PENINGKATAN PERAN PROFESI

13
 PENINGKATAN PERAN PROFESI AKUNTAN DALAM BIDANG PERPAJAKAN Oleh : Dr. Fuad Bawazier 1. PENDAHULUAN 2. REFORMASI PERPAJAKAN TAHUN 1994  3. DAMPAK REFORMASI PERPAJAKAN 1994  4. KUALITAS INFORMASI KEUANGAN  5. PERAN PROFESI AKUNTANSI INDONESIA DIMASA MENDATANG  6. SIMPULAN 7. CATATAN KAKI  8. DAFTAR PUSTAKA PENDAHULUAN Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, peneriman dalam negeri mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Roda pemerintahan dan pembangunan tidak mungkin dapat digerakkan tanpa didukung oleh dana, terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri. Kebutuhan dana pembangunan senantiasa mengalami peningkatan dari tahun anggaran yang satu ke tahun anggaran berikutnnya. Pajak sebagai salah satu sumber utama penerimaan dalam negeri harus selalu diupayakan agar jumlah penerimaannya terus meningkat. Peningkatan sumbangan penerimaan pajak terhadap penerimaan dalam negeri merupakan perwujudan dari tekad menjadikan penerimaan pajak sebagai tulang punggung kemandirian penerimaan negara. DIrektoral jendral pajak telah melakukan berbagai upaya agar jumlah penerimaan pajak yang semakin meningkat dapat direalisasikan sesuai dengan amanat GBHN dan undang – undang perpajakan. Upaya penigkatan penerimaan pajak meliputi upaya intensifikasi pemungutan pajak dan ekstensifikasi jumlah wajib pajak. Upaya tersebut disertai dengan peningkatan kemampuan aparat perpajakan melalui program pendidikan dan pelatihan, peningkatan dalam pelayanan administrasi dan peningkatan penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Intensifikasi pemungutan pajak dapat dicapai melalui pengelolaan potensi fiskal yang dibina dengan tertib dan berkesinambungan, dan melalui peningkatan kepatuhan wajib pajak dengan cara melakukan penelitian formal dan material serta melaksanakan pemeriksaan pajak, baik pemeriksaan sederhana maupun pemeriksaan lengkap. Sedangkan ekstensifikasi jumlah wajib pajak bisa diperoleh melalui peningkatan jumlah wajib pajak yang selama ini belum terjangkau. 1  Dalam rangka mencapai sasaran penerimaan pajak yang jumlahnya selalu meningkat, peran serta seluruh lapisan masyrakat mempunyai arti yang penting dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Berbagai macam profesi yang ada dalam

Transcript of PENINGKATAN PERAN PROFESI

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 1/13

PENINGKATAN PERAN PROFESI AKUNTAN DALAMBIDANG PERPAJAKANOleh : Dr. Fuad Bawazier

1. PENDAHULUAN 2. REFORMASI PERPAJAKAN TAHUN 1994 3. DAMPAK REFORMASI PERPAJAKAN 1994 4. KUALITAS INFORMASI KEUANGAN 5. PERAN PROFESI AKUNTANSI INDONESIA DIMASA MENDATANG 6. SIMPULAN 7. CATATAN KAKI 8. DAFTAR PUSTAKA 

PENDAHULUAN

Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, peneriman dalamnegeri mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Rodapemerintahan dan pembangunan tidak mungkin dapat digerakkan tanpadidukung oleh dana, terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri.Kebutuhan dana pembangunan senantiasa mengalami peningkatan dari tahunanggaran yang satu ke tahun anggaran berikutnnya. Pajak sebagai salah satusumber utama penerimaan dalam negeri harus selalu diupayakan agar jumlahpenerimaannya terus meningkat. Peningkatan sumbangan penerimaan pajakterhadap penerimaan dalam negeri merupakan perwujudan dari tekadmenjadikan penerimaan pajak sebagai tulang punggung kemandirianpenerimaan negara.

DIrektoral jendral pajak telah melakukan berbagai upaya agar jumlahpenerimaan pajak yang semakin meningkat dapat direalisasikan sesuai denganamanat GBHN dan undang – undang perpajakan. Upaya penigkatan penerimaanpajak meliputi upaya intensifikasi pemungutan pajak dan ekstensifikasi jumlahwajib pajak. Upaya tersebut disertai dengan peningkatan kemampuan aparatperpajakan melalui program pendidikan dan pelatihan, peningkatan dalampelayanan administrasi dan peningkatan penerapan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan. Intensifikasi pemungutan pajak dapat dicapaimelalui pengelolaan potensi fiskal yang dibina dengan tertib danberkesinambungan, dan melalui peningkatan kepatuhan wajib pajak dengan caramelakukan penelitian formal dan material serta melaksanakan pemeriksaanpajak, baik pemeriksaan sederhana maupun pemeriksaan lengkap. Sedangkanekstensifikasi jumlah wajib pajak bisa diperoleh melalui peningkatan jumlah wajibpajak yang selama ini belum terjangkau. 1 

