Penyakit Bakterial

14
Universitas Gadjah Mada 1 PENYAKIT BAKTERIAL Penyakit bakterial dapat dihubungkan dengan kematian yang tinggi pada ikan liar dan ikan yang diternakkan. Mikroorganisme tersebut dapat berperan sebagai penyebab primer penyakit tertentu ataupun hanya sebagai infeksi sekunder mengikuti penyakit lainnya, misalnya penyakit virus. Bakteri dapat hidup di dalam air, udara, tanaman dan di dalam tubuh makhluk hidup, termasuk ikan. Pada umumnya bakteri-bakteri tersebut bersifat saprofitik. Jadi, secara normal bikteri saprofitik dapat ditemukan pada kulit ataupun di dalam intestinum ikan sedangkan alat-alat dalam lainnya tidak mengandung bakteria. Air, terutama yang kandungan bahan-bahan organiknya cukup tinggi merupakan suatu lingkungan tempat hidup bagi berbagai bakteri. Berbagai laporan membuktikan bahwa mikroorganisme normal di dalam tubuh ikan merupakan refleksi dari flora bakteri di dalam air yang dihuni oleh ikan tersebut. Walaupun demikian, terdapat sejumlah bakteri yang tidak dapat hidup lama di luar tubuh ikan. Bakteri yang bersifat patogen terhadap ikan terutama dari golongan Gram negatif. Untuk mengidentifikasi suatu bakteri tertentu diperlukan isolasi secara laboratorik. Infeksi bakteri dapat ditemukan di dalam alat-alat viseral, otot dan kulit, termasuk sirip. Ikan yang tidak menderita stres oleh lingkungan yang jelek ataupun tidak terinfeksi oleh parasit biasanya tahan terhadap serangan bakteri. Hal ini disebabkan oleh adanya substansi yang bersifat bakterisidal di dalam darah yang membantu ikan untuk mengatasi terjadinya suatu infeksi bakteri tertentu. Jika ikan-ikan tersebut terluka ataupun daya tahan tubuhnya menurun, maka infeksi bakteri kerapkali akan terjadi. Hal ini akan menyulitkan dalam menentukan apakah infeksi bakteri bersifat primer ataupun sekunder. Sehingga, cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi pada ikan adalah memelihara ikan pada kondisi yang memadai di dalam kolam dengan kualitas air yang optimal dan menerima sinar matahari yang cukup. Ikan yang terinfeksi dengan berbagai jenis bakteri patogen dapat memperlihatkan gejala-gejala sebagai berikut: (1) perubahan warna kulit menjadi gelap, (2) nafsu makan yang menurun/hilang, (3) kurang aktif berenang, dan kerapkali diikuti oleh gangguan keseimbangan, (4) pendarahan berbagai ukuran kulit, (5) erosi pada sirip, (6) exophthalmos (protrusi bola mata, “popeye condition”) dan (7) asites yang disertai oleh sisik yang mengalami protrusi.

description

fe

Transcript of Penyakit Bakterial

  • Universitas Gadjah Mada 1

    PENYAKIT BAKTERIAL

    Penyakit bakterial dapat dihubungkan dengan kematian yang tinggi pada ikan liar dan

    ikan yang diternakkan. Mikroorganisme tersebut dapat berperan sebagai penyebab primer

    penyakit tertentu ataupun hanya sebagai infeksi sekunder mengikuti penyakit lainnya,

    misalnya penyakit virus.

    Bakteri dapat hidup di dalam air, udara, tanaman dan di dalam tubuh makhluk hidup,

    termasuk ikan. Pada umumnya bakteri-bakteri tersebut bersifat saprofitik. Jadi, secara

    normal bikteri saprofitik dapat ditemukan pada kulit ataupun di dalam intestinum ikan

    sedangkan alat-alat dalam lainnya tidak mengandung bakteria. Air, terutama yang

    kandungan bahan-bahan organiknya cukup tinggi merupakan suatu lingkungan tempat hidup

    bagi berbagai bakteri. Berbagai laporan membuktikan bahwa mikroorganisme normal di

    dalam tubuh ikan merupakan refleksi dari flora bakteri di dalam air yang dihuni oleh ikan

    tersebut. Walaupun demikian, terdapat sejumlah bakteri yang tidak dapat hidup lama di luar

    tubuh ikan.

