang perlu dilakukan. 2Pengendalian sebagai tindakan pengaturan dan pengarahan pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara berhasilguna dan berdayaguna. Ada kewenangan melakukan tindakan koreksi. 2Penilaian meningkatkan hasilguna serta dayaguna perencanaan dan pelaksanaan program dan memberikan petunjuk dalam pengelolaan tenaga, dana dan fasilitas untuk program yang ada sekarang dan yang akan datang. 2Proses ini pada dasarnya terdiri dari: 2 Menetapkan standar performance/ indikator Mengukur performance yang sesungguhnya Menmbandingkan performance yang sesungguhnya dengan standar yang diharapkan Mencari alasan-alasan terjadinya penyimpangan Menetapkan cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan tersebut Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut3. Pemberdayaan MasyarakatFaktor perilaku dan lingkungan berkontribusi dan berpengaruh sangat besar dalam peningkatan derajat kesehatan. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat dalam arti menumbuhkan kesadaran ,kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat tersebut sangat diperlukan agar masyarakat mampu madiri untuk hidup sehat. 4Menurut Depkes RI (2007), pemberdayaan masyarakat( dibidang kesehatan) adalah upaya menumbuhkan kemampuan masyarakat agar mereka mempunyai daya atau kekuatan untuk hidup mandiri (di bidang kesehatan). 4a. Posyandu 1. DefinisiPosyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakn dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. 5UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. 52. Kegiatan PosyanduKegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/ pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut: 4a. Kegiatan Pokok Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana Imunisasi Gizi Pencegahan dan Penanggulangan Diare.b. Kegiatan Pengembangan Bina Keluarga Balita Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial KLB Pengembangan anak Usia Dini Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman Desa Siaga Pos Malaria Desa3. Penyelenggaraan PosyanduKegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap Posyandu adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni mengacu pada sistem 5 meja. 4Pelayanan yang dilaksanakan pada setiap langkah dan para penanggung jawab pelaksananya, secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut: 4Langkah PelayananPelaksana

PertamaPendaftaranKader

KeduaPenimbanganKader

KetigaPengisian KMSKader

KeempatPenyuluhanKader

KelimaPelayanan kesehatanPetugas kesehatan dan sektor terkait bersama kader

Tabel 1. Sistem 5 meja Puskesmas

4. SurveilansSurveilans atau surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus-menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. 6Dengan mengadakan analisis secara teratur, kita dapat memperoleh berbagai informasi tentang penyakit musiman atau kecenderungan jangka panjang, perubahan daerah penyebaran, kelompok penduduk risiko tinggi yang dirinci menurut umur, jenis kelamin, suku, agama, sosial ekonomi, dan penyakit yang berhubungan dengan perkerjaan. Pengamatan epidemiologis secara garis besar dapat dilakukan secara: aktif dan pasif. 7Surveilans pasif ialah pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan di daerah. Dari data yang diperoleh dapat diketahui distribusi geografis tentang berbagai penyakit menular, penyakit rakyat, perubahan-perubahan yang terjadi, dan kebutuhan tentang penelitian sebagai tindak lanjut. 7Surveilans aktif ialah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat dan dilakukan oleh petugas kesehatan secara teratur seminggu sekali atau 2 minggu sekali untuk mencatat ada atau tidak nya kasus baru penyakit tertentu. 7Pencacatan meliputi variable demografis, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, saat waktu timbul gejala, pola makanan, tempat kejadian yang berkaitan dengan penyakit tertentu dan pencatatan tetap dilakukan walaupun tidak ditemukan kasus baru.Umumnya, pengamatan epidemiologis dilakukan pada: 71. Penyakit yang dapat menimbulkan wabah2. Penyakit kronis3. Penyakit endemis4. Penyakit baru yang dapat menimbulkan masalah epidemiologis, dan5. Penyakit yang dapat menimbulkan epidemi ulang

