PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu...

35
PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM MENGENDALIKAN NEMATODA LUKA AKAR KOPI (Pratylenchus coffeae Zimm) PADA TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.)”. OLEH DR.IR. DWI WIDANINGSIH, MSI. IR. NI NENGAH DARMIATI, MP. PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Transcript of PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu...

Page 1: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)

DALAM MENGENDALIKAN NEMATODA LUKA AKAR KOPI

(Pratylenchus coffeae Zimm) PADA TANAMAN KOPI ARABIKA

(Coffea arabica L.)”.

OLEH

DR.IR. DWI WIDANINGSIH, MSI.

IR. NI NENGAH DARMIATI, MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hasil kajian penelitian yang

berjudul “Paket Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam Mengendalikan Nematoda

Luka Akar Kopi Nematoda (Pratylenchus coffeae Zimm) pada Tanaman Kopi

Arabika (Coffea arabica L.)”.

Penulisan hasil kajian penelitian ini, merupakan review dari beberapa hasil

penelitian tentang paket-paket pengendalian nematoda luka akar kopi (Pratylenchus

coffeae Zimm pada tanaman kopi Arabika di beberapa tempat dengan kondisi

lingkungan masing-masing.

Dengan selesainya penulisan rewiew ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis juga menerima segala kritik dan

saran dari semua pihak demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Akhirnya penulis

berharap, semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat, bagi yang

memerlukan.

Denpasar, Desember 2015

Page 3: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

DAFTAR ISI

J U D U L Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

I. PENDULUAN ................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Tujuan Penulisan ......................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

2.1 Tanaman Kopi Arabica ................................................................ 5

2.1.1. Klasifikasi ......................................................................... 5

2.2. Nematoda Parasit Luka Akar ((Pratylenchus coffeae) Zimm ..... 7

2.2.1. Klasifikasi ......................................................................... 7

2.2.2. Morfologi .......................................................................... 7

2.2.3. Sikluas Hidup .................................................................... 8

2.2.4. Bio Ekologi ....................................................................... 9

2.2.5. Perilaku dan Gejala Serangan ........................................... 10

2.2.6. Pemencaran dan Penyebaran ............................................. 11

2.2.7. Pengendalian ..................................................................... 11

2.2.7.1. Benih /Bibit yang Sehat ....................................... 13

2.2.7.2. Jenis Kultivar dan Varietas Tahan ....................... 13

2.2.7.3. Rotasi Tanaman ................................................... 15

2.2.7.4. Tanaman Perangkap ............................................. 15

2.2.7.6. Penggenangan Tanah ........................................... 15

2.2.7.7. Nematisida Nabati, Tanaman Paitan .................... 16

2.2.7.8. Penyiangan ........................................................... 17

2.2.7.9. Ranjangan Tanaman ............................................ 17

2.2.7.10. Tanaman Antagonis, Kenkir .............................. 18

2.2.7.11. Pupuk Kandang (Bahan Organik) ...................... 19

2.2.7.12. Nematisida Kimiawi .......................................... 23

2.2.7.13. Pengendalian Secara Biologi ............................. 25

III. KESIMPULAN ................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 27

Page 4: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

I. PENDAHULUAN

Kopi merupakan salah satu komoditi dari subsektor perkebunan yang

memegang peranan penting bagi perekonomian nasional karena ekspor kopi

meningkatkan devisa negara dalam jumlah besar maupun dalam hal penyedia

lapangan pekerjaan. Tanaman kopi juga memegang peranan penting dalam

pengaturan tata air tanah (Anonimus, 1986). Peningkatan skala produksi yang

semakin besar menyebabkan terjadinya perubahan ekosistem lahan yang sangat

menguntungkan bagi perkembangan populasi hama dan penyakit kopi. Salah satu

hama yang menyerang tanaman kopi adalah Nematoda pada akar kopi. Serangan

Nematoda pada akar kopi sudah diteliti di Jawa sejak akhir abad-19. Jenis nematoda

yang banyak di temukan ada 2 yaitu Radopholus sp. dan Pratylenchus coffeae.

Sejak awal abad ke-20 Indonesia merupakan penghasil kopi Arabika yang

termasyur di pasaran dunia (Aak, 1988). Tetapi akhir-akhir ini terjadi penurunan hasil

produksi dan mutu kopi disebabkan antara lain oleh gangguan hama dan penyakit.

Hama penting yang menyerang akar dan sering dijumpai di perkebunan kopi adalah

nematoda parasit. Nematoda parasit yang dominan adalah Pratylenchus coffeae.

Nematoda parasit adalah nematoda endoparasit berpindah-pindah dan

memiliki kisaran inang yang luas serta menyerang jaringan kulit (kortek) akar

serabut, terutama akar-akar serabut yang aktif menyerap unsur hara dan air sehingga

akar-akar serabut menjadi rusak, berwarna coklat membentuk luka. Karena gejala

tersebut maka nematoda itu serang disebut dengan nematoda luka akar kopi (coffee

Page 5: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

root lesion nematode). Mekanisme kerusakan ini mengakibatkan tanaman menjadi

tidak mampu lagi menyerap unsur hara dan air terutama pada musim kering, sehingga

selama musim tersebut banyak dijumpai gejala serangan kerusakan nematoda berupa

daun menguning bahkan tanaman mati. Serangan ini tersebar pada pada pusat-pusat

perkebunan kopi di Bali seperti di Kabupaten Bangli, Buleleng, Badung, Gianyar dan

Karangasem (Arsadja dkk., 1996).

Penurunan produksi pada tanaman kopi arabika di wilayah Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Bangli yang terserang P. coffeae dapat mencapai 32,5 persen

pada tanaman terserang berat; 25,98 persen pada tanaman terserang sedang; dan 8,27

persen pada tanaman terserang ringan (Arsadja dkk., 1996).

