Penuaan Pada Sistem Gatro Intestinal

download Penuaan Pada Sistem Gatro Intestinal

of 12

description

gerontik, penuaan dengan gastro intestinal

Transcript of Penuaan Pada Sistem Gatro Intestinal

PENUAAN PADA SISTEM GATRO INTESTINAL

BAB I

PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGUsia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan, sampai sejauh tertentu, apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Akan tetapi, ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahaiaan. Itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih ditakuti daripada usia madya.

Istilah keuzuran (senility) digunakan untuk mengacu pada periode waktu selama usia lanjut apabila kemunduran fisik sudah terjadidan apabila sudah terjadi disorientasi mental. Seseorang yang menjadi eksentrik, kurang perhatian, dan terasing secara sosial, maka penyesuaian dirinya pun buruk.

Pemunduran itu sebagian datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari faktor psikologis. Penyebab kemunduran fisik ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus melainkan karena proses menua. Kemunduran dapat juga mempunyai penyebab psikologis. Sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan kehidupan pada umumnya dapat menuju ke keadaan uzur, karena terjadi perubahan pada lapisan otak. Akibatnya, orang akan menurun secara fisik dan mental. Bagaimana seseorang mengatasi ketegangan dan stres hidup akan mempengaruhi laju kemunduran tersebut.

Berbagai kemunduran akan dialami oleh setiap orang pada usia lanjut. Termasuk penurunan pada sistem pencernaan (Gastro Intestinal Track). Sistem pencernaan merupakan pintu masuknya berbagai makanan yang bisa meningkatkan kesehatan atau bahkan menurunkan (menimbulkanpenyakit), jikapengaturan diet tidak terkontrol. Berdasarkan pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang penurunan sistem pencernaan pada usia lanjut,dengan pertimbangan nutrisi. 1.2 TUJUAN PENULISAN

Mahasiswa diharapkan mampu memahami :

1. Proses penuaan secara normal pada sistem pencernaan.2. Kebutuhan Nutrisi pada lansia dalam rangka promosi kesehatan.

1.3 SISTEMATIKA PENULISANUntuk lebih mudah dalam memahami isi dari makalah ini, penulis membaginya menjadi tiga bab, yaitu :

Bab I:Bab ini membahas tentang pendahuluan, yang terdiri dari : latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II:Bab ini membahas tentang penurunan pada sistem pencernaan.

Ban III:Bab ini membahas tentang kesimpulan.

BAB II

PENUAAN PADA SISTEM PENCERNAAN2.1 PROSES PENUAAN NORMAL PADA SISTEM PENCERNAAN

Lansia berusia 65 tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Kebutuhan vitamin dan mineral yang diperbolehkan tetap tidak berubah dari tingkat dewasa tengah.

Banyak faktor mempengaruhi status nutrisi lansia. Pendapatan kemungkinan adalah faktor penting karena pendapatan yang tetap dapat mengurangi jumlah uang yang digunakan untuk membeli makanan. Kesehatan merupakan pengaruh penting lainnya. Lansia mengikuti diet terapeutik atau memiliki kesulaitan makan karena gejala fisik, kehilangan gigi, atau gigi palsu, atau berisiko interaksi nutrien-obat. Berbelanja dan menyiapkan makanan menjadi sulit karena ketidak mampuan fisik dan kekurangan transportasi. Hidup sendiri menurunkan minat dan kesukaan menyiapkn dan makan makanan.

Terdapat sejumlah perubahan fisiologis yang dapat menghalangi asupan diet. Akuitas rasa dapt menurun sesuai usia. Gigi palsu dapat meningkatkan sensasi rasa pahit dan asam. Penurunan normal pada sekresi lambung menyebabkan kurang efisiennya digesti. Sensasi haus dapat menghilang menyebabkan asupan cairan yang tidak cukup.

Seleksi kelompok dasar makanan untuk lansia adalah sama pada dewasa muda, walaupun cara makanan disiapkan atau tipe makanan yang diseleksi mungkin perlu diubah. Diet pada lansia, ciri khasnya yaitu rendah makanan protein, dan tinggi pada roti, kue, dan sereal. Daging dapat dihindari karena harganya atau sulit untuk dikunyah. Keju, telur, dan selai kacang berguna untuk pesediaan protein. Susu terus menerus menjadi makanan penting, khususnya untuk wanita lansia yang memerlukan cukup kalsium untuk melindungi terhadap osteoporosis (kekurangan kalsium dalam tulang). Sereal padi-padian dan roti harus mendukung. Kelompok sup krim dan sup sayur berdasarkan daging baik bagi lansia yang bermasalah untuk mengunya. Diet pada lansia harus terdiri dari pilihan-pilihan semua kelompokk makanan dan memberikan suplemen vitamin. Proses penuaan memberikan pengaruh pada setiap bagian dalam saluran gastrointestinal dalam beberapa derajat. Namun, karena luasnya persoalan fisiologis pada sistem gastrointestinal, hanya sedikit masalah-masalah yang berkaian dengan usia yang dilihat dalam kesehatan lansia. Banyak masalah-masalah gastrointestinal yang dihadapi oleh lansia lebih erat dihubungkan dengan gaya hidup mereka. Mitos umum dikaikan dengan fungsi normal saluran gastrointestinal dan perubahan-perubahan kebutuhan nutrisi lansia.

