Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

download Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

of 30

Transcript of Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    1/30

    Skenario 2 Blok Panca Indera

    MUTAHHARA MUHAMMAD ( 1102010189 )

    1. Anatoi Telin!a

    a. Makro"ko#i"

    Anatomi Telinga Luar

    Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,

    dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani(gendang telinga).Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata.Aurikulus

    melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringanbawah kulit pada lobus telinga.Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan

    perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius

    eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan

    meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut.

    Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. epertiga lateral

    mempunyai kerangka kartilago dan !ibrosa padat di mana kulit terlekat. "ua pertiga medialtersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis.Kanalis auditorius eksternus berakhir pada

    membrana timpani.Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yangmensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.#ekanisme pembersihan diri telingamendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. erumen nampaknya mempunyai

    si!at antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit

    Anatomi Telinga Tengah

    Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan

    kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua #embrana timpani

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    2/30

    terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, #embran ini

    sekitar $ cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah

    merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah)dihubungkan dengan tuba eustachii ke naso!aring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara

    di bagian mastoid tulang temporal.

    Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.%sikuli

    dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran

    suara.Ada dua jendela kecil (jendela o&al dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkantelinga tengah dengan telinga dalam.'agian dataran kaki menjejak pada jendela o&al, di mana

    suara dihantar telinga tengah.endela bulat memberikan jalan ke getaran suara.endela bulat

    ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau

    struktur berbentuk cincin.anulus jendela bulat maupun jendela o&al mudah mengalami robekan.'ila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini

    dinamakan !istula perilim!e.

    Tuba eustachii yang lebarnya sekitar $mm panjangnya sekitar 5 mm, menghubngkan

    telingah ke naso!aring.*ormalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksiotot palatum ketika melakukan manu&er +alsal&a atau menguap atau menelan.Tuba ber!ungsisebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan

    tekanan atmos!er.

    Anatomi Telinga Dalam

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    3/30

    Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal.%rgan untuk pendengaran

    (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial + (ner&us !asialis) dan

    + (ner&us koklea &estibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi.Koklea dankanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior,

    superior dan lateral erletak membentuk sudut - derajat satu sama lain dan mengandung organ

    yang berhubungan dengan keseimbangan. %rgan ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahankecepatan dan arah gerakan seseorang. /abirin ( telinga dalam ) mengandung organ

    pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosa os temporal. /abirin terdiri dari 0

    $. /abirin bagian tulang, terdiri dari 0 kanalis semisirkularis, &estibulum dan

    koklea.

    2. /abirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiridari 0 kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus

    endolim!atikus serta koklea.

    Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan

    perilim!e yang berasal dari cairan serebrospinalis dan !iltrasi dari darah. "idalamlabirin bagian membran terdapat cairan endolim!e yang diproduksi oleh stria &askularis dandiresorbsi pada sakkus endolim!atikus.

    $e"ti%&l&

    +estibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk o&al, berukuran 5 1 mm

    dan memisahkan koklea dari kanalis semisirkularis. ada dinding lateral terdapat !oramen

    o&ale ( !enestra &estibuli ) dimana !ootplate dari stapes melekatdisana. edangkan!oramen rotundum terdapat pada lateral bawah. ada dindingmedial bagian anterior

    terdapat lekukan berbentuk spheris yang berisi macula sakkuli dan terdapat lubang kecil

    yang berisi serabut sara! &estibular in!erior. #akula utrikuli terletak disebelah belakang

    atas daerah ini. ada dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis danbagian anterior berhubungan dengan skala &estibuli koklea.

    'anali" Sei"irk&lari"

    Terdapat buah kanalis semisirkularis 0 superior, posterior dan lateral yang

    membentuk sudut -3 satu sama lain. #asing4masing kanal membentuk 2 lingkaran,berdiameter antara ,6 7 $, mm dan membesar hampir dua kali lipat pada bagian

    ampula. ada &estibulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan

    posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki &estibulum.

    'oklea

    Terletak didepan &estibulum menyerupai rumah siput dengan panjang 45 mm.

    Koklea membentuk 2 8 4 2 9 kali putaran dengan sumbunya yang disebut modiolus yang

    berisi berkas sara! dan suplai darah dari arteri &ertebralis. Kemudian serabut sara! ini berjalanke lamina spiralis ossea untuk mencapai sel4sel sensorik organ :orti. Koklea bagian

    tulang dibagi dua oleh suatu sekat. 'agian dalam sekat ini adalah lamina spiralis

    ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga ruang yang

    mengandung perilim!e terbagi 2 yaitu skala &estibuli dan skala timpani. Kedua skala ini

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    4/30

    bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema. kala &estibuli berawal pada

    !oramen o&ale dan skala timpani berakhir pada !oramen rotundum. ertemuan antara lamina

    spiralis ossea dan membranasea kearah peri!er membentuk suatu membran yang tipisyang disebut membran ;eissner yang memisahkan skala &estibuli dengan skala media

    ( duktus koklearis ).

    "uktus koklearis berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh

    jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari *.koklearis dan organ

    :orti. "uktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan perantaraan duktus;euniens. %rgan :orti terletak diatas membran basilaris yang mengandung organel4

    organel penting untuk mekanisme sara! peri!er pendengaran. %rgan :orti terdiri dari satu

    baris sel rambut dalam yang berisi kira4kira sel dan baris sel rambut luar yang

    berisi kira4kira $2. sel. el4sel ini menggantung lewat lubang4lubang lengan hori

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    5/30

    Aliran &ena pada telinga dalam melalui jalur utama.+ena auditori interna

    mendarahi putaran tengah dan apikal koklea.+ena akuaduktus koklearis mendarahi

    putaran basiler koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosusin!erior.+ena akuaduktus &estibularis mendarahi kanalis semisirkularis sampai

    utrikulus.+ena ini mengikuti duktus endolim!atikus dan masuk ke sinus sigmoid.