    Bakteri yang bersifat patogen terhadap ikan terutama dari golongan Gram negatif.

    Untuk mengidentifikasi suatu bakteri tertentu diperlukan isolasi secara laboratorik.

    Infeksi bakteri dapat ditemukan di dalam alat-alat viseral, otot dan kulit, termasuk

    sirip. Ikan yang tidak menderita stres oleh lingkungan yang jelek ataupun tidak terinfeksi oleh

    parasit biasanya tahan terhadap serangan bakteri. Hal ini disebabkan oleh adanya substansi

    yang bersifat bakterisidal di dalam darah yang membantu ikan untuk mengatasi terjadinya

    suatu infeksi bakteri tertentu. Jika ikan-ikan tersebut terluka ataupun daya tahan tubuhnya

    menurun, maka infeksi bakteri kerapkali akan terjadi. Hal ini akan menyulitkan dalam

    menentukan apakah infeksi bakteri bersifat primer ataupun sekunder. Sehingga, cara terbaik

    untuk mencegah terjadinya infeksi pada ikan adalah memelihara ikan pada kondisi yang

    memadai di dalam kolam dengan kualitas air yang optimal dan menerima sinar matahari

    yang cukup.

    Ikan yang terinfeksi dengan berbagai jenis bakteri patogen dapat memperlihatkan

    gejala-gejala sebagai berikut: (1) perubahan warna kulit menjadi gelap, (2) nafsu makan

    yang menurun/hilang, (3) kurang aktif berenang, dan kerapkali diikuti oleh gangguan

    keseimbangan, (4) pendarahan berbagai ukuran kulit, (5) erosi pada sirip, (6) exophthalmos

    (protrusi bola mata, popeye condition) dan (7) asites yang disertai oleh sisik yang

    mengalami protrusi.

  • Universitas Gadjah Mada 2

    FURUNKULOSIS

    Etiologi

    Aeromonas salmonicida (gram negatif).

    Spesies Ikan yang terserang

    Salmonida, terutama yang hidup di daerah Atlantik (Atlantic salmon) dan kadang

    kadang ikan-ikan lain yang hidup di daerah air tawar dan air laut. Ikan dari segala umur

    dapat terserang.

    Cara penularan

    Kontak dengan ikan sakit, air yang tercemar, alat perlengkapan tambak dan melalui

    telur yang terinfeksi. Sebagai faktor predisposisi adalah temperatur air yang tinggi kadar

    oksigen yang rendah dan tambak yang sangat padat.

    Gejala klinik

    Ikan muda, terutama Atlantic salmon akan terlihat berwarna lebih gelap, anoreksia,

    berkumpul di sekitar saluran pembuangan dan kolam dan kerapkali berakhir dengan

    kematian.

    Perubahan makroskopik

    Pada stadium awal akan terlihat kebengkakan fokal pada daerah subkutan, yang

    kerapkali mengalami ulserasi dan akhirnya membentuk kavitasi. Terlihat juga adanya

    petechiae pada otot; nekrosis pada ginjal, limpa, hati dan otot skelet.

    Perubahan mikroskopik

    Furunkel terjadi akibat mengumpulnya bakteri yang bersifat fokal di daerah dermis

    dan kadang-kadang di daerah epidermis. Bakteri ini akan merangsang terjadinya hiperemia

    di daerah subkutis dan dermis yang diikuti oleh edema bercampur fibrin, infiltrasi makrofag

    dan sejumlah leukosit polimorfonuklear. Pada bagian tengah dan lesi tersebut akan

    terbentuk daerah nekrosis liquifaktif yang disertai oleh deposisi fibrin, kolomsasi bakteri dan

    infiltrasi sel radang.

    Kontrol

    Cegah kontaminasi pada air dan keluarkan semua ikan yang telah terinfeksi.

    Pengobatan : Pemberian antibiotikaJantibakteri.

