PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI...

51
Laporan Hibah Kompetensi PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI MELALUI MODEL INSERVICE DUAL MODE Dr. phil. Ari Widodo, M. Ed. Batch I Angkatan I Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan. Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetensi, Nomor: 269/SP2H/PP/DP2M/V/2009 Tanggal 30 Maret 2009 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

Transcript of PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI...

Page 1: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Laporan Hibah Kompetensi

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI MELALUI MODEL

INSERVICE DUAL MODE

Dr. phil. Ari Widodo, M. Ed.

Batch I Angkatan I

Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan. Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Hibah Kompetensi, Nomor: 269/SP2H/PP/DP2M/V/2009 Tanggal 30 Maret 2009

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2009

Page 2: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2
Page 3: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Laporan Hibah Kompetensi

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI MELALUI MODEL

INSERVICE DUAL MODE

Dr. phil. Ari Widodo, M. Ed.

Batch I Angkatan I

Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Hibah Kompetensi, Nomor: 269/SP2H/PP/DP2M/V/2009 Tanggal 30 Maret 2009

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2009

Page 4: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

HIBAH KOMPETENSI

1. Judul Kegiatan

2. Jenis Kegiatan

3. Nama Ketua Tim Pengusul

4. Jurusan

Fakultas

Perguruan Tinggi

5. Alamat

No. Telepon/Faks E-mail No. telepon

6. Lamanya Kegiatan 7. Nama dan alamat lengkap peers

Peningkatan Profesionalisme Guru Biologi

Melalui Model Inservice Dual Mode

Penelitian

Dr. phil. Ari Widodo, M. Ed

Pendidikan Biologi

FPMIPA

Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung

022-2001937 [email protected] 081321656749 3 tahun

- dari dalam negeri

- dari luar negeri

: Prof. Dr. Nuryani Rustaman, M. Pd. Jurdik Biologi FPMIPA UPI JL Dr. Setiabudhi 229 Bandung : Prof. Dr. Reinders Duit

IPN an der Universitat Kiel OlshausenstraBe 62 D-24098 Kiel - Germany

Meng Ke Penelitian dan Pengabdian

at,

Bandung, November 2009 Ketua Tim Pelaksana,

NIP. 195507551981031 rto, MSIE) (Dr. Phil. Ari Widodo, M. Ed;

NIP. 196705271992031001

Mengetahui Pembantu Rektor Bidang Perencanaan dan Litbang

J^aiggrsitas Pendidikan Indonesia,

Page 5: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

RINGKASAN

Pembinaan profesionalisme guru merupakan masalah yang sangat

mendesak dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Meskipun

kegiatan peningkatan profesionalisme sudah banyak dilakukan namun

dampaknya terhadap peningkatan kualitas pendidikan masih belum terlalu

tampak. Keterbatasan penyelenggara dan guru dalam hal waktu, tenaga, dana,

sumber dan daya manusia serta kondisi geografis Indonesia yang sangat luas

menyebabkan banyak guru yang kurang mendapat kesempatan untuk mengikuti

program yang ditawarkan. Melalui kegiatan penelitian ini akan dikembangkan

model pelatihan guru dengan sistem dual mode. Dengan sistem bual mode ini

bagian-bagian tertentu dalam program peningkatan profesionalisme guru

dilakukan secara konvensional melalui tatap muka dan ada bagian-bagian

tertentu yang dilakukan dengan memanfaatkan internet.

Kegiatan penelitian ini direncanakan berlangsung dalam 3 tahap dengan

jangka waktu satu tahun untuk tiap tahapnya. Pendekatan yang digunakan juga

mengikuti prinsip siklus Developmental Research, yang te rd i r i : 1. Tahap analisis

kondisi dan kebutuhan profesional guru-guru biologi; 2. Tahap pengembangan

dan pengujian produk; dan 3. Tahap pengujian di lapangan dan dilanjutkan

dengan penyempurnaan produk dan diseminasi.

Pada tahun kedua penelitian difokuskan beberapa kegiatan berikut: i)

Pengembangan model inservice dual mode; 2). Pengembangan paket program

pelatihan dengan mode tatap muka; 3). Pengembangan paket pelatihan online

yang berbentuk multimedia, modul elektronik, dan video; 4). Penyiapan

website dan fasilitas pendukungnya; 5). Pelatihan dual mode secara terbatas;

dan 6). Penyempurnaan untuk diseminasi secara luas. Hasil uj i coba terbatas

terhadap bahan-bahan pelatihan yang telah dikembangkan menunjukkan bahwa

bahan-bahan tersebut sudah bisa digunakan. Bahan-bahan tersebut terus

disempurnakan agar dapat digunakan secara lebih luas pada Penelitian Tahap III

yang direncanakan dilakukan pada tahun ketiga.

i

Page 6: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

DAFTAR ISI

Ringkasan 1

Daftar Isi "

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Tujuan

BAB I I KAJIAN PUSTAKA 4

2.1 Roadmap penelitian 4

2.2 Hasil tahun pertama 7

2.3 Kebaharuan penelitian 9

2.4 Luaran kegiatan 10

BAB I I I METODE PELAKSANAAN 11

BAB IV HASIL PENELITIAN 14

4.1 Penyiapan website dan isinya 14

4.2 Penyiapan bahan-bahan pelatihan 16

4.3 Hasil pelatihan mengenai kompetensi pedagodi 18

4.4 Hasil pelatihan mengenai kompetensi materi biologi 21

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPRAN-LAMPIRAN 24

i i

Page 7: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan kualitas pendidikan di Indonesia banyak mendapat sorotan.

Rendahnya pencapaian siswa dalam UAN dan hasil studi komparasi antar negara

(Gonzales et aL, 2004; OECD/UNESCO-UIS, 2003) merupakan salah satu

indikator rendahnya kualitas pendidikan. Walaupun kualitas keberhasilan

ditentukan oleh banyak hal, misalnya kurikulum, sarana dan prasarana,

dukungan orang tua dan masyarakat, namun guru sebagi ujung tombak

pendidikan merupakan pihak yang paling banyak disorot. Oleh karena i tu

muncul berbagai usaha untuk meningkatkan profesionalisme guru.

Pembinaan professionalisme guru di Indonesia dilaksanakan oleh berbagai

pihak, mulai dari tingkat pemerintahan pusat (Depdiknas), pemerintahan

daerah (Dinas), dan tingkatan sekolah (Gambar 1.1).

Ditjen Mutu Pendidikan

LPMP PPPPTK

G u r u I P A

G u r u I P A

P r o f e s i o n a l

Ditjen Dikti

PPTK&KPT

Dinas Pendidikan

MGMP IPA, K.K.G

Kepala Sekolah

Penga-was

PGRI

HISPPI PAI

Organ isasi Profesi

Gambar 1.1 Pihak-pihak yang terl ibat dalam pembinaan profesionalitas guru

i

Page 8: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Selain unsur yang berasal dari kelembagaan pemerintah, terdapat pula

yang berasal dari organisasi profesi seperti PGRI, ISPI, HISPPIPAI maupun dari

pihak lain, misalnya perguruan tinggi. Semua pihak tersebut pada dasarnya ikut

berperan serta dalam pembinaan profesionalisme guru.

Pembinaan professionalisme guru pada tingkat sekolah dilakukan oleh

kepala sekolah dan MGMP sekolah yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam

bentuk pertemuan periodik untuk mendiskusikan peningkatan kualitas

pembelajaran. Kepala sekolah melakukan pembinaan professional secara

internal dalam bentuk supervisi akademis dan non akademis kepada para guru.

Pembinaan yang berasal dari pihak lain dilakukan dalam berbagai bentuk, baik

i tu seminar, lokakarya, dan penataran.

Secara teknis pelaksanaan program peningkatan profesionalisme yang

konvensional seringkali juga berhadapan dengan beberapa permasalahan terkait

kemampuan pemberi layanan dan juga kondisi geografis Indonesia.

1. Jumlah guru yang harus mendapatlan layanan pengembangan

profesionalisme jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan

lembaga-lembaga (LPMP, P4TK, dan perguruan tinggi) yang bisa

memberikan layanan. Akibatnya dengan sistem yang telah ada, hanya

sedikit sekali guru yang mendapatkan kesempatan mengikuti program

peningkatan profesionalisme. Sebagian besar guru justeru belum

berkesempatan mengikuti kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan

profesionalisme.

2. Kondisi geografis Indonesia yang sangat luas dan medan yang berat

menyebabkan banyak guru (terutama guru-guru yang tinggal di daerah

terpencil) seringkali tidak pernah mendapat kesempatan mengikuti

program yang ditawarkan.

1.2 Tujuan

Tujuan umum kegiatan ini adalah untuk meningkatkan profesionalitas guru-guru

biologi sehingga pada gilirannya bisa meningkatkan kualitas dan hasil

pembelajaran biologi di sekolah. Adapun tujuan khusus yang akan dicapai

adalah:

2

Page 9: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

1. Memperluas jangkauan pemberian layanan profesional kepada guru-guru

biologi.

2. Meningkatkan pemahaman konsep guru-guru, terutama tentang

perkembangan biologi terkini.