    Persarafan

    *. akustikus bersama *. !asialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikusinternus dan bercabang dua sebagai *. &estibularis dan *. koklearis. ada dasar

    meatus akustikus internus terletak ganglion &estibulare dan pada modiolus terletak

    ganglion spirale.>

    Hi"tolo!i telin!a

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    6/30

    2. ISI*+I P,-D,-+ARA- DA- ',S,IMBA-+A-

    $. endengaran

    ?etaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut0 ?etaran suaramemasuki liang telinga @ #enekan membran tympani @ melintas melalui tulang4tulang

    pendengaran @ #enekan tingkap jorong @ #enimbulkan gelombang pada jaringan perilim!e

    @ #enekan membran &estibularis dan skala basilaris @ merangsang sel4sel rambut pada organcorti. "i sinilah mulai terjadi pembentukan impuls sara!.

    ?etaran suara ditangkap oleh telinga yang dialirkan ke telinga dan mengenai memberan

    timpani, sehingga memberan timpani bergetar. ?etaran ini diteruskan ke tulang4tulang

    pendengaran yang berhhubungan satu sama lain. elanjutnya stapes menggerakkan perilim!edalam skala &estibui kemudian getaran diteruskan melalui ;issener yang mendorong endolim!e

    dan memberan basal ke arah bawah, perilim!e dalam skala timpani akan bergerak sehinggatingkap bundar (!oramen rotundum) terdorong kearah luar.

    ;angsangan !isik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion *a menjadi aliranlistrik yang diteruskan ke cabang *.+ yang kemudian neneruskan ransangan ke pusat sensori

    pendengaran di otak melalui sara! pusat yang ada di lobus temporalis.

    2. Keseimbangan

    Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang oleh gerakanyang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu membentuk putaran, maka

    gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau ketiga kanalis semisirkularis bersama4sama.ada manusia, kanalis semisirkularis hori

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    7/30

    dan otitis media non supurati!. %titis media supurati! kronis (%#K) adalah keluarnya cairan

    dari telinga tengah secara persisten melalui per!orasi membran timpani.

    ,tiolo!i

    enyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus,pneumococcus , haemophylus in!luen

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    8/30

    dengan anak lain, abnormalitas kranio!asialis kongenital, status imunologi, in!eksi bakteri atau &irus di

    saluran pernapasan atas, dis!ungsi tubaustachius" inmatur tubaustachius dan lain4lain.

    Haktor umur juga berperan dalam terjadinya %#A. eningkatan insidens %#A pada bayi dan

    anak4anak kemungkinan disebabkan oleh struktur dan !ungsi tidak matang atau imatur tuba ustachius.

    elain itu, sistem pertahanan tubuh atau status imunologi anak juga masih rendah. nsidens terjadinya

    otitis media pada anak laki4laki lebih tinggi dibanding dengan anak perempuan. Anak4anak pada ras

    'ati#e merican" nuit" dann$igenous ustralian menunjukkan pre&alensi yang lebih tinggi dibanding

    dengan ras lain. Haktor genetik juga berpengaruh. tatus sosioekonomi juga berpengaruh, seperti

    kemiskinan, kepadatan penduduk, !asilitas higiene yang terbatas, status nutrisi rendah, dan pelayanan

    pengobatan terbatas, sehingga mendorong terjadinya %#A pada anak4 anak. A dapat membantu dalam

    pertahanan tubuh. %leh karena itu, anak4anak yang kurangnya asupan A banyak menderita %#A.

    /ingkungan merokok menyebabkan anak4anak mengalami %#A yang lebih signi!ikan dibanding dengan

    anak4anak lain. "engan adanya riwayat kontak yang sering dengan anak4anak lain seperti di pusat

    penitipan anak4anak, insidens %#A juga meningkat. Anak dengan adanya abnormalitas kranio!asialis

    kongenital mudah terkena %#A karena !ungsi tuba ustachius turut terganggu, anak mudah menderita

    penyakit telinga tengah. %titis media merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat in!eksi saluran

    napas atas, baik bakteri atau &irus (Kerschner, 2D).

    'la"i/ika"i

    kema embagian %titis #edia

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    9/30

    kema embagian %titis #edia 'erdasarkan ?ejala

    +eala 'lini"

    ?ejala klinis %#A bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. ada anak yang sudah

    dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di samping suhu tubuh yang tinggi.

    'iasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. ada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa,

    selain rasa nyeri, terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang

    mendengar. ada bayi dan anak kecil, gejala khas %#A adalah suhu tubuh tinggi dapat mencapai -,53:

    (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba4tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang4

    kejang dan kadang4kadang anak memegang telinga yang sakit. 'ila terjadi ruptur membran timpani, maka

    sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tidur tenang ("jaa!ar, 2D).

    enilaian klinik %#A digunakan untuk menentukan berat atau ringannya suatu penyakit.

    enilaian berdasarkan pada pengukuran temperatur, keluhan orang tua pasien tentang anak yang gelisah

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    10/30

    dan menarik telinga atau tugging" serta membran timpani yang kemerahan dan membengkak atau