2.1.1 Rongga Mulut

Penampilan fisik, kemampuan berkomunikasi, dan asupan nutrisi ditingkatkan oleh kebersihan mukosa mulut dan keutuhan gigi. Walaupun tanggalnya gigi bukan suatu konsekuensi dasar dari proses penuaan, banyak lansia mengalami penanggalan gigi sebagai akibat dari hilangnya tulang penyokong pada permukaan periosteal dan peridontal. Hilangnya sokongan tulang ini juga turut berperan terhadap kesulitan-kesulitan yang berkaitan gengan penyediaan sokongan gigi yang adekuat dan stabil pada usia lebih lanjut. Gigi-gigi yang tersisa pada usia setelah 70 tahun sering menimbulkan perasaan ngilu pada permukaan pengunyahan. Penyusutan dan fibrosis pada akar halus bersama-sama dengan retraksi gusi juga berkontribusi terhadap penanggalan gigi pada penyakit periodontal.

Mukosa mulut tampak merah dan berkilat pada lansia karena adanya atrofi. Bibir dan gusi tampak tipis karena epitelium telah menyusut dan menjadi lebih mengandung keratin. Vaskularitas mukosa mulut menurun dan gusi tampak pucat adalah akibat dari menurunnya supai darah.

Aliran air liur tetap normal pada lansia yang sehat dan tidak mendapatkan pengobatan yang akan dapat menyababkan mulut menjadi kering. Meskipun ada beberapa kontroversi berkenaan dengan hilangnya kuncup perasa akibat proses penuaan, banyak lansia mengeluh adanya gangguan sensasi rasa dan penurunan kemampuan mengenali rasa yang tidak tajam.

2.1.2 Esofagus, Lambung, dan UsusMotolotas esofagus tetap normal meskipun esofagus mengalami sedikit dilatasi seiring penuaan. Sfingter esofagus bawah (kardiak) kehilangan tonus. Refleks muntah pada lansis akan melemah. Kombinasi dari faktor-faktor ini meningkatkan risiko terjadinya aspirasi pada lansia. Kesulitan dalam mencerna makanan adalah akibat dari atrofi mukosa lambung dan penurunan motilitas lambung. Atrofi mukosa lambung merupakan akibat dari penurunan sekresi asam hidroklorik (hipoklrhidria), dengan pengurangan absorpsi zat besi, kalsium, dan vitamin B12. motilitas gaster biasanya menurun, dan melambatnya gerakan dari sebagian makanan yang dicerna keluar dari lambung dan terus melalui usus halus dan usus besar.2.1.3 Saluran empedu, Hati, Kandung empedu, dan Pankreas

Kapasitas fungsional hati dan pankreas tetap dalam rentang normal karena adanya cadangan fisiologis dari hati dan pankreas ini. Setelah usia 70 tahun, ukuran hati dan pankreas akan mengecil, terjadi penurunan kapasitan menyimpan dan kemampuan mensintesis protein dan enzim-enzim pencernaan. Sekresi insulin normal dengan kadar gula darah yang tinggi (250-300 mg/dL), tapi respons insulin akan berkurang seiring dengan peningkatan kadar gula dara secara moderat (120-200 mg/dL). Proses penuaan telah mengubah proporsi lemak empedu tanpa perubahan metabolisme asam empedu yang signifikan. Faktor ini mempengaruhi peningkatan sekresi kolesterol. Banyak perubahan-perubahan terkait usia terjadi dalam sistem empedu yang juga terjadi pada pasien yang sangat gemuk (obesitas).

