Penting!!! Kadar Normal Px Lab
-
Upload
atma-sanggani-tunikasari -
Category
Documents
-
view
3 -
download
2
description
Transcript of Penting!!! Kadar Normal Px Lab
Kadar normal lab
a. Pemeriksaan darah tepi lengkap, seperti:
- Hemoglobin (pembawa oksigen dalam darah) Batas normal: wanita12-14 g/dl dan pria 13-14
g/dl dalam darah. Bila di bawah normal, disebut anemia.
- Hematokrit (menunjukkan banyaknya sel darah merah dalam plasma). Batas normal: wanita
37-43 vol% dan pria 40-48 vol%,
- Eritrosit (jumlah sel darah merah) Batas normal: wanita 4-5 jt/ul dan pria 4,5-5,5 jt/ul
- Leukosit (jumlah sel darah putih) Batas normal: 5000-10.000 ul.
- Hitung jenis leukosit (jumlah beberapa jenis sel darah putih)
- Laju endap darah, untuk menunjukkan infeksi terutama bila diperiksa secara berkala. Batas
normal: wanita 0-20 mm dan pria 0-15 mm
- Trombosit, untuk menunjukkan jumlah sel trombosit untuk pembekuan darah, yang biasanya
menurun pada penyakit demam berdarah. Batas normal: 150.000-400.000/ul
b. Gula darah
Meliputi gula darah sewaktu, atau gula darah puasa dan gula darah 2 jam setelah makan. Kedua
pemeriksaan terakhir digunakan untuk pemeriksaan yang lebih mendetail untuk kencing manis
(diabetes melitus).
Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang
dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes
sewaktu >200 mg/dL.
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-
140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun
karbohidrat lainnya.
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap)
setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak.
c. Faal Hati, meliputi
- Bilirubin total, direct dan indirect.
Pemeriksaan bilirubin direct dan indirect ini digunakan untuk menentukan lokasi gangguan
aliran darah, apa kah berada di lokasi sebelum, dalam, atau sesudah organ hati)Batas normal
bilirubin total: 0,3-1 mg/l. Bila lebih tinggi dari normal, kemungkinan terjadi penyumbatan atau
gangguan aliran bilirubin.
- SGOT (batas normal: 0-37 U/l) dan SGPT (batas normal:0-45 U/l), serta alkali phospatase.
SGOT dan SGPT adalah enzim yang terdapat di hati dan akan keluar ke darah saat sel-sel hati
rusak/pecah. Jadi peningkatan SGOT dan SGPT yang lebih dari normal, menandakan adanya
kerusakan sel-sel hati.
- Pemeriksaan faal hati biasanya digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan atau deteksi
lebih lanjut fungsi/sel hati.
d. Faal Ginjal
Pemeriksaan meliputi:
- uji ureum (batas normal 20-40 mg/dl),
- kreatinin (batas normal 0.5-1.5 mg/dl)
Kedua pemeriksaan zat diatas ini dapat mendeteksi kemungkinan kerusakan ginjal pada seorang
pasien
- asam urat (batas normal 3-6 mg/dl)
e. Profil Lemak, meliputi:
- Uji kolesterol total (batas normal 150-250 mg/dl).
- HDL (high density lippoprotein) dengan batas normal pada wanita 45-65 mg/dl dan pria 35-55
mg/dl
- LDL (low density lippoprotein) dengan batas normal 1-130 mg/dl
- Trigliserida, dengan batasan normal 40-155 mg/dl.
Dalam pemeriksaan ini, bila angka uji berada di atas batas normal, berarti tidak normal. Kecuali
HDL (lemak baik), yang semakin tinggi nilainya semakin baik pula
f. Golongan darah dan rhesus-nya.
7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (URIN LENGKAP)
Meliputi:
– Warna urin (warna urin dapat menunjukkan adanya perdarahan, infeksi, kelainan darah,
kelainan saluran kemih ataupun konsumsi obat obatan/pangan jenis tertentu),
– pH (nilai keasaman urin), dengan batas normal 4.6-8.0
– BJ (berat jenis), dengan batas normal 1.001-1.035,
– Glukosa, keton, bilirubin, nitrit (normalnya semua negatif dalam urin)
– Urobilinogen, normalnya 3,2-16 Umol/l
– Eritrosit. Pada orang dewasa sel darah merah berjumlah sekitar 5 juta sel/mm³ darah pada laki-
laki dan 4juta sel/mm³ darah pada perempuan.
8. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (FESES LENGKAP)
Meliputi:
– pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: konsistensi, warna, darah,
lendir). Adanya darah dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi
karena amuba atau bakteri shigella.
– pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit, epitel,
amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna
terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari
infeksi parasit tersebut.
Jenis-jenis pemeriksaan di atas adalah gambaran singkat mengenai pemeriksaan MCU.
Kesimpulan mengenai kondisi kesehatan pasien secara holistik harus dilihat dari anamnesis
(wawancara) dan pemeriksaan fisik oleh dokter, serta pemeriksaan penunjang yang saling
menunjang dan tidak dapat dipisahkan satu per satu.
Yang perlu diingat, batas normal pemeriksaan laboratorium dapat berbeda, tergantung dari
standar laboratorium Anda. Biasanya, dokter akan melihat apakah masih dalam batas normal,
apakah kurang atau lebih dari batas normal, dan berapa banyak kekurangan atau kelebihannya
tersebut. Bila kadar pemeriksaan Anda tidak berada dalam batasan normal, dokter MCU akan
memberikan pengarahan seputar kelainan tersebut dan akan menunjuk dokter spesialis untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
WAKTU YANG DIBUTUHKAN
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing pemeriksaan itu?
Amnesis dokter: 15-60 menit
Foto thorax: 5 menit
EKG: 5
Treadmill: 20 (untuk orang sehat)
USG abdomen: 10-20 (tergantung ada/tidaknya kelainan yang harus diteliti)
Darah: Untuk mengambil darah, hanya diperlukan beberapa menit. Namun hasil pemeriksaannya
membutuhkan waktu, bervariasi tergantung jenis pemeriksaan.
Urin: Untuk menampung urin, hanya diperlukan beberapa menit. Namun hasil pemeriksaannya
membutuhkan waktu, bervariasi tergantung jenis pemeriksaan
Feses: Umumnya dilakukan di rumah/laboratorium (Bila di rumah, feses sebaiknya dibawa ke
laboratorium, kurang dari 1 jam)
KAPAN HARUS CHECK UP?
Mata: Bila tidak ada keluhan (baik ketajaman penglihatan, radang, atau gangguan lain), tdak
perlu dilakukan pemeriksaan. Bagi yang mempunyai keluhan, dianjurkan setiap 2 tahun. Bagi
pasien berisiko tinggi dianjurkan minimal setahun sekali.
Gigi: Bila tidak ada keluhan, pemeriksaaan sebaiknya dilakukan per tahun. Sedangkan bagi yang
berisiko, tergantung rekomendasi dokter gigi.
Anamnesis riwayat kesehatan: untuk umur 16-64 tahun sebaiknya setiap 1-3 tahun sekali.
Sementara bagi yang berusia di atas 64 tahun, sebaiknya dilakukan setiap tahun.
Tinggi dan berat badan: Setiap kali pemeriksaan dokter.
Kolesterol darah/lipid profile: Bila ada faktor risiko (kegemukan, merokok, makan tidak sehat,
dan lain-lain) dan keturunan penyakit jantung, dianjurkan setiap tahun sejak usia 30 tahun. Jika
tidak, dianjurkan setiap 1-2 tahun sejak usia 35 tahun. Bila ada kelainan, pemeriksaan darah
dilakukan setahun sekali (lebih baik jika dilakukan pemeriksaan kolesterol total kasar secara
rutin, dengan alat yang dapat dipergunakan di rumah)
Gula darah: Bila ada faktor risiko dan keturunan gula (DM tipe 2), dianjurkan setiap tahun sejak
usia 30 tahun. Bila keturunan gula (DM tipe 1), dianjurkan untuk periksa sejak kecil/remaja. Bila
tidak, dianjurkan setiap tahun sejak usia 35 tahun.
Bila ada kelainan, pemeriksaan dilakukan setahun sekali (lebih baik jika dilakukan pemeriksaan
gula darah kasar secara rutin, dengan alat yang dapat dipergunakan di rumah)
Kanker kolon: Bila tidak ada keluhan saluran cerna, dilakukan setiap tahun diawali usia 40 tahun
KHUSUS PEREMPUAN:
Pap smear: dianjurkan setiap tahun, bagi yang telah berhubungan seksual. Bila hasil baik, ulangi
setiap 1-3 tahun, tergantung hasil pemeriksaan dan tingkat risiko kanker serviks
Pemeriksaan payudara Pemeriksaan sendiri (SADARI) di rumah/dokter, dianjurkan setiap bulan.
Bila terdapat benjolan, segera lakukan USG payudara/pemeriksaan mammografi.
KHUSUS LAKI-LAKI:
Prostat: di atas 50 tahun sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan fisik ke dokter. Khusus pria
Afrika, Amerika atau pria berisiko tinggi, dianjurkan melakukan pemeriksaan mulai usia 45
tahun.