    !ulging. #enurut "agan (2) dalam Titisari (25), skor %#A adalah seperti berikut0

    Tabel $. kor %#A

    Skor S&& +eli"a Tarik

    telin!a

    'eeraan

    Pada

    Me%ran

    Ti#ani

    Ben!kak

    Pada

    Me%ran

    Ti#ani

    I 6, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

    $ 6, 7 6,5 ;ingan ;ingan ;ingan ;ingan

    2 6,C 7 -, edang edang edang edang

    J -, 'erat 'erat 'erat 'erat,

    termasuk

    otore

    enilaian derajat %#A dibuat berdasarkan skor. 'ila didapatkan angka hingga , berarti %#A

    ringan dan bila melebihi , berarti %#A berat.

    embagian %#A lainnya yaitu %#A berat apabila terdapat otalgia berat atau sedang, suhu lebih

    atau sama dengan -3: oral atau -,53: rektal. %#A ringan bila nyeri telinga tidak hebat dan demam

    kurang dari -3: oral atau -,53: rektal (Titisari, 25).

    i"iolo!i Patolo!i dan Pato!ene"i"

    T&%aEustachius

    Hungsi abnormal tuba ustachius merupakan !aktor yang penting pada otitis media. Tuba

    ustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan naso!aring, yang terdiri

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    11/30

    atas tulang rawan pada dua pertiga ke arah naso!aring dan sepertiganya terdiri atas tulang ("jaa!ar, 2D).

    Tuba ustachius biasanya dalam keadaan steril serta tertutup dan baru terbuka apabila udara

    diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap. embukaan tuba

    dibantu oleh kontraksi muskulus tensor &eli palatini apabila terjadi perbedaan tekanan telinga tengah dan

    tekanan udara luar antara 2 sampai dengan F mmBg. Tuba ustachius mempunyai tiga !ungsi penting,

    yaitu &entilasi, proteksi, dan drainase sekret. +entilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara

    dalam telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar. roteksi, yaitu melindung telinga tengah dari

    tekanan suara, dan menghalangi masuknya sekret atau cairan dari naso!aring ke telinga tengah. "rainase

    bertujuan untuk mengalirkan hasil sekret cairan telinga tengah ke naso!aring.

    Pato!ene"i" MA

    athogenesis %#A pada sebagian besar anak4anak dimulai oleh in!eksi saluran pernapasan atas (A)

    atau alergi, sehingga terjadi kongesti dan edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk naso!aring

    dan tubaustachius. Tubaustachius menjadi sempit, sehingga terjadi sumbatan tekanan negati! pada

    telinga tengah. 'ila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan re!luks dan aspirasi &irus

    atau bakteri dari naso!aring ke dalam telinga tengah melalui tubaustachius.

    #ukosa telinga tengah bergantung pada tu!a ustachius untuk mengatur proses &entilasi yang

    berkelanjutan dari naso!aring. ika terjadi gangguan akibat obstruksi tuba, akan mengakti&asi proses

    in!lamasi kompleks dan terjadi e!usi cairan ke dalam telinga tengah. ni merupakan !aktor pencetus

    terjadinya %#A dan otitis media dengan e!usi. 'ila tuba ustachius tersumbat, drainase telinga tengah

    terganggu, mengalami in!eksi serta terjadi akumulasi sekret di telinga tengah, kemudian terjadi proli!erasi

    mikroba patogen pada sekret.

    Akibat dari in!eksi &irus saluran pernapasan atas, sitokin dan mediator4mediator in!lamasi yang

    dilepaskan akan menyebabkan dis!ungsi tuba ustachius. +irus respiratori juga dapat meningkatkan

    kolonisasi dan adhesi bakteri, sehingga menganggu pertahanan imum pasien terhadap in!eksi bakteri. ika

    sekret dan pus bertambah banyak dari proses in!lamasi lokal, perndengaran dapat terganggu karena

    membran timpani dan tulang4 tulang pendengaran tidak dapat bergerak bebas terhadap getaran.

    Akumulasi cairan yang terlalu banyak akhirnya dapat merobek membran timpani akibat tekanannya yang

    meninggi.

    %bstruksi tubaustachius dapat terjadi secara intraluminal dan ekstraluminal. Haktor intraluminal

    adalah seperti akibat A, dimana proses in!lamasi terjadi, lalu timbul edema pada mukosa tuba serta

    akumulasi sekret di telinga tengah. elain itu, sebagian besar pasien dengan otitis media dihubungkan

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    12/30

    dengan riwayat !ungsi abnormal dari tubaustachius" sehingga mekanisme pembukaan tuba terganggu.

    Haktor ekstraluminal seperti tumor, dan hipertro!i adenoid.

    Pen3e%a%4#en3e%a% Anak M&da Ter"eran! MA

    "ipercayai bahwa anak lebih mudah terserang %#A dibanding dengan orang dewasa. ni karena

    pada anak dan bayi, tuba lebih pendek, lebih lebar dan kedudukannya lebih hori

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    13/30

    Stadi& MA

    %#A dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada perubahan

    pada mukosa telinga tengah, yaitu stadium oklusi tuba ustachius" stadium hiperemis atau stadium pre4

    supurasi, stadium supurasi, stadium per!orasi dan stadium resolusi. #embran Timpani *ormal

    $. tadium %klusi Tubaustachius

    ada stadium ini, terdapat sumbatan tubaustachius yang ditandai oleh retraksi membran

    timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negati! di dalam telinga tengah, dengan adanya

    absorpsi udara. ;etraksi membran timpani terjadi dan posisi malleus menjadi lebih hori