Masalah kerusakan tanaman kopi oleh nematoda parasit di Indonesia saat ini

telah menjadi sangat serius, sehingga apabila tidak mendapat penanganan yang

secepatnya dikhawatirkan akan menjadi semakin parah dan sangat mempengaruhi

produksi. Kerusakan oleh Pratylenchus coffeae selain menyebabkan penurunan

secara kuantitas produksi juga mengakibatkan penurunan kualitas hasil. Penurunan

kualitas hasil dapat terjadi karena biji kopi yang dihasilkan dari tanaman yang

terserang umumnya berukuran kecil, banyak terdapat biji yang berongga dan masak

lebih awal. Kerugian akibat serangan nematoda parasit tidak semata-mata berasal

dari penurunan kuantitas dan kualitas hasil, namun memiliki dampak lebih luas antara

lain: harga bibit untuk menyulam, meningkatnya biaya pengendalian gulma karena

serangan nematoda akan mengakibatkan areal menjadi kosong, sehingga

pertumbuhan gulma meningkat. Upaya pengendalian nematoda parasit dapat

Page 6: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

ditempuh dengan berbagai metoda pengendalian. Menurut Wiryadiputra (1990)

tujuan pengendalian nematoda parasit antara lain: untuk mencegah masuknya

nematoda ke dalam suatu daerah yang masih bebas dari serangan nematoda, menekan

populasi sampai ke tingkat yang tidak merugikan, mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan atau mengkombinasikan cara-cara tersebut.

Pengendalian nematoda yang dianjurkan secara umum antaran lain

menggunakan bahan organik, perlakuan tanaman antagonistik, penanaman batang

bawah yang toleran dan nematisida sebagai alternatif lain (Wiryadiputra, 1989).

Penerapan pengendalian tersebut perlu disesuaikan dengan keadaan setempat antara

lain memperhatikan jenis nematodanya, faktor lingkungan baik yang bersifat biotik

maupun abiotik, sosial ekonomi masyarakat dan ketersediaan sarana pendukung yang

diperlukan (Anonimus, 1996).

Pengendalian dengan menggunakan bahan organik pupuk kandang telah

banyak dilakukan dan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman karena

secara nyata dapat menekan populasi nematoda parasit di samping itu pupuk kandang

murah dan mudah di dapat.

Pemanfaatan tanaman antagonis juga dapat menanggulangi masalah

nematoda pada berbagai komoditas pertanian. Salah satu jenis tanaman tersebut

adalah kenikir (Tagetes spp.) dapat menekan populasi nematoda parasit yang

berbahaya seperti Pratylenchus coffeae dan Meloidogyne spp. (Wiryadiputra, 1987),

karena tanaman kenikir dapat menghasilkan senyawa yang dikeluarkan melalui

eksudat yang dapat meracuni nematoda.

Page 7: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

Penyiangan dan pemberian mulsa pada tanaman kopi akan menambah

kandungan bahan organik tanah disamping menjaga kandungan air tanah di sekitar

akar sehingga akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.

Pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan satu komponen pengendalian

saja tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Penggunaan nematisida

memerlukan biaya besar. Oleh karena itu pendekatan pengendalian nematoda parasit

yang mengacu pada pengelolaan hama terpadu terutama dengan memanfaatkan segala

komponen yang telah pernah dilakukan dan berhasil diterapkan oleh petani setempat.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk menyajikan beberapa paket pengendalian hama

terpadu nematoda luka akar (Pratylenchus coffeae) pada tanaman kopi Arabika, yang

telah berhasil diterapkan oleh petani tertentu pada beberapa tempat dan kondisi

lingkungan masing-masing.

Page 8: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kopi Arabika

Kopi secara garis besar terbagi atas tiga jenis yaitu: kopi Arabika, kopi

Robusta dan kopi Liberika. Kopi Arabika adalah kopi yang paling banyak dan paling

awal dikembangkan di Indonesia. Mutu kopi Arabika, secara komersil lebih baik dari

kopi jenis lainnya. Kopi dunia, dewasa ini terdiri atas 75 persen kopi Arabika.

Kopi Arabika berasal dari daerah pegunungan Ethiopia (Afrika). Di Negara

asalnya, kopi tersebut tumbuh baik secara alami di hutan-hutan pada dataran tinggi

1500-2000 m dpl. Kopi Arabika adalah jenis kopi pertama kali masuk ke Indonesia

khususnya pulau Jawa pada tahun 1696. Kopi Arabika yang ditanam di Indonesia

pada umumnya terrmasuk varietas Typica (Coffeae Arabica varietas Typica)

2.1.1. Klasifikasi Tanaman Kopi

Klasifikasi Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) pertama kali dijelaskan

dan diklasifikasikan oleh orang Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von Linné) pada

1753. Namun beberapa data menyatakan, bahwa sebelum Carl Linnaeus, hal

mengenai kopi Arabika sudah ada tertulis pada sebuah deskripsi Latin tentang

tanaman, meskipun pernyataan tersebut hanya terdiri dari satu kalimat yang berbunyi

seperti ini “Jasminum Arabicum, Lauri folio, cujus femen apudnos deciur kopi”

(Jussieu, 1713). Artinya : “Melati Arab, dengan daun sejenis daun salam, bijinya

yang kita sebut kopi”. Jenis Kopi Arabika (Coffea arabica) akan tumbuh baik, di

daerah berketinggian 700-1700 m (dpl) dengan suhu 16-20°C serta beriklim kering

tiga bulanan secara berturut-turut.

Page 9: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

Kopi Arabica (Coffea arabica) memang sangat berbeda dengan Kopi Robusta

(Coffea canephora) yang dapat tumbuh baik di ketinggian hanya 400-700 m dpl. Dari

segi perawatan dan pembudidayaan Kopi Arabica juga termasuk “kopi manja” karena

butuh perhatian lebih banyak dibanding Kopi Robusta atau jenis kopi lainnya seperti

Kopi Ekselsa, Racemosa, dan Liberica (African coffee). Kopi Arabika sangat peka

terhadap penyakit karat daun Hemileia vastatrix (HV), terutama jika ditanam di

daerah dengan elevasi kurang dari 700 m di atas permukaan laut. Kopi Arabika,

aslinya berasal dari Brasil dan Etiopia, kopi tersebut kini telah menguasai sebahagian

besar pasar kopi dunia. Arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim,

dan tanah tempat kopi ditanam. di Indonesia kita bisa menemukannya kopi Arabika

pada Kopi Toraja, Kopi Mandailing dan mungkin ada juga di tempat lain. Antara

Kopi Arabica yang satu dengan lainnya memiliki tingkat keasaman khas dan sangat

bervariasi.

Klasifikasi Tanaman Kopi

Kingdom : Plantea

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianacea

Famili : Rubiaceae

Genus : Coffea

Spesies : Coffea Arabica

Page 10: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

Kopi Arabika atau Coffea arabica merupakan spesies kopi pertama yang

ditemukan dan dibudidayakan manusia hingga sekarang. Produksi kopi ini di

seluruh dunia diperkirakan mencapai 70 persen dari seluruh jenis kopi.

