penugasan blok indera mameeeeen.docx

17
TUGAS PPK BLOK ORGAN INDERA DERMATITIS KONTAK IRITAN Nama : Vivi Alviantiningsih 10711157 Dinda Tulus Redani 10711170 Putrinda Ellanika kuswanda 10711176 Kelompok : 8 Nama Tutor : dr. Binta Setya Febrina Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2013

Transcript of penugasan blok indera mameeeeen.docx

Page 1: penugasan blok indera mameeeeen.docx

TUGAS PPK

BLOK ORGAN INDERA

DERMATITIS KONTAK IRITAN

Nama : Vivi Alviantiningsih 10711157

Dinda Tulus Redani 10711170

Putrinda Ellanika kuswanda 10711176

Kelompok : 8

Nama Tutor : dr. Binta Setya Febrina

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

2013

Page 2: penugasan blok indera mameeeeen.docx

BAB I

DESKRIPSI KASUS

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PPK BLOK ORGAN INDERA

STATUS PASIEN DV

Nama Mahasiswa NIM TANDA TANGAN

1. Vivi Alviantiningsih 10711157

2. Dinda Tulus Redani 10711170

3. Putrinda Ellanika kuswanda 10711176

Puskesmas Muntilan 1

Tanggal PPK 2 januari 2013

Nama Pembimbing dr. Imelda dan dr Yuni

A. IDENTITAS

Nama Pasien : Tn. Sutarto (L)

Umur : 40 tahun

Alamat : Dusun Congkrang, desa congkrang, kecamatan Tanjung, Muntilan

Magelang

Pekerjaan : Buruh serabutan

Agama : Islam

B. ANAMNESIS

Diberikan Oleh : Tn. Sutarto

Tanggal : 2 januari 2013

Page 3: penugasan blok indera mameeeeen.docx

1. Keluhan Utama : Gatal di punggung jari tangan dan di punggung jari

kaki.

2. Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 4 hari yang lalu pasien mengeluhkan gatal-gatal

di punggung jari tangan sebelah kiri, diikuti dengan timbulnya peninggian kulit yang

berisi cairan (vesikel) tampak berkelompok dan sebagian tersebar dan ada yang

bergerombol dan menjadi luka apabila digaruk dan lama kelamaan menyebar

mengenai daerah tangan sebelah kanan dan kedua kaki. Pasien juga mengeluhkan

rasa panas, nyeri, tampak merah disertai rasa kaku pada jari-jari tangan dan kakinya.

Pasien belum pernah mengobati keluhan tersebut sebelumnya. Keluhan dirasa

semakin memburuk sehingga pasien memutuskan untuk pergi ke puskesmas.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

- Mengalami keluhan serupa (-)

- Riwayat mondok (-)

- Riwayat alergi (-)

- DM (-)

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Mengalami keluhan serupa (-)

- Riwayat mondok (-)

- Riwayat alergi (-)

- DM (-)

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisa Keadaan Umum :

KU : Compos mentis

Vital Sign : - Tekanan Darah : 100/70 mmHg

- Denyut nadi : 75x/menit

- Suhu : -

- Respirasi : 21x/menit

Page 4: penugasan blok indera mameeeeen.docx

Status Dermatologis – Venereologis

Pada punggung jari tangan dan kaki sebelah kanan dan kiri terdapat vesikel

multiple tersebar dan sebagian bergerombol dengan di sebagian lokasi terdapat

skuama dan krusta.

D. DIAGNOSIS BANDING :

1. Dermatitis Kontak Iritan

2. Dermatitis Kontak Alergi

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan

F. DIAGNOSIS : Dermatitis Kontak Iritan

G. TERAPI :

Kortikosteroid :

- sistemik dexametason

- topical hidrokortisone

Antihistamin : CTM

Kalk

H. SARAN :

Kebersihan pada daerah yang terkena iritasi di jaga

Menghindari pajanan bahan iritan

Page 5: penugasan blok indera mameeeeen.docx

Konsumsi obat teratur

I. PROGNOSIS : Dubia et Bonam

Page 6: penugasan blok indera mameeeeen.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Anamnesis

Identitas

Dari identitas diketahui bahwa pasien laki-laki berusia 40 tahun dan bekerja

sebagai buruh serabutan, disini terdapat factor predispoisi untuk dermatitis kontak

iritan dan dermatitis kontak alergi karena berhubungan dengan pekerjaan pasien

yang bekerja sebagai buruh serabutan dimana pasien dicurigai terinfeksi bahan-

bahan yang bersifat toksik ataupun alergik misalnya seperti detergen, sabun, serbuk

padi, minyak pelumas, bahan pelarut dll (Adhi Djuanda, 2009).