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    14/30

    terjadi gangguan ringan, tergantung dari cepatnya proses hiperemis. Bal ini terjadi karena

    terdapat tekanan udara yang meningkat di ka&um timpani. ?ejala4gejala berkisar antara dua belas

    jam sampai dengan satu hari. #embran Timpani Biperemis

    . tadium upurasi

    tadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah di

    telinga tengah dan juga di sel4sel mastoid. elain itu edema pada mukosa telinga tengah menjadi

    makin hebat dan sel epitel super!isial terhancur. Terbentuknya eksudat yang purulen di ka&um

    timpani menyebabkan membran timpani menonjol atau !ulging ke arah liang telinga luar.

    ada keadaan ini, pasien akan tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa

    nyeri di telinga bertambah hebat. asien selalu gelisah dan tidak dapat tidur nyenyak. "apat

    disertai dengan gangguan pendengaran kondukti!. ada bayi demam tinggi dapat disertai muntah

    dan kejang.

    tadium supurasi yang berlanjut dan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan

    iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani.

    Terjadi penumpukan nanah yang terus berlangsung di ka&um timpani dan akibat trombo!lebitis

    &ena4&ena kecil, sehingga tekanan kapiler membran timpani meningkat, lalu menimbulkan

    nekrosis. "aerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan atau yello spot.

    Keadaan stadium supurasi dapat ditangani dengan melakukan miringotomi. 'edah kecil

    ini kita lakukan dengan menjalankan insisi pada membran timpani sehingga nanah akan keluar

    dari telinga tengah menuju liang telinga luar. /uka insisi pada membran timpani akan menutup

    kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, lubang tempat per!orasi lebih sulit menutup kembali.

    #embran timpani mungkin tidak menutup kembali jikanya tidak utuh lagi.

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    15/30

    #embran Timpani*ulging dengan us urulen

    F. tadium er!orasi

    tadium per!orasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah

    yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Kadang4kadang

    pengeluaran sekret bersi!at pulsasi (berdenyut). tadium ini sering disebabkan oleh terlambatnya

    pemberian antibiotik dan tingginya &irulensi kuman. etelah nanah keluar, anak berubah menjadi

    lebih tenang, suhu tubuh menurun dan dapat tertidur nyenyak.

    ika mebran timpani tetap per!orasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap berlangsung

    melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supurati! subakut. ika kedua

    keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah sampai dengan dua bulan, makakeadaan itu disebut otitis media supurati! kronik. #embran Timpani e!orasi

    5. tadium ;esolusi

    Keadaan ini merupakan stadium akhir %#A yang diawali dengan berkurangnya dan

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    16/30

    berhentinya otore. tadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga

    per!orasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan berkurang dan akhirnya

    kering. endengaran kembali normal. tadium ini berlangsung walaupun tanpa pengobatan, jika

    membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan &irulensi kuman rendah.

    Apabila stadium resolusi gagal terjadi, maka akan berlanjut menjadi otitis media supurati!

    kronik. Kegagalan stadium ini berupa per!orasi membran timpani menetap, dengan sekret yang

    keluar secara terus4menerus atau hilang timbul.

    %titis media supurati! akut dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa.

    %titis media serosa terjadi jika sekret menetap di ka&um timpani tanpa mengalami per!orasi

    membran timpani.

    Dia!no"i"

    'riteria Dia!no"i" MA

    #enurut Kerschner (2D), kriteria diagnosis %#A harus memenuhi tiga hal berikut, yaitu0

    $. enyakitnya muncul secara mendadak dan bersi!at akut.

    2. "itemukan adanya tanda e!usi. G!usi merupakan pengumpulan cairan di telinga tengah. G!usi

    dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran

    timpani atau !ulging" terbatas atau tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan

    cairan di belakang membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.

    . Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu

    di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau erythema pada membran timpani, nyeri telinga

    atau otalgia yang mengganggu tidur dan akti&itas normal.

    #enurut ;ubin et al. (26), keparahan %#A dibagi kepada dua kategori, yaitu ringan4sedang,

    dan berat. Kriteria diagnosis ringan4sedang adalah terdapat cairan di telinga tengah, mobilitas membran

    timpani yang menurun, terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani, membengkak pada

    membran timpani, dan otore yang purulen. elain itu, juga terdapat tanda dan gejala in!lamasi pada

    telinga tengah, seperti demam, otalgia, gangguan pendengaran, tinitus, &ertigo dan kemerahan pada

    membran timpani. Tahap berat meliputi semua kriteria tersebut, dengan tambahan ditandai dengan

    demam melebihi -,3:, dan disertai dengan otalgia yang bersi!at sedang sampai berat.

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    17/30

    Per%edaan MA dan titi" Media den!an ,/&"i

    %#A dapat dibedakan dari otitis media dengan e!usi yang dapat menyerupai %#A. G!usi telinga

    tengah (middle ear effusion) merupakan tanda yang ada pada %#A dan otitis media dengan e!usi. G!usi

    telinga tengah dapat menimbulkan gangguan pendengaran dengan 45 $eci!els hearing loss.