3. Meningkatkan pengetahuan guru-guru tentang pendekatan dan metode

pembelajaran terk in i .

4. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan media

pembelajaran, terutama ICT.

3

Page 10: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Roadmap penel i t ian

Sekalipun sudah banyak program peningkatan profesionalisme guru yang

telah dilakukan, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kualitas

pembelajaran di dalam kelas tidak banyak berubah. Setelah mengikuti suatu

kegiatan penataran, cara guru mengajar tetap saja seperti sebelum mengikuti

kegiatan penataran. Ada dua kegiatan utama yang telah kami lakukan terkait

peningkatan profesionalitas guru, yaitu studi deskritif melalui angket untuk

tentang gambaran program peningkatan profesionalitas guru (Widodo, Riandi,

Amprasto 6t Wulan, 2006) dan studi exper imenta l untuk mendapatkan

gambaran pemanfaatan program coaching (Widodo, Riandi fr Supriatno, 2007).

Berdasarkan survei yang telah kami lakukan (Widodo, Riandi, Amprasto

£t Ana Ratna Wulan, 2006) diperoleh hasil sebagai berikut

a. Program peningkatan profesionalitas guru hendaknya memperhatikan

aspek pemerataan. Keluhan yang sering diungkapkan oleh para guru

adalah bahwa ada orang-orang tertentu yang seringkali mendapatkan

kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan sedangkan sebagian yang

lain tidak/jarang mendapatkan kesempatan

b. Program-program peningkatan profesionalisme guru-guru sains yang telah

ada jarang sekali membahas permasalahan yang ada di lapangan.

Walaupun materi yang disajikan bisa dipahami dengan baik oleh para

guru namun sulit diimplementasikan.

c. Program-program peningkatan profesionalisme guru-guru sains yang telah

ada jarang sekali d i ikut i dengan monitoring dan evaluasi.

d. Program-program peningkatan profesionalisme guru-guru sains yang telah

ada seringkali tidak sesuai dengan kondisi sekolah baik dalam hal

ketersediaan sarana dan prasarana, pengelolaan waktu, dan kondisi

siswa.

e. Kegiatan peningkatan profesionalisme guru di masa mendatang

hendaknya menggabungkan antara teori dan praktek.

4

Page 11: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

f. Pengayaan materi sains terkini dan metode pembelajaraq. merupakan dua

topik kegiatan yang perlu dilakukan.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut, program-program peningkatan

profesionalisme guru-guru sains di masa mendatang hendaknya memiliki c i r i -

ciri sebagai berikut.

a. Kegiatan dalam peningkatan profesionalisme guru sains terd i r i dari dua

bagian, yaitu pelatihan massal dan kemudian di ikut i dengan

pembimbingan dalam kelompok kecil.

b. Ada monitoring yang berkelanjutan terhadap kegiatan yang dilakukan.

Monitoring bukan bersifat evaluatif namun lebih bersifat bimbingan klinis

yang dilakukan dalam jangka waktu ter tentu.

Model pengembangan profesionalisme guru yang mempunyai c i r i -c i r i tersebut

dapat direpresentasikan dalam gambar berikut (l ihat Gambar 2)

Pelatihan Massal Berbasis kelompok bidang studi

• Materi kontekstual • Latihan & contoh konkret • Media 3 dimensi • Local material • Berbasis kelompok (MGMP/

sekolah)

• Materi kontekstual • Latihan & contoh konkret • Media 3 dimensi • Local material • Berbasis kelompok (MGMP/

sekolah)

Evaluasi

MGMP, Kepala Sekolah, Komite sekolah, orang tua, Dinas Pendidikan

Monitoring (Bimbingan Klinis)

LPTK

Gambar 2.1 Diagram model program peningkatan profesionalisme guru sains

5

Page 12: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Dari penelitian lanjutan yang kami lakukan (Widodo, Riandi, Supriatno,

2007) tentang pemanfaatan paket program coaching berbasis video diperoleh

hasil sebagai berikut.

a. Paket program coaching tersebut bisa membantu coachee (terutama

guru) untuk menyadari kelemahan dalam dirinya yang perlu diperbaiki,

mendapatkan ide untuk memperbaikinya kelemahan yang dimi l ik i , dan

memotivasi mereka untuk meningkatkan kemampuan d i r i .

b. Berbeda dari program-program peningkatan profesionalisme yang telah

ada, coaching berbasis video bersifat lebih personal (sehingga bisa

memenuhi kebutuhan guru yang beragam) dan kontekstual (sesuai

dengan permasalahan yang dihadapi guru di lapangan).

Berdasarkan temuan yang diperoleh dari dua penelitian yang telah kami

lakukan direncanakan untuk mengembangkan suatu sistem peningkatan

profesionalitas guru-guru biologi. Secara garis besar road map penelitian ini

dalam kaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat direpresentasikan

dalam bagan berikut (Gambar 2.2).

Penelitian Tahap I

Anal is is efektivitas program

peningkatan profesionalisme guru

yang telah ada

Penelitian Tahap II

Pemanfaatan coaching berbasis

video

f 1. Need assessment

Penelitian 2. Pengembangan model Tahap III

3. Pengujian & diseminasi

Gambar 2.2 Road map penelitian

6

Page 13: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

2.2 Hasil tahun pertama

Pada tahun pertama telah berhasil diidentifikasi jenis kegiatan

profesionalisme yang dibutuhkan guru. Secara umum hasil need assessment

menunjukkan bahwa guru memang membutuhkan pelatihan dan pelatihan

melalui internet memang moda pelatihan yang diharapkan guru. Meskipun

demikian, kemampuan yang dimiliki guru (baik peralatan maupun pengetahuan)

tentang komputer dan internet sangat beragam. Sebagian guru memil iki

fasilitas komputer dan internet dan juga memil iki pengetahuan dan

keterampilan yang baik, namun banyak juga guru yang tidak memil iki fasilitas

komputer dan juga tidak bisa menggunakan komputer.

Pelatihan dual mode memang tidak seperti e-learning yang biasa

diterapkan di perguruan tinggi. Ada beberapa perbedaan mendasar antara e-

learning dan inservice dual mode. Pertama, karakteristik peserta e-learning

bersifat homogen baik dari sisi usia, kemampuan, dan kebutuhan. Sebaliknya

guru-guru peserta pelatihan dual mode memiliki latar belakang yang beragam.

Kedua, waktu yang dimil ik i guru dan mahasiswa sangat berbeda. Mahasiswa

pada umumnya memil ik i jadwal yang relatif sama sedangkan guru memiliki

kegiatan yang sangat beragam. Oleh karena i tu pelatihan dengan dual mode

harus bisa mengakomodasi keragaman yang d imi l ik i para guru dan

memanfaatkannya sebagi sebuah potensi.

Dari hasil need assessmen terungkap bahwa 90% sekolah memiliki

fasilitas komputer. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk dilakukannya

pelatihan dengan dual mode cukup terbuka. Walaupun sekolah yang memiliki

fasilitas internet masih terbatas jumlahnya, namun sesungguhnya akses internet

bisa dengan mudah diusahakan oleh guru maupun sekolah.

Peningkatan profesionalisme guru dengan dual mode bukan hanya

memperluas akses dan jangkauan layanan namun secara tidak langsung juga

memaksa guru untuk mandiri. Kemandirian penting sebab tanpa adanya inisiatif

dari guru, sebaik apapun program tidak akan terjaga keberlanjutannya. Hal ini

dapat di l ihat dari program PKG yang walaupun semula sangat sukses namun

ternyata kurang terjaga keberlanjutannya (Adey, 2004). Hasil kajian terhadap

program peningkatan profesionalisme guru yang telah lalu menunjukkan bahwa

program-program yang telah dilakukan kurang mendorong kemandirian guru.

7

Page 14: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Penggunaan internet diharapkan lebih membuka wawasan guru tentang sumber

informasi yang pada akhirnva mendorong mereka untuk mandiri dalam

mengembangkan diri (Yumuk, 2002).

Karena guru membutuhkan pelatihan tentang konsep-konsep biologi dan

pembelajarannya (model-model pembelajaran, media pembelajaran,

pengelolaan praktikum, dan pengajaran biologi dengan menggunakan

komputer), pelatihan dual mode ini akan menyajikan kedua hal tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Jeanpierre, Oberhauser dan Freeman (2005)

menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan guru akan materi berpengaruh

keberhasilan program peningkatan profesionalisme guru. Meskipun demikian,

salah satu kelemahan pelatihan yang sebelumnya adalah memisahkan antara isi

dan pembelajaran. Pemisahan antara isi dan pembelajaran kurang membantu

guru untuk menerapkan dalam pembelajaran (Gunstone, 1999; Hewson et at.,

1999; Hinduan, 200). Karena ini dalam pelatihan dual mode in i , isi dan

pembelajaran akan dipadukan.

Berdasarkan hasil need assessment selanjutnya dikembangkan bahan-

bahan pelatihan. Dengan demikian diharapkan bahan tersebut benar-benar

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan guru.