Keluhan utama dan Riwayat penyakit sekarang

Selain dari faktor pekerjaan, diketahui juga dari pernyataan tetangganya yang

mengantarkan pasien ke puskesmas bahwa pasien mengeluhkan punggung jari-jari

tangan dan kaki terasa gatal setelah mencuci piring di acara pernikahan tetangganya

4 hari yang lalu, diikuti dengan timbulnya peninggian kulit yang berisi cairan (vesikel)

tampak tersebar dan ada yang bergerombol dan menjadi luka apabila digaruk. Disini

bisa dipastikan bahwa pasien mengalami iritasi karena sabun cuci piring yang

dipakai saat pasien mencuci piring di acara pernikahan tetangganya yang

menyebabkan pasien mengeluhkan keluhan yang dialaminya saat ini.

Riwayat penyakit dahulu dan Riwayat penyakit keluarga

Dari pernyataan tetangga pasien yang mengantarkan pasien ke puskesmas

diketahui bahwa pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya

walaupun pasien sering berkerja di kebun, selain itu juga tidak didapatkan bahwa

pasien memiliki riwayat alergi. Disini pasien dicurigai tidak mempunyai alergi

terhadap benda, makanan ataupun bahan lainnya. Diketahui juga bahwa pasien

tinggal seorang diri, orang tua pasien telah meninggal dunia, saudara kandung telah

lama meninggalkan pasien. Keluarga tidak pernah mengalami keluhan sama seperti

yang dialami oleh pasien dan keluarga juga tidak mempunyai riwayat alergi. Untuk itu

kemungkinan pasien tidak memiliki riwayat alergi sangat besar.

B. Analisis Pemeriksaan

Page 7: penugasan blok indera mameeeeen.docx

Pemeriksaan yang telah dilakukan kepada pasien diantaranya berupa

pemeriksaan fisik, berupa keadaan umum, vital sign yang meliputi: tekanan darah,

respirasi, dan tekanan nadi, dan juga pemeriksaan ujud kelainan kulit (UKK).

Pada pemeriksaan keadaan umum pasien, kesadaran tampak compos

mentis yang artinya pasien dalam keadaan sadar penuh. Pasien juga tidak terlihat

tampak sesak nafas, namun pasien tampak meringis karena pasien merasakan

sangat gatal pada kedua sela kaki dan tangannya. Pasien juga merasakan tangan

nya sedikit kaku semenjak keluhan gatal dan kelainan pada kulitnya muncul. Namun,

pada saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak dapat berkomunikasi dengan baik

sepenuhnya, jadi terkadang tetangga yang menemaninya ke puskesmas

membantunya untuk berbicara.

Pada saat pemeriksaan vital sign, kami melakukan pemeriksaan tekanan

darah pada pasien yang hasilnya 100/70 mmHg menandakan bahwa tekanan darah

pada pasien normal, tidak tampak peningkatan maupun penurunan. Begitupun

dengan pemeriksaan respirasi dengan hasil 21x/menit dan pemeriksaan nadi

75x/menit keduanya masih dalam keadaan normal. Disini untuk pemeriksaan suhu

tidak bisa kami lakukan sehubungan dengan keterbatasan alat yang ada.

Pemeriksaan yang terakhir dilakukan adalah pemeriksaan Ujud Kelainan Kulit

(UKK). Pada punggung jari tangan dan kaki sebelah kanan dan kiri terdapat vesikel

multiple tersebar dan sebagian bergerombol dengan di sebagian lokasi terdapat

skuama dan krusta. Adanya krusta merupakan bekas garukan yang dilakukan oleh

pasien.