Dalam rangka mencapai sasaran penerimaan pajak yang jumlahnya selalumeningkat, peran serta seluruh lapisan masyrakat mempunyai arti yang pentingdalam pelaksanaan pemungutan pajak. Berbagai macam profesi yang ada dalam

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 2/13

masyarakat diharapkan dapat menunjang tugas derektorat jendral pajak dalammengumpulkan penerimaan pajak, tidak terkecuali peran profesi akuntansi(accounting profession ). Peningkatan kualitas profesi sangat diperlukan dalamrangka peningkatan accounting establishment  yang komponennya meliputi(Chandler dan Holzer, 1984) :

1. Enterprise Accounting , yaitu seluruh sistem akuntansi yang dipergunakanoleh perusahaan swasta, badan usaha milik negara (BUMN) dan badanusaha milik daerah (BUMD) serta lembaga yang tidak mencari laba (not for profit institution ).

2. Instansi pemerintah, termasuk seluruh sistem akuntansi yang digunakanoleh lembaga pemerintah serta badan pengawasan (seperti BPK danBPKP).

3. Profesi akuntansi, meliputi seluruh lembaga profesionalisme yangmenyangkut fungsi akuntansi dan pemeriksaan (auditing)

4. Pendidikan akuntansi, termasuk semua lembaga pendidikan yang

berkaitan dengan pendidikan dan latihan akutan.

Perbaikan sistem akuntansi dan sistem pendidikan akan meningkatprofesionalisme pada semua tingkat (leve l) yang dapat ditinjau dari keahlianakuntansi yang dikuasai antara lain oleh pelaksana (clerk ), pemegang buku,akuntan dan auditor. Bertitik tolak dari pemikiran diatas, penyusunan makalah iniditekankan pada peningkatan profesi akuntansi dalam rangka meningkatkanaccounting establishment.

Direktorat pajak yang bekerja sama dengan ikatan akuntan indonesia (IAI)senantiasa berusaha untuk meningkatkan peran profesi akuntansi dalam

melaksanakan pemungutan pajak. Derektorat pajak senantiasa mendorong wajibpajak untuk menggunakan jasa akuntan publik. Bahkan derektorat jendral pajakmenggunakan jasa publik untuk melaksanakan tugas pemeriksaan pajak, yangmerupakan cerminan kepercayaan pemerintah terhadap profesi akuntan publik.Semakin meningkatnya peran profesi akuntan di bidang perpajakan diharapkanmempunyai dampak positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menjalankanhak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

REFORMASI PERPAJAKAN 1994

Dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak dan menghadapiperkembangan ekonomi dunia yang pesat pada era globalisasidiperlukan suatuperangkat ketentuan perundang-undangan perpajakan yang tetap berpegangteguh pada prinsip kepastian hukum, keadilan dan kesederhanaan. Oleh karenaitu, dalam tahun 1994, pemerintah dengan persetujuan Dewan PerwakilanRakyat (DPR) telah menetapkan 4 (empat) undang-undang di bidang perpajakanyang mulai berlaku pada tanggal 1 januari 1995. Undang-undang Nomor 9 tahun1994 mengubah ketentuan perpajakan yang terdapat dalam undang-undang

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 3/13

nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.Undang-undang nomor 10 tahun 1994 mengubah ketentuan perpajakan yangterdapat dalam undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilansebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 7 tahun 1991. begitupula halnya dengan undang-undang nomor 11 tahun 1994 yang mengubah

ketentuan perpajakan yang terdapat dalam undang-undang nomor 8 tahun 1983tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atasbarang mewah. Sedangkan undang-undang nomor 12 tahun 1994 mengubahketentuan perpajakan yang terdapat dalam undang-undang nomor 12 tahun1985 tentang pajak bumi dan bangunan.

Penyempurnaan terhadap ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan melalui beberapa perubahan atas undang-undang perpajakan sepertitersebut di atas harus tetap mencerminkan keadilan, memberikan kepastianhukum dan meningkatkan efisiensi pemungutan pajak. Keadilan dapat diperolehantara lain melalui keseimbangan hak dan kewajiban antara wajib pajak dan

aparatur pajak. Keseimbangan tersebut terlihat dalam undang-undang nomor 9tahun 1994 tentang perubahan atas undang-undang nomor 6 tahun 1983 tentangketentuan umum dan tata cara perpajakan, antara lain sebagai berikut:

a. Pasal 11 ayat (3) yang menyatakan bahwa apabila pengembaliankelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka waktu satu bulan,maka kepada wajib pajak diberikan imbalan berupa bunga sebesar 2 %setiap bulan dari kelebihan pembayaran pajak yang terlambatdikembalikan;

b. Pasal 17B ayat (3) yang menyebutkan bahwa apabila surat ketetapanpajak lebih bayar (SKPLB) terlambat diterbitkan, maka pemerintah

diwajibkan membayar bunga 2 % per bulan;c. Pasal 41 yang mengatur bahwa aparatur pajak dapat dihukum denganpidana kurungan dan denda bilamana aparatur tersebut melanggarketentuan rahasia jabatan.