Tabel 2.1 Ringkasan hasil need assessment dan rencana bahan pelatihan

Hasil need assessment Bahan pelat ihan

1. Guru belum bisa menggunakan komputer

1. Dasar-dasar komputer

2. Guru belum bisa menggunakan

internet

2. Dasar-dasar penggunaan

internet

3. Guru perlu pelatihan tentang media

pembelajaran

3. Media pembelajaran biologi

4. Guru perlu pelatihan tentang model-

model pembelajaran

4. Macam-macam pendekatan

pembelajaran

5. Guru perlu informasi tentang perkembangan biologi

5. Arah perkembangan biologi

6. Guru perlu pendalaman materi

tentang genetika 6. Genetika

7. Guru perlu pendalaman materi

tentang bioteknologi 7. Bioteknologi

8

Page 15: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa secara umum ada tiga tema pelatihan yang

diinginkan guru, yaitu pelatihan tentang komputer dan internet, pelatihan

tentang metodologi pembelajaran, dan pelatihan tentang pendalaman konsep

biologi. Karena i t u ketiga tema ini menjadi int i bahan pelatihan yang akan

dikembangkan oleh penel it i .

Sebagai persipaan untuk pelaksanaan pelatihan dengan dual mode,

peneliti telah mengembangkan sebuah website. Website yang dikembangkan

saat ini dalam tahap uji coba, namun sudah bisa diakses di

http://biologi.upi.edu/pkps/ Bentuk yang tersedia sekarang memang masih

sederhana, namun kedepan website ini akan terus disempurnakan sehingga

memiliki f i t u r - f i t u r yang lebih lengkap. I

2.3 Kebaharuan penel i t ian

Keterbatasan penyelenggara dan guru dalam hal waktu, tenaga, dana,

sumber dan daya manusia merupakan salah satu faktor penghambat untuk

melakukan program peningkatan profesionalisme guru sebagaimana yang

diuraikan di atas. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi saat

ini, sesungguhnya keterbatasan-keterbatasan tersebut bisa ditekan. Dengan

memanfaatkan fasilitas internet, program-program peningkatan profesionalisme

guru dapat dilakukan dengan model dual mode. Maksudnya, bagian-bagian

tertentu dalam program peningkatan profesionalisme guru dilakukan secara

konvensional melalui tatap muka dan ada bagian-bagian tertentu yang

dilakukan dengan memanfaatkan internet.

Program belajar dengan memanfaatkan teknologi internet {e-learning)

sesungguhnya sudah mulai banyak dilakukan. Meskipun demikian e-learning

belum banyak dilakukan untuk program inservice bagi guru-guru. Penggunaan e-

learning sebagai bagian dari program dual mode untuk peningkatan

profesionalisme guru bisa mengatasi keterbatasan model program peningkatan

profesionalisme yang konvensional.

Pertama, dengan sistem dual mode, faktor waktu tidak ter lalu menjadi

masalah. Guru ter ikat dengan tugas mengajar yang te r ten tu waktunya. Sungguh

tidak mungkin apabila guru harus meninggalkan kelas dalam waktu lama karena

harus mengikuti program peningkatan profesionalisme. Dengan sistem dual

9

Page 16: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

mode, guru tidak perlu terlalu lama meninggalkan sekolah. Hanya pada tahap

awal program saja guru harus meninggalkan kelas. Pada tahap implementasi

program guru bisa mengikuti program peningkatan profesionalisme dengan

memanfaatkan fasilitas internet.

Kedua, kondisi Indonesia yang sangat luas, membuat jarak menjadi

permasalahan penting. Sungguh tidak efisien dari segi waktu maupun biaya

apabila guru-guru harus melakukan perjalanan yang jauh hanya unrtuk

mengikuti suatu pertemuan yang hanya berlangsung beberapa jam atau

beberapa hari saja. Dengan memanfaatkan internet, guru t idak peru melakukan

hal ini lagi sebab program peningkatan profesionalisme guru bisa diperolehnya

melalui internet.

Ketiga, monitoring keterlaksanaan program dan dukungan pasca program

merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan guru t idak dapat

menerapkan apa yang telah diperoleh dalam program peningkatan

profesionalisme. Dengan sistem dual mode penyelenggara dan guru masih dapat

terus berkomunikasi dan memberikan dukungan.

Keempat, salah satu kelemahan sistem pengembangan profesionalisme guru

yang telah ada adalah kurangnya perhatian terhadap kebutuhan individual

setiap guru. Program-program peningkatan profesionalisme guru yang telah ada

pada umumnya berisikan sesuatu yang dinilai diperlukan/bisa dilakukan oleh

semua guru. Permasalahan pembelajaran yang dihadapi setiap guru sangatlah

beragam. Oleh karena i tu program peningkatan profesionalisme guru hendaknya

bisa memberikan ruang untuk mengakomodasi kebutuhan guru yang sifatnya

relatif individual. Model dual mode akan bisa melakukan ini sebab guru bisa

memilih jenis program yang lebih sesuai dengan kebutuhannya dan bisa

melakukan kontak secara lebih individual dengan pelaksana program.

2.4 Luaran kegiatan

Luaran yang ditargetkan dari kegiatan penelit ian ini adalah

a. Buku ajar untuk mahasiswa

b. Publikasi jurnal i lmiah bereputasi nasional/intemasional

c. Model pengembangan profesionalisme guru dengan sistem dual mode

d. Fasilitas pengembangan profesional guru dalam bentuk web-based

training program..

10

Page 17: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Pendekatan yang digunakan mengikuti prinsip Developmental Research,

yang te rd i r i : 1. Tahap analisis kondisi dan kebutuhan profesional guru-guru

biologi; 2. Tahap pengembangan dan pengujian produk; dan 3. Tahap pengujian

di lapangan dan dilanjutkan dengan penyempurnaan produk (Borg & Gall, 1989).

Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam tiga tahap yang masing-masing

tahapnya berlangsung selama satu tahun. Rencana kegiatan penelitian pada

setiap tahapnya adalah sebagai berikut.

Tahap Pertama

Tahap in i merupakan tahap analisis kebutuhan guru-guru biologi. Langkah-

langkah yang akan ditempuh pada tahap ini adalah: 1). Melakukan analisis

kompetensi profesional guru-guru biologi; 2). Melakukan need assessment untuk

menggali kebutuhan profesional guru-guru biologi; dan 3). Mengembangkan

blueprint model inservice dual mode. Kegiatan tahap pertama telah berhasil

diselesaikan dengan baik.

Tahap Kedua

Tahap kedua merupakan tahap pengembangan dan pengujian model

inservice dual mode. Pada tahap ini akan dilakukan hal-hal berikut.

1. Mengembangkan model inservice dual mode

Saat ini telah mulai dilakukan pertemuan-pertemuan dengan Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi untuk menentukan model inservice yang

sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk tahap awal telah di ja l in hubungan

dengan MGMP Biologi Kabupaten Sumedang dan MGMP Biologi Bandung

Barat.

2. Mengembangkan paket-paket program pelatihan tatap muka

Draft paket program pelatihan yang telah dikembangkan di tahun pertama

akan disempurnakan di tahun kedua.

3. Mengembangkan paket-paket pelatihan online

11

Page 18: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Paket pelatihan online akan berupa bahan-bahan elektronik (multimedia,

modul elektronik, buku elektronik, dan video pembelajaran). Sebagian

bahan tersebut telah dikembangkan dalam penelitian sebelumnya, misalnya

paket coaching berbasis video (Widodo, Riandi, & Supriatno, 2007),

multimedia pembelajaran (Liliasari, Widodo, Setiawan, 6t Juanda, 2008).

Kegiatan pengembangan paket pelatihan online ini juga akan melibatkan

sejumlah mahasiswa (6 mahasiswa S1 dan 2 mahasiswa S2).

4. Penyiapan website

Pada tahap pertama telah mulai dikembangkan website yang nantinya akan

menjadi fasilitas pelatihan bagi guru. Website tersebut ternyata masih

mengalami banyak kendala dalam pengoperasiannya sehingga perlu

disempurnakan.

5. Melakukan pelatihan dual mode secara terbatas

Pelatihan dual mode secara terbatas akan dilakukan sebagai tahap u j i coba

awal. Pada tahap ini akan bahan-bahan dan prosedur yang telah

dikembangkan akan diujicoba secara terbatas. Ujicoba terbatas akan

melibatkan guru-guru biologi dari MGMP biologi Sumedang dan Bandung

Barat.

6. Melakukan analisis dan perbaikan

Berdasarkan hasil uj i coba terbatas akan dilakukan analisis sebagai bahan

penyempurnaan sehingga pada tahap ketiga semua keperluan inservice dual

betul-betul bisa diujicoba secara luas.

Tahap Ketiga

Tahap ketiga merupakan tahap uj i efektivitas produk yang dikembangkan

dan dilanjutkan dengan penyempurnaan produk. Pada tahap ini akan dilakukan

hal-hal berikut: 1). Melakukan pengujian lapangan dengan skala penuh; 2).

Melakukan analisis hasil; 3). Melakukan penyempurnaan model segala

kelengkapannya; dan 4). penyebarluasan model.

