Penuntun praktikumlaboratorium.uma.ac.id/admin/uploads/modul/MODUL... · Web viewSterilisasi sangat...

46
PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Disusun Oleh : Rahmiati S.Si, M.Si LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS BIOLOGI 1

Transcript of Penuntun praktikumlaboratorium.uma.ac.id/admin/uploads/modul/MODUL... · Web viewSterilisasi sangat...

Penuntun praktikum

PENUNTUN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh :

Rahmiati S.Si, M.Si

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2017

KATA PENGANTAR

Buku penuntun ini ditujukan sebagai pedoman dalam melaksanakan praktikum bagi mahasiswa yang mengikuti praktikum Mikrobiologi di Fakultas Biologi Universitas Medan Area, Sumatera Utara.

Buku ini disusun oleh dosen penanggung jawab praktikum dengan memanfaatkan dan mengacu kepada berbagai referensi praktikum. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan saran, pemikiran dan kerja sama, penyusun mengucapkan terima kasih. Semoga buku ini bermanfaat.

Medan , Oktober 2017

Penyusun

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Hadir sesuai dengan jadwal praktikum

2. Berpakaian yang rapi dan sopan

3. Membawa alat dan bahan praktikum

4. Memakai jas laboratorium yang bersih

5. Menjaga kebersihan dan ketenangan laboratorium

6. Mahasiswa telah mempersiapkan materi/topik praktikum

7. Mencuci tangan sebelum dan sesudah praktikum dengan sabun antiseptik

8. Mahasiswa meminta izin kepada dosen atau asisten apabila hendak keluar dari meja praktikum atau laboratorium

9. Dilarang makan, minum, merokok selama praktikum.

PEMINJAMAN ALAT

1. Setiap kelompok menyediakan buku peminjaman alat

2. Periksalah alat yang dipinjam sebelum digunakan

3. Peralatan dikembalikan dalam keadaan baik dan bersih

4. Kerusakan atau kehilangan peralatan harus diganti dengan peralatan yang sama dan ditanggung oleh kelompok yang bersangkutan

5. Peralatan yang dipinjam diketahui oleh dosen atau asisten laboratorium.

PEMBUATAN LAPORAN

1. Format pembuatan laporan/jurnal praktikum diberitahukan saat pengarahan praktikum

2. Laporan/jurnal dibuat oleh masing-masing mahasiswa

3. Dilarang membuat laporan selama praktikum

4. Penyerahan jurnal dilakukan seminggu setelah praktikum dan disetujui oleh dosen atau asisten laboratorium.

PENILAIAN PRAKTIKUM

Pembagian Nilai Praktikum

1. Pre-test: 10%

2. Kehadiran: 30%

3. Laporan/jurnal: 40%

4. Ujian Praktikum: 20%

Total nilai praktikum: 100%

Modul 1

STERILISASI

Tujuan Praktikum :

1. untuk mengetahui tujuan dilakukannya sterilisasi

2. untuk mengetahui prinsip kerja autoklaf dan oven

Pendahuluan

Mikroorganisme ditemukan berlimpah di lingkungan. Mikroorganisme ini terdapat di tubuh, udara, air dan di permukaan benda, seperti meja dan alat-alat yang dugunakan dalam pekerjaan mikrobiologis. adanya mikroorganisme ini dapat dibuktikan dalam latihan pada praktikum berikut ini. Sterilisasi sangat penting dilakukan dalam mempelajari biakan murni dan isolasi mikroorganisme.

Sterilisasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk tujuan membunuh atau menghilangkan mikroorganisme yang tidak diinginkan pada suatu objek atau spesimen. Tanpa mengetahui cara sterilisasi yang efektif, maka operasi, teknik-teknik medical yang penting, penyiapan makanan dan metode-metode pengawetan yang aseptis tidak akan mungkin dilakukan

Di laboratoium mikrobiologi, beberapa cara sterilisasi digunakan pada berbagai alat dan bahan yang digunakan seperti media, alat-alat gelas, jarum ose, pinset dan lain-lain. Ada beberapa metode sterilisasi yang tersedia, tapi tidak ada satu metode pun yang cocok sekaligus untuk setiap objek yang akan disterilkan. Misalnya penggunaan panas tidak cocok untuk thermometer. Cara ini juga dapat menumpulkan alat-alat yang digunakan untuk memotong. Cara kimia cenderung dapat membuat karat benda-benda dari logam.

Alat dan Bahan

Alat : Autoklaf, oven, alat-alat gelas dan Bunsen

Bahan : akuades, media Nutient Agar (NA) dan media Potato Dextrose Agar (PDA) (prosedur pembuatan pada latihan 2)

Cara Kerja

1. Sterilisasi Kering (Menggunakan Oven)

Disediakan alat-alat gelas (cawan Petri, tabung reaksi dll) yang akan disterilkan. Kemudian dibungkus dengan kertas pembungkus. Dimasukkan ke dalam oven. Diatur suhu pada suhu 2100 C selama 30 menit atau suhu 1800 C selama 2 jam. Tekan tombol power. Setelah 30 menit ( atau 2 jam, tergantung suhu yang digunakan) suhu diturunkan dan tombol power dimatikan. Setelah suhu turun, peralatan yang telah disterilkan tersebut diambil dan dikeluarkan dari dalam oven. Dan di letakkan di tempat yang bersih.

