PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

download PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN  METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

of 20

Transcript of PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    1/20

    REKAYASA PRODUKTIFITAS

    PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    DISUSUN OLEH : DRIYAN HIDAYAT (11020 )

    AGUNG FIRMANTO (1102044)

    AMIRUDIN (1102057)

    PRISMAYANTO (1102059)

    SANWANIH (1102063)

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI

    DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI

    JAKARTA

    2005

    Rekayasa Produktifitas 1

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    2/20

    I. PENDAHULUAN

    Dalam rangka pencapaian sasaran melalui pengendalian mutu

    terpadu dari semua pihak di dalam organisasi, harus diupayakan agar

    terjadi sinkronisasi antara tujuan dan hasil yang ingin dicapai

    organisasi dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai

    pelaksanaannya. (karyawan). Untuk pencapaian maksud tersebut di

    atas, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagi berikut:

    Kesatuan tindakan manajerial akan lebih dapat dijamin jika

    ada sasarna bersama yang ingin dicapai.

    Semakin besar pemusatan pikiran dan tenaga seseorang atas

    hasil yang ingin dicapai sesuai standar (target), maka semakin

    besar pula kemungkinan untuk mencapainya dengan baik.

    Semakin besar peran serta (partisipasi) seorang karyawan

    dalam menentukan suatu pekerjaan yang berarti dan bermanfaat,

    semakin besar pula tanggung jawabnya untuk mencapai hasilnya

    dan semakin besar pula motivasi untuk menyelesaikan dengan

    baik.

    Untuk dapat ikut bertanggung jawab atas hasil yang baik

    setiap orang (karyawan) harus mengetahui apa isi kerja yang

    merupakan tugas dan tanggung jawabnya, cara kerja standarnya

    bagaimana, tolak ukur hasil kerjanya bagaimana, dan sasaran

    (target) hasil kerjanya apa. Dengan demikian setiap orang

    (karyawan) akan merupakan orang yang pertama yang

    mengetahui apakah hasil pekerjaannya sesuai dengan standar /

    target atau tidak.

    Kemajuan organisasi (perusahaan) dari hasil yang telah

    diperoleh dalam kemajuan yang dilakukan, diukur berdasarkan

    hasil yang dicapai dapat berupa out[ut yang dihasilkan , namun

    akan lebih sering dengan menggunakan laporan keuangan

    perusahaan tersebut.

    Rekayasa Produktifitas 2

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    3/20

    Sesuai dengan prinsip tersebut diatas usaha-usaha peningkatan

    produktifitas sebaiknya dilakukan melalui usaha terpadu pula dan hal

    ini dapat diterapkan dimana saja baik di bidang industri, pertanian

    maupun pemerintahan dengan catatan bahwa setiap orang di dalam

    organisasi (perusahaan) harus terlebih dahulu mengetahui isi kerja,

    cara kerja dan tolak ukur/ sasaran hasil kerja masing-masing.

    Peningkatan produktifitas terpadu dengan menggunakan metode

    pengendalian mutu terpadu yang disesuaikan dengan kondisi yang

    terdapat di Indonesia adalah suatu proses usaha peningkatan

    produktifitas yang dilakukan secara terpadu mulai dari perencanaan,

    pelaksanaan, sampai dengan pengendaliannya, sedangkan semuapihak di dalam organisasi dilibatkan, bertanggung jawab dan

    berpartisipasi penuh secara gotong-royong pada setiap tahap

    kegiatan dari siklus pencapaian hasil dari usaha tersebut sampai

    ketangan konsumen.

    Tahap-tahap kegiatan dari siklus pencapaian hasil usaha tersebut

    meliputi antara lain;

    1) Penelitian pasar atau permintaan.

    2) Desain output.

    3) Pembelian atau pengadaan sarana dan wahana.

    4) Proses pembuatan dan pengadaan output.

