Penyakit Dan Terapinya

download Penyakit Dan Terapinya

If you can't read please download the document

Transcript of Penyakit Dan Terapinya

Alergi Alergi dan Penyebabnya Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang d isebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap z at tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penye bab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan m asuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasa l dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak deng an kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll. Zat yang palin g sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang p anjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung d an tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang jug a tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan penga wet. Menentukan penyebab alergi dapat dilakukan dengan cara berikut : * Menghindari zat yang dicurigai sebagai allergen, kemudian setelah gejala hilang mencoba kembali zat tersebut. Misalnya saja, bila yang dicurigai sebagai allergen adalah makanan, maka sebaiknya berhenti memakan makanan tersebut. Sete lah gejalanya hilang, coba kembali memakannya dan melihat apakah terjadi reaksi yang sama. * Melakukan tes alergi dan melihat riwayat keluarga serta riwayat frekuens i serangan terjadi. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi, maka kemung kinan risiko penyakit tersebut diturunkan pada anak sekitar 25%-30%. Sementara it u, bila kedua orang tua adalah penderita, maka risiko meningkat menjadi 60%-70%. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang antara lain tes alergi pada kulit, foto rontgen, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriks aan lebih lanjut bila dibutuhkan. Tes pada kulit merupakan pemeriksaan yang sang at sederhana untuk mendiagnosa alergi. Dengan memberikan zat-zat tertentu pada k ulit seseorang, dapat diketahui zat yang merupakan allergen pada orang tersebut. Zat dalam jumlah kecil disuntikkan. Bila terjadi pembengkakan pada bagian yang diberi suntikan, maka zat tersebut adalah merupakan allergen. Mengatasi Alergi B eberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi. * Menjaga kelembaban ruangan dengan mengatur sirkulasi angin dan udara. * Menjaga kebersihan pakaian dan mengganti sprei sedikitnya seminggu sekal i. * mebersihkan pekarangan dan memastikan tidak ada tumpukan sampah dan gena ngan air yang akan menjadi tempat timbulnya jamur. * Konsultasi dengan dokter dan melakukan tes alergi untuk mengetahui aller gen-allergen yang harus dihindari. Gejala yang mungkin terjadi akibat alergi ada lah: rasa gatal pada tenggorokan; gatal pada mulut; gatal pada mata; gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya; sakit kepala; hidung tersumbat atau hidung mele r; sesak napas; bengek; kesulitan menelan; mendadak pilek dan bersin-bersin, dll . Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan pengobatan nya bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari serangan y ang lebih berat di masa yang akan datang. Gejala yang ringan biasanya tidak meme rlukan pengobatan khusus. Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian. Pemberi an Antihistamin dapat membantu meringankan berbagai gejala. High-Desert Aller Be e-Gone Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan melainkan dengan cara menghindari allergen. Secara teoritis, alergi memang tidak bisa dih ilangkan, tetapi dapat dikurangi frekuensi dan berat serangannya. Namun sering s ekali dalam keseharian, allergen sulit dihindari. Untuk itu, diperlukan sistem k ekebalan tubuh untuk mencegah alergi. terapi obat ALERNITIS GOLONGAN : K

KANDUNGAN : Loratadine.

INDIKASI : Meringankan gejala yang berkaitan dengan rinitis alergi, seperti bersin-bersin, rinorea, gatal pada hidung, gatal dan terbakar pada mata, meringankan gejala dan tanda urtikaria kronis.

KONTRA INDIKASI : Hipersensitif atau idiosinkrasiterhadap loratidin.

PERHATIAN : Pemberian antihistamin harus dihentikan selama kurang lebih 48 jam sebelum prose dur uji kulit karena dapt mencegah atau mengurangi reaksi positif terhadap indik ator reaktivitas dermal, anak usia kurang dari 6 tahun, hamil dan laktasi.

EFEK SAMPING : Lemah, pusing, mulut kering, sakit kepala, mengantuk, mual, gatal.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL : B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun p enelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada buk ti risiko pada trisemester selanjutnya).

KEMASAN : Tablet 10 mg x 10 x 10's.

DOSIS : - Dewasa dan anak usia lebih 12 tahun : 1 kali sehari 1 tablet. - Anak usia 6 - 12 tahun berat badan lebih 30 kg : 1 kali sehari 10 mg (1 tablet ). - Berat badan kurang 30 kg : 1 kali sehari 5 mg ( tablet).

PENYAJIAN : Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak

ALLERON ALLERON TABLET KOMPOSISI : Tiap tablet mengandung 4 mg CARA KERJA OBAT : Chlorpheniramini Maleas merupakan antihistamin H1 bekerja secara antagonis kompe titif terhadap efek antihistamin pada reseptor H1. Konsentrasi puncak plasma ter jadi setelah 2-3 jam pemberian oral. Ekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin INDIKASI : Bekerja sebagai antihistaminika untuk keadaan alergi seperti urtikaria, rhinitis , hay-fever EFEK SAMPING : Dapat menimbulakan rasa kantuk, mulut kering, dan pandangan kabur KONTRA INDIKASI : Pasien yang hipersensitif terhadap obat ini. PERINGATAN : - Jangan mengendari kendaraan dan menjalankan mesin sesudah meminum obat ini - Jangan diberikan pada anak-anak dibawah usia 2 tahun tanpa petunjuk dokter - Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui kerena resiko efek samping pada bayi - Dapat menyebabkan kantuk DOSIS : * Dewasa : 1 kaplet 3-4xsehari * Anak-anak 6-12 tahun : 1/2 kaplet 3-4xsehari * Anak-anak 2-6 tahun : 1/4 kaplet 3-4xsehari KEMASAN & NO REG. : Dus 20 strip @ 10 kaplet, DTL 8515201004A1 PENYIMPANAN Dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar (25-30 derajat C) Analgesik, antipiretik Analgesik

adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya aka n memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, b erhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambar kan kerusakan tersebut. Sedangkan antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi). Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik. Gejala Nyeri dapat digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, pa nas seperti rasa terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yan g hilang timbul dan berbeda tempat nyeri. Apa yang menyebab kan nyeri ? Nyeri terjadi jika organ tubuh, otot, atau kulit terluka oleh benturan, penyakit , keram, atau bengkak. Rangsangan penimbul nyeri umumnya punya kemampuan menyeba bkan sel-sel melepaskan enzim proteolitik (pengurai protein) dan polipeptida yan g merangsang ujung saraf yang kemudian menimbulkan impuls nyeri. Senyawa kimia d alam tubuh yang disebut prostaglandin beraksi membuat ujung saraf menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan nyeri oleh polipeptida ini. Penanganan Nyeri Obat-obat yang dapat mengurangi nyeri antara lain: Golongan Para amino fenol asetaminofen (Parasetamol ), fenasetin Golongan Pirazolon dipiron (antalgin) Derivat Asam Salisilat Aspirin, Benorilat, Diflunisal, Salsalat 1 Derivat.As.Fenamat As.Mefenamat, Meklofenamat 2 Derivat Asam Propionat As.Tiaprofenat, Fenbufen, Flurbiprofen, Ibuprofen , Ketoprofen, Naproksen 3 Derivat As.Fenilasetat Diklofenak, Fenklofenak terapi obat BIOGESIC SACHET KOMPOSISI : Setiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg INDIKASI : BIOGESIC digunakan pada berbagai ragam rasa nyeri termasuk sakit kepala, sakit g igi, sakit datang bulan nyeri otot, nyeri syaraf dan lain-lain, kelainan muskulo skeletal, juga untuk berbagai keadaan demam seperti pada demam berdarah, demam r ematik,demam pada flu dan lain-lain.

DOSIS : * Dosis untuk keadaan ringan : - Anak-anak : 1/2 tablet, 3-4 kali sehari - Dewasa : 1 tablet, 3-4 kali sehariAtau atas petunjuk dokter * Dosis untuk keadaan sedang sampai berat : - Anak-anak : 1 tablet, 3-4 kali sehari - Dewasa : 2 tablet, 3-4 kali sehariAtau atas petunjuk dokter KONTRA INDIKASI : Bagi penderita dengan gangguan fungsi hati, obat ini harus digunakan sesuai deng an petunjuk dokter.

ANALSPEC 250 MG KOMPOSISI : Tiap kapsul mengandung 250 mg asam mefenamat CARA KERJA OBAT : Asam mefenamat merupakan kelompok antiinflamasi nonsteroid bekerja dengan cara m enghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzym sik looksigenase sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi, antipiretik. INDIKASI : untuk menghilangkan rasa nyeri dari ringan sampai sedang dalam kondisi akut dan kronik, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, sakit sehabis ope rasi dan melahirkan, nyeri sewaktu haid, sakit kepala dan sakit gigi dan juga se bagai antipiretik pada keadaan demam. KONTRA INDIKASI : Pada penderita tukak lambung dan usus, penderita asma, penderita dengan gangguan fungsi ginjaldan penderita yang hipersensitif terhadap asam mefenamat. POSOLOGI : Dewasa : Dosis awal yang dianjurkan 500 mg, kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 j am PERINGATAN & PERHATIAN : - Jangan diberikan pada pendrita yang mendapat bronkospasma, rhinitis allergika dan urtikaria karena obat anti inflamasi non steroid yang lain karena kemungkina n terjadi sensitivitas silang - Jangan diberikan pada wanita hamil dan menyusui - Keamanan pemakaian pada anak-anak dibawah usia 14 tahun belum diketahui dengan pasti - Jangan diberikan lebih dari dosis yang dianjurkan atau lebih dari 7 hari,kecua li atas petunjuk dokter EFEK SAMPING : Umumnya ANALSPEC dapat ditolerir dengan baik pada dosis yang dianjurkan. Pada be

berapa kasus pernah dilaporkan terjadinya rasa mual, muntah, diare. Pada penggunaan jangka panjang yang terus menerus dengan dosis 2000 mg atau lebi h sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik. INTERAKSI OBAT : Penggunaan bersamaan dengan antikoagulan oral dapat memperpanjang "Prothrombin"

ANTALGIN FM CAPLET KOMPOSISI : Tiap tablet mengandung Metampiron 500 mg CARA KERJA OBAT : Metampiron bekerja sebagai analgesik. Diabsorpsi dari saluran pencernaan, mempun yai waktu paruh 1-4 jam. INDIKASI : Untuk meringankan rasa sakit terutama nyeri kolik dan sakit setelah operasi. DOSIS : Dewasa jika sakit 1 tablet, berikutnya 1 tablet tiap 6-8 jam, maksimum 4 tablet sehari. PERINGATAN & PERHATIAN : - Tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu dan tidak untuk mengob ati reumatik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma bahu-lengan. - Karena dapat meningkatkan agraulusitosis yang berakibat fatal maka sebaiknya t idak digunakan dalam jangka panjang terus menerus. - Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan darah/kela inan darah, gangguan fungsi hati atau ginjal.Karena itu perlu dilakukan pemeriks aan uji fungsi hati dan darah pada penggunaan yang lebih lama dari penggunaan un tuk mengatasi rasa sakit akut. EFEK SAMPING : Reaksi hipersensitifitas ; reaksi pada kulit misal kemerahan. Agranulositosis. KONTRA INDIKASI : - Penderita hipersensitif - Bayi dibawah 3 bulan atau dengan berat badan kurang dari 5 kg - Wanita hamil & menyusui - Penderita dengan tekanan darah sistolik kurang dari 10 mmHg ASPIRIN TABLET KOMPOSISI : Tiap tablet mengandung: Asam asetilsalisilat/aspirin 500 mg......pereda rasa nyeri atau sakit, menurunkan demam

FARMAKOLOGI : Asam asetil salisilik/aspirin menghambat produksi prostaglandin (sebuah zat spes ifik yang menyebabkan rasa sakit dan demam) untuk mengurangi respons tubuh terha dap serangkaian proses kimia yang akhirnya menuju terbentuknya rasa sakit. INDIKASI : Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri karena haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi tingkat ringan hingga agak berat. DOSIS : Dewasa : 1 tablet, 3 kali sehari (bila perlu) Anak-anak di atas 5 tahun : - 1 tablet, 3 kali sehari (bila perlu) * Untuk pemakaian efektif, tiap tablet sebaiknya diminum dengan banyak air. Juga disarankan untuk terlebih dahulu melarutkan tablet di dalam air dan meminumnya dengan kira-kira hingga 1 gelas air. Ini memungkinkan proses pelarutan yang cepa t di dalam lambung dan penyerapan bahan aktif yang cepat ke dalam saluran darah melalui usus, hingga membuatnya lebih efektif. * Sebaiknya dikonsumsi setelah makan. KONTRA INDIKASI : Tukak lambung dan peka terhadap derivet asam salisilat, penderita asma dan alerg i, penderita yang pernah atau sering mengalami pendarahan di bawah kulit, pender ita hemofilia;, anak-anak di bawah umur 16 tahun. PERINGATAN : Gangguan renal, kekurangan G6PD. Wanita hamil yang mendekati masa melahirkan, pa sien dengan flu, cacar air, atau demam haemoragis, nyeri gastro-intestinal (GI) atau asma. Terjadinya muntah-muntah yang terus-menerus dapat menjadi tanda terja dinya Reyes syndrome (segera tangani). EFEK SAMPING : Iritasi lambung , rasa mual, muntah-muntah

BETAMOL TABLET 500 MG KOMPOSISI : Tiap kaplet mengandung : Asetaminofen 500 mg FARMAKOLOGI : - Analgesik - antipiretik - Sebagai analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang sakit. - Sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung pada pusat pengatur panas dihipot alamus.