Ketiga tahapan penelitian dapat dil ihat pada bagan alur penelitian pada

Gambar 4 berikut in i .

12

Page 19: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Sifat Metode Langkah Penelitian Kajian

Teoritik

I Empirik

teoretis tentang model inservice dual mode T 7 T 1 T T A C T T

i n • n . T±J • alisis kompetensi profesional guru-guru biologi

A T / T T T / A

Teoretik Studi pengembangan

Pengembangan blueprint model inservice dual mode

Teoretik, Studi Empirik pengembangan.

Teor

Pengembangan model inservice dual mode

Empirik # BILAKUKAM ekspe.rimental

DeskriptiL [ Analisis dan perbaikan

• Empirik Studi.

ekspeffmental Pengujian di lapangan

empirik Studi deskrip.tif Analisis hasil

Penyempurnaan

Penyebarluasan

Gambar 3.1 Prosedur dan langkah penelitian

13

Page 20: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyiapan website dan isinya

Saat ini website yang diberi nama "Pusat kajian Pembelajaran Sains" telah

selesai dikonstruksi. Dalam website ini telah tersedia tiga fasilitas, yaitu web,

e-learning, dan modul (Gambar 4.1).

9b

•KAJIAN BEMBE)

: •• Aa Wi I I

Gambar 4.1 Tampilan website Pusat Kajian Pembelajaran Sains

Fasilitas web dan e-learning masih terus kami kembangkan sedangkan modul

genetika sudah dalam kondisi siap pakai dan telah mengalami uj i coba. Modul

genetika ini merupakan modul online yang bisa diakses peserta pelatihan (guru-

guru) untuk meningkatkan kompetensi mereka tentang genetika. Bahan

pelatihan ini dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

1. Modul

Modul merupakan bahan ajar individual dan mandiri. Modul genetika ini

dirancang agar memenuhi kebutuhan individual setiap guru. Hal ini penting

sebab. pemahaman guru tentang genetika sangat beragam. Bahan ajar ini

Page 21: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

memungkinkan guru untuk belajar sesuai dengan kebutuhannya masing-masing

yang sifatnya individual. Modul genetika ini juga menuntut guru untuk mandiri.

Guru d i tuntut untuk bisa mengatuur sendiri kapan harus belajar dan bahan apa

saja yang diperlukan.

2. Konstruktivisme

Modul genetika ini dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip

konstruktivisme yang antara lain menyatakan bahwa pebelajar memil iki

pengetahuan awal dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Karena

penegtahuan awal setiap orang bisa berbeda, modul ini t idak mengharus setiap

peserta untuk mempelajari hal yang sama, namun setiap peserta belajar sesuai

dengan tingkat pengetahuan awalnya.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, modul genetika yang dikembangkan

memiliki karakteristik sebagai berikut

a. Individual

Setiap peserta secara individual mengakses modul dan berkomunikasi

secara individual dengan t im ahli (pengembang). Setiap peserta menggunakan

akun pribadi dan email untuk berkomunikasi. Oleh karena i t u sebelum

mengakses modul peserta harus login. Selanjutnya peserta bebas memilih topik

yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masing-masing. [opniibcl.ta.Srl VA»llafiuh>

» K » « # W »<•»•«• l a * a*

0 i P c x -fTTf; I f -m~irir ; — ~ ^ 'z—""^^r..-^.2\.72JP

Gambar 4.2 Tampilan topik-topik yang bisa dipi l ih peserta

15

Page 22: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

b. Identifikasi pengetahuan awal

Sebelum mempelajari topik yang telah dipi l ih peserta diinformasikan

tentang tujuan yang harus dicapai serta harus mengisi soal.

Gambar 4.3 Identifikasi pengetahuan awal peserta

Soal ini dimaksudkan mengukur pengetahuan awal peserta. Peserta yang tidak

dapat menjawab soal secara otomatis akan masuk ke materi sedangkan peserta

yang dapat menjawab harus mengisi alasan. Jawaban peserta secara otomatis

terkirim ke admin sehingga admin bisa mengetahui kemajuan setiap peserta.

4.2 Penyiapan bahan-bahan pelatihan

Selain modul genetika yang sifatnya online, melalui penelitian ini juga

telah dikembangkan 6 protot ip buku elektronik (e-book). Buku elektronik yang

dimaksud di sini bukanlah buku elektronik seperti yang dikeluarkan oleh

Depdiknas, namun buku elektronik kami kembangkan menggabungkan prinsip-

prinsip sebuah buku dan multimedia. Buku elektronik yang kami kembangkan

dirancang untuk siswa SMP dan SMA. Karena di sekolah saat ini sedang

16

Page 23: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

berkembang kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), buku yang

dikembangkan juga dirancang untuk mengakomodir siswa reguler maupun siswa

RSBI.

Gambar 4.4 Contoh-contoh e-book yang dikembangkan

17

Page 24: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

E-book yang dikembangkan telah diuj i coba di beberapa sekolah. Hasil

uj i coba menunjukkan bahwa guru dan siswa sangat antusias dengan e-book

tersebut. Hasil pengujian terhadap pemahaman siswa juga menjunjukkan

bahwa penggunaan e-book bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi terka i t . Saat ini sedang dikembangkan e-book untuk beberapa materi

lain dan juga dengan format yang beragam.

Saat in i juga sedang dikembangkan bahan pelatihan tatap muka yang

merupakan penyempurnaan dari bahan yang tekah dikembangkan sebelumnya.

Bahan-bahan yang sedang dikembangkan mencakup

- Peningkatan profesionalisme guru (penelitian dan karya ilmiah)

- Metodologi pembelajaran

- Media pembelajaran

- Asesmen hasil belajar

- Modul elektronik genetika

- Buku elektronik

4.3 Hasil pelat ihan kompetensi pedagogi

Tiga pelatihan tatap muka telah dilakukan, ya i tu satu kali untuk MGMP

Biologi Bandung Barat dan dua kali MGMP Biologi Kabupaten Sumedang. Dalam

kegiatan tersebut peserta mendapatkan pelatihan teknis penggunaan ICT dan

pelaksanaan pelatihan dual mode.

Kesiapan para guru dalam memanfaatkan fasilitas ICT untuk mengikuti program

dual mode telah dievaluasi melalui angket. Hasil evaluasi tersebut setelah

diolah ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Profil kemampuan guru biologi dalam ICT

No Aspek Skor

1 Kemampuan menggunakan komputer 100

2 Kemampuan mengoperasikan perangkat lunak web browser

(misalnya: Internet Explorer, Netscape Navigator, Mozilla

Firefox) 56

18

Page 25: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

No Aspek Skor

•? j Ppmanf^atAn npranokat lunak heruna VCD sains CD sains

untuk keperluan PBM 44

4 Pemanfaatan jaringan kabel telefon (dial up) 33

5 Pemanfaatan internet melalui LAN 22

6 Dpmanfaaf'anint'prnpf mp>lpliii \A/iFi r L .111 a l 11 a d L a i 1111 L t M 1 I C L I l l c l a l U I W i l l 17 l /

7 Ppmanfaai'an intprnpl" mp>lpliii hanHr\hr»n^ /1—1P\ r t r l l l a l I I a a L c t l 1 111 L t r l I I t . L l l l t r l a i u i 1 l a l l U p l I U I I C ; \i\r ) 3Q

a o Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan menggunakan

internet 78

9 Hambatan biaya untuk koneksi internet 61

10 Mengunjungi situs yang memuat tutorial dan latihan 44

11 Pengalaman mengikuti perkuliahan/kursus/tutorial secara

terstruktur lewat internet (e-learning) 0

12 Keinginan mengikuti pelatihan lewat internet 100

Berdasarkan tabel 4.1 ter l ihat bahwa para guru telah memil iki

kemampuan dalam mengoperasikan komputer. Kemampuan yang telah dimil ik i

guru tersebut akan sangat mendukung keberhasilannya dalam mengikuti

program peningkatan profesionalisme melalui sistem dual mode in i . Selain hal

tersebut motivasi guru untuk mengikuti pelatihan melalui internet sangat

tinggi, sehingga sangat membantu dalam pelaksanaannya. Hal-hal yang perlu

mendapat perhatian adalah kemampuan memanfaatkan internet serta

pengalaman pelatihan secara online, sehingga perlu diberikan latihan teknis.

Pelatihan ICT diberikan mengingat sebagain besar guru biologi ternyata masih

belum memil ik i pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam hal

pemanfataan internet.

Kompetensi pedagogi yang dilatihkan selain yang menyangkut aspek ICT

adalah kompetensi dalam hal proses belajar mengajar. Materi proses belajar

mengajar tersebut dilatihkan baiX melalui tatap muka maupun melalui

perangkat ICT. Data hasil pelatihan yang berupa kemampuan awal para guru

dan kemampuan setelah pelatihan disajika pada gambar 4.5.