2. Sterilisasi Basah (Menggunakan Autoklaf)

Disediakan bahan-bahan (media, akuades dll) yang akan disterilkan. Isi air (akuades) ke dalam autoklaf sampai batas yang telah ditentukan. Masukkan semua bahan yang sudah disiapkan ke dalam keranjang dan masukkan ke dalam autoklaf. Tutup dengan rapat dan kunci pintu autoklaf. Tekan tombol ON. Suhu diatur pada suhu 1210 C pada tekanan 15 psi (2 atm). Tekan tombol ENTER. Sterilisasi akan berakhir pada saat alarm berbunyi. Buka kunci penutup pintu kemudian tekan tombol OFF. Biarkan beberapa menit hingga suhu dalam autoklaf menurun. Buka pintu autoklaf dan dikeluarkan bahan-bahan yang telah disterilkan.

Modul 2

PENYIAPAN MEDIA

Tujuan Praktikum

1. untuk mengetahui fungsi media

2. untuk mengetahui pembagian media

Pendahuluan

Media dalam mikrobiologi merupakan substrat pertumbuhan mikroorganime yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan dalam proporsi yang sebanding. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Macam-Macam Media Pertumbuhan

1. Media berdasarkan sifat fisik

a. Media padat (Solid) yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.

b. Media setengah padat (Semi solid) yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair.

c. Media cair (Liquid) yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).

2. Media berdasarkan komposisi

a. Media sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.

b. Media semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.

c. Media non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

3. Media berdasarkan tujuan/kegunaannya

a. Media untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.

b. Media selektif/penghambat. Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.

c. Media diperkaya (enrichment). Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.

d. Media untuk karakterisasi bakteri. Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba.

e. Media diferensial. Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.

Alat dan Bahan

Alat : Gelas ukur, erlenmeyer, beaker glass, magnetic stirrer, spatula, Bunsen, timbangan, hot plate dan aluminium foil, batang pengaduk.

Bahan : Nutrien agar (NA), akuades, kapas.

Cara Kerja

Disiapkan media yang akan digunakan (NA). Perkirakan banyaknya cawan atau tabung yang akan digunakan dalam praktikum. Hitung jumlah media (ketentuan terdapat pada kemasan media) sesuai dengan yang diperlukan dan perbandingannya dengan akuades. Dipotong/disobek sedikit aluminium foil sebagai wadah untuk menimbang. Gunakan spatula kering untuk mengambil tepung media lalu ditimbang. Kemudian tuang tepung media ke dalam erlemmeyer. Tambahkan akuades sesuai dengan perbandingan yang telah dihitung. Goyang pelahan-lahan untung melarutkan tepung media. Homogenkan media dalam Erlenmeyer dengan meletakkannya di atas hot plate dan diaduk dengan batang pengaduk sampai mendidih. Pilihan lain dapat dilakukan dengan menggunakan magnetic stirrer yang diamsukkan ke dalam Erlenmeyer dan diletakkan di atas hot plate. Setelah mendidih, ditutup Erlenmeyer dengan kapas yang telah dibungkus dengan aluminium foil. Kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf.

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR

(POTATO DEXTROSA AGAR)

A. Tujuan

1. Mengetahui cara pembuatan media potato dextrose agar

2. Mengenal kegunaan media potato dextrose agar

B. Alat dan Bahan

1.Kentang (500 g), akuades (1 liter), sukrosa (25 g), agar (10 g)

2.Erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, mancis, bunsen, spatula dan hotplate

3.Allumunium foil (1 gulung), kapas (500 g) dan tisu gulung

C. Cara Kerja

1. Kupas kentang, dipotong dadu kemudian dicuci bersih.

2. Potongan kentang di rebus dengan menambahkan akuades hingga kentang lunak. Kemudian, dipisahkan antara filtrat degan ampas kentang menggunakan serbet atau kertas saring.

3. Sebanyak 500 ml filtrat dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan agar, sukrosa.

4. Larutan dipanaskan hingga homogen, kemudian di sterilkan di dalam autoklaf atau dengan cara tyndalisasi.

Modul 3

TEKNIK ISOLASI MIKROORGANISME

Tujuan Praktikum:

1. Untuk mengetahui teknik mengisolasi mikroorganisme

2. Untuk mengkarakterisasi M.O yang diisolasi dari lingkungan

Pendahuluan

Mikroorganisme terdapat di mana saja (omnipresent). Sebagian besar mikroorganisme di lingkungan tidak berbahaya, tetapi dalam pekerjaan mikrobiologi kita harus bekerja secara hati-hati sudah agar media yang sudah diterilkan tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme tersebut.

Dalam praktikum ini para mahasiswa akan belajar menginokulasi (memindahkan) mikroorganisme dari beberapa tempat berbeda ke dalam media tumbuh dan merangsangnya untuk berkembang biak setelah periode inkubasi. Pada media cair, pertumbuhan mikroorganisme ditandai dengan kekeruhan media, sedangkan pada media agar, koloni mikroorganisme dapat terlihat langsung.