C. Analisis diagnosis/diagnosis banding

Dari hasil anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, di

dapatkan kemungkinan pasien menderita Dermatitits Kontak Iritan. Dermatitis

merupakan reaksi peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh factor

endogen dan factor eksogen yang menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi

polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal

(Adhi Djuanda, 2009). Ini sesuai dengan yang terjadi pada pasien, yang mana pasien

mengalami peradangan pada punggung kulit tangan kanan dan juga kirinya dan

pada sela kaki kanan dan kiri mengalami kelainan kulit dengan adanya edema,

eritema dan juga terdapat vesikel.

Page 8: penugasan blok indera mameeeeen.docx

Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau

substansi yang menempel pada kulit, ini berhubungan dengan yang dikeluhkan

pasien pada saat anamnesis dimana pasien merasakan timbulnya keluhan beberapa

saat setelah kontak dengan sabun pencuci piring ketika dia bekerja.

Oleh karena itu, diagnosis kerja yang dapat di tegakan pada pasien diatas

adalah dermatitis kontak Iritan. Diantaranya data yang mendukung adalah : Pada

saat dilakukan anamnesis didapatkan hasil bahwa pasien mulai mengalami keluhan

beberapa saat setelah pasien kontak dengan sabun pencuci piring yang kemudian

mengakibatkan pasien mengalami keluhan gatal pada punggung tangan kiri nya

kemudian ke punggung tangan kanannya dan ke punggung kedua jari kaki nya yang

di rasakan panas dan kulitnya memerah kemudian menjadi berwarna cokelat

disertai adanya vesikula dan sebagian tampak adanya krusta. Ini sesuai dengan

gejala dan tanda yang terdapat pada dermatitis kontak iritan tersebut, yang mana

dermatitis kontak iritan sendiri terjadi karena kulit berkontak dengan bahan iritan.

Bahan iritan tersebut yang mana pada kebanyakan orang dapat

mengakibatkan kerusakan sel bila dioleskan pada kulit pada waktu tertentu dan

jangka waktu tertentu. Bahan iritan ini dapat merusak kulit dengan cara

menghabiskan lapisan tanduk secara bertahap melalui denaturasi keratin sehingga

mengubah kemampuan kulit untuk menahan air. Bahan iritan tersebut diantaranya

terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Iritan yang kuat, Rangsangan mekanik (serbuk

kaca/serat (fiberglas),wol), Bahan kimia (air sabun), Bahan Biologik (dermatitis

popok). (Marwali Harahap, 2000)

Etiologi atau penyebab dari munculnya dermatitis jenis ini ialah yang bersifat

iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk

kayu. Kelainan kulit yang terjadio selain di tentukan oleh ukuran molekul, daya larut,

konsentrasi bahan tersebut, dan vehikulum juga di pengaruhi oleh factor yang lain.

Faktor yang dimaksud diantaranya: lama kontak, kekerapan (terus menerus atau

berselang), adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeable, demikian pula

gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.

Faktor individu juga ikut berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya

perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan

permeabilitas; Usia, Ras, Jenis Kelamin, Penyakit kulit yang pernah atau sedang

dialami, dsb.

Page 9: penugasan blok indera mameeeeen.docx

Diagnosis banding dari kasus ini adalah Dermatitis Kontak Alergi. Yang

mana, pada tanda dan gejala yang di dapat kan pada Dermatitis kontak sendiri

memiliki manifestasi yang sama. Hanya saja, pasien mengalami kesulitan dalam hal

menyampaikan informasi sehingga di dapatkan kesulitan untuk menggali lebih dalam

lagi mengenai riwayat atopi atau alergi yang dimiliki pasien maupun keluarganmya,

walaupun berdasarkan keterangan dari tetangga yang mengantar pasien ke

puskesmas diketahui bahwa pasien tidak pernah mengalami hal serupa sehingga

dapat menyebabkan alergi pada pasien tersebut, akan tetapi, keluhan ini muncul

setelah pasien mencuci piring di acara pernikahan tetangganya. Pernyataan dari

tetangga pasien yang mengantarkan pasien ke puskesmas cukup menguatkan untuk

di diagnosis bahwa pasien mengalami dermatitis karna iritan atau dermatitis kontak

iritan, karena seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa salah satu penyebab

dermatitis kontak iritan salah satunya adalah karena iritasi dari sabun.