19

Page 26: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

test test -2.5 test test test test test test

Gambar 4.5 Grafik komptensi PBM pedagogi sebelum dan sesudah pelatihan dual mode

Materi proses belajar yang disajikan pada grafik di atas adalah

kemampuan mengkonstruksi soal. Soal-soal dari empat jenjang kemampuan

berhasil dikontruksi oleh para guru yaitu C1 (mengingat), C2 (memahami, C3

(mengaplikasi) dan C4 (mensintesis). Komptensi guru dalam mengkonstruksi soal

tampak terjadi peningkatan. Peningkat yang sangat signifikan dalam

mengkontruksi soal jenjang C4 dan C3. Hasil-hasil tersebut cukup mengejutkan

karena umumnya sebagian besar guru memiliki kesulitan dalam mengkonstruksi

soal untuk jenjang-jenjang tersebut.

Hasil yang juga mengejutkan adalah kemampuan guru mengkontruksi soal

jenjang C1. Pada grafik tampak terjadi penurunan kemampuan setelah

pelatihan (gain negatif). Hal ini dapat dijelaskan karena perhatian guru selama

pelatihan lebih terfokus kepada soal-soal jenjang C3 dan C4 yang mereka

anggap sulit. Sehingga ketika mereka diminta mengkontruksi soal jenjang C1

terlewatkan ke soal-soal jenjang C3 dan C4. Hal tersebut juga mungkin terjadi

karena ada kesalahan pengertian para guru dalam membedakan jenjang

kemampuan dan tingkat kesukaran soal. Masih banyak guru beranggapan bahwa

20

Page 27: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

kalau soal yang dikontstruksi mudah untuk dijawab menandakan soal jenjang C1

dan kalau sukar untuk dijawab menandakan soal jenjang C3 atau C4.

4.4 Hasil pelat ihan kompetensi materi biologi

Berdarakan data hasil penelurusan pada penelitian tahun I, dari need

assesmen diketahui para guru memiliki kelemahan dalam penguasaan materi

biologi. Materi biologi tersebut antara lain adalah yang menyangkut genetika,

metabolisme dan sel. Salah satu pelatihan materi biologi yang telah dilakukan

dalam penelitian tahun II adalah topik-topik genetika. Pelatihan materi biologi

dilakukan baik melalui tatap muka maupun melalui fasilitas ICT. Data hasil

penelitian setelah diolah disajikan melalui grafik pada gambar 4.6

• Seriesl

pretest post test gain

Gambar 4.6'Grafik penguasaan kompetensi materi biologi

Berdasarkan grafik pada gambar 4.6 dapat di l ihat bahwa terjadi

peningkatan penguasaan materi setelah para guru mengikuti pelatihan

tersebut. Namun demikian penguasaannya masih rendah (kurang dari 60). Hal

tersebut dapat dijelaskan karena penguasaan awal para guru untuk topik-topik

genetika ini sangat rendah. Hasil pre-test yang dilakukan sebelum pelatihan,

nilai rata-rata kemampuan guru hanya mencapai 40. Hal ini mungkin terjadi

karena mater i tentang struktur genetik menurut struktur keilmuan dalam buku

Campbell et aL (2006), berada pada proposisi 2.3.1. (Struktur material genetik

pada makhluk hidup). Turunan proposisi 2.3.1. yaitu proposisi 2.3.1.1.

Page 28: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

(Eksperimen menunjukkan bahwa DNA merupakan materi genetik), proposisi

2.3.1.2. (DNA dan RNA merupakan polimer dari nukleotida yang tersusun atas

tiga unit asam amino) dan proposisi 2.3.1.3. (DNA berbentuk rantai heliks ganda

yang saling berpasangan). Proposisi ini membahas materi genetik sampai pada

tahapan molekuler. Hal ini tergambar dari judul awal pokok bahasan yaitu

"Moleculer of the Gen". Bahasan sederhana tentang kromosom, DNA, dan gen

telah terangkum secara umum dalam proposisi 2.1.2, 2.1.3, dan 2.1.4. Proposisi

tersebut membahas tentang proses pembelahan sel dan pola-pola hereditas

Mendel.

Mememperhatikan karakteritik genetika seperti di atas, maka para guru

harus belajar secara intensif untuk meningkatkan penguasaannya. Modul

genetika yang disediakan dalam format online belum sepenuhnya dapat

membantu para guru dalam meningkatkan kompetensinya. Salah satu

penyebabnya adalah masih lemahnya kemampuan guru dalam menguasai

internet sebagai media komunikasi pelatihan. Selain i tu pengalaman guru

mengikuti pelatihan secara online masih sangat kurang, sehingga perlu

dilakukan pembiasaan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan

penyempurnaan format online agar para guru dapat dengan mudah

memanfaatkannya.

22

Page 29: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PUSTAKA ACUAN

Adey, P. (2004). The Professional Development of Teachers: Practice and Theory. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Borg, W. R., a Gall, M. D. (1989). Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

Gonzales, P., Guzman, J. C , Partelow, L., Pahlke, E., Jocelyn, L., Kastberg, D., e t al. (2004). Highlights From the Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 20Q3. Washington DC.: US Department of Education, National Center for Education Statistics.

Gunstone, R. (1999). Content knowledge, reflection and their intertwining: A response to the paper set. Science Education, 83(3), 393-396.

Hewson, P. W., Tabachnick, B. R., Zeichner, K. M., a Lemberger, J. (1999). Educating prospective teachers of biology: Findings, l imitations, and recommendations. Science Education, 83(3), 373-384.

Hinduan, A. A. (2005). Meningkatkan Profesionalisme Guru IPA Sekolah. Paper presented at the Seminar Nasional Himpunan sarjana dan Pemerhati pendidikan Indonesia, Bandung.

Jeanpierre, B., Oberhauser, K. a Freeman, C. (2005). Characteristics of professional development that effect change in secondary science teachers ' classroom practice. Journal of Research in Science Teaching, 42(6), 668-690.

Liliasari, Widodo, A. Setiawan, A. Juanda, E. A. (2008). The use of interactive multimedia to promote students' understanding of science concepts and generic science skills. Formamente, 3 (1), 81-87.

OECD/UNESCO-UIS. (2003). Literacy Skills for the World of Tomorrow: Further results from PISA 2000: OECD/UNESCO-UIS (http://www1.oecd.org/publications).

Widodo, A. Riandi, Amprasto a Wulan, A. R. (2006). Analisis dampak program-program peningkatan profesionalisme guru sains terhadap peningkatan kualitas pembelajaran sains di sekolah. Laporan penelitian Hibah Kebijakan Balitbang Depdiknas.

Widodo, A., Riandi a Supriatno, B. (2007). Pengembangan paket program coaching berbasis video untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru dan calon guru biologi. Laporan penelitian Hibah Bersaing DIKTI.

Yumuk, A. (2002). Letting go of control to the learners: The role of internet in promoting a more autonomous view of learning in an academic translaton course. Educational Research, 44(2), 141-156.

23

Page 30: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 31: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

SINOPSIS PENELITIAN TAHAP-3

Pen i ngka tan Profes ional i sme G u r u B i o l o g i M e l a l u i

M o d e l Inserv ice D u a l M o d e

Berdasarkan proposal yang telah diajukan pada tahun pertama dan lolos seleksi untuk

diimplementasikan, penelitian akan dijalankan selama tiga tahun. Tahun pertama dan tahun

kedua telah berhasil dilakukan. Hasil analisis permasalahan program peningkatan

profesionalisme guru dan kebutuhan pelatihan guru pada penelitian tahap I telah diakomadasi

pada penelitian tahap II yaitu dengan dikembangkannya model inservice dual mode. Pada

penelitian tahap I I I akan dilakukan uji efektivitas terhadap model yang telah dikembangkan.

Langkah-langkah yang dilakukan pada uji efektivitas meliputi 1). Melakukan pengujian

lapangan dengan skala penuh; 2). Melakukan analisis hasil; 3). Melakukan penyempurnaan

model dengan segala kelengkapannya; dan 4). penyebarluasan model. Uji lapangan dengan

skala penuh akan mencakup semua kompetensi yang telah diidentifikasi melalui need

assessment, yaitu komptensi pedagogi dan kompetensi materi biologi. Materi pelatihan

kompetensi pedagogi yang telah dikembangkan dan direvisi akan dilatihkan kepada para

guru-guru baik melalui pertemuan tatap muka maupun melalui internet pada website yang

telah dikembangkan. Demikian juga bahan-bahan untuk peningkatan kompetensi materi

biologi akan dilatihkan melalui program dual mode tersebut. Untuk mengetahui adanya

peningkatan kompetensi pada guru-guru akan dievaluai melalui intrumen yang telah

dikembangkan. Pada penelitian tahap III ini, juga masih akan dilakukan penyempurnaan

terhadap perangkat pelatihan dual mode yang masih disempurnakan. Penyebarluasan akan

dilakukan setelah semua perangkat pelatihan dual mode ini teruji efektif.

Page 32: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

BIO DATA PENGUSUL HIBAH KOMPETENSI

I. 1 PV P k 1 " T "

IDENT TAS DIRI 1.1. I N d l l l d I t r l l g K d p ( U f c r l l g d n

g t r l d l f

r i r n h i l A r i \A/irl/-<Ho AA F H u r . p r i l l . A T I V Y K J O u O , /V\. C O .