Alat dan Bahan :

Alat : Cawan petri, tabung reaksi, bunsen

Bahan : Media Nutrient Agar (NA), sumber isolat.

Cara Kerja :

Disiapkan media Media Nutrien Agar (NA) yang telah disterilkan. Dituangkan ke dalam petri steril secara aseptis. Diratakan dengan membentuk angka delapan. Dibiarkan hingga memadat. Dimasukkan sumber isolat (misalnya daun, jari tangan dll) ke dalam petri yang telah berisi media. Diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator. Kemudian diamati mikroorganisme yang tumbuh dan tentukan karakteristik koloninya berdasarkan tipe koloni, bentuk koloni , elevasi koloni dan warna koloni. Setelah itu ditentukan satu koloni mikroorganisme untuk dimurnikan dalam latihan berikut

Gambar 3.

Karakteristik koloni mikroorganisme

METODE ISOLASI JAMUR

A. Tujuan

1. Mengetahui cara isolasi jamur

2. Mengkarakterisasi jamur secara visual

B. Alat dan Bahan

1. Media potato dextrose agar, jamur roti, jamur cabai, jamur kubis, tanah humus, jamur tempe, akuades.

2. Petridish, tabung reaksi, kawat ose, spatula, bunsen, mancis, sprayer.

3. Cling wrap, tisu gulung, kertas label.

C. Cara Kerja

1. Tuang media ke Petridish, dibiarkan hingga memadat.

2. Jika sampel berupa tanah maka tanah ditimbang sebanyak 1 g kemudian diencerkan dengan menambahkan 1 ml akuades di dalam tabung. Diambil 0,1 ml dari campuran tanah, diinokulasikan ke media.

3. Ambilah sedikit miselium dari jamur dengan menggunakan kawat ose dan letakkan pada media.

4. Diinkubasi selama 24 – 48 jam.

5. Diamati karakteristik visual jamur yang tumbuh.

Modul 4

TEKNIK BIAKAN MURNI

Tujuan Praktikum :

1. Untuk mengetahui prinsip dasar teknik biakan murni

2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam teknik biakan murni

3. Untuk mengetahui tipe-tipe goresan pada metode cawan gores

Pendahuluan

Teknik biakan murni pertama kali dilakukan oleh Robert Koch (1843-1910) seorang ahli berkebangsaan Jerman. Bakteri yang dimurnikan adalah Bacillus anthracis penyebab penyakit antrax pada sapi dan domba di Eropa pada saat itu. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari 1 jenis mikroorganisme saja. Sedangkan biakan campuran merupakan biakan yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme.

Tujuan:mendapatkan 1 jenis mikroorganisme yang diinginkan, untuk selanjutnya diidentifikasi dan diklasifikasi.

Prinsip:pengenceran

Rumus:V1N1 = V2N2

Keterangan:V1: Volume larutan yang diambil dari tabung pertama (A)

V2: Volume total larutan pada tabung kedua (B)

N1: konsentrasi lar. Pada tabung A

N2: konsentrsi lar. Pada tabung B

Metode Teknik Biakan Murni

1. Cawan sebar (spread plate)

2. Cawan tuang (pour plate)

3. Cawan gores (streak plate)

Alat dan Bahan

Alat : cawan Petri, tabung reaksi, pipet serologi, pro pipet, jarum ose bengkok, hockey stick, spatula dan vortex.

Bahan : Media Potato Dextrose Agar (PDA), media Nutrient Agar (NA), biakan campuran, akuades steril, alkohol 70% dan wipol.

Cara Kerja :

Media yang digunakan ada dua jenis, yaitu:

· NA untuk mengkultur tunggal bakteri

· PDA untuk mengkultur tunggal jamur

a. Sterilisasi

Sebelum melakukan praktikum, disterilkan area kerja dengan menggunakan wipol, dan tangan dengan alkohol 70%.

b. Metode cawan gores

Disiapkan sebuah cawan Petri steril, kemudian dituang media NA ke dalam Petri secara aseptis. Diratakan dengan memutar membentuk angka 8, lalu dibiarkan memadat. Diambil 1 ose bakteri yang telah ditentukan dari biakan campuran, kemudian diinokulasikan ke dalam media NA tadi yang telah memadat dengan cara menggores sesuai tipe goresan yang diinginkan (sinambung, radian, kuadran, tipe goresan T). Lalu dibungkus dengan kertas pembungkus, diinkubasi selama 1x24 jam, diamati goresan yang terbentuk.