    RED SORE DISEASE

    (Bacterial Hemorrhagic Septisemia; Septicemia Hemorrhagika)

    Etiologi

    Aeromonas hydrophila (gram negatif).

    Species ikan yang terserang

    Berbagai jenis ikan air tawar, termasuk large-mouth bass.

  • Universitas Gadjah Mada 3

    Cara penularan

    Kontak dengan ikan sakit ataupun air yang tercemar bakteri tersebut; dapat pula

    melalui ektoparasit.

    Gejala klinik

    Sebagai faktor predisposisi adalah stres. Penyakit ini dapat dihubungkan dengan

    adanya septisemia hemorrhagika. Ikan akan berwarna Iebih gelap disertai oleh adanya

    daerah hemorrhagik yang merah irreguler pada permukaan tubuh dan dasar sirip; terlihat

    pula adanya asites.

    Perubahan makroskopik

    Hemorrhagik pada kulit dan dasar sirip; hemorrhagik pada organ viseral; bidang

    irisan ginjal dan limpa mengeluarkan cairan kental; asites.

    Perubahan Mikroskopik

    Terlihat adanya nekrosis dan reduksi daerah hemopoietik pada ginjal dan limpa;

    nekrosis daerah mukosa usus; nekrosis fokal pada otot jantung, hati, gonade dan pancreas.

    Terlihat juga adanya ulserasi yang disertai oleh hemorrhagik yang ekstensif pada dermis.

    Kontrol

    Perbaikan sanitasi lingkungan, terutama pengurangan polutan organik dan

    penyesuaian temperatur.

    Pengobatan

    Pemberian antibiotik secara parenteral (oleh karena nafsu makan/minum hilang)

    PSEUDOMONIASIS

    Etiologi

    Pseudomonas fluorescens (gram negatif).

    Species ikan yang terserang

    Terutama ikan air tawar dan kadang-kadang ikan air Taut.

    Cara penularan

    Kontak dengan ikan sakit ataupun lingkungan yang tercemar. Faktor predisposisi

    meliputi lingkungan yang tercemar dan tambak yang sangat padat

    GejaIa klinik

    Penyakit ini biasanya sulit dibedakan dari red sore disease dan dapat dihubungkan

    dengan gejala septisemia hemorrhagika akibat bakteri yang bersifat akut ataupun kronis.

    Gejala yang paling sering terlihat adalah perdarahan (ukuran besar) pada kulit, yang diikuti

    oleh angka kematian yang tinggi.

  • Universitas Gadjah Mada 4

    Perubahan makroskopik

    Hemorrhagik pada kulit, kongesti dan perdarahan pada daerah viseral. Pada kasus

    kronis akan terlihat adanya peritonitis fibrinosa. Ikan famili cyprinidae akan menunjukkan

    adanya asites.

    Perubahan mikroskopik

    Perubahan yang paling menyolok adalah pada kulit dan jaringan hemopoietik. Pada

    stadium awal akan terlihat hiperemia dan edema pada kulit mencakup epidermis dan dermis.

    Perubahan ini akan diikuti oleh ulserasi yang dapat meluas sampai ke otot di bawahnya.

    Limpa dan ginjal akan memperlihatkan adanya ruptur pada melanomacrophage center dan

    nekrosis pada elemen hematopoietik Terlihat juga adanya makrofag yang mengandung

    granula melanin pada ginjal dan kadang-kadang pada darah perifer. Pada kasus kronis,

    perubahan yang terlihat biasanya hanya pada kulit.

    Kontrol

    Perbaikan sanitasi lingkungan, kualitas air dan kurangi kepadatan ikan dalam kolam.

    Pengobatan

    Pemberian antibiotika (misalnya oksitetrasiklin) per oral ataupun per injeksi (infra

    peritoneal) (misalnya kanamisin).

    VIBRIOSIS

    Etiologi

    Vibrio anguillarum (gram negatif).

    Species ikan yang terserang

    Terutama pada ikan air laut, tetapi telah dilaporkan juga pada ikan air tawar.