1 .Z. J d U d L d l l 1 Ul I g b l U I I d l L f c r r \ lU l r s c p d l d •i ~3 1 . J . NIP 131998644 1.4. 1 fcrlIipdL U d l l g I d l l g g d l

lahir o rouogan , z/ /Y\ei ivo/

1.5. Alamat rumah Kp. Babakan Rt 01 /09 Cikole - Lembang 1.6. Nomor telepon/fax 1.7. Nomor HP 081321656749 1.8. Alamat kantor Jl Dr Setiabudhi 229 Bandune 1.9. Nomor telepon/fax 022-2001937 1 10 Alamat e-mail [email protected] 1.11. Lulusan yang telah

dihasilkan S1=30orang; S2 = 10orang

1.12. Mata kuliah yang diampu

1. Belajar dan Pembelajaran Biologi (S1) 1.12. Mata kuliah yang diampu 2. Teori Belajar (S1)

1.12. Mata kuliah yang diampu

3. Inovasi Pembelajaran Biologi (S1)

1.12. Mata kuliah yang diampu

4. Pengembangan Bahan Ajar Biologi (S2)

1.12. Mata kuliah yang diampu

5. Kapita Selekta Biologi (S2)

1.12. Mata kuliah yang diampu

6. Pembelajaran IPA (S2)

II. RIWAYAT PENDIDIKAN 2.1. Program S1 S2 S3 2.2. Nama PT IKIP Bandung Deakin

University Universitat Kiel

2.3. Bidang llmu Pendidikan. Biologi

Pendidikan Sains

Pendidikan Sains

2.4. Tahun Masuk 1986 1995 2000 2.5. Tahun Lulus 1991 1996 2004 2.6. Judul

skripsi/tesis/disertasi Pengaruh penghilangan suatu unsur terhadap pertumbuhan E. coli

Student and teacher 's questioning in primary science

Constructivist oriented lessons: the learning environment and the teaching sequences

2.7. Nama Pembimbing/Promotor

Drs. Djamhur Winatasasmita

Prof. Dr. Russell Tytler

Prof. Dr. Reinders Duit

Page 33: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

III. PENGALAMAN PENELITIAN No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan No. Tahun Judul Penelitian

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2008 Peningkatan profesionalisme guru biologi melalui model inservice dual mode

DIKTI 100

2 2008 Pengembangan paket program coaching berbasis video untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru dan calon guru biologi

DIKTI 46

3 2007 Pengembangan paket program coaching berbasis video untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru dan calon guru biologi

DIKTI 46

4 2007 Pengembangan model-model pembelajaran berbasis teknologi informasi untuk mengembangkan keterampilan generik sains dan berpikir tingkat tinggi pebelajar

DIKTI 87

5 2006 Analisis dampak program-program peningkatan profesionalisme guru sains terhadap peningkatan kualitas pembelajaran sains di sekolah

Balitbang Depdiknas

40

6 2006 Peranan Lesson Study dalam peningkatan kemampuan mengajar guru dan mahasiswa calon guru

UPI 15

7 2005 Peningkatan kemampuan siswa SD mengajukan pertanyaan produktif untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis praktikum sederhana

DIKTI 15

IV. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL No. Tahun Judul Artikel Volume

/Nomor Nama Jurnal

1. 2004 Konstruktivistische Sichtweisen vom Lehrern und Lernen und die Praxis des Physikunterrichts

10 Zeitschrift fur Didaktik der Naturwissenschaften

2. 2005 Konstruktivistische Lehr-Lem-Sequencen und die Praxis des Physikunterrichts.

11 Zeitschrift fur Didaktik der Naturwissenschaften

3. 2006 Analisis kegiatan praktikum biologi dengan menggunakan video

9/2 Metalogika

Page 34: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

4. 2006 Peningkatan Kemampuan j l b W d J U U l l L U r N /V \ t j l I g d J U r \ d l 1

Pertanyaan Produktif

4/1 Jurnal Pendidikan dan P p m Kpl 7\\7\T7\ n

D. ?nnA zuuo r i U I l l p t r l L a l i y d d l l g U I U ( J d l l

siswa dalam pembelajaran sains

4 / 7 ti Z h i r n a l Ppn r l iH iUan dsn j u i i i u i rcr i I V J i\j i r\cu i V J U I i

Pembelajaran

6. 2006 Taksonomo Bloom dan r t r l I g t r l 1 l U d l I g d l 1 DULI i D U d l

111 Buletin Puspendik.

7. 2007 Konstruktivisme dan pembelajaran sains

13/1 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

8. 2007 Peranan lesson study dalam peningkatan kemampuan mpnoaiar mahadwa ralon 1 1 ILTI 1 e~C4 J Q 1 I M u l l U J l J V V a W Q I w l I

guru

19/1 Varia Pendidikan

9. 2008 The use of interactive multimedia to promote students ' understanding of science concepts and generic skills

3/1 Formamente

V. PENGALAMAN PENULISAN BUKU No. Tahun Judul buku Jumlah

halaman Penerbit

1. 2004 Constructivist oriented lessons: the learning environment and the teaching sequences

202 Peter Lang

2. 2007 Conceptual change ideas - Teachers' views and their instructional practice, in S. Vosniadou, A. Baltas and X. Vamvakoussi (Ed.). Re framing the conceptual change approach in learning and Instruction. (Bab ini ditulis bersama Duit dan Mueller)

21 Elsevier

3. 2008 Pedoman Guru dalam Membelajarkan IPA di SD

Dalam proses penerbitan oleh Pusbuk

4. 2008 Teaching science for conceptual change, in S. Vosniadou (Ed.). International Handbook of Research on Conceptual Change. (Bab ini ditulis bersama Reinders Duit dan David Treagust)

18 Routledge

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Dan apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Page 35: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Demik ian b i oda ta in i saya bua t dengan sebenarnya un tuk m e m e n u h i persyara tan sebagai salah satu syarat penga juan h ibah p e n e l i t i a n k o m p e t e n s i .

Bandung, Nopember 2009 Pengusul

(Dr. phi l . Ari Widodo, M. Ed.)

Page 36: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Ar t i ke l seminar internasional

ce Education Program, Graduate Schoo ionesia University of Educaioin (1UE)

28

Page 37: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

Dual Mode Inservice Training: An Alternative Model For Teachers Professional Development (Pd) In Indonesia

Ari Widodo, Riandi and Muhammad Nurul Hana' Indonesia University of Education

Abstract: As part of the efforts to improve the quality of education, improving teachers' competencies are given significant attention by the Indonesian government, especially during the last few years. It seems, however, that they brought very little impact on the improvement of teachers teaching practice and the improvement of students' achievement. Teachers' professional development programs in Indonesia encountered with difficult problems due to the Indonesia geographical nature, limited budget, and the large number of the teachers. As a result teachers' professional development programs can cover only a very small number of the teachers. An alternative teachers' professional development is needed to complement the existing teachers' professional development programs. This paper deals with a dual mode in-service training program that combines a classical in-service training and an internet training program. In this training mode some part of the programs are provided through a classical training to a group of teachers and some other parts are provided in a web. The result presented here is the result of the second year study of a three-year research project. The focus of the second year is developing training resources and trying out the instruments.

Keywords: Dual mode; teachers, professional development, science

Pendahuluan

Permasalahan kualitas pendidikan di Indonesia banyak mendapat sorotan. Rendahnya

pencapaian siswa dalam UAN dan hasil studi komparasi antar negara (Gonzales et al.,

2004; OECD/UNESCO-UIS, 2003) merupakan salah satu indikator rendahnya kualitas

pendidikan. Walaupun kualitas keberhasilan ditentukan oleh banyak hal, misalnya kurikulum,

sarana dan prasarana, dukungan orang tua dan masyarakat, namun guru sebagi ujung

tombak pendidikan merupakan pihak yang paiing banyak disorot. Oleh karena itu muncul

berbagai usaha untuk meningkatkan profesionalisme guru.

Pembinaan professionalisme guru di Indonesia dilaksanakan oleh berbagai pihak,

mulai dari tingkat pemerintahan pusat (Depdiknas), pemerintahan daerah (Dinas), dan

tingkatan sekolah (Gambar 1.1).

51

Page 38: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

Ditjen Mutu Pendidikan Ditjen Dikti

LPMP PPPPTK PPTK&KPT

Guru IPA Profesional

Dinas Pendidikan

MGMP IPA, K K G

Kepala Sekolah

Penga-was

Organisasi Profesi

r PGRI

fflSPPI PAI

Gambar 1 Pihak-pihak yang terlibat dalam pembinaan profesionalitas guru

Selain unsur yang berasal dari kelembagaan pemerintah, terdapat pula yang berasal

dari organisasi profesi seperti PGRI, ISPI, HISPPIPAI maupun dari pihak lain, misalnya

perguruan tinggi. Semua pihak tersebut pada dasarnya ikut berperan serta dalam

pembinaan profesionalisme guru. Pembinaan professionalisme guru pada tingkat sekolah

dilakukan oleh kepala sekolah dan MGMP sekolah yang dalam pelaksanaannya dilakukan

dalam bentuk pertemuan periodik untuk mendiskusikan peningkatan kualitas pembelajaran.