c. Metode cawan sebar

Disiapkan sebuah cawan Petri steril, kemudian dituang media NA ke dalam Petri secara aseptis. Diratakan dengan memutar membentuk angka 8, lalu dibiarkan memadat. Selanjutnya dilakukan pengenceran. Disiapkan 3 tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml, 9 ml, dan 9 ml akuades steril. Lalu diambil 1 ose bakteri yang telah ditentukan dari biakan campuran, kemudian diinokulasikan ke dalam tabung reaksi pertama yang berisi 10 ml akuades steril, dihomogenkan dengan vortex, larutan ini selanjutnya disebut suspensi. Dari suspensi diambil sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet serologi kemudian diinokulasikan ke dalam tabung reaksi kedua yang berisi 9 ml akuades steril, dihomogenkan dengan vortex maka pengenceran larutan menjadi 10-1. Selanjutnya dari pengenceran 10-1, diambil larutan sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet serologi kemudian diinokulasikan ke dalam tabung reaksi ketiga yang berisi 9 ml akuades steril, dihomogenkan dengan vortex maka pengenceran larutan menjadi 10-2. Kemudian diambil 0.1 ml larutan dari pengenceran 10-2 secara aseptis dan diinokulasikan ke dalam media NA yang telah memadat. Diratakan dengan menggunakan hockey stick. Lalu dibungkus dengan kertas pembungkus, diinkubasi selama 1x24 jam, diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh.

d. Metode cawan tuang

Dari pengenceran 10-2, diambil larutan sebanyak 0.1 ml, kemudian dimasukkan ke dalam media NA cair yang terdapat didalam tabung secara aseptis. Suhu media NA sebaiknya berkisar 45-500C. Kemudian media NA divortex agar homogen. Dituang media yang telah berisi suspensi bakteri ke dalam cawan Petri steril. Diratakan dengan memutar membentuk angka 8, lalu dibiarkan memadat. Lalu dibungkus dengan kertas pembungkus, diinkubasi selama 1x24 jam, diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh.

e. Teknik Bikan Murni untuk Jamur

Disiapkan sebuah cawan Petri steril, kemudian dituang media PDA ke dalam Petri secara aseptis. Diratakan dengan memutar membentuk angka 8, lalu dibiarkan memadat. Diambil spora atau miselium jamur dari biakan campuran, kemudian diinokulasikan secara aseptis ke dalam median PDA dengan cara menotolkannya pada permukaan media. Lalu dibungkus dengan kertas pembungkus, diinkubasi selama 1-2x24 jam, diamati koloni jamur yang tumbuh.

Modul 5

PEWARNAAN DAN PENGAMATAN BAKTERI

Tujuan Praktikum:

1. untuk mengetahui tahap pewarnaan secara umum

2. untuk mengetahui kegunaan dari fiksasi

3. untuk mengetahui perbedaan gram positif dan gram negatif

4. untuk mengetahui bentuk-bentuk bakteri

5. untuk mengetahui penataan bakteri

6. untuk mengetahui syarat-syarat zat warna

Pendahuluan

Alasan utama dilakukannya pewarnaan bakteri sebab bakteri sulit dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya karena tidak dapat mengabsorbsi serta membiaskan cahaya.

Langkah-langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikrobe yang diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopik yaitu:

1. Penempatan olesan

2. Fiksasi olesan

3. Aplikasi pewarnaan (pewarnaan sederhana) atau serangakaian larutan pewarna atau reagen (pewarna differensial).

Pewarnaan sederhana yaitu pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna. Pewarnaan differensial yaitu pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain dengan menggunakan lebih dari satu larutan zat warna atau reagen pewarnaan. Pewarnaan khusus yaitu pewarnaan yang digunakan untuk melihat struktur sel bakteri, misalnya spora bakteri.

Pewarnaan gram salah satu teknik pewarnaan differensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk bakteri. Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada pewarnaan gram. Sedangkan bakteri gram positif adalah bakteri yang akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan: gelas objek,/slide, cover glass, penjepit tabung, bunsen, jarum ose, wather bath, mikroskop.

Bahan yang digunakan: kertas saring, biakan bakteri, aquades, zat pewarna (metilen blue, kristal violet, malachit green, safranin), iodin dan aseton alkohol.

Cara Kerja

1. Teknik pembuatan preparat ulas

Dari kultur biakan diambil 1-2 lup ose steril ke permukaan slide. Diberi 1-2 tetes aquadest. Dengan ose disebarkan secara merata membentuk bujur sangkar. Slide tersebut difiksasi (dilewatkan diatas api secara berulang-ulang hingga terlihat mengering).

2. Pewarnaan Sederhana

Dibuat preparat ulas dari bakteri yang disediakan. Diberi zat warna methilen blue dan dibiarkan selama 1 menit. Dibilas dengan aquades dan dikeringkan. Diamati dibawah mikroskop.

3. Pewarnaan Differensial/gram

Dibuat preparat ulas dari bakteri yang disediakan. Diberi zat warna kristal violet dan dibiarkan selama 1 menit, bilas dengan aquades, keringanginkan. Diberi iodine 1-2 tetes selama 30 detik. Dibilas dengan aseton alkohol selama 15 detik, lalu dibilas dengan aquades. Diberi 1 tetes larutan safranin (zat warna tanding) selama 1 menit, bilas dengan aquades dan dikeringkan. Diamati dibawah mikroskop.