    5) Pengecekan atau inspeksi

    6) Pengepakan atau pengirirman

    7) Petunjuk penggunaan output

    8) Pegetesan lapangan pada saat output digunakan

    9) Pelayanan pasca penjualan

    10)Pengadaan, pembinaan dan perlindungan atau perawatan

    personil

    11) Dan lain-lain yang ada kaitannya dalam pencapaian hasil

    usaha

    Rekayasa Produktifitas 3

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    4/20

    Setiap tahap kegiatan berikut, unsut-unsur kegiatannya harus

    memenuhi syarat-syarat tertentu dan mencapai sasaran tertentu

    pula. Harus dicek selalu agar setiap tahap kegiaaan melakukan

    tugasnya sesuai dengan sasaran yang harus dicapai, sebab jika

    terjadi hasil yang tidak memenuhi syarat terlanjur diproses pada

    tahap berikutnya, sedangkan tahap berikut ini tidak dapat pula

    mengatasi kesalahan yang terjadi pada tahap sebelumnya, maka

    tahap kegiatan berikut ini akan menjadi mubazir.

    Oleh karena itu setiap unit kegiaatan harus memilki saran dan

    tolak ukur hasil kerja (operasinya) sebagai pedoman pengecekan

    hasil kerja, agar hasil kerja yang salah tidak terlanjur diproses olehtahap kegiatan berikutnya yang belum tentu dapat memperbaikinya,

    sehingga dapat dihindarkan pemborosan.

    Unit kegiatan yang terkecil adalah unit kegiatan individu sehingga

    setiap individu harus mengetahui, memahami, dan menguasai isi

    kerja, cara kerja standar, tolak ukur dan sasaran hasil kerja sesuai

    dengan uraian jabatannya.

    Dengan mengukur dan mencatat secra rutin atau berkala hasil

    kerja setiap individu akan mengetahui apalah hasil kerjanya

    memenuhi sasaran apa tidak dan berusaha memperbaikinya jika

    sasaran tak dicapai.

    Oleh karena kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan terpadu,

    maka dibentuklah gugus-gugus atau kelompok-kelompok dalam

    rangka usaha peningkatan produktifitas atau mutu kerja, sehingga

    dengan demikian peran serta setiap induvidu di dalam organisasi

    akan dapat dikembangkan.

    Dengan demikian akan dapat dipahami mengapa isi kerja, cara

    kerja standar, tolak ukur dan sasaran hasil kerja (operasi) yang

    disebut pedoman kerja perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas,

    tegas, dan tuntas sebagai persyaratan pokok terlaksananya

    pengendalian mutu terpadu atau peningkatan produktifitas terpadu.

    Rekayasa Produktifitas 4

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    5/20

    Sasaran (target) atau harapan dan tolak ukurnya dapat dubuat

    dalam sebuah dalam pertanyaan sebagai berikut;

    Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari perusahaan telah

    ada ?

    Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari jenis produk atau

    jasa telah ada ?

    Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari unit-unit

    perusahaan telah ada ?

    Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari unit-unit bagian,

    seksi-seksi, dan kelompok-kelompok lainya di dalam

    perusahaan telah ada ?

    Apakah sasaran hasil dan tolak ukurnya dari pejabat atau

    karyawan dari perusahaan telah ada ?

    Perbedaan antara kenyataan (hasil yang dicapai) dengan harapan

    (sasaran) merupakan kesenjangan (GAP) yang ada pada umunya

    merupakan masalah atau persoalan yang memerlukan pemecahan

    atau penyelesaian.

    Kenyataan-kenyataan (hasil-hasil yang dicapai) harus dicatat dandilakukan terus-menerus secara berkala dan dibandingkan secara

    berkala pula dengan harapan (sasaran) yang ingin dicapai sebagai

    titik tolak penetuan apakah ada masalah atau persoalan yang perlu

    dipecahkan dan diselesaikan atau tidak.

    Jadi proses tersebut diatas harus dilakukan secara terus-menerus

    dan tidak henti-hentinya, dan ini menjadi tugas dan kewajiban dari

    setiap yang bersangkutan dan bukan sekedar insidential seperti jika

    ada konvensi saja.

    Usaha pemecahan masalah ini akan terarah jika masalah yang

    dipecahkan adalah masalah diri-sendiri atau kelompok sendiri karena

    lebih mengenal seluk beluk kerjanya, sehingga tolak ukur dan

    sasaran (target) hasil kerjanya harus jelas, tegas, dan tuntas.