INDIKASI : Untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi dan menurunka n demam. KONTRA INDIKASI : - Penderita gangguan fungsi hati yang berat. - Penderita hipersensitif terhadap obat ini. POSOLOGI : - Dewasa : 1 kaplet 3 - 4 kali sehari. - Anak-anak 6 - 12 tahun : - 1 kaplet 3 - 4 kali sehari. CARA PENGGUNAAN OBAT : Melalui mulut (per oral). PERINGATAN DAN PERHATIAN : - Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal. - Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghi lang, segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan. - Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatk an resiko kerusakan fungsi hati. EFEK SAMPING : - Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati. - Reaksi hipersensitifitas. Analgesik, antiinflamasi Analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya aka n memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan buk an karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi

Inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, f ungsinya terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas va skuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, Prostaglandin dan PAF. Penanganan inflamasi 1 Derivat Asam Salisilat Aspirin, Benorilat, Diflunisal, Salsalat 2 Derivat Asam Propionat As.Tiaprofenat, Fenbufen, Flurbiprofen, Ibuprofen , Ketoprofen, Naproksen

3 4 5 6 7

Derivat.As.Fenamat As.Mefenamat, Meklofenamat Derivat As.Fenilasetat Diklofenak, Fenklofenak Derivat Oksikam Piroksikam, Tenoksikam Der.As.Asetat inden/indol Indometasin, Sulindak, Tolmetin Deriva Pirazolon Azapropazon, Fenilbutazon, Oksifenbutazon

Terapi obat ABDIFLAM Natrium diklofenak 25 mg; 50 mg. Indikasi: sakit pasca traumatik inflamatori, inflamasi dan bentuk degeneratif rematik, rem atik non artikular. Dosis: Dewasa: awal: sehari100-150 mg dalam dosis terbagi 2-3x; Anak 14th: 75-100 mg sehari dalam dosis bagi 2-3x. ALLOGON 500 mg. Komposisi Mefenamic acid/Asam mefenamat INDIKASI Nyeri ringan, sedang sampai berat seperti sakit kepala, nyeri otot, artralgia (n yeri sendi), sakit gigi, osteoartitis rematoid, gout, nyeri saat haid, nyeri set elah operasi, nyeri setelah terjadi patah tulang, nyeri setelah melahirkan, neur algia (nyeri pada saraf), dan nyeri pada organ-organ dalam perut. KONTRA INDIKASI Gastritis, ulkus lambung, dan anemia hemolitik. PERHATIAN Kehamilan, dehidrasi, epilepsi, asma. Interaksi obat : antikoagulan oral. EFEK SAMPING Gangguan & perdarahan saluran pencernaan, ulkus peptikum, sakit kepala, gugup, i nsomnia (sulit tidur), biduran/kaligata, kemerahan pada kulit, pembengkakan waja

h. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita a tau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan b ila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. KEMASAN Kaplet 500 mg x 2 x 10 butir. DOSIS Dewasa : Anak-anak : Nyeri saat haid m. PENYAJIAN Dikonsumsi bersamaan dengan makanan A N A L S I K Tiap kaptet mengandung : Metampiron 500 mg Diazepam 2 mg FARMAKOLOGI ANALSIK adalah kombinasi Metampiron dan Diazepam. Metampiron adalah suatu obat analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja se bagai antiansietas, juga memiliki sifat relaksasi otot rangka. Kombinasi ini dim aksudkan untuk menghilangkan rasa nyeri dan spasme organ visceral. INDIKASi : Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-utama nyeri kolik dan nyer i setelah operasi dimana di -perlukan kombinasi dengan tranquilizer. KONTRA INDIKASI : Pada penderita yang hipersensitif terhadap Metampiron dan Diazepam. Bayi di bawah 1 bulan atau dengan berat badan di bawah 5 kg, wanita ham il dan menyusui. Penderita dengan tekanan darah lebih rendah dari 100 mmHg. Glaukoma sudut sempit, keadaan psikosis akut. EFEK SAMPING :

250-500 mg tiap 6 jam sekali. 6,5 mg/kg berat badan tiap 6-8 jam sekali. : diawali dengan 500 mg, kemudian 250 mg tiap 6 ja

Dapat menimbulkan agranulositosis. Reaksi hipersensitivitas, reaksi pada kulit,ngantuk,pusing,lelah yang be rlebihan. Konstipasi, depresi, diplopia, hipotensi, jaundice, perubahan libido, mu al, tremor, retensi urin, vertigo. PERHATIAN : Hindari penggunaan jangka lama karena menimbulkan kelemahan otot dan ket ergantungan fisik dan psikis. Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan dar ah/kelainan darah, gangguan fungsi hati atau ginjal. Karena itu perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan hitung darah pada peng-gunaan jangka lama untuk peng obatan nyeri akut. Walaupun jarang menimbulkan agranulositosis, sebaik-nya tidak digunakan untuk jangka pahjang, karena dapat berakibat fatal. Selama minum obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjala nkan mesin. Tidak digunakan untuk mengobati sakit otot dan gejala -gejalaflu dan tid ak untuk mengobati rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma bahu len gan. Hati-hati penggunaan pada penderita depresiberat atau yang mempunyai kec enderungan melakukan bunuh diri. Hentikan pengobatan jikaterjadi reaksi-reaksi paradoksial seperti keadaa n-keaaaan hipereksitasi akut, ansietas,halusinasi dan gangguan tidur. INTERAKSI OBAT : Penggunaan bersama - sama dengan obat - obat yang mendepresi SSP atau alkohol da pat meningkatkan efek Diazepam. DOSIS : 1 kaplet,bila nyeri belum hilang dilanjutkan 1 kaplet tiap 6-8 jam, maksimum 4 k aplet sehari. ANTALGIN 500 GENERIK INF Komposisi Tiap tablet mengandung antalgin 500 mg. Cara Kerja Obat : Antalgin adalah derivat metansulfonat dan amidopirina yang bekerja terhadap susu nan saraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan mempengaru hi pusat pengatur suhu tubuh. Tiga efek utama adalah sebagai analgesik, antipire tik dananti-inflamasi. Antalgin mudah larut dalam air dan mudah diabsorpsi ke dalam jaringan tubuh. Indikasi : Untuk menghilangkan rasa sakit, terutama kolik dan

sakit setelah operasi. Dosis dan Cara Penggunaan : Melalui mulut (per oral). Dewasa : sehari 3 kali 1 tablet. Peringatan dan Perhatian : Karena dapat menimbulkan agranulositosis yang berakibat fatal, maka seba iknya tidak digunakan terus-menerus dalam jangka panjang. Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan dara h / kelainan darah. Efek Samping : Gejala kepekaan yang manifestasinya kelainan pada kulit. Pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan agranulositosis. Kontra indikasi : Pada penderita yang alergi terhadap derivat pirazolon. Kasus porfiria ha ti (amat jarang) dan defisiensi bawaan glukosa-6-fosfat-dehidrogenase. Penderita yang hipersensitif. Bayi 3 bulan pertama atau dengan berat badandibawah 5 kg. WanitahamilteTutama^B bulan pertamanaTT6 minggu terakhir. Penderita dengan tekanan darah 20 mg / hari yang terbagi dalam 2 kali pemberian, pagi dan sore hari. Dosis maksimum tidak boleh melebihi 80 mg /hari. - Pada pasien dengan kegagalan fungsi hati atau hepar, dosis pengobatan diturunk an manjadi 10 mg/hari atau interval pengobatan diperpanjang. - Untuk pengobatan dalam waktu yang lebih panjang dosis yang lebih rendah. Untuk penderita rawat jalan dengan gangguan depresi mayor dapat diberikan pengobatan 5-6 minggu. - Pada keadaan overdosis mual dan muntah sering terjadi. ASABIUM 10 Mg KOMPOSISI : Tiap tablet mengandung: 10 mg Clobazam INDIKASI : Kegelisahan dan kondisi sakit jiwa terkait dengan kecemasan. DOSIS : * Dewasa: 20 - 30 mg sehari dalam dosis terbagi atau dosis tunggal diberikan seb elum tidur. * Lanjut Usia: 10 - 20 mg sehari dalam dosis terbagi * Anak-anak> 3 tahun: 10 - 15 mg sehari ANTI PLATELET Anti platelet adalah obat-obat yang menurunkan agregasi platelet dan menghambat pembentukan thrombus di sirkulasi arteri dimana antikoagulan mempunyai efek yang sedikit. Stroke akan tetap menjadi masalah umum dan mahal di seluruh dunia, namun banyak kemajuan yang telah dibuat dalam beberapa dekade dalam memahami mekanisme stroke , faktor risiko, dan therapies. Karena trombosa memainkan peran penting dalam pa thogenesis of ischemic stroke, obat-obatan yang mengganggu hemostasis dan klinti r formasi seperti anticoagulants dan platelet antiaggregants biasa digunakan dal am pengelolaan penyakit cerebrovascular. Banyak bukti yang mendukung penggunaan obat tertentu antithrombotic dalam pencegahan stroke. Namun, karena keterbatasan data pendukung, penggunaan agen ini dalam pasien dengan ischemic stroke akut ma sih kontroversial.