Modul 6

ISOLASI BAKTERI ASAM LAKTAT

Tujuan pratikum :

1. Untuk mengetahui prosedur isolasi bakteri asam laktat

2. Untuk mengetahu media yang digunakan dalam isolasi bakteri asam laktat

3. Untuk mengetahui karakteristik bakteri asam laktat yang diperoleh

Pendahuluan

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri anaerob fakultatif yang mampu hidup pada berbagai habitat yang cukup luas di alam seperti pada tanaman, saluran pencernaan hewan dan manusia, pada produk makanan kalengan, produk susu, produk fermentasi, buah-buahan dan sayur-sayuran tropis.

Deskripsi umum BAL yaitu termasuk dalam bakteri Gram positif, tidak berspora, berbentuk bulat maupun batang, dan menghasilkan asam laktat sebagai mayoritas produk akhir selama memfermentasi karbohidrat. Bakteri asam laktat terbagi menjadi delapan genus antara lain Lactobacillus, Streptococcus, Lactococcus, Pediococcus, Enterococcus, Leuconostoc, Bifidobacterium dan Corinobacterium. Berdasarkan tipe fermentasinya, bakteri asam laktat terbagi menjadi heterofermentatif dan homofermentatif. Kelompok homofermentatif menghasilkan asam laktat sebagai produk utama dari fermentasi gula, sedangkan kelompok heterofermentatif menghasilkan asam laktat dan senyawa lain yaitu CO2, etanol, asetaldehida, diasetil, serta senyawa lainnya.

Beberapa spesies BAL setelah diteliti mempunyai potensi sebagai probiotik. Probiotik merupakan pakan tambahan berupa mikroorganisme yang dapat hidup di saluran pencernaan, bersimbiosis dengan mikroorganisme yang ada, bersifat menguntungkan, dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan tanpa mengalami proses penyerapan. Probiotik menyeimbangkan populasi mikrobia pada saluran pencernaan, mengendalikan mikroorganisme patogen pada tubuh inang dan lingkungan, dan menstimulasi imunitas inang.

Alat dan Bahan

Alat : Cawan petri, tabung reaksi, bunsen, pipet volumetrik.

Bahan : Media deManganRogosaSharpe Agar (MRSA), akuades, sampel (susu fermentasi).

Cara kerja :

Sampel berupa susu fermentasi diambil sebanyak 1 ml dan ditambahkan larutan akuades steril hingga volumenya mencapai 10 ml. Suspensi kemudian dihomogenkan dengan vortex. Dilakukan pengenceran berseri hingga 10-5. Sebanyak 0,1 ml dari masing-masing tingkat pengenceran diinokulasikan ke media MRSA dengan metode cawan tuang. Kultur diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang (± 28-30° C). Isolat bakteri yang tumbuh dengan variasi perbedaan morfologi menyangkut bentuk, warna, tepi dan elevasi koloni selanjutnya dikoleksi. Isolat kemudian ditumbuhkan kembali pada media yang sama hingga nanti diperoleh isolat murni. Identifikasi bakteri dilakukan berdasarkan ciri-ciri dan karakter morfologis secara visual dan mikroskopis. Identifikasi isolat bakteri berdasarkan ciri-ciri awal tersebut dicocokkan dengan buku identifikasi Bergeys Manual of Determinative of Bacteriology.

Modul 7

UJI BIOKIMIA BAKTERI

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui aktivitas metabolisme bakteri yang digunakan

2. Untuk mengetahui media apa saja yang dipakai dalam uji biokimia

3. Untuk mengetahui tujuan dari masing masing uji yang dilakukan

Pendahuluan

Metabolisme merupakan keseluruhan proses yang terjadi didalam makhluk hidup yang membutuhkan dan memanfaatkan energi bebas untuk melaksanakan berbagai macam fungsi.Jalur metabolisme merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang berurutan yang menghasilkan produk tertentu.

Serangkaian reaksi yang terdapat dalam metabolisme dikelompokkan menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme (reaksi penguraian) merupakan reaksi kimia dimana senyawa-senyawa metabolit kompleks diuraikan menjadi produk yang lebih sederhana dengan membebaskan energi. Dimana energi yang dibebaskan selama ini tersimpan dalam bentuk ATP. Sedangkan anabolisme (reaksi pembentukan) yaitu reaksi biokimia yang membentuk molekul-molekul sederhana menjadi lebih kompleks, misalnya pembentukan protein dari asam amino.

Uji Biokimia didasarkan pada berbagai hasil metabolisme yang disebabkan oleh daya kerja enzim. Berdasarkan tempat kerjanya, enzim terbagi dua kelompok yaitu endoenzim dan eksoenzim. Endoenzim yaitu enzim yang bekerja didalam sel. Sistem endoenzim selain bersifat anabolik juga bersifat katabolik. Sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang disekresikan keluar sel dan berdifusi kedalam media. Enzim ini besifat hidrolitik yang berarti bahwa eksoenzim menguraikan molekul kompleks menjadi lebih sederhana. Dimana molekul yang lebih kecil ini akan memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel.

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokomia biasanya dilihat dalam interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan adanya penambahan reagent kimia. Selain itu juga dilihat dari kemampuannya dalam menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi.

Alat dan Bahan

Alat : Rak tabung, tabung reaksi, cawan petri, jarum ose lurus, jarum ose bengkok, lampu Bunsen, pipet tetes dan objek glass.