5. Pencegahan PenyakitPencegahan penyakit ini berkembang terus dan pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan penyakit non-infeksi, seperti James Lind yang menganjurkan makanan sayur dan buah segar untuk mencegah penyakit skorbut. Bahkan, pada saat ini pencegahan dilakukan pada fenomena non penyakit seperti pencegahan terhadap ledakan penduduk dengan keluarga berencana. 7Dalam epidemiologi, pencegahan dibagi menjadi bebrapa tingkatan sesuai dengan perjalanan penyakit, yaitu: 71. Pencegahan primerPencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum dan pencegahan khusus.Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan. Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang mempunyai risiko dengan melakukan imunisasi.2. Pencegahan sekunderTingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk mencegah orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan.Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengadakan pengobatan yang cepat dan tepat. Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dengan cara:1. Penyaringan,2. Pengamatan epidemiologis,3. Survei epidemiologis, dan4. Memberi pelayanan kesehatan sebaik-baiknya pada sarana pelayanan umum atau praktek dokter swasta.Mengadakan pengobatan penyakit menular yang terdapat di masyarakat seperti penyakit akibat hubungan seksual dapat melindungi orang lain terkena penyakit tersebut. Dengan cara demikian, kita mengadakan pencegahan sekunder bagi penderita dan pencegahan primer bagi orang yang potensi terkena penyakit.Pencegahan sekunder banyak dilakukan pada penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini karena kesulitan untuk mengadakan pencegahan primer.3.Pencegahan tersierPencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi. Upaya pencegahan tingkat ketiga ini dapat dilakukan dengan:1. Memaksimalkan fungsi organ yang cacat2. Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi3. Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medikPencegahan penyakit ini terus diupayakan selama orang yang menderita belum meninggal dunia.

7. Sistem Kesehatana. Unsur SistemTelah disebutkan bahwa sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah sesuatu yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak demikian halnya, maka tidak ada yang disebut dengan sistem tersebut. Bagian atau elemen tersebut banyak macamnya, yang jika disederhanakan dapat dikelompokkan dalam enam unsur saja yakni:81. MasukanYang dimaksud dengan masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.2. ProsesYang dimaksud dengan proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi kekuatan yang direncanakan.3. KeluaranYang dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.4. Umpan balikYang dimaksud dengan umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.5. Dampak Yang dimaksud dengan dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.6. LingkunganYang dimaksud dengan lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.Keenam unsur sistem ini saling berhubungan dan mempengaruhi. 8b. Pendekatan SistemDibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach) 8Pada saat ini batasan tentang pendekatan sistem banyak macamnya, beberapa yang terpenting adalah: 81. Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungnan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (L. James Harvey).2. Pendekatan sistem adalah suatu strategi yang menggunakan metoda analisa, desain dan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.3. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi.Dari batasan tentang pendekatan sistem ini, segeralah mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu, sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencarikan jalan keluarnya yang sesuai.Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain: 81. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan demikian penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu terbatas, akan dapat dihindari.2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.3. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat dan objektif.4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program. Secara singkat keuntungan yang diperoleh ialah dapat diperhitungkannya berbagai kemungkinan yang tersedia sehingga dengan demikian tidak nantinya sesuatu yang sebenarnya amat penting sampai luput dari perhatian.Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin lengkapnya suatu saran pemecahan yang diajukan, bukan berarti pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan yang dipandang penting ialah dapat terjebak ke dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikan masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.