Kawasan produksi kopi di Indonesia diperkirakan sekitar 1,3 juta hektar,

tersebar dari Sumatra Utara, Jawa dan Sulawesi. Kopi Jenis Robusta

umumnya dibudidayakan oleh para petani di Sumatra Selatan, Lampung, dan

Jawa Timur, sedangkan Kopi Arabika umumnya ditanam petani kopi Aceh,

Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Bali dan Flores. Saat ini Kopi Arabika asli

Indonesia mempunyai prospek cukup baik untuk memasuki kawasan Eropa

khususnya Italia. Pada transaksi April 2011 harga kopi Robusta tercatat US$

259 per ton, ini sangat jauh dibandingkan dengan harga rata-rata pada 2009

yaitu US$ 165 per ton. Demikian juga, harga kopi Arabika telah melampaui

US$ 660 per ton. Beberapa varietas kopi Arabika memang sedang banyak

dikembangkan di Indonesia antara lain kopi Arabika jenis Abesinia, Arabika

jenis Pasumah, Marago, Typica dan kopi Arabica Congensis. Masing-masing

varietas Kopi Arabika tersebut memiliki fisik dan sifat agak berbeda satu

sama lainnya. Provinsi Aceh dan Sumatra Utara adalah sentra kopi Arabika,

walaupun produksinya masih berkisar 35 ribu ton setiap tahun.

2.2.2. Morfologi Nematoda P. coffeae

Nematoda P. coffeae berukuran kecil dengan panjang tubuh

Page 11: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

kurang lebih 1 mm.. Nematoda P. coffeae mudah dikenali karena bagian ujung

anterior kepalanya datar dengan kerangka kepala yang kuat. Bentuk larva bulat

panjang, larva terdiri dari empat stadia dengan empat kali pergantian kulit hingga

nematoda dewasa. Telur berbentuk lonjong dengan panjang 52-56 µm dan lebar 23-

26 µm. Masa inkubasi telur 14-16 hari (Wiryadiputra, 1986). Nematoda betina

bentuk tubuhnya ramping sewaktu masih muda kemudian agak membesar setelah

dewasa, bagian depan agak bulat dan bagian ekornya tumpul. Panjang nematoda

betina rata-rata 615 µm, lebar tubuh rata-rata 24 µm. Panjang stilet rata-rata 15-20

µm. Knob stilet berbentuk bulat sampai lonjong, vulva terletak pada bagian

posterior lebih kurang 70-80 persen dari panjang tubuh. Sedangkan nematoda jantan

secara umum bentuk tubuhnya lebih ramping daripada nematoda betina

(Wiryadiputra, 1986). Panjang stilet 14-15 µm, panjang tubuh rata-rata 590-230 µm,

lebar 3,9 persen dari panjangnya. Nematoda jantan memiliki spikula ramping dan

gubernakulum panjangnya 4-7 µm. Morfologi P. coffeae dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Nematoda Parasit Akar Kopi

Page 12: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

2.2.3. Siklus hidup P. coffeae

Siklus hidup P. coffeae sangat sederhana yaitu: telur, larva, dan dewasa. P.

coffeae bertelur di dalam jaringan akar. Pergantian kulit pertama terjadi di dalam

telur dan tiga kali pergantian kulit berikutnya terjadi di luar telur (setelah nematoda

menetas). Lama siklus hidup P. coffeae 45-48 hari. Waktu tersebut masing-masing

diperlukan untuk inkubasi telur 15-17 hari, perkembangan larva hingga menjadi

dewasa 15-16 hari dan perkembangan nematoda dewasa hingga meletakkan telur

sekitar 15 hari. Telur yang dihasilkan dalam sistem reproduksi nematoda betina

diletakkan satu persatu atau berkelompok pada bagian tanaman yang diparasitir.

Jumlah telur yang diletakkan bervariasi tergantung dari habitat dan jenis makanan.

Menurut Agrios (1979) waktu yang diperlukan saat mulai meletakkan telur sampai

larva stadia pertama berkisar 14-15 hari dan setelah melakukan pergantian kulit

pertama menjadi larva stadia ke dua.

Larva stadia kedua sudah memiliki kemampuan untuk mempenetrasi jaringan

tanaman inang. Dari larva stadia ke dua berkembang menjadi larva stadia ketiga,

stadia ke empat dan akhirnya dewasa. Siklus hidup dan penyakit nematode P. coffeae

dapat dilihat pada Gambar 2.

2.2.4. Bioekologi

Perkembangan nematoda P. coffeae dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu:

tanaman inang, suhu dan keadaan tanah di samping juga curah hujan dan suhu tanah.

Dalam keadaan tidak ada tanaman inang P. coffeae mampu bertahan hidup selama

Page 13: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

delapan bulan tanah yang lembab (Anonimus, 1995). Puncak populasi P. coffeae

umumnya terjadi pada musim hujan. Pada musim hujan keadaan tanah lembab dan

aktifitas akar meningkat sehingga merupakan lingkungan yang sangat cocok bagi

perkembangan P. coffeae. Keadaan ini disebabkan oleh langkanya makanan karena

aktifitas pertumbuhan akar menurun dan juga disebabkan oleh faktor suhu dan

kelembaban tanah yang tidak mendukung. P. coffeae tidak tahan pada suhu tinggi dan

akan mati pada suhu diatas 38o C. Nematoda P. coffeae merupakan nematoda

endoparasitik yang berpindah pindah dengan seluruh tingkat hidupnya ditemukan

dalam jaringan kortek akar.

2.2.5. Perilaku dan Gejala Serangan.

P. coffeae menyerang jaringan kulit (kortek) akar serabut, terutama akar akar

serabut yang aktif menyerap unsur hara dan air. Akibatnya akar akar serabut menjadi

rusak, berwarna coklat dan membentuk luka-luka diakar. Luka yang bterjadi karena

lama- kelamaan menjadi meluas sehingga akhirnya seluruh akar serabut yang ada

busuk. Mekanisme kerusakan ini berakibat tanaman tidak mampu lagi menyerap

unsur hara dan air, terutama dimusim kering (Anonimus, 1995).