Bahan : Biakan bakteri, media agar pati, media gelatin , media SCA, media karbohidrat (sukrosa, glukosa dan laktosa), media SIM agar, reagent H202 3% , wipolt, antis, dan alkohol 70% handsprayer.

Cara Kerja

a. Hidrolisa Pati

Cairkan media pati steril, kemudian tuangkan kedalam petri steril dan dibiarkan hingga memadat. Lalu bagi menjadi dua kuadran. Diambil biakan bakteri dengan menggunakan jarum ose bengkok, lalu goreskan biakkan pada masing-masing kuadran. Inkubasikan selama 24-48 jam dengan suhu ruang 37º C di inkubator bakteri. Teteskan iodine permukaan koloni bakteri. Uji positif apabila terdapat zona bening pada koloni setelah ditetesi iodine.

b. Hidrolisa Gelatin

Ambil media gelatin semi padat dalam tabung reaksi. Tusuk secara lurus dengan menggunakan jarum ose lurus yang berisi inokulum bakteri (biakan cair) pada bagian tengah media. Inkubasikan selama 24 - 48 jam dengan suhu ruang 37º C. Masukkan kedalam pendingin selama 10 menit. Uji positif jika terdapat cairan pada permukaan media.

c. Uji Sitrat

Ambil media SCA (Simon Citrat Agar). Lalu goreskan inokulum bakteri pada media dengan menggunakan jarum ose bengkok. Inkubasikan selama 24-48 jam dengan suhu ruang 37ºC. Amati perubahan warna pada media. Uji positif terjadi jika terdapat perubahan warna pada media yang semula berwarna hijau menjadi biru.

d. Uji TSIA

Siapkan media miring (Slant-Butt) TSIA. Gores permukaan media dengan ose bengkok yang berisikan inokulum, kemudian tusuk bagian tengah media secara lurus dengan menggunakan ose lurus. Inkubasikan selama 24-48 jam dengan suhu ruang 37ºC. Amati perubahan warna, keretakan pada media dan adanya endapan hitam.

e. Uji Motilitas

Siapkan media SIM dalam tabung reaksi. Inokulasikan bakteri dengan menggunakan ose lurus pada media dengan cara menusukkannya secara lurus hingga setengah media pada tabung reaksi. Inkubasikan selama 24-48 jam dengan suhu ruang 37ºC. Amati tipe bentuk pergerakan bakteri.

f. Uji Katalase

Siapkan gelas objek yang bersih. Inokulasikan satu lup ose biakan bakteri pada permukaan gelas objek. Tambahkan 2-3 tetes H202 3% pada permukaan slide. Uji positif apabila terlihat pembentukan gelembung (yang terbentuk dari penguraian H2O2).

Modul 8

PENGAMATAN JAMUR MIKROSKOPIS

Tujuan Praktikum :

1. Mengetahui kelas-kelas pada fungi

2. Mengetahui perbedaan yeast dan mold

3. Mengetahui ciri umum fungi

4. Mengetahui bentuk-bentuk hifa

5. Mengetahui perbedaan Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces tuac

6. Mengetahui peranan fungi dalam kehidupan

Pendahuluan

Fungi mikroskopis dibedakan menjadi: yeast/ragi/khamir yang terdiri dari satu sel (uniseluler) contohnya Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces tuac, dsb. Filamentous fungi terdiri dari kapang (mold) contohnya Aspergillus, Penicillium, Rhizopus, Mucor, dsb. Dan cendawan (mushroom) misalnya Volvariella volvaceae. Struktur filamentous fungi terdiri atas benang-benang hifa/miselium. Setiap bagian fungi dapat berkembang menjadi individu baru.

Yeast umumnya berbiak dengan tunas/budding sedangkan filamentous fungi dengan spora atau potongan hifa atau miselium. Dalam perkembangannya setiap jenis memiliki ciri koloni sendiri. Yang perlu diperhatikan dari koloni fungi adalah bentuk koloni, diameter, tepi koloni, permukaannya, konsistensi, warna, pembentukan pigmen dalam media, dan apakah koloni tumbuh pada permukaan atau di dalam media. Untuk mengetahui setiap jenis mold selain ciri koloni juga perlu dilihat susunannya di bawah mikoskop.

Alat dan Bahan

Alat: cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum ose bengkok, pipet tetes, pinset, objek glass, cover glass, beaker glass, bunsen, , mikroskop, vorteks, inkubator jamur, buku identifikasi jamur.

Bahan: biakan Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces tuac, jenis-jenis fungi mikroskopis berfilamen, ragi instant, tuak, block square (media PDA), kertas saring, , aluminium foil.

Cara Kerja

1. Pengamatan secara langsung

Diteteskan suspensi Saccharomyces cerevisiae di atas objek glass steril, lalu ditutup dengan cover glass. Diamati di bawah mikroskop.

Diteteskan suspensi Saccharomyces tuac di atas objek glass steril, lalu ditutup dengan cover glass. Diamati di bawah mikroskop.