Selain daripada itu, penerapan prinsip keadilan dalam ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan tercermin pula dari pemerataanbeban pajak kepada seluruh masyarakat sesuai dengan kemampuannyamasing-masing. Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui penetapan tarif pajakyang sifatnya lebih progresif dengan tetap mempertimbangkan pengaruhnyaterhadap penerimaan negara dan iklim investasi yang kondusif searah dengan

globalisasi ekonomi.

Reformasi perpajakan yang dilakukan dalam tahun 1994 diharapkandapat memberikan kepastian hukum yang lebih baik bagi wajib pajak. Kepastianhukum bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dapatdiperoleh antara lain melalui undang-undang nomor 10 tahun 1994 tentangperubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilansebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 7 tahun 1991. subyek

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 4/13

dan obyek pajak penghasilan serta pengecualian-pengecualiannya telah diatursedemikian rupa sehingga pengaturan tersebut diharapkan tidak akanmenimbulkan perbedaan penafsiran antara wajib pajak dan aparatur pajak.Ketentuan mengenai sunyek pajak diatur secara lebih luwes agar perkembangansosial ekonomi dapat dicakup oleh ketentuan tersebut. Sedangkan ketentuan

mengenai obyek pajak diatur dengan lebih rinci, jelas dan tegas untuk lebihmemberikan kepastian hukum dalam pengenaan pajak.

Reformasi perpajakan tahun 1994 dapat juga meningkatkan efisiensipemungutan pajak yang dicapai melalui perluasan sistem pemungutan danpemotongan pajak. Perluasan sistem tersebut diarahkan pada kegiatan ekonomiyang pengenaan pajaknya relatif sulit untuk dilaksanakan. Namun demikian,sistem pemungutan dan pemotongan pajak yang diperluas harus tetapberpegang pada prinsip kesederhanaan sehingga pengenaan pajak dapatdilakukan dengan cepat, murah, mudah dan praktis. Dalam rangkakesederhanaan dan kemudahan pengenaan pajak serta untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak, ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakanmengatur pemungutan dan pemotongan pajak yang bersifat final. Perluasansistem pemungutan dan pemotongan pajak mencakup kegiatan ekonomi yangantara lain terdiri atas :

Pembayaran premi asuransi ke luar negeri;Perolehan penghasilan dari penjualan harta di Indonesia oleh wajib pajakluar negeri;Pemanfaatan barang kena pajak (BKP) tidak berwujud dan jasa kenapajak (JKP) dari luar daerah Pabean di dalam daerah Pabean.Membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam lingkungan perusahaan

atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakansendiri atau digunakan pihak lain;Pemungutan / pemotongan pajak penghasilan atas bunga, distributorrokok, semen dan lain-lain.

Ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan setelah reformasiperpajakan tahun 1994 dapat mendorong wajib pajak untuk menunaikankewajiban perpajakannya dengan tertib dan benar. Padareformasi perpajakantahun 1994dilakukan pentempurnaan terhadap berbagai ketentuan yangberkenaan dengan wajib pajak dalam menjalankan hak dan memenuhikewajibannya, misalnya keyentuan tentang pembukuan. Pasal 28 Undang-

undang nomor 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan undang-undangnomor 9 tahun 1994 memberi kewajiban kepada wajib pajak untukmenyelanggarakan pembukuan atau melakukan pencatatan. Pada prinsipnyaketentuan tersebut mengatur bahwa seluruh wajib pajak harusmenyelenggarakan pembukuan. Namun demikian, wajib pajak orang pribadiyang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang memenuhi syaratdalam menghitung penghasilan netonya dengan menggunakan normaperhitungan penghasilan neto, serta wajib pajak orang pribadi yang tidak

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 5/13

melakukan usaha atau pekerjaan bebas diperkenankan untuk tidakmenyelenggarakan pembukuan, tetapi harus membuat catatan. Denganperkataan lain, wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha ataupekerjaan bebas tetapi tidak memenuhi persyaratan untuk menggunakan normapenghitungan penghasilan neto dan wajib pajak badan harus menyelenggarakan

pembukuan. Pengecualian dari kewajiban menyelanggarakan pembukuan ataumelakukan pencatatan diberikan hanya kepada wajib pajak orang pribadi yangtidak wajib menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) tahunan pajakpenghasilan. Di samping itu, wajib pajak yang menjalankan usaha dalam rangkapenanaman madal asing, kontrak karya, kontrak bagi hasil atau kegiatan usahatertentu lainnya boleh menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakanbahasa asing dan dalam mata uang selain mata uang rupiah. Bahasa dan matauang asing yang dapat dipakai dalam pembukuan adalah bahasa inggris danmata uang dollar Amerika Serikat.

