Rencana Kegiatan Praktikum Pengendalian Hama Terpadu

download Rencana Kegiatan Praktikum Pengendalian Hama Terpadu

of 15

description

RKP, Rencana Kegiatan Praktikum, PHT, Pengendalian Hama Terpadu, UNS

Transcript of Rencana Kegiatan Praktikum Pengendalian Hama Terpadu

RENCANA KEGIATAN PRAKTIKUM EVALUASI PHT PADA BUDIDAYA KACANG PANJANG OLEH KELOMPOK 19 DI LAHAN BAPAK KARDI, DESA KAUMAN, KELURAHAN JATISOBO, KECAMATAN POLOKARTO, KABUPATEN SUKOHARJO

Kelompok 19 :

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014I. PENDAHULUANA. Latar BelakangDalam melakukan kegiatan budidaya kita membutuhkan pengetahuan yang cukup tetang jenis varietas tanaman yang akan kita tanam. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah kita dalam melakukan pengelolaan baik dalam teknik budidaya, pengendalian hama dan penyakit, serta pasca panen. Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional, yang sangat utama dalam manggunakan pestisida. Sekarang Pengendalian Hama Terpadu dikenal dengan Pengelolaan Hama Terpadu. Pengelolaan memiliki pengertian yang lebih luas daripada pengendalian. Kebijakan ini mengakibatkan penggunaan pestisida oleh petani yang tidak tepat dan berlebihan, dengan cara ini dapat meningkatkan biaya produksi dan mengakibatkan dampak samping yang merugikan terhadap lingkungan dan kesehatan petani itu sendiri maupun masyarakat secara luas. Akhir-akhir ini disadari bahwa pemakaian pestisida, khususnya pestisida sintetis menimbulkan dampak buruk. Kerugian berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida seperti berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia, berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan dan pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman. Oleh karena itu, dikembangkan konsep PHT (Pengelolaan Hama Terpadu) yang lebih ramah lingkungan.

Pemberantasan hama dan penyakit secara total tidak mungkin dapat dilakukan karena perkembangannya yang sangat cepat dan sulit dikontrol. Namun dengan pengamatan yang baik di lapangan sejak awal penanaman sampai penen, serangan hama dan penyakit dapat ditekan. Hama adalah binatang yang dianggap dapat mengganggu atau merusak tanaman dengan memakan bagian tanaman yang disukainya. Misalnya serangga (insekta), cacing (nematode), binatang menyusui, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanaman bukan disebabkan oleh binatang, melainkan oleh1

makhluk mikrokospis, misalnya bakteri, virus, cendawan (jamur), dan lain-lain.Pada pengendalian hama dan penyakit secara biologi, kimiawi, mekanis, dan varietas tahan dapat dilakukan secara terpadu, yaitu memadukan cara biologis, kimiawi, mekanis, dan varietas tahan seacara berimbang. Pengendalian secara terpadu ini dikenal dengan naman Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pengelolaan Hama terpadu (PHT) adalah suatu cara pendekatan, cara berfikir atau falsafah pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang bertanggung jawab (Untung 1993)B. Tujuan PraktikumTujuan praktikum Pengelolaan Hama Terpadu adalah agar mahasiswa:1. Mampu mengidentifikasi OPT yang berkembang di lahan.2. Mampu mengestimasi populasi OPT dan kerugian yang ditimbulkannya.3. Mampu mengevaluasi kondisi lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan OPT dan pertanaman di lahan.4. Mampu mengevaluasi cara budidaya tanaman yang dilakukan oleh petani pemilik/penggarap lahan.5. Mampu menganalisis usahatani yang sedang dijalankan oleh petani pemilik/penggarap lahan.C. Lokasi PraktikumPraktikum Pengelolaan Hama Terpadu di laksanakan di lahan Bapak Kardi yang terletak di Desa Kauman RT/RW 02/03 Kelurahan Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Persiapan PenanamanKacang panjang (Vigna sinensis), termasuk dalam, genus Vigna merupakan komoditas hortikultura yang banyak manfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Kacang panjang adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Pembudidayaan kacang panjang cukup mudah. Tanaman ini dapathidup baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Penanamannya pun dapat dilakukan sepanjang tahun, baik di musim hujan maupun musim kemarau. Kacang panjang biasanya ditanam di sawah sebagai tanaman sela setelah menanam padi atau di pematang sawah, jarang diusahakan secara khusu. Walaupun demikian komoditi ini cukup berpeluang untuk diusahakan secara komersial karena memiliki banyak kelebihan. Menanam kacang panjang tidak dibutuhkan lahan yang luas, pemeliharaannya mudah, resiko kegagalan kecil, dan keuntungan yang diperoleh cukup lumayan (Haryanto 2007).Pengolahan tanah berarti mengubah lahan pertanian dengan mempergunakan suatu alat-alat sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh susunan tanah dengan sebaik-baiknya. Tujuan pengolahan tanah untuk tanaman budidaya antara lain untuk memperbaiki kondisi tanah, agar didapatkan kondisi lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman (struktur tanah gembur), memperbaiki sistem pertukaran udara di dalam tanah, mendorong aktivitas mikroba dalam tanah, mengendalikan atau mencegah tumbuhnya gulma, dan mematikan hama dalam tanah (Affianto et al.2011).2