    Rekayasa Produktifitas 5

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    6/20

    Jika setiap individu dan kelompok kerja melakukan ini, maka akan

    tercapailah sasaran dari pelaksanaan gugus peningkatan

    produktifitas atau gugus kendali mutu yang sekarang sedang

    dikembangkan di Indonesia

    Hal-hal yang penting tentang Gugus Peningkatan Produktifitas

    (GPP) atau Gugus Kendali Mutu (GKM) ;

    1. Anggota GPP/GKM terdiri atas pekerja yang bersangkutan

    sehingga masalah atau persoalan yang dipilh telah mereka

    kenal, karena menyangkut pekerjaan mereka sendiri.

    GPP/GKM terutama membahas mesalah dan persoalan dalam

    lingkungan kerja sendiri, tetapi bila terpaksa harus tumpang-tindih dengan bagian lain, dilakukan kerja sama dengan

    GPP/GKM bagian lain tersebut.

    2. analisis masalah atau persoalan (kesenjangan antara yang

    diharapkan dengan hasil kerja yang dicapai) dan rekomendasi

    pemecahan dan penyelesaian dilakukan ole anggota GPP/GKM

    sendiri bila diperlukan dapat minta tenaga ahli dalam bidang

    yang bersangkutan. Tenaga ahli ini akan berfungsi sebagai

    konsultan dan hanya memberikan petunjuk dan pengarahan

    saja, karena semua tanggung jawab tetap menjadi beban

    GPP/GKM bersangkutan.

    3. Untuk dapat ikut bertanggung jawab atas hasil kerja dengan

    baik, setiap orang (karyawan) atau anggota GPP/GKM yang

    bersangkuatan harus menguasai:

    Apakah isi kerja sesuai dengan tugas dan tanggung

    jawabnya

    Cara kerja standarnya

    Tolak ukur hasil kerjanya

    Target (Standar) hasil kerjanya

    Rekayasa Produktifitas 6

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    7/20

    Dengan demikian setiap orang (karyawan) atau anggota

    GPP/GKM akan merupakan orang pertama yang mengetahui

    apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar atau mencapai

    target atau tidak dan kemudian berusaha memecahkan atau

    menyelesaikan penyimpangan yang terjadi tanpa terlebih

    dahulu harus ditemukan dan ditegur oleh atasannya atau pihak

    manejemen ( cepat dapat diadakan penanggulangan sebelum

    timbul dampaknya).

    II. PENETUAN TOLAK UKUR DAN SASARAN HASILSaat penyusunan rencana dilakukan bersamaan dengan saat

    penyusunan proses penyecekan melalui penentuan tolak ukur di

    dalam pencapaian sasaran.

    Jika sasaran telah ditetapkan secara kuantitatif dan didalamnya

    sudah tercakup batasan-batasan standarnya atau tolak ukurnya,

    yaitu yang menjelaskan kriteria-kriteria sasaran yang harus dicapai,

    sekaligus ini akan dapat digunakan untuk pedoman pengecekan dan

    pengukuran hasil yang diperoleh.

    Batas-batas standar atau tolak ukur sasaran atau hasil ada banyak,

    tetapi yang paling penting adalah :

    Mutu sasaran atau hasil

    Waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil atau jumlah

    hasil persatuan waktu

    Biaya yang diperlukan untuk mencapai hasil

    Dari tolak ukur diatas dapat pula ditentukan tolak ukur produktifitas

    sebagi berikut;

    Mutu atau biaya

    Jumlah atau waktu

    Jumlah (biaya) atau jumlah (sumber)

    Rekayasa Produktifitas 7

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    8/20

    Mutu dan jumlah hasil merupakan ukuran keluaran sedangkan

    waktu dan biaya merupakan ukuran masukan.

    Batas standar mutu dapat dinyatakan dengan batas standar

    tertinggi dan terendah. Batas standar waktu dapat dinyatakan

    dengan batas standar tertinggi. Batas standar jumlah dapat

    dinyatakan dengan batas tandar terendah. Batas standar biaya dapat

    dinyatak dengan dengan batas standar tertinggi. Pengecekan atau

    pengukuran hasil harus dilakukan secara continue, berkala dengan

    atau tanpa pemercontohan hasil.