Di pihak lain, kepercayaan yang diberikan kepada wajib pajak untuk

menghitung, memperhitungkan dan membayar sendiri jumlah pajak yangseharusnya terutang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan, biasa dikenal sebagai sistem self assesment, harus diikuti denganpengujian terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Oleh karenaitu, ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Setelah reformasiperpajakan tahun 1994 menentukan bahwa kewenangan direktorat jendral pajakdalam melakukan pemeriksaan tidak lagi terbatas untuk menetapkan jumlahpajak yang terutang dan tujuan lain. Kewenangan melakukan pemeriksaantersebut diperluas cakupannya sehingga pemeriksaan dilakukan terutama untukmenguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan laindalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. Pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajibanperpajakan dilaksanakan dengan cara menelusuri kebenaran suratpemberitahuan (SPT), pembukuan atau pencatatan yang dibandingkan dengankeadaan atau kegiatan usaha sebenarnya dari wajib pajak yang bersangkutan.Untuk itu diperlukan sikap posif dari wajib pajak agar pelaksanaan pemeriksaandapat berjalan efektif. Apabila wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban untukmerahasiakan dalam mengungkapkan pembukuan, catatan atau dokumen sertaketerangan lain, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan olehpermintaan untuk keperluan pemeriksaan pajak (Pasal 29 ayat (4) undang-undang nomor 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan undang-undangnomor 9 tahun 1994). Dengan kata lain, kewajiban wajib pajak untuk membuka

kerahasiaan yang bersifat mutlak dan tidak dibatasi oleh undang-undang yanglain.

DAMPAK REFORMASI PERPAJAKAN 1994TERHADAP PERAN PROFESI AKUNTANSI

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 6/13

Sebagaimana telah dikemukakan oleh Chandler dan Holzer (1984),terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi accounting establishment ,seperti pengaruh negara kolonial, perusahaan multinasional dan efektifitaslembaga pendidikan. Negara-negara berkembang umumnya memiliki kelemahandalam accounting establishment . Negara bekas kolonial menghadapi kesulitan

dalam menerapkan akuntansi yang biasanya diambil dari negara yang telahmaju. Hal ini terjadi karena praktek akuntansi yang diterapkan tersebut umumnyatidak sesuai dengan kondisi negara berkembang. Disamping itu, kelangkaantenaga akuntan yang cakap mempunyai konsekuensi terhadap profesi akuntansisehingga profesi akuntansi dipandang kurang efektif karena adanyaketerbatasan sumber daya manusia.

Peranan profesi akuntansi dapat secara kondusif menghasilkan laporankeuangan yang tepat waktu, rinci dan terpercaya. Apabila kualitas accounting establishment  jelek, maka produksi laporan keuangan yang tepat waktu, rincidan terpercaya tidak dapat diperoleh. Untuk tujuan perpajakan, accounting 

establishment  yang kurang baik akan mengakibatkan perhitungan danpemungutan pajak menjadi sangat sulit. Oleh karena itu perlu diupayakanpeningkatan kualitas profesi akuntansi untuk meningkatkan penerimaan pajak.Hal tersebut secara tidak langsung telah membantu meringakan tugas aparaturperpajakan Profesi akuntansi dapat pula secara langsung melaksanakan tugasyang seharusnya diemban oleh aparatur perpajakan, seperti kerjasama antaradirektorat jendral pajak dan ikatan akuntan indonesia (IAI) dalam melaksanakanverifikasi lapangan terhadap PPN dan PPn BM. Kerjasama tersebut diharapkandapat lebih ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang.

Peraturan perundang-undangan perpajakan setelah reformasi perpajakan

tahun 1994 mengandung banyak ketentuan yang membutuhkan peran profesiakuntansi. Disamping kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau membuatcatatan, ketentuan peraturan perundang-undanga perpajakan mengatur berbagaiketentuan yang pelaksanaannya memerlukan peran profesi akuntansi, antaralain seperti : penghitungan keuntungan atau kerugian karena selisih kurs matauang asing, keuntungan atau kerugian karena penjualan atau pengalihan harta,selisih lebih karena penilaian kembali aktiva, pembentukan dan pemupukan danacadangan piutang tak tertagih, dana cadangan premi dan klaim tanggungansendiri, dan dana cadangan biaya reklamasi, penyusutan dan amortisasi, biayabunga dalam masa kontruksi dan pengakuan penghasilan usaha jasa kontruksi.

Kententuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengaturtentang penghitungan seperti tersebut diatas pada umumnya dikaitkan denganstandar akuntansi keuangan yang berlaku. Beberapa ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan yang berkaitan dengan standar akuntansikeuangan dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1) Pengenaan pajak terhadap keuntungan atau kerugian karena transaksidalam mata uang asing mengcu pada pernyataan standar akuntansi

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 7/13

keuangan nomor 10 tentang transaksi dalam mata uang asing.Sedangkan keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asingkarena devaluasi menganut prinsip realisasi.