Gejala kerusakan nematoda pada bagian di atas tanah umumnya tidak begitu

spesifik. Tanaman tampak kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang

primer mengecil, daun tua menjadi menguning secara perlahan-lahan akhirnya rontok

dan mati. Gejala pada akar ditandai dengan luka nekrotik yang berbentuk memanjang

dan berwarna coklat dapat dengan mudah pada permukaan akar. Nematoda makan

Page 14: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

dan berkembang biak di dalam jaringan kortek akar. Apabila kerusakan sudah sangat

parah maka nematoda akan berpindah masuk ke jaringan akar yang baru (Dropkin,

1991).

2.2.6. Pemencaran dan Penyebaran.

Pemencaran pada kopi sehat lebih cepat terjadi pada pohon-pohon yang

berada dalam baris dibanding yang berada di luar baris. Demikian pula pada area

yang miring, tanaman yang berada dibagian bawah lebih cepat tertular. Pemencaran

dan penyebaran nematoda terutama ditentukan oleh pergerakannya secara pasif yaitu

terbawa melalui alat-alat pertanian aliran air baik yang dipermukaan maupun yang di

dalam tanah, sepatu petugas, hewan dan sebagainya. Pemencaran ini dipercepat

terutama pada keadaan tanah yang lembab. Pada kondisi demikian tanah mudah

lengkat dan mudah terbawa ketempat lain. Pratylenchus spp. bersifat cosmopolitan,

namun distribusinya di lapang umumnya tidak merata.

Pergerakan aktif nematoda parasit sangat lambat, oleh karena itu

keberadaannya sangat persisten maka tipe serangan dapat dikatakan perlahan tapi

pasti merugikan, bahkan mematikan (Anonimus, 1995).

2.2.7. Pengendalian.

Pengendalian nematoda yang selama ini banyak digunakan adalah melalui

pemanfaatan bahan organik, penggunaan varietas tahan jika tersedia, dengan cara

kimia menggunakan pestisida/nematisida dan solarisasi. Dalam pelaksanaannya

Page 15: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

sering kali hanya memilih satu cara dan target utamanya hanya terhadap nematoda

yang dikendalikan dan kurang memperhatikan akibatnya terhadap keseluruhan

ekosistem pertanian.

Dalam pengelolaan nematoda berkelanjutan, hal penting yang perlu dilakukan

adalah monitoring komponen biologi dan lingkungan secara teratur termasuk di

dalamnya adalah populasi dan musuh alaminya (Munif, 2003). Penggunaan benih dan

bibit yang baik dan bebas dari nematoda merupakan langkah awal dalam kegiatan

budidaya tanaman. Hal ini mengingat umumnya masuknya nematoda ke suatu areal

pertanaman terjadi karena nematoda terbawa bersama benih. Oleh karena itu perlu

dilakukan seleksi benih atau bibit dan hanya menanam benih dan bibit yang bebas

dari kontaminasi nematoda parasit (Munif, 2003).

Bioekologi nematoda parasit P. coffeae sangat komplek maka

pengendaliannya lebih sulit dan tentunya lebih mahal dari jenis jenis hama lainnya.

Oleh karena itu pengelolaan nematoda parasit P. coffeae hendaknya tetap bertitik

tolak pada pengendalian hama terpadu. Pengendalian hama terpadu merupakan suatu

ekologi terapan yaitu usaha-usaha pengendalian didasarkan atas azas-azas modifikasi

lingkungan pertanian.

Pengendalian nematoda yang dianjurkan secara umum antara lain

menggunakan bahan organik, perlakuan pertanaman antagonistik, penanaman batang

bawah yang toleran dan nematisida sebagai alternatif terakhir. Menurut Wiryadiputra

(1990) upaya pengendalian nematoda parasit pada dasarnya bertujuan untuk

Page 16: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

mencegah masuknya nematoda ke dalam area yang masih bebas, menekan populasi

sampai dengan tingkat yang tidak merugikan, mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan atau mengkombinasikan cara-cara tersebut, menjadi satu paket

pengendalian yang ekonomis, ekologis serta mudah diterima oleh petani. Cara-cara

pengendalian yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:

2.2.7.1. Benih/bibit yang sehat

Kopi Arabika dianjurkan ditanam di atas ketinggian 700 m dpl. Ketinggian

700 m dpl merupakan batas ketinggian minimum yang masih dapat menghasilkan biji

kopi bermutu baik. Menemukan dan mengidentifikasi awal khususnya di pembibitan

sebelum bibit dipindah ke kebun, jika bibit terserang berat, sebaiknya bibit

dibinasakan (Wiryadiputra dan Atmawinata, 1998).

2.2.7.2. Jenis Kultivar dan Varietas Tahan

Jenis kultivar tertentu yang ditanam juga berpengaruh terhadap perkembangan

nematoda parasit. Kultivar yang resisten akan dapat menekan perkembangan

nematoda parasit tumbuhan, sedangkan pemilihan kultivar yang rentan akan

mendorong perkembangan nematoda dan mikroorganisma lainnya yang ada di dalam

tanah (Munif, 2003).

Upaya mendapatkan varietas kopi Arabika tahan/toleran serangan nematoda

ditempuh dengan introduksi beberapa genotipe kopi arabika dan robusta yang diduga

memiliki gen ketahanan. Penelitan penentuan tingkat ketahanan didasarkan pada

reproduksi nematoda, yaitu dengan membandingkan reproduksi nematoda pada

tanaman yang rentan serangan. Hasil penelitian pada fase bibit menunjukkan bahwa

Page 17: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

sebagian besar genotipe yang diuji memiliki tingkat ketahanan yang rendah terhadap

P. coffeae. Hasil beberapa penelitian secara umum menyimpulkan, upaya

pengendalian nematoda parasit dengan menggunakan varietas kopi arabika yang

tahan/toleran pada saat ini belum dapat dilakukan karena tidak adanya varietas kopi

arabika yang tahan/toleran.