Kepala sekolah melakukan pembinaan professional secara internal dalam bentuk supervisi

akademis dan non akademis kepada para guru. Pembinaan yang berasal dari pihak lain

dilakukan dalam berbagai bentuk, baik itu seminar, lokakarya, dan penataran.

Secara teknis pelaksanaan program peningkatan profesionalisme yang konvensional

seringkali juga berhadapan dengan beberapa permasalahan terkait kemampuan pemben

layanan dan juga kondisi geografis Indonesia.

1. Jumlah guru yang harus mendapatlan layanan pengembangan profesionalisme jauh

lebih besar dibandingkan dengan kemampuan lembaga-lembaga (LPMP, P4TK, dan

perguruan tinggi) yang bisa memberikan layanan. Akibatnya dengan sistem yang

52

Page 39: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

telah ada, hanya sedikit sekali guru yang mendapatkan kesempatan mengikuti

program peningkatan profesionalisme. Sebagian besar guru justeru belum

berkesempatan mengikuti kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan

profesionalisme.

2. Kondisi geografis Indonesia yang sangat luas dan medan yang berat menyebabkan

banyak guru (terutama guru-guru yang tinggal di daerah terpencil) seringkali tidak

pernah mendapat kesempatan mengikuti program yang ditawarkan.

Pada penelitian di tahun pertama telah berhasil diidentifikasi jenis kegiatan

profesionalisme yang dibutuhkan guru. Secara umum hasil need assessment menunjukkan

bahwa guru memang membutuhkan pelatihan dan pelatihan melalui internet memang moda

pelatihan yang diharapkan guru. Meskipun demikian, kemampuan yang dimiliki guru (baik

peralatan maupun pengetahuan) tentang komputer dan internet sangat beragam. Sebagian

guru memiliki fasilitas komputer dan internet dan juga memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang baik, namun banyak juga guru yang tidak memiliki fasilitas komputer dan

juga tidak bisa menggunakan komputer.

Karena guru membutuhkan pelatihan tentang konsep-konsep biologi dan

pembelajarannya (model-model pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan praktikum,

dan pengajaran biologi dengan menggunakan komputer), pelatihan dual mode ini akan

menyajikan kedua hal tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Jean pierre, Oberhauser dan

Freeman (2005) menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan guru akan materi

berpengaruh keberhasilan program peningkatan profesionalisme guru. Meskipun demikian,

salah satu kelemahan pelatihan yang sebelumnya adalah memisahkan antara isi dan

pembelajaran. Pemisahan antara isi dan pembelajaran kurang membantu guru untuk

menerapkan dalam pembelajaran (Gunstone, 1999; Hewson et al., 1999; Hinduan, 200).

Karena ini dalam pelatihan dual mode ini, isi dan pembelajaran akan dipadukan.

Berdasarkan hasil need assessment selanjutnya dikembangkan bahan-bahan

pelatihan. Dengan demikian diharapkan bahan tersebut benar-benar sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan guru.

Tabel 1 Ringkasan hasil need assessment dan rencana bahan pelatihan

Hasi l need assessment Bahan pelat ihan

1. Guru belum bisa menggunakan komputer

1. Dasar-dasar komputer

2. Guru belum bisa menggunakan internet 2. Dasar-dasar penggunaan internet 3. Guru perlu pelatihan tentang media

pembelajaran 3. Media pembelajaran biologi

4. Guru perlu pelatihan tentang model-model pembelajaran

4. Macam-macam pendekatan pembelajaran

53

Page 40: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

5. Guru perlu informasi tentang perkembangan biologi

5. Arah perkembangan biologi

6. Guru perlu pendalaman materi tentang genetika

6. Genetika

7. Guru perlu pendalaman materi tentang bioteknologi

7. Bioteknologi

Tabel 1 menunjukkan bahwa secara umum ada tiga tema pelatihan yang diinginkan

guru, yaitu pelatihan tentang komputer dan internet, pelatihan tentang metodologi

pembelajaran, dan pelatihan tentang pendalaman konsep biologi. Karena itu ketiga tema ini

menjadi inti bahan pelatihan yang akan dikembangkan oleh peneliti. Sebagai persiapan

untuk pelaksanaan pelatihan dengan dual mode, peneliti telah mengembangkan sebuah

website.

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan mengikuti prinsip Developmental Research, yang terdiri:

1. Tahap analisis kondisi dan kebutuhan profesional guru-guru biologi; 2. Tahap

pengembangan dan pengujian produk; dan 3. Tahap pengujian di lapangan dan dilanjutkan

dengan penyempurnaan produk (Borg & Gall, 1989). Penelitian ini direncanakan dilakukan

dalam tiga tahap yang masing-masing tahapnya berlangsung selama satu tahun. Pada

tulisan ini disajikan hasil yang sudah dicapai di tahun kedua.

Tahap Pertama, Tahap ini merupakan tahap analisis kebutuhan guru-guru biologi

guna mengidentifikasi kompetensi yang sudah dimiliki guru jenis-jenis pelatihan yang

diinginkan. Hasil-hasil penelitian di tahun pertama dapat dilihat pada paper lain (Widodo,

Riandi & Nurul Hana, 2008).

Tahap Kedua, tahap kedua merupakan tahap pengembangan dan pengujian model

inservice dual mode. Pada tahap ini akan dilakukan hal-hal berikut.

1. Mengembangkan model inservice dual mode

Saat ini telah mulai dilakukan pertemuan-pertemuan dengan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) Biologi untuk menentukan model inservice yang sesuai dengan

kondisi lapangan. Untuk tahap awal telah dijalin hubungan dengan MGMP Biologi

Kabupaten Sumedang dan MGMP Biologi Bandung Barat.

2. Mengembangkan paket-paket program pelatihan tatap muka

Draft paket program pelatihan yang telah dikembangkan di tahun pertama akan

disempurnakan di tahun kedua.

3. Mengembangkan paket-paket pelatihan online

-1

54

Page 41: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

Paket pelatihan online akan berupa bahan-bahan elektronik (multimedia, modul

elektronik, buku elektronik, dan video pembelajaran). Sebagian bahan tersebut telah

dikembangkan dalam penelitian sebelumnya, misalnya paket coaching berbasis video

(Widodo, Riandi, & Supriatno, 2007), multimedia pembelajaran (Liliasari, Widodo,

Setiawan, & Juanda, 2008). Kegiatan pengembangan paket pelatihan online ini juga akan

melibatkan sejumlah mahasiswa (6 mahasiswa S1 dan 2 mahasiswa S2).

4. Penyiapan website

Pada tahap pertama telah mulai dikembangkan website yang nantinya akan menjadi

fasilitas pelatihan bagi guru. Website tersebut ternyata masih mengalami banyak kendala

dalam pengoperasiannya sehingga perlu disempurnakan.

5. Melakukan pelatihan dual mode secara terbatas

Pelatihan dual mode secara terbatas akan dilakukan sebagai tahap uji coba awal. Pada

tahap ini akan bahan-bahan dan prosedur yang telah dikembangkan akan diujicoba

secara terbatas. Ujicoba terbatas akan melibatkan guru-guru biologi dari MGMP biologi

Sumedang dan Bandung Barat.

6. Melakukan analisis dan perbaikan

Berdasarkan hasil uji coba terbatas akan dilakukan analisis sebagai bahan

penyempurnaan sehingga pada tahap ketiga semua keperluan inservice dual betul-betul

bisa diujicoba secara luas.

Tahap Ketiga, tahap ketiga merupakan tahap uji efektivitas produk yang

dikembangkan dan dilanjutkan dengan penyempurnaan produk.

Hasil Penelitian

1. Penyiapan website dan isinya

Saat ini website yang diberi nama "Pusat kajian Pembelajaran Sains" telah selesai

dikonstruksi danm bisa diakse pada http://biologi.upi.edu/pkps/ . Dalam website ini telah

tersedia tiga fasilitas, yaitu web, e-learning, dan modul (Gambar 2).

55

Page 42: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

Fasilitas web dan e-learning masih terus kami kembangkan sedangkan modul

genetika sudah dalam kondisi siap pakai dan telah mengalami uji coba. Modul genetika ini

merupakan modul online yang bisa diakses peserta pelatihan (guru-guru) untuk

meningkatkan kompetensi mereka tentang genetika. Bahan pelatihan ini dikembangkan

berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

a. Modul

Modul merupakan bahan ajar individual dan mandiri. Modul genetika ini dirancang

agar memenuhi kebutuhan individual setiap guru. Hal ini penting sebab pemahaman guru

tentang genetika sangat beragam. Bahan ajar ini memungkinkan guru untuk belajar sesuai

dengan kebutuhannya masing-masing yang sifatnya individual. Modul genetika ini juga

menuntut guru untuk mandiri. Guru dituntut untuk bisa mengatuur sendiri kapan harus

belajar dan bahan apa saja yang diperlukan.

b. Konstruktivisme

Modul genetika ini dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivisme yang

antara lain menyatakan bahwa pebelajar memiliki pengetahuan awal dan mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya. Karena penegtahuan awal setiap orang bisa berbeda, modul ini

tidak mengharus setiap peserta untuk mempelajari hal yang sama, namun setiap peserta

belajar sesuai dengan tingkat pengetahuan awalnya.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, modul genetika yang dikembangkan memiliki

karakteristik sebagai berikut

56

Page 43: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION

"Challenging Science Education in The Digital Era"

ISBN: 978-602-8171-14-1

a. Individual

Setiap peserta secara individual mengakses modul dan berkomunikasi secara

individual dengan tim ahli (pengembang). Setiap peserta menggunakan akun pribadi dan

email untuk berkomunikasi. Oleh karena itu sebelum mengakses modul peserta harus login.