(2) Berbeda dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakansebelum reformasi perpajakan tahun 1994, keuntungan atau kerugian

karena penjualan atau pengalihan harta merupakan objek pajak tersendiri,tidak lagi mengurangi atau menambah dasar penyusutan harta yangbersangkutan. Hal ini sejalan dengan ketentuan pada paragraf 72pernyataan standar akuntansi keuangan nomor 16 tentang aktiva tetapdan aktiva lain-lain.

(3) Wajib pajak dapat melakukan penilaian kembali aktiva berdasarkan pasal19 undang-undang nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubahterakhir denngan undang-undang nomor tahun 1994 dan penilaiankembali aktiva tersebut diakomodasikan oleh paragraf 66 pernyataanstandar akuntansi keuangan nomor 16 tentang aktiva tetap dan aktivalain-lain.

(4) Pembebanan biaya atas pinjaman selama masa konstruksi ataupembangunan rumah sebagai barang dagangan harus digabungkansebagai komponen harga pokok tanah dan / atau rumah dalammenghitung laba bruto usaha dari wajib pajak yang bergerak dalambidang realestat. Perlakuan perpajakan seperti ini tidak bertentangandengan pernyataan standar akuntansi keuangan nomor 26 tentangakuntansi bunga untuk periode konstruksi.

(5) Laba bruto usaha yang diperoleh Wajib Pajak yang bergerak dalambidang usaha jasa konstruksi harus dihitung berdasarkan metodepersentase penyelesaian (persentage of completion method). Ketentuantersebut merupakan salah satu dari beberapa cara pengakuan

pendapatan dan biaya kontrak yang diatur dalam pernyataan standarakuntansi keuangan nomor 34 tentang kontrak konstruksi.

Adanya ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan sepertiyang diuraikan diatas hendaknya mempunyai dampak yang positif terhadapperan profesi akuntansi dalam bidang perpajakan. Laporan keuangan komersialyang sesuai dengan standar akuntansi keuangan dapat dijadikan titik awal dalammenentukan kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak.Pengungkapan informasi yang jelas dan berkualitas dalam laporan keuangankomersial akan sangat membantu aparatur perpajakan dalam mengelolaadministrasi perpajakan, membina dan mengawasi kepatuhan wajib pajak yang

bersangkutan. Profesi akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalammenyajikan informasi yang dimaksud.

KUALITAS INFORMASI KEUANGAN

Sebagaimana dinyatakan dalam paragraf 24 kerangka dasar penyusunandan penyajian laporan keuangan, informasi dalam laporan keuangan akanbermanfaat bagi pemakai bila memenuhi empat karakteristik kualitatif pokok,

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 8/13

yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan. 2 Untukmenciptakan laporan keuangan yang informatif dalam rangka menunjangpelaksanaan pemungutan pajak diperlukan tiga faktor penting, yaitupengungkapan (disclosure ), keandalan data dan informasi (reliability ), danketetapan waktu (timeliness ).

Pengungkapan

Pengungkapan informasi yang berkaitan dengan kegiatan suatuperusahaan bersama dengan laporan keuangan tahunan sangat penting dalammengetahui sifat dan pengaruh kegiatan perusahaan yang pada akhirnya akanmembantu dalam memprediksikan kinerja dan prospek perusahaan. Hal ini jugamerupakan upaya transparasi penyebaran informasi perusahaan kepadaberbagai pihak yang berkepentingan. Beberapa penelitian mengungkapkanbahwa tuntutan atas pengungkapan (disclosure ) dan praktek pengungkapansecara sukarela (voluntary disclosure ) meningkat sejalan dengan

berkembangnya passar modal internasional.

Menarik pelajaran dari praktek akuntansi mengenai pengungkapan ini,Amerika Serikat dapat dikatakan menyajikan standar pengungkapan palingterinci. Pengungkapan secara sukarela sangat berkembang di kalangan duniausaha. Perusahaan menyajikan informasi melebihi standar yang disyaratkan olehlembaga tertentu seperti securities and Exchange Commision (SEC). Sedangkandi Jepang pada prakteknya perusahaan cenderung menyajikan pengungkapansesuai dengan syarat minimal yang ditetapkan pemerintah (departemenkeuangan dan departemen kehakiman), dan tidak terlalu terpanggil untukmenyajikan informasi secara sukarela terutama kepada pihak ketiga.

Perbedaan praktek penyajian pengungkapan lebih disebabkan adanyaperbedaan tujuan pembuatan laporan keuangan. Pengunaan laporan keuangandi Amerika Serikat lebih banyak ditekankan untuk para pemodal, sedangkan diJepang laporan keuangan lebih ditunjukan untuk pemerintah dan para pemilikyang tergabung dalam kongllomerasi (keiretsu ). Di Jepang, perusahaan harusmemberikan laporan keuangannya kepada Departeman kehakiman. Apabilaperusahaan tersebut terdaftar di pasar modal, maka perusahaan harus pulamemberikan laporan keuangannya kepada departeman keuangan.