    Table 2. erbedaan ?ejala dan Tanda Antara %#A dan %titis #edia dengan G!usi

    +eala dan tanda titi" Media Ak&t titi" Media den!an

    ,/&"i

    *yeri telinga (otalgia), menarik

    telinga (tugging)

    4

    n!lamasi akut, demam 4

    G!usi telinga tengah

    #embran timpani membengkak

    (bulging), rasa penuh di telinga

    4 4

    ?erakan membran timpani

    berkurang atau tidak ada

    Larna membran timpani abnormal

    seperti menjadi putih, kuning, dan

    biru

    ?angguan pendengaran

    %tore purulen akut 4

    Kemerahan membrane timpani,

    erythema

    4

    Penatalak"anaan

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    18/30

    enatalaksanaan %#A tergantung pada stadium penyakitnya. engobatan pada stadium awal

    ditujukan untuk mengobati in!eksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau

    sistemik, dan antipiretik. Tujuan pengobatan pada otitis media adalah untuk menghindari komplikasi

    intrakrania dan ekstrakrania yang mungkin terjadi, mengobati gejala, memperbaiki !ungsi tuba

    ustachius" menghindari per!orasi membran timpani, dan memperbaiki sistem imum lokal dan sistemik.

    ada stadium oklusi tuba, pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba ustachius

    sehingga tekanan negati! di telinga tengah hilang. "iberikan obat tetes hidung B:l e!edrin ,5 E dalam

    larutan !isiologik untuk anak kurang dari $2 tahun atau B:l e!edrin $ E dalam larutan !isiologis untuk

    anak yang berumur atas $2 tahun pada orang dewasa. umber in!eksi harus diobati dengan pemberian

    antibiotik.

    ada stadium hiperemis dapat diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. "ianjurkan

    pemberian antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. ika terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi

    dengan asam kla&ulanat atau se!alosporin. =ntuk terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar

    konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis terselubung, gangguan

    pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.

    Antibiotik diberikan minimal selama D hari. 'ila pasien alergi tehadap penisilin, diberikan

    eritromisin. ada anak, diberikan ampisilin 54$ mgkg''hari yang terbagi da lam empat dosis,

    amoksisilin atau eritromisin masing4masing 5 mgkg''hari yang terbagi dalam dosis.

    ada stadium supurasi, selain diberikan antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan

    miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.

    ada stadium per!orasi, sering terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut atau

    pulsasi. "iberikan obat cuci telinga (ear toilet) B2%2 E selama sampai dengan 5 hari serta antibiotik

    yang adekuat sampai minggu. 'iasanya sekret akan hilang dan per!orasi akan menutup kembali dalam D

    sampai dengan $ hari.

    ada stadium resolusi, membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan

    per!orasi menutup. 'ila tidak terjadi resolusi biasanya sekret mengalir di liang telinga luar melalui

    per!orasi di membran timpani. Antibiotik dapat dilanjutkan sampai minggu. 'ila keadaan ini berterusan,

    mungkin telah terjadi mastoiditis.

    ekitar 6E kasus %#A sembuh dalam hari tanpa pemberian antibiotik. %bser&asi dapat

    dilakukan. Antibiotik dianjurkan jika gejala tidak membaik dalam dua sampai tiga hari, atau ada

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    19/30

    perburukan gejala. Ternyata pemberian antibiotik yang segera dan dosis sesuai dapat terhindar dari

    tejadinya komplikasi supurati! seterusnya. #asalah yang muncul adalah risiko terbentuknya bakteri yang

    resisten terhadap antibiotik meningkat. #enurut merican ca$emy of +e$iatrics (2F) dalam

    Kerschner (2D), mengkategorikan %#A yang dapat diobser&asi dan yang harus segera diterapi dengan

    antibiotik sebagai berikut.

    Table . Kriteria Terapi Antibiotik dan %bser&asi pada Anak dengan %#A

    U"ia Dia!no"i" Pa"ti (certain) Dia!no"i" era!&kan

    (&ncertain)

    Kurang dari C bulan Antibiotik Antibiotik

    C bulan sampai 2 tahun Antibiotik Antibiotik jika gejala berat,

    obser&asi jika gejala ringan

    2 tahun ke atas Antibiotik jika gejala berat,

    obser&asi jika gejala ringan

    %bser&asi

    "iagnosis pasti %#A harus memiliki tiga kriteria, yaitu bersi!at akut, terdapat e!usi telinga

    tengah, dan terdapat tanda serta gejala in!lamasi telinga tengah. ?ejala ringan adalah nyeri telinga ringan

    dan demam kurang dari -3: dalam 2F jam terakhir. edangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang4

    berat atau demam -3:. ilihan obser&asi selama F64D2 jam hanya dapat dilakukan pada anak usia enam

    bulan sampai dengan dua tahun, dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau diagnosis meragukan pada

    anak di atas dua tahun. ,ollo-up dilaksanakan dan pemberian analgesia seperti asetamino!en dan

    ibupro!en tetap diberikan pada masa obser&asi. #enurut merican ca$emic of +e$iatric (2F),

    amoksisilin merupakanfirst-line terapi dengan pemberian 6mgkg''hari sebagai terapi antibiotik awal

    selama lima hari. Amoksisilin e!ekti! terhadap Streptococcus penumoniae. ika pasien alergi ringan

    terhadap amoksisilin, dapat diberikan se!alosporin seperti cef$inir. Secon$-line terapi seperti amoksisilin4

    kla&ulanat e!ekti! terhadapHaemophilus influenzae danMoraxella catarrhalis" termasuk Streptococcus

    penumoniae (Kerschner, 2D). +neumococcal - #alent conugate #accine dapat dianjurkan untuk

    menurunkan pre&alensi otitis media (merican ca$emic of +e$iatric" 2F).

    Pe%edaan

    Terdapat beberapa tindakan pembedahan yang dapat menangani %#A rekuren, seperti miringotomi

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    20/30

    dengan insersi tuba timpanosintesis, dan adenoidektomi.

    $. #iringotomi

    #iringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, supaya terjadi

    drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. yaratnya adalah harus dilakukan secara

    dapat dilihat langsung, anak harus tenang sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik.