Penanaman jenis resisten secara ekonomi dan ekologi sangat menguntungkan

(Munif, 2003). Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah berhasil menemukan

anjuran klon kopi Robusta BP 308 tahan nematoda yang telah diuji di berbagai

daerah endemik serangan nematoda dengan hasil yang memuaskan. Selain tahan

serangan nematoda parasit, klon BP 308 juga tahan kekeringan. Untuk

mempertahankan sifat tahan serangan nematoda kopi Robusta klon BP 308 harus

diperbanyak secara klonal karena sebagai induk maupun penyerbuk mewariskan sifat

tahan hanya sebesar 40-60%. Klon ini memiliki produktivitas 1.200 kg kopi

pasar/ha/tahun. Kopi Robusta Klon BP 308 dianjurkan digunakan sebagai batang

bawah untuk penyambungan dengan batang atas klon-klon anjuran kopi Robusta

sesuai agroklimat setempat atau varietas anjuran kopi Arabika. Klon BP 308 dilepas

oleh Menteri Pertanian dengan SK No. 65/Kpts/SR.120/I/2004. Adapun klon-klon

Robusta yang dianjurkan adalah BP 42, BP 234, BP 288, BP 358, Bp 409, dan SA

237. Enam klon lain yang baru dilepas adalah BP 436, BP 534, BP 920, BP936, BP

939 dan SA 203. Varietas anjuran kopi Arabika yaitu Abesinia 3, S 795, USDA 762,

Kartika 1, Kartika 2, dan Andungsari 1 (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,

2007).

Page 18: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

2.2.7.3. Rotasi Tanaman

Rotasi tanaman dimasudkan untuk mengurangi kepadatan populasi nematoda

di dalam tanah yang sudah terinfestasi. Rotasi tanaman dilakukan dengan menanam

jenis tanaman yang bukan termasuk inang dari patogen tersebut. Penanaman dengan

tanaman bukan inang diharapkan akan memutus atau setidaknya mengganggu siklus

hidup nematoda. Peningkatan populasi nematoda dalam tanah banyak dipengaruhi

oleh penanaman tanaman inang yang sama secara terus menerus (Munif, 2003).

Melakukan rotasi tanaman dengan bukan tanaman inang yaitu koro benguk (Mucuna

sp.), kakao lindak dan tebu

2.2.7.4. Tanaman perangkap (Trap cropping)

Penanaman tanaman perangkap pada lahan yang sudah terinfestasi nematoda

akan sangat bermanfaat untuk mengurangi kepadatan populasinya. Metode

pengendalian ini telah berhasil digunakan untuk mengurangi populasi nematoda sista

pada kentang.

2.2.7.5. Solarisasi tanah

Solarisasi dengan menggunakan plastik gelap maupun terang adalah upaya

untuk meningkatkan suhu tanah pada level tertentu sehingga dapat menekan populasi

nematoda maupun patogen tanah. Mekanisme penekanannya dapat secara langsung

dengan terbunuhnya propagul patogen atau nematoda akibat peningkatan suhu karena

proses penutupan tanah dengan plastik dalam jangka waktu tertentu, maupun secara

Page 19: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

tidak langsung dengan aktifnya berbagai perkembangan populasi nematoda. Pengaruh

secara tidak langsung dari penanaman suatu jenis kultivar terhadap perkembangan

nematoda adalah pengaruh eksudat akar yang dihasilkan oleh tanaman yang

berpengaruh terhadap mikroorganisma antagonis dalam tanah karena proses solarisasi

tersebut (Munif, 2003).

2.2.7.6. Penggenangan Tanah

Penggenangan tanah yang terinfestasi selama beberapa bulan dapat

mengurangi populasi nematoda. Penggenangan telah terbukti menurunkan populasi

nematoda. Penggenangan Meloidogyne pada pertanaman telah terbukti secara

signifikan menurunkan populasi. Cara ini juga telah digunakan untuk mengurangi

serangan nematoda Radopholus similis yang menyerang tanaman pisang di Amerika

Tengah dan Selatan (Munif, 2003).

2.2.7.7. Nematisida Nabati, Tanaman Paitan (Tithonia tagetiflora).

Tanaman Paitan (Tithonia tagetiflora) merupakan salah satu jenis tanaman

yang memiliki potensi sebagai bahan nematisida botani. Arsadja dkk., (1996)

menyatakan bahwa peningkatan penggunaan dosis ekstrak daun paitan cenderung

memberikan nilai penurunan populasi P. coffeae lebih baik dalam tanah. Tanaman

Paitan adalah tanaman perdu berbatang tegak setinggi 1-3 meter, batang bulat,

berangsur meruncing hingga pada pangkal. Bunga berbentuk cakram sangat banyak

dan berwarna kuning. Tanaman ini biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman pagar

Page 20: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

karena sifatnya yang tahan pangkas tapi ada juga yang dimanfaatnya sebagai tanaman

hias (Soergowinoto, 1975).

Tanaman Paitan berasal dari Meksixo., dengan nama umumnya Marygold,

dan di Jawa dikenal dengan nama Kembang Bulan atau Paitan. Di Bali populasi

tanaman ini cukup banyak, terutama ditemukan didaerah Sukasada, Banjar

Busungbiu, Pupuan, Baturiti dan Kintamani. Masyarakat di daerah tersebut

mengenalnya dengan nama sungenge

.

2.2.7.8. Penyiangan.

Penyiangan cara mekanis dilakukan dengan cara mencabut serta

membersihkan kotoran-kotoran maupun gulma yang tumbuh diantara tanaman kopi

(Anonimus, 1994). Tujuan penyiangan adalah menghilangkan tanaman yang dapat

menjadi inang sementara nematoda karena gulma dapat mengurangi penyerapan

unsur-unsur hara bagi tanaman pokok serta dapat menurunkan produksi buah kopi.

Radius yang dapat bebas gulma lebih kurang setengah meter dari penanaman kopi.

2.2.7.9. Rajangan Tanaman.

Rajangan tanaman digunakan untuk menutup tanah atau mulsa yang berfungsi

untuk mengurangi penguapan di dalam tanah, mengatur kelembaban di dalam tanah.

Beberapa tanaman yang telah rusak dapat digunakan seperti rumput-rumputan, semak

atau jerami yang diberikan dengan menumpuknya di sekitar tanaman. Pengaruh yang

didapat dari perlakuan mulsa adalah tidak langsung yaitu dapat memelihara

Page 21: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

pertumbuhan bahan organik dari nematoda saprofit (Pelodera cylindrica,

Diploscapter coronata), nematoda predator (Prionchulus punctatus, Mononcush

aquaticus), jamur perangkap nematoda (Arthrobotrys,Dactylaria) dan musuh alami

bakteri (Pasteuria penetrans) jamur (Dactylella oviparasitica) yang dapat menekan

jumlah populasi nematoda parasit tanaman (Gerald, 1991; Graham, 1991).