Menimbang pentingnya pengungkapan sebagai sumber informasi dalam

pengolahan analisis keuangan dan sekaligus pengujian data yang disajikanmaka sudah sepatutnya praktek pengungkapan laporan keuangan di Indonesiaperlu diperjelas. Kreteria pengungkapan yang harus dipenuhi perusahaan perludipertegas dan hal ini merupakan standar minmal pengungkapan. Bagi pihahfiskus, laporan keuangan dengan pengungkapan yang lengkap dan disertakanpada penyampaian SPT merupakan dasar yang penting dalam melakukanpengujian marterial. Data ini akhirnya digunakan untuk menetapkan kewajibanperpajakan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak.

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 9/13

 Dengan berkembangnya pasar modal di Indonesia, diharapkan

perusahaan tergerak untuk menyajikan pengungkapan, terutama yang suka rela(volunteer ). Hal ini dimungkinkan dengan harapan informasi yang disajikanmemberi gambaran kebijakan dan prospek perusahaan untuk menarik para

investor. Hal lain harus diperhatikan sebagai bahan pengungkapan adalahstuktur industri di Indonesia. Struktur industri menjadi pertimbangan untuk secaraakurat posisi suatu perusahaan dan mengungkapkan hubungan atau keterkaitanantar perusahaan. Informasi keterkaitan antar perusahaan sangat penting dalammenentukan hasil usaha setiap perusahaan yang dikaitkan dengan pengujian“arm-length transaction”. Contoh kasus yang erat kaitannya dengan prinsiptersebut adalah transfer pricing, metode pembiayaan (flow of funds ), merge danakusisi.

Dengan demikian dapat dikemukakan satu hal penting yang berkaitandengan stuktur indistri : kejelasan posisi suatu perusahaan di antara perusahaan

lain terutama yang ada kaitannya dengan kelompok usaha / konglomerasi. Halini akan memberi gambaran stategi perusahaan tersebut dikaitkan denganstrategi global kelompoknya. Kejelassan posisi perusahaan tersebut sangatdiperlukan untuk kepastian diterapkannya “arm-length transaction”  dalamperlakuan akuntansi (accounting treatment) atas transaksi-transaksi ataukejadian-kajadian.

Informasi yang berkaitan dengan hal tersebut di atas diharapkan dapatdiungkapkan dalam suatu pengungkapan informasi (disclosure). Laporankeuangan yang menyajikan pengungkapan yang lengkap dan relevan akansangat membantu dalam menentukan kewajiban perpajakan suatu perusahaan.

Dalam melihat pemenuhan kewajiban perpajakan suatu unit usaha, direktorat  jendral pajak dibantu bukan hanya dalam menelaah perbedaan masa (timing differences) dan perbedaan permanen (permanent differences) melainkan jugadimungkinkannya menelaah material unsur-unsur penentu pajak terhutangmelalui pengujian “arm-length transaction”.

Hal yang dapat diperoleh dari pengungkapan tentang posisi suatuperusahaan adalah masukan atas kebijakan perpajakan yang diterapkan melaluirespon dunia usaha. Sebagai contoh adalah insentif pajak penghasilan yangditerapkan secara meluas dan efektif untuk mendukung kegiatan ekonomi yangdiharapkan seperti insentif untuk menarik investor asing atau untuk mendorong

ekspor barang dan jasa.

Keandalan Jasa dan Informasi

Keandalan data dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangansangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan, termasuk bidangperpajakan sebagai salah satu sumber penentuan besarnya kewajibanperpajakan wajib pajak. Wolk, Francis, dan Tearney (1992) mengemukakan

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 10/13

bahwa ada tiga unsur yang hendaknya dipenuhi untuk terciptanya keandalandata yaitu daya uji, representational faithfulness  dan netral. Daya uji yangmerupakan suatu tingkat konsesus. Karenanya dalam menentukan suatu nilaiberdasarkan pertimbangan, hendaknya dinyatakan prosedur dan metode yang

  jelas dan seksama sehingga pihak lain dapat menilai hal itu dengan prosedur

dan metode yang sama. Oleh karenanya pula perlu secepatnya menentukansuatu kesepakatan untuk perlakuan atas suatu phenomena atau praktek bisnistertentu. Hal ini dapat dilakukan apabila menyangkut penilaian yang secara jelasbelum diatur dalam peraturan.

Representational faithfulness  mengandung suatu tuntutan agar dalamsetiap peniaian hendaknya bertitik tolak pula pada kondisi hal yang diukur.Dengan demikian pertimbangan mendalam berdasarkan daya uji danrepresentational faithfulness hendaknya dilakukan dalam penilaian. Sama halnyadengan daya uji yang dikemukan diatas, dalam hal representational faithfulnesshendaknya ditentukan suatu kesepakatan untuk perlakuan atas suatu

phenomena atau praktek bisnis tertentu.