Dalam laporan ini, kami memeriksa bukti yang relevan untuk dipublikasikan efek d ari anticoagulants dan antiplatelet agen ischemic stroke akut pada kematian, sif at mudah kena sakit, dan kambuh harga serta terkait simpangan manfaat dan risiko yang perawatan di tingkat deep vein trombosa, pulmonary embolus , dan cardiovas cular komplikasi. Sebagai bagian dari analisis ini, kami juga berusaha untuk men entukan apakah ada bukti yang mendukung diferensial kemanjuran obat ini menurut ischemic stroke subtypes. Aspirin (160 mg atau 325 mg setiap hari) hasil yang signifikan secara statistik kecil tetapi pengurangan kematian dan cacat apabila diberikan dalam waktu 48 jam setelah ischemic stroke, seperti ditunjukkan oleh gabungan analisis yang tersed ia studies.12 Abciximab, unfractionated heparin, LMW heparins, dan heparinoids b elum ditampilkan untuk mengurangi angka kematian atau stroke yang berhubungan de ngan sifat mudah kena sakit bila digunakan dalam waktu 48 jam mulai di pasien de ngan ischemic stroke akut. Obat-obat anti platelet di Apotik Online INDICA Yang paling penting obat antiplatelet adalah: 1. Cyclooxygenase inhibitors Contoh: aspirin. Aspirin menghambat secara irreversible enzim Cox, sehingga mengurangi p latelet produksi TXA2 (thromboxane - kuat vasoconstrictor yang rendah berhubunga n dgn putaran AMP ). Dosis rendah aspirin untuk pencegahan pada penyumbatan aliran darah ke otak atau pada penyakit pembuluh darah jantung. Dosis tunggal 150 300 mg diberikan segera mungkin setelah terjadinya kerusakan sel. Kemudian dilanjutkan dengan dosis pen jagaan 75 mg sehari. Efek samping: bronkospasme, gangguan saluran pencernaan 2. adenosine diphosphate (ADP) receptor inhibitor contoh: clopidogrel (plavix). Clopidogrel akan mempengaruhi ADP-tergantung aktivasi IIb / IIIa kompleks. Dosis 75 mg sehari sekali. Efek samping rasa kurang enak di per ut, nyeri perut, diare, perdarahan, sakit kepala dll. ticlopidin (ticlid). Dosis 1 -2 tablet sehari. Efek samping gangguan fungsi saluran pencernaan. Alergi kulit. Obat berinteraksi dengan antikoagulan. 3. Phosphodiesterase inhibitors Contoh : cilostazol (pletal) 4. Glycoprotein IIB / III A inhibitors (hanya menggunakan darah) Contoh : abciximab (ReoPro). Dosis awal dewasa dengan pemberian intravena 250 microgram/ kg, kemudian dilanjutkan dengan infuse intravena 125 nanogram/kg/menit (maksimal 10 microgram/menit). Untuk pencegahan pada komplikasi iskemi dimulai 10 60 meni t melalui infuse selama 12 jam. Efek samping perdarahan, mual, muntah, hipotensi , bradikardi, nyeri kepala. Eptifibatde (Integtrilin) Tirofiban (Aggrastat) Defibrotide

5. Adenosine reuptake inhibitors Contoh : dipiridamol (persantin). Dipyridamole menghambat platelet phosphodiesterase, men yebabkan peningkatan berhubung dgn putaran AMP dengan potentiasi dari tindakan P GI2 - menentang tindakan TXA2. dosis 300 600 mg sehari dalam dosis terbagi sebe lum makan. Efek samping hampir sama dengan obat-obat antiplateletlainnya. Pencegahan terjadinya penyumbatan di daerah arteri dapat digunakan obat-obat ant i platelet sebagai terapi obat dan trombolitik. Obat-obat antiplatelet mengubah aktivasi platelet dari kerusakan vascular yang mana hal ini penting untuk penge mbangan pembuluh darah arteri. Terapi trombolitik digunakan dalam myocardial inf ark, dan kadang-kadang pada kerusakan otak. Tidak boleh diberikan pada pasien ya ng mengalami perdarahan, hipertensi tak terkendali atau hemoragic stroke, atau o perasi. ACETOSAL ANALGETIK - ANTIPIRETIK Komposisi: Tiap tablet salut enterik mengandung Acetosal......................100 mg

Indikasi: - Meringankan rasa sakit, misalnya : sakit kepala, nyeri otot. - Menurunkan demam, misalnya : demam setelah imunisasi

Dosis: Dewasa : 500-650mg tiap 4jam (maksimal 4gram sehari) Anak-anakusia 2-3 tahun : 80 -160 mg, tiap 4jam 4-5 tahun : 160-240 mg, tiap 4jam 6-8 tahun : 240-320 mg, tiap 4jam 9-10 tahun : 320-400 mg, tiap 4jam >11 tahun : 400-480 mg, tiap 4jam Atau menurut petunjuk dokter.

EFEK SAMPING : - Iritasi lambung, mual dan muntah - Pada pemakaian lama dapat terjadi pendarahan lambung dan tukak lambung.

Interaksi Obat :

- Acetosal dapat memberikan interaksi dengan oral antikoagulan, alkohol, obat-ob at analgetik-antipiretik lain. - Pemberian salisilat dalam jumlah besar dapat meningkatkan kebutuhan vitamin K. KONTRA INDIKASI : Myasthenia gravis. Hipersensitif terhadap Clobazam. Pasien yang mengalami depres i CNS / koma, depresi mental dan pasien psikotik, gangguan pernapasan. Trimester 1 kehamilan. AGGRAVAN TABLET GOLONGAN : K KANDUNGAN : Cilostazol INDIKASI : - Pengobatan gejala iskemik (berkaitan dengan keadaan kekurangan darah dalam jar ingan) akibat oklusi (penutupan) arterial kronik. - Mengurangi gejala-gejala klaudikasi intermiten (kompleks gejala terdiri atas r asa nyeri pada kaki atau tungkai sewaktu berjalan dan sembuh sehabis istirahat). KONTRA INDIKASI : Perdarahan, kecenderungan mengalami perdarahan, koagulopati seperti hemofilia, g agal jantung kongestif. ANTI VIRUS Virus adalah parasit intrasel yang tidak bias bereplikasi sendiri, tetapi harus menggu nakan sel inang. Karena ikatan yang begitu erat sntsrs replikasi virus dan metab olisme sel inang, sehingga sulit sekali ditemukan obat yang selektif hanya kepad a virus. Hal ini membuat vaksin menjadi metode utama untuk mengontrol infeksi vi rus. Misalnya poliomyelitis, rabies, yellow fever, measles, rubella. Definisi antivirus Anti virus adalah : Sebuah agen yang membunuh virus dengan menekan kemampuan untuk replikasi, mengha mbat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri. Misalnya, Amantadine (S ymmetrel) adalah sintesis antivirus dimana kerjanya menghambat multiplikasi viru s influenza A, Diberikan dalam waktu 24-48 jam dari mulai dari gejala flu, dapat mengurangi kerasnya dari penyakit, terutama pada individu berisiko tinggi seper ti orang-orang yang immunosuppressed atau di rumah sakit. Rimantadine (Flumadine ) yang terkait dalam struktur dan anti-influenza J tindakan untuk amantadine tap i memiliki lebih sedikit efek samping.

BEBERAPA OBAT ANTI VIRUS

Nama obat Target Vidarabine Virus polymerase Acyclovir Virus polymerase

Jenis Virus Herpesviruses Herpes simplex (HSV)

Tipe kimia Analog nukleosida Analog nukleosida

Gancyclovir and Valcyte (valganciclovir) Cytomegalovirus (CMV) Analog nukleosida Virus polymerase (needs virus UL98 kinase for activation) Nucleoside-analog reverse transcriptase inhibitors (NRTI): AZT (Zidovudine), ddI (Didanosine), ddC (Zalcitabine), d4T (Stavudine), 3TC (Lamivudine) Reverse transcriptase

Retroviruses (HIV)

Analog nukleosida

Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI): Nevirapine,Delavirdine Retroviruses (HIV) Reverse transcriptase Protease Inhibitors: Saquinavir, Ritonavir, Indinavir, Nelfinavir HIV HIV protease Ribavirin RNA mutagen Amantadine/Rimantadine Influenza A strains Matrix protein/haemagglutinin Broad spectrum: HCV, HSV, measles, mumps, Lassa fever

Analog nukleosida

Analog peptida

Triazole carboxamide Tricyclic amine

Relenza and Tamiflu Influenza strains A & B Neuraminic acid mimetic Neuraminidase Inhibitor Pleconaril Picornaviruses Blocks attachment and uncoating Interferons Hepatitis B and C Cell defense proteins activated Small cyclic Protein

Antivirus yang telah dikembangkan pada umumnya kurang efektif karena adanya repl ikasi dari virus yang sangat cepat sehingga menimbulkan mutasi yang membuat mere ka tahan terhadap obat. Obat anti retrovirus digunakan untuk menghambat HIV, dan walaupun resistensi terhadap obat tunggal berkembang dengan cepat, tetapi pengg

unaan inhibitor protease dikombinasi dengan 2 reserve transcriptase inhibitor me nurunkan secara dramatis angka mortalitas dan morbiditas karena AIDS. Meskipun e fek samping sering timbul, tetapi pengobatan anti HIV harus terus-menerus untuk mencegah timbulnya resistensi Pengobatan infeksi HIV : Beberapa kelas obat-obatan yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV: 1. Nucleoside-Analog Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI). Obat-obatan ini menghalangi virus RNA bergantung-DNA polymerase (reverse transcr iptase) dan dimasukkan ke dalam DNA virus. Misalnya zidovudin, didanosine, zalci tabine, stavudin dan lamivudin. 2. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs). Obat-obat ini menghalangi replikasi HIV secara langsung. Misalnya nevirapin, de lavirdine. 3. Protease Inhibitors. Ini adalah obat khusus untuk HIV-1 protease dan kompetitif yang menghalangi enzi m, mencegah pematangan dari virions yang mampu menjangkiti sel lainnya. Misalnya saquinavir, ritonavir, indinavir dan nelfinavir. Rekomendasi dosis obat-obat anti virus Zanamivir Zanamivir adalah untuk perawatan influensa di kalangan anak-anak usia 7 tahun at au lebih. Dosis 5 mg sehari 2 kali tiap 12 jam.

Oseltamivir Dosis tergantung berat badan. 30 mg dua kali sehari untuk anak dengan berat bad an kurang dari atau sama dengan 15 kg. Dosis 45 mg dua kali sehari untuk berat b adan 15 23 kg, dosis 60 mg dua kali sehari dengan berat badan 23 40 kg. Dan dosi s 75 mg dua kali sehari untuk berat badan lebih dari 40 kg.

Amantadine Dosis untuk anak-anak berusia 1 sampai 9 tahun untuk pengobatan dan pencegahan p enyakit adalah 4,4 - 8,8 mg / kg berat badan / hari. Dosis maksimal 150 mg per h ari.

Rimantadine Rimantadine disetujui untuk pencegahan penyakit di kalangan anak-anak berusia 1 tahun atau lebih dan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit di kalangan orang

dewasa. Rimantadine diberikan dalam 1 atau 2 dosis terbagi pada dosis 5 mg / kg berat badan / hari, dosis tidak melebihi 150 mg / hari untuk anak-anak berusia 1 sampai 9 tahun.

Acyclovir Pada herpes simplex, dosis 200 mg sehari 5 kali selama 5 hari. Untuk anak dibawa h 2 tahun dosis setengah dari dosis dewasa. Efek samping dari acyclovir mual, mu ntah, nyeri perut, diare dan sakit kepala.

Gancyclovir Harus diberikan secara intravena dan karena toksisitasnya, obat ini hanya diguna kan untuk infeksi berat. Dosis 5 mg/kg berat badan setiap 12 jam selama 14 21 ha ri untuk pengobatan dan selama 7 14 hari untuk pencegahan. Anda membutuhkan obat anti virus ? Segera hubungi apotik online INDICA. Hamil dan menyusui. PERHATIAN : - Kerusakan hati atau ginjal yang parah, kecenderungan terhadap perdarahan. - Selama menstruasi/haid. - Terapi bersama dengan antikoagulan, trombolitik, atau zat antiplatelet lainnya . - Lanjut usia. INTERAKSI OBAT : Antikoagulan, Trombolitik, atau Zat Antiplatelet lainnya. EFEK SAMPING : Reaksi hipersensitifitas, jantung berdebar cepat, takhikardia, muka merah dan pa nas, rasa tidak enak pada lambung, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, diare. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL : C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita a tau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan b ila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. Terapi ACYCLOVIR 200 MG HEXPHARM FARMAKOLOGI : Acyclovir adalah zat antivirus yang sangat aktif secara in vitro melawan virus h erpes simpleks (HSV) tipe I dan II, serta virus varisela zoster. Setelah masuk k e dalam sel terinfeksi, Acyclovir terfosforilasi membentuk senyawa aktif Acyclov ir trifosfate. Tahap awal proses tergantung pada enzim viral-coded thymidine kin ase. Acyclovir trifosfate berperan sebagai inhibitor dan sebagai substrat palsu

untuk herpes-specified DNA polymerase yang mencegah sintesis DNA virus tanpa mem pengaruhi proses sel normal. INDIKASI : Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh herpes simpleks pada kulit dan membran m ukosa, termasuk herpes genital awal dan kambuhan, pencegahan infeksi herpes simp leks pada pasien immuno-compromised. Pengobatan infeksi herpes zoster. KONTRA INDIKASI : Pasien yang hipersensitif terhadap Acyclovir. DOSIS : Dewasa * Pengobatan infeksi herpes simpleks : 200 mg, 5 kali sehari dengan interval 4 j am, selama 5 hari, tetapi pada beberapa infeksi awal pengobatan dapat diperpanja ng. Pada pasien immuno-compromised (misal : setelah transplantasi sumsum) atau p asien dengan gangguan absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg. Pe mberian obat harus diberikan sesegera mungkin setelah terjadinya infeksi. * Pencegahan herpes simpleks : 200 mg, 4 kali sehari dengan interval 6 jam. Pada beberapa pasien immuno-compromised (misal : setelah transplantasi sumsum) atau pasien gangguan absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg. (lama pe mberian disesuaikan dengan periode resiko dihapus saja, gak jelas artinya) * Pengobatan herpes zoster : 800 mg, 5 kali sehari dengan interval 4 jam, selama 7 hari. Anak-anak * Anak-anak usia lebih dari 2 tahun : sama dengan dosis dewasa * Anak-anak usia kurang dari 2 tahun : diberikan setengah dosis dewasa untuk pen gobatan herpes simpleks dan profilaksis herpes simpleks.