    Tolak ukuran dari peningkatan produktifitas berdasarkan metode

    pengendalian mutu terpadu yang kami tuliskan adalah berdasarkandata-data akunting tahunan yang merupakan laporan keuangan

    perusahaan yang berisikan:

    1. Laporan Neraca Aktiva dan Pasiva

    2. Laporan Rugi Laba

    3. Laporan Ongkos Produksi

    Berdasarkan laporan keuangan yang disajikan pada akhir tahun,

    ada banyak hal-hal krits yang dapat kita jadikan perhitungan dalam

    tolak ukur hasil perusahaan dengan mengukur produktifitas pada

    tahun tersebut.

    Akan tetapi yang akan kami uraikan dalam penulisan laporan ini

    hanya peningkatan produktifitas dengan metode Pengendalian Mutu

    Terpadu (PMT) berdasarkan tools yang digunakan dalam upaya

    peningkatan produktifitas dan disertai perhitungan tolak ukur

    produktifitas khusus yang mengukur produktifitas dari;

    1. Tenaga Kerja

    2. Modal

    3. Produksi

    4. Organisasi

    5. Penjualan

    6. Produk

    Rekayasa Produktifitas 8

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    9/20

    7. Penagihan Piutang Dagang

    8. Persediaan

    Dan akan dijelaskan pada contoh kasus sebagi berukut:

    NERACA PT XYZ

    AKTIVA (dalam ribuan)

    No Keterangantahun

    2002-2003tahun

    2003-2004tahun

    2004-2005

    1 kas dan bank 206.001 337.868 183.275

    2 wesel tagih 0 400.000 400.000

    3 piutang dagang 8.821.920 7.712.644 6.072.078

    4 rahasia yang dapat dijual 0 0 0

    5 harta cepat (1+2+3+4) 9.027.921 8.450.512 6.655.353

    6 produk jadi 4.192.971 2.584.882 3.007.562

    7 produk dalam proses 0 0 0

    8 Bahan 1.065.310 1.775.748 1.005.3859 bahan di gudang 1.370.989 1.529.417 1.378.574

    10 persediaan (6+7+8+9) 6.629.270 5.890.047 5.391.521

    11 harta lancar lainnya 913.924 1.103.769 362.373

    12 harta lancar (5+10+11) 16.571.115 15.444.328 12.409.247

    13 Tanah 251.195 232.876 84.693

    14 Gedung 2.813.769 2.582.812 2.299.387

    15 Konstruksi 0 0 0

    16 mesin atau alal-alat 4.223.464 4.094.550 3.938.968

    17 Kendaraan 453.197 410.045 460.044

    18 Perkakas 196.019 193.320 186.301

    19 masih dalam konstruksi 8.111 16.548 31.325

    20 harga tetap berwujud (13++19) 7.945.755 7.530.151 7.000.718

    21 harga tetap tak berwujud 8.884.133 10.914.637 11.873.04122 investasi di tempat lain 26.103 29.413 25.917

    23 harga tetap (20+21+22) 16.855.991 18.474.201 18.899.676

    24 uang muka pajak 1.375.921 1.420.886 1.504.641

    25 jumlah aktiva 34.803.027 35.339.415 32.813.564

    PASIVA (dalam ribuan)

    No Keterangantahun 2002-

    2003tahun

    2003-2004tahun

    2004-2005

    26 wesel bayar 0 0 0

    27 hutang dagang 924.402 1.324.138 1.641.082

    28 pinjaman jangka pendek 13.652.981 9.506.696 6.362.954

    29 hutang jangka pendek lainnya 1.755.258 1.234.242 1.255.16130 hutang jangka pendek (26++29) 16.332.641 12.065.076 9.259.197