2.2 KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DALAM RANGKA PROMOSI KESEHATAN.Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia. Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap sistim tubuh. Bimbingan yang membahas secara langsung tentang kebutuhan nutrisi pada lansia masih sedikit. Pada sebagian lansia, ketiadaan bimbingan ini terjadi karena lansia lebih heterogen daripada orang muda dan kurang mampu dalam menghitung kebutuhan nutrisi mereka melalui nomogram. Kekurangakuratan dan kemudahan untuk memahami informasi dalam membimbing lansia dan para praktisi telah mengarahkan penggunaan statistik apa adanya yang berkaitan dengan status nutrisi lansia.Secara fisiologis, kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik daripada usia kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun adalah 2300 kkal. RDA untuk lansia diatas 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65 %dan kurang dari 30 % lemak, serta porsi sisanya adalah protein.Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunya sensasi olfaktorius perubahan persepsi rasa, dan peningkatan kolesistokinin yang dapat mempengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang.Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vit d dan asam folat. Perubahan-perubahan dalam kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Panduan diet terbaru menyarankan sedikitnya 1000 mg kalsium perhari untuk seluruh lansia dan 1500 mg perhari utnuk wanita lansia yang tidak menggunakan estrogen. Suplemen kalsium tidak akan diabsorbsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk absorbsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklorhidria atau aklorhidria.

Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adiposa secara normal dapat menyertai penurunan masa tubuh dan cairan tubuh total. Meskipun hasil studi memperlihatkan bahwa orang-orang amerika mengonsumsi sedikit lemak, prevalensi obesitas telah meningkat 133% dalam 10 tahun terakhir. Lemak tubuh yang berlebihan sebaliknya akan merugikan lansia. Buku penuntun diet yang baru telah menekankan tentang pentingnya mempertahankan berat badan yang stabil dan mengikuti program diet dan olah raga yang tepat dalam seluruh rentang waktu kehidupan.2.2.1 Pencegahan primer

Proses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan status nutrisi pada 30 juta lansia, 6 juta dari mereka beresiko tinggi terhadap mal nutrisi. Studi-studi mengindikasikan bahwa lansia yang memiliki penghasilan kurang dari 6000 dolar per tahun atau kurang lebih 35 dolar perminnu untuk konsumsi makanan dan para lansia yang mengunjungi rekan atau keluarganya kurang dari dua kali per minggu, dn para lansia yang kelebihan berat badan sebesar 25 kg atau yang kekurangan berat badan 10 kg adalah mereka yang beresiko tinggi mengalami malnutrisi, selain dari jutaan orng yang mengalami kekurangan nutrisi.

Faktor-faktor sosioekonomi, juga penyakit kronis dan polifarmasi, turut berperan terhadap masalah malnutrisi yang aktual atau potensial bagi lansia. Instrumen pengkajian sebagaimana yang telah dikembangkan oleh program Nutrition screening initiative untuk menentukan status nutrisi direkomendasikan dapat digunakan oleh seluruh pemberi pelayanan kesehatan. Lembaran instrumen ini tersedia melalui Nutrition screening initiative, 1010 Wisconsin Avenue NE, Washington, DC 2007. suatu upaya yang konsisten untuk mengidentifikasi lansia dengan gangguan nutrisi demikian juga untuk risiko gangguan nutrisi yang seharusnya menjadi prioritas jika tujuan nasional untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit ingin dicapai.Faktor-faktor sosioekonomi

Faktor-faktor sosioekonomi yang mempengaruhi lansia meliputi isolasi sosial dan pendapatan yang rendah. Waktu makan adalah sebagai kegiatan sosial yang terdapat di berbagai kebudayaan. Bila seorang lansia hidup sendiri atau banyak menghabiskan waktunya untuk menyendiri, mtivasi untuk mempersiapkan dan mengonsumsi makanan mungkin akan berkurang. Senior Centre di seluruh negeri sering mengingatkan lansia tentang penekanan untuk mengonsumsi diet yang sehat secara teratur. Karena hambatan keuangan, banyak Senior Centre mempercayakan pada makanan-makanan siap saji yang mengandung lemak jenuh tinggi dan garam. Metode penyajian makanan sering meliputi menggoreng yang meningkatkan konsumsi lemak jenuh. Perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan bimbingan dalam hal ini dengan cara memfasilitasinya seperti menyajikan acara makan dan belajar makanan yang sehat. Perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan dalam koordinasi program-program tentang pentingnya untuk tidak hanya mengandalkan makanan-makanan yang telah diproses secara modern atau melalui metode tradisional yang meliputi makanan yang digoreng yang merupakal program utama.