EFEK SAMPING : * Gatal-gatal / ruam kulit * Gangguan gastrointestinal, termasuk : mual, muntah, diare, dan nyeri abdominal . * Peningkatan sementara enzim-enzim yang berhubungan dengan bilirubin dan hati, sedikit peningkatan urea dan kreatinin darah; sakit kepala, reaksi neurologis da n fatigue. PERINGATAN dan PERHATIAN : * Acyclovir pada wanita hamil hanya diberikan apabila pertimbangan manfaat lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul. * Hati-hati pemberian pada wanita yang sedang menyusui. * Jangan diberikan melebihi dosis, frekuensi penggunaan, dan lamanya pengobatan yang dianjurkan. INTERAKSI OBAT : Probenecid meningkatkan t obat dan AUC plasma.

ACYCLOVIR 400 MG HEXPHARM FARMAKOLOGI : Acyclovir adalah zat antivirus yang sangat aktif secara in vitro melawan virus h erpes simpleks (HSV) tipe I dan II, serta virus varisela zoster. Setelah masuk k e dalam sel terinfeksi, Acyclovir terfosforilasi membentuk senyawa aktif Acyclov ir trifosfate. Tahap awal proses tergantung pada enzim viral-coded thymidine kin ase. Acyclovir trifosfate berperan sebagai inhibitor dan sebagai substrat palsu untuk herpes-specified DNA polymerase yang mencegah sintesis DNA virus tanpa mem pengaruhi proses sel normal. INDIKASI : Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh herpes simpleks pada kulit dan membran m ukosa, termasuk herpes genital awal dan kambuhan, pencegahan infeksi herpes simp leks pada pasien immuno-compromised. Pengobatan infeksi herpes zoster. KONTRA INDIKASI : Pasien yang hipersensitif terhadap Acyclovir. DOSIS : Dewasa * Pengobatan infeksi herpes simpleks : 200 mg, 5 kali sehari dengan interval 4 j am, selama 5 hari, tetapi pada beberapa infeksi awal pengobatan dapat diperpanja ng. Pada pasien immuno-compromised (misal : setelah transplantasi sumsum) atau p asien dengan gangguan absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg. Pe mberian obat harus diberikan sesegera mungkin setelah terjadinya infeksi. * Pencegahan herpes simpleks : 200 mg, 4 kali sehari dengan interval 6 jam. Pada beberapa pasien immuno-compromised (misal : setelah transplantasi sumsum) atau pasien gangguan absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg. (lama pe mberian disesuaikan dengan periode resiko dihapus saja, gak jelas artinya) * Pengobatan herpes zoster : 800 mg, 5 kali sehari dengan interval 4 jam, selama 7 hari. Anak-anak * Anak-anak usia lebih dari 2 tahun : sama dengan dosis dewasa * Anak-anak usia kurang dari 2 tahun : diberikan setengah dosis dewasa untuk pen gobatan herpes simpleks dan profilaksis herpes simpleks.

EFEK SAMPING : * Gatal-gatal / ruam kulit * Gangguan gastrointestinal, termasuk : mual, muntah, diare, dan nyeri abdominal . * Peningkatan sementara enzim-enzim yang berhubungan dengan bilirubin dan hati, sedikit peningkatan urea dan kreatinin darah; sakit kepala, reaksi neurologis da n fatigue. PERINGATAN & PERHATIAN :

* Acyclovir pada wanita hamil hanya diberikan apabila pertimbangan manfaat lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul. * Hati-hati pemberian pada wanita yang sedang menyusui. * Jangan diberikan melebihi dosis, frekuensi penggunaan, dan lamanya pengobatan yang dianjurkan. INTERAKSI OBAT : Probenecid meningkatkan t obat dan AUC plasma.

ACYCLOVIR CREAM KOMPOSISI Tiap gram krim mengandung acyclovir 50 mg. CARA KERJA OBAT Acyclovir adalah nukleosida purin asiklik yang secara in vitro mempunyai aktivit as menghambat virus herpes simplex (HSV) tipe I dan HSV tipe II, Varicella Zoste r, Epstein-Barr, dan Cytomegalovirus. Acyclovir diaktivasi oleh thymidine kinase virus herpes sehingga mengalami fosforilasi membentuk acyclovir trifosfat yang merupakan acyclovir bentuk aktif. acyclovir trifosfat akan mengganggu virus herp es simplex DNA polymerase dan menghambat replikasi DNA virus dan menghambat DNA polymerase selular. INDIKASI

CARA PENGGUNAAN Topikal DOSIS DAN CARA PEMBERIAN Oleskan tipis-tipis hingga menutupi seluruh bagian kulit yang mengalami Iesisetiap3jam 6 kali sehari selama 7 hari. Ukuran dosis setiap pemberian akan tergantung pada luasnya daerah lesi. Pengobatan akan tercapai dengan baik jika dimulai pada awal terja dinya tanda-tanda atau gejala infeksi. Gunakan sarung tangan karet saat mengoleskan krim acyclovir untuk menceg ah autoinokulasi pada bagian tubuh yang lain atau menulamya InfeksL pada orang l ain. PERINGATAN DAN PERHATIAN Hanya untuk pemakaian kulit dan tidak digunakan untuk mat a. Jangan melampaui dosis yang dianjurkan, jumlah pemakaian da n lamanya pengobatan. Jangan digunakan untuk pencegahan infeksi HSV rekuren. Acyclovir jangan digunakan selama kehamilan kecuali keuntungannya l ebih besar daripada resikonya terhadap fetus. Hati-hati jika acyclovir diberikan pada wanita yang menyusui. EFEK SAMPING

Pengobatan infeksi virus herpes simplex pada kulit dan selaput lendir, k herpes genitalis yang inisial dan rekuren.

termasu

Nyeri ringan termasuk rasa terbakar sementara dan rasa yang menyengat. Reaksi lo kal termasuk pruritus, rash, vulvitis, dan edema. KONTRAINDIKASI Untuk penderita yang hipersensitif terhadap acyclovir. ANTIBIOTIKA Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunya i efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khusu snya dalam proses infeksi oleh bakteri.

Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotik dapat digolongkan menjadi: I. Sulfonamid Trimetoprim Quinolon Nitroimidazol II. Penisillin Cefalosporin Vancomysin III. Antibakteri yang menghambat sintesis protein Antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat

Aminoglikosida Tetrasiklin Makrolida Kloramfenikol

SULFONAMIDA Merupakan antibakteri yang efektif untuk infeksi sistemik yang pertama kali dite mukan. Namun, penggunaannya sekarang sudah jauh berkurang karena ditemukannya ob at-obat baru yang lebih efektif dan kurang toksik. Sulfanolamida menghambat dihi dropteroat sintetase secara kompetitif sehingga akan menghambat produksi folat y ang dibutuhkan untuk sintesis DNA bakteri.

TRIMETOPRIM

Trimetoprim bekerja pada jalur metabolisme yang sama dengan sulfonamid, tetapi e nzim yang dihambat adalah dihidrofolat reduktase. Kombinasi dengan sulfametoksas ol bekerja sinergis terhadap bakteri tertentu terutama infeksi saluran nafas.

QUINOLON Quinolon menghambat DNAgyrase, enzim yang memampatkan untaian panjang DNA bakter i menjadi bentuk supercoil yang hemat tempat. Quinolon penetrasinya ke sel dan j aringan bagus, bisa diberikan peroral dan toksisitasnya relatif rendah. Misalnya siprofloksasin merupakan salah satu anggota quinolon yang berspektrum luas.

NITROIMIDAZOL Metronidazol bisa diberikan peroral dan intravena, aktif terhadap sebagian besar bakteri anaerob termasuk spesies Baacteroides. Metronidasol merupakan obat pili han untuk beberapa infeksi protozoa seperti Entamoeba histolytica, Giardia lambi a, Trichomonas vaginalis.

PENISILIN Penisilin spektrum luas Amoxicillin dan ampicillin efektif terhadap bakteri yang tidak menghasilkan -lakt amase dari gram +, dan karena le ih isa menem us dinding akteri gram- di andin g enzylpenisilin. A sor si oral amoxicillin le ih aik di anding ampicillin. Me ropenem merupakan senyawa car apenem (struktur mirip penisilin) tetapi sangat ta han terhadap -laktamase. Spektrum aktivitasnya luas tetapi tidak aktif terhadap e erapa strain Pseudomonas aeruginosa dan MRSA. O at ini di erikan secara intrav ena.

CEFALOSPORIN Golongan ini digunakan untuk terapi meningitis, septicaemia, dan pnemonia, farma kologi dan mekanismenya serupa dengan penisilin. Terkadang isa menim ulkan reak si alergi, dan sensitivitas silang dengan penisilin dapat terjadi. Contoh golong an cefalosporin adalah cefadroksil, ceftazidim, ceftriaxon, cefiksim. Ceftriaxon mempunyai waktu paruh le ih panjang diantara cefalosporin lainnya sehinggz cuku p di erikan sekali sehari.

VANCOMYCIN Merupakan anti iotik akteridal yang tidak dia sor si peroral. Mekanisme kerjany a dengan mengham at pem entukan peptidoglikan dan aktif terhadap se agian esar akteri gram +. Vancomycin penting untuk pasien septicaemiaa dan endocarditis ka rena Methicillin Resisten Staphylococcus aureus (MRSA) dan merupakan anti iotik pilihan yang di erikan peroral untuk anti iotik associated pseudomem rannous col litis(komplikasi serius penggunaan anti iotik karena superinfeksi usus esar ole h Clostridium difficale yang menghasilkan toksin yang merusak mukosa kolon).

AMINOGLIKOSIDA Pem erian harus injeksi karena sangat polar sehingga a sor si peroralnya sangat jelek, ersifat akterisidal dan efektif terhadap anyak akteri gram dan gram + . Aminoglikosida index terapinya sempit sehingga potensial toksik. Gentamisin me rupakan aminoglikosida terpenting karena secara empiris isa mengo ati infeksi a kut gram yang mengancam nyawa. Misalnya infeksi Pseudoonas aeruginosa se elum ha sil kultur tes sensitivitas anti akteri keluar. Gentamisin diduga memiliki aksi sinergis dengan penisilin dan vancomycin sehingga kadang dikom inasi untuk strep tococal endocarditis. Amikasin le ih tahan terhadap aminoglikosida-inactivating enzymes dan digunakan ila gentamisin telah resisten. Netilmicin diklaim kurang toksik di anding gentamisin. Neomisin terlalu toksik unutk penggunaan parenteral sehingga hanya dipakai peroral untuk infeksi kulit dan secara oral atau lokal u ntuk sterilisasi saluran cerna se elum operasi. Streptomysin efektif terhadap My co acterium tu erculosis, tetapi menye a kan ototoksisitas, terutama pada terapi jangka panjang dan intensif, sehingga sekarang digantikan rifampicin.