2.2.7.10. Tanaman Antagonis, Kenikir (Tagetes spp.)

a. Tanaman Kenikir berasal dari Meksiko sebagai tanaman hias di kebun

dan halaman rumah. Tanaman tersebut berbentuk herba berbatang

tegak, memiliki cabang tak begitu lebar, tingginya 0,5-1.3 meter.

Pertumbuhan daun yang sangat jarang dan memiliki daun yang

berbentuk menyirip gasal. Bunganya berbentuk cakram banyak,

berwarna oranye cerah atau kuning muda dan berbau tidak enak

(Steenis, 1987).

b. Tanaman Kenikir (Tagetes spp.) merupakan salah satu jenis tanaman

yang bersifat antagonis terhadap nematoda Pratylenchus spp. dan

dapat menurunkan populasi nematoda dalam jumlah yang besar,

karena diduga memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat

menekan populasi nematoda (Dropkin, 1991).

Page 22: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

c. Menurut Wiryadiputra (1987), tanaman Kenikir dapat menghasilkan

senyawa yang dikeluarkan melalui eksudat akar yang dapat meracuni

nematoda. Efektifitas tanaman kenikir adalah karena mengandung dua

jenis senyawa nematisidal yang tergolong senyawa Thiopenic.

Senyawa tersebut dapat memacu produksi radikal oksigen sehingga

menghambat laju metabolisma nematoda. Dengan tumbuhnya Tagetes

spp. pada pertanaman/kebun, populasi Pratylenchus dapat ditekan

sampai 90%, efek yang diperlihatkan seperti nematisida.

2.2.7.11. Pupuk Kandang (Bahan Organik).

a. Pupuk Kandang adalah pupuk yang didapat dari kotoran ternak baik

dalam bentuk padat (tinja) maupun dalam bentuk cairan (Urine atau air

kencing). Menurut Suriatna (1992) pupuk kandang ini bermacam-

macam, karena ternak yang dipelihara petani juga beragam jenisnya.

b. Fungsi dari pupuk kandang yaitu untuk menambah kesuburan tanah,

memperbaiki sifat fisik tanah dan memperbaiki kehidupan jasad-jasad

renik yang hidup di dalam tanah. Susunan dari pupuk kandang

tergantung dari jenis hewan, mutu makanan, jenis makanan, dan cara

penyimpanannya. Menurut Wiryadiputra dkk. (1987) bahan organik

seperti pupuk kandang, kulit kopi dan abu sekam padi dapat menekan

populasi nematoda parasit dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Page 23: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

c. Pupuk kandang yang dipergunakan terbagi menjadi dua golongan yaitu

Pupuk Dingin dan Pupuk Panas. Pupuk Dingin adalah pupuk kandang

yang penguraiannya oleh jasad renik berlangsung secara perlahan

sehingga tidak terbentuk panas. Sedangkan Pupuk Panas adalah pupuk

kandang yang penguraiannya oleh jasad renik yang berlangsung secara

cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk kandang yang paling banyak

digunakan adalah pupuk kandang sapi.

d.. Efektifitas bahan organik untuk mengendalikan nematoda parasit

tanaman telah banyak terbukti dimana mekanisme penekanan populasi

nematoda oleh bahan organik disebabkan oleh: meningkatnya jumlah

jenis predator yang mamakan parasit nematoda, hasil penguraian

bahan organik secara langsung bersifat meracuni terhadap nematoda

parasit, meningkatkan jumlah jamur yang dapat membunuh nematoda

dan terjadinya perubahan pH, suhu dan status oksigen atau nitrogen

dalam tanah sehingga mengakibatkan keadaan yang tidak sesuai bagi

aktifitas nematoda. Berbagai jenis bahan organik diketahui

berpengaruh negatif terhadap perkembangan nematoda parasit

tanaman. Menurut Wiryadiputra dkk. (1987) dari pusat penelitian kopi

dan kakao Jember, kulit kopi (pulp) dan pupuk kandang terbukti cukup

efektif dalam menekan populasi nematoda parasit di pembibitan kopi.

e. Hasil penelitian terakhir mengenai pengaruh pupuk kandang dalam

pengendalian P. coffeae pada kopi Arabika jenis Kartika menunjukkan

Page 24: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

bahwa bahan organik tersebut dengan dosis 15 kg/pohon/tahun sangat

efektif dalam menekan populasi P. coffeae dan memperbaiki

pertumbuhan tanaman. Keefektifan perlakuan pupuk kandang dengan

dosis tersebut dalam menekan nematoda P. coffeae tidak berbeda

nyata dengan perlakuan nematisida berbahan aktif Oksamil, bahkan

menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik.

f.. Berbagai jenis bahan organik seperti kompos, pupuk kandang dari

kotoran ayam dan bahan organik lainnya telah dilaporkan dapat

mengurangi serangan nematoda parasit. Penambahan bahan organik ke

dalam tanah selain dapat meningkatkan kualitas kesehatan tanah dan

kesuburan tanaman, juga dapat merangsang perkembangan

mikroorganisma antagonis. Beberapa senyawa yang diproduksi oleh

berbagai bahan organik di dalam tanah juga dilaporkan dapat

meningkatkan populasi nematoda predator (Munif, 2003). Penggunaan

bahan organik (kotoran ayam, sapi, kambing, sekam padi, serbuk

gergaji atau tepung biji mimba) dapat mengurangi populasi nematoda

M. incognita dan P. brachyurus. Pemupukan bahan organik dilakukan

bertujuan memperbaiki struktur tanah sehingga tanaman dapat tumbuh

subur. Tanaman yang sehat dan kuat lebih tahan terhadap serangan

hama dan penyakit. Di dalam pupuk oganik terutama pupuk

kandang/kompos banyak berkembang mikroorganisma yang dapat

berperan sebagai musuh alami nematoda, misalnya jamur perangkap

Page 25: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

seperti pada nilam, dan efektivitasnya hampir sama dengan nematisida

carbofuran 3% (Mustika dan Nuryani, 2006).

g. Menurut Puslit Kopi dan Kakao Indonesia, pemberian pupuk

kandang (kotoran sapi 1-2 kg/tanaman dapat dilakukan sebelum tanam

dengan tujuan untuk meningkatkan produksi mikroorganisma

antagonis (musuh alami) nematoda pada tanaman nilam, Arthrobotrys

oligospora, yang bersifat sebagai jamur perangkap nematoda (sticky

network). Pemberian pupuk kandang 15 kg/pohon pada kopi Arabika

„Kartika‟ ternyata dapat menekan populasi P. coffeae. Penggunaan

bahan organik (kotoran ayam, sapi, kambing, sekam padi, serbuk

gergaji atau tepung biji mimba) dapat mengurangi populasi nematoda

setingkat dengan pemakaian nematisida (Wiryadiputra dan

Atmawinata, 1998).