Banyak lansia harus memilih antara makanan, obat-obatan atau sewa tempat tinggal karena mereka hidup dengan pendapatan yang rendah atau tidak teratur. Kekurangan asupan protein, vitamin, dan mineral dapat diakibatkan karena ketidakmampuan untuk membelanjakan makanan yang tepat. Iklan-iklan yang mendorong lansia menggunakan suplemen nutrisi dalam kaleng untuk mengembalikan kehidupan pada tahun-tahun sebelumnya dapat salah membawa lansia untuk menghabiskan sumber-sumber yang berharga untuk suplemen-suplemen ini daripada untuk malanan yang lebih tepat.Banyak lansia yang tidak bergigi, memiliki masalah kelainan gigi atau penyakit periodontal dan tidak dapat merawat giginya. Daging yang berkualitas tinggi, buah-buahan mentah, dan sayur-sayuran sering dihindari karena semua itu terlalu mahal atau tidak dapat dikunyak atau ditelan. Perawat mungkin dapat bekerja sama dengan dokter gigi untuk menyediakan pelayanan penapisan gigi di Senior Centre. Kegiatan-kegiatan sosial yag disponsori oleh komunitas dapat dikoordinasikan untuk menyediakan dana demi kebutuhan tindak lanjut bagi lansia yang membutuhkan perawatan gigi yang mengalami kekurangan sumber.2.2.2 Pencegahan sekunderPencegahan sekunder dimulai dengan pengkajian yang seksama terhadap klien dan upaya-upaya untuk mengidentifikasi sumber masalah gizi.kesalahan pengaturan metabolisme seharusnya diperbaiki dan pemberian obat-obatan untuk kondisi-kondisi kronis dapat disesuaikan untuk mengurangi efek samping yang mengganggu nutrisi yang normal. Depresi yang tidak terdeteksi atau fase awal demensia sering terjadi pada kurangnya asupan diet dan malnutrisi. Selain itu, suatu pengkajian tentang riwayat diet dan pengkajian nutrisi adalah penting untuk menentukan tujuan yang realistis dan tepat pada lansia dengan masalah nutrisi. Pelayanan ahli diet akan menguntungkan bagi klien.

Banyak lansia tidak mengetahui bagaimana kebutuhan nutrisi mereka mengalami perubahan sebagai akibat penuaan. Oleh karena itu, seluruh pemberi layanan kesehatan perlu dipersiapkan untuk memberikan informasi yang akurat dan terbaru tentang nutrisi normal, demikian juga tentang kebutuhan nutrisi yang menyertai proses penyakit. Suatu penelitian terbaru mengemukakan bahwa perawat tidak dipersiapkan secara adekuat untuk memberikan jenis instruksi ini kepada klien lansia.Asuhan keperawatan adalah suatu bagian penting dalam memperbaiki asupan nutrisi pada institusi pelayanan akut maupun pelayanan jangka penajang. Dedikasi diperlukan untuk meyakinkan bahwa kebutuhan nutrisi klien dimasukkan sebagai bagian dari rencana keperawatan secara total. Mengizinkan pemberian suplemen dalam kaleng utnuk pembangun tubuh yang diletakkan di meja samping tempat tidur atau untuk dikembalikan pada bagian gizi tidak akan membantu memfasilitasi asupan yang adekuat. Suplemen sangat baik digunakan diantara waktu makan dan sering ditoleransi dengan baik jika disajikan dalam keadaan dingin. Alternatif-alternatif makanan, seperti nutrisi parenteral total dan pemberian makanan dengan penduga lambung, mungkin diperlukan jika asupan yang adekuat tidak dapat dipertahankan melalui rute oral.

Keterlibataan keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang baik di semua lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan kesukaan lansia dan memberikan atmosfer sosial yang mendorong asupan makanan adalah hal terbaik yang dapat dilakukan oleh kelurga. BAB III

KESIMPULANProses pemunduran pada usia lanjut sebagian datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari faktor psikologis. Penyebab kemunduran fisik ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus melainkan karena proses menua.

Lansia berusia 65 tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Kebutuhan vitamin dan mineral yang diperbolehkan tetap tidak berubah dari tingkat dewasa tengah.

Banyak faktor mempengaruhi status nutrisi lansia. Pendapatan kemungkinan adalah faktor penting karena pendapatan yang tetap dapat mengurangi jumlah uang yang digunakan untuk membeli makanan. Kesehatan merupakan pengaruh penting lainnya. Lansia mengikuti diet terapeutik atau memiliki kesulaitan makan karena gejala fisik, kehilangan gigi, atau gigi palsu, atau berisiko interaksi nutrien-obat. Berbelanja dan menyiapkan makanan menjadi sulit karena ketidak mampuan fisik dan kekurangan transportasi. Hidup sendiri menurunkan minat dan kesukaan menyiapkn dan makan makanan.