TETRASIKLIN A sor si tetrasiklin di saluran cerna menurun dengan pem erian calsium (susu), m agnesium, esi dan makanan pada umumnya. Spektrumnya luas tetapi pada ke anyakan mikroorganisme tetrasiklin sudah digantikan o at lain.

KLORAMFENIKOL Di erikan peroral atau injeksi intravena, erspektrum luas, tetapi sayangnya efe k samping yang erat (aplasi sumsum tulang), ham atan produksi eritrosit dan leu kosit yang reversi el (tergantung dosis), encefalopathy dan neuritis optik sehin gga kloramfenikol jarang digunakan. MAKROLIDA Biasanya di erikan peroral tetapi eritromisin dan claritomisin isa di erikan in travena ila perlu. Spektrum antimikro anya serupa enzylpenicillin dan isa dig unakan se agai o at alternatif pada pasien yang resisten penicillin. Terapi o at A dimox Amoksissilin trihidrat 500 mg/kaplet; Amoksisilin 1 g/vial injeksi. Indikasi: infeksi yang dise a kan akteri gram positif dan negatif yang peka.

ACLAM GENERIK Amoksisilin Trihidrat 500 mg, Kalium Klavulanat 125 mg. INDIKASI Infeksi saluran nafas atas & awah, saluran kemih, gonore dimana penye a nya ada lah akteri yang memproduksi penisilinase. KONTRA INDIKASI Hipersensitif terhadap Penisilin. PERHATIAN

Hamil, menyusui. Superinfeksi.

Interaksi o at : Disulfiram. EFEK SAMPING Diare, mual, muntah, rasa tidak enak pada perut, sakit kepala, kemerahan kulit, urtikaria, vaginitis, kem ung, kandidiasis, hepatitis sementara, kolestatik jaun dice. KEMASAN Kaplet 15 iji DOSIS Dewasa & anak erusia > 12 tahun : 3 x sehari 250 mg. Infeksi erat : 3 x sehari 500 mg. AKILEN TABLET 200 MG KANDUNGAN : Ofloksasina 200 mg, 400 mg/filcota . INDIKASI : Infeksi saluran kemih, uretritis, servisitis, saluran nafas ingan lunak, kandungan, enteritis akterial.

# # ya. # #

Bayi yang lahir dari i u sensitif terhadap Penisilin. Reaksi hipersensitif se elumnya terhadap Sefalosporin atau alergen lainn

awah, kulit dan jar

KONTRA INDIKASI : Hipersensitif terhadap ofloxacin & quinolone EFEK SAMPING : Efek GI & SSP, reaksi hipersensitif PERHATIAN : Penurunan fungsi ginjal DOSIS : Infeksi saluran kemih: 100-400 mg 2xsehari selama 1 -10 hari, infeksi erat terk omplikasi: 600 mg sehari selama 20 hari; infeksi saluran nafas: 200-400 mg 2xseh ari; uretritis gonokokal dan servisitis tidak terkomplikasi: 200-600 mg se agai dosis tunggal, uretritis non gonokokal: 400 mg sehari dosis tunggal atau dosis t er agi selama 9 hari; infeksi kulit & jaringan lunak, infeksi kandungan, serta e nteritis akterial: 400 mg sehari selama 7 hari. AKILEN TABLET 400 Film-coated ta let KOMPOSISI : Tiap ta let mengandung-Ofloksasin..................... 200mg/400mg FARMAKOLOGI : AKILEN mengandung Ofloksasin, suatu fluorokinolon dengan spektrum anti akteri y ang luas terhadap akteri Gram - Negatif, Gram Positif dan e erapa akteri anae ro . INDIKASI : AKILEN diindikasikan untuk infeksi erat pada pada : - Infeksi saluran Kemih. - Uretritis dan servisitis gonokokal dan non gonokokal. - Infeksi saluran pernafasan agian awah. - Infeksi kuliat dan jaringan lunak. - Infeksi kandungan, serta enteritis akterial. KONTRA - INDIKASI : 1. Hipersensitivitas terhadap Ofloksasin dan derifat kinolon 2. Wanita Hamil dan menyusui 3. Anak - anak se elm masa pu ertas PERHATIAN : 1. Bila tim ul reaksi hipersensitif dan gejala yang menyerupai syok pengo atan d ihentikan. 2. Di erikan dengan hati - hati pada penderita dengan fungsi ginjal menurun, dan sesuaikan dosis terhadap eratnya disfungsi ginjal.penderita lanjut usia mungki n mem utuhkan penurunan dosis karena iasanya ersihan kreatinin sudah menurun. 3. Hati - hati di erikan selama usia su ur 4. A sor si di dalam usus akan erkurang ila di erikan ersama - sama dengan an tasida yang mengandung aluminium atau magnesium hidroksida. karena itu di erikan 1-2jam se elum atau sesudah ofloksasin.

DOSIS : Dewasa - Infeksi saluran kemih : 100-400mg, 2 kali sehari selama 1-10 hari. Untuk infek si erat dan terkomplikasi : 600mg sehari di erikan selama 20 hari. - Infeksi saluran pernafasan : 200-400mg, 2kali sehari - Uretritis gonokokal dan servisitis yang tidak terkomplikasi (termasuk infeksi PPNG) : 200-600mg se agai dosis tunggal - Uretritis non gonokokal : 400mg sehari dosis tunggal atau dosis ter agi selama 9 hari - Infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi kandungan, serta enteritis akterial : 400mg sehari, selama 7 hari Untuk penderita dengan penurunan fungsi ginjal, interval pem erian dosis diperpa njang menjadi 24jam ila ersihan kreatinin antara 20 - 80 ml/menit, dan diperpa njang menjadi 36 sampai 48 jam ila ersihan kretinin kurang dari 20 ml/menit A L B I O T I N 300 mg Klindamisina HCl 300 mg, 150 mg. INDIKASI : Pengo atan infeksi serius yang dise a kan oleh akteri anaero ,j mcga terhadap s train streptokokus, pneumo-kokus dan stafilokokus. KONTRA INDIKASI : Hipersensitivitas DOSIS : Dewasa : 150 300 mg tiap 6 jam Anak : 8 16 mg /kgBB/hari,di agi dalam 3- 4 dosis. Untuk infeksi yang le ih serius : 16 20 mg/kgBB/hari,di agi dalam 3 4 dosis Anti iotik topikal Apolar-N Desonide Neomycin sulphate Composition Each gram contains: Desonide Neomycin 5 atptiaie0.5 mg Description Apolar-N is the drug of choice for the treatment of allergic and inflammatory sk in disease and pruritus when complicated y infections or when there is a risk o f infection. Apolar-N contains desonide, a new potent corticosteroid with antiin flammatory properties. Neomycin, has a wide spectrum of anti acterial action aga ints most gram-negative and gram-positive organisms. Neomycin rarely causes resi stant strains of microorganisms and it is non toxic fo^ human epithelial cells. Neomycin is not affected y lood, exudates or y products of acterial growth. Apolar-N is suita le for topical application as cream for the treatment of infec ted skin disease. Several patients derived greater enefit from Agolar-N which i

s a le to heal or alleviate the condition. In the treatment of infected urns th e com ination of Apolar-N has a very good effect on the prevention of scars. Apo lar-N cream is colourless, odourless and accepta le from a cosmetic point of vie w. Indications Infected dermatitis caused hate.

y microorganisms which is sensitive to Neomycin sulp

Contra Indications Hypersensitivity to Apolar-N components. Side effects Hypersensitive reaction. Other reactions such irritation, urning sensation, itc hing and dryness of the skin especially on the covered skin area. Precautions Topical steroid preparations should not e used in herpes simplex, " varicellae73kiTfTuT3eTcuTosis dermatitis caused y syphillis, and skin ulcers. Apolar-N is not indicated for the treatment of large areas of the skin when ster oid preparations are used for a long period of time especially in a ies and chi ldren. Long term treatment should e avoided, due to possi le growth of resistan t microorganisms or fungi. In the occurence of new infection which is caused y resistant microorganisms or fungi, please consult your physician. _Stop thejreatment if irritation_____ happens. Application Apply a small quantity of Apolar-N cream two to three times daily to the affecte d part and massage gently. BAYCUTEN - N Indikasi: Radang dan infeksi kulit yang dise a kan oleh jamur misalnya Trichophyton ru rum , Trichophyton mentagrophytes, Epidermophyton floccosum dan Microsporum canis. Kontra Indikasi: Penderita yang sensitif dengan zat-zat dalam krim, tu erkulosa kulit, infeksi vi rus pada kulit termasuk cacar air dan herpes simpleks, teknik oklusif pada penderita dematitis atopik. Komposisi: 5 gram krim mengandung 50 mg klotimazol dan 2,215 mg deksametason asetat setara dengan 2 mg deksametason. Cara Kerja: Klotrimazol adalah anti jamur, ekerja mempengaruhi permea ilitas jamur dengan m engganggu iosintesa ergosterol yang mengaki atkan terganggunya mem ran plasma. Deksametas on asetat adalah kortikosteroid topikal ekerja mencegah atau menekan tim ulnya gejala inf

lamasi. Dosis dan Aturan Pakai: Bagian tu uh yang sakit setelah di ersihkan digosok pelan-pelan dengan BaycutenN krim secukupnya 2 kali sehari. Pengo atan harus dihentikan setelah erkurangnya peradangan atau mem aiknya daerah kulit yang menderita eksim, selam at-lam atnya setelah 7 hari pemakaian dan peng o atan dilanjutkan dengan preparat antijamur tanpa kortikosteroid sesuai petunjuk dokter. Peringatan dan Perhatian: Tidak oleh kena mata jika digunakan di daerah mata, hati-hati penggunan pada wa nita hamil dan menyusui, keamanan dan efektivitas pada anak-anak di awah 12 tahun elum diketa hui dengan pasti. Bagian tu uh yang diolesi dengan Baycuten-N krim jangan ditutup atau diper an. Efek yang Tidak Diinginkan: Erupsi makulopapulo dan parestesia. Aki at penggunan jangka panjang erupa gejal a lokal seperti atropi kulit, telangiektasia, striae dan peru ahan kulit seperti jerawat dan efe k sistemik kortikosteroid. Jenis: Krim BURNAZIN KRIM KOMPOSISI : Tiap gram krim mengandung Silver Suphadiazine 10 mg INDIKASI : BURNAZIN krim adalah o at antimikro a topikal yang diindikasikan untuk pencegaha n dan pengo atan sepsis luka pada pasien tingkat luka akar kedua dan ketiga. POSOLOGI : Setelah lika di ersihkan dari luka yang menempel, BURNAZIN krim dipakai pada per mukaan yang ter akar satu atau dua kali sehari sete al 2 mm menggunakan sarung t angan steril. pengo atan diteruskan hingga terjadi penyem uhan yang memuaskan atau agian luka siap untuk ditransplantasi. PERINGATAN & PERHATIAN : - Hati-hati ila digunakn pada penderita dengan gangguan hati dan ginjal. - Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan keamanan penggunaan pada anak-anak elum ditetapkan. - Ada kemungkinan cross-sensitivitas antara silver sulphadiazine dengan sulphona mide lainnya. - Jika terjadi reaksi alergi diaki atkan oleh pengo atan dengan silver sulphadia zine terapi lanjutan harus dipertim angkan kemungkinan resiko reaksi alergi khus us. - Dapat terjadi super infeksi jamur walau kemungkinan terjadinya rendah. - Penggunaan krim silver sulphadiazine pada e erapa kasus defisiensi glucose-6phospate dehydrogenase dapat er ahaya, seperti hemolysis dapat terjadi.