8. Problem Solving Cycle1. Penetapan Masalah dan Prioritas Masalah8Telah disebutkan bahwa yang terpenting dalam perencanaan adalah yang menyangkut proses perencanaan (process of planing). Adapaun yang dimaksud dengan proses perencanaan di sini ialah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun suatu rencana.Untuk bidang kesehatan, langkah-langkah yang sering dipergunakan adalah mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle). Sebagai langkah pertama dilakukanlah upaya menetapkan prioritas masalah (problem priorty). Adapun yang dimaksudkan dengan masalah disini ialah kesenjangan antara apa yang ditemukan (what is) dengan apa yang semestinya (what should be).Ditinjau dari sudut pelaksanaan program kesehatan, penetapan prioritas masalah ini dipandang amat penting. Paling tidak ada dua alsan yang dimasukkan. Pertama, karena terbatasny asumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan.Cara menetapkan prioritas masalah banyak macamnya. Sebagian lebih mengutamakan institusi, sebagian lainya lebih mengandalkan ilham atau petunjuk atasan. Ketiga cara menetapkan masalah ini, meskipun hasilnya sering tepat, tetapi tidak dianjurkan. Cara menetapkan prioritas masalah yang dianjurkan adalah memakai teknik kajian data. Untuk dapat menetapkan prioritas masalah dengan teknik kajian data, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan. Kegiatan yang dimaksud adalah: 8a. Melakukan pengumpulan dataKegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Adapun yang dimaksud dengan data di sini ialah hasil dari suatu pengukuran dan ataupun pengamatan. Agar data yang dikumpulkan tersebut dapat menghasilkan kesimpula ntentang prioritas masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni: Jenis data Sumber data Jumlah responden Cara mengambil sampel Cara mengumpulkan datab. Melakukan pengolahan dataKegiatan kedua yang harus dilakukan ialah mengolah data yang telah dikumpulkan. Adapun yang dimaksud dengan pengolahan data disini ialah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimilikinya. Cara pengolahan data secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yakni secara manual, mekanikal serta elektrikal. Pilihlah cara pengolahan data yang paling dikuasai.c. Melakukan penyajian dataKegiatan ketiga yang harus dilakukan menyajikan data yang telah diolah. Ada tiga macam cara penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular, dan grafikal. Pilihlah cara penyajian data yang paling tepat.d. Memilih prioritas masalahHasil penyajian data akan menampilkan berbagai masalah. Apakah berbagai masalah ini pelru diselesaikan. Tidak perlu. Pertama, karena antar masalah mungkin terdapat keterkaitan. Yang perlu dilakukan hanya menyelesaikan masalah pokok saja. Masalah lainnya akan selesai dengan sendirinya. Kedua, karena kemampuan yang dimiliki organisasi selalu bersifat terbatas. Dalam keadaan yang sepert ini, lanjutkan kegiatan dengan memilih prioritas masalah. Untuk ini banyak cara pemilihan yang dapat dipergunakan. Cara yang dianjurkan adlah memakai kriteria yang dituangkan dalam bentuk matriks. Dikenal dengan nama teknik kriteria matrik (criteria matrix technique)Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam: Pentingnya masalahMakin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang terpenting adalah: Besarnya masalah (prevalence) Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity) Kenaikan besarnya masalah (rate of increase) Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need) Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit) Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern) Suasana politik (political climate) Kelayakan teknologiMakin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang dimaksudkan di sini adalah menunjuk pada pengasaan ilmu dan teknologi yang sesuai. Sumber daya yang tersediaMakin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (resource availability) makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana (money) dan sarana (material).Berilah nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar.2. Menetapkan Prioritas Jalan Ke Luar8Apabila prioritas masalah telah berhasil ditetapkan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menetapkan prioritas jalan keluar (solution priority). Untuk ini ada beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan sebagai berikut:a. Menyusun alternatif jalan keluarKegiatan pertama yang harus dilakukan ialah menyusun alternatif jalan keluar untuk mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan, menyusun alternatif jalan keluar dipandang penting, karena terkait dengan upaya memperluas wawasan, yang apabila berhasil diwujudkan akan besar peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanaan jalan keluar.Untuk dapat menyusun alternatif jalan ke luar, cobalah berpikir kreatif (creative thinking). Teknik berpikir kreatif banyak macamnya. Salah satu diantaranya dikenal dengan teknik analogi atau populer pula dengan sebutan synetic technique. Jika dengan teknik berpikir kreatif masih belum dapat dihasilkan alternatif jalan keluar, cobalah tempuh langkah-langkah sebagai berikut:1. Menentukan berbagai penyebab masalahUntuk dapat menentukan berbagai penyebab masalah, lakukanlah curah pendapat (brain storming) dengan membahas data yang telah dikumpulkan. Gunakan alat bantu diagram hubungan sebab-akibat. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang ada, serta dibantu oleh data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.2. Memeriksa kebenaran penyebab masalahKarena daftar penyebab masalah yang telah disusun baru bersifat teoritis, perlu dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah (confirmation). Untuk ini, jika perlu, lakukan pengumpulan data tambahan. Cobalah lakukan uji statistik untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarmya. Sisihkanlah daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya tidak bermakna.3. Mengubah penyebab masalah kedalam bentuk kegiatanApabila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah berhasil disusun, lanjutkan dengan mengubah daftar penyebab masalah tersebut ke dalam bentuk kegiatan. Usahakan untuk satu penyebab masalah tersusun satu kegiatan penyelesaian masalah. Hasil yang diperoleh dari pekerjaan ini ialah tersusunnya alternatif cara penyelesaian masalah.b. Memilih prioritas jalan keluarKarena kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi selalu bersifat terbatas, untuk mengatasinya, pilih salah satu alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Pekerjaan ini disebut dengan nama memilih prioritas jalan keluar. Untuk dapat memilih prioritas jalan keluar, pelajarilah dengan seksama berbagai alternatif yang tersedia. Sebelum melakukan pilihan, ada baiknya jika dicoba padukan dahulu. Siapa tahu berbagai alternatif tersebut sebenarnya hanya merupakan bagian dari satu paket kegiatan yang sulit dipisahkan.Apabila keterpaduan tersebut sulit dilakukan, antara lain karena adanya perbedaan antar alternatif yang terlalu tajam, atau karena keterbatasan sumber daya dalam melaksanakan program yang telah dipadukan, baru dilakukan pilhan. Cara melakukan pilihan prioritas jalan keluar banyak macamnya. Cara yang dianjurkan adalah memakai teknik kriteria matriks. Untuk ini ada dua kriteria yang lazim digunakan. Kriteria yang dimaksud adalah:a. Efektivitas jalan keluarTetapkanlah nilai efektivitas (effectivity) untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektivitas jalan keluar, pergunakanlah kriteria tambahan sebagai berikut: Besarnya masalah yang dapat diselesaikanHitunglah besarnya masalah (magnitude) yang dapat diatasi apabila jalan keluar tersebut dilaksanakan, untuk setiap alternatif. Makin besar masalah dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut. Pentingnya jalan keluarHitunglah pentingnya jalan keluar (importancy) dalam mengatasi masalah yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Pentingnya jalan keluar yang dimaksudkan disini dikaitkan dengan kelanggengan selesainya masalah. Makin langgeng selesainya masalah, makin penting jalan keluar tersebut. Sensitivitas jalan keluarHitunglah sensitivitas jalan keluar (vulnerability) dalam mengatasi masalah yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Sensitivitas yang dimaksudkan disini dikaitkan dengan kecepatan jalan ke luar mengatasi masalah. Makin cepat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.b. Efisiensi jalan keluarTetapkanlah nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni dengan memberikan angka 1 (paling tidak efisien) sampai dengan angka 5 (paling efisien). Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar, makin besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan keluar tersebut.Hitunglah nilai P (prioritas) untuk setiap alternatif jalan keluar, dengan membagikan hasil perkalian nilai MxIxV dengan nilai C. jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar terpilih.c. Melakukan uji lapanganKegiatan ketiga yang harus dilakukan pada penetapan prioritas jalan keluar ialah melakukan uji lapangan untuk prioritas jalan keluar terpilih. Uji lapangan ini dipandang penting karena sering ditemukan jalan keluar yang di atas kertas baik, ternyata sulit dilaksanakan.Perlu diingat dalam melaksanakan uji lapangan, tujuan utama yang ingin dicapai bukan lagi mempermasalahkan jalan keluar yang telah terpilih melainkan hanya untuk menilai berbagai faktor penopang dan faktor penghambat yang kiranya akan ditemukan, apabila jalan keluar tersebut dilaksanakan. Catatlah berbagai faktor penopang dan penghambat yang ditemukan.d. Memperbaiki prioritas jalan keluarSelesai melakukan uji lapangan, lanjutkan dengan memperbaiki prioritas jalan keluar, yakni dengan memanfaatkan berbagai faktor penopang, dan bersamaan dengan itu meniadakan berbagai faktor penghambat yang ditemukan pada uji lapangan.e. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluarKegiatan terakhir yang harus dilaksanakan pada penetapan prioritas jalan keluar adalah menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar selengkapnya. Untuk ini uraikanlah semua unsur rencana sebagaimana telah dikemukakan, sehingga dapat dihasilkan suatu rencana yang lengkap.