    Cara penularan

    Sumber utama penularan vibriosis adalah ikan carrier dalam lingkungan tambak.

    Dapat juga terjadi penularan secara tidak langsung melalui invertebrata yang hidup di dalam

    lingkungan tambak tersebut

    Gejala klinik

    Anoreksia, kulit akan berwarna lebih gelap, lalu diikuti oleh kematian yang mendadak.

    Ikan dewasa dapat memperlihatkan adanya kulit yang berwama gelap, yang dapat

    mengalami ulserasi. Dapat juga terlihat adanya exophtalmus, asites ataupun tanpa gejala

    sama sekali.

    Perubahan makroskopik

    Pada ikan turbot dan salmon yang muda akan terlihat adanya edema periorbital dan

    asites.

    Pada stadium akut, ikan dewasa akan memperlihatkan adanya kulit yang

    membengkak, lebih gelap dan dapat melanjut menjadi ulser. Limpa tampak membesar dan

  • Universitas Gadjah Mada 5

    nekrotik; ginjal dapat memperlihatkan adanya nekrosis; peritoneum bagian viseralis dan

    parientalis akan menunjukkan adanya petechiae. Jantung menunjukkan adanya hemorrhagik

    fokal; insang akan lebih pucat. Pada infeksi kronis, akan terlihat adanya lesi granulomatosa

    pada kulit; insang akan tampak pucat; pentoneum bagian viseralis dan parietalis akan

    mengalami adhesi fibrinosa. Mata akan menunjukkan adanya kekeruhan pada cornea yang

    biasanya melanjut menjadi ulserasi; daps juga ditemukan adanya asites.

    Perubahan miroskopik

    Pada kasus perakut, akan ditemukan adanya cardiac myopathy; ginjal dan limpa

    akan terlihat nekrosis; edema periorbital. Kasus akut akan memperlihatkan adanya sel

    radang pada subkutis. Hati akan mnunjukkan adanya nekrosis fokal.

    Pada limpa dan ginjal akan dijumpai adanya nekrosis dan berkurangnya bagian hemopoietik;

    pada ginjal dapat ditemukan adanya nekrosis pada glomeruli dan tubuli. Pada kasus kronis,

    akan dijumpai adanya anemia hemolitika. Terlihat juga adanya makrofag yang mengandung

    hemosiderin pada melanomakrophage center limpa dan ginjal.

    Kontrol

    Vaksinasi dan seleksi genetik.

    pengbatan

    Pemberian antibiotika.

    EMPHYSEMATOUS PUTREFACTIVE DISEASE OF CAT FISH

    (EPDC; Penyakit Putrefaktif Emfisematosa pada Lele)

    Penyakit ini ditemukan pada ikan yang hidup di air yang tercemar bahan-bahan

    organik

    Etiologi

    Edwardsiella tarda (gram negatif).

    Spesies ikan yang terserang

    Ikan lele; famili Ictaluridae; Cyprinidae dan Anguillidae.

    Cara penularan

    Penularan dapat terjadi secara langsung melalui kontak dengan ikan sakit atau tidak

    langsung melalui air yang tercemar ikan sakit ataupun urine dan feces manusia yang

    mengandung kuman tersebut.

    Gejala klinik

    Tidak tersifat, anoreksia

    Perubahan makroskopik

    Terlihat adanya foki nekrotik pada kulit, peritonitis fibrinosa dan nekrosis pada hati

    dan ginjal. Di samping itu, hati ditutupi juga oleh eksudat fibrinus; pada otot dan ginjal dapat

    ditemukan adanya gas yang berbau.

  • Universitas Gadjah Mada 6

    Perubahan mikroskopik

    Terlihat adanya fokal nekrosis pada otot, jaringan hemopoietik dan hati. Terlihat juga adanya

    peritonitis fibrinosa yang disertai oleh infiltrasi sel radang.

    Kontrol

    Perbaikan higiene lingkungan, kualitas air dan kurangi kepadatan ikan dalam tambak.

    Pengobatan

    Antibiotik yang sesuai.

    RED MOUTH DISEASE

    Etiologi

    Yersinia ruckeri (gram negatif).