Upaya mendapatkan varietas kopi Arabika tahan/toleran terhadap serangan

nematoda ditempuh dengan introduksi beberapa genotipe kopi arabika dan

robusta yang diduga memiliki gen ketahanan. Penelitan penentuan tingkat

ketahanan didasarkan pada reproduksi nematoda, yaitu dengan membandingkan

reproduksi nematoda pada tanaman yang rentan serangan. Hasil penelitian pada

fase bibit menunjukkan bahwa sebagian besar genotipe yang diuji memiliki

tingkat ketahanan yang rendah terhadap P. coffeae. Hasil beberapa penelitian

secara umum menyimpulkan, upaya pengendalian nematoda parasit dengan

Page 26: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

menggunakan varietas kopi arabika yang tahan/toleran pada saat ini belum dapat

dilakukan karena tidak adanya varietas kopi arabika yang tahan/toleran.

M. incognita dan P. brachyurus pada nilam, dan efektivitasnya hampir

sama dengan nematisida carbofuran 3% (Mustika dan Nuryani, 2006).

Penggunaan bahan organik merupakan dasar dalam pengendalian

nematoda secara hayati, karena bahan organik dapat memacu

perkembangan mikroorganisma antagonis dalam tanah seperti jamur,

bakteri, dan nematoda predator. Penggunaan pupuk NPK, dolomit, dan

mulsa daun akar wangi pada lahan yang terinfeksi nematoda di Jawa Barat

mampu menghasilkan terna basah (bagian daun dan ranting) sekitar 11,44

ton/ha, sedangkan bila tanpa mulsa hasilnya hanya 9,75 ton/ha. Selain

berfungsi sebagai bahan organik, mulsa juga berperan dalam

mempertahankan kelembaban tanah. Hasil pelapukan bahan organik

bersifat racun terhadap nematoda serta mampu memacu

perkembangbiakan dan aktivitas mikroorganisma antagonis yang

merupakan musuh alami nematoda seperti jamur, bakteri, dan antagonis

lainnya.

2.2.7.12. Nematisida Kimiawi (Carbofuran)

a. Carbofuran merupakan insektisida yang berbentuk butiran

(Granular) yang sifatnya sistemik yang diaplikasikan kedalam tanah

Page 27: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

untuk membasmi jasad pengganggu yang terdapat dipermukaan atau di

dalam tanah. Formulasi butiran memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan formulasi lainnya diantaranya yaitu dapat

langsung digunakan, tidak perlu dilarutkan terlebih dahulu, dapat

mengurangi kesalahan pada waktu mencampur dan dapat digunakan

dari udara karena cukup berat dan susah ditiup angin (Sudarmo, 1988).

b. Insektisida ini tergolong karbamat dengan rumus kimia 2,3-dehidro

2,2-dimetyl-7-benzofuranil metyl carbamat. Senyawa tersebut

disamping digunakan sebagai senyawa insektisida juga digunakan

sebagai akarisida dan nematisida. Carbofuran berwujud kristal putih

yang membangun rumus C12 H15 NO3. Carbofuran memiliki nama

dagang Furadan dan Curater. Formulasi Carbofuran adalah 2,3,5,10%

bahan aktif dalam bentuk granular, 4% bahan aktif dalam bentuk cair

dan 75% bahan aktif dalam bentuk tepung. Penggunaan nematisida

Dazoment dan Methansodium di pembibitan serta Oksamil,

Carbofuran, Etoprofos dan Kadusafos di lapangan.

c. Penggunaan bahan kimia terutama pestisida merupakan cara yang

paling banyak digunakan oleh praktisi dalam pengendalian nematoda.

Penggunaan bahan kimia dapat langsung diaplikasikan ke tanah sebelum

tanam, maupun digunakan untuk perlakuan benih atau bibit sebelum

tanam. Pestisida yang banyak digunakan adalah dari kelompok fumigan.

Page 28: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

Penggunaan nematisida fumigan terbukti telah menurunkan populasi

nematoda secara signifikan. Aplikasi nematisida dalam pengendalian

nematoda harus tetap mempertimbangkan aspek ekonomi dan ekologi

(Munif, 2003). Sebaiknya digunakan nematisida yang bersifat sistemik.

Pengendalian secara kimia digunakan antara lain dengan pemberian

nematisida berbahan aktif curater seperti Furadan 3G dengan dosis 3-5

gram/tanaman atau sesuai dosis anjuran (Wiryadiputra dan Atmawinata,

1998).

2.2.7.13. Pengendalian secara Biologi

a. Beberapa contoh agen pengendali yang sudah teruji seperti bakteri

parasit. Pengendalian secara biologi Pasteuria penetrans, maupun

bakteri saprofit yang berasal dari rizosfer seperti Bacillus subtilis,

Pasteuria fluorescens, Agrobacterium radiobacter. Demikian juga

agen pengendali dari kelompok cendawan seperti Paecilomyces

lilacinus, Arthrobotrys oligospora, Dactilella. Hasil percobaan Irfan

(2006), menunjukkan bahwa jamur sp. (Munif, 2003). A. oligospora

umur 15 dan 30 hari yang diinokulasikan dengan 600 ekor nematoda

R. similis dapat memberikan penekanan terhadap populasi R. similis

pada tanaman kopi. Sedangkan 3 taraf dosis jamur A. oligospora (16,

24 dan 32 gram) yang diinokulasikan tidak berpengaruh terhadap

populasi nematoda R. similis.

Page 29: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

III. KESIMPULAN

2. Berdasarkan kajian referensi tersebut di atas, dapat disimpulkan hal - hal

sebagai berikut:

3. Semua paket perlakuan PHT yang diaplikasikan mampu menekan populasi

nematoda P. coffeae. Paket PHT ekstrak daun Paitan ditambah Carbofuran

ditambah pupuk organik merupakan paket atau perlakuan yang memiliki daya

tekan terhadap populasi nematoda P. coffeae paling tinggi dan tingkat

kerusakan tanaman paling rendah dibandingkan dengan paket PHT lainnya.

