Penyakit Kelenjar Saliva

5
PENYAKIT KELENJAR SALIVA Fungsi kelenjar saliva : a) Lubrikasi dan membersihkan mukosa oral, melindunginya dari kekeringan, dan bahan-bahan karsinogen b) Membantu pencernaan makanan melalui aktivitas enzim (amylase atau ptyalin) yang dikandungnya c) Sebagai buffer mukosa oral terhadap bahan yang bersifat asam dan bakteri d) Aktivitas anti bakteri e) Membantu mempertahankan integritas gigi karena saliva berperan dalam remineralisasi permukaan gigi f) Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah) g) Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukurang tentang keseimbangan air dalam tubuh Klasifikasi kelenjar saliva : Kelenjar saliva mayor : kelenjar parotis, kelenjar submandibularis/submaksilaris, kelenjar sublingualis. @2 buah Kelenjar saliva minor : terletak pada bibir, pipi, dan lidah (glosopalatin, lingual, palatin dll) Kelenjar saliva merupakan kelenjar sekretori yang memiliki duktus untuk mengeluarkan sekresinya ke rongga mulut Produksi saliva pada orang dewasa sehat lebih kurang 1,5 liter/24 jam Proses sekresinya dikendalikan oleh sistem persyarafan reseptor kolinergik No . Aspek PAROTITIS/Gondong/MUMPS SIALADENITIS 1. Organ yang terjangkit Kelenjar parotis (kelenjar saliva terbesar) bilateral di depan telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian yang meluas ke muka di bawah lengkung zigomatik Kelenjar submandibul (terbesar setelah kelenja parotis) terletak di dasa mulut di bawah korpu mandibula 2. Definisi o Mengalami peradanganpembengkakan di o Penyumbatan duktusinfeks berulang pada kelenja

description

THT

Transcript of Penyakit Kelenjar Saliva

PENYAKIT KELENJAR SALIVAFungsi kelenjar saliva :a) Lubrikasi dan membersihkan mukosa oral, melindunginya dari kekeringan, dan bahan-bahan karsinogenb) Membantu pencernaan makanan melalui aktivitas enzim (amylase atau ptyalin) yang dikandungnyac) Sebagai buffer mukosa oral terhadap bahan yang bersifat asam dan bakterid) Aktivitas anti bakterie) Membantu mempertahankan integritas gigi karena saliva berperan dalam remineralisasi permukaan gigif) Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)g) Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukurang tentang keseimbangan air dalam tubuhKlasifikasi kelenjar saliva : Kelenjar saliva mayor : kelenjar parotis, kelenjar submandibularis/submaksilaris, kelenjar sublingualis. @2 buah Kelenjar saliva minor : terletak pada bibir, pipi, dan lidah (glosopalatin, lingual, palatin dll)

Kelenjar saliva merupakan kelenjar sekretori yang memiliki duktus untuk mengeluarkan sekresinya ke rongga mulut Produksi saliva pada orang dewasa sehat lebih kurang 1,5 liter/24 jam Proses sekresinya dikendalikan oleh sistem persyarafan reseptor kolinergik

No.AspekPAROTITIS/Gondong/MUMPSSIALADENITIS

1.Organ yang terjangkitKelenjar parotis (kelenjar saliva terbesar) bilateral di depan telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian yang meluas ke muka di bawah lengkung zigomatikKelenjar submandibula (terbesar setelah kelenjar parotis) terletak di dasar mulut di bawah korpus mandibula

2.Definisi o Mengalami peradanganpembengkakan di leher atas, pipi bawaho Cenderung menyerang anak usia 5-18 tahuno Penyumbatan duktusinfeksi berulang pada kelenjar submandibulao Cenderung menyerang usia 50-60 tahun an

3.EtiologiVirus PARAMXOVIRUS1. Penyumbatan duktus2. Obstruksi duktus3. Staphylococcus aureus4. Streptococcus koli5. Berbagai bakteri anaerob

4.Klasifikasia) Kambuhan : sudah pernah terinfeksi sebelumnya kemudian kambuhb) Akut : ditandai dengan rasa sakit yang mendadak, kemerahan dan pembengkakan pada daerah parotisa) Akut : pembengkakan, nyeri tekan, hangat, peradangan muara duktus, saliva keruh dan purulen, demamb) Kronis : perlu pemeriksaan menyeluruh kerusakan dan pembentukan jaringan parutc) Supuratif : jarang terjadi (terjadi jika ada batu saliva atau benturan langsung pada duktus)