Terakhir, unsur netral perlu dipertimbangkan dengan seksama. Prinsip iniberdasarkan suatu keyakinan bahwa proses penentuan kebijakan harusmengutaman relevansi dan keandalan data atau informasi daripadamengutamakan pengaruh suatu standar atau peraturan atas sekelompokpemakai atau suatu perusahaan. Dengan demikian terdapat tuntutan agar datadan informasi disajikan secara apa adanya dan pendayagunaannya diserahkansepenuhnya kepada para pemakai.

Ketepatan Waktu

Tepat waktu merupakan salah satu aspek yang penting yang berkaitandengan pengambilan keputusan. Wolk, Francis, dan Tearney (1992) selanjutnyamengemukakan bahwa informasi itu hendaknya tersedia bagi para pengambilkeputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya mempengaruhikeputusan. Hal ini merupan suatu kendala mengingat kelengkapan suatuinformasi umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Menimbangheterogennya dan luasnya setiap perusahaan, maka sangat diperlukan suatuacuan “lengkapnnya informasi” yang disajikan di laporan keuangan yang akanmerupakan dasar pengambilan keputusan.

PERAN PROFESI AKUNTANSI INDONESIA DIMASAMENDATANG

Menghadapi era globalisasi, jelas sekali terdapat tantangan dalammengembangkan profesi akuntansi. praktek-praktek bisnis dengan strategiglobalnya memerlukan penelaahan yang mendalam dari segi akuntansinya. Arusinvestasi tidak hanya melalui investasi langsung dengan berkembangnya

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 11/13

perusahaan multinasional, tetapi sekarang berkembang pula investasi melaluipasar modal. Dalam hal ini tentunya dibutuhkan adanya profesi akuntansi yangberkompeten sebagai pembuat kebijakan akuntansi (standard setter). Sebagaigambaran bagaimana peranan profesi akuntansi sebagai pembuat kebijakanakuntansi akan dikemukakan contoh di Amerika Utara (Amerika Serikat dan

kanada) serta Jepang.

Di Amerika Serikat, profesi akuntansi memiliki peranan sangat pentingdalam membuat kebijakan akuntansi. Radebaugh dan Gray (1993)mengemukakan bahwa di Amerika pasar modal sangat mempengaruhi perananakuntansi. Namun peran pembuat standar akuntansi diserahkan ke FinancialAccounting Standard Board (FASB), dimana securities and Exchange Comission(SEC) bertindak sebagai pengawas dan hanya melakukan intervensi apabiladipandang perlu (dan hal ini sangat jarang terjadi). Untuk auditing fungsinyadiserahkan kepada Certified Publics Accountants (CPAs) yang menetapkan danmelaksanakan standar pemeriksaan. CPA juga mendukung pelaksanaan tugas

Internal Revenue Service (IRS) dengan perannnya dalam penyajian SPTTahunan Pajak Penghasilan (Raabe, Whittenburg dan Bost, 1987). Sebagaitambahan, paraakuntan tersebut dapat memberikan jasa tax planning dan bolehmewakili klien mereka dalam pemeriksaan pajak. Di Kanada profesi akuntansimemiliki peranan yang sama pula. Para akuntan yang tergabung dalamCanadian Institute of Chartered Accountans (CICAs)turut membantu tugasRevenue Canada dalam mendorong kepatuhan wajib pajak untuk memenuhikewajiban perpajakaannya, khususnya dalam penyajian SPT tahunan pajakpenghasilan dan dokumen lain yang berkaitan dengan SPT tersebut (Sherman,1994).

Sedangkan profesi akuntansi, dalam arti independent auditor  di Jepangmemiliki peranan berbeda. Independent auditor yang tergabung dalam JapaneseInstitute of Certified Public Accountants (JICPA) merupakan salah satu anggotaatau perwakilan Business Accounting Deliberations Council (BADC). Badan inimerupakan badan penasehat departemen keuangan untuk merumuskan danmenetapkan standar akuntansi yang akan dijadikan dasar peraturan yangdikeluarkan departemen keuangan. BADC selain beranggotakan JICPA jugamelibatkan Civil Affairs Bureau (departemen kehakiman), kaum akademis(professor akuntansi), dan Japan Securities Exchange. Sebagaimana diketahui,seluruh perusahaan menurut Securities Exchange Law harus menyampaikanlaporan keuangan ke departemen keuangan sesuai dengan standar akuntansi

ini.

Seluruh perusahaan di Jepang dipersyaratkan untuk menyampaikan satucopy laporan keuangan yang telah diaudit ke National Tax Administration, danmereka tidak diperkenankan untuk membuat laporan keuangan terpisah untukkeperluan pelaporan pajak dan pelaporan keuangan ke pihak eksternal. Olehkarena itu kebanyakan perusahaan Jepang menggunakan laporan keuanganyang sama untuk laporan keuangan dan laporan pajak.