2. Pengamatan secara tidak langsung dengan metode block square

Siapkan kertas saring bulat, aluminium foil berbentuk huruf U, objek glass, dan cover glass. Masukkan ke dalam beaker glass yang berisi air bersih. Panaskan di atas hot plate. Letakkan kertas saring, aluminium foil berbentuk huruf U, objek glass, potongan media PDA (block square) di dalam cawan petri. Totolkan jamur ke sisi-sisi media block square. Tutup dengan cover glass steril. Inkubasi selama 2 hari. Amati dan identifikasi jamur di bawah mikroskop.

Rhizopus

Morfologi jamur mikroskopis

PENGENALAN FUNGI ANGGOTA OOMYCETES DAN ZYGOMYCETES

A. Tujuan

1. Mengenal jenis-jenis fungi anggota kelas Oomycetes

2. Mengenal jenis-jenis fungi anggota kelas Zygomycetes

3. Mengamati karakteristik morfologi fungi kelas Oomycetes dan Zygomycetes

4. Membedakan morfologi fungi kelas Oomycetes dan Zygomycetes

B. Alat dan Bahan

1. Gelas objek, gelas penutup, jarum pentul, mikroskop

2. Tempe, roti dan oncom yang sudah ditumbuhi jamur, akuades

3. Jika ada sediakan jamur Phytophtora, Phytium, Rhizopus, Mucor, Pilobolus.

C. Cara Kerja

1. Sediakan specimen yang mau diamati

2. Ambilah sedikit miselium dari jamur tersebut dengan menggunakan jarum dan letakkan pada gelas objek yang telah diberi lactophenol atau air.

3. Uraikan benang-benang halus fungi tersebut dengan menggunakan dua jarum supaya tidak menumpuk.

4. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah untuk melihat struktur secara keseluruhan.

5. Gunakan perbesaran kuat untuk pengamatan yang lebih jelas dan teliti mengenai bentuk kolumela, bentuk sporangiospora, konidiospora dan warnanya. Amati bentuk hifanya.

PENGENALAN FUNGI ANGGOTA DEUTEROMYCETES DAN ASCOMYCETES

A. Tujuan

1. Mengenal beberapa fungi anggota Deuteromycetes

2. Mengamati beberapa fungi anggota Ascomycetes dan membedakan karaaktersitik morfologinya

B. Alat dan Bahan

1. Fermipan atau ragi, larutan gula 5-10% , akuades

2. Roti yang sudah ditumbuhi jamur

3. Kultur murni Aspergillus sp. dan Penicillium sp.

4. Objek glass, jarum, bunsen, mikroskop dan laktophenol

5. Preparat jamur Trichoderma sp., Fusarium, Penicillium sp., Aspergillus sp.

C. Cara Kerja

1. Buatlah larutan yeast 2-10% ditambahkan satu sendok kecil gula untuk asupan karbohidrat. Diamkan selama 30 menit. Amati bentuk di bawah mikroskop.

2. Ambilah sedikit miselium dari jamur Trichoderma sp., Fusarium, Penicillium sp., Aspergillus sp. dengan menggunakan jarum dan letakkan pada gelas objek yang telah diberi lactophenol atau air.

3. Uraikan benang-benang halus fungi tersebut dengan menggunakan dua jarum supaya tidak menumpuk.

4. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah untuk melihat struktur secara keseluruhan.

5. Gunakan perbesaran kuat untuk pengamatan yang lebih jelas dan teliti mengenai bentuk konidia, bentuk konidiospora dan warnanya. Amati bentuk hifanya.

PENGENALAN FUNGI ANGGOTA BASIDIOMYCETES

A. Tujuan

1. Mengenal beberapa fungi anggota Basidiomycetes

2. Mengamati beberapa fungi anggota Basidiomycetes dan membedakan karaktersitik morfologinya

B. Alat dan Bahan

1.Jamur tiram, jamur kuping dan akuades

2.Jamur liar yang tumbuh di permukaan kayu

3.Objek glass, jarum, bunsen, mikroskop dan laktophenol

4.Preparat jamur Ganoderma sp., Rigidoporus sp.

C. Cara Kerja

1. Jamur tiram, jamur kuping dan jamur liar diamati warna, bentuk lamella dan karakteristiknya.

2. Ambilah sedikit miselium dari jamur Ganoderma sp., Rigidoporus sp. dengan menggunakan jarum dan letakkan pada gelas objek yang telah diberi lactophenol atau air.

3. Uraikan benang-benang halus fungi tersebut dengan menggunakan dua jarum supaya tidak menumpuk.

4. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah untuk melihat struktur secara keseluruhan.

5. Gunakan perbesaran kuat untuk pengamatan yang lebih jelas dan teliti mengenai bentuk konidia, bentuk konidiospora dan warnanya. Amati bentuk hifanya.

Modul 9

MIKROBIOLOGI PANGAN

PEMBUATAN INOKULUM TEMPE

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui prosedur pembuatan inokulum tempe secara sederhana

2. Untuk mengetahui starter dan proses fermentasi yang terjadi selama proses pembuatan inokulum tempe.

Pembuatan Inokulum Tempe

a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah sarung tangan karet (3 pasang), cuter (2 buah), besek (keranjang plastik), daun pisang, talenan, nampan plastik, saringan,

Bahan yang digunakan adalah tempe yang dibungkus dengan daun pisang (umur 2-3 hari) 1 buah, nasi (150 g), tepung beras (190 g)

b. Prosedur Pembuatan Inokulum Tempe

· Pembuatan Tepung Tempe.