    /okasi miringotomi ialah di kuadran posterior4in!erior. 'ila terapi yang diberikan sudah adekuat,

    miringotomi tidak perlu dilakukan, kecuali jika terdapat pus di telinga tengah ("jaa!ar, 2D).

    ndikasi miringostomi pada anak dengan %#A adalah nyeri berat, demam, komplikasi %#A

    seperti paresis ner&us !asialis, mastoiditis, labirinitis, dan in!eksi sistem sara! pusat.

    #iringotomi merupakan terapi thir$-line pada pasien yang mengalami kegagalan

    terhadap dua kali terapi antibiotik pada satu episode %#A. alah satu tindakan miringotomi atau

    timpanosintesis dijalankan terhadap anak %#A yang respon kurang memuaskan terhadap terapi

    secon$-line" untuk menidenti!ikasi mikroorganisme melalui kultur.

    2. Timpanosintesis

    #enurut 'luestone ($--C) dalam Titisari (25), timpanosintesis merupakan pungsi pada

    membran timpani, dengan analgesia lokal supaya mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan.

    ndikasi timpanosintesis adalah terapi antibiotik tidak memuaskan, terdapat komplikasi supurati!,

    pada bayi baru lahir atau pasien yang sistem imun tubuh rendah. #enurut 'uchman (2), pipa

    timpanostomi dapat menurun morbiditas %#A seperti otalgia, e!usi telinga tengah, gangguan

    pendengaran secara signi!ikan dibanding dengan plasebo dalam tiga penelitian prosperti!,

    ran$omize$ trial yang telah dijalankan.

    3. AdenoidektomiAdenoidektomi e!ekti! dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan e!usi

    dan %#A rekuren, pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan insersi tuba

    timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan. ada anak kecil dengan %#A rekuren yang

    tidak pernah didahului dengan insersi tuba, tidak dianjurkan adenoidektomi, kecuali jika terjadi

    obstruksi jalan napas dan rinosinusitis rekuren (Kerschner, 2D).

    'o#lika"i

    ebelum adanya antibiotik, %#A dapat menimbulkan komplikasi, mulai dari abses subperiosteal

    sampai abses otak dan meningitis. ekarang semua jenis komplikasi tersebut biasanya didapat pada otitis

    media supurati! kronik. Komplikasi %#A terbagi kepada komplikasi intratemporal (per!orasi membran

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    21/30

    timpani, mastoiditis akut , paresis ner&us !asialis, labirinitis, petrositis), ekstratemporal (abses

    subperiosteal), dan intracranial (abses otak, trombo!lebitis).

    Pro!no"i"

    etelah dilakukan perawatan pada penderita otitis media, bakteri yang menyerang pada telingatengah dapat dilumpuhkan, maka penyebab utama terjadi peradangan akan hilang.

    Pence!aan

    Terdapat beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya %#A. #encegah A pada bayi dan

    anak4anak, menangani A dengan pengobatan adekuat, menganjurkan pemberian A minimal enam

    bulan, menghindarkan pajanan terhadap lingkungan merokok, dan lain4lain (Kerschner, 2D).

    5,-IS45,-IS P,M,RI'SAA- T,*I-+A DA- T,S P,-D,-+ARA-

    Te" &n!"i Penden!aran

    1. Te" %er%i"ik

    emeriksaan ini bersi!at semikuantitati! , menentukan derajat ketulian secara kasar. Bal yang

    diperhatikan adalah ruangan yang cukup tenang ,panjang minimal C meter. *ilai normal tesberbisik 5C4CC.

    2. Peerik"aan a&dioetri

    Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan nada4

    nada murni dengan !rekuensi melalui aerphon. ada sestiap !rekuensi ditentukan intensitas

    ambang dan diplotkan pada sebuah gra!ik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Bal inimenghasilkan pengukuran obyekti! derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang

    paling terpengaruh.

    a. "e!inisi

    Audiometri berasal dari kata au$ir dan metriosyang berarti mendengar dan mengukur (ujipendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran,

    tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang

    menimbulkan gangguan pendengaran.

    Audiometri adalah subuah alat yang digunakan untuk mengtahui le&el pendengaran seseorang."engan bantuan sebuah alat yang disebut dengan audiometri, maka derajat ketajaman

    pendengaran seseorang dapat dinilai. Tes audiometri diperlukan bagi seseorang yang merasa

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    22/30

    memiliki gangguan pendengeran atau seseorang yag akan bekerja pada suatu bidang yang

    memerlukan ketajaman pendngaran.

    emeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan pasien yangkooperati!. emeriksaan standar yang dilakukan adalah 0

    1) A&dioetri nada &rni

    uatu sisitem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan

    bunyi nada4nada murni dari berbagai !rekuensi 2545, $42, F46 dan dapat diatur

    intensitasnya dalam satuan (d'). 'unyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan&ibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. #asing4masing untuk menukur

    ketajaman pendengaran melalui hntaran udara dan hantran tulang pada tingkat intensitas nilai

    ambang, sehingga akan didapatkankur&a hantaran tulang dan hantaran udara. "engan membacaaudiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang. ?ambaran

    audiogram rata4rata sejumlah orang yang berpendengaran normal dan berusia sekitar 242- tahun

    merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk nada muri.