    Spesies ikan yang terserang

    Salmonidae; Rainbow trout.

    Cara penularan

    Kontak dengan ikan sakit atau carrier. Dapat juga melalui air yang air yang tercemar

    ikan sakit.

    Gejala klinik

    Ikan terlihat lesu/gerakannya lamban; kulit tampak lebih gelap; epithel rahang

    (terutama bagian bawah), palatum dan operculum tampak merah dan dapat berkembang

    menjadi ulsher.

    Perubahan makroskopik

    Lesi pada mulut meliputi erosi, hemorrhagik dan ulcer; mukosa intestinum tampak

    mengalami nekrosis.

    Perubahan mikroskopik

    Lesi pada daerah mulut meliputi hiperemia, hemorrhagik fokal, edema dan nekrosis

    pada pembuluh darah dermal. Epidermis daerah mulut terlihat mengalami degenerasi

    hidropik ataupun ulserasi. Limpa dan ginjal akan mengalami nekrosis pada jaringan

    hemopoetik; peritoneum terlihat hemorrhagik mukosa intestinum menunjukkan adanya

    nekrosis.

    Kontrol

    Tingkatkan sanitasi.

    Pengobatan

    Antibiotik (oksitetrasildin, khloramfenikol) ataupun sulfa.

  • Universitas Gadjah Mada 7

    COLUMNARIS DISEASE (BACTERIAL GILL DISEASE)

    Etiologi

    Flexibacter columnaris (gram negatif)

    Spesies ikan yang terserang

    Ikan air tawar.

    Cara penularan

    Melalui kontak langsung dengan ikan sakit ataupun air yang tercemar oleh bakteri

    tersebut

    Gejala klinik

    Infeksi dapat bersifat perakut, akut ataupun kronis. Temperatur air (sekitar 18C) dm

    virulensi dan bakteri sangat berpengaruh terhadap berat/ringannya penyakit ini. Gangguan

    pernafasan yang disertai oleh protrusi operculum. Insang tampak kotor dan biasanya diikuti

    oleh kematian.

    Perubahan makroskopik

    Kulit di daerah kepala dan belakang dan insang menunjukkan adanya plaque

    berwarna putih dan menonjol yang disertai oleh daerah hiperemia di bagian perifer. Insang

    terlihat mengalami nekrosis dan kongesti. Lesi pada kulit dapat melanjut menjadi ulser dan

    hemorrhagik.

    Perubahan mikroskopik

    Epidermis terlihat mengalami degenerasi hidropik, nekrosis dan ulserasi. Nekrosis

    dapat meluas ke arah dermis dan lesi tersebut biasanya dikelilingi oleh daerah hemorrhagik.

    Kontrol

    Perbaikan sanitasi lingkungan dan kualitas air, tingkatkan kadar oksigen, turunkan

    temperatur tambak dan kontrol kandungan bahan organik air.

    Pengobatan

    Pemberian antibiotik. Sanitasi air tambak biasanya akan membantu mengurangi

    kematian. dari ikan

    PEDUNCLE DISEASE (COLD WATER DISEASE)

    Biasanya ditemukan pada temperatur yang relatif rendah, sekitar 4 sampai 12C

    sehingga penyakit ini disebut juga sebagai cold water disease.

    Etiologi

    Flexibacter psychrophila (gram negatif).

    Spesies ikan yang terserang

    Salmonidae (muda).

    Cara penularan

    Kontak langsung dengan ikan sakit ataupun air yang tercemar oleh bakteri tersebut.

  • Universitas Gadjah Mada 8

    Gejala klinik

    Tidak ada yang tersifat. Kematian pada kasus akut dapat mencapai 50%.

    Perubahan makroskopik

    Terbatas pada sirip, kulit dan otot terlihat adanya busuk sirip dan furunkulosis.

    Perubahan mikroskpik

    Kulit terlihat mengalami nekrosis disertai oleh ulserasi yang prosesnya berjalan

    lambat; terlihat juga adanya hiperplasia epitel.

    Kontrol

    Tingkatkan temperatur air.

    Pengobatan

    Pemberian antibiotik bersama pakan.