Penyiapan lahan tanam untuk kacang panjang dilakukan dengan menyediakan kondisi lahan yang sebaik mungkin bagi kehidupan tanaman kacang panjang. Pengolahan tanah dapat menggunakan mesin pertanian, hewan pembajak, cangkul, sekop, dan slondom. Tanah diolah sedalam 30 cm agar menjadi remah, gembur, dan drainasenya baik. Selanjutnya, membuat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang menurut kebutuhan. Arah bedengan membujur dari timur ke barat, dan jarak antar bedengan dibuat 20-50 cm berupa selokan sedalam 50 cm (Sukmadjaja 2013). Adapaun syarat tumbuh tanaman kacang panjang adalah lahan yang cocok adalah sawah berpengairan teknis dengan ketinggian tempat sekitar 600m dpl, suhu 25-35oC, pH tanah 5,5-6,5 dengan struktur tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Musim yang tepat untuk budidaya kacang panjang pada musim kemarau. Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun (Guramalem. 2011). Kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral. Fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan dan ketahanan tubuh serta memperlancar proses pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi (Rasyid Panji 2012.). B. Pemeliharaan Tanaman Kacang PanjangPenyiangan tanaman penting untuk membasmi tumbuhan liar yang akan menhambat pertumbuhan kacang panjang. Tumbuhan liar ini aka mengambil hara air dan hara sehingga dapat menganggu tanaman yang dibudidaya. Disamping itu, tumbuhan liar juga akan bersaing dalam memperoleh cahaya dan CO2 yang diperlukan tanaman. Jadi rumput liar atau gulma dapat menjadi pesaing perebutan hara (Irfan dan Sunarjono 2003). Selain itu menurut Triharso (2004), Proses penyiraman pun sangat penting dalam proses pertumbuhan tanaman ini, karena air merupakan factor penting dalam pertumbuhan tanaman. Sementara untuk pupuk perbandingan yang bagus yang dapat dilihat dari praktikum ini adalah bahwa perbandingan yang bagus yaitu perbandingan yang seimbangTanaman membutuhkan air selama pertumbuhannya, terutama pada awal pertumbuhannya. Oleh karena itu, ketersediaan air adalah penting diperhatikan. Apalagi bila penanaman dilakukan pada musim kemarau maka tanaman perlu disiram secara rutin pada pagi atau sore hari. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Atau dapat pula dengan mengalirkan air pada saluran di sekitar bedengan. Penyiraman ini secukupnya saja, sampai tanah cukup lembab, kelebihan air akan menyebabkan tanam becek dan padat. Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati dan mengganti tanaman yang tumbuhnya kurang baik. Kegiatan penyulaman selambat-lambatnya dilakukan seminggu setelah penanaman. Jika penyulaman terlambat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tidak seragam sehingga akan menyulitkan dalam pemeliharaan tanaman. Sebaiknya menyediakan tanaman cadangan dalam polibag. Hal ini berguna jika ada tanaman yang mati dapat segera disulam dengan tanaman cadangan yang berumur sama. Untuk menghasilkan produksi yang tinggi kacang panjang perlu diberi turus atau lanjaran untuk merambatkan tanaman agar produksi polongnya semakin banyak. Turus dapat digunakan batang kayu atau belahan bambu yang panjangnya 150-200 cm dan lebar 2-3 cm. Pemasangan turus dilakukan pada setiap tanaman setelah berumur 2 minggu atau mencapai tinggi kira-kira 25 cm (Haryanto et al. 2008).Kacang panjang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok merambat dan tidak merambat. Kelompok kacang panjang yang banyak dibudidayakan adalah kelompok yang merambat, cirinya tanaman membelit pada ajir dan buahnya panjang 40-70 cm berwarna hijau atau putih kehiijauan (BP3K Lubuk Pinang 2012).Usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas kacang panjang dapat dilakukan melalui pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta memperbaiki kualitas sayuran. Penggunaan pupuk organik mempeunyai kelemahan diantaranya adalah kandungan hara rendah dan ketersediaan unsur haranya lambat (Sutanto 2002).C. Penyakit Kacang PanjangBeberapa penyakit yang menyerang tanaman kacang panjang diantaranya layu cendawan (Fusarium sp.), antraknosa (Colletotricum lindemuthianum), puru akar (Meloidogyne sp), penyakit sapu (Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus), layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) dan penyakit mosaik yang disebabkan oleh Bean common mosaic potyvirus (BCMV), Bean yellow mosaic potyvirus (BYMV) dan Cowpea aphid borne mosaic potyvirus (CABMV). Penyakit mosaik kuning kacang panjang disebabkan oleh Bean common mosaic potyvirus (BCMV) dan Cucumber mosaic cucumovirus (CMV). Penyakit mosaik yang disebabkan oleh BCMV merupakan penyakit penting pada tanaman kacang-kacangan. BCMV mempunyai kisaran inang tidak terbatas pada tanaman Phaseolus spp., tetapi dapat juga menyerang tanaman leguminosae yang lain. BCMV bersifat terbawa benih (Damayanti 2008).Karat daun memiliki gejala penyakit mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna putih, semakin lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uromyces phaseoli (Pers) Wint yang termasuk Uredinales atau cendawan karat. Pengendaliannya dengan pemilihan benih yang baik dan pengiliran tanaman. Pengendalian dengan cara penyemprotan fungisida, misalnya dithane M-45 (Irwan 2006).Pada penyakit Layu Fusarium gejalanya adalah bagian tulang daun pada mulanya menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Warna kuning ini juga dapat menjalar ke helai daun. Penyebabnya adalah cendawan Fusarium oxysporum. Pengendaliannya dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen. Dapat pula dengan cara menyiramkan larutan fungisida, misalnya Benhate dengan dosis 2 g/l air ke tanah bekas tanaman yang sakit (Susylowati 2004).Gejala penyakit bercak daun pada tanaman kacang panjang berupa bercak berbentuk bulat. Bercak pada permukaan daun bagian atau berwarna cokelat, sedangkan pada permukaan bawah tampak berwarna hitam. Bercak-bercak tersebut umumnya berbentuk bulat dengan diameter 1-5 mm. Penyebabnya adalah cendawan Cercospora canescens. Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan dengan fungisida, seperti dalsense MX-200, Topsin M70 WP (Bary 2004).D. Pengendalian PenyakitPenyakit yang bisa dijumpai pada budidaya kacang panjang adalah penyakit karat dan bercak daun Cercospora. Namun penyakit pada kacang panjang lebih jarang ditemukan dibanding serangan hama. Penanganan hama dan penyakit yang bisa dilakukan dalam budidaya kacang panjang secara organik hanya menggunakan pestisida hayati seperti larutan gadung dan kipait. Namun biasanya penanganan dengan pestisida hayati tidak berlangsung lama, oleh karenanya penanganan secara manual malah lebih efektif. Pengambilan kumbang secara manual sangat mungkin dilakukan, biasanya dalam lahan berukuran 100 meter per segi bisa terdapat kumbang 50-100 ekor. Selain itu bisa juga dilakukan pencegahannya berupa perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati. Juga dengan memakai benih yang benar-benar bebas dari penyakit, melakukan rotasi tanaman (Wuri 2013).Penyakit Karat Daun Uromyces sp merupakan penyakit utama pada kacang panjang. Pada awal serangan, muncul gejala adanya bercak kecoklatan di bagian daun yang semakin lama semakin menyebar. Pada serangan yang sudah parah, daun akan mengering yang dimulai dari daun tua. Penyakit ini akan semakin berkembang jika kondisi udara panas dan lembab, yaitu musim hujan yang sering panas tiba-tiba, Penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan sanitasi lingkungan dan kontrol saluran drainase. Namun bila tanaman sudah terserang segera lakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida yang efektif untuk penyakit ini, yaitu Score 250 EC dan Anvil 50 SC. Dosis yang digunakan sesuai anjuran yang tertera pada labelnya (Edi Syafri dan Julistia Bobihoe 2010)Gejala penyakit karat daun mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna putih, semakin lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uromyces phaseoli (Pers) Wint yang termasuk Uredinales atau cendawan karat. Pengendaliannya dengan pemilihan benih yang baik dan pengiliran tanaman. Pengendalian dengan cara penyemprotan fungisida, misalnya dithane M-45(Prabowo 2007).Gejala layu fusarium adalah bagian tulang daun pada mulanya menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Penyebabnya adalah cendawan Fusarium oxysporum f. sp. phaseoli. Pengendaliannya dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen. Dapat pula dengan cara menyiramkan larutan fungisida, misalnya Benhate dengan dosis 2 g/l air ke tanah bekas tanaman yang sakit. Bercak daun. Gejalanya berupa bercak berbentuk bulat. Bercak pada permukaan daun bagian atau berwarna cokelat, sedangkan pada permukaan bawah tampak berwarna hitam. Bercak-bercak tersebut umumnya berbentuk bulat dengan diameter 1-5 mm. Penyebabnya adalah cendawan Cercospora canescens. Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan dengan fungisida, seperti dalsense MX-200, Topsin M70 WP (Wahyudi 2010).E. Panen dan Pasca PanenCiri-ciri kacang panjang yang siap dipanen adalah ukuran dan panjang polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan. Cara panen pada tanaman kacang panjang cukup memotong pangkal buahnya saja. Produksi polong muda per satuan luas dapat mencapai minimal 2,0 ton/ha, tergantung varietasnya. Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2 ton/ha dan KP-2 sebesar 2,1 ton/ha(BP3K Lubuk Pinang 2012).Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu dicuci dan ditiriskan. Kemudian menyortir atau memisahkan polong yang baik dengan yang rusak. Untuk sasaran pasar ekspor, kriteria mutu polong muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm, tingkat ketuaan polong tergolong muda, penampakan biji tidak menonjol dan warna hijau dan segar. Untuk mempertahankan kesegaran polong, penyimpanan sementara sebelum dipasarkan sebaiknya di tempat teduh. Penggunaan remukan es/lemari pendingin, sedangkan polong tua disimpan di dalam kaleng dan diletakkan di tempat yang kering dan sirkulasi udara baik (Rukmana 2005).Pascapanen pengumpulan untuk polong tua setelah dikumpulkan, lalu polong dikeringkan dengan cara dijemur sampai kadar air 12-14%. Penyortiran, memisahkan polong muda yang baik dengan yang rusak. Sedangkan untuk polong tua yang sudah kering dipisahkan dari kulit polong, dan biji dikeringkan sampai 12%-14% kadar airnya. Penyimpanan, mempertahankan kesegaran polong, penyimpanan sementara sebelum dipasarkan sebaiknya di tempat teduh. Penggunaan remukan es/lemari pendingin, sedangkan polong tua disimpan di dalam kaleng dan diletakkan di tempat yang kering dan sirkulasi udara baik. Pengemasan dan Pengangkutan, polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg. Ikatan dikemas dalam karung goni yang berventilasi/dikemas dalam kantong plastik polytelyne. Alat angkut yang digunakan dapat dengan cara dipikul, menggunakan jasa kendaraan/alat transportasi lainnya. Untuk polong tua dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah sebaiknya dicampur dulu dengan minyak jagung supaya terhindar dari hama penggerek biji (Rasyid Panji 2012).