    Telinga manusia normal mampu mendengar suara dengan kisaran !rekwuensi 242. B

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    23/30

    audiometri nada murni, hanya disni sebagai alat uji pendengaran digunakan da!tar kata terpuilih

    yang dituturkan pada penderita. Kata4kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa

    melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan melaluitelepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata4kata rekam lebih dahulu

    pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui

    audiometer tutur. enderita diminta untuk menirukan dengan jelas setip kata yang didengar, danapabila kata4kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan,

    pendengar diminta untuk mnebaknya. emeriksa mencatata presentase kata4kata yang ditirukan

    dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas. Basil ini dapat digambarkan pada suatudiagram yang absisnya adalah intensitas suara kata4kata yang didengar, sedangkan ordinatnya

    adalah presentasi kata4kata yanag diturunkan dengan benar. "ari audiogram tutur dapat diketahui

    dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu 0

    a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 5E dari sejumlah kata4kata yangdituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang la

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    24/30

    ) krinig anak balita dan "

    F) #emonitor untuk pekerja4pekerja dinetpat bising.

    . Te" Penala

    $. Test ;inne

    Tujuan melakukan tes ;inne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang denganhantaran udara pada satu telinga pasien.

    Ada 2 macam tes rinne , yaitu 0

    a. ?arputal 5$2 B< kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada

    planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). etelah pasien tidak mendengarbunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes

    ;inne positi! jika pasien masih dapat mendengarnya. ebaliknya tes rinne negati! jika pasientidak dapat mendengarnya

    b. ?arpu tala 5$2 B< kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak luruspada planum mastoid pasien. egera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus.

    Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus

    lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positi!

    jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. ebaliknya tes rinnenegati! jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras

    dibelakang.

    Ada interpretasi dari hasil tes rinne 0

    $) *ormal 0 tes rinne positi!

    2) Tuli konduksi0 tes rine negati! (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)

    ) Tuli persepsi, terdapat kemungkinan 0

    a) 'ila pada posisi penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.

    b) posisi penderita ragu4ragu mendengar atau tidak (tes rinne0 4)

    c) seudo negati!0 terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi yang

    mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula4mula timbul.

    Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupunpasien. Kesalah dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai

    garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. uga bisa

    karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    25/30

    Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak

    mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid pasien.

    Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputalakedepan meatus akustukus eksternus.

    2. Test Leber

    Tujuan kita melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua

    telinga pasien. :ara kita melakukan tes weber yaitu0 membunyikan garputala 5$2 B< lalutangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis hori

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    26/30

    ?elombang4gelombang dalam endolymphe dapat ditimbulkan oleh 0

    ?etaran yang datang melalui udara. ?etaran yang datang melalui tengkorak, khususnya osteo

    temporale

    :ara Kerja 0

    enguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala

    probandus. robandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah danakhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. ada saat garputala tidak mendengar suara

    garputala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang

    diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). 'agi pembanding dua kemungkinandapat terjadi 0 akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.

    6. Mena!a #enden!aran en&r&t I"la

    endengaran adalah benteng pertahanan kedua dari segi bahayanya setelah lisan.

    Maitu,yang kedua dalam mempengaruhi hati dan menguasainya. %leh karena itu,Al4Baris Al4#uhasibi berkata,Ntidak ada luka yang lebih berbahaya bagi seorang hamba setelah lisannya

    selain pendengarannya,karena pendengaran itu utusan yang lebih cepat pada hati dan lebih

    mudah jatuh kedalam !itnahN.('adaiOul HawaOid0$D6). endengaran hati terhadap kebenaran

    terdapat macam 0

    $. #endengarkan untuk mengetahui

    "erajat ini muncul ketika seseorang hanya menggunakan indera pendengaran.

    ebagaimana yang diberitakan oleh Al4PurOan ketika menceritakan tentang jin4jin yang

    beriman,mereka berkata,Nesungguhnya kami telah mendengarkan Al4PurOan yang

    menakjubkanN. (P.Al4in QD2R0$)

    2) #emperdengarkan untuk memahami

    Adapun memperdengarkan untuk memahami dalam mena!ikan orang yang suka

    berpaling dan lalai,sebagaimana !irman Allah,N#aka sungguh,engkau tidak akan sanggup

    menjadikan orang4orang yangmati itu dapat mendengar,dan menjadikan orang4orang yang tuli

    dapat mendengar seruan,apabila mereka berpaling kebelakangN. (Ar4;um QR052)

    "emikian juga !irman Allah,Nungguh Allah memberi pendengaran kepada siapa yang

    dia kehendaki dan engkau (#uhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang yang didalam

    kubur dapatmendengarN. (Al4Hathir Q5R022)

    ) #endengarkan untuk menerima dan memenuhi pangilan

    Adapun mendengarkan untuk menerima dan memenuhi panggilan,dalam !irman Allah

    yang menceritakan tentang hamba4hamba4*ya yang beriman,mereka berkata,Nkami

    mendengar,dan kami taatN (P.An4*ur Q2FR05$)

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    27/30

    Mena!a ke%er"ian Telin!a

    #embersihkan kotoran telinga sebenarnya cukup sebatas daun telinga saja, tidak perlu sampai keliang telinga

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    28/30

    +,5A*A '*I-IS

    $. Telinga 'erair (%torrhoe)

    ekret bersi!at purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. ada %#K tipe jinak,cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasimukosa telinga tengah oleh per!orasi membran timpani dan in!eksi. Keluarnya sekret biasanya

    hilang timbul. ada %#K stadium inakti! tidak dijumpai adannya sekret telinga. ada %#K

    tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan

    mukosa secara luas. ekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringangranulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. uatu

    sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

    2. ?angguan endengaran

    'iasanya dijumpai tuli kondukti! namun dapat pula bersi!at campuran. 'eratnya ketuliantergantung dari besar dan letak per!orasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem

    pengantaran suara ke telinga tengah. ada %#K tipe maligna biasanya didapat tuli kondukti!

    berat.