Selanjutnya peserta bebas memilih topik yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan

masing-masing.

Gambar 3 Tampilan topik-topik yang bisa dipilih peserta

b. Identifikasi pengetahuan awal

Sebelum mempelajari topik yang telah dipilih peserta diinformasikan tentang tujuan

yang harus dicapai serta harus mengisi soal.

57

Page 44: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

Gambar 4 Identifikasi pengetahuan awal peserta

Soal ini dimaksudkan mengukur pengetahuan awal peserta. Peserta yang tidak

dapat menjawab soal secara otomatis akan masuk ke materi sedangkan peserta yang dapat

menjawab harus mengisi alasan. Jawaban peserta secara otomatis terkirim ke admin

sehingga admin bisa mengetahui kemajuan setiap peserta.

Dari hasil uji coba pemanfaatan modul genetika elektronik ini diperoleh adanya

perbedaan skor yang cukup berarti antara guru yang menggunakan modul genetika

elektronik dengan guru yang tidak menggunakan modul elektronik. Pengguna modul

genetika memperoleh skor lebih tinggi pada 12 subkonsep dari 15 sub konsep yang diteliti.

Hasil ini mengindikasikan bahwa perangkat pelatihan guru yang berbentuk bahan pelatihan

elektronik dan bisa diakses melalui internet bisa dijadikan alternatif pelatihan bagi guru di

masa mendatang.

2. Penyiapan bahan-bahan pelatihan

Selain modul genetika yang sifatnya online, melalui penelitian ini juga telah dikembangkan 6

prototip buku elektronik (e-book). Buku elektronik yang dimaksud di sini bukanlah buku

elektronik seperti yang dikeluarkan oleh Depdiknas, namun buku elektronik kami

kembangkan menggabungkan prinsip-prinsip sebuah buku dan multimedia. Buku elektronik

yang kami kembangkan dirancang untuk siswa SMP dan SMA. Karena di sekolah saat in I

sedang berkembang kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), buku yang

dikembangkan juga dirancang untuk mengakomodir siswa reguler maupun siswa RSBI.

58

Page 45: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

7

.XI Kurikulum KTSR

. Frans i ska Astri K. Ari W i d o d o . R i a n d i

,,-2;: i v 7 v . : •

Sistem Koordinasi

Gambar 5 Contoh-contoh e-book yang dikembangkan

E-book yang dikembangkan telah diuji coba di beberapa sekolah. Hasil uji coba

menunjukkan bahwa guru dan siswa sangat antusias dengan e-book tersebut. Hasil

pengujian terhadap pemahaman siswa juga menjunjukkan bahwa penggunaan e-book bisa

59

Page 46: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi terkait (Kartiwa, 2009; Kusumastuti,

2009; Puspitasari, 2009; Raharja, 2009; Sutisnawati, 2009). Saat ini sedang dikembangkan

e-book untuk beberapa materi lain dan juga dengan format yang beragam.

Saat ini juga sedang dikembangkan bahan pelatihan tatap muka yang merupakan

penyempurnaan dari bahan yang tekah dikembangkan sebelumnya. Bahan-bahan yang

sedang dikembangkan mencakup

- Peningkatan profesionalisme guru (penelitian dan karya ilmiah)

- Metodologi pembelajaran

- Media pembelajaran

- Asesmen hasil belajar

Modul elektronik genetika

- Buku elektronik

3 Pelatihan tatap muka

Dua pelatihan tatap muka telah dilakukan untuk MGMP Biologi Bandung Barat (25

Juli 2009) dan MGMP Biologi Kabupaten Sumedang (13 Agustus 2009 dan 8 Oktober 2009).

Dalam kegiatan tersebut peserta mendapatkan pelatihan teknis penggunaan ICT dan

pelaksanaan pelatihan dual mode, pelatihan tentang konsep biologi, dan pelatihan tentang

pembelajaran biologi.

Salah satu bahan pelatihan biologi yang telah dikembangkan adalah bahan pelatihan

tentang genetika (modul dan bahan ajar tertulis). Untuk mengukur efektivitas bahan-bahan

tersebut, sebelum dan sesudah pelatihan telah dilakukan uji awal dan uji akhir. Dari hasil uji

ini diketahui bahwa hasil rata-rata uji awal sebesar 36.89 dan hasil rata-rata uji akhir sebesar

54.67. Sekalipun rata-rata skor penguasaan guru tentang genetika masih rendah, namun

terdapat kenaikan skor yang cukup tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang

dikembangkan cukup bisa membantu guru dalam meningkatkan penguasaan konsep

mereka tentang genetika.

Simpulan

Pada tahun kedua penelitian telah berhasil dikembangkan sejumlah fasilitas yang

dapat dimanfaatkan oleh guru dalam rangka peningkatan profesionalisme mereka, baik yang

berupa modul maupun bahan-bahan lain. Meskipun demikian, guru masih belum bisa secara

optimal memanfaatkan bahan-bahan tersebut karena kendala kemampuan komputer dan

internet, dan keterbatasan akses internet.

60

Page 47: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

'Challenging Science Education in The Digital Era"

Daftar Pustaka

Borg, W. R., & Gall, M. D. (1989). Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

v Gonzales, P., Guzman, J. C , Partelow, L, Pahlke, E., Jocelyn, L , Kastberg, D., et al. (2004). Highlights From the Trends in International Mathematics and Science Study fTIMSS) 2003. Washington D C : US Department of Education, National Center for Education Statistics.

Gunstone, R. (1999). Content knowledge, reflection and their intertwining: A response to the paper set. Science Education, 83(3), 393-396.

Hewson, P. W., Tabachnick, B. R., Zeichner, K. M., & Lemberger, J. (1999). Educating prospective teachers of biology: Findings, limitations, and recommendations. Science Education, 83(3), 373-384.

Hinduan, A. A. (2005). Meningkatkan Profesionalisme Guru IPA Sekolah. Paper presented at the Seminar Nasional Himpunan sarjana dan Pemerhati pendidikan Indonesia, Bandung.

Jeanpierre, B., Oberhauser, K. & Freeman, C. (2005). Characteristics of professional development that effect change in secondary science teachers' classroom practice. Journal of Research in Science Teaching, 42(6), 668-690.

Kartiwa, Y. (2009). Pemanfaatan e-book terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA pada materi sistem reproduksi manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Kusumastuti, F A. (2009). Pengaruh buku elektronik terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI pada konsep sistem koordinasi manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan

Liliasari, Widodo, A. Setiawan, A. Juanda, E. A. (2008). The use of interactive multimedia to promote students' understanding of science concepts and generic science skills. Formamente, 3 (1), 81-87.

v OECD/UNESCO-UIS. (2003). Literacy Skills for the World of Tomorrow: Further results from PISA 2000: OECD/UNESCO-UIS (http://www1.oecd.org/publications).

Puspitasari, P. (2009). Penggunaan buku elektronik untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas X pada konsep ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Raharja, R R. (2009). Perbandingan hasil belajar SBI SMP kelas VII yang menggunakan electronoc-book bermultimedia dengan buku teks biasa dalam pembelajaran pencemaran lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Sutisnawati, A. (2009). Pemanfaatan e-book interaktif dalam pembelajaran proses fisiologi pada tumbuhan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP kelas VIII RSBI. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

61

Page 48: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

PROCEEDING OF THE THIRD INTERNATIONAL SEMINAR ON SCIENCE EDUCATION ISBN: 978-602-8171-14-1

"Challenging Science Education in The Digital Era"

Widodo, A. Riandi, Amprasto & Wulan, A. R. (2006). Analisis dampak program-program peningkatan profesionalisme guru sains terhadap peningkatan kualitas pembelajaran sains di sekolah. Laporan penelitian Hibah Kebijakan Balitbang Depdiknas.

Widodo, A., Riandi & Supriatno, B. (2007). Pengembangan paket program coaching berbasis video untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru dan calon guru biologi. Laporan penelitian Hibah Bersaing DIKTI.

62

Page 49: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Foto dokumentasi pelatihan MGMP Biologi Bandung

Page 50: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2

Foto dokumentasi pelat ihan MGMP Biologi Sumedang

Page 51: PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031... · 1.2 Tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 2.1 Roadmap penelitian 4 2.2