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 12/13

 Sejalan dengan perkembangan ekonomi global bisnis, profesi akuntansi

Indonesia dihadapkan dengan tuntutan atas peranannya sebagai pembuatkebijakan akuntansi (standard setter). Hal ini sangat penting di era globalisasidan perubahan. Praktek-praktek bisnis di Indonesia yang terus berkembang

menuntut kepastian perlakuan akuntansi. hal penting lain yang harusdiperhatikan adalah tekanan akuntansi. apabila profesi akuntansimempertimbangkan standard setter lain seperti hanya International AccountingStandard Committee (IASC), tentunya perlu menelaah tiga faktor sebagaimanayang dikemukakan oleh Choi dan Mueller dalam bukunya internationalaccounting (1992), yaitu adanya perbedaan latar belakang nasional dan tradisi,perbedaan dalam kebutuhan berbagai kondisi ekonomi serta pengruhnyaterhadap superioritas negara.

Mengingat perusahaan-perusahaan Indonesia juga terlibat dalam bisnissecara global tentunya diperlukan suatu kepastian standar akuntansi yang baku

dan menyeluruh. Demikian halnya dengan bidang perpajakan, kejelasan suatuinformasi keuangan akan sangat membantu dalam penentuan kewajibanperpajakan wajib pajak. Dengan demikian jelaslah bahwa profesi akuntansiberperan aktif sebagai standard setter maka diharapkan tercipta suatu kondisipenyusunan laporan keuangan yang informatif. Bagi perpajakan laporankeuangan yang informatif tersebut akan memudahkan pengujian material unsur-unsur penentu pajak terhutang. Peran profesi akuntansi dalam bidangperpajakan di Indonesia selalu diusahakan agar dapat menyerupai peran profesiakuntansi di beberapa negara yang telah maju.

SIMPULAN

Dalam era globalisasi ini tentunya banyak perubahan yang dihadapi duniausaha. Dalam menghadapinya profesi akuntansi diharapkan lebih berperandalam menyajikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan. Hal iniselanjutnya sangat bermanfaat dalam menentukan kewajiban perpajakan suatuunit usaha. Dalam menghadapi globalisasi ini, ada tiga pokok pikiran yangdihadapi profesi akuntansi yang sangat bermanfaat bagi perpajakan. Pertama,perlu adanya laporan keuangan yang berkualitas dan informatif. Hal ini terutamadikaitkan dengan tuntutan atas pengungkapan, keadalan informasi dan ketepanwaktu. Pengungkapan bukan hanya memberi penjelasan atas laporan yang

disajikan akan tetapi juga menyajikan informasi yang bermanfaat dalammempelajari usaha suatu perusahaan secara menyeluruh. Perlu diperhatikanakan terciptanya prosedur atau standar dalam menciptakan data dan informasiyang dapat diandalkan, sehingga dimungkinkan dilakukannya pengujian denganprosedur dan metode yang sama. Faktor penting lain adalah ketepatan waktupenyajian laporan keuangan sebagai sumber informasi bagi pengambilankeputusan pemakai laporan. Dalam hubungan antar perusahaan yang semakkin

5/10/2018 PENINGKATAN PERAN PROFESI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peningkatan-peran-profesi 13/13

tidak sederhana kiranya diperlukan batasan kelengkapan suatu informasi yangdapat disajikan tepat waktu.

Kedua, pentingnya accounting establishment yang berperan sebagaipenentu standar akuntansi (standard setter) dan memperkokoh peranan profesiakuntansi. Dalam era globalisasi, peranan profesi akuntansi sangat diperlukan

dalam memberi pedoman perlakuan akuntansi atas praktek-praktek bisnis yang  juga lebih menglobal. Ketiga, tantangan dan harapan atas profesi akuntanIndonesia. Reformasi perpajakan tahun 1994 diharapkan dapat lebihmeningkatkan peran profesi akuntansi dalam menunjang kepatuhan wajib pajakuntuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

CATATAN KAKI

1Nota Keuangan dan RAPBN tahun anggaran 1996/1997

2Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan telah disetujui dalam Rapat

Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 agustus 1994 dan telah disahkan oleh

Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 7 september 1994.

DAFTAR PUSTAKA

Chandler, John S. dan H. Peter Holzer, 1984, “Accounting in the Third Worrld”,International Accounting, halaman 453-481, Halper & Row Publishers, USA.

Choi, Frederick D.S dan Gerhard G. Muller, 1992, International Accounting, EdisiKedua, Prentice Hall International, USA.

Ikatan Akuntan Indonesia, 1994, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu Dan

Buku Dua, Jakarta, Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia, 1996, Nota Keuangan Dan Rapbn TahunAnggaran 1996 / 1997, Jakarta, Indonesia.

Raabe, William A., et al, 1987, West’s Federal Tax Research, West PublishingCompany, St. Paul USA.

Radebaugh, Lee H. Dan Sidney J. Gray, 1993, International Accounting AndMultinational Enterprises, Edisi Ketiga, John Wiley And Sons Corp, USA.

Sherman, David M., 1994, Canadian Tax Research-A Practical Guide, EdisiKedua, Thomas Canada Limited, Scarborought, Canada.

Wolk, Harry I., et al., 1992, Accounting Theory – A Conceptual And InstituteApproach, Edisi Ketiga, South – Western Publishing Co., USA.