4. Nematode P. coffeae di daerah perakaran tanaman kopi tersebut ditemukan

juga parasit lain seperti jenis Rotylenchus, Holicotylenchus sp, Xiphinema sp,

Meloidogyne sp, Rodopholus sp, dan Criconomoides sp tetapi dalam jumlah

yang relatif sedikit.

5. Pengendalian P. coffeae pada kebun kopi dapat digunakan pengendalian

dengan paket ECO (ekstrak daun Paitan ditambah Carbofuran ditambah

pupuk organik), karena secara teknis dapat menekan populasi nematoda P.

coffeae.

Page 30: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 148 hal.

Agrios, G.N. 1979. Plant Pathology. Academic Press. New York. 625 p.

Anonimus. 1986. Buku Kegiatan Teknik Operasional Budidaya I (kopi). Dirjenbun.

Direktorat Bina Produksi. Jakarta 97 hal.

Anonimus, 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Anonimus. 1992. Kopi. Depertemen Pertanian Direktorat Perkebunan. Jakarta 37 hal.

Anonimus. 1994. Teknik Budidaya Kopi Arabika Rakyat. Dirjenbun. Direktorat Bina

Produksi. Jakarta 44 hal.

Anonimus. 1995. Buku Operasional Pengendalian Hama Terpadu (BO-PHT)

Nematoda Luka Akar pada Kopi (Pratylenchus coffeae) Dirjenbun. Direktorat

Bina Dirjenbun. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Jakarta. 19 hal.

Anonimus. 1996. Penanaman Kopi Arabika pada Ketinggian Menengah. Lembaran

Informasi Pertanian Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian

Denpasar no. 17/BUN/MS/2500/Februari/1996.

Arsadja, N.; K. Jinantra; dan M. Sudarta. 1996. Uji Lapang Pengendalian Nematoda

Luka Akar (Pratylenchus coffeae Zimm)Pada Tanaman Kopi Arabika Secara

Terpadu. Proseding Seminar Hasil-Hasil Uji Coba UPT Lab/Perlintan Dinas

Perkebunan Dati I Bali. 4 Maret 1996. Denpasar. 11 hal.

Dropkin, V.H. 1991. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Diterjemahkan Oleh

Supratoyo. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Edisi Kedua. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta 336 hal.

Dropkin, V. H. 1992. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Gadjah Mada University.

Yogyakarta.

Gerald Thorne. 1961. Principles Of Nematology. New York. London. 511 p.

Graham R. Striling. 1991. Biological Control Of Plant Parasitic Nematodes.

Redwood Press Ltd. Melksham. 233p.

Page 31: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

Irfan. 2006. Pengaruh Umur Biakan dan Dosis Biakan Jamur Arthrobotrys oligospora

Fresenius terhadap Populasi Nematoda Pelubang Akar (Radopholus similis

Cobb.) pada Tanaman Kopi.

Inserra, R. N., L. W. Duncan, D. Dunn, D. Kaplan, and D. Porazinska. 1998.

Pratylenchus pseudocoffeae from Florida and its relationship with P.

gutierrezi and P. coffeae. Nematologica 44:683-712.

Kopi Tahan Nematoda Klon BP 308 dan Perbanyakannya. Leaflet Puslit Kopi dan

Kakao Indonesia. Jl. Pb. Sudirman 90, Jember. Jawa Timur.

Munif, A. 2003. Prinsip-prinsip Pengelolaan Nematoda Parasit Tumbuhan Di

Lapangan. Makalah pada ”Pelatihan Identifikasi dan Pengelolaan Nematoda

Parasit Utama Tumbuhan”. Pusat Kajian Pengendalian Hama Terpadu

(PKPHT)-HPT, Institut Pertanian Bogor, 26-29 Agustus 2009.10 h.

Mustika, I. dan Y. Nuryani. 2003. Penyakit-penyakit Utama Tanaman yang

Disebabkan Oleh Nematoda. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Makalah pada ”Pelatihan Identifikasi dan Pengelolaan Nematoda Parasit

Utama Tumbuhan”. Pusat Kajian Pengendalian Hama Terpadu (PKPHT)-

HPT, Institut Pertanian Bogor, 26-29 Agustus 2009. 34 hal.

Mustika, I. dan Y. Nuryani. 2006. Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Pada

Tanaman Nilam. Balai Penelitian Rempah dan Obat Bogor. Jurnal Litbang

Pertanian, 25(1). 2006. hal. 7-15.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2007. Klon-klon Unggul Kopi Robusta

dan Beberapa Pilihan Komposisi Klon Berdasarkan Kondisi Lingkungan.

Leaflet Puslit Kopi dan Kakao Indonesia. Jl. Pb. Sudirman 90, Jember. Jawa

Timur. 54 | Nematoda Parasit Tanaman – ISBN 978 - 979 - 3100 - 9 6 - 8

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2007.

Sastrosuwignyo, S. 1986. Diktat Pengantar Nematologi Tumbuhan. Jurusan Hama

dan Penyakit Tumbuhan. IPB. Bogor. 187 hal.

Sastrahidayat. I. R. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional. Surabaya.

Soergowinoto, M. 1975. Flora. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta. 98 hal.

Steenis, Van. 1987. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. 495 hal.

Sudarmo, S.1988. Pestisida Tanaman. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 85 hal.

Page 32: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada

Suriatna, S. 1992. Pupuk dan Pemupukan. Penerbit PT. Melon Putra. Jakarta. 64 hal.

Whitehead, A. G. 1998. Plant Nematode Control. CAB International. Cambridge

University Press. UK .

Williams, T. D. dan J. Bridge. 1983 Plant Pathologist‟s Pocketbook Second Edition.

Commonwealth Agriculture Bureaux. The Canbrian News Ltd, Queen Street,

Aberystwyth, wales. Halaman 225-249.

Wiryadiputra, S. dan O. Atmawinata. 1998. Kopi (Coffea spp.). Dalam: Pedoman

Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Perkebunan. Puslitbang Tanaman

Industri Badan Litbang Pertanian. Deptan. Hal. 53-59.

Page 33: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada
Page 34: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada
Page 35: PAKET PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) DALAM … · 2017. 6. 6. · paket pengendalian hama terpadu (pht) dalam mengendalikan nematoda luka akar kopi (pratylenchus coffeae zimm) pada