EFEK SAMPING : - Dapat terjadi reaksi lokal seperti rasa ter akar, gatal dan kulit kemerahan. - Leukopenia, gangguan darah lain, hepatitis, dan nekrosis hepatoseluler. KONTRA INDIKASI : BURNAZIN krim tidak oleh dipakai untuk penderita yang peka terhadap golongan su lphonamide. Jangan gunakan pada wanita hamil tua, ayi aru lahir, karena dapat menim ulkan resiko kern-icterus CHLORAMFECORT CREAM Chloramphenicol Hydrocortisone Tiap gram mengandung : Kloramfenikol asa 20 mg Hidrokortison Asetat 25 mg Cara kerja : Hidrokortison adalah suatu senyawa anti-radang dari golongan kortikosteroid.Klor anfenikol merupakan suatu anti iotikum yang memiliki spektrum akteri yang luas, erfungsi untuk mengo ati infeksi pada kulit,termasuk infeksi sekunder yang umum nya menyertai radang kulit. INDIKASI : Pengo atan topikal untuk penyakit infeksi kulit yang peka terhadap Kloramfenikol dan disertai radang. CARA PAKAI :

Peringatan dan Perhatian : Hindarkan penggunaan disekitar mata dan mulut Hati - hati penggunaan pada wanita hamil, tidak dianiurkan penggunaan,ja ngka panjang dan pada area yang luas Penggunaa jangka panjang dapat menye a kan super infeksi. jika hal ini t erjadi maka pengo atan harus dihentikan dan diganti dengan pengo atan lain yang tepat. Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang pada anak-anak. gatal, iritas i, kulit kering dan hipopigmentasi Kontra Indikasi jamur. DIGENTA KRIM PREPARAT KORTIKOSTEROID DAN ANTIBIOTIKA UNTUK KULIT KOMPOSISI:

Umumnya - 4 kali sehari dioleskan pada juk dokter.

agian kulit yang sakit atau sesuai petun

Tiap gram krim mengandung : Gentamicin sulfate setara dengan Gentamicin 1 mg Betamethasone dipropionate setara dengan Betamethasone 0,5 mg KHASIAT : DIGENTA* Krim merupakan kom inasi dari Gentamicin sulfate dan Betamethasone dipr opionate. Gentamicin,suatu anti iotika dengan spektftim laas, efektif -untuk pengo atan t opikal pada infeksi akteri primer dan sekunder yang dise a kan oleh organisme G ram-positif dan Gram-negatif,terutama spesies Staphylococci.Betamethasone dipro pionate adalah suatu kortikosteroid sintetik yang mempunyai khasiat se agai anti inflamasi,antialergi dan antipruritik. INDIKASI: Ber agai macam dermatitis,seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak, dermatit is statis, dermatitis eksfoliatif, neurodermatitis, lichen planus, eksema, inter trigo, psoriasis, pruritus anogenital dan senilis. KONTRA se ut. -

INDIKASI : Penderita vana hipersensitif terhadan salah satu macam komponen o at ter Tu erkulosa kulit. Infeksi virus pada kulit termasuk vaccinia, varicella.

EFEK SAMPING : Pada kulit terasa ter akar, gatal, kering, iritasi, folikulitis, hipertrikosis, jerawat, hipopigmentasi, maserasi kulit, infeksi sekunder, atropi kulit, stria, miliaria. PERINGATAN / PERHATIAN: Cegah penggunaan untuk mata. Hindari pemakaian yang luas atau lama pada kehamilan. Pada penggunaan yang lama dari preparat yang mengandung anti iotika dapa t menim ulkan pertum uhan organisme yang tidak peka terutama jamur.

Bila terjadi superinfeksi selama pengo atan, maka harus disertai dengan terapi y ang tepat. Bila terjadi reaksi iritasi atau sensitisasi, hentikan pengo atannya.

ATURAN PAKAI:

Oleskan tipis-tipis, sehari 2 - 3 kali pada tempat yang gatal, lalu gosok secara merata. ENBATIC SERBUK TABUR Zn BACITRACIN NEOMYCIN SULFAT KOMPOSISI: Tiap gram ser uk mengandung : - Zn Bacitracin - Neomycin sulfat

CARA KERJA OBAT: Bacitracin-Neomycin ekerja sinergistik, dapat untuk pengo atan dan mencegah inf eksi lokal pada kulit dan mukosa, luka akar,luka karena operasi,juga untuk infeksi oleh kuman G ram positif dan gram negatif. INDIKASI: Untuk ermacam-macam infeksi kulit yang dise a kan oleh kuman gram positif dan g ram negatif yang peka terhadap Neomycin dan Bacitracin,luka akar,luka karena operasi, pioderma d an folikulitis. POSOLOGI: Ta urkan pada kulit yang sakit 2 - 3 kali sehari atau menurut petunjuk dokter. EFEK SAMPING: Reaksi alergi seperti ruam kulit. PERINGATAN DAN PERHATIAN: - Hati-hati pada pasien yang hipersensitif terhadap komponen o at. - Penggunaan yang lama dapat menye a kan pertum uhan yang erle ihan dari fungsi dan mikro a yang resisten. Bila hal ini terjadi,hentikan o at ini dan erikan o at yang sesuai. - Pemakaian topikal sering menim ulkan sensitisasi. KONTRA INDIKASI: Bagi penderita yang hipersensitif terhadap Bacitracin dan Neomycin. ERLA NEO HYDROCORT KOMPOSISI : Tiap gram krim mengandung : Neomycin Sulfate Hydrocortisone Acetate 1 % 0,5 %

CARA KERJA OBAT : Hydrocortisone Acetate dan Neomycin Sulfate dalam ERLA NEO HYDROCORT cream merup akan suatu kom inasi yang tepat untuk menyem uhkan er agai penyakit kulit, misa lnya yang dise a kan oleh jamur, sycosis ar ae, impetigo, allergi dan luka-luka pada kulit yang disertai peradangan.

250IU 5 mg

KONTRA INDIKASI : Jangan digunakan untuk penderita peyakit kulit yang dise a kan oleh virus. CARA PEMAKAIAN : Oleskan ERLA NEO HYDROCORT cream pada kulit yang sakit, sehari 3 atau 4 kali. KEMASAN : Tu e erisi 5 gram cream. ASAM URAT Gout atau asam urat merupakan penyakit yang ditandai oleh kele ihan asam urat dalam darah. Kele ihan asam urat ini mengarah pada pem entukan kristal urat yang akan tertim un dalam jaringan tu uh terutama sendi. Ketika kristal urat ini masuk ke dalam sendi akan mengaki atkan serangan erulang dalam entuk peradangan sendi (arthritis). Gout kronik juga dapat mengaki atkan tim unan yang keras di dalam maupun diluar send i dan dapat menye a kan kerusakan sendi, menurunkan fungsi ginjal dan menye a ka n terjadinya atu ginjal. Penyakit gout memiliki per edaan yang unik dari setiap orang. Hal ini erhu ungan dengan kea normalan tu uh dalam memeta olisme asam u rat. Asam urat merupakan produk meta olisme purin dan pada manusia iasanya diek skresi ersama air seni. Secara normal setiap individu memproduksi 600 800 mg as am urat setiap hari dan diekskresi 600 mg dalam urin. Individu yang mengeluarkan kurang dari 600 mg pada diet purin diangggap overproduksi asam urat dimana kada r asam urat normal laki-laki < 7 mg/dl dan perempuan < 6 mg/dl.

Gejala Asam Urat Kesemutan dan linu Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat angun tidur Sendi yang terkena asam urat terlihat engkak, kemerahan, panas dan nyeri lu iasa pada malam dan pagi.

PENGOBATAN GOUT / ASAM URAT Terapi non o at

ar

Umumnya gout menyerang i u jari kaki, tetapi juga mungkin terjadi di kaki, perge langan kaki, pergelangan tangan, jemari, siku. Gejalanya meliputi rasa nyeri he at yang terjadi ti a-ti a, sehingga menim ulkan kesulitan erjalan. Persendian y ang terkena menjadi nyeri, kemerahan, engkak dan terasa hangat. Serangan gout t erjadi e erapa jam sehari. Ketika serangan itu terjadi, adan terasa menggigil, demam, sakit. Jika tidak segera dio ati, gejala-gejala itu akan mem uruk dan me nye a kan kecacatan.

pasien disarankan mengurangi asupan makanan yang mengandung tinggi purin (misalnya organ, kacang-kacangan), alkohol dan menurunkan erat adan ila o esi tas. Terapi o at Indometazin dan NSAID (Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs) lainnya Indometasin sama efektifnya dengan kolkisin pada terapi akut gout arthritis dan le ih anyak digunakan karena toksisitas akut pada saluran pencernaan terjadi le ih kecil di andingkan kolkisin. Regimen dosis NSAID untuk pengo atan gout akut :

Fenoprofen Flur iprofen ari I uprofen Ketoprofen Meclofenamat Naproxen Piroxicam Sulindac tolmetin

800 mg tiap 6 jam 100 mg 4 kali sehari selama 1 hari. Dilanjutkan 50 mg 4 kali seh 600 800 mg 4 kali sehari 50 mg 4 kali sehari atau 75 mg 3 kali sehari 100 mg 3-4 kali sehari Dosis awal 750. kemudian 250 tiap 8 jam 40 mg dalam dosis ter agi 200 mg 2 kali sehari 400 mg 3-4 kali sehari

Be erapa NSAIDs (NonSteroid Antiinflamasi Drugs) yang lain efektif untuk mengata si inflamasi gout akut. Penggunaan NSAIDs perlu diperhatikan pada individu denga n riwayat tukak peptik, gagal jantung, gagal ginjal dan penyakit jantung koroner . Kolkisin Kolkisin sering di erikan dalam dosis oral dengan dosis awal 1 mg, dilanjutkan 0 ,5 mg setiap 2 jam sampai gejala erkurang atau sampai pasien mengalami mual ata u diare. Dimana total dosis pem erian 8 mg. Masalah utama pem erian kolkisin ada lah gangguan pencernaan 50% 80% pasien setelah pem erian kolkisin setelah serang an. Kolkisin se aiknya di erikan kontinyu tiap 7 hari setelah pem erian terapi o ral untuk mengurangi resiko toksisitas sumsum tulang. Dosis dikurangi 50% pada p asien dengan klirens kreatinin antara 10-50 ml/menit.

Glukokortikoid Glukokortikoid seperti prednisone, metilprednisolon digunakan untuk serangan aku t arthritis. Prednisone 30-60 mg peroral sehari sekali mungkin digunakan pada pa sien dengan komplikasi sendi. Pem erian dosis harus ertahap.

Nama o at

Dosis dan frekuensi pem erian

Triamsinolon hexacetinoid 20 40 mg di erikan intra-artikular erguna untuk seran gan akut pada salah satu sendi.

Pro enesid dan sulfinpyrazone Pro enesid dan sulfinpyrazone meningkatkan klirens ginjal untuk mengeluarkan asa m urat dengan mengham at rea sor si asam urat di tu ular ginjal. Pro enesid di e rikan dengan dosis awal 250 mg dua kali sehari selama 1-2 minggu, kemudian 500 m g dua kali sehari selama 2 minggu. Dosis awal sulfinpirazon 50 mg dua kali sehar i selama 3-4 minggu, kemudian 100 mg dua kali sehari, ditingkatkan dosis sehari dengan peningkatan 100 mg tiap minggu sampai 800 mg per hari.