Siapkan tempe segar yang telah disimpan selama 2-3 hari. Kemudian diiris tipis-tipis. Jemur sampai kering dan diblender hingga menjadi tepung. Untuk memperbaiki teksturnya, tepung yang telah halus diayak dengan menggunakan saringan.

· Fermentasi dengan Substrat Nasi

Nasi matang sebanyak 150 g ditambahkan dengan 1 sendok tepung tempe. Kemudian dicampur hingga merata. Letakkan campuran pada besek plastik yang dialasi daun pisang, diperam selama 24 jam. Perlu diperhatikan, bagian atas juga ditutupi dengan daun pisang. Setelah 24 jam diamati kapang yang tumbuh pada permukaan media. Jemurlah sampai benar – benar kering. Kemudia haluskan dengan cara ditumbuk atau menggunakan blender.

· Pencampuran dengan Tepung Beras

Sebanyak 190 g tepung beras disangrai. Kemudian campurkan dengan inokulum tempe dengan perbandingan 1:19. Dengan ketentuan 1 bagian inokulum dan 19 bagian tepung beras. Ratakan campuran dan siap disimpan dalam kemasan.

PEMBUATAN TEMPE

Tempe merupakan makanan hasil fermentasi biji kedelai dengan bantuan mikrobia berupa kapang Rhizopus oligosporus. Disamping mikrobia utama (kapang), di dalam ekosistem tempe terdapat mikrobia lain yang dikategorikan sebagai mikrobia kontaminan seperti kapang jenis lain, bakteri atau khamir. Mikrobia kontaminan ini masuk pada setiap tahapan proses pembuatan tempe. Salah satu jenis mikrobia kontaminan pada tempe adalah Micrococcus luteus yang tidak menyebabkan keracunan tetapi dapat meningkatkan kadar senyawa aktif isoflavon (Faktor II). Isoflavon ini berpotensi tinggi sebagai antioksidan, antikanker, antihemolitik dan sebagainya.

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui prosedur pembuatan tempe.

2. Untuk mengetahui proses fermentasi yang terjadi dalam pembuatan tempe.

3. Untuk mengetahui starter fermentasi dalam pembuatan tempe.

Alat dan Bahan

Alat : Tampan, ayakan, cetakan, sendok, serbet

Bahan : kedelai, laru tempe, air, daun pisang, plastic, tusuk gigi

Cara Kerja

Bersihkan kedelai, kemudian rendam satu malam supaya kulitnya mudah lepas. Kupas kulit arinya. Setelah dikupas dan dicuci bersih, kukus dalam dandang selama 1 jam. Kemudian angkat dan dinginkan dalam tampah dan keringkan. Setelah kering, dicampur dengan laru tempe. Masukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur tempe mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik. Tumpuk cetakan dan tutup dengan serbet supaya menjadi hangat. Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas. Ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak

Modul 10

UJI KUALITAS AIR METODE MPN

Metode MPN terdiri dari 3 tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji penegasan (confirmed test), dan uji lengkap (completed test).

I. Uji Pendugaan

Disiapkan 9 tabung reaksi yang didalamnya telah dimasukkan tabung durham. 3 tabung reaksi berisi media LBDS (Lactose Broth Double Strand), 6 tabung reaksi berisi media LBSS (Lactose Broth Single Strand). Dimasukkan sebanyak 10 ml sampel uji kedalam tabung yang telah berisi media LBDS. Dimasukkan sebanyak 1 ml sampel uji kedalam 3 tabung yang berisi media LBSS dan 0,1 ml sampel uji kedalam 3 tabung yang berisi media LBSS. Diinkubasi seluruh tabung selama 24 jam pada suhu 35OC. Diamati gelembung gas yang terbentuk pada tabung durham disetiap tabung reaksi. Dihitung nilai MPN koliform melalui tabel indeks MPN.

II. Uji Penegasan

Disiapkan tabung reaksi yang berisi media BGLBB (Brillian Green Lactose Bile Broth) yang didalamnya telah terdapat tabung durham. Jumlah tabung yang digunakan disesuaikan dengan jumlah tabung yang menunjukkan uji positif pada uji sebelumnya. Dicelupkan satu ose pada tabung yang menunjukkan uji positif, kemudian dicelupkan ose tersebut kedalam tabung yang berisi media BGLBB . Diikubasi selama 24 jam pada suhu 35OC. Diamati gelembung gas yang terbentuk pada tabung durham disetiap tabung reaksi.

III. Uji Lengkap

Disiapkan petri yang telah berisi media EMB (Eosin Metylen Blue). Dicelupkan satu ose kedalam tabung reaksi yang menunjukkan uji positif pada uji sebelumnya. Digoreskan ose tersebut pada media EMB. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35OC. dilihat koloni bakteri yang terbentuk.

1