    BACTERIAL KIDNEY DISEASE

    Etiologi

    Renibacterium salmoninaris (gam positif).

    Spesies ikan yang terserang

    Salmonidae; brook trout (infeksi berat); rainbow trout (jarang).

    Cara penularan

    Secara percobaan dapat ditularkan melalui luka pada kulit Penyakit ini diperkirakan

    dapat ditularkan secara vertikal.

    Gejala klinik

    Proses penyakit berlangsung kronis. Dapat ditemukan adanya exophthalmus, kulit

    yang lebih gelap; perdarahan pada dasar sirip pektoralis.

    Perubahan makroskopik

    Ginjal terlihat pucat, mengandung noduli atau granuloma ukuran kecil berwarna putih

    Lesi yang sama dapat juga ditemukan pada hati dan limpa Perubahan lain yang terlihat

    adalah asites.

    Perubahan mikroskopik

    Pada ginjal dapat ditemukan adanya lesi granulomatosa; insang menunjukkan

    adanya lesi proliferatif. Pada sel-sel hemopoietik ginjal dapat ditemukan adanya makrofag

    yang mengandung bakteri.

    Kontrol

    Tingkatkan sanitasi pakan ataupun lingkungan.

    Pengobatan

    Pemberian eritromisin atau antibiotik lain yang sesuai dapat menekan terjadinya

    kematian.

  • Universitas Gadjah Mada 9

    NOKARDIOSIS

    Etiologi

    Nocardia asteroides (gram positif, positif lemah terhadap pengecatan tahan asam).

    Spesies ikan yang terserang

    Ikan di daerah tropis; beberapa ikan air tawar, termasuk rainbow trout dan chinook

    salmon.

    Cara penularan

    Tidak diketahui secara pasti

    Gejala klinik

    Anoreksia, emasiasi, distensi cavum oris dan pembesaran abdomen.

    Perubahan makroskopik

    Granuloma di dalam cavum oris yang tumbuh dan organ-organ viseral; kadang-

    kadang terlihat adanya granuloma yang difus pada mesenterium. Granuloma biasanya

    mengandung bakteri.

    Kontrol

    Tidak ada yang bersifat spesifik

    Pengobatan

    Pemberian antibiotika yang sesuai untuk bakteri gram positif, walaupun hasilnya

    kerap kali kurang memuaskan.

    TUBERKULOSIS

    Etiologi

    Mycobacterium marinum dan Mycobacterium fortuitum (gram positif, tahan asam).

    Spesies ikan yang terserang

    Semua spesies dapat terserang. Paling banyak pada ikan air laut dan kadang-

    kadang ikan air tawar.

    Cara penularan

    Biasanya oleh karena mengkonsumsi ikan sakit atau air/bahan yang tercemar oleh

    ikan sakit Penyakit ini dapat ditularkan secara vertikal, terutama pada spesies ovoviviparous.

    Kulit yang luka memudahkan masuknya bakteri.

    Manusia juga peka terhadap M. marinum sehingga tuberkulosis pada ikan digolongkan juga

    sebagai penyakit yang bersifat zoonosis.

    Gejala klinik

    Sangat bervariasi. Kerapkali terlihat adanya emasiasi, ulserasi, sirip busuk, warna

    kulit yang gelap, deformitas pada vertebrae, anoreksia dan exopthalmus.

  • Universitas Gadjah Mada 10

    Perubahan makroskopik

    Terlihat adanya tuberkel miliaris pada hati, ginjal dan limpa. Organ-orang dapat juga

    terserang.

    Perubahan mikroskopik

    Penyakit ini menyebabkan lesi yang karakteristik untuk radang granulomatosa; lesi

    tersebut ditandai oleh adanya daerah nekrosis di bagian sentral yang dikelilingi oleh limfosit,

    netrofil, makrofag dan kadang-kadang giant pada penyakit yang berlangsung lama, maka di

    bagian luar dari lesi tersebut terlihat kapsul jaringan ikat.

    Kontrol

    Cegah pemberian pakan yang tercemar oleh ikan sakit. Ikan sakit harus

    dimusnahkan dan peralatan harus disterilisasi.