    . %talgia (*yeri Telinga)

    ada %#K keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. *yeri dapat berarti adanyaancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding

    sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. *yeri merupakan tanda berkembang

    komplikasi %#K seperti etrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.

    F. +ertigo

    Keluhan &ertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya !istel labirin akibat erosi dinding

    labirin oleh kolesteatom. +ertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang

    mendadak atau pada panderita yang sensiti! keluhan &ertigo dapat terjadi hanya karena per!orasibesar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan

    suhu. enyebaran in!eksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan &ertigo. +ertigo juga

    bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.

    'MP*I'ASI

    Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yangmenyebabkan otore. Lalaupun demikian organisme yang resisten dan kurang e!ekti!nya

    pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien %#K

    tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang &irulenpada %#K tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra kranial yang

    serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari %#K berhubungan dengan kolesteatom.

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    29/30

    A. Komplikasi ditelinga tengah 0

    $. er!orasi persisten

    2. Grosi tulang pendengaran

    . aralisis ner&us !asial

    '. Komplikasi telinga dalam

    $. Histel labirin

    2. /abirinitis supurati!

    . Tuli sara! ( sensorineural)

    :. Komplikasi ekstradural

    $. Abses ekstradural

    2. Trombosis sinus lateralis

    . etrositis

    ". Komplikasi ke susunan sara! pusat

    $. #eningitis

    2. Abses otak

    . Bindrose!alus otitis

    erjalanan komplikasi in!eksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati macam lintasan0

    $. "ari rongga telinga tengah ke selaput otak

    2. #enembus selaput otak.

    . #asuk kejaringan otak.

    Bistopatologi %#K

  • 8/12/2019 Blok Panca Indera - PBL Skenario 2 PANCA INDERA - Otitis Media

    30/30

    a.Telinga luar

    "aun telinga dan liang telinga dilapisi oleh epitel skuamous berkeratinisasi yang juga

    ditemukan pada kulit yang membungkus tubuh. /apisan dasar atau basal berupa epitel yangberbentuk kuboid dan terletak di membran dasar. ada liang telingakanalis aurikularis ekterna,

    ketebalan epitelnya ber&ariasi, paling tebal pada bagian kartilaginea dan paling tipis pada

    membran timpani dimana jumlah lapisan selnya juga berkurang.Gpitel skuamous pada liang telinga, apabila terjadi kerusakan pada lapisan basal oleh

    karena trauma atau in!lamasi, akan bermigrasi sampai mereka menemukan permukaan epitel

    lain, baik epitel yang sama maupun epitel yang berbeda. 'ila terjadi kerusakan pada membrantimpani, akan terjadi salah satu dari tiga hal yaitu celah yang tersambung kembali yang

    menghasilkan penyembuhan membran timpani epitel gagal membentuk jembatan dan bergabung

    pada mukosa telinga tengah tidak bertemu mukosa telinga tengah karena mukosa telah rusak.

    b.Telinga tengah

    Gpitel kolumner bertingkat bercilia melapisi tuba eustachius sampai sejauh bagian

    anterior ka&um telinga tengah. el4sel ini mempunyai kemampuan untuk memproduksi mukus.

    Terdapat juga sel goblet dan glandula yang mensekresi mukus. ada bagian posterior, mukosaberubah menjadi epitel kuboid simpleks atau bertingkat dan tidak terdapat komponen sekresi.

    'agian tengah membran timpani dan sel udara mastoid dihubungkan oleh lapisan sel tunggalyang ber&ariasi bentuknya mulai kuboid sampai gepeng.

    ada stadium awal in!lamasi, apapun penyebabnya, terdapat &asodilatasi jaringan

    submukosa. ekresi glandula distimulasi oleh produksi cairan mukoid. 'eberapa sel epitel matidan bakteri normal yang terdapat di daerah tersebut akan memperbanyak diri dan memperparah

    keadaan. ;eaksi polimor!onuklear akan terjadi yaitu munculnya neutro!il di dalam darah dan

    discharge yang mukopurulen. Bal ini akan tetap berlangsung pada telinga tengah dan sel udara

    mastoid karena immobilitas atau hilangnya silia pada tuba eustachius.;esolusi akan terjadi, tetapi apabila kondisi ini berlanjut karena beberapa alasan, seperti

    sekresi yang tidak bisa mengalir, jumlah glandula dan sel goblet akan meningkat dan daerah

    yang dilapisi epitel kuboid atau gepeng akan berubah menjadi epitel kolumner bertingkat semu(pseudostrati!ied). aringan granulasi merupakan hasil akhir proses in!lamasi yang tidak dapat

    beresolusi. "aerah mukosa lokal akan menjadi hiperplasi diikuti dengan in&asi !ibroblast, kapiler

    dan makro!ag, sel plasma dan lim!osit. aringan granulasi akan dilapisi oleh semua &ariasi tipemukosa yang telah dijelaskan diatas, tetapi sering juga terjadi ulserasi karena tidak dilapisi. ada

    otitis media kronis, yang paling sering terjadi adalah metaplasia kolumner, dan densitas

    !ibroblastik meningkat. n!iltrasi lim!oid ditandai dengan

    perubahan polipoid pada mukosa. ering dijumpai juga osteitis dan osteoneogenesis. Terlihatadanya jaringan granulasi matur dengan !ibrosis subepitelial dan berkurangnya &askularisasi

    pada penyakit yang berlangsung lama.