Langkah langkah dan kegiatan menetapkan prioritas masalah saling terkait dengan langkah-langkah dan kegiatan menetapkan prioritas jalan keluar.

Gambar 1. Bagan Problem Solving Cycle9

PEMBAHASAN

1. SkenarioDokter M baru saja ditempatkan sebagai kepala Puskesmas di Puskesmas kecamatan T. Dari hasil evaluasi sementara yang dilakukan diketahui bahwa 5 penyakit utama adalah penyakit ISPA, penyakit Diare, penyakit TBC, penyakit Kulit dan Gizi buruk.Wilayah Puskesmas T dilalui oleh 2 sungai yang dimanfaatkan penduduk sebagai sumber air bersih, tempat mandi, mencuci dan tempat buang air besar. Sebagian besar penduduk menempati rumah semipermanen yang kurang sehat dan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar.Jumlah Posyandu di wilayah puskesmas sejumlah 5 Posyandu di 5 Desa dengan jumlah kader sebanyak 20 orang.2. PembahasanDari skenario di atas diketahui bahwa masalah kesehatan utama yang terjadi di kecamatan T adalah: Penyakit menular (ISPA, Diare, TBC, dan Kulit) dan tidak menular (Gizi buruk), sedangkan masalah-masalah kecil yang sekaligus menjadi faktor resiko terjadinya masalah utama tersebut adalah kurangnya sumber air bersih, lingkungan dan pola hidup masyarakat yang kurang sehat, dan kurangnya tenaga kesehatan di Posyandu. Secara epidemiologis, terjadinya penyakit tidak terlepas dari 3 faktor utama yang mempengaruhinya yaitu pejamu (host), bibit penyakit (agent), dan lingkungan (environment). Untuk dapat hidup sehat ,ketiga faktor tersebut haruslah dalam keadaan seimbang,apabila terjadi ketidak seimbangan, tentu dapat menimbulkan masalah kesehatan baik secara individu maupun kelompok (masyarakat).Karena masyarakat memiliki pola hidup yang kurang sehat/ bersih, maka akan menciptakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan agent (bibit penyakit), karena agent yang bertambah banyak, maka terjadi ketidakseimbangan di masyarakat, maka terjadilah masalah- masalah kesehatan tersebut dalam bentuk penyakit menular dan gizi buruk.Dari skenario diketahui bahwa pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut juga masih kurang, kurang dalam arti tenaga kerja kesehatan yang diperlukan masih belum cukup, sehingga berujung pada penurunan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut yang menimbulkan turunnya derajat kesehatan masyarakat.Puskesmas dalam hal ini memiliki hal penting karena bertugas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada masyrakat terutama karena fungsinya dalam pemberantasan dan pencegahan penyakit menular selain itu posyandu juga memiliki peran penting dalam peningkatan mutu gizi masyarakat terutama anak-anak. Oleh karena itu penambahan tenaga kesehatan sebaiknya difokuskan ke kedua lembaga kesehatan masyarakat tersebut.Karena terjadinya penyakit menular tersebut, kita sebagai dokter tentunya perlu melakukan surveilans terhadap wilayah tersebut untuk mencegah terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan cara melakukan proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan agar tindakan penanggulangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.Pencegahan dalam berbagai tingkat juga penting untuk dilakukan karena bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, meningkatkan derajat kesehatan bagi yang sehat, mendiagnosis secara dini apabila sudah ada yang terkena dan menanganinya sedini mungkin, menyembuhkan yang sedang sakit, dan memulihkan dan merehabilitasi mereka yang mulai sembuh.Sebagai dokter, sebaiknya kita bisa melakukan pemecahan masalah kesehatan melalui pendekatan sistem dengan melihat segala unsur-unsur sistem(input,proses,dst) yang terdapat di dalam masyarakat tersebut. Dan selanjutnya kita bisa melakukan penyelesaian masalah dengan menggunakan sistem Problem Solving Cycle yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah-masalah, memprioritaskan suatu masalah, dan seterusnya. Tentunya semua kegiatan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan dengan kondisi kesehatan, lingkungan dan sosial masyarakat tanpa melupakan biaya yang diperlukan dalam mengatasi masalah tersebut agar penyelesaian masalah kesehatan dapat menjadi efektif dan efisien.

PENUTUP

1. KesimpulanKesimpulan dari makalah ini adalah masalah-masalah kesehatan di masyarakat tersebut terjadi karena kebersihan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi masyarakat yang rendah dan minimnya tenaga pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar A. Pengantar epidemiologi. Ed 1. Jakarta: Binarupa Aksara, 2000.h. 2-3 ,19-26.2. Bapelkes Magelang. Pedoman praktis pelaksanaan kerja di puskesmas. Magelang: Podorejo Offset, 2000.h. 6,10-3.3. Pelayanan kesehatan dasar. Diunduh dari www.bogorkab.go.id/wp.../Ekspos-Puskesmas.pdf. pada tanggal 29 Juni 2014.4. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC, 2009.h. 84.5. Depkes RI. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Depkes RI, 2006.h. 26-34.6. Menkes RI. Pedoman penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular terpadu. Menkes RI, 2003.h. 5.7. Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar epidemiologi. Ed 2. Jakarta, EGC: 2001.h. 25-7.8. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Ed 3. Jakarta: Binarupa Aksara, 2011.h. 31-3, 202-12.9. Gambar 1. Bagan Problem Solving Cycle. Diunduh dari http://4.bp.blogspot.com/-1y3cMgQC-II/Uk59KWMc8VI/AAAAAAAAATk/HEkGQBNWEcc/s1600/proses-perencanaan.gif

25