    31 pinjaman jangka panjang 12.263.498 17.885.095 20.811.518

    32 hutnag jangka panjang lainnya 0 0 0

    33 hutang gjangka panjang (31+32) 12.263.498 17.885.095 20.811.518

    34 cadangan dana pension 179.200 92.800 126.000

    35 candangan fluktuasi harga 0 0 0

    36 cadangan piutang ragu-ragu 0 0 0

    37 hutang (30+33+34+35+36) 28.775.339 30.043.244 30.196.515

    38 Modal 2.282.500 2.282.500 2.282.500

    Rekayasa Produktifitas 9

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    10/20

    39 cadangan modal 61.340 61.340 61.340

    40 cadangan laba 0 0 0

    41 cadangan revaluasi harga 2.059.348 2.059.348 2.059.348

    42 cadangan sah (39+40+41) 2.120.688 2.120.688 2.120.688

    43 cadangan khusus lainnya 0 0 0

    44 laba yang di tahan 2.560.141 416.220 892.98345 laba bersih lancar 935.641 476.763 2.679.122

    46 surplus (43+44+45) 1.624.500 892.983 1.786.139

    47 modal pemegang saham (38+42+46) 6.027.688 5.296.171 2.617.049

    48 jumlah pasiva +modal (37+47) 34.803.027 35.339.415 32.813.564

    49 wesel potongan 0 0 0

    Laporan rugi laba

    No Keterangantahun

    2002-2003tahun

    2003-2004tahun

    2004-2005

    50 penjualan produk 11.865.316 10.474.643 8.192.849

    51 penjualan non produk 1.711.838 1.918.730 1.796.58552 potongan-potongan 0 0 0

    53 penjualan bersih (50+51+52) 13.577.154 12.393.373 9.989.434

    54 persediaan produk jadi awal 3.244.150 4.192.971 2.584.882

    55 ongkos produksi 9.420.878 6.900.972 6.899.531

    56 persediaan produk jadi akhir 4.192.971 2.584.882 3.007.562

    57 ongkos penjualan (54+55+56) 8.472.057 8.509.061 6.476.851

    57.A harga pokok penjualan non produk 1.290.822 1.604.641 1.702.810

    57.B ongkos angkutan 750.451 596.253 1.035.502

    57.C perolehan dari penyesuaian lifo 0 1.668.546 0

    58 laba kotor penjualan (53-57-57A-57B+57C) 3.063.824 3.351.964 774.271

    59 gaji petugas 170.533 216.841 385.005

    60 Upah

    61 kesejahteraan 117.335 71.534 94.27462 asrama dan penginapan 81.712 74.670 80.706

    63 penyusutan 64.651 55.737 61.621

    64 pajak-pajak 0 0 0

    65 biaya administrasi lainnya 945.448 1.085.054 1.025.431

    66 jumlah biaya umum atau adm (59++65) 1.379.679 1.503.836 1.647.037

    67 gaji penjual 164.569 211.476 202.268

    68 biaya perjalanan 58.159 177.323 191.657

    69 Komunikasi 47.822 55.612 114.478

    70 Iklan 59.128 93.834 98.239

    71 pelayanan atau entertainment 28.622 10.415 10.804

    72 biaya penjualan lainnya 51.654 58.351 60.981

    73 jumlah biaya penjualan (67+..+72) 409.954 607.011 678.427

    74 jum biaya umum/adm dan penjualan (66+73) 1.789.633 2.110.847 2.325.46475 laba operasi (58-74) 1.274.191 1.241.117 1.551.243