    Pengobatan

    Dapat diobati dengan antibiotik. Pada kondisi lapangan, ikan/kelompok ikan

    terserang tuberkulosis cenderung untuk dimusnahkan.

    ULCER DISEASE (PENYAKIT ULSER)

    Etiologi

    ophiluspiscium (gram negatif).

    Spesies ikan yang terkena

    Paling banyak ditemukan pada brook trout; jenis lain yang terserang brown trout dan

    rainbow trout.

    Cara penularan

    Tidak diketahui secara pasti. Mungkin melalui ikan carrier.

    Gejala klinik

    Tidak ada yang tersifat.

    Perubahan makroskopik

    Kulit (epidermis) menunjukkan adanya ulser yang dibatasi oleh tepi yang berwarna

    putih. Ulser dapat juga ditemukan pada mulet dan sirip. Tanda-tanda septisemia meliputi

    hemorrhagik dapat juga ditemukan pada berbagai organ.

    Kontrol

    Hindari ikan carrier.

    Pengobatan

    Pemberian antibiotik yang sesuai biasanya memberikan hasil yang memuaskan.

    FLAVOBACTERIOSIS

    Etiologi

    Flavobacterium sp. (gram negatif).

  • Universitas Gadjah Mada 11

    Spesies ikan yang terserang

    Ikan air tawar dan ikan air laut.

    Cara penularan

    Kontak langsung dengan ikan sakit, dapat juga melalui ektoparasit yang mengandung

    bakteri tersebut.

    Gejala klinik

    Dapat terlihat gejala syaraf (jika bakteri telah mengeluarkan neurotoksin).

    Perubahan makroskopik

    Lesi yang berbentuk perdarahan ataupun nekrosis dapat ditemukan pada berbagai

    organ sehubungan dengan adanya gejala septisemia hemorrhagika Di samping itu, dapat

    juga ditemukan adanya lesi granulomatosa pada sistem syaraf pusat dan alat-alat viseral.

    Kontrol

    Tingkatkan sanitasi.

    Pengobatan

    Pemberian antibiotika untuk mengatasi septisemia hemorrhagika; pada bentuk

    granulomatosa, cara yang cukup berhasil adalah desinfeksi Iingkungan dan mengeluarkan

    ikan sakit.

    PASTEURELOSIS

    Etiologi

    Pasteurella piscicida (gram negatif).

    Spesies ikan yang terserang

    Terutama ikan laut; kejadiannya jarang.

    Perubahan patologik

    Dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ yang berhubungan dengan septisemia

    hemorrhagika.

    Kontrol

    Tidak ada yang khusus. Hindari kontak dengan ikan sakit

    Pengobatan

    Pemberian antibiotika yang sesuai.

    TAlL AND FIN ROT (BUSUK EKOR DAN SIRIP)

    Etiologi

    Meliputi beberapa jenis bakteri, yaitu Pseudomonas sp., Aeromonas sp. Dan

    Flexibacter sp.

    Sebagai faktor predisposisi adalah temperatur yang sangat rendah, lingkungan yang

    kotor, kadar oksigen yang rendah dan kelemahan umum akibat penyakit lainnya.

  • Universitas Gadjah Mada 12

    Perubahan patologik

    Daerah ekor dan sirip ekor atau sirip-sirip lainnya akan mengalami nekrosis dan

    ulserasi.

    Kontrol

    Tingkatkan sanitasi.

    Pengobatan

    Pemberian antibiotika yang sesuai.

  • Universitas Gadjah Mada 13

    DIAGNOSIS PENYAKIT BAKTERIAL PADA IKAN

    Diagnosis penyakit baktenal pada ikan dapat didasarkan atas gejala klinik dan

    perubahan patologik yang timbul. Diagnosis definitif hendaklah didasarkan atas isolasi dan

    identifikasi kuman penyebab penyakit tertentu. Di samping itu, diagnosis penyakit bakterial

    dapat juga dilakukan dengan uji imunohistokimia, misalnya teknik antibodi monokional, atau

    imunoperoksidase untuk mendeteksi patogen pada jaringan abnormal. Pada berbagai

    laboratorium diagnostik digunakan juga teknik finger printing, hibridasasi, polymerase chain

    reaction (FUR) untuk mendeteksi DNA bakteri untuk memperjelas diagnosis dan mekanisme

    suatu penyakit.