5.Penularan Kontak langsung, droplet, muntahan, air kencing

6.Manifestasi klinisa) Tahap awal 1-2 hari : demam, sakit kepala, nafsu makan turun, nyeri (otot, rahang belakang saat mengunyah, kaku rahang_sulit membuka mulut)b) Pembengkakan parotis (berlangsung 3 harimengempis)c) KADANG pembengkakan submandibula, sublingual maupun buah zakar pada pria dewasaa) Gumpalan lembut dan nyeri di pipi atau bawah dagub) Tonjolan pus dari glandula ke bawah mulutc) Kasus parah : demam, menggigil, malaise

7. Komplikasi1) Ketulian: tinnitus ataksia muntah2 ketulian permanen2) Mielitis dan neuritissaraf fasialis3) Diabetes mellitus (jarang)4) Miokarditis (jarang)5) Hepatitis (jarang)6) Trombositopenia dan anemia hemolitik (jarang)7) Atritis (jarang pada anak). Gejala hilang dalam beberapa hari sampai 3 bulan dengan median 2 minggu8) Tiroiditis (jarang pada anak2)1) Paling serius : pembentukan abses2) Kronis : perlindungan gigi dari karies menurun

8.Penatalaksanaan a) Rawat jalan Istirahat cukup, kompres panas dingin bergantian Diet lunak, cairan cukup Analgetik-antipiretik (metampirom, paracetamol, JANGAN berikan ASPIRIN pada anak)b) Rawat inap harus di isolasi Diet lunak, cairan, TKTP Analgetik-antipiretik Kortikosteroid untuk mencegah komplikasic) Komplikasi Encephalitis : lumbal pungsi Orkhitis : istirahat, kortikosteroid, analgetik Pancreatitis dan ooporitis : simptomatika) Perawatan awal : hidrasi adekuat, kebersihan mulut, pijat berulang pada kelenjar, antibotik IVb) USG/CT : mengetahui adanya absesc) Insisi dan drainasid) Aspirasi jarum pada abses parotismembantu menghindari prosedur operasi terbuka e) Kontraindikasi : sialography

8.Pemeriksaan diagnostik1) Tes serologi : ditemukannya IgM2) Isolasi virus penyebab : ditemukan 2 minggu setelah onset penyakit3) Peningkatan amylase serum : minggu ke-1 mencapai puncak dan menurun pada minggu ke-24) Hapusan nasofaring/cairan serebrospinal1) Pengkajian 2) Kultur darah : mengetahui sepsis atau bakterimia3) Pemeriksaan elektrolit rutin dan jumlah sel darah lengkap4) Dx autoimun : analisis serum untuk antibodi antinuklear, SS-A, SS-B, dan laju endapan darah

9.Asuhan keperawatanSuhu tubuh px meningkat Dx : Hipertermi b.d respon inflamasi sistemik In : *atur lingkungan kondusif *kompres dingin:axial, lipatan paha Jika panas *edukasi keluarga: batasi aktivitas px; pakaian px diusahakan dapat menyerap keringat *kolaborasi antipiretikB1 : NormalB2 : Kelemahan fisik dan takikardiaB3 : Ansietas, sakit kepala, kaku leherDx : Nyeri b.d sensitivitas serabut saraf lokal sekunder akibat respon inflamasi lokal terhadap parotitisIn : *pengkajian nyeri P=Provoke Q=Quality R=Regio S=Severe T=Time *Teknik relaksasi *kolaborasi analgesikB4 : NormalB5 : Nafsu makan turun, sulit menelan, BB menurunDx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan In : *makanan lunak, hindari makanan asam *berikan makanan cair bila perlu *minum sedikit+seringB6 : Kelemahan otot, malaiseSuhu tubuh px meningkatDx : Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemikIn : *idemB1 : NormalB2 : NormalB3 : Nyeri di pipi dan di bawah daguDx : Nyeri b.d sensitivitas serabut saraf lokal sekunder akibat respon inflamasi lokal terhadap sialadenitisIn :*idem B4 : NormalB5 : Anoreksia, sulit menelan, nyeri tekanDx : Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakadekuatan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelanIn :*pengetahuan keluarga *evaluasi alergi makanan *porsi keciltingkatkan sesuai dgn Keadaan px *diet rutin *makan perlahan dgn lingkungan yg Tenang *kolaborasi: pemberian penghambat H2(Ranitidin/Cimetidin); antacid Atau sukralfatB6 : Malaise