    76 Bunga 0 0 0

    77 laba non operasi lainnya 0 0 0

    78 laba non operasi (76+77) 0 0 0

    79 bunga dan potongan 2.113.837 1.462.764 1.127.879

    80 biaya non operasi lainnya 0 0 0

    81 biaya non operasi(79+80) 2.113.837 1.462.764 1.127.879

    82 laba sebelum pajak (75+78-81) 839.649 221.647 2.679.122

    83 pajak-pajak 331.954 89.084 0

    Rekayasa Produktifitas 10

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    11/20

    84 laba bersih sblm ekstraordinary item 507.692 132.563 2.679.122

    84A ekstraordinary item 427.949 609.326 0

    84B laba bersih 935.647 476.763 2.679.122

    Ongkos produksi

    No Keterangantahun

    2002-2003tahun

    2003-2004tahun

    2004-2005

    85 persediaan bahan awal 2.432.326 1.065.310 1.775.748

    86 pembelian bahan 3.635.301 4.176.142 3.063.694

    87 persediaan bahan akhir 1.065.310 1.775.748 1.005.385

    88 biaya (85+86-87) 5.002.317 3.465.704 3.834.057

    89 biaya sub kontrak 0 0 0

    90 upah & tunjangan 1.152.623 1.006.838 717.505

    91 biaya kesejahteraan 425.777 473.982 339.395

    92 biaya asrama dan kesehatan 0 0 0

    93 biaya tenaga kerja (90+91+92) 1.578.400 1.480.820 1.056.900

    94 tenaga (energi) 0 0 095 listrik, gas dan air 499.696 392.796 462.724

    96 perbaikan 521.769 327.863 304.172

    97 barang konsumen 840.603 560.162 703.277

    98 penyusutan 463.500 246.971 290.857

    99 pajak-pajak & asuransi 206.291 250.661 217.551

    100 biaya lainnya 308.302 176.285 29.993

    101 biaya overhead (94+..+100) 2.840.161 1.954.448 2.008.574

    102 jumlah baiaya produksi 9.420.878 6.900.972 6.899.531

    103 persediaan awal dlm proses 0 0 0

    104 persediaan akhir dlm proses 0 0 0

    105 ongkos produksi 9.420.878 6.900.972 6.899.531

    III. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

    Pengolahan dan analisis data yang berdasarkan tabel data yang kami

    tulis dari upaya peningkatan produktifitas dengan menggunakan metode

    pengendalian mutu terpadu, menggunakan dua metode perbaikan yaitu

    berdasarkan perhitungan prodiktifitas khusus. Setelah diilakukan

    perhitungan maka dilakukan analisis data dan pemecahan menggunakan

    cause effect diagram (diagram tulang ikan), dan dilakukan usaha

    peningkatan dari tiap-tiap produktifitas yang dihitung. Pembahasan dan

    pengolahan data dari kasus yang kami sajikan adalah sebagai berikut:

    A. Perhitungan Produktifitas Khusus

    Rekayasa Produktifitas 11

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    12/20

    Dalam perhitungan produktifitas, tahun 2002-2003 dijadikan sebagai

    dasar dalam perbandingan perhitungan:

    1. Produktifitas Tenaga Kerja

    Laba Kotor adalah kolom nomor = 58

    Biaya Tenaga Kerja adalah akumulasi dari kolom=

    59+60+61+62+67+93

    Berdasarkan perhitungan maka diperoleh:

    Tahun 2002-2003 indeks PTK = 100

    Tahun 2003-2004 indeks PTK = 112

    Tahun 2004-2005 Indeks PTK = 30

    2. Produktifitas Modal

    Penjualan adalah kolom nomor = 53

    Total Modal adalah kolom nomor = 47

    Berdasarkan perhitungan maka diperoleh:

    Tahun 2002-2003 indeks PM = 100

    Tahun 2003-2004 indeks PM = 104

    Tahun 2004-2005 indeks PM = 170

    3. Produktifitas Produksi

    Rekayasa Produktifitas

    Produktifitas Tenaga kerja =

    Laba kotor

    Biaya Tenaga Kerja

    Produktifitas Modal =

    Penjualan

    Total Modal

    12

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    13/20

    Penjualan Bersih adalah kolom nomor = 53

    Harta tetap adalah kolom nomor = 23

    Berdasarkan perhitungan maka diperoleh:

    Tahun 2002-2003 indeks P. produktifitas = 100

    Tahun 2003-2004 indeks P. produktifitas = 84

    Tahun 2004-2005 indeks P. produktifitas = 66

    4. Produktifitas Organisasi

    Pertambahan Nilai adalah hasil dari : 53 - 88 - 89

    Biaya Umum /Adm adalah nilai dari kolom = 66

    Berdasarkan perhitungan maka diperoleh:

    Tahun 2002-2003 indeks PP = 100

    Tahun 2002-2003 indeks PP = 96

    Tahun 2002-2003 indeks PP = 60

    5. Produktifitas Penjualan

    Laba Kotor adalah nilai dari kolom : 58

    Rekayasa Produktifitas

    Produktifitas Produksi =

    Penjualan Bersih

    Harta Tetap

    Produktifitas Organisasi =

    Pertambahan Nilai

    Biaya umum / Adm

    Produktifitas Penjualan =

    Laba Kotor

    Jumlah Biaya Penjualan

    13

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    14/20

    Biaya Penjualan adalah nilai dari kolom : 73

    Berdasarkan perhitungan maka diperoleh:

    Tahun 2002-2003 indeks P. Penjualan = 100

    Tahun 2003-2004 indeks P. Penjualan = 74

    Tahun 2004-2005 indeks P. Penjualan = 15

    6. Produktifitas Produk

    Laba Kotor adalah nilai dari kolom : 58

    Biaya Produksi Langsung adalah nilai dari kolom : 88 + 89 + 93

    Berdasarkan perhitungan maka diperoleh:

    Tahun 2002-2003 indeks P. Produk = 100

    Tahun 2003-2004 indeks P. Produk = 145

    Tahun 2004-2005 indeks P. Produk = 34

    7. Produktifitas Persediaan

    Penjualan Bersih adalah nilai dari kolom : 53

    Persediaan adalah nilai dari kolom : 10

    Berdasarkan perhitungan maka diperoleh:

    Tahun 2002-2003 indeks P. Persediaan = 100

    Tahun 2003-2004 indeks P. Persediaan = 102

    Tahun 2004-2005 indeks P. Persediaan = 96

    Rekayasa Produktifitas

    Produktifitas Produk =

    Laba Kotor

    Biaya Produksi Langsung

    Produktifitas Persediaan =

    Penjualan Bersih

    Persediaan

    14

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    15/20

    8. Produktifitas Penagihan Piutang Dagang (PPPD)

    Penjualan Bersih adalah nilai dari kolom : 53

    Jumlah Piutang adalah nilai dari kolom : 3

    Berdasarkan perhitungan maka diperoleh:

    Tahun 2002-2003 indeks P. Persediaan = 100

    Tahun 2003-2004 indeks P. Persediaan = 105

    Tahun 2004-2005 indeks P. Persediaan = 107

    Informasi yang diperoleh setelah data (fakta)

    Dari contoh laporan keuangan diolah dan disusun

    Tahun 2002-2003 2003-2004 2004-2005PTK

    Indeks PTK

    1,45

    100

    1,63

    112

    0,43

    30PM

    Indeks PM

    2,25

    100

    2,34

    104

    3,82

    170P.Produksi

    Indeks

    P.Produksi

    0,80

    100

    0,67

    84

    0,53

    66

    PO

    Indeks PO

    6,21

    100

    5,94

    96

    3,74

    60PP

    Indeks PP

    7,47

    100

    5,52

    74

    1,14

    15

    P.Produk

    Indeks P.

    Produk

    0,47

    100

    0,68

    145

    0,16

    34

    P. Persediaan

    Indeks P.

    Pesediaan

    2,05

    100

    2,10

    102

    1,85

    90

    Rekayasa Produktifitas

    PPPD =

    Penjualan Bersih

    Jumlah Piutang

    15

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    16/20

    PPPD

    Indeks PPPD

    1,54

    100

    1,61

    105

    1,65

    107

    Setelah data-data tercatat dan dihitung dari nilai produktifitas yang akandiukur dan disusun sedemikan rupa sehingga meruapak informasi yang

    dipakai sebagai bahan analisa dan pemecahan masalah. Tools yang paling

    umum digunakan untuk memecahkan masalah pada Pengendalian Mutu

    Terpadu adalah Diagram Sebab Akibat dan Diagram Pareto.

    Dalam laporan ini pemecahan masalah menggunakan Diagram Sebab

    Akibat adalah sebagai berikut:

    IV. RENCAKAN PEMECAHAN MASALAH

    Sesuai dengan prinsip peningkatan produktifitas terpadu yang

    telah diuraikan sebelumnya, keterlibatan semua pihak mulai dari

    manajemen puncak sampai pada karyawan dengan jabatan terendah

    merupakan salah satu syarat berhasilnya kegiatan peningkatan

    produktifitas terpadu.

    Masalah yang dihadapi mengingat fungsi dan jenjang dalam

    organisasi yang berbeda, akan berbeda pula sehingga jenis

    keterlibatan dari para karyawan pun akan berbeda sesuai dengan

    tingkatan jabatannya dalam organisasi (lihat jenjang atau tingkat

    pengambilan keputusan pada pelajaran organisasi).