D. Analisis Terapi

Pasien telah diberikan terapi dexametasone, Kalk, dan CTM oral serta salep

hidrocortison.

Dexametasone

Pada pasien diberika dexametasone oral, untuk menekan prose peradangan akut. Sehingga dapat mengurangi reaksi peradangan pada dermatitis kontak iritan yang diderita pasien, Dexametasone oral terdiri dari sediaan tablet 0,5 mg dan 0,75mg. Dosis untuk dewasa 0,5mg – 9mg per hari.

Calsium Lactate (Kalk)

Suplemen kalsium 1000mg. Untuk memenuhi kebutuhan kalsium. Pada pasien diberikan klak untuk mengkompensasi efek samping musculoskeletal dari dexametasone

Salep Hidrokortison

Hidrokortisone adalah suatu senyawa antiradang digunakan sebagai anti inflamasi, anti alergi dan antipruritus yang sangat efektif untuk obat kulit, merupakan obat topikal golongan kortikosteroid potensi lemah. Pasien mengalami dermatitis kontak iritan akut sehingga diberikan kortikosteroid potensi lemah terlebih dahulu. Lesi pada kulit pasien tergolong kering sehingga di berikan terapi topikal berupa salep. Dosis nya adalah 1% 2-3 kali sehari.Dioleskan tipis pada kulit 2 - 3 kali sehari.

Page 10: penugasan blok indera mameeeeen.docx

CTM

CTM memiliki indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan toksisitas relatif rendah. Menurut Dinamika Obat (ITB,1991), CTM merupakan salah satu antihistaminika H1 (AH1) yang mampu mengusir histamin secara kompetitif dari reseptornya (reseptor H1) dan dengan demikian mampu meniadakan kerja histamin. Histamin memegang peran utama pada proses peradangan dan pada sistem imun. Pada pasien CTM iberikan untuk mengurangi efek peradangan khususnya rasa gatal pada dermatitis yang diderita. Dosis CTM untuk dewasa 3 -4 kali sehari 1 tablet.

Page 11: penugasan blok indera mameeeeen.docx

BAB III

KESIMPULAN

Pada kasus ini disimpulkan bahwa pasien menderita dermatitis kontak iritan

akibat paparan sabun pencuci piring yang lama pada saat pasien bekerja di hajatan

tetangganya.

Page 12: penugasan blok indera mameeeeen.docx

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, dkk, 2000, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedoteran Universitas

Indonesia, Jakarta

Gan, S., 1998, Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta

Guyton & Hall, 1997. Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta

Ashley J. Fowler,ny1MaryY. Sheu,ny1Matthias Schmuth,wz Jack Kao,ny JoachimW.

Fluhr,ny Linda Rhein,nn Jon L. Collins,zTimothy M.Willson,z David J.

Mangelsdorf,ww Peter M. Elias,ny and Kenneth R. Feingold, Liver X Receptor

Activators DisplayAnti-In£ammatory Activity in Irritant and Allergic Contact

Dermatitis Models: Liver-X-Receptor-Speci¢c Inhibition ofI n£ammation and

Primary Cytokine Production, The Society for Investigative Dermatology,In c.

October 8 2002

Mary Y Sheu2, Ashley J Fowler2, Jack Kao, Matthias Schmuth, Kristina Schoonjans*,

Johan Auwerx*, Joachim W Fluhr, Mao-Qiang Man, Peter M Elias and

Kenneth R Feingold, Topical Peroxisome Proliferator Activated Receptor-

Activators Reduce Inflammation in Irritant and Allergic Contact Dermatitis

Models, Journal of Investigative Dermatology (2002) 118, 94–101

S Freeman, H Maibach, Study of irritant contact dermatitis produced by repeat patch

test with sodium lauryl sulfate and assessed by visual methods,

transepidermal water loss, and laser Doppler velocimetry, Journal of

American Academy of Dermatology January 2013, Vol. 68, No. 1

Page 13: penugasan blok indera mameeeeen.docx

LAMPIRAN