III. METODE PENGAMATANA. Pengumpulan Data1. ObservasiObservasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat di lapangan atau lokasi penelitian. Observasi bertujuan untuk memperoleh informasi secara detail. Pada praktikum ini mahasiswa mengamati secara langsung bagaimana kondisi atau keadaan lingkungan dan segala aspek yang mendukung bagi keberlangsungan praktikum.2. WawancaraWawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan nara sumber atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Praktikum ini akan menggunakan wawancara kepada pihak narasumber yang terkait dengan kegiatan praktikum ini di lahan yang ditanami kacang panjang.B. Pengambilan Sampel Tanaman, Jumlah Sampel, dan Posisi atau Letak Sampel TanamanPenentuan pengambilan sampel tanaman, jumlah sampel dan posisi atau letak sampel tanaman menggunakan metode sistematik random sampling. Sistematik random sampling adalah cara pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama yang dipilih secara random, sedang unsur-unsur berikutnya dipilih secara sistematik menurut suatu pola tertentu. Pola yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan pola berbentuk zig zagSecara teknik pengambilan sampel dengan pola zig zag dapat dijelaskan sebagai berikut. Padametode zigzag, misalnya sampel pertama hingga sampel kelempat berada pada satu garis lurus dengan kemiringan tertentu yang mengarah ke kanan kemudian sampel kelima hingga kedelapan berada dalam satu garis lurus dengan arah kemiringan yang berlawanan dengan sampel pertama sampai kelima. Akan tetapi, sampel kelima tetap berada di belakang sampel keempat atau tidak memulai titik baru dengan baris yang sama dengan sampel pertama. Pola tersebut berselang-seling sehingga membentuk pola zig-zag.