    Bakteri yang mampu menimbulkan penyakit pada ikan hampir selalu di dalam

    lingkungan tempat ikan itu hidup dan pada permukaan tubuh ikan. jarang terjadi secara

    spontan. Biasanya merupakan akibat sekunder penyebab lainnya yang menyebabkan ikan

    lebih peka terhadap infeksi kuman tertentu. Stres dan infeksi parasit adalah dua faktor

    predisposisi penyakit bakterial yang terpenting. Stres dapat ditimbulkan oleh temperatur air

    yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah; pH yang rendah; kadar oksigen terlarut yang

    rendah pakan dengan kualitas dan/atau kuantitas yang kurang memadai.

    Pendekatan dalam melakukan diagnosis penyakit bakterial pada ikan hendaklah

    dimulai dengan mengeliminasi faktor penyebab yang berhubungan kualitas air atau faktor

    lingkungan lainnya yang mungkin dapat menjadi penyebab kematian dari ikan. Kemudian

    disusul dengan mengeliminasi kemungkinan adanya parasit (ekto dan endo). Jika kualitas air

    dan lingkungan baik, demikian juga tidak ada parasit, maka dapatlah diarahkan terhadap

    kemungkinan adanya infeksi bakteri.

    Untuk kepentingan diagnostik, dibutuhkan minimum 3 sampai 5 ekor ikan kelompok

    yang diduga mengalami suatu penyakit tertentu. Contoh ikan yang diambil hendaklah dipilih

    dari ikan-ikan yang hampir mati. ikan yang telah mati jangan dipakai untuk kepentingan

    pemeriksaan mikrobiologis, khususnya bakteriologik oleh karena proses pembusukan yang

    cepat setelah kematian don bahkan menjelang kematian.

    Ikan yang masih hidup dapat dibunuh dengan cara dekapitasi ataupun dengan

    pemberian anastetikum dosis tinggi, misalnya ether ataupun chloroform.

    Hati dan ginjal adalah organ-organ utama yang dipakai untuk mengisolasi bakteri.

    Jaringan jaringan tersebut hendaklah (tiambil dari ikan yang dibunuh dan bukan dari ikan

    yang telah mati. Untuk mendapatkan obat yang cocok, maka biasanya dilakukan uji

    sensitifitas terhadap antibiotik.

    Cara pengobatan pada ikan

    Pemberian obat pada ikan daat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

  • Universitas Gadjah Mada 14

    a. Dicampur dengan air kolam obat dilarutkan dengan kadar tertentu. ya kadar 0,005%

    setera dengan 50 ppm

    b. Ikan dicelupkan dalam suatu bak khusus (dipping).

    c. Di campur dengan makanan.

    d. Obat diberikan melalui suntikan (parenteral) per intra muscular (LM.) ataupun per

    intrapentoneal (ip).

    Hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan dengan antibiotik pada ikan adalah

    kemungkinan adanya residu di dalam jaringan pada saat dikonsumsi oleh manusia ataupun

    kemungkinan adanya resistensi oleh karena pemakaian antibiotik yang tidak tepat.

    Vaksinasi pada ikan

    Vaksinasi pada ikan yang banyak dikerjakan di lapangan adalah terhadap Vibriosis

    yang disebabkan oleh bakteri Vibrio anguillarum; Furunkulosis yang disebabkan oleh

    Aeromonas salmonicida; Red sore disease (Bacterial hemorrhagic disease) yang

    disebabkan oleh Aeromonas hydrophila; Red mouth disease yang disebabkan oleh Yersinia

    ruckery.

    Teknik vaksinasi pada ikan dapat dilakukan dengan cara pemberian secara spray,

    rendam (dipping), infiltrasi hiperosmotik dan melalui suntikan per peritoneal.