Allopurinol Allopurinol merupakan inhi itor xantin oksidase dengan mengham at pem entukan hi poxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Karena waktu paruhnya yang panjang, allopurinol dapat di erikan sehari sekali. Allopurinol merupakan o at pilihan antihiperurisemia pada pasien dengan riwayat atu urat atau gangguan fun gsi ginjal. Makanan yang Dihindari (mengandung anyak purin) Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, a at, usus, paru dan otak. Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting. Makanan kaleng seperi kornet dan sarden. Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental. Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti tem pe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emp ing. Sayuran seperti daun ayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kem ang kol, uncis. Buah- uahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa. Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti ir, wiski, anggur, tape , tuak. Terapi ALGUT 300 mg KOMPOSISI : Allopurinol 300 mg. INDIKASI : Artritis encok,tofi kulit dan atau perli atan ginjal melalui penim unan kristal atau pem entukan atu. DOSIS : Dewasa : 2- 10 mg/kg BB atau 100 200 mg sehari pada keadaan ringan ; 300 600 mg sehari pada keadaan cukup parah ; 700 900 mg setiap hari pada keadaan yang parah

.Anak di awah 15 tahun : 10 20 mg/kg BB,atau 100 400 mg sehari.Penggunaan pada a nak jarang dilakukan, kecuali pada keadaan yang sangat gawat (terutama leukemia) dan kerusakan enzim tertentu seperti sindrom Leschnyhan.Kerusakan ginjal perlu dipertim angkan secara khusus dengan dosis maksimum 100 mg sehari.Pada kerusakan ginjal yang parah, dosis yang dianjurkan kurang dari 100 mg sehari dengan inter val le ih panjang dari 1 hari dialysis : 300 400 mg segera sesudah dialysis. RECOLFAR GOLONGAN GENERIK Colchicine. INDIKASI Artritis gout akut, profilaksis jangka pendek selama awal terapi dengan alopurin ol dan o at orikosurik. KONTRA INDIKASI Pasien dengan gangguan gastrointestinal serius, penyakit ginjal atau jantung, di skrasia darah, hamil. PERHATIAN Usia lanjut dan pasien de ilitas, pasien dengan penyakit jantung, hepatik, ginja l atau gastrointestinal. EFEK SAMPING Neuritis perifer, kelelahan otot, mual, muntah, nyeri a domen, diare, urtikaria, anemia aplastik, agranulositosis, dermatitis, purpura, alopesia. KEMASAN Ta let 0,5 mg x 3 x 10's. DOSIS

# Artritis gout akut : Awal 0,5 - 1,2 mg diikuti dengan 0,5 mg tiap 2 j am sampai nyeri mereda atau tim ul mual, muntah atau diare.Dosis rata-rata 4 - 8 mg. # Profilaksis jangka pendek selama awal terapi dengan alopurinol dan o at orikusurik : satu kali seminggu atau satu kali sehari 0,5 mg. ASMA Asma

adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperakt ivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menye a kan peradangan; penyempitan in i ersifat sementara. Banyak kasus-kasus penyakit asma di masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun elum tentu mendapatkan pengo atan sec ara aik. Belum lagi masalah iaya pengo atan, a sennya dari sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta pengaruh sakitnya terhadap orang-orang yang er hu ungan dengan penderita penyakit asma. Penyakit asma paling anyak terjadi pada anak dan erpotensi mengganggu pertum u han dan perkem angan anak. Alergi dapat menyerang semua organ dan fungsi tu uh t anpa terkecuali. Disamping itu anyak permasalahan kesehatan lain yang menyertai erupa gangguan organ tu uh lain, gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya. Asma juga isa terjadi pada e erapa orang tanpa alergi tertentu. Reaks iolah raga atau erada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga isa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. yang sama terjadi jika orang terse ut mel akukan

GEJALA Be erapa penderita le ih sering ter e as dari gejala dan hanya mengalami seranga n sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lai nnya hampir selalu mengalami atuk dan mengi serta mengalami serangan he at sete lah menderita suatu infeksivirus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen m aupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga isa menye a kan tim ulnya gejala .

Suatu serangan asma dapat terjadi secara ti a-ti a ditandai dengan nafas yang e r unyi (wheezing, mengi, engek), atuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama te rdengar ketika penderita menghem uskan nafasnya. Di lain waktu, serangan asma te rjadi secara perlahan dengan gejala yang secara ertahap semakin mem uruk. Pada kedua keadaan terse ut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, atuk atau rasa sesak di dada. Serangan isa erlangsung dal am e erapa menit atau isa erlangsung sampai e erapa jam, ahkan selama e er apa hari. Gejala awal pada anak-anak isa erupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk k ering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga isa merupakan satu-sat unya gejala. Selama serangan asma, sesak nafas isa menjadi semakin erat, sehingga tim ul ra sa cemas. Se agai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan a nyak keringat. Pada serangan yang sangat erat, penderita menjadi sulit untuk er icara karena sesaknya sangat he at. Ke ingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dim ana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat di angunkan se entar kemudian se gera tertidur kem ali) dan sianosis (kulit tampak ke iruan) merupakan pertanda ahwa persediaan oksigen penderita sangat ter atas dan perlu segera dilakukan pen go atan. Meskipun telah mengalami serangan yang erat, iasanya penderita akan s

em uh sempurna. Kadang e erapa alveoli (kantong udara di paru-paru) isa pecah dan menye a kan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menye a kan udara te rkumpul di sekitar organ(Apotik Online INDICA) dada. Hal ini akan memper uruk se sak yang dirasakan oleh penderita. Pengo atan Pertama, non farmakologik (pengo atan tidak dengan o at-o atan) 1. Pendidikan pada penderita mengenai penyakitnya sehingga dia dapat menyikapi p enyakitnya dengan aik 2. Menghindari penye a /pencetus serangan (allergen), dan kontrol lingkungan hid upnya 3. Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga ya ng ermanfaat memperkuat otot pernapasan, misalnya erenang; 4. Fisioterapi, sehingga lendir mudah keluar. Kedua, secara farmakologik (menggunakan o at-o atan) O at-o atan isa mem uat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengo atan s egera untuk mengendalikan serangan asma er eda dengan pengo atan rutin untuk me ncegah serangan.

merupakan o at ter aik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara ti a-t i a dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pele aran saluran udara oleh reseptor eta-adrenergik. Bronkodil ator yang ekerja pada semua reseptor eta-adrenergik (misalnya adrenalin), meny e a kan efek samping erupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya ekerja pada reseptor eta2-adr energik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya al uter ol), menye a kan le ih sedikit efek samping di andingkan dengan ronkodilator ya ng ekerja pada semua reseptor eta-adrenergik.

Bronkodilator tersedia dalam entuk ta let, suntikan, inhaler (o at yang dihirup ) dan sangat efektif. Penghirupan ronkodilator akan mengendapkan o at langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjang kau saluran udara yang mengalami penyum atan erat. Bronkodilator per-oral (dite lan) dan suntikan dapat menjangkau daerah terse ut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung le ih lam at. Jenis ronkodilator lainnya adalah theophylline (golongan metilxantin). Theophyl line iasanya di erikan per-oral (ditelan); tersedia dalam er agai entuk, mula i dari ta let dan sirup short-acting sampai kapsul dan ta let long-acting. Pada serangan asma yang erat, isa di erikan secara intravena (melalui pem uluh dara h). Jumlah theophylline di dalam darah isa diukur di la oratorium dan harus dipanta

Se agian esar ronkodilator ekerja dalam e erapa menit, tetapi efeknya hanya erlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang le ih aru memiliki efek yang le ih panjang, tetapi karena mula kerjanya le ih lam at, maka o at ini le ih anyak digunakan untuk mencegah serangan.

1. Agonis reseptor

eta-adrenergik

u secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan mem erikan efek, s edangkan jumlah yang terlalu anyak isa menye a kan irama jantung a normal atau kejang. Pada saat pertama kali mengkonsumsi theophylline, penderita isa merasa kan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping terse ut, iasanya hilang saat tu uh dapat menyesuaikan diri dengan o at. Pada dosis yang le ih esar, penderi ta isa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung erde ar). J uga isa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah , dan kejang. 2. Korticosteroid Kortikosteroid (misalnya prednisone, metilprednisolon, dexametason) menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika digunaka n dalam jangka panjang, secara ertahap corticosteroid akan menye a kan erkuran gnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran u dara terhadap sejumlah rangsangan. Ta let atau suntikan corticosteroid isa digu nakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang erat. Untuk penggun aan jangka panjang iasanya di erikan inhaler corticosteroidinhaler, o at yang s ampai di paru-paru 50 kali le ih anyak di andingkan o at yang sampai ke agian tu uh lainnya. Corticosteroidoral (ditelan) di erikan untuk jangka panjang hanya jika pengo atan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma. karena dengan pe r-

3. Cromolin dan Nedocromil Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan ahan peradangan dari sel m ast dan menye a kan erkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. O at ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, ukan untuk mengo ati serangan. O at ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. O at i ni sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun p enderita e as gejala.

4. Antikolinergik O at antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium romida) ekerja dengan m enghalangi kontraksi otot polos dan pem entukan lendir yang erle ihan di dalam ronkus oleh asetilkolin. Le ih jauh lagi, o at ini akan menye a kan pele aran s aluran udara pada penderita yang se elumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor eta2-adrenergik. 5. pengu ah leukotrien

Pencegahan Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan isa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga isa dihindari dengan meminum o at se elum m elakukan olah raga.

Pengu ah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan o at ter aru untuk mem antu mengendalikan asma. O at ini mencegah aksi atau pem en tukan leukotrien ( ahan kimia yang di uat oleh tu uh yang menye a kan terjadinya gejala-gejala asma).

Terapi AMINOPHYLLINE 200 MG INF KANDUNGAN : Tiap ta let mengandung aminofilina 200 mg. CARA KERJA : Aminofilina merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek ronkodilator deng an jalan melemaskan otot polos ronkus INDIKASI : Untuk meringankan dan mengatasi serangan asma ronkial. DOSIS : Dewasa : 1 ta let 3 kali sehari. Anak-anak 6 12 tahun : ta let 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk dokter. EFEK SAMPING : - Gastrointestinal, misalnya : mual, muntah, diare. - Susunan saraf pusat, misalnya : sakit kepala, insomnia. - Kardiovaskuler, misalnya : palpitasi, takikardi, aritmia, ventrikuler. - Pernafasan, misalnya : tachypnea. - Rash, hiperglikemia. KONTRA INDIKASI : - Hipersensitif terhadap aminofilina atau komponen o at. - Penderita tukak lam ung, dia etes. INTERAKSI OBAT : - Hindari pem erian ersamaan dengan eta- locker (seperti propranolol) karena d apat menye a kan ronkospasma. - Jangan di erikan ersamaan dengan preparat xantin yang lain. - Simetidin, siprofloksasin, klaritromisin, norfloksasin, eritromisin, troleando misin, dan kontrasepsi oral dapat meningkatkan konsentrasi plasma teofilin. - Rifampisin, verapamil, diltiazem menurunkan konsentrasi plasma teofilin. CARA PENYIMPANAN : Simpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar (25 - 30C), terlindung dari ca haya. PERHATIAN : - Bila elum pernah menggunakan o at ini agar konsultasikan dahulu dengan dokter untuk memastikan ahwa penderita menderita asma. - Hati-hati pada penderita hipoksemia (kekurangan oksigen dalam darah), hiperten si, atau penderita yang mempunyai riwayat tukak lam ung. - Dapat mengiritasi saluran pencernaan. - Hati-hati pem erian pada wanita hamil, menyusui dan anak-anak. - Jangan melampaui dosis yang dianjurkan dan ila dalam waktu 1 jam gejala-gejal anya masih tetap atau ertam ah uruk, agar menghu ungi Puskesmas atau Rumah Sak

it terdekat. - Hati-hati pem erian pada penderita kerusakan fungsi hati, penderita di atas us ia 55 tahun terutama pria dan pada penderita penyakit paru-paru kronik. - Hentikan penggunaan o at ini jika terjadi jantung erde ar-de ar. ASMASOLON komposisi: Efedrin HCl..................... 12,5 mg Teofilin anhidrat................ 130 mg INDIKASI Asma ronkhial, ronkhitis asmatik, ronkhitis kronis dengan emfisema, ronkhosp asme emfisematosa, asma aki at rinitis alergi. KONTRA INDIKASI Hipertiroidisme, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular (jantung danpem uluh da rah), glaukoma sudut tertutup, pem esaran prostat. Ulkus peptikum. Penggunaan ersama dengan MAOI (pengham at mono amin oksidase). PERHATIAN Pasien dengan hipoksemia (keadaan kadar oksigen darah yang menurun), gangguan gi njal dan hati. Kehamilan, menyusui. Anak-anak & lansia. Interaksi o at : - efek Efedrin dihilangkan oleh Guanetidin, Metildopa, Reserpin. - efek yang menekan efek Asmasolon dipertinggi oleh o at-o at pengham at mono am in oksidase. - Xantin dapat meningkatkan rangsangan pada susunan saraf pusat yang dise a kan oleh simpatomimetik dan ekskresi Lithium dan Fenitoin. - Xantin dan - loker saling mengantagonis.