    Rekayasa Produktifitas

    Lingkungan Bahan Manusia

    Masalah

    Metode Alat / Mesin

    16

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    17/20

    Pemecahan maslah pada umumnya dimulai dengan menganalisis

    sebab-sebab atau factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

    masalah tersebut.umpamanya dalam masalah produktifitas, tenaga

    kerja atau manajemen tenaga kerja, kita selidiki factor-faktor yang

    mempengaruhi produktifitas tenaga kerja melalui pengisian dafar cek

    factor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja.

    Factor yang tak memenuhi ketentuan kita akan analisis lebih

    lanjut untik menemukan kelemahan-kelemahannya. Dan untuk

    selanjutnya dilaksanakan perbaikan dan pelaksanaan perbaikan

    tersebut.

    Begitu pula jika kita jumpai masalah manajemen produktifitasorganisasi, kita selidiki sebab-sebab utama gagalnya manajemen

    produktifitas organisasi umumnya dan kemudian dianalisis lebih

    lanjut secara terperinci. Dalam hal ini dapat dipakai daftar cek

    manajemen produktifitas. Dari daftar cek manajemen produktifitas

    dapat diketahui seba-sebab tidak berhasilnya manajemen

    produktifitas pada organisasi tersebut.

    Sebagaimana disebutkan sebelumnya usaha peningkatan

    produktifitas akan lebih berjasil jika semua pihak ikut berperan serta

    seperti melalui GKM/GPP. Manfaat gugus peningkatan produktifitas

    (GPP):

    Menggali dan mengembangkan potensi perorangan

    Menciptakan iklim ikut bertanggung jawab ikut

    memelihara, ikut memiliki, ikut berbangga, dan ikut

    berperan serta.

    Menunjang kemampuan dan pengembangan organisasi

    Meningkatkan hubungan antar karyawan

    Menciptakan iklim gotong royong yang sehat

    Memungkinkan karyawan maju dan berkembang

    Rekayasa Produktifitas 17

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    18/20

    Terciptanya hubungna yang serasi dan dinamis antara

    atasan dan bawahan

    V. USAHA PENINGKATAN TOLAK UKUR PRODUKTIFITAS KHUSUS

    Tenaga Kerja

    Usaha Peningkatan:

    Pendidikan atau latihan, perbaikan cara kerja, upah gaji sesuai

    dengan bobot dan prestasi kerja,serta memenuhi kebutuhan buruh,

    perbaikan lingkungan dan kondisi kerja berikut meningkatkan

    motivasi.

    Modal

    Usaha Peningkatan:

    Penyempurnaan pengendalian persediaan, manajemen uang, analisisinvestasi, perencaan dan pengendalian ekonomi perusahaan.

    Produksi

    Usaha Peningkatan:

    Penyempurnaan perencanaan produksi, penyusunan pebrik,

    pengendalian mutu dan biaya, analisis metode dan jadwal

    pemeliharaan, (peningkatan kemanfaatan harta tetap).

    Organisasi

    Usaha Peningkatan:

    Penyempurnan strategi perusahaan, penegmbangan organisasi dan

    manajemen, rasionalisasi, administrasi, dan analisis personalia.

    Penjualan

    Usaha Peningkatan:

    Rekayasa Produktifitas 18

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    19/20

    Penyempurnaan analisis pasar, strategis produksi dan harga, analisis

    distribusi dan logistic, organisasi fungsi dan pemasaran.

    Produk

    Usaha Peningkatan:

    Penyempurnaan desain produk, analisis produk, variasi dan nilai,

    kebutuhan dan tanggapan pemakai.

    Penagihan Piutang Dagang

    Usaha Peningkatan:

    Penigkatan penjualan tunai, pemilihan yang tepat siapa pelanggan

    yang boleh membeli secara kredit, dan peningkatan keuletan

    penagihan utang.

    Persediaan

    Usaha Peningkatan:

    Perencaan permintaan yang tepat, perencaan persediaan yang teiti,

    serta pengecekan dan pengendalian persediaan secara ekonomis.

    Rekayasa Produktifitas 19

  • 7/23/2019 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN MUTU TERPADU

    20/20