U

Gambar 1. Denah Sampel Tanaman Kacang PanjangKeterangan: tanaman sampelC. D. E. Cara Memperoleh Informasi Kondisi Pertanaman, OPT, Lingkungan, Teknik Budidaya, Analisis Ekonomi1. Observasi12

Praktikan melakukan pengamatan secara langsung tehadap keadaan atau kondisi pertanaman kacang panjang. Objek pengamatan terkait dengan kondisi awal pertanaman, ada tidaknya OPT yang ditemukan saat pengamatan dengan adanya ciri-ciri atau gejala yang ditimbulkan, kondisi lingkungan, teknik budidaya yang dilakukan, serta analisis ekonomi terhadap buah melon yang dibudidayakan. Praktikan melakukan pengamatan dengan memperhatikan fakta yang ada di lapangan.2. WawancaraCara wawancara dilakukan untuk melengkapi data pengamatan yang telah dilakukan dengan melakukan perbandingan atau bahkan menanyakan kebenaran yang ada di lapangan kepada narasumber. Biasanya narasumber memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai data atau fakta yang diperoleh dan kemudian akan diperoleh informasi tambahan yang diperlukan. 3. Buku, Jurnal, atau InternetSetelah melakukan observasi dan wawancara, informasi juga diperoleh melalui buku, jurnal dan internet. Hal tersebut sebagai tambahan dan pelengkap informasi yang harus didapatkan. Hal tersebut dilakukan agar data yang telah diperoleh sesuai dengan kajian-kajian teori yang ada dan pada penyusunan laporan tidak menimbulkan perbedaan terhadap data yang telah diperoleh.

DAFTAR PUSTAKAAffianto, Agus, dkk. 2011. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman. IFGI. Yogyakarta.Bary. 2004. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya: Jakarta.Bp3k Lubuk Pinang. 2012. Cara Budidaya Kacang Panjang. http://bp3kkeclubukpinang.blogspot.com/2012/08/cara-budidaya-kacang-panjang.html. Akses Tanggal 25 Oktober 2014.Damayanti, Asmira. 2008. Cowpea Disease and Pests ; Virus disease of plants. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.E. Haryanto, T. Suhartini, E. Raharja, 2008. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya. Cimanggis.Edi, Syafri dan Julistia Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi.Guramalem. 2011. Cara Budidaya Kacang Panjang. http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/10/cara-budidaya-kacang-panja- ng-lengkap.html#ixzz2FqSsP7Kq. Akses Tanggal 26 Oktober 2014.Haryanto, Eko. 2007. Budi Daya Kacang Panjang. Penebar Swadaya: Jakarta.Irfan, Sunarjono H. 2003. Bertanam Kacang Sayur. Penebar Swadaya: Cimanis.Irwan. 2006. Konsep dan strategi pengendalian hama terpadu. Erlangga. BandungPrabowo, Abror. 2007. Panduan Budidaya Kacang Panjang. http://teknis-budidaya.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013.Rahmat Rukmana. 2005. Bertanam Kacang Panjang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.Rasyid Panji. 2012. Manfaat Kacang Panjang Bagi Tubuh. http://makanansehat123.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2014.Sukmadjaja, Agus. 2013. Teknis Perbenihan Benih Kacang Panjang. http://bbppketindan.bppsdmp.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2013.Susylowati, 2004. Penyakit Kacang Panjang, Kanisius. Yogyakarta.Sutanto. R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.Triharso, 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.Untung, K. 1993. Konsep pengendalian hama secara terpadu. Seminar Regional Entomologi Indonesia, 30 Juli 1992 di Denpasar. 1-2.Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran Lebih Menguntungkan Dengan Teknologi EMP. Departemen Pertanian. Jakarta.Wuri. 2013. Budidaya Kacang Panjang. http://jurnalkelompoktani.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.