KEMASAN Ta let 25 x 4 iji. DOSIS Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 ta let. Anak-anak : -1 ta sampai dengan 2 kali sehari. AZMACON TABLET 4 MG GOLONGAN : K KANDUNGAN : Sal utamol sulfat INDIKASI :

EFEK SAMPING Mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), , aritmia ventrikular.

erde ar, takhikardia

KONTRA INDIKASI : Hipertensi, insufisiensi miokardial, hipertiroidisme, dia etik, dan gangguan kar diovaskular (jantung dan pem uluh darah). PERHATIAN : Tirotoksikosis, trimester pertama kehamilan. Interaksi o at : - loker dan xantin. EFEK SAMPING : Otot skelet/rangka gemetar, erde ar & sakit kepala.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL : C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau em riosidal atau lainnya) dan elum ada penelitian yang terkendali pada wanita a tau penelitian pada wanita dan hewan elum tersedia. O at seharusnya di erikan ila hanya keuntungan potensial mem erikan alasan terhadap ahaya potensial pada janin. KEMASAN : Ta let 4 mg x 10 x 10 iji. DOSIS :

PENYAJIAN : Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam se elum/sesudah makan) BRICASMA 2,5 MG TABLET komposisi : Ter utaline sulfate. INDIKASI Asma ronkhial, ronkhitis kronis, emfisema & penyakit paru lainnya dimana ronk hospasme merupakan suatu faktor komplikasi. PERHATIAN Hipertiroidisme, dia etes.

-

Dewasa : 3-4 Anak erusia Anak erusia Anak erusia

kali sehari 4 mg. le ih dari 12 tahun : 3-4 kali sehari 2-4 mg. 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 2 mg. 2-6 tahun : 3-4 kali sehari 1-2 mg.

Asma, ronkhitis kronis, emfisema, dan kelainan spasme.

ronkhopulmonal termasuk ronkho

Interaksi o at : rangsangan simpatetik yang erle ihan dengan simpatomimetikum; - loker mengham at efek ronkhodilatasi. EFEK SAMPING Gemetar, kram tonik & erde ar. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun pene litian terkendali pada wanita hamil atau hewan co a tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesu uran ) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada uk ti risiko pada trisemester selanjutnya). KEMASAN Ta let 2,5 mg x 100 iji. DOSIS Dewasa : 2-3 kali sehari 1-2 ta let. Anak-anak : 2-3 kali sehari 0,075 mg/kg rat adan. BATU GINJAL Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau le ih atu di dalam pelvis a tau calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Pem entukan atu ginjal da pat terjadi di agian mana saja dari saluran kencing, tetapi iasanya ter entuk pada dua agian ter anyak pada ginjal, yaitu di pasu ginjal (renal pelvis) dan c alix renalis. Batu dapat ter entuk dari kalsium, fosfat, atau kom inasi asam ura t yang iasanya larut di dalam urine. Batu urin saluran kemih adalah tim unan keras zat padat yang mem antu di saluran pem uangan air seni. Sekitar 10% atu ginjal erasal dari masalah meta olisme d imana diperkirakan ahwa kele ihan asam urat dalam urin, tingkat kalsium yang ti nggi dalam darah atau penyerapan garam dari asam oksalat di usus yang erle ihan dapat menye a kan ter entuknya atu ginjal. Protein juga isa erperan dalam pe m entukan atu urin dengan meningkatkan keasaman air seni dan meningkatkan penge luaran air seni yang mengandung asam urat, fosfor dan kalsium. Pada pasien dengan penyakit atu, le ih dari 1 dari 3 mekanisme umum cenderung m enjadi aktif. Ini meliputi : 1 kemungkinan ke eradaan atau kele ihan zat yang mempengaruhi ter entuknya kristal atau pem entukan atu kristal 2 kemungkinan kekurangan zat untuk menghalangi pem entukan kristal. 3 kemungkinan pengeluaran erle ihan atau konsentrasi garam dalam air seni yang mengarah pada kejenuhan dari kristal garam. Semakin esar tingkat kejenuha n, semakin esar tingkat perkem angan kristalnya.

Batu ginjal ervariasi ukurannya, dapat ersifat tunggal atau ganda. Batu- atu t inggal dalam pasu ginjal atau dapat masuk ke dalam ureter dan dapat merusak jari ngan ginjal. Batu yang esar akan merusak jaringan dengan tekanan atau mengaki a tkan o struksi, sehingga terjadi aliran kem ali cairan. Ke anyakan atu ginjal d apat terjadi erulang-ulang. Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, iasa

erat

adan atau 1/3 ta let per 10 kg e

nya le ih anyak dijumpai pada pria ( erumur 30-50 tahun) ketim ang wanita. Juga anyak dijumpai di daerah tertentu. Walaupun secara pasti tidak diketahui penye a atu ginjal, kemungkinannya adalah ila urine menjadi terlalu pekat dan zatzat yang ada di dalam urine mem entuk kristal atu. Penye a lain adalah infeksi , adanya o struksi, kele ihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tu ulus g injal, peningkatan kadar asam urat ( iasanya ersamaan dengan radang persendian) , kerusakan meta olisme dari e erapa jenis ahan di dalam tu uh, terlalu anyak mempergunakan vitamin D atau terlalu anyak memakan kalsium.

Gejala Walaupun esar dan lokasi atu ervariasi, rasa sakit dise a kan oleh o sruksi m erupakan gejala utama. Batu yang esar dengan permukaan kasar yang masuk ke dala m ureter akan menam ah frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara otomatis. R asa sakit dimulai dari pinggang awah menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelami n luar. Intensitas rasa sakit erfluktuasi dan rasa sakit yang luar iasa merupa kan puncak dari kesakitan. Apa ila atu erada di pasu ginjal dan di calix, rasa sakit menetap dan kurang intensitasnya. Sakit pinggang terjadi ila atu yang m engadakan o struksi erada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pad a agian perut terjadi ila atu telah pindah ke agian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang erat. Penderita atu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan, adanya darah di dalam urin ila atu melukai urete r, distensi perut, nanah dalam urine. Jenis-jenis atu ginjal Batu yang paling umum adalah struvite (magnesium ammonium phosphate), calcium ox alate, urate, cystine dan silika. Perawatan Tujuan keseluruhan perawatan dari atu ginjal adalah 1 untuk mencegah kerusakan ginjal, yang dapat mengaki atkan rusaknya parenkim ginj al. 2 Mengurangi rasa sakit (nyeri). Bisa di erikan o at-o at golongan analgesic-anti inflamsi non steroid. Misalnya : ketorolak, i uprofen, asam mefenamat. 3 Meluruhkan atau mengurangi atu. 4 Mencegah ter entuknya atu aru. Terapi medis tergantung pada jenis atu yang dihasilkan. Individu dengan hiperka lsiuria yang dise a kan oleh pengendapan kapur dapat diterapi dengan diuretika g olongan thiazid, seperti hidroklortiazid. Adanya infeksi perlu penanganan dengan anti iotika yang sesuai. Intervensi edah mungkin diperlukan jika atu yang dip roduksi terlalu tinggi dan menye a kan sum atan, terapi anti iotic tidak cukup m enghilangkan infeksi, atau setelah infeksi untuk menghilangkan potongan-potongan atu. Batu asam urat dari air seni memerlukan alkalinization dengan sodium ika r onat atau kalium sitrat di agi dalam 4 dosis. Tingkat pH urin harus dipertahan kan pada pH 7,5 atau le ih. Asam urat le ih larut dalam asa daripada urin yang asam. Allopurinol diindikasikan pada individu dengan atu urat dimana produksi a sam urat mele ihi normal.

ANTIKUN INJEKSI GOLONGAN : K KANDUNGAN : Piracetam INDIKASI : Pengo atan infark sere ral. KONTRA INDIKASI : Insufisiensi ginjal erat ( ersihan kreatinin kurang dari 20 mL/menit). PERHATIAN : Insufisiensi ginjal, hindari penghentian o at secara ti a-ti a karena dapat meng induksi mioklonus (kejang dan relaksasi otot secara erulang) atau kejang umum, hamil, menyusui. INTERAKSI OBAT : Jangan di erikan ersama dengan ekstrak tiroid. EFEK SAMPING : Kegugupan, cepat marah, insomnia (susah tidur), cemas, gemetar, kegelisahan, kel elahan, ketagihan tidur, gangguan lam ung-usus, sakit kepala, vertigo. Jarang : mulut kering, meningkatnya li ido, meningkatnya erat adan, reaksi hip ersensitifitas pada kulit. KEMASAN : Ampul 3 g/15mL x 4's. DOSIS : Dewasa: 3 kali sehari 1 gram secara intravena (IV) / intramuskular (IM). ESTAZOR GOLONGAN : K KANDUNGAN : Ursodeoxycholic acid/Asam Ursodeoksikolat. INDIKASI : - Batu empedu radiolusen dengan diameter tidak le ih dari 20 mm. - Pasien dengan peningkatan resiko atau yang menolak kolesistektomi, yang telah erusia lanjut atau dengan reaksi idiosinkrasi (kepekaan a normal) terhadap anes tesi umum dan yang menolak penanganan dengan pem edahan.

BATUK Batuk merupakan mekanisme pertahanan tu uh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tu uh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya l endir, makanan, de u, asap dan se againya. Batuk dapat di edakan menjadi dua jen is yaitu atuk akut dan atuk kronis, keduanya dikelompokkan erdasarkan waktu. Batuk akut

Pertusis adalah atuk kronis yang dise a kan oleh kuman Bordetella pertussis. Pe rtussis dapat dicegah dengan imunisasi DPT.

PENYEBAB BATUK

2. Infeksi saluran pernafasan agian atas (ISPA). 3. Alergi 4. Asma atau tu erculosis 5. Benda asing yang masuk kedalam saluran napas 6. Tersedak aki at minum susu 7. Menghirup asap rokok dari orang sekitar

Be erapa o at atuk yang dapat di eli tanpa resep dokter antara lain yang mengan dung: * Guaifenesin (Cohistan Expectorant, Pro at, Bisolvon Extra, Actifed Expec torant, dll). Yang harus diingat adalah jika minum o at-o atan yang mengandung G uaifenesin adalah harus minum anyak air. * Dekongestan seperti pseudoephedrine (Actifed, Actifed Expectorant, Disud

8. Batuk Psikogenik. Batuk ini logis.

anyak diaki atkan karena masalah emosi dan psiko

1. Umumnya dise a kan oleh infeksi di saluran pernafasan kan gejala flu.

Ada

e erapa macam penye a

atuk : agian atas yang merupa

adalah atuk yang erlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode. Bila atuk sudah le ih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 ulan ertur ut-turut, dise ut atuk kronis atau atuk kronis erulang. Batuk kronis erulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, tu erkolosis (TB), dan pert usis ( atuk rejan/ atuk 100 hari).

rin, Clarinase, Rhinos SR, Triaminic, dll). O at-o atan yang mengandung pseudoep hedrine ini dapat digunakan untuk menghentikan pilek encer (meler) dan postnasal drip. Tidak oleh digunakan jika ada penyakit darah tinggi atau untuk anak-anak di aw ah usia 6 tahun kecuali atas resep dokter anda. Terapi ROMIFAR KAPLET KOMPOSISI : Setiap kaplet mengandung Bromhexine HCL 8 mg INDIKASI : Se agai mukolitik untuk meredakan atuk erdahak. DOSIS : * Dewasa & Anak-anak diatas 10 tahun : 1 kaplet, 3 kali sehari * Anak-anak 5-10 tahun : 1/2 kaplet, 3 kali sehari * Anak-anak 2-5 tahun : 1/2 kaplet, 2 kali sehari Atau menurut petunjuk dokter ADRYLAN SYRUP 120 ML KANDUNGAN : Per 5